Anda di halaman 1dari 17

ORGANISASI PROFESIONAL,JURNAL DAN

PENGEMBANGAN DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Disusun oleh:
1. Aldino Hartan Putra S811908001
2. Alfina Fadilatul M S811908002
3. Syagiful Fatayathi S811908014

Universitas Sebelas Maret Surakarta


Pascasarjana Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan
Teknologi Pendidikan
2019
BAB I
Pendahuluan
Seiring dengan kemajuan zaman, proses pembelajaran pun dituntut
perkembangannya. Sebagai implementasinya hampir setiap tahun kurikulum dan
paradigma pembelajaran selalu berubah dan mengalami revisi. Upaya peningkatan
kualitas pembelajaran dari waktu ke waktu, harus mampu menfasilitasi pembelajaran
dalam berbagai kondisi dan latar belakang peserta didik, baik secara horisontal maupun
vertical, mudah, dan meluas, serta menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
(enjoyment atau joyful learning), fleksibel dalam dimensi waktu, ruang, serta
mengembangkan potensi peserta didik secara individual. Untuk itulah teknologi
pendidikan yang secara sengaja dan kreatif dirancang untuk membantu memecahkan
permasalahan pembelajaran, kiranya akan banyakdapat mengambil peran. Agar supaya
pesan pembelajaran dapat diterima dengan baik dan mudah, dan berbagai bentuk
pengalaman belajar, yang menunjuk pada aktivitas yang harus dilakukan pembelajar
dalam berinteraksi dengan objek belajar, baik yang dapat dicapai di dalam kelas maupun
di luar kelas, kiranya pesan-pesan pembelajaran dan berbagai bentuk pengalaman
belajarnya, perlu disiapkan dan dikemas dengan memperhatikan kaidah serta prinsip
teknologi pendidikan. Pembelajar (learner)memerlukan kemasan pembelajaran yang
berbasis aneka sumber serta multimedia pembelajaran. Itulah tugas besar yang harus
ditunaikan oleh orang/pihak-pihak terkait, khususnya para professional pengembang
teknologi pendidikan. Menilik dari kebutuhan itu maka para Teknolog Pendidikan harus
terus berkutat dalam pengembanganya. Pengembangan melalui berbagai sumber seperti
literasi jurnal maupun organisasi pengembang teknologi pendidikan menjadi sangat
penting. Maka dari itu penulis mencoba untuk memaparkan tentang sumber sumber
kemajuan dalam teknolog pendidikan saat ini.
BAB II

Pembahasan

A.  ORGANISASI PROFESIONAL DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN


Organisasi profesional yang terkait dengan Teknologi Pendidikan bermacam-
macam, terdapat AECT, AACE, ALA, ISTE, ITEA, IVLA, USDLA, SEAMEO-
SEAMOLEC yang dapat mengembangkan profesionalitas, kemampuan dan
perkembangan teknologi pendidikan. Berikut merupakan pemaparannya.
1. AECT (The Association for Educational Communications and Technology)
Asosiasi untuk Komunikasi dan Teknologi Pendidikan (AECT). AECT
merupakan organisasi internasional yang mewakili profesional teknologi pendidikan
yang bekerja di sekolah, perguruan tinggi dan universitas, dan sektor korporat,
pemerintah, dan militer. Misinya adalah menyediakan kepemimpinan dalam komunikasi
dan teknologi pendidikan dengan menghubungkan para profesional yang memiliki minat
yang sama dalam penggunaan teknologi pendidikan dan penerapannya dalam proses
belajar. AECT memiliki sepuluh divisi yang dirancang di sekitar area minat khusus yang
diwakili di dalam keanggotaan: perancangan dan pengembangan, belajar jarak jauh,
internasional, manajemen, produksi multimedia, penelitian dan teori, teknologi dan
media sekolah, perubahan sistemik, pendidikan guru, dan pelatihan dan kinerja.
Asosiasi ini memiliki program penerbitan aktif, termasuk Tech Trends dan
Educational Technology research and development, keduanya diterbitkan enam kali
dalam setahun dan senyumlah besar buku dan rekaman video
(www.aect.org/pubs/pubs.htm)
AECT mensponsori konferensi tahunan yang berisikan lebih dari 300 sesi dan
lokakarya pendidikan yang berfokus pada bagaimana guru menggunakan teknologi baru
dan mengajar metode-metode di ruang kelas. Selain itu, asosiasi juga mensponsori
konferensi pengembangan profesional musim panas (www.aect.org). 
2. AACE (The Association for the Advancement of Computing in Education)
Asosiasi untuk kemajuan Komputerisasi Pendidikan (AACE). ACE merupakan
organisasi-organisasi profesional dan pendidikan internasional yang ditujukan bagi
kemajuan pengetahuan, teori, dan kualitas pembelajaran dan pengajaran di seluruh
tingkatan dengan teknologi informasi. AACE menyebarkan penelitian dan aplikasi
melalui publikasi dan konferensi. Jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh AACE meliputi
Journal of Computer in Mathematics and Science Teaching (JCMST), Journal of
Computing in Childhood Education (JCCE), Journal of Interactive Learning Research
(JILR), Journal of Educational Multimedia and Hypermedia (JAMAAH), Journal of
Technology and Teacher Education (ITATE), AACE Journal (ACEH), dan
Contemporary Issues in Technology & Teacher Education (CITE) (www.aace.org). 

