Anda di halaman 1dari 15

PENGUNGKAPAN INFORMASI MULTINATIONAL CORPORATION

DALAM MENINGKATKAN COMPARABILITY DAN

MENGURANGI INFORMATION ASYMMETRY

Amril Arifin

PENDAHULUAN

Liberalisasi perdagangan dan investasi diseluruh dunia adalah salah satu ciri

dari proses globalisasi yang akan terus berakselerasi melintasi batas-batas negara.

Globalisasi telah mengintegrasikan ekonomi suatu negara dengan ekonomi dunia,

jaringan produksi global telah mengalami peningkatan dengan keberadaan

perusahaan-perusahaan multinasional atau Multinational Corporation (MNC), dimana

bagian dari proses produksi dapat berlokasi dinegara yang berbeda berdasarkan biaya

terendah lebih jelasnya bahwa Perusahaan Multinasional telah melakukan transfer

teknologi keseluruh dunia, dengan mendapatkan modal ditempat yang termurah,

melakukan produksi ditempat manapun yang paling efisien dan melebarkan pasar

kenegara-negara konsumen.

Operasi bisnis internasional yang menguntungkan tentunya menjadi faktor

utama yang menarik minat sejumlah Perusahaan Multinasional dan para investor

untuk ikut menanamkan modalnya, seperti yang dilaporkan oleh Weyerhouse (Choi

dan Mueller : 1992) sebuah perusahaan fiber yang besar dibarat-laut pasifik bahwa

selama bertahun-tahun operasi bisnis internasionalnya lebih menguntungkan


dibandingkan operasi domestiknya. Peningkatan pesat aktivitas perdagangan global

ini menuntut perspektif internasional dari para investor dan pembaca-pembaca

laporan keuangan dalam menganalisa laporan keuangan luar negeri sebagai dasar

dalam pengambilan keputusan. Sementara bagi Perusahaan Multinasional dalam

upaya menyediakan atau mengungkapan informasi bagi para investor menemukan

sejumlah kendala, perbedaan praktek akuntansi adalah masalah utama disamping

perbedaan bahasa, budaya dan beberapa faktor-faktor lainnya.

PERBEDAAN PRAKTIK AKUNTANSI

Perbedaan praktik dan standar akuntansi di berbagai negara hanyalah salah satu

perbedaan, masih banyak lagi perbedaan lain seperti perbedaan bahasa, format, mata

uang, kondisi ekonomi, tingkat risiko dan regulasi yang dipengaruhi oleh perbedaan

sistem hukum, politik, iklim sosial, tingkat inflasi, tingkat pendidikan, level

perkembangan ekonomi, sifat kepemilikan bisnis, perbedaan ukuran dan

kompleksitas perusahaan bisinis, kecepatan inovasi bisnis. Banyak buku yang telah

membahas mengenai komparasi praktik dan standar akuntansi dari negara-negara di

seluruh dunia, diantaranya adalah Belkaoui (1988), Choi dan Mueller (1992),

Radebaugh dan Gray (1997), Mueller, Gernan dan Meek (1997). Buku-buku tersebut

umumnya membahas mengenai praktik dan standar akuntansi di beberapa negara

maju dan berkembang. Beberapa negara yang banyak dipakai sebagai contoh adalah

Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Kanada, Belanda, Australia, Rusia, dan

China.
Didalam operasi bisnis Perusahaan Multinasional dan segala transaksinya

menggunakan mata uang asing, transaksi dalam dua atau lebih mata uang asing ini

tentunya menimbulkan permasalahan dalam konversi nilai tukar bagi akuntansi. Hal

ini berimplikasi pada banyaknya transaksi yang diukur secara berbeda dalam

lingkungan yang berbeda.

