Anda di halaman 1dari 367

Teologi Gundukan Pasir

dan kisah-kisah lainnya

Victor Christianto

Penerbit Graha Ilmu


November 2014

1
Teologi Gundukan Pasir dan Kisah-kisah Lainnya

Daftar Isi

Daftar Isi 2
Persembahan 3
Kata Pengantar 4
Ester dan Teologi Gundukan Pasir 6
Lampiran 1: Pengalaman hidupku bersama Yesus 14
Eksegesis atas Kisah Para Rasul 1:6-8 21
Arti dari Ketujuh Roh di hadapan takhta-Nya dalam Wahyu 1:4 dan 3:1 28
Teologi dan tantangan Misiologi bagi David Yonggi Cho 34
Implikasi Teologis dan Misiologis dari Roh Allah sebagai Roh Pencipta 44
Bertindak dengan iman atau “leap of faith” 52
Bahan sekolah minggu 8 Juni 2014: Pentakosta – Datanglah Roh Kudus 56
Makalah Interaksi: Integrasi antara Teologi dan Psikologi 60
Pembenaran oleh Iman I: Apa dan mengapa Pembenaran oleh Iman 65
Pembenaran oleh Iman II: Pembenaran oleh Iman dalam Surat Galatia 72
Pembenaran oleh Iman III: Pembenaran oleh Iman dalam Surat Roma 77
Pengekangan terhadap Dosa dan Anugerah Umum 82
Renungan terhadap Transfigurasi: Menemukan wajah Yesus 88
Yesus Kristus dan Melkisedek: rancangan khotbah 92
Bahan ajar sekolah minggu: Kain dan Habel (Kej. 4:1-16) 97
Bahan ajar sekolah minggu: Abraham diuji imannya 104
Bagaimana menjalani masa remaja bersama Tuhan 108
Kuasa dalam Pujian (Kis. 16:19-40) 112
Biografi singkat penulis 119

2
Dipersembahkan untuk

Semua umat Kristen di seluruh Indonesia yang dengan sungguh-sungguh mencari


kehendak Allah dalam hidup mereka

3
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah Bapa yang Mahatinggi, yang telah menyertai saya dalam
segala suka dan duka serta melepaskan saya dari segala problem yang pernah saya alami dalam
hidup. Ia adalah Bapa yang penuh kasih dan rahmat. Terpujilah Tuhan!
Buku ini merupakan kumpulan artikel yang ditulis dalam rentang waktu 2012-2014 saat
saya menempuh pendidikan pascasarjana di STT Satyabhakti, Malang (www.sttsati.org).
Sebagian adalah makalah yang ditulis sebagai syarat kelulusan suatu matakuliah (term paper),
dan sebagian lainnya adalah tulisan-tulisan lepas yang dipersiapkan untuk mengisi berbagai
kesempatan dalam lingkungan gereja. Harapan saya adalah artikel-artikel yang dikumpulkan di
sini akan berguna bagi para pembaca yang lebih luas, khususnya dalam rangka membangun iman
dan pemahaman akan ajaran Kristen yang sehat.
Artikel pertama adalah salah satu artikel terbaru (ditulis 28 Mei 2014), dan merupakan
hasil pergumulan untuk menjawab pertanyaan: bagaimana ajaran Alkitab dapat digunakan untuk
memberikan respons atas permasalahan dan kesulitan hidup sehari-hari? Penulis menemukan
bahwa Alkitab menunjukkan berbagai pelajaran yang mirip dengan gagasan pengaturan diri
dalam fisika (self-organized criticality).
Pengamatan lain penulis adalah bahwa kaum perempuan seringkali masih menempati
posisi marjinal dalam masyarakat, bahkan di abad 21 ini. Sebagai contoh, ada beberapa
perempuan yang saya kenal yang saat ini sedang mengalami situasi sulit, antara lain:
a. Dua orang saudara sepupu ditinggalkan oleh suami mereka;
b. Seorang saudara sepupu menjadi janda karena suami meninggal;
c. Empat orang teman menjadi janda karena suami meninggal, dan harus membesarkan
anak-anak sebagai ibu tunggal (single mother);
d. Seorang teman sudah 9 tahun diceraikan oleh suaminya karena suaminya menikah
lagi dengan selingkuhannya;
e. Seorang teman sudah 5 tahun bercerai dengan suaminya karena alasan KDRT dan
perselingkuhan.
Karena itulah saya mengangkat kisah Ester untuk menunjukkan bahwa perempuan pun
dapat mengambil peran penting untuk membela hak-hak asasinya. Saya terinspirasi antara lain
oleh buku terkenal Elizabeth Schüssler Fiorenza (“In memory of her”), khususnya mengenai

4
hermeneutik feminis, dan juga oleh artikel Prof. Yohanes Surya, PhD. tentang Mestakung
(“Semesta Mendukung”). Bahkan judul buku ini yaitu Teologi Gundukan Pasir merupakan suatu
adaptasi atas gagasan Mestakung beliau. Walaupun demikian, saya mesti mengakui bahwa saya
belum dan bukanlah seorang teolog feminis. Saya hanya berusaha untuk bersikap lebih seimbang
terhadap peran perempuan dalam menentukan hidupnya.
Harapan saya adalah buku ini akan dapat memberikan motivasi bagi siapa saja yang ingin
mencari kehendak Allah dalam hidup tanpa meninggalkan konsep-konsep Alkitabiah.
Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih yang tulus kepada:
a. Yth. Prof. Yohanes Surya, PhD., yang berkenan menjawab beberapa pertanyaan
melalui email.
b. Para dosen di STT Satyabhakti yang telah membimbing saya dalam berbagai kuliah.
c. Segenap mahasiswa S1 maupun pascasarjana STT Satyabhakti yang telah berbagi
pengalaman selama proses belajar.
d. Seluruh rekan-rekan di gereja, khususnya rekan-rekan penatua dan pelayan jemaat
anak yang telah berbagi kesaksian mereka. (Lihat Lampiran 1 pada artikel pertama.)
e. Semua saudara-saudari saya yang telah banyak memberikan dukungan dan perhatian
baik secara moril maupun materiil selama ini, termasuk David Handriyanto, Denok
Indiarti, Eva Handriyantini, Sonny Agustinus, (Alm.) Daniel Firmanto, dan Fransisca
Sinaga. Tuhan kiranya akan memberikan upah yang berlipat ganda.
Akhirnya, terimakasih dan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan nyawa-Nya untuk menyelamatkan saya. Soli Deo Gloria.

Versi 1.0: 1 Juni 2014 (Hari Lahir Pancasila), versi 1.1: 21 September 2014

Victor Christianto
Cellular phone: 0878-59937095 / 0341-403205
Email: victorchristianto@gmail.com / admin@sciprint.org
URL: http://www.sciprint.org
http://independent.academia.edu/VChristianto
http://www.vixra.org/author/Victor_Christianto
http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
Http://www.facebook.com/vchristianto
Http://www.twitter.com/christianto2013
Skype: vic1043

5
Ester dan Teologi Gundukan Pasir
(Esther and Sandpile Theology)
Teks: Ester 4:10-17

Oleh Victor Christianto1, email: victorchristianto@gmail.com

1. Pendahuluan
Pernahkah ibu-ibu, bapak-bapak dan saudara-saudari berada dalam situasi sulit yang
kritis, bahkan seolah-olah tidak ada jalan keluar? Kita akan belajar dari Ester bagaimana
menghadapi situasi sulit dengan tabah. Terutama hari ini kita akan mempelajari tentang kisah
Ester yang mengubah jalannya sejarah dengan cara menyelamatkan bangsa Israel dari
pembantaian. Kisah ini menarik karena terjadi justru ketika bangsa Israel sedang berada dalam
pembuangan, sehingga rawan akan penganiayaan oleh bangsa lain.
Melalui kisah Ester saya juga hendak memperkenalkan sebuah gagasan teologi baru yang
saya sebut Teologi Gundukan Pasir, karena konsepnya berasal dari eksperimen seorang
fisikawan Denmark bernama Per Bak dengan gundukan pasir (sandpile). Gagasan ini terinspirasi
dari prinsip Mestakung yang dikemukakan oleh Prof. Yohanes Surya, PhD., dan sudah difilmkan
dengan judul yang sama.2
Pada bagian lampiran, saya menyertakan kisah-kisah 10 perempuan di gereja kami yang
kalau disimak memiliki pola yang sesuai dengan Teologi Gundukan Pasir ini, walaupun saat
mereka menulis kisah-kisah tersebut, mereka belum diberitahu tentang gagasan Mestakung. Jadi
kisah-kisah tersebut bukan suatu rekayasa atau dicocok-cocokkan dengan gagasan Mestakung
ini, melainkan merupakan kisah-kisah sebenarnya. Kiranya artikel ini dapat bermanfaat untuk
membangun iman kita. Soli Deo Gloria.

2. Kisah Ester
Seperti kita tahu, Alkitab ditulis dengan nuansa budaya patriarkhi yang kuat, sehingga
mayoritas kisah-kisah dalam Alkitab bercerita tentang para pria. Bahkan sering pula tidak
menyebut nama perempuan kecuali jika mereka berperan penting dalam sejarah atau melahirkan
1 http://www.sciprint.org, http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto. Phone: (62) 341-
403205, atau (62) 878-59937095
2
Untuk keterangan lebih lanjut tentang Mestakung, bisa dilihat di www.yohanessurya.com.

6
orang-orang penting, misalnya Debora dalam Hakim-hakim, Yokhebed ibu Musa, Sara istri
Abraham dst. Banyak istri nabi atau para tokoh yang juga tidak dikenal namanya.
Dalam konteks ini kita juga memperhatikan bahwa hampir semua kitab dalam Alkitab
diberi judul yang bernuansa maskulin, kecuali dua kitab saja yaitu Rut dan Ester. Jadi dua kitab
ini sangat menarik untuk dipelajari. Ester adalah seorang ratu yang terpilih berdasarkan kontes
kecantikan. Ia kemudian menggantikan Ratu Wasti sebagai permaisuri. Beberapa saat setelah ia
menjadi ratu, Haman berikhtiar untuk membinasakan seluruh bangsa Israel karena kesal dengan
Mordekhai. Ia kemudian menyalahgunakan jabatannya untuk membujuk raja mengeluarkan
perintah keras untuk membunuh semua orang Israel. Mordekhai kemudian mengingatkan Ester
untuk tidak berdiam diri saja terhadap rencana busuk Haman. Bahkan ia mengatakan dalam 4:14,
"Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu."
Kemudian Ester mulai tergerak untuk bertindak. Ia memberanikan diri untk menghadap
raja (meskipun dengan resiko dihukum mati) dan mengundang raja dan Haman untuk bersantap
malam di tempatnya. Hal ini diulangi lagi esoknya, dan baru pada hari kedua Ester menyatakan
pengaduannya atas perintah pembantaian orang Yahudi. Ternyata raja bersimpati kepada
permintaan Ester, bahkan Haman akhirnya dihukum mati (7:8-10).
Selanjutnya Ester dan Mordekhai diberikan wewenang untuk membuat perintah baru
atas nama raja yang mengijinkan bangsa Yahudi membela diri. Peristiwa itu diperingati dengan
nama hari raya Purim.
Lalu apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini?
Ada dua pendapat tentang bagaimana menghadapi situasi sulit yang akan saya bahas,
pertama dari buku The Secret, lalu dalil Mestakung dari Prof. Yohanes Surya.

3. Apa itu The Secret?


Rhonda Byrne menulis antara lain bahwa formula sukses dapat dirangkum dalam suatu
kalimat rahasia (secret) yaitu: ask, believe and receive (minta, yakin, dan terima). Artinya jika
kita menghadapi suatu masalah atau krisis, kita perlu meminta dengan jelas dalam doa, kemudian
percaya bahwa hal itu akan diberikan, dan kemudian kita akan menerimanya.
Tapi sepertinya ajaran “the secret” ini kurang cocok dengan kisah Ester. Karena itu kita akan
melihat tentang Mestakung.

7
4. Apa itu Mestakung?
Gagasan Mestakung dipelopori oleh Prof. Yohanes Surya, yang merupakan singkatan
dari Semesta Mendukung. Lihat www.yohanessurya.com
Intinya adalah bahwa dalam situasi kritis, alam akan mengatur dirinya sendiri untuk
membantu kita keluar dari kondisi kritis itu. Gagasan dasarnya berasal dari dunia fisika,
khususnya pengaturan diri yang bisa diamati pada gundukan pasir. Jika butiran pasir terus
ditambahkan ke atas gundukan tadi, maka ia akan mengatur dirinya sendiri untuk menjaga sudut
lereng alam. Menurut pengamatan, sudut lereng alam dari pasir berkisar antara 36-43 derajat,
tergantung dari jenis pasir.
Gejala pengaturan diri ini ternyata juga terjadi dalam berbagai peristiwa alam, seperti
gempa, fluktuasi ekonomi, atau bahkan alam semesta. Ini merupakan salah satu teori yang
dipelajari secara luas oleh berbagai ahli fisika, dan disebut sebagai self-organized criticality
(SOC). Untuk penjelasan lebih lanjut tentang SOC ini, lihat misalnya Markus J. Aschwanden [1].
Mungkin timbul pertanyaan, apa yang perlu dilakukan agar tercapai kondisi Mestakung
ini?
Menurut Prof. Yohanes Surya, ada 3 tahapan yang perlu dilalui untuk mewujudkan
Mestakung tersebut; ketiga tahapan itu disingkat sebagai “Krilangkun”. Artinya:
A. Dalam kondisi KRItis selalu ada jalan keluar;
B. Saat kita meLANGkah maju, maka akan tampak jalan keluar;
C. Terus melangkah maju dengan keteKUNan.
Tentu juga perlu diiringi doa, agar Tuhan memberikan jalan keluar terhadap situasi kritis
tersebut. Akhirnya alam semesta akan bekerja sama dan mendukung kita sedemikian sehingga
kondisi kritis tersebut akan terlampaui.
Menurut Prof. Yohanes Surya, Tuhan menciptakan hukum Mestakung seperti Tuhan
menciptakan hukum Gravitasi. Percaya atau tidak percaya hukum ini akan bekerja. Orang yang
tidak percaya hukum gravitasi, jangan coba-coba melompat dari gedung tinggi, ia pasti binasa.
Lalu mungkin kita bertanya, bagaimana peran Tuhan?
1. Sebagai pencipta hukum Mestakung

8
2. Tuhan menciptakan hukum Mestakung untuk membantu manusia keluar dari kondisi
kritis. Jadi itu sebabnya dikatakan di Alkitab bahwa pencobaan kita tidak akan melebihi kekuatan
kita. Selalu ada jalan keluar
3. Hukum Mestakung dapat hilang keampuhannya kalau kita tidak melangkah (tidak
bertindak untuk keluar dari kondisi kritis). Nah kalau kita tidak yakin apakah yang kita inginkan
ini membawa kebaikan, kita dapat minta pada Tuhan, biarlah kehendak Tuhan yang jadi. Kalau
kita berdoa biar kehendak Tuhan yang jadi, maka Roh Kudus akan membimbing kita. Roh
Kudus akan semakin menguatkan kita untuk terus tekun kalau memang itu membawa kebaikan.
Sebaliknya kalau itu ujungnya maut, Roh Kudus akan mengingatkan kita untuk tidak terus.
Dengan kata lain, saya yakin bahwa teori self-organized criticality (SOC) dapat
menjelaskan berbagai proses dalam alam semesta (SOC terbatas) termasuk bagaimana
menghadapi situasi kritis, namun SOC tidak dapat digunakan untuk menjelaskan asal-usul alam
semesta. Jadi saya tetap yakin bahwa Tuhan adalah Penyebab Pertama (Prime Mover) dari alam
semesta. Meskipun demikian, memang ada sementara ahli yang mencoba menghubungkan SOC
dengan teori Dentuman Besar (Big Bang).
Perlu diingat juga bahwa kondisi kritis tersebut bisa terjadi dalam hidup kita karena
berbagai sebab, misalnya: (a) diberikan oleh Tuhan (melalui panggilan-Nya), atau (b) oleh
lingkungan (keluarga, masyarakat, pekerjaan kantor dll.), atau (c) kita dapat juga menciptakan
sendiri kondisi kritis itu dengan cara keluar dari kondisi nyaman (comfort zone) dan membuat
suatu target tertentu untuk dicapai. Untuk menerapkan gagasan Mestakung ini guna menjelaskan
berbagai peristiwa dalam Kitab Suci (khususnya Perjanjian Lama), maka saya mengusulkan
untuk menyebutnya sebagai Teologi Gundukan Pasir (Sandpile Theology). Sejauh yang saya
ketahui, Teologi Gundukan Pasir ini belum pernah ada yang mengusulkan, jadi mungkin cukup
menarik untuk dikaji lebih lanjut.

5. Ester dan Teologi Gundukan Pasir


Sekarang kita akan melihat kisah Ester menurut pandangan Teologi Gundukan Pasir.
Saat Ester mendengar Mordekhai, tentunya ia merasa khawatir dan galau, karena jika ia
menghadap raja tanpa dipanggil maka resikonya adalah hukuman mati (4:11). Namun di pihak
lain ia menyadari bahwa mungkin merupakan panggilan hidupnya untuk menolong bangsa Israel
dari pembinasaan kejam. Jadi ia berada pada suatu kondisi kritis.

9
Jadi ia meminta Mordekhai untuk mengumpulkan orang untuk berpuasa selama tiga hari
(4:16). Dengan kata lain, ia dan semua orang Yahudi di benteng Susan melakukan doa puasa tiga
hari sebelum melangkah. Itu adalah langkah persiapan. Kemudian Ester mulai melangkah, dan
memberanikan diri menghadap raja dengan resiko hukuman mati.
Ternyata raja bersimpati akan Ester dan tidak menjatuhkan hukuman mati. Selanjutnya
Ester melangkah terus, dan akhirnya alam semesta (raja) mendukung dia mencapai tujuannya.

6. Contoh-contoh lain dari Perjanjian Lama


Tentunya Teologi Gundukan Pasir ini tidak hanya berlaku bagi para perempuan saja,
tetapi juga berlaku bagi para laki-laki. Kita akan melihat beberapa kisah lain dari Perjanjian
Lama dalam perspektif Teologi Gundukan Pasir ini:

A. Nuh. Nuh diperintahkan Tuhan untuk membangun sebuah bahtera yang sangat besar
(kondisi kritis). Mungkin setelah berdebat dan meyakinkan keluarganya, akhirnya Nuh mulai
membangun bahtera itu di puncak gunung (melangkah). Ia mungkin diolok-olok oleh orang-
orang sezamannya. Namun ia terus membangun dengan tekun, sampai akhirnya bahtera itu jadi
dan Nuh serta seluruh keluarganya serta kawanan hewan yang dipilih untuk diselamatkan masuk
ke dalam bahtera (Kej. 7:7), dan mereka terbebaskan dari banjir besar.
B. Abraham. Abraham muda dipanggil oleh Tuhan untuk keluar dari tanah Ur, dan
meninggalkan keluarganya(Kej. 12:1-3). Di sini ia mengalami kondisi kritis. Namun ia berjalan
terus dan melangkah bersama Tuhan (Kej. 12:4). Ternyata Tuhan tidak pernah meninggalkan
dia, bahkan ketika dia berada di tengah-tengah bangsa asing (Kej. 12:10-20).
Abraham senior ketika sudah memiliki anak, ternyata Tuhan kembali menempatkan dia
dalam kondisi kritis, yaitu Tuhan ingin Abraham mempersembahkan anaknya sebagai korban
(Kej. 22:1-2). Abraham melangkah dengan iman, dan tekun dalam pengharapan bahwa Tuhan
akan menyediakan korban (Kej. 22:8). Ia membawa anaknya ke puncak gunung untuk
mempersembahkannya sebagai korban, ternyata Tuhan telah menyediakan seekor domba
pengganti. Itu sebabnya Abraham mengatakan: Tuhanlah yang menyediakan atau “Jehovah
Jireh” (Kej. 22:14).
C. Yusuf. Yusuf dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya, dan ia menjadi hamba di
rumah Potifar (Kej. 39:1). Ternyata Yusuf terus melangkah dengan iman dan ketekunan, sampai

10
ia dipercaya menjadi kepala di rumah Potifar. Kemudian ia difitnah oleh istri Potifar, dan masuk
penjara. Di penjara, kembali ia terus melangkah dengan iman dan ketekunan, hingga akhirnya ia
berhasil menafsirkan mimpi Firaun dan kemudian dia diangkat sebagai penguasa atas seluruh
tanah Mesir (Kej. 41:41).
D. Musa dipanggil Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dalam perbudakan (Kel.
3:10). Tapi ia sadar bahwa ia tidak pandai bicara (Kel. 4:10). Tapi Tuhan tetap mengutusnya,
maka ia masuk dalam kondisi kritis. Selanjutnya Musa melangkah dengan kembali ke Mesir dan
berbicara dengan para tua-tua Israel dan juga dengan Firaun (Kel. 4:20, 5:1). Meskipun
mendapat cemoohan dan perlawanan hebat, Musa tekun dan maju terus. Akhirnya alam semesta
dan Tuhan mendukung dan Israel bebas dari perbudakan Mesir.
E. Gideon ragu-ragu ketika Tuhan berbicara dan memerintahkan dia untuk memimpin
perlawanan terhadap kaum Midian (Hak. 6:14). Jadi ia berada dalam kondisi kritis. Selanjutnya
ia melangkah maju dengan merobohkan patung Baal di rumah bapaknya (Hak. 6:27). Dua kali ia
meminta petunjuk khusus dari Tuhan berupa guntingan bulu domba yang basah (Hak. 6:36-40).
Ia juga tekun melangkah dengan memilih tiga ratus orang saja untuk melawan suku Midian
(Hak. 7:6). Akhirnya alam semesta dan Tuhan mendukung dia mencapai kemenangan atas kaum
Midian.
F. Rut. Pemeliharaan Tuhan tidak hanya terjadi dalam kehidupan tokoh-tokoh besar,
tetapi juga dalam kehidupan orang-orang biasa seperti Rut dan Naomi. Naomi dan menantunya,
Rut, pulang dari daerah Moab ke Israel dalam kondisi yang menyedihkan (Rut 1:22). Namun Rut
tidak berputus asa dan berupaya mengumpulkan jelai di ladang milik Boas (Rut 2:1). Dengan
cara yang cerdik ia mengambil hati Boas sehingga akhirnya Boas mau menikahi Rut. Dan
mereka akhirnya menjadi kakek-nenek buyut dari Daud, raja Israel (Rut 4:22).
G. Daniel. Daniel menjalankan tugasnya dengan baik, namun ia dipojokkan karena ia
tekun beribadah kepada Allah Israel (Dan. 6:8-9). Namun ia tetap tekun berdoa kepada Allah
Israel (Dan. 6:11). Ia kemudian dimasukkan ke dalam gua berisi singa-singa (Dan. 6:17).
Ternyata ketabahan dan ketekunan Daniel membuahkan hasil, ia tidak mati dimangsa singa,
malah orang-orang yang memfitnah dia yang justru mati setelah dilemparkan ke dalam gua
singa. Di sini jelas bahwa alam semesta (termasuk singa-singa) mendukung Daniel yang teguh
dalam imannya.

11
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kisah-kisah Perjanjian Lama tadi
dalam perspektif Teologi Gundukan Pasir, silakan perhatikan ringkasan kisah-kisah tersebut
dalam Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Tokoh-tokoh dalam PL dalam perspektif Teologi Gundukan Pasir (Krilangkun)


Tokoh Kondisi Kritis Melangkah Tekun Hasil
Nuh Kej. 6:14-15 Kej. 6:22 Kej. 7:7-9 Kej. 7:10-12
Abraham muda Kej. 12:1-3 Kej. 12:4-5 Kej. 12:8-9 Kej. 12:20
Abraham senior Kej. 22:1-2 Kej. 22:3 Kej. 22:8 Kej. 22:13
Yusuf Kej. 37:28 Kej. 39:1-2 Kej. 39:5 Kej. 41:41
Musa Kel. 3:10; 4:10 Kel. 4:20 Kel. 5:1 Kel. 12:51
Gideon Hak. 6:14 Hak. 6:27 Hak. 7:6 Hak. 8:12
Rut Rut 1:22 Rut 2:1 Rut 3:7 Rut 4:22
Daniel Dan. 6:8-9 Dan. 6:11 Dan. 6:11 Dan. 6:23

Masih banyak kisah-kisah lain dalam Alkitab yang dapat diteliti menggunakan perspektif
Teologi Gundukan Pasir ini. Sebagai catatan, Teologi Gundukan Pasir ini tidak hanya berlaku
bagi umat Kristiani saja, tapi bisa juga diterapkan bagi umat beriman lainnya, khususnya yang
berasal dari latar belakang agama Samawi (Abrahamik).

7. Penutup
Apakah Anda sedang berada dalam situasi kritis yang seolah tanpa harapan?
Jangan khawatir, teruslah melangkah dan berharap pada Tuhan, maka Ia akan menolong
tepat pada waktunya. Pada akhirnya alam semesta akan mendukung dan memberikan jalan
keluar, jika kita tekun melangkah. Seperti sabda Tuhan Yesus: “Mintalah, maka akan diberikan
kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
(Mat. 7:7) Dengan kata lain, jika kita terus berupaya dengan tekun, maka pintu-pintu akan
dibukakan dan senantiasa ada jalan keluar bagi masalah kita. Ada pepatah dalam bahasa Inggris
yang sangat menarik yang bunyinya: “Where there’s a will, there’s a way.” (Artinya: Di mana
ada kemauan, di situ ada jalan.) Hal ini bersesuaian dengan Teologi Gundukan Pasir.
Jika anda mau, anda juga bisa menjadi salah satu perempuan atau pria yang ikut
mempengaruhi jalannya sejarah. Jadilah seperti Ester dan renungkanlah 2 Taw. 16:9 "karena
mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang

12
bersingguh hati kepada Dia". Ingatlah, orang-orang biasa dapat melakukan hal-hal yang luar
biasa jika bersama Tuhan.
Bagi guru guru sekolah minggu, perlu kita bertanya pada diri sendiri: sudahkah kita
mendidik untuk mengembangkan anak-anak yang hebat?
Kiranya Tuhan menyertai langkah kita semua. Amin.

Referensi:
[1] Markus J. Aschwanden. Theoretical Model of SOC systems. arXiv:1204.5119 (2012)
44p.

Victor Christianto. Versi 1.0: 27 Mei 2014, Versi 1.1: 28 Mei 2014, Versi 1.2: 31 Mei 2014
Http://www.sciprint.org
Http://www.facebook.com/vchristianto
Http://www.twitter.com/christianto2013
Phone: (62) 878-59937095
Papers and books can be found at: http://independent.academia.edu/VChristianto
Http://independent.academia.edu/VictorChristianto
Http://vixra.org/author/victor_christianto
Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/
Http://id.linkedin.com/pub/victor-christianto/b/115/167
Http://www.academicroom.com/article/how-you-can-get-closer-jesus-christ
Http://barnesandnoble.com/s/victor-christianto
http://academic.research.microsoft.com/Author/18116142/vic-christianto
http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E
http://www.amazon.com/Jesus-Christ-Evangelism-Difficult-ebook/dp/B00AZDJCLA
http://www.scribd.com/victorchristianto
http://issuu.com/christianto2013/docs
Http://www.slideshare.com/guidetorepent
Donate to our new energy initiative: http://www.gofundme.com/4rixkk

13
Lampiran 1: Pengalaman hidupku bersama Yesus
Kisah-kisah 10 perempuan Indonesia

0. Pendahuluan
Setiap orang Kristen tentu memiliki kisah unik tentang pengalamannya bersama Yesus
yang layak dibagikan kepada orang lain. Namun demikian kisah-kisah itu seringkali terpendam
dalam kesibukan sehari-hari. Dalam suatu kesempatan di bulan Mei 2014, saya meminta 10
perempuan Kristen yang saya kenal untuk menuliskan kisah-kisah mereka yang paling baik dan
dapat dikenang, dengan tujuan agar orang-orang lain pun dapat dikuatkan imannya. Meskipun
kisah-kisah ini mungkin tidak sangat luar biasa, namun penting untuk diingat bahwa semua kisah
ini mengungkapkan bahwa Tuhan berkarya secara nyata dalam hidup orang-orang biasa. Benang
merah dari kisah-kisah ini adalah bahwa Tuhan sering bekerja secara misterius. (God works in
mysterious ways.)

1. Santi
Pengalaman bersama Tuhan yang tidak akan saya lupakan. Karena itu adalah mujizat
Tuhan terindah, dan doa yang dijawab Tuhan.
Anak saya Naomi mulai dari kelas 1 SD sering sakit, hampir tiap bulan ke dokter.
Dan saya selalu berdoa kepada Tuhan. Tiap berdoa selalu saya bawa penyakit Naomi
yang gampang terserang flu dan kalau flu disertai batuk flu sampai sesak nafas.
Dan itu berlangsung sampai Naomi kelas 3 SD. Saat kelas 3 pertengahan tahun lalu
itu seperti ada yang membisiki kalau sakit tumpang tangan di dada saat sesak dan
berdoalah dengan sungguh-sungguh. Nah, saya peka dengan bisikan itu lalu saya
lakukan.
Puji Tuhan berangsur-angsur doa dan tumpang tangan yang saya lakukan, Tuhan
berkuasa menyembuhkan penyakit anak saya. Saat ini sudah kurang lebih 9 bulan
penyakit Naomi tidak pernah kambuh dan dia lebih ceria karena jarang sakit.
Terimakasih Tuhan. Amin.

