Anda di halaman 1dari 24

Laporan Praktikum

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

PENGENALAN DAN PERHITUNGAN DOSIS PUPUK

OLEH
Nama : Ulfa Fitriana
Nim : G011 18 1097
Kelas : Kesuburan Tanah dan Pemupukan D
Kelompok : 7 (Tujuh)
Asisten :1. Okky Irawan
2. Nur Fitriani Ma’mur

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas
areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin
beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Para
ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk mineral yang berasal
dari pabrik ini akan menambah tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh
juga terhadap kesehatan manusia.
Seperti yang telah diketahui bahwa tanah merupakan salah satu media
tumbuh tanaman dalam fungsinya untuk menyediakan air, udara, dan unsur hara
untuk pertumbuhan tanaman. Namun dalam penerapannya, kemampuan tanah
dalam menyediakan unsur hara sangat terbatas. Hal tersebut yang mendorong
manusia untuk berpikir dan berusaha dalam melestarikan kesuburan tanahnya.
Salah satu dari usaha manusia untuk melestarikan tanahnya adalah dengan cara
penambahan pupuk yang dikenal dengan istilah pemupukan.
Pupuk merupakan salah satu sumber penting dalam kehidupan tanaman.
Salah satunya, produksi pangan dunia ditentukan oleh sumbangan unsur hara yang
di dapat dari tanah dan pupuk-pupuk yang ditambahkan ke dalam tanah. Saat ini,
hal tersebut sangat diperlukan untuk menjamim kecukupan produksi pangan dan
mencegah penurunan produktivitas tanah akibat pengurangan unsur hara.
Cepatnya peningkatan populasi dunia mengakibatkan meningkatnya konsumsi
yang menjadikan pupuk-pupuk menjadi bagian integral dalam suplai pangan.
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan
berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap
jenis tanah, memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda.
Beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efesiensi dalam
pemupukan antara lain: jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut,
waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode
pemupukan. Dengan tingginya hasil tanaman yang dipanen, berarti jumlah unsur
hara yang diambil oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak pula karena
pengambilan unsur hara dari dalam tanah berlangsung secara pararel terhadap
pembentukan bahan kering atau produksi tanaman. Sehingga untuk tahun-tahun
pertanaman berikutnya unsur hara yang berada didalam tanah lambat laun akan
terus berkurang.
Berdasarkan uraian diatas maka kita perlu melakukan praktikum mengenai
pengenalan dan perhitungan dosis pupuk untuk mengetahui berbagai jenis pupuk,
takaran pupuk yang dibutuhkan sesuai dengan jenis tanahnya agar unsur hara
tanah dapat terpenuhi dengan maksimal.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakan praktikum adalah untuk mengetahui jenis-jenis pupuk,
warna, kadar hara beserta manfaatnya bagi tanaman dan menghitung dosis pupuk
yang dibutuhkan oleh tanaman.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat menentukan
kesesuaian jenis dan dosis pupuk terhadap suatu lahan untuk ditanami suatu
komoditi tertentu. Selain itu, sebagai bahan informasi atau kajian yang lengkap
dari suatu materi yang didapatkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk
Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan.
Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi setiap hari
tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang dibutuhkan
oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan daun. Nutrisi tersebut memiliki
berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lain dan menjadi salah satu
komponen penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian (Utomo, 2016).
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih
unsur untuk menggantikan unsur yang habis terhisap tanaman. Pupuk mengenal
istilah makro dan mikro. Meskipun belakangan ini jumlah pupuk cenderung
makin beragam, kita tidak akan terkecoh dan tetap berpedoman kepada kandungan
antara unsur makro dan mikro yang digunakan (Lingga, 2010).
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau
nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman.
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam
melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (unsur hara makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo,
B (unsur hara mikro). Pupuk dapat diberikan lewat tanah, daun, atau diinjeksi ke
batang tanaman atau tumbuhan (Purwanto I et al,2015).
Pupuk adalah zat atau unsur yang ditambahkan ke dalam tanah dengan
maksud untuk menyuburkan tanah. Secara umum pupuk terbagi atas pupuk
organik (pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk hayati) dan pupuk an organik
(bahan sintetis). Pupuk organik menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi
penggunaan pupuk an organik yang saat ini banyak digunakan petani. Pupuk yang
bersifat ramah lingkungan ini dapat memperbaiki sifat fisika, biologi dan kimia
tanah serta dapat meningkatkan kehidupan mikroba tanah yang merupakan
sumber hara bagi tanaman (Anindyawati, 2014).
2.2 Jenis-jenis Pupuk
2.2.1 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Senyawanya
Menurut Husnain (2016) berdasarkan senyawanya jenis pupuk dibedakan atas:
1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan
pupuk alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano.
Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat,
umumnya berasal dari batuan sejenis apatit.
2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik.
Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
2.2.2 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Kandungan Unsur Haranya
Menurut Purwanto I, et al (2015) berdasarkan ragam hara yang dikandungnya,
pupuk buatan dibedakan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk, yaitu:
1. Pupuk tunggal merupakan jenis pupuk yang mengandung satu macam unsur
hara, misalnya pupuk N (nitrogen), pupuk P (fosfat), atau pupuk K (kalium).
Pupuk tunggal yang mengandung unsur N dikenal pupuk urea, ZA biasa
disebut ammonium sulfat. Pupuk yang mengandung unsur P yaitu TSP dan
SP-36.
2. Pupuk majemuk merupakan jenis pupuk yang mengandung lebih dari satu
unsur hara. Misalnya pupuk NP, NK, dan NPK. Pupuk NP adalah pupuk
yang mengandung unsur N dan P. Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang
mengandung unsur 3 hara yaitu N, P dan K. Perbandingan kandungan hara
dalam setiap pupuk majemuk berbeda-beda.
2.2.3 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Asal Pupuk
Menurutt Naemah (2018) berdasarkan asalnya jenis pupuk dibedakan atas:
1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan
alam tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang,
guano, pupuk hijau dan pupuk batuan.
2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea,
rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah
sumber daya alam melalui proses fisika dan atau kimia.
2.2.4 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Fasanya
Menurut Utomo (2016) jenis pupuk berdasarkan fasanya dibedakan atas:
1. Pupuk Padat.
Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang
mudah larut air sampai yang sukar larut.
2. Pupuk cair.
Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air.
Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun karena mengandung banyak
hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk amoniak
cair merupakan pupuk cair yang kadar N-nya sangat tinggi sekitar 83%,
penggunaannya dapat lewat tanah (diinjeksikan).
2.2.5 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Cara Penggunaannya
Menurut Husain (2016) jenis pupuk berdasarkan cara penggunaannya dibedakan
atas:
1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan
disemprotkan pada permukaan daun.
2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah di
sekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.
2.2.6 Pupuk Berdasarkan Reaksi Fisiologisnya
Menurut Husain (2016) jenis pupuk berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan
atas:
1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut
diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam
(pH menjadi lebih rendah). Misalnya: ZA dan Urea.
2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila
diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya:
pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.
2.3 Pemupukan
Pemupukan adalah pengaplikasian bahan / unsur-unsur kimia organik maupun
anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan mengganti
kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman.
Ilmu memupuk adalah ilmu yang bertujuan menyelidiki zat-zat yang perlu
ditambahkan kedalam tanah guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar
dapat berproduksi secara optimal (Sutedjo, 2012).
Kegiatan pemupukan merupakan salah satu teknik budidaya dalam pertanian
yang paling penting dan harus diterapkan pada setiap tanaman yang
dibudidayakan untuk mendapatkan produksi tanaman yang tinggi dan hasil yang
bagus dan maksimal. Pemupukan digunakan dengan tujuan untuk merangsang
tanaman agar lebih cepat berbuah. Selain dilakukan melalui akar, pemberian
pupuk dapat juga melalui daun dengan cara disemprotkan (Sinuraya et al, 2015).
Menurut Sutedjo (2012), Lima tepat pemupukan adalah:
1) Tepat Jenis: Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yg dibutuhkan
tanaman.
2) Tepat Dosis: Pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dengan
jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan
tanaman.
3) Tepat Waktu: Harus sesuai dengan masa kebutuhan hara pada setiap fase /
umur tanaman, dan kondisi iklim / cuaca. Misal : Pemupukan yg baik jika
dilakukan di awal musim penghujan atau akhir musim kemarau,
pengaplikasian PPC sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 11
siang.
4) Tepat Cara: Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan bentuk fisik
pupuk, pola tanam, kondisi lahan dan sifat sifat fisik , kimia tanah & biologi
tanah.
5) Tepat Sasaran: Pemupukan harus tepat pada sasaran yang ingin dipupuk.
Misalnya: Jika yang ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk
harus berada didalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum
dilakukan pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma
pengganggu. Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka aplikasinya
dilakukan pada saat pengolahan tanah, dan berdasarkan pada hasil analisa
kondisi fisik dan kimia tanah.
2.4 Dampak Pupuk dan Pemupukan Terhadap Tanah dan Tanaman
Pemupukan merupakan cara yang sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas tanaman dan mutu tanah. Penggunaan pupuk organik dan pupuk
anorganik merupakan cara yang tepat tidak hanya untuk menghasilkan
produktivitas tanaman melainkan dapat mempertahankan stabilitas produksi
tanaman pada sistem usaha tani yang intensif. Pada umumnya, pupuk digunakan
dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan
kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk
organik tersebut. Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar
pengaruh pemupukan. Pupuk selain bermanfaat untuk peningkatan produksi
tanaman, juga mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas
lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk dalam jangka panjang dapat
meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan
(Handayanto, 2017).
Adapun dampak pupuk dan pemupukan terhadap tanaman dan tanah adalah
untuk memperbaiki struktur tanah, menaikkan bahan serap tanah terhadap air,
menaikkan kondisi kehidupan mikroba tanah dan sebagai sumber makanan bagi
tanaman. Pemberian pupuk dapat merangsang pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan dan bantuan penting dalam pembentukan hijau daun. Pada umumnya,
pupuk yang digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman,
sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi
tanaman yang diberi pupuk organik tersebut (Naemah, 2018).
Pupuk secara setimbang akan meningkatkan produksi tanaman. Peningkatan
produksi juga meningkatkan jumlah sisa – sisa tanaman (daun, batang, akar) yang
tertinggal atau yang dapat dikembalikan ke dalam tanah. Kesetimbangan unsur
hara tentang pengembalian 80% sisa – sisa tanaman dapat memperkaya cadangan
unsur hara, sehingga mengurangi kebutuhan hara yang harus ditambahkan.
Perlakuan ini jika dilakukan secara terus menerus akan mengurangi kebutuhan
hara sehingga akan dicapai kondisi hara yang cukup untuk pertumbuhan dan
produksi tanaman tinggi tanpa ada masukan pupuk dari luar. Pengembalian sisa –
sisa tanaman ini akan memperbaiki sifat – sifat kimia dan sifat - sifat fisika tanah,
meningkatkan kemampuan dalam menyimpan air, meningkatkan kemudahan
dalam pengolahan dan untuk kesuburan tanah (Handayanto, 2017).
Alasan utama sehingga tanah bisa sangat keras adalah penggunaan pupuk
anorganik tunggal dalam jangka waktu lama. Sebagai contoh, residu sulfat dan
karbonat yang terkandung dalam pupuk dan tanah bisa bereaksi dengan kalsium
tanah yang menyebabkan sulitnya pengolahan tanah. Penggunaan pupuk yang
setimbang menghindari kekerasan tanah sehingga meningkatkan pertumbuhan
tanaman dan porositas tanah serta kadar air tersedia tanah (Husnain, 2016).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengenalan pupuk dan penentuan dosis pupuk dilaksanakan di
Laboratorium Fisika Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu,
18 September 2019 pukul 14.50 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis menulis dan gelas air
mineral.
Bahan yang digunakan adalah pupuk Urea, NPK, POC, SP-36, KCl padat,
KCL cair, ZA, dan Guano (organik).
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pengenalan Pupuk
Prosedur kerja dalam pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat tulis
2. Mengamati dan mengidentifikasi setiap jenis pupuk mulai dari nama, kadar
hara, warna, bentuk dan sifatnya.
3. Mencatat nama pupuk, kadar hara, warna pupuk, bentuk dan sifat masing-
asing pupuk sesuai hasil identifikasi.
3.3.2 Perhitungan Dosis Pupuk
Menghitung penentuan dosis pupuk
a. Kebutuhan Pupuk untuk Lahan
Luas Lahan
× Dosis Anjuran Pupuk
1 ha
b. Kebutuhan Pupuk untuk Tiap Tanaman
Kebutuhan Pupuk untuk Lahan
× Dosis Anjuran Pupuk
Luas Lahan
Jarak Tanam
c. Kebutuhan Pupuk Untuk Polybag atau Pot
Berat Tanah dalam Polybag atau Pot
× Dosis Anjuran Pupuk
Berat Tanah
Ha

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Jenis Pupuk
No Nama Pupuk Kadar Hara Warna Bentuk Sifat
(%)
1 Organik N= 13
(Guano) K= 2,5 Krem Granular Higroskopis
S= 3,5
P= 12
Mg= 1
2 POC C Organik= 5
P=5 Coklat Cair Higroskopis
K=10
Ca= 0,8
N= 5
Mg= 0,1
3 Urea N= 42-46 Putih Granular Higroskopis
4 ZA N = 20-21 Putih
S = 21-27 kecoklatan Kristal Higroskopis
5 NPK N= 16 Biru Granular Higroskopis
P = 18
K = 16
6 SP-36 P = 36 Abu-abu Granular Higroskopis
S=5
7 KCl (Bubuk) K = 52 Merah Bubuk Higroskopis
Cl = 47 Kejinggaan
8 KCl (Cair) K = 20 Jingga Cair Higroskopis
N = 5,2 kemerahan
P= 1, 26
Zn= 1,21
Cu= 0,52
Mg= 1,9
Sumber : Data primer, 2019
4.2 Pembahasan
Pupuk guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran kelelawar dan sudah
mengendap lama didalam gua dan telah bercampur dengan tanah dan bakteri
pengurai. Pupuk guano berfungsi untuk mendukung pertumbuhan, merangsang
akar, memperkuat batang bibit, serta mengandung semua unsur mikro yang
dibutuhkan oleh bibit.
Pupuk organik cair adalah hasil limbah organik yang telah mengalami
fermentasi atau dekomposisi, dimana pupuk ini berperan dalam memberikan
unsur hara yang cukup bagi tanaman.
Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) dengan kadar
yang tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.
Kelemahan pupuk urea adalah tanah akan bersifat agak asam dan jika digunakan
secara berlebihan maka akan mengurangi proses pertumbuhan kecambah dari
suatu bibit dan mengurangi daya serap akar.
Pupuk ZA (Zwalvezure amoniak) adalah pupuk kimia buatan yang dirancang
untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Kerugian
pupuk ini adalah dapat bersifat racun bagi tanah jika pada tanah tidak disertai
penambahan kapur karena tanpa adanya kapur, amonium sulfat akan bebas
bereaksi dengan besi. Apabila pemberian pupuk ini dilakukan secara berlebih
akan menyebabkan daun gugur dan mudah rontok, daun mengering serta tanaman
menjadi layu.
Pupuk NPK adalah pupuk dengan unsur hara Nitrogen (16%), fosfor (18%)
dan Kalium (16%) memiliki peranan yang tidak dapat digantikan satu sama lain.
Unsur hara Nitrogen berperan penting dalam merangsang pertumbuhan vegetatif
dari tanaman. Sedangkan Unsur hara Fosfor merupakan unsur pelengkap dalam
pembentukan protein, enzim dan inti sel. Fosfor berperan dalam proses
fotosintesis dan asimilasi, meningkatkan kualitas biji atau buah dan bobot biji.
Dan Kalium memiliki peranan dalam memperkokoh batang, akar dan daun
sehingga tidak mudah roboh atau terserah penyakit.
Pupuk SP-36 berwarna abu-abu dan berbentuk granula serta mengandung 36%
fosfor. Apabila kekurangan maka akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman
menjadi kerdil, lambatnya pemasakan pada buah dan produksi tanaman
muda. Pemberian dosis pupuk tergantung pada jenis tanaman dan keadaan tanah.
Pupuk Kalium Klorida (KCl) terbagi atas dua yaitu dalam bentuk cair dan
padat. Pupuk ini dapat membuat tanaman lebih kokoh serta meningkatkan
ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Dari kedelapan pupuk diatas semuanya bersifat higroskopis, dimana
higroskopis adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari 
lingkungannya. Dimana hal ini sesuai dengan pendapat Haryadi (2015) yang
menyatakan bahwa suatu zat disebut higroskopis  jika zat itu mempunyai
kemampuan menyerap molekul air yang baik.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
yaitu sebagai berikut :
1. Jenis-jenis pupuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik atau pupuk kimia yang mempunyai warna, bentuk dan unsur hara
pada setiap pupuk itu berbeda.
2. Pupuk organik dan anorganik pada umumnya memiliki manfaat untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah akan tetapi manfaat pupuk
terhadap tanaman berbeda-beda dan pengaplikasiaan dosis pupuk yang
dibutuhkan tanaman dan tanah tergantung dari kebutuhan tanah dan tanaman
tersebut.
3. Perhitungan dosis pupuk dilakukan agar kandungan hara yang diperlukan tanah
dan tanaman itu tidak kurang dan tidak berlebihan untuk meningkatkan hasil
pertanian.
4. Dalam pemberian pupuk pada tanah dan tanaman dilakukan penghitugan dosis
pupuk dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Kebutuhan Pupuk untuk Lahan
Luas Lahan
× Dosis Anjuran Pupuk
1 ha
b. Kebutuhan Pupuk untuk Tiap Tanaman
Kebutuhan Pupuk untuk Lahan
× Dosis Anjuran Pupuk
Luas Lahan
Jarak Tanam
c. Kebutuhan Pupuk Untuk Polybag atau Pot
Berat Tanah dalam Polybag atau Pot
× Dosis Anjuran Pupuk
Berat Tanah
Ha
5.2 Saran
Sebaiknya di praktikum selanjutnya dalam hal pembuatan laporan agar
referensi atau literatur dalam laporan diperluas agar praktikan lebih mudah
menyelesaikan laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Anindyawati, Trisanti. 2014. Potensi Selulase Dalam Mendegradasi Lignoselulosa


Limbah Pertanian Untuk Pupuk Organik. Jurnal Berita Selulosa, Vol. 45(2):
70-77.

Handayanto Eko, Muddarisna Nurul, Fiqri Amrullah. 2017. Pengelolaan


Kesuburan Tanah. Malang: Universitas Brawijaya Perss.

Husnain, Kasno A, Rochayati S. 2016. Pengelolaan Hara dan Teknologi


Pemupukan Mendukung Swasembada Pangan di Indonesia. Jurnal Sumber
daya Lahan Vol.10. No.1.Juli 2016;25-36.

Lingga Pinus., dan Marsono. 2010. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: PT.
Niaga Swadaya.

Naemah Dina, Winarni Emmy, Rusmana, Ardani M. 2018. Pengaruh Pemberian


Pupuk Daun dan Interval Waktu Terhadap Pertumbuhan Ramin
(Gonystulus bancanus (MIQ.)KURZ. Jurnal Hutan Tropis. Vol.6. No.2. Juli
2018;190-196.
Purwanto I, Suhaeti E dan Sumantri E. 2015. Menghitung Takaran Pupuk Untuk
Percobaan Kesuburan Tanah. Modul Pp. 92-105.

Sinuraya Mestika Amelia, Asil Barus, Yaya Hasanah. 2015. Respons


Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Meriil) Terhadap
Konsentrasi Dan Cara Pemberian Pupuk Organik Cair. Jurnal
Agroekoteknologi. Vol.4. No.1. Desember 2015. (562) :1721-1725. E-ISSN
No. 2337-6597.

Sutedjo, M. 2012. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.

Utomo Muhajir, Sudarsono, Rusman Bujang, Sabrina Tengku, Lumbanraja


Jamalam, Wawan. 2016. Ilmu Tanah: Dasar-dasar dan Pengelolaan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

LAMPIRAN

Gambar 1. KCL cair Gambar 2. Pupuk ZA


Gambar 3. POC Gambar 4. Pupuk NPK

Gambar 5. Pupuk SP-36 Gambar 6.organik guano

Gambar 7. Pupuk KCL padat Gambar 8. Pupuk Urea

Anda mungkin juga menyukai