Disusun Oleh :
Depri Yandi
18002007
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Sejarah
Perkembangan CT Scan Dasar”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian
data dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
berguna dan dapat menambah pengetahuan para pembaca.
Demikianlah makalah ini disusun apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak dapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
Depri Yandi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A.Kesimpulan............................................................................................ 15
B.Saran.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CT Scan merupakan alat kedokteran yang digunakan untuk menampilkan
gambar penampang tubuh yang dideteksi menggunakan sinar X-Ray dengan bantuan
komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli radiologi
untuk melihat bagian dalam tubuh pasien. CT scan sering digunakan untuk
mengevaluasi otak, leher, tulang belakang, dada, perut, panggul, dan sinus. Alat ini
telah menjadi prosedur yang lazim dilakukan dalam dunia kedokteran.
CT-Scan telah merevolusi bidang medis karena memungkinkan dokter untuk
melihat penyakit di masa lalu, yang sering kali ini hanya bisa ditemukan di meja
operasi atau proses otopsi. CT-Scan adalah pemeriksaan yang non-invasif, aman, dan
ditoleransi dengan baik. Hal ini memberikan hasil tampilan yang sangat rinci pada
beberapa bagian tubuh.
Penggunaan CT-Scan yang semakin marak dalam dunia kedokteran,
mendorong penulis untuk mengetahui lebih dalam bagaimana prinsip kerja dan
pengaplikasian ilmu fisika dalam alat tersebut.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan makalah ini, penulis perlu
membatasi masalah-masalah yang akan dibahas, penulis akan menyajikan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perkembangan CT-Scan?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulis dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan CT-Scan.
D. Manfaat
1
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta memberikan informasi
kepada pembaca mengenai sejarah perkembangan CT Scan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sinar-x memungkinkan orang pertama kali untuk melihat struktur dari tubuh
manusia bagian dalam tanpa melakukan operasi / pembedahan. Namun sinar-x pada
masa ini juga memiliki keterbatasan, yaitu, gambar yang dihasilkan merupakan
superimposisi (overlap) dari obyek yang diamati dan juga tidak dapat
menggambarkan jaringan lunak. Selain itu ada juga masalah lainnya yaitu, pada
teknik radiografi konvensional, jika dua buah obyek yang memiliki besar yang
berbeda, dapat tampak sama besar jika hanya dilhat dari satu sudut pandang saja. Dan
masalah lainnya, jika dua buah obyek yang berbeda ukuran dan terletak dalam satu
garis lurus sinar-x, maka organ yang kecil tidak dapat terlihat, karena tertutup obyek
yang lebih besar.
3
Pada tahun 1920, dikembangkan suatu teknik yang berusaha memisahkan
gambaran overlapping dari suatu organ yang diperiksa yang dinamakan Tomografi.
Teknik yang dikembangkan adalah dengan menggerakkan tabung sinar-x dan film
dalam kaset secara bersamaan, dan menggunakan fulcrum sebagai titik focus dari
organ yang akan diperiksa. Organ yang ada di bagian atas dan bawah obyek yang
diperiksa akan tampak blur (samar) sedangkan objek yang diperiksa akan tampak
lebih jelas. Teknik Tomografi ini digunakan pertama kali pada tahun 1935.
Namun demikian teknik ini masih mempunyai beberapa kekurangan, yaitu hanya
area tertentu saja yang berada pada bidang focus yang dapat terlihat jelas, dan bidang-
bidang lainnya yang tidak berada pada bidang focus tidak dapat terlihat dengan jelas.
Sedangkan dunia ilmu pengetahuan terus berkembang dengan pesat. Ilmu kedokteran
modern membutuhkan gambaran yang mampu menampilkan organ dengan lebih jelas
tidak hanya pada organ yang diperiksa, melainkan juga organ lain disekitarnya.
Pada tahun 1972, Godfrey N. Hounsfield dan J. Ambrose yang bekerja di Central
Research Lab of EMI, Ltd di Inggris menghasilkan Gambar klinis pertama dengan
CT-Scan (Computed Tomography Scan). Dan merupakan tanda awal dari dimulainya
era baru perkembangan diagnostic imajing.
Pada tahun 1974, enam puluh unit CT terpasang. Awalnya pemeriksaan yang
dilakukan hanya terbatas pada CT kepala saja. Dan pada tahun 1975 diperkenalkan
pertama kali sebuah Whole Body scanner (CT-Scan seluruh tubuh) yang digunakan
untuk penunjang klinis . Pada tahun 1979, Hounsfield dan Cormack dianugerahi
hadiah nobel.
