Anda di halaman 1dari 10

BIMBINGAN KONSELING

Jenis-Jenis Layanan BK
‘Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah BK pada pertemuan ke 10”

Dosen Pengampu:
Lisa Putriani, M.Pd.,Kons

Oleh:

NAMA : AULIA SHAFIRA


NIM :18003054

MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
JENIS LAYANAN BK

A. Bimbingan kelompok
Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (1995: 61) bahwa “Bimbingan kelompok adalah
memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan
konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan
kepada individu melalui kelompok”.Sukardi (2002: 48) menjelaskan bahwa :
Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari narasumber
tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk
menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota
keluarga, dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan
keputusan.
Dengan demikian bimbingan kelompok adalah proses pemberian
informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru
pembimbing) pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan dalam penelitian ini
adalah membentuk konsep diri positif.
Tujuan Bimbingan Kelompok
Kesuksesan layanan bimbngan kelompok sangat dipengaruhi sejauh
mana tujuan yang akan dicapai dalam layanan layanan kelompok yang
diselenggarakan.
Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 2-
3) adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah
berkembangnya sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi
anggota kelompok. Melalui layanan Bimbingan Kelompok hal-hal yang
menganggu atau menghimpit perasaan yang diungkapkan, diringankan
melalui berbagai cara dan dinamikan melalui berbagai masukan dan
tanggapan baru. Selain bertujuan sebagimana Bimbingan Kelompok, juga
bermaksud mengentaskan masalah klien denagn memanfaatkan dinamika
kelompok.
2. Tujuan Khusus
Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu.
Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu
mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan
sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif.
Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal
ditingkatkan.

B. Layanan konseling kelompok


Davis (2006: 304) menyatakan konseling kelompok efektif diberikan
pada siswa cerdas dan berbakat istimewa, dengan konselor yang terlatih yang
memahami dinamika kelompok dan orang muda yang sangat cerdas.
Colangelo (dalam Davis, 2006: 304) menyimpulakn bahwa “konselor tidak
bisa menawarkan perangkat yang lebih hebat untuk pertumbuhan sosial dan
emosional dari siswa yang sangat cerdas selain konseling kelompok”.
Konseling kelompok dapat memberi siswa sangat cerdas peluang yang
langka, aman, dan terbuka untuk menceritakan perjuangan, pemikiran, dan
pertanyaan mereka tentang kecerdasn tinggi kepada siswa lain yang juga
sangat cerdas. M
Selanjutnya, menurut Corey (2006: 131) terdapat empat tahapan yang
ada dalam proses layanan konseling kelompok, yakni initial stage, transition
stage, working stage dan terminating stage. Adapun karaketristik pada setiap
tahapan adalah sebagai berikut:
1. Initial stage
Karakterisitik pada tahap ini adalah adanya perkenalan, membangun
atmosfer dalam anggotakelompok, terdapat periode keheningan dan
kecanggungan dan yang menjadi isu utama adalah adanya kepercayaan
versus ketidakpercayaan. Anggota kelompok bisa merasa disertakan atau
dikecualikan, maka anggota kelompok diminta untuk memutuskan
seberapa keterbukaan yang ingin dicapai dan kenyamanan yang seperti
apa yang diinginkan oleh anggota kelompok.
2. Transition stage
Karaketristik pada tahap ini adalah perlunya pengujian untuk
menentukan seberapa aman lingkungan, mengamati pemimpin apakah
dirinya dapat dipercaya, kemudian menjadi tempat anggota kelompok
belajar mengekspresikan diri dan menguji apakah orang lain akan
mendengarkan.
3. Working stage
Poin-poin penting dalam tahap kerja adalah tidak ada garis pemisah
antara setipa tahap, kerja dapat terjadi pada setiap tahap bukan hanya
pada tahap kerja saja, tidak semua kelompok mencapai tahap bekerja dan
tidak semua anggota berfungsi pada tingkat yang sama dalam tahap kerja.
4. Tahap terminating
Karaketristik pada tahap ini adalah berkaitan dengan perasaan
perpisahan, berurusan dengan masalah yang belum selesai, meninjau
pengalaman kelompok, memberi dan menerima umpan balik. Dari uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap konseling ini sangat perlu
diaplikasikan dalam melakukan konseling kelompok agar pelaksanaan
konseling kelompok dapat berjalan dengan lancar. Pada tiap tahapan harus
memperhatiakan sejumlah aspek yang harus dilakukan atau dipenuhi. Dan
pada tiap tahapan harus memperhatikan
Lamanya waktu sesuai dengan kebutuhan anggota kelompok dan
karaketristik dari kelompok. Demi keefektifan pelaksanaan, maka tahapan
konseling kelompok yang hendak dilakukan untuk meningkatkan empati pada
siswa cerdas istimewa yaitu dengan empat tahapan, beginning stage,
transitition stage, working stage dan terminating stage. Konseling kelompok
sebagai sebuah layanan konseling yang dapat memberi siswa sangat cerdas
peluang yang langka, aman, dan terbuka untuk menceritakan perjuangan,
pemikiran, dan pertanyaan mereka tentang kecerdasn tinggi kepada siswa lain
yang juga sangat cerdas.

C. Layanan konsultasi
Pengertian Layanan Konsultasi BK
Menurut Prayitno (2004: 1), ”layanan konsultasi adalah layanan
konseling oleh konselor terhadap pelanggan (konsulti) yang memungkinkan
konsulti memperoleh wawasan, pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan
untuk menangani masalah pihak ketiga”. Konsultasi pada dasarnya
dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor
(sebagai konsultan) dengan konsulti.
Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih
kalau konsulti- konsulti itu menghendakinya.Menurut Badan Standar
Nasional Pendidikan (2006: 6) dijelaskan bahwa”layanan konsultasi yaitu
layanan yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh
wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik”.Dalam program
bimbingan di sekolah, Brow dkk (dalam Marsudi, 2003:124) menegaskan
bahwa ’konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak
merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa(klien), tetapi
secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan yang diberikan oleh
orang lain’.
Layanan konsultasi juga didefinisikan bantuan dari konselor ke klien
dimanakonselor sebagai konsultan dan klien sebagai konsulti,yang membahas
tentang masalah pihak ketiga. Pihak ketiga yang dibicarakan adalah orang
yang merasa dipertanggungjawabkan konsulti, misalnya anak, murid atau
orang tuanya.Bantuan yang diberikan untuk memandirikan konsulti sehingga
ia mampu menghadapi pihak ketiga yang dipermasalahkannya
(http://konselingindonesia.com).Dari beberapa pengertian, dapat kami
disimpulkan bahwa layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh
konselor sebagai konsultan kepada konsulti dengan tujuan memperoleh
wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan konsulti dalam
rangka membantu terselesaikannya masalahyang dialami pihak ketiga
(konseli yang bermasalah).
Pada layanan konsultasi,dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap
konsultasi yang dilakukan oleh konselor kepada konsulti, dan tahap
penanganan yang dilakukan oleh konsulti kepada konseli/pihak ketiga. Maka
petugas pada tahap konsultasi adalah konselor,sedangkan petugas pada tahap
penanganan adalah konsulti.
Tujuan Layanan Konsultasi BK
Pada dasarnya setiap kegiatan tidak akan terlepas dari tujuan yang ingin
dicapai. ”Tujuan diberikannya bantuan yaitu supaya orang-perorangan atau
kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi semua tugas
perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas” (Winkel, 2005: 32).
Layanan konsultasi merupakan bagian dari layanan Bimbingan
dan Konseling, maka tujuan dari layanan ini sepenuhnya akan mendukung
tercapainya tujuan BK.Fullmer dan Bernard (dalam Marsudi, 2003: 124-125)
merumuskan tujuan layanan konsultasi sebagai bagian tujuan bimbingan di
sekolah adalah sebagai berikut:
1. Mengambangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa,
orang tua, dan administrator sekolah.
2. Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi di
antara orang yang penting.
3. Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi bermacam-
macam untuk menyempurnakan lingkungan belajar.
4. Memperluas layanan dari para ahli.
5. Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator.
6. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku.
7. Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponenlingkungan
belajar yang baik.
8. Menggerakkan organisasi yang mandiri.Tujuan layanan konsultasi
sebagaimana dikemukakan oleh Prayitno (2004:2) adalah:
Tujuan umum Layanan konsultasi bertujuan agar konsulti dengan
kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi dan atau permasalahan yang
dialami pihak ketiga. Dalam hal ini pihak ketiga mempunyai hubungan yang
cukup berarti dengan konsulti, sehingga permasalahan yang dialami oleh
pihak ketiga itu setidaknya sebagian menjadi tanggung jawab konsulti.

D. Layanan Mediasi
Layanan mediasi adalah layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan diantara mereka.
Menurut Prayitno dalam (Framika, 2014) layanan mediasi merupakan
layanan konseling yang dilaksankan konselor terhadap dua pihak atau lebih
yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan.
Tujuan layanan mediasi secara umum adalah agar tercapai kondisi
hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien, yaitu pihak-pihak
yang berselisih. Kondisi awal negatif dibina dan diarahkan oleh konselor
sehingga berubah menjadi kondisi yang diinginkan bersama.
Untuk suksesnya layanan mediasi diperlukan rangkaian kegiatan yang
tertib dan lengkap, dari perencanaan sampai ditulisnya laporan.
Profesionalitas layanan akan terlihat dari dilaksankan langkah-langkah
kegiatan secara tertib dan mutu hasil layanan yang dicpaai klien, dengan
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisi hasil evaluasi,
tindak lanjut dan laporan.

E. Layanan Advokasi
Advokasi adalah usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan
terorganisir yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk
menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan
publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada kelompok tersebut,
sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif.
Menurut Kaminski dan Walmsley, advokasi adalah satu aktivitas yang
menunjukkan keunggulan pekerjaan social berbanding profesi lain. Selain itu,
banyak defenisi yang diberikan mengenai advokasi. Beberapa di antaranya
mendefinisikan advokasi adalah adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk
mengubah kebijakan, kedudukan atas programdari suatu institusi.
Menurut Mansour Faqih, advokasi adalah media atau cara yang
digunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Advokasi lebih
merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan
mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap
maju. Sedangk menurut Zastrow, advokasi sebagai aktivitas menolong klien
untuk mencapai layanan ketika mereka ditolak suatu lembaga atau suatu
system layanan, dan mebantu dan memperluas pelayanan agar mencakup
lebih banyak orang yang mebutuhkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Layanan Advokasi adalah suatu layanan
yang membela hak seseorang yang tercederai dimana usaha yang
dilaksanakan sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang
dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi
anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk
membuat kebijakan yang berpihak kepada kelompok tersebut, sekaligus
mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif atau layanan bimbingan
dan konseling yang membantu peserta didik untuk memperoleh kembali hak-
hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah
sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
Tujuan Layanan Advokasi
Tujuan Umum
Layanan advokasi dalam konseling bermaksud mengentaskan klien dari
suasana yang menghimpit dirinya karena hak – hak yang hendak di
laksanakan terhambat dan terkekang sehingga keberadaan, kehidupan dan
perkembangannya, khususnya dalam bidang pendidikan menjadi tidak lancar,
terganggu, atau bahkan terhenti atau terputus
Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan advokasi adalah membebaskan klien dari
cengkraman pihak tertentu yang membatasi atau bahkan menghapus hak klien
dan masalah klien teratasi. Karena konseling adalah profesi dalam bidang
pendidikan, maka layanan advokasi dalam konseling di lakukan berkenaan
dengan hak – hak klien dalam bidang pendidikan.

Sumber Rujukan:
Framika, Rita. 2014. Pelaksanaan Layanan Mediasi oleh Guru Bimbingan dan
Konseling terhadap Peserta Didik yang Berselisih di MTsN Lembah Gumanti
Kabupaten Solok. STKIP PGRI Sumatera Barat.
Mappiare, Andi. 1993. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Surabaya.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling (l.1-L.9). Padang: Universitas
Negeri Padang.
Tri Sutanti. 2015. Jurnal Pelaksnaan Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa
Cerdas Istimewa Di Sma Negeri Kota Yogyakarta, FKIP Universitas Ahmad
Dahlan. Vol. 1 No. 1.
www.layanan-konsultasi,2013 -bk.html.

Anda mungkin juga menyukai