KATA PENGANTAR
Puji syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Pasien Dengan PJK di IGD Rumah Sakit
Umum Haji Surabaya”
. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Siswanto Agung., S.Kep.,Ns.,MMB., selaku dosen pembimbing akademik
2. Setyo Purnawanti., S.Kep.,Ns., selaku pembimbing klinik di IGD RSU Haji
Surabaya
3. Orang tua yang selalu memberikan bantuan dan dorongan baik materiil maupun
spiritual.
4. Teman-teman yang selalu memberikan kritik dasarannya.
5. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menya
dari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya
makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Umum................................................................................................. 3
1.4 Tujuan Khusus................................................................................................ 3
1.5 Manfaat Makalah............................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................ 5
2.1 Landasan Teori Penyakit Jantung Koroner........................ .............. ........... 5
2.1.1 Definisi............................................................................................ 5
2.1.2 Etiologi. .......................................................................................... 5
2.1.3 Faktor Risiko.................................................................................... 7
2.1.4 Klasifikasi......................................................................................... 8
2.1.5 Patofisiologi....................................................................................... 12
2.1.6 Manifestasi Klinis.............................................................................. 13
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik.................................................................... 14
2.1.8 Penatalaksanaan................................................................................. 16
2.1.9 Komplikasi........................................................................................ 20
2.1.10 WOC.................................................................................................. 23
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN (TEORI).................................................. 24
3.1 Asuhan Keperawatan (Teori)Penyakit Jantung Koroner.............................. 24
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN (KASUS)............................................... 36
4.1 Asuhan Keperawatan (Teori)Penyakit Jantung Koroner.............. ............... 36
BAB VANALISA JURNAL………………........................................................ 68
BAB VI PENUTUP............................................................................................... 73
6.1 Kesimpulan...................................................................................................... 73
6.2 Saran................................................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Jantung kekurangan O2
Nyeri akut
Iskemia otot jantung Perlu menghindari komplikasi
Diperlukan
Curah jantung
cemas
menurun pengetahuan tinggi
Sumber: Debarus.wordpress.com(2013)
2. Inversi gelombang T, ditandai dengan > 0,2 mV inversi gelombang
T yang simetris di sandapanprekordial.
Sumber: Ekgindonesia.blogspot.com: (2015)
Perubahan EKG lainnya termasuk bundle branch block (BBB)
dan aritmia jantung, terutama Sustained VT. Serial EKG harus dibuat
jika ditemukan adanya perubahan segmen ST, namun EKG yang
normal pun tidak menyingkirkan diagnosis APTS/NSTEMI.
Pemeriksaaan EKG 12 sadapan pada pasien SKA dapat
mengambarkan kelainan yang terjadi dan ini dilakukan secara serial
untuk evaluasi lebih lanjut dengan berbagai ciri dankatagori:
1. Angina pektoris tidak stabil; depresi segmen ST dengan atau tanpa
inversi gelombang T, kadang-kadang elevasi segmen ST sewaktu
nyeri, tidak dijumpai gelombangQ
3.2 DiagnosaKeperawatan
1. Nyeriakut
Definisi: pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat
adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan
dengan istilah seperti (internasional asosiation for the study of pain) ;
awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat
dengan akhir yang dapat di antisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya
kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik :
a. Mengungkapakan secara verbal atau melaporkan (nyeri) denganisyarat
b. Posisi untuk menghindarinyeri
c. perubahan tonusotot
d. perubahan tekanan darah, pernafasan, atau nadi, dilatasipupil
e. perubahan seleramakan
f. perilakudistrasi
g. perilakuekspresif
h. Perilaku menjaga atau sikapmelindungi
i. fokusmenyempit
j. bukti nyeri yang dapat diamati
k. berfokus pada dirisendiri
l. gangguantidur
Faktor yang berhubungan :
Agens-agens penyebab cedera misalnya: biologis, kimia, fisik, dan
psikologis.
2. Penurunan curahjantung
Definisi: ketidakadekuatan pompa darah oleh jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :
a. Gangguan Frekuensi dan IramaJantung
b. GangguanPreload
c. GangguanAfterload
d. Gangguankontraktilitas
e. Perilaku/Emosi
Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan frekuensi atau iramajantung
b. Gangguan volumesekuncup
c. Gangguanpreload
d. Gangguanaferload
e. Gangguankontraktifitas
3. Intoleransiaktivitas
Definisi: ketidak cukupan energi fisiologis atau psikologisuntuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus
dilakukan.
Batasan karakteristik :
a. Ketidak nyamanan atau dispnea saat beraktivitas melaporkan keletihan
atau kelemahan secaraverbal.
b. Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respon
terhadapaktivitas
c. Perubahan EKG yang menunjukkan artitmia atau iskemia
Faktor yang berhubungan :
a. Tirah dan baring danimobilitas.
b. Kelemahanumum
c. Ketidak seimbangan anatara suplai dan kebetuhanokisgen
d. Gaya hidup yang kuranggerak
3.3 Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut
Tujuan:
a. Memperlihatkan pengendalian nyeri,yang dibuktikan oleh indikator
sebagai berikut (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau
selalu:
1) Mengenali awitannyeri
2) Menggunakan tindakanpencegahan
3) Melaporkan nyeri dapatdilakukan
b. Menunjukkan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indikator sebagai
indikator berikut (sebutkan 1-5; sangat berat, berat, sedang, ringan,
atau tidakada):
1) Ekpresi nyeri padawajah
2) Gelisah atau keteganganotot
3) Durasi episodenyeri
4) Merintih danmenangis
5) Gelisah
Kriteria Hasil NOC:
a. Tingkat Kenyamanan: tingkat persepsi positif terhadap kemudahan
fisik danpsikologis
b. Pengendalian nyeri: tindakan individu untuk mengendalikannyeri
c. Tingkat nyeri keparahan yang dapat di amati ataudilaporkan
Intervensi NIC:
a. PemberianAnalgesik
b. Manajemenmedikasi
c. Manajemennyeri
d. Bantuan analgesia yang dikendalikan olehpasien
e. Manajemen sedasi
AktivitasKeperawatan
a. Pengkajian
1) Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk
mengumpulkan informasipengkajian
2) Minta pasien untuk menilai nyeri atau ketidaknyamanan pada skala
0 sampai 10 (0=tidak ada nyeri atau ketidaknyamanan, 10=nyeri
hebat)
3) Gunakan bagan alir nyeri untuk memantau peredaan nyeri oleh
analgesik dan kemungkinan efeksampingnya
4) Kaji dampak agama, budaya, kepercyaan, dan lingkungan terhadap
nyeri dan reponspasien
5) Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata kata sesuai usia dan
tingkat perkembanaganpasien
6) Manajemen nyeri NIC:
(a) Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi dan kualitas dan
intensitas atau keparahan nyeri, dan faktorpresipitasinya
(b) Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada
mereka yag tidak mampu berkomunikasiefektif
b. Penyuluhan untukpasien/keluarga
1) Sertakan dalam intruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus
di minum, frekuensi pemberian, kemungkinan efeksamping,
kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus saat
mengkonsumsi oabat tersebut (misalnya, pembatasan aktivitas
fisik, pembatasan diet), dan nama orang yang harus dihubungi bila
mengalami nyerimembandel.
2) Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika
peredaan nyeri tidak dapatdicapai
3) Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat
meningkatkan nyeri dan tawarkan strategi koping yangdisarankan
4) Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesik narkotik atau opiod
(misalnya, risiko ketergantungan atauoverdosis
5) Manajemen nyeri (NIC): berikan informasi tenteng nyeri , seperti
penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisispasi
ketidaknyamanan akibatprosedur
6) Majemen nyeri (NIC): Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis (misalnyaa, umpan balik biologis, transcutaneus
elektrical nerve stimulation (tens) hipnosis relaksasi, imajinasi
terbimbing, terapai musik, distraksi, terapai bermain, terapi
aktivitas, akupresur, kompres hangat atau dingin, dan masase
sebelum atau setelah, dan jika memungkinkan selama aktivitas
yang menimbulkan nyeri ; sebelum nyeri terjadi atau meningkat;
dan berama penggunaan tindakan peredaran nyeri yanglain.
c. Aktivitaskolaboratif
1) Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiat yang
terjadwal (misalnya, setiap 4 jam selama 36 jam) atauPCA
2) Manajement nyeri NIC:
(a) Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi
lebihberat
(b) Laporkan kepada dokter jika tindakanberhasil
(c) Laporkan kepada dokter jika tindakn tidak berhasil atau jika
keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari
pengalaman nyeri pasien di maalalu.
d. Aktivitas lain
1) Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi melalui pengkajian nyeri
dan efeksamping
2) Bantu pasien mengidentifikasi tindakan kenyaman yang efektif di
masa lalu seperti ,distraksi,relaksasi ,atau kompers hangatdingin
3) Hadir di dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasanyaman
2. Penurunan curahjantung
Tujuan: penurunan curah jantung tidak sensitif terhadap isu keperawatan.
Oleh sebab itu, perawat sebaiknya tidak bertindak secara mandiri untuk
melakukannya; upaya kolaboratif perlu dan penting dilakukan.
Kriteria Hasil NOC :
a. Tingkat keparahan kehilangan darah : tingkat keparahan
pendarahan/hemoragi internal ataueksternal
b. Efektivitas Pompa Jantung : keadekuatan, volume darah yang
diejeksikan dari ventrikel kiri untuk mendukung tekanan perfusi
sistemik
c. Status sirkulasi : tingkat pengaliran darah yang tidak terhambat, satu
arah, dan pada tekanan yang sesuai melalui pembuluh darah besar
aliran sistemik danpulmonal.
d. Perfuisi jaringan : organ abdomen : keadekuatan aliran darah melewati
pembuluh darah kecil visera abdomen untuk mempertahankan fungsi
organ.
e. Perfusi jaringan: jantung: keadekuatan aliran darah yang melewati
vaskulatur koroner untuk mempertahankan fungsi organjantung
f. Perfusi jaringan: serebral : keadekuatan aliran darah yang melewati
vaskulatur serebral untuk mempertahankan fungsiotak
g. Perfusi jaringan: Perifer: keadekutan aliran darah yang melalui
pembuluh darah kecil ekstremitas untuk mempertahankan fungsi
jaringan
h. Perfusi jaringan: pulmonal: keadekutan aliran darah yang melewati
vaskulatur pulmonal untuk memerfusi unitalveoli/kapiler
i. Status tanda vital: tingkat suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah
dalam rentangnormal.
Intervensi NIC :
a. Reduksiperdarahan
b. Perawatanjantung
c. Perawatan jantung,Akut
d. Promosi PerfusiSerebral
e. Perawatan Sirkulasi: insufisiensiarteri
f. Perawatan Sirkulasi : Alat BantuMekanis
g. Perawatan Sirkulasi: InsufisiensiVena
h. Perawatan Embolus: Perifer
i. Perawatan Embolus: Paru
j. RegulasiHemodinamik
k. PengendalianHemoragi
l. Terapi Intravena (IV)
m. PemantauanNeurologis
n. Manajemen syok:Jantung
o. Manajemen syok:Volume
p. Pemantauan Tanda Vital
AktivitasKeperawatan
Pada umumnya, tindakan keperawatan untuk diagnosis ini berfokus pada
pemantauan tanda-tanda vital dan gejala penurunan curah jantung,
pengkajian penyebab yang mendasari (mis, hipovolemia, disritmia),
pelaksanaan protokol atau program dokter untuk mengatasi penurunan
curah jantung, dan pelaksanaan tindakan dukungan, seperti perubahan
posisi dan hidrasi.
a. Pengkajian
1) Kaji dan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosis, status
pernapasan, dan statusmental
2) Pantau tanda kelebihan cairan (misalnya, edema dependen,
kenaikan beratbadan)
3) Kaji toleransi aktivitas pasien dengan memerhatikan adanya awitan
napas pendek, nyeri, palpitasi, ataulimbung
4) Evaluasi respons pasien terhadap terapioksigen
5) Kaji keruskankognitif
6) Regulasi hemodinamik(NIC)
(a) Pantau fungsi pacemaker, jikaperlu
(b) Pantau denyut perifer, pengisian ulang kapiler, dan suhu serta
warnaekstremitas
(c) Pantau asupan dan haluaran, haluaran urine, dan berat badan
pasien, jikaperlu
(d) Pantau resistensi vaskular sistemik dan paru, jikaperlu
(e) Auskultasi suara paru terhadap bunyi crackle atau suara napas
tambahanlainnya
(f) Pantau dan dokumentasikan frekuensi jantung, irama, dannadi
b. Penyuluhan untukPasien/Keluarga
1) Jelaskan tujuan pemberian oksigen perkanula nasal atausungkup
2) Instruksikan mengenai pemeliharaan keakuratan asupan dan
haluaran
3) Ajarkan pengguanaan, dosis, frekuensi, dan efek sampingobat
4) Jarkan untuk melaporkan dan menggambarkan awitan palpitasi dan
nyeri, durasi, faktor pencetus, daerah, kualitas, danintensitas
5) Instruksikan pasien dan keluarga dalam perencanaan untuk
perawatan di rumah, meliputi pembatasan aktivitas, pembatasan
diet, dan penggunaan alatterapeutik
6) Berikan informasi tentang teknik penurunan stres, seperti
biofeedback, relaksasi otot progesif, meditasi dan latihanfisik
7) Ajarkan kebutuhan untuk menimbang berat badan setiaphari.
c. AktifitasKolaboratif
1) Konsultasikan dengan dokter menyangkut parameter pemberian
atau penghentian obat tekanandarah
2) Berikan dan titrasikan obat antiaritmia, inotropik, nitrogliserin, dan
vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas, preload, dan
afterload sesuai dengan program medis atauprotokol
3) Berikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan trombus
perifer, sesuai dengan program atauprotokol
4) Tingkatkan penurunan afterload (misalnya, dengan pompa balon
inta-aorta) sesuai dengan program medis atauprotokol
5) Lakukan perujukan ke perawat praktisi lanjutan untuk tindak-
lanjut, jikadiperlukan
6) Pertimbangkan perujukan ke petugas sosial, manajer kasus atau
layanan kesehatan komunitas dan layanan kesehatan dirumah
7) Lakukan perujukan ke petugas sosisal untuk mengevaluasi
kemampuan membayar obat yangdiresepkan
8) Lakukan perujukan ke pusat rehabilitasi jantung jikadiperlukan
d. AktifitasLain
1) Ubah posisi pasien ke posisi datar atau Trendelenburg ketika
tekanan darah pasien berada pada rentang lebih rendah
dibandingkan dengan yang biasanya
2) Untuk hipotensi yang tiba-tiba, berat atau lama, pasang akses
intravena untuk pemberian cairan intravena atau obat untuk
meningkatkan tekanandarah
3) Hubungkan efek nilai laboratorium, oksigen, obat, aktivitas,
ansietas, dan/atau nyeri padadisritmia
4) Jangan mengukur suhu darirektum
5) Ubah posisi pasien setiap dua jam atau pertahankan aktivitas lain
yang sesuai atau dibutuhkan untuk menurunkan stasis sirkulasi
perifer
6) Regulasi Hemodinamik (NIC):
(a) Minimalkan atau hilangkan stresorlingkungan
(b) Pasang kateter urine, jikadiperlukan
3. Intoleransiaktivitas
Definisi: ketidak cukupan energi fisiologis atau psikologisuntuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus
dilakukan.
