Anda di halaman 1dari 10

IMPLIKASI HUKUM ISLAM BAGI MAHASISWA HUKUM

Abraham Ethan M.S.M


Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Pelita Harapan
Email: index.abraham@gmail.com

Abstract
Islamic law as one of the subjects in the Faculty of law in Indonesia. In accordance with the
needs of the nation of Indonesia toward Islamic law then it needs generations to learn it. In
regards to being able to imply it into the world of work in the field of law. In fact in the
application of Islamic law in the Faculty of law, there are still many of law students are
questioning the role of Islamic law. As one of the curriculum are always in evaluation, in order
to comply with legal products are produced without eliminating basic principle in the
Constitution of the Republic of Indonesia Unity State. Hence the need for knowledge in the
study of Islamic law so that students understand in its implying that in the days to come.

Keywords: Islamic law, implying, student

Intisari
Hukum Islam sebagai salah satu mata pelajaran dalam sistem fakultas hukum di Indonesia.
Sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia terhadap hukum islam maka diperlukannya
generasi bangsa untuk mempelajarinya. Dalam hal untuk mampu mengimplikasikan nya
kedalam dunia kerja di bidang hukum. Kenyataannya dalam penerapan hukum islam dalam
fakultas hukum masih banyak mahasiswa hukum mempertanyakan peran hukum islam.
Sebagai salah satu kurikulum yang senantiasa di evaluasi, agar sesuai dengan produk-produk
hukum yang dihasilkan tanpa menghilangkan asas dasar dalam Undang-undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Maka dari itu diperlukannya pengetahuan yang benar dalam
mempelajari hukum islam agar mahasiswa mengerti dalam mengimplikasikan nya di masa
yang akan mendatang.
Kata Kunci: hukum islam, implikasi , mahasiswa

1
Pokok Muatan

A.Pendahuluan................................................................................................ 2
B.Pembahasan ................................................................................................ 3
1. Peran Hukum Islam pada Hukum Indonesia ........................................... 3
2. Tujuan Mahasiswa hokum mempelajari Hukum Islam............................ 5
3. Implikasi Hukum Islam pada dunia kerja bidang Hukum........................ 7
C. Penutup ...................................................................................................... 9

A. Pendahuluan

Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan pada Undang-Undang Dasar
tahun 1945 dan menganut ideologi Pancasila. Sampai sekarang Indonesia masih terus-menerus
untuk menjaga kesatuan dan persatuan Negara untuk tetap bersatu dalam wadah NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia). Walaupun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa penduduk
Indonesia adalah mayoritas islam, dengan penduduk yang mayoritas maka dalam
pembangunan hukum pun tentunya para pejuang dan tokoh-tokoh islam selalu menjadi panutan
pertama dalam menjalankan dan membangun hukum nasional.1

Oleh karena itu, menjadi sangat menarik untuk memahami peranan hukum islam dalam
pembangunan hukum di Indonesia. Pengertian hukum Islam atau syariat islam adalah sistem
kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah
laku mukallaf (orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang
mengikat bagi semua pemeluknya. Dan hal ini mengacu pada apa yang telah dilakukan oleh
Rasul untuk melaksanakannya secara total. Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang
diperintahkan Allah Swt untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik yang
berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun yang berhubungan dengan amaliyah.

Syariat Islam menurut bahasa berarti jalan yang dilalui umat manusia untuk menuju kepada
Allah Ta’ala. Dan ternyata islam bukanlah hanya sebuah agama yang mengajarkan tentang
bagaimana menjalankan ibadah kepada Tuhannya saja.2 Keberadaan aturan atau sistem
ketentuan Allah swt untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah Ta’ala dan hubungan
manusia dengan sesamanya. Aturan tersebut bersumber pada seluruh ajaran Islam, khususnya
Al-Quran dan Hadits. Mahasiswa adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh

1
Thomas Tokan Pureklolon, Nasionalisme Supremasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 14.
2
Irawan Santoso, Kembalinya Hukum Islam, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 27.

2
status karena memiliki ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan seorang
calon intelektual ataupun cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali
syarat dengan berbagai predikat dalam masyarakat itu sendiri.
Sebagai calon intelektual dan ahli dalam sebuah bidang sangat penting untuk seorang
mahasiswa mengetahui apa yang sedang ia pelajari. Oleh karena itu penting bagi mahasiswa
hukum mengerti dalam mengimplementasikan hukum islam pada bidang hukum yang ia
pelajari. Bagaimana mahasiswa mengerti tentang tujuan hukum islam sehingga dapat
mengimplikasikan nya dibahas sebagai berikut:

B. Pembahasan

1. Peran Hukum Islam pada Hukum Indonesia

Peranan Hukum Islam dalam Pembangunan Hukum di Indonesia atau dapat dikatakan
dalam sistem hukum di Indonesia. Hukum Islam merupakan salah satu hukum yang begitu kuat
dan penegakannya sangat ketat. Dalam melihat dan mengetahui peranan hukum Islam dalam
pembangunan hukum di Indonesia ada beberapa fenomena yang dapat ditemui.
Yang pertama, Hukum Islam berperan dalam mengisi kekosongan hukum dalam
hukum positif, dalam hal ini hukum islam diberlakukan oleh Negara sebagai hukum positif
bagi umat Islam. Hukum positif merupakan sederet asas dan kaidah hukum yang berlaku saat
ini, berbentuk kedalam lisan maupun tulisan yang keberlakuan hukum tersebut mengikat secara
khusus dan umum yang ditegakkan oleh lembaga peradilan atau pemerintahan yang hidup
dalam suatu negara. Sehingga Hukum Islam adalah hukum yang mengikat seluruh bangsa
Indonesia yang menganutnya.3
Yang kedua, Hukum Islam berperan sebagai sumber nilai yang memberikan kontribusi
terhadap aturan yang dibuat, oleh karena aturan hukum itu bersifat umum dan tidak
memandang perbedaan agama, maka nilai-nilai hukum Islam dapat berlaku untuk seluruh
warga Negara Indonesia. Hukum Islam disini menyesuaikan keberlakuannya terhadap bangsa
Indonesia sebagai salah satu agama yang memiliki nilai-nilai hukum yang dapat diterapkan

3
Mohd Taufik Arridzo bin Mohd Balwi ,Bani Sudard, “NILAI-NILAI KITAB TARJAMAH SABIL AL-‘ABID
‘ALA JAWHARAH AL-TAWHID PADA MASYARAKAT PESANTREN KETURUNAN JAWA DI
SELANGOR”,Purwokerto STAIN,diakses dari
www.http/com.ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/ibda/article/d, pada tanggal 25 April 2019 pukul 10.47

3
sesuai dengan ideology bangsa Indonesia yaitu Pancasil.4 Pada paparan pertama bahwa kita
dapat melihat adanya peraturan perundang-undangan yang secara langsung ditunjukan
pelaksanaan ajaran Islam bagi pemeluknya. Diantara produk hukum yang dapat dimasukan
dalam kategori ini adalah Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.5

Pada paparan kedua bahwa hukum Islam sebagai sumber nilai bagi aturan yang akan
dibuat, dan dilakukan dengan cara asas-asas aturan tersebut kemudian dituangkan ke dalam
hukum nasional. Dengan demikian implikasi hukum Islam tidak hanya terbatas dalam hukum
perdata saja khusus hukum keluarga, akan tetapi dibidang hukum lain juga seperti Hukum
Pidana, Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, dan Hukum Dagang, dan lain-lain.
Mengingat Negara Indonesia bukan Negara agama dan bukan agama sekuler, maka dalam
memperjuangkan hukum Islam dengan pendekatan kedua ini, mungkin lebih efektif dari pada
pendekatan pertama.6
Bila menempatkannya sebagai sumber nilai hukum islam berarti terlibat dalam
mewarnai hukum nasional, baik yang sudah dibuat maupun yang akan dibuat. Misalnya
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor
4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, bisa juga dalam bentuk pemberian jaminan terhadap
pelaksanaan syariat (hukum islam). Selain peraturan yang telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan, hukum islam juga khusus di bidang keperdataan hal ini sangat baik
karena masyarakat secara antusias melaksanakannya dengan baik tanpa harus menunggu
dibuatnya undang-undang formal yang baru.
Secara khusus dalam Kitab Undang-undang Hukun Perdata mengkaji asas kebebasan
berkontrak, jadi semua warga Negara yang cakap hukum sebagaimana yang dimaksud oleh
pasal 1320 KUH Perdata dan pasal 13387, yaitu dapat membuat aturan yang dapat berlaku bagi
mereka tanpa menyimpang dari Undang-Undang Dasar atau tanpa melanggar hak pihak lain.8

