Anda di halaman 1dari 22

FINAL PROJECT ACTIVITY

“POSBINDU”
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

Dosen Pembimbing :
Esti Sugiyorini APP,Mph
Oleh :
KELOMPOK 3
Daiyan Ila Aqwamitoriq (201601011)
Dhenel Gusfirnandou (201601014)
Endah Apriliani (201601021)
Hamdan mawafi (201601025)
Liya Larassati (201601033)
Meylina Septiani (201601046)
Nanik Lestari (201601044)
Novian Ady Saputra (201601047)
Prima Sari Utama (201601051)
Rizky Fatma Pravitasari (201601055)
Tri Endah Lestari (201601058)

KELAS 3A
PROGAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN PONOROGO
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Posbindu”Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Komunitas
Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas yakni Ibu Esti Sugiyorini
APP,Mph yang telah banyak meluangkan waktu guna memberikan
bimbingan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan baik secara
moril maupun materil selama proses pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman mahasiswa tingkat 3A kelompok 4 Program Studi DIII
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo angkatan 2016/2017 yang
selalu memberikan dukungan dan saran serta berbagi ilmu pengetahuan
demi tersusunnya makalah ini.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya.Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya makalah ini.Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Ponorogo, 29 Juli 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ........................................................................................ i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................ 4
1). Definisi Posbindu .......................................................................... 4
2). Manfaat Posbindu .......................................................................... 4
3). Tujuan Posbindu ............................................................................ 4
4). Pembentukan Posbindu ................................................................. 6
5). Komponen Posbindu ..................................................................... 6
6). Pelayanan Kesehatan ..................................................................... 7
7). Sarana dan Prasarana Posbindu .................................................... 8
8). Mekanisme pelayanan kesehatan .................................................. 9
9). Rekrutmen dan pelatihan kader posbindu ..................................... 14
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 17
3.2 Saran ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari
sistem kesehatan.dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses
yang dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tampa campur tangan pihak luar)
untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan masyarakat.
Menurut WHO, telah terjadi peningkatan jumlah populasi lansia yang
diiringi dengan peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) di dunia. Berdasarkan
laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada tahun 2000 hingga 2005, persentase
populasi lansia di dunia adalah 7,74% dengan UHH-nya sebesar 66,4 tahun.
Angka ini diprediksikan akan meningkat pada tahun 2045-2050 menjadi
28,68% dan UHH-nya menjadi 77,6 tahun (Depkes, 2013). Pada tahun 2020,
untuk pertama kalinya dalam sejarah, jumlah lansia diprediksi akan melebihi
jumlah balita (Suparto & dkk, 2015).
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator
keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan sekaligus sebagai tantangan
dalam pembangunan karena dapat menyebabkan hambatan (Purdiyani, 2016).
Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua, tetapi tetap sehat (healthy
ageing). Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan berbagai upaya kesehatan
yaitu: promosi kesehatan, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan
pencegahan tersier. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan
tiga strategi dasar promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan, bina suasana, dan
advokasi. Menurut Depkes RI (2007), pemberdayaan masyarakat (di bidang
kesehatan) adalah upaya menumbuhkan kemampuan masyarakat agar mereka
mempunyai daya atau kekuatan untuk hidup mandiri (di bidang kesehatan)
(Suparto & dkk, 2015).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka kelompok merumuskan
masalah dalam makalah ini mengenai “Posbindu” dalam konteks
pembelajaran mahasiswa.

1.3 Tujuan Makalah


1). Mahasiswa mengetahui Definisi Posbindu
2). Mahasiswa mengetahuiManfaat Posbindu
3). Mahasiswa mengetahuiTujuan Posbindu
4). Mahasiswa mengetahuiPembentukan Posbindu
5). Mahasiswa mengetahuiKomponen Posbindu
6). Mahasiswa mengetahuiPelayanan Kesehatan
7). Mahasiswa mengetahuiSarana dan Prasarana Posbindu
8). Mahasiswa mengetahuiMekanisme pelayanan kesehatan
9). Mahasiswa mengetahui Rekrutmen dan pelatihan kader posbindu

