2. ETIOLOGI
Distosia dapat disebabkan oleh :
a. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau
akibat upaya mengedan ibu (kekuatan/power).
Sering dijumpai pada primigravida tua dan inersia uteri, pada multi
gravida, factor herediter, emosi dan kekuatan , salah pimpinan
persalinan pada kala II atau salah pemberian obat seperti oksitosin dan
obat penenang.
b. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/passage)
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau
keabnormalan saluran reproduksi yang dapat mengganggu dorongan
atau pengeluaran janin
c. Sebab pada janin meliputi kelainan presentasi/kelainan posisi, bayi
besar, dan jumlah bayi (passengger)
1. Posisi Bayi
a. letak sungsang disebabkan oleh prematuritas karena bentuk
rahim relative kuranglonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala relative besar, hidramion anak mudah bergerakserta
plasenta previa. Karena mengahalangi turunnya kepala kedalam
pintu atas panggul, bentuk rahim yang abnormal, kelainan bentuk
kepala seperti anensefalus dan hidrosefalus (obsteri patologi)
b. letak lintang disebabkan oleh Fiksasi kepala tidak ada indikasi
CPD, hidrosefalus, ansefalus, plasenta previa, dan tumor pelvis ,
janin mudah bergerak karena hidramion, multiparitas,
pertumbuhan janin terhambat, atau janin mati, gemeli, kelainan
uterus, lumbar skoliosis, monster, pelvic kidney,dan kandung
kemih serta rectum penuh.
2. Kelainan Janin
1. Bayi besar
a. Diabetes mellitus
DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar dengan berat lahir
mencapai 4000-5000 gram atau lebih
b. Keturunan
Seorang ibu gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi
besar
c. Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya
Bila bumil punya riwayat melahirkan bayi makrosomia sebelumnya,
maka ia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan
makrosomia dibandingkan wanita yang belum pernah melahirkan bayi
makrosomia karena umumnya berat seorang bayi yang akan lahir
berikutnya bertambah sekitar 80-120 gr.
d. Hydrochepalus
Terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan
tempat absorpsi dalam ruang subaraknoid.
e. Anensefalus
Disebabkan factor mekanik, factor infeksi, factor obat, factor umur
ibu, factor hormonal.
f. Kembar siam
Terjadi apabila Zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna. karena terjadinya pemisahan yang lambat, maka pemisah
anak tidak sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD 1998).
g. Gawat janin
a) infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus
plasenta dalam waktu singkat) berupa aktivitas uterus, yang
berlebihan, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin,
hipotensi ibu, kompresi venakava , posisi terlentang, perdarahan
ibu, solusio plasenta, plasenta previa.
b) Infusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus
plasenta dalam waktu lama) berupa penyakit hipertensi
c) Diabetes melliltus, pada ibu penderita DM maka kemungkinan
pada bayi akan mengalami hipoglikemia karena pada ibu yg
diabetes mengalami gangguan penyerapan glukosa, dan dan
seringkali disertai hipoksia.
d) Isoimunisasi rh, postmaturnitas atau dismaturnitas, kompresi
(penekanan)tali pusat.
d. Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan
pengalaman, persiapan, budaya, serta sistem pendukung
4. KLASIFIKASI DISTOSIA
a. Persalinan Disfungsional ( Distosia karena Kelainan Kekuatan atau His)
Persalinan disfungsional adalah kontraksi uterus abnormal yang
menghambat kemajuan dilatasi serviks normal, kemajuan
pendataran/effacement (kekuatan primer), dan atau kemajuan
penurunan (kekuatan sekunder). Gilbert (2007) menyatakan beberapa
faktor yang dicurigai dapat meningkatkan resiko terjadinya distosia
uterus sebagai berikut:
1. Bentuk tubuh (berat badan yang berlebihan, pendek)
2. Kondisi uterus yang tidak normal (malformasi kongenital, distensi
yangberlebihan, kehamilan ganda, atau hidramnion)
3. Kelainan bentuk dan posisi janin
4. Disproporsi cephalopelvic (CPD)
5. Overstimulasi oxytocin
6. Kelelahan, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, dan
kecemasan
7. Pemberian analgesik dan anastetik yang tidak semestinya
Kontraksi uterus abnormal terdiri dari disfungsi kontraksi
uterus primer (hipotonik) dan disfungsi kontraksi uterus sekunder
(hipertonik).
