Anda di halaman 1dari 18

Model Pengembangan Bahan Ajar FRAME Type One

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘Pengembangan Bahan Ajar’ 

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Soetarno J.A, M.Pd

Oleh

Aldino Hartan Putra S81190809001

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2020
I. PENDAHULUAN
Seluruh aktivitas pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru bermuara
pada terjadinya proses belajar siswa. Dalam hal ini model – model pembelajaran yang
dipilih dan dikembangkan guru hendaknya dapat mendorong siswa untuk belajar dengan
mendayagunakan potensi yang mereka miliki secara optimal. Model – model pembelajaran
dikembangkan utamanya beranjak dari adanya perbedaan berkaitan dengan berbagai
karakteristik siswa. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan –
kebiasaan, modalitas belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka
model pembelajaran guru juga harus selayaknya tidak terpaku hanya pada model tertentu,
akan tetapi harus bervariasi. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami
pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Belajar merupakan pusat dari kecakapan kita untuk membiasakan hal-hal yang kecil
dan mendalam terhadap tuntutan lingkungan. Hal tersebut membuat perbedaan antara
harapan dengan kegiatan nyata. Pada akhirnya, proses ini dibutuhkan penting untuk
mengetahui kekayaan alam dengan berbagai pengalaman dan kesempatan.
Secara tradisional, desain pembelajaran diorganisasikan sebagai bagian dari kegiatan
yang berkisar pada 5 langkah. Ada beberapa langkah-langkah tersebut. Beberapa model
yang lain mengajukan tidak hanya 5 langkah, tetapi lebih banyak lagi. Menurut Charles K.
West dan kawan-kawan, ada 9 strategi yang dikemukakan, yaitu : chunking, frame tipe 1,
frame tipe 2, concept mapping, advance organizer, metaphor, rehersal, imagery, dan
mnemonics.
Pada makalah ini, akan dibahas tiga hal yaitu 1)Apa itu strategi frame tipe 1, 2)hal-hal
yang berkaitan pra implementasi frame tipe 1 dan 3) implementasi frame tipe 1.
BAB I
PEMBAHASAN
A. Strategi Frame Type One
Berpijak pada desain yang dikemukakan dalam beberapa teks yang telah
ditulis, atau pada materi pembelajaran yang lainnya, diperlukan suatu stuktur yang
ada di gagasan kita, konsep atau fakta yang diorganisasikan, maka siswa dengan
mudah tertanam mengenai materi pelajaran, meskipun mereka tidak pernah
mengetahui strukturnya seperti apa. Tertanamnya suatu pengetahuan merupakan
hal yang perlu kita bahas sebagaimana keyakinan para ahli. Pembelajaran yang baik
bermula dari sebuah gambar yang besar, suatu skema, struktur kognitif yang runtut.
Semuanya itu tercantum dalam materi pelajaran yang biasanya hanya dalam bentuk
teks.
Frame-tipe 1 merupakan rancangan Materi pelajaran atau bahan pelajaran
yang diorganisasikan dan menggambarkan sebuah gagasan yang mendasar dari
suatu bahan pelajaran tersebut (Goetz & Armbruster dalam West et.al, 1991:58).
Banyak ilmuwan kognitif percaya bahwa pembelajaran terbaik dimulai dari gambar
yang besar, satu skema yang merupakan pengetahuan yang lengkap atau
menyeluruh. Jika gambar besar terletak dalam teks, maka perancang mempunyai
tugas membuat penekanan pada gambar besar tersebut. Jika gambar besar tidak ada
maka perancang mempunyai tugas untuk membangun gambar besar tersebut dan
memberi penekanan. Jika suatu bagan yang besar dilengkapi dengan teks,
diharapkan dapat menekankan bagian pentingnya. Jika suatu saat tidak ada
gambarnya, diharapkan siswa dapat membuat gambar tersebut dan menjelaskannya.
Jadi meskipun  tidak tahu struktur teks atau gambarnya, pembelajaran dapat
berhasil sampai bagian perbagiannya. Pada akhirnya ketika mempelajari bagian-
bagian dari materi pelajaran, tidak mungkin lupa begitu saja.
Ahli psikolog kognitif menawarkan beberapa strategi yang sebagian sesuai
dengan penyediaan satu gambar besar supaya para siswa dapat relative lebih mudah
memahami gambar besar ini kemudian menyesuaikan dari teks atau dari materi-
materi ke dalam struktur, atau cetakan (Davies & Greene dalam West et. Al, 1991 :
59). Dengan kata lain, para siswa harus mempunyai satu gambar besar, kemudian
mengasimilsikan dengan kenyataan, konsep, ide-ide kedalam struktur, skema,
gambar besar tersebut.
Dalam program pengajaran, sebuah frame adalah satu unit perintah yang
biasanya terdiri dari presentasi singkat dan hal-hal yang simple dari informasi, satu
pertanyaan dan satu tempat untuk sebuah jawaban dari pertanyaan. Para siswa
menyediakan jawaban, biasanya dalam jawaban singkat atau dalam bentuk pilihan
ganda.
Misalnya dalam mata pelajaran bahasa Inggris  materi pelajaran Fill in the
blank , siswa SMA kelas X :
English Teacher
Mr. Bambang is an English teacher. He speaks English fluently. His wife,
Mrs. Vanya is a (1)…. She helps sick people. She doesn’t speak English.
Mr.Bambang has two children. They study English not only at school but also at
home. They are (2)… students. Their father teaches them every night, so they can
speak English (3)…. He is very proud of them.

1. a. teacher b. janitor c. doctor d. chef


2. a. lazy b. proud c. stupid d. diligent
3. a. fluently b. silently c. slowly d. badly
Correct
Correct Correct Answer 3
Nama descriptive text Theme
answer 1 answer 2

Profession Smart Doctor Diligent Fluently

B. Kebutuhan Frame dalam pembelajaran


Frame suatu cerita disusun sebagai frame yang meliputi adanya rencana –
tujuan – pelaksanaan. Dalam satu contoh dari riset ini, adalah mereka bekerja
dengan para siswa kelas intermediate/antara dalam pelajaran membaca. Frame
jenis ini termasuk karakter-karakter pengaturan, label-label alur cerita dan
kesimpulan ditulis dalam suatu baris, sedangkan cerita-cerita yang berbeda
ditulis dalam suatu kolom. Para siswa belajar struktur dan bagian-bagian dari
suatu cerita, lalu mampu secara benar mengisi bagian-bagian untuk cerita yang
lain. Pembaca yang baik dapat mengungkapkan kembali lebih baik daripada
pembaca yang sekedarnya, setelah menggunakan metode frame tersebut,
sebagaimana yang diharapkan. Tetapi belum ada yang mengamati perbedaan
antara pembaca yang sekedarnya dengan pembaca yang baik dalam hal
pengetahuan mereka pada penggunaan metode frame tersebut.
Kegiatan semacam ini pasti mempunyai pengaruh yang substansial di
sekolah-sekolah, terutama sekali di dalam penulisan cerita. Para guru
melaporkan bahwa bentuk frame  yang digunakan adalah sesuai dengan yang
dirancang oleh Dreber dan Singer. Pelatihan dan membaca cerita dengan frame
sebagai pedoman, kemudian latihan selanjutnya adalah menulis kembali cerita
dengan menggunakan frame juga sebagai panduannya. Para siswa sekolah dasar
ternyata telah mampu menulis cerita-cerita mereka sendiri.
Dengan membandingkan antara para mahasiswa di perguruan tinggi dalam
mengikuti kuliah ilmu faal dan neuroanatomi, dengan pelajaran biologi dan
sejarah pada sekolah menengah, Vaughan menyelidiki tentang pengaruh
penggunaan Frame dalam pembelajaran maupun mengungkap kembali daya
ingatannya.
Fungsi dari Frame-tipe 1 adalah 1) Menampakkan sebuah struktur yang
pekat-padat yang di dalamnya terdapat rincian yang terorganisasikan dengan
baik yang memudahkan dalam pemahaman, 2) Memaparkan sejumlah Materi
saling berhubungan yang bermakna, 3) Menyediakan isyarat atau petunjuk bagi
siswa hal-hal terpenting dari suatu bahan pembelajaran