3. ALA (American Library Association)


Asosiasi Perpustakaan Amerika (ALA). ALA merupakan organisasi
perpustakaan terbesar di dunia. 57.000 anggotanya mewakili seluruh jenis perpustakaan-
publik, sekolah, akademik, negara bagian, dan perpustakaan khusus yang melayani
orang-orang di pemerintahan, perdagangan, angkatan bersenjata, rumah sakit, penjara,
dan lembaga-lembaga lainnya. Asosiasi ini gt memiliki 11 divisi yang fokus pada
berbagai jenis perpustakaan dan layanan. Asosiasi Pustakawan Sekolah Amerika, salah
satu divisi, menyelegarakan konferensi nasional yang fokus pada minat dari spesialis
media sekolah (www.ala.org). 
ALA menerbitkan School Library Media Quarterly (www.ala.org/aasl/SLMQ/),
yang menyajikan penelitian yang berkaitan denganpenggunaan teknologi untuk tujuan
pengajaran dan informasi. Isu-isu khusus  yang pernah ditangani berkaitan dengan
komunikasi, teknologi, dan rancangan fasilitas untuk lingkungan belajar yang
membutuhkan sejumlah besar teknologi.
4. ISTE (International Society for Technology in Education)
Masyarakat Internasional untuk Teknologi dalam Pendidikan (ISTE). Misi dari
ISTE adalah meningkatkan pendidikan melalui penggunaan teknologi dalam belajar,
pengajaran, dan administrasi. Ini merupakan organisasi profesisional yang ditujukan
bagi pengembangan pendidikan melalui penggunaan teknologi berbasis komputer.
Anggota ISTE meliputi guru, administrator, koordinator komputer, pengelola sumber
daya informasi, dan spesialis teknologi pendidikan. Organisasi ini mempertahankan
keanggotaan afiliasi regional untuk mendukung dan merespons usaha akar rumput dalam
rangka meningkatkan penggunaan teknologi untuk pendidikan. Material dan layanan
dukungan mereka bagi para pendidik meliputi buku, perangkat kursus, dan konferensi.
ISTE menerbitkan Learning and Leading with Technology, Journal of Research
on Technology in Education, Journal of Computing in Teacher Education, ISTE
Updates, dan buku-buku. Termasuk minat khusus bagi para guru adalah Learning and
Leading with Technology, yang fokus pada pemaduan teknologi ke dalam Ruang kelas.
Banyak dari artikel ditulis oleh guru, yang membagi-bagi apa yang telah dan mereka
raih menggunakan komputer dalam ruang kelas mereka dengan anak berbagai usia dan
kemampuan (www.iste.org). 

