UMUM
1.9. Mobilisasi
Penyedia diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang bertanggung jawab dan
terampil dalam bidang-bidang keahlian yang dibutuhkan oleh pekerjaan serta dalam
jumlah yang memadai untuk menyelesaikan volume pekerjaan sesuai dengan
jadwalnya.
Daftar dari tenaga kerja ini beserta kualifikasinya, terutama tenaga kerja inti, harus
diserahkan kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan. Setiap penambahan,
pengurangan, dan pengantian tenaga kerja inti harus dilaporkan kepada Direksi.
Dalam melaksanakan pekerjaan, untuk bidang yang memungkinkan, Penyedia
diwajibkan untuk mengikutsertakan dan memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
Penyedia harus menyediakan alat-alat kerja / bantu dalam kondisi yang baik dalam
jumlah yang secukupnya sesuai dengan kebutuhan agar dapat menyelesaikan
pekerjaan pada waktunya. Alat-alat ini harus dibuat daftarnya dan diserahkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum memulai seluruh pekerjaan.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan dan hambatan ini menurut Direksi
dikarenakan oleh kurangnya jumlah tenaga kerja atau peralatan atau kurang
memenuhi syaratnya beberapa pekerja dan peralatan, maka Direksi berhak
memerintahkan Penyedia untuk menambah atau mengganti tenaga kerja dan
peralatan tersebut.
Untuk kebutuhan pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Alat dan SDM (No. Analisa G-
01) membutuhkan biaya bahan yaitu Mobilization & Demobization of Heavy Equipment
& Plant dengan koefisien 1,000 LS.
PEKERJAAN TANAH
2.1. Umum
2.1.1 1 m² Pembersihan dan stripping/kosrekan.
Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan suatu
lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar
bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung dan
sistimatika pengupasan yang baik.
Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup yaitu :
2) Benching System
Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang (Benching) ini
pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus sambil membuat
jenjang. Sistem ini cocok untuk :
tanah penutup yang tebal.
bahan galian atau lapisan batugamping yang juga tebal.
5) Cara Konvensional
Cara ini menggunakan kombinasi alat-alat pemindahan tanah mekanis (
alat gali, alat muat, dan alat angkut ) seperti kombinasi antara Bulldozer, Wheel
Loader dan Dump Truck.
Bila material tanah penutup lunak bisa langsung dengan menggunakan alat gali
muat, sedangkan bila materialnya keras mungkin menggunakan Ripper atau
pemboran dan peledakan untuk pembongkaran tanah penutup, baru kemudian
dimuat dengan alat muat ke alat angkut, dan selanjutnya diangkut ke tempat
pembuangan dengan alat angkut.
Material
Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang
berbeda-beda. Pada dasarnya pemindahan tanah itu merupakan suatu pekerjaan untuk
meratakan tanah atau penggalian suatu lahan. Beberapa jenis tanah dianggap mudah
untuk dimuat, jenis tanah yang dapat langsung digusur dalam kondisi aslinya.
Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped ) digali (dug) atau dikupas (
stripped ). Hal ini tentu akan menurunkan produksi alat mekanis yang digunakan.
Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan alat “Ripper Mater“ atau “
Seismic Test“ dan satuannya adalah meter per detik, yaitu sesuai dengan satuan untuk
kecepatan gelombang seismik pada batuan. Tanah yang banyak mengandung humus
harus dipisahkan, sehingga dikemudian hari dapat untuk menutupi tempat penimbunan (
reklamasi ).
Effisiensi kerja.
Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat mekanis. Karena dalam
keadaan normal akan didapatkan effesiensi kerja yang maksimum. Dari kondisi dan
keadaan di lapangan dapat diketahui penilaian mengenai effesiensi kerja, sering
mengalami kesulitan. Karena sekali ada perubahan maka kondisi dan keadaan akan
berubah, sehingga akan mempengaruhi kondisi effesiensi kerja.
Proses 1 m² Pembersihan dan stripping/kosrekan (Kode Analisa T. 01.a) ini harus diselaraskan
dengan program rehabilitasi pada lokasi tersebut sehingga tidak terlalu lama berselang
dengan pelaksanaan. Semua biaya untuk pekerjaan ini adalah Item dengan Kode T.01.a
dengan koefisien Pekerja :0,060 satuan OH, Mandor : 0,006 satuan OH.
Penentuan jenis tanah galian akan ditentukan sesuai dengan kenyataan di lapangan
dan dibuat berita acara yang ditandatangani oleh Direksi dan Penyedia,
pembayaran pekerjaan galian tanah dihitung dalam satuan meter kubik tanah
tergali sesuai garis rencana atau revisi. Pelaksanaan pekerjaan galian (excavation)
adalah terbagi 3 kategori, yaitu untuk pekerjaan galian kemudian ditimbunkan pada
bidang kerja tersebut, bila pekerjaan galian menghasilkan volume galian berlebih
untuk kebutuhan bidang kerja tersebut maka volume tanah kemudian di stock
didepan atau dibelakang bidang kerja tersebut atau bila tidak dibutukan dapat
dibuang keluar bidang kerja tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa pengaturan pekerjaan galian selalu akan berpengaruh
pada tiga bidang kerja, dimana bila galian pada bidang tersebut lebih dari
kebutuhan dan diperkirakan dibutuhkan pada bidang depan atau belakang maka
tanah tersebut harus dikirim untuk menjadi stock pile disana kecuali tidak dibutuhkan,
sehingga pelaksanaan pekerjaan menjadi :
a. Untuk melaksanakan pekerjaan 1 m³ galian tanah biasa dengan tenaga manusia
dengan kedalaman ≤ 1 m termasuk pembuangan hasil galian serta perataan dan
perapihan (kode analisa T. 06.a) minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu
Pekerja dengan koefisien 0,5630 dengan satuan “Orang/hari” dan Mandor
dengan koefisien 0,0563 dengan satuan “Orang/hari”.
b. Untuk melaksanakan pekerjaan 1 m³ galian dengan alat dibuang setempat
termasuk merapikan dan meratakan (kode analisa BWS.T-01) minimal
dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu Pekerja dengan koefisien 0,0728 dengan
satuan “Orang/hari” dan Mandor dengan koefisien 0,0073 dengan satuan
“Orang/hari”, membutuhkan alat berupa Bulldozer 15 Ton dengan koefisien 0,0364
satuan Jam.
c. Untuk melaksanakan pekerjaan 1 m3 Galian lumpur sedalam < 1 m, termasuk
pembuangan hasil galian dengan jarak angkut s.d 3 m serta perataan dan
perapihan (kode analisa T.10a) minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu
Pekerja dengan koefisien 0,833 dengan satuan “Orang/hari” dan Mandor dengan
koefisien 0,0833 dengan satuan “Orang/hari”.
Untuk galian bangunan dalam pelaksanaannya dimungkinkan ada bagian yang
harus dikerjakan dengan manual (pekerja) dikombinasi dengan alat berat.
Untuk Kondisi tertentu dimana kedalaman saluran > 1,50 m dan dilaksanakan dgn
manual (b<1,50 m), maka pengangkatan hasil galian tidak dapat dilaksanakan
sekaligus atau diperlukan dua kali proses pengangkatan.
2.2.5 Tempat Pembuangan Hasil Galian
Tempat pembuangan hasil galian (spoilbank) dapat dilaksanakan diluar bidang
saluran, minimum disisi luar kaki tanggul saluran, tidak merusak/merugikan lingkungan
dalam jangka pendek maupun panjang dan tidak merusak rencana tata letak areal
irigasi yang telah direncanakan.
