KIMIA FISIKA
Disusun Oleh :
No. Bp : 1801045
Kelas : 2018 A
Dosen Pembimbing :
Zikra Azizah, M. Pd
STIFARM
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Dan tidak lupa Sholawat beserta Salam tetap penulis curahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad S.A.W. yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam
terang benderang yakni agama Islam. Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan
kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR IS.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
3.1 Kesimpulan........................................................................................18
3.2 Saran..................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
perubahan, dengan kata lain termodinamika adalah fisika energi, panas, kerja, entropi dan
banyak hubungan termodinamika berasal. Jadi, secara kompleks termodinamika adalah ilmu
tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan
kerja.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alam maupun hasil
rekayasa teknologi. Selain itu, energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat
dimusnahkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi
bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Hal ini erat hubungannya dengan
hukum–hukum dasar pada termodinamika. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang
hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini
berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecuali
1
6. Bagaimana kerja dan panas pada termodinamika?
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar”. Sesuai
dengan hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk menghasilkan
sejumlah kalor, dan sebaliknya. Hukum ini bisa juga dinyatakan sebagai: “Energi tidak
bisa dibuat atau dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu bentuk kebentuk lainnya”.
Sesuai dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja
eksternal yang dilakukan ditambah dengan perolehan energy dalam karena kenaikan
temperatur.
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu system akan bertambah
(system akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil
dari sistem, volume dan suhu system akan berkurang (system tampak mengerut dan terasa
lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang
mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energy dalam. Jadi, kalor yang
diberikan kepada system akan menyebabkan system melakukan usaha dan mengalami
Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energy dalam termodinamika atau
disebut Hukum I Termodinamika.Untuk suatu proses dengan keadaan akhir (2) dan
3
∆U = U2–U1
pengaliran panas, perubahan-perubahan energi yang diakibatkan dan usaha yang dilakukan
oleh panas.
1. Usaha luar ( W ) yaitu : Usaha yang dilakukan oleh system terhadap sekelilingnya
terhadap sistem. Misalkan gas dalam ruangan yang berpenghisap bebas tanpa
gesekan dipanaskan ( pada tekanan tetap ) ; maka volume akan bertambah dengan
V.
W = p.V
2. Usaha dalam ( U ) adalah : Usaha yang dilakukan oleh bagian dari suatu system
pada bagian lain dari system itu pula. Pada pemanasan gas seperti di atas, usaha
dalam adalah berupa gerakan-gerakan antara molekul-molekul gas yang
dipanaskan menjadi lebih cepat.
Q =W +∆U
Dimana
U = perubahanenergidalam
W = Usaha luar.
4
Q negatif, sistem melepas kalor. W positif, sistem melakukan usaha. W negatif,
sistem menerima usaha.
Kalor (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain
akibat adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem dan lingkungan, bisa dikatakan
bahwa kalor merupakan energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau energi yang
berpindah dari lingkungan ke sistem akibat adanya perbedaan suhu. Jika suhu sistem lebih
tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor akan mengalir dari sistem menuju lingkungan.
Sebaliknya, jika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu sistem, maka kalor akan mengalir
Jika Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu,
maka Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi yang terjadi melalui cara-cara
mekanis. Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, maka energi dengan
sendirinya akan berpindah dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan
melakukan kerja terhadap sistem, maka energi akan berpindah dari lingkungan menuju
sistem.
Ketika suatu benda sedang bergerak maka benda tersebut memiliki energi kinetik
dan berdasarkan energi kinetik ini benda dapat melakukan usaha. Serupa dengan itu, benda
yang berada pada pada ketinggian tertentu dari suatu acuan memiliki energi potensial dan
5
berdasarkan energi potensial ini benda juga dapat melakukan usaha. Kedua macam energi
ini disebut energi luar (eksternal energi). Sebagai tambahan terhadap energi luar ini setap
benda memiliki memiliki energi yang tidak nampak dari luar, energi ini disebut energi
dalam.
suatu sistem sebagai jumlah energi kinetik seluruh partikel penyusunnya, ditambah jumlah
seluruh energi potensial dari interaksi antara seluruh partikel itu. Energi dalam merupakan
fungsi keadaan sistem, jika keadaan sistem berubah maka energi dalam juga berubah tetapi
energi dalam tidak tergantung pada lintasan yang ditempuh sistem untuk perubahan
keadaan tersebut. Selama terjadi perubahan suatu sistem, energi dalam dapat berubah dari
Energi dalam (U) atau energi internal disebut juga energi termal. Ketika pada
volume tetap dipanaskan, suhu gas akan bertambah. Akibatnya, tekanan gas bertambah.
