Anda di halaman 1dari 16

METODE PALAKSANAAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. U m u m
Pekerjaan persiapan dan penunjang merupakan pekerjaan sementara yang harus
dilaksanakan agar pekerjaan pokok yang sebenarnya dapat dilaksanakan dengan
mudah dan lancar.

Pekerjaan –pekerjan ini pada umumnya bersifat darurat, tetapi secara struktural harus
mampu memiliki beban yang diperlukan dan dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan serta sesuai dengan syarat – syarat dalam pelaksanaan
pekerjaan.

1.2. Pembersihan Lapangan


Sehubungan dengan Pelaksanaan Pekerjaan maka terlebih dilakukan pembongkaran
Gedung Lama dan Pembersihan Lokasi untuk menyingkirkan dan membuang sisa-
sia bongkaran yang dapat menganggu atau merusak pekerjaan dalam areal
pekerjaan seperti diuraikan dalam dokumen, termasuk lahan –lahan yang digunakan
untuk bangunan/struktur, lahan-lahn yang akan digali atau diurug.

1.3. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu dilakukan pekerjan pengukuran untuk
memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan komponen – komponen pekerjaan
tertentu seperti ditunjukkan dalam gambar.
Pengukuran meliputi pengukuran/penentuan koordinat dan elevasi. Koordinat dan
elevasi dan titik yang diperlukan, ditentukan berdasarkan titik rujukan (Bench Mark)
seperti ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi.
Aktualisasi dan artikulasi titik – titik tersebut diatas berupa titik – titik yang dipasang
pada bouwplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang apabila dihubungkan
(dengan benang) satu dengan yang lain akan merupakan garis – garis sumbu
bangunan yang melalui titik – titik yang diperlukan.
Bouwplank harus dibuat dan dipasang sedemikian rupa sehingga mempunyai elevasi
(rujukan ) tertentu yang letaknya jauh dari kegiatan peleksanaan yang dapat
menganggu, merusak dan merubah elevasiny.

1.4. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan dan pengangkutan tenaga kerja,
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjan, termasuk
pemasangan, penyetelan dan pekerjan penumpang lainnya, sehingga semua tenaga
kerja, perlengkapan dan peralatan kerja itu berada/terpasang di lokasi pekerjaan
dalam kondisi baik dan siap pakai.
Termasuk dalam mobilisasi adalah pengadaan, penyediaan dan pengangkutan :
1. Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana – pelaksana pekerjaan;
2. Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat pengangkutan alat-alat berat,
peralatan peralatan mengaduk beton dan sebagainya.
3. Peralatan penunjang seperti pembangkit listrik, pompa air peralatan laboratorium
dan sebagainya disediakan dan disetujui oleh Direksi.

Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan pengangkutan suku


cadang yang diperlukan agar perlengkapan dan peralatan tersebut selalu siap
dipakai. Demobilisasi dilakukan setelah berakhirnya pelaksana pekerjaan, sebelum
pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya kepada pemilik.
Demobilisasi adalah pembongkaran, penyingkiran dan pengangkutan tenaga kerja,
perlengkapan dan peralatan yang telah dimobilisasi, keluar dari lokasi proyek.

1.5. Kantor Proyek dan Perlengkapan


Kantor pengelolah kegiatan ukuran 4 x 5 meter lengkap dengan peralatan/perobatan
serta fasilitas –fasilitas kerja lainnya akan disediakan untuk pelaksanaan kegiatan.

1.6. Kantor dan Gudang Pelaksana


Kantor dan Gudang akan dibuat di lokasi proyek untuk tempat wakil dan seluruh
stafnya bekerja dilengkapi dengan peralatan yang dibutuhkan. Gudang disediakan
dengan luas yang cukup menyimpan bahan – bahan bangunan dan peralatan –
peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan pencurian.
Penempatan kantor dan gudang pelaksana diatur sedemikan rupa agar mudah
dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.

1.7. Izin – izin


Sehubungan dengan Pelaksanaan Bangunan, maka perlu pengurusan semua izin –
izin yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan bangunan sampai selesai,
seperti :
Izin mendirikan bangunan (IMB) dan atau Advis Planning dari Dinas tata Kota Palu.

1.8. Dokumentasi
Dokumentasi akan dibuat dan dikirim ke kantor pengguna jasa serta pihak –pihak lain
yang diperlukan.
Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi ialah :
- Membuat laporan – laporan perkembangan proyek yakni harian dan mingguan.
- Untuk kelengkapan laporan, akan dibuatkan foto-foto dokumentasi ukuran 4 R,
dubuat sebelum pekerjaan di mulai ( 0 % ), tahap pelaksanan hingga selesai (setiap
kali untuk pembuatan laporan) dan setiap kali akan melakukan tagihan dari terrminj
foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap
kemajuan (tampak depan, samping dan belakang) dan setiap bagian yang penting
antara lain penulangan, pondasi dan lain –lain.

2. PEKERJAAN TANAH
21. U m u m
Sebelum melakukan pekerjaan tanah, terlebih dahulu membersihkan dasar yang akan
dikerjakan pembongkaran gedung dan pembersaihan lokasi dari sisa-sisa bongkaran
serta perintang yang ada dalam daerah kerja.
Sebelum melakukan pengkukuran dan pematokan terlebih dahulu dilaporkan kepada
Direksi serta meminta persetujuan untuk memulai pekerjaan.
2.2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan pengupasan, perlindungan atas muka tanah termasuk
penggalian pondasi dan saluran, penggalian (cut) dan penimpunan (fill) serta
pemadatan untuk peninggian lantai bangunan sesuai dengan pil/elevasi yang telah
ditentukan.

