kognitif maupun psikomotorik. Perubahan ini akan terjadi melalui berbagai proses
baik itu dalam perubahan afektif, kognitif maupun psikomotorik bisa terjalan
dengan baik dan semuanya bisa terserap dan dimiliki oleh para siswa.
peserta didik untuk menjadi lebih mandiri, (3) Memperluas peran guru, (4)
diambil oleh pembelajar, (6) Melibatkan banyak aspek belajar dari pembelajar,
bukan hanya kognitif, (7) Mendukung pembelajaran baik secara langsung maupun
tidak langsung, 8) Tidak selalu bisa diamati, (9) Sering disadari, (10) Bisa
diajarkan, (11) Fleksibel, (12) Dipengaruhi oleh berbagai faktor (Tarigan, 2012).
kegiatan individu atau berinteraksi sosial dengan pembelajar yang lain, guru,
intruktur, atau yang lainnya. Hal ini sesuai dengan tutntutan Kurikulum
1
2
yang sulit di ukur, karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari
berhubungan dengan pandangan seseorang tentang baik dan buruk, layak dan
tidak layak, indah dan tidak indah. Pandangan tentang semua itu hanya dapat
manusia itu memperoleh pembelajaran (Tarigan, 2012). Oleh karena itu yang pas
Afektif berhubungan sekali dengan nilai (value), yang sulit diukur karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Dalam batas tertentu,
membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah
mudah untuk dilakukan, apalagi menilai perubahan sikap sebagai akibat dari
proses pembelajaran yang dilakukan guru disekolah. Kita tidak serta merta
menilai sikap anak itu baik. Sebagai contoh melihat kebiasaan berbahasa atau
sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang
3
dilaksanakan oleh guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam
Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang
berhubungan dengan pandangan seseorang tentang baik dan buruk, layak dan
tidak layak indah dan tidak indah dan sebagainya. Pandangan seseorang tentang
semua itu tidak bisa diraba, kita hanya mungkin dapat mengetahuinya dari
perilaku yang bersangkutan. Oleh karena itu, nilai pada dasarnya standar perilaku,
ukuran yang menentukan atau kriteria seseorang mengenai baik dan buruk, layak
dan tidak layak dan sebagainya. Dengan demikian, pendidikan nilai pada dasarnya
merupakan proses penanaman niali kepada peserta didik yang diharapkan oleh
niali tertentu yang dikemukakan oleh Douglas Graham (Gulo, 2002) yaitu :
a. Normativist
nilai atau norma itu sendiri ; kepatuhan pada proses tanpa memperdulikan
b. Integralist
4
c. Fenomenalist
d. Hedonist
yang didasari kesadaran akan nilai tanpa memperdulikan apakah perilaku itu
Dengan demikian sikap seorang sangat tergantung pada sistem nilai yang
dianggapnya paling benar dan kemudian sikap itu yang akan mengendalikan
perilaku orang tersebut. Gulo (2005) menyimpulkan tentang nilai sebagai berikut :
b. Pengembangan domain afektif pada nilai tidak bisa dipisahkan dari aspek
c. masalah ini adalah masalah emosional dan karena itu dapat berubah,
d. Perkembangan nilai atau moral tidak terjadi sekaligus, tetapi melalui tahap
tertentu
suatu objek berdasarkan nilai yang dianggapnya baik atau tidak baik. Dengan
menolak suatu objek; berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang
guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan.
Belajar membentuk sikap melalui pembiasaan itu juga dilakukan oleh skinner
proses asimilasi atau proses mencontoh. Salah satu karakteristik anak didik yang
peniruan ini dimaksud dengan modeling. Modeling adalah proses peniruan anak
terhadap orang lain yang menjadi idolanya atau orang yang dihormatinya.
modeling pada awalnya dilakukan secara mencontoh, namun anak perlu diberi
pengarahan dan pemahaman mengapa hal itu dilakukan. Hal ini diperlukan agar
6
sikap tertentu yang muncul benar-benar disadari oleh suatu keyakinan kebenaran
dan menghasilkan atau melakukan produksi bahasa. Berikut ini adalah cara kerja
secara formal melatih dengan sistem suara dan menulis, mengenali atau
lain sebagainya.
