Analisis Keuangan
Analisis Keuangan
ABC
1. Likuiditas
Current Assets
a. Current Ratio 2016 = Current Liabilities
11.600
= 7.500 = 1,54
13.300
Current ratio 2017 = 7.000 = 1,9
Current ratio perusahaan PT. ABC tahun 2016 sebesar 1,54 mengalami
kenaikan pada tahun 2017 menjadi 1,9. Setiap Rp 1 hutang lancar PT. ABC
dijamin dengan Rp 1,9 aktiva lancar. Maka, kenaikan Current Ratio
menunjukkan perusahaan memiliki kinerja yang baik karena perusahaan
masih mampu untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar
yang dimiliki.
Current Assets−Inventory
b. Quick Rasio 2016 = Current Liabilities
11.600
= 7.500 = 1,01
13.300−3.000
Quick Rasio 2017 = 7.000
= 1,5
Cash∨Cash equivalent
c. Cash ratio 2016 = Current Liabilities
2000+1750
= 7500
= 0,5
Cash∨Cash equivalent
Cash ratio 2017 = Current Liabilities
3150+2000
= 7000
= 0,74
Cashratio mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 0,5 menjadi 0,74
pada tahun 2017. Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar
dengan kas adalah setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 0,74 kas
perusahaan. Kenaikan Cash Ratio ini menunjukkan kondisi perusahaan
dalamkeadaan likuid, dan peningkatan tingkat rasio menunjukkan
peningkatan kinerja perusahaan yang baik karena perusahaan masih mampu
untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva likuid yang dimiliki.
2. Solvabilitas
Total Debt
a. Debt to Assets Ratio 2016 = Total Assets
7.500+10.100
= 32.200
= 0,55
7.000+13.400
Debt to Assets Ratio 2017 = 34.000
= 0,6
Debt to asset rasio mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 0,55
menjadi 0,6 pada tahun 2017. Hasil perhitungan debt to asset ratio pada
tahun 2016 0,55 dan pada tahun 2017 0,6. Artinya semakin besar kewajiban
perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain. Sehingga dapat
disimpulkan, bahwa kenaikan Total Debt to Total Assets Ratio menunjukkan
kinerja perusahaan yang baik karena perusahaan mampu membayar
kewajiban-kewajibannya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
Total Debt
b. Debt to Equity Ratio 2016 = Total Assets
7.500+10.100
= 15.500
= 1,13
7.000+13.400
Debt to Equity Ratio 2017 = 14.600
= 1,4
Debt to equity ratio mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 1,13
menjadi 1,4 pada tahun 2017. Kenaikan Debt to Equity Ratio menunjukkan
kinerja perusahaan yang kurang baik karena perusahaan menanggung resiko
finansial yang lebih besar dari berkurangnya hutang/kewajiban setiap
tahunnya.
LongTerm Debt
c. Long term Debt to Equity Ratio 2016 = Equity
10100
= 15500 = 0,65
LongTerm Debt
Long term Debt to Equity Ratio 2017 = Equity
13400
= 14600 = 0,92
Long term debt to equity ratio mengalami kenaikan dari 0,65 menjadi 0,92.
Artinya utang jangka panjang perusahaan sebesar 0,65 dan 0,92 dari nilai
ekuitas perusahaan. Maka dapat dikatakan bahwa perusahaan berada pada
kondisi yang kurang baik karena perbandinganutang jangka panjang pada
ekuitas perusahaan yang dimiliki perusahaan mengalami kenaikan.
EBIT
d. Times interest earned 2016 = Biaya Bunga
7900
= 1600 = 4,9
EBIT
Times interest earned 2017 = Biaya Bunga
9300
= 1900 = 4,9
3. Aktivitas
Penjualan Kredit
a. Perputaran Piutang 2016 = Rata−rata piutang
1.600
= 1950 = 0,82
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang 2017 = Rata−rata piutang
2.300
= 1950 = 1,17
Artinya perputaran pituang untuk tahun 2016 adalah 0,82 kali dibandingkan
dengan pejualan dan perputaran piutang untuk tahun 2017 adalah 1,17 kali
dibandingkan penjualan. Jika rata-rata industry untuk perputaran piutang
adalah 0,82 kali, maka untuk tahun 2005 dapat dikatakan penagihan piutang
yang dilakukan manjeman dianggap tidak berhasil, namun untuk tahun 2017
dianggap berhasil karena melebih angka rata-rata industry.
1950 x 360
= 2.300
= 305,21
40650
= 11600−7500 = 9,9
42950
Perputaran Modal Kerja 2017 = 13300−7000 = 6,8
Terlihat dari penurunan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2016 ke
tahun 2017. Hali ini menujukan ada kemunduran yang diperoleh
manajeman. Namun apabila rata-rata industry sebsar 6 maka perusahaan
masih dikatakan dalam keadaan baik.
Penjualan
e. Perputaran Aktiva tetap 2016 = Total AktivaTetap
40650
= 19200 = 2,12
42950
Perputaran Aktiva tetap 2017 = 19600 = 1,26
Perputaran aktiva tetap mengalami penurunan dari 2,12 pada tahun 2016
menjadi 1,26 pada tahun 2017. Artinya setiap Rp 1 aktiva tetap dapat
menghasilkan 2,1 penjualan pada tahun 2016 dan pada tahun 2017 dapat
menghasilkan 2,2 penjualan. Maka dapat dikatakan perusahaan masih belum
mampu memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki.
Penjualan
f. Perputaran Aktiva 2016 = Total Aktiva
40650
= 32200 = 1,26
42950
Perputaran Aktiva 2017 = 34000 = 1,26
Hasil perputaran aktiva pada tahun 2016 dan 2017 menghasilakan rasio yang
sama yaitu sebesar 1,26. Maka, dapat dilihat bahwa perusahaan tetap dalam
keadaan yang sama sepanjang 1 tahun. Jika dibandingkan dengan rata-rata
industry sebesar 2 kali. Maka perusahaan belum mampu memaksimalkan
aktiva yang dimiliki.
4. Profitabilitas
Penjualan Bersih−Harga Pokok Penjualan
a. Profit Margin 2016 = Penjualan
40650−31150
= 40650
= 0,23
42950−32100
Profit Margin 2017 = 42950
= 0,25
Profitabilitas pada tahun 2016 sebesar 0,23 mengalami kenaikan pada tahun
2017 sebesar 0,25. Maka dapat dikatakan bahwa perusahaan baik dalam
mengelola modalnya.
EAT
b. Return On Investment 2016 = Total Assets
5040
= 32200 = 0,17
5920
Return On Investment 2017 = 32200 = 0,18
EAT
c. Return on Equity 2016 = Equity
5040
= 15500 = 0,33
5920
Return on Equity 2017 = 14600 = 0,4