1. Disfungsi Hipotonik
Perempuan yang semula membuat kemajuan normal tahap
kontraksi persalinan aktif akan menjadi lemah dan tidak efisien,
atau berhenti sama sekali.
Uterus mudah “indented”, bahkan pada puncak kontraksi.
Tekanan intrauterin selama kontraksi (biasanya kurang dari 25
mmHg) tidak mencukupi untuk kemajuan penipisan serviks dan
dilatasi. CPD dan malposisi adalah penyebab umum dari jenis
disfungsi dari uterus.
HIS bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi
lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian lain, kelainannya
terletak dalam hal bahwa kontraksi uterus lebih aman, singkat, dan
jarang daripada biasa. Keadaan umum penderita biasanya baik dan
rasa nyeri tidak seberapa. Selama ketuban masih utuh umumnya
tidak banyak bahaya baik bagi ibu ataupun janin. Apabila his
terlampau kuat maka akan terjadi disfungsi hipertonik
2. Disfungsi Hipertonik
Ibu yang mengalami kesakitan/ nyeri dan frekuensi
kontraksi tidak efektif menyebabkan dilatasi servikal atau
peningkatan effacement. Kontraksi ini biasa terjadi pada tahap
laten, yaitu dilatasi servikal kurang dari 4 cm dan tidak
terkoordinasi. Kekuatan kontraksi pada bagian tengah uterus lebih
kuat dari pada di fundus, karena uterus tidak mampu menekan
kebawah untuk mendorong sampai ke servik. Uterus mungkin
mengalami kekakuan diantara kontraksi (Gilbert, 2007).
Distosia servikalis sekunder disebabkan oleh kelainan
organik pada servik, misalnya karena jaringan parut atau
karsinoma. Dengan HIS kuat serviks bisa robek, dan robekan ini
bisa menjalar ke bagian bawah uterus. Oleh karena itu setiap
wanita yang pernah mengalami operasi pada serviks selalu harus
diawasi persalinannya di rumah sakit. Kondisi distosia ini jarang
ditemukan kecuali pada wanita yang tidak diberi pengawasan yang
baik waktu persalinan.
Perbedaan antara Disfungsi Hipertonik dan Disfungsi Hipotonik
Disfungsi Hipertonik Disfungsi Hipotonik
Kontraksi
· -Tidak teratur dan tidak · -Terkoordinasi tetapi lemah
terorganisasi · - Frekuensi kurang dan pendek
· -Intensitas lemah dan selama durasi kontraksi
pendek, tetapi nyeri dan kram · -Ibu mungkin kurang nyaman
karena kontraksi lemah
- Presentasi dahi
Presentasi dahi adalah bila derajat defleksi kepalanya lebih berat,
sehingga dahi merupakan bagian yang paling rendah. Kondisi ini
merupakan kedudukan yang bersifat sementara yang kemudian
berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang
kepala. Penyebab terjadinya kondisi ini sama dengan presentasi
muka.
- Presentasi bahu adalah ketika bahu, lengan atau tangan
keluar pertama pada saat partus. Jenis presentasi ini jarang
terjadi, kurang dari 1% kasus dan lebih umum pada
kelahiran prematur atau kehamilan kembar.
- Letak sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada
dibawah cavum uteri. Beberapa jenis letak sungsang yakni :
o Presentasi bokong
Pada presentasi bokong, akibat ekstensi kedua sendi lutut,
kedua kaki terangkat keatas sehingga ujungnya terdapat setinggi
bahu atau kepala janin. Sehingga pada pemeriksaan dalam hanya
dapat diraba bokong.