14
2. N.N.
Saya menikah sudah 18 tahun. Tetapi awal saya menikah belum mempunyai rumah
kemudian kontrak 10 tahun. Dari awal menikah saya ingin punya rumah sendiri.
Meskipun kecil asal rumah sendiri. Tepat 10 tahun saya bisa mempunyai rumah dan
doa saya dijawab oleh Tuhan sesuai dengan permintaan saya: rumah yang kecil dan
mungil. Tapi secara manusia saya masih bersungut-sungut: rumah ini kok kecil
sekali. Saya berpikir: kalau ada teman-teman anak saya, mereka mau bermain di
mana? Saya berbicara kepada Tuhan: Oh Tuhan, rumahnya kok kecil sekali?
Tapi saya disadarkan oleh suami: Ingat kamu doanya minta rumah meskipun kecil
asal tidak ngontrak. Akhirnya saya sadar bahwa Tuhan itu luar biasa, Dia mendengar
dan menjawab doa kita sesuai dengan apa yang kita minta. Pada dasarnya bukan
rumah dunia yang diperlukan, tetapi kita harus berpikir bisakah kita mempunyai
tempat yang disediakan Tuhan di Langit baru dan Bumi baru?
Satu hal yang harus saya lakukan sekarang meskipun sulit yaitu menyukakan hati
Tuhan. Agar saya berkenan di hadapan Tuhan. Tapi kita harus berusaha, seperti
Paulus juga berusaha berkenan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

3. Oki: Tuhan sudah memulihkan dan mengangkatku


Tahun 2013 adalah tahun di mana Tuhan benar-benar memulihkanku dan
memprosesku.
Karena ketidaktaatanku dan melanggar perintah Tuhan, aku hampir saja kehilangan
keluarga kecilku yaitu suami dan anak. Tetapi Tuhan benar-benar luarbiasa. Aku
kehilangan jabatanku di kantor dan kehilangan papaku. Semua kejadian itu di luar
dugaanku. Semuanya hampir bersamaan. Aku diingatkan Tuhan. Aku menjalani
hukumanku dan diproses Tuhan selama 1 tahun. Aku ingin berubah. Aku ingin
mendekatkan diri kepada Tuhan. Semuanya harus kujalani.
Suami dan anakkulah yang menjadi pendorong dan semangat untuk perubahan dalam
hidupku.
Aku mulai melayani Tuhan. Di gereja, aku ikut dalam Komisi Anak dan Komisi
Muger. Aku berusaha aktif dalam pelayanan di gereja. Selalu baca firman Tuhan dan

15
berdoa. Semua aku serahkan kembali kepada Tuhan. Aku hanya bisa menjalani
kehidupan ini dengan tetap setia kepada Tuhan walaupun itu tidak mudah bagiku.
Dalam masa pemrosesan itu, Tuhan mulai mengangkat aku kembali. Sungguh tidak
kubayangkan karena aku ditempatkan kembali menempati posisi jabatanku semula
dan aku semakin dikuatkan dalam Tuhan. Tetapi semua itu tidak berhenti sampai di
sini. Semakin banyak masalah besar yang harus aku hadapi. Tetapi aku percaya kuasa
apapun dapat dikalahkan dengan kuasa Tuhan. Apapun yang akan terjadi di masa
depan, aku tidak perlu kuatir lagi karena Tuhan sudah punya rencana atas hidup kita.
Amin.

4. Dewi Rey: Berjalan bersama Tuhan sangat indah


Pernikahan saya sudah berjalan 5 tahun. Kalau kehidupan rumah tangga saya bisa
sampai seperti sekarang ini, itu semata-mata hanya karena kasih Tuhan yang
mengubahkan kehidupan suami saya.
Suami saya bukan orang Kristen, dia lahir dan tumbuh di tengah-tengah keluarga
Katolik dan dididik dalam iman Katolik. Namun apa yang sudah diajarkan oleh orang
tuanya bertolak belakang dengan kehidupan suami saya.
Sebelum kami menikah, suami saya boleh dikatakan anak laki-laki yang “nakal”,
seorang peminum (pemabuk), suka perempuan dll. Ditambah lagi dengan
temperamennya yang keras dan pemarah.
Pertengkaran hampir tiap hari terjadi ketika kami awal-awal menikah. Bahkan sampai
saya hamil, pertengkaran masih terjadi bahkan kami hampir bercerai. Namun Tuhan
tidak pernah terlalu lama dan terlalu jauh dari anak-anak-Nya. Ketika usaha suami
saya jatuh, di situ Tuhan mulai menyatakan kasih-Nya kepada kami. Suami saya
mulai ikut ke gereja meskipun belum rajin. Tetapi Tuhan yang memulai semuanya,
tentu Tuhan juga akan menyempurnakan semuanya.
Semakin hari iman dan kerohanian serta hati takut Tuhan semakin bertambah.
Dan sekarang, hati saya bersyukur kepada Tuhan yang sudah membuat suami saya
menjadi imam dalam keluarga yang takut Tuhan. Dan saya bangga kalau suami saya
ikut terlibat dalam pelayanan di gereja.

16
Tuhan sangat mengerti apa yang menjadi keluh kesah hati kita. Sebelum kita meminta
pun, Tuhan sudah memberikan sesuai dengan waktu-Nya.

5. Ines Reswari
Nama saya Ines, saya terlahir bukan dalam keluarga yang kaya atau serba kecukupan.
Cerita ini terjadi ketika saya baru lulus dari bangku SMA, sekarang saya berumur 25
tahun sudah menikah dan mempunyai seorang putra berusia 3 tahun.
Saat itu saya baru saja lulus SMA dan berencana melanjutkan kuliah, akhirnya…
setelah orangtua saya berupaya mencarikan dana kesana kemari (karena uang tidak
cukup), akhirnya saya menjadi seorang mahasiswa di PTN ternama di kota Malang.
Di semester ke-2, bapak saya yang bekerja di perusahaan kontruksi baja tiba-tiba
tidak ada pekerjaan. Maksudnya tidak ada proyek. Beliau berkata, bahwa sudah tidak
sanggup lagi membiayai kuliah saya. (Matilah saya, saya pikir).
Akhirnya, di hari minggu pagi, saya duduk di gereja sebelum kebaktian dimulai. Saya
berkata kepada Tuhan: kalau memang saya boleh melanjutkan kuliah, pasti ada jalan
keluar. Jika tidak, saya pasrah.
Tiba-tiba dari belakang ada yang mencolek. Seorang ibu-ibu meminta saya untuk
mengajari anaknya bermain keyboard. Kebetulan, saya pelayan musik di gereja. PUJI
TUHAN!
Saya bisa melanjutkan kuliah. Meskipun tidak berhasil lulus, saya sangat bersyukur.
Saya sengaja meninggalkan kuliah saya, dan melanjutkan memperdalam ketrampilan
saya dalam bidang musik, karena saya merasa terberkati dengan jalan Tuhan itu.
Sampai sekarang, saya masih menjadi pelayan Tuhan. Dan sampai kapanpun saya
akan melayani Tuhan dengan bemusik. Karena menurut saya, Tuhan sudah
menunjukkan jalan ini kepada saya. Dengan bermusik, saya bisa bekerja menjadi
pelayan Tuhan dan memuji nama-Nya.
Terimakasih atas jalan-Mu yang begitu indah.

17
6. Bu Heru Endang
• Dari kecil saya dibesarkan di tengah-tengah keluarga muslim yang kolot. Saya
kenal (pacaran) dengan orang Kristen dan menikah sampai sekarang
mempunyai 2 anak dan 1 cucu.
• Saya menikah dengan cara nasrani (pemberkatan di gereja) meskipun keluarga
saya menentang keras sampai-sampai saya tidak mendapat bagian harta
warisan sama sekali. Bentuk harta warisan adalah sawah dan rumah yang
nilainya saat itu besar sekali.
• Sebenarnya berat sekali tidak mendapatkan harta itu, setelah saya pikir-pikir
panjang: Harta tidak menjamin kebahagiaan dan kekayaan buat saya. Saya
tinggalkan semua itu.
• Dan sekarang saya betul-betul menikmati hidup damai, tentram bersama
keluarga. Saya melihat sekarang ini saudara-saudara yang mendapatkan
warisan banyak hidupnya banyak masalah dan ekonomi tidak lebih baik
daripada saya.
• Mengikut Tuhan Yesus awal-awal banyak liku-likunya tapi sekarang saya
betul-betul menikmati hidup damai, tenang, tentram bersama Yesus.

7. Bu Nana
Saya bukanlah orang Kristen yang sangat taat dalam arti rajin baca Kitab Suci
ataupun ke gereja, tapi saya merasakan kasih Tuhan bagiku nyata dalam hidup saya.
Suatu ketika anak sekolah minggu saya terjatuh saat bermain, dahinya sobek dan
banyak mengeluarkan darah. Lalu saya dekap anak itu, saya usap dahinya yang luka
sambil berseru kepada Tuhan Yesus: tolong tutup luka ini Tuhan dan hentikan
pendarahannya. Saya berdoa dalam nama Yesus dan sungguh ajaib luka itu langsung
berhenti pendarahannya dan anak tersebut juga berhenti menangis.
Saya menangis dalam hati terharu kenapa doa dari saya yang hanya membaca Kitab
Suci sekali seminggu ternyata tetap didengarkan dan dikabulkan Tuhan Yesus.
Sungguh kasih Tuhan dan karunia-Nya sangat besar dalam hidup saya.

18
8. Bu Tika
Pada suatu ketika, ayah saya masuk RS yang kesekian kalinya dikarenakan tumor
batang otak. Saat itu kami tidak punya biaya (uang cash) untuk bayar biaya RS,
akhirnya kami sepakat untuk membayar menggunakan kartu kredit dan rencananya
kami akan mengangsur tagihan kartu kredit itu.
Kira-kira seminggu kemudian, saya dapat info dari perusahaan tempat saya bekerja
bahwa bonus telah keluar. Saya bersyukur karena itu.
Dan saya sangat-sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan, setelah saya
cek bonus saya ternyata jumlah nominalnya sama persis dengan tagihan biaya RS
ayah saya.

9. Bu Ita
Kalau lihat Eryc sekarang tumbuh dengan sehat, jadi ingat bahwa pemeliharaan
Tuhan itu sempurna. Tepat usia Eryc 7 bulan, Eryc mengalami diare hebat di mana
saya sebagai mama tidak bisa menemani Eryc di saat dia sakit di rumah. Eryc
ditemani dan dijaga oleh ibu saya. Di saat yang sama pula kondisi keuangan keluarga
kami waktu itu lagi kolaps.
Sebetulnya Eryc harus sudah opname di hari pertama dia sakit, sebab 1 hari Eryc
yang usia 7 bulan bisa diare sampai 5 kali. Saya bekerja dan tidak dapat
meninggalkan pekerjaan begitu juga suami. Tiap malam hanya mohon sama Tuhan
biar Eryc Tuhan jaga dan segala kepercayaan bahwa Tuhan mampukan saya untuk
senantiasa menjaga Eryc dengan baik.
Eryc mengalami diare sampai hari ke-4. Saya dan suami sepanjang malam tak pernah
tidur. Hebatnya Eryc sama sekali tak menampakkan dia lunglai atau lemas. Sampai
akhirnya hari ke-4 malam hari, dalam 1 jam Eryc diare sampai dengan 4 kali. Saya
bingung.
Tapi tidak tahu, namun hari berikutnya saya percaya, Tuhanlah yang gerakkan tangan
saya untuk memencet nomor telepon rumah sakit. Akhirnya saya bawa Eryc ke RSA
dengan tanpa sepeser uangpun di dompet tepat jam 12 malam. Benar sesampai di
UGD, dokter jaga mengatakan jika 1 hari lagi terlambat, Eryc tidak akan tertolong.
Akhirnya Eryc diopname. Saya masih bingung. Sambil cari kamar, tetap mulut

19
menyebut “Tuhanku, tolong saya.” Malam tetap tidak bisa istirahat. Paginya saya
dikabari bahwa adik saya bersedia berikan pinjaman lunak untuk perawatan Eryc.
Wow. Luarbiasa. Tuhan baik.
Akhirnya tenang semua pikiran saya. Eryc opname dalam pemeliharaan Tuhan.

10. Bu Retno: Pengalamanku bersama Tuhan


Pada bulan Mei ini hatiku terasa dipenuhi ketakutan, kekuatiran dan perasaan yang
tak menentu.
Bulan Mei anakku menghadapi ujian nasional (SMA) dan setiap pulang dari ujian
saya mesti tanya: bagaimana? Anakku jawab: “Lumayan”, dan hari terakhir ujian
katanya sulit banget. Aku berusaha menguatkan dan membesarkan hatinya.
Anakku mempunyai kerinduan untuk kuliah di UKDW. Langkah demi langkah, tes
demi tes dia lolos. Pada saat tes di Magelang dia bilang: “Tesnya sulit sekali, bisa
lolos gak ya?” Dia tidak daftar di PT lain, tapi hanya satu. Saya bilang kepadanya:
“Kalau Tuhan menghendaki kamu di situ, kamu pasti lolos.”
Dari sekian banyak yang daftar hanya 5 yang lolos, termasuk anak saya.
Tuhan telah mendengarkan doaku dan doa anakku.

Demikianlah kisah-kisah dari beberapa perempuan yang saya kenal, semoga dapat
menguatkan iman kita. Jika ada di antara Anda yang ingin berbagi kisah pengalaman
hidup Anda bersama Yesus, silakan kirimkan ke email: victorchristianto@gmail.com.

Versi 1.0: 27 Mei 2014; Versi 1.1: 1 Juni 2014


Dikompilasi oleh Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

20
Eksegesis atas Kisah Para Rasul 1:6-8
Oleh Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

1. Pendahuluan

Bagi sementara orang, teks Kisah Para Rasul 1:6-8 menarik karena merupakan landasan
dari keseluruhan pemaparan Lukas dalam bukunya Kisah Para Rasul. Namun bagi saya, teks ini
terlebih lagi menarik karena memuat beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam penginjilan
yakni bergantung pada Roh Kudus dan menggunakan urutan dari wilayah sempit ke wilayah
yang lebih luas. Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam Eksegesis teks Kis. 1:6-8 yang diuraikan
dalam bagian berikut. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi pembaca.

2. Analisa Konteks Historis

Penulis
Baik Lukas dan Kisah Para Rasul penulisnya tidak diketahui.3 Dari kata pengantar Lukas,
yang mungkin ditulis sebagai pengantar untuk baik Lukas maupun Kisah Para Rasul, kita dapat
menyimpulkan bahwa penulisnya berpendidikan baik, bukan salah seorang dari keduabelas rasul
atau murid Yesus yang mula-mula, namun mungkin merupakan salah satu partisipan dalam
peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Ia mengetahui Perjanjian Lama dari versi Septuaginta
Yunani, memiliki pengetahuan yang bagus akan kondisi politik dan ekonomi di pertengahan
abad pertama Masehi, dan menaruh perhatian besar akan rasul Paulus.4
Hal-hal lain yang juga menunjukkan karakter historis penulis Kisah Para Rasul antara
lain adalah: dia meneliti detil-detil, dia melakukan pekerjaannya dengan teliti (akribos), dan dia
menawarkan penuturan yang berurutan (kathexes).5
Hal yang lain mengenai penulis kitab Kisah Para Rasul berasal dari ayat-ayat yang
menggunakan “kami” dalam kitab tersebut. Ada empat ayat di mana penulis beralih dari

3
Carson, D.A., & Douglas J. Moo (2009), An Introduction to the New Testament, Second Edition.
(Grand Rapids: Zondervan. AER Edition, 2009), p. 290.
4
Ibid., 290.
5
Thompson, Richard P. (2010), “Luke-Acts: The Gospel of Luke and the Acts of the Apostles,” in David
E. Aune (Ed.) The Blackwell Companion to the New Testament. (Chichester: Wiley-Blackwell, 2010), p. 321.

21
menggunakan kata ganti orang ketiga yang biasa digunakannya dengan narasi kata ganti orang
pertama jamak. Inilah bukti-bukti internal sejauh yang diceritakan oleh Lukas dan Kisah Para
Rasul. Bukti-bukti eksternal menunjukkan Lukas sebagai penulis kedua kitab tersebut, dan hal
ini diakui oleh para bapa gereja termasuk Irenaeus, Clement dari Aleksandria, dan Tertulianus.6

Penerima
Kisah Para Rasul, seperti halnya Lukas, ditujukan kepada Teofilus (1:1), yang mungkin
merupakan patron Lukas, yaitu orang yang menyediakan dana bagi penerbitan karya tulis Lukas.
Namun kita dapat menyimpulkan hampir tidak sesuatupun tentang orang ini dari karya Lukas
tersebut. Lebih lanjut, hampir dapat dipastikan bahwa Lukas memikirkan pembaca yang lebih
luas dibandingkan hanya 1 orang saja.7

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Lukas-Kisah Para Rasul seperti tertulis dalam Lukas 1:4: “supaya
engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar,”
tampaknya merupakan dasar dari diskusi apapun mengenai tujuan penulisan Lukas.8 Namun
demikian, menunjukkan kepastian merupakan tujuan yang sangat luas dan mungkin tidak
mencakup semua tujuan yang dipikirkan oleh Lukas. Lebih lanjut, Lukas mungkin memiliki
tujuan yang agak berbeda untuk Injilnya daripada yang Ia miliki untuk Kisah Para Rasul. Namun
demikian, sebarang tujuan yang memuaskan untuk Kisah Para Rasul mesti setidaknya
mempertimbangkan Injil Lukas.9

Waktu dan tempat Penulisan


Tahun penulisan yang diajukan untuk kitab Kisah Para Rasul berkisar hampir seabad,
dari 62 Masehi, saat terjadinya peristiwa terakhir yang dicatat oleh kitab tersebut, hingga

6
Carson & Moo, 291.
7
Ibid., 301.

8
Ibid., 302.
9
Ibid., 302.

22
pertengahan abad kedua, saat rujukan terhadap kitab Kisah Para Rasul ini pertama muncul.
Kebanyakan para ahli menempatkan penulisan Kisah Para Rasul pada salah satu di antara tiga
tarikh dalam kisaran berikut: 62-70, 80-95, 115-130.10
Tempat penulisan Lukas-Kisah Para Rasul jauh lebih sulit untuk diperkirakan daripada
tahun penulisannya, penulisnya, maupun identitas para pembaca mula-mula. Karena penulisnya
tersembunyi di balik kitab yang ditulisnya, terdapat sedikit informasi tentang penulisnya maupun
di mana ia menuliskan Kisah Para Rasul. Para ahli hanya sepakat bahwa Lukas-Kisah Para Rasul
tidak ditulis di Palestina, karena tidak akuratnya penulisan letak geografis mengenai tempat
tersebut.11

3. Analisa Konteks Sastra


a. Konteks dekat: Teks 1:6-8 diapit oleh perikop 1:1-5 yang berjudul Roh Kudus
dijanjikan dan ayat 1:9-14 yang menceritakan bagaimana para rasul menantikan
Roh Kudus. Dari konteks ayat yang mendahului teks tersebut kita membaca
bagaimana Tuhan Yesus sendiri menjanjikan bahwa Roh Kudus akan membaptis
para rasul. Dari sini kita tahu bahwa kedatangan Roh Kudus ke atas para rasul
adalah atas perintah Bapa di surga. Sementara itu dari konteks ayat yang
menyusul teks tersebut, kita membaca bahwa para rasul menunggu kedatangan
Roh Kudus yang dijanjikan tersebut, sebelum mereka memiliki keberanian untuk
bersaksi. Jadi jelas di sini bahwa tujuan kedatangan Roh Kudus adalah untuk
mendorong dan memberanikan para murid untuk bersaksi tentang Yesus.
b. Konteks jauh: Dari pasal sesudahnya (pasal 2) kita membaca bahwa Roh Kudus
kemudian memang datang menggenapi janji Yesus kepada para rasul. Dari pasal
ini kita dapati bahwa setelah suatu masa penantian sekitar 50 hari sejak
kebangkitan Yesus maka turunlah Roh Kudus ke atas para rasul. Implikasi bagi
umat percaya adalah perlu suatu masa untuk berdoa dan menantikan sebelum
seorang Kristen dipenuhi dan diberdayakan oleh Roh Kudus.

10
Ibid., 296.
11
Thompson, 331.

23
4. Eksegesis Kisah Para Rasul 1:6-8

Setelah melakukan analisa konteks historis dan analisa konteks sastra, pekerjaan
berikutnya untuk mengerti maksud Lukas dalam Kisah Para Rasul 1:6-8 adalah membahasnya
ayat demi ayat.
Ayat 6
“Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa
ini memulihkan kerajaan bagi Israel?””
Pertanyaan yang diajukan oleh para murid merefleksikan harapan yang terpendam dari
hati mereka akan pemerintahan teokratis Israel di mana mereka akan menjadi para pemimpin.
Saat ini harapan tersebut timbul kembali karena Yesus berbicara tentang datangnya Roh Kudus
(ayat 5). Dalam pengharapan Yahudi, restorasi Israel akan ditandai oleh aktivitas kembali dari
Roh Allah, sebagaimana diyakini sejak nabi-nabi terakhir. Namun meskipun perkataan-Nya
mengenai kedatangan Roh Kudus memunculkan kembali harapan kuno nasionalistik dari para
murid, Yesus memiliki pikiran yang berbeda.
Basileia atau kerajaan memiliki beberapa arti: 1) royal power, kingship, dominion, rule
1a) not to be confused with an actual kingdom but rather the right or authority to rule over a
kingdom 1b) of the royal power of Jesus as the triumphant Messiah 1c) of the royal power and
dignity conferred on Christians in the Messiah's kingdom 2) a kingdom, the territory subject to
the rule of a king 3) used in the N.T. to refer to the reign of Messiah. Ungkapan ‘kerajaan bagi
Israel’ (basilei,an tw/| VIsrah,l) menunjukkan suatu impian akan kerajaan yang berdaulat dan
bebas dari penjajahan Romawi. Hal ini bukan seperti yang diperintahkan oleh Yesus kepada
mereka untuk dikerjakan.

Ayat 7
“Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa
sendiri menurut kuasa-Nya.””
Jawaban Yesus atas pertanyaan para murid yang keliru tersebut bukanlah penolakan atas
tempat negara Israel dalam maksud-maksud Tuhan di masa depan. Sebaliknya, itu menekankan
kepada para murid agar mengubah pemikiran mereka mengenai program ilahi, dan menyerahkan

24
kepada Tuhan apa yang menjadi wewenang-Nya dan mengerjakan apa yang dipercayakan pada
mereka.
Penekanan Yesus bahwa “engkau tidak perlu mengetahui” menggemakan kembali
ajarannya dalam Mat. 24:36 dan Mark. 13:32. Ungkapan yang digunakan di sini adalah cro,nouj
h' kairou.j, (kronos, kairos), yang dapat berarti waktu dan kesempatan. “Masa” dan “waktu”
merujuk pada karakter dari jaman-jaman yang mendahului babak akhir dari rencana penebusan
Allah dan akan tahap-tahap kritis dari jaman-jaman ini saat mereka menuju klimaksnya. Ini
“yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya;” mereka seharusnya tidak menjadi bahan
perdebatan dan spekulasi oleh umat percaya, suatu ajaran yang sayangnya kerapkali diabaikan.

Ayat 8
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu
akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung
bumi.”
Kata du,naming berasal dari kata dunamis yang dapat berarti: 1) strength power, ability,
1a) inherent power, 1b) power for performing miracles, 1c) moral power and excellence of soul,
1d) the power and influence which belong to riches and wealth, 1e) power and resources arising
from numbers, 1f) power consisting in or resting on armies, forces, hosts. Jadi makna kata
dunamis di sini menyiratkan kuasa untuk membuat mukjizat dan kemampuan supranatural
lainnya.
Kebanyakan para ahli sependapat bahwa Kisah 1:8 adalah merupakan kerangka dari
narasi Kisah Para Rasul dengan penyebaran Injil menjadi tema utamanya. Kitab Kisah Para
Rasul mengikuti kerangka tersebut saat Injil menyebar di Yerusalem dalam Kisah Para Rasul 1-
7, ke Yudea dan Samaria dalam Kisah Para Rasul 8-10, dan kemudian menuju ujung-ujung bumi
dalam Kisah Para Rasul 11-28. Beberapa di antara tema-tema teologis utama lainnya dalam
Kisah Para Rasul adalah konsep pemenuhan, Roh Kudus, kehidupan gereja, universalitas Injil,
dan penyiksaan. Juga menarik untuk dicatat bahwa Kisah Para Rasul ditutup dengan ujung yang
terbuka, tanpa suatu kesimpulan yang jelas.12

12
Bohnert, T. (2012) “Toward a Biblical Theology of Missions: A study in Acts 13-14.” p. 6

25
5. Aplikasi

Tidak saja Kisah Para Rasul 1:8 memberikan kerangka dari rencana Tuhan untuk
menyebarkan Injil sampai ke ujung-ujung bumi, namun ia juga menjelaskan agen-agen yang
membawa rencana tersebut: Roh Kudus dan Gereja-Nya. Jadi, Roh Kudus dan Gerejalah (yaitu
umat percaya yang diberdayakan oleh Roh Kudus) yang menjadi krusial dalam rencana Allah,
dan kedua agen ini memainkan peran sentral dalam kitab Kisah Para Rasul.13 Dengan kata lain,
kita mesti bergantung pada pimpinan Roh Kudus dalam memberitakan Injil, sebab proses orang
bertobat menjadi percaya kepada Yesus Kristus tidak akan terjadi tanpa karya Roh Kudus. Inilah
aspek pertama yang dapat dipetik dari Kisah 1:8.
Aspek kedua yang penting bagi pekerjaan pekabaran Injil adalah bahwa seseorang mesti
mulai dari lingkungan yang terkecil dahulu, yaitu Yerusalemnya yakni keluarga dan sahabat-
sahabatnya dan teman-teman dekatnya. Baru kemudian ia dapat terus bergerak ke lingkungan
yang lebih luas, Yudea dan Samaria-nya, yakni orang-orang yang tinggal di dekatnya atau di
kota-kota yang berdekatan dengan tempat tinggalnya. Jika hal ini telah digarap, barulah ia dapat
mulai memikirkan penginjilan dalam wilayah yang lebih luas bahkan hingga mencapai ujung-
ujung bumi.
Kedua aspek itulah penerapan Kisah Para Rasul 1:6-8 dalam kehidupan kita, khususnya
dalam konteks pekabaran Injil.

6. Kesimpulan

Melalui teks Kisah Para Rasul 1:6-8 ini kita dapat belajar bagaimana bersandar pada Roh
Kudus dalam melakukan pekabaran Injil, baik dalam pimpinan-Nya maupun kuasa-Nya. Kuasa
yang diberikan Bapa melalui Roh Kudus tidak ditujukan untuk bertindak sewenang-wenang,
melainkan untuk menjadi saksi Yesus sampai ke ujung bumi.

13
Ibid., 9-10.

26
Daftar Pustaka

1. Barker, Kenneth L., & John Kohlenberger III (2002) Zondervan NIV Bible Commentary.
Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House. As included in the Pradis 5.0
software.
2. Bohnert, T. (2012) “Toward a Biblical Theology of Missions: A study in Acts 13-14.”
40p. Unpublished paper.
3. Bruce, F.F. (Ed.) (2002) New International Bible Commentary. Grand Rapids, Michigan:
Zondervan Publishing House. As included in the Pradis 5.0 software.
4. Carson, D.A., & Douglas J. Moo (2009), An Introduction to the New Testament, Second
Edition. Grand Rapids, Michigan: Zondervan. AER Edition, January 2009. pp. 285-330.
5. McCown, Wayne (Ed.) (2002) Asbury Bible Commentary. Grand Rapids, Michigan:
Zondervan Publishing House. As included in the Pradis 5.0 software.
6. Thompson, Richard P. (2010), “Luke-Acts: The Gospel of Luke and the Acts of the
Apostles,” in David E. Aune (Ed.) The Blackwell Companion to the New Testament.
Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell, 2010. pp. 319-443.

27
Arti dari Ketujuh Roh di hadapan Takhta-Nya
dalam Wahyu
14
1:4 dan 3:1
Oleh Victor Christianto , email: victorchristianto@gmail.com

a. Pendahuluan

Ayat yang membahas tentang ketujuh Roh Allah ini terdapat dalam Wahyu 1:4, 3:1, 4:5
dan 5:6. Keempat ayat ini menarik karena dapat ditafsirkan dalam berbagai cara. Dalam makalah
ini, saya akan membahas beberapa penafsiran yang paling dapat diterima dan paling mendekati
dengan makna yang tampaknya ingin disampaikan oleh Yohanes kepada para pembacanya.

b. Latar belakang Kitab Wahyu

Siapa penulis kitab Wahyu?


 Menurut Justinus Martyr dalam Dialog dengan Trypho (th. 135), Rasul Yohaneslah
penulis kitab Wahyu. Hal ini didukung oleh para bapa gereja yang lain misalnya:
Eusebius, Irenaius, dll.

 Dionysius, uskup Alexandria, berkata bahwa Rasul Yohanes tidak mungkin menulis
Kitab Wahyu karena kosa kata dan tata bahasa yang berbeda dengan Injil Yohanes/Surat-
Surat Yohanes. (Hagelberg, 2005, hal. 1-2)

Kapan tahun penulisan kitab Wahyu?


 Menurut sarjana jaman ini, Kitab Wahyu ditulis kemungkinan pada masa kerajaan Kaisar
Domitianus di Roma (th. 81-96), atau pada akhir kerajaan Kaisar Nero (th. 54-68).

 Irenaius mengatakan bahwa Wahyu ditulis pada akhir Kerajaan Domitianus.

 Beberapa data menunjukkan bahwa Wahyu ditulis kira-kira tahun 95.

Siapa penerima kitab Wahyu?


 Secara khusus, kitab ini ditulis untuk 7 jemaat tertentu di 7 kota di Asia Kecil, yaitu
Propinsi Asia. Jarak antara 7 kota itu sekitar 50-80 km.

14
URL: http://www.sciprint.org, http://independent.academia.edu/VChristianto

28
 Secara umum, sebagai bagian dari Alkitab, kitab ini juga ditulis untuk setiap orang
Kristen (Wahyu 2:7, 17, 29).

Apakah tujuan kitab Wahyu ditulis?


 Kitab Wahyu ditulis dan dikirim kepada orang-orang Kristen dari ketujuh jemaat (dan
kepada kita) untuk mendorong, menegur, dan membesarkan hati mereka (dan hati kita).

Jenis Literatur
Sejak awal, khususnya dalam 1: 1-5, kita dihadapkan pada tiga realitas yang memberi
peringatan kepada kita bahwa Wahyu adalah potongan literatur yang unik.
Dalam ayat 1, kita berhadapan dengan kata: apocalupsis – sebuah penyingkapan
Dalam ayat 3, kita mendapati pernyataan: “…kata-kata nubuat ….
Dalam ayat 4-5 kita menjumpai salam formal yang menjadi ciri khas surat kiriman kuno.
 Dengan informasi ini kita bisa menyimpulkan bahwa Wahyu adalah integrasi dari tiga
corak sastra sekaligus: Apokaliptik, Nubuat, dan Surat Kiriman

c. Pendekatan dalam Penafsiran Kitab Wahyu

 Pendekatan pada penafsiran Kitab Wahyu dapat digolongkan menjadi 4:

 Pandangan Preterist: kitab Wahyu hanya menceritakan keadaan umat Allah pada zaman
Kekaisaran Romawi

 Pandangan Historis

 Pandangan Futuris: pasal 4-22 adalah tentang akhir zaman

 Pandangan Idealis: prinsip-prinsip yg dipakai Allah.

