Anda di halaman 1dari 47

1

RINGKASAN MATERI
BIOKIMIA
(Pertemuan II – XIV)

Dosen Pengampu Tugas Mata Kuliah Biokimia:


1. Bambang Sarwono, S.Kep, M.Kes.Epid
2. drh, Budi Purwo Widiaso, M.P

Oleh:
Wulan Tri Mulyani
NIM P1337420718064
Florence Nightingale

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018/2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi..................................................................................................... ͥ
Pertemuan II................................................................................................ 1
Pertemuan III.............................................................................................. 11
Pertemuan IV.............................................................................................. 17
Pertemuan V............................................................................................... 22
Pertemuan VI.............................................................................................. 25
Pertemuan VII & VIII................................................................................. 27
Pertemuan IX & 30
X....................................................................................... 36
Pertemuan XI & 41
XII....................................................................................
Pertemuan XIII &
XIV................................................................................

i
PERTEMUAN II
Rabu, 9 Januari 2019
(Enzim dan Koenzim)

A. Biokimia
Pengertian Biokimia
Ilmu kimia adalah suatu ilmu tentang benda-benda serta proses
perubahannya yang ditinjau berdasarkan susunan dan atom-atom atau
molekul yang membentuknya.
Ilmu kimia menitikberatkan pembahasannya pada hubungan antara
struktur kimia benda-benda dengan fungsi dan reaksi-reaksinya dengan
benda lain.
Ilmu Biologi merupakan ilmu yang meninjau organisme hidup.
Biokimia merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
unsur-unsur kimiawi dalam sel hidup dan dengan berbagai reaksi serta
proses yang dialaminya.
Dengan kata lain, biokimia menyangkut dua aspek, yaitu struktur
senyawa dan reaksi antar senyawa dalam organisme hidup, reaksi kimia
yang terjadi di dalam sel disebut metabolisme merupakan bagian penting
dan pusat perhatian dalam biokimia.
Pengantar Biokimia
Biokimia merupakan ilmu yang berhubungan dengan berbagai
molekul di dalam sel atau organisme yang hidup beserta dengan reaksi
kimianya.
Biokimia tersendiri berasal dari bahasa Latin Yunani yaitu ‘Bios
Chemios’. Bios adalah hidup atau hayati (Biologi) dan Chemios adalah
kimia atau senyawa kimia (Kimia Organik).
Hubungan Antara Biokimia dengan Ilmu Lain
Kedokteran
Mempelajari tentang cairan-cairan tubuh, urine yang ada di
tubuh manusia.

1
2

Nutrisi
Mempelajari tentang terpenuhinya suatu nutrisi seseorang.
misalnya anak dengan gizi buruk.
Mikrobiologi
Mempelajari tentang struktur, fisiologi, morfologi, anatomi dari
suatu bakteri, jamur, protozoa serta virus.
Fisiologi
Mempelajari tentang suatu fungsi, misalnya fungsi dari organ
tubuh, organ reproduksi, organ pencernaan, dan lain
sebagainya.
Biologi sel
Mempelajari tentang sel – sel yang ada di tubuh manusia,
misalnya DNA dalam kromosom.
Biofisik
Mempelajari tentang suatu gerak, misalnya anggota gerak atas,
maupun anggota gerak bawah.
Genetik
Mempelajari tentang keturunan mulai dari rambut, tinggi
badan, sifat manusia
Kimia Organik
Mempelajari tentang proses yang berhubungan dengan proses
kimia, misalnya esterifikasi.
Tujuan Ilmu Biokimia
Memahami secara lengkap proses kimiawi pada tingkat
molekuler yang berhubungan dengan sel hidup.
Memahami bagaimana kehidupan bermula.
Menguraikan dan menjelaskan semua proses kimiawi pada sel
hidup.

Manfaat Ilmu Biokimia


3

Memahami tentang kesehatan dan cara mempertahankan


kesehatan
Memahami tentang penyakit dan terapinya yang efektif
Contohnya penyakit degeneratif yang merupakan penyakit
yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau penghancuran
terhadap jaringan atau organ tubuh hal ini dapat di sebabkan
seiring dengan usia atau gaya hidup yang kurang sehat.
Kesejahteraan Manusia
Contohnya menurut karl marx yang membedakan masyarakat
ke dalam mode produksi (teknologi dan pembagian kerja).
Perkembangan ilmu pengetahuan

Peranan Biokimia Kedokteran

Perawatan
Farmasi
Preventif
Rehabilitasi
Terapi
Prognosa
Merupakan hasil yang didapatkan dari keputusan diagnosa.
Patofisiologi
Perubahan penyakit pada fungsi alat tubuh manusia.
Diagnostik
B. Enzim
Makhluk hidup memerlukan energi agar proses kehidupan
tetap berlangsung, energi tersebut didapatkan dari bahan makanan.
Energi kimia dalam makanan akan diubah menjadi energi lain
melalui proses metabolisme. Ada dua macam proses metabolisme,
yaitu anabolisme dan katabolisme. Kedua proses tersebut melibatkan
enzim untuk mempercepat terjadinya reaksi.
4

Enzim merupakan suatu senyawa organik berupa protein


katalitik sebagai biokatalisator. Dikatakan biokatalisator karena
suatu senyawa organik yang mempercepat suatu reaksi tetapi tidak
ikut bereaksi pada sutu substrat tertentu sehingga tidak
mempengaruhi keseimbangan reaksi atau mengubah produk.
Komponen Enzim
Enzim dibedakan menjadi dua macam berdasarkan
komponen penyusunnya, yakni enzim sederhana dan enzim
kompleks:
a. Enzim sederhana hanya terdiri dari protein
b. Enzim kompleks atau enzim konjugasi (holoenzim), terdiri atas
komponen-komponen seperti berikut:
1) Komponen protein (apoenzim). Bersifat termolabil atau tidak
tahan panas sehingga mudah terdenaturasi.
2) Komponen nonprotein (gugus prostetik). Bersifat termostabil
atau tidak mudah rusak karena panas. Komponen ini berupa
koenzim dan kofaktor.
 Koenzim berupa senyawa organik. Contohnya
vitamin, NADH, dan koenzim A.
 Kofaktor berupa senyawa logam atau anorganik.
Contohnya ion-ion logam seperti Zn2+, Cu2+, Mn2+,
Fe2+, K+, dan Na+.
Sifat – Sifat Enzim
Dipengaruhi oleh suhu dan pH. Dikatakan dipengaruhi oleh
suhu karena pada suhu tinggi enzim akan mengalami
denaturasi, sedangkan pada suhu rendah kerja enzim akan
terhambat.
Bekerja secara spesifik, yakni hanya dapat bekerja pada satu
substrat tertentu. Contohnya enzim maltase hanya dapat
memecah maltose menjadi glukosa. enzim lipase yang akan
5

menjadi lemak, enzim amilase yang akan menghasilkan


amilum.
Bekerja secara bolak balik (reversible), artinya enzim dapat
mengkatalis penguraian suatu senyawa menjadi senyawa lain
maupun sebaliknya mengkatalis penyusunan senyawa-
senyawa tersebut menjadi senyawa semula.
Diperlukan dalam jumlah yang sedikit
Dapat bereaksi dengan substrat asam maupun basa.
Berupa koloid (zat yang kental).
Dapat digunakan berulang kali karena tidak ikut bereaksi
tetapi hanya mempercepat reaksi.
Mekanisme Kerja Enzim
Enzim mempercepat suatu reaksi dengan cara menurunkan energy
aktivasi (EA). Energy aktivasi tersendiri adalah energi awal untuk memulai
suatu reaksi.
Beberapa teori yang menjelaskan tentang cara kerja enzim:
Lock dan key theory (teori gembok dan kunci)
Teori ini dikemukakan oleh Fischer (1898). Teori ini
menjelaskan bahwa enzim diumpamakan sebagai gembok karena
memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan substrat.
Bagian ini disebut sisi aktif, sementara itu, substrat diumpamakan
sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif
enzim. Hubungan antara ezim dengan substrat tersebut membentuk
ikatan yang lemah.
Induced fit theory (teori ketepatan induksi)
Teori ini dikemukakan oleh Daniel Koshland. Teori ini
menjelaskan bahwa sisi aktif enzim dapat berubah bentuk sesuai
dengan substratnya (fleksibel).
Faktor yang mempengaruhi Kerja Enzim
Suhu (temperature)
6