5. ITEA (International Test and Evaluation Association)


Asosiasi Pendidikan Teknologi Internasional (ITEA). ITEA merupakan
organisasi profesional untuk teknologi, inovasi, dan desain. Misinya adalah
meningkatkan melek teknologi dengan mendukung pengajaran teknologi dan
mendorong profesionalisme pihak-pihak yang terlibat dalam tujuan ini. ITEA
memperkuat profesi ini melalui usaha legislatif negara bagian dan nasional,
pengembangan profesional, layanan keanggotaan, publikasi, dan kegiatan ruang kelas
(https://www.itea.org/about-itea/). The Technology Teacher (https://www.itea.org/the-
itea-journal/) merupakan jurnal yang diterbitkan oleh ITEA. Ia merupakan publikasi
yang menarik dan bermanfaat untuk guru teknologi. Konten meliputi laporan mengenai
kecenderungan terbaru dalam pendidikan teknologi, kegiatan pembelajaran teknologi,
artikel program,berita, kalender, dan sebagainya. TTTe, sebuah perpanjangan online dari
The Teacher Technology, menerbitkan jurnal artikel berkualitas.

6. IVLA (The International Visual Literacy Association)


Asosiasi Melek Visual Internasional (IVLA). IVLA ditujukan bagi penelusuran
konsep melek visual-bagaimana kita menggunakan visual untuk komunikasi dan
bagaimana kita menafsirkan visual tersebut. Ia terutama berkaitan dengan
pengembangan material pengajaran yang dirancang untuk memacu kemampuan dalam
menafsirkan visual. Organisasi ini memiliki anggota yang berasal dari berbagai disiplin
ilmu dan profesi, termasuk pendidikan tinggi, sekolah publik, bisnis dan komunikasi,
artis profesional, spesialis produksi dan spesialis desain (www.ivla.org). 

7. USDLA (United States Distance Learing Association)


Asosiasi Pembelajaran Jarak Jauh Amerika Serikat (US-DLA). USDLA
mendorong pengembangan dan penerapan belajar jarak jauh untuk pendidikan dan
pelatihan. Sebanyak 3000-plus anggota mewakili pendidikan 12 tahun, pendidikan
tinggi, pendidikan berkelanjutan, dan kelompok lainnya yang tertarik dalam pendidikan
jarak jauh. Asosiasi ini telah menjadi sumber informasi dan rekomendasi terkemuka bagi
badan-badan pemerintah, Kongres AS, industri, dan mereka yang terlibat ka
dalam pengembangan program pembelajaran jarak jauh. USDLA telah berdiri di lebih
dari 30 cabang. Ia merupakan sponsor bagi konferensi Pembelajaran Jarak Jauh
Internasional dan Tele-Con. Selain itu, USDLA menyelenggara kan pertemuan reguler
dengan para pemimpin program pembelajaran jarak jauh di Eropa dan Cincin Pasifik
(www.usdla.org). 

8. SEAMEO-SEAMOLEC
Pusat Pembelajaran Terbuka Regional SEAMEO (SEAMOLEC) adalah salah
satu dari 26 Pusat di bawah naungan Organisasi Pendidikan Menteri Asia Tenggara
(SEAMEO) yang fokus di bidang Pembelajaran Terbuka dan Jarak Jauh (ODL). Karena
berbagai program yang menjadi tugas intinya, seperti; pelatihan, konsultasi, penelitian
dan pengembangan, dan penyebaran informasi, SEAMOLEC membantu Negara
Anggota SEAMEO untuk menemukan solusi alternatif untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui Pembelajaran Terbuka dan Jarak Jauh (ODL).
Tujuan SEAMOLEC adalah untuk menjalankan program-program yang relevan
yang responsif terhadap kebutuhan nasional dan regional saat ini melalui pemanfaatan
sistem pembelajaran terbuka dan jarak jauh. Untuk mencapai visi dan misinya, dan juga
untuk terus memberikan layanan yang baik untuk kawasan ini, SEAMOLEC sangat
tertarik untuk membangun sistem jaringan yang lebih kuat melalui kemitraan dan sinergi
dengan pihak terkait lainnya. (https://seamolec.org/)