Saat dipanaskan, molekul-molekul gas mendapat energi sehingga energi kinetik molekul-
molekul gas bertambah. Tentu saja kecepatan rata-rata molekul juga bertambah dan
frekuensi tumbukan molekul dengan dinding bertambah. Hal ini menyebabkan tekanan gas
dan tidak ada panas yang ditambahkan selama proses, energi meninggalkan system dan
energi dalam berkurang. Dari rumus sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa secara umum
ketika panas Q ditambahkan ke sistem, sebagian dari energi yang ditambahkan ini tetap
tinggal di dalam sistem, mengubah energi dalam sebanyak sisanya meninggalkan sistem
lagi ketika sistem melakukan kerja W terhadap lingkungannya. Karena W dan Q dapat
6
bernilai positif, negatif atau nol, maka dapat bernilai positif, negatif atau nol untuk proses
yang berbeda.
thermodynamics). ”Jika energi panas yang diberikan sistem dikurangi dengan usaha yang
dilakukan oleh sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem”. Dengan demikian,
hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa sejumlah kalor (Q) yang diterima dan
usaha (W) yang dilakukan terhadap suatu gas dapat digunakan untuk menambah energi
dalam.
kekekalan energi untuk proses termodinamik. Tapi aspek tambahan yang penting dari
hukum pertama ini adalah kenyataan bahwa energi dalam bergantung hanya pada keadaan
suatu sistem. Pada perubahan keadaan, perubahan energi dalam tidak bergantung pada
lintasan.
terjadi pada keadaan praktis. Proses-proses ini dapat diringkas sebagai “tanpa perpindahan
panas” atau adiabatik, “volume konstan” atau isokhorik, “tekanan konstan” atau isobarik,
1. Proses Isotermik
Suatu system dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi
berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena
berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energy dalam (∆U = 0)
dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama denga usaha
7
yang dilakukan sistem (Q = W). Usaha yang dilakukan system dan kalor dapat
dinyatakan sebagai Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas. Oleh
P1V2 = P2V2
dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan
(∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama
dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor
QV=∆U
Karena V = 0 maka W = p . V
Q= U2–U1
Kalor yang diserap oleh system hanya dipakai untuk menambah energy dalam (U)
Q=U
U = m .cv ( T2 – T1 )
8
3. Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap
konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam
tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan
sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Sebelumnya telah dituliskan bahwa
perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
W = Qp − QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih
energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor)
Q = U + p ( V2 – V1 )
Panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu gas pada tekanan tetap
dapat dinyatakan dengan persamaan :
Q = m cp( T2 – T1 )
W =Q – U = m ( cp– cv ) ( T2 – T1 )
9
m = massa gas
cp = kalor jenis gas padatekanan tetap
cv= kalor jenispada volume tetap.
4. Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun
keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan
Karena Q = 0 maka O = U + W
U2 -U1 = -W
Sedangkan hubungan antara suhu mutlak dan volume gas pada proses adibatik, dapat
universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu
bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika
ini berbunyi:“ Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan
10
jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang
Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam. Volumenya
kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar
satu satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu gas
mempunyai bermacam-macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai
Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada
kapasitas panas gas ideal pada volume konstan, dan selisihnya sebesar konstanta gas
cp – cv = R
cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.
cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan
2.3 Sistem dan lingkungan
kumpulan dari benda-benda atau apa saja yang diteliti atau diamati yang menjadi
pusat perhatian. Sedangkan lingkungan adalah benda-benda yang berada diluar dari
semesta atau universal. Batas adalah perantara dari sistem dan lingkungan. Contohnya
: saat mengamati sebuah bejana yang berisi gas, yang dimaksud dengan sistem dari
11
peninjauan itu adalah gas tersebut, sedangkan lingkungannya adalah bejana itu
sendiri.
Berdasarkan interaksi dengan lingkungannya, sistem dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Sistem terbuka
energi (panas dan kerja) dan benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem
terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan adanya aliran massa ke dalam atau
ke luar sistem. Sistem terbuka juga disebut control volume karena pada sistem
a. Panas (Q) bernilai negatif jika keluar sistem dan bernilai posiif jika masuk
sistem
b. Usaha (W) bernilai negatif jika keluar sistem dan bernilai positif jika masuk
sistem.
- Turbin gas
- Turbin uap
- Pesawat jet
2. Sistem tertutup
energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem
tertutup terdiri atas suatu jumlah massa yang tertentu dimana massa ini tidak dapat
melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik dalam bentuk panas (heat) maupun
12
usaha (work) dapat melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup,
meskipun massa tidak dapat berubah selama proses berlangsung, namun volume dapat
saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang dapat bergerak (moving boundary)
Suatu sistem dapat mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya
Sistem tertutup juga memiliki dinding, yang dibedakan menjadi dinding adiabatik dan
dinding diatermik:
a. Dinding adiabatik merupakan dinding yang menyebabkan kedua zat akan mencapai
suhu yang sama dalam waktu yang lama. Pada dinding adiabatik sempurna tidak ada
- Green House yang didalamnya terjadi pertukaran kalor tetapi tidak terjadi
- Suatu balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara didalam balon tetap,
tetapi volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam masa udara
didalam balon.
3. Sistem terisolasi
13
Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan
lingkungannya. Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari
lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan
sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem
sistem/variabel keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v), masa (m),
viskositas, konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang
didefinisikan dari koordinat sistem yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas
jenis dan lain-lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila
masing-masing jenis koordinat sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak
berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem,
dimana sistem mempunyai nilai koordinat yang tetap. Apabila koordinatnya berubah, maka
keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak
Kita menentukan keadaan suatu sistem dengan menggunakan fungsi keadaan atau
variabel keadaan Kita bisa menggambarkan keadaan suatu gas dengan memberikan
Fungsi keadaan sifat yang hanya tergantung pada keadaan saat ini dari suatu sistem
dan tidak tergantung pada bagaimana ianya sampai pada keadaan tersebut.
14
Fungsi keadaan :
o Volume
o Suhu
o Tekanan
o Densitas
o Massa
o Energi
o Internal
Secara historik, termodinamika berasal dari usaha manusia untuk mengubah panas
menjadi kerja mekanik dengan cara yang seefisian mungkin. Dalam mekanika, kerja
didefinisikan sebagai produk anatara gaya dan jarak searah gaya yang ditempuh akibat gaya
Hubungan ini sangat berguna karena dengannya kita dapat mengitung kerja yang
memindahkan suatu partikel bermuatan melalui medan magnet. Karena kita menggunakan
termodinamika dari segi makroskopis, maka sangat berguna bila konsep kerja ini kita
hubungkan dengan konsep sistem, sifat, dan proses. Oleh karena itu dalam tyermodinamika,
kerja didefiniskan sebagai berikut : “kerja adalah interaksi antara dua sistem sedemikian
hingga apa yang terjadi pada tiap sistem pada permukaan batas interaksinya dapat diulangi
dengan efek tunggal di luar tiap sistem berupa perubahan tinggi suatu beban dalam medan
potensial gravitasi”
Jadi suatu kerja dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya bila efek luar tunggal
pada lingkungan (semua yang ada di luar sistem) berupa naiknya tinggi suatu beban.
15
Perhatikan bahwa naiknya suatu beban sebenarnya adalah gaya yangbekerja malalui suatu
jarak tertentu. Demikian definisi diatas sebenarnya tidak mengharuskan naiknya beban,
artinya mungkin ada suatu gaya yang bekerja melalui jarak tertentu, tetapi efek tungga yang
terjadi di luar sistem dapat diganti dengan perubahan tinggi beban. Terlihat pula kemudian
bahwa ada interaksi yang yang penting yang tidak dapat digolongkan sebagai interaksi yang
efek tunggalnya diluar salah satu sistem yang berinteraksi berupa naik atau turunnya suatu
beban.
Kerja yang dilakukan oleh sistem dianggap sebagai kerja positif, sedang kerja yang
1. Kompresi isothermal
gas pada akhir langkah kompresi sama dengan temperature gas pada awal
kompresi. Dalam hal ini kenaikan temperature gas dapat dicegah, karena panas
yang timbul selama proses kompresi, segera diserap sempurna oleh fluida
yang paling rendah jika dibandingkana dengan jenis proses kompresi lain.
2. Kompresi politropik
Dalam kompresi politropik temperature gas setelah kompresi lebih tinggi dari
pada temperature pada awal langkah kompresi, meskipun selama proses tersebut
16
berlangsung terjadi perpindahan kalor dari silinder sekitarnya. Kompresi gas
politropik lebih besar daari pada untuk kompresi ishotermal, tetapi lebih rendah
dari pada untuk kompresi adabatik. Disamping itu kenaikan tekanan yang
diperoleh dengan kompresi politropik lebih besar dari pada dengan kompresi
3. Kompresi adiabatic
Proses kompresi adiabatic adalah proses kompresi tanpa perpindahan kalor dari
gas dan sekitarnya, yaitu dengan jalan memberikan isolasi panas secara sempurna
pada dinding silinder. Dengan kompresi adiabatic, temperature gas akan naik dan
lebih tinggi dari pada kenaikan yang terjadi dengan kompresi politropik.
Disamping itu, dengan kompresi adiabatic kerja yang diperlukan untuk kompresi
akan lebih besar, tetapi akan diperoleh kenaikan tekanan yang tinggi. Hubungan
antara tekanan dan volumepada awal langkah kompresi dan pada ekhir kompresi
17
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
yang diberikan sistem dikurangi dengan usaha yang dilakukan oleh sistem sama dengan
menyatakan bahwa sejumlah kalor (Q) yang diterima dan usaha (W) yang dilakukan
isokhorik (volume konstan), isotermik (suhu konstan), dan adiabatik (tanpa panas). Keempat
proses ini memiliki aplikasi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari, proses ini
merupakan salah satu penerapan termodinamika yang dapat dilihat secara jelas.
Pada proses merebus air, dua buah sistem (api/gas dan air) yang berbeda suhunya
digabungkan. Telah diketahui bahwa temperatur akhir yang dicapai oleh kedua sistem akan
berada di antara temperatur awal kedua sistem. Proses perpindahan kalor dari suatu benda ke
benda lain menyangkut perpindahan energi dapat dihitung secara pasti. Sejumlah kalor Q
yang diterima gas dapat digunakan untuk melakukan usaha W dan menambah energi
dalam gas.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan saran dari pembaca yang bisa membangun demi kelancaran
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20