Mengangkut 1 m3 material atau hasil galian dengan jarak angkut 100 m (kode
analisa T.15a.6) minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu Pekerja dengan
koefisien 0,600 dengan satuan “Orang/hari” dan Mandor dengan koefisien 0,03
dengan satuan “Orang/hari”.
Penentuan dan pengadaan tempat pembuangan hasil galian merupakan tanggung
jawab Penyedia dengan persetujuan Direksi.
Tidak ada biaya khusus dalam penentuan dan pengadaan tempat pembuangan
hasil galian. Semua biaya yang menyangkut tempat pembuangan sudah termasuk
dalam biaya tidak langsung dalam daftar kuantitas dan harga.
2.2.6 Penggalian Tanah Jelek
Jika ditemukan material yang jelek di dasar galian atau pondasi atau tanggul,
Penyedia harus memindahkan dan membuangnya ke tempat yang disetujui oleh
Direksi dan Penyedia harus mengisi galian tersebut dengan bahan-bahan yang
disetujui oleh Direksi.
Jika Penyedia menjumpai sesuatu bahan yang menurut pendapatnya mungkin tidak
baik, Penyedia harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi untuk
segera diputuskan apakah bahan tersebut perlu dibuang atau tidak.
Bila material jelek yang ditemukan oleh Penyedia merupakan kondisi tanah asli maka
biaya penggalian dan penggantian material akan dihitung berdasarkan macam
kerja yang dilakukan oleh Penyedia yang disetujui oleh Direksi, namun apabila kondisi
material jelek ini akibat kesalahan metode kerja yang dilakukan oleh Penyedia, maka
semua biaya penggalian dan penggantian material merupakan tanggung jawab
Penyedia.
2.2.7 Pembentukan, Perapihan Galian Saluran
Apabila pekerjaan galian sudah selesai maka harus diikuti dengan pembentukan dan
perapihan galian sesuai dengan garis rencana. Pekerjaan galian dianggap sudah
selesai dan layak dibayarjika sudah dibentuk dan dirapikan.
Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan galian di luar bidang yang akan
ditalud beton sudah termasuk didalam harga satuan pekerjaan galian itu sendiri.
2.2.8 Trimming Saluran (Perapihan Saluran)
Dalam rangka penyiapan pengecoran concrete lining maka penampang saluran
harus di trimming dulu sampai terbentuk bidang pengecoran yang betul-betui rapi
sesuai dengan garis rencana. Tidak diijinkan adanya tonjolan-tonjolan ataupun
lobang-lobang pada bidang hasil trimming. Pekerjaan trimming dilakukan secara
manual dengan berpedoman pada benang yang diikatkan pada papan profil /
bowplank, yang dipasang dalam jarak maksimum per 10m.
Pekerjaan trimming dilaksanakan pada penampang saluran yang sudah ada atau
yang baru digali namun masih perlu dirapikan lagi. Pada saluran yang sudah ada
(existing canal) trimming yang dimaksud adalah membentuk dan merapikan
penampang saluran siap di cor dengan cara menggali atau menambal penampang
saluran ketebalan tanah rata-rata tidak lebih dari 25 cm dari garis rencana.
Metode kerja persiapan permukaan jalan termasuk perataan dan pemadatan dan
telah mendapat persetujuan direksi, selanjutnya penghamparan sub base corse
sesuai gambar kerja yang ada dilakukan pemadatan menggunakan excavator 0,8
m3, serta disiram dengan air menggunakan water tank.
Kebutuhan analisa untuk 1m3 pekerjaan persiapan permukaan jalan, perataan dan
pemadatan sub base course material terpilih dari gravel tanah (sirtunah) dengan
diameter maksimum 100mm menggunakan analisa D-01 sebaga berikut:
Upah :
Bahan :
Air m3 1.100
Peralatan :
Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan gambar yang telah disetujui oleh Direksi.
Pembayaran pekerjaan beton dihitung dalam satuan meter kubik beton terpasang sesuai
dengan gambar dan mutunya, sedangkan besi/baja tulangan dihitung dalam satuan
kilogram.
3.1 Bahan
3.1.1 Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen pada Portland Semen dari
perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional
Indonesia yang diakui oleh Pemerintah Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan dengan tiap pesanan atau lainnya yang
diperintahkan oleh Direksi. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan
khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kontaktor harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau
dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk dites. Semen lain yang menurut
pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan Penyedia
harus memindahkan ke luar daerah pekerjaan.
Spesifikasi Semen (PC) :
Semen banyaknya mencukupi dengan volume semen yang akan di cor
Merek semen sesuai mix design, apabila ada perubahan merek semen tes
kembali ke bidang pengujian.
Kontraktor harus menyediakan tempat/gudang penyimpanan semen pada
tempat - tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut senantiasa
terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak, teutama
sekali lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30 cm
dari permukaan tanah.
3.1.2 Bahan Agregat
Bahan Agregat untuk beton dan adukan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
( Persyaratan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesi ) atau ASTM C33.
a. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain
seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi,
pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Kandungan maksimum terhadap
lempung, lahan dan debu tidak boleh lebih 3% perbandingan berat ketika ditest
dengan ASTM volume 04.02.
b. Bahan batuan ( kerikil ) harus memenuhi persyaratan gradasi dari ukuran
nominal maximum yang diisyaratkan oleh kelas beton yang dikehendaki, yaitu
berdasarkan ASTM C33.
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan
batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi adalah
yang terbaik.
Penyedia harus mengirim contoh material apabila dikehendaki oleh Direksi. Contoh
diambil harus sesuai dengan ASTM volume 04.02.
Penyedia harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan
permintaan Direksi secara rutin dan dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta
mengirimkan kepada Direksi setiap copy laporan tes.
Secara umum bila tidak ada permintaan lain dari Direksi besar butir agregat kasar
yang digunakan batu pecah ukuran 5 sampai dengan 20 mm.
3.1.3 Air.
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan beton harus
dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI
serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa
mengotori air dalam jumlah berapa saja yang dapat:
a. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi dari 30
menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20% apabila
dites sesuai Standar ASHTO T26.
b. Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam 28
hari untuk beton klas tertentu.
c. Menghasilkan perubahan wama atau kembang garam di atas permukaan
semen yang sedang mengeras.
d. Menunjukkan reaksi alkali bahan batuan. Air harus bebas dari hidrokarbon dan
larutan bubuk dari 500 bagian untuk tiap juta bagian suspens dalam berat.
Penyedia harus mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk
dipakai dan harus menyerahkan catatan-catatan mengenai percobaan
tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan
beton pada pekerjaan tetap. Penyedia harus membuat pereobaan yang
teratur dari air beton dan adukan dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui
oleh Direksi dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil
percobaan
Lantai dari gudang harus dinaikan di atas permukaan tanah untuk mencegah
pengisapan air. Penyimpanan di tempat terbuka dapat diizinkan pada pekerjaan
kecil dengan penguasaan tertulis dari Direksi dalam hal mana selalu harus
ditempatkan di atas tempat yang dilindungi dengan tutup yang tahan air menurut
persetujuan Direksi.
Bahan :
0,0670 m3 : Kaso 5/7 cm
0,3500 kg : Paku 5 cm dan 7 cm
Bahan :
0,0945 m3 : Kaso 5/7 cm
0,245 lbr. : Multiflex 18 mm
0,2500 kg : Paku 5 cm dan 7 cm
0,2000 Ltr. : Minyak Bekisting
Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batas dari bahan pokok
tiap kelas harus mengikuti Standar Nasional Indonesia N1-2 sebagai pendekatan
berdasarkan pengalaman komposisi masing-masing kelas.
Penggunaan semen dengan berat minimal dalam analisa adalah tersebut diatas
sementara bahan lainnya adalah proposional dan aplikasi penggunaan akan
ditetapkan berdasarkan hasil mix design concrete oleh laboratorium yang ditunjuk.
Untuk memproduksi beton Penyedia diharuskan menggunakan pengaduk mekanis
(concrete mixer / molen) minimal ukuran 500 liter dan juga dilengkapi dengan
concrete vibrator pada saat pengecoran sebagai pemadat.
Untuk Pekerjaan 1 m³ beton untuk lantai kerja (bedding) (nomor analisa B.01)
dibutuhkan tenaga kerja yaitu pekerja dengan koefisien 1,323 satuan O/H, tukang
batu dengan koefisien 0,220 satuan O/H, kepala tukang dengan koefisien 0,022
satuan O/H dan mandor dengan koefisien 0,132 satuan O/H. untuk kebutuhan bahan
membutuhkan PC/Portland Cemen dengan koefisien 247 satuan Kg, Pasir beton
dengan koefisien 0,621 satuan m3, dan kerikil dengan koefisien 0,74 kg.
Untuk Pekerjaan 1 m³ beton mutu K-125 (nomor analisa B.03b) dibutuhkan tenaga
kerja yaitu pekerja dengan koefisien 1,323 satuan O/H, tukang batu dengan koefisien
0,189 satuan O/H, kepala tukang dengan koefisien 0,019 satuan O/H dan mandor
dengan koefisien 0,132 satuan O/H. untuk kebutuhan bahan membutuhkan
PC/Portland Cemen dengan koefisien 276 satuan Kg, Pasir beton dengan koefisien
828 satuan kg, dan kerikil dengan koefisien 1012 kg, Air dengan koefisien 215 liter. alat
yang dibutuhkan adalah molen kapasitas 0,3 m³ 0,250 satuan hari (7 jam/hari).
Untuk Pekerjaan 1 m³ beton mutu K-175 (nomor analisa B.05b) dibutuhkan tenaga
kerja yaitu pekerja dengan koefisien 1,323 satuan O/H, tukang batu dengan koefisien
0,189 satuan O/H, kepala tukang dengan koefisien 0,019 satuan O/H dan mandor
dengan koefisien 0,132 satuan O/H. untuk kebutuhan bahan membutuhkan
PC/Portland Cemen dengan koefisien 326 satuan Kg, Pasir beton dengan koefisien
760 satuan kg, dan kerikil dengan koefisien 1029 kg, Air dengan koefisien 215 liter. alat
yang dibutuhkan adalah molen kapasitas 0,3 m³ 0,250 satuan hari (7 jam/hari).
Untuk Pekerjaan 1 m³ beton mutu K-225 (nomor analisa B.07b) dibutuhkan tenaga
kerja yaitu pekerja dengan koefisien 1,323 satuan O/H, tukang batu dengan koefisien
0,189 satuan O/H, kepala tukang dengan koefisien 0,019 satuan O/H dan mandor
dengan koefisien 0,132 satuan O/H. untuk kebutuhan bahan membutuhkan
PC/Portland Cemen dengan koefisien 371 satuan Kg, Pasir beton dengan koefisien
0,498 satuan m3, dan kerikil dengan koefisien 0,775 m3. alat yang dibutuhkan adalah
molen kapasitas 0,3 m³ 1,750 satuan hari (jam).
Untuk Pekerjaan 1 m³ beton mutu K-300 (nomor analisa B.10b) dibutuhkan tenaga
kerja yaitu pekerja dengan koefisien 1,323 satuan O/H, tukang batu dengan koefisien
0,189 satuan O/H, kepala tukang dengan koefisien 0,019 satuan O/H dan mandor
dengan koefisien 0,132 satuan O/H. untuk kebutuhan bahan membutuhkan
PC/Portland Cemen dengan koefisien 413 satuan Kg, Pasir beton dengan koefisien
0,486 satuan m3, dan kerikil dengan koefisien 0,756 m3. alat yang dibutuhkan adalah
molen kapasitas 0,3 m³ 1,75 satuan hari (jam).
Dalam pekerjaan Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir (Kode analisa B.17)
dibutuhkan tenaga pemasang yaitu pekerja dengan koefisien 0,700 Orang/hari,
tukang besi dengan koefisien 0,700 Orang/hari, kepala tukang dengan koefisien 0,070
Orang/mandor dengan koefisien 0,070 Orang/hari. Untuk kebutuhan bahan adalah
Besi Beton (polos/ulir) 105 kg dan kawat ikat 1,5 kg.
Penyedia harus mengadakan uji bahan dan uji campuran berdasarkan percobaan
campuran untuk beton K 125, K 175 dan K 225 sedemikian sehingga disetujui Direksi.
Pengambilan bahan agregat yang dipakai sebagai bahan uji harus diketahui oleh
Direksi dan dibuat berita acara tertulis, sedang merk semen yang digunakan harus
mendapat persetujuan dari Direksi, dimana uji bahan meliputi:
Setiap penggantian sumber bahan alam maupun semen yang dilakukan oleh
Penyedia harus diketahui oleh Direksi dan bila dianggap perlu Direksi berhak meminta
Penyedia untuk mengadakan uji laboratorium ulang.
Penyedia tidak boleh memulai pekerjaan beton permanen sampai ijin Direksi untuk
campuran bahan-bahan yang diusulkan dan disetujui. Berat jenis dari kubus uji beton
selama pekerjaan berlangsung tidak boleh kurang dari 94% dari rata-rata kubus
beton percobaan.
Semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka uji bahan di laboratorium maupun uji
beton selama pelaksanaan sudah termasuk dalam harga satuan beton yang ada
dalam daftar kuantitas dan harga.
Penyedia harus membuat percobaan campuran untuk setiap klas beton dengan
memakai alat-alat yang sama dengan yang dipakai pada pelaksanaan pekerjaan
denag mengikuti perlakuan bahan dan beton sesuai dengan perlakuan selama uji
bahan dan beton di laboratorium. Sisa beton untuk percobaan campuran ini hanya
boleh digunakan untuk dipasang pada bagian pekerjaan bukan struktur bangunan.
Sebelum mengecor beton untuk pekerjaan tetap harus mengambil contoh beton
dari campuran percobaan dari beton yang baru dicor, merawatnya dan kemudian
mengirimkan ke laboratorium yang disetujui untuk di uji. Sebelum mengecor beton
untuk pekerjaan tetap, Penyedia harus melaksanakan "Slump test" pada setiap waktu
mulai menuangkan beton. "Slump test harus dilaksanakan sebagaimana diterangkan
dalam PBI N12 ayat 4.4. Jika tidak diperintahkan lain nilai (slump harus melebihi 25 mm
dan tidak lebih dari 150 mm.
Persyaratan umum saluran air hujan beton pra cetak berlubang menurut SNI adalah
sebagai berikut:
a) Saluran beton pra cetak tersebut harus mampu mengalirkanserta meresapkan
sebagian air hujan kedalam tanah dengan kecepatan tanah tertentu.
b) Dipasang diatas tanah yang stabil.
c) Permukaan beton pracetak halus dan tidak cacat serta kedap air.
Bahan yang digunakan untuk membuat saluran beton pracetak adalah semen
Portland, agregat halus (pasir, fly ash), agregat kasar (stenlash/batu pecah), besi
tulangan mutu fy 240 dan fy 400, air. Pada type tertentu perlu ditambahkan aditif
untuk meningkatkan mutu beton atau untuk mempermudah pengerjaannya
(workability). Cetakan (bekisting) dibuat dari plat besi dengan pengaku dari siku, bias
juga menggunakan dari tripleks yang diperkuat dengan rangka kayu. Cetakan dari
kayu umumnya bisa dipakai hingga 5 X, setelah itu bentuknya sudah tidak presisi.