Presentasi bokong kaki sempurna
Disamping bokong dapat diraba kedua kaki.
Presentasi bokong kaki tidak sempurna
Hanya terdapat satu kaki disamping bokong sedangkan kaki
yang lain terangkat keatas.
Presentasi kaki
Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua
kaki.
- Letak lintang
Letak lintang ialah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam
uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada
pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih
tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu
atas panggul. Punggung janin berada di depan, di belakang, di atas,
atau di bawah.
- Presentasi ganda
Keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul
dijumpai tangan, lengan/kaki, atau keadaan dimana disamping
bokong janin dijumpai tangan.
5. MANIFESTASI KLINIK
a. Ibu :
1. Gelisah
2. Letih
3. Suhu tubuh meningkat
4. Nadi dan pernafasan cepat
5. Edem pada vulva dan servik
6. Bisa jadi ketuban berbau
b. Janin
1. DJJ cepat dan tidak teratur
2. Distress janin
3. Keracunan mekonium.
c. Gejala lain :
1. Dapat dilihat dan diraba,perut terasa membesar kesamping.
2. Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan.
3. Nyeri hebat dan janin sulit dikeluarkan.
4. Terjadi distensi berlebihan pada uterus.
5. Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak
berlawanan dengan letak dada, teraba bagian-bagian kecil dan
denyut jantung janin terdengar leih jelas pada dada
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. MRI
Menggunakan kekuatan magnet dan gelombang radio. Signal
dari medan magnet memantulkan gambaran tubuh dan mengirimkannya
ke computer, dimana yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk
gambar. Tidak seperti X-ray dan CT-scan yang menggunakan radiasi.
Namun penggunaan MRI masih terbatas dikarenakan biaya mahal,
waktu pemeriksaan yang sulit dan lama, serta ketersediaan alat.
Kegunaannya :
- pelvimetri yang akurat
- gambaran fetal yang lebih baik
- gambaran jaringan lunak di panggul yang dapat menyebabkan
distosia
b. USG
Menggunakan gelombang suara yang dipantulkan untuk
membentuk gambaran bayi di layar komputer yang aman untuk bayi
dan ibu.
Kegunaan :
- Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.
- Masalah dengan plasenta. USG dapat menilai kondisi plaasenta dan
menilai adanya masalah2 seperti plasenta previa dsb.
- Kehamilan ganda/ kembar. USG dapat memastikan apakah ada 1 /
lebih fetus di rahim.
- Kelainan letak janin. Bukan saja kelainan letak janin dalam rahim
tapi juga banyak kelainan janin yang dapat di ketahui dengan USG,
seperti: hidrosefalus, anesefali, sumbing, kelainan jantung, kelainan
kromoson (syndrome down), dll.
- Dapat juga untuk menilai jenis kelamin bayi jika anda ingin
mengetahuinya.
- Simfisiotomi
Simfisotomi ialah tindakan untuk memisahkan tulang panggul
kiri dari tulang panggul kanan pada simfisis agar rongga
panggul menjadi lebih luas. Tindakan ini tidak banyak lagi
dilakukan karena terdesak oleh seksio sesarea. Satu-satunya
indikasi ialah apabila pada panggul sempit dengan janin masih
hidup terdapat infeksi intrapartum berat, sehingga seksio
sesarea dianggap terlalu berbahaya.
- Kraniotomi
Pada persalinan yang dibiarkan berlarut-berlarut dan dengan
janin sudah meninggal, sebaiknya persalina diselesaikan
dengan kraniotomi dan kranioklasi. Hanya jika panggul
demikian sempitnya sehingga janin tidak dapat dilahirkan
dengan kraniotomi, terpaksa dilakukan seksio sesarea.