Setiap enzim mempunyai suhu optimum yang spesifik. Jika


enzim berada di bawah suhu optimum, kerja enzim akan terhambat,
enzim pada suhu 0o C atau dibawahnya bersifat nonaktif. Enzim
manusia memiliki suhu optimal 35o - 40oC.
Perubahan pH
Setiap enzim mempunyai pH optimum yang spesifik.
Perubahan pH mengakibatkan sisi aktif enzim berubah sehingga
dapat menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif enzim.selain itu
perubahan pH juga mengakibatkan proses denaturasi pada enzim.
Contohnya enzim ptyalin di mulut hanya dapat bekerja pada pH
netral, enzim pepsin di lambung bekerja pada pH asam, sedangkan
enzim tripsin di usus bekerja pada pH basa.
Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim akan meningkatkan
kecepatan reaksi. Peningkatan kecepatan reaksi akan terus
bertambah hingga tercapai kecepatan konstan, yaitu jika semua
substrat sudah terikat oleh enzim.
Konsentrasi substrat
Bertambahnya konsentrasi substrat dalam suatu reaksi akan
meningkatkan kecepatan reaksi jika jumlah enzim dalam reaksi
tersebut tetap. Peningkatan kecepatan konstan yaitu jika semua
enzim mengikuti substrat.
Zat-zat penggiat (Aktivator)
Zat yang berfungsi untuk memacu atau mempercepat reaksi
enzim disebut activator. Contoh activator antara lain garam-garam
dari logam alkali dalam kondisi encer (2% - 5%), dan ion logam
seperti Ca, Mg, Ni, Mn, dan Cl.
Zat-Zat Penghambat (Inhibitor)
1) Inhibitor kompetitif
7

Inhibitor yang berikatan secara kuat pada sisi aktif enzim


disebut inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible). Inhibitor ini
dapat dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substrat.
2) Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor yang terikat pada sisi alosterik enzim (selain sisi
aktif enzim) disebut inhibitor nonkompetitif. Inhibitor ini
mengakibatkan sisi aktif enzim berubah sehingga substrat tidak
dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor ini tidak dapat
dihilangkan walaupun dengan menambahkan substrat. Contoh
inhibitor nonkompetitif yaitu Ag+, Hg2+, dan Pb2+.
Katabolisme dan Anabolisme
Katabolisme
Katabolisme merupakan proses penguraian senyawa
kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Proses ini menghasilkan energy yang dapat digunakan oleh
makhluk hidup sehingga disebut reaksi eksergonik, energy tersebut
berupa ATP.
1) Katabolisme karbohidrat
Katabolisme dalam tubuh manusia berlangsung melalui
proses respirasi sel. Respirasi sel merupakan salah satu
bentuk proses katabolisme yang menguraikan senyawa
organic kompleks menjadi senyawa sederhan dengan
mengeluarkah sejumlah energy. Proses respirasi sel
berlangsung di mitokondria.
a) Respirasi Aerob
b) Respirasi Anaerob
2) Kataboloisme lemak
Katabolisme lemak dibantu dengan menggunakan enzim
lipase dalam kerjanya.
3) Katabolisme protein
8

Katabolisme protein diawali dengan proses pemecahan


protein yang akan dibantu menggunakan enzim protease
dan peptidase yang selanjutnya akan diproses hingga
menghasilkan asam amino.
Anabolisme
Anabolisme merupakan proses penyusunan senyawa
kompleks dari senyawa-senyawa yanglebih sederhana. Proses ini
membutuhkan energi bebas dari lingkungannya.
Tata Nama Enzim dan Klasifikasi Enzim
Berdasarkan substratnya, ditambah dengan akhiran –ase.
Substratnya: protein, nama enzimnya adalah proteinase
Substratnya: lipid, nama enzimnya lipase
Substratnya: maltose, nama enzimnya maltase
Berdasarkan tipe reaksinya, ditambah dengan akhiran –ase
Reaksi reduksi, nama enzimnya reduktase
Reaksi oksidasi, nama enzimnya oksidase
Reaksi pelepasan CO2, nama enzimnya dekarboksilase
Reaksi pelepasan hydrogen, nama enzimnya dehidrogenase
Menurut system IUB, enzim dibagi menjadi 6 kelas utama,
berdasarkan atas jenis mekanisme kerja reaksinya:
Kelas oksidoreduktase
Kelas transferase
Kelas hydrolase
Kelas liase
Kelas isomerase
Kelas ligase
C. Koenzim
Koenzim adalah substrat yang mengaktifkan enzim bagian non
protein dari holoenzim.
Banyak enzim memerlukan koenzim sebagai katalisator, karena
koenzim memperbesar kemampuan enzim sebagai katalis melebihi
9

ekspektasinya, dalam hal ini koenzim berikatan dengan enzim melalui


ikatan kovalen dan non kovalen, serta koenzim identik dengan vitamin,
dan dapar diperoleh dari luar tubuh melalui makanan.
Klasifikasi dari koenzim, yang sebagian besar merupakan derivat
vitamin B complex:
Sebagai pemindahan gugus H
Yaitu NAD+, NADP+, Aasam Lipoat, FMN, FAD, Koenzim.
Sebagai pemindahan gugus-gugus selain H
Yaitu KoA, Biotin, Koenzim Kobamida, piridoksal fosfat,
tiamin pirofosfat, koenzim folat, asam lipoat.
Jenis jenis dari koenzim yaitu:
NAD ( Nikotinamida Adenin Dinukleotida) berasal dari Asam
Nikotinat (Niacin) / vitamin B2.
NADP ( Nikotinamida Adenin Dinukleotida Phospate) yang berasal
dari Asam Nikotinat (Niacin) / vitamin B2.
Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) berasal dari vitamin riboflavin /
B6.
Koenzim A yang berasal dari vitamin asam pantothenat
Koenzim B12 yang berasal dari vitamin kobalamin.
Piridoksal fosfat yang berasal dari vitamin B6 / Piridoksin.
Tiamin Pirofosfat yang berasal dari vitamin Tiamin / B1.
D. Isoenzim
Isoenzim merupakan enzim yang berbeda dari segi fisiknya, kimia serta
immunokimianya, tetapi dalam fungsi katalitiknya mempunyai persamaan.
Biasanya memiliki lebih dari satu isomer dan dalam pemisahannya dengan
cara elektroforesa.
Contoh dari isoenzim yaitu laktat dehydrogenase dan malat
dehydrogenase.
E. Analisis Enzim
Analisis enzim amilase
10

Merupakan enzim yang berperan dalam mencerna zat tepung


dan menjadikannya menjadi glukosa, amilase berasal dari kelenjar
ludah dan pancreas.
Analisis enzim lipase
Merupakan enzim yang mempunyai peran dalam mencerna
lemak yang akan dimulai dari pancreas, yang akan mengemulsi
lemak menjadi berbentuk asam lemak dan gliserol.
Analisis enzim alkalin fosfat
Merupakan enzim yang ditemukan pada kebanyakan
jaringan yang ada pada tubuh , khususnya berada pada serum tulang
(bone marrow) dan hati.
Analisis enzim asam fosfatase
Merupakan enzim yang ditemukan dalam tubuh tepatnya
pada jaringan tubuh tetapi biasanya tidak dalam keadaan yang tinggi
pada kelenjar prostat yang dewasa. Ezim ini biasanya dilepaskan
kedalam sirkulasi pada penyakit prostat metastatik.
Analisis enzim peptidase
Merupakan sekelompok dari protein enzim pencernaan yang
jika ditemukan dalam konsentrasi yang lebih besar pada serum yang
terkait dengan gangguan jaringan yang begitu banyak.
Analisis enzim transaminase
Merupakan enzim enzim yang banyak ditemukan ditubuh tepatnya
pada jaringan tubuh.
Pertemuan III
(Rabu, 16 Januari 2019)
Keseimbangan Cairan, Asam, dan Basa

A. Keseimbangan Cairan Tubuh


Dalam tubuh manusia 50 - 70 % terdiri dari cairan. Sumber air yang
didapatkan untuk memenuhi asupan cairan setiap hari berasal dari air yang
diminum, bersama makanan, hasil metabolisme.
Fungsi Cairan dalam Fisologi Manusia
Media semua reaksi kimia dalam tubuh.
Berperan dalam pengaturan distribusi kimia & biolistrik dalam sel.
Alat transportasi hormone & nutrien.
Membawa O2 dari paru-paru ke sel tubuh.
Membawa CO2 dari sel ke paru-paru.
Mengencerkan zat toksik dan waste product serta membawanya ke ginjal
dan hati.
Distribusi panas ke seluruh tubuh.
Distribusi Cairan Tubuh
Volume Cairan Tubuh
- Wanita: (dalam rentang usia 17-39 tahun): 50 % BB
- Pria: (dalam rentang usia 17-39 tahun): 50 % BB
*wanita memiliki presentasi cairan lebih rendah dari pada laki-laki karena
laki-laki pada umumnya memiliki jaringan otot yang lebih banyak dari
pada perempuan, jaringan otot memiliki kandungan air lebih banyak dari
pada jaringan lemak.
Distribusi cairan tubuh
- Cairan intrasel (CIS): merupakan cairan di dalam sel.
Sebagian besar (2/3 ) tubuh memiliki H2O dalam CIS.
- Cairan ekstrasel (CES): merupakan cairan di luar sel.
1
/3 tubuh memiliki H2O dalam CES.

11
12

 Interstitial: cairan disekitar/ antar sel, memiliki presentase 75%


dalam CES
 Intravaskuler (plasma): cairan dalam pembuluh darah, memiliki
presentase 25% dalam CES.
 Transceluler: terdiri atas Cerebro Spinal Fluid (CSF), Cairan
Synovial, cairan intraokuler,dan sekresi saluran cerna.
Komposisi Ion pada Cairan Tubuh
- Plasma
 Kation (+): presentase ion K+ lebih sedikit dari pada ion Na,
serta ada komponen lainnya.
 Anion (- ): presentase ion Cl- lebih banyak dari pada ion
HCO3-, serta sedikit protein dan komponen lainnya.
- Cairan Interstitial
 Kation (+): presentase ion K+ lebih sedikit daripada ion Na+,
serta ada komponen lainnya.
 Anion (-): presentase ion Cl lebih banyak dari ion HCO3-, serta
ada komponen lainnya.
- Cairan Intraseluler
 Kation (+): presentase ion K+ lebih banyak dari pada ion Na+,
serta ada komponen lannya yang presentasenya lebih banyak
daripada cairan plasma, dan interstitial.
 Anion (-): dalam cairan ini perbandingan ion PO 43+ dengan
protein, dan komponen lain dengan rasioion PO43+ lebih
banyak, lalu protein dan komponen lain.
Perpindahan Cairan & Elektrolit
- Difusi
Merupakan bagian dari transport pasif dengan melewati membrane
secara langsung dengan mekanisme gerakan molekul secara acak
menyebabkan perpindahan molekul dari konsentrasi tinggi menuju
konsentrasi yang lebih rendah.
- Osmosis
13

Merupakan bagian dari transport dengan cara utama cairan untuk


bergerak dari solute konsentrasi rendah ke tinggi untuk mencapai
homeostasis / keseimbangan.
- Transpor Aktif
Terdiri dari endositosis, eksositosis, pompa Na+- K+, dengan cara
perpindahan melewati membrane semi permeabel.
Tekanan Cairan
- Tekanan Osmotik & Onkotik
Tekanan osmotik merupakan tekanan untuk mencegah aliran
osmotic cairan, sedangkan pada tekanan onkotik merupakan gaya tarik
suatu koloid agar air tetap berada dalam plasma darah di intravaskular.
- Tekanan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik merupakan tekanan yang digunakan oleh air
dalam system tertutup.
- Perpindahan Cairan di Kapiler
- Selektivitas Permeabilitas Membran
Pengaturan Keseimbangan Cairan & Elektrolit
- Pengaturan volume cairan eksternal
Berasal dari asupan cairan (cairan yang masuk, cairan yang ada
dalam makanan, oksidasi dari nutrient yang masuk), peranan ginjal,
pengontrolan tekanan darah berasal dari Hormon Atriopeptin (Atrial
Natriuretic Peptide), serta pengontrolan keseimbangan garam yang
dipengarui oleh system Renin-Angiotensin-Aldosteron.
- Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
Perubahan osmolaritas di nefron dan peranan vasopressin.
B. Pengaturan Volume Cairan Ekstrasel
Pemasukan cairan
- Dari makanan dan minuman 2,2 L/ hari
- Metabolisme nutrien 0,3 L/ hari
Pengeluaran cairan
- Dari kulit, keringat, IWL 0,9 L/ hari
14

- Urin 1,5 L/ hari


- Feses 0,1 L/ hari
# dengan rincian cairan yang masuk + produksi metabolisme – IWL = 0
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan & Elektrolit
Umur
Suhu Lingkungan
Diet
Stres
Penyakit
Keseimbangan Asam Basa
Sistem Dapar
D. Sistem Dapar
Sistem dapar merupakan sistem yang mengatasi dalam keseimbangan
asam-basa sementara dalam tubuh.
Asam karbonat : Bikarbonat
Merupakan sistem dapar yang ada di CES untuk asam non karbonat.
Protein
Merupakan sistem dapar yang ada di CIS maupun CES.
Hemoglobin
Merupakan sistem dapar yang ada di eritrosit untuk asam karbonat.
Phospat
Merupakan sistem dapar yang ada di ginjal serta CIS.
E. Regulasi Keseimbangan Asam - Basa
Regulasi Pernapasan dalam Keseimbangan Asam-Basa
- Jika kadar CO2 meningkat maka hal yang akan terjadi penurunan pH
- Jika kadar CO2 menurun maka hal yang akan terjadi peningkatan pH
- Kadar CO2 & pH merangsang kemoreseptor yang akan mempengaruhi
pusat pernapasan dengan cara
a) Hipoventilasi dengan cara meningkatkan kadar CO2 dalam darah.
b) Hiperventilasi dengan cara menurunkan kadar CO2 dalam darah.
Regulasi Ginjal dalam Keseimbangan Asam – Basa
15

pH ekstrasel mengalami peningkatan jika sekresi H+ ke dalam fitrat &


reabsorbsi HCO3- ke CES, kemudian HCO3- di dalam filtrate diabsorbsi,
menyebabkan laju sekresi H+ meningkat yang disebabkan penurunan pH
cairan tubuh atau pun peningkatan kadar aldosterone, sedangkan jika pH urin
< 4,5 maka sekresi urin akan terhambat.
F. Gangguan Keseimbangan Asam-Basa
Asidosis
Merupakan penyakit dimana penderita mengalami peningkatan asam
dalam darahnya. (pH < 7). Asidosis tersendiri dibagi menjadi:
- Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik adalah kondisi dimana keseimbangan asam-
basa tubuh terganggu karena adanya peningkatan produksi asam atau
berkurangnya produksi bikarbonat. Kondisi ini menyebabkan pH arteri
turun hingga dibawah 7,35, yang kemudian akan terjadi asidema /
keasaman darah. Sedangkan jika dibiarkan terlalu lama akan
mempengaruhi kerja sistem saraf pusat yang akhirnya akan
menimbulkan koma hingga berujung pada kematian.
 Penyebabnya: peningkatan produksi asam atau pun mengkonsumsi
makanan atau zat yang dapat dikonversi menjadi asam.
 Gejala Klinis:
1) Pernapasan yang cepat
2) Gejala umum yang dirasakan nyeri dada, sakit kepala, jantung
berdebar, otot dan nyeri tulang, kelemahan otot, dan sakit
perut.
3) Dalam kondisinya yang lebih parah dapat menimbulkan
komplikasi berat seperti stupor, koma, dan kejang.
 Pengobatan: Pengobatan asidosis ini sangat bergantung pada
penyebab yang menyertainya, jika pH darah dalam darah turun di
bawah 7,1 maka akan diberikan bikarbonat secara intravena untuk
menetralisir asam.
- Asidosis Respiratorik
16

Asidosis respiratorik adalah kondisi medis dimana paru-paru tidak


dapat mengeluarkan semua karbondioksida yang dihasilkan dalam
tubuh.
Tipe Asidosis Respiratorik: Akut dan kronis.
 Penyebab: Penyakit yang berkaitan dengan saluran napas
seperti penyakit paru obstruktif kronis atau asma,
serta.masalah yang terkait dengan dada yang menyebabkan
melemahnya paru-paru.
 Gejala: kebingungan, lesu, sesak napas, mengantuk, dan
mudah lelah, kulit hangat, hipertensi paru, denyut jantung tidak
teratur, refleks tendon berkurang, batuk, mengi, mudah marah.
 Pengobatan: dalam pengobatannya untuk asidosis respiratorik
yang dipicu oleh penyakit paru – paru, pengobatan akan
mencangkup obat broncho-dilator untuk memperbaiki
gangguan jalan nafas pada pengidap penyakit tersebut.
Alkalosis
Alkalosis adalah keadaan pada tubuh penderita kelebihan basa atau
pH di atas 7. (pH > 7).
Penyebab: penyakit Alkalosis bisa terjadi karena penurunan
karbondioksida dalam darah penderita ketika kondisi asam, serta
sebaliknya terjadi karena peningkatan kadar bikarbonat dalam darah ketika
kondisi basa.
- Alkalosis Respiratorik
Berdasarkan dari tekanan HCO3- dalam tubuh yang akan
mempengaruhi, jika didalam tubuh kurang dari 24 mM akan terjadi
alkalosis repiratorik.
- Alkalosis Metabolik
Berdasarkan dari tekanan HCO3- dalam tubuh yang akan
mempengaruhi, jika didalam tubuh lebih dari 24 mM akan terjadi
alkalosis repiratorik.
17
Pertemuan IV
(Rabu, 23 Januari 2019)
Nutrisi Anorganik

Nutrisi anorganik merupakan nutrisi yang berasal bukan dari makhluk


hidup, melainkan didapatkan dari luar makhluk hidup, misalnya seperti air,
vitamin.
Misalnya pada tubuh manusia sebagian besar terdiri atas cairan/air, seperti
cairan intraseluler yang menempati 2/3 bagian di dalam tubuh dan ekstraseluler
yang menempati 1/3 bagian dalam tubuh, dalam cairan ekstraseluler masih dibagi
kembali menjadi cairan plasma dan cairan interstitial.
Komponen Nutrisi Anorganik
Air
Merupakan komposisi utama dalam penyusun bagian tubuh, berada
dalam 2/3 bagian dalam tubuh yang tersebar dalam daging dan kulit (50-
60 %), tulang (22%), dan lemak (30%).
Untuk mengatasi keseimbangan cairan dalam tubuh, air dalam
tubuh manusia didapatkan dari aktifitas seperti minum air, air yang
terkandung dalam makanan, serta dari metabolisme tubuh. Lalu akan
dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk cairan dalam feses, urin, keringat,
serta pernapasan agar keseimbangannya terjaga.
Air yang masuk keladam tubuh berfungsi sebagai pengatur suhu
tubuh, keseimbangan elektrolit, transportasi berbagai jenis makanan.
Kisaran cairan yang ada di dalam setiap individu juga berbeda
misalnya pada lansia jumlah cairan lebih sekit dari pada dewasa muda,
pada laki-laki juga lebih banyak dari pada wanita karena masa otot yang
lebih banyak pada lakai-laki mempengaruhi jumlah cairan dalam tubuh.
Dalam hal ini faktor yang sangat mempengaruhi jumlah cairan dalam
tubuh yaitu berat badan, usia, ketinggian tempat.
Vitamin

18
19

Vitamin merupakan senyawa yang tidak didapat dalam tubuh


manusia, dalam pemenuhannya harus dari luar tubuh misalnya didapat dari
tumbuhan, hewan, serta sinar matahari.
Vitamin dalam tubuh manusia harus disintesis, baik itu dengan
menggunakan air maupun dengan bantuan lemak.
- Vitamin larut dalam air
 Vitamin B
 Vitamin B1 (tiamin)
Vitamin ini diperlukan untuk kesehatan kulit serta
membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi,
vitamin ini biasa ditemukan pada kacang tanah. Defisiensi
vitamin B1 menyebabkan muntah, diare, mafsu makan
berkurang, jantung yang membengkak, pertumbuhan
terganggu pada penderita.
 Vitamin B2 (riboflavin)
Vitamin ini sangat penting dalam metabolisme
mamalia, penyokong bagian tubuh penting manusia seperti
kulit, kuku dan rambut. Vitamin ini ditemukan dalam
sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu. Dalam
tubuh manusia jika kekurangan vitamin ini akan mengalami
pertumbuhan yang lambat, rambut kasar, serta dalam
berdiri biasanya tidak normal.
 Vitamin B3 (niasin)
Vitamin ini memiliki peranan yang penting dalam
tubuh yaitu untuk menjaga kadar gula dalam darah, tekanan
darah tinggi, penyembuhan pada penderita penyakit
migrain dan vertigo. Vitamin jenis ini biasanya banyak
ditemukan pada daging unggas, gandum, serta ikan. Dalam
jumlah yang kekurangan tubuh akan mengalami sindroma
defisiensi pellagra, ditandai dengan gejala kelainan
pencernaan, dermatitis, depresi serta demensia.
20

 Vitamin B5 (asam pantotenat)


Vitamin jenis ini berperan penting dalam menjaga
komunikasi yang baik antara sistem syaraf pusat dan otak,
bahan makanan yang mengandung vitamin ini seperti susu,
hati hingga sayuran hijau serta kacang hijau. Defisiensi
vitamin B3 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan
besisik, serta keram pada otot,
 Vitamin B6 (piridoksin)
Vitamin ini berperan dalam metabolisme nutrisi dan
memproduksi antibody untuk kekebalan tubuh. Makanan
yang menganduung vitamin jenis ini misal beras, jagung,
kacang-kacangan, daging, ikan. Defisiensi vitamin B6 akan
mengalami penglihatan tidak normal, rambut kasar serta
pertumbuhan yang terhambat.
 Vitamin B7 (biotin)
Vitamin yang berperan dalam membantu reaksi
biokimia dalam tubuh seperti metabolisme karbohidrat dan
lemak, penyakit yang timbul akibat dari kekurangan
vitamin ini dermatitis, alopecia (gundul dan rambut jarang).
 Vitamin B9 (asam folat)
Sangat dibutuhkan dalam pembentukan darah,
sehingga jika tubuh kekurangan maka akan mengalami
anemia. Biasanya banyak ditemukan pada bahan makanan
seperti kacang-kacangan serta hati.
 Vitamin B12 (siano kobalamin)
Vitamin yang sangat khusus, karena vitamin ini
hanya ditemukan pada hewan, dalam keseharian jika
kekurangan vitamin ini akan mengalami gangguan
kesehatan tubuh.
 Vitamin C
21

Vitamin yang sangat berperan dalam membentuk


struktur jaringan tubuh, dalam hal kekurangan cairan
biasanya ditandai dengan bibir pecah pecah. Cara
mengatasi kekurangan vitamin ini dengan buah-buahan
misalnya jeruk.
- Vitamin larut dalam lemak
 Vitamin A
Vitamin yang sangat berperan dalam kesehatan mata,
kesehatan kulit, serta imunitas tubuh. Vitamin ini biasanya
ditemukan dalam sayur yang berwarna merah seperti wortel,
jika didalam tubuh mengalami defisiensi akan mengalami buta
senja, xerosis, xeropthalmia.
 Vitamin D
Merupakan vitamin yang dihasilkan dari provitamin
ergosterol serta 7 dehidrokolestrol yang terbentuk jika kulit
terpapar oleh cahaya, vitamin ini juga terdapat pada ikan, telur,
susu. Vitamin ini sangat diperlukan untuk pertumbuhan tulang,
oleh karena itu jika tubuh kekurangan vitamin ini maka akan
menyebabkan penyakit rakitis, tetani.
 Vitamin E
Berperan penting dalam menjaga jaringan tubuh, misalnya
jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati, vitamin yang
banyak ditemukan pada bahan makanan seperti ikan, ayam,
kuning telur. Defisiensi vitamin E menjadikan tubuh
mengalami Mulberry Heart Disease.
 Vitamin K
Memiliki peran yang sangat berguna untuk sistem
peredaran darah dan dalam penutupan luka, selain itu vitamin
ini sangat dikenal sebagai vitamin pembantu dalam pembekuan
darah. Dalam jumlah yang kurang dalam tubuh maka akan
mengalami mutah-mutah, sering diare, dermatitis.
22

Mineral
Merupakan unsur kimiawi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia yang tidak dapat dibuat oleh tubuh melainkan didapat dari
makanan serta cairan yang masuk dalam tubuh.
Mineral tersendiri dibagi menjadi dua berdasarkan jenisnya:
 Mineral Non Esensial
Mineral yang dalam penggunaannya tidak dibutuhkan oleh
tubuh dan tidak berguna dalam tubuh.
 Mineral Esensial
Mineral yang dalam penggunaannya dibutuhkan dan
berguna bagi tubuh, dan dalam pemenuhannya berasal dari
makanan yang masuk ke tubuh.
 Mineral Makro
Sangat dibutuhkan tubuh dengan jumlah yang besar.
Golongan mineral makro adalah kalsium, natrium, kalium,
magnesium, phosphor, klorida.
 Mineral Mikro
Dibutuhkan tubuh dengan jumlah yang sedikit. Golongan
mineral mikro adalah besi, zinc/seng, yodium, selenium,
kobalt, flour, mangan, tembaga.
Pertemuan V
(Rabu, 30 Januari 2019)
Nutrisi Organik (Karbohidrat, Lemak, Protein)

A. Karbohidrat
Penggolongan karbohidrat dibagi dibagi menjadi 4 monosakarida, disakarida,
oligosakarida, polisakarida berdasarkan kandungan gula yang ada di dalamnya.
Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana, serta
strukturnya tidak dapat diuraikan secara hidrolisis. Karbohidrat jenis
monosakarida yaitu glukosa, galaktosa, fruktosa.
Disakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari 2 monosakarida.
Karbohidrat jenis ini yaitu sukrosa (glukosa + fruktosa), laktosa (glukosa +
galaktosa), dan maltosa (glukosa + glukosa).
Jenis laktosa didapatkan pada susu, serta dapat ditemukan pada urine ibu
yang sedang hamil. Pada defisiensi laktase, malabsorbsi menyebabkan
diare dan kembung.
Sukrosa didapatkan di gula tebu, gula bit, sorgum, nanas, akar wortel.
Pada defisiensi sukrase, malabsorbsi menyebabkan diare dan kembung.
Pencernaan dengan amilase atau hidrolisis pati, perkecambahan sereal.
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang susunannya terdiri dari 3-6
monosakarida.
Polisakarida merupakan karbohidrat yang susunannya terdiri dari lebih dari 6
monosakarida. Karbohidrat jenis ini yaitu
Amilum (zat tepung) yaitu karbohidrat yang mempunyai rantai yang lurus
(ikatan α-1,4 glikosidik) dan rantai cabang (ikatan α-1,6 glikosidik),
karbohidrat jenis ini biasa ditemukan pada biji-bijian misalnya padi,
gandum, jagung; serta pada umbi-umbian misalnya ketela, ubi, kentang).
Karbohidrat jenis ini terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Glikogen merupakan karbohidrat golongan polisakarida simpanan atau
cadangan pada tubuh hewan, yang ditemukan pada sel hati dan otot.

23
24

Dekstrin merupakan karbohidrat yang terbentuk dalam proses pemecahan


hidrolisis pati.
selulosa merupakan karbohidrat sebagai unsur utama pembentuk kerangka
tumbuhan. Karbohidrat jenis ini hanya bisa di cerna oleh hewan yang
mempunyai enzim hidrolase misalnya sapi, serta kebanyakan mamalia dan
manusia tidak bisa mencerna langsung karbohidrat jenis ini.
kitin merupakan karbohidrat yang penting untuk menyusun rangka hewan
invertebrata, banyak ditemukan dalam eksoskeleton krustasea, serta pada
insekta.
B. Protein
Merupakan senyawa organik yang kompleks polimer dari monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein ini memiliki fungsi yang berguna untuk:
- Mengkatalis perubahan biokimia, atau sebagai biokatalisator (enzim)
- Struktur utama dari jaringan / organ/ sel
- Sebagai transport senyawa di dalam darah (oksigen, elektron)
- Mempertahankan agar tubuh dalam keadaan seimbang cairan tubuh
- Sebagai sistem pertahanan tubuh atau antibodi
- Mengendalikan metabolisme senyawa di dalam tubuh.
Penggolongan klasifikasi protein berdasarkan pada bentuknya:
- Protein globuler, merupakan protein yang perannya ada pada reaksi
metabolik, misalnya pada enzim, hemoglobin
- Protein fibrosa, merupakan protein yang perannya melakukan fungsi
struktural dan penyimpnan, misalnya pada keratin, kolagen
Penggolongan klasifikasi protein berdasarkan fungsi biologinya:
- Protein penyimpan, misalnya pada feritin, myoglobin.
- Protein pengatur, misalnya pada protein pengikat DNA, hormon peptide.
- Protein struktural, misalnya pada kolagen, proteoglikan.
- Protein pelindung, misalnya pada faktor pembekuan darah,
immunoglobulin.
- Protein pengangkut, misalnya pada hemoglobin, lipoprotein plasma.
25

- Protein kontraktil/motil, misalnya pada aktin, tubulin.


C. Lemak
Merupakan zat organik hidrofobik (sukar air) yang bersifat sukar dalam
air, namun mudah dalam larut pada pelarut organik seperti kloroform, benzena,
dan eter.
Fungsi dari lemak:
- Pelindung tubuh dari suhu lingkungan yang rendah
- Pelarut dalam vitamin A, D, E, K
- Sebagai bantalan lemak yang berguna untuk melindungi bagian tubuh yang
vital
- Penghasil energi pada tubuh yang paling besar
- Penahan rasa lapar, dengan lemak akan memperlambat dalam mencerna
- Bahan dalam penyusun membran sel.
Penggolongan lemak dalam klasifikasinya:
- Lipid sederhana, merupakan senyawa ester alam lemak dengan berbagai
alkohol. Misalnya lemak, malam / wax
- Lipid kompleks, merupakan este asam lemak dengan alkohol dan gugus
lain. Misalnya fosfolipid, glikolipid, lipid protein, lipoprotein,
fosfatidilikolin.
- Lemak lain/ prekursor dan derivat lipid, merupakan asam lemak, gliserol,
steroid, senyawa alkohol disamping gliserol dan sterol, aldehid lemak, dan
badan keton, hidrokarbon, vitamin larut lemak dan berbagai hormon.
Proses pencernaan lemak dalam tubuh:
- Pencernaannya tidak terjadi di mulut melainkan berada di dalam lambung
- Absorbsi sebagian terjadi pada usus halus, karena di dalam usus halus ada
enzim lipase
- Dalam tubuh lemak keluar dari lambung menuju ke usus sehingga
merangsang kinerja hormon kolesistokinin
- Hormon kolesistokonin menyebabkan kontraksinya kantong empedu untuk
menghasilkan cairan empedu ke duodenum.
Pertemuan VI
(Rabu, 6 Februari 2019)
Metabolisme

Metabolisme merupakan reaksi yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup


dengan reksi pemecahan senyawa maupun penggabungan senyawa.
- Anabolisme
Merupakan reaksi penggabungan senyawa yang semula sederhana
menjadi lebih kompleks, misalnya pada reaksi glukosa yang akan menjadi
senyawa yang lebih komples seperti glikogen.
 Glikogenesis
Yaitu proses dalam membentuk glikogen dari glukosa.
Biasanya terjadi pada organ otot yang berguna untuk cadangan
sumber energi dan pada hati yang berguna untuk cadangan
dalam mempertahankan gula darah.
 Glukoneogenesis
Yaitu proses dalam membentuk glukosa tetapi
menggunakan senyawa yang berasal dari karbohidrat. Biasanya
terjadi pada organ tubuh hati dan ginjal. Gluconeogenesis
sangat diperlukan untuk glukosa bila karbohidrat dalam darah
tidak mencukupi.
- Katabolisme
Merupakan reaksi pemecahan senyawa dari yang semula kompleks
menjadi lebih sederhana, misalnya pada reaksi pemecahan glikogen
menjadi glukosa.
 Glikogenolisis
Yaitu proses dalam penguraian glikogen menjadi berbentuk
glukosa. Bianyanya terjadi pada organ otot yang berguna untuk
mendapatkan energi dan pada otot yang berguna untuk
mempertahankan kadar glukosa darah di waktu makan.
 Glikolisis

26
27

Yaitu proses dalam penguraian karbohidrat menjadi


berbentuk asam piruvat. Dalam proses glikolisis sendiri ada 2
yaitu Aerob yang menghasilkan asam piruvat, dan Anaerob
yang hasil akhirnya berupa asam laktat
Pertemuan VII & VIII
(Rabu, 13 Februari 2019 & Rabu, 20 Februari 2019)
Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme merupakan reaksi yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup


dengan reksi pemecahan senyawa (katabolisme) maupun penggabungan senyawa
(anabolisme).
Metabolisme karbohidrat merupakan proses yang terjadi pada tubuh
makhluk hidup yang menguraikan senyawa berbentuk kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana dari yang semula.
Karbohidrat sendiri memiliki fungsi utama sebagai sumber energi yang
berasal dari sintesis glukosa dalam tubuh.
Dalam proses pencernaanya, metabolisme dalam karbohidrat dibagi
menjadi 4 yaitu:
- Glikolisis terjadi ketika metabolisme karbohidrat dalam keadaan tinggi,
dalam hal ini glikolisis merupakan tahap penguraian karbohidrat untuk
menghasilkan hasil akhir berupa asam piruvat.
- Glikogenesis terjadi ketika metabolisme karbohidrat dalam keadaan tinggi,
dalam hal ini glikogenesis merupakan tahap pembentukan glikogen dari
glukosa.
- Glikogenolisis terjadi ketika sedang puasa/kelaparan maka metabolisme
karbohidrat akan dalam keadaan rendah, glikogenolisis merupakan
tahapan dalam menguraikan glikogen ke bentuk yang lebih sederhana
yaitu glukosa.
- Gluconeogenesis terjadi ketika sedang dalam keadaan puasa/kelaparan
maka metabolisme karbohidrat dalam tubuh dalam keadaan rendah,
gluconeogenesis merupakan tahapan dalam pembentukan senyawa yang
bukan berasal dari karbohidrat.
Jenis-jenis karbohidrat:
Monosakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari 1 jenis gula.

