Anda di halaman 1dari 4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENANGANAN ORANG YANG TERJANGKIT COVID-19 DI WILAYAH

ORANG SEHAT DALAM RISIKO (ODR)


ODR adalah orang yang datang dari negara/wilayh terjangkit CoVID-19 termasuk
wilayah di Indonesia, namun dalam kondisi sehat saat kedatangan di bandar (udara,
laut, dan lain-lain) atau terminal atau stasiun.
Apabila terdapat ODR yang bersumber dari notifikasi KKP atau pihak lainnya, maka
tindakan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Petugas polindes/ponkesdes melakukan kunjungan dan pemeriksaan ke alamat
ODR setiap hari selama 14 hari sejak kedatangan di wilayahnya, untuk memberikan
pelayanan antara lain :
1) Suhu tubuh, riwayat demam
2) Batuk
3) Sakit tenggorokan
4) Sesak nafas
b. Petugas polindes/ponkesdes memberikan komunikasi risiko mengenai penyakit
CoVID-19 kepada yang bersangkutan dan keluarga antara lain :
1) Agar membatasi diri kontak secara erat dengan orang lain, misalnya selalu
menggunakan masker disaat sakit flu ringan atau saat beraktifitas, paling lama 14
hari sejak kedatangan di Indonesia.
2) Agar meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan pakai
sabun dan menjaga etika batuk/bersin/meludah
3) Segera mencari pertolongan pengobatan ke fasyankes terdekat apabila
mengalami keluhan, seperti demam, batuk, sakit tenggorokan dan sesak nafas
serta menyebutkan dari daerah terjangkit Covid-19.
4) Petugas polindes/ponkesdes yang melakukan kunjungan dan pemeriksaan ke
rumah orang dalam risiko minimal menggunakan alat pelindung diri berupa
masker.
5) Petugas polindes/ponkesdes segera melaporkan secara berjenjang apabila
mengetahui orang dalam kelompok risiko (≤ 24 jam) ke Puskesmas, Puskesmas
melaporkan ke Dinkes Kab/Kota, Dinkes Kab/Kota melaporkan ke Dinkes Provinsi
Jawa Timur.
Khusus ODR dari negara China, tindakan yang diperlukan : Sesaat atau dalam 14
hari sejak tiba di Indonesia agar diberikan pelayanan kesehatan di RSU Kab/kota
berupa pemeriksaan fisik, darah lengkap dan foto torax, hasil pemeriksaan dilaporkan
ke Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.
ORANG DALAM PEMANTAUAN (ODP)
Seseorang yang mengalami dema Orang dalam (≥38 oC) atau riwayat demam atau
gangguan sistem pernafasan seperti batuk/pilek/sakit tenggorakan
DAN
Tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
DAN
Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memenuhi kriteria salah satu kriteria
berikut :
a. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan transmisi
lokal
b. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia
Apabila terdapat ODP, maka tindakan yang dilakukan sebagai berikut:
a. KKP melakukan observasi dan memberikan rekomendasi perawatan selanjutnya, jika
memungkinkan dapat melanjutkan perjalanan.
b. KKP memberikan notifikasi kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan
meneruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dan Puskesmas untuk dilakukan
observasi sebagaimana mestinya
c. Petugas Puskemas (dokter dan/atau perawat) melakukan kunjungan, pemeriksaan
fisik ke alamat ODP dan dilakukan penatalaksanaan sesuai kondisi klinis (bila
diketahui sakit) selama 14 hari sejak dari terjangkit di Indonesia.
Dapat dirawat di rumah ataupun di Fasyankes lainnya, tidak diperlukan isolasi dan
juga tidak perlu pengambilan spesimen CoVID-19
d. Petugas Puskemas (dokter dan/atau perawat) memberikan komunikasi risiko
mengenai penyakit CoVID-19 kepada yang bersangkutan dan keluarga antara lain :
1) Membatasi diri kontak secara erat dengan orang lain selama 14 hari ke depan,
misalnya selalu menggunakan masker disaat beraktifitas
2) Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan pakai sabun
dan menjaga etika batuk/bersin/meludah
3) Segera mencari pertolongan pengobatan ke fasyankes terdekat apabila
mengalami keluhan sesak nafas
4) Petugas polindes, poskesdes yang melakukan kunjungan dan pemeriksaan ke
rumah orang dalam risiko cukup menggunakan alat pelindung diri berupa masker.
5) Petugas polindes, poskesdes segera melaporkan secara berjenjang apabila
mengetahui orang dalam kelompok risiko (≤ 24 jam) ke Puskesmas, Puskesmas
melaporkan ke Dinkes Kab/Kota, Dinkes Kab/Kota melaporkan ke Dinkes Provinsi
Jawa Timur.
e. Melaporkan hasil pemantauan setiap hari ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
secara berjenjang ke atasnya.
PASIEN DALAM PENGAWASAN (PDP)
1. Seseorang dengan infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38ᴼC)
atau riwayat demam, disertai salah satu gejala/tanda penyakitpernapasan seperti :
Batuk/sesak nafas/ sakit tenggorokan/ pilek/ pneumonia ringan hingga berat
DAN
Tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
DAN
Pada 14 hari terakhir timbul gejala memenuhi kriteria sebagai berikut
c. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan transmisi
lokal
d. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia
2. Seseorang dengan demam (≥38ᴼC) atau riwayat demam atau ISPA dan pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
atau probable CoVID-19.
3. Seseorang dengan ISPA berat / pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di
rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.