Tujuan:
a. Menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan, yang dibuktikan oleh
toleransi aktivitas, ketahanan, penghematan energy, kebugaran fisik,
energi psikomotorik, dan perawatan diri: aktivitas kehidpan sehari hari
(AKSI)
b. Menujukkan aktivitas toleransi, yang dibuktikan oleh indikator sebagai
berikut seberat, disebutkan 1-5 gangguan ekstrem, berat, sedang,
ringan, atau tidak mengalami gangguan:
1) saturasi oksigen saataktivitas
2) frekuensi pernapsan saatberaktivitas
3) kemampuan untuk berbicara saat beraktivitasfisik
c. Mendemonstrasikan penghematan energi, yang dibuktikan oleh
indikator sebagai berikut (sebutkan 1-15:tidak pernah, jarang, kadang
kadang, sering atau selalu ditampilkan):
1) Meyadari keterbasanenergi
2) Menyeimbangkan aktivtas danistirahat
3) Mengatur jadwal aktivitas untuk menghemat energy
Kriteria Hasil NOC:
a. Tolereransi aktivitas:respons fisiologis terhadap geraka yang memakan
energi dalam aktivitassehari-hari.
b. Ketahanan: kapasitas unutuk menyelesaikanaktivitas
c. Peng hemat energi: tindakan individu untuk mengola energi untuk
memulai dan menyelesaikanaktiviatas.
d. Kebugaran fisik: pelaksanaan aktivitas fisik yang penuhfitalitas
e. Energi psikomotorik: dorongan dan energi idividu untuk
mempertahankan aktivitas hidup sehari-hari, nutrisi dan keamanan
personal
f. Perwatan diri: ativitas kehidupa sehari-hari (aksi): kemampuan untuk
melalukan tugasa-tugas fisik yang paling dasar dan aktivitas perwatan
pribadi secara mandiri denga atau tanpa alatbantu.
g. Perawatan diri aktivitas kehidupan sehari hariinstrumental(AKSI)
:kemmpuan untuk melakukuan aktvitas yang dibutuhkan dalam fungsi
dirumah atau komunitas secara amandiri dengan atau tampa alat bantu.
Intervensi NIC :
a. Terapi aktivitas:memberi anjuran tentang dan aktivitas fisik, kognitif,
sosial, dan spritual, yang spesifik untuk meningkatkan tentang,
frekuensi, atau durasi aktivitas individu (ataukelompok)
b. Menejemen energi: mengsur engunan energi untuk mengatasi atau
mencegah kelelahan dan mengoptimalkanfungsi
c. Menejemen lingkungan: memanipulasi lingkungan sekitr pasien untuk
memperoleh manfaat terapeotik, sekimulasi sensorik, dan
pesejahteraanpsikilogis
d. Terapi latian fisik: mobilitas sendi : menggunakan geakan tubuh aktif
atau pasief umtuk memerthankan atau memperbaiki fleksi bilitassendi.
e. Terapai latian fisik: pengendalian otot: mengunakan aktivitas atau
protokol latihan yang spesifik untuk meningkatkan atau memulihkan
gerakan tubuh yangterkontrol
f. Promosi latian fisik: latian kekuatan: mefasilitasi latian otot resistif
secara rutin untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatanotot
g. Bantuan pemeliharaan rumah: membantu apsien dan kluarga untuk
menjaga rumah sebagai tempat tinggal yang besih,aman dan,
menyenangkan
h. Menejemen alam perasaan: memberi rasa keamanan, stabilitasi
pemulihan, dan pemeliharaan pasien yang mengalami disfunsi alam
perasaan baik depresi namun peningkatan alamperasaan
i. Bantuan perawatan diri: membantu individu untuk melakukanAKS
j. Bantuan perawtan diri aksi: membantu dan mengarahkan individu
untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari hari instrumental (AKSI)
yang diperlukan untuk berfungsi dirumah atudikomunitas
Aktivitas keperawatan
a. Pengkajian.
1) Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur,
berdiri,ambulasi,dan melakukan aks danaksi
2) Kaji respon emosi,sosial,dan spiritual terhadapaktivitas
3) Evaluasi motifasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan
aktifitas
4) Menejemen energi(NIC)
(a) Tentukan penyebeb keletihan (misalnya,perawat,nyeri,dan
pegobatan).
(b) Pantau respon kardioresparitori terhadap aktivitas (misalnya,
takikardia,disritmia lain lain,dispnea,diaforesis,pucat,tekanan
hemodinamik,dan frekuensipernapasan).
(c) Pantau respon oksigen pasien (misalnya,denyut nadi,irama
jantung, dan frekuensi pernapasan) terhadap aktivitas
perawatan diri atau aktivitas keperawatan.
(d) Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energi
yagadekuat.
(e) Pantau dan dokumentasikan pola tidur pasien dan lamanya
waktu tidur dalamjam
b. Penyuluhan untukpasien/keluarga
Instruksi kepada pasien dan keluarga dalam:
1) Pengunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas, jikaperlu
2) Mengenali tanda dan gejala intoleran aktivitas, termasuk kondisi
yang perlu dilaporkan kepadadokter
3) Pentingnya nutrisi yangbaik
4) Penggunaan peralatan,s eperti oksigen, selama aktivitas
5) Penggunaan teknik relaksasi (misalnya, distraksi, visualisasi)
selamaaktivitas
6) Dampak intoleran aktivitas terhadap tanggung jawab peran dalam
keluarga dantempat
7) Tindakan untuk menghemat energi, sebagai contoh: menyimpan
alat atau benda yang sering digunakan di tempat yang mudah di
jangkau
8) Menejemen energi(NIC)
(a) Ajarkan kepada pasien dan orang terdekat tentang teknik
perawatan diri yang akan meminimalkan konsumsi oksigen
(misalnya,pemantaun mandiri dan teknik langkah untuk
melakukanAKS)
(b) Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik menejemen
waktu untuk mencegahkelelahan
c. Aktivitaskolaboratif
1) Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas, apabila nyeri
merupakan salah satu faktorpenyebab
2) Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi,fisik (misalnaya, untuk
latihan ketahanan), atau rekreasi untuk merecanakan dan mematau
program aktivitas,jikaperlu.
3) Untuk pasien yang mengalami sakit jiwa, rujuk ke layanan
kesehatan jiwa di rumah
4) Rujuk pasien ke pelayanan kesehatan rumah untuk mendapatkan
pelayanan bantuan perawatan rumah, jikaperlu
5) Rujuk pasien ke ahli gizi untuk pencernaan diet guna
meningkatkan asupan makanan yang kayaenergi
6) Rujuk pasien ke pusat rehabilitas jantung jika keletihan
berhubungan dengan penyakitjantung
d. Aktivitas lain
1) Hindari menjadwalkan pelaksaan aktivitas perawat selama periode
istirahat
2) Bantu pasien untuk mengubah posisi secar berkala,
bersandar,duduk,berdiri,dan ambulasi, sesuaitoleransi
3) Pantau tanda tanda vital sebelum,selama,dan setelah aktivitas;
hentikan aktivitas jika tanda tanda vital tidak dalam rentang normal
bagi pasien atau jika anda tanda tanda bahwa aktivitas tidak dapat
ditoleransi (misalnya, nyeri, dada, pucat, vertigo,dispnea)
4) Rencanakan aktivitas bersama pasien dan keluarga yang
meningkatkan kemandirian dan ketahanan,sebagaicontoh:
(a) Anjuran periode untuk istirahat dan aktivitas secarabergantian
(b) Buat tujuan yang sederhana, realitas, dan dapat dicapai oleh
pasien yang dapat meningkatkan kemandirian dan hargadiri
5) Manajemen energi(NIC)
(a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihanaktivitas
(b) Rencanakan aktivitas pada periode saat pasien memiliki energi
palingbanyak
(c) Bantu dengan akttivitas fisik teratur misalnaya: ambulasi,
berpindah, mengubah posisi, dan perawatan personal), jika
perlu
(d) Batasi rangsangan lingkungan (seperti cahaya
dankebisingan)
(e) Untuk mengfasilitasirelaksasi
(f) Batu pasien untuk melakukan pemantauan
mandiri denag membuat dokumentasi
tertulis yang mencatat asupan kalori dan
energi, jikaperlu.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN M
DENGAN DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG KORONER + UNSTABLE
ANGINA + HIPERTENSI
DI IGD RSU HAJI SURABAYA
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. M
Usia : 57 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal masuk : Jumat, 28 Februari 2020
No. RM : 835xxx
Dx Medis : PJK + UA + HT
2. Keluhan utama
Pasien mengalami sesak nafas
Masalah Keperawatan: Pola Nafas Tidak Efektif
3. Primary survey
a. Airway
Jalan nafas terdengar bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas.
b. Breathing
Pasien tampak kesulitan bernapas, pola nafas takipnoe, frekuensi napas
32x/menit, irama napas teratur, terdapat pernapasan cuping hidung,
tampak penggunaan otot bantu napas. Tidak terdengar suara nafas
ronchi maupun weezhing. Terpasang nasal kanul 4 tpm.