- Seksio sesarea
Seksio sesarea dapat dilakukan secar elektif atau
primer, yakni sebelum persalinan mulai atau pada awal
persalinan, dan secara sekunder, yakni sesudah persalinan
berlangsung selama beberapa waktu. Seksio sesarea elektif
direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada kehamilan
cukup bulan karena kesempitan panggul yang cukup berat,
atau karena terdpat disproporsi sefalopelvik yang nyata. Selain
itu seksio tersebut diselenggarakan pada kesempitan ringan
apabila ada factor-faktor lain yang merupakan komplikasi,
seperti primigrvida tua, kelainan letak janin yang tidak dapat
diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami masa
infertilitas yang lama, penyakit jantung dan lain-lain.
Seksio sesarea sekundar dilakukan karena persalinan
percobaan dianggap gagal, atau karena timbul indikasi untuk
menyelesaikan persalinan selekas mungkin, sedang syarat-
syarat untuk persalinan per vaginam tidak atau belum
dipenuhi.
8. KOMPLIKASI DISTOSIA
Komplikasi Maternal
1. Perdarahan pasca persalinan
2. Robekan perineum derajat III atau IV
3. Rupture Uteri
Komplikasi Fetal
1. Fraktura Clavicle
2. Kematian janin
3. Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis
permanen
4. Fraktura humerus
B. KERANGKA KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DISTOSIA
1. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama,
suku/bangsa.
2. Keluhan utama : proses persalinan yang lama menyebabkan adanya
keluhan nyeri dan cemas.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami
distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan
sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya
ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti :
Kelainan letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi
presentasi dll.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan
darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi
4. Pengkajian pola fungsional
Aktifitas/istirahat
Melaporkan keletihan,kurang energi,letargi,penurunan penampilan
Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat,mungkin menerima magnesium
sulfat untu hipertensi karena kehamilan
Eliminasi
Distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai
Integritas ego
sangat cemas dan ketakutan
Nyeri atau ketidaknyamanan
Mungkin menerima narkotika atau anastesi pada awal proses
kehamilan,kontraksi jarang,dengan intensitas ingan sampa
sedang,dapat terjadi sebelum awitan persalinan atau sesudah
persalinan terjadi,fase laten dapat memanjang,
Keamanan
Serviks mungkin kaku atau tidak siap,pemerisaan vagina dapat
menunjukkan janin dalam malposisi,penurunan janin mungkin
kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada
mutipara bahkan tidak ada kemajuan.,dapat mengalami versi
eksternal setelah getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah
presentasi bokong menjadi presentasi kepala.
Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara,uterus mungkin distensi
berlebihan karena hidramnion,gestasi multipel.janin besar atau grand
multiparis.
5. Pemeriksaan Fisik
Kepala
rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
Mata
Biasanya konjungtiva anemis
Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya
ada bagian paru yang tertinggal saat pernafasan
Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak
awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak,
presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau
lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab pada
simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya
distensi usus dan kandung kemih.
Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada
vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya
kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk
mengidentifikasi adanya plasenta previa
Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan
bentukpanggul dan kelainan tulang belakang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi
tidak efektif
2. Resiko tinggi cedera terhadap maternal(ibu) b/d penurunan tonus
otot/poa kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin,
keletihan maternal.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah,
pembatasan masukan cairan
4. Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive
5. Cemas b/d persalinan lama
3. INTERVENSI
1. Nyeri akut b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi
tidak efektif
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang
Kriteria :
- Klien tidak merasakan nyeri lagi
- Klien tampak rilek
- Kontraksi uterus efektif
- Kemajuan persalinan baik
Intervensi :
1. Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus,
hemiragic dan nyeri tekan abdomen.
R/ Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan,
penekanan kepala pada servik yang berlangsung lama akan
menyebabkan nyeri
2. Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri.
R/ Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang
berbeda, denga skala dapat diketahui intensitas nyeri klien
3. Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap
kejadian.
R/ Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat
memperberat derajat ketidaknyamanan karena sindrom
ketegangan takut nyeri
4. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk
mengalihkan nyeri, Bantu klien dalam menggunakan metode
relaksasi dan jelaskan prosedur.
R/ Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian
dan mengurangi rasa nyeri
5. Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga.
R/ Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan
dapat mengurangi tingkat kecemasan dalam melewati
persalinan, klien merasa diperhatikan dan perhatian terhadap
nyeri akan terhindari
6. Kolaborasi :
- Berikan narkotik atau sedative sesuai instruksi dokter.
R/ Pemberian narkotik atau sedative dapat mengurangi
nyeri hebat
- Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan
2. Resiko tinggi cedera terhadap maternal (ibu) b/d penurunan tonus
otot/kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan
maternal.
Tujuan : setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam
tidak terjadi cedera pada ibu
Kriteria hasil :
- Tidak ada laserasi derajat 3 atau 4.
- Tidak ada ruptur
Intervensi :
1. Tinjau ulang riwayat persalinan,awitan dan durasi.
R/ Membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab,
kebutuhan pemeriksaan diagnostik dan intervensi yang tepat
2. Catat waktu/jenis obat.hindari pemberian narkotik dan anastesi
blok epidural sampai serviks dilatasi 4 cm.
R/ Sedatif yang diberikan terlalu dini dapat menghambat atau
menghentikan persalinan.
3. Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan
istirahat,sebelum awitan persalinan
R/ Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan disfungsi
sekunder, atau mungkin akibat dari persalinan lama
4. Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik.
R/ Disfungsi kontraksi dapat memperlama
persalinan,meningkakan resiko komplikasi maternal/janin
5. Catat kondisi serviks.pantau tanda amnionitis.catat peningkatan
suhu atau jumlah sel darah putih;catat bau dan rabas vagina.
R/ Serviks kaku atau tidak siap tidak akan dilatasi, menghambat
penurunan janin/kemajuan persalinan. terjadi amniositis secara
langsung dihubungkan dengan lamanya persalinan sehingga
melahirkan harus terjadi dalam 24 jam setelah pecah ketuban
6. Catat penonjolan,posisi janin dan presentase janin.
R/ Digunakan sebagai indikator dalam mengidentifikasi
persalinan yang lama
7. Anjurkan klien berkemih setiap1-2 jam.kaji terhadap penuhan
kandung kemih diatas simfisis pubis.
R/ Kandung kemih dapat menghambat aktifitas uterus dan
mempengaruhi penurunan janin
8. Tempatkan klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan
tirah baring atau ambulasi sesuai toleransi.
R/ Ambulasi dapat membantu kekuatan gravitasi dalam
merangsang pola persalinan normal dan dilatasi serviks
9. Bantu dengan persiapan seksio sesaria sesuai indikasi untuk
malposisi, CPD atau cincin bandl.
R/ Melahirkan seksio sesari segera diindifikasikan untuk cincin
bandl untuk distres janin karena CPD
3. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d status
hipermetabolik, muntah, diaforesis hebat, diuresis ringan berhubungan
dengan pemberian oksitosin.
Tujuan : setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam
tidak terjadi defisit cairan tubuh
Kriteria hasil : - TTV di batas normal
- Kulit elastis
- CRT < 2 detik
- Mukosa lembab
- DJJ 160- 180 x/menit
Intervensi :
1. Pantau masukan dan keluaran cairan.
R/ Membandingkan apakah pemasukan dan pengeluaran
seimbang sehingga tidak terjadi dehidrasi
2. Pantau tanda vital. Catat laporan pusing pada perubahan
posisi.
R/ Peningkatan frekuensi nadi dan suhu ,dan perubahan
tekanan darah ortostatik dapat menandakan penurunan
volume sirkulasi
3. Kaji elastisitas kulit
R/ Kulit yang tidak elastis menandakan terjadi dehidrasi
4. Kaji bibir dan membran mukosa oral dan derajat saliva.
R/ Membran mukosa atau bibir yang kering dan penurunan
saliva adalah indikator lanjut dari dehidrasi
5. Perhatikan respon denyut jantung janin yang abnormal.
R/ Indikasi menunjukkan efek dehidrasi maternal dan
penurunan perfusi
6. Berikan masukan cairan adekuat melalui pemberian minuman
> 2500 liter.
R/ Pemenuhan cairan pada mengurangi dehidrasi
7. Berikan cairan secara intravena.
R/ Larutan parenteral mengandung elektrolit dan glukosa
dapat memperbaiki atau mencegah ketidakseimbangan
maternal dan janin serta apat menurunkan keletihan maternal.
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus :
Seorang ibu multipara G2P1A0 datang ke rumah sakit dengan keluhan merasa
kenceng-kenceng, dari hasil pengkajian perawat didapatkan data sebagai berikut :
TD 140/100 mmHg, Nadi 80x/menit, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak
keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7 menit,
serviks kaku.
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : Ny A
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Pondok Bukit Agung AA-4 Sumurboto Banyumanik
Pekerjaan : Guru
1. Riwayat Kesehatan:
a. Kehamilan saat ini
Ibu multipara G2P1A0 dengan usia gestasi 37 minggu, mengalami
distosia, mengeluh kenceng-kenceng, pembukaan 3 cm, klien sudah
tampak keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 14 jam, kontraksi
setiap 7 menit, serviks kaku, HPHT : 6 Oktober 2013, dan HPL : 13
Agustus 2014
b. Kehamilan dahulu
Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, klien belum
pernah mengalami abortus.
c. Keluhan utama
Klien mengeluh kenceng-kenceng di abdomennya.
d. Riwayat Ginekologi
Menarche : 12 th
Siklus Haid : 28 hari
Teratur/ tidak teratur : Teratur
Sifat darah : Encer
Banyak : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Keluhan : Klien mengatakan bahwa ia mengalami
dismenorhoe
e. Riwayat Medis
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti HIV,
diabetes, kanker, ginjal, jantung.
f. Riwayat Medis Keluarga
Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan melahirkan karena
kelainan HIS
g. Riwayat Pekerjaan
Klien merupakan wanita karir yang bekerja sebagai guru dan harus
menjaga toko setelah pulang bekerja.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
1) Tinggi badan : 155 cm
2) Berat badan : Sebelum : 48 Kg, Sekarang : 58 Kg
3) TTV :
a) TD : 140/100 Nadi : 80x/ menit
b) RR : 26x/ menit Suhu : 36,5 C
b. Kepala
1) Bentuk kepala Mesochepal, kepala teampak kurang bersih, tidak
terdapat cloasma gravidarum, dan atau benjolan.
2) Pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar tioroid.
3) Pemeriksaan mata tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva anemis, selaput mata pucat (anemia) karena proses
persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kuning.
4) Telinga simetris, telinga tampak bersih dan tidak ada cairan yang
keluar dari telinga.
5) Pemeriksatidak terdapat polip pada hidung.
c. Kulit
1) Telapak kaki dan tangan tampak kemerahan
2) Jumlah keringat meningkat
3) Kulit berminyak dan berjerawat
4) Terdapat gars-garis putih pada kulit (striae gravidarum)
d. Wajah
1) Pucat
2) Bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada pipi dan dahi (Chloasma
gravidarum).
3) Tidak terlihat adanya oedema
e. Jantung
Murmur jantung sistolik (90% pd wanita hamil) 1/6 atau 2/6 adalah ringan.
Bila murmur sistolik 2/6< harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.
f. Dada
1) Letak payudara simetris
2) Hyperpigmentasi areola mamae
3) Puting susu menonjol
4) Terdapat colostrum
5) Bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
g. Abdomen
1) Inspeksi
a) Tidak terdapat bekas luka operasi
b) Terdapat Linea nigra di garis tengah perut
c) Terjadi M. Rectus abdominis terbelah kiri-kanan pada trisemester
ketiga kehamilan
d) Terdapat Striae Gravidarum
e) Bising usus berkurang
2) Palpasi
a) Tonus meningkat dan terdapat nyeri tekan
b) Terdapat strie gravidarum (garis yang terlihat pada kulit perut
wanita hamil).
c) Leopold I :-
d) Leopold II : Sering dijumpai kesalahan letak
e) Leopold III : Bagian terbawah janin belum turun, letak
kepala biasanya kepala masih goyang atau terapung(floating) atau
mengolak diatas pintu atas panggul.
f) Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas
panggul
3) Perkusi :Reflek lutut +/+
h. Genitalia
1) Tidak terdapat kelainan genetalia, terdapat pengeluaran air ketuban,
adanya kelainan letak anak.
