Anda di halaman 1dari 12

Budaya Kematian di Korea Selatan

1. Tradisi Pemakaman (Tempat)

Upacara pemakaman akan dilakukan di sebuah rumah


duka (jangraeshikjang). Jangraeshikjang biasanya berada di
kawasan rumah sakit tertentu. Karena itu, persiapan pemakaman
bisa dimulai dengan segera, atau pada hari yang sama dengan
kematian. Jika kematian terjadi pada malam hari, hal itu bisa
dilakukan pada keesokan paginya.

Keluarga mendiang akan memberitahu nomor ruangan


di jangraeshikjang yang disewa kepada teman, saudara, rekan
bisnis dan lainnya. Upacara pemakaman bisa digelar besar-
besaran, seringkali dengan ratusan orang yang hadir dan
dilangsungkan selama tiga sampai tujuh hari.
2. Perlakuan pada jenazah

 Jenazah posisi lurus dan ditutupi kain putih. Kemudian jenazah


tersebut akan diletakkan di sebuah peti yang juga dijadikan sebagai
meja untuk menaruh bunga, dupa dan foto almarhum.

 Hari kedua, jenazah dimandikan oleh anggota keluarga yang tertua di


rumah duka. Setelah itu, jenazah akan berpakaian rapi. Umumnya
setelan jas yang akan dipakaikan ke jenazah.

 Hari ketiga, upacara singkat akan diadakan untuk memberikan


penghormatan terakhir bagi almarhum. Pada acara ini, kehidupan
pribadi almarhum akan diceritakan kepada pelayat. Pelayat juga akan
memberikan kata-kata terakhir untuk almarhum sambil membakar
dupa dan membungkuk kecil tanpa berlutut, satu kali untuk keluarga.
 Setelahnya, jenazah dapat dibawa ke krematorium atau ke
kuburan. Dulu lebih populer mengubur tubuh, tapi baru-baru
ini, terutama di kota-kota, kremasi semakin digemari bagi
masyarakat Korea Selatan.

Setelah peti
diturunkan,
salah satu
keluarga akan
melempar tanah
tiga kali ke peti
kemudian baru
peti ditutup
dengan tanah
sepenuhnya.
Pemakaman dengan cara kremasi
Sejak ’90an, kremasi menjadi tren upacara pemakaman di Korea
Selatan karena minimnya lahan, sehingga pemerintah mengubah aturan
pemakaman. Jadi, tahun 2000an, pemerintah membangun banyak
sekali tempat kremasi.
Pada 2010, menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan,
terdapat 172 ribu jenazah yang dikremasi. Itu merupakan 67 persen dari
total kematian di sana.
3. Etika Hadir di Upacara Pemakaman Korea
Selatan

 Tamu diharapkan mengenakan pakaian berwana Hal itu


pun berlaku untuk keluarga yang berkabung.
 Para wanita diminta untuk tidak memakai perhiasan dan
riasan.
 Warga Korea Selatan memiliki pakaian tradisional yang
disebut hanbok yang identik dengan warna cerah. Namun,
untuk menghadiri prosesi persemayaman dan upacara
pemakaman, warga hanya bisa mengenakan hanya yang
berwarna hitam atau putih.
3. Etika Hadir di Upacara Pemakaman Korea
Selatan

Kerabat dekat laki-laki


dapat memakai ban
lengan dan topi khusus
yang terbuat dari goni.
Hal tersebut
memungkinkan anggota
keluarga laki-laki mudah
diidentifikasi sebagai
kerabat almarhum.
4. Santunan

 Setiap tamu adalah pemberian donasi untuk pemakaman tersebut. Itu turut

menjadi tradisi kuno Korea untuk membantu berbagi beban biaya

pemakaman.

 Biasanya, di sana akan ada kotak merah (bujoham) dan para tamu dapat

menempatkan donasi mereka di kotak itu. Uang harus selalu ada dalam

amplop putih dan orang biasanya menandai nama mereka di amplop.

 Tujuannya adalah agar keluarga yang tengah berduka dapat membuat catatan

tentang siapa yang telah menyumbangkan dan kemudian dapat

mengembalikan jumlah yang sama jika terjadi kematian di keluarga


Tradisi Chuseok, Songpyeon

 Chuseok, tradisi 'Thanksgiving' ala Korea Selatan. Mereka akan


berkumpul dan berbagi makanan bersama keluarga.

Songpyeon, olahan beras yang


disajikan dengan beberapa isian
seperti kacang kedelai atau wijen.
Tradisi Chuseok, Songpyeon

keluarga akan berkunjung


ke makam leluhur atau Seongmyo.
Tradisi ini merupakan bentuk rasa
hormat kepada nenek moyang
keluarga yang sudah meninggal,
pelaksanaanya pun tidak jauh
berbeda dengan ziarah. Keluarga
berdoa dan membersihkan makam
orang yang sudah tiada.
Tren “Mocking Funeral”

 “Mocking Funeral” merupakan tren baru sebagai acara


menghadiri pemakaman diri sendiri. Selama proses ini,
para peserta akan dibaringkan di peti mati dan menerima servis
“Mock Funeral” sampai acara selesai. Menurut data Hyowon
Healing Center, angka peserta “Mocking Funeral” naik menjadi
15.000 orang sejak tahun 2012.
 Alasan utama orang mengikuti acara ini adalah mereka
dalam masa ‘terminal illness” dan mereka ingin
menolong diri sendiri tentang penerimaan bahwa
mereka pasti mati.
Tren “Mocking Funeral”

Anda mungkin juga menyukai