1.4 Manfaat Makalah


Manfaat makalah ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis
dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi
referensi atau masukan bagi mahasiswa keperawatan dan menambah
kajian ilmu keperawatan khususnya mengenai “Posbindu” untuk
mengetahui secara mendalam.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi pihak penulis itu sendiri dalam menempuh pembelajaran di
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Dan bagi pihak
lain penulis juga mengharapkan dapat membantu pihak lain dalam
penyajian informasi untuk yang lebih baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI POSBINDU


Posbindu lansia adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan
pelayanan bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumberdaya manusia sejak
dini.
Posbindu menurut Depkes RI adalah pusat bimbingan pelayanan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapai
masyarakat yang sehat dan sejahtera.
Posbindu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap
lansia di tingkat desa dalam wilayah kerja puskesmas. (Depkes RI, 2005)
Posbindu adalah sebuah wadah, tempat pelayanan terpadu yang
diperuntuhkan bagi lansia disuatu daerah tertentu yang didalamnya terdapat
pelayanan kesehatan dan kegiatan peningkatan kesehatan serta kesejahteraan
lansia yang dalam pelaksanaanya melibatkan peran masyarakat dan organisasi
sosial. (Depkes RI, 2006).
Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu
kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu, program ini berbeda dengan
Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua
baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia
(Depkes, 2007).
Posbindu lansia adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan
pelayanan bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumberdaya manusia sejak
dini

3
Posbindu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan, perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga
meningkatkan derajat kesehatan mereka. (Yulifah, dkk, 2009)
Jadi bisa ditarik kesimpulan dari pengertian diatas bahwa posbindu
adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan oleh masyarakat, dari masyarakat,
untuk masyarakat dan untuk mensejahterakan lansia.

2.2 MANFAAT POSBINDU


Manfaat dari Posbindu adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat,
yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau
motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga
lebih percaya diri dihari tuanya.
Posbindu ini merupakan bentuk pendekatan proaktif untuk mendukung
peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia lanjut yang mengutamakan
aspek proakyif dan preventif. Menurut Depkes RI (2007) disamping aspek
kuratif dan rehabilitative posbindu mempunyai manfaat sebagai berikut :
a) Memberikan semangat hidup bagi usia lanjut
b) Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi keluarga yang
tidak mampu
c) Memberikan bimbingan pada usia lanjut dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatanya, agar tetap sehat dan mandiri (Zakiah, et al.,
2017)

2.3 TUJUAN POSBINDU


Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya Posbindu
diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya
serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam
mengatasi kesehatan usia lanjut.(Zakiah, et al., 2017)

4
Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa
beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan
mandiri selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi yang butuh
(Depkes, 2007).
Tujuan pokok dari pelayanan Posbindu adalah :
1. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia
3. Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang
menunjang kemampuan hidup sehat
4. Pendekatan dan pemerataan pelayan kesehatan pada kelompok masyarakat
lansia dalam usa meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada
penduduk berdasarkan letak geografis
5. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok
masyarakat lansia dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-
usaha kesehatan masyarakat.
Ketaatan lansia untuk menggunakan sarana kesehatan atau mengikuti
program kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pengetahuan,
sikap, persepsi, perilaku dalam bentuk praktik yang sudah nyata berupa
perbuatan terhadap situasi ataurangsangan dari luar (kepercayaan) dan
keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan. Secara umum perilaku kesehatan
seseorang mencakup perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap
sistem pelayanan kesehatan, maupun perilaku terhadap program
kesehatan.(Zakiah, et al., 2017)
Faktor lain yang mempengruhi perilaku ketaatan seseorang pada
kesehatan adalah sebagai berikut: kebutuhan, jumlah dan struktur keluarga,
faktor sosial budaya, etnik, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan,
harga/biaya pelayanan, jarak, persepsi terhadap sarana kesehatan, dan
kekuatan pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2003)dalam (Zakiah, et al.,
2017).