4
Ibid
5
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
6
Abdul Manan, Reformasi Hukum Islam di Indonesia Tinjauan Aspek Metodologis, Legalisasi dan Yurisprudensi,
Raja Grafindo, Jakarta, 2006, hlm. 54.
7
KUH PERDATA
8
MD Mahfud,Peradilan Agama dan Kompilasi Hukum Islam Dalam Hukum Indonesia, UUII Press, Yogyakarta,
et. al. 1993.

4
Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia

Hukum Islam dalam sistem hukum di Indonesia sesuai dengan tuntutan zaman dalam era
globalisasi dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diharuskan
untuk lebih membuka diri dalam mengikuti tuntutan masa depan dan cita-cita bangsa.9 Dalam
rangka untuk mengikuti perkembangan zaman, maka hukum islam diharuskan untuk
menyesuaikan dengan masalah kurikulum yang senantiasa di evaluasi agar sesuai dengan
kebutuhan zaman sekarang dan menyesuaikan kualitas dari produk-produk hukum yang
dihasilkan tanpa menghilangkan asas dasar dalam Undang-undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berideologi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. 10
Secara ilmiah pada tataran praktis pemikiran Islam itu harus dipahami dalam konteks
yang lebih luas, yaitu setiap pemikiran, gagasan-gagasan, gerakan untuk menemukan hukum
baru dan usaha untuk memajukan Islam agar sesuai dengan perkembangan zaman yang
digerakkan oleh ilmu pengetahuan dan dan teknologi yang semakin maju.11 Sehingga generasi
bangsa yang sedang dalam masa mempelajari dan akan menerapkan hukum tersebut mengerti
dalam hal mengimplikasikannya dalam dunia nyata atau sering disebut dunia kerja, dimana
para mahasiswa ini akan mempraktekkannya dan membantu untuk memecahkan masalah
hukum dengan adanya pengetahuan tentang hukum islam tersebut.

2. Tujuan Mahasiswa hukum mempelajari Hukum Islam

Mahasiswa hukum harus bisa menganalisa dan dapat mencari solusi untuk setiap
permasalahan hukum yang timbul di masyarakat. Beberapa permasalahan hukum tersebut
dapat diselesaikan dengan mengerti kepercayaan atau kebiasaan masyarakat tersebut. Maka
dari itu diperlukan nya mempelajari hukum dalam agama yang dominan dalam suatu Negara
yang dapat memperjelas kebiasaan dan aturan yang menganut agama tersebut.
Hukum islam tercipta dari aturan yang harus dipatuhi menurut kitab besar agama Islam
yaitu Al’quran. Masyarakat Indonesia yang mempunyai permasalahan hukum yang secara
keseluruhan membutuhkan referensi dari hukum islam, hal ini menjadikan hukum islam
mempunyai kepentingan hukum. Dari hal-hal diatas maka sudah jelas kepentingan hukum
islam untuk dipelajari,namun berikut beberapa tujuan mahasiswa hukum mempelajari hukum
islam, yaitu: 1.) Menjaga agama (hifdz ad-din) 2.) Menjaga jiwa (hifdz an-nafs).3.) Menjaga

9
Artidjo Alkostar, Identitas Hukum Nasional, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta: Fakultas Hukum, 1997.
10
Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sedjarah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1970, hlm.17
11
Ibid

5
akal (hifdz al aql) 4.) Menjaga keturunan (hifdzan nasb) 5.) Menjaga harta (hifdzalmaal).12
Tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan pada manusia
dan mendatangkan maslahah bagi mereka, mengarahkan kepada kebenaran untuk mencapai
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, dengan perantara segala yang bermanfaat serta menolak
yang medarat atau tidak berguna bagi kehidupan manusia.

