kognitif, agen wali atau perantara aktif yang dapat membangun sendiri. Metode
cara diam ini didasarkan bahwa pelajar dapat memahami pembelajarannya sendiri.
benar. Hal ini dilakukan untuk dapat merespon siswa. Metode ini dirasakan
kurang efektif ketika siswa hanya dihadapkan pada situasi dan lingkungan yang
Ketidak efektifan akan lebih terasa ketika diterapkan pada siswa kelas
dasar. Teori metode ini merujuk pada ide dasar bahwa belajar sangat bergantung
pada diri (self) seseorang. Diri tersebut mulai berfungsi pada waktu manusia
diciptakan dalam kandungan, dimana sumber awal tenaganya adalah DNA. Diri
dari diri itu sendiri. (Taufik, 2016: 18). Konsep teori dasar metode ini
mengembangkan siswa untuk belajar mandiri tapi tetap tidak terlepas dari
dengan diterapkannya peran guru yang lebih banyak diam dan hanya minimalis
1
2
perkembangan kognifit siswa yang mengacu kepada teori Piaget (1963) yang
proses berpikir. Konsep berpikir teori piaget ini didasarkan pada perkembangan
kognitif berdasarkan tahapan usia. Maka dari itu meskipun dalam ruang kelas
pembelajaran pada umumnya siswa berada dalam rentang usia yang sama, namun
tidak bisa menyamaratakan kemampuan para siswa dalam menyerap suatu materi
pembelajaran. Hal tersebut juga didukung oleh pandangan Piaget sendiri bahwa
seorang anak akan mencari keseimbangan antara struktur pengetahuan yang sudah
rangkum selama proses perkuliahan bahwa metode ini bisa lebih efektif berjalan
penerapan metode sillent way ini, karena proses banyak diamnya guru dalam
metode ini membutuhkan peran aktif siswa yang lebih dominan sehingga perlu
kemampuan siswa untuk aktif menganalisis setiap objek materi ajar yang
dipelajar. Hal ini sejalan dengan pandangan metode struktural menurut Riswandi
dan Kusmini (2018: 94) bahwa salah satu konsepsi dan kriteria pendekatan
struktural yaitu adanya analisis yang objektif sehingga perlu pengkajiaan atau
strutkrual pun akan terasa lebih efektif diterapkan dalam metode Sillent Way
3
terlebih ketika materi ajarnya berupa materi bahasa atau linguistik yang
memerlukan kajian lebih mendalam terkait pemahaman kaidah bahasa atau karya
metode sillent way ini yaitu untuk mendukung bahwa penerapan metode sillent
way yang dominan aktif siswa sehingga lebih diutamakan konsep belajar berada
di dalam kelas jangan diluar kelas yang sulit untuk dikontrol oleh sepasang mata
guru dalam proses penerapan metode ini. Selain itu juga penerapan pendekatan
pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2016: 69). Sehingga meskipun peran guru
dalam metode sillent way ini relatif lebih banyak diam, namun guru tetap harus
bisa mengelola ruang belajar baik secara fisikal (tata ruang dan letak) maupun
tetap dengan menjaga kesiapan dan kenyaman suasana belajar sehingga lebih
mendorong peran aktif siswa untuk lebih dominan dalam mengembangkan daya
pikir mereka.
Pertama, belajar itu melibatkan fungsi otak manusia, baik secara sadar ataupun
4
dibawah sadar. Kedua, pembelajar mampu belajar lebih cepat dari metode-metode
lain. Ketiga, Kegiatan belajar mengajar dapat terhambat oleh beberapa faktor,
yakni (1) norma-norma umum yang berlaku di tengah masyarakat, (2) suasana
yang terlalu kaku, kurang santai, dan (3) potensi pembelajar yang kurang
George Lozanov. George Losanov percaya bahwa dalam proses pembelajaran ada
metode ini melibatkan kendala psikologi para siswa, jadi bagaimana peran guru
dalam mengontrol psikologi siswa sangat diperlukan dalam penerapan metode ini.
Peran guru dalam menata kelas dan suasana yang nyaman agar konsep
ketenangan psikologi siswa benar terwujud perlu disiasati dengan lebih cermat
sedang dipelajari.
Namun perlu di pahami juga kalau terkati psikologi anak alangkah lebih
baiknya kalau sebelum penerapan metode sugestopedia ini, guru lebih mengenal
kejiwaan siswanya sendiri karena dikhawatirkan dari diri siswa ada bekas
diterapkan dengan pendekatan yang kurang tepat dalam aplikasi metode ini.
5
meliputi peniruan, tanya jawab, dan bermain peran, maka peserta didik diharapkan
suggestopedia ini agar selain materi yang di dapat dalam unsur kognitif siswa juga
suggestopedia ini karena dalam metode ini ada gerakan yang melibatkan alam
bawah sadar para siswa yang tetunya sejalan dengan tahapan dari keterampilan
(Taufik, 2016):
1. Classroom Set-up
2. Role-Play
3. Peripheral Learning
4. First Concert
6
5. Positive Suggestion
6. Second Concert
7. Visualization
8. Primary Activation
pahami dan seleksi juga agar bisa dengan pas disesuaikan dengan metode
karakteristik siswa yang diajar. Sehingga aspek psikologis utama yang ada dalam
metode tersebut tidak menjadi bias namun tetap bisa terkendali oleh peran guru
yang maksimal.
Penutup
metode silent way dan suggestopedia yang tentunya mempunyai peran dan tujuan
yang hampir sama terutama ketika dilibatkan dalam pembelajaran bahasa yang
berjalan maksimal dan memberikan pengaruh yang baik bagi para peserta didik
apabila tidak dibarengi dengan modal pengetahuan yang mumpuni dari para guru
serta kepedulian para guru untuk terus mencari dan meramu beragam pendekatan
7
penerapan metode sillent way atau bagaimana guru harus bisa mengkondisikan
tersebut harus lebih dipersiapkan terlebih dahulu sebelum terjun dalam penerapan
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineke
Cipta.
Piaget. (1963). The Origins of Intelligence in Children. New York: W.W. Norton
and Company.
Taufik. (2016). Pembelajaran Bahasa Arab MI. Surabaya: UIN Sunan Ampel
Press.