a. Pekerjaan Penggalian
» Semua galian harus mencapai yang disyaratkan dalam gambar rencana kecuali
ditentukan lain oleh Direksi pengawas sehubungan dengan keadaan lapangan dan
peil tanah.
» Penggalian tanah baik untuk pemasangan pondasi maupun untuk keperluan lain
dapat dilakukan dengan peralatan mekanis. Pada tempat – tempat yang tidak
mungkin dilakukan dengan pengoperasian peralatan mekanis atau terlalu dekat
dengan bangunan/struktur yang ada, penggalian harus dilakukan dengan tenaga
manusia tau peralatan mekanisme ringan.
» Apabila menurut pendapat Direksi pada dasar atau sebagian batas alur galian
atau di bawahnya, kondisi tanahnya dibawah normal dari persyaratan, atau tanah
yang tidak stabil atau mengandung komponen – komponen yang tidak stabil,
harus menggali dasar tersebut sampai kedalaman yang ditentukan oleh direksi.
Bagian – bagian yang disingkirkan sampai pada dasar yang diperlukan diisi
kembali dengan pasir atau bahan lain yang ditentukan atau disetujui oleh Direksi.
» Saat penggalian berlangsung, di dalam, di dasar atau di luar alur galian pada jarak
30 cm dari tepi dan 20 cm dari dasar ditemukan batu – batu, batuan, beton,
pasangan, kayu dan benda – benda lain yang dapat menganggu pelaksanaan
pekerjaan, benda – benda tersebut harus digali, dibongkar, dicabut dan
disingkirkan/dibuang ke tempat yang ditunjuk/disetijui Direksi.
» Pengalian harus sampai pada dasar pondasi atau seperti yang di tunjukan dalam
gambar, kecuali ditentukan/diperintahkan lain oleh direksi.
Pengalian untuk bangunan/stuktur harus dilakukan berdasarkan rencana dan
program yang telah disetujui direksi.Celah/ruang yang antara dasar galian dan
dasar pondasi bangunan akan diisi/diurug dengan bahan yang ditentukan atau
disetujui Direksi dan dipadatkan.
» Bahan galian yang disetujui direksi yang dapat digunakan sebagi tanah urug,
ditimbun sepanjang jalur ditepi lokasi pengalian sedemikian sehinga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan .
Urugan dan dimensi penimbunan bahan galian tersebut akan diatur dengan baik
sehinga tidak mudah runtuh. Bahan galian yang dinilai tidak memenuhi
persayratan sebagai tanah urug oleh direksi atau merupakan kelebihan dari yang
diperlukan, akan dibuang kelokasi yang disetujui direksi yang jauh dari tepi jalan
umum atau lokasi kegiatan masyarakat disekitarnya.

b. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan


Sebelum dilakukan Pengurukan terlebih dahulu mengajukan contoh bahan pengisi
yang akan digunakan untuk disetujui oleh direksi. Bahan pengisi untuk daerah
perkerasan dapat diambil dari lapangan atau luar lapangan dan merupakan tanah
yang baik atau pasir yang disetejui oleh direksi. Pengurukan dan pemadatan harus
dilaksanakan secara lapis demi lapis dengan tebal hamparan maksimal 30 cm dan
kemudian di padatkan. Penghamparan lapisan selanjutnya baru dapat dilaksanakan
setelah pemadatan lapisan bawah memenuhi persyaratan dan disetujui oleh direksi
Untuk pengurugan kembali galian pondasi, tebal hamparan maksimal 20cm dan
dapat dilakukan setelah mendapat izin dari pengawas pelaksanaan .
Pemadatan akan mengunakan alat pemadat mekanis (Stamper). Lapisan tanah
urugan harus dipadatkan mencapai 95% dari kepadatan kering Maksimum.
Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak diperkenankan
adanya genangan air di atas tanah atau serkitar lapangan pekerjaan, untuk itu perlu
mengatur air sedemikian rupa agar aliran air hujan atau dari sumber lain dapat
berjalan dengan lancar, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun sesudah
pekerjaan selesai.

c. Pekerjaan penyelesaian
Seluruh daerah kerja termasuk pengalian dan penimbunan harus merupakan
daerah yang betul-betul seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata.
Seluruh lapisan akhir ( VinisGrade) harus benar-benar memenuhi peil yang
dinyatakan dalam gambar. Bila ada penurunan, timbunan memerlukan tambahan
material yanag tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas timbunan tambahan
dihamparkan untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapi elevasi dan sesuai
dengan persyaratan teknis lainya. Seluruh sisa pengalian yang tidak memenuhi
syarat untuk bahan pengisi /timbunan, puing –puing reruntuhan dan sampah –
sampah akan disingkirkan dari dalam lokasi.

3. PEKERJAAN BETON
3.1 Umum
Persyaratan –persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat –syarat
pekerjaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratn
teknik ini, kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua
persyaratan, pekerjaan beton harus sesuai dengan standar yang berlaku.
Untuk melaksanakan pekerjan ini dilakukan dengan ketetapan dan kesesuain yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gamabr rencana dan instruksi-unstruksi yang
dikeluarkan direksi pengawas.
Semua material yang akan digunakan baru dengan kualitas yang terbaik sesuai
dengan persyaratan dan disetujui oleh direksi pengawas.
Semua material yang tidak di setujui oleh direksi akan di keluarkan dari lokasi .

3.2 Lingkup pekerjaan


Pekerjaan beton mencakup penyedian tenaga kerja, perlengkapan, perlatan, bahan
termasuk pengeluaran-pengeluaran yang dperlukan untuk pelaksaan pekerjaan
pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton serta pemasangan berbagai
macam pekerjaan penunjangnya seperti : bekisting, perancah, Pembesian dan
penunjang lainnya.

a. Material
Bahan –bahan yang digunakan harus baru dan mempunyai kuwalitas yang terbaik
yang memenuhi persyaratan .Kontraktor harus menyediakan contoh bahan yang
digunakan sebagi komponen-komponen campuran beton untuk dimintakan
persetujuan direksi.
Pemasanan/pengiriman bahan hanya digunakan setelah contoh –contonya yang
telah disetujui sebagi standar dengan maksud untuk memeriksa dan mencocokan
dengan pengiriman –pengiriman selanjutnya.
Material yang Diperlukan :
1. Semen
Jenis Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement yang memenuhi
syarat dan disetujui Direksi.