Menumbuhkan Kesadaran Untuk Taat Hukum

Menurut ahli ushul fiqih, hukum Islam adalah ketentuan Allah yang berkaitan dengan
perbuatan yang mukallaf yang mengandung suatu tuntunan, pilihan atau yang menjadikan
sesuatu sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya sesuatu yang lain. Menurut ahli fiqih,
hukum syari’i (Islam) adalah akibat yang timbul dari perbuatan orang yang mendapat beban
Allah SWT., dan ini dibagi menjadi 2 bagian: Hukum taklifi, dan Hukum wad’i.13

a. Hukum Taklifi

Hukum Taklifi adalah ketentuan Allah yang mengandung ketentuan untuk dikerjakan
oleh mukallaf atau ditinggalkannya atau yang mengandung pilihan antara dikerjakan dan
ditinggalkan. Hukum ini memberi pilihan kembali kepada manusia untuk memilih untuk lebih
mendekatkan atau malah menjauhkan dirinya dari kebaikan yang seharusnya ia terima jika ia
kerjakan. Hukum ini lebih kepada pilihan manusia untuk mengerjakan hukum nya bukan
melakukan yang sebaliknya.

b. Hukum Wad’i

Hukum Wad’i adalah ktentuan Allah yang mengandung pengertian bahwa terjadinya
sesuatu itu sebab, syarat, atau penghalang sesuatu. Misalnya adalah Sebab sesuatu yaitu
menjalankan sholat menjadi sebab kewajiban wudhu, Syarat sesuatu yaitu kesanggupan
mengadakan perjalanan ke Baitullah menjadi syarat wajibnya menunaikan haji, Penghalang
sesuatu yaitu berbeda agama menjadi penghalang harta pustaka-mempustakai. Kesimpulannya,
hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini terdapat
dalam Al-Qur’an dan dipertegas oleh Nabi Muhammad melalui sunah-Nya yang kini
terhimpun dengan baik dalam hadist.

12
Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sedjarah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1970, hlm.56
13
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid 1, Penerbit UI-Press, Depok, 2013

6
3. Implikasi Hukum Islam pada bidang hukum di dunia kerja

Profesi di bidang hukum sebenarnya sangat beragam. Lapangan pekerjaan yang


tersedia/terbuka untuk seorang lulusan pendidikan tinggi hukum secara umum kami
berikan contohnya antara lain dalam tabel di bawah ini:14

Tabel: Profesi Bidang Hukum dan Bacaan Terkait

Profesi Undang-Undang Yang Mengatur

UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003


Advokat
TENTANG ADVOKAT
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Hakim NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Konsultan Hak PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Kekayaan INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG
Intelektual (HKI) KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDINESIA


NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG
Kurator
KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN
PEMBAYARAN UTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Notaris NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN
NOTARIS
Demikian peluang-peluang atau pekerjaan/profesi bagi lulusan pendidikan tinggi
hukum. Beberapa profesi yang tertera pada tabel diatas adalah profesi di bidang hukum yang
akan terjun langsung pada masalah atau kebutuhan masyarakat. Sarjana hukum pun dituntut

14
Diana Kusumasari, “Lapangan pekerjaaan bidang hukum”, Hukum Online, diakses dari
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl1795/pencarian-pekerjaan-profesi-hukum, pada
tanggal 26 april 2019 pukul 19.00.

7
untuk dapat melaksanakan dan mempraktekan semua hal yang telah mereka pelajari. Tentu
salah satu nya mengimplikasikan hukum islam dalam pekerjaan mereka.Mengambil salah satu
contoh profesi dari tabel diatas dalam mengimplikasikan hukum islam adalah notaris. Notaris
merupakan profesi yang langsung melayani masyarakat. Publik, baik masyarakat maupun
pemerintah, adalah klien yang harus diberikan pelayanan maksimal oleh Notaris dalam hal
pembuatan akta-akta autentik. Pemberian pelayanan maksimal oleh Notaris dilakukan sebagai
wujud implementasi sumpah jabatan yang diucap. Dalam perspektif islam secara eksplisit
merupakan penjabaran dalam ayat-ayat Alquran. Di QS Al Baqarah ayat 282, Allah swt
berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia
sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur.
Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak
ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.

Ayat di atas secara eksplisit menjelaskan tentang tugas dan kewenangan Notaris.
Seruan “menuliskan praktik muamalat” diimplementasikan sebagai kewenangan Notaris dalam
membuat akta autentik terkait praktik jual beli/muamalat yang melibatkan dua pihak. Hal inilah
yang dimaksudkan implikasi hukum islam dalam dunia kerja bidang hukum.
Oleh karena itu diperlukannya mahasiswa hukum untuk mempelajari dan menguasai
hukum islam sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang akan membantu dan memberikan
keterangan tentang bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan dengan penuh amanat dan kejujuran.
Pembahasan ini telah melengkapi implikasi hukum islam bagi ilmu hukum itu sendiri. Tentu
mahasiswa hukum sebagai subjek hukum yang akan melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan hukum harus mempelajari dan mempraktekannya kedalam masyarakat.

8
C. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah tersaji dalam bentuk tulisan ini, maka dapat
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut, Hukum Islam merupakan suatu aturan yang
mengatur tingkah laku atau perbuatan manusia dalam menjalankan syari’at Islam. Hukum
islam diperlukan sebagai ilmu pengetahuan untuk dapat mengetahui ajaran islam secara benar,
dan di lain sisi dapat memberikan tuntunan dalam hal profesi. Secara khusus profesi hukum,
hukum islam memuat segala aturan,etika dan moral. Maka dari itu pentingnya mahasiswa
hukum menyadari bahwa hukum islam sangat perlu dipelajari dan dikembangkan sebagai salah
satu ilmu hukum yang akan membantu para sarjana hukum dalam profesi nya nanti dibidang
hukum.

9
DAFTAR PUSTAKA

A. Peraturan Perundang-undangan
• KUH PERDATA
• Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan (Mengatur Hukum
Islam)

B. Buku
• Purekolon, Tokan, Thomas, et al., 1999, Nasionalisme Supremasi, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
• Santoso, Irawan, et al., 1999, Kembalinya Hukum Islam, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
• Manan, Abdul, et al., 2006, Reformasi Hukum Islam di Indonesia Tinjauan
Apek Metodelogis, Legalisasi dan Yurisprudensi, Raja Grafindo, Jakarta.
• Mahfud, MD, et al., 1993, Peradilan Agama dan Komplikasi Hukum Islam
Dalam Hukum Indonesia, UUII Press, Yogyakarta.
• Alkostar, Artidjo, et al., 1997, Identitas Hukum Nasional, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta: Fakultas Hukum.
• Hanafi, Ahmad, et al., 1970, Pengantar dan Sedjarah Hukum Islam, Bulan
Bintang, Jakarta.
• Nasution, Harun, et al.,2013, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I,
Penerbit UI-Press, Depok.

C. Internet

• Diana Kusumasari, “Lapangan pekerjaaan bidang hukum”, Hukum Online, diakses


dari https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl1795/pencarian-
pekerjaan-profesi-hukum, pada tanggal 26 april 2019.
• Mohd Taufik Arridzo bin Mohd Balwi ,Bani Sudard, “NILAI-NILAI KITAB
TARJAMAH SABIL AL-‘ABID ‘ALA JAWHARAH AL-TAWHID PADA
MASYARAKAT PESANTREN KETURUNAN JAWA DI
SELANGOR”,Purwokerto STAIN,diakses dari
www.http/com.ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/ibda/article/d, pada
tanggal 25 April 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai