Anda di halaman 1dari 7

LAB KEPERAWARAN MEDIKAL BEDAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN OLEH:

MAHARANI PUSPASARI (J210191218)

DHENEL GUSFIRNANDOU (J210191221)

NOVITA SARI (J210191226)

SELLY VIRANDA S. L. (J210191230)

RACHMA NOER A. (J210191234)

MARETA KUMALA S (J210191237)

JURUSAN S1 KEPERAWATAN TRANSFER


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
DIABETES MELITUS

Diabetes mellitus (DM) merupakan sekolompok kelainan metabolic yang diakibatkan oleh
adanya kenaikan kadar glukosa darah dalam tubuh/hiperglikemia (Smeltzer, Hinkle &
Cheever, 2010; Kumar, Abbas & Aster, 2013). Kadar glukosa darah secara normal berkisar
Antara 70-120 mg/dL. Diagnosis DM ditemukan apabila kadar glukosa sewaktu >200 g/dL,
atau gula darah puasa >126 d/dL, atau tes toleransi glukosa oral >200 mg/dL disertai gejala
klasik diabetes yaitu poliuria, polidipsia dan polifagia.
Hiperglikemia pada penderita DM dapat disebabkan oleh gangguan sekresi hormone insulin,
kerja insulin, atau oleh keduanya. Kondisi hiperglikemia dapat menyebabkan perubahan
morfologi tubuh, seperti retinopati, katarak, mikroangiopati, hemoragi, hipertensi,
aterosklerosis, infark miokard, neuropati perifer, kehilangan sel islet, insulitis (tipe 1),
amyloid (tipe 2).
Berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapi, diabetes mellitus umumnya
diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu:
1. DM tipe I: Diabetes melitus bergantung insulin (insulin dependent diabetes
mellitus/IDDM)
2. DM tipe II: Diabetes mellitus tidak bergantung insulin (non-insulin dependent diabetes
mellitus/NIDDM)
3. DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya (diabetes mellitus karena
obat-obatan, infeksi, defek genetic pada kerja insulin, defek pancreatic eksokrin, dll)
4. Diabetes mellitus gestasional (gestational diabetes mellitus/GDM): diabetes mellitus yang
berhubungan dengan kehamilan.
Glukosa merupakan sumber energy utama yang dibutuhkan untuk sel dalam pembentukan
ATP (adenosine triphosphate). Glukosa disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan otot. Di
hati glikogen dengan mudah dipecah menjadi glukosa pada saat kondisi tubuh kekurangan
glukosa seperti pada saat puasa. Di otot glikogen di metabolisme dalam kondisi anaerob
menjadi asam laktat/asam piruvat untuk selanjutnya dikonversi di hati menjadi glukosa
(Oakes & Cole, 2007).
Hormon yang berperan dalam pengaturan glukosa di antaranya hormone insulin dan
glukagon, hormone tersebut dihasilkan oleh pankreas, kerja masing-masing hormone dapat
dilihat di bawah ini
Insulin Glukagon

Uptake glukosa ke dalam sel Meningkatkan pemecahan glikogen menjadi


glukosa (glikogenolisis)
Glikogenesis (pembentukan glikogen dari
hati dan otot) Meningkatkan pembentukan glukosa dari
zat non-karbohidrat, seperti asam amino,
Menghambat gluconeogenesis asam lemak dan asam laktat
(gluconeogenesis)
Lipogenesis (pembentukan asam lemak
menjadi lemak untuk disimpan di jaringan Menstimulasi pemecahan lemak menjadi
adipose) asam lemak dan gliserol di jaringan adiposa,
gliserol dimetabolisme di hati untuk diubah
Sintesis protein dan mencegah katabolisme menjadi glukosa.
protein.

Pada dasarnya hormone insulin bertindak untuk menurunkan glukosa sedangkan


glucagon bertindak untuk meningkatkan glukosa.

Diet Diabetes Melitus


Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hamper sama dengan anjuran makan untuk
masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan
zat gizi masing-masing invidu. Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai
pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada
mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu
sendiri. Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari :
1. Karbohidrat
 karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energy. Terutama
kerbohidrat berserat tinggi.
 Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan.
 Glukosa dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat makan
sama dengan makanan keluarga yang lain.
 Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energy.
 Pemanis alternative dapat digunakan sebagai pengganti glukosa, asal tidak melebihi
batas aman konsumsi harian (accepted daily intake/ADI).
 Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat diberikan makanan selingan
seperti buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
2. Lemak
 Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori, dan tidak diperkenankan
melebihin 30% total asupan energy.
 Komposisi yang dianjurkan, lemak jenuh <7% kebutuhan kalori, lemak tidak jenuh
ganda <10%, selebihnya lemak tidak jenuh tunggal.
 Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh
dan lemak trans antara lain daging berlemak dan susu fullcream. Komsumsi kolesterol
dianjurkan 200 g/hari.
3. Protein
Kebutuhan protein sebesar 10-20% total asupan energy. Sumber protein yang baik adalah
ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacang-kacangan, tahu dan tempe. Padda passion dengan efropati diabetic perlu
penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi,
dengan 65% diantaranya bernilai biologic tinggi. Kecuali pada penderita DM yang sudah
menjalani hemodialysis asupan protein menjadi 1-1,2 g/kgBB perhari.
4. Natrium
 Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama dengan orang sehat yaitu <2300
mg perhari. Penyandang DM yang juga menderita hipertensi perlu dilakukan
pengurangan natrium secara individual.
 Sumber natrium antara lain adalah garam ddapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet
seperti natrium benzoate dan natrium nitrit.
5. Serat
 Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacang-kacangan, buah dan
sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat.
 Anjuran konsumsi serat adalah 20-35 g/hari yang berasal dari berbagai sumber bahan
makanan.
6. Pemanis alternatif
Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman (accepted daily
intake/ADI). Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis berkalori yang perlu
diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori, seperti
glukosa alkohol dan fruktosa. Glukosa alcohol antara lain isomalt, laccitol, maltitol,
mannitol, sorbitol dan xylitol. Pemanis tak berkalori termasuk aspartame, sakarin,
acesulfame potassium, sucralose, neotame.
Diet 3J (jumlah, Jenis dan Jadwal)
1. Tepat jumlah kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai umtuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal yaitu
berat badan sesuai tinggi badan. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang
dibutuhkan penyandang DM, Antara lain dengan memperhitungkan kebutuhan kalori
basal yang besarnya 25-30 kal/kgBB ideal. Jumlah kebutuhan tersebut ditambah atau
dikurangi bergantung pada beberapa factor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, berat
badan dan lain-lain. Sedangkan cara untuk menghitung berat badan ideal adalah sebagai
berikut:
BBI= 90% (TB dalam cm – 100) x 1 kg
Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm, rumus
perhitungannya adalah sebagai berikut
BBI= (TB dalam cm – 100) x 1 kg
Sedangkan perhitungan menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah sebagai berikut
BB( kg)
IMT=
TB2( m)
Dengan keterangan
<18,5 : underwight
18,5-22,9 : normal
23,0-24,9 : overweight
25,0-29,9 : obesitas 1
≥ 30 : obesitas 2
Jumlah kalori untuk IMT normal 1700-2100 kkal dan gemuk 1300-1500 kkal dengan
komposisi sebagai berikut, 45—65% berasal dari karbohidrat, pembatasan karbohidrat
total <130 g/hari tidak dianjurkan, sukrosa <5% dari totl energy dan serat dianjurkan
sekitar 25 gram/1000kkal/hari, protein 10-20%, lemak 20-25% dengan asam lemak jenuh
<7% dan kandungan kolesterol <300 mg/hari.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori Antara lain
a. Jenis kelamin
Kebutuhan kalori basal perhari untuk perempuan sebesar 25 kal/kgBB sedangkan
untuk pria sebesar 30 kal/kgBB.
b. Umur
Usia diatas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5% untuk setiap decade Antara 40
dan 59. Usia diantara 60 dan 69 dikurangi 10%. Usia diatas 70 tahun dikurangi 20%.
c. Aktivitas fisik
Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik. Penambahan
sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberikan pada keadaan istirahat. Penambahan
sejumlah 20% pada pasien dengan aktivitas ringan (pegawai kantor, ibu rumah
tangga). Penambahan sejumlah 30% pada aktivitas sedang (pegawai industry ringan,
mahasiswa, militer yang sedang tidak perang). Penambahan sejumlah 40% pada
aktivitas berat (petani, buruh, atlet, militer dalam keadaan latihan). Penambahan
sejumlah 50% pada aktivitas sangat berat (tukang becak, tukang gali, pandai besi).
d. Stress metabolik
Penambahan 10-30% tergantung dari beratnya stress metabolic (sepsis, operasi,
trauma).
e. Berat badan
Penyandang DM yang overweight kebutuhan kalori dikurangi sekitar 20-30%
tergantung pada tingkat kegemukan. Penyandang DM kurus, kebutuhan kalori
ditambah sekitar 20-30% sesuai kebutuhan untuk meningkatkan BB. Jumlah kalori
yang diberikan paling sedikit 100-1200 kkal perhari untuk wanita dan 1200-1600 kkal
untuk pria. Secara umum, makanan siap saji dengan jumlah kalori yang terhitung dan
komposisi tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi 20%, siang 30% dan
sore 25%, serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%) diantaranya.
2. Tepat jenis
Penderita DM dianjurkan memilih jenis bahan makanan maupun makanan yang tidak
cepat meningkatkan kadar glukosa darah. bahan makanan atau makanan yang cepat
meningkatkan kadar glukosa darah dikarenakan memiliki indeks glikemik (IG) tinggi. Konsep
indeks glikemik dikembang untuk mengurutkan makanan berdasarkan kemampuannya
dalam meningkatkan kadar glukosa darah setelah dbandingkan dengan makanan standar.
Selain dari bahan makanan yang memiliki ind eks glikemik tinggi, perlu pula memperhatikan
cara pengolahan makanan, karena terdapat beberapa cara pengolahan yang dapat
meningkatkan indeks glikemik, yaitu merebus/mengukus dan menghalus kan bahan (bubur,
juice, dll). Persentase protein dan lemak akan menurunkan indeks glikemik termasuk serta
dan zat anti gizi (tanin dan fitat). oleh kar ena itu kandungan karbohidrat total makanan
dan sumbangan masing-masing pangan terhadap karbohidrat total harus diketahui.
Gula dan produk-produk lain dari gula dikurangi. penggunaan gula pada bumbu
diperbolehklan tetapi jumlahnya hanya sedikit. Anjuran penggunaan gula tidak lebih dari 5%
dari total kebutuhan kalori. P enggunaan pemanis diabetes, aman diguna kan asal tidak
melebihi batas aman (accepted daily intake). Misalnya fruktosa <50 g/hari, jika berlebih
akan menyebabkan diare. sorbitol <30 g/hari jika berlebih akan menimbulkan kembung
dan diare, manitol <20 g/hari, sakarin 1g/hari, asesulfame K 15 mg/kg/BB/hr, siklamat 11
mg/kg BB/hr.
Penggunaan sukrosa pada penderita DM tipe 1 dan 2 tidak memperburuk kontrol Glukosa
darah. sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat
makanan lain dan tidak hanya dengan menambah kannya pada perencanaan makanan. Dalam
melakukan substitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makann manis yang pekat dan
kandungan zat gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan,
seperti lemak yang selalu ada bersama sukrosa dalam makanan.
Bahan makanan tinggi asam lemak tidak jenuh seperti pada kacang, alpukat dan minyak
zaitun, baik digunakan dalam perencanaan makan bagi penderita DM. Tambahan
suplemen vitamin dan mineral pada penderita DM yang asupan gizinya cukup tidak
diperlukan.
3. Tepat jadwal
Makan dalam porsi kecil tapi sering dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah.
Makan teratur (pagi, siang, malam serta selingan diantara wakttu makan) akan
memungkinkan glukosa darah turun sebelum makan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai