Alat atau instrumen yang di gunakan oleh penelti dalam mengumpulkan data adalah sebagai
berikut :
E. Etika Penelitian
Peneliti menerapkan prinsip – prinsip etik dalam melakukan penelitian ini guna melindungi
partisipan dari berbagai kekhawatiran dan dampak yang mungkin timbul selama kegiatan
penelitian. Menurut Afiyanti & Rachmawati (2014), pertimbangan etik dalam studi kualitatif
berkenaan dengan pemenuhan hak – hak partisipan. Hak – hak tersebut minimal memiliki
prinsip, yaitu :
1. Tahap Persiapan
a. Peneliti mengurus surat perizinan dengan mendapatkan surat pengantar penelitian dari
Fakultas Keperawatan Universitas Riau yang di tujukan RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.
b. Setelah itu peneliti datang ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, kemudian meminta
izin untuk malaksanakan penelitian ditempat tersebut, dan meminta data yang
diperlukan
c. Setelah mendapatkan izin penelitian dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Peneliti
mengunjungi ruangan perawat untuk melakukan studi pendahuluan yang dilakukan
pada objek penelitian.
d. Peneliti mendapatkan calon partisipan, peneliti membina hubungan saling percaya
dengan partisipan dengan menggunakan teknik komunikasi terapeutik.
e. Peneliti memberikan penjelasan kepada partisipan tentang maksud, prosedur, manfaat
dan resiko yang mungkin timbul selama penelitian dan meminta kesediaan untuk
menjadi partisipan, kemudian memberikan informen consent kepada partisipan, dan
setelah partisipan menandatangani serta menyetujui menjadi pertisipan baru kemudian
peneliti mananyakan kepada partisipan kesediaan waktu dan wawancara.
f. Kesepakatan waktu, meliputi kapan waaktu boleh kunjungan wawancara.
g. Pada saat dilakukan wawancara, jika partisipan bersedia di wawancara pada saat itu
juga dan menyepakati tempat yang nyaman untuk dilakukan wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara kepada partisipan. Tahap ini dilakukan
melalui 3 fase, yaitu fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi.
a. Fase Orientasi
Fase orientasi dilakukan setelah menandatangani informed consent sebagai bukti
persetujuan menjadi responden. Semua wawancara awal dilakukan di rumah sakit,
sesuai waktu yang telah disepakati, pelaksanaan wawancara dilakukan dengan
membuat suasana senyaman mungkin, peneliti dan pasrtisipan duduk berhadapan dan
jarak kedekatan kurang lebih 50 cm, peneliti menyiapkan alat tulis dan alat perekam,
agar selama wawancara perekam dapat berjalan dengan baik. Setelah menjalin
hubungan saling percaya kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam.
b. Fase kerja
Wawancara mendalam dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara dan
menggunakan komunikasi terapeutik. Pedoman wawancara digunakan sebagai
panduan wawancara yang berisikan pertanyaan. Ketika partisipan tidak mampu
memberikan jawaban, peneliti mencoba memberikan ilustrasi yang hampir sama.
3. Fase terminasi
Proses wawancara diterminasi saat partisipan telah menjawab semua pertanyaan.
Peneliti menutup wawancara dengan mengucapkan terimakasih kepada partisipan atas
kesediaan partisipan sebagai narasumber. Peneliti membuat kontrak kembali untuk
pertemuan selanjutnya dengan pasrtisipan yaitu melakukan validasi data.
4. Tahap akhir
Tahap terminasi akhir dilakukan peneliti setelah semua partisipan memvalidasi hasil
transkip verbatim dan rekaman wawancara. Pada tahap ini tidak ada perubahan data
baik penambahan atau pengurangan informasi. Peneliti memastikan hasil transkip
verbatin maupun wawancara sudah sesuaindengan fakta. Peneliti melakukan terminasi
akhir dengan parsipan dan mengucapkan terimakasih atas partispan telah ikuy aktif
serta dalam proses penelitian dan menyampaikan bahwa proses penelitian telah
selesai.
G. Analisa Data
Proses analisa data dilakukan secara simpultan dengan proses pengumpulan data. Setiap
melakukan wawancara dengan partisipan dan membuat catatan lapangan yang mengakut respon
non verbal partisipan, keadaan sekitar tempat wawancara, serta kegiatan disekitar lingkungan,
kemudian peneliti melakukan transkipsi hasil rekaman. Langkah selanjutnya melakukan
interpretasi dengan mengidentifikasi berbagai kemungkinan tema sementara dari hasil
wawancara. Kemudian peneliti melakukan kontrak waktu dan tempat lagi dengan partisipan
untuk melakukan pertemuan kedua, yaitu untuk menginformasikan tema sementara hasil analisa
apaka sesuai dengan pengalaman partisipan atau tidak. Pada pertemuan kedua ini selain untuk
menginformasikan tema sementara hasil analisa, juga peneliti melakukan wawancara lagi
untukmendapatkan data yang belum tergali secara mendalam pada wawancara pertama. Setelah
data hasil wawancara kedua cukup, kemudian peneliti menganalisa kembali peneliti melakukan
wawancara dan analisa data dengan pertemuan keduan dan selanjutnya dengan langkah-langkah
yang sama dengan partisipan pertama.
Peneliti mengidentifikasi dan menganalisi data atau informasi yang ditemukan. Menurut Staubert
& Carpenter (2011), menyatakan analisis data adalah :
H. Keabsahan Data
Jaminan keabsahan atau kejujuran dalam pengambilan data merupakan syarat penting melalui
prinsip validitas dan reabilitas data yang diperoleh. Prinsip keabsahan data dalam penelitian
kualitatif didasarkan pada kriteria credibility, dependability, confirmability, dan transferability
(Speziale & Carpenter, 2003).
Kredibilitas (credibility) mempunyai tujuan untuk menentukan kebenaran dari temuan penelitian.
Peneliti menjamin kredibilitas hasil penelitian ini dengan mengembalikan transkip yang telah
dibuat untuk dilakukan verifikasi keakuratan transkip dan tema sementara yang telah ditentukan
kepada pastisipan pada saat wawancara kedua dilakukan.
Dependability menunjukkan bahwa data mempuyai kestabilan dari waktu ke waktu yang
bermakna relibilitas. Untuk mencapai dependability teknik yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan penelaahan data dan dokumen-dokumen yang
mendukung secara menyeluruh dan detail oleh seorang penelaah eksternal. Pada penelitian ini
penelaah eksternal yang dilibatkan adalah pembimbing peneliti pada saat penyusunan tesis.
Confirmabilityadalah obyektifitas atau kenetralan data. Teknik yang digunakan untuk menjamin
confirmability dalam penelitian ini dilakukan dengan menunjukkan seluruh transkip dan catatan
lapangan, tabel pengkategorian tema dan tabel analisa tema serta mendiskusikannya dengan
peneliti eksternal yaitu pembimbing tesis.
Transferability atau disebut keteralihan, yaitu suatu bentuk validitas ekternal yang menunjukkan
derajat ketepatan atau dapat diaplikasikannya suatu hasil.