B. JURNAL PROFESIONAL DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Upaya peningkatan kualitas pembelajaran dari waktu ke waktu, harus mampu


menfasilitasi pembelajaran dalam berbagai kondisi dan latar belakang peserta didik, baik
secara horisontal maupun vertical, mudah, dan meluas, serta menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan (enjoyment atau joyful learning), fleksibel dalam dimensi waktu,
ruang, serta mengembangkan potensi peserta didik secara individual. Untuk itulah
teknologi pendidikan yang secara sengaja dan kreatif dirancang untuk membantu
memecahkan permasalahan pembelajaran, kiranya akan banyakdapat mengambil peran.
Agar supaya pesan pembelajaran dapat diterima dengan baik dan mudah, dan berbagai
bentuk pengalaman belajar, yang menunjuk pada aktivitas yang harus dilakukan
pembelajar dalam berinteraksi dengan objek belajar, baik yang dapat dicapai di dalam
kelas maupun di luar kelas, kiranya pesan-pesan pembelajaran dan berbagai bentuk
pengalaman belajarnya, perlu disiapkan dan dikemas dengan memperhatikan kaidah
serta prinsip teknologi pendidikan. Pembelajar (learner)memerlukan kemasan
pembelajaran yang berbasis aneka sumber serta multimedia pembelajaran. Itulah tugas
besar yang harus ditunaikan oleh orang/pihak-pihak terkait, khususnya para professional
pengembang teknologi pendidikan.

Dalam pengembangan berkelanjutan di bidang teknologi pendidikan Jurnal


menjadi salah satu rekam jejak perkembangan dalam teknologi pendidikan. Jurnal yang
telah ditulis dalam bentuk proceeding maupun Ilmiah oleh banyak profesional dibidang
teknologi pendidikan ini membahas tentang media dan model pembelajaran. Bersumber
dari Libgen.is tenaga profesional dalam Teknologi pendidikan menemukan bahwa media
pembelajaran sudah memasuki dunia Virtual dalam pengembangan medianya seperti :

1. Jurnal proceeding Internasional berjudulkan “ Edutainment Technologies


“ yang di terbitkan oleh Springer dalam konferensi ke-6 E-learning dan
Games pada Edutainment di Taiwan Tahun 2011. Bersumber Libgen.is,
Jurnal ini merangkum tentang kegunaan games maupun virtual reality
dalam pendidikan serta menerawang ke masa depan tentang bagaimana
sekolah/kelas di masa depan.
2. Jurnal proceeding Internasional tentang “ Emerging Technologies for
STEAM Education “ yang di terbitkan oleh Springer pada tahun 2016
yang membahas tentang munculnya teknologi untuk metode
pembelajaran STEAM.
3. Jurnal Ilmiah Internasional dari Marc Pilkington tentang “Indo-French
Educational Partnerships Institutions, Technologies and Higher
Education “ yang di terbitkan oleh Palgrave Pivot (AECT) pada tahun
2017  yang membahas tentang keterkaitan antara Teknologi pendidikan
dengan kasus kasus/ kesenjangan ekonomi maupun sosial yang
mempengaruhi teknologi pendidikan di negara dunia ke-3.
C. APLIKASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Teknologi pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terintegrasi meliputi manusia,
prosedur, ide dan peralatan serta organisasi untuk menganalisis masalah yang
menyangkut semua aspek belajar, serta merancang, melaksanakan, menilai dan
mengelola pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran. Jadi, teknologi pendidikan
lahir sebagai akibat dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk
tujuan-tujuan pembelajaran di samping guru, buku, papan tulis, dan lain-lain. Oleh
karena itu implementasi teknologi pendidikan mutlak diperlukan dalam proses
pembelajaran di sekolah, karena banyak manfaat dari pemberdayaan teknologi
pendidikan tersebut. Aplikasi teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan
pendidikan pada umumnya dan pada kegiatan pembelajaran pada khususnya. Aplikasi
dimaksud adalah seperti berikut ini:

1. Teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum, baik


strategi, pengembangan maupun aplikasinya. Teknologi pendidikan mempunyai
fungsi luas, tidak hanya terbatas pada kebutuhan kegiatan belajar di kelas,
melainkan dapat berfungsi sebagai masukan bagi pembina dan pengembangan
kurikulum yang dikaji secara ilmiah, logis, sistematis dan rasional sesuai dengan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Teknologi pendidikan menghilangkan, kalaupun tidak secara keseluruhan, pola
pengajaran tradisional. Ia berperan penuh dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, meskipun sebenarnya dia tidak dapat menggantikan posisi guru secara
mutlak.
3. Teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan kegiatan belajar menjadi
lebih luas, lebih dari hanya sekedar interaksi guru murid di dalam ruang dan waktu
yang sangat terbatas. Teknologi pendidikan dapat dianggap sebagai sumber
belajar, dan biasanya memberi rangsangan positif dalam proses pendidikan.
4. Aplikasi teknologi pendidikan dapat membuat peranan guru berkurang,
meskipun teknologi pendidikan tidak mampu menggantikan guru secara penuh.
Teknologi pendidikan adalah teknologi pendidikan, guru adalah guru. Meskipun
demikian bagi guru dan murid, teknologi pendidikan memberikan sumbangan
yang sangat positif.

Dengan demikian pembuatan aplikasi teknologi pendidikan di sekolah untuk dilakukan


dengan tujuan sebagai berikut:

1. Teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum.


2. Teknologi pendidikan menghilangkan, kalaupun tidak secara keseluruhan, pola
pengajaran tradisional.
3. Teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan kegiatan belajar menjadi
lebih luas
4. Aplikasi teknologi pendidikan dapat membuat peranan guru berkurang

D. PERAN PROFESI DAN TANTANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN PADA


PEMBELAJARAN DI ABAD 21

1. Peran dan Tantangan PTP dalam pembelajaran abad 21


Salah satu akibat dari pemanfaatan teknologi pembelajaran yang semakin intens
adalah lahirnya profesi pengembang teknologi pembelajaran (instructional designer)
yang berperan menyatukan dan meleburkan pembelajaran dengan teknologi. Di
Indonesia telah lahir profesi PTP (Pengembangan Teknologi Pembelajaran), tenaga
kependidikan yang baru, yang telah ikut mengubah cara peserta didik belajar, mengubah
cara pendidik mengajar, dan mengubah cara menyajikan pembelajaran menjadi beraneka
model, seperti model pendidikan jarak jauh dan pembelajaran melalui e-learning
(Kemdikbud, 2016).
Dalam kiprahnya untuk menghasilkan produk-produk berupa media/model/aplikasi
pembelajaran inovatif berbasis TIK tersebut, profesi PTP menghadapi berbagai
tantangan pembelajaran abad ke-21 dan harus mengambil peran secara aktif antara lain
sebagai berikut:

a. Harus kreatif dan inovatif mengembangkan media/model/aplikasi pembelajaran


Tersedianya berbagai jenis teknologi yang lebih baik yang dapat dimanfaatkan
untuk pembelajaran menjadi tantangan baru bagi profesi PTP untuk lebih kreatif
dan inovatif dalam mengembangkan media/ model/ aplikasi pembelajaran sesuai
paradigma belajar abad ke-21. Profesi PTP harus siap untuk bekerja sama dan
berkolaborasi dengan profesi atau pejabat fungsional lain yang ada di lembaga
pendidikan, yaitu pendidik (guru, dosen atau widyaiswara), pranata laboratorium
pendidikan, pustakawan, teknisi sumber belajar, pranata komputer, dan tenaga
kependidikan lainnya dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas
sesuai tuntutan pembelajaran abad ke-21.
Perangkat TIK yang mengalami perkembangan sangat pesat pada lima tahun
terakhir adalah tablet. Tablet saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat
signifikan terutama dari fitur-fitur yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
dan salah satunya adalah untuk pembelajaran. Pemanfaatan tablet (e-Sabak) ini
merupakan tantangan baru bagi profesi PTP untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan media/model/aplikasi pembelajaran yang memanfatakan tablet
(e-Sabak). Tablet dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran sebagai alat bantu
pembelajaran, sumber pembelajaran, sarana interaksi pembelajaran, pengelolaan
sistem pembelajaran, dan alat penilaian pembelajaran (Warsihna, dkk. 2015).
Khusus untuk pembelajaran, tablet dapat berfungsi sebagai alat untuk membaca (e-
reader), repositori video (menampilkan video), dan mesin penjelajah web untuk
mengakses ribuan aplikasi sehingga lebih sering menggantikan peran buku. Saat
ini, tablet hanya akan digunakan sebagai sumber pembelajaran menggantikan
buku. Anak Indonesia sudah siap untuk menggunakan e-Sabak untuk pembelajaran
abad 21.

b. Harus bekerjasama secara kolaboratif dengan profesi lain dalam suatu tim
untuk menghasilkan produk.
Berkembangnya budaya berkolaborasi ini merupakan tatangan baru bagi profesi
PTP untuk membangun kerja sama dengan berbagai orang dari berbagai profesi
dengan latar belakang disiplin ilmu dalam suatu tim untuk menghasilkan suatu
produk atau layanan. Pelayanan pembelajaran oleh sebuah lembaga pendidikan
dapat terselenggara dengan baik berkat kolaborasi dari pendidik, tenaga
kependidikan dan lain-lain tenaga dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda.
Misalnya untuk mengembangkan model/ media/aplikasi pembelajaran yang
berbasis TIK memerlukan kerjasama atau kolaborasi antara profesi guru, dosen,
PTP, pranata laboratorium, praktisi sumber belajar, prana komputer, dan tenaga
ahli lainnya.
Implementasi JF-PTP (Jabatan Fungsional Pengembangan Teknologi
Pembelajaran) di sekolah menjadi langkah strategis dalam membangun sistem
pendidikan persekolahan yang berkualitas. PTP sebagai pelaksana teknis
fungsional dengan tugas pokok melakukan analisis dan pengkajian, perencanaan,
produksi, penerapan, pengendalian, dan evaluasi terhadap media/ model/ aplikasi
teknologi pembelajaran akan menjadi mitra guru dalam mewujudkan pendidikan
berkualitas di sekolah (Haryono, 2017). Oleh karena itu, PTP di sekolah dapat
berperan sesuai lingkup tugas dan fungsinya untuk melakukan proses penjaminan
mutu pembelajaran, pengembangan dan pengelolaan infrastruktur pembelajaran,
serta pengembangan kapasitas sumber daya pendidikan sekolah.

c. Harus selalu meningkatkan kompetensi sesuai perkembangan teknologi yang


sangat pesat.
Pada abad 21 ini pendidikan ditantang untuk mampu menciptakan pendidikan
yang dapat ikut menghasilkan sumber daya pemikir yang mampu ikut membangun
tatanan sosial dan ekonomi sadar pengetahuan sebagaimana layaknya warga dunia
di abad 21. Oleh karena itu, agar PTP mampu berkiprah dalam kehidupan nyata
pada abad 21 ini harus memiliki kompetensi abad 21 yang dibutuhkan di dunia
usaha dan dunia industri, yaitu: (1) keterampilan dan belajar berinovasi; (2)
kehidupan dan karir; dan (3) keterampilan teknologi dan media informasi (Wijaya,
dkk. 2016).
Diperlukan profesi PTP yang memiliki kompetensi untuk mengembangkan model
pembelajaran yang mengintegrasikan media dan teknologi baru dalam kegiatan
pembelajaran. PTP bersama-sama dengan pendidik dan tenaga kependidikan
lainnya harus mampu menciptakan iklim belajar di sekolah yang interaktif,
inspiratif, menantang, menyenangkan dan mampu memenuhi kebutuhan peserta
didiknya yang memiliki tuntutan yang semakin besar untuk dilayani belajarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan layanan pembelajaran seperti itu, setiap PTP harus
mampu mengembangkan media/model/aplikasi pembelajaran sesuai keterampilan
belajar abad ke-21.
Khusus bagi PTP dan para dosen, guru calon guru, widyaiswara, dan instruktur/
pelatih perlu membekali diri dengan standar kompetensi di bidang ICT agar
memiliki kompetensi di bidang ICT dan mampu menerapkan atau strategi
pemanfaatan ICT dalam pembelajaran (Gafur, 2011).
Pada implementasi pembelajaran pada abad 21 ini mendukung pendidikan terbuka
dimana pendidikan terbuka tanpa batas memerlukan sumber belajar, yaitu sumber
belajar bebas akses (open educational resources atau OER). Jadi OER adalah
kumpulan bahan belajar yang disediakan secara gratis dan mudah diakses oleh
siapapun yang memerlukannya. OER ini sangat diperlukan untuk mendukung
kebutuhan belajar sepanjang hayat.
Pengembangan konten untuk OER memerlukan peran PTP. Selanjutnya sebagai
akibat dari berkembangnya OER tersebut juga berkembang kecenderungan
penerapan model pembelajaran yang masif terbuka dan online atau dikenal sebagai
masive open online courses (MOOC). Pembelajaran model ini menuntut
kemampuan peserta didiknya untuk berkolaborasi dan bekerja sama baik secara
sinkronus atau secara asinkronus dengan sejawat dari seluruh dunia.
Pada prinsipnya, PTP harus mampu menguasai teknologi dan pedagogi baru
(Purwanto, 2015). Teknologi telah memberdayakan orang untuk menemukan
informasi dan terhubung dengan orang lain untuk belajar dalam segala macam cara
(Kuhlmann, 2014). Penguasaan kedua kompetensi tersebut memungkinkan PTP
berkarya nyata mengembangkan media/ model/ aplikasi pembelajaran yang
inovatif, tentu saja setelah melalui proses perubahan paradigma mengenai
teknologi baru dan integrasinya ke dalam pembelajaran (Sims and Koszalka,
2011).

d. Perlu menunjukkan kinerjanya dengan karya yang nyata.


Hal penting yang harus dilakukan dengan baik oleh PTP antara lain adalah
mengomunikasikan dengan jelas mengenai perannya, memahami tugas dan
menjelaskannya kepada mitra kerjanya, dan mengembangkan diri sehingga
menjadi profesional yang dihormati.
Berkat perkembangan teknologi yang merasuki sistem pembelajaran, model belajar yang
berkembang dan banyak diterapkan saat ini mengalami pergeseran paradigma yang
sangat luar biasa. Ubiquitus learning, belajar terjadi kapan saja dan dimana saja berkat
berkembangnya model mobile learning (m-learning). Pembelajaran tersebut juga
semakin menarik minat semua orang berkat tersediannya aneka sumber belajar yang
semakin mudah didapat melalui akses internet ke sumber-sumber open education
resources (OER) yang gratis.
Tantangan tersebut juga menjadi tantangan yang besar bagi para pemimpin opini
(opinion leader), tokoh masyarakat, pendidik dan siapa saja yang memiliki pengaruh di
masyarakat, untuk mendorong terjadinya proses belajar pada diri setiap orang di
Indonesia ini agar memanfaatkan kesempatan yang ada untuk membangun diri,
meningkatkan kapasitas dan menggali potensi diri yang dimilikinya untuk dimanfaatkan
dan dioptimalkan untuk meningkatkan taraf kehidupannya.
Kita semua menyadari betapa tidak mudah mengintegrasikan TIK ke dalam
pembelajaran, betapa sulitnya mengembangkan budaya baru belajar berbasis TIK dan
mengubah paradigma pembelajaran. Di sisi lain hambatan juga timbul dari aspek
geografis, demografis, sosiologis dan bahkan politis yang ada di negara kita. Untuk itu
diperlukan kajian atau analisis kebutuhan tenaga PTP di lembaga pendidikan baik di
pusat ataupun di daerah (Kemdikbud, 2016).
Kebutuhan di sekolah dan lembaga pendidikan haruslah diarahkan untuk menciptakan
dan mengembangkan media/ model/aplikasi pembelajaran yang sesuai dengan
paradigma baru belajar abad ke-21. Sekolah haruslah mengalami transformasi dan
pembangunan, bukan saja secara fisik dibangun gedung dan ruang kelasnya, tetapi juga
dilengkapi sarana TIK dan direkrut tenaga profesionalnya yang lebih memadai untuk
meningkatkan kualitas pelayanannya.

2.     Peran Profesi PTP dalam Pembelajaran Abad Ke-21


Terdapat enam unsur pembelajaran abad ke-21 yang perlu diperhatikan oleh PTP
dalam membantu mempersiapkan peserta didik untuk sukses hidup di abad ke-21 yang
penuh tantangan, mempersiapkan peserta didik untuk hidup di abad informasi, dan
memberdayakan peserta didik agar dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan
yang telah dimiliki di masa lalu dengan menggunakan teknologi masa kini untuk
menemukan hal-hal baru di masa depan, serta mempersiapkan peserta didik kita agar
dapat berpikir untuk dirinya sendiri, membuat keputusan yang tepat, mengembangkan
keahlian, dan terus menerus belajar sepanjang hayat yaitu: (1) menekankan pada
pembelajaran subjek utama; (2) mengembangkan keterampilan belajar; (3)
memanfaatkan alat belajar abad ke-21 untuk mengembangkan keterampilan belajar; (4)
membelajarkan materi belajar abad ke-21; (5) membelajarkan dalam konteks
pembelajaran abad ke-21; dan (6) menggunakan asesmen abad ke-21 untuk mengukur
keterampilan belajar abad ke-21 (Partnership for 21st Century Skills, 2002). Oleh karena
itu, PTP dituntut memikirkan dan mengembangkan bagaimana model-model
pembelajaran yang sukses untuk abad ke-21, yaitu dengan mengintegrasikan
keterampilan abad ke-21 ke dalam sistem pembelajaran.
Bentuk-bentuk pemanfaatan TIK yang berkontribusi dalam menyiapkan
pembelajaran abad ke-21 adalah: (1) pemanfaatan massive open online courses
(MOOCs); (2) pembelajaran berbasis video game; (3) pemanfaatan e-pembelajaran (e-
learning) baik yang menggunakan LMS (learning management system) atau aplikasi
pembelajaran lainnya; dan (4) pemanfaatan mobile learning sebagai media pembelajaran
dalam lima kompetensi inti pembelajaran abad ke-21 (http://yana.staf.
upi.edu/2015/10/11pendidikan-abad-21/).
Berbagai media/model/aplikasi pembelajaran baru yang inovatif tersebut merupakan
produk atau hasil karya dari profesi PTP. Mengingat tugas pokok profesi atau Jabatan
Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JFPTP) adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan
kegiatan pengem-bangan teknologi pembelajaran yang diduduki oleh PNS dengan hak
dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Profesi PTP atau JF-PTP diharapkan dapat berperan untuk membantu dan
bekerjasama, berkolaborasi dengan profesi guru dan profesi lain dalam mengembangkan
media/ model/ aplikasi pembelajaran inovatif berbasis TIK untuk mengembangkan
kecakapan komunikasi dan kolaborasi peserta didik pada abad ke-21. Profesi PTP dapat
berperan untuk melakukan dua bidang kajian utama, yaitu: (a) mengkaji tentang teori
belajar dan perilaku manusia lainnya (soft technology); dan (b) mengkaji teknologi
terapan yang diaplikasikan untuk memecahkan masalah pembelajaran (hard technology)
(Warsita, 2014). Fokus dari teknologi pembelajaran bukan pada proses psikologis
bagaimana peserta didik belajar, melainkan pada proses bagaimana teknologi perangkat
lunak dan keras digunakan mengkomunikasikan pengetahuan, keterampilan, atau sikap
kepada peserta didik sehingga peserta didik mengalami perubahan perilaku sesuai
kecakapan abad ke-21.
Daftar Pustaka

Maiga, Ming Phu chen, 2011, Edutainment Technologies: Educational Games and
Virtual Reality, International Conference: Taiwan

Marc Pilkington, 2017, Indo-French Educational Partnership: Institution, Technologies


and Higher Education, Palgrave Point Springer : London

Smaldino, 2011, Instructional Technology and Media for Learning, Kencana:Jakarta

Xun Ge, 2017, Emerging Technologies for STEAM Education, Springer:Switzerland

Anda mungkin juga menyukai