Anda di halaman 1dari 2

Nama : Desi Intan Mutiara

NIM : 10011381722140

Peminatan AKK

Mata Kuliah Komunikasi Interpersonal dan Konseling

SEPUTAR BPJS KESEHATAN

BPJS Kesehatan merupakan badan hukum yang di bentuk pemerintah Indonesia


khusus untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan nasional. Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya yang disebut
dengan UU BPJS menyebutkan bahwa,”BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan
perogram jaminan kesehatan”. Jaminan kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asurani sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan.
SEPTAR BPJS KESEHATAN 1
Peserta BPJS Kesehatan dapat diartikan juga sebagai konsumen Jasa layanan kesehatan. Oleh
sebab itu berbicara mengenai peserta BPJS Kesehatan tidak akan lepas dengan pengertian
konsumen, yakni konsumen jasa layanan kesehatan. Untuk kepesertaan BPJS Peserta BPJS
Kesehatan ada dua kelompok, yaitu:

a. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan


b. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

Setiap peserta BPJS Kesehatan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup
pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabiliatif termasuk pelayanan obat dan bahan
medis habis pakai sesuai kebutuhan medis yang diperlukan.

Kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mulai


berlaku sejak 1 Januari 2020. Hal ini disahkan setelah Kemenko PMK menggelar rapat
koordinasi (rakor) mengenai pelaksanaan program JKN. Akibat iuran dinaikkan, banyak
peserta yang menurunkan kelasnya. Peserta yang turun kelas mencapai lebih dari 300 ribu
orang.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)


Muhadjir Effendy telah melakukan sinkronisasi pengendalian kebijakan prioritas di bawah
lembaga koordinasi Kemenko PMK terkait penyesuaian atau kenaikan iuran BPJS Kesehatan
per 1 Januari 2020. "Jadi sesuai kesepakatan di rapat, Perpres 75 tahun 2019 atau kenaikan
iuran BPJS Kesehatan tetap dilaksanakan sesuai ketentuan berlaku. Kenaikan iuran BPJS
Kesehatan mulai berlaku 1 Januari 2020. Terdiri dari kelas I Rp160.000 per bulan, kelas II
Rp110.000 per bulan dan kelas III Rp42.000 per bulan. Kenaikan ini sudah direstui Presiden
Jokowi dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 mengenai
penyesuaian iuran JKN-KIS. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
mengimbau masyarakat untuk menyesuaikan kemampuan pembayaran iuran Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Sebab kenaikan iuran BPJS Kesehatan akan segera diberlakukan.
Hal itu seiring kesepakatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Keuangan
(Kemenkeu), Kepala Staf Presiden (KSP). Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri), Seskab dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN).
Masyarakat yang menilai kelas I berat, opsinya bisa turun kelas untuk menyesuaikan
kemampuan masyarakat dan pelayanan yang diterima tetap sama. Jikalau yang kelas III
betul-betul tidak mampu juga bisa melapor, nantinya Kemensos akan data yang tidak mampu
tersebut. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyebut akan melunasi
seluruh utang rumah sakit dalam waktu dekat. Di mana berdasarkan data, BPJS Kesehatan
menanggung utang jatuh tempo senilai Rp14 triliun per Desember 2019. Pelunasan dilakukan
setelah kenaikan iuran BPJS diberlakukan. Seperti diketahui, utang jatuh tempo BPJS
Kesehatan yang ditanggung selama 2019 ini sebagian telah ditopang oleh dana pembayaran
iuran kenaikan peserta penerima iuran bantuan (PBI) melalui dana talangan yang dikucurkan
Kementerian Keuangan. Dana itu dikeluarkan Kemenkeu dalam dua tahap, yakni tahap
pertama pada 2 November 2019 sebesar Rp 9,1 triliun dan tahap kedua pada 29 November
sebesar Rp 3,37 triliun. Kenaikan Iuran BPJS akan Membuat Program JKN Berjalan Baik
SEPTARBeberapa
BPJS KESEHATAN 2
Selama Tahun nantinya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
memastikan kenaikan iuran premi asuransi untuk seluruh segmen akan menyehatkan kinerja
keuangan badan.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut tak perlu lagi memberikan suntikan


pendanaan pada keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada
tahun 2020. Lantaran sudah dilakukan perbaikan sistem, salah satunya dengan kebijakan
kenaikan iuran per 1 Januari 2020. Dan Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani
menyatakan, pemerintah kini hanya bertanggung jawab menanggung iuran bagi peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI). Selain itu, pemerintah juga bertanggungjawab membayar
sebagian iuran bagi para prajurti TNI-Polri hingga PNS sebesar 4%.

Anda mungkin juga menyukai