28
29

o Glukosa
o Fruktosa
o Galaktosa
Disakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari 2 monosakarida.
o Sukrosa
o Laktosa
o Maltose
Polisakarida merupakan gabungan lebih dari 2 monosakarida.
Dalam pengidentifikasian karbohidrat pada suatu bahan makanan pasti
akan dilakukan suatu uji sampel makanan. Dalam hal ini karbohidrat memiliki
cara pengidentifikasian yang banyak jenisnya.
- Uji Molish
Uji ini dilakukan dengan cara sampel yang telah dibuat menjadi
larutan ditambah dengan α – Naftol 10% (baru dibuat) sebanyak 2 tetesan
kemudian dikocok. Setelah dikocok, masukkan sebanyak 2 ml larutan
H2SO4 pekat hingga terbentuk 2 lapisan, seperti cincin warna merah pekat
yang menunjukkan adanya identifikasi karbohidrat dalam sampel.
- Uji Seliwanof
Uji Seliwanof dilakukan dengan cara membuat pereaksi terlebih
dahulu dengan cara mencampurkan 12 ml HCl pekat, 3,5 ml resolsinol 0,5
% kedalam sampel serta ditambahkan 5 ml pereaksi, lalu diletakkan dalam
air mendidih selama kurang lebih 10 menit, jika dalam percobaan terdapat
warna merah pada sampel maka diidentifikasi bahwa uji mengandung
fruktosa.
- Uji Antron
Uji Antron dilakukan dengan cara membuat terlebih dahulu
pereaksi dengan cara larutan antron 0,2 % dimasukkan dalam H2SO4
pekat, kemudian ditambahkan 0,2 ml sampel ke larurtan antron, jika pada
percobaan terdapat warna hijau maka mengidentifikasikan adannya
karbohidrat dalam uji sampel tersebut.
30

- Uji Benedict
Uji dengan menggunakan larutan benedict dengan cara
mencampurkan CuSO4, natrium sitrat, serta Na2CO3. Dalam uji ini jika
larutan terdapat endapan merah bata maka diidentifikasi terdapat glukosa
didalamnya.
- Uji Barfoed
Uji menggunakan Barfoed dengan menggunakan tembaga (II)
asetat. Dengan cara masukkan 5 ml pereaksi yang ditambah 1 ml larutan
sampel, lalu dipanaskan selama 1 menit, jika dalam percobaan terdapat
endapan merah orange diidentifikasi terdapat monosakarida di dalam
larutan sampel.
- Uji Iodin
Uji iodin menggunakan cara bahan yang sudah disiapkan diberi
larutan iodin , jika berubah menjadi warna biru maka uji tersebut
mengandung amilum atau zat tepung.
- Uji Fehling
Uji Fehling dengan cara membuat campuran larutan CuSO4 dan
Na-K-tartrat, jika dalam percobaan terbentuk endapan merah bata maka
diidentifikasi bahwa sampel mengandung monosakarida.
Pertemuan ke IX & X
(Rabu, 6 Maret 2019 & Rabu, 13 Maret 2019)
Metabolisme Asam Amino

Asam amino atau yang lebih dikenal dengan nama polimernya


yaitu polipeptida atau yang lebih dikenal dengan nama ‘protein’. Nama
yang berasal dari bahasa yunani dari kata protos yang artinya paling
berarti. Sedangkan protein sendiri merupakan senyawa organik berbobot
molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomernya asam amino
yang saling berhubungan dengan ikatan peptide sehingga dalam jumlah
banyak menjadi protein.
Dalam senyawa protein tersendiri terdapat unsur seperti karbon ( C
), hydrogen ( H ), oksigen (O 2), nitrogen, terkadang terdapat sulfur ( S ),
serta phosphor ( P ) yang nantinya akan bergabung menjadi sebuah
senyawa.
Fungsi dari protein sendiri merupakan struktur sel makhluk hidup,
serta struktur utama dalam tubuh virus, serta pada manusia memiliki
fungsi antara lain:
Diperlukan untuk berkembang dan perawatan jaringan.
Diperlukan untuk penghubung (enzim, hormon, hemoglobin,
neurotranmiter).
Mengontrol keseimbangan cairan tubuh (cairan intraseluler, cairan
ekstraseluler, serta cairan intravaskuler).
Memelihara penimbunan dari asam / basa.
Menstimulasi produksi dari antibody.
Pengangkutan nutrisi (pembawa protein).
Sumber dari kalori (4 kkal/ gram).
Klasifikasi dari protein:
Alami
 Protein endogen misalnya tubuh jaringan.
 Protein eksogen misalnya makanan.

31
32

Sintesis
 Protein esensial, merupakan protein yang di dalam tubuh tidak
dapat disintesa sehingga untuk dapat memenuhinya didapatkan
dari makanan. Yang termasuk dalam jenis ini yaitu arginin,
histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, phenilalanin, treonin,
triptofan, valin.
 Conditional esensial, merupakan protein yang didapatkan dari
sintesis protein lain maupun berasal dari metabolisme lain yang
mengandung nitrogen kompleks. Yang termasuk dalam golongan
protein jenis ini adalah prolin, serin, arginine, tirosin, sistein,
glisin.
 Non esensial protein, merupakan protein yang bisa / dapat
disintesa oleh tubuh, walaupun tidak dalam keadaan makan.
Yang termasuk dalam jenis ini yaitu alanin, asparagin, aspartat,
sistein, glutamat, glutamin, glisin, prolin, serin, tirosin.
Klasifikasi protein
Berdasarkan komposisinya
o Simple protein
o Protein konjugat
o Protein derivat
Berdasarkan fungsi fisiologinya
o Protein struktural
o Protein kontraktil
o Hormon
o Enzim
o Antibodi
o Protein darah
Metabolisme Protein
Dalam metabolisme protein didapatkan dari asam amino dari hasil
pembongkaran protein yang berasal dari tubuh di dalam hati, dalam
33

pembongkaran tersebut diambil hasil nitrogen. kemudian melalui siklus


asam serta siklus urea, dihasilkan energi sebagai hasil sampingan
pemecahan asam amino yang kemudian dalam tahap terakhir dilakukan
sintesis protein dari asam amino. Sumber dari asam amino tersendiri
berasal dari katabolisme protein dalam makanan, sintesis yang dilakukan
dalam tubuh.
Asam amino tidak dapat disimpan dalam tubuh, jika didalam tubuh
terjadi kelebihan atau kekurangan sumber energi lain seperti karbohidrat
maupun lipid maka tubuh akan bereaksi dengan menggunakan asam amino
sebagai sumber energi. Dalam prosesnya asam amino, tidak seperti
karbohidrat dan lemak, asam amino harus melepaskan gugus amin karena
gugus amin mempunyai sifat toksik. Tahapan untuk melepas gugus amin
yaitu:
Transaminasi
Merupakan proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus asam amino dari satu asam amino ke gugus asam amino yang lain.
Proses ini terjadi pada bagian mitokondria dan sitoplasma yang ada dalam sel.
Dengan cara enzim aminotransferase memindahkan amin kepada ∝ -
ketoglutarat menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan
aspartat.
Deaminasi Oksidatif
Merupakan proses deaminasi asam amino secara oksidatif maupun non
oksidatif. Dengan cara melepaskan amin dari glutamat yang akan
menghasilkan ion ammonium sebagai hasilnya.
Siklus Pembentukan Urea
Yang pertama yaitu di bantu menggunakan enzim karbamoil fosfat
sintase I, yang akan menyebabkan ion amonium bereaksi dengan CO2
yang menghasilkan korbamoil fosfat, dengan bantuan ATP. Kemudian
dibantu menggunakan enzim ornitin transkarbamoilase, dengan cara
korbamoil fosfat bereaksi dengan L-ornitin yang akan menghasilkan L-
sitrulin dan akan melepaskan gugus fosfat. Selanjutnya dibantu
34

menggunakan enzim argininosuksinat sintase, dengan cara L-sitrulin


bereaksi dengan L-aspartatyang akan menghasilkan L-argininosuksilat,
dengan bantuan ATP. Lalu dengan bantuan enzim argininosuksilat liase,
L-argininosuksilat akan dipecah menjadi fumarate serta L-arginin. Yang
terakhir dalam siklus urea, menggunakan bantuan enzim arginase, dengan
cara penambahan H2O terhadap L-aginin yang akan menghasilkan hasil
akhir berupa ornitin dan urea.
Kelainan Bawaan dalam Metabolisme Asam Amino
1. Fenilketonuria
Merupakan defisiensi dalam enzim fenilalanin hidroksilase yang
menyebabkan cacat bawaan dan keterlambatan mental, dengan tanda tanda
dalam urin mengandung fenil piruvat, fenil asetat, fenil laktat.
2. Alkaptonuria
Merupakan defisiensi enzim homogentisat oksidase, dengan tanda
warna homogenisat hitam serta tidak terdapat tanda klinis lain dalam
pemeriksaan.
3. Sistinuria (batu ginjal)
Merupakan kelainan pada ginjal karena pengabsorbsi yang kurang
baik. Dengan tanda dalam urin mengandung sistin, lisin, arginin. Serta
ditemukannya adanya batu ginjal (sistin) dalam saluran atau dalam
ginjalnya.
4. Urin sirup maple
Merupakan defisiensi enzim β – keto dekarboksilase. Dengan
tanda tanda dalam urin mengandung valin, isoleusin, leusin, asam keto,
yang jika pengidentifikasian terlambat kurang dari 1 minggu bisa
menimbulkan kematian pada penderita.
Konversi Asam Amino Menjadi Bentuk Khusus
1. Sulfat urin (terutama berasal dari sistein)
2. Dekarboksilasi histidine membentuk histamin
3. Arginin, melalui ornitin merupakan precursor senyawa-senyawa poliamina
4. N-asetilase serotonin membentuk melatonin
35

5. Melanin merupakan polimer dari katabolit triptofan


6. Tirosin membentuk epinefrin dan norepinefrin
Uji untuk Membuktikan Protein
1. Uji komposisi dari suatu protein
o Uji komposisi protein secara umum, dengan cara protein yang
berbentuk bubuk dipanaskan dalam tabung reaksi, dengan hasil warna
hitam sebagai hasil dari adanya karbon, bau gas seperti ammonia
menendakan adanya nitrogen dan hidrogen, serta pada kertas yang
mengandung Pb asetat menjadi berwarna hitam yang menadakan
adanya sulfur dalam percobaan tersebut.
o Uji terhadap nitrogen organic dengan cara uji lassaigne.
o Uji terhadap sulfur dengan cara uji terhadap sistin dan sistein.
2. Uji reaksi warna dari suatu protein
o Uji biuret, uji ini menggunakan larutan CuSO4 yang kemudian akan
bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau tiga ikatan
peptida yang akan menghasilkan warna violet.
o Uji millon, uji ini dilakukan dengan cara pencampuran antara reagen
millon dengan larutan yang mengandung protein, kemudian protein
diendapkan menjadi garam merkuri kemudian dipanaskan dengan api
yang kecil maka akan mendapatkan hasil endapan seperti warna merah
daging.
o Uji Hopkins cole, uji ini menggunakan gugus indol pada triptofan,
gugus aldehid pada asam glioksilik akan membantu merubah gugus
indol menjadi senyawa yang akan menghasilkan hasil akhir berupa
warna violet (ungu).
o Uji Liebermann, merupakn uji dengan cara menambahkan larutan HCl
pekat ke protein (s), kemudian dipanasakan sampai mendidih,
kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan sukrosa kedalamnya,
maka hasilnya akan terlihat berwarna violet (ungu) sebagai kerja HCl
terhadap gula.
36

o Uji Acree-Rosenheim, merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya


formaldehid dalam susu, yang akan menghasilkan cincin berwarna
ungu juka ditambah asam seperti HCl jika dipanaskan.
o Uji Sulfur, merupakan uji protein dengan cara mendidihkan protein
yang dicampur dengan larutan KOH atu NaOH dan Pb-asetat, maka
akan terdapat endapan berwarna hitam.
o Uji Molisch, merupakan uji untuk menguji adanya protein murni yang
berasal dari golongan glikoprotein.
3. Reaksi pengendapan untuk protein
o Dengan cara denaturasi protein dengan panas serta pH ekstrim.
o Dengan cara pembentukan endapan melalui logam berat antara lain
HgCl2, AgNO3.
o Dengan cara pembentukan endapan dengan reagen bersifat asam antara
lain asam fosfotungstat, asam pikrat.
o Dengan cara mengendapkan dengan ferrosianida.
o Dengan cara mengendapkan dengan alcohol.
Pertemuan ke XI &XII
(Rabu, 20 Maret 2019 & Rabu, 27 Maret 2019)
Metabolisme Lemak

Lipid atau lemak merupakan senyawa yang tidak larut dalam air yang
diekstrasi dari makhluk hidup dengan cara menggunakan larutan non polar.
Fungsi dari lemak sendiri yaitu:
Sumber dari energi.
Cadangan penghasil energi yang terakhir.
Hormon.
Pelarut dari vitamin A, D, E, K.
Isolator panas yang baik.
Pelindung organ penting dari suhu panas seperti otak, jantung, hati.
Merupakan organ penyusun dari membrane sel/organel,
lipoprotein.
Proses dari pencernaan lemak
Dalam pencernaan lemak tidak dapat dilakukan di dalam mulut, karena
mulut tidak memiliki enzim yang digunakan untuk memecah lemak, oleh karena
itu sebagian besar lemak diabsorbsi dalam usus halus yang mengandung enzim
lipase. Dengan makanan kemudian masuk kedalam lambung yang akan diteruskan
masuk ke dalam usus sehingga merangsang dari terbentuknya hormone
kolesistokinin. Hormone sistokinin ini merupakan suatu hormone yang kerjanya
merangsang kantong empedu berkontraksi dan mengeluarkan cairan empedu yang
sangat berguna untuk pencernaan lemak.
Cara dalam pengarbsorbsian lipid dengan cara lipid yang diperoleh dalam
makanan menjadi trigliserid, yang kemudian lipid akan keluar dari lambung yang
akan menghasilkan hormon kolesistokininyang akan merangsang pengeluaran
cairan empedu ke dalam usus. Dalam pencernaan ini sangat diperlukan asam /
garam empedu untul mengemulsikan lemak dalam sistem pencernaan serta
melarutkan dalam micelle.
Jenis – jenis dari lemak:

37
38

Trigliserida
Trigliserida merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang
biasanya mengandung lemak maupun kolestrol yang masuk kedalam tubuh
lewat makanan yang dimakan setiap harinya, oleh karena itu trigliserida
termasuk yang dapat ditemui dalam peredaran darah manusia.
Fosfolipid
Merupakan lipid/lemak yang di sintesis oleh hati dan usus,
diperlukan untuk pembentukan lipoprotein serta pembentukan membrane
sel, serta merupakan lipid yang mengandung gugus fosfat didalamnya, dan
mengikat gugus kolin, serin, inositol, etanolamin.
Dalam kehidupan fosfolipid sangat berguna sebagai pengobatan
pada masalah memori yang berhubungan dengan zat kronis karena
meningkatkan kemampuan organisme untuk beradaptasi dengan setres
kronis yang mereka alami.
Macam – macam dari fosfolipid:
o Fosfotidil Cholin / Fosfotidil Etanolamin
Merupakan fosfolipid yang harus diaktifkan terlebih dahulu
menggunakan ATP dan CTP baru yang berkaitan dengan
gliserol.
o Fosfotidil Serin / Fosfotidil Inositol
Merupakan kerangka dari gliserol (fosfatidat= 1,2
diasilgliserol fosfat) yang harus diaktifkan dulu dalam
penggunaannya terlebih dahulu menggunakan CTP.
Kolestrol
Merupakan zat metabolic yang ada di tubuh yang mengandung
lemak yang biasanya ditemukan dalam membran sel serta disirkulasikan
dalam plasma darah dalam sel manusia maupun hewan, jika di dalam
darah mengandung konsentrasi yang tinggi akan terjadi pengkristalan dan
mengakibatkan pengendapan yang menyebabkan penyempitan pada
pembuluh darah, batasan normal kolestrol yang ada dalam tubuh yaitu
160-200 mg.
39

Prostaglandin
Merupakan derivat asam polienoat sebagai pembentukan cincin
baru pada molekul, memiliki fungsi sebagai yang berperan dalam
kontraksi otot polos. Prostaglandin memiliki 3 seri yaitu PG 1 (derivat
asam linoleat), PG 2 (derivat asam arachidonat), PG 3 (derivat asam
linolenat).
Lipoprotein
Merupakan pengangkut dalam lipid eksogen (khilomikron), lipid endogen
(VLDL, IDL, LDL), balik kolestrol jaringan ke hati (HDL, VLDL, LDL).
o Khilomikron
Berfungsi sebagai pengangkut trigliserin dari usus ke jaringan
ekstrahepatik / jaringan lemak.
o VLDL
Berfungsi sebagai pengangkut trigliserin dari hati ke jaringan
ekstrahepatik dan jaringan lemak.
o IDL
Berfungsi sebagai bentuk peralihan dari VLDL dalam proses
katabolisme menjadi ke LDL, serta relatif singkat dalam darah.
o LDL
Merupakan lipis yang paling banyak mengandung kolestrol, terbentuk
dari sirkulasi darah sebagai hasil akhir dari katabolisme VLDL.
o HDL
Berfungsi sebagai pengangkut kelebihan kolestrol dari jaringan perifer
menuju ke hati hingga diekskresikan, disintesis pada hati dan usus.
Sintesis Asam Lemak
Sintesis de novo asam lemak / Lipogenesis
Lipogenesis biasanya terjadi pada organ hati (sitosol) yang
kemudian akan dibawa serta disimpan dalam jaringan lemak.
Sumber dari asam lemak ini adalah dari makanan, mekanisme
sintesis yang terjadi dalam tubuh dari asetil ko – A yang didapatkan dari
40

hasil glikolisis dan katabolisme asam amino, serta sangat membutuhkan


energi NADPH, ATP, CO2, untuk proses tersebut.
Pemanjangan rantai
o Sistem pemanjangan rantai pada mikrosom
Sistesis ini dilakukan dengan cara penambahan 2 atom C (malonil
Ko-A), jika tidak jenuh maka akan mengalami pemanjangan dengan
mudah, dengan atom C minimum 18 ataupun bisa lebih dan dengan
atom C maksimum diperpanjang menjadi senyawa dengan atom C
sejumlah 26.
o Sistem pemanjangan rantai pada mitokondria
Sintesis ini dilakuakan dengan penambahan 2 atom C (Asetil Ko-
A), ditentukan jika rasio NADH:NAD+ tinggi maka akan terjadi
pemanjangan rantai, tetapi jika rasionya berkebalikan maka akan
terjadi beta oksidasi.
Denaturasi / sintesis asam lemak tak jenuh
Merupakan sintesis asam lemak tak jenuh yang bersumber dari
makanan dan sintesis yang dilakukan dalam tubuh dengan menggunakan
enzim, ikatan yang pertama terbentuk antara atom C9 dan C10 dalam
keadaan yang gterbentuk dialam biasanya berbentuk cis.
Asam lemak tak jenuh / esensial sangat berfungsi sebagai bahan
dasar prostaglandin, serta penyusun dari membrane sel dan lipoprotein.
Oleh karena itu, defisiensi asam lemak esensial dapat menyebabkan tubuh
membentuk asam lemak polienoat, sera dengan gejala jika kurang asam
lemak polienoat akan terjadi pemanjangan rantai dan denaturasi.
Contoh asam lemak esensial yang tidak bisa disintesis oleh tubuh
yaitu asam linoleat dan asam linolenat.
Mobilisasi Asam Lemak
Pada saat puasa/kelaparan
Jika kadar glukosa dalam darah menurun maka kadar insulin juga akan
menurun sementara sekresi glucagon meningkat.kadar glukosa sel
41

adiposit, pembentukan gliserol 3-P, esterifikasi menurun, sedangkan pada


liposit dan asam lemak bebas dalam sel adiposit akan meningkat.
Pada saat stress
Sekresi epinefrin dan non epinefrin akan meningkat.
DM yang tidak terkontrol
Maka hal yang akan ditimbulkan kadar insulin akan turun.
Esterifikasi
Dalam proses esterifikasi dengan menggunakan Asil KoA dan gliserol 3
fosfat akan ditingkatkan sehingga menghasilkan hormon insulin dan
ketersediaan glukosa.
Lipolysis
Menggunakan asam lemak yang akan dibagi menjadi 2 proses yang
pertama akan dikeluarkan ke sirkulasi darah dan yang kedua akan akan
diesterifikasi ulang.
Metabolisme Lemak Dalam Hati
Salah satu metabolisme lemak ada di hati, dalam hati asam lemak,
trigliserid, fosfolipid, kolestrol, lipoprotein yang kemudian akan disintesis VLDL.
Ketogenesis
Merupakan proses pembentukan senyawa keton dalam tubuh yang
terdiri dari asetoasetat, β-hidroksi butirat, aseton yang dilakukan dalam
organ hati. Hasil ketogenesis akan menghasilkan ketosisyang selanjutnya
menjadi ketonuria dan ketonemia.
Kolestrol
Kolestrol ini merupakan bahan yang utama dalam penyusunan
membrane sel, juga bahan utama penyusun lipoprotein, sebagai prazard
hormon steroid, serta prazard asam dalam empedu.
Normalnya berada pada makanan 300-750 mg/hari, sedangkan
dalam tubuh bisa menyintesis 650-1000 mg/hari dalam bentuk produk
khas hewani maupun dari tumbuhan dalam bentuk phytosterol, disitesis
dalam sitosol.
42

Kolestrol berasal dari usus halus (khilomikron), jaringan perifer


(HDL), hasil sintesis (VLDL menjadi LDL), dalam hal ini kolestrol tidak
dapat dipecah menjadi CO2+H2O tetapi akan dikonversikan menjadi asam
empedu yang sangat membutuhkan bantuan Vitamin C.
Pertemuan ke XIII &XIV
(Rabu, 10 April 2019 & Rabu, 17 April 2019)
Metabolisme Purin dan Pirimidin

Purin dan Pirimidin merupakan basa nitrogen yang ada pada DNA dan
RNA suatu sel.
Asam Nukleat atau asam inti merukan tempat DNA (pentose:deoksiribosa;
basanya: adenine, guanin, sitosin, timin) dan RNA (pentose: ribose; basa: adenine,
guanine, sitosin, urasil). DNA merupakan bahan genetic yang familier di sebut
gen serta RNA merupakan bahan dari cetakan informasi genetic.
Dalam DNA dibangun menggunakan karbohidrat tepatnya pentose, fosfat
dan suatu basa dalam bentuk polimer dan berkombinasi membentuk helix ganda.
Dalam blok pembangunan DNA dengan 5 gula karbon deoksiribosa yang akan
saling dihubungkan oleh ikatan fosfodiester sehingga menghasilkan bentuk rantai
ganda dengan tulang punggungnya dibentuk dari ikatan KH-fosfat pada bagian
luar helix.
Sedangkan dalam DNA dan RNA ada Nukleotida yang hampir semua
organisme mampu mensintesis nukleotida dari prekusor ke bentuk yang
sederhama. Dalam hal pemecahan nukleotida ini disintesis dari hasil pemecahan
nukleotida yang telah ada. Nukleotida ini berfungsi dalam sintesis protein, lipid
dan karbohidrat; membentuk KoEnzim, menyerap sinar ultraviolet pada 260 nm;
diperlukan dalam kemoterapi.

Biosintesis Purin
Biosintesis purin dilakukan melalui 3 proses yaitu sintesis de novo,
fosforibolasi purin, fosforilasi nukleosida purin. Dalam purin juga mengalami
degradasi pada vertebrata terrestrial akan menjadi urea yang hasil akhirnya
ureotelic, pada burung dan reptil akan menjadi asam urat yang kemudian hasil
akhirnya uricotelic, dan pada binatang laut akan menjadi ammonia yang hasil
akhirnya berupa ammonotelic.

43
44

Purin & Pirimidin


Inti dari purin dan pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA. Purin serta pirimidin memiliki derivat
& basa yang berbeda jika purin memiliki adenine dan guanin maka pada derivat &
basa pirimidin memiliki sitosin, urasil dan timin. Dalam tubuh makhluk hidup
purin dan pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, KoEnzim.
Pada prin akan dimetabolisme menjadi asam urat, sedangkan pada
pirimidin akan dimetabolisme menjadi CO2 dan NH3.
Katabolisme Asam Nukleat
Didalam pencernaan terdapat nucleoprotein yang akan dipecah menjadi
molekul yang lebih kecil menjadi nucleoprotein sehingga akan menghasilkan
asam nukleat + protein. Sedangkan asam nukleat akan menjadi nukleotida dan
menghasilkan hasil akhir berupa nukleosida + asam folat. Kemudian dari
nukleosida lah yang akan menghasilkan hasil akhir berupa basa purin/pirimidin +
pentosa atau melalui hidrolisis nucleoprotein yang akan menjadi protein, asam
folat, pentosa, basa purin/pirimidin.
Katabolisme Purin
Dari adenosin yang kemudian akan dihasilkan menjadi inosin lalu menjadi
santin , santin terdapat paling banyak pada organ ginjal, hati, usus halus, santin
inilah yang kemudain akan menghasilkan hasil akhir berupa asam urat. Ataupun
melalui proses guanosin yang akan menghasilkan guanine kemudian santin dan
hasil akhirnya akan menjadi asam urat.
Di dalam tubuh jika asam urat dalam jumlah yang banyak maka akan di
timbun di bawah lapisan kulit yang dikenal dengan nama penyakit gout atau pirai.
Penyakit gout ini ditandai dengan gejala serangan tulang dan arthritisyang akut;
kadang-kadang disertai dengan pembentukan Kristal natrium urat yang besar yang
di sebut topus; kerusakan sendi secara kronis; cedera pada ginjal; serta kadar asam
urat dalam darah >7,5 mg/dL. Hal yang dilakukan agar gout bisa di obati yaitu
ketika arthritis akut penderita akan di berikan terapi untuk mengurangi
peradangannya, hal ini dengan memberikan obat analgesic. Pencegahan dini untuk
penyakit gout adalah dengan menghindari penggunaan obat-obatan yang
45

menimbulkan kenaikan kadar asam urat dalam darah, meminum alcohol yang
merupakan sumber dari dari purin, dengan banyak minum air, mengurangi
makanan yang mengandung purin seperti: daging sapi; daging babi; kambing;
jeroan; bebek; angsa; seafood;kacang; bayam; jamur; kembang kol.
Katabolisme Pirimidin
Dimulai dari sitosin yang akan menghasilkan urasil, kemudian
dihidrourasil yang akan diproses menjadi ureidopropionat yang akan
menghasilkan hasil akhir berupa CO2 + H2O. maupun dapat melewati tahapan
timin kemudian masukke dihidrotimin, kemudian menjadi asam βureidoisobutirat
yang akan mengasilkan CO2 +H2O. katabolisme ini terjadi pada organ di hati.
Aplikasi Biomolekuler di Bidang Kesehatan
Pengembangan dalam produk farmasi seperti pada vaksinasi, insulin.
Diagnosa penyakit menggunakan metode DNA Recombinan.
Diagnose penyakit genetic menggunakan metode teknik hibridasi DNA
Rekombinan.
Bisa digunakan untuk terapi gen dalam pengobatan penyakit genetic
Digunakan dalam bisang forensic.
Dalam melakukan tes DNA, biasanya akan dilakukan menggunakan media
darah, air liur, rambut, kuku, cairan amnion karena tingkat kevalidan yang
lumayan tinggi dari pada bagian tubuh lain.

Anda mungkin juga menyukai