a. Pasien dalam pengawasan (PDP), berstatus ringan


1) Pasien dirawat di ruang isolasi (RSU Kab/Kota rujukan yang memiliki ruang
isolasi)
2) Pasien dilakukan pemeriksaan specimen 2 kali secara berturut-turut pada hari
berikutnya, yaitu serum tanpa Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA), swab
tenggorok nasofaring dan orofaring menggunakan media Virus Transport Media
(VTM), sputum dengan pot steril yang diambil oleh rumah sakit tersebut. Apabila
rumah sakit tersebut tidak memiliki tenaga teknis untuk pengambilan specimen,
maka pengambilan specimen dilakukan oleh tim teknis BBTKL-PP Surabaya
sekaligus memberikan on job trainning (OJT).
3) Proses pengemasan atau packing specimen dilakukan oleh BBTKL-PP Surabaya
4) Dinas Kesehatan kota/kabupaten mengirim specimen tersebut ke Bandara terdekat
5) KKP Bandara membantu proses pengiriman ke Bandara di Jakarta (Soetta atau
Halim)
6) Dari Bandara di Jakarta oleh PHEOC dijemput dan dikirim langsung ke Litbangkes
Jakarta.
b. Pasien dalam pengawasan (PDP), berstatus berat
1) Pasien dirawat di ruang isolasi di RS Rujukan Utama (RS dr. Soetomo Surabaya,
RS Saiful Anwar Malang dan RS dr. Soedono Madiun)
2) Langkah berikut sama dengan PDP berstatus ringan (point a, butir 2-8).
Apabila menemukan kasus PDP yang perlu dilakukan adalah :
1. Kontak erat PDP disebut sebagai kontak erat risiko rendah
2. Tim Kabupaten/kota dan Puskesmas melakukan identifikasi kontak erat risiko
rendah untuk diberikan sosialisasi/komunikasi risiko, antara lain : mengurangi kontak
sosial, perilaku hidup bersih sehat (PHBS), pakai masker dan segera berobat ke
fasyankes terdekat apabila mengalami tanda/gejala covid-19 paling lama 14 hari
sejak kontak dengan PDP.
3. Rumas sakit segera melaporkan secara berjenjang apabila merawat PDP (≤ 24
jam) ke Dinkes Kab/Kota, Dinkes Kab/Kota melaporkan ke Dinkes Provinsi Jawa
Timur.
4. Disampaikan jika hasil laboratorium kasus PDP positif maka kontak erat meningkat
menjadi kontak erat risiko tinggi, dengan intervensi :
a. Dilakukan isolasi rumah
b. Dilarang orang dari luar rumah isolasi masuk dan sebaliknya
c. Para kontak erat diisolasi dalam rumah atau di tempat khusus dan diambil
spesimen 2 kali (hari pertama dan hari ke 14 setelah kontak erat)
d. Jika ada keluhan sakit pernafasan segera dirujuk ke rumah sakit rujukan,
diklasifikasi sebagai kasus PDP
e. Jika hasil laboratorim positif diklasifikasikan sebagai kasus konfirmasi dan wajib
dirujuk ke rumah sakit rujukan
PROBABLE
Kasus PDP yang diperiksa spesimennya dengan hasil inkokluisf (tidak dapat
disimpulkan)
KONFIRMASI COVID-19
Adalah kasus PDP yang hasil laboratoriumnya ditemukan CoVID-19
Apabila menemukan kasus Porbabel atau Konfirmasi, yang perlu dilakukan adalah :
1. Kontak erat ini disebut sebagai kontak erat risiko tinggi
2. Diidentifikasi seluas mungkin, yaitu orang-orang yang pernah kontak secara erat
(komunikasi 1 meter)
3. Dilarang orang dari luar rumah isolasi masuk dan sebaliknya
4. Para kontak erat diisolasi dalam rumah atau di tempat khusus dan diambil spesimen
2 kali (hari pertama dan hari ke 14 setelah kontak erat)
5. Jika ada keluhan sakit pernafasan segera dirujuk ke rumah sakit rujukan,
diklasifikasi sebagai kasus PDP
6. Jika hasil laboratorim positif diklasifikasikan sebagai kasus konfirmasi dan wajib
dirujuk ke rumah sakit rujukan.

Anda mungkin juga menyukai