Masalah Keperawatan: Pola nafas tidak efektif
c. Circulation
Akral teraba hangat, mukosa bibir tampak lembab, CRT <3 detik, Nadi
109x/menit, irama takikardi, nadi teraba lemah, TD: 172/80 mmHg,
turgor kulit kembali < 3 detik, SpO2: 100%.
Masalah Keperawatan: Penurunan curah jantung
d. Disability
Kesadaran compos mentis GCS: 15 (E4V5M6), pupil isokor, reflek
cahaya +/+, diameter 2mm/2mm.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
e. Exposure
Tidak tampak adanya trauma dan jejas, tidak ada luka, Suhu 36,5oC.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada masalah Keperawatan
4. Secondary survey
a. Riwayat kesehatan sekarang
Istri pasien mengatakan pada tanggal 28 februari 2020 Tn M sesak nafas
sejak pagi hari kemudian jam 17.00 di bawa ke IGD RSU HAji
Surabaya setelah diperiksa namun pasien tidak rawat inap (KRS).
Sesampai dirumah keadan tidak semakin membaik, Tn M semakin
sesak, dada terasa nyeri dan gelisah. Pasien mengalami nyeri dada
nyeri dirasa seperti ditimpa beban berat dengan skala 5 muncul terus
menerus baik saat melakukan aktivitas maupun istirahat. Akhirnya
dibawa kembali ke IGD RSU Haji Surabaya jam 19.53. Tn M
langsung dipindahkan ke ruangan P2. Tn M didiagnosa PJK + UA +
HT
Masalah Keperawatan:
1) Pola Nafas Tidak Efektif
2) Nyeri Akut
b. Riwayat kesehatan lalu
Istri pasien mengatakan ada riwayat hipertensi pasien terkadang minum
obat concor 2,5mg dan candesartan 8mg. Tidak mengetahui ada
riwayat penyakit jantung, Pasien pernah dirawat di MRS karena stroke
ringan dan post op sinusitis tahun 2018 dan tidak ada riwayat penyakit
menular.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan anggota keluarga Ny. N tidak memiliki riwayat
hipertensi, dan penyakit jantung.
d. Pemeriksaan fisik Head To Toe
1) Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis GCS: 15 (E4V5M6)
2) Tanda-tanda Vital :
TD : 172/80 mmHg Nadi : 109x/menit Sat: 100%
S : 36,50C RR : 32 x/menit
3) Kepala dan leher
Inspeksi : Bentuk kepala normochepal, penyebaran rambut merata,
rambut beruban, tidak ada lesi, tidak ada luka, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak adanya peningkatan
vena jugularis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kepala dan leher
4) Wajah
Inspeksi : Wajah tampak kelelahan, tidak ada luka/lesi, tidak ada
pembengkakan / moonface
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada wajah
5) Mata
Inspeksi : Konjungtiva anemis, pupil isokor, reflek cahaya +/+,
diameter pupil 2 mm/2mm, sclera tidak ikterik, tidak ada luka,
tidak ada pembengkakan pada mata.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mata
6) Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada polip hidung, tampak adanya
pernapasan cuping hidung, respirasi: 32 x/menit, tidak ada lesi,
tidak ada pengeluaran secret atau perdarahan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung
Masalah Keperawatan : Pola napas tidak efektif
7) Mulut dan gigi
Inspeksi : Bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab. gigi dan mulut
tampak bersih.
8) Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak adaserumen, tidak ada
perdarahan, dan tidak ada gangguan pendengaran
9) Thorax
Paru
Inspeksi: pengembangan dinding dada tampak simetris, tidak ada
jejas, tampak penggunaan otot bantu napas., RR: 32x/menit.
Palpasi: tidak teraba adanya massa, tidak ada jejas, dan tidak ada
nyeri tekan
Perkusi: suara sonor pada lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi: tidak terdengar suara napas tambahan (ronchi) maupun
weezhing
Masalah Keperawatan : Pola napas tidak efektif
10) Abdomen
Inspeksi : tidak ada pembengkakan, tidak ada asites, tidak ada luka
Auskultasi : bising usus 18x/menit
Palpasi: tidak ada distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : suara perkusi timpani
11) Genetalia
Tidak terdapat lesi pada selangkangan dan vagina
12) Ekstremitas
5 5
Kekuatan otot 5 5
Keterangan :
5 : otot berfungsi normal dan mampu melawan tahanan maksimal
4 : otot mampu berkontraksi dan menggerakkan tubuh melawan
tahanan maksimal
3 : otot dapat berkontraksi dan menggerakkan tubuh secara penuh
melawan gaya gravitasi
2 : otot dapat berkontraksi tetapi tidak bisa menggerakkan bagian
tubuh melawan gravitasi
1 : terjadi kontraksi otot namun tidak ada gerakan
0 : otot tidak dapat melakukan kontraksi yang bisa terlihat
Ekstremitas Atas: bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada
deformitas tulang, tidak terdapat edema.
Ekstremitas Bawah : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada
luka/lesi, CRT <3 detik tidak ada deformitas tulang.
Aktifitas pasien tampak terbatas karena pasien mengalami
sesak nafas dan gelisah.
Masalah Keperawatan:
1) Penurunan curah jantung
2) Intoleransi aktivitas
13) Kulit
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang, tampak turgor kembali < 3
detik
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium, Selasa, 28 Februari 2020 jam 20.14.57
WIB
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Jumlah Sel Darah
Hb 13,4 g/dl* 12.8 – 16,8
Hematokrit 38,8% 33 – 45
Lekosit 11.700/ mm3* 4.500 – 13.500
Trombosit 270.000/ mm3 150.000 – 440.000
Eritrosit 4,83 juta/Ul 3.6 – 5.8
PDW 9,5 fL 9 – 13
RDW-SD 36,1 fL* 20 – 42
MPV 9,2 fL
PCT 0,25 %
Index
MCV 80,3 fL 80 – 100
MCH 27,7 fL 26 – 34
MCHC 34,5 g/dL 32 – 36
Kimia Klinik
Fungsi Ginjal
BUN 7 mg/dL 6 - 20
*
Creatinin 0,9 mg/dL <1.2
Gula Darah
Gula Darah Sewaktu 146 mg/dL* <150
Fungsi Liver
SGOT 23 U/L* <40
SGPT 16 U/L <41
Elektrolit
Natrium (Na) 129 mmol/L 136 – 145
Kalium (K) 3,3 mmol/L 3.6 – 5.0
Klorida (Cl) 93 mmol/L 96 – 106
Jantung
CKMB 17 U/L 7-25
Masalah Keperawatan : RisikoKetidakseimbangan elektrolit
HR : 109 x/menit
Sinus takikardi
c) Pemeriksaan Rontgen, Jumat, 28 Februari 2020 pukul 20:45 WIB
B. Analisa Data
No. Hari/Tgl Data (DS dan DO) Etiologi Problem
1. Selasa 11 DS : PJK Pola Nafas tidak
Juni - Pasien mengalami sesak efektif
2019 nafas
DO : Terjadi
1. Tingkat kesadaran compos penyumbat di
mentis, GCS: 15, E4V5M6 pembuluh darah
2. PAsien tapak gelisah koroner
karena sesak dan nyeri
dada Suplai O2
3. Tanda-tanda Vital : terganggu
TD : 157/84 mmHg
Nadi : 109 x/menit Respon tubuh
SpO2 : 100% dalam
S 0
: 36,5 c memenuhi
RR : 32 x/menit kebutuhan
3. Irama napas teratur oksigen,
4. Tampak sesak napas
5. Penggunaan otot bantu hiperventilasi
napas.
6. Pola nafas takipneu Sesak
7. Pernafasan cuping hdung
Pola nafas tidak
efektif
2. Selasa 11 DS : Suplai O2 dariPenurunan curah
Juni - Pasien mengalami sesak paru menurun jantung
2019 nafas dan nyeri dada
DO : Miokardium
1. Tingkat kesadaran mengalami
compos mentis, GCS: penurunan fugsi
15, E4V5M6
2. PAsien tapak gelisah Infark
karena sesak dan nyeri miokardium
dada
3. Tanda-tanda Vital : Perubahan
TD : 157/84 mmHg kontraktilitas
Nadi : 109 x/menit jantung
SpO2 : 100%
S : 36,50c Curah jantung
RR : 32 x/meni menurun
4. Pasien tampak letih
5. Tampak sesak nafas,
nafas takipnea
6. Irama jantung
takikardia, nadi teraba
lemah
7. HAsil lab
CKMB : 17 U/L
8. HAsil ECG
Sinus TAkikardi
Flat T
3.. Selasa 11 DS : Plak atau Nyeri Akut
Juni- Pasien mengalami nyeri dada sumbatan di
2019 koroner
nyeri dirasa seperti ditimpa
beban berat dengan skala 5 Arteroskelrosis
muncul terus menerus baik
Penyempitan
saat melakukan aktivitas lumen arteri
koroner
maupun istirahat.
- Gangguan
DO : Suplai O2pada
- Tingkat kesadaran compos arteri koroner
mentis, GCS: 15, E4V5M6
- PAsien tapak gelisah karena Penurunan
sesak dan nyeri dada suplai O2
Tanda-tanda Vital :
TD : 157/84 mmHg Angina Pektoris
Nadi : 109 x/menit
SpO2 : 100% Neri Akut
S : 36,50c
RR : 32 x/meni
Kehilangan
cairan tubuh
Risiko
ketidakseimban
gan elektrolit
5. Selasa 11 DS : PJK Intoleransi
Juni- Pasien mengalami sesak nafas Aktivitas
2019
- Pasien mengeluh lelah saat Terjadi
beristirahat dan beraktivitas penyumbat di
pembuluh darah
- koroner
DO :
- Tingkat kesadaran compos Suplai O2
mentis, GCS: 15, E4V5M6 terganggu
- PAsien tapak gelisah karena
sesak dan nyeri dada Ketidakeimbang
Tanda-tanda Vital : an suplai O2
TD : 157/84 mmHg dan kebutuhan
Nadi : 109 x/menit oksigen dalam
SpO2 : 100% tubuh
S : 36,50c
RR : 32 x/meni Lemah dan
mudah lelah
Intolernasi
Aktivitas
C. Diagnosa Keperawatan
1. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
ditandai dengan takipneu, pernafasan cuping hidung dan otot bantu
nafas
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardium dan perubahan irama jantung
3. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (PJK) ditandai
dengan mebeluh nyeri tanpa merinis
4. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan
5. Intolerasi Aktivitas Berhubungan dengan ketidakseimbangan supali o2
dengan kebuthan o2 ditandai dengan mengeluh lelah saat berativitas dan
istirahat.
D. Intervensi keperawatan
Diagnosa
No. Keperawata Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
n
1. Pola Nafas Setelah dilakukan tindakanManajemen jalan nafas
tidak efektif keperawatan selama 1x60 SIKI hal 187
berhubungan menit diharapkan polaObservasi
nafas efektif 1. Monitor TTVdan
dengan
Kriteria Hasil: (Pola Nfas saturasi O2
hambatan SLKI hal 95 ) 2. Monitor frekuensi,
upaya nafas - TTV dalam batas normal irama, kedalaman
ditandai ( RR : 16-20 x) dan upaya bernafas
dengan - Penggunaan otot bantu 3. Monitor pola nafas
takipneu, nafas tidak ada. 4. Monitor adanya
pernafasan - pernafasan cuping sumbatan nafas
hidung tidak ada. nafas
cuping
- Frekuensi napas 5. Auskultasi bunyi
hidung dan membaik. nafas
otot bantu 6. Lakukan
nafas pengambilan sampel
BGA
7. Monitor hasil BGA
dan hasil
laboratorium
8. Posisikan pasien
semi fowler atau
fowler
9. Kolaborasi
pemberian terapi
oksigen
10. Kolaborasi
pemberian ventilasi
mekanik, jika
diperlukan
2. Penurunan Setelah dilakukan tindakanPerawatan jantung SIKI hal
curah jantung keperawatan selama 1x60Observasi
berhubungan menit diharapkan1. Monitor TTV
penurunan curah jantung2. Identifikasi tanda dan
dengan
dapat diatasi gejala serta penyebab
perubahan Kriteria Hasil:( Curah Jnatung penuruan curah jantung
kontraktilitas SLKI hal Terapeuitik
miokardium a. TTV dalam batas3. Posisikan semi fowler
dan normal 4. Berikan diet jantung
perubahan TD : 120/80 mmHg. yangs esuai
irama Nadi : 60-100 x/ Menit 5. Berikan terapi relaksasi
b. Takikardi/Bradikardi (-)Edukasi
jantung
Gambaran EKG normal 6. Anjurkan untuk tidak
c. Tidak ada sianosis beraktivitas berat
d. CRT < 2 detik Kolaborasi
e. Pitting edema < 2 detik 7. Kolaborasi pemberian
f. Tidak ada edema pada terapi oksigen dan
ekstremitas bronkodilator
8. Kolaborasi pemeriksaan
foto thorax
9. Kolaborasi pemberian
terapi oksigen
10. Kolaborasi pemberian
cairan intravena
1,2,3, 20.25 4. Memberikan posisi head up 300 - Posisi pasien head up 300
2 20.33 6.. Kolaborasi foto thorax cito bed Foto thorax sudah dilakuka
tunggu hasil
1, 2,3 20.35 7. Melakukan pemasangan infus NaCl 0,9% Pasien terpasang infus Na
0,9% 7 tpm
1,2 20.35 8. Melakukan pemeriksaan DL, Kimia Klinik, Sampel lab sudah didapatk
dan dikirim ke laboratorium
2 20.40 9. Melakukan pemeriksaan EKG Hasil EKG : sinus takikar
dan flat T
2,3 21.20 16.Monitor pola nafas, irama nafas, penggunaan - Pola nafas takipnue, iram
otot bantu pernafasan, dan pernafasan cuping nafas reguler, terdap
hidung penggunaan otot ban
pernapasan
B. Evaluasi
No. Jam Respon TTD
1 24.00 S: Pasien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang 1. Anatasyah
WIB I
O: 2. Zubaidah
- Keadaan umum lemah 3. Vika R F
- Kesadaran comos mentis, GCS: 15, E4V5M6 4. Herlinda
- Pola nafas takipnea A
- Irama nafas regular 5. Rifma Y M
- Terdapat penggunaan otot bantu pernapasan
- RR: 24x/menit
- SpO2: 100% dengan oksigen masker nasal 4 liter/menit
- Tidak ada sianosis
- EKG: sinus takikardi