5
2.4 PEMBENTUKKAN POSBINDU
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan
masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan
dalam pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan
situasi masing-masing daerah, misalnya mengambangkan kelompok-
kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian, kelompok jemaat
gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan Posbindu
dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD). Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah
umum dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk
pembentukan Posbindu baru.Langkah-langkahnya meliputi :
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survey mawas diri
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan kader
5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan (Zakiah, et al., 2017)

2.5 KOMPONEN
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat,
akan berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa
komponen pokok, yaitu: adanya proses kepemimpinan, terjadinya proses
pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta tersedianya pendanaan.
1. Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk
pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan memimpin
penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang dilaksanakan
mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya berasal dari
anggota Posbindu itu sendiri.
2. Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya
pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan

6
sebagainya. Strukturorganisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.
3. Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang. Perlu
diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam
penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak tertutup
kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih dari 100
orang.
4. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran
atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain
yang tidak mengikat (Zakiah, et al., 2017)

2.6 PELAYANAN KESEHATAN


Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik
dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)
Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia
lanjut dikelompok sebagai berikut :
1) Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui
kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya
2) Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit
3) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT)

7
4) Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit
5) Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli
6) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus)
7) Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal
8) Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan
9) Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia
lanjut
10) Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia
lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (public health nursing).
11) Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh
menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah
tersebut
12) Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran (Zakiah, et al., 2017)

2.7 SARANA DAN PRASARANA


Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan
prasarana penunjang antara lain :
a. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)
b. Meja dan kursi
c. Alat tulis
d. Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)
e. Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi
badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana termometer

8
f. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut (Zakiah, et al., 2017).

2.8 MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN


Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia
lanjut di kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya
digunakan sistem 5 tahapan/5 meja sebagai berikut :
1. Tahap layanan pertama : Pendaftaran sasaran kegiatan masuk, dua
kader Posbindu PTM yang bertugas di meja satu mengisi daftar hadir
dan memberikan nomor urut untuk sasaran kegiatan baru kemudian
memberikan KMS. Sarana dan peralatan yang digunakan adalah sebuah
meja, alat tulis, buku daftar hadir dan KMS
2. Tahapan layanan kedua : Pemeriksaan tekanan darah oleh petugas
puskesmas dan hasilnya dicatat pada KMS. Petugas puskesmas yang
bertugas di meja dua sebanyak dua orang dan berganti-ganti yaitu
antara lain perawat/bidan/asisten bidan. Sarana dan peralatan yang
digunakan adalah sebuah meja, alat tulis, tensimeter digital dan KMS.
3. Tahapan layanan ketiga : Pengukuran tinggi badan, berat badan dan
lingkar perut serta hasilnya dicatat di KMS oleh petugas puskesmas.
Petugas puskesmas yang bertugas di meja tiga berjumlah satu atau dua
orang dan berganti-ganti antara lain perawat/Tenaga Latihan Kerja
(TLK)/petugas surveilans. Sarana dan peralatan yang digunakan adalah
sebuah meja, alat tulis, timbangan berat badan (bukan digital), pita ukur
lingkar perut dan microtoice. Selain melakukan pengukuran, petugas
puskesmas di meja tiga menghitung IMT masing-masing sasaran
kegiatan.
4. Tahapan layanan keempat : Pelayanan dokter internship meliputi
anamnesa keluhan pada sasaran kegiatan, konseling dan pencatatan
pada KMS (keluhan sasaran kegiatan dicatat beserta tindakan yang
diperlukan misalkan pemberian saran-saran, obat ataupun rekomendasi
rujuk ke Fasyankes). Dokter internship di meja empat sebanyak dua
orang, dokter yang bertugas diganti setiap empat bulan sekali. Sarana
dan peralatan yang digunakan adalah sebuah meja, alat tulis,

9
stethoscope dan KMS. Setelah pelayanan dokter selesai, sasaran
kegiatan melanjutkan pelayanan ke meja lima.
5. Tahapan layanan kelima adalah konseling dan tindak lanjut (pemberian
obat/rujukan keFasyankes), kegiatan ini merupakan kelanjutan tahap
empat yaitu sasaran kegiatan dikonseling lagi, pemberian obat kepada
sasaran kegiatan sesuai catatan dokter, rekomendasi ulang untuk
sasaran kegiatan dengan kondisi faktor risiko PTM positif agar rujuk ke
Fasyankes yaitu Puskesmas Sempu. Tahapan lima dilakukan oleh
petugas puskesmas yaitu seorang petugas gizi/petugas surveilans.
Sarana, peralatan dan logistik yang digunakan adalah sebuah meja, alat
tulis, obat-obatan, alat penunjang kesehatan (misal pembagian masker
tetapi tidak selalu ada/conditional) dan KMS.(Astuti, Prasetyowati, &
Ariyanto, 2016)