2) Pengkajian genitalia eksterna:warna kemerahan dan peningkatan
vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick ).
3) Pengkajian vagina dan serviks: tidak adanya rabas vagina, servisitis
mukopurulen dan lesi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan kepala pada servik, partus lama,
kontraksi tidak efektif
2. Resiko tinggi cedera terhadap maternal (ibu) berhubungan dengan
penurunan tonus otot/poa kontraksi otot, obstruksi mekanis pada
penurunan janin, keletihan maternal.
3. Ansietas berhubungan dengan persalinan lama
ANALISA DATA
No Data focus Masalah keperawatan
1. DS : Nyeri akut berhubungan
Pasien mengeluh kenceng-kenceng di dengan tekanan kepala
abdomennya pada servik, partus lama,
Pasien mengeluh perut mules bagian kontraksi tidak efektif
bawah dan menjalar ke pinggang
DO :
Klien mengalami kontraksi intermiten
sampai regular setiap 7 menit sekali
selama 30 detik dengan skala nyeri 9.
TTV
TD: 140/100
Nadi : 80x/ menit
RR : 26x/ menit
Suhu : 36,5 C
DS : Resiko tinggi cedera
Pasien mengeluh merasakan kenceng- terhadap maternal (ibu)
kenceng berhubungan dengan
Pasien mengeluh keletihan penurunan tonus otot/poa
Pasien mengeluh pusing kontraksi otot, obstruksi
pada kala 1
Kontraksi setiap 7 menit selama 32 detik
Serviks kaku disertai pengeluaran lendir
campur darah
Hb rendah 9,5 gr
Konjungtiva pucat, kuku agak pucat
TD tinggi 140/100 mmHg
3 DS : Ansietas berhubungan
Pasien mengeluh pusing dan badan dengan persalinan lama
lemas
Pasien mengatakan cemas dan takut
akan terjadi hal buruk.
DO :
Wajah pasien tampak pucat
Pasien tampak kebingungan
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
- Disfungsi kontraksi
- Kaji pola kontraksi uterus
dapat memperlama
secara manual atau secara
persalinan,meningkakan
elektronik
resiko komplikasi
maternal/ janin
- Serviks kaku atau tidak
siap tidak akan dilatasi,
- Catat kondisi serviks,
menghambat penurunan
pantau tanda amnionitis, janin/kemajuan
catat peningkatan suhu atau persalinan. terjadi
jumlah sel darah putih, amniositis secara
catat bau dan rabas vagina langsung dihubungkan
dengan lamanya
persalinan sehingga
melahirkan harus terjadi
dalam 24 jam setelah
pecah ketuban
- Catat penonjolan,posisi
janin dan presentase
- Catat penonjolan, posisi janin
janin dan presentase janin - Kandung kemih dapat
menghambat aktifitas
- Anjurkan klien berkemih uterus dan
setiap1-2 jam, kaji terhadap mempengaruhi
penuhan kandung kemih penurunan janin
diatas simfisis pubis
- Ambulasi dapat
membantu kekuatan
- Tempatkan klien pada
gravitasi dalam
posisi rekumben lateral dan
merangsang pola
anjurkan tirah baring atau
persalinan normal dan
ambulasi sesuai toleransi
dilatasi serviks
EVALUASI
No Hari/tanggal Diagnosa Evaluasi
FKUI Universitas Padjajaran. 1983. Uji Diri Obstetric dan ginekologi. Bandung :
Eleman
DI SUSUN OLEH :
Kelas 2. A
Nyeri akut