Hal yang lain adalah dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan oleh

perusahaan induk dari anak-anak perusahaan atau afiliasi-afiliasi diluar negeri (Eddey

: 1995) yaitu penyesuaian daya beli umum dari laporan keuangan. Jika didasarkan

pada basis konsolidasi dalam penyajian kembali laporan keuangan, apakah sebaiknya

memakai indeks harga negara asal dalam hal ini sudut pandang perusahaan induk atau

memakai indeks harga negara anak perusahaan. Kontroversi lainnya adalah restate

kemudian translate atau translate kemudian restate, perbedaan standar akuntansi dan

praktek serta tingkat inflasi menyebabkan hasil akuntansi yang berbeda jika kita

terlebih dahulu menyajikan kembali (restate) laporan keuangan dari standar suatu

negara ke standar negara lain dan kemudian mengkonversikannya ke unit daya beli

yang umum dibandingkan dengan perlakuan sebaliknya.

Keseluruhan dari teknologi penyusunan kembali laporan keuangan dari

perangkat standar dan praktik dalam suatu negara ke standar dan praktek dalam

negara lain menurut Choi dan Muller adalah merupakan suatu masalah teknis yang

unik dalam internasionalisasi akuntansi. Dikatakan juga oleh Choi dan Muller untuk

satu hal, penyajian ulang atau restatement yang bersifat procedural mungkin namun

juga tidak membawa hubungan intrinsik dan arti yang sama seperti laporan keuangan
asli, sehingga tidak dapat dibadingkan. Masalah translasi dan restatement laporan

keuangan ini juga akan menyebabkan terjadinya asymetri informasi pada

pengambilan keputusan oleh investor yang mengacu pada standar akuntansi nasional

tertentu yang tentu saja akan berbeda jika memakai standar akuntansi lainnya.

Adanya perbedaan praktik dan standar akuntansi tersebut menimbulkan

kebutuhan akan harmonisasi standar akuntansi yang akan digunakan untuk membuat

informasi keuangan yang dapat diandalkan sebagai salah satu faktor dalam

mengambil keputusan investasi. Sejak penelitian Ball dan Brown (1968), telah

banyak penelitian tentang pengaruh informasi laba pada harga saham. Hal ini

menunjukkan bahwa investor menggunakan informasi ini dalam pengambilan

keputusan investasinya. Ketidaktahuan mengenai perbedaan pelaporan laba akan

mengakibatkan investor keliru dalam mengambil keputusan dan pada gilirannya akan

berakibat pasar modal menjadi tidak efisien.

Salah satu isu yang paling menarik dalam kaitannya dengan banyaknya praktik

dan standar akuntansi adalah harmonisasi versus standarisasi. Banyak pihak yang

mengusulkan adanya satu standar di dunia ini, pendapat yang mendasarinya adalah

dengan satu standar ini maka keseragaman akan terjamin. Upaya ke arah satu standar

dimulai tahun 1973 ketika International Accounting Standards Commitee (IASC)

dibentuk dengan tujuan utamanya adalah untuk memformulasi dan menerbitkan

standar akuntansi kepentingan umum untuk presentasi laporan keuangan dan

mempromosikan pengakuan dan penerimaan di seluruh dunia (world acceptance).


Namun, kesuksesan dari misi dunia ini sangat bervariasi. Masalah yang

dihadapi adalah pelaksanaan (enforcement) yang dinilai sangat lemah. Artinya,

kekuatan yang memaksa perusahaan di banyak negara untuk mengikuti standar ini

masih sangat lemah. Dalam hal ini berarti terjadi dualisme, di satu sisi badan profesi

suatu negara merupakan anggota IASC sehingga seharusnya memaksa perusahaan

untuk mematuhi standar yang dihasilkan oleh IASC, di sisi lain, badan profesi

tersebut juga mengeluarkan standar versi mereka untuk mengakomodasi kepentingan

domestik.

Alternatif lain dari standarisasi adalah harmonisasi. Harmonisasi lebih cepat

dapat diterima oleh pasar dibandingkan dengan standarisasi yang dinilai lebih kaku.

Alasan lain yang mendukung upaya harmonisasi adalah adanya perbedaan antar

negara. Standar akuntansi disusun berdasarkan suatu framework yang didasari oleh

kondisi sosial, ekonomi, politik dan banyak faktor lain. Kondisi ini akan berbeda-

beda antara satu negara dengan negara lain. Prinsip dalam harmonisasi ini adalah

“biarkan yang berbeda tetap berbeda, namun perbedaan dapat dijelaskan”.