Berikut ini sebagai salah satu contoh pemberdayaan masyarakat dalam


kegiatan posbindu :
1. Surveilans hipertensi
Setelah kader Posbindu dilatih, langkah selanjutnya adalah
pelaksanaan surveilans yaitu survey lapangan untuk mengumpulkan data
tentang prevalensi hipertensi di masyarakat.Surveilans dilakukan oleh
kader Posbindu yang telah diberikan pelatihan surveilans, dan data yang

10
terkumpul diolah dan dianalisis bersama oleh kader, tokoh masyarakat,
dan tenaga kesehatan. Instrumen surveilans berupa angket/kuesioner
yang terlebih dahulu telah disiapkan oleh tim pengabdian masyarakat.
2. Pembuatan peta kewaspadaan hipertensi
Data hasil surveilans dijadikan dasar untuk menyusun peta
kewaspadaan hipertensi di komunitas. Peta ini sekaligus sebagai bukti
dokumentasi hasil surveilans yang telah dilakukan dan diberi kode-kode
khusus berdasarkan kesepakatan tim tentang kategori masyarakat dalam
kaitannya dengan kewaspadaan hipertensi.
3. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
Pemeriksaan ini secara rutin merupakan bagian pelayanan
Posbindu.Namun dalam kasus tertentu, pemeriksaan tekanan darah tidak
dilakukan secara pasif (menunggu di Posbindu), tetapi justru dilakukan
secara aktif dari rumah ke rumah (door to door) pada kelompok
masyarakat yang memiliki faktor risiko dan kelompok lansia atau dikenal
sebagai penemuan kasus hipertensi secara aktif (active case
finding).Penemuan kasus secara aktif ini merupakan upaya penapisan
(screening) kasus hipertensi di masyarakat sebagai salah satu upaya
deteksi dini kasus hipertensi dan komplikasinya.
4. Pelaksanaan senam jantung sehat dan senam lansia secara rutin
Kegiatan senam jantung sehat dan senam lansia merupakan bagian
dari pelayanan Posbindu.Dalam konteks ini, pelaksanaan senam juga
bukan saja diikuti kelompok masyarakat berisiko atau kelompok lansia
saja, tetapi juga bisa diikuti oleh seluruh elemen masyarakat.Kegiatan ini
merupakan bentuk nyata dari upaya pencegahan penyakit jantung dan
pembuluh darah serta pengendalian salah faktor risiko hipertensi.
5. Promosi kesehatan yang berkaitan dengan bahaya hipertensi
Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Program
ini dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik dalam
masyarakat itu sendiri, maupun dalam organisasi dan

11
lingkungannya.Berdasarkan hal tersebut maka strategi promosi kesehatan
yang akan dikembangkan dalam rangka pencegahan hipertensi adalah :
a. Advokasi (advocacy) Kegiatan ini ditujukan untuk para pembuat
keputusan dan penentu kebijakan di tingkat kecamatan dan desa.
Diharapkan melalui advokasi ini, semua aparatur pemerintahan di
Desa Randobawa Ilir bisa memberikan dukungan, baik dukungan
moral maupun material, terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya.
b. Dukungan sosial (social support)
Kegiatan ini difokuskan bagi para tokoh masyarakat dan
tokoh agama yang ada di Desa.Diharapkan para tokoh masyarakat
dan tokoh agama tersebut dapat menjembatani komunikasi antara
pengelola program kesehatan dan masyarakat.
c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
Kegiatan ini diarahkan pada masyarakat langsung sebagai
sasaran primer promosi kesehatan.Tujuannya adalah agar
masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya sendiri (self reliance in
health).Bentuk kegiatannya lebih ditekankan pada penggerakkan
masyarakat untuk kesehatan, dalam hal ini adalah pengelolaan
Posbindu.
Ruang lingkup promosi kesehatan sendiri meliputi tatanan
keluarga (rumah tangga) dan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan yang diberikan, promosi
kesehatan yang dilakukan hanya berada pada level promosi
kesehatan, perlindungan spesifik, serta diagnosis dini dan
pengobatan segera. Kegiatan promosi kesehatan pada setiap level
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) Promosi kesehatan: Senam jantung sehat dan senam lansia,
Kampanye antirokok, Penyuluhan gizi lansia, Pelatihan
pemeriksaan tekanan darah bagi keluarga lansia

12
2) Pencegahan spesifik: Pemberian multivitamin bagi
lansia,Diagnosis dini dan pengobatan segera
3) Pemeriksaan tekanan darah teratur bagi penderita hipertensi
4) Pemeriksaan tanda-tanda komplikasi hipertensi (pemeriksaan
protein urin, pemeriksaan neurologis, Dan lain-lain)
d. Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan & penatalaksanaan
hipertensi
Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari strategi
promosi kesehatan yang tujuannya memampukan masyarakat
untuk dapat menghindari perilaku-perilaku yang berisiko
meningkatkan kejadian hipertensi dan/atau melakukan tindakan
yang tepat untuk mengatasi masalah hipertensi pada masyarakat
dan keluarga penderita hipertensi.
e. Pelatihan pengukuran tekanan darah bagi keluarga lansia dan
keluarga penderita hipertensi
Kegiatan ini juga ditujukan sebagai salah satu upaya
memperpendek akses pelayanan kesehatan, khususnya bagi
penderita hipertensi dalam melakukan pemantauan (monitoring)
terhadap kondisi kesehatannya.Pada akhirnya setiap keluarga dari
penderita hipertensi dapat melakukan pemantauan tekanan darah
penderita hipertensi secara teratur, tanpa harus pergi ke Puskesmas
yang memakan waktu dan biaya transportasi.Karena itu,
ketersediaan tensimeter atau sphygmomanometer di Posbindu
harus cukup sebagai antisipasi bagi kebutuhan terhadap
pemantauan tekanan darah secara mandiri oleh keluarga penderita.
Sudah barang tentu, anggota keluarga yang dilatih adalah mereka
yang memenuhi syarat tertentu sehingga dimungkinkan mampu
menguasai dalam mempraktikkan dan menginterpretasikan hasil
pengukuran tekanan darahnya.
f. Pengumpulan dana sosial Tanggap Hipertensi
Kegiatan ini merupakan manifestasi nyata dari strategi
gerakan masyarakat sebagai salah satu strategi promosi

13
kesehatan.Dalam hal pengumpulan dana sosial maka dibutuhkan
dukungan dari para pengambil keputusan di tingkat desa dan
kecamatan, serta kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Tentu
dalam kondisi yang tidak mengikat, kegiatan ini bersifat fleksibel
terutama ditujukan bagikelompok masyarakat dengan tingkat
kemampuan ekonomi menengah ke atas.Dana sosial ini ditujukan
untuk membantu pembiayaan warga masyarakat yang mengalami
komplikasi hipertensi sehingga membutuhkan pengobatan lebih
kompleks atau rujukan ke rumah sakit.(Zakiah, et al., 2017)

2.1 REKUTMEN DAN PELATIHAN KADER POSBINDU


Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok Posbindu sendiri atau
dapat saja diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi
kader. Adapun persyaratan untuk menjadi kader Posbindu adalah:
1. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan
kondisi setempat;
2. Mau dan mampu bekerja secara sukarela;
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin;
4. Sabar dan memahamil usia lanjut.
Setelah melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dan Musyawarah
di tingkat RW, maka panitia mengumumkan secara terbuka tentang
rekrutmen kader Posbindu sesuai dengan persyaratan di atas. Jika sampai
pada waktu yang ditetapkan masih sedikit, maka panitia bersama pengurus
RW melakukan musyawarah kembali untuk menentukan kader Posbindu
berdasarkan pertimbangan tokoh masyarakat setempat.
Setelah rekrutmen kader Posbindu selesai, maka dilanjutkan dengan
penyelenggaraan pelatihan kader Posbindu dengan materi pelatihan
meliputi:
1. Pengelolaan dan Pengorganisasian Posbindu
2. Surveilans hipertensi (survey mawas diri)
3. Prosedur deteksi dini hipertensi dan komplikasinya
4. Penatalaksanaan hipertensi dan komplikasinya

14
5. Pencegahan hipertensi
6. Pertolongan pertama kedaruratan penyakit kardiovaskuler dan
serebrovaskuler

Tenaga untuk kegiatan Posbindu lakukan oleh 5 orang kader dengan di


bantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat.

No Tenaga Peranan

1 Koordinator Ketua dari perkumpulan dan


penanggungjawab kegiatan serta
berkoordinasi terhadap Puskesmas dan
Para Pembina terkait di wilayahnya.

2 Kader Penggerak Anggota perkumpulan yang aktif,


berpengaruh dan komunikatif bertugas
menggerakkan masyarakat, sekaligus
melakukan wawancara dalam
penggalian informasi

3 Kader Pemantau Anggota Perkumpulan yang aktif dan


komunikatif bertugas melakukan
pengukuran Faktor risiko PTM

4 Kader Anggota Perkumpulan yang aktif,


Konselor/Edukator komunikatif dan telah menjadi
panutan dalam penerapan gaya hidup
sehat, bertugas melakukan konseling,
edukasi, motivasi serta
menindaklanjuti rujukan dari
Puskesmas

5 Kader Pencatat Anggota perkumpulan yang aktif dan


komunikatif bertugas melakukan
pencatatan hasil kegiatan Posbindu

15
PTM dan melaporkan kepada
koordinator Posbindu PTM.

Syarat menjadi seorang kader;


a. Berasal dari anggota kelompok masyarakat/lembaga/institusi
b. Peduli terhadap masalah penyakit tidak menular dan bersedia
melaksanakan kegiatan Posbindu PTM
c. Pendidikan sebaiknya minimal setingkat SLTA (Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas)
d. Tugas Kader;
a. Melakukan pendekatan kepada pimpinan
kelompok/lembaga/institusi.
b. Melakukan survai mawas diri/pendataan bersama petugas.
c. Melaksanakan musyawarah bersama dalam penyelesaian masalah
termasuk penentuan jadwal penyelenggaraan posbindu PTM.
d. Mendorong anggota kelompok
masyarakat/kelompok/lembaga/institusi untuk datang ke posbindu
PTM ( mengajak anggota keluarga/masyarakat agar hadir,
memberikan serta menyebarluaskan informasi kesehatan, menggali
dan menggalang sumber daya termasuk dana yang berasal dari
masyarakat).
e. Melaksanakan kegiatan posbindu PTM termasuk kunjungan rumah
bila diperlukan.
f. Melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posbindu adalah sebuah wadah, tempat pelayanan terpadu yang
diperuntuhkan bagi lansia disuatu daerah tertentu yang didalamnya
terdapat pelayanan kesehatan dan kegiatan peningkatan kesehatan serta
kesejahteraan lansia yang dalam pelaksanaanya melibatkan peran
masyarakat dan organisasi sosial.
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
eksistensinya dalam strata kemasyarakatan

B. Saran
Seperti pada makalah lainnya pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari
yang namanya kritik dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisannya.Ini
semua dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun
makalah ini.Namun penyusun akan berjanji dan berusaha untuk
memperbaikikesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
dalam pembuatan makalh yang selanjutnya dapat lebih baik lagi.Penyusun
siap menerima kritik dan saran yanng diberikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, E. D., Prasetyowati, I., & Ariyanto, Y. (2016). Gambaran Proses


Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Puskesmas
Sempu Kabupaten Banyuwangi. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 4 (no.
1) .
Purdiyani, F. (2016). PEMANFAATAN POS PEMBINAAN TERPADU
PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM) OLEH WANITA
LANSIA DALAM RANGKA MENCEGAH PENYAKIT TIDAK
MENULAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CILONGOK 1.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1 ,
470.
Suparto, T. A., & dkk. (2015). MASALAH-MASALAH PROGRAM
POSBINDU DI DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG
JAWA BARAT. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran , 2.
Zakiah, N., Praba Mahimadevi, I. A., Arisanti, A. R., Sweety, Habib, A.,
Constanti, R. Y., et al. (2017). F 1 – UPAYA PROMOSI KESEHATAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT POSBINDU (POS PEMBINAAN
TERPADU). Nganjuk.

18
19

Anda mungkin juga menyukai