Cetakan saluan beton pracetak yang dibuat dari plat besi bisa dipakai berkali – kali
tanpa batas. Hal inilah yang menyebabkan harga beton pracetak bias lebih murah
dibandingkan dengan beton konvensional (di cor di tempatnya). Sedangkan mutu
beto yang dibutuhkan disini adalah mutu beton K-300 s/d K-350.
Type saluran beton pra cetak saat ini di pasaran banyak sekali, mengikuti kebutuhan
yang diminati oleh pengguna pekerjaan saluran. Type ini dibuat sesuai dengan
dimensi saluran yang akan dikerjakan serta mempertimbangkan beban-beban yang
akan ditahan oleh saluran beton pracetak.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai type-type saluran beton pracetak tersebut:
U-ditch
U-dith adalah saluran beton pracetak yang berbentuk u dan berukuran kecil.
Kadang-kadang U-ditch diberi tutup plat beton pracetak. Tidak ada standar ukuran
yang membedakan saluran disebut U-ditch atau u-gutter. Pada umumnya u-ditch
berukuran lubang dalam 30 X 30 cm hingga 100 X 120 cm. Panjang u-ditch
umumnya 1m dan 1,2 m.
Saluran beton pracetak type u-ditch ini biasa digunakan pada halaman bangunan
perkantoran, pergudangan, pabrik dan hotel. Besar kecilnya dimensinya u-ditch
tergantung pada volume air yang akan dialirkan. Type saluran beton pracetak ini
banyak dipakai sehingga jika pesan ke pabrik beton pracetak, kemungkinan ready
stok.
U-gutter
Bentuk U-getter sama dengan U-ditch. Saluran beton pracetak ini adalah u-ditch
yang berukuran besar, dimensinya mulai 100 cm X 150 cm hingga 300 X 150 cm.
Tidak ada ketentuan mengenai dimensi tertentu disebut u-gerter, akan tetapi
semakin besar dimensi u-gutter maka akan semakin sulit pengangkutanya maupun
handling (penurunan dari stok yard ke lokasi pekerjaan).
Saluran beton pracetak digunakan pada saluran tepi jalan (drainase perkotaan),
saluran irigasi dan drainase pabrik.
L-gutter
Kreasi saluran beton pracetak selanjutnya setelah U-gutter adalah L-gutter. Type
saluran beton pracetak ini adalah pengembangan dari u-gutter. Jika saluran sudah
tidak bias lagi didesign lagi menggunakan u-gutter maka design saluran bias
dipecah menjadi L-gutter dan plat. Tujuan dari pemecahan ini adalah untuk
memudahkan pengangkutan material dan handling.
Kerapian pemasangan saluran beton pracetak type ini sangat tergantung pada rapi
tidaknya (kerekatan) lantai kerja.
L-gutter dan plat disambung dengan cor beton cast in site sehingga pada ujung kaki
l-gutter dan plat harus dipasang stek besi tulangan. Pada ujung atas badan l-gutter
juga perlu dipasang stek besi tulangan jika direncanakan pemasangan caping
(sloof).
Caping diatas L-gutter satu dengan lainnya untuk menghindari pergeseran arah
melintang akibat desakan tanah samping. Caping juga berguna untuk menghindari
penurunan yang tidak merata. Kerapian pemandangan saluran arah memanjang
juga dipengaruhi oleh kerapian caping ini.
L-shape
Perbedaan yang mencolok antara u-getter, l-getter debngan l-shape adalah dari
bentuknya setelah dipasang. Bentuk saluran dengan l-shape miring sebagaimana
bentuk plengsengan batu kali akan tetapi materialnya dari beton pracetak.
Pada saat ini l-shape masih jarang digunakan. Mengapa jarang digunakan? Karena
material saluran beton pracetak banyak dipakai diwilayah perkotaan yang padat
dengan bangunan sehingga bentuk dindingnya harus tegak untuk mengefisienkan
penampang basah. Dengan bentuk yang miring seperti plengsengan, l-shape
banyak memakan tempat.
Ditinjau dari segi biaya sebenarnya l-shape relative lebih murah? Bentuk miring
menyebabkan sebagian beban konstruksi ditahan oleh tanah tanggul sehingga
dimensi yang diperlukan relative tipis dan membutuhkan besi tulangan sedikit. Jika
masih ada tanggul yang lebar sebaiknya saluran didesign menggunakan beton
pracetak l-shape.
Box culvert
Type saluran beton pracetak lain yang banyak dipakai di bangunan saluran drainase
adalah box culvert. Box culvert adalah beton pracetak yang digunakan pada
saluran yang melintas jalan. Dahulu saluran yang melintas jalan disebut gorong-
gorong menggunakan buis beton. Saat ini box culvert banyak digunakan
dipertokoan pada pekerjaan saluran yang melintasi jalan raya (crossing).
Dimensi box culvert bervariasi mulai 100 X 100 cm hingga 350 X 350 cm. Kemampuan
pabrik dalam membuat dimensi box culvert yang besar sangat mempertimbangkan
kemampuan alat angkut dan kemampuan alat handling. Box culvert merupakan
konstrusi jembatan cepat pasang. Saat ini pekerjaan jembatan menggunakan box
culvert bias dikerjakan dalam waktu satu malam, sehingga total waktu pekerjaan
mulai mendatangkan material ke proyek hingga perbaikan kembali aspal jalan raya
hanya membutuhkan waktu tiga (3) hari. Itulah kelebihan box culvert dibandingkan
dengan konstruksi jembatan dan saluran yang lain.
5 Langkah-langkah pekerjaan saluran beton pracetak U-dith:
5.1 Pengukuran
Pengukuran ini meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi.
Elevasi yang tertera pada shop drawing diterapkan dilapangan dengan memasang
patok-patok dan bow plank untuk menyimpan elevasi.
Galian tanah
Setelah melakukan pengukuran dan memasangn patok dan titik elevasi.
Sekarang lakukan penggalian tanah dengan menggunakan alat berat backhoe. Kita
juga harus mengontrol galian tanah tersebut sesuai dengan elevasi patok yang sudah
kita tandai.
5.2 Pembuangan tanah bekas galian
Selama pekerjaan galian tanah ini berlangsung, kita juga harus mempersiapkan dum
truck untuk membuang tanah bekas galian. Tanah bekas yang dibuang harus sudah
direncanakan dibuang pada tempat luar area proyek. Tapi kita juga harus
menyiapkan sebagian tanah bekas tersebut untuk melakukan pengurugan tanah
kembali. Dengan demikian area saluran drainase proyek tersebut ketika sudah selesai
akan terlihat bersih.
Upah :
Bahan :
Peralatan :
6 Sambungan Gerak
Penahan air yang sering dipakai adalah tipe centre bulb dan plain web. dengan
lebar seperti dalam gambar atau daftar kuantitas dan harga. Karet penahan air harus
mempunyai potongan lingkaran. Karet penahan air harus selalu dijaga pada
kedudukan seperti tercantum pada gambar dan harus dilindungi dari kerusakkan
akibat kena panas selama pemasangannya. Papan acuan pada kedua ujungnya
harus dibentuk sedemikian hingga menggambarkan potongan dari penahan airnya.
Pada pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan hati-hati dan seksama
sehingga tidak ada lubang-lubang yang terjadi.