C. Blueprint Bagi Desainer pra Impementasi


Telah ditunjukkan, bahwa frame adalah teknik yang sering digunakan pada
desain pembelajaran. Ada beberapa pertanyaan yang sangat signifikan untuk para
desainer pembelajaran. Hal yang tepat dari semua strategi pembelajaran, ketika
strategi pembelajaran telah terpikirkan kemudian dilaksanakan secara sederhana
untuk menyampaikan materi pelajaran yang akan berpengaruh pada umpan balik
jawaban pertanyaan. Pada makalah ini pertanyaan penting yang akan kita diskusikan
adalah 1) Kondisi apa yang harus ditentukan pada penggunaan strategi frame tipe 1?,
2) Bagaimana strategi frame diwujudkan , 3) Kapan, dan berapa lama suatu mata
pelajaran , dengan strategi frame yang diperlukan?, 4) Dapatkah siswa belajar dengan
strategi frame?, 5) Dapatkah strategi frame digunakan untuk mengakomodasi
pembelajaran, atau apakah mereka hanya membiasakan penggunaan alat bantu?, 6)
Apakah strategi frame berguna untuk ilmu pengetahuan yang faktual dan prosedural?
7) Seberapa sering strategi frame digunakan ?, 8)Apakah siswa dapat diberi strategi
frame secara lengkap atau siswa melengkapinya sendiri ?, 9)Dapatkah strategi frame
membantu dalam diskusi, tulisan, pikiran, kreatifitas, dan pembelajaran kooperatif ?,
dan 10)Seberapa luas perangkat informasi dapat diatur ?

1) Kondisi seperti apa yang menentukan digunakannnya model frame tipe 1 ?


Menurut Gagne dan Driscoll, 1988, ada 3 jenis variabel yaitu : variabel isi,
variabel tugas, dan outcomes. Pada bagian variabel isi telah dibahas pada 2 bab
sebelumnya, di mana diharapkan sudah kita pahami. Pada bagian variabel tugas terdiri
atas integratif dan disintegratif. Integratif maksudnya adalah mengajar  secara holistik
seluas-luasnya atau membantu mengelola berbagai informasi secara intelek. Sedangkan
disintegratif diartikan sebagai bagian dari pembelajaran atau bagian dari transfer
pengetahuan dalam pembelajaran. Pada bagian ketiga yaitu outcomes, Gagne dan
Driscoll menyatakan bahwa informasi dianggap sebagai pengetahuan deklaratif yang
sesuai dengan fakta-fakta, generalisasi dan prinsip-prinsipnya.
Kondisi yang tepat untuk menggunakan frame-tipe 1 adalah 1) Tepat untuk jenis
ilmu pengetahuan: deklaratif (informasi verbal: fakta, konsep, generalisasi); prosedural
(keterampilan intelektual: pembedaan konsep, hukum, & hukum-hukum tingkat tinggi;
2) Tepat untuk tugas-tugas yang bersifat integratif (bersifat holistik, informasi dengan
jumlah relatif besar); 3) Tepat untuk ilmu pengetahuan dengan struktur sedang.
2) Bagaimana model frame dibangun?
Pada langkah awal frame dibangun melalui inspeksi terhadap materi dalam
pelajaran atau bagian-bagian yang terkandung dalam gagasan besar, konsep atau
prinsip-prinsipnya. Untuk mendesainnya, materi-materi pelajaran tersebut lebih dahulu
ditulis dan diorganisasi sesuai dengan frame adalah menentukan letak bagian-bagian
tersebut dalam suatu matrik yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan dan outcomenya.
Bagaimana suatu frame disusun?
Langkah pertama dalam penyusunan kerangka adalah untuk melihat materi-
meteri dalam pembelajaran untuk menemukan ide pokok, konsep dan prinsip.
Langkah kedua, perancang dari materi pelajaran, materi tersebut harus ditulis
dan mengorganisasikan struktur dan kerangka berikut. Jika penulis materi mengikuti
kerangka tersebut dalam cara-cara horizontal (baris) dan vertical (kolom) dapat
menjadi hal yang utama.
Langkah ketiga, dalam kerangka adalah untuk memutuskan apakah bahan
tersebut berperan penting untuk sebuah matrik atau tidak.
Langkah keempat adalah untuk menggambarkan kerangka dan menamai atau melabeli
kolom dan baris tersebut.