Pada tahun 1989, W.A. Kalender dan P. Vock melakukan pemeriksaan klinis
pertama dengan menggunakan Spiral CT. Dan pada tahun 1998 mulailah
diperkenalkan alat Multi Slice CT (MSCT) dengan 4 slice. Pada tahun 2000
dikembangkan PET/CT system, kemudian di tahun 2001 telah dikembangkan CT
Scan 16 slice. Pada tahun 2004 dikembangkan teknik CT Scan 64 slice dan telah
lebih dari 40000 instalasi CT untuk aplikasi klinik.
Teknik pencitraan CT sama sekali berbeda dengan teknik pencitraan radiologi
biasa (konvensional). Computed Tomography atau CT adalah sebuah proses radiologi
untuk menghasilkan gambaran dari potongan melintang (trans-axial) tubuh pasien.
4
Dua buah karakteristik baru yang ada pada gambar yang dihasilkan pada CT adalah
peralatan digital yang menghasilkan gambaran digital dan gambar irisan
mempresentasikan volume / informasi 3 Dimensi.
Namun pencitraan CT Scan juga masih mengalami kendala terhadap organ –
organ yang mempunyai densitas hampir sama. Misalnya adalah kasus tumor pada
jaringan, dimana gambaran tumor sulit dibedakan dengan jaringan sekitarnya.
1. Generasi Pertama
Gambar 2.1
5
Pesawat CT Scan pertama kali dirancang bangun pada tahun 1971 atas dasar tindak lanjut ide
teori Dr. Hounsfield dengan prinsip kerja pesawat teknik tomografi. Dimana lingkup kerja
pesawat CT Scan hanya terbatas pada pengambilan gambar-gambar diagnosa kepala secara
scanner, sehingga pesawat CT Scan waktu itu disebut CT Head Scanner.
• Pixel yang dihasilkan dalam bentuk pixel recon matrix memiliki ukuran 80 x 80 pixel recon
matrix, 13 mm slice thickness 33 mA, 120 KV.
• Secara translation dan rotation yang bergantian dan berlainan arah antara x-ray tube dengan
detector.
• Secara translation dan rotation yang bergantian dan berlainan arah antara x-ray tube dengan
detector.
6
Gambar 2.2
2. Generasi Kedua
CT Scan generasi kedua muncul pada tahun 1975, dimana pesawat CT Scan II merupakan
evolution CT Scan generasi pertama, pada pesawat CT Scan II mempunyai fasilitas komponen
yang lebih lengkap, terutama dalam pemakaian komponen detector. Pada CT Scan II, sistem
detector yang dipakai adalah multidetector, sehingga sensitifitas pesawat tersebut terhadap
berkas radiasi x-ray yang terpancar dari sumber sinar-x lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pesawat CT Scan yang menggunakan single detector.
Gambaran gerakan tabung dan detector pada alat CT Scan generasi kedua :
7
Gambar 2.3
3. Generasi Ketiga
Berdasarkan hasil rekontruksi gambaran diagnosa yang dihasilkan, CT Scan III mampu
menampilkan tampilan gambaran diagnostik suatu objek dengan kemampuan resolusi yang lebih
baik daripada gambaran diagnostik yang dihasilkan pada generasi CT Scan sebelumnya. CT
Scan III muncul sekitar tahun 1977 setelah CT Scan II muncul. Kemunculan pesawat CT Scan
III merupakan imbas dari kemajuan teknologi komputer dalam merekontruksi gambar-gambar
medik dengan resolusi citra yang baik. Hal ini ditandai dengan semakin kompleksnya sistem
pesawat pada CT Scan III. Sehingga pencitraan medik pada gambaran diagnostik tampak lebih
sempurna.
• Sinar-x yang dihasilkan oleh x-ray tube adalah fan beam geometri.
• Detector yang digunakan sebagai pendeteksi sinyal radiasi x-ray lebih banyak daripada CT
Scan I dan II, yakni jumlahnya sebanyak 380 s/d 768 element.
• Dapat menghasilkan sinar-x yang bersifat pulsed radiation atau continous radiation (tergantung
dari rancangan pesawat tersebut).
• Sistem pergerakkan kerja rotanx dan detector tidak secara linier, melainkan secara rotasi
dengan kecepatan tinggi (high speed).
8
• Exposure time yang relatif cepat ± 500 ms (Somatom Plus 4, Siemens) s/d 1,4 second
(Somatom DR Siemens).
Gambaran gerakan tabung dan detector pada alat CT Scan generasi kedua :
Gambar 2.4
4. Generasi Keempat
Pesawat CT Scan generasi IV muncul pada tahun 1977 setelah munulnya CT Scan III.