2. Agregat halus ( Pasir)


- Pasir untuk pekerjaan beton yang di gunakan untuk Pekerjaan ini harus sesuai
dengan persyaratan yang di anjurkan dan sesuai petunjuk Direksi. Pasir tidak
mengandung lumpur tidak lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering), tidak
mengandung terlalu banyak bahan–bahan organik yang dapat dibuktikan
dengan percobaan larutan NaOH.
- Sebelum Pasir Digunakan terlebih dahulu mengajuakan contoh Pasir yang akan
dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan direksi, sebelum dikirim ke
Laboratorium untuk pengujian.
- Agregat halus/Pasir Distock ditempat bersih, keras permukaanya dan dicegah
supaya tidak terjadi pengotoran dan pencampuran dengan bahan – bahan lain .

3. Agregat kasar ( Kerikil atau Batu pecah)


- Agregat kasar untuk pekerjaan beton yang akan digunakan pada Pekerjaan ini
disesuaikan dengan persyaratan yang berlaku dan petunjuk dari direksi.
- Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur 1% (ditentukan terhadap berat
bening) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian – bagian yang dapat lolos
melalui ayakan 0,063mm atau ayakan No. 200 bila dites sesuai dengan ASTM C
117. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka Agregat kasar harus di cuci.
- Agregat kasar harus terdiri dari batu – batuan yang keras dan tidak
berpori.agregat mengandung butir – butir pipih dipakai apabila jumlah butir –
butir tersebut tidak melampaui 20% dari berat Agregat seluruhnya.
- Sebelum digunakan terlebih dahulu mengajukan contoh agregat kasar yang akan
dipergunakan untuk mendapat persetujuan Direksi.
- Agregat kasar distock di tempat yang bersih, padat serta kering dan dicegah
terhadap pengotoran dan pencampuran bahan – bahan lain.

4. Air
- Air yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah air bersih yang disetujui oleh
Direksi.
- Apabila terdapat keragu –raguan mengenai air, maka contoh Air diperiksa di
Laboratorium yang disetujui oleh Direksi.

b. Perbandingan Campuran
- Beton merupakan campuran semen, Agregat dan air. Beton yang di perlukan
harus memiliki kualitas tertentu sesuai dengan perbandingan campuran bahan –
bahan tersebut diatas. Perbandingan campuran ini akan berbeda–beda tergantung
pada mutu campuranya sesuai dengan keperluan yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknis, dan atas persetujuan Direksi.
- Rencana campuran dengan pengunaan bahan pasir tidak lebih dari 41% dari
jumlah Agregat.
- Kekuatan tekan minimum dan faktor air semen untuk beton tidak boleh kurang dari
yang ditentukan didalam syarat –syarat Beton.
- Komposisi rencana campuran di hitung berdasarkan perbandingan berat (Di
Laboratorium), namun untuk kepentingan pelaksanaan (untuk mempermudah
pekerjaan) di perlukan konversi angka berdasarkan perbandingan Volume.
- Jumlah penggunaan semen dan Agregat dalam perkerjaan beton harus dirtakar
dengan alat penakar (yang didesain) dilaboratorium sesuai dengan mutu beton
yang disyaratkan dan disetujui Direksi.

c. Acuan Cetakan Beton (Bekisting)


- Sebelum Pengecoran dilakukan terlebih dahulu membuat cetakan/bekisting yang
diperlukan, dan apabila cetakan yang dianggap tidak aman dan tidak disetujui
Direksi maka akan diganti dengan yang baru atas sesuai petunjuk Direksi.
- Papan cetakan akan disediakan sedemikian banyaknya sehingga cukup untuk
semua pekerjaan pembuatan cetakan dan tidak menggangu kemajuan pekerjaan
yang diinginkan. Bila menurut pendapat Direksi cetakan tambahan diperlukan
untuk menjaga kemajuan pekerjaan yang diinginkan, maka cetakan tambahan
tersebut akan disediakan. Cetakan beton, penopang – penopangnya dan
penyangga disesuaikan dengan petunjuk dari Direksi.
- Pemeliharaan Cetakan
Cetakan harus selalu dijaga agar tetap dalam kondisi / keadaan baik, khususnya
mengenai ukuran bentuk, kekuatan, kekerasan, kelihatan dan kerataan
permukaan.
Ketika pengecoran berlangsung cetakan harus tetap pada garis dan tingkat
kemiringan yang telah ditentukan. Sebelum beton dicor dan cetakan harus
dibersihkan sebaik-baiknya.
Agar cetakan mudah dilepas setelah pekerjaan beton selesai dilaksanakan,
permukaanya harus dilapisi cat, lembaran plastik, yang tidak menyebabkan
berkurangnya kekuatan peletakan beton pada tulangan.

d. Pemasangan tulangan.
- Pembersihan
Baja tulangan sebelum dipasang pada tempatnya harus bebas dari karat, dan
cacat yang lepas, serta selimut/lapisan yang dapat mengurangi ikatan. Bila ada
penundaan dalam pengecoran beton, maka baja tulangan harus diperiksa kembali
dan dibersihkan seperlunya.
- Penyetelan
Baja tulangan diletakkan pada posisinya secara teliti sesuai dengan gambar dan
diikat satu sama lain dengan menggunakan ikatan kawat atau bendrat yang sesuai
pada titik persimpangan tulangan, dan tidak diletakkan bersinggungan dengan
cetakan. Kawat – kawat pengikat tersebut dibengkokkan menjauhi cetakan
dengan maksud untuk mempersiapkan selimut beton yang telah ditentukan.
- Pada alat dipasang baja penopang (cakar ayam) dengan diameter 3 mm yang
berjarak 90 cm maksimum dari pusat ke pusat untuk menopang tulangan atas dari
plat.
- Pada dinding dan dua lapisan tulangan digunakan penahan dengan bentuk v atau
Z yang berdiameter 6,5 mm, pada jarak 180 cm dari pusat ke pusat pada setiap
jalurnya.
- Sambungan Batangan tulangan
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, sambungan batang tulangan vertikal dalam
kolom dan semua penyambungan batang tulangan lainnya harus disusun yang
panjangnya 64 kali diameter minimum batang. Panjang sambungan batang
tulangan dari diameter yang berbeda harus berdasarkan diameter yang lebih
besar sambungan batang tulangan dengan las boleh dilakukan dengan syarat
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Pelurusan
Baja tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkokan sedemikian rupa sehingga
dapat menyebabkan cacat pada tulangan. Batang baja tulangan yang cacat
karena hal tersebut akan diganti.

e. Pengecoran.
- Setiap permukaan disemprotkan air sampai cukup basah khususnya untuk
pengecoran beton dan permukaan tersebut harus dijaga agar tetap basah dan
lembab dengan menyemprotkan secara berkala sampai waktu pengecoran di
laksanakan.
- Pengecoran dilakukan setelah semua cetakan .tulangan dan bagian lainya
terpasang pada tempat serta permukaanya telah di siapkan dengan baik dan telah
mendapat persetujuan Direksi. Semua permukan cetakan, tulang – tulangan dan
alat – alat yang tepasang tertanam dalam beton harus dibersihkan dari pasta
beton yang telah mengering.
- Pencampuran dan pengadukan
Beton diaduk dan dihasilkan dengan mengunakan mesin pengaduk yang disetujui
Direksi. Pengadukan dengan tangan hanya diizinkan untuk pekerjaan - pekerjaan
bukan struktur dan kapasitasnya tidak lebih dari 2m³ per hari, apabila di setujui
oleh Direksi.
Pencampuran beton dilengkapi dengan mesin pengaduk, tangki air, alat pengukur
air, Lift/crane, talang dan peralatan penunjang lainya.
- Beton harus dicampur dengan ukuran type yang disetujui Direksi sedemikian rupa
hinga di peroleh campuran yang merata selama pengadukan berlangsung mulut
bak pencampur harus sedemikian hingga waktu penuangan beton tidak terjadi
pemesahan bahan .
- Pengadukan dalam mesin pengaduk dilakukan terus menerus tidak kurang dari 1,5
menit setelah semua bahan, termasuk air berada didalamnya. Selama waktu
pengadukuan kecepatan putaran mesin pengaduk harus sedemikian rupa sehinga
diperoleh campuran dengan konsistensi yang merata.
- Pengecoran
Pengecoran beton baru boleh dilakukan atas perintah Direksi, setelah semua
pekerjaan cetakan pemasangan tulangan, pipa – pipa dan komponen – komponen
lain harus tertanam dalam beton, selesai dilaksanakan dan diperikasa serta
disetujui direksi. Tidak ada pengecoran boleh dilakukan di bawah genangan air,
atau apabila genangan air terus bertambah sebelum beton mencapai waktu
pengikatan awalnya, kecuali bila Direksi mengizinkannya

f. Pembongkaran cetakan
Petunjuk Direksi mengenai pembongkaran cetakan harus dipatuhi, dan pekerjaan ini
harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari cacat pada beton. Diatas beton
masih mudah tidak boleh diletakan beban yang berat. Dalam hal ini plat atap lantai
atas tanah, maka cetakan harus tetap berada ditempatnya sampai cylinder uji untuk
beton tersebut telah mencapai kekuatan tekan minimum sebesar 75% dari kekuatan
beton berumur 28 hari.
Disyaratkan bahwa cetakan tidak boleh terganggu atau dibongkar dalam satu unit
yang tersendiri sebelum beton yang berdekatan dengan unit tersebut telah
mencapai kekuatan tekan 210 kg/cm², dan tetap ditempatnya untuk sekurang-
kurangnya 14 hari waktu yang diperlukan untuk mencapai kekuatan tersebut
ditentukan dari hasil pengujian cylinder beton, bila ternyata waktu yang diperlukan
lebih dari 14 hari maka waktu 14 hari ditetapkan sebagai waktu minimum.
Cetakan untuk dinding dan kolom fertikal harus teta pada posisinya sekurang-
kurangnya 3 hari setelah beton dicor. Cetakan semua bagian pekerjaan yang
selanjutnya tidak disebutkan secara khusus, harus tetap pada tempatnya untuk
periode waktu tidak kurang dari 14 hari, kecuali apabila Direksi menentukan lain.

4. PEKERJAAN PASANGAN
a. U m u m
Pelaksanaan pemasangan harus benar – benar mengikuti garis – garis ketinggian,
bentuk – bentuk seperti yang terlihat pada gambar – gambar dan seperti yang
dipersyratkan dalam spesifikasi spesifikasi.

b. Lingkup Pekerjaan
Melingkupi pekerjaan penyiapan, pekerjaan pasangan batu untuk pondasi serta saluran
dan keperluan lain, pasangan batu bata dan pekerjaan plesteran.

1. Material
- Batu untuk pondasi, digunakan Batu dari alam, Batu Belah/Batu Kali, dengan bentuk
bersudut – sudut tajam, keras, tidak kropos serta bersih dari kotoran, lumpur,
pasangan batu belah/kali yang kedap air menggunakan adukan 1 pc : 3 psr.
- Batu bata yang digunakan harus baru terbakar keras dan dipasang dengan adukan
1 pc ; 5 psr, untuk daerah toilet dan daerah yang harus menggunakan kedap air,
dugunakan adukan 1 pc : 3 psr batu bata yang dianjurkan adalah batu bata ukuran
lokal, terbakar matang, tidak kropos dan pecah – pecah.

2. Pekerjaan Pasangan Pondasi


- Persiapan pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang lasim
digunakan ( untuk pengukuran, pematokan dan penarikan benang)
- Pasangan pondasi batu belah harus dilakukan dengan ikatan yang baik, lubang
antara batu – batu besar selain diisi ndengan adukan jyga harus diberi batu
pecahan yang kecil.
- Kesatuan pondasi harus cukup kokoh sehingga tidak timbul keretakan atau
penurunan pada dinding sehinng terjadi hal tersebut. Maka akan menjadi tanggung
jawab kontraktor dan harus diganti/diperbaiki atas biaya sendiri.
- Adukan yang digunakan harus selalu baru dan sesuai dengan persyaratan adukan
yang tidak habis dan tidak boleh dipergunakan keesokan harinya.
- Untuk pekerjaan saluran atau peresapan, harus menggunakan adukan kedap air ( 1
pc : 5 psr ), demikian pula pasangan pondasi di bawah sloop.
- Pada permukaan pondasi, harus diberi angker 12 mm, panjang 40 cm dengan ujung
berbentuk L atau siku. Pada saat pembuiatan pondasi harus diperhatikan bukaan –
bukaan atau lubang yang diperlukan bagi keperluan pekerjaan drainase plumbing
atau eliktrikal.

3. Pekerjaan Pasangan Batu bata


- Meliputi pekerjaan persiapan dan pelaksanaaan pasangan batu bata untuk dinding,
rolag dan bagian – bagian lain bangunan sesuai fdengan gambar rencan termasuk
pengadaan bahan dan peralatan pembantu, menggunakan adukan kuat 1 pc : 3 psr
yang dilaksanakan untuk semua pasangan trantram atau harus kedap air digunakan
1 pc : 3 psr dilaksanakan pada sekitar lubang – lubang kusen, untuk pasangan
dinding digunakan adukan 1 pc : 5 psr.
- Pemasangan batu bata mengikuti peraturan dengan tahapan yang lasim dilakukan
(pematokan, pemeriksaan benang dan lain – lain) atas petunjuk pengawas.
- Batu bata yang akan digunakan harus direndam terlebih dahulu sampai jenuh dan
permukaan yang akan dipasang harus dibasahi pula. Pengikatan pasa p-asangan
setengah batu harus dilakukan secara bauk dan sempurna, tidak dibenarkan
menggunakan batu bata pecahan separuh panjang kecuali sesuai peraturan.
Semua pasangan harus lurus, rata secara horizontal maupun vertikal lurus, rata
secara horisontal maupun vertikal, dan digunakan dengan menggunakan tarikan
benangt.
- Semua pasangan batu yang sudah selesai dikerjakan harus dijaga agar jangan
sampai terkena sinar matahari secara langsung dan menutupinya dengan
membram yang dibasahi, misalnya dengan karung semen.

4. Pekerjaan Plesteran
Meliputi pekerjaan persiapan bagian yang akan diplester yaitu plesteran dinding,
kolom, bagian pondasi atau keperluan lain yang akan diselesaikan dengan cat atau
bahan pelapis seperti tertera dalam gambar rencana, termasuk pengadaan bahan
dan peralatan pembantu.
- Untuk plesteran – plesteran kedap air : Menggunakan campuran 1 pc : 3 psr
- Untuk campuran biasa : Menggunakan campuran 1 pc : 5 psr
- Untuk plesteran sudut dan sekitar lubang – lubang kusen menggunakan campuran 1
pc : 3 psr
Semua pasangan batu harus diselesaikan dengan plesteran kecuali ditentukan lain
dalam gambar. Seluruh bidang yang akan diplester harus dibersihkan, lubang –
lubang yang tidak diperlukan harus ditutup dengan rapi, siar atau spesi antar
pasangan batu harus dikerok kemudian dibasahi dengan air.

Untuk bagian dinding yang akan diselesaikan dengan cat, pada plesteran yang benar
– benar dilakukan pengacian dengan semen sampai di dapat sampai di dapat
permukaan yang halus, rata, lurus dan tidak bergelombang.

6. PEKERJAAN KUDA-KUDA/ATAP
1. U m u m
Pekerjaan kuda-kuda/atap harus benar – benar mengikuti peraturan yang berlaku.
Bahan – bahan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis serta gambar
kerja.

2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyiapan bagian-bagian yang memakai bahan dari baja ringan C Truss dan
Atap Spandek dengan Nok Spandek serta Lisplank GRC sesuai dengan gambar
rencana dan penyelesaiannya, termasuk penyelesain bahan peralatan pembantu.

3. Pelaksanaan Kuda-Kuda dan Rangka Atap


- Semua pekerjaan kuda-kuda, rangka atap dan rangka langit – langit, dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.
- Sambungan Kuda-Kuda, Listplank dan Rangka Atap harus dikerjakan dengan
penuh keahlihan, rapat dan rapi.
- Bahan yang akan dipakai harus dari kualitas terbaik yang minimal mempunyai
komposisi dengan spesifikasi :
* Rangka Kuda-Kuda Baja Ringan C Truss 100.50.10.1 mm + V Reng 40.30.5.0,6 mm
* Atap Spandek TCT 0,35 mm.
* Nok / Jurai Luar Spandeck TCT 0,35 mm
* Lisplank GRC 30 Cm
7. PEKERJAAN PENYELESAIAN DINDING
Pekerjaan dan bahan – bahan untuk hal ini harus mendapat persetujuan lebih dahulu
dari pengawas.
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi bagian – bagian dinding yang diselesaikan, pemasangan keramik pada
tempat – tempat sesuai gambar rencana dan penyelesainnya, termasuk penyediaan
bahan dan alat – alat pembantu.

b. Material
Digunakan keramik produksi dalam negeri, permukaan keramik harus rata tidak
bergelombang atau menggelembung, mempunyai warna antara satu warna yang
lainnya yang disetujui Direksi
Bahan perekat digunakan adukan 1 pc : 2 psr, sedangkan sebagai bahan pengisi siar-
siar sambungan disaos dengan PC (Portland cement) kental yang sewarna yang
keramiknya sampai penuh dan rata.

c. Pelaksaan
Sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu memerikasa gambar kerja yang
menunjukkan pola pemasangan keramik pada gambar rencana dengan ukuran yang
diambil dari lapangan.
Pola pemasangan hasil pengukuran lapangan tersebut harus disetujui pengawas.
Bidangan yang akan dipasang harus disiapkan dengan baik, diplester dengan adukan
trastram ( 1 pc : 2psr) sampai diudapatkan permukaan yang merata dan lurus dengan
ketebalan maksimal 10 mm.
Pemasangan harus lurus secara horisontal maupun vertikal dan menempel dengan
baik tanpa adanya rongga di belakang pemasangan. Nat – nat yang terjadi tidak
boleh dari 2 mm serta diisi dengan bahan perekat yang telah disetujui sampai rata,
pada tidak berlubang / berongga.
Pola pemasangan harus mengikuti gambar rencana dan dimulai dengan cara arah
yang ditentukan. Setelah selesai pemasangan, permukaan harus segera dibersihkan
daru sisa – sisa bahan dan tetap dijaga kebersihannya.

8. PEKERJAAN PENYELESAIAN LANTAI


1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan dan pemasangan keramik dan pelapis pada bagian lantai yang
ditunjukkan dalam gambar dan persyaratannya.
2. Material
a. Untuk lantai dan dinding bagian dalam ( didaerah kamar mandi) dipakai keramik
dengan ukuran sesuai dengan gambar perencanaan dengan warna yang akan
ditentukan kemudian.
b. Untuk pelapis dinding bagian luar pada bangunan – bangunan yang ditunjuk pada
gambar, mempergunakan Tegel Motif dengan ukuran sesuai ganbar perencanaan.
c. Seluruh material yang akan dipasaang diambil secara random sebanyak 10 buah
untuk diperiksa oleh Direksi.

3. Pelaksanaan
a. Untuk bagian yang akan difinis dengan keramik, terlebih dahulu mengajukan
gambar/pola perletakan keramik pada bidang yang akan ditempel sehingga pola
tersebut memenuhi persyratan estetika yang diperlukan.
b. Gambar rencana/pola penempatan tersebut harus disetujui oleh Direksi, sebelum di
mulai.
c. Cara pemasangan pada lantai, untuk permukaan yang telah rata, dibersihkan
kotoran lemak dan debu yang melekat, kemudian keramik ditempatkan dengan
menggunakan pasta semen.
Untuk pemotongan keramik tersebut harus dipergunakan alat yang dianjurkan oleh
produsen / pembuat keramik.
Lebar nat 4 – 8 mm dan setiap nat tersebut harus lurus rata dan memenuhi unsur –
unsur estetika bangunan.
Setelah keramik dipasang, maka celah / naad antara keramik tersebut diisi dengan
pasta yang disetujui oleh Direksi.

9. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN KACA


1. Pekerjaan pintu
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan daun pintu dan jendela berbingkai prame
alminium dengan kaca tebal 5 mm dan 12 mm.

b. Material
1. Bahan yang digunakan untuk kusen pintu/jendela yaitu Kayu Klass II dan untuk
km/wc menggunakan aluminium.
2. Untuk kaca dengan ketebalan kaca 5 mm, atau sesuai yang ditunjukkan oleh
direksi pekerjaan.

c. Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pabrikasi contoh ditunjukkan kepada Direksi untuk persetujuan
sebelum dipasang
2. Transportasi dan penyimpanan
Sediakan penunjang-penunjang untuk konsen, daun pintu dan disimpan ditempat
yang aman terhadap cuaca dan lalu lintas.
3. Pemasangan.
Pemasangan Pintu – pintu mempunyai kerenggangan terhadap konsen pada tepi
samping (engsel), atas dan bawah antara 1.50-2 mm pada sisi berkunci (pintu
tunggal) dan 1.50-2mm (pintu gantung).

d. Pekerjaan Kaca
1. Umum
Pengadaan dan pemasangan semua kaca pada tempat – tempat yang di tumjuk
dalam gambar.

2. Material kaca
Semua kaca yang akan di pakai adalah disesuaikan dengan gambar rencana
dengan ketebalan 5mm, kecuali di tentukan lain oleh Direksi. Kualitas dari kaca –
kaca tersebut harus setara dengan kaca-kaca produksi ashi atau produksi lokal
lainya dari kualitas baik.

e. Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela.


1. Umum
Ini meliputi pengadan dan pemasangan semua alat perlengkapan pintu, jendela,
seperti : Engsel, Kunci, Handle dan sebagainya.

2. Material
- Semua alat perlengkapan yang dpakai dalam pekerjaan ini sedapat mungkin
merupakan hasil dari satu tempat produksi.
- Untuk pintu – pintu jendela utama, semua alat perlengkapan harus di finish
dengan meterial terbaik dengan warna yang sama atau sesuai dengan warna
daun pintu / jendela dan konsenya.

10. PEKERJAAN FINISHING


1. Pelesteran dan aduakan
* Pelaksanaan
Umum
Pergunakan mesin –mesin pengaduk ( molen), dan peralatan yang memadai.
Dipersiapkan dan bersihkan permukaan – permukan yang akan di plester dari
kotoran – kotoran dan bahan – bahan lain yang dapat merusak plesteran.
Pekerjaan plesteran rata pada bidang pemasanganya. Tebal pelesteran 15mm. Bila
mana ketebalan toleransi ini ternyata di lampui karena kondisi permukaan dinding,
maka permukaan dinding harus di perbaiki. Pelaksanan pelesteran dapat di
laksanakan setelah pipa – piap air, listrik gas sudah terpasang.

2. Keramik dan pelapis dinding keramik


- Meliputi pengadaan dan pemasangan dari keramik dan pelapis dinding keramik
pada bagian – bagian yang di tunjukan dalam gambar atau persyaratan.
- Untuk pelapis dinding bagian luar pada bagian luar pada bangunan –bangunan
yang di tunjuk pada gambar, mempergunakan batu alam atau keramik motif
dengan ukuran sesuai dengan gambar perencanan.

* Pelaksanan
- Untuk bagian yang akan di finis dengan keramik terlebih dahulu mengajukan
gambar /pola perletakan keramik pada bidang yang akan di tempel sehinga pola
tersebut memenuhi persyaratan estetika yang di perlukan.
- Gambar rencana /pola penempatan tersebut harus di setujui oleh Direksi sebelum
penempelan di mulai.
- Cara pemasangan pada dinding .
» Untuk permukaan yang telah rata di bersihkan dari kotoran dan debu yang
melekat kemudian di pergunakan perekat / lem keramik yang di setujui Direksi
untuk menempelkan keramikm tersebut.
» Sewaktu pemasangan, keramik dipukul secara hati – hati sehinga menempel
dengan baik p-ada dinding.
- Cara pemasangan pada lantai untuk permukaan yang telah rata, dibersihkan dari
kotoran,lemak dan debu yang melekat kemudian di tempatkan dengan
mengunakan pasta air semen.
- Setiap naad tersebut harus lurus, dan memenuhi unsur – unsur estetika
bangunan.
- Setalah keramik di pasang, maka celah/naad antara keramik tersebut diisi dengan
pasta yang di setujui oleh Direksi. Warna akan ditentukan kemudian.

3. Pengecatan
Bagian ini meliputi pengadaan cat dengan pengecetan serta finising pada semua
permukan sesuai gambar, daftar – daftar dan persyaratan.
* Material
- Cat dasar maupun cat akhir yang akan digunakan adalah dari kualitas baik. Jenis
cat yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1. Cat untuk tenbok : Plamur , cat dasar, cat akhir.
2. Cat untuk kayu : Menie, Plamur, cat dasar, cat akhir.
3. Cat tahan air.
* Pelaksanaan
- Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng – kaleng yang masih di segel,
tidak pecah atau bocor dan dapat persetujuan dari Direksi. Warna – warna dan
bahan Cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan Direksi.
- Sebelum digunakan diperlihatkan contoh dari bahan cat yang akan di gunakan di
sertai dengan surat jaminan kualitas dari pabrik pembuat atau agen – agen
penjual yang di tunjuk oleh pabrik tersebut untuk di setujui oleh Direksi.
- Pekerjaan pengecetan di mulai setelah dinding atau bagian yang akan di cat
selesai di periksa dan disetujui oleh Direksi.

Pengecatan Tembok
Tembok baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu yang mengering.
Setelah permukaan dilakukan dengan pembersihan permukaan tersebut terhadap
pengkistalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya pada tembok baru, dengan
amplas (emeralp paper) kemudian dengan lap sampai benar –benar bersih.
- Untuk lapisan plamor dipakai bahan sesuai dengan petunjuk pada bagian –
bagian pabrik dan harus mendapatkan persetujuan Direksi.
- Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan campuran kira – kira
15 % air. Pengecatan akhir dilakukan 2 atau 3 kali sampai mencapai warna yang
dikehendaki.
- Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan roller, warna akan ditentukan
kemudian.

Pengecatan Kayu
- Cat kayu dipakai untuk bagian yang ditentukan sesuai gambar adalah setaraf
dengan altex, dengan warna yang akan ditentukan.
- Cara pelaksanaan disesuaikan dengan kriteria – kriteria dari pabrik pembuatnya
serta petunjuk dari Direksi.

4. Plafond Gypsumboard
Umum
Bagian ini meliputi pengadaan maupun pemasangan dari semua pekerjaan Plafond
yang dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
* Material
Untuk langit – langit digunakan Gipsum 9 mm (Area Dalam) dan 6 mm (Area Luar).
Rangka plafond adalah Baja Ringan (Hollow 4/4 + 2/4)
* Pelaksanaan
- Siapkan sambungan – sambungan, lubang – lubang untuk pekerjaan lainnya
(listrik mekenikal) pada pekerjaan plafond berikut penguat – penguatnya.
- Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Rencana dan
petunjuk dari Direksi Pekerjaan.

11. PEKERJAAN SANITASI DAN PLUMBING


1. Lingkup pekerjaan meliputi :
a. Pekerjaan instalasi air bersih maupun air kotor dan drainase air hujan sesuai
dengan gambar kerja.
b. Pemilihan dan pengadaan material, pemasangan, pembangunan,pengujian
material dan sistim, untuk seluruh sistim agar dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan gambar rencana dan persyaratan ini.
Sistem dan unit-unit meliputi :
» Jaringan pipa Air bersih diluar dan dalam bangunan.
» Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembangunan air kotor.
» Jaringan pipa air kotor di dalam dan diluar bangunan.
c. Air buangan dari bak cuci tangan, lantai disalurkan dengan pipa dan saluran
terpisah menuju ke saluran luar.
d. Air kotor yang berasal dari KM/WC dan peterasan (Urinoir) disalurkan dengan pipa
menuju keinstalasi pengolahan air kotor/septik tank untuk diolah secara biologis
dimana kotoran cair dialirkan ke bidang peresapan.
e. Air hujan dari atap bangunan dijatuhkan melalui talang-talang pipa ketanah
halaman, yang langsung disalurkan kesaluran sekeliling bangunan. Pengaliran
sistim grafitasi melalui saluran induk Drainase untuk selanjutnya dibuang
keperairan bebas atau Drainase kota.
f. Closet duduk dan jongkok
g. Floor drain (FD)
2. Pelaksanaan
* Pemasangan pipa
- Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah / di dalam harus mempunyai
kedalaman + 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah.
- Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena dalamnya
galian tidak memenuhi syarat (60), maka pipa pada bagian pengukuran teratas
harus dilindungi dengan plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa, sehingga plat beton tidak bertumpuk pada pipa untuk
selanjutnya diurug sampai padat. Konstruksi di permukaan tanah/jalan bekas
galian harus dikembalikan seperti semula.
- Pipa yang tidak ditanam dalam tanah/tembok/lantai, yaitu untuk pipa mendatar
dan tegak harus menggunakan penggantung (hanger) atau penyangga (support)
terbuat dar besi/baja kanal serta U klem yang sesuai dengan diameternya,
dimana jarak penggantung/penyangga yang satu dengan yang lainnya maksimal
2 m dan jarak antara support / hanger disesuaikan agar memudahkan
pemasangan terhadap dinding dan pembongkaran / disesuaiokan dengan
keadaan di lapangan.
- Bila pipa – pipa tersebut menembus pondasi atau dinding, maka pipa harus diberi
perlindungan/slevees yang dibuat dari besi tuang atau pipa baja.
- Antara pipa dengan sleeves tersebut harus diisi dengan fleksibel sealing material.
- Pemasangan jaringan – jaringan bahan – bahan logam yang tahan karat
disesuaikan dengan kebutuhan dan mendapat persetujuan Direksi pengawas.
- Pemasangan Pipa Dalam Bangunan tegak dan mendatar di dalam tembok yang
menuju fikture unit harus ditanam dalam tembok/lantai.
- Semua pipa dengan diameter sampai 2½” (65mm) dipakai sambungan ulir (srew),
ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus dibersihkan, agar bram/gram yang ada di
pipa hilang sebelum disambung dengan ulir (srew) harus menggunakan seal tape
agar tidak bocor. Pipa yang bersiameter 3 “ (80mm) ke atas harus menggunakan
sambungan Flange dan diantara flange, dan diantara flange tersebut harus
dipasang packing untuk mencegah kebocoran.
- Semua pipa PVC yanbg akan disambung dengan pipa PVC lainnya atau dengan
fiting sebelumnya,harus dibersihkan terlebih dahulu terhadap kotoran – kotoran
minyak yang masih menempel bpada pipa/fiting tersebut. Penyambungan pipa
PVC harus menggunakan perekat dengan kualitas terbaik sesuia dengan
persetujuan Direksi pengawas.
- Untuk pipa air kotor jenia PVC, perubahan arah aliran harus memakai 450
(Tee.Y), long sweep elbow.

* Pemasangan floor Drain


Pemasangan floor drain harus lebih rendah 0,5 cm.
12. PEKERJAAN SARANA LISTRIK.
Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dsarnya harus memenuhi hal – hal
sebagai berikut :
1.Peraturan – peraturan yang tercantum dalam PUIL 2000.
2.Peraturan – peraturan tambahan yang dikeluarkan oleh PLN.
3.Harus dilaksanakan oleh pemborong/instalasi yang memiliki surat izin/pas dari PLN.
4.Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi berwenang (keselamatan kerja dan
lain sebagainya).
Pekerjaan instalasi listrik ini merupakan pekerjaan khusus yang harus dipasang oleh
pemborong/instalatur yang biasa mengerjakan pemasangan instalasi listrik.

Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi penerangan dan instalasi tenaga ini
adalah seluruh sistem listrik secara lengkap sehingga intalasi ini dapat jalan dengan
baik dan aman sehingga pada waktu serah terima pertama instalasi tersebut harus
sudah dapat dipergunakan oleh pemilik.

Pemasangan Lampu – lampu


1.Sistem fixture penernagn dan perlengkapan harus dipasang dengan cara yang
disetujui oleh Direksi pengawas. Hasrus disediakan strap, support, penggantung
bahan – bahan lain yang perlu untuk pemasangan dalam gambar rencana.
2.Pada waktu diselesaikannya pemasangan fixture – fixture penerangan dan outlets
(receptacle), harus bebas dari cacat dan baik. Bagian – bagian yang rusak harus
diganti oleh kontraktor tanpa biaya tambahan.
3.Merk dan komponen – komponen lampu :
- Lamp Holder (fitting lampu)
Digunakan merk : kualitas baik yang mempunyai tegangan kerja 250 – 500 volt.
Holder : yang digunakan adalah jenis lock sistem
- Body lampu
Body lampu lokal dari bahan plat baja yang mempunyai ketebalan minimal 0,7 mm
dari model lefrektor.
Tabung (bolam) : kualitas baik
4. Lampu baret persegi ( bulat ) :

Pemasangan stop kontak dan saklar


1. Pemasangan stop kontak/recetacles, dipasang inbow dan ditambahkan. Tinggi
pemasangan dari lantai 1,40 m.
2. Pemasangan saklar, dipasang inbow dengan pipa counduit, tinggi pemasangan dari
lantai 1,40 m.
3. Merk saklar : kualitas baik
4. Merk stop kontak : kualitas baik type standar khusus untuk ruangan bengkel (pit)
menggunakan stop kontak type water proof.
5. Grounding terminal
Setiap kotak yang harus dipasang fixture penerangan atau receptable harus diberi
grounding terminal.
Grounding terminal ini harus terdiri atas skrup mesin washer inhead berwarna hijau,
disekrup ke dalam lubang yang di bor dan diketuk di sisi belakang kotak tersebut,
atau sesuatu grounding. Bushing dengan machine crew terminal berwarna hijau, yang
dihubungkan ke salah satu counduit.
Pada grounding terminal tersebut harus dihubungkan gronding terminal
Penangkal Petir
Bagian ini meliputi penyedian pemasangan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharan dari sistem penangkal petir yang lengkap sesuai dengan gambar dan
spesifikasi ini, serta pengurusan izin dari badan yang berwenang.
- Sistem Penagkal petir yang dipakai adalah penangkal petir EF linghtning protection
sistem dan cara konvensional sangkar faraday yang terdiri dari kepala
penangkal,pengantar sistem penahanan.
- Hend Electroda ( kepala penangkal)
Sitem konvensional :
Tediri atas dua macam yaitu penghantar harizontal yang menghubungkan secara
listrik antara kepala penangkal dan penghantar vertikal (dwon konductor ) yang
menguhungkan secara listrik antara kepala penangakal dan elektroda penahan,
penahan ini harus menjadi mendapat menransfer dengan aman energi kilat dari air
terminal tanah.
Penghantar adalah dari jenis penghantar tembaga telanjang dengan luas sepanjang
50 mm²

Pemasangan / pelaksanan
- Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan gambar dan
harus mengikuti petunjuk-petunjuk Direksi pengawas.
- Batang penangkal dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker atau
klem,pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya – gaya mekanis pada saat
timbulnya sambaran petir.
- Penghatar Horizontal dan penghantar pentanahan dan terpisah terhadap bagunan
kurang lebih 5m di luar pondasi bangunan
- Pemegang condurtor / klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan
conduktor,untuk mencega terjadinya electrolisa jika kena air .
- Sambungan yang di perlukan harus lah yang menjamin kontrak yang baik dan tidak
mudah terlepas.

Palu, 9 Juni 2018


PT. MAHKOTA AURA SUKSE

PITHER SAMPE
Direktur

Anda mungkin juga menyukai