3) Kapan model frame dapat digunakan?


Model frame dapat membantu pembelajaran sehingga subtansi materi pelajaran
ditampilkan lebih baik dalam pengenalan materi, selama materi pelajaran disampaikan
ataupun pada akhir pelajaran. Jika siswa dapat memahami model frame ini dapat
dipastikan mereka dapat menginspeksi materi pelajaran dari frame yang telah
dibangunnya.
4) Dapatkah siswa belajar dengan membangun frame?
Riset membuktikan bahwa siswa dapat belajar dengan menggunakan model
frame. Hal itu disampaikan oleh Armbuster, Anderson dan Ostertag, tahun 1987, serta
Vaughan tahun 1984. Penemuan tersebut telah menggugurkan pemahaman substansi
yang telah berlangsung dari kelas 5 sekolah menengah dan sekolah tingkat atas sampai
sekolah kesehatan. Akibatnya dapat dirasakan sekarang bahwa telah terjadi variasi
pada materi pelajaran sejarah, sosial, dan biologi.
5) Mengeksplorasi atau mengatur kembali?
Ketika pembelajaran itu dengan mengeksplorasi atau mengatur kembali seluas-
luasnya, maka pembelajaran seperti itu akan lebih condong untuk membentuk frame.
Bagian yang kecil itu merupakan gambaran besar sebagai hal baru bagi siswa. Jika hal
tersebut sebagai hal baru bagi siswa dan kemudian dipelajari oleh siswa tersebut, maka
terjadilah pengaturan kembali terhadap pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki.
6) Pengetahuan yang deklaratif, prosedural, atau kondisional?
Kita melihat bahwa pembelajaran model frame sebagai gambaran besar dan
substansial yang mendukung pengetahuan pada kedua hal yaitu deklaratif dan
prosedural. Di negara Inggris, biasanya penyusunan matrik dari kiri ke kanan dan dari
atas ke bawah. Sedangkan frame kurang lebih sama, tetapi dalam bentuk kolom dan
baris.
7) Sesering apakah model frame digunakan?
Jika penggunaan berlebihan tentang sesuatu strategi tertentu, termasuk
penggunaan model bagan, dapat membosankan dan dapat mengakibatkan daya ingat
lemah. Terlalu banyak bagan-bagan dapat menghalangi satu sama lain dan hasilnya
kurang bagus. Bermacam-macam strategi adalah sangat penting, tetapi tidak semua
strategi adalah sesuai dengan isi pelajaran. Tetapi juga karena para siswa perlu untuk
belajar semua strategi agar menjadi pengetahuan yang lebih, wajar kalau
memperhatikan karakteristik materi pelajaran, termasuk penggunaan bagan bisa
disesuaikan penggunaannya.
8) Apakah siswa dapat diberi strategi frame secara lengkap atau siswa
melengkapinya sendiri?
Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus melihat kembali desainnya. Bagan
digunakan untuk membantu pembelajaran. Desainer yang merancang bagan, kemudian
siswa dapat mempelajari konstruksi bagan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
melalui model bagan, bagimanapun juga siswa belum terbiasa membuat atau
menciptakan bagan. Siswa terbiasa belajar dari satu teks atau bagan yang sudah ada.
Desainer dapat memasukkan keterampilan-keterampilan dalam penyusunan
pembelajaran sehingga siswa dapat menyusun bagan sendiri.
9) Dapatkan strategi frame membantu dalam diskusi, tulisan, pikiran,
kreativitas dan pembelajaran kooperatif?
Para guru sudah mengangkat isu-isu substansiil tentang pembelajaran formal,
misalnya gagasan bahwa pembelaran yang baik perlu direncanakan untuk memecahkan
masalah, pemikiran, dan kreativitas. Gagasan seperti itu perlu didukung adanya dasar-
dasar dan pengembangannya dalam suatu bagan.
Bagan bisa membantu diskusi kelompok, selama konstruksi keduanya adalah
konstruksi dari suatu bagan yang dapat menyelesaikan beberapa alur. Bagan dapat pula
menyediakan suatu dasar yang fleksibel untuk perkembangan gagasan dan evaluasinya.
Suatu bagan dapat menyediakan peluang-peluang bagi mereka yang segan untuk
dirangsang gagasannya baik secara kelompok maupun individu untuk membangun dan
melengkapi bagan-bagan tersebut. Bagan dapat juga digunakan dalam pengungkapan
pendapat untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang menyimpang, kemudian untuk
mengevaluasi gagasan-gagasan tersebut.
Dalam Keterampilan menulis, model bagan dapat menyediakan bantuan beberapa
penulis baru. Para guru menggunakan sejarah bagan sebagai bantuan untuk mengajar
menulis sejak kelas awal. Berangkat dari hal tersebut muncullah beberapa penulis
dengan gaya mereka, sehingga secara tidak disadari penggunaan model bagan tersebut
dipakai.
10) Seberapa luas perangkat informasi dapat diatur?
Dalam model bagan, ada 3 ketentuan pokok yaitu: 1) mempunyai banyak
coloumns dan / atau baris-baris. 2) menyusun bagan di dalam bagan (dalam alur-alur),
dan 3) mengembangkan bagan tiga dimensi.
Dengan mengandung banyak kolom dan baris, memungkinkan lebih banyak
informasi, tidak hanya terbatas pada materi-materi yang penting saja. Dalam
pembuatan buku, bagaimanapun, dimungkinkan untuk membongkar bagan dengan
banyak baris dan kolom dan tempat-tempat yang memungkinkan untuk menambah
suatu halaman, tetapi makin banyak bagian-bagian dari bagan itu dipisah-pisahkan,
akan makin berkurang fungsinya dalam menyediakan gambaran besar. Dengan begitu
banyak kolom dan baris-baris, dapat juga dilakukan dalam media computer, tetapi
seperti halnya ukuran buku, ukuran layar computer dapat menghambat banyaknya
keterangan yang dapat diwakili.