Selama ini harmonisasi secara keliru telah dikaitkan dengan standarisasi yang

lengkap. Dari sisi pengaruh hal ini berbeda dengan standarisasi, Wilson menyajikan

manfaat perbedaan ini dengan menyatakan bahwa istilah harmonisasi berlawanan

dengan standarisasi yang berimplikasi suatu rekonsiliasi atas perbedaan sudut

pandang. Harmonisasi lebih cenderung bersifat praktik dan merupakan penekatan

konsiliatori daripada sekedar proses standarisasi, terutama saat standarisasi berbarti

bahwa prosedur disuatu negara seharusnya diadopsi oleh suluruh negara lainnya.
Harmonisasi menjadi suatu bentuk komunikasi informasi yang lebih baik dalam hal

interpretasi dan pemahaman secara internasional.

PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN INFORMASI

Pelaporan keuangan menurut Bedford, dapat dianggap sebagai suatu proses

yang terdiri atas 4 langkah technical :

1. Persepsi aktivitas penting dari entitas akuntansi atau aktivitas penting

dalam lingkungan tempat entitas beroperasi. Yang implisit dalam persepsi

tradisional adalah kepercayaan bahwa transaksi-transaksi keuangan

mewakili aktivitas yang penting.

2. Simbolisasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan sedemikian rupa agar

tersedia database aktivitas-aktivitas, yang kemudian dapat dianalisa untuk

mendapatkan pemahaman mengenai hubungan timbal balik antara

sejumlah besar aktivitas yang dirasakan. Secara konvensional, simbolisasi

ini terjadi dalam bentuk pencatatan-pencatatan dalam perkiraan-perkiraan,

jurnal-jurnal dan buku besar-buku besar dengan menggunakan prosedur-

prodedur pembukuan dan pengukuran yang telah terbentuk dengan baik.

3. Analisis terhadap model aktivitas untuk mengikhtisarkan, mengorganisir

dan mengungkapkan hubungan timbal balik antara aktivitas-aktivitas dan

untuk dapat melihat gambar status atau peta dari entitas. Secara

tradisional, proses analisis ini dipandang sebagai proses pengembangan


laporan-laporan akuntansi untuk menyediakan pemahaman mengenai sifat

dari aktivitas-aktivitas entitas.

4. Komunikasi (transmisi) analisis kepada pengguna produk akuntansi untuk

menuntun pembuat-pembuat keputusan dalam mengarahkan aktivitas-

aktivitas entitas dimasa depan atau dalam mengubah hubungan mereka

dengan entitas.

Keempat langkah prosedur diatas merupakan proses pengukuran dan

pengungkapan, yang saling terkait satu sama lain dalam memberikan substansi

kepada pelaporan keuangan korporasi.

PENGARUH-PENGARUH TERHADAP PRAKTEK

PENGUNGKAPAN KORPORASI

Pengaruh Lingkungan

Ada banyak hal-hal yang mempengaruhi praktik-praktik pengungkapan dari

sekian banyak korporasi, beberapa riset-riset yang pernah ada menyatakan bahwa

perkembangan akuntansi dan pelaporan itu berlandaskan pada lingkungan hidup.

Hipotesis-hipotesis yang mendukung environmental determinism dikemukakan oleh

Seidler (1967), Mueller (1968) dan Previts (1975). Hipotesis-hipotesis tersebut

belakangan mendapat dukungan secara empiris melalui penelitian-penelitian yang

dilakukan oleh DaCosta et.all (1978), Frank (1979), Nair and Frank (1980), Belkaoui

(1983), Nobes (1983), dan Goodrich (1986).


Cook and Wallace (1990) kemudian memperbaharui analisa lingkungan

terhadap suatu negara tertentu dengan membedakan antara faktor-faktor lingkungan

yang bersifat internal dan faktor-faktor eksternal. Penemuan Cook and Wallace

menyiratkan bahwa tingkat regulasi pengungkapan keuangan korporasi dalam banyak

negara industri kemungkinan ditentukan oleh faktor-faktor internal, sedangkan

dinegara-negara berkembang kemungkinan ditentukan oleh faktor-faktor eksternal.

Peranan Pasar Modal

Pasar modal memiliki peranan dan pengaruh yang sangat besar dalam evolusi

pengungkapan korporasi. Dalam upaya menghadapi kendala-kendala pembiayaan

internal untuk pembiayaan aktivitas-aktivitas produksi dan distribusi, korporasi perlu

menarik dan menghimpun modal dari masyarakat, hal ini yang membuat korporasi

menjadi sangat tergantung kepada pasar modal.

Pasar modal kemudian mensyaratkan sejumlah kriteria pengungkapan dan

pelaporan yang harus dipenuhi oleh korporasi. Dalam ekonomi yang kompetitif,

dipasar modal pengungkapan-pengungkapan korporasi saling bersaing antara satu dan

yang lainnya sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengungkapan

berhubungan positif dengan biaya modal perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh

Choi and Mueller bahwa Kaitan konseptual antara pengungkapan dan biaya modal

perusahaan berasal dari teori perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian yaitu :

1. Dalam dunia yang terdiri dari, para investor memandang pengembalian

dari investasi sekuritas sebagai uang yang diterima sebagai konsekuensi

dari kepemilikan
2. Karena adanya ketidakpastian, pengembalian-pengembalian ini dipandang

dalam pengertian probabilistik, yaitu sebagai nilai yang diharapkan

(expected value) dari distribusi probabilitas subyektif.

3. Para investor menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur

hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas dan untuk mengukur korelasi

antara hasil yang diharapkan tersebut dengan berbagai hasil yang

diharapkan sekuritas-sekuritas lain, sebagai ukuran-ukuran rasio yang

berkaitan dengan suatu sekuritas.

4. Para investor menyukai tingkat pengembalian yang lebih tinggi untuk

tingkat resiko tertentu atau tingkat risiko yang lebih rendah untuk hasil

yang diharpkan tertentu.

5. Nilai sebuah sekuritas berhubungan positif dengan aliran hasil yang

diharpkan dan berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan

pengembalian-pengembalian tersebut.

Pengaruh Non-Keuangan

Kecendrungan dan trend saat ini yaitu meningkatnya pertanggungjawaban

korporasi terhadap publik atas kebijakan-kebijakan dan tindakan-tindakan korporasi.

Alasan-alasan terhadap peningkatan pertanggungjawaban ini, karena adanya

kecendrungan dari para investor untuk mempertimbangkan unsur etika dari korporasi,

penelitian tentang hal ini telah dilakukan dalam beberapa waktu terakhir.

Alasan yang lainnya adalah ditujukan kepada investor non-keuangan, hal ini

karena semakin disadari akan arti penting dari peran mereka, investor non-keuangan
yang dimaksud disini adalah serikat pekerja, pemerintah dan masyarakat umum.

Serikat pekerja dianggap berhubungan dengan jangka waktu, kondisi, keamanan dan

lokasi pekerjaan. Pemerintah diangap berkepentingan dalam dampak makroekonomi

dari operasi-operasi korporasi, sedangkan masyarakat umum berkepentingan dengan

efek-efek lignkungan dan sosial dari keputusan-keputusan korporasi. Munculnya

pihak-pihak berkepentingan yang baru ini menyebabkan munculnya pula akuntansi

pertanggungjawaban lingkungan, sosial dan lainnya.

Pengaruh Organisasi Internasional

Sejumlah organisasi-organisasi internasional, juga turut mempengaruhi praktek-

praktek pengungkapan perusahaan multinasional melalui pembuatan seperangkat

aturan terhadap perusahaan-perusahaan transnasional. Organisasi-organisasi tersebut

diantaranya adalah International Accounting Standards Committee (IASC),

Masyarakat Eropa (EC), Organization for Economic Cooperation and Development

(OECD), Accountants International Study Group (AISG), International Federation of

Accountant Committee (IFAC), International Organization of Securities Commisions

(IOSCO) dan United Nations (PBB) serta beberapa organisasi lainnya yang juga aktif

dalam proses yang sama, baik secara international, regional maupun nasional.

BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PENGUNGKAPAN INFORMASI

Ketiadaan standar-standar akuntansi dan pelaporan yang dapat diterima secara

internasional, merupakan kendala pada pengungkapan dan pelaporan informasi oleh

perusahaan multinasional kepada para pembaca-pembaca asing. Mereka menghadapi


pertanyaan yang pelik tentang bagaimana komunikasi tyang efektif dengan mereka.

Namun beberapa pendekatan-pendekatan yang menonjol berbagai model pelaporan

telah diujicobakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional, beberapa pendekatan

tersebut adalah : Convenience Translations dan Informasi Khusus, Restatement

Terbatas dan Laporan Primer-Sekunder.

Convenience Translations dan Informasi Khusus

Banyak perusahaan-perusahaan multinasional mencoba mentranslasikan bahasa

dan laporan keuangan mereka kedalam idiom-idiom nasional dari para pengguna

laporan keuangan mereka, misalnya dengan mempublikasikan laporan keuiangan

kedalam beberapa bahasa. Sebagian lagi selangkah lebih maju, selain penerjemahan

bahasa, jumlah moneter juga ditranslasikan dengan memakai kurs akhir tahun.

Walaupun convenience translations ini memberikan tampilan internasional,

namun tetap saja bisa menyesatkan karena memberi kesan seolah-olah prinip-prinsip

akuntansi yang mendasari pelaporan juga telah ditranslasikan, padahal tidak

demikian, sehingga akibatnya para pembaca laporan keungan dapat mengambil

kesimpulan yang salah.

Masalah lainnya adalah analis keuangan dan professional lain dalam komunitas

keuangan dalam melakukan perbandingan keuangan dan analisa sekuritas cenderung

mengintepretasikan laporan keuangan tersebut sebagai laporan keuangan yang

memiliki seubstansi yang sebanding dengan laporan keuangan keuangan domestik

dan sekali lagi potensi penyalahgunaan bisa timbul.


Mengatasi persoalan-persoalan diatas, upaya-upaya yang dapat dilakukan

melalui pengungkapan-pengungkapan yang secara khusus atau informasi khusus yang

menyebutkan prinsip-prinsip akuntansi nasional, tempat perusahaan berdomisili dan

standar-stanar auditing yang mendasari laporan keuangan tersebut. Sebagian kecil

perusahaan multinasional telah mengupayakan hal ini dengan menyisipkan informasi

khusus untuk memahami laporan keuangan mereka.

Restatement Terbatas

Dalam upaya memahami laporan keungannya, selain penerjemahan bahasa,

beebrapa perusahaan multinasional yang berbasis dibelanda, sebagai contoh Philips

Company telah mengestimasiklan berapa besar penyesuaian yang terjadi seandainya

memakai GAAP AS, bukan GAAP Belanda. Sehingga investor AS dapat memahami

angka-angka laba dan dapat digunakan untuk tujuan perbandingan. Namun

kelemahan restatement terbatas ini sangat jelas, yaitu pembandingan tingklat

pengembalian (rasio-rasio) bisa menyesatkan ketika laba yang telah di-restate dengan

GAAP AS dibadingkan dengan total aktiva dan kategori-kategori laporan keungan

lainnya yang masih merefleksikan standar-standar akuntansi Belanda.

Laporan Primer-Sekunder

Accountants Internasional Study Group dalam sebuah studi yang berjudul

Intertyantional Financial Reporting menganjurkan agar 2 macam laporan keuangan

diakui sebagai bagian dari standar-standar dan prinsip-prinsip akuntansi keuangan

yang diterima secara resmi. Laporan keuangan primer disiapkan sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi keuangan yang diterima secara umum dinegara asal


perusahaan. Sedangkan laporan keuangan sekunder disiapkan secara khusus bagi

pembaca-pembaca yang berkepentingan diluar negeri. Laporan keuangan sekunder

semacam itu akan memiliki satu atau lebih karakteristik-karakteristik sebagai berikut,

yaitu :

1. Mematuhi standar-standar pelaporan negara asing yang dituju

2. Laporan keuangan ditansalasikan kedalam valuta sing yang terkait

3. Laporan keuangan akan diterjemahkan kedalam bahasa negara yang

bersangkutan

4. Laporan auditor indpenden akan diberikan dalam bentuk yang tidak biasa

digunakan di negara asal perusahaan.