Penafsiran bapa-bapa gereja


 Para penafsir Kitab Wahyu yang awal, seperti Justinus Martyr, Irenaius, Hippolytus,
menulis bahwa Kitab Wahyu menubuatkan Kerajaan Seribu Tahun.

 Origen dan Agustinus mengembangkan metode penafsiran yang disebut spiritual atau
Alegoris.

29
 Nicolas dari Lyra, seorang teolog dari Perancis, memakai pandangan Historis.

d. Pokok Permasalahan

1. Beberapa pandangan memahami tujuh roh dalam Kitab Wahyu sebagai tujuh malaikat :

 Orang Yahudi percaya kepada tujuh malaikat yang dengan indah disebut tujuh
malaikat putih yang sulung ( 1 Henokh 90:21). Mereka adalah penghulu malaikat
(archangels) yang melayani di hadapan Tuhan yang mulia (Tobit 12:15). Nama-
nama mereka adalah: Uriel, Rafael, Mikael, Gabriel, Saiquel dan Yeremiel.

 Mereka memelihara unsur-unsur dunia: api, udara dan air dan mereka adalah
malaikat-malaikat penjaga bangsa-bangsa

 Mereka adalah pelayan Allah yang paling dekat dan paling hebat.

 Disamping itu penggunaan kata roh seringkali dikaitkan dengan malaikat di dalam
Naskah Laut Mati (naskah Qumran).

2. Benarkah bahwa tujuh roh yang dimaksudkan dalam kitab wahyu adalah tujuh malaikat?

e. Studi kata
Tujuh roh dalam bahasa Yunani “ton hepta pneumaton” (Greek: tw/n e`pta.
pneuma,twn). Angka 7 di dalam bahasa Yunani adalah sept mempunyai makna yang sama
dengan sheb’a dalam bahasa Ibrani. Artinya:penuh, berlimpah, puas. Dari frase ini kita
dapat mempelajari apa yang ingin disampaikan oleh Yohanes melalui istilah tujuh roh,
yaitu bahwa Yohanes mungkin ingin menggambarkan kepenuhan dan kesempurnaan Roh
Allah.

f. Benarkah 7 Roh Allah itu adalah Malaikat?


Beberapa penafsiran:
1. Menurut beberapa teolog, 7 roh adalah 7 malaikat karena roh terkadang dikaitkan dengan
malaikat (Ibr. 1:7,14).

30
2. 7 Roh Allah merupakan simbol kesempurnaan, kegenapan, atau kepenuhan dari Roh
Allah. Matthew Henry Notes mencatat untuk ayat 1:4 sebagai berikut: “(2.) The Holy
Spirit, called the seven spirits, not seven in number, nor in nature, but the infinite perfect
Spirit of God, in whom there is a diversity of gifts and operations. He is before the
throne; for, as God made, so he governs, all things by his Spirit.”15 (Artinya: Roh Kudus,
yang disebut tujuh roh, bukan tujuh dalam angka, bukan dalam natur, melainkan Roh
Allah yang sempurna dan tidak terbatas, di mana terdapat keragaman karunia dan operasi.
Dia berada di hadapan takhta; karena, seperti Tuhan membuat, demikianlah Ia
memerintah, segala hal melalui Roh-Nya.)
3. Keberatan terhadap penafsiran malaikat:
1. Kalau Yohanes memang memaksudkan 7 malaikat, mengapa ia tidak
menggunakan istilah malaikat seperti dalam Wahyu 8:2?
2. Bagaimana mungkin malaikat bisa muncul di antara Allah Bapa dan Kristus
dalam suatu pemberian berkat?
3. Wahyu tidak pernah menyebutkan kata roh kepada malaikat bahkan demikian
halnya dengan literatur kekristenan mula-mula.
4. Jadi, penafsiran 7 roh sebagai malaikat adalah kurang begitu kuat.

g. Apakah sebenarnya makna 7 Roh Allah itu?


The Seven Spirits adalah simbol untuk Roh Allah, di mana Yohanes mungkin
mengacu pada dasar eksegesis Zakharia 4:1-14: “a passage which lies behind not only the
four references to (notably the Fourth Gospel and Paul), but it should be remarked that
the Spirit of prophecy is envisaged as having life-giving and life-changing effects. For
the spirit brings to the churches the powerful word of Christ, rebuking, encouraging,
promising and threatening, touching and drawing the hearts, minds and consciences of its
hearers, directing the lives and the prayers of the Christian communities towards the
coming of Christ.” (Artinya: Suatu ayat yang menempatkan di belakang tidak saja empat
referensi (khususnya Keempat Injil dan surat-surat Paulus), namun mesti dicatat bahwa
Roh nubuat dilukiskan sebagai memiliki efek yang memberi hidup dan mengubah hidup.
Karena roh membawa pada gereja-gereja firman Kristus yang berkuasa, menguatkan,

15
BibleWorks software version 7.0.0.12g (2006)

31
menjanjikan, dan mengancam, mengarahkan hidup dan doa dari komunitas Kristen
menuju kedatangan Kristus.)
Di dalam Wahyu pasal 1:4, tujuh Roh Allah mengacu kepada bagian dari Trinitas.
Sebagaimana natur dari surat kiriman, Yohanes membuka dengan memberi salam kepada
jemaat dan berkat dari Trinitas: Bapa, Anak dan Roh.
5:6: “bertanduk tujuh dan bermata tujuh:itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke
seluruh bumi. “Tujuh mata” merupakan gambaran roh Allah yang diambil Yohanes dari
Zakaria 3:9; 4:10. Penting untuk menyadari bahwa “mata Allah” di dalam Perjanjian
Lama tidak hanya mengindikasikan kemampuan-Nya untuk melihat apa yang terjadi di
alam semesta, tetapi juga menunjuk kepada kemampuan-Nya untuk bertindak secara
penuh kuasa dimanapun Dia berada (bdk Zakharia 4:6).
Bauckham menyatakan: “…this connexion between God’s all-seing eyes and his
power John makes explicit by adding seven horns, the well-known symbol of strength, to
the seven eyes. Probably he noticed that in Zechariah the power of Yahweh is opposed to
the power of the nations inimical to God’s people, symbolized by four horns (Zech 1:18-
21).” (Artinya: hubungan antara mata-yang-melihat-segala dari Tuhan dan kuasa-Nya
dibuat eksplisit oleh Yohanes dengan menambahkan tujuh tanduk, simbol yang sangat
dikenal dari kekuatan, kepada ketujuh mata. Mungkin dia mencatat bahwa dalam Zakaria
kekuatan Yahweh dilawan oleh kekuatan bangsa-bangsa yang menindas umat Tuhan,
yang dilukiskan oleh empat tanduk.)

h. Kesimpulan
7 roh dalam hal ini merujuk kepada Roh Kudus. Tetapi mengapa dikatakan 7 roh?
7 melambangkan kesempurnaan.
“From the seven spirits means from the Holy Spirit in his sevenfold fullness. “
Ladd, 24. (Artinya: Ungkapan “dari tujuh roh” berarti dari Roh Kudus dalam kepenuhan-
Nya yang rangkap tujuh.)
Jadi, tujuh roh yang dimaksudkan dalam Kitab Wahyu kemungkinan besar adalah
simbol kesempurnaan. Dalam hal ini berbicara mengenai kesempurnaan dan kepenuhan
Roh Kudus yang memenuhi dan memperlengkapi tujuh gereja di Asia secara khusus.

32
Daftar Pustaka
 Bauckham, Richard. 1993. The Climax of Prophecy. Edinburgh: T & T Clark.

 _______. 1993. The Theology of The Book of Revelation. Cambridge: University Press.

 Caird, G.B. 1966. The Revelation of Saint John. Massachusetts: Hendrickson Publishers.

 Groen, Jakob P.D. 2002. Aku datang segera: Tafsiran Kitab Wahyu. Surabaya:
Momentum Christian Literature.

 Hagelberg, Dave. 2005. Tafsiran Kitab Wahyu dari bahasa Yunani, rev. ed. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.

 Kistemaker, Simon J. 2011. Tafsiran Kitab Wahyu. Surabaya: Penerbit Momentum.

 Ladd, George Eldon. 1972. A Commentary on the Revelation of John. Grand Rapids,
MI: William B. Eerdmans Publishing Co.

 Widyapranawa, S.H. 2002. Tafsiran Alkitab: Kitab Yesaya Pasal 1-39. Tuhan adalah
Penyelamat di Tengah Krisis Nasional. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

 Wongso, Peter. 1996. Eksposisi Doktrin Alkitab: Kitab Wahyu. Malang: SAAT.

Version 1.0: 9 April 2014


VC, email: victorchristianto@gmail.com

33
Teologi dan Tantangan Misiologi bagi
David Yonggi Cho: Sebuah Tinjauan Ringkas
Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

1. Latar belakang munculnya mega-church di Korea

Protestantisme Korea memiliki suatu karakteristik yaitu pertumbuhan gereja yang


pesat serta munculnya berbagai mega-church (gereja mega). Jumlah gereja-gereja
Protestan bertumbuh dari 3279 pada 1920 menjadi 5011 pada 1960, lalu menjadi 33897
pada 1996. Jumlah populasi umat Kristen bertumbuh pesat dari 623072 pada tahun 1960
menjadi 8760000 pada tahun 1995.16 Namun demikian terdapat suatu gejala yang
menarik banyak minat para akademisi, bersama dengan pertumbuhan populasi Protestan
Korea, yaitu fakta bahwa terdapat banyak gereja besar dan mega-church di Korea. Pada
tahun 1999, diperkirakan bahwa terdapat hampir 400 gereja besar dan 15 mega-church.17
- Latar belakang sosial:
Menurut Hong Young-gi, sebagai hasil dari industrialisasi dan urbanisasi yang
cepat, muncul perasaan kekurangan dan hilangnya identitas dalam masyarakat. Karena
umumnya mereka berada dalam situasi kebingungan dan tidak jelas akibat modernisasi
yang cepat, mereka datang ke gereja-gereja yang dapat menjawab kebutuhan religius dan
sosial mereka.18 Namun demikian faktor-faktor sosiologis saja tidak memadai untuk
menjelaskan bangkitnya mega-church karismatik, namun tidak perlu diabaikan.
- Latar belakang religius:
Dampak yang diberikan oleh agama-agama tradisional Korea terhadap mega-
church karismatik bukan tidak berhubungan dengan pertumbuhan mereka: Budisme,
Konfusianisme, dan Shamanisme. Dan yang paling besar pengaruhnya di antara
ketiganya adalah Shamanisme. Mega-church karismatik Korea memiliki dasar yang sama

16
Hong Young-gi, The backgrounds and characteristics of the Charismatic Mega-Churches in Korea, AJPS
3/1 (2000), pp. 99-100. URL: http://www.apts.edu
17
Ibid., 100.
18
Ibid., 106.

34
dengan Shamanisme Korea, yang tidak perlu harus negatif. Di antaranya, terdapat titik-
titik paralel yang dapat dilihat:19
a. Target: Shamanisme telah berfungsi sebagai agama Minjung (masyarakat umum)
melalui sejarah penindasan Korea. Mega-church karismatik Korea juga menarik bagi
orang kebanyakan.
b. Pengalaman: Shamanisme terkait dengan pengalaman supranatural daripada suatu
sistem pemikiran. Penekanan pada pengalaman karismatik dalam devosi individual
pada mega-church di Korea bukannya tidak berhubungan dengan shamanisme.
c. Kepemimpinan perempuan: karakter dominan dari Shamanisme Korea adalah peran
penting dari shaman perempuan. Demikian pula pada mega-church karismatik, peran
kepemimpinan perempuan diusulkan dan diaktifkan oleh pastor senior.
d. Penyembuhan: Shaman Korea biasanya melakukan penyembuhan psikologis dan fisik
untuk para klien mereka. Dalam mega-church Korea, penyembuhan secara utuh
(spiritual, mental, fisik) ditekankan.

Namun demikian, ada pengamat yang menyoroti aspek negatif dari pengaruh
shamanisme tersebut terhadap Pentakosta Korea, yaitu iman yang tidak seimbang dalam
penyembuhan dan berkat material.20

2. Teologi David Yonggi Cho


Pemikiran David Yonggi Cho telah mempengaruhi banyak orang, tidak saja di
Korea Selatan, namun juga di berbagai penjuru dunia. Beberapa teolog menyebutkan
bahwa keberhasilan Yonggi Cho antara lain disebabkan oleh kontekstualisasi ajaran
Kristen dengan kebudayaan Asia, khususnya Korea. Namun ada juga beberapa akademisi
yang mengkritik pemikiran Yonggi Cho, seperti misalnya Hunt dan McMahon. Hunt dan
McMahon menyatakan bahwa pengajaran Cho berasal dari teologi kemakmuran asal
Amerika, yang kemudian mengimbas balik melalui Robert Schuller dan Kenneth Hagin
kepada pemikiran positif dari Norman Vincent Peale.21 Kritik lain misalnya oleh

19
Ibid., 108.
20
Jun Kim, Book review: Young-hoon Lee, The Holy Spirit Movement in Korea: Its Historical and
Theological Development, AJPS 13:2 (2010) pp.351. URL: http://www.apts.edu
21
Allan Anderson, The contextual Pentecostal Theology of David Yonggi Cho, AJPS 7:1 (2004), pp.105-
106. URL: http://www.apts.edu

35
Hollenweger menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara teologi Cho dan
shamanisme Korea, meski tuduhan tersebut didasarkan pada suatu tesis doktoral di
Universitas Birmingham yang meneliti kebangunan rohani di Korea pada 1907 dan
1930.22 Beberapa penulis Barat juga menyarankan bahwa Pentakostalisme Korea secara
umum dan Yoido Full Gospel Church (YFGC) secara khusus berhasil karena mereka
menggabungkan kekristenan dengan shamanisme. Bahkan Hollenweger menyebut bahwa
David (Paul) Yonggi Cho dapat dianggap sebagai Shaman Pentakosta.23
Harvey Cox juga menyatakan dugaan yang mirip mengenai hubungan antara
Pentekostalisme Korea dengan shamanisme. Sebagai akibatnya, dugaan tersebut telah
tersebar dalam literatur barat dan hingga kini dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak
perlu dipertanyakan.24
Para pemimpin Pentakosta Korea sendiri tampaknya menolak campuran dengan
shamanisme, dan menganggap shamanisme berasal dari si jahat. Di pihak lain, Cho
tampaknya cukup menghargai Konfusianisme sebagai warisan kultural Korea, sebagai
suatu tradisi etis yang diikuti oleh masyarakat Cina dan Korea.25
Di samping itu, konsep Cho mengenai dimensi keempat (Fourth Dimension)
berkaitan dengan pengenalannya akan agama-agama Timur dengan kemampuan untuk
membuat keajaiban, seperti Budisme, yoga dan agama dari Jepang seperti Soka Gakkai.
Meski dia menolak agama-agama Timur tersebut, namun jelas bahwa pengetahuannya
akan agama-agama Timur tersebut memimpinnya pada pemahaman akan dimensi
keempat, di mana visi dan mimpi merupakan bahasanya dan inkubasi adalah proses
melalui mana umat percaya menerima apa yang mereka minta dari Tuhan.26
Dasar dari teologi yang dikembangkan oleh Cho untuk menjangkau orang-
orang yang putus asa, adalah berasal dari pengalaman pertobatannya sendiri dari Budisme
menjadi Kristen dan juga penyembuhannya secara berangsur dari penyakit tuberkulosis.
Pada tahun-tahun sekitar 1950 itulah Full Gospel Central Church dibangun di kawasan
miskin di Seoul. Pengajaran Cho tentang penyembuhan sangat erat berkaitan dengan
kemiskinan dan penyakit yang banyak menjangkiti Korea saat itu. Bagi Cho, pesan dari

22
Ibid., 107.
23
Ibid., 108.
24
Ibid., 109.
25
Ibid., 112.
26
Paul Yonggi Cho, The Fourth Dimension (Seoul: Seoul Logos, 1979), pp. 47-49

36
Kristus dan kuasa Roh Kudus merupakan suatu pesan kontekstual yang nyata yang
memberi harapan kepada masyarakat yang menderita. Banyak dari anggotanya pada saat
itu yang berada dalam keadaan sangat miskin.27 Karena itu adalah penting untuk
memahami bahwa pandangan Cho tentang kemiskinan dan kemakmuran berasal dari
konteks Korea tentang kemiskinan, dan tidak seharusnya ditafsirkan dalam konteks
kemakmuran barat dan materialisme sebagaimana misalnya dilakukan oleh teologi
kemakmuran dari Kenneth Copeland.
Bahwa Cho adalah seorang Pentakosta klasik yang sangat dipengaruhi oleh
Pentakostalisme Amerika adalah suatu hal yang tidak bisa dipungkiri.28 Salah satu
implikasi dari hal itu adalah dalam hal pandangan Cho tentang Roh Kudus. Roh Kudus
adalah Mitra Senior dalam pelayanannya, dan Cho mengatakan bahwa keakraban dengan
Roh Kudus adalah pengalaman terbesar dalam hidupnya.
Pemahaman Cho tentang pekabaran Injil dan misi juga merupakan suatu hal
yang tipikal Pentakosta: dimotivasi dan sangat bergantung pada kemampuan yang
dikaruniakan oleh Roh Kudus. Pandangan holistiknya tentang keselamatan adalah senada
dengan Pentakostalisme di seluruh dunia, dan merupakan salah satu alasan mengapa
pesan Pentakosta menyebar dengan pesat di antara kaum yang sangat membutuhkan. Dia
bahkan menyarankan suatu eskatologi premilenial layaknya banyak kalangan Pentakosta
klasik melakukan, lengkap dengan ramalan apokaliptik akhir jaman mengenai bersatunya
Eropa, kebangkitan Israel, retorika anti-komunis. Dalam penekanan tersebut, Cho adalah
seorang Pentakostal sejati, yang jelas dipengaruhi oleh ideologi Sidang Jemaat Allah.29
Mengikuti Pentakostalisme mula-mula yang menggemakan Injil yang penuh
(“full gospel”) rangkap empat dari Yesus sebagai Penyelamat, Penyembuh, Pembaptis
dalam Roh Kudus dan Raja yang sedang datang, Cho menambahkan berkat rangkap tiga
(threefold blessings). Ayat yang paling sering dikutip olehnya adalah 3 Yohanes 2 (yang
juga merupakan ayat favorit dari para pengkotbah teologi kemakmuran dari Amerika
Utara). Satu-satunya cara untuk menerima berkat rangkap tiga tersebut adalah dengan
mempercayai Tuhan sebagai Tuhan yang baik, dan bahwa keselamatan mencakup

27
Paul Yonggi Cho, The Fourth Dimension (Seoul: Seoul Logos, 1979), pp. 172
28
Allan Anderson, pp.116. URL: http://www.apts.edu
29
Ibid., 117-118.

37
pengampunan terhadap dosa-dosa, kesehatan dan kemakmuran.30 Doktrin berkat-berkat
rangkap tiga adalah ajaran yang paling ditekankan dalam semua pengajaran Cho.
Namun demikian ada bagian dalam pengajaran Cho yang sulit untuk dicerna,
seperti misalnya ajarannya bahwa dalam Kerajaan Allah tidak ada kemiskinan. Cho juga
dikritik sebagai kurang memperhatikan perubahan sosial dan struktur-struktur
penindasan, namun YFGC memiliki program kepedulian sosial (social care) yang
ekstensif.31

3. Tantangan Misiologi bagi David Yonggi Cho


Menurut Hwa Yung, pada kondisi terbaiknya teologi selalu berakar dalam misi
dan pelayanan pastoral dari gereja. Seperti dikatakan oleh George Peters, “the Bible is not
a book about theology as such, but rather, a record of theology in mission – God in
action on behalf of the salvation of mankind.”32 Tidak berlebihan kiranya jika Martin
Kahler menyatakan bahwa misi adalah “ibu dari teologi.”
Jika teologi mesti bersifat misiologikal, bagaimana kita dapat menilai apakah
karya seorang penulis memang demikian? Menurut Hwa Yung, ujian bagi teologi
tersebut adalah apakah ia memberdayakan dan meningkatkan gereja dalam kehidupan
dan misinya.33 Jika demikian, maka ia mesti memenuhi setidaknya tiga syarat, yaitu: a) ia
harus dapat menolong gereja untuk menjadi efektif dalam pekabaran Injil dan pelayanan
pastoral; b) ia harus memberdayakan gereja agar bertindak efektif dalam transformasi
sosial; dan c) ia mesti memperhatikan budaya secara serius.
Berkaitan dengan hal tersebut, Hwa Yung menyebutkan bahwa pekabaran
Injil dan pertumbuhan gereja adalah fundamental bagi pemahaman Cho akan misi. Dalam
salah satu makalahnya, Cho menyatakan bahwa “tujuan utama … adalah memenangkan
jiwa-jiwa,” dan bahwa doanya adalah “bahwa gereja-gereja di seluruh dunia dapat
bertumbuh sehingga mereka dapat memuliakan Tuhan melalui pelayanan mereka.”34

30
Allan Anderson, 118. URL: http://www.apts.edu
31
Ibid., 121.
32
Hwa Yung, The Missiological Challenge of David Yonggi Cho’s Theology, AJPS 7:1 (2004), pp.59.
URL: http://www.apts.edu
33
Ibid., 60.
34
Ibid., 63.

38
Terdapat beberapa elemen kunci dalam metode church-planting-nya. Untuk
memulai, doa adalah sentral. Ini mencakup doa pribadi, doa reguler, sesi grup doa yang
diperluas di YFGC, misalnya pertemuan-pertemuan doa jumat malam, dan juga puasa.
Selaras dengan itu, para anggota dan kelompok-kelompok didorong untuk menyisihkan
waktu di bukit doa di dekat Korea Utara. Yang kedua adalah penekanannya pada kuasa
Roh Kudus yang mengerjakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat. Yang ketiga adalah
penerapan secara meluas kelompok-kelompok sel rumah untuk pekabaran Injil dan
palayanan pastoral. Yang keempat adalah penekanan kuat pada pengembangan
kepemimpinan kaum awam.35
Jantung dari metode Cho adalah penggunaan kelompok-kelompok sel. Hal ini
krusial bagi pekabaran Injil karena itulah di mana orang-orang non-Kristen dapat dibawa
ke dalam kehidupan gereja melalui setting yang tidak menekan, yaitu di rumah atau
tempat kerja. Cho lebih menyukai kelompok-kelompok homogen daripada yang
heterogen, untuk memungkinkan kelompok bertumbuh secara cepat dan efektif. YFGC
terdiri dari puluhan ribu kelompok-kelompok sel. Untuk memungkinkan hal ini maka
kaum awam mesti dipercaya untuk memimpin. Para perempuan juga disertakan dalam
kepemimpinan kaum awam tersebut.36
Di sini kita menjumpai lagi bahwa teologi Cho bersifat sangat misiologikal.
Cho mengakui bahwa salah satu motivasi kunci di balik penggunaan kelompok-kelompok
sel adalah ancaman Komunisme.
Selanjutnya kita menyoroti penekanan Cho akan penyembuhan ilahi melalui
doa, yang dikaitkannya dengan pertumbuhan gereja. Bagi Cho, kurangnya penekanan
yang diberikan pada mukjizat seringkali digunakan untuk menutupi kurangnya kuasa dari
gereja. Dalam pelayanannya dia berulangkali menemukan bahwa orang-orang berbalik
menjadi beriman kepada Kristus saat penyembuhan terjadi. Namun demikian, Cho
dengan hati-hati menyatakan bahwa kadang-kadang bukan kehendak Tuhan untuk
seseorang sembuh.

35
Ibid., 63-64.
36
Ibid., 65.

39
Dengan perkataan lain, dari sudut pandang dampaknya terhadap pekabaran
Injil dan efektivitas pastoral, teologi Cho tidak dapat dipersalahkan.37
Kini kita akan menyoroti dimensi transformasi sosial. YFGC memiliki
pelayanan kesejahteraan sosial yang sangat kuat, yang mencakup pemeliharaan untuk
kaum usia lanjut, pelatihan vokasional untuk mereka yang kurang beruntung, membiayai
ratusan pembedahan jantung terbuka bagi anak-anak, penjangkauan kaum muda dan
bentuk-bentuk lain pelayanan kesejahteraan. Namun demikian, teologi Cho jelas lebih
kuat dalam kepedulian sosial daripada terhadap keterlibatan sosialpolitik.38
Kini saatnya kita menyoroti ajaran Cho mengenai berkat-bekat rangkap tiga
dalam Kristus. Cho menafsirkan 3 Yohanes 2 sebagai ajaran bahwa keselamatan bersifat
holistik: ia mencakup keselamatan jiwa, kesembuhan tubuh, dan berkat material dari
Tuhan – suatu “keselamatan rangkap tiga”.39 Kita telah melihat bahwa dua berkat yang
pertama tidaklah menjadi masalah secara teologis, namun berkat yang ketiga menjadi
masalah karena tampak mirip dengan ajaran teologi kemakmuran dari Amerika.
Untuk memahami hal tersebut, perlu kita melihat latarbelakang dari konteks
Korea saat Cho mula-mula merumuskan ajarannya. Situasi Korea pada tahun 1950 adalah
miskin akibat perang Korea, dan banyak jemaat dari Cho yang juga miskin dan berusaha
dengan susah-payah untuk bertahan hidup. Karena itu Cho berusaha membawa suatu
kabar baik bagi jemaatnya yang miskin. Selanjutnya dalam pemahaman Cho,
keberhasilan tidak selalu diukur dengan uang, namun bisa juga berwujud keberhasilan
dalam mencapai tujuan yang Tuhan tetapkan untuk diraih umat Kristen dalam aspek
kehidupan apapun – entah itu spiritual, materi, akademik, sosial, politik, dan lain-lain di
mana Tuhan akan dimuliakan. Cho juga menekankan bahwa motivasi kita harus benar,
dan bahwa Tuhanlah yang kita cari, bukan sekadar uang, popularitas atau prestise.
Sebagai suatu kewajiban, persembahan harus diterapkan. Akhirnya, dengan
mempertimbangkan situasi Korea saat ini dibandingkan dengan tahun 50-60an, Cho
menyarankan bahwa umat Kristen Korea mesti menempatkan lebih banyak tekanan pada
pengorbanan dibandingkan berkat.40

37
Ibid., 67.
38
Ibid., 67-68.
39
Ibid., 70.
40
Ibid., 71-72.

40
Dengan mempertimbangkan klarifikasi tersebut, maka tidaklah adil untuk
menuduh bahwa Cho mengajarkan versi Korea dari teologi kemakmuran. Bahkan Cho
sendiri mengatakan bahwa ia mengajarkan Injil dari kebutuhan (gospel of need) dan
bukan Injil dari ketamakan (gospel of greed). Namun demikian, Cho membuka diri untuk
tuduhan tersebut karena dia menggunakan ayat 3 Yohanes 2, yang juga sering dikutip
oleh para pengajar teologi kemakmuran Amerika.41
Selanjutnya kita akan melihat dimensi kultural, yaitu apakah ajaran Cho
memperhatikan budaya secara serius. Tulisan-tulisan Cho tidak banyak membahas aspek
ini, namun cukup bagi kita untuk melihat bahwa ia memperhatikan budaya secara sangat
serius. Pertama, ia secara sadar berupaya untuk mengembangkan tradisi Kristen yang
akan menolong para petobat baru untuk tetap berakar dalam kebudayaan mereka. Kedua,
dalam ajarannya tentang kemakmuran dia menyatakan bahwa pemahaman Korea tentang
kemakmuran berbeda dengan pemahaman Amerika. Ketiga, kita juga dapat melihat hal
ini dari ajaran dan penekanan Cho akan penyembuhan. Keempat, hal-hal tersebut di atas
tidak berarti bahwa Cho tidak akan menentang budaya setempat jika memang perlu. Hal
ini terlihat dalam sikapnya dalam memberikan kesempatan bagi banyak perempuan untuk
menjadi pemimpin kaum awam dalam gerejanya.42

4. Komentar kritis terhadap pemikiran David Yonggi Cho


Mengutip Hwa Yung, kita dapat mencatat bahwa tantangan bagi Cho dan para
koleganya adalah memperhalus lebih lanjut untuk membuat pemikiran-pemikirannya
dapat memberdayakan gereja secara misiologis. Sebagai misal, teologi berkat dari Cho
dikembangkan sejak tahun 50an saat kebanyakan orang Korea dalam keadaan miskin dan
putus asa. Memperhatikan bahwa situasi sosioekonomi tersebut saat ini telah berubah
drastis, dengan Korea Selatan kini telah tergolong dalam negara-negara maju, maka
teologi berkat perlu diajarkan secara lebih berhati-hati. Jika tidak maka ajaran tersebut
akan menjadi suatu dorongan bagi orang-orang Kristen Korea untuk mengejar mimpi
Amerika (American dream). Jika itu terjadi, dan gejala ke arah itu sudah mulai tampak di

41
Ibid., 72.
42
Ibid., 76.

41
banyak gereja Korea, maka hal tersebut akan mengarahkan umat Kristen Korea kepada
suatu kemunduran spiritual.43

5. Kesimpulan
Dalam makalah ini kita telah menyoroti latar belakang gereja-gereja mega-church
di Korea dan pengaruh shamanisme. Dalam hal ajaran David Yonggi Cho, tampaknya
tuduhan bahwa ia menerapkan shamanisme Pentakosta kurang beralasan, mengingat
bahwa Cho melandasi ajarannya dari Kitab Suci.
Namun demikian, toh ajarannya mengenai berkat rangkap tiga cukup rawan untuk
disalah-mengerti seolah-olah dia mendukung teologi kemakmuran yang diajarkan oleh
para guru Health and Wealth dari Amerika, padahal Cho mengembangkan ajarannya
dengan memperhatikan konteks Korea yang miskin pada tahun 50an. Penggunaan ayat 3
Yohanes 2 yang sama dengan ayat yang digunakan guru-guru teologi kemakmuran juga
dapat memperkuat tuduhan tersebut.
Di samping itu, senada dengan Hwa Yung, mengingat Korea saat ini telah
termasuk dalam salah satu negara maju, maka tampaknya teologi Cho tentang berkat-
berkat rangkap tiga perlu diajarkan secara lebih berhati-hati, agar tidak mengarah pada
pengejaran mimpi Amerika.
Bagi umat Kristen pada umumnya dan di Indonesia khususnya, perlu diingat
bahwa gagasan Cho tentang berkat material dimaknai sebagai keberhasilan dalam
mencapai suatu sasaran yang ditetapkan Tuhan bagi kita, dan tidak perlu selalu diukur
dengan uang. Karena itu ajaran Cho tidak dapat dianggap sebagai versi Korea dari ajaran
teologi kemakmuran Amerika.

