b) Etiologi
Gambar 2.13. Cobble Stone Papil pada Konjungtivitis Vernal (Khurana, 2007).
Gambar 2.14. Giant Papil pada Konjungtivitis Alergi Kontak Lensa
(Khurana, 2007).
o Folikel
Folikel terbentuk karena agregasi trombosit dan sel di lapisan adenoid. Bagian
tengah folikel terdiri dari histiosit mononuklear, sedikit limfosit, dan sel leber.
Biasanya terlihat di konjungtiva tarsal superior dan konjungtiva fornix supeior,
tetapi dapat juga di konjungtiva fornix inferior, plika semilunar, dan caruncle
(Khurana, 2007).
e) Diagnosis banding
Tabel 2.4. Diagnosis Banding Konjungtivitis (Azari & Barney, 2013).
f) Tatalaksana
Non farmakologi
- Edukasi penyakit
- Hindari faktor pencetus
- Menjaga kebersihan mata
- Tidak menggosok mata yang sakit atau gatal
Farmakologi
Tabel 2.5. Tatalaksana Farmakologi Konjungtivitis (Azari & Barney, 2013).
o Subconjungtiva bleeding
a) Definisi
Perdarahan dibawah konjungtiva bulbar mengakibatkan darah
menutupi warna putih sklera (Khurana, 2007).
b) Etiologi
Trauma
- Trauma lokal pada konjungtiva
- Perdarahan retrobulbar yang menyebar ke konjungtiva bulbar
Inflamasi konjungtiva
Disebabkan oleh picornavirus, pneumococcal konjungtivitis, dan
leptospirosis
Kongesti vena mendadak
Pecahnya kapiler vena secara tiba-tiba karena tekanan yang meningkat,
biasanya saat batuk atau serangan epilepsi
Ruptur kapiler spontan
Terjadi karena penyakit vaskuler seperti atherosclerosis, hipertensi dan
DM
Kelainan vaskular lokal
Disebabkan oleh telengiectasis, varicosities, dan aneurisma
Diskrasia darah
Seperti anemia, leukemia, dan disproteinemia
Gangguan perdarahan
Seperti purpura dan hemofilia
Infeksi sistemik demama akut
Seperti malaria, tifoid, difteri, dan demam berdarah dengue
(Khurana, 2007).
c) Manifestasi klinis
Mata merah : perdarahan berwarna merah terang atau gelap berbatas jelas
Tidak nyeri
Visus tidak menurun
Darah diserap dalam waktu 7-21 hari, warna merah berubah menjadi oren
kemudia menjadi kuning.
Azari, A.A., & Barney, N.P. (2013). Conjunctivitis: a systematic review of diagnosis and
treatment. JAMA. 310 (16): 1721-1729.
Eva, P.R., & Whitcher, J.P. (2007). Vaughan & Asbury’s: Oftalmologi Umum. 17th Edision.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Eva, P.R., & Whitcher, J.P. (2018). Vaughan & Asbury’s: General Ophthalmology. 19th Edision.
New York: McGraw-Hill.
Frings, A., Geerling, G., & Shargus, M. (2017). Red eye: a guide for none-specialists. Dtsch
Arztebl Int: 114: 302-312.
Khurana, A.K. (2007). Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi: New Age International.
Mescher, A. L. (2011). Histologi Dasar Junqueira: teks & atlas. Edisi ke- 12. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Messmer, E.M. (2015). The pathophysiology, diagnosis, and treatment of dry eye disease. Dtsch
Arztebl Int: 112: 71-82
Suhardjo, S.U., & Hartono. (2007). Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: Penerbit Buku
Kedokteran UGM.