manipulasi dan transformasi bahasa sasaran oleh pelajar. Jenis strategi kognitif
bahasa, (b) menerimadan mengirim pesan, (c) menganalisis dan menalar, dan (d)
struktur untuk masukan dan luaran diterapkan dalam bentuk menandai, membuat
membuat bagan.
yang terorganisir yang dapat membantu peserta didik dalam proses belajar, proses
(CSI) is a very broad subject but here you will find anoverview of the process and
practical tips. For more in depth study references are provided.CSI is a tool
peserta didik dapat membaca dengan baik maka yang harus dilakukan guru ialah
membekali peserta didik dengan strategi. Bentuk bentuk Strategi Kognitif dan
Fungsinya
kemudian. Strategi bisa dalam bentuk frame (table) dan Concept Map
(Peta konsep).
memudahkan pemahaman.
prinsip.
kondisi tingkat kompetensi peserta didik. Sebagai contoh, apabila sebagian besar
peserta didik sudah menguasai / memilki kompetensi yang satu, mereka bisa
9
langsung ke strategi kogntif lain yang belum dikuasai. Guru hanya melayani
mereka (sebagian kecil) yang belum menguasai. Demikian juga tingkat kesulitan
yang lebih sulit bisa ditugaskan untuk digunakan bagi peserta didik-peserta didik
yang sudah kompetennya penguasaan bahasan tersebut dengan sangat baik. Bisa
artinya guru bisa menentukan peserta didik boleh /tidak boleh melanjutkan pada
mencapai KKM yang ditetapkanoleh guru. Untuk strategi kognitif ini bagaimana
peran guru dalam memilah kemampuan peserta didik agar lebih bisa terfokus
Bahasa merupakan bentuk perilaku sosial. Perilaku sosial ini dapat melalui
juga melibatkan orang lain. Maka dari itu strategi belajar bahasa dalam sosial
yang sesuai sangat penting dalam proses ini. Ada 3 perangkat strategi sosial,
meliputi: menanyakan pertanyaan, bekerja sama dengan orang lain, dan berempati
pada orang lain. Semua itu dapat diingat dengan menggunakan akronim ACE
sosial ini bertujuan untuk melibatkan pembelajaran dengan interaksi satu sama
10
lain (Hamalik, 2016). Pada proses strategi belajar bahasa sosial terdapat beberapa
a. Menanyakan Pertanyaan
Salah satu hal yang paling mendasar dari interaksi sosial adalah
pengertian dan hal itu membantu pemahaman mereka. Hal tersebut juga
memberikan “input” yang lebih banyak dalam bahasa yang ingin dipelajari
keterlibatan mereka.
pertanyaan tentu saja harus penting. Salah satu strategi sosial ini
apakah benar atau tidak). Strategi sosial ini digunakan untuk bertanya saat
b. Bekerja Sama
struktur tugas kooperatif (bersifat kerja sama dan bersedia membantu) atau
pembelajaran kooperatif.
keuntungan sebagai berikut: siswa menjadi lebih baik dan kepuasan guru.
orang lain di atau rangka untuk lebih memahami perspektif orang empati
sangat penting untuk komunikasi yang sukses dalam bahasa apapun,. itu
akan pikiran dan perasaan orang lain. Selain itu pembelajaran bahasa
sosial bisa juga dilakukan dengan berbagai cara diantarnya (Sagala, 2014):
masalah orang lain (empati). Dalam strategi bertanya, hal-hal yang dapat
bekerjasama dengan orang lain ialah dengan bekerja sama dengan kawan
sebaya serta bekerja sama dengan pemakai atau penutur bahasa baru.
Strategi yang terakhir ialah memahami masalah orang lain (empati). Hal-
kebudayaan serta menjadi sadar akan pikiran dan perasaan orang lain.
tersebut agar bisa membentuk pola interaksi secara langsung baik antar
DAFTAR PUSTAKA