Pesawat CT Scan IV merupakan suatu modifikasi dari CT Scan III. Karena semua cara kerja
yang diaplikasikan pada pesawat CT Scan IV adalah dasar prinsip kerja pesawat CT Scan III.
Meskipun berdasarkan kedetailan penyampaian informasi secara digital, CT Scan IV sedikit
lebih akurat daripada CT Scan III. Hal ini disebabkan karena pada CT Scan IV dimodifikasi
dengan stationary detector.
9
CT Scan generasi ini detektornya berbentuk seperti cincin yang dinamakan ring. Sehingga
hanya tabungnya saja yang berputar 360 derajat dan detektornya statis (diam). Waktu yang
diperlukan untuk satu kali scanning selama 1 – 5s
Gambaran pergerakan tabung sinar-x dan detector :
Gambar 2.5
5. Generasi Kelima
CT Scan V muncul tidak layaknya seperti CT Scan generasi sebelumnya. Pada CT Scan
generasi I, II, III, dan IV hadir dengan prinsip aplikasi fungsional dan peranan x-ray sebagai
media pembentuk gambaran diagnostik. Akan tetapi, pesawat CT Scan V muncul tanpa
menggunakan peranan x-ray sebagai media untuk menampilkan tampilan diagnosa.
Pada Electron Beam Technique tidak menggunakan tabung sinar-x, tapi menggunakan
electron gun yang memproduksi pancaran electron berkekuatan 130 KV. Pancaran electron
difokuskan oleh electro-magnetic coil menuju fokal spot pada ring tungsten. Proses
penumbukkan electron pada tungsten menghasilkan energy sinar-x. Sinar-x akan keluar
melewati kolimator yang membentuknya menjadi pancaran fan beam. Kemudian sinar-x akan
mengenai obyek dan hasil atenuasinya akan mengenai solid state detector dan selanjutnya
prosesnya sama dengan prinsip kerja CT Scan yang lain. Perbedaannya hanya pada pembangkit
sinar-x nya bukan menggunakan tabung sinar-x tetapi menggunakan electron gun.
10
Gambar 2.6
Akuisisi data dilakukan dengan meja bergerak sementara tabung sinar-x berputar,
sehingga gerakan tabung sinar-x membentuk pola spiral terhadap pasien ketika dilakukan
akuisisi data.
Pola spiral ini diterapkan pada konfigurasi rancangan CT generasi ketiga dan keempat.
11
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
12
Dengan menggunakan multi array detector, maka apabila kolimator dibuka lebih lebar maka
akan dapat diperoleh data proyeksi lebih banyak dan juga diperoleh irisan yang lebih tebal
sehingga penggunaan energy sinar-x menjadi lebih efisien.
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
BAB III
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
Dari hasil pemaparan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. CT Scan merupakan suatu modalitas imaging diagnostic yang menggunakan gabungan
dari sinar x dan komputer untuk mendapatkan citra atau gambar berupa variasi irisan
tubuh manusia.
2. Dari perkembangan teknologi CT Scan dapat diperoleh indicator perkembangannya
sebagai berikut yaitu makin compact / ringkas komponennya, Makin cepat scanning time
nya, Makin halus resolusinya, Makin banyak slice nya, Makin luas dimensinya, Makin
banyak manfatnya, dan Makin kecil bahaya nya.
B. Saran
Dalam penggunaan modalitas CT scan, diperlukan pemahaman yang sangat luas
dikarenakan fungsinya yang sangat kompleks dan kebutuhan penggunaan CT Scan dalam
bidang diagnostic yang tinggi. Oleh karena itu sebagai calon radiographer yang akan
terjun dibidang diagnostic perlu mendalami CT Scan dengan baik sehingga dapat
mengoprasikan CT Scan secara sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
15
Ballinger, Philip W dan Frank, Eugene D. 2003. Merrills’s Atlas of Radiographic Positions &
Radiologic Procedures, Third Volume. USA: Mosby.
Bushong, Stewart C. Computed Tomography. 2000. Computed Tomography: Essentials of
Medical Imaging Series. USA: The McGraw-Hill Companies.
Singh, Harjit dan Neutze, Janet A. 2012. Radiology Fundamentals: Introduction to Imaging &
Technology, Fourth Edition. New York: Spring Science+Business Media.
Takahashi, S. 1983. Illustrated Computer Tomography. New York.
http://zonaradiology.blogspot.com/2013/10/perkembangan-ct-scan-generasi-i-sekarang.html?m=1
16