Kontraktor harus menyediakan hasil pengujian dari pabrik untuk setiap penahan air
yang dikirim ke lapangan dan apabila diminta oleh Direksi harus mengadakan
percobaan terhadap penahan air tersebut untuk mendapatkan keyakinan akan
mutu barang tersebut, Karet untuk penahan air harus memenuhi persyaratan
dibawah ini :
c. Kekerasan : 65 - 75
Pembayaran water stop dihitung dalam satuan meter panjang water stop terpasang
sesuai dengan gambar.
Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan harus
disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi sambungan dan
ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan di jelaskan di dalam daftar
banyaknya pekerjaan, harus mengisi seluruh ruangan antara muka beton dan
sambungan kecuali yang terisi dengan penahan air dan penutup sambungan.
Pembayaran expansion joint dan joint filler dihitung dalam satuan meter persegi
dengan tebal seperti yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
6.3 Batang Dowel (Dowel Bar)
Bila di butuhkan batang dowel menembus sambungan maka batang tersebut harus
dibungkus pipa PVC. Bungkus harus dibuat terlebih dahulu dari bahan yang
memenuhi syarat untuk mengisi sambungan atau bahan lain yang disetujui oleh
Direksi. Batang dowel berupa batang baja diameter 22 mm, panjang 70 cm dan pipa
PVC diameter 1 inch panjang 35 cm. Pembayaran batang dowel ini dihitung dalam
satuan buah batang yang terpasang.
Kontraktor harus membuat alur pada sambungan gerak dan menyiapkan bahan
penutup sambungan kemudian mengisi alur tersebut dengan bahan diatas.
Penutup sambungan harus dari bahan semacam bitumen seperti dijelaskan didalam
Daftar banyaknya, kecuali ditentukan lain. Bahan-bahan diatas harus didapatkan
dari pabrik yang telah disetujui oleh Direksi dan digunakan sesuai dengan petunjuk
dari pabrik.
Bahan bitumen untuk penutup sambungan horizontal harus "Expandite Plastic" atau
bahan sejenis yang disetujui atau bahan bitumen untuk menutup sambungan yang
miring dan tegak lurus harus "Expandite Plastijoint" atau bahan sejenis yang tidak
meluncur pada sambungan vertical dengan lebar 40 mm dan kedalaman 25 mm
pada suhu 80 derajat celcius.
Pembayaran joint sealant dihitung dalam satuan meter panjang dengan ketebalan
sesuai dengan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
Karet Perletakan jembatan harus dari karet biasa atau karet dengan lapisan kering
baja atau bahan lainnya yang dibenarkan dan bersesuaian dengan kebutuhan
sebagai berikut :
Kontraktor harus menyediakan sertifikat hasil tes pabrik untuk mesing-masing tipe dari
perletakan karet untuk memperoleh persetujuan Direksi. Karet pendukung yang
dipakai pada ujung terjepit dari belok dan lantai beton harus dipasang dengan
pasak baja lunak melalui bantalan pendukung, kemudian diisi ke dalam lubang yang
sudah dibuat lebih dahulu dengan adukan 1 semen : 3 pasir. Pasak-pasak itu harus
dibungkus dengan dua lapis kertas bangunan dimana ia menonjol ke dalam lantai
beton.
Jika diijinkan oleh Direksi, Kontraktor dapat mengganti dengan lembar-lembar
pendukung dari timah hitam dengan ukuran dan mutu yang disetujui.
4. Pasangan Batu
4.1. Umum
Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan
yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak terlalu besar, biasa juga
digunakan sebagai dinding atau pelindung saluran yang ada di sepanjang jaringan
irigasi. Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak mudah lepas) dari
susunan batu kali/gunung atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan
perekat dan mengisi rongga antar batu berupa mortar. Pengisian mortar di bagian
belakang dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai
garis rencana. Pasangan batu harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak
bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai
dinding saluran, bak penampung air atau lainnya.
Pembayaran pekerjaan pasangan batu dihitung berdasarkan satuan meter kubik
pasangan batu yang dikerjakan sesuai gambar dan spesifikasi.
4.2 Bahan-Bahan
4.2.1 Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus semen Portland Cement dari
perusahaan yang disetujui Direksi dan secara urnum memenuhi Standar Nasional
Indonesia atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe semen
yang lain dapat digunakan untuk keperluan khususjika diperintahkan oleh Direksi.
Penyedia harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau
dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk dites. Semen lain yang menurut
pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan Penyedia
harus memindahkan ke luar daerah pekerjaan.
4.2.2. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan batu yang ditunjukkan dalam gambar
rencana seperti pasangan batu dan lainnya, haruslah batu yang bersih dan keras
(berat jenis > 2,4), tahan lama dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm
hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu harus bersih dari campuran
zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempumaan lainnya, paling
lama satu jam sebelum dipasang batu harus dibasahi air. Batu tersebut harus diambil
dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
4.2.3. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu ;
a. berat jenis antara 2,50 ~ 2,65
b. modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
c. kadar lumpur lebih kecil dari 5 %
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan
yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.
4.2.4. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber
yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Standar Nsional Indonesia serta pada waktu
pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam
jumlah berapa saja yang dapat:
a. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi dari 30
menit, atau
b. mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20% apabila dites sesuai
standar ASHTO T26.
c. Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang
sedang mengeras.
d. Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik
tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satujuta bagian dalam berat. Penyedia
harus mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan harus
menyerahkan catatan-catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk
persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.
Penyedia harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan mortar dalam
suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi dan harus memberi kepada Direksi
salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
4. 3 Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 3
atau 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk masing-masing
pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan
berat pasir dalam kondisi jenuh kering permukaan (saturated surface dry).
Adapaun spesifikasi dari pekerjaan tersebut adalah :
a. Kebutuhan tenaga kerja untuk Pasangan batu dengan Mortar tipe N (mutu PP
tertentu setara dengan campuran 1 PC : 4 PP) Menggunakan molen (Kode
Analisa P.01c) adalah pekerja dengan koefisien 2,7000 orang/hari, Mandor
dengan koefisien 0,2700 orang/hari, tukang batu dengan koefisien 0,9000
orang/hari dan kepala tukang dengan koefisien 0,0900 orang/hari. Peralatan
yang digunakan pada pekerjaan tersebut adalah Molen / Concrete mixer 0,3
Kg dengan koefisien 0,1670 /hari. Bahan yang dibutuhkan :
Batu kali : 1,200 m3
Pasir pasang : 0,520 m3
Prtland Cement : 163 kg
b. Kebutuhan tenaga kerja untuk Pasangan batu dengan Mortar tipe N (mutu PP
tertentu setara dengan campuran 1 PC : 4 PP) Menggunakan molen (lansiran)
(Kode Analisa P.01a.BWS) adalah pekerja dengan koefisien 4,0500 orang/hari,
Mandor dengan koefisien 0,4050 orang/hari, tukang batu dengan koefisien
0,9000 orang/hari dan kepala tukang dengan koefisien 0,0900 orang/hari.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan tersebut adalah Molen / Concrete
mixer 0,3 Kg dengan koefisien 0,1670 /hari. Bahan yang dibutuhkan :
163 kg : Portland Cement
0,52 m3 : Pasir Pasang
1,20 m3 : Batu kali baru
Kebutuhan bahan :
163,00 kg : Semen
0,52 m3 : Pasir Pasang
d. Untuk pekerjaan Siaran dengan mortar jenis PC-PP tipe M (mutu tertentu detara
dengan campuran 1 PC ; 3 PP) (Kode Analisa P. 03.a) adalah pekerja dengan
koefisien 0,3000 orang/hari, Mandor dengan koefisien 0,0300 orang/hari,
kepala tukang 0,0150 orang/hari dan tukang batu dengan koefisien 0,1500
orang/hari. Kebutuhan bahan :
6,340 kg : Portland Cement
0,012 m3 : Pasir
e. Untuk pekerjaan Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe S (mutu
tertentu detara dengan campuran 1 PC ; 3 PP)(Kode Analisa P. 04b) adalah
pekerja dengan koefisien 0,260 orang/hari, Mandor dengan koefisien 0,0260
orang/hari, kepala tukang 0,0130 orang/hari dan tukang batu dengan
koefisien 0,1300 orang/hari. Kebutuhan bahan :
5,184 kg : Semen
0,0180 m3 : Pasir
f. Untuk pekerjaan Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe N (mutu
tertentu detara dengan campuran 1 PC ; 3 PP)(Kode Analisa P. 04c) adalah
pekerja dengan koefisien 0,260 orang/hari, Mandor dengan koefisien 0,0260
orang/hari, kepala tukang 0,0130 orang/hari dan tukang batu dengan
koefisien 0,1300 orang/hari.. Kebutuhan bahan :
4,160 kg : Semen
0,0180 m3 : Pasir
4. 4 Siaran
Pasangan batu pada permukaan yang terlihat (exposed) harus menyatukan batu-
batu yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter
persegi. Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian
dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya. Batu
untuk permukaan harus terpilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya
mortar tidak kurang dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu pada
permukaan yang terlihat harus disiar atau diplester sesuai dengan gambar rencana
atau sesuai dengan pengarahan Direksi.
Mortar untuk siaran berupa campuran 1 PC : 2 Pasir dengan permukaan siaran diaci,
pekerjaan siaran dapat dibagi atas :
a. Siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm)
b. Siar rata (rata dengan muka batu)
c. Siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)
Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi,
maka siaran yang dimaksud adalah siar timbul.
Untuk pekerjaan Siaran dengan mortar jenis PC-PP tipe M (mutu tertentu detara
dengan campuran 1 PC ; 3 PP) (Kode Analisa P. 03.a) adalah pekerja dengan
koefisien 0,3000 orang/hari, Mandor dengan koefisien 0,0300 orang/hari, kepala
tukang 0,0150 orang/hari dan tukang batu dengan koefisien 0,1500 orang/hari.
Kebutuhan bahan :
0,127 Zak : Portland Cement
0,012 m3 : Pasir
4.5. Plesteran
Untuk pekerjaan Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe S (mutu tertentu
detara dengan campuran 1 PC ; 3 PP)(Kode Analisa P. 04b) adalah pekerja dengan
koefisien 0,260 orang/hari, Mandor dengan koefisien 0,0260 orang/hari, kepala
tukang 0,0130 orang/hari dan tukang batu dengan koefisien 0,1300 orang/hari.
Kebutuhan bahan :
5,184 kg : Semen
0,0180 m3 : Pasir
Untuk pekerjaan Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe N (mutu
tertentu detara dengan campuran 1 PC ; 3 PP)(Kode Analisa P. 04c) adalah pekerja
dengan koefisien 0,260 orang/hari, Mandor dengan koefisien 0,0260 orang/hari,
kepala tukang 0,0130 orang/hari dan tukang batu dengan koefisien 0,1300
orang/hari.. Kebutuhan bahan :
4,160 kg : Semen
0,0180 m3 : Pasir
4. 5. Contoh Pekerjaan
Pada permulaan pekerjaan pasangan batu, Penyedia harus membuat contoh
pasangan batu sehingga mutu dan wujudnya disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan
harus mengacu pada contoh dengan kualitas sama atau lebih baik dari contoh yang
disetujui.
Penyedia harus membuat contoh pada setiap lokasi bangunan dan pembuatannya
dihadiri oleh Direksi dimana contoh ini merupakan salah satu bagian konstruksi,
sehingga pekerjaan berikutnya harus berorientasi pada contoh tersebut.
4.6. Pelaksanaan dalam Cuaca Buruk dan Perawatan
Dalam melaksanakan pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak
menguntungkan dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai,
Penyedia harus memenuhi persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk
beton.
Pekerjaan pasangan batu tidak boleh dilaksanakan pada waktu hujan deras atau
hujan yang cukup lama sehingga mengakibatkan mortar larut, kecualijika
menggunakan atap pelindung tahan air. Mortar yang telah dipasang dan larut
karena hujan deras dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pelaksanaan pada cuaca terikjuga harus menggunakan atap pelindung
sinar matahari agar mortar tidak mengering terlalu cepat yang berakibat retaknya
pasangan batu, siaran atau plesteran. Pasangan batu yang dikeijakan pada cuaca
yang terik harus diikuti dengan perawatan (curing) dengan cara menyiram secara
rutin, atau menutup dengan karung basah atau bahan lain, paling tidak 3 hari terus
menerus. Tidak ada pembayaran khusus untuk pembuatan atap pelindung dan
perawatan pasangan batu, karena hal ini sudah termasuk biaya tidak langsung yang
ada didalam daftar kuantitas dan harga.
4.7. Saringan Kerikil dengan Pembagian Butir Tertentu
Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan yang
mengandung silikat, bersih, keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan yang
melekat, seperti tanah liat. Bahan itu tidak boleh mengandung besi belerang, batu
bara, mika atau batu lempung atau bahan-bahan lainnya yang berpori atau rapuh
yang menurut pendapat Direksi akan mengurangi kekuatan atau ketahanan dari
saringan bila kena air atau bahan-bahan lain.
Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian butir
sedemikian sehingga
memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
a. Yang berukuran 50% berada antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.
b. Keseragaman harus sama dengan bahan yang ia lindungi, dimana yang
dimaksud dengan "Keseragaman" ialah perbandingan antara yang berukuran
60% dengan yang berukuran x persen dari suatu bahan seperti ditentukan
dalam pasal ini adalah ukuran lubang ayakan yang meloloskan x persen dari
contoh bahan yang diayak.
Penyedia harus mengadakan pengujian terhadap pembagian butir jika Direksi
membutuhkannya untuk menyakinkan bahwa syarat-syarat spesifikasi tetap diikuti.
4.5 Urugan di belakang Pasangan Batu (Backfilt)
Sebelum mengurug bagian belakangnya, pasangan batu harus sudah diyakini tidak
bocor dan mortar sudah rata permukaan batu sesuai gambar rencana. pengurugan
tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan Direksi. Untuk urugan dari
bahan material lolos air (pasir kasar dan gravel) pemadatan dilakukan dengan cara
menggenangi urugan sampai jenuh dan memadatkan dengan pemadatan tangan
(hand tamping) jika air sudak kering, bila bahan urugan berupa tanah acak (random
fill), maka pemadatan harus dilakukan dengan pemadatan tangan (hand tamping)
sampai pemadatan 90% standar proctor.
PEKERJAAN PEMUGARAN / MODIFIKASI BANGUNAN LAMA
5.1. Umum
Modifikasi bangunan lama meliputi pekerjaan rehabilitasi, upgrading, atau perbaikan
pada pekerjaan lama. Kecuali ditentukan lain, pekerjaan modifikasi bangunan yang
ada harus dikerjakan.
Bagian ambang bawah dan ambang atas dibuat dari baja profil siku dan dilas
ujungnya pada bagian sponing. Baja angker dilas pada bagian sponing dan
ambang bawah untuk pemegangnya kuat dalam coakkan dari struktur bila nantinya
dicor beton ditempat. Setelah daun pintu diselipkan dalam sponing, pelat penutup
dilas pada ujung atas bagian sponing agar daun pintu tidak dapat lepas lagi. Bagian
sponing dibor seperti yang ditentukan pada gambar untuk memasangkan pena
pengunci daun pintu.
6.3 Daun Pintu
Daun pintu terdiri dari pelat baja yang dilengkapi dengan lubang tempat
pengangkatan dengan tangan, lubang tersebut diperkuat dengan batang bulat
yang luas. Daun pintu dilubangi dengan bor untuk penempatan pen pengunci daun
pintu dan disatukan dengan pemegang rantai. Pemegang rantai dan pengunci
dibuat dari batang baja bulat seperti tampak pada gambar dan diberi rantai
dengan ukuran dan panjang sedemikian.
Sehingga pen pengunci dapat dimasukkan dalam lubang pada kerangka dan daun
pintu yang posisinya pas. Pen pengunci harus dilengkapi dengan gembok dan kunci.
Metode Pelaksanaan :
1. Umum
Pintu sorong vertical yang digerakkan tenaga orang untuk bangunan bagi dibuat
seperti tampak pada gambar. Tiap pintu dirancang tahan dan beroperasi terhadap
tinggi muka air dihulu seperti yang tercantum dalam tabel "Detail Pintu Spesifik" yang
tercantum dalam gambar, tanpa air dihilir dan mampu diangkat penuh setinggi
"tinggi pintu" atau tinggi celah .
Ukuran stang penggerak dan type roda gigi dipilih dengan mempergunakan tabel
"Bagian Standar" yang ditujukan pada gambar dan apabila diperlukan dapat dicek
dengan perhitungan sesuai dengan prosedur pada "Perencanaan Alat-alat
Pengangkat" Buku "Standar Perencanaan Irigasi, Jilid KP-04". Tiap-tiap pintu terdiri dari
kerangka termasuk sponing dan permukaan penyekat, ambang bawah dan bagian
roda gigi, daun pintu mampu bergerak dengan permukaan penyekat, dan roda gigi
penggerak. Bantalan penumpu tengah stang diperlukan, seperti dalam ketentuan,
untuk pintu sorong type rangka panjang guna mencegah timbulnya tekuk pada
stang penggerak.
2. Ukuran dan Roda Gigi Penggerak
Ukuran pintu (bentang dan tinggi) diajukan oleh Penyedia untuk disetujui oleh
Konsultan dan Direksi termasuk ukuran stang dan tipe roda gigi dengan mengaeu
pada referensi yang ada.
3. Bantalan Tengah Penumpu Stang Penggerak
Bantalan tengah penumpu stang penggerak harus dipasang apabila panjang yang
tidak tertumpu lebih besar dari ukuran yang tercantum dalam tabel "Bagian Standar".
4. Rangka Pintu
Rangka pintu terdiri dari potongan baja profil siku dan pelat-pelat baja yang
ditautkan dengan baut atau paku keling untuk membentuk bagian sponing, ambang
bawah dan bagian penumpu roda gigi. Apabila diperlukan bantalan tengah
penumpu stang penggerak dapat dipasang, dan dalam hal pintu sorong untuk
gorong-gorong diperlukan bagian ambang atas. Semua dikaitkan pada ujungnya
dengan bagian sponing. Bagian sponing, dibuat seperti dalam gambar, memanjang
dari ambang bawah sampai muka teratas dinding atas akan menumpu dan
menuntun seluruh gerak daun pintu. Angker baja dilaskan pada bagian sponing
untuk pegangan kuat bagian ini dalam cetakan struktur bila nanti dilakukan
pengecoran beton ditempat tersebut.
Bagian sponing dipasang peluncur pintu dari plat brons yang dimesin (sudah di
fabrikasi), tempat pintu dan sebagai sekat memanjang dari muka ambang bawah
sampai atas dari pintu sewaktu pada posisi terbuka penuh. Peluncur pintu dari plat
brons dan sponing dengan baut kuningan kepala terbenam.
Bagian Penumpu roda gigi terdiri dari sepasang baja profil kanal atau siku, yang
direnggangkan untuk peletakan unit roda gigi penggerak dengan pelat-pelat ujung.
Bilamana diperlukan pelat penumpu roda melintang potongan kanal. Bagian
penumpu stang penggerak terdiri dengan baja profil kenal lengkap dengan pelat
ujung untuk dibautkan sponing dan rumah bantalan.
Rumah bantalan dibuat dari baja seperti tampak pada gambar dan dibor untuk
dikaitkan pada potongan kanal dengan baut. Rumah bantalan dengan bus brons
dengan ukuran diameter luas tapi harus dimesin bagian dalamnya untuk
menyesuaikan diameter penggerak yang diperlukan. Lubang baut dipelat ujung
potongan kanal bersama dengan lubang pada bantalandibor longgar untuk
memungkin penyetelan bantalan penumpu stang penggerak.
Bagian ambang atas terdiri dari potongan baja profil siku yang dilengkapi permukaan
brons yang dimesin yang permukaan tersebut pintu permukaan tersebut dipasang
pada siku dengan baut kuningan kepala siku diperkuat dengan pelat dan dipasang
pada bagian sponing baut pada ujung-ujungnya.
5. Daun Pintu
Daun pintu dari baja yang dilas terdiri dari pelat yang diperkuat siku horizontal dari
pelat sirip. Profil siku memperkuat sisi vertical. Type pintu sorong untuk saluran, siku dan
pelat diletakkan dihilir dari pelat daun pintu sedang untuk gorong-gorong dihulu dari
pelat daun pintu.
Braket pengangkat dipasang pada bagian atas daun pintu untuk mengkaitkan
dengan stang penggerak dengan baut bertingkat dari baja tahan karat. Daun pintu
dilengkapi permukaan baja yang didesain sebagai pelancar dan pada sisinya dan
dalam hal untuk gorong-gorong pada type pintu dilengkapi penyekat atas,
semuanya untuk dapat berpasangan Pinggir bagian bawah pelat pintu didesain
untuk berpasangan dengan bagian bawah yang didesain, agar memperoleh
penyekaan yang baik mengatasi kebocoran air sewaktu posisi pintu tertutup penuh.
6. Pemasangan Pintu
Pemasangan pintu-pintu akan mengikuti prosedur yang ditentukan dalam "Petunjuk
Pemasangan, Eksploitasi dan Pemeliharaan" yang disiapkan oleh Pabrik Pembuat
Pintu. Penyedia jasa utama harus bertanggung jawab menyediakan tenaga kerja,
alat-alat pengangkat misalnya keran angkat, tripoid, turfor dan lain-lain, yang
memungkin pintu dapat dibawa ketempat bahkan semua alat dan bahan yang
memungkin pintu dibangun jadi.
Pabrik pembuat pintu harus bertanggung jawab menyediakan perlengkapan dan
alat khusus untuk pemasangan pintu dan pengawasan tenaga kerja dari Penyedia
jasa Utama. Pintu harus diangkut ke lapangan oleh Penyedia jasa Utama. Pintu yang
ukurannya memungkinkan dirakit dahulu dipabrik sampai siap dapat langsung
dipasang pada bangunan. Apabila hal ini tidak mungkin, pintu dirakit dilapangan
dan dicat seperlunya sebelum pemasangan.
Untuk menjamin bahwa bagian rangka bahwa benar-benar saling tegak lurus, maka
dalam pra-rakit dan perakitan penuh dilapangan, dipergunakan penguat dan
penopang sementara. Penopang-penopang sementara ini dibautkan pada bagian
rangka dengan baut yang dapat dilepas, untuk memegang rangka pada siku yang
benar selama seluruh pekerjaan pemasangan berlangsung, Apabila pemasangan
telah selesai penopang sementara dilepas.
Pintu dipasang pada coakan (spotting) yang sudah disiapkan pada bangunan
mempergunakan alat pengangkat yang disediakan oleh Penyedia jasa Utama. Pintu
harus terlindung secara baik dari kerusakan akibat pemindahan.
Dipergunakan pemegang sementara dari kayu untuk menjamin kerataan afnbang
bawah dan baji kayu menjamin ketegakan dan kekuatan sementara selama
pemasangan pintu.
Pintu harus dikontrol dengan unting-unting dan penyipat datar untuk penempatan
dalam coakan bangunan.
Pintu harus dioperasikan dalam satu daur ulang penuh dari keadaan tertutup rapat
keterbuka penuh ketertutup rapat, pintu harus selalu dipasang pada kedudukan
tertutupnya.
Apabila Direksi dapat menerima bahwa pintu memuaskan dicor beton pada
kedudukannya.
a. Untuk pemasangan pintu Pengadaan dan Pemasangan Pintu Sorong Baja
dengan Roda Gigi (Stang Draad Tunggal); Lebar B = 300 mm; H = 300 mm; H1 =
600 mm dan TR = 1150 mm (H.04) membutuhkan tenaga sebesar :
Mandor : 0,0680 O/H
Tukang las : 0,3400 O/H
Kepala
tukang : 0,0340 O/H
Pekerja : 0,6800 O/H
Dengan perolehan koefisien tenaga diatas, maka akan mendukung pekerjaan
pemasangan pintu yang membutuhkan bahan sebagai berikut :
Besi pengaku : 2,0400 Kg
Kawat las listrik : 0,4530 Kg
Campuran beton
fc'= 19,3 Mpa (K-225) : 0,0140 Kg
Pas. Bata, mortar tipe N
(1pc : 4 pp) : 0,0270 M³
b. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Sorong Baja dengan Roda Gigi (Stang Draad
Tunggal); Lebar B = 500 mm; H = 500 mm; H1 = 1000 mm dan TR = 1550 mm (H.11)
membutuhkan tenaga sebesar :
Mandor : 0,0680 O/H
Tukang las : 0,41500 O/H
Kepala
tukang : 0,04150 O/H
Pekerja : 0,8300 O/H
Dengan perolehan koefisien tenaga diatas, maka akan mendukung pekerjaan
pemasangan pintu yang membutuhkan bahan sebagai berikut :
Besi pengaku : 2,4900 Kg
Kawat las listrik : 0,5530 Kg
Campuran beton
fc'= 19,3 Mpa (K-225) : 0,0170 Kg
Pas. Bata, mortar tipe N
(1pc : 4 pp) : 0,0330 M³
c. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Sorong Baja dengan Roda Gigi (Stang Draad
Tunggal); Lebar B = 800 mm; H = 1000 mm; H1 = 1800 mm dan TR = 2700 mm (H.015)
membutuhkan tenaga sebesar :
Mandor : 0,2760 O/H
Tukang las : 1,3800 O/H
Kepala
tukang : 0,13800 O/H
Pekerja : 2,76000 O/H
Dengan perolehan koefisien tenaga diatas, maka akan mendukung pekerjaan
pemasangan pintu yang membutuhkan bahan sebagai berikut :
Besi pengaku : 8,2800 Kg
Kawat las listrik : 1,8400 Kg
Campuran beton
fc'= 19,3 Mpa (K-225) : 0,0830 Kg
Pas. Bata, mortar tipe N
(1pc : 4 pp) : 0,16600 M³
d. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Sorong Baja dengan Roda Gigi (Stang Draad
Tunggal); Lebar B = 1000 mm; H = 1000 mm; H1 = 1450 mm dan TR = 2250 mm
(H.017) membutuhkan tenaga sebesar :
Mandor : 0,2500 O/H
Tukang las : 1,2500 O/H
Kepala
tukang : 0,12500 O/H
Pekerja : 2,50000 O/H
Dengan perolehan koefisien tenaga diatas, maka akan mendukung pekerjaan
pemasangan pintu yang membutuhkan bahan sebagai berikut :
Besi pengaku : 7,5000 Kg
Kawat las listrik : 1,6700 Kg
Campuran beton
fc'= 19,3 Mpa (K-225) : 0,0750 Kg
Pas. Bata, mortar tipe N
(1pc : 4 pp) : 0,15000 M³
Sedangkan untuk kebutuhan peralatan sebagai berikut :
Pintu air : 1,0000 /buah
Tackle/Tripod tinggi 4-5m : 0,3750 /sewa-hari
Mesin las listrik 250A, diesel : 0,3750 /sewa-hari
7. Perapat Karet
Perapat karet (rubber seal) untuk pintu harus dipotong teliti sesuai dengan panjang
yang diperlukan dan dibautkan pada pintu oleh Penyedia jasa. Lubang dibuat
dengan pada bor pada bilah karet perapat yang ditempatkan dengan menjepit
perapat dan menyetel perapat pintu sehingga menjamin perapat karet terpotong
rata pada dudukan perapat.
8. Pemasangan Alat-alat Pengangkat
Alat-alat pengangkat untuk pintu harus dipasang sesuai dengan gambar. Alat angkat
akan sudah terakit dibengkel dan diberi tanda pasangan dan hanya akan dilepas
bila periu untuk pengangkutan, sling pengangkat pintu tidak dimasukkan dalam
rakitan oleh bengkel alat pengangkat.
Tiap alat angkat harus dirakit lapangan oleh Penyedia jasa, dipasang dikedudukan
yang benar berkaitan dengan pintu atau bagian pintu yang akan digerakkan dan
semua suku bagian dipasang dengan setelan yang benar. Sling pengangkat pintu
pada teroo] harus dikaitkan pada masing-masing tempat kaitannya, setelah selesai
pemasangan, alat angkat harus diuji sesuai dengan beban kerja.
9. Uji Coba Tahap Penyerahan
Semua peralatan harus diteliti secara hati-hati dan diuji dilapangan setelah
pemasangan untuk menunjukkan bahwa semuanya memuaskan. Pengujian ini harus
dilakukan dengan kehadiran Direksi dan harus memuaskannya. Pengujian harus
dilakukan pada tahap :
a. Penguj ian tahap pertama, yaitu :
- Uji Kering
Penyedia jasa harus melaksanakan uji kering dari tiap unit sesuai
dengan yang diuraikan dibawah ini segera setelah setelah selesai
pemasangannya.
- Dibawah tinggi tekan yang ada
Dibawah tinggi beban sepenuhnya atau dibawah tinggi tekan yang
lebih rendah yang disetujui Direksi. Pengujian ini dilaksanakan selama
waktu pengamatan sesuai dengan ketentuan Direksi.
11. Pengadaan dan pemasangan papan duga (terasso), tinggi sd. 75 cm.
12. Pengadaan dan pemasangan tanda muka air - MAR (terasso), ukuran 25 x 25 cm (D-10)
membutuhkan tenaga (Pabrikasi) mandor dengan koefisien 0,0500 OH/hari, tukang batu
dengan koefisien 0,25000 OH/hari, pekerja dengan koefisien 0,500 OH/hari. Pada instalasi
membutuhkan mandor dengan koefisien 0,0500 OH/hari, tukang batu dengan koefisien
0,12500 OH/hari, pekerja dengan koefisien 0,500 OH/hari. Bahan yang dibutuhkan
adalah Terasso marble class III material dengan koefisien 0,0938 bh dan Beton K125 (B-
03a) dengan koefisien 0,0500 m3 sedangkan untuk alat yang digunakan adalah Dump
Truck untuk angkat dengan koefisien 0,2000 /jam-hari.
ADMINISTRASI
Kontraktor harus mengerjakan laporan kemajuan pekerjaan dan laporan hasil
pengujian di lapangan.
Kontraktor harus mendokumentasi setip pekerjaan yang ada di lapangan.