Hibridisasi
Bagan tipe 1 bisa dikombinasikan dengan kebanyakan dari strategi yang lain.
Beberapa siswa dapat menggunakan perumpamaan dengan bagan-bagan, terutama jika
tercakup dalam materi yang kongkrit. Dalam mempelajari bagan-bagan atau membangun
bagan, para siswa akan terlibat dalam banyak macam aktivitas  yang strategis yang dapat
kita kelompokkan sebagai latihan, tambahan keterampilan, terutama jika materi tidak dapat
digambarkan, para siswa boleh menggunakan alat bantu mengingat atau jembatan keledai.
Jika materi palajaran disajikan dalam suatu bagan, atau dalam bentuk strategi
pelajaran yang lebih luas, mungkin terasa sulit  bagi beberapa siswa. Karena teori strategi
yang lain hampir selalu melibatkan manusia belajar, kita mengusulkan suatu model yang
mudah dikenal siswa yaitu jika strategi ruang digunakan dalam teknik-teknik desain.
Pertama, seorang siswa, seorang penulis teks, seorang desainer atau seorang guru
akan terlibat dalam satu atau lebih pengorganisasian strategi yang dibahas. Kegiatan seperti
itu tidak bisa dipisahkan dalam rangka untuk mengetahui dan mengkomunikasikan
pengetahuan. Hal itu berkaitan dalam perencanaan beberapa produk. Kedua, produk
tersebut bisa berupa suatu peta atau kosep yang dikembangkan. Akhirnya, produk itu dapat
diproses menggunakan satu atau beberapa strategi seperti dengan penggambaran, latihan
atau jembatan keledai.
D. Contoh Implementasi Frame TIpe 1

Frame tipe 1 ini sangat cocok untuk diimplementasikan dalam berbagai mata
pelajaran yang pada intinya digunakan untuk membuat siswa semakin mudah
memahami pelajaran. Berikut beberapa contoh implementasinya. Misalnya
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMPN 6 Bandar Lampung


Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : VII/ 1
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
Topik Pembelajaran : Teks Lagu Pendek dan Sederhana
Pertemuan Ke : 8 x 40 menit (4 Pertemuan)

Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


2. Menghargai perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, rasa ingin
tahu, percaya diri, toleran, motivasi internal, pola hidup sehat, dan ramah
lingkungan) dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami,pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan keagamaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang
tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, menalar, dan menyaji berbagai hal dalam ranah kongkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

Kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi:

Kompetensi Dasar (KD):

 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa


pengantar Komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar

 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi


interpersonal dengan guru dan teman.
 Memahami fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu.

Indikator:

 Menyebutkan tujuan teks lagu


 Menentukan jenis kata dalam teks lagu
 Menangkap makna lagu.

Indikator:

 Menentukan pesan moral dalam lagu


 Mengapresiasi lagu
 Mengekspresikan lagu

Tujuan pembelajaran :

Pertemuan 1

 Peserta didikdapat menunjukkan kesungguhan dalam belajar bahasa Inggris melalui


kegiatan memahami lagu

Pertemuan 2

 Peserta didikdapat menunjukkan perilaku percaya diri dan bertanggungjawab dalam


melaksanakan komunikasi melalui pemahaman lagu

Pertemuan 3

 Peserta didikdapat mengidentifikasi fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu

Pertemuan 4

 Peserta didik dapat menangkap makna lagu

Materi pembelajaran,
 Teks lagu pendek dan sederhana

Fungsi sosial

 Memahami pesan moral lagu dan menghargai lagu sebagai karya seni

Unsur kebahasaan

 Kata, ungkapan, dan tata bahasa, dan karya seni berbentuk lagu
 Ucapan, tekanan kata, dan intonasi
 Ejaan dan tanda baca
 Tulisan tangan

Metode Pembelajaran:

 TBL (Task Based Learning), Diskusi, Tanya-jawab,dan Presentasi


 Model PembelajaranCIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran:

1. Media : Vidio, audio dan Power Point Presentation


2. Alat : Laptop, LCD, dan Speaker Active
3. Sumber Belajar : Suara Guru, dailyenglish.com, http://americanenglish.state.gov

Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Pendahuluan (10’)

 Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa,


absensi, menyiapkan buku pelajaran;
 Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat pembelajaran
teks lagu pendek dan sederhana, seperti lagu yang dapat memotivasi peserta didik
untuk dapat meraih cita-citanya;
 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mereviu materi sebelumnya dan juga
tentang sair lagu yang ditayang terkait dengan materi yang akan dipelajari:
 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan Inti (60’)

Mengamati (40’)

 Peserta didik membaca sebuah penggalan sair lagu ‘I Have A Dream’ karya West
Life dengan seksama.
 Peserta didik mendengarkan guru membacakan penggalan lagu tersebut.
 Peserta didik secara bergiliran ditunjuk oleh guru untuk berlatih membaca nyaring
dengan ujaran dan intonasi yang benar.
 Peserta didik mencermati kata terakhir dalam setiap baris.