Dibalik keuntungan dan kerugian dari penggunaaan laporan primer-sekunder ini

tetap saja menyimpan potensi kebingungan pada pembaca laporan keuangan.

Perebedaan lingkungan sosial, ekonomi, budaya dan hukum antar negara

menyebabkan translasi laoran keuangan dari sekelompok prinsip-prinsip akuntansi

tertentu kedalam prinsip-prinsip lain bisa menyebabkan distrosi pesan. Bahkan

meskipun prinsip-prinsip akuntansi antar 2 negara sama, kebiasaan-kebiasaan bisnis

dan keuangan yang mengatur interperatsi rasio-rasio laporan keyuangan-berbasis

akuntansi mungkin saja masih bervariasi. Sebagai contoh, rasio-rasio hutang yang

tinggi, yang diangap memabahayakan di AS, merupakan bagian yang lazim dalam

lingkungan bisnis Korea Selatan.

Solusi untuk mencegah hal ini sekali lagi adalah dilakukannya pengungkapan

dengan catatan kaki yang ditujukan untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan


utama antara prinsip-prinsip akuntansi kedua lingkungan yang berbeda, juga

dampakanya atas laba bersih dan posisi keuangan. Hal lainnya yang juga membantu

yaitu dengan pengungkapan lingkungan sehingga pembaca laporan keuangan dapat

menginterpretasikan informasi laporan keuangan sekunder secara benar.

PENGUNGKAPAN INFORMASI

YANG MENINGKATKAN COMPARABILITAS

Informasi tentang suatu perusahaan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan

dengan informasi serupa dari perusahaan lain dan dengan informasi serupa dari

periode lain. Tujuan dari perbandingan adalah untuk mendeteksi dan menjelaskan

persamaan dan perbedaan.

Pada tahun 1979, IASC mempublikasikan E32 tentang Comparability of

Financial Statements, tujuannya adalah untuk menghilangkan sebagian besar pilihan

perlakuan akuntansi yang dibolehkan oleh Standar Akuntansi Internasional yang

berlaku. IASC berkomentar bahwa dengan diimplementasikannya proyek ini

seharusnya akan lebih mudah untuk membandingkan laporan-laporan keuangan antar

negara, mengurangi restatement dan rekonsiliasi internasional laporan keuangan dari

satu negara kenagara lain, dan seharusnya meningkatkan pengembalian dari

portofolio investasi internasional karena analisis laporan keuangannya lebih efektif.

Perusahaan-perusahaan Multinasional dapat menjadikan E32 ini sebagai suatu

pedoman dalam meningkatkan comparability dari laporan keuangan yang akan

mereka sajikan
PENGUNGKAPAN INFORMASI

MENGURANGI INFORMATION ASYMMETRY

Dalam mengurangi asymetri informasi, upaya yang dapat dilakukan oleh

perusahaan multinasional, dengan full disclousure akan berguna dalam mengatasi

kondisi tersebut. Beberapa pendekatan-pendekatan yang diujicobakan oleh

perusahaan-perusahaan multinasional seperti : Convenience Translations dan

Informasi Khusus, Restatement Terbatas dan Laporan Primer-Sekunder, memerlukan

tambahan informasi yang wajib disampaikan oleh pembuat laporan keuangan kepada

pengguna sehingga pada akhirnya akan mengatasi atau mengurangi information

asymmetry.

KESIMPULAN

Perbedaan parktik dan standar akuntansi diberbagai negara, merupakan salah

satu perbedaan dari sekian banyak perbedaan yang menjadi hambatan terhadap

praktek pengungkapan informasi dan pelaporan keuangan perusahaan multinasional.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh banyak perusahaan Multinasional, dengan

memodifikasi laporannya dan menambahkan keterangan penjelasan, informasi

tambahan yang mengarah kepada full disclousure. Ujicoba oleh perusahaan-

perusahaan multinasional seperti : Convenience Translations dan Informasi Khusus,

Restatement Terbatas dan Laporan Primer-Sekunder ditujukan untuk peningkatan

comparability dan mengurangi information asymmetry.

Anda mungkin juga menyukai