Anda di halaman 1dari 36

REFLEKS SARAF

Ns. ZULKIFLI B. POMALANGO, M.Kep


TuJuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu Mengimplementasikan Pemeriksaan
Refleks
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa Mampu Memahami pengertian reflek
2. Mahasiswa Mampu menjelaskan perbedaan reflek fisiologis
dan patologis
3. Mahasiswa Mampu Mendemonstrasikan pemeriksaan refleks.
Fungsi Refleks
Refleks superfisialis timbul karena terangsangnya kulit
atau mukosa yang mengakibatkan berkontraksinya otot
yang ada dibawahnya atau disekitarnya. Jadi bukan karena
teregangnya otot seperti pada refleks dalam.
Tingkat jawaban refleks dapat dibagi menjadi :
- (negatif) : Tidak ada refleks sama sekali
+ : Kurang jawaban atau jawaban lemah
+ + : Jawaban normal
+++ : Jawaban berlebih, refleks meningkat
Hal-Hal yang perlu diperhatikan :
1. Klien dalam posisi duduk atau baring
2. Refleks sempurna dan posisi pasien senyaman mungkin
3. Harus ada ketegaran optimal pada otot yang akan diperiksa,
hal tersebut dicapai bila posisi pasien dengan letak anggota
gerak diatur dengan baik, misalnya untuk menimbulkan
refleks biseps, triseps dan brakhioradialis ialah pasien dalam
keadaan duduk, lengan bawah dan tangan berada diatas
paha
4. Rangsangan regangan yang cukup, yaitu menjatuhkan hammer
refleks dengan gerakan fleksi sendi tangan
5. Penguatan refleks, dengan cara mengalihkan perhatian pasien
terhadap anggota gerak yang akan diperiksa, dengan cara
mengajak berbicara atau menarik tangan kanan dengan
tangan kirinya sekuat- nya melalui jari-jari tangan
(Jendrassik)
Refleks Tendon
A. Refleks Biceps
1. Bila posisi klien duduk, lengan bawah pronasi rileks diatas
paha Bila posisi klien terlentang, lengan ditaruh diatas bantal
lengan bawah dan tangan diatas abdomen
2. taruh Ibu jari pemeriksa diatas tendon biseps
3. Ketukkan hammer diatas ibu jari
4. Respons normal berupa fleski dari siku dan tampak
kontraksi otot biseps
B. Refleks Triseps
1.Posisi klien hampir sama dengan refleks triseps
2.Posisi pemeriksa sebaiknya dari arah samping belakang pasien
untuk mengamati kontraksi
3. Ketukkan hammer kira-kira 5 cm diatas siku (olekranon)
4. Respons normal adalah ekstensi dari siku dan tampak kontraksi
otot triseps
C. Refleks Brakhioradialis (Refleks Radius)
1. Posisi pasien sama dengan refleks biseps, hanya lengan bawah
harus berada antara pronasi dan supinasi
2. Ketukkan hammer dengan perlahan di bagian radius, kira-kira
5 cm diatas pergelangan tangan
3. Respons normal berupa lengan bawah akan berfelksi dan
bersupinasi
D. Refleks Kuadriseps Femoris (Refleks
Patella)
1. Bila posisi pasien duduk, kaki tergantung rileks ditepi tempat
tidur, tangan pemeriksa berada di atas lutut
2. Bila posisi klien terlentang : tangan atau lengan bawah
pemeriksa berada ditaruh dibawah lutut klien (bisa diganti dgn
bantal), klien dalam keadaan fleksi sendi lutut kira-kira 20 ° dan
tumit klien harus tetap berada diatas tempat tidur
3. Ketukkan pada tendon muskulus kuadriseps femoris, dibawah
patella
4. Respons normal berupa gerakan ekstensi dari tungkai bawah
disertai dengan kontraksi otot kuadriseps
E. Refleks Tendon Achilles (APR)
1. Bila posisi klien duduk, kaki dorsofleksi optimal (sama seperti
posisi refleks biseps)
2. Bila posisi klien terlentang, fleksi panggul dan lutut sambil sedikit
rotasi paha keluar
3. Pemeriksa memegang ujung kaki untuk memberikan sikap
dorsofleksi ringan pada kaki
4. Ketukkan hammer diatas tendon achilles
5. Respon normal berupa gerak plantar fleksi pada kaki dan
kontraksi otot triseps sure
2. Refleks Kulit/Superfisialis
A. Refleks Dinsing Perut Superfisialis
1. alat yang digunakan benda berujung tumpul seperti kunci atau
ujung refleks hammer
2. Posisi klien terlentang, tungkai diganjal bantal kedua lengan di
letakkan disamping tubuh dan upayakan relaksasi
3. Instruksikan klien untuk menutup mata dan anjurkan nafas
panjang
4. Goreskan kunci atau ujung refleks hammer diseluruh kuadran
perut klien dengan arah luar menuju arah umbilikus
5. Respon normal berupa kontraksi otot perut dan umbilikus ber-
gerak ke arah otot yang kontraksi
B. Refleks Kremaster
1. Alat yang digunakan ujung refleks hammer
2. Posisi pasien berbaring terlentang dengan paha sedikit
abduksi
3. Goreskan dengan ujung refleks hammer pada permukaan
dalam medial kedua pangkal paha
4. Respons normal berupa kontraksi skrotum dan kremaster
C. Refleks Anus Superfisialis
1. Gunakan sarung tangan
2. Posisi klien Dorsal Recumbent dan upayakan relaksasi
3. Ujung jari pemeriksa dengan menggunakan sarung tangan
dimasukkan secara ringan kedalam cincin anus klien
4. Refleks normal berupa kontraksi otot sfingter eksternus
D. Refleks Bulbokavernosus
1. Posisi klien berbaring dan upayakan relaksasi
2. Cubit kulit penis atau gland penis
3. Refleks normal berupa kontaksi otot bulbokavernosus
E. Refleks Plantar
1. kaki relaksasi
2. Telapak kaki digores dengan benda yang agak runcing
3. Respons normal berupa kaki melakukan gerakan plantar
fleksi biasanya diikuti dengan gerakan menari kaki
G. Refleks kornea
3. Refleks Patologis
A. Refleks Babinski
1. Posisi klien berbaring dan relaksasi dengan tungkai diluruskan
2. Goresan harus dilakukan perlahan, jangan sampai menimbulkan
rasa nyeri
3. Pemeriksa memegang pergelangan kaki supaya kaki tetap pada
tempatnya
4. Telapak kaki dogores dengan benda berujung agak tajam dari arah
tumit menyusur bagian lateral menuju pangkal ibu jari
5. Respons refleks beryupa dorsofleksi dari ibu jari dan biasanya
disertai dengan pemekaran dari jari-jari lainnya disebu
tanda babinski positif
B. Refleks Chaddock
1. Goreskan bagian lateral maleolus
2. tanda babinski akan timbul
C. Refleks Oppenheim
1. Urut dengan kuat tibia dan otot tibialis anterior dengan
arah me- ngurut ke bawah (distal)
2. Tanda babinski akan timbul
E. Refleks Gonda
1. Tekan satu jari kaki dan kemudian lepaskan dengan
sekonyong- konyong
2. tanda babinski akan timbul
F. Refleks Schaefer
1. Tekan (cubit) tendon achilles
2. tanda babinski akan timbul
G. Refleks Hoffmann - Tromner
1. Pergelangan tangan klein dipegang dan jari-jarinya
diinstruksi- kan untuk fleski (sambil rileks)
2. Kemudian jari tengah klien kita jepit diantara telunjuk dan
jari tengah kita ,dengan ibu jari kita "gores kuat (nap)
ujung jari tengah pasien
3. Respon refleks : fleksi jari telunjuk serta fleksi dan
adduksi ibu jari.
H. Refleks Rosolimo
1. Ketukkan bagian basis telapak jari-jari kaki
2. Respon refleks berupa fleski dari jari-jari kaki

Anda mungkin juga menyukai