Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

Pembahasan

Pasien balita laki-laki (10 bulan) masuk IGD dengan keluhan batuk

berdahak, sesak nafas dan demam. Pasien sebelumnya rujukan dari rumah sakit

ibnu sina padang panjang. Keadaan pasien sedang, kesadaran sedang, nadi

120x/menit, pernafasan 30x/menit dan suhu tubuh 37oC.

Pasien masuk dengan keadaan batuk berdahak, sesak nafas dan demam

sejak 3 hariyang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma atau sesak

nafas. Ketika dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan steskop terdengar

bunyi whezzing dan rhongki. Berdasarkan dari keluhan utama, anamnesa,

pemeriksaan fisik dapat didiagnosa bahwa pasien menderita Bronkiolitis. Tujuan

penatalaksanaan dari bronkiolitis adalah mencegah terjadinya sesak napas, dan

mempercepat kesembuhan pasien.

Pengobatan awal yang diberikan saat pasien masuk IGD adalah pemberian

O2, IVFD Kaen 1 B, Inj ampicilin 4 x 250 mg (IV), Inj gentamicin 2 x 10 mg (IV),

Inj dexamexamason 3 x 1 mg ( IV) dan ASI OD hati – hati.

Pemberian infus KA EN 1 B mengandung Natrium, klorida, glukosa yang

bertujuan untuk mengganti cairan dan elektrolit pada kondisi dehidrasi, demam

dan penyakit yang belum diketahui penyebabnya.

Pemberian ampicillin berguna untuk Infeksi saluran kemih, otitis media,

sinusitis, infeksi pada mulut, bronkitis. Pasien diberikan injeksi ampicilin 150 mg

IV, ampicilin merupakan antibiotik spektrum luas aktif terhadap organisme gram

negatif dan gram positif. Antibiotik ini berkerja dengan menghambat sintesis

Kelompok Bangsal Anak 26


dinding sel mikroba. Dosis yang diberikan pada pasien ini telah tepat dimana

range untuk 1xP nya 125mg-500 mg/kgBB dan pemberian nya masih dalam range

tersebut.

Pada pemberian antibiotik ini dikombinasikan antara amoxicilin (β

laktam) dengan gentamisin (aminogliosida). Kombinasi dari amoxicilin (β laktam)

dengan gentamisin (aminogliosida) menunjukkan aktivitas sinergisme terhadap

aneka ragam bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, digunakan untuk terapi

infeksi berat dan secara esensial dapat membunuh bakteri secara cepat. Pada

pemakaian tunggal, amoxicilin bersifat bakteriostatik dan gentamicin tidak

mempunyai aktivitas yang signifikan namun ketika dikombinasikan antara

amoxicilin dengan gentamicin didapatkan aktivitas sinergisme berupa peningkatan

efek amoxicilin dari bakteriostatik menjadi bakterisida (Drusano,1990). Dan

kombinasi antibiotik ini juga bertujuan sebagai profilaksis infeksi sekunder.

Selanjutnya diberikan dexametashon bertujuan untuk Gangguan alergi,

batuk yang disertai sesak nafas pada pasien, Dexamethason diberikan untuk

menguragi inflamasi .Obat ini menekan migrasi neutrofil, mengurangi produksi

prostaglandin (senyawa yang berfungsi sebagai mediator inflamasi), dan

menyebabkan dilatasi kapiler. Hal ini kan mengurangi respon tubuh terhadap

kondisi inflamasi (Sukandar et all,2008). Terapi dexamethasone yang diberikan

sudah tepat sesuai dengan IDAI yaitu untuk 1xP range nya 1-2,5 mg/kgBB dan

yang diberikan pada pasien yaitu 1 mg.

Pemberian salbutamol Asma dan kondisi lain berkaitan obstruksi saluran

nafas yang reversibel.

Kelompok Bangsal Anak 27


Bromheksin berfungsi sebagai mukolitik, sekretolitik pada

bronkopulmunari akut dan kronik terkait sekresi mucus abnormal dan gangguan

saluran mukus.

Pada saat pemeriksaan di IGD suhu pasien 37˚ C Mekanisme kerja

paracetamol yaitu dengan menghambat langsung sintesa prostaglandin di sistem

saraf pusat dan bekerja pada hipotalamus sehingga dapat menurunkan suhu tubuh

secara efektif.

Kelompok Bangsal Anak 28


BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil anamnesa, pemeriksaaan fisik, dan tanda-tanda vital, pasien didiagnosa

mederita penyakit Bronkiolits. Dilihat dari beberapa tahapan pengobatan yang

telah diberikan kepada pasien, terlihat adanya kondisi pasien yang semakin

membaik, efek samping obat selama penggunaan obat pada pasien pada saat

dirawat inap tidak ada.

Kelompok Bangsal Anak 29


Daftar Pustaka

Black PN, Scragg R. Relationship between serum 25-hydroxyvitamin d and pulmonary


function in the third national health and nutrition examination survey. Chest
2005;128(6):3792–8. [PubMed: 16354847].

BPOM, 2017, Informasi Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia, Jakarta

Camargo CA Jr, Rifas-Shiman SL, Litonjua AA, Rich-Edwards JW, Weiss ST, Gold DR,
et al. Maternal intake of vitamin D during pregnancy and risk of recurrent
wheeze in children at 3 y of age. Am J Clin Nutr. 2007;85(3):788–95.
[PubMed:17344501].

Carroll KN, Gebretsadik T, Griffin MR, Wu P, Dupont WD, Mitchel EF, et al. Increasing
burden and risk factors for bronchiolitisrelated medical visits in infants
enrolled in a state health care insurance plan. Pediatrics 2008;122(1): 58–64.
doi: 10.1542/peds.2007-2087.

Committee on Infectious Diseases and Bronchiolitis. Updated huidance for pavlizumab


prophylaxis among infants and young children at increased risk of
hospitalization for respiratory syncytial virus infection. American Academy of
Pediatrics 2014;134:415-20.

Drusano, G.L. 1990. Human Pharmacodynamics of Beta-Lactams, Aminoglicisidesand


their Combinations, Scand J Infect Dis Suppl, 74: 235-248.

J, Dockery D, Speizer FE. Low levels of dietary vitamin D intake and pulmonary
function in adolescents [abstract]. Proc Am Thoracic Soci. 2006;3 A 526.

Karatekin G, Kaya A, Salihoglu O, Balci H, Nuhoğlu A. Association of Subclinical


Vitamin D decifiency in Newborn with Acute Lower Respiratory Infection
and Their Mother. Eur J Clin Nutr. 2009;63(4):473-7. [Epub 2007 Nov 21].

Mansbach JM. Respiratory viruses in bronchiolitis and their link to recurrent wheezing
and asthma. Clin Lab Med. 2009; 29(4): 741–55.

Mayfield S, Bogossian F, O’Malley L, Schibler A. High-flow nasal cannula oxygen


therapy for infants with bronchioltis: Pilot study. J Paediatrics and Child
Health. 2014;50(5):373-8. doi: 10.1111/jpc.12509.

MIMS App for Android, 2017, Petunjuk Konsultasi, Diakses Diakses pada 27
April 2019.

Kelompok Bangsal Anak 30


Moore HC, Klerk N, Holt P, Richmond PC, Lehmann D. Hospitalisation for
Bronchiolitis in Infants is More Common after Elective Caesarean
Delivery. Arch Dis Child. 2012;97:410-4

Plint AC, Johnson DW, Patel H, Wiebe N, Correll R, Brant R, et al. Epinephrine and
Dexamethasone in Children with Bronchiolitis. N Engl J Med 2009;
360:2079-89. doi: 10.1056/NEJMoa0900544.

Ralston SL, Lieberthal AS, Meissner HC, Alverson BK, Baley JE, Gadomski AM, et al.
Clinical practice guideline: The diagnosis, management, and prevention of
bronchiolitis. American Academy of Pediatrics 2014; 134(5):1474-502.

Sidhartani M. Bronkiolitis. Dalam : Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi pertama. Jakarta:
UKK Respirologi PP Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008: 333-347.

Simoes EA. Environmental and demographic risk factors for respiratory syncytial virus
lower respiratory tract disease. J Pediatr. 2003;143(5 Suppl):118–26.
[PubMed:14615710].

Subanada IB, Setyanto DB, Supriyatno B, Boediman I. Faktor-faktor yang


berhubungan dengan bronkiolitis akut. Sari Pediatri.2009;10:392-5.

Sukandar, Y.E, dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. Penerbit ISFI, Jakarta Hal 469.

Technical updates of the guidelines on the Integrated Management of Childhood Illness


(IMCI): Evidence and recommendations for further adaptations. Geneva:
WHO; 2005.

Walker VP, Modlin RL. The vitamin D connection to pediatric infections and immune
function. International Pediatric Research Foundation, Inc; 2009.

Walsh P, Rothenberg SJ. American Academy of Pediatrics 2014 bronchiolitis guidelines:


Bonfire of the evidence. Western J Emergency Med. 2015; 16(1):85-8.

Watts KD, Goodman DM. Wheezing in Infants: Bronchiolitis. Dalam: Kliegman


RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson
Textbook of Pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: Saunders; 2007. h.
1773-7.

Wang TT, Nestel FP, Bourdeau V, Nagai Y, Wang Q, Liao J, et al. Cutting edge: 1,25-
dihydroxyvitamin D3 is a direct inducer of antimicrobial peptide gene
expression. J Immunol 2004;173(5):2909–12. [PubMed: 15322146].

Watts KD, Goodman DM. Wheezing in infants: Bronchiolitis. In:Behrman RE,


Kliegman RM, Arvin AM, editors. Nelson textbook Pediatrics. 19th ed.
Philadelphia:WB Saunders; 2011.p. 1456-9.

Kelompok Bangsal Anak 31


Welliver RC. Bronchiolitis and infectious asthma. In: Feigin RD, et al. Feigin
Textbook of Pediatric Infectious Disease. 6th ed. Philadelphia: WB
Saunders; 2009. p. 277-85

World Health Organization. Pocket book of hospital care for children: Guidelines
for the management of common childhood illnesses. 2nd ed. 2013.

Zain MS. Bronkiolitis. Dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB,


penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi ke-1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI; 2008. h. 333- 48.

Kelompok Bangsal Anak 32


Lampiran 1. Tinjauan Obat

Ampicilin (IONI)
Indikasi Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada mulut, bronkitis
Dosis Oral : Dewasa 0,25 – 1 gram tiap 6 jam. Anak < 10 tahun ½ dosis dewasa
Infus intravena : Dewasa 2 gram tiap 6 jam selama 10 – 14 hari. Neonatal
50 mg/kgbb setiap 6 jam; Bayi 1 – 3 bulan 50 – 100 mg/kgbb setiap 6 jam;
Anak 3 bulan – 12 tahun 100 mg/kgbb setiap 6 jam
Kontra Pasien yang hipersensitif terhadap penisilin
Indikasi
Efek mual, muntah, diare, ruam.
Samping

Gentamisin (IONI)
Septikemia dan sepsis pada neonates, meningitis dan infeksi SSP lainnya,
Indikasi infeksi bilier, pielonefritis dan prostatitis akut, endocarditis, pneumonia
nosokomial
Dosis Injeksi intramuscular, intravena atau infus : Dewasa 2 – 5 mg/kgbb/hari.
Anak dibawah 2 minggu, 3 mg/kgbb tiap 12 jam; 2 minggu – 2 tahun 2
mg/kgbb tiap 8 jam.
Injeksi intratekal : 1 mg/ hari disertai pemberian intramuscular 2 – 4
mg/kgbb/hari

Kontra Kehamilan, miastenia gravis


indikasi
Efek Gangguan vestibuler dan pendengaran, nefrotoksisitas, hipomagnesemia,
Samping kolitis

Dexamethason (IONI)
Indikasi Gangguan alergi, batuk yang disertai sesak nafas
Dosis Oral : Dewasa 0,5 – 10 mg/hari. Anak 10 – 100 mcg/kgbb/hari
Injeksi IM atau IV atau Infus : awal 0,5 – 24 mg ; anak 200 – 400 mcg/
kgbb/ hari.
Kontra Penderita herpes simplex pada mata, diabetes mellitus, hipertensi, insufiensi
Indikasi ginjal, osteoporosis, infeksi akut atau kronis
Efek Sakit kepala, lemas, mudah haus, nyeri otot, nyeri sendi
Samping

Kelompok Bangsal Anak 33


Bromhexin (IONI)
Indikasi Mukolitik, sekretolitik pada bronkopulmunari akut dan kronik terkait sekresi
mucus abnormal dan gangguan saluran mukus
Dosis Oral : Tablet mg atau sirup 4 mg/5 hari. Dewasa dan anak-anak > 10
tahun : 1 tablet atau 10 ml sirup 3 x sehari, anak 2 – 5 tahun : ½ tablet atau
5 ml sirup 2 x sehari
Cairan injeksi 4 mg/2 ml : 1 ampul sebanyak 2 – 3 kali sehari

Kontra Hipersensitivitas
Indikasi
Perhatian Tukak lambung
Efek Hipersensitivitas, syok dan reaksi anafilaksis, bronkospasme, mual, muntah,
Samping diare, nyeri perut, ruam, urtikaria

Salbutamol (IONI)
Indikasi Asma dan kondisi lain berkaitan obstruksi saluran nafas yang reversibel

Dosis Oral : 4 mg (lansia dan pasien yang sensitive dosis awal 2 mg) 3 – 4 kali
sehari, maksimal 8 mg. Anak dibawah 2 tahun 200 mcg/kg 4 kali sehari, 2 -
6 tahun 1 – 2 mg 3 – 4 kali sehari, 6 – 12 tahun 2 mg.

Injeksi SC atau IM : 500 mcg tiap 4 jam bila perlu

Infus IV : awal 5 mcg/menit, lazimnya 3 – 20 mcg/menit, atau lebih bila


perlu

Kontra
Hipersensitivitas terhadap salbutamol
indikasi

Efek
Sakit perut, nyeri dada, diare, sakit kepala, demam, mual
Samping

Ottopan (IONI)
Indikasi Nyeri ringan sampai sedang, sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan demam

Dosis Anak < 1 tahun : 0,6 ml 3 – 4 kali sehari. 1-2 tahun : 0,6 – 1,2 ml 3 -4 kali
sehari

Kontra
Hipersensitivitas
indikasi

Efek Ruam kulit, hipersensitivitas, kerusakan hati, mual, muntah

Kelompok Bangsal Anak 34


Samping

Ka En 1B (MIMS)
Mengganti cairan dan elektrolit, Hiponatremia, hypokalemia,
Indikasi
hipomagnesemia.

Efek
Peradangan, peningkatan glukosa darah, mual, muntah, diare.
Samping

Kelompok Bangsal Anak 35


Lampiran 2. Perhitungan Dosis (Menurut IDAI 2016).

1. Ampicillin Ringan – Sedang 50 – 200 mg/kgBB dalam 4 dosis


1 x h = 50 – 200 mg/kgBB x 10 kg
= 500 – 2000 mg/kgBB

1xp =

= 125 – 500 mg/kgBB

(Dosis yang diberikan sesuai 1 x p = 150 mg termasuk range)

2. Gentamicin 3 – 7,5 mg/kgBB


1x h = 3 – 7,5 mg/kgBB x 10 kg

= 30 – 75 mg/kgBB

1xp =

= 7,5 – 18,75 mg/kgBB

(Dosis yang diberikan sesuai 1 x p = 10 mg termasuk range)

3. Dexametason 0,1 – 0,25 mg/kgBB

1x p =

(Dosis yang diberikan sesuai yaitu 1 x p = 1 mg)

1xh =

Kelompok Bangsal Anak 36


4. Salbutamol 0,1 – 0,15 mg/kgBB

1xp =

= 1 – 1,5 mg/kgBB

(Dosis yang diberikan sesuai yaitu 1 x p = 1 mg)

1xh = 1 – 1,5 mg/kgBB x 4

= 4 – 6 mg/kgBB

5. Paracetamol 15 mg/kgBB

1xp = 15 mg/kgBB x 10 kg

= 150 mg/kgBB

= 2,5 mL

(Dosis yang diberikan tidak sesuai, lebih rendah yaitu 0,6 mL)

1xh = 2,5 mL x 3

= 7,5 mL

6. Bromhexin 8 – 16 mg

= 0,53 – 0,96 mg

(Dosis yang diberikan sesuai yaitu 1 mg)

Kelompok Bangsal Anak 37

Anda mungkin juga menyukai

  • CSSSS
    CSSSS
    Dokumen10 halaman
    CSSSS
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Proposal Pelantikan GK Sumbar
    Proposal Pelantikan GK Sumbar
    Dokumen7 halaman
    Proposal Pelantikan GK Sumbar
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Psssss
    Psssss
    Dokumen7 halaman
    Psssss
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Kejang Demam Medscape
    Kejang Demam Medscape
    Dokumen18 halaman
    Kejang Demam Medscape
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Puskesmas
    Puskesmas
    Dokumen1 halaman
    Puskesmas
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Inspeksi Diri
    Inspeksi Diri
    Dokumen8 halaman
    Inspeksi Diri
    Aprilia Anggi Lestari
    100% (1)
  • Smallseotools 1591273397
    Smallseotools 1591273397
    Dokumen1 halaman
    Smallseotools 1591273397
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • BAB 12 Kualifikasi Dan Validasi
    BAB 12 Kualifikasi Dan Validasi
    Dokumen16 halaman
    BAB 12 Kualifikasi Dan Validasi
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • PERSONALIA
    PERSONALIA
    Dokumen13 halaman
    PERSONALIA
    Aprilia Anggi Lestari
    100% (1)
  • Susunan Acara Diskusi Online
    Susunan Acara Diskusi Online
    Dokumen1 halaman
    Susunan Acara Diskusi Online
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab 8
    Bab 8
    Dokumen1 halaman
    Bab 8
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bao
    Bao
    Dokumen1 halaman
    Bao
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Lafi
    Lafi
    Dokumen175 halaman
    Lafi
    Aprilia Anggi Lestari
    100% (1)
  • Cover CASE REPORT STUDY
    Cover CASE REPORT STUDY
    Dokumen1 halaman
    Cover CASE REPORT STUDY
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Aaa
    Aaa
    Dokumen13 halaman
    Aaa
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Rekapan Pertanyaan Webinar
    Rekapan Pertanyaan Webinar
    Dokumen2 halaman
    Rekapan Pertanyaan Webinar
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro
    Case Neuro
    Dokumen35 halaman
    Case Neuro
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Drug Related Problem
    Drug Related Problem
    Dokumen11 halaman
    Drug Related Problem
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Kasus Simulasi OSCE MESO Aprilia Anggi Lestari
    Kasus Simulasi OSCE MESO Aprilia Anggi Lestari
    Dokumen2 halaman
    Kasus Simulasi OSCE MESO Aprilia Anggi Lestari
    Aprilia Anggi Lestari
    Belum ada peringkat