Menanya (20’)

 Dengan bimbingan dan arahan guru, peserta didik mempertanyakan teks lagu yang
ada dalam bahasa Inggris terutama tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan.
 Peserta didik mempertanyakan gagasan pokok, informasi rinci dan informasi
tertentu dari teks lagu.

Pertemuan 2

Kegiatan Pendahuluan (10’)

 Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa,


absensi, menyiapkan buku pelajaran;
 Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat pembelajaran
teks lagu pendek dan sederhana, seperti lagu yang dapat memotivasi peserta didik
untuk dapat meraih cita-citanya;
 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mereviu materi sebelumnya dan juga
tentang makna sair lagu yang telah dipelajari:
 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan Inti (60)

Mengumpulkan Informasi (60’)

 Peserta didik menuliskan kata tersebut di dalam tabel. Jawaban kata yang
diharapkan dari peserta didik adalah:

1. Line 1 = sing
2. Line 2 = anything
3. Line 3 = tale
4. Line 4 = fail

 Peserta didik mendengarkanguru melafalkan kata-kataterakhir dalam setiap baris .


 Peserta didik secarabersama-sama menirukanpelafalan guru.
 Secara berpasangan pesertadidik berlatih membaca kata-katatersebut.
 Guru menjelaskan konseprhyme (bersajak/berima).
 Peserta didik menyimpulkanmakna bersajak (berima)
 Peserta didik mencermati contoh yang ada dalam tabel.
 Peserta didik secara individu mencari dua kata yang bersajak (berima) dengan  
katakata yang ada dalam tabel.
 Jawaban yang diharapkan dari peserta didik adalah:

dream = stream, scream, cream, etc.

wonder = tender, powder, longer, etc.

take = bake, make, cake, etc.

believe = receive, achieve, retrieve, etc.

cope = hope, rope, nope, etc.

time = dime, rhyme, prime, etc.

right = tight, night, fight, etc.

while = mile, file, tile, etc.

 Peserta didik bekerja secara berpasangan untuk membandingkan kata-kata yang


mereka temukan.
 Guru memandu aktivitas ini dengan membuat daftar katakata yang bersajak
(berima) berdasarkan yang ditemukan peserta didik.
 Peserta didik mendengarkan lagu secara lengkap.
 Diharapkan mencari informasi sendiri tentang irama lagu tersebut. Lagu dapat
diperdengarkan lewat rekaman, atau guru yang memberi contoh tentang lagu
tersebut.
 Peserta didik berlatih bersama-sama menyanyikan lagu tersebut.
 Peserta didik membaca lirik lagu dengan seksama.
 Peserta didik mencari makna kata-kata yang ada dalam tabel.
 Peserta didik mendiskusikan hasilnya dengan teman.
 Peserta didik berdiskusi dengan teman untuk mengidentifikasi makna lagu yang
sedang dipelajari melalui kegiatan menjawab pertanyaan.
 Guru memantau dan memberi bantuan jika diperlukan selama peserta didik
mengerjakan aktivitas ini.
 Guru dapat melihat kunci jawaban untuk memandu pemahaman peserta didik
 Peserta didik memperhatikan contoh tentang singular nouns dan plural nouns yang
diambilkan dari irik lagu
 Guru memberikan penjelasan singkat tentang konsep kata benda tunggal dan
jamak. Jika diperlukan, guru dapat mengajak peserta didik untuk melihat kembali
materi yang ada di Bab V.
 Peserta didik menandai kata benda jamak dengan cara mewarnai kotak yang sesuai

Pertemuan 3

Kegiatan Pendahuluan (10’)

 Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa,


absensi, menyiapkan buku pelajaran;
 Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat pembelajaran
teks lagu pendek dan sederhana, seperti fungsi sosial, struktur teks dan unsur
kebahasaan lagu.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan Inti (60’)

Mengasosiasi (60’)

 Peserta didik melengkapi tabel tentang penyanyi favorit sesuai dengan kondisi
mereka yang sesungguhnya
 Guru memantau dan memberikan bantuan selama peserta didik mengerjakan
aktivitas ini.
 Peserta didik saling berkomunikasi tentang penyanyi favorit mereka. Peserta didik
bekerja dalam kelompok.
 Masing-masing anggota kelompok secara bergiliran memberikan teka-teki tentang
judul lagu untuk ditebak.
 Guru mengarahkan bahwa peserta didik perlu memberikan ‘bantuan’ agar anggota
kelompok yang ain dapat menebak. Bantuan tersebut dapat berupa nama
enyanyinya, isi lagunya, dan sedikit irama agunya.
 Pemenang dalam setiap kelompok adalah peserta didik yang paling banyak dapat
menebak judul lagu dengan benar

Pertemuan 4

Kegiatan Pendahuluan (10’)

 Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa,


absensi, menyiapkan buku pelajaran;
 Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat pembelajaran
teks lagu pendek dan sederhana, seperti menyusun teks lagu sesuai dengan fungsi
sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan lagu ang benr sesaui konteks.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan Inti

Mengkomunikasikan (65’)

 Secara kelompok peserta didik memilih salah satu lagu berbahasa Inggris sederhana
yang telah disediakan guru
 Secara kelompok peserta didik saling mendiskusikan lagu berbahasa Inggris yang
telah dipilih oleh kelompok tersebut
 Menyampaikan hasil kerja kelompok tentang lagu sesuai dengan panduan yang
disiapkan guru.
 Memberi kesempatan peserta didik untuk mencari lagu berbahasa Inggris sederhana
dan menyampaikan pesan yang ada dalam lagu tersebut kepada temannya
 Secara kelompok menyusun lagu berhasa Inggris sederhana

Penutup (5’)

 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;


 For all of you, thank you very much for your participation. Good job, I like your
performance today. Almost all of active. I hope next time all of you have to be
active in the class. Okay? Now as ususal Please write your feeling, your problem
and your success during my class in your journal,
 Peserta didik menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk
memuji dalam jurnal belajar (learning journal).
 Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas kelompok berupa
proyek membuat lagu berbahasa Inggris sederhana secara lisan dan tulis dan
menyimpanya dalam bentuk rekaman audio
 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

Penilaian hasil pembelajaran

 Sikap:
 observasi, penilaian diri, teman sejawat menggunakan daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik
 Pengetahuan: tes tulis/lisan & penugasan berupa menuliskan sebuah paragraf
pendek tentang isi lagu
 Keterampilan: Unjuk kerja/Praktik, dan produk berupa membuat display tentang
tulisan siswa dan membuat penilaian teman sejawat.

Practice 1 :

Listen to the song and fill in the blank with the appropriate words.
COUNT ON ME
If you ever find yourself stuck in the middle of the (..1..)

I’ll sail the (..2..) to find you

If you ever find yourself lost in the dark and you can’t see

I’ll be the(..3..) to guide you

*Find out what were made of

When we’re called to help our (..4..) in need

You can count on me like 1,2,3 I’ll be there

And I (..5..) when I need it

I can count on you like 4,3,2 you’ll be there

Cause that’s what friends are supposed to do oh yeah…

(You can count on me cause I can count on you)

If your tossing and your turning and you just can’t (..6..) asleep

I’ll (..7..) a song beside you

And if you ever forget how much you really mean to me

Everyday I will (..8..) you   (BACK TO *)

You’ll always have my (..9..) when you cry

I’ll never let go never (..10..) goodbye (BACK TO *)

DAFTAR PUSTAKA
Charles K West, James A Farmer, Philip M Wolff. 1991. Instructional Design, Implication from
Cognitive Science. University of Illinois at Urbana Champaign. Allyn and Bacon. Boston-
London-Toronto-Sydney-Tokyo-Singapore.

Anda mungkin juga menyukai