43
Ibid., 77.

42
Daftar Pustaka
1. Anderson, Allan. “The contextual Pentecostal Theology of David Yonggi Cho,” AJPS
7:1 (2004), pp.109. URL: http://www.apts.edu
2. Lim, David S. “A Missiological Evaluation of David Yonggi Cho’s Church Growth,”
AJPS 7:1 (2004), pp. 125-147. URL: http://www.apts.edu
3. Young-gi, Hong. “The backgrounds and characteristics of the Charismatic Mega-
Churches in Korea,” AJPS 3/1 (2000), pp. 99-108. URL: http://www.apts.edu
4. Yung, Hwa. “The Missiological Challenge of David Yonggi Cho’s Theology,” AJPS 7:1
(2004), pp. 67. URL: http://www.apts.edu
5. Kim, Jun. “Book review: Young-hoon Lee, The Holy Spirit Movement in Korea: Its
Historical and Theological Development,” AJPS 13:2 (2010) pp.351. URL:
http://www.apts.edu
6. Cho, Paul Yonggi. The Fourth Dimension. Seoul: Seoul Logos, 1979, pp. 47-49, 172
7. _______. Dimensi Keempat, Jilid Kedua. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel,
1994. Diterjemahkan dari David Yonggi Cho, The Fourth Dimension – Volume Two,
Yoido: The Seoul Book Center, 1984.
8. _______. Lompatan Iman. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1991.
Diterjemahkan dari Paul Yonggi Cho, The Leap of Faith, Yoido; The Seoul Book Center,
1985.
9. _______. Selamat, Sehat dan Berkelimpahan. Malang: Penerbit Gandum Mas, 1989.
Diterjemahkan dari Paul Yonggi Cho, Salvation, Health and Prosperity.
10. Synan, Vinson. “A healer in the house? A historical perspective on healing in the
Pentacostal/Charismatic tradition,” AJPS 3/2 (2000), pp. 189-201. URL:
http://www.apts.edu

Versi 1.0: 14 Desember 2013


VC, email: victorchristianto@gmail.com
URL: http://independent.academia.edu/VChristianto

43
Implikasi Teologis dan Misiologis dari Roh
Allah sebagai Roh Pencipta
(Spirit of God as the Creator Spirit)

Oleh Victor Christianto44, email: victorchristianto@gmail.com

1. Pendahuluan
Dua kata dalam Alkitab untuk Roh Kudus adalah ruach (Ibr.) dan pneuma (Yun.).
Ruach disebutkan dalam PL sekitar 380 kali, dan diterjemahkan secara umum sebagai
angin atau nafas. Itu berasal dari akar kata yang berarti “untuk menghembuskan melalui
hidung dengan kuat”. Dengan kata lain, udara atau nafas yang menggerakkan.45
Dalam Septuaginta (Perjanjian Lama bahasa Yunani), kata Ibrani “ruach”
diterjemahkan ke dalam Yunani sebagai “pneuma” sekitar 260 kali, dan sekitar 50 kali
sebagai angin. Bergantung pada konteks, ruach memiliki banyak konotasi termasuk angin
alamiah, nafas hidup, temper, disposisi, keberanian, kekuatan, energi yang memberi
hidup, kekuatan mencipta, kekuatan supranatural, kekuatan inspirasi yang khusus. Ia
seringkali membawa gagasan kekerasan dan kekuatan, mengindikasikan segalanya mulai
dari kekuatan impersonal sampai pribadi tertentu.
Karena kita mengacu terutama kepada Roh Kudus (kata “ruach” bila digabung
dengan “Yahweh” atau “Elohim” akan jelas menunjuk pada Roh Tuhan), bagaimanapun,
itu mengindikasikan tindakan yang penuh kuasa dari Tuhan atas (1) alam semesta; (2)
seorang pribadi; (3) sekelompok orang (misalnya bangsa Israel atau Gereja sebagai tubuh
Kristus).
Roh Kudus adalah bersama-sama dengan Allah Bapa dan Anak saat terjadinya
penciptaan alam semesta, dalam Kejadian 1:2. Ayat 26, Tuhan berkata: “Marilah Kita
menjadikan manusia serupa dengan gambar dan rupa Kita.” Jadi kita adalah gambar dan
rupa Tuhan, kita memiliki karakteristik Tuhan, misalnya dapat mencipta, mengasihi,

44
URL: http://www.sciprint.org, atau http://independent.academia.edu/VChristianto
45 Donald L. Tucker, The Holy Spirit in the Old and New Testaments: Some implications for today.

44
marah dan bahkan cemburu. Tuhan membuat kita dengan Diri-Nya sendiri sebagai model
(Kej. 9:6).46

2. Kisah Penciptaan dalam Kejadian 1


Kejadian 1 secara khusus ditulis untuk melawan sistem-sistem kepercayaan
politeisme di Timur Dekat kuno, yang percaya akan dewa-dewa sebagai pencipta alam
semesta. Menurut C. Hyers: “Each day of creation takes on two principal categories of
divinity in the pantheons of the day, and declares that these are not gods at all, but
creatures – creations of the one and true God who is the only one, without a second and
third. Each day dismisses an additional cluster of deities, arranged in a cosmological and
symmetrical order.”47
Kejadian 1:2 berbunyi: “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita meliputi
samudera raya. Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Kalimat ini dapat
ditafsirkan beraneka ragam, antara lain:
a. “Belum berbentuk dan kosong” berasal dari frase “tohu wabohu” yang dalam bahasa
Inggris diterjemahkan sebagai “formless and void.” Kata “tohu” berarti gurun pasir
yang kosong dan tidak berpenghuni, tapi juga dapat bermakna kekacauan (chaos).
Cassuto berpendapat bahwa kata ini mengacu pada keadaan tidak berbentuk, tidak
teratur, dan tanpa kehidupan yang terdapat sebelum penciptaan.48 Jadi dapat
ditafsirkan bahwa bumi sudah ada namun berisikan samudera raya yang khaotic dan
tidak dapat dihuni. Implikasinya adalah bahwa Tuhan tampaknya menciptakan alam
semesta dari suatu keadaan yang kacau yang kemudian diatur ulang, artinya
menciptakan keteraturan dari kekacauan. Chaos juga adalah salah satu nama dewa
dalam mitologi Yunani. Deskripsi tentang keadaan chaotic yang mendahului
penciptaan mencakup kehadiran kegelapan (hosek), yang disebut 4 kali dalam
Kejadian 1 (1:2, 4, 5, 18).49

46Anonymous, Power in the Holy Spirit. URL: http://www.truthnet.org/Holy-Spirit/


47
Wilf Hildebrandt, An Old Testament Theology of the Spirit of God (Peabody, Massachusetts:
Hendrickson Publishers, Inc., 1995), 29.
48
Ibid., 31.
49
Ibid., 31-32.

45
b. “formless and void” juga dapat diartikan sebagai kosong sama sekali, tidak ada isinya.
Artinya Tuhan menciptakan alam semesta dari sama sekali dari ketiadaan dan
kekosongan mutlak (creatio ex nihilo).
c. Samudera raya dapat diartikan sebagai primordial fluid atau primordial substance
yang membentuk alam semesta sebelum terjadinya Big Bang. Namun tafsiran ini
hanya dapat diterima jika kita setuju dengan pandangan ilmiah tentang penciptaan
alam semesta melalui Big Bang.
d. Menurut David Yonggi Cho, kalimat “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air” dalam bahasa aslinya memiliki arti bahwa Roh Allah mengerami samudera raya
tersebut dan mempersiapkannya untuk tindakan penciptaan yang aktif. Artinya,
melayang-layang merupakan cara Roh Allah mengerami permukaan bumi sebelum
tujuh hari tindakan penciptaan yang luar biasa.
Tampaknya yang paling mendekati arti dari Kejadian 1:2 adalah tafsiran a dan b,
walaupun tafsiran c dan d juga tampak cukup menarik. Selanjutnya kita akan membahas
mengenai implikasi teologis dan misiologis dari Roh Allah sebagai Roh Pencipta dalam
kitab Perjanjian Lama khususnya kitab Kejadian.

3. Implikasi teologis dan misiologis dari Roh Allah sebagai Roh Pencipta
khususnya dalam hubungannya dengan sains dan teologi agama-agama.
a. Implikasi teologis dan misiologis dari Roh Allah sebagai Roh Pencipta khususnya
dalam hubungannya dengan teologi agama-agama
Melalui pengaruh H. Gunkel, istilah tehom awalnya dibandingkan dengan
Tiamat, dewi laut Babilonian dari Enuma elish.50 Untuk berbagai alasan,
bagaimanapun, kata itu telah dibebaskan dari asosiasinya dengan latarbelakang mistis
dan dari saran bahwa itu mengindikasikan suatu pertikaian antara Elohim dan suatu
kekuatan khaotik. A. Heidel menunjukkan secara meyakinkan bahwa tehom sama
sekali bukan sebuah monster dalam Perjanjian Lama melainkan lebih merujuk kepada
laut, samudera atau kumpulan air yang sangat besar. Lebih lanjut, fluktuasi gender
dari penggunaan kata tersebut dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada
kemungkinan kata itu digunakan dalam bentuk yang telah didepersonalisasi dan

50
Ibid., 32.

46
digunakan terutama sebagai suatu istilah puitis untuk kumpulan air yang sangat
banyak. Karena itu, Kejadian 1:2 mengacu kepada samudera dunia yang sangat
dalam. Itu adalah suatu konsep fisik yang mengacu pada materi dan tidak memiliki
personalitas. Secara teologis, tehom bukanlah unsur anti-Tuhan dan tidak memiliki
fungsi mitis. Di luar Kejadian 1:2 itu tercakup dalam dunia yang diciptakan dan
dipahami sebagai subyek dari kontrol Tuhan (Mzm. 135:6). Istilah ini paralel dengan
air di atas mana ruah Elohim melayang-layang.51
Implikasi teologis dan misiologis dari keterangan di atas dalam hubungannya
dengan teologi agama-agama antara lain adalah bahwa tidak benar bahwa Kejadian
1:2 memiliki kemiripan dengan kisah-kisah mitologis di daerah Timur Dekat yang
menyatakan bahwa penciptaan alam semesta berawal dari suatu pertarungan antara
seorang dewa pencipta dengan dewa laut yang menimbulkan kekacauan. Sebaliknya
Kejadian 1:2 menuturkan bahwa Tuhanlah pencipta satu-satunya alam semesta, dan
alam semesta berasal dari kekosongan mutlak yang bersifat impersonal. Karena itu
dapat dikatakan bahwa Kejadian 1 memiliki fungsi polemik terhadap kepercayaan
kuno waktu itu di sekitar Timur Dekat.52
Dari penafsiran tersebut, tampaknya para penginjil mesti berhati-hati dalam
membangun dialog teologis dengan agama-agama tradisional di berbagai pelosok
daerah khususnya di Indonesia, karena setiap tempat pasti memiliki mitologi
tersendiri tentang kisah penciptaan bumi dan manusia.
Namun demikian, masih terbuka kemungkinan untuk membangun hubungan
dialogis dengan berbagai agama di dunia, khususnya yang masih mengakui
monoteisme, di antaranya dengan penganut Islam. Corduan misalnya menyebutkan
bahwa monoteisme dapat ditelusuri pada agama-agama yang telah berkembang.53
Tabel 2 berikut memberikan gambaran sebutan kepada Allah Bapa dalam beberapa
agama:

51
Ibid., 32.
52
Bruce K. Waltke, The Creation Account in the Genesis 1:1-3, Part IV: The theology of Genesis 1,
Bibliotheca Sacra 132:528 (Oct. 1975): 327-341
53
Winfried Corduan, General revelation in World religions, Journal of Christian Apologetics 01.2
(Winter 1997): 59-72

47
Tabel 2. Sebutan Allah Bapa dalam beberapa agama dunia
Religion Term to call God
Religious Culture / Indo-European Father God
Indo-Aryan (Vedic) Dyaus Pitar
Greek Zeus Pater
Roman Jupiter
Germanic Tyus (Tyr)
Irano-Aryan (pre-Zoroastrian) High god replaced by Uruwana (sky),
later revived as Ahura Mazda

Tentunya dalam membangun komunikasi dialogis, seorang penginjil mesti


menggunakan cara-cara yang sopan, misalnya dengan merujuk pada pidato Paulus di
Athena, di mana ia menggunakan suatu mezbah kepada Allah yang tidak dikenal
(Agnostos Theos) sebagai suatu jalan pembuka untuk memperkenalkan iman Kristen.
(Kisah Para Rasul 17:23).

b. Implikasi teologis dan misiologis dari Roh Allah sebagai Roh Pencipta khususnya
dalam hubungannya dengan sains
Dalam hubungannya dengan sains, mesti disadari bahwa Teori Big Bang pada
awalnya merupakan suatu upaya untuk melakukan ekstrapolasi mundur dari hukum
Hubble. Hukum Hubble sendiri hanya mengatakan bahwa galaksi-galaksi bergerak
saling menjauh satu dengan yang lain, dan jika dalil ini ditarik mundur ke saat
bermulanya waktu, maka akan didapati suatu titik singularitas yang dikenal sebagai
Dentuman Besar (Big Bang). Beberapa fisikawan berupaya menjelaskan apa yang
terjadi dalam menit-menit pertama sejak Big Bang, namun sejauh ini tidak ada
seorang pun yang dapat menjelaskan siapa yang merupakan penyebab pertama dari
Dentuman Besar tersebut. Beberapa fisikawan menyarankan bahwa Dentuman Besar
tersebut terjadi hanya secara kebetulan berdasarkan teori peluang.54 Artinya tidak ada
penyebab pertama (Prime Mover) dari peristiwa Dentuman Besar tersebut, selain
dari probabilitas dan fluktuasi vakum. Teori lain misalnya oleh Hawking malah
mengusulkan no boundary proposal, artinya alam semesta tidak memerlukan
Pencipta atau Tuhan.

54
Bob Goette, Why talk about Creation?, Bible and Spade 03:2 (Spring 1990): 45-48

48
Dengan kata lain, meski sekilas Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)
tampaknya cukup konsisten dengan data-data astronomi sejauh ini, namun tidak dapat
menjawab persoalan filosofis seputar siapa yang memulai proses penciptaan tersebut.
Karena itu tampaknya masih merupakan suatu persoalan yang terbuka untuk
memadukan secara baik antara penjelasan Biblika dan penjelasan saintifik terhadap
asal mula alam semesta.
Penulis sendiri mengajukan suatu penafsiran yaitu jika Kejadian 1:1-2
ditafsirkan berdasarkan Yohanes 1:1, maka tampaknya kita akan memperoleh
gambaran bahwa alam semesta diciptakan oleh Firman Allah (Yun.: Logos, Aram:
Memra) dengan kekuatan Roh Allah. Karena Firman merupakan perkataan, dan
perkataan berarti bunyi, sedangkan bunyi dapat ditafsirkan sebagai gelombang dan
frekuensi, maka akan cukup masuk akal untuk mendalilkan bahwa segala sesuatu
dalam alam semesta terbentuk dari gelombang dan frekuensi. Hipotesis mengenai
gelombang dan frekuensi ini dipaparkan dalam sebuah makalah oleh penulis.55 Salah
satu teori yang mendukung hipotesis ini adalah interpretasi George Shpenkov
terhadap persamaan gelombang klasik, yang antara lain memimpin kepada: a. model
shell-nodal dari atom dan molekul; b. suatu tabel periodik dari elemen-elemen yang
mendekati dengan tabel periodik dari Mendeleyev.56 Dan tampaknya hipotesis
Shpenkov ini dapat diperluas sedikit menjadi, teori tentang getaran dawai fraktal
(fractal vibrating string), sebagaimana disinggung dalam makalah penulis.57 Secara
filosofis, teori getaran dawai fractal memiliki kemiripan dengan teori adidawai
(superstring), walaupun terdapat perbedaan utama di antara keduanya yaitu bahwa
teori adidawai bekerja dengan 26 dimensi: “… the universe has a total of 26
dimensions in string theory, as opposed to the four dimensions it possesses under

55 Victor Christianto, A review of Schrödinger equation and classical wave equation. Prespacetime

Journal, May 1st, 2014. URL: http://www.prespacetime.com or


http://www.vixra.org/author/Victor_Christianto
56 George Shpenkov, Schrödinger’s error in principle. Galilean Electrodynamics (2002). URL:

http://shpenkov.janmax.com
57
Victor Christianto, A derivation of GravitoElectroMagnetic (GEM) Proca-type equations in
fractional space. Prespacetime Journal, May 1st, 2014. URL: http://www.prespacetime.com or
http://vixra.org/author/Victor_Christianto

49
Einstein’s special and general relativity theories”.58 Perbedaan lain adalah bahwa
sejauh ini teori adidawai tidak memiliki satupun prediksi yang dapat diamati dengan
eksperimen, sementara itu getaran dawai fraktal secara empiris lebih dekat dengan
pengalaman sehari-hari.
Kesimpulan yang dapat ditarik di sini adalah bahwa tampaknya terbuka
kemungkinan untuk memberikan penafsiran yang berbeda terhadap data-data
astronomi yang tidak perlu sejalan dengan Model Kosmologi Standar yang umumnya
diterima oleh para kosmolog. Namun demikian untuk waktu yang cukup lama di
kemudian hari, tampaknya Model Standar akan tetap dianut oleh banyak kosmolog
dan astrofisikawan.
Implikasi misiologis dan teologis dari diskusi ini adalah bahwa sains masih
terbuka terhadap berbagai kemungkinan teoretis baru, sejauh masih sejalan dengan
data-data pengamatan yang ada. Dan dalam hal ini, Teori Kreasionis (Creationist
Theory) yang mengajarkan bahwa alam semesta tercipta dalam 6 hari (6 x24 jam)
tampaknya akan sulit dipertahankan. Yang diperlukan adalah justru suatu penafsiran
yang kreatif terhadap Kitab Suci namun masih tetap dapat dipertanggungjawabkan
secara teologis.
Dalam hubungannya dengan implikasi misiologis, tampaknya merupakan
salah satu hal penting untuk memperjuangkan agar kisah penciptaan dapat diajarkan
di sekolah-sekolah dasar hingga menengah,59 karena kisah penciptaan diterima oleh
beberapa agama besar di Indonesia antara lain Islam, Kristen dan Katolik. Hal ini
perlu untuk memberikan wawasan alternatif bagi siswa yang saat ini cenderung hanya
menerima penjelasan dari sudut pandang teori evolusi.

4. Kesimpulan
Peran Roh Kudus dalam penciptaan alam semesta termasuk manusia memiliki
implikasi teologis dan misiologis yang sangat luas khususnya dalam hubungannya
dengan sains serta teologi agama-agama. Dalam sains, perlu dikembangkan dialog

58
Andrew Zimmerman Jones & Daniel Robbins, String Theory for Dummies (Indianapolis, Indiana:
Wiley Publishing Inc., 2010), 169.
59
Norman L. Geisler, Should creation be taught as science in public schools, Christian Apologetics
Journal 06.2 (Fall 2007): 1-20.

50
yang lebih konstruktif antara kisah penciptaan oleh Allah dalam Kejadian 1-2 dengan
temuan-temuan sains terbaru khususnya dalam dunia partikel elementer. Dalam hal
ini, mungkin bisa ditemukan hubungan antara teks Yohanes 1:1 (bahwa penciptaan
alam semesta dilakukan oleh Logos atau Memra atau Firman Allah) dengan
persamaan gelombang klasik sebagaimana diinterpretasikan oleh George Shpenkov.
Hal ini ditegaskan dalam Kolose 1:16 yang berbunyi: “karena di dalam Dialah telah
diciptakan segala sesuatu …; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”
Dalam hubungannya dengan teologi agama-agama, perlu dipikirkan suatu
pendekatan yang lebih dialogis dalam menyapa para penganut berbagai agama besar
di dunia ini yang memiliki konsep tentang Bapa sebagai Sang Pencipta (Prime
Mover).

Daftar Pustaka:
[1] Anonymous, Power in the Holy Spirit. URL: http://www.truthnet.org/Holy-
Spirit/
[2] Christianto, Victor. 2014. A derivation of GravitoElectroMagnetic (GEM)
Proca-type equations in fractional space. Prespacetime Journal, May 1st 2014. URL:
www.prespacetime.com or http://vixra.org/author/Victor_Christianto
[3] Christianto, Victor. 2014. A review of Schrodinger equation and classical
wave equation. Prespacetime Journal, May 1st 2014. URL: www,prespacetime.com or
http://www.vixra.org/author/Victor_Christianto
[4] Corduan, Winfried. 1997. General revelation in World religions, Journal of
Christian Apologetics 01.2 (Winter 1997): 59-72. URL: http://www.galaxie.com/journals
[5] Geisler, Norman L. 2007. Should creation be taught as science in public
schools, Christian Apologetics Journal 06.2 (Fall 2007): 1-20. URL:
http://www.galaxie.com/journals
[6] Goette, Bob. 1990. Why talk about Creation?, Bible and Spade 03:2 (Spring
1990): 45-48. URL: http://www.galaxie.com/journals
[7] Hildebrandt, Wilf. 1995. An Old Testament Theology of the Spirit of God.
Peabody, Massachusetts: Hendrickson Publishers, Inc.
[8] Shpenkov, George. 2002. Schrödinger’s error in principle. Galilean
Electrodynamics. URL: http://shpenkov.janmax.com
[9] Waltke, Bruce K. 1975. The Creation Account in the Genesis 1:1-3, Part IV:
The theology of Genesis 1, Bibliotheca Sacra 132:528 (Oct. 1975): 327-341. URL:
http://www.galaxie.com/journals
[10] Zimmerman Jones, Andrew, & Robbins, Daniel. 2010. String Theory for
Dummies. Indianapolis, Indiana: Wiley Publishing Inc., p. 169.
51
Bertindak dengan
60
iman, atau “leap of faith”
Victor Christianto , email: victorchristianto@gmail.com

Teks: Yakobus 2:14-26

Pendahuluan
Teks yang kita baca ini saya kira sudah cukup sering kita dengar dalam berbagai kotbah.
Intinya adalah bahwa iman mesti diiringi oleh perbuatan. Namun mari kita renungkan sejenak,
misalnya Yak. 2:23-24, karena ayat ini sering dikutip oleh rekan-rekan kita yang muslim, seolah-
olah ayat ini bertentangan dengan Rom 3:28. Benarkah pandangan tersebut yang mengatakan
bahwa Yakobus bertentangan dengan Paulus? Mari kita mencari jawabnya bersama-sama.

Sebagai latar belakang untuk memahami teks Yakobus 2:23-24 tersebut, baiklah saya
uraikan sedikit mengenai pandangan beberapa tokoh. Ada F. C. Baur seorang teolog mazhab
Tubingen dari abad silam yang mula-mula mengajukan gagasan bahwa ada pertentangan di
antara beberapa aliran dalam kekristenan perdana, yaitu antara Petrus dan Yakobus yang
condong pada Kekristenan Yahudi melawan Paulus dan teman-temannya (yunani) yang
mendukung Kekristenan Pauline. Dari pertentangan itu muncul sintesis atau jalan tengah yaitu
Gereja Katolik. Atau kalau memilah-milah perjanjian baru maka seolah-olah ada surat-surat
Paulus dan Injil Yohanes yang pro-Kekristenan Pauline, lalu ada Injil Matius dan surat Yakobus
yang pro-Kekristenan Yahudi, yang kemudian menemukan jalan tengah atau sintesis dalam
Kisah Para Rasul.
Pemikiran Baur ini sudah lama ditinggalkan orang (sejak Harnack) karena adanya temuan
sejarah yg menyatakan bahwa Kisah Para Rasul ditulis lebih awal dari yang diperkirakan, jadi
tidak mungkin Kisah Para Rasul menjadi sintesis.

Namun sejak 1993, muncul sejarawan bernama Robert Eisenman (lihat misalnya:
http://www.answering-islam.org/Literature/eisenman.html) yang menulis buku tentang Naskah
Laut Mati dan juga tentang Yakobus saudara Yesus. Dia mengembangkan pemikiran Baur ini

60
URL: http://www.sciprint.org, http://independent.academia.edu/VChristianto

52
menjadi kisah bahwa Yakobus saudara Yesus adalah tokoh utama Kekristenan Yahudi yang
mula-mula. Namun kemudian Yakobus ini kalah pengaruh setelah dihukum mati oleh Sanhedrin,
sehingga akhirnya Paulus dan ajarannya yang mendominasi pemikiran gereja perdana. Sehingga
boleh dikatakan bahwa kekristenan yg kita kenal sekarang praktis merupakan hasil rintisan
Paulus, atau mungkin lebih tepat disebut sebagai "Paulinisme". Tulisan dan buku Eisenman ini
banyak dikutip dan dianjurkan oleh para penulis muslim, karena seolah-olah memberikan
pembenaran bahwa justru umat Islamlah yang meneruskan ajaran Yesus dan umat kristen sudah
menyimpang dari ajaran Yesus yang asli. Untuk mendukung teorinya, Eisenman merujuk
beberapa dokumen Naskah Laut Mati yang seolah olah menunjukkan bahwa Guru Kebenaran
adalah Yakobus dan Manusia Pendusta adalah Paulus. Benarkah demikian?

Berikut ini adalah beberapa temuan saya dari tesis yang sedang saya susun, namun masih
belum selesai:
- pertama. Dokumen Naskah Laut Mati menurut paleografi dan carbon dating berasal
dari pertengahan abad kedua dan pertengahan abad pertama sebelum masehi. Artinya kira-kira
50-70 tahun sebelum lahirnya Yesus. Jadi tidak mungkin dokumen itu membicarakan tentang
Yakobus saudara Yesus atau Paulus.
- kedua. Pandangan Eisenman bertolak dari anggapan serta kecurigaannya bahwa Paulus
dipengaruhi oleh pemikiran Helenisme Yunani, misalnya sebutan Yesus sebagai Anak Allah dan
Tuhan (kurios), seolah-olah merupakan adaptasi dari tradisi penyembahan kaisar romawi atau
dewa-dewa Yunani. Dapat ditunjukkan bahwa Paulus memiliki akar yahudi yang kuat dan dia
adalah seorang farisi yang bertobat, dan pemikiran-pemikirannya sangat diwarnai oleh Yudaisme
dan Perjanjian Lama, bukan oleh helenisme.61 Latar belakang semitik/yahudi dari Perjanjian
Baru ini baru mulai disadari oleh para teolog semenjak ditemukannya Naskah-Naskah Laut Mati.
62

- ketiga. Tidak benar bahwa Yak. 2:23-24 memiliki kontradiksi dengan Rom. 3:28,
karena kedua ayat tsb memiliki konteks yang berbeda. Paulus sedang mempertahankan
pendapatnya bahwa orang dibenarkan melalui iman saja, dan bukan karena melakukan hukum

61
Lihat buku Brad H. Young, Paul the Jewish Theologian, http://www.christianbook.com/paul-the-
jewish-theologian/brad-young/9780801048210/pd/048211
62
Lihat misalnya Joseph Fitzmyer , The Semitic Background of The New Testament, URL:
http://www.eerdmans.com/Products/4845/the-semitic-background-of-the-new-testament-volume-1.aspx.

53
Taurat (lihat juga Rom. 1:17, 3:7). Prinsip pembenaran oleh iman ini ditemukan kembali oleh
Martin Luther sekitar abad 16 dan menjadi dasar dari reformasi. Sedangkan Yakobus
mempertahankan pendapatnya terhadap orang-orang kristen Yahudi yang cenderung mengatakan
bahwa pengakuan iman saja sudah cukup. Jadi Yakobus sedang menegaskan bahwa yang
dimaksudkan dengan iman yang sejati adalah iman yg hidup, yang terefleksi dalam tindakan
nyata. Di sinilah Yakobus mengutip tindakan Abraham mengorbankan Ishak sebagai suatu
tindakan iman.

Lalu mungkin timbul pertanyaan, bagaimana ciri-ciri tindakan iman itu? Setidaknya ada 2 hal
yang perlu diperhatikan di sini, yaitu:
- iman mesti terwujud dalam kasih dan belaskasihan. Seperti yang Yesus ceritakan dalam
Matius 25:31-46 tentang penghakiman terakhir, ternyata yang menentukan apakah seseorang itu
termasuk dalam kelompok kambing atau domba adalah apakah dia memperdulikan sesamanya
yang paling hina selama dia hidup. Jika dia tidak pernah peduli akan sesamanya yang menderita,
maka ia juga sebenarnya tidak peduli akan Yesus. Orang Yahudi memiliki ungkapan yang tepat
untuk tindakan kasih kepada sesama itu, yaitu “tikkun olam”, yang artinya adalah "memperbaiki
dunia" (repairing the world, lihat wikipedia). Contoh dalam dunia modern adalah Bunda Teresa
di Kalkuta, atau Paus Fransiskus yang sering keluar malam hari dari istana di Vatikan untuk
mengunjungi orang-orang yang menderita di sekitar Roma.
- hal kedua yaitu lompatan iman (leap of faith). Ketika Abraham pertama kali dipanggil
Tuhan di tanah Ur, ia belum tahu ke mana ia akan pergi, namun ia percaya sepenuhnya kepada
Tuhan. Itulah yang disebut sebagai lompatan iman. Dalam hidup ini kita akan sering mendapati
situasi di mana kita perlu mengambil lompatan iman ini. Tentu sebelum mengambil lompatan
iman, kita perlu berdoa dan bergumul dahulu apakah benar itu merupakan kehendak Tuhan.

Sebuah ilustrasi yang patut kita simak adalah kisah pelayanan William Carey di India.
Meski tidak memperoleh dukungan dari gereja gereja di Inggris saat itu, akhirnya dia berangkat
atas dukungan sendiri. Dia sampai di India tahun 1793 dan menetap di Serampore. Dia melayani
selama 25 tahun di India dan hingga akhir hidupnya telah menerjemahkan alkitab dalam berbagai
dialek india. Dia juga membangun percetakan dan universitas. Dia disebut sebagai bapak misi
modern (The Father of Modern Mission).

54
Penutup
Semoga ilustrasi ini memotivasi kita untuk berani mengambil langkah iman. Tentu tidak
semua orang dipanggil untuk melayani di gereja secara penuh, tapi kita juga bisa memulai
dengan tindakan kasih dan kepedulian kepada sesama di mana saja. Ingat bahwa Yesus nanti
akan menghakimi kita sesuai dgn Matius 25:31-46. Ada teolog yg mengatakan bahwa kita dapat
menemukan wajah Yesus dalam rupa sesama kita yang paling hina.
Pertanyaan untuk direnungkan: sudahkah kita menemukan wajah Yesus dalam sesama
kita? Sudahkah kita menjadi saluran berkat bagi sesama kita yg membutuhkan? Dan sudahkah
kita memberanikan diri melakukan lompatan iman?

Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Versi 1.0: 1 maret 2014


email: victorchristianto@gmail.com
Victor Christianto
Http://www.sciprint.org
Http://www.facebook.com/vchristianto
Http://www.twitter.com/christianto2013
Papers and books can be found at: http://independent.academia.edu/VChristianto
Http://independent.academia.edu/VictorChristianto
Http://vixra.org/author/victor_christianto
Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/
Http://id.linkedin.com/pub/victor-christianto/b/115/167
Http://www.academicroom.com/article/how-you-can-get-closer-jesus-christ
Http://barnesandnoble.com/s/victor-christianto
http://academic.research.microsoft.com/Author/18116142/vic-christianto
http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E
http://www.amazon.com/Jesus-Christ-Evangelism-Difficult-ebook/dp/B00AZDJCLA
http://www.scribd.com/victorchristianto
http://issuu.com/christianto2013/docs
Http://gospel.16mb.com
Http://www.slideshare.com/guidetorepent

55
Bahan sekolah minggu 8 Juni 2014: Pentakosta –
Datanglah Roh Kudus
Teks Alkitab: Kisah Para Rasul 2:1-41

1. Fokus
Kebanyakan orang Kristen umumnya mengenal siapa Yesus Kristus dan Allah Bapa
dengan cukup baik, namun kerapkali mereka kurang memahami dengan baik
mengenai karya Roh Kudus. Karena itu banyak orang Kristen mengalami kekeringan
rohani, karena mereka tidak mengalami karya Roh Kudus dalam hidup mereka.
Dalam renungan di hari Pentakosta ini, anak-anak akan diajak untuk merenungkan
dan menghayati karya Roh Kudus dalam hidup orang percaya dari Gereja Perdana.

2. Penjelasan Bahan
a. Sebelum Yesus naik ke surga, Ia telah menjanjikan kedatangan Roh Kudus
kepada para murid-Nya (Kis. 1:5). Roh Kudus akan memberikan kuasa
sehingga para murid berani menjadi saksi Yesus dari Yerusalem, Yudea,
Samaria sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).
b. Setelah Yesus diangkat ke surga, para murid berkumpul di ruang atas di
Yerusalem, dan mereka bertekun sehati dalam doa, termasuk Maria ibu Yesus
dan saudara-saudara Yesus (Kis. 1:14).
c. Mungkin juga mereka berkumpul dalam rumah, karena para murid merasa
takut terhadap orang-orang Yahudi yang telah menyalibkan Yesus.
d. Pentakosta berarti hari ke-50, karena terjadinya 50 hari setelah kebangkitan
Yesus dari kubur.

3. Pelajaran untuk Anak kelas 4-6 SD


a. Bacalah secara bergantian teks Kis. 2:1-41.
b. Pendahuluan: Mintalah beberapa anak untuk bercerita pengalaman hidup
mereka bersama Tuhan. Apakah mereka pernah disembuhkan dari sakit, atau
doa yang dijawab, atau mungkin mengalami peristiwa mukjizat kecil dalam
hidup mereka? Apakah mereka pernah mendengar seolah-olah Tuhan

56
berbicara dengan mereka? Hal ini merupakan tanda-tanda pengalaman rohani
yang hidup.
c. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Tuhan Yesus menganggap murid-murid-
Nya sebagai sahabat, karena itu Ia tidak akan meninggalkan mereka sendirian
tanpa penolong. Roh Kudus diutus sebagai Penolong dan Penghibur (Yoh.
14:26, 15:26, 16:7).
d. Kisah Pentakosta merupakan kisah transfer Roh Karismatik Yesus kepada
para murid. Peristiwa ini dapat dibandingkan dengan Tuhan yang
membagikan roh dan kuasa Musa kepada 70 tua-tua, sehingga mereka pun
kepenuhan dengan Roh Tuhan (Bil. 11:25).
e. Makna kedatangan Roh Kudus (“penuh dengan Roh Kudus”, Kis. 2:4):
i. Memperlengkapi murid-murid dengan kuasa
ii. Membaptis dengan Roh
iii. Memberdayakan untuk pelayanan dan bersaksi
iv. Membalikkan hati orang untuk bertobat dan percaya Yesus
f. Karena itu kita membaca bahwa Petrus yang beberapa bulan sebelumnya
menyangkal sebagai murid Yesus, kini berani bersaksi di hadapan ribuan
orang Yahudi tentang Yesus sebagai Mesias (Kis. 2:14, 31).
g. Petrus menguraikan peristiwa Pentakosta berdasarkan nubuat nabi Yoel.
Pesan Petrus kepada orang-orang yang hadir di situ juga mencakup:
i. Petrus menunjukkan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus
ii. Petrus membatasi karunia Roh Kudus hanya bagi mereka yang
menyesal dan bertobat
iii. Karunia nubuat dari Roh Kudus dapat dialami oleh bangsa manapun di
jaman manapun di masa depan, artinya tidak terbatas hanya di hari
Pentakosta saja (Kis. 2:39)
h. Dengan kuasa Roh Kudus, pada hari itu juga 3000 orang bertobat dan menjadi
murid Yesus (Kis. 2:41)
i. Ilustrasi: Pak guru yang biasa mengajar di kelas Ani tidak dapat hadir karena
harus pergi ke luar kota, sebagai penggantinya Kepala Sekolah mengisi jam

57
pelajaran dengan latihan matematika dan menyanyikan lagu dalam bahasa
Inggris.
j. Tanyakan kepada anak-anak: maukah adik-adik juga menerima kuasa Roh
Kudus? Berdoalah sekarang juga agar Roh Kudus berkuasa sepenuhnya dalam
hatimu dan memimpin hidupmu hari demi hari. Mintalah keberanian untuk
bersaksi dari Tuhan.
k. Ajak anak-anak bernyanyi dengan tema Roh Kudus.
l. Tutup dengan doa: ucapkanlah syukur atas Hari Pentakosta dan kedatangan
Roh Kudus.

4. Pelajaran untuk Anak kelas 1-3 SD


a. Bacalah secara bergantian teks Kis. 2:1-41.
b. Jelaskan bahwa Yesus sangat mengasihi semua anak-anak, sehingga Ia
menjanjikan untuk mengutus seorang Penolong dan Penghibur bagi kita
semua.
c. Penolong dan Penghibur itu adalah Roh Kudus yang datang pada Hari
Pentakosta.
d. Pentakosta tidak berarti bahwa Roh Kudus hanya diutus untuk para murid
pada jaman dahulu, tetapi juga Roh Kudus berkarya dalam hidup kita
sekarang.
e. Makna kedatangan Roh Kudus (“penuh dengan Roh Kudus”, Kis. 2:4):
i. Memperlengkapi murid-murid dengan kuasa
ii. Membaptis dengan Roh
iii. Memberdayakan untuk pelayanan dan bersaksi
iv. Membalikkan hati orang untuk bertobat dan percaya Yesus
f. Ilustrasi: Ibu tidak ada di rumah selama 3 hari karena harus pergi ke luar kota,
sebagai gantinya Bibi tinggal di rumah dan menemani anak-anak bermain dan
belajar.
g. Tanyakan kepada anak-anak: maukah adik-adik juga menerima kuasa Roh
Kudus? Berdoalah sekarang juga agar Roh Kudus berkuasa sepenuhnya dalam

58
hatimu dan memimpin hidupmu hari demi hari. Mintalah keberanian untuk
bersaksi dari Tuhan.
h. Ajak anak-anak bernyanyi dengan tema Roh Kudus.
i. Tutup dengan doa: ucapkanlah syukur atas Hari Pentakosta dan kedatangan
Roh Kudus.

5. Pelajaran untuk Anak TK


a. Bacakan teks Kis. 2:1-41.
b. Jelaskan bahwa Yesus sangat mengasihi semua anak-anak, sehingga Ia
menjanjikan untuk mengutus seorang Penolong dan Penghibur bagi kita
semua.
c. Penolong dan Penghibur itu adalah Roh Kudus yang datang pada Hari
Pentakosta.
d. Pentakosta tidak berarti bahwa Roh Kudus hanya diutus untuk para murid
pada jaman dahulu, tetapi juga Roh Kudus berkarya dalam hidup kita
sekarang.
e. Ilustrasi: Ibu tidak ada di rumah selama 3 hari karena harus pergi ke luar kota,
sebagai gantinya Bibi tinggal di rumah dan menemani anak-anak bermain dan
belajar.
f. Ajak anak-anak bernyanyi dengan tema Roh Kudus.
g. Tutup dengan doa: ucapkanlah syukur atas Hari Pentakosta dan kedatangan
Roh Kudus.

VC, 27 mei 2014


Email: victorchristianto@gmail.com

59
Makalah Interaksi: Integrasi antara Teologi dan
Psikologi
Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Pengantar
Sehubungan dengan upaya integrasi antara Teologi dan Psikologi, ada terdapat cukup
banyak literatur yang membahas tema tersebut, baik yang setuju/mendukung integrasi maupun
yang tidak setuju/tidak mendukung. Di antara yang mendukung bisa disebut misalnya William T.
Kirwan.63 Yakub B. Susabda64 juga tampaknya mendukung integrasi, dengan mengusulkan suatu
terapi yang disebutnya sebagai Modified Client-Centered Therapy yang dikembangkannya
berdasarkan model Client Centered Therapy yang diusulkan oleh Carl Rogers. Namun demikian
Yakub B. Susabda mengakui bahwa ia terpaksa menerima asumsi dasar Carl Rogers bahwa
terapi tersebut berpusatkan pada klien (artinya: manusia pada dasarnya adalah baik); meskipun
asumsi tersebut tidak sesuai dengan berita Alkitab.
Sementara itu W. Stanley Heath65 mengajukan gagasan tentang suatu model psikologi
Kristen yang setia dengan berita Alkitab. Karena itu tampaknya merupakan suatu hal yang
menarik untuk memadukan gagasan-gagasan integratif dengan model psikologi Kristen, dengan
tujuan untuk memperoleh suatu model terbaik.
Sebelum penulis menyampaikan interaksinya, terlebih dahulu akan diuraikan suatu
ringkasan dari buku Eric L. Johnson. Buku ini berisi 5 pandangan utama dari wawasan Kristen
terhadap psikologi. Karena buku tersebut sangat menarik dan cukup berhasil menyampaikan
gagasan-gagasan utama kelima pandangan utama tersebut, maka dianggap perlu untuk
meringkaskannya.

63
William T. Kirwan, Biblical Concepts for Christian Counseling: A Case for Integrating Psychology and
Theology (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 2002), 230 p.
64
Yakub B. Susabda, Menjadi Konselor Profesional (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007), 3-7.
65
W. Stanley Heath, Psikologi yang sebenarnya (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 1995), 25-44.

60
Ringkasan buku Eric L. Johnson66
Di sini penulis hanya akan membahas 4 pandangan yang dijelaskan dalam buku Eric L.
Johnson. Keempat pandangan tersebut dapat diringkas dalam Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Ringkasan empat pandangan utama menurut Eric L. Johnson67


Nama model Tokoh Utama Garis besar Kekuatan Kelemahan
Level David Myers, -Manusia paling baik - ilmu dan riset - mencegah
Eksplanasi Malcolm dimengerti dalam dianggap sangat worldview dari
Jeeves hirarkhi disiplin dari serius memberikan
(posisi kompleksitas relatif -mengijinkan pengaruh
Kristen paling yang tidak boleh ilmuwan - sekularisme
umum dicampurkan. berkontribusi tidak adil bagi
dijumpai pada -Iman tidak boleh dalam bidangnya orang Kristen
fakultas mempengaruhi disiplin - menghindarkan - mencegah
psikologi di lainnya. masalah Alkitab berperan
kampus interpretasi dalam psikologi
Kristen) Alkitab - dapat
memimpin pada
sinkretisme

Integrasi Bruce Orientasi utama: Memandang Menganggap ada


Narramore, Integrasi ilmu dan riset pemisahan
Mark Interdisipliner, secara sangat dualistik antara
McMinn, Stan Integrasi Worldview, serius; Alkitab dan riset
Jones, Everett Integrasi Etika Mengijinkan tentang manusia.
Worthington iman Kristen Menganggap
(pendekatan untuk bahwa psikologi
dominan pada menafsirkan modern adalah
Christian ulang psikologi; versi legitimat
graduate Mengakui peran dari psikologi.
schools) Tuhan dalam Mengurangi efek
budaya dan ilmu; dosa dalam
Berupaya pemahaman.
member dampak Integrasi yang
dalam psikologi buruk akan

66
Eric L. Johnson (ed.), Psychology & Christianity: Five Views. 2nd ed. Diterjemahkan oleh Heman Elia
(Malang: Literatur SAAT, 2012), 431 h.
67
Eric L. Johnson, Comparing the Five Views Christians Take on Psychology. A powerpoint presentation
file.

61
kontemporer mengurangi
ketuhanan
Kristus
Konseling Jay Adams, Slogan utama: “The Memandang Belum
Alkitabiah Wayne Mack, sufficiency of Alkitab secara memberikan
David Scripture”. serius. cukup pemikiran
Powlison, Ed Alkitab adalah Waspada tentang
Welch autoritatif dan perlu terhadap hubungan antara
untuk konseling pengaruh penciptaan dan
Kristen worldview penebusan.
implicit dari Belum ada
sekularisme pemikiran
terhadap lengkap
psikologi. mengenai
Berupaya hubungan antara
mewujudkan firman Tuhan
pendekatan dalam ciptaan
teosentris dan firman
terhadap Tuhan dalam
perawatan jiwa: Alkitab.
bahwa dosa Terlalu
adalah problem menekankan
terburuk, dan antithesis.
Kristus adalah Tidak cukup
obat untuk jiwa teosentris.
yang sakit karena
dosa.

Psikologi Robert Hubungan dengan


Kristen Roberts, Larry Integrasi dan
Crabb, Diane Konseling Alkitabiah:
Langberg, Suatu jalan tengah di
Paul Vitz, antara kedua model,
Paul J. dan berupaya untuk
Watson membangun pada
kekuatan-kekuatan
masing-masing dan
menghindari
kelemahan masing-
masing.

62
Jika ditafsirkan benar,
tidak ada
inkompatibilitas di
antara ketiga
pendekatan tersebut.

Interaksi
Dari mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan masing-masing pendekatan, menurut
hemat penulis tampaknya adalah suatu jalan tengah yang baik untuk menemukan suatu paduan
antara integrasi dan psikologi Kristen. Pada intinya penulis sependapat dengan gagasan integrasi,
hanya saja untuk area-area yang tidak terlalu bergantung pada worldview tertentu, tampaknya
kita dapat mengikuti perkembangan ilmu, misalnya dalam psikiatri kita dapat mengikuti
perkembangan dalam bidang neuroscience. (Dalam makalah lain, penulis membahas
kemungkinan pendekatan alternatif terhadap hipotesis dopamine dalam menjelaskan
schizophrenia. Hipotesis dopamine merupakan salah satu cabang dari neuroscience, dan hingga
saat ini merupakan pegangan utama para psikiatri dan dasar treatment schizophrenia).
Sementara itu, dalam area-area yang menyangkut worldview seperti teori kepribadian,
tampaknya kita dapat lebih mengutamakan pendekatan integrasi/psikologi Kristen. Dalam hal
ini, mungkin salah satu buku yang dapat dijadikan suatu titik tolak adalah buku W. Stanley
Heath.68
Secara ringkas, gagasan penulis dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Model paduan antara integrasi dan psikologi Kristen


Akar gangguan Pendekatan Jenis terapi
Dosa Konseling alkitabiah Konseling
Lingkungan/masa lalu Psikologi Kristen Psikoterapi
Syaraf Psikoterapi/Neuroscience Psychopharmacology

68
W. Stanley Heath, Psikologi yang sebenarnya. (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 1995), 25-44.

63
Tabel 2 di atas dikembangkan penulis berdasarkan uraian Rozell69 dalam bukunya
Konseling Kristen.
Dengan kata lain, menurut hemat penulis penanganan gangguan syaraf yang kronis
seperti schizophrenia, bipolar disorder atau psikosis perlu melibatkan psikiatri dan ahli ilmu
neuroscience, meskipun ilmu neuroscience sendiri terus berkembang dan berubah mengikuti
penemuan-penemuan terbaru.

Kesimpulan
Demikianlah makalah interaksi saya. Pada intinya saya mengusulkan suatu paduan antara
integrasi dan psikologi Kristen, dengan pemikiran bahwa pada dasarnya gagasan integrasi
bertolak dengan suatu wawasan tentang manusia berdasarkan Alkitab, sehingga cukup dekat
dengan asumsi psikologi Kristen.
Untuk masalah-masalah yang menyangkut gangguan syaraf kronis seperti schizophrenia,
bipolar disorder atau psikosis perlu melibatkan psikiatri dan ahli ilmu neuroscience.

Referensi
1. Kirwan, William T. Biblical Concepts for Christian Counseling: A Case for Integrating
Psychology and Theology, Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 2002, 230 p.
2. Susabda, Yakub B. Menjadi Konselor Profesional. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007.
3. Heath, W. Stanley. Psikologi yang sebenarnya. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 1995, 25-
44.
4. Johnson, Eric L. (ed.), Psychology & Christianity: Five Views. 2nd ed. Alih bahasa:
Heman Elia Malang: Literatur SAAT, 2012, 431 hal.
5. _______. Comparing the Five Views Christians Take on Psychology. A powerpoint
presentation file.
6. Rozell, Jack V. Konseling Kristen: Buku Panduan Belajar. Springfield, Missouri: Global
University, 2003.

Versi 1.0: 18 Oktober 2013


VC. Email: victorchristianto@gmail.com

69
Jack V. Rozell, Konseling Kristen: Buku Panduan Belajar (Springfield, Missouri: Global University,
2003), 184.

64
Pembenaran oleh Iman I:
Apa dan Mengapa
70
Pembenaran oleh Iman
Oleh Victor Christianto , email: victorchristianto@gmail.com

Pendahuluan
Adik-adik sekalian yang dikasihi Tuhan, selama 3 sabtu ke depan kita akan bersama-
sama mempelajari suatu prinsip yang sangat penting dalam berita Injil yaitu tentang Pembenaran
oleh Iman. Hal ini terlebih penting lagi dalam konteks bulan april di mana kita akan bersama-
sama memperingati penyaliban dan kebangkitan Yesus Kristus di atas kayu salib, dengan
harapan perenungan ini akan membawa kita selangkah lebih maju dalam pemahaman iman kita
akan arti penting pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Tentu tidak mungkin membahas seluruh
aspek dari konsep pembenaran oleh iman hanya dalam waktu 4 kali pertemuan, namun
setidaknya kita akan berusaha memaparkan pokok-pokok pemikiran Paulus. Untuk jelasnya
rencana pelajaran tentang Pembenaran oleh Iman ini kira-kira adalah sebagai berikut:
1. 5 April: Apa dan Mengapa Pembenaran oleh Iman
2. 12 April: Pembenaran oleh Iman dalam Surat Galatia
3. 19 April: Pembenaran oleh Iman dalam Surat Roma

a. Pendahuluan

Sebelum kita merenungkan mengenai apa dan mengapa Pembenaran oleh Iman, baiklah
kita merenungkan dulu kisah tentang seorang perempuan yang akan dirajam dengan batu yang
dibawa kepada Yesus. Kita tentu ingat akan kisah ini yang diceritakan dalam Yohanes 8:3-11.
Yang perlu dicatat di sini adalah respon orang-orang Yahudi terhadap perkataan Yesus:
“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu
kepada perempuan itu.” (ay. 7). Orang-orang yahudi yang sudah bersiap-siap untuk
melemparkan batu itu satu persatu mundur teratur dan pergi dari tempat itu dengan rasa malu.
Hal ini karena mereka sadar akan dosa-dosa mereka sendiri.
Kisah ini menegaskan kepada kita bahwa hati nurani setiap manusia termasuk Anda dan
saya membenarkan perkataan Paulus: “Semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan
70
URL: http://www.sciprint.org, http://independent.academia.edu/VChristianto
65
kemuliaan Allah.” (Rom. 3:23). Jadi, siapa di antara Anda sekalian yang merasa dalam hidupnya
selama ini belum pernah berbuat dosa, boleh pulang sekarang. Karena renungan kita hanya
berlaku untuk orang-orang yang pernah berdosa.
Lalu di sini muncul pertanyaan: Bagaimana umat manusia sebagai orang yang berdosa
dapat berkenan di hadirat Allah? Ada 2 varian besar teologi: yaitu a) teologi pahala atas
perbuatan baik, b) teologi pengampunan dosa dan pembenaran oleh iman. Teologi pahala
mengatakan bahwa kita mesti mengimbangi dosa-dosa kita dengan banyak berbuat baik (dan
menaati Taurat) agar memperoleh pahala atas kebaikan kita. Sementara teologi pengampunan
dosa menyatakan bahwa kita tidak dapat berharap kepada amal jasa serta perbuatan baik kita
untuk sampai ke surga. Sebaliknya, kita hanya dapat berharap akan pengampunan oleh Allah
yang membenarkan manusia berdosa karena iman kepada Yesus Kristus. Di sinilah letak
perbedaan utama berita Injil dengan ‘teologi’ pahala yang dianut beberapa agama besar di muka
bumi ini. Dengan kata lain, dari sudut pandang iman Kristen, tidak ada harapan bagi umat
manusia untuk berdamai dan dibenarkan di hadapan Allah selain melalui karya penebusan Yesus
Kristus. Kita akan mempelajari lebih dalam mengenai teologi pembenaran oleh iman dalam 4
seri renungan selama bulan April ini.

b. Martin Luther71

Martin Luther mengubah sejarah iman Kristen modern melalui gerakan Reformasi
Protestan yang dimulainya. Ia adalah seorang imam gereja Roma Katolik dan juga seorang
profesor teologi. Ia mulai menentang gereja Roma Katolik dengan 95 dalilnya pada tahun 1517.
Luther menentang pendapat bahwa kebebasan dari hukuman Allah terhadap dosa dapat dibeli
dengan uang atau diberikan oleh keputusan gereja. Penolakannya untuk mencabut tulisan-
tulisannya seperti dituntut oleh Paus Leo X tahun 1520 dan Kaisar Charles V pada pertemuan
Worms tahun 1521 mengakibatkan dia mendapat hukuman ekskomunikasi (pengucilan) oleh
Paus dan dakwaan sebagai seorang yang melawan-hukum (outlaw) oleh Kaisar.

71
Johnson C. Philip & Saneesh Cherian, What is justification by Faith?, Fundamental Doctrine
Series 001, URL: http://www.brethrenassembly.com/Ebooks/Justification%20By%20Faith.pdf
66
c. Apa itu Justifikasi

Jika seseorang dituduh melakukan suatu kesalahan, maka ada kecenderungan untuk
membenarkan diri. Dalam psikologi hal ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri (defense
mechanism). Demikianlah manusia memiliki kecenderungan untuk selalu membenarkan diri. Ini
mungkin bisa diterapkan di depan jaksa atau hakim, namun bagaimana kita dapat membenarkan
diri di hadapan Allah yang Mahabenar?
Jadi pembenaran (atau justification) mengacu pada tindakan untuk menyatakan bahwa
seseorang tidak bersalah. Ini bisa dilakukan oleh dirinya sendiri atau oleh orang lain. Kira-kira
dalam pengertian ini pula kata ini digunakan dalam Alkitab. Perbedaan utama adalah bahwa
doktrin ini mengacu pada pembenaran di hadapan Tuhan, dan berkenaan dengan dosa yang
dibuat seseorang (bukan karena dia lupa atau lalai).
Karena hati nuraninya, setiap orang menyadari bahwa ia adalah seorang pendosa yang
layak dihukum. Kita lihat di atas kisah tentang orang-orang Yahudi yang sadar akan dosa-
dosanya sendiri dan tidak jadi menghukum perempuan yang berzinah. Demikianlah sebagian
besar orang menyadari dalam lubuk hatinya bahwa suatu hari ia akan menghadapi pengadilan
Allah yang jauh lebih berkuasa dibandingkan pengadilan manusia. Itulah sebabnya muncul
pergumulan seumur hidup untuk menjadi benar di hadapan Tuhan (khususnya jika seseorang
memiliki kesadaran moral yang baik). Asal mula dari berbagai ritual dan agama buatan manusia
dapat ditelusuri pada perasaan berdosa serta ketakutan ini. Misalnya Anda dapat bertanya kepada
seseorang: apakah kamu takut mati? Besar kemungkinan bahwa banyak orang yang takut mati
karena itu berarti ia harus mempertanggungjawabkan dosa-dosanya di hadapan Allah yang
Mahaadil dan Mahasuci.
Seperti kita ketahui, agama-agama buatan manusia hanya menawarkan kedamaian untuk
sementara waktu, dengan menghibur diri dengan ajaran bahwa amal dan perbuatan baik
seseorang mungkin dapat membenarkan dia di hadapan Allah. Namun tidak ada satu agama pun
selain Kekristenan yang sanggup menawarkan kepastian keselamatan.
Di sinilah letak perbedaan utama Kekristenan dibandingkan dengan agama-agama lain di
dunia buatan manusia yang cenderung mencari jalan untuk membenarkan diri entah melalui amal
baik, menyiksa diri, atau bahkan mengosongkan pikiran (meditasi). Tidak satupun yang benar-
benar menyelesaikan problem dosa manusia, kecuali penebusan di atas kayu salib oleh Yesus

67
Kristus. Inilah berita Injil: Pembenaran adalah karya anugerah Allah dan menaati hukum
(Taurat) tidak ada hubungannya dengan itu.
Salah satu definisi justifikasi adalah sebagai berikut:
“Justifikasi secara khusus merupakan istilah Paulus. Kata kerjanya digunakan 40 kali di
PB, tetapi Paulus menggunakan kata itu 29 kali. Justifikasi merupakan tindakan legal di mana
Allah menyatakan bahwa orang berdosa yang percaya dibenarkan berdasarkan darah Kristus.
Arti dasar dari justifikasi adalah ‘mendeklarasikan benar’. Beberapa hal lain dapat dipelajari
tentang penggunaan justifikasi oleh Paulus; justifikasi merupakan pemberian anugerah Allah
(Rm. 3:24); hal ini dapat terjadi melalui iman (Rm. 5:1; Gal. 3:24); hal itu dimungkinkan melalui
darah Kristus (Rm. 5:9); dan hal itu terpisah dari hukum Taurat (Rm. 3:20; Gal. 2:16; 3:11). Hal
yang terakhir itu adalah suatu penekanan utama dari Paulus dan tanpa diragukan merupakan tesis
dari surat Galatia, manusia tidak dibenarkan melalui melakukan hukum Taurat tetapi melalui
iman kepada Yesus Kristus.”72

d. Pasangsurut Doktrin Pembenaran oleh Iman73

Meskipun para rasul dan gereja perdana mengamini pembenaran oleh iman kepada Yesus
Kristus, setelah para rasul dan para bapa rasuli meninggal, maka ajaran ini mulai surut dan
berkurang popularitasnya. Terutama sejak Kerajaan Romawi mulai menerima Kekristenan
sebagai agama negara.
Seperti kita ketahui, setiap agama di dunia mengajarkan bahwa semua orang harus
bekerja keras di dunia, sepanjang hidup mereka, untuk memperoleh keselamatan. Bahkan ada
yang harus menyiksa diri atau merangkak mengitari bukit-bukit tertentu. Alkitab adalah satu-
satunya perkecualian karena menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah, bukan hasil
perbuatan atau amal baik manusia. Karena itu tidak heran bahwa kepercayaan pagan secara
berangsur-angsur mempengaruhi kepercayaan Kristen asli. Sebagai akibatnya, maka proses
paganisasi dari Iman Kristen di bawah Kekristenan Romawi mengaburkan doktrin keselamatan
oleh anugerah yang sederhana dan jelas.

72
Paul Enns, Buku Pegangan Teologi Jilid I (The Moody Handbook of Theology). (Malang:
Literatur SAAT, 2012), 132.
73
Johnson C. Philip & Saneesh Cherian, What is justification by Faith?, Fundamental Doctrine
Series 001, URL: http://www.brethrenassembly.com/Ebooks/Justification%20By%20Faith.pdf
68
Doktrin keselamatan melalui usaha (perbuatan) manusia mulai dikembangkan khususnya
oleh Gereja Roma Katolik, di antaranya dengan merujuk pada suatu interpretasi atas Surat
Yakobus yang seolah-olah menekankan bahwa iman tanpa perbuatan adalah tidak berguna
(padahal Surat Yakobus tampaknya tidak sedang membahas tentang soteriologi). Bahkan dibuat
ajaran bahwa setelah seseorang mati, ia akan masuk ke suatu tempat bernama purgatorio
(purgatory). Dan karena itu, keluarga dari orang yang mati itu harus membayar sesuatu kepada
para imam agar jiwa orang yang mati itu dapat berpindah dari purgatorio ke surga. Ini tidak
pernah diajarkan oleh Kitab Suci.
Karena Tuhan menginspirasikan Alkitab dalam bahasa manusia sehari-hari, dan Alkitab
dengan jelas mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, maka Gereja Roma
Katolik mengembangkan metode-metode untuk menjauhkan Alkitab dari masyarakat. Bahkan
semua liturgi diubah ke dalam bahasa yang tidak dimengerti manusia, penerjemahan Alkitab
tidak diijinkan ke dalam bahasa yang dimengerti masyarakat, dan bahkan akhirnya Alkitab
dinyatakan termasuk dalam daftar buku-buku terlarang. Gereja Roma Katolik menindas bahkan
membunuh orang-orang yang memiliki atau berupaya menerjemahkan Alkitab. Itulah yang
disebut dengan Jaman Kegelapan (Dark Age).
Di tengah penindasan oleh Gereja Roma Katolik, ada beberapa orang yang berusaha
untuk dapat membaca Alkitab dan kemudian menemukan bahwa keselamatan tersedia untuk
semua orang. Di antaranya adalah Philip Melanchton. Dan karya Melanchton ini kemudian
dibaca oleh Martin Luther, seorang biarawan dan professor teologi yang awalnya dari sebuah
biara Roma Katolik.
Martin Luther telah membaca Perjanjian Baru selama bertahun-tahun dan dia berusaha
menemukan pesan Injil yang sebenarnya. Ia mendapati sebuah ayat yaitu Roma 1:17 di mana
tertulis: “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin
kepada iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman.’ Setelah lama
merenungkan ayat itu berhari-hari, akhirnya ia menyadari bahwa Pembenaran oleh Iman
merupakan pesan utama Rasul Paulus melalui Surat Roma.
Selebihnya adalah berbagai peristiwa yang dikenal dalam sejarah gereja sebagai Gerakan
Reformasi. Gereja Roma Katolik berupaya untuk menindas gerakan ini dengan berbagai cara
termasuk dengan penganiayaan dan penyiksaan bagi para penganut Reformasi. Namun gerakan

69
ini semakin kuat dan menyebar ke segala penjuru dunia, dengan peneguhan terhadap doktrin
Pembenaran oleh Iman (Sola Fide).
Baru sekitar tahun 1960an dengan berbagai keputusan revolusioner yang diambil dalam
Konsili Vatikan II, tampaknya Gereja Roma Katolik mulai membenahi diri, khususnya dengan
pengakuan akan Alkitab sebagai Firman Allah (Dei Verbum), serta kembali pada Yesus Kristus.

e. Penerapan

Setelah kita mendiskusikan tentang pembenaran oleh iman, sekarang saatnya kita
merenungkan pertanyaan berikut: Sudahkah kamu menerima keselamatan yang merupakan
anugerah Allah melalui Yesus Kristus?
Jika belum, berikut ini adalah beberapa langkah praktis yang bisa kamu lakukan:
- Pertama, kamu mesti menyadari bahwa kamu adalah manusia berdosa yang layak
dihukum dalam pengadilan Allah (Rom. 3:23)
- Kedua, namun Allah adalah Mahakasih, Ia telah mengutus AnakNya yang Tunggal,
Yesus Kristus, agar setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan
beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16)
- Ketiga, untuk menerima keselamatan melalui Yesus Kristus, pertama-tama kamu
mesti mengakui dosa-dosamu. Karena itu tuliskanlah dosa-dosamu di atas selembar
kertas.
- Keempat, kemudian berdoalah mengakui dosa-dosamu di hadapan Allah dan
memohon pengampunan Allah akan seluruh dosamu, serta minta agar Yesus Kristus
masuk ke dalam hatimu dan menjadi Juruselamatmu.
- Kelima, jika kamu telah melakukan keempat langkah di atas, maka yakinlah bahwa
sekarang kamu telah diselamatkan oleh Yesus Kristus, dan kelak kamu akan
dibebaskan dari hukuman Allah. Ingatlah ayat I Yohanes 1:9, sebagai berikut: “Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni
segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
- Keenam, bersyukurlah kepada Allah atas kasihNya. Nyatakanlah ucapan syukurmu
melalui kasih kepada orang lain, terutama mereka yang menderita.
- Ketujuh, bertekunlah dalam doa dan pembacaan Alkitab. Dan jika kamu belum
dibaptis, berikanlah dirimu dibaptis di gereja.

