“POSBINDU”
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
Dosen Pembimbing :
Esti Sugiyorini APP,Mph
Oleh :
KELOMPOK 3
Daiyan Ila Aqwamitoriq (201601011)
Dhenel Gusfirnandou (201601014)
Endah Apriliani (201601021)
Hamdan mawafi (201601025)
Liya Larassati (201601033)
Meylina Septiani (201601046)
Nanik Lestari (201601044)
Novian Ady Saputra (201601047)
Prima Sari Utama (201601051)
Rizky Fatma Pravitasari (201601055)
Tri Endah Lestari (201601058)
KELAS 3A
PROGAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN PONOROGO
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Posbindu”Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Komunitas
Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas yakni Ibu Esti Sugiyorini
APP,Mph yang telah banyak meluangkan waktu guna memberikan
bimbingan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan baik secara
moril maupun materil selama proses pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman mahasiswa tingkat 3A kelompok 4 Program Studi DIII
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo angkatan 2016/2017 yang
selalu memberikan dukungan dan saran serta berbagi ilmu pengetahuan
demi tersusunnya makalah ini.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya.Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya makalah ini.Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka kelompok merumuskan
masalah dalam makalah ini mengenai “Posbindu” dalam konteks
pembelajaran mahasiswa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Posbindu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan, perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga
meningkatkan derajat kesehatan mereka. (Yulifah, dkk, 2009)
Jadi bisa ditarik kesimpulan dari pengertian diatas bahwa posbindu
adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan oleh masyarakat, dari masyarakat,
untuk masyarakat dan untuk mensejahterakan lansia.
4
Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa
beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan
mandiri selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi yang butuh
(Depkes, 2007).
Tujuan pokok dari pelayanan Posbindu adalah :
1. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia
3. Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang
menunjang kemampuan hidup sehat
4. Pendekatan dan pemerataan pelayan kesehatan pada kelompok masyarakat
lansia dalam usa meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada
penduduk berdasarkan letak geografis
5. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok
masyarakat lansia dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-
usaha kesehatan masyarakat.
Ketaatan lansia untuk menggunakan sarana kesehatan atau mengikuti
program kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pengetahuan,
sikap, persepsi, perilaku dalam bentuk praktik yang sudah nyata berupa
perbuatan terhadap situasi ataurangsangan dari luar (kepercayaan) dan
keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan. Secara umum perilaku kesehatan
seseorang mencakup perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap
sistem pelayanan kesehatan, maupun perilaku terhadap program
kesehatan.(Zakiah, et al., 2017)
Faktor lain yang mempengruhi perilaku ketaatan seseorang pada
kesehatan adalah sebagai berikut: kebutuhan, jumlah dan struktur keluarga,
faktor sosial budaya, etnik, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan,
harga/biaya pelayanan, jarak, persepsi terhadap sarana kesehatan, dan
kekuatan pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2003)dalam (Zakiah, et al.,
2017).
5
2.4 PEMBENTUKKAN POSBINDU
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan
masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan
dalam pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan
situasi masing-masing daerah, misalnya mengambangkan kelompok-
kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian, kelompok jemaat
gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan Posbindu
dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD). Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah
umum dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk
pembentukan Posbindu baru.Langkah-langkahnya meliputi :
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survey mawas diri
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan kader
5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan (Zakiah, et al., 2017)
2.5 KOMPONEN
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat,
akan berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa
komponen pokok, yaitu: adanya proses kepemimpinan, terjadinya proses
pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta tersedianya pendanaan.
1. Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk
pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan memimpin
penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang dilaksanakan
mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya berasal dari
anggota Posbindu itu sendiri.
2. Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya
pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan
6
sebagainya. Strukturorganisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.
3. Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang. Perlu
diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam
penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak tertutup
kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih dari 100
orang.
4. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran
atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain
yang tidak mengikat (Zakiah, et al., 2017)
7
4) Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit
5) Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli
6) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus)
7) Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal
8) Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan
9) Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia
lanjut
10) Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia
lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (public health nursing).
11) Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh
menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah
tersebut
12) Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran (Zakiah, et al., 2017)
8
f. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut (Zakiah, et al., 2017).
9
stethoscope dan KMS. Setelah pelayanan dokter selesai, sasaran
kegiatan melanjutkan pelayanan ke meja lima.
5. Tahapan layanan kelima adalah konseling dan tindak lanjut (pemberian
obat/rujukan keFasyankes), kegiatan ini merupakan kelanjutan tahap
empat yaitu sasaran kegiatan dikonseling lagi, pemberian obat kepada
sasaran kegiatan sesuai catatan dokter, rekomendasi ulang untuk
sasaran kegiatan dengan kondisi faktor risiko PTM positif agar rujuk ke
Fasyankes yaitu Puskesmas Sempu. Tahapan lima dilakukan oleh
petugas puskesmas yaitu seorang petugas gizi/petugas surveilans.
Sarana, peralatan dan logistik yang digunakan adalah sebuah meja, alat
tulis, obat-obatan, alat penunjang kesehatan (misal pembagian masker
tetapi tidak selalu ada/conditional) dan KMS.(Astuti, Prasetyowati, &
Ariyanto, 2016)
10
terkumpul diolah dan dianalisis bersama oleh kader, tokoh masyarakat,
dan tenaga kesehatan. Instrumen surveilans berupa angket/kuesioner
yang terlebih dahulu telah disiapkan oleh tim pengabdian masyarakat.
2. Pembuatan peta kewaspadaan hipertensi
Data hasil surveilans dijadikan dasar untuk menyusun peta
kewaspadaan hipertensi di komunitas. Peta ini sekaligus sebagai bukti
dokumentasi hasil surveilans yang telah dilakukan dan diberi kode-kode
khusus berdasarkan kesepakatan tim tentang kategori masyarakat dalam
kaitannya dengan kewaspadaan hipertensi.
3. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
Pemeriksaan ini secara rutin merupakan bagian pelayanan
Posbindu.Namun dalam kasus tertentu, pemeriksaan tekanan darah tidak
dilakukan secara pasif (menunggu di Posbindu), tetapi justru dilakukan
secara aktif dari rumah ke rumah (door to door) pada kelompok
masyarakat yang memiliki faktor risiko dan kelompok lansia atau dikenal
sebagai penemuan kasus hipertensi secara aktif (active case
finding).Penemuan kasus secara aktif ini merupakan upaya penapisan
(screening) kasus hipertensi di masyarakat sebagai salah satu upaya
deteksi dini kasus hipertensi dan komplikasinya.
4. Pelaksanaan senam jantung sehat dan senam lansia secara rutin
Kegiatan senam jantung sehat dan senam lansia merupakan bagian
dari pelayanan Posbindu.Dalam konteks ini, pelaksanaan senam juga
bukan saja diikuti kelompok masyarakat berisiko atau kelompok lansia
saja, tetapi juga bisa diikuti oleh seluruh elemen masyarakat.Kegiatan ini
merupakan bentuk nyata dari upaya pencegahan penyakit jantung dan
pembuluh darah serta pengendalian salah faktor risiko hipertensi.
5. Promosi kesehatan yang berkaitan dengan bahaya hipertensi
Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Program
ini dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik dalam
masyarakat itu sendiri, maupun dalam organisasi dan
11
lingkungannya.Berdasarkan hal tersebut maka strategi promosi kesehatan
yang akan dikembangkan dalam rangka pencegahan hipertensi adalah :
a. Advokasi (advocacy) Kegiatan ini ditujukan untuk para pembuat
keputusan dan penentu kebijakan di tingkat kecamatan dan desa.
Diharapkan melalui advokasi ini, semua aparatur pemerintahan di
Desa Randobawa Ilir bisa memberikan dukungan, baik dukungan
moral maupun material, terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya.
b. Dukungan sosial (social support)
Kegiatan ini difokuskan bagi para tokoh masyarakat dan
tokoh agama yang ada di Desa.Diharapkan para tokoh masyarakat
dan tokoh agama tersebut dapat menjembatani komunikasi antara
pengelola program kesehatan dan masyarakat.
c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
Kegiatan ini diarahkan pada masyarakat langsung sebagai
sasaran primer promosi kesehatan.Tujuannya adalah agar
masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya sendiri (self reliance in
health).Bentuk kegiatannya lebih ditekankan pada penggerakkan
masyarakat untuk kesehatan, dalam hal ini adalah pengelolaan
Posbindu.
Ruang lingkup promosi kesehatan sendiri meliputi tatanan
keluarga (rumah tangga) dan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan yang diberikan, promosi
kesehatan yang dilakukan hanya berada pada level promosi
kesehatan, perlindungan spesifik, serta diagnosis dini dan
pengobatan segera. Kegiatan promosi kesehatan pada setiap level
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) Promosi kesehatan: Senam jantung sehat dan senam lansia,
Kampanye antirokok, Penyuluhan gizi lansia, Pelatihan
pemeriksaan tekanan darah bagi keluarga lansia
12
2) Pencegahan spesifik: Pemberian multivitamin bagi
lansia,Diagnosis dini dan pengobatan segera
3) Pemeriksaan tekanan darah teratur bagi penderita hipertensi
4) Pemeriksaan tanda-tanda komplikasi hipertensi (pemeriksaan
protein urin, pemeriksaan neurologis, Dan lain-lain)
d. Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan & penatalaksanaan
hipertensi
Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari strategi
promosi kesehatan yang tujuannya memampukan masyarakat
untuk dapat menghindari perilaku-perilaku yang berisiko
meningkatkan kejadian hipertensi dan/atau melakukan tindakan
yang tepat untuk mengatasi masalah hipertensi pada masyarakat
dan keluarga penderita hipertensi.
e. Pelatihan pengukuran tekanan darah bagi keluarga lansia dan
keluarga penderita hipertensi
Kegiatan ini juga ditujukan sebagai salah satu upaya
memperpendek akses pelayanan kesehatan, khususnya bagi
penderita hipertensi dalam melakukan pemantauan (monitoring)
terhadap kondisi kesehatannya.Pada akhirnya setiap keluarga dari
penderita hipertensi dapat melakukan pemantauan tekanan darah
penderita hipertensi secara teratur, tanpa harus pergi ke Puskesmas
yang memakan waktu dan biaya transportasi.Karena itu,
ketersediaan tensimeter atau sphygmomanometer di Posbindu
harus cukup sebagai antisipasi bagi kebutuhan terhadap
pemantauan tekanan darah secara mandiri oleh keluarga penderita.
Sudah barang tentu, anggota keluarga yang dilatih adalah mereka
yang memenuhi syarat tertentu sehingga dimungkinkan mampu
menguasai dalam mempraktikkan dan menginterpretasikan hasil
pengukuran tekanan darahnya.
f. Pengumpulan dana sosial Tanggap Hipertensi
Kegiatan ini merupakan manifestasi nyata dari strategi
gerakan masyarakat sebagai salah satu strategi promosi
13
kesehatan.Dalam hal pengumpulan dana sosial maka dibutuhkan
dukungan dari para pengambil keputusan di tingkat desa dan
kecamatan, serta kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Tentu
dalam kondisi yang tidak mengikat, kegiatan ini bersifat fleksibel
terutama ditujukan bagikelompok masyarakat dengan tingkat
kemampuan ekonomi menengah ke atas.Dana sosial ini ditujukan
untuk membantu pembiayaan warga masyarakat yang mengalami
komplikasi hipertensi sehingga membutuhkan pengobatan lebih
kompleks atau rujukan ke rumah sakit.(Zakiah, et al., 2017)
14
5. Pencegahan hipertensi
6. Pertolongan pertama kedaruratan penyakit kardiovaskuler dan
serebrovaskuler
No Tenaga Peranan
15
PTM dan melaporkan kepada
koordinator Posbindu PTM.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posbindu adalah sebuah wadah, tempat pelayanan terpadu yang
diperuntuhkan bagi lansia disuatu daerah tertentu yang didalamnya
terdapat pelayanan kesehatan dan kegiatan peningkatan kesehatan serta
kesejahteraan lansia yang dalam pelaksanaanya melibatkan peran
masyarakat dan organisasi sosial.
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
eksistensinya dalam strata kemasyarakatan
B. Saran
Seperti pada makalah lainnya pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari
yang namanya kritik dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisannya.Ini
semua dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun
makalah ini.Namun penyusun akan berjanji dan berusaha untuk
memperbaikikesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
dalam pembuatan makalh yang selanjutnya dapat lebih baik lagi.Penyusun
siap menerima kritik dan saran yanng diberikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19