70
VC, 21 Maret 2014
Email: victorchristianto@gmail.com

Daftar Pustaka:
[1] Enns, Paul. Buku Pegangan Teologi Jilid I (The Moody Handbook of Theology), Cet.-
6. Trans. Rahmiati Tanudjaja. Malang: Literatur SAAT, 2012.
[2] Philip, Johnson C., & Cherian, Saneesh. ”What is justification by Faith?”
Fundamental Doctrine Series 001, URL:
http://www.brethrenassembly.com/Ebooks/Justification%20By%20Faith.pdf

71
Pembenaran oleh Iman II:
Pembenaran oleh 74Iman dalam Surat Galatia
Oleh Victor Christianto , email: victorchristianto@gmail.com

Pendahuluan
Adik-adik sekalian yang dikasihi Tuhan, sabtu kemarin kita sudah mempelajari bersama-
sama tentang mengapa Pembenaran oleh Iman merupakan prinsip yang sangat penting dalam
Iman Kristen. Sore ini kita akan belajar sekelumit tentang ajaran Paulus tentang pembenaran oleh
iman dalam Suratnya kepada Jemaat di Galatia.

Latar belakang Surat Galatia75


Kira-kira tahun 53 M Paulus menulis suratnya kepada umat di Galatia. Terjadi pada
perjalanan Paulus dari Efesus ke Korintus, barangkali di salah satu tempat di Makedonia, Yunani
Utara. Semua itu tidak jelas, sebab Paulus tidak menulisnya dalam surat kepada umat Galatia.
Oleh karena itu banyak hal tidak jelas mengenai tempat dan tanggal surat ini ditulis. Kiranya
sudah ketiga kalinya Paulus membuat perjalanan besar ke Yunani. Yang pertama waktu ia
mendirikan gereja-gereja di Filipi, Tesalonika dan Korintus. Kemudian masih satu kali cepat-
cepat, berhubungan dengan aneka macam kesulitan yang timbul dalam jemaat di Korintus.
Waktu itu ia tidak disambut dengan baik dan terpaksa “melarikan” diri kembali ke Efesus. Dan
sekarang ia berada pada perjalanan yang ketiga, guna meneguhkan iman jemaat-jemaat yang
didirikan beberapa tahun sebelumnya.
Kini sudah 20 tahun berlalu sejak pertemuannya dengan Yesus di dekat kota Damsyik,
suatu pengalaman yang mengubah hidup Paulus seluruhnya. Sejak itu sudah 2 kali ia pergi ke
Yerusalem. Pertama kalinya untuk mengunjungi Petrus dan memperkenalkan diri kepada
pemimpin para rasul. Itu terjadi 3 tahun setelah pertobatannya, sebagaimana ditegaskan sendiri
dalam Galatia 1:18. Kedua kalinya untuk konsili pertama di Yerusalem, hampir 15 tahun
kemudian.

74
URL: http://www.sciprint.org, http://independent.academia.edu/VChristianto
75
Tom Jacobs, Iman dan Agama: Kekhasan Agama Kristiani menurut Santo Paulus dalam Surat
Galatia dan Roma (Yogyakarta: Kanisius, 1992), 15-16. Lihat juga D.A.Carson & Douglas J. Moo,
“Galatians”, in An Introduction to the New Testament – Second ed. (Grand Rapids: Zondervan, 2005),
456-475.
72
Teks: Galatia 2:15-16
Bunyinya adalah sebagai berikut:
(15) Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-
bangsa lain.
(16) Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum
Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya
kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh
karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorangpun yang dibenarkan” oleh karena
melakukan hukum Taurat.

Istilah yang penting:


Ayat 16: “dibenarkan” (justified, KJV) dari kata Yunani: dikaioo (δικαιόω). Pengertian
istilah itu dalam bahasa Inggris adalah sbb.: 1) to render righteous or such he ought to be, 2) to
show, exhibit, evince, one to be righteous, such as he is and wishes himself to be considered, 3)
to declare, pronounce, one to be just, righteous, or such as he ought to be. 76
Istilah-istilah kebenaran, membenarkan dst. adalah terjemahan dari kata Yunani
“dikaiosune” dan kata Ibrani “tsedaka” (akar kata yang sama dengan Zadok dan Saduki). Dalam
kebudayaan helenisme, dikaiosune berarti cara hidup menurut hukum-hukum, atau umumnya
sesuai dengan norma-norma yang diakui secara umum: Hukum-hukum itu dianggap sebagai
sesuatu yang obyektif, yang tidak terganggu gugat. Lain lagi dalam PL, di mana tekanannya
adalah atas hubungan antar manusia atau antara Allah dengan manusia. Tsedaka adalah ciri dari
suatu kelakuan yang menjamin bahwa hubungan itu terpelihara. Jadi yang menentukan bukanlah
norma-norma dan hukuman-hukuman itu, melainkan hubungan itu sendiri.

Komentar77
15 Paulus membuka uraiannya dengan berkata bahwa ia seorang Yahudi, yang lahir
dari bangsa istimewa itu, bangsa yang dipilih oleh Allah di antara bangsa-bangsa. Bangsa-bangsa
itu disebut orang berdosa, seperti biasa dalam kalangan Yahudi pada waktu itu. Paulus tidak

76
Sumber: BibleWorks 7.0.0.12g (2006)
77
J.J.W. Gunning, Tafsiran Alkitab: Surat Galatia. Cet.-10. (Jakarta: BPK, 2012), 34-37
73
menyangkal hak istimewa mereka, yakni bahwa mereka termasuk kepada bangsa pilihan (bnd.
Rm. 3:1-3; 9:4), tetapi ia menganggap hak istimewa itu bukan sebagai milik. Dalam ayat 17 nanti
ia mengakui bahwa bangsa Israel sendiri tidak luput dari dosa! Jadi meskipun Paulus menuruti
cara berbicara orang-orang Yahudi, maksudnya adalah berlainan. Justru dengan jalan
menyinggung dulu kekhususan bangsa Israel, Paulus hendak mempertajam persamaan mereka
dengan bangsa-bangsa lain dalam hal kebenaran karena iman. Pertentangan dengan tradisi
Yahudi justru terletak di sini. Bagi tradisi ini iman semata-mata adalah salah satu di antara segala
perbuatan yang dituntut oleh hukum Taurat. Jadi dalam jalan pemilihan itu iman tidaklah
menentukan secara mutlak dalam kebenaran.
16 Tetapi bagi Paulus, iman bukanlah suatu perbuatan, melainkan sebaliknya
penerimaan anugerah Allah dalam Yesus Kristus, dan dengan demikian justru iman itulah
merupakan inti dan sumber dari kehidupan rohani, termasuk perbuatan-perbuatan (band. Rm.
9:31-10:3). Kalau sumber itu tidak ada pada kita, maka niat untuk melakukan hukum Taurat itu
sudah salah, karena dengan demikian perbuatan-perbuatan kita tidak terarah kepada Allah dan
sesama kita, tetapi kita melakukannya untuk dibenarkan, yaitu guna diri kita sendiri.
Kemungkinan satu-satunya ialah bahwa Allah sendiri membenarkan kita, menerima kita, dan
itulah yang terjadi dalam Yesus Kristus (2 Kor. 5:21). Seperti dalam kalimat ini iman berhadapan
dengan perbuatan-perbuatan, begitu juga Kristus Yesus berhadapan dengan hukum Taurat.
16c Dalil ini diperkuatnya dengan kutipan bebas dari Mzm. 143:2 (LXX. Band. Rm.
3:20). Seperti dalam Mzm. 14:3; Ayb. 9:2; 25:4; begitulah diungkapkan dalam Mzm. 143:2
perasaan bahwa manusia tidaklah benar di hadapan Allah. Paulus menambahkan: “oleh karena
perbuatan-perbuatan hukum Taurat”, suatu tambahan yang merupakan penjelasan atau komentar
dari Paulus sendiri. Jalan pikirannya barangkali ialah bahwa manusia itu dengan sendirinya
sudah tidak benar di hadapan Allah, tanpa atau dengan perbuatan.

Kesimpulan
Tampaknya Paulus di sini lebih dekat kepada PL daripada kepada agama Yahudi pada
umumnya. Paulus mempergunakan istilah “dikaiosune” untuk menunjukkan hubungan baik
antara Allah dengan manusia. Hubungan baik itu akan dipulihkan jika seseorang percaya kepada
Yesus Kristus sebagai Juruselamat.

74
Satu hal yang penting adalah bahwa bila Paulus berkata bahwa Allah membenarkan oleh
karena iman (Rm. 3:30; Gal. 3:8), maka maksudnya ialah bahwa Ia menerima manusia, bukan
karena manusia itu beriman (karena manusia itu benar), melainkan karena kebaikanNya sendiri.
Kebenaran manusia bukanlah dasar atau sebab bagi kebenaran Allah.

Ilustrasi78
Untuk memberikan suatu gambaran mengenai bekerjanya konsep pembenaran oleh iman,
baiklah kita mengutip suatu ayat juga dari Galatia, yaitu ayat 3:6 yang berbunyi sebagai berikut:
“Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan itu kepadanya
sebagai kebenaran.” Ayat ini merupakan kutipan dari Kej. 15:6. Seperti kita lihat, bahwa ayat ini
berhubungan dengan janji yang diberikan Allah kepada Abraham bahwa ia akan menjadi berkat
bagi banyak bangsa. Dan Abraham percaya akan janji Allah tersebut, meski ia belum dapat
melihat terpenuhinya janji itu. Ia hanya percaya lalu Allah memperhitungkan iman itu sebagai
kebenaran. Di sini Paulus mengungkapkan 2 hal:
- Pertama, yaitu Abraham sebagai bapa orang beriman dari segala bangsa. Artinya semua
orang yang beriman kepada Allah dapat disebut sebagai anak-anak Abraham, tidak peduli
apakah ia orang Yahudi atau orang bukan Yahudi. Paulus menegaskan hal ini dalam ayat
7: “Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak
Abraham.”
- Abraham menerima janji Allah itu bukan karena ia orang Yahudi dan bukan karena ia
taat akan hukum Taurat dan bukan karena ia bersunat. Jadi Paulus ingin menegaskan
bahwa iman Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran bukan atas dasar ketaatan
kepada hukum Taurat atau karena disunat atau karena menjadi keturunan Yahudi.
Dengan kata lain kebenaran Abraham murni karena anugerah Allah.

Penerapan:
Saya ingin mengajak kita semua merenungkan pertanyaan berikut: Sudahkah kita
memperkenalkan berita Injil tentang penghapusan dosa oleh anugerah Allah serta pembenaran
oleh iman kepada keluarga dan sahabat-sahabat kita?

78
Mark A. Seifrid. Christ, our righteousness: Paul’s theology of justification. New Studies in
Biblical Theology 9. (Leicester: APOLLOS/Inter Varsity Press, 2000), 80-81.
75
VC, 21 Maret 2014
Email: victorchristianto@gmail.com

Daftar Pustaka:
[1] Gunning, J.J.W. 2012. Tafsiran Alkitab: Surat Galatia. Cet.-10. Jakarta: BPK.
[2] Seifrid, Mark A. 2000. Christ, our righteousness: Paul’s theology of justification.
New Studies in Biblical Theology 9. Leicester: APOLLOS/Inter Varsity Press.
[3] Jacobs, Tom. 1992. Iman dan Agama: Kekhasan Agama Kristiani menurut Santo
Paulus dalam Surat Galatia dan Roma. Yogyakarta: Kanisius.
[4] Carson, D.A., & Moo, Douglas J. 2005. “Galatians”, in An Introduction to the New
Testament – Second ed. Grand Rapids: Zondervan.

76
Pembenaran oleh Iman III:
Pembenaran oleh79Iman dalam Surat Roma
Oleh Victor Christianto , email: victorchristianto@gmail.com

Pendahuluan
Adik-adik sekalian yang dikasihi Tuhan, selama 2 sabtu yang lalu kita telah belajar suatu
prinsip yang sangat penting dalam kehidupan Kristiani yaitu tentang pembenaran oleh iman, dan
juga bagaimana hal ini dipaparkan oleh Paulus dalam surat Galatia. Sekarang kita akan melihat
bagaimana Paulus memaparkan topik ini melalui surat kepada Jemaat di Roma.

Pendahuluan80
Pertama-tama kita perlu mencatat bahwa terdapat kemiripan yang sangat mencolok antara
surat kepada umat di Roma dengan surat kepada jemaat di Galatia. Isinya hampir sama; begitu
juga urut-urutnya, bahkan sering sampai kata-katanya secara harafiah sama. Pokoknya, hampir
seluruh surat kepada umat Galatia terdapat juga dalam surat kepada umat di Roma:
Pokok masalah Surat Galatia Surat Roma
Pokok pandangan Paulus Gal. 2:15-21 Rm. 3:19-28
Uraian tentang Abraham dan Gal 3:6-29 Rm. 4:1-25
Taurat
Arti Kristus Gal. 4:1-7 Rm. 8:9-17
Sara dan Hagar Gal. 4:21-31 Rm. 9:6-13
Praktek kemerdekaan Gal. 5:13-26 Rm. 13:8-10

Tetapi dari perbandingan ini kelihatan juga bahwa tidak seluruhnya sama: Seluruh bagian
pertama surat Galatia, mengenai “perkara” antara Paulus dan jemaat (Gal. 1:6-10), dan uraian
terjadinya perkara itu (Gal. 1:11-2:14) tidak ada dalam surat Roma. Pada umumnya harus
dikatakan bahwa surat Roma lebih “teoretis” daripada surat Galatia. Dan banyak hal lain, yang

79
URL: http://www.sciprint.org, http://independent.academia.edu/VChristianto
80
Jacobs, 45-46.

77
tidak ada dalam surat Galatia, mendapat perhatian besar dalam surat Roma. Maka dalam
keseluruhannya surat kepada jemaat di Roma sebetulnya merupakan teka-teki yang besar.

Latar belakang Surat Roma


Berdasarkan kronologi perjalanan Paulus, diperkirakan surat Roma ini ditulis sekitar
musim dingin tahun 56/57 M, selama ia tinggal 2-3 bulan di Korintus.81 Surat Paulus kepada
umat di Roma memang lain daripada yang lain. Bukan hanya karena surat yang paling panjang,
tetapi juga karena paling kurang bersifat surat. Ditujukan kepada orang yang sebetulnya tidak
dikenal oleh Paulus: ia sendiri mengaku bahwa belum pernah berada di Roma (Rm. 1:13). Jelas
sekali bahwa Paulus bukan pendiri jemaat di Roma. Sampai surat ini ditulis, ia selalu terhalang
untuk mengunjungi mereka (15:22). Jemaat ini didirikan oleh orang lain, lama sebelum Paulus
menulis suratnya ini. Tetapi bagaimana riwayat jemaat Roma, tidak begitu jelas. Yang jelas
hanyalah bahwa pada jaman Gereja purba ada banyak orang Yahudi di Roma. Mereka tersebar di
seluruh kota dan punya sinagoge di berbagai daerah kota besar itu. Meskipun Paulus belum
pernah ke Roma ketika menulis surat itu, dari Rm. 16:9 kelihatan bahwa beberapa di antara
mereka dikenal pribadi oleh Paulus, dan mungkin dari 16:5,10,11,14,15 boleh disimpulkan
bahwa mereka punya 5 tempat pertemuan.82

Pandangan pokok Paulus83


Pandangan pokoknya dirumuskan Paulus dengan jelas dalam Gal. 2:16 dan Rm. 3:20:
“Manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat”. Oleh karena
itu Paulus juga dapat berkata bahwa orang beriman “telah mati bagi hukum Taurat” (Rm. 7:4;
Gal. 2:19). Dalam hal ini surat Roma dan surat Galatia memang sama. Tetapi dalam Gal. 3:23
dengan jelas dikatakan bahwa “sebelum iman datang, kita berada di bawah pengawalan hukum
Taurat”; dan dalam ayat berikut: “Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang”. Jadi
dalam surat Galatia terang dibedakan antara situasi sebelum dan sesudah Kristus. Sebelum
Kristus datang adan Taurat, sesudahnya tidak ada lagi. Perbedaan yang sama juga diungkapkan
dalam kisah Sara dan Hagar (Gal. 4:21-31). Tetapi dalam Rm. 9:6-13, yang juga berbicara

81
Thomas H. Tobin SJ, “Paul’s letter to the Romans,” The Blackwell Companion to the New
Testament, Aune, David E., ed. (West Sussex: John Wiley & Sons Ltd., 2010), 399.
82
Jacobs, 51-53.
83
Jacobs, 46-47.

78
mengenai “anak Abraham”, Sara dan Hagar tidak disebut lagi, jangan lagi dilawankan sebagai
dua tata penyelamatan Allah, seperti dalam Gal. 4:21-31.

Iman akan Yesus Kristus


Teks: Roma 3:20-24
Bunyinya:
(20) Sebab tidak ada seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena
melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
(21) Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti
yang disaksikan dalam kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
(22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang
percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
(23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan
dalam Kristus Yesus.
Ayat-ayat di atas kiranya cukup mewakili pokok-pokok utama pandangan Paulus dalam
hubungannya dengan pembenaran oleh iman. Teks ini memiliki kemiripan dengan teks Galatia
yang kita pelajari minggu lalu. Mari kita lihat beberapa pemikiran utama dari ayat-ayat di atas.
a. Hukum Taurat tidak dapat membenarkan orang di hadapan Allah, kecuali jika ia
melakukan semua hukum dengan sempurna. Karena tidak ada orang yang sempurna
(kecuali Yesus Kristus), maka semua orang tanpa kecuali berada di bawah kutuk hukum
Taurat.
b. Karena itu diperlukan jalan pembenaran yang lain di luar hukum Taurat untuk
menyatakan kebenaran Allah, yaitu jalan pembenaran oleh iman kepada Yesus Kristus.
c. Kebenaran Allah (dikaiosune Theou) ditunjukkan dalam hal bahwa Allah ternyata benar
dalam segala hal, yakni dalam keadilanNya namun juga kemurahanNya serta
kebaikanNya.
d. Kepada semua orang ditawarkan penebusan dosa melalui Yesus Kristus secara cuma-
cuma.

“Kebenaran Allah” berarti kesetiaan kepada sabda atau perjanjianNya sendiri. Allah
dikatakan benar, kalau Ia bertindak sesuai dengan rencana keselamatanNya. Dan sekarang

79
Paulus berkata bahwa rencana keselamatan itu dilaksanakan Allah “sekarang ini” dalam Yesus
Kristus. Itulah arti kata “kebenaran Allah” dalam Rm. 1:17 dan 3:21,22,25,26 (lihat juga 3:5 dan
10:3 dan 2 Kor. 5:21). Allah menyatakan diri benar, dengan membenarkan orang (3:26), kata
Paulus.84
Bagaimana itu mungkin? Karena “oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi benar”
(5:18-19). “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi tempat pendamaian” (3:25). Di sini
Paulus merumuskan prinsip penebusan dan pembenaran: Karena Kristus telah menjadi senasib
dengan umat manusia, maka dengan menerima Kristus, Allah menerima semua orang lain (yang
percaya kepada Kristus).85
Hal penting selanjutnya, adalah bahwa kita sesungguhnya “dibenarkan dengan cuma-
cuma oleh kasih karunia (3:24). Dari pihak kita tidak ada jasa sedikitpun. Semua adalah
anugerah dan kasih karunia semata-mata. Maka sudah sewajarnya, bila Paulus menarik
kesimpulan: “Jika demikian, apa dasarnya untuk bermegah? Tidak ada!” (3:27).86

Ilustrasi
Mari kita lihat dua orang penjahat yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus.
Keduanya mungkin sama-sama melakukan berbagai kejahatan yang berat sehingga layak
dihukum mati di atas kayu salib. Namun salah satunya ternyata beriman kepada Yesus Kristus
dan memohon agar Yesus mengingatnya jika Ia datang sebagai Raja. Yesus menjawab dia
bahwa:” sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus” (Lukas 23:43). Apa yang membedakan di antara dua orang penjahat di atas kayu salib
tersebut? Perbedaan utama di antara keduanya hanyalah bahwa salah satu di antara kedua
penjahat itu beriman kepada Yesus.
Keduanya menggambarkan sikap manusia berdosa pada umumnya, yang mengambil
sikap berbeda terhadap Yesus. Ada kelompok pendosa yang tidak mau percaya kepada Yesus
dan memohon pengampunan atas dosa-dosa mereka. Kelompok pendosa kedua menyadari
kesalahan mereka dan percaya kepada Yesus dan memohon pengampunan dosa. Kepada
kelompok yang percaya inilah akan diberikan pengampunan dosa dan hidup kekal (dilukiskan
dengan Firdaus).
84
Jacobs, 70.
85
Jacobs, 70-71.
86
Jacobs, 71.

80
Penerapan
Dari kisah tentang dua penjahat di atas, kita dapat menarik suatu pelajaran penting.
Demikianlah sikap kita terhadap Yesus sekarang menentukan apa yang akan terjadi pada kita
kelak dalam Pengadilan Allah yang Mahaadil: jika kita mau mengakui segala dosa kita dan
percaya kepada Yesus Kristus yang telah menebus dosa kita serta memohon pengampunan
kepada Tuhan melalui Yesus, maka Tuhan akan membebaskan kita dari segala tuduhan. Maukah
kita merendahkan diri di hadapan Tuhan sebagai orang berdosa dan memohon pengampunan atas
dosa-dosa kita melalui darah Yesus Kristus? Pilihan terletak pada kita.
Hendaknya kita bisa belajar dari perumpamaan tentang seorang pemungut cukai yang
berdoa dengan memukul diri dan tidak berani menengadahkan kepala. Ialah yang pulang dengan
dibenarkan oleh Allah. (Lukas 8:9-14). Di sinilah kita dapati sebuah prinsip dalam kerajaan
surga: “Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri,
ia akan ditinggikan” (Lukas 8:14).
Kiranya Tuhan menolong kita agar selalu merendahkan diri di hadapan Tuhan dan
memohon pengampunan akan dosa-dosa kita. Sehingga kita akan menjadi orang yang dibenarkan
di hadapan Tuhan. Amin

VC, 21 Maret 2014


Email: victorchristianto@gmail.com

Daftar Pustaka
[1] Aune, David E., ed. 2010. The Blackwell Companion to the New Testament. West
Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
[2] Jacobs, Tom. 1992. Iman dan Agama: Kekhasan Agama Kristiani menurut Santo
Paulus dalam Surat Galatia dan Roma. Yogyakarta: Kanisius.
[3] Carson, D.A., & Moo, Douglas J. 2005. “Romans”, in An Introduction to the New
Testament – Second ed. Grand Rapids: Zondervan. 391-411.

81
Pengekangan terhadap dosa dan
Anugerah Umum
Oleh Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Permasalahan
Salah satu pertanyaan yang sering muncul di kalangan umat Kristen sejak berabad-abad
yang lampau adalah: mengapa orang-orang yang tidak beriman atau belum percaya kepada
Kristus dapat melakukan berbagai perbuatan baik yang bahkan orang-orang Kristen sekalipun
kerapkali tidak melakukannya? Padahal kalau kita membaca dalam surat Roma, semua manusia
telah jatuh dalam dosa dan tidak ada orang yang berbuat baik (Roma 3:10-18). Bagaimana hal
ini dapat didamaikan?
Dalam kata-kata Meeter (2005: 57), pertanyaan ini dapat diungkapkan sebagai berikut:
“Bagaimana kita menjelaskan perbuatan-perbuatan terpuji yang kita dapati di antara orang-orang
kafir dan orang-orang yang belum dilahirkan kembali? Kita tidak dapat menganut pandangan
kaum Pelagian, yang mengatakan bahwa manusia masih dapat berbuat baik seperti Adam
sebelum kejatuhannya dalam dosa seandainya ia mau. Alkitab dengan jelas membantah
pandangan itu. Kita juga tidak dapat menerima pandangan kaum Arminian bahwa Allah
memberikan kepada manusia yang bobrok anugerah pendahuluan yang cukup, sehingga manusia
dengan natur dan pilihannya sendiri dapat mencari keselamatan dan melakukan kebaikan.”
Pertanyaan inilah yang ingin dibahas dalam tulisan ini, melalui terang konsep Anugerah
Umum. Untuk keseimbangan, penulis juga akan menyajikan secara ringkas pandangan yang
menentang konsep Anugerah Umum tersebut. Penulis juga akan membahas suatu refleksi pribadi
atas pertanyaan: Mungkinkah orang-orang yang tidak beriman atau belum percaya melakukan
kebaikan sesuai dengan kehendak Allah?
Kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Solusi atas permasalahan: Anugerah Umum


Menurut Luther dan Calvin, natur manusia terlalu bobrok sehingga tidak dapat
diharapkan akan adanya kebaikan, dalam bidang apapun, yang bisa timbul dari dalam natur itu
sendiri (Meeter, 2005: 57). Namun demikian di antara orang-orang kafir (baca: belum percaya

82
kepada Kristus) tersebut masih dapat dijumpai kebaikan-kebaikan tertentu. Hal ini dijawab oleh
Calvin sebagai berikut: “Demikianlah Allah dalam providensi-Nya mengekang penyimpangan
natur kita supaya tidak meluap menjadi tindakan-tindakan lahiriah, namun Ia tidak
memurnikannya dari dalam.” (Meeter, 2005: 58). Di tempat lain Calvin menulis: “Semua
kebajikan ini – atau lebih tepat, gambaran dari kebajikan ini- merupakan karunia Allah, karena
tidak ada hal yang layak dipuji, yang bukan berasal dari-Nya.” (Hoekema, 2003: 241-261).
Dengan kata lain, “manusia dicegah dari perbuatan jahat yang didorong oleh
kecenderungan natur mereka yang berdosa, karena takut akan hukuman dan karena terdorong
oleh keinginan untuk memperoleh pahala dengan melakukan hal-hal yang secara lahiriah sesuai
dengan hukum, meskipun itu berlawanan dengan naturnya dan pilihannya sendiri yang berdosa.”
(Meeter, 2005: 58). Jadi melalui berbagai sarana di antaranya penerapan hukum dalam
masyarakat, orang-orang yang belum percaya akan Kristus pun sampai tahap tertentu dapat
dicegah dari berbuat kejahatan dalam masyarakat. Hal ini selanjutnya dalam tulisan ini disebut
sebagai “Pengekangan terhadap Dosa.” (Hoekema, 2003: 241-261).
Istilah Anugerah Umum diterjemahkan dari ungkapan dalam bahasa Inggris:
Common Grace, atau dari bahasa Belanda: De Algemeene Genade atau De Gemene Gratie.
Adapun definisi sederhana Anugerah Umum adalah sebagai berikut: “anugerah yang mengekang
dosa di dalam manusia yang telah jatuh, meskipun anugerah ini tidak meniadakan keberdosaan
manusia” (Hoekema, 2003: 241-261). Adapun ajaran Calvin mengenai Anugerah Umum dapat
diringkas sebagai berikut (Hoekema, 2003: 241-261):
 Orang-orang tidak percaya bisa memiliki terang kebenaran yang bersinar di dalam
mereka;

 Orang-orang tidak percaya bisa memiliki karunia-karunia Allah yang luar biasa;

 Semua kebenaran berasal dari Roh Allah;

 Maka menolak atau menghina kebenaran ketika kebenaran diucapkan oleh orang tidak
percaya, berarti menghina Roh Kudus Allah.

Di antara para teolog yang mendukung konsep Anugerah Umum ini adalah Bavinck dan
Berkouwer. Menurut Bavinck: “Masih terdapat hasrat untuk kebenaran dan kebajikan, dan untuk
kasih yang alamiah antara orangtua dan anak-anak. Di dalam perkara yang menyangkut

83
kehidupan di dunia ini, manusia tetap sanggup melakukan banyak kebaikan.” (Hoekema, 2003:
241-261) Dan menurut Berkouwer: “… bahwa anugerah tengah bekerja bahkan di dalam diri
manusia yang telah jatuh, untuk mengekang penghancuran yang melekat di dalam dosa.”

Dasar Alkitabiah untuk Anugerah Umum


Ada beberapa ayat Alkitab yang dapat digunakan sebagai landasan untuk mendukung
konsep Anugerah Umum, di antaranya adalah (Hoekema, 2003: 241-261):
 Allah mencegah Abimelek berbuat dosa: “… maka Aku pun telah mencegah engkau
untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah
dia.” (Kej. 20:6)

 Salah satu cara pengekangan dosa di dalam hidup manusia adalah melalui hukuman yang
dijalankan oleh negara terhadap para pelaku kejahatan: “Jika seorang berbuat baik, ia
tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat.” (Rm. 13:3-4)

 Petrus menganjurkan umat percaya untuk tunduk kepada pemerintahan di dunia karena
Allah. Jadi ia mengimplikasikan bahwa para penguasa ini ditunjuk dari antara manusia
oleh providensia Allah: “Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik
kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang
diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-
orang yang berbuat baik.” (1 Ptr. 2:13-14).

Dalam ayat-ayat di atas ditunjukkan bagaimana Allah sendiri bertindak untuk mencegah
seseorang berbuat dosa. Dalam masyarakat, yang bertugas mencegah orang-orang dari berbuat
jahat adalah pemerintah melalui penerapan hukum yang tegas dan adil.

Sarana-sarana Pengekangan terhadap Dosa


Secara garis besar, ada beberapa sarana untuk mengekang dosa (Hoekema, 2003: 241-
261) yaitu:
 (1) Wahyu umum Allah, yang berdampak kuat pada hati nurani setiap manusia. Peran
wahyu umum dalam mengekang dosa dijelaskan Paulus dalam Roma 2:14-15

84
 (2) Berbagai bentuk hukuman atas pelanggaran yang ditetapkan oleh pemerintah, melalui
perundangan, tata krama, dan cara-cara pelaksanaan hukum.

 (3) Hubungan sosial (fellow-humanbeingness). Dosa seseorang dikekang karena


hubungannya dengan sesama/orang-lain.

Dengan kata lain: “manusia masih mempunyai hati nurani; pemerintah-pemerintah


ditegakkan untuk mengekang kebobrokan manusia dan mengembangkan ketertiban dan
kesusilaan dalam masyarakat” (Meeter, 2005: 58).

Beberapa pendapat yang menentang konsep Anugerah Umum


Ada beberapa teolog yang menentang konsep Anugerah Umum tersebut, di antaranya adalah:
 Herman Hoeksema

 Henry Danhof

 Schilder

Mereka menganggap bahwa konsep Anugerah Umum tersebut tidak Alkitabiah. Secara
ringkas, gagasan mereka dapat dirangkum sebagai berikut:
 (1) Anugerah Allah selalu bersifat tertentu dan tidak pernah bersifat umum. Hanya kaum
pilihan yang menerima anugerah Allah.

 (2) Tak ada hal yang disebut sebagai suatu pengekangan terhadap dosa oleh anugerah
yang dilakukan Allah dalam kehidupan para reprobat ini.

 (3) Orang yang tak dilahirkan kembali, tidak mampu melakukan kebaikan apa pun.

Refleksi pribadi: Mungkinkah orang-orang tidak beriman dapat berbuat baik?


Refleksi berikut adalah mengenai pertanyaan mungkinkah orang-orang yang tidak
beriman (belum percaya akan Kristus) melakukan hal-hal baik sesuai kehendak Allah?
 Ucapan Yesus: “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-
anakmu…” (Mat. 7:11, Luk. 11:13).

85
 Firaun mengangkat Yusuf sebagai raja muda atas seluruh tanah Mesir, karena Firaun
melihat bahwa Yusuf penuh dengan Roh Allah (Kej. 41:38).

 Koresh raja Persia mengijinkan orang-orang Israel buangan untuk pulang ke negerinya,
sesuai nubuat nabi Yeremia dan Yesaya(Ezra 1:1, Yer. 25:11, 29:10, Yes. 44:28).

Jawaban sementara yang dapat diajukan untuk pertanyaan di atas adalah bahwa adalah
mungkin bahwa orang-orang yang tidak beriman untuk bertindak dan melakukan kebaikan sesuai
kehendak Allah, karena Allah telah menaruh hati nurani dalam hati mereka untuk mengingatkan
mereka akan yang baik dan yang jahat. Selain itu, juga mungkin bagi Allah untuk bertindak
menunjukkan kasih-Nya kepada orang-orang beriman melalui orang-orang yang tidak beriman
(misalnya Firaun kepada Yusuf, dan Koresh kepada orang-orang Israel buangan).

Kesimpulan
 Anugerah umum dikaruniakan oleh Allah kepada semua orang termasuk kepada mereka
yang belum percaya akan Yesus Kristus, dengan tujuan untuk mengekang dosa sekalipun
tidak meniadakannya.

 Dosa juga dikekang melalui penerapan hukuman oleh pemerintah baik berupa denda,
penjara, bahkan hukuman mati.

 Memahami anugerah umum memberikan landasan bagi orang-orang Kristen untuk


bekerjasama dengan dan belajar dari orang-orang non-Kristen.

Daftar Pustaka
 Bavinck, Herman. “Calvin and Common Grace,” The Princeton Theological Review, vol.
7 no. 3 (1909). URL: http://hermanbavinck.org/articles/

 Hoekema, Anthony A. Manusia: Ciptaan menurut gambar Allah, diterjemahkan oleh


Irwan Tjulianto (Judul asli: Created in God’s image). Surabaya: Penerbit Momentum,
2003, hal. 241-261.

86
 Johnson, Garreth P. “The myth of common grace,” The Trinity Review 2003, URL:
http://www.trinityfoundation.org/PDF/The%20Trinity%20Review%200055a%20TheMyt
hofCommonGrace.pdf

 Keller, Timothy. “What is Common Grace?” Redeemer Presbyterian Church, 2003. URL:
http://timothykeller.com/images/uploads/pdf/What_Is_Common_Grace.pdf

 Meeter, H. Henry. Pandangan-pandangan dasar Calvinisme, diterjemahkan oleh Lana


Asali. Surabaya: Penerbit Momentum, 2005. hal. 55-66.

87
Renungan tentang Transfigurasi: menemukan
wajah
87
Yesus
Victor Christianto , email: victorchristianto@gmail.com

Teks: Lukas 9:28-36

Pendahuluan
Bapak-ibu yang dikasihi Tuhan, dalam kesempatan ini saya ingin mengajak kita semua
untuk merenungkan suatu teks yang mungkin sudah cukup sering kita dengar, khususnya pada
minggu-minggu menjelang Paskah, yang dikenal sebagai minggu transfigurasi.

Konteks dekat
Konteks dekat dari ayat 28-36 ini adalah (menurut Lukas) mukjizat Yesus memberi
makan lima ribu orang, pengakuan iman Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, dan pewartaan
Yesus bahwa diriNya akan mengalami banyak penderitaan. Lalu ayat 28 menyebutkan bahwa 8
hari setelah pengajaran tersebut, Yesus mengajak tiga orang murid intiNya untuk berdoa di atas
gunung.
Menarik untuk mengamati di sini bahwa Yesus tampaknya memang cukup sering
menyepi ke bukit-bukit atau gunung untuk berdoa. Penerapannya dalam dunia modern tampak
misalnya melalui bukit-bukit doa yang dibangun oleh beberapa gereja. Bahkan Yoido Full
Gospel Church di Korea Selatan, suatu gereja yang sangat besar, memiliki bukit-bukit doa yang
terletak cukup jauh dari Seoul, yaitu di pinggiran dekat perbatasan dengan Korea Utara. Hal ini
mungkin dapat ditiru oleh gereja-gereja yang berlokasi dekat dengan bukit atau gunung. Intinya
bahwa kehidupan doa yang dinamis merupakan jantung sekaligus resep kehidupan kristiani yang
sejati.
Selanjutnya kita jumpai reaksi Petrus yang dalam ketakjubannya berkomentar bahwa ia
ingin membangun 3 kemah, satu untuk Yesus, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia. Jika kita
membayangkan diri kita sendiri seperti Petrus yang melihat Yesus dalam kemuliaanNya,

87
URL: www.sciprint.org, http://independent.academia.edu/VChristianto

88
bukankah reaksi kita mungkin akan mirip seperti reaksi Petrus, yaitu ingin tinggal lebih lama lagi
di atas gunung bersama Yesus, Musa dan Elia? Bahkan mungkin kita tidak akan mau lagi turun
dari atas gunung.
Namun teks yang kita baca ini menunjukkan 3 hal:
A. Allah menjawab dan memerintahkan ketiga murid untuk mengenali Yesus sebagai
Anak Allah yang Mahatinggi, dan juga untuk mendengarkan Yesus.
B. bahwa segera sesudah periode singkat transfigurasi itu, mereka segera diajak untuk
turun gunung dan menghadapi persoalan-persoalan rutin, termasuk menyembuhkan banyak
orang dan juga Yesus menjalani Via Dolorosa (jalan salib).
C. tampaknya Yesus tidak menghendaki ketiga murid untuk menceritakan hal
transfigurasi itu sebelum kebangkitanNya ( bandingkan Matius 17:9). Dan hal itu tampaknya
memang baru diceritakan Petrus beberapa waktu kemudian, misalnya kita baca dalam 2 Petrus 1.

Mari kita lihat satu per satu ketiga hal tersebut di atas.
A. Sebutan Yesus sebagai Anak Allah yang Mahatinggi tersebut merupakan sesuatu yang
khas dari iman yahudi berdasarkan Perjanjian Lama, jadi bukan suatu doktrin yang diimpor oleh
Paulus berdasarkan mitologi Yunani (Helenisme), sebagaimana dituduhkan oleh beberapa
teolog. Bahkan Naskah-naskah Laut Mati memuat antara lain dokumen Son of God (dikenal
dengan sebutan dokumen 4Q246, lihat http://en.wikipedia.org/wiki/4Q246) yang jelas-jelas
menyebutkan mengenai gelar Anak Allah bagi Mesias (Bereh di El). Padahal Naskah-naskah
Laut Mati itu ditulis kira kira 150-70 tahun sebelum Masehi. Dengan kata lain, Naskah Laut Mati
yang jelas jelas bernuansa Yahudi-Eseni itu mengamini kesaksian Perjanjian Lama tentang gelar
Anak Allah bagi Mesias.
B. Yesus tampaknya melihat kemuliaanNya bukan sebagai sesuatu untuk dipamerkan
atau dipertahankan, melainkan justru untuk memotivasi untuk melayani orang banyak. Dalam hal
inilah kita melihat bagaimana Yesus mengutamakan pelayananNya dibandingkan sekadar
menikmati bercengkerama di atas gunung. Para murid tampaknya justru diajak untuk turun
gunung, menjumpai persoalan-persoalan orang banyak, dan khususnya menemukan wajah Yesus
dalam rupa sesama yang menderita.
C. Yesus tampaknya cukup menyadari bahwa konsep para murid tentang Mesias kurang
lebih masih serupa dengan pengharapan mesianik kebanyakan orang Yahudi lainnya, yang

89
mengharapkan datangnya Mesias sebagai raja yang memimpin orang Yahudi untuk melawan
penjajahan Romawi waktu itu (bandingkan Kisah Para Rasul 1:6). Sehingga jika kisah
transfigurasi itu diceritakan kepada orang Yahudi yang lain, justru hal itu mungkin akan dapat
menggagalkan rencana penebusan yang sudah dirancang oleh Allah sendiri. Jadi ketiga murid
baru diijinkan bercerita ketika Yesus sudah menderita dan dibangkitkan.

Penerapan
A. Kita mesti meyakini bahwa gelar Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah yang
Mahatinggi itu bukan gelar yang diterima dari manusia, melainkan Allah sendiri yang
menentukan, seperti suara yang terdengar dari surga: inilah AnakKu yang terpilih. Hal ini akan
menentukan kemana iman kita akan disandarkan, yaitu kepada Anak Allah yang Hidup. Dan
gelar Anak Allah itu bukan hasil rekayasa berdasarkan mitologi helenisme.
B. Adalah suatu hal yang baik untuk menanti-nantikan kedatangan Tuhan dalam
kemuliaanNya, namun terlebih penting adalah kita mesti belajar untuk menjumpai Yesus dalam
rupa sesama yang menderita. Seperti yang kita baca dalam Matius 25:31-46, kita perlu memberi
pakaian kepada mereka yang telanjang, memberi makan kepada mereka yang lapar, memberi
minum kepada mereka yang haus, mengobati dan menjenguk mereka yang sakit, dan menghibur
mereka yang dalam penjara. Hal-hal tersebut lebih penting daripada sekadar menunggu
kedatangan Yesus yang kedua kali. Itulah artinya "turun gunung" bagi kita semua.

Ilustrasi
Sebagai ilustrasi, di Moscow terdapat sebuah kedai, di mana setiap hari (5 hari dalam
seminggu) ada layanan makan siang gratis sekitar jam 10.30 a.m.-1 p.m. Pada jam-jam tersebut,
kedai tersebut disewa oleh sebuah gereja (lihat misalnya Moscow Protestant Chaplaincy, url:
http://www.moscowprotestantchaplaincy.org/volunteer.htm) di sana, dan bertugas melayani
orang-orang yang tidak penghasilan atau sudah terlalu tua untuk bekerja. Meskipun makanan
yang disediakan mungkin hanya berupa roti dan sup (borscht), tapi kedai itu menjadi semacam
oase bagi sekitar 100-200 orang yang membutuhkan makanan di tengah-tengah hiruk pikuk
metropolitan seperti Moscow. Saya sendiri pernah melayani di kedai atau dapur umum ini
selama kira-kira 3 hari (sekitar bulan Juni 2009). Dan sampai sekarang saya memiliki kerinduan
untuk melihat layanan dapur umum (soup kitchen) seperti itu di kota-kota besar di Indonesia.

90
Saya yakin banyak orang yang memerlukan bantuan sekadarnya berupa makanan dan minuman
yang layak. Kalau tidak keliru, di film-film perjuangan beberapa dekade lampau sering kita lihat
adegan layanan dapur umum pada jaman perang kemerdekaan dahulu, yang dikelola untuk para
pejuang Indonesia. Mengapa saat ini hal yang baik tersebut tidak atau jarang kita lakukan?
Mungkin beberapa gereja sudah melakukan hal ini di beberapa daerah, meski gaungnya belum
terdengar.

C. Dalam melakukan pekabaran Injil, kita perlu memberitakan bahwa Yesus bukanlah Mesias
yang memerintah dengan kekuatan senjata dan kekerasan militer, sebaliknya Ia datang untuk
melayani dalam kelemahlembutan. Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan orang yang
berdosa. Itulah Injil yang sejati yang perlu kita wartakan.

Untuk direnungkan: sudahkah kita menemukan wajah Yesus melalui rupa sesama kita yang
paling menderita?
Kiranya Tuhan menolong kita semua untuk semakin mengasihi sesama kita, terutama
mereka yang paling berkekurangan dan menderita. Selamat menyongsong Paskah 2014.
Amin.

Versi 1.0: 15 maret 2014


Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com
Http://www.sciprint.org
Http://www.facebook.com/vchristianto
Http://www.twitter.com/christianto2013
Papers and books can be found at: http://independent.academia.edu/VChristianto
Http://independent.academia.edu/VictorChristianto
Http://vixra.org/author/victor_christianto
Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/
Http://id.linkedin.com/pub/victor-christianto/b/115/167
Http://www.academicroom.com/article/how-you-can-get-closer-jesus-christ
Http://barnesandnoble.com/s/victor-christianto
http://academic.research.microsoft.com/Author/18116142/vic-christianto
http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E
http://www.amazon.com/Jesus-Christ-Evangelism-Difficult-ebook/dp/B00AZDJCLA
http://www.scribd.com/victorchristianto
http://issuu.com/christianto2013/docs

91
Yesus Kristus dan Melkisedek: rancangan
khotbah
Teks: Ibrani 5:10, 7:11-28, Kejadian 14:17-20
Oleh Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Pendahuluan
Perkenankan saya untuk mengangkat sebuah tema yaitu Yesus Kristus dan Melkisedek.
Tema ini cukup penting dalam rangka memahami surat Ibrani, selain itu tema ini sangat penting
agar kita lebih teguh dalam iman percaya kita akan Yesus Kristus sang Juruselamat Dunia. Kita
akan mulai dengan suatu pengenalan tentang siapakah itu Melkisedek.
Nats kita adalah Ibrani 7:11-28, meskipun Melkisedek telah disinggung dalam surat
Ibrani sejak ayat 5:10: “…dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan
Melkisedek.”
Ada tiga hal penting dalam pemikiran penulis surat Ibrani mengenai hubungan seseorang
dengan Tuhan dapat dijumpai dalam surat ini; hubungan kita dengan Tuhan adalah oleh
perjanjian, keimaman dan pengorbanan, dan Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan kepada
Tuhan.
Menurut kitab Kejadian, Melkisedek datang dari masa lalu yang kekal dan tidak
kelihatan. Kita tidak tahu apa-apa tentang dia termasuk silsilahnya. Dia tiba-tiba muncul
membawa roti dan anggur, memberkati Abraham, dan Abraham memberikan persembahan
persepuluhan kepadanya. Dan sepanjang yang dicatat dalam Kitab Suci, ia terus hidup dan masa
depannya adalah kekal. Demikianlah Melkisedek tidak disebut lagi dalam Kitab Suci sampai
dicatat dalam nubuat Daud dalam Mazmur 110:4, sebagaimana juga dikutip dalam Ibrani 7:17,
yang memberi kesaksian: “Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan
Melkisedek.”
Adalah menarik untuk mencatat, bahwa Melkisedek yang disebutkan tanpa silsilah dapat
menjadi imam Allah Yang Mahatinggi, khususnya jika mengingat bahwa menurut peraturan
Harun (setelah Keluaran) untuk menjadi imam seseorang mesti menunjukkan silsilahnya yang
menunjukkan bahwa ia adalah dari suku Lewi. Dalam kitab Nehemia ada tercatat sekelompok
orang yang tidak dapat menunjukkan silsilah mereka sebagai keturunan Lewi diberhentikan dari
pelayanan mereka di mezbah (Neh. 7:64). Karena itu jelas di sini bahwa Melkisedek adalah

92
seorang imam yang lebih tinggi daripada Harun, karena pada waktu Melkisedek menyongsong
Abraham, Lewi masih belum dilahirkan.
Ada tiga hal penting yang dapat kita petik dari teks kita hari ini, yaitu:
a. Yesus Kristus adalah Imam Besar yang lebih tinggi dari Harun,
b. Yesus mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang sempurna,
c. Yesus hidup selama-lamanya.

1. Yesus Kristus adalah Imam Besar yang lebih tinggi dari Harun

Penulis surat Ibrani mengajukan suatu argumen bahwa Yesus Kristus yang dilahirkan di
dunia sebagai anggota suku Yehuda, memang tidak dapat menjadi seorang imam menurut
peraturan Harun. Seorang imam dalam kebudayaan Israel haruslah dari suku Lewi. Namun
Yesus menjadi imam menurut peraturan Melkisedek (Mzm. 110:4), sehingga tidak perlu menjadi
seorang keturunan Lewi. Sebagai tambahan Yesus hidup selama-lamanya seperti Melkisedek,
sehingga imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.
Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan, seorang Imam Besar yang tidak
berdosa, yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang tidak perlu mempersembahkan korban untuk
dirinya sendiri setiap hari. (7:27). Karena itu Yesus Kristus adalah Imam Besar yang lebih tinggi
daripada Harun atau para imam besar lainnya yang juga mati sebagai manusia biasa.
Karena Yesus Kristus adalah Imam Besar yang lebih tinggi dari Harun, Ia sanggup
menjadi perantara dan pendamai antara Tuhan dan manusia. Ibaratnya kita sekarang memiliki
saluran telepon lokal dengan Tuhan, seperti dikisahkan dalam cerita berikut:

Suatu ketika Pendeta Billy Graham mengunjungi Paus Yang Mulia di Roma.
Sesampainya di sana ia dibimbing ke suatu ruangan khusus yang disiapkan untuk
kedatangannya. Saat duduk menunggu, ia melihat telepon berwarna merah di atas meja marmer
yang berdiri di tengah-tengah ruangan.
Ketika Paus masuk dan menyalaminya, sang pendeta berkomentar, “Telepon itu unik.
Anda memanfaatkannya untuk apa?”
“Aku berbicara dengan Tuhan lewat saluran telepon itu. Saluran langsung istimewa,”
jawab Paus.

93
“Benarkah?” Pendeta Graham terperangah. “Berapa biayanya?”
“Sekitar 20.000 dolar per menit, tapi benar-benar pantas!” jawab Paus.
Setahun kemudian Pendeta Graham mengunjungi Rabi Goldstein di Yerusalem. Lagi-lagi
ia melihat telepon merah di atas meja marmer, tapi ia tidak mengatakan apa-apa.
Selang beberapa saat ia bertamu ke kediaman Perdana Menteri Israel. Sesampainya di
sana, ia dibawa langsung ke kantor sang perdana menteri. Begitu masuk, ia melihat orang
penting Israel itu tengah berbicara lewat telepon merah yang terdapat di atas meja marmer.
Pendeta Graham tahu ia tengah berbicara dengan Tuhan karena ia mengenal kata Yahudi untuk
menyebut Sang Kudus. Setelah kira-kira lima belas menit, pembicaraan itu berakhir.
Graham berkomentar,”Dengan lama pembicaraan seperti itu, biayanya barangkali sekitar
sejuta dolar.”
“Ah, tidak semahal itu,” jawab Perdana Menteri. “Di sini, kami berbicara dengan Tuhan
lewat saluran lokal.”
Demikianlah, seperti dilukiskan dalam cerita di atas, Yesus Kristus sebagai Imam Besar
yang melayani Allah Yang Mahatinggi adalah bagaikan saluran telepon lokal. Ia sanggup
menjadi perantara yang sempurna, sehingga kita beroleh keberanian percaya untuk datang
kepada Bapa melalui doa dalam nama-Nya. Hubungan dengan Allah dan manusia dipulihkan
melalui pelayanan Yesus Kristus sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek.

2. Yesus mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang sempurna

Hal penting lainnya adalah sebagai Imam Besar, Yesus Kristus juga perlu membawa
sesuatu untuk dipersembahkan.(8:3) Dan “Ia melakukannya satu kali untuk selama-lamanya,
yaitu ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.” (7:27) Dan karena Yesus
Kristus rela mempersembahkan diri-Nya sendiri sampai mati di kayu salib, Ia kemudian
dibangkitkan sebagai yang sulung dari antara banyak saudara, dan kemudian Ia hidup selama-
lamanya karena Ia telah memperoleh kelepasan yang kekal. (9:12)
Yesus Kristus mempersembahkan korban yang bersifat sempurna, artinya cukup satu kali
saja dipersembahkan dan tidak perlu berulang-ulang seperti yang harus dilakukan oleh imam-
imam Harun. Korban yang sempurna juga berarti sebuah korban yang dapat mendamaikan
banyak orang yang datang kepada Allah oleh Yesus Kristus: “betapa lebihnya darah Kristus,
yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai

94
persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang
sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.” (9:14)
Yesus Kristus memberikan diri-Nya sendiri sebagai persembahan kepada Allah, dan
korban-Nya adalah sempurna. Korban Yesus Kristus tersebut tidak seperti persembahan dari
manusia yang kerapkali berhitung, seperti dalam cerita berikut.
Seorang pendeta Katolik, Protestan, dan seorang rabi duduk bersama-sama dalam sebuah
pesawat. Mereka membicarakan cara masing-masing menyisihkan uang yang akan diberikan
kepada Tuhan.
Pendeta Katolik berkata, “Aku berdiri di tengah lingkaran, memasukkan semua uang ke
dalam topi, melemparnya ke atas, dan yang mendarat di dalam lingkaran itulah yang
kusedekahkan.”
Pendeta Protestan berkata, “Aku memasukkan semua uang ke dalam topi, melemparnya
ke atas, dan uang yang masuk ke dalam topi kembali itulah yang akan kuserahkan kepada
Tuhan.”
Sedangkan rabi berkata, “Aku memasukkan seluruh uangku ke dalam topi, melemparnya
ke atas, dan yang tetap berada di udaralah yang akan kuserahkan kepada Tuhan.”
Tidak seperti cerita di atas, Yesus Kristus memberikan seluruh hidup-Nya bahkan nyawa-
Nya sendiri sebagai korban pendamaian bagi manusia. Karena itulah Ia sanggup menyelamatkan
semua orang yang datang kepada Allah melalui Dia.

3. Yesus hidup selama-lamanya

Seperti halnya dengan Melkisedek yang hidup selama-lamanya, Yesus Kristus juga hidup
untuk selama-lamanya, karena itu Ia sanggup menyelamatkan semua orang yang datang kepada
Allah oleh Dia. Tidak seperti imam-imam Harun dan para imam besar lainnya yang mati karena
mereka adalah orang-orang biasa, Yesus Kristus adalah Anak Allah sehingga keimamannya tidak
perlu digantikan oleh orang lain. Ia juga adalah pengantara suatu perjanjian baru yang bersifat
kekal, dan didasarkan atas janji yang lebih tinggi. (8:6) Penulis surat Ibrani menegaskan bahwa
karena Yesus hidup selama-lamanya, maka “Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna
semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah.” (7:25).
Karena Yesus Kristus hidup selama-lamanya, kita tidak perlu khawatir bahwa Ia akan
digantikan oleh imam besar lainnya, atau khawatir kita mesti berpisah dengan Dia. Ia sanggup

95
menjadi pendamai antara kita dengan Allah sampai selama-lamanya. Cerita berikut adalah
tentang tiga orang Yahudi yang baru saja meninggal.
Tiga sekawan yaitu David, Shlomo, dan Yaakov meninggal dalam tragedi kecelakaan
mobil. Tapi mereka orang Yahudi yang taat jadi masuk surga. Malaikat membimbing mereka ke
pintu surga.
Lalu mereka ditanya,”Saat berada dalam peti mati dan ditangisi teman, handai taulan, dan
keluarga kalian, ucapan apa yang ingin kalian dengar dari mereka?”
“Aku ingin mereka mengatakan bahwa aku adalah dokter dan ayah yang hebat,” kata
David.
“Aku ingin mereka berkata bahwa aku suami yang luar biasa dan seorang guru yang
membawa perubahan bagi masa depan anak-anak,” ujar Shlomo.
Sedangkan Yaakov menjawab, “Aku ingin mereka berkata …. LIHAT, LIHAT! DIA
BERGERAK!!!”
Kita tidak perlu khawatir, Yesus Kristus terus bergerak karena Dia hidup dan Ia hidup
untuk selama-lamanya, menjadi Imam Besar yang sempurna.

4. Kesimpulan dan Penutup

Setelah mendengar pemaparan bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar menurut
peraturan Melkisedek, sekarang kita dapat yakin dan percaya dengan iman teguh bahwa Yesus
Kristus sanggup menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang datang kepada Allah oleh
Dia, termasuk Anda dan saya. (ayat 7:25). Kiranya hal ini meneguhkan iman percaya kita
bersama.
Selain itu, dengan menyelidiki berbagai kutipan dari teks Perjanjian Lama dalam surat
Ibrani, kita dapat semakin memahami cara berpikir orang-orang Kristen mula-mula khususnya
tentang bagaimana mereka membaca Perjanjian Lama. Inilah satu dari dua kitab dalam
Perjanjian Baru selain Matius, yang memuat banyak kutipan dari teks Perjanjian Lama.

96
Bahan sekolah minggu: Kain dan Habel
Bahan Alkitab: Kejadian 4:1-16
Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

1. Fokus
Kisah Kain dan Habel sudah sangat dikenal baik oleh kaum dewasa maupun oleh
anak-anak, karena kisah ini sangat gamblang menceritakan untuk kali pertama
tentang pembunuhan manusia oleh manusia lainnya dalam Alkitab. Kisah ini juga
menceritakan bahaya persaingan yang tidak sehat dalam keluarga (sibling rivalry).
Anak-anak akan diajak untuk merenungkan bagaimana menempatkan diri secara baik
dan harmonis dalam keluarga.

2. Tujuan
a. Mengajak anak-anak untuk hidup dalam damai dengan saudara-saudari dalam
keluarga.
b. Mengajak anak-anak untuk beribadah dan memberikan persembahan kepada
Tuhan dengan sikap hati yang tulus dan tanpa kebencian.

3. Penjelasan Bahan
a. Sebelum ada peristiwa Kain dan Habel, Alkitab tidak pernah mencatat adanya
pembunuhan antara manusia satu terhadap lainnya. Namun peristiwa Kain
membunuh Habel menandai bahwa manusia cenderung untuk melukai bahkan
dapat membunuh manusia lainnya jika tidak dapat mengendalikan amarahnya.
b. Penjelasan yang mungkin terhadap penyebab Kain membunuh Habel, adiknya
sendiri, adalah karena ia merasa sakit hati karena persembahannya ditolak
oleh Tuhan. Dan persembahan Kain ditolak oleh Tuhan bukan karena Tuhan
lebih menyukai profesi gembala daripada petani, atau karena Tuhan lebih
menyukai daging bakar, tapi karena sikap hati Kain dalam mempersembahkan
korban yang penuh dengan kebencian. Sikap hati itulah yang tidak berkenan
di hadirat Tuhan. Tuhan ingin umat-Nya mempersembahkan korban dengan
hati yang penuh damai, bandingkan Mat. 5:23-24. Sikap hati yang penuh

97
dengki dan kebencian itu selanjutnya memuncak dalam tindakan membunuh,
meskipun Tuhan telah memperingatkan Kain untuk tidak menuruti godaan
dosa.
c. Dari teks ini anak-anak dapat belajar bagaimana kita seharusnya: (a)
mengasihi Tuhan namun sekaligus mengasihi saudara mereka sendiri, (b)
memiliki sikap hati yang benar di hadapan Tuhan, (c) hidup rukun dan damai
dengan saudara-saudara khususnya saudara sekandung dalam keluarga.

4. Pelajaran untuk Anak kelas 4-6 SD


a. Bacalah secara bergantian teks Kej. 14:1-16.
b. Pendahuluan: Mintalah beberapa anak untuk bercerita pengalaman mereka
dalam keluarga. Pernahkah mereka merasa diperlakukan tidak adil (pilih
kasih) oleh orang tua? Lalu apa yang mereka lakukan untuk meredam sakit
hati tersebut? Apakah ada di antara anak-anak yang memendam rasa sakit hati
kepada ayah, ibu, saudara-saudara bahkan guru dan teman-teman sekelas?
Ingatkan adik-adik bahwa sakit hati bisa berubah jadi dendam, dan dendam
bisa berubah jadi kejahatan.
c. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Tuhan berkenan kepada keluarga mereka
jika mereka hidup rukun dalam keluarga, baik antara ibu dan ayah, maupun
antara saudara-saudari dalam keluarga. Hal ini dapat terjadi jika seluruh
anggota keluarga hidup dalam ketaatan dan mengasihi Tuhan dan sesama
anggota keluarga. Daud menggubah pujian dalam Mazmur 133:1 yang antara
lain berisi: “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-
saudara diam bersama dengan rukun!”
d. Ajak anak-anak untuk mendiskusikan apakah penyebab persembahan Kain
ditolak oleh Tuhan? Jika mungkin, tuliskan di papan tulis jawaban-jawaban
dari anak-anak.
e. Berikan penjelasan kepada anak-anak, bahwa persembahan Kain ditolak
Tuhan bukan karena ia petani dan Habel gembala, atau karena Kain
mempersembahkan hasil bumi (sayuran) dan bukan kambing domba. Tapi
persembahan Kain ditolak karena Kain mempersembahkan dengan hati yang

98
penuh kebencian dan iri hati, terutama kepada saudaranya. Sikap hati yang
penuh kebencian itu tidak berkenan di hadirat Tuhan, bahkan sekalipun ia
mempersembahkan korban. Bandingkan dengan Mat. 5:23-24.
f. Selanjutnya sikap hati yang penuh kebencian ini berubah menjadi kemarahan
yang mendalam terhadap Habel. Meskipun Tuhan sudah memperingatkan
Kain untuk mengendalikan emosinya (Kej. 4:6-7), ternyata ia tetap
menjalankan rencananya untuk membunuh adiknya. Akibatnya Kain diusir
dari tanah kelahirannya dan menjadi pengembara. Tanah juga dikutuk menjadi
tandus dan tidak menghasilkan tumbuhan yang cukup.
g. Tutuplah dengan pesan bahwa Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakan kepada
para murid-Nya: jangankan membunuh, menyimpan kemarahan saja
merupakan suatu dosa di hadapan Tuhan. (Baca Mat. 5:22)
h. Penerapan:
i. Jangan kamu iri hati akan saudaramu, atau mengingini apa yang
dimilikinya (Kel. 20:17).
ii. Jangan menyimpan sakit hati atau kebencian akan saudaramu (Mat.
5:22).
iii. Hendaklah kamu ikhlas dalam memberikan persembahan dan
beribadah kepada Tuhan, jangan memberikan persembahan jika masih
ada dengki atau kebencian terhadap siapapun (Mat. 5:23-24).
iv. Persembahkanlah hasil yang terbaik dari apapun yang kamu kerjakan,
maka Tuhan akan menerima persembahanmu.
i. Ilustrasi: Ada kisah tentang seorang pengembara yang bertemu dengan
malaikat. Malaikat ini berjanji untuk mengabulkan apa saja permintaan
pengembara itu, tapi hanya satu permintaan saja. Pengembara itu
merenungkan berhari-hari tentang permintaan apa yang hendak diajukan
kepada malaikat ini. Jika ia minta kekayaan, lalu bagaimana kalau ia sakit,
bukankah kekayaan bisa habis kalau sakit parah. Kalau ia minta kesehatan,
bagaimana kalau ia berumur pendek, bukankah percuma sehat tapi berumur
pendek. Setelah seminggu ia berpikir keras, akhirnya ia menyerah dan
bertanya kepada malaikat itu apa yang sebaiknya ia minta. Malaikat itu

99
tertawa, dan menjawab: “Ah, memang satu permintaan bisa menjadi sesuatu
yang sulit. Mintalah hati yang damai apapun yang terjadi, sehingga apapun
yang terjadi padamu, hidupmu tetap penuh damai.”
j. Pertanyaan untuk direnungkan: apakah adik-adik sudah belajar mengasihi
saudara-saudari sekandung dan juga orangtua seperti diri sendiri? Apakah
adik-adik masih sering berebut jika ada hadiah untuk kakak atau adik?
Sudahkah adik-adik memuji Tuhan dengan sukacita atau masih terpaksa?
k. Tanyakan kepada anak-anak: maukah adik-adik belajar hidup dalam damai
dan mengasihi semua anggota keluarga? Berdoalah sekarang juga agar Roh
Kudus berkuasa dan memimpin hidupmu hari demi hari dan menjauhkan adik-
adik dari amarah dan kebencian terhadap saudara-saudari dan ayah-ibu.
Mintalah dari Tuhan hati yang penuh damai dan bebas dari kebencian, dengki,
dan iri hati.
l. Ajak anak-anak bernyanyi dengan tema hidup damai dalam keluarga. Saran:
O, betapa indahnya.
m. Tutup dengan doa: ucapkanlah syukur atas ayah-ibu dan saudara-saudari yang
telah diberikan Tuhan untuk menjaga saya, ajar saya untuk mengasihi mereka
dan hidup dalam damai dan penuh cinta kasih dengan semua anggota
keluarga.

5. Pelajaran untuk Anak kelas 1-3 SD


a. Bacalah secara bergantian teks Kej. 14:1-16.
b. Pendahuluan: Mintalah beberapa anak untuk bercerita pengalaman mereka
dalam keluarga. Pernahkah mereka merasa diperlakukan tidak adil (pilih
kasih) oleh orang tua? Lalu apa yang mereka lakukan untuk meredam sakit
hati tersebut? Apakah ada di antara anak-anak yang memendam rasa sakit hati
kepada ayah, ibu, saudara-saudara bahkan guru dan teman-teman sekelas?
Ingatkan adik-adik bahwa sakit hati bisa berubah jadi dendam, dan dendam
bisa berubah jadi kejahatan.
c. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Tuhan berkenan kepada keluarga mereka
jika mereka hidup rukun dalam keluarga, baik antara ibu dan ayah, maupun

100
antara saudara-saudari dalam keluarga. Hal ini dapat terjadi jika seluruh
anggota keluarga hidup dalam ketaatan dan mengasihi Tuhan dan sesama
anggota keluarga. Daud menggubah pujian dalam Mazmur 133:1 yang antara
lain berisi: “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-
saudara diam bersama dengan rukun!”
d. Ajak anak-anak untuk mendiskusikan apakah penyebab persembahan Kain
ditolak oleh Tuhan? Jika mungkin, tuliskan di papan tulis jawaban-jawaban
dari anak-anak.
e. Berikan penjelasan kepada anak-anak, bahwa persembahan Kain ditolak
Tuhan bukan karena ia petani dan Habel gembala, atau karena Kain
mempersembahkan hasil bumi (sayuran) dan bukan kambing domba. Tapi
persembahan Kain ditolak karena Kain mempersembahkan dengan hati yang
penuh kebencian dan iri hati, terutama kepada saudaranya. Sikap hati yang
penuh kebencian itu tidak berkenan di hadirat Tuhan, bahkan sekalipun ia
mempersembahkan korban. Bandingkan Mat. 5:23-24.
f. Selanjutnya sikap hati yang penuh kebencian ini berubah menjadi kemarahan
yang mendalam terhadap Habel. Meskipun Tuhan sudah memperingatkan
Kain untuk mengendalikan emosinya (Kej. 4:6-7), ternyata ia tetap
menjalankan rencananya untuk membunuh adiknya. Akibatnya Kain diusir
dari tanah kelahirannya dan menjadi pengembara. Tanah juga dikutuk menjadi
tandus dan tidak menghasilkan tumbuhan yang cukup.
g. Tutuplah dengan pesan bahwa Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakan kepada
para murid-Nya: jangankan membunuh, menyimpan kemarahan saja
merupakan suatu dosa di hadapan Tuhan. (Baca Mat. 5:22)
h. Ilustrasi: Ada kisah tentang seorang pengembara yang bertemu dengan
malaikat. Malaikat ini berjanji untuk mengabulkan apa saja permintaan
pengembara itu, tapi hanya satu permintaan saja. Pengembara itu
merenungkan berhari-hari tentang permintaan apa yang hendak diajukan
kepada malaikat ini. Jika ia minta kekayaan, lalu bagaimana kalau ia sakit,
bukankah kekayaan bisa habis kalau sakit parah. Kalau ia minta kesehatan,
bagaimana kalau ia berumur pendek, bukankah percuma sehat tapi berumur

101
pendek. Setelah seminggu ia berpikir keras, akhirnya ia menyerah dan
bertanya kepada malaikat itu apa yang sebaiknya ia minta. Malaikat itu
tertawa, dan menjawab: “Ah, memang satu permintaan bisa menjadi sesuatu
yang sulit. Mintalah hati yang damai apapun yang terjadi, sehingga apapun
yang terjadi padamu, hidupmu tetap penuh damai.”
i. Pertanyaan untuk direnungkan: apakah adik-adik sudah belajar mengasihi
saudara-saudari sekandung dan juga orangtua seperti diri sendiri? Apakah
adik-adik masih sering berebut jika ada hadiah untuk kakak atau adik?
Sudahkah adik-adik memuji Tuhan dengan sukacita atau masih terpaksa?
j. Tanyakan kepada anak-anak: maukah adik-adik belajar hidup dalam damai
dan mengasihi semua anggota keluarga? Berdoalah sekarang juga agar Roh
Kudus berkuasa dan memimpin hidupmu hari demi hari dan menjauhkan adik-
adik dari amarah dan kebencian terhadap saudara-saudari dan ayah-ibu.
Mintalah dari Tuhan hati yang penuh damai dan bebas dari kebencian, dengki,
dan iri hati.
k. Ajak anak-anak bernyanyi dengan tema hidup damai dalam keluarga. Saran:
O, betapa indahnya.
l. Tutup dengan doa: ucapkanlah syukur atas ayah-ibu dan saudara-saudari yang
telah diberikan Tuhan untuk menjaga saya, ajar saya untuk mengasihi mereka
dan hidup dalam damai dan penuh cinta kasih dengan semua anggota
keluarga.

6. Pelajaran untuk Anak TK


a. Ceritakanlah kisah Kain dan Habel dari teks Kej. 14:1-16.
b. Jelaskan kepada anak-anak bahwa Tuhan berkenan kepada keluarga kita jika
kita hidup rukun dalam keluarga, baik antara ibu dan ayah, maupun antara
saudara-saudari dalam keluarga. Hal ini dapat terjadi jika seluruh anggota
keluarga hidup dalam ketaatan dan mengasihi Tuhan dan sesama anggota
keluarga. Daud menggubah pujian dalam Mazmur 133:1 yang antara lain
berisi: “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara
diam bersama dengan rukun!”

102
c. Tutuplah dengan pesan bahwa Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakan kepada
para murid-Nya, jangankan membunuh, menyimpan kemarahan saja
merupakan suatu dosa. (Baca Mat. 5:22)
d. Tanyakan kepada anak-anak: maukah adik-adik belajar hidup dalam damai
dan mengasihi semua anggota keluarga? Berdoalah sekarang juga agar Roh
Kudus berkuasa dan memimpin hidupmu hari demi hari dan menjauhkan adik-
adik dari amarah dan kebencian terhadap saudara-saudari dan ayah-ibu.
Mintalah dari Tuhan hati yang penuh damai dan bebas dari kebencian, dengki,
dan iri hati.
e. Ajak anak-anak bernyanyi dengan tema hidup damai dalam keluarga. Saran:
O, betapa indahnya.
f. Tutup dengan doa: ucapkanlah syukur atas ayah-ibu dan saudara-saudari yang
telah diberikan Tuhan untuk menjaga saya, ajar saya untuk mengasihi mereka
dan hidup dalam damai dan penuh cinta kasih dengan semua anggota
keluarga.

Versi 1.0: 6 juni 2014


Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com
http://sciprint.org
http://independent.academia.edu/VChristianto

103
Bahan ajar sekolah minggu: Abraham diuji imannya
By Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Bahan ajar Sekolah Minggu 13 juli


Tanggal: Minggu II, 13 juli 2014
Tema: Abraham diuji imannya
Teks: Kej. 22:1-19

1. Fokus
Salah satu tema yang cukup menonjol dalam Alkitab adalah tentang orang-orang besar yang diuji
iman dan kesetiaan mereka kepada Tuhan, misalnya bisa disebut di sini Abraham dan Ayub.
Anak-anak akan diajak untuk merenungkan bagaimana mengambil sikap yang benar jika
menghadapi ujian atau masalah yang melibatkan hal-hal yang mereka cintai.

2. Tujuan:
2.a. Mengajak anak-anak untuk mengutamakan Tuhan dalam hidup mereka di atas segala hal.
2.b. Mengajak anak-anak untuk percaya bahwa Tuhan tidak pernah mencobai lebih dari
kemampuan kita, dan Ia senantiasa memberikan jalan keluar dari persoalan kita asal kita tetap
percaya kepadaNya.

3. Penjelasan bahan:
3.a. Dalam tradisi banyak agama kuno di dunia ini, terdapat ritual mengenai persembahan kepada
dewa-dewa untuk meredakan kemarahan para dewa tersebut. Persembahan itu mungkin berupa
hewan seperti kambing dan domba, tapi juga tidak jarang berupa manusia. Misalnya ritual suku
Maya dan Inca di amerika latin, pada jaman dulu mereka sering melakukan upacara persembahan
korban manusia, yang diabadikan dalam teks teks kuno atau pahatan di piramida-piramida
mereka. Demikian juga dengan suku-suku asli di pedalaman Papua, praktek-praktek semacam ini
pernah dijumpai.
3.b. karena itu jika kita membaca teks Kejadian 22:1-19 maka mau tidak mau teks ini
mengingatkan kita akan ritual kuno persembahan kurban manusia tersebut. Benarkah Tuhan

104
menghendaki Abraham untuk mempersembahkan anaknya sendiri sebagai kurban bakaran?
3.c. Dari teks ini kita belajar bahwa ternyata Tuhan tidak menghendaki persembahan anak
Abraham, sebaliknya Tuhan menyediakan sendiri anak domba untuk dijadikan korban. Karena
itu Abraham mengatakan: “Tuhan menyediakan” (Jehovah Jireh). Hal ini juga merupakan
simbol bagi pengorbanan Yesus di atas kayu salib bagi penebusan dosa manusia, ternyata Tuhan
tidak menghendaki umat manusia mati, dan karena itu Ia mengutus AnakNya sendiri sebagai
Anak Domba Allah untuk menghapus dosa dunia (lihat Yoh. 1:29,1:36 ).

4. Pelajaran untuk anak kelas besar (4-6 sd) dan kelas tengah (1-3 sd)
4.a. Bacalah teks Kej. 22:1-19 secara bergantian.
4.b. pendahuluan: tanyakan kepada anak-anak apa yang akan mereka lakukan jika ada orang
yang meminta barang-barang yang mereka cintai, misalnya mainan kesayangan, sepeda, tas atau
lainnya? Maukah mereka memberikannya?
4.c. Ilustrasi: Rita adalah seorang anak kelas 3 sd, dia mempunyai sebuah boneka beruang yang
sangat dia sukai, dan setiap malam boneka itu menemani dia di tempat tidur. Suatu kali seorang
guru sekolah minggu menanyakan kepada Rita apakah bonekanya boleh dipinjam oleh guru-guru
sekolah minggu untuk digunakan dalam pertunjukan panggung boneka. Bagaimana sikap adik-
adik jika menjadi Rita, akan memberikan boneka kesayangan atau tidak?
4.d. Abraham juga memiliki sesuatu yang sangat disayanginya selain istrinya, yaitu anaknya
yang telah ditunggunya selama 25 tahun. Tuhan juga menjanjikan bahwa anaknya itu akan
menjadi bangsa yang besar. Tetapi Abraham kaget mendengar perintah Tuhan supaya dia
mempersembahkan anaknya yang tunggal itu. Namun ia tidak bertanya: mengapa saya,Tuhan?
Tetapi keesokan harinya ia langsung berkemas untuk pergi ke gunung bersama Ishak dan
bujangnya. Ketika Ishak bertanya kepada ayahnya: Di manakah domba untuk persembahan? ( ay.
7) Maka Abraham dengan penuh iman menjawab bahwa Tuhanlah yang akan menyediakan (ay.
8). Mungkin juga Abraham menjawab anaknya itu dengan nada agak putus asa. Tapi yang jelas
ia berjalan terus ke atas gunung, dan ternyata pada menit terakhir sebelum ia menyembelih
anaknya, ternyata Tuhan menyetop dia dan memang ada anak domba di belakangnya yang telah
disiapkan Tuhan.
4.e. jelaskan pelajaran dari teks ini:
- kata “mencoba” dalam ayat 1 merupakan pengaruh King James Version dalam alkitab LAI.

105
Dalam KJV, Kej. 22:1 menggunakan kata "tempt" atau mencobai, padahal Tuhan tidak pernah
mencobai. Kata yang lebih tepat adalah menguji atau "test."
- Tuhan kadang mendidik anak-anakNya dengan cara menguji iman mereka dengan tujuan agar
iman mereks bertumbuh. Karena itu anggaplah ujian sebagai suatu tanda bahwa adik-adik akan
naik kelas.
- Tuhan melarang manusia untuk mempersembahkan anak-anaknya, jadi Tuhan tidak seperti
dewa-dewa kuno yang menuntut persembahan anak sebagai kurban. Baca Imamat 18:21, 20:2.
Bahkan menurut Imamat, jika ada orang yang mempersembahkan kurban anaknya sendiri kepada
Molokh, maka ia harus dihukum mati. Jelas bahwa Tuhan tidak ingin ada manusia yang mati
untuk menebus dosa yang manusia lainnya, karena itu Tuhan mengutus AnakNya yang tunggal
untuk menjadi Anak Domba Allah yang menebus dosa manusia (Yoh. 1:29, 1:36).
- ada suatu pola dalam hidup orang beriman khususnya dalam hidup Abraham, yaitu di mana ada
suatu situasi krisis, ia tidak menyerah tapi terus melangkah dan berjalan dengan iman hingga
Tuhan membuka jalan keluar. Ini dapat kita amati ketika ia meninggalkan sanak familinya,
memasuki tanah mesir dst. Abraham terus berjalan bersama Tuhan. Dalam kalimat Prof.
Yohanes Surya, kita perlu menerapkan krilangkun. Kri artinya setiap krisis pasti memiliki jalan
keluar. Lang artinya melangkah terus dengan iman dan doa. Kun artinya tekun dalam
menempuh perjalanan bersama Tuhan hingga Tuhan menggerakkan alam semesta untuk
menolong kita menemukan jalan keluar. Itulah prinsip Mestakung (semesta mendukung). Situasi
kritis bisa berasal dari orang lain, situasi, Tuhan, atau kita menciptakan sendiri situasi kritis,
misalnya adik-adik memasang suatu target untuk tampil sebagai penyanyi lagu rohani yang
populer di youtube.com. Maka itu juga suatu kondisi kritis atau tantangan untuk dicapai.
Selanjutnya adalah mulai melangkah, misalnya dengan mengambil les vokal atau menyanyi.
4.f. Tutuplah dengan pesan agar anak-anak semakin mempercayai dan mengasihi Tuhan di atas
segalanya. Yakinlah bahwa Tuhan senantiasa menyediakan jalan keluar dari masalah-masalah
kita. Ajak anak-anak berdoa agar Tuhan menguatkan dan memampukan adik-adik untuk tetap
setia dan mengasihi Tuhan apapun yang terjadi.
4.g. Penerapan:
- hendaknya kita dengar-dengaran kepada perintah orangtua, guru dan Tuhan
- hendaknya kita mengasihi Tuhan di atas segala hal
- hendaknya kita yakin untuk berjalan dengan iman sampai Tuhan membukakan jalan keluar atas

106
masalah kita
- percayalah bahwa Tuhan menyediakan apa yang kita perlukan (Jehovah Jireh).
4.h. Tutup dengan lagu: Kutahu Tuhan pasti buka jalan.

5. Pelajaran untuk kelas kecil (1-5 tahun)


5.a. Tidak usah membacakan teks Kejadian 22:1-19
5.b. ceritakanlah tentang Abraham yang diminta oleh Tuhan untuk mempersembahkan anaknya
yang tunggal yaitu Ishak, ternyata Abaham menurut dan tidak membantah Tuhan.
5.c. Pertanyaan: apakah adik-adik mau menurut perintah orang tua, guru dan Tuhan Yesus?
5.d. Ajak anak-anak menyanyi: kutahu Tuhan pasti buka jalan.

Version 1.0: 2 juli 2014


Victor Christianto
Email: victorchristianto@gmail.com
URL: http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
URL: http://independent.academia.edu/VChristianto

107
Bagaimana menjalani masa remaja bersama
Tuhan

Teks: Mzm. 1
Nats: Mzm. 119:9
Waktu: 25 juni 2014

Pendahuluan
Apakah adik-adik kadang merasa kurang dimengerti dan didengar oleh orang dewasa termasuk
orangtua? Atau kalian tidak memperoleh rasa aman dari orang tua?
Masa remaja memang merupakan masa yang paling sulit dalam kehidupan seseorang. Mereka
sering merasa tidak dimengerti, kurang dicintai dan didengar oleh orang-orang dewasa. Mereka
berjuang terhadap depresi dan tekanan sosial, dan sebagai akibatnya mereka bisa melakukan
tindakan- tindakan yang keliru.

Kenakalan dan kejahatan remaja


Mungkin ada perbedaan antara kenakalan dan kejahatan, misalnya kenakalan belum tentu
menjadi tindak kriminal. Tapi jika sudah menjadi kriminalitas remaja maka istilah yang tepat
adalah "juvenile delinquency." Juvenile delinquent adalah seseorang yang masih di bawah umur
18 tahun, tapi melakukan tindakan yang seharusnya dikategorikan sebagai tindak kejahatan. Hal
ini mencakup perampokan, pemerkosaan, vandalisme, gang, napza, dll.
Ada beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi resiko seorang remaja menunjukkan
gejala juvenile delinquency:
- faktor sosial. Ingat juga I Kor. 15:33 "pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang
baik..."
- faktor individual
- faktor tingkat sosioekonomi yang rendah
- faktor penolakan teman
- faktor pencapaian atau kegagalan dalam belajar

108
- faktor biologis, misalnya tingginya kadar serotonin dalam otak dapat memicu agresivitas.
Sebaliknya, tingkat serotonin yang rendah mungkin berhubungan dengan gejala depresi.
- faktor attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
- faktor keluarga, misalnya gaya orangtua mendidik (otoriter dll)
Lihat misalnya http://en.m.wikipedia.org/wiki/Juvenile_delinquency.

Beberapa contoh problem yang kerap dialami remaja:


A. Merokok ( sering mulanya karena ikut ikutan)
B. Bullying
C. Mengutil ( shoplifting)
D. depresi
E. pergaulan bebas dan pornografi
F. Obesitas
G. Anorexia
H. Bulimia
I. Minum alkohol
J. Obat-obatan (napza)
Untuk penjelasan tentang 10 problem remaja ini, bisa dilihat di
http://www.howtolearn.com/2013/01/top-10-problems-of-troubled-teens/

Beberapa problem lain sifatnya kurang kentara dari luar, tapi bisa berdampak buruk, misalnya:
K. Kurang pede (low self-esteem)
J. Isolasi diri (antisosial), ada kecenderungan psikopatik
K. Keinginan bunuh diri yang kuat (meskipun temporer)
L. Ingin melawan orangtua, guru dan semua otoritas lainnya
M. Sulit percaya dan menyerahkan diri kepada Tuhan
N. Problem cinta, pacaran, putus dan galau
O. Problem menganggur dan waktu luang
P. mungkin adik-adik ada saran problem yang lain?

Salah satu alasan munculnya berbagai problem remaja tersebut adalah adanya hubungan yang

109
kurang harmonis dengan orang tua. Bill Sanders mengungkapkan berbagai keluhan remaja
terhadap orang tua mereka, antara lain:
- orang tua sering bertengkar
- orang tua tidak memupuk kasih dalam keluarga
- orang tua tidak punya waktu bersama untuk mendengar anak-anak mereka
- orang tua tidak menunjukkan kasih yang tidak bersyarat
- orang tua tidak dapat menjadi contoh
- orang tua tidak memiliki keberanian untuk berkata tidak
- orang tua tidak membantu anak-anak untuk membangun di atas dasar yang benar
- orang tua tidak membantu anak-anak menemukan bakat khusus mereka
- orang tua tidak pernah memeluk anak-anak mereka
- orang tua tidak pernah menunjukkan rasa bangga akan anak-anak
- orang tua tidak menyediakan waktu untuk belajar tentang kepribadian anak-anak
- orang tua cenderung melakukan segala sesuatu untuk anak-anak
- orang tua tidak memberi pertolongan kepada anak-anak untuk mengendalikan hidup
- orang tua tidak membantu anak-anak menemukan idola-idola
- orang tua tidak melatih anak-anak dalam mengambil keputusan yang baik
- orang tua tidak melatih anak-anak untuk mengatakan segala hal kepada orang tua

Meskipun orang tua kalian tidak sempurna dan memiliki banyak kelemahan, kalian mesti belajar
untuk mengasihi mereka, karena orang tua juga mengasihi kalian dalam segala kelemahan
mereka. Mintalah kepada Tuhan untuk melengkapi apa yang tidak diajarkan dan tidak diberikan
oleh orang tua kalian.

Sebagai tambahan, salah satu faktor yang mungkin menyebabkan perilaku kenakalan remaja
adalah karena kurangnya rasa aman akibat hubungan yang buruk dengan ibu saat masih bayi.
Jika seorang bayi ditinggalkan atau diabaikan oleh ibunya, maka kemungkinan ia akan menjadi
seorang pembangkang. Di sini kita perlu memperhatikan, bahwa sekalipun orangtua kita
mungkin gagal memberikan rasa aman yang cukup, kita dapat terus bersandar kepada Tuhan,
Sang sumber rasa aman yang sejati. Lihat Maz. 4:8.

110
Penutup
Sebagai pesan terakhir, memang dalam masa muda yang penuh gairah, banyak remaja memilih
untuk menuruti bujukan teman untuk hidup berresiko, seperti minum alkohol, mencoba obat-
obatan, pergaulan bebas dll, tapi sebaiknya kita mengambil jalan yang sempit dan menjaga
tingkah laku kita sesuai dengan Maz. 119:9. Bersama kita Tuhan kita tidak akan goyah di tengah
badai apapun hingga memasuki masa dewasa. Maz. 112:6; 121:3.

Tugas untuk dikerjakan


Sebagai penutup, kadang-kadang sebagai remaja sulit untuk mengungkapkan isi hati kita kepada
orang tua. Nah sekarang kalian diberi kesempatan selama 10 menit untuk mengungkapkan apa
yang kalian rasa perlu diperbaiki dari orang tua kalian. Tolong jangan lupa berikan nama kalian,
sehingga jika saya ketemu dengan mereka, saya dapat menyampaikan saran dan keluhan kalian.
Selamat menulis!

Tuhan kiranya senantiasa menyertai kalian semua.

25 juni 2014
Victor Christianto
Email: victorchristianto@gmail.com
URL:
http://independent.academia.edu/VChristianto
http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto

Http://www.sciprint.org
Http://www.facebook.com/vchristianto
Http://www.twitter.com/christianto2013
Phone: (62) 341-403205

111
Kuasa dalam Pujian
by Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Teks: Kis. 16:19-40


Tanggal: 12 juli 2014

Kata pembuka
Apakah adik-adik rindu untuk memiliki hidup yang berkemenangan dan berkelimpahan? Janji
Yesus kepada para muridNya adalah mereka akan memiliki hidup yang berkelimpahan (Yoh.
10:10). Namun banyak orang Kristen menjalani hidup yang penuh kekalahan, karena mereka
belum mengerti bagaimana menggunakan senjata yang ampuh yang diberikan Tuhan kepada
orang percaya, yaitu: doa, pujian, dan puasa. Dalam kesempatan ini, kita akan menyoroti
khususnya kuasa dalam pujian. Memang tema ini terkesan bernuansa karismatik, tapi kita akan
coba mengkaji nanti dari sudut pandang fisika, khususnya teori tentang gelombang dan
frekuensi.

Apakah pujian itu?


Seringkali orang menyebut Pujian dan Penyembahan seolah olah keduanya sama persis atau
paling tidak terkombinasi menjadi satu. Pujian dan penyembahan (praise and worship) adalah
kegiatan bersama yang saling menunjang dan seringkali tampak sangat mirip bila diekspresikan
keluar, namun sebenarnya mereka bukanlah satu dan sama.
Pujian dipenuhi dengan pikiran, siapakah Tuhan dan apa yang telah dilakukanNya. Fokusnya
pada karakter Allah yang tak terbandingkan maupun perbuatan-perbuatanNya yang ajaib untuk
anak-anakNya. (Bob Sorge, 1991, hal. 1-2) Ada 68 kali kata ajaib disebut dalam Alkitab LaI, dan
31 di antaranya di kitab Mazmur. Misalnya Maz. 75:1, 96:3. Jadi inti pujian adalah bersyukur
kepada Tuhan dan menceritakan segala perbuatan Tuhan yang ajaib kepada umatNya.
Yang perlu diingat adalah pujian tidak bergantung pada apakah kita merasa senang atau tidak,
tapi karena kemauan. Kita harus mau dan memutuskan untuk memuji Tuhan, bahkan sekalipun
kita tidak merasa senang (Maz. 103:1).

112
Apakah penyembahan itu?
Memang agak sulit membedakan antara pujian dan penyembahan. Dan penyembahan merupakan
salah satu dari empat serangkai: pujian, doa, pengucapan syukur dan penyembahan. Menurut
Bob Sorge, pujian kadangkala dapat menjadi jauh, namun penyembahan biasanya intim (Sorge,
1991, hal. 54). Ada 200 kata menyembah dalam Alkitab LAI, yang paling terkenal antara lain
adalah ungkapan "menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran" (Yoh. 4:23-24).
Menurut hemat saya, menyembah Bapa merupakan ungkapan manusia dalam mengasihi Tuhan
dengan segenap hati, segenap akal budi, dan segenap kekuatan, yaitu Hukum Terutama yang
Pertama. Jadi mesti keluar dari hati yang penuh cinta, bukan karena terpaksa. Khususnya karena
kita merasa tidak layak menjadi anak Bapa, namun toh Tuhan Yesus telah mati untuk dosa-dosa
kita. Bandingkan dengan kisah anak yang hilang, apakah kita dapat menghayati perasaan anak
yang hilang tersebut? Atau kita sering seperti anak yang sulung yang cenderung marah kepada
bapanya karena menerima adiknya kembali? (Lihat Luk. 15:23-28).

Dampak pujian dan penyembahan yang benar


Pujian yang benar dan dinyanyikan dengan sepenuh hati akan membawa hasil. Ada 7 manfaat
yang dapat kita harapkan, antara lain:

A. Kemenangan
Saat kita memuji dan menyembah Tuhan, kita akan mengalami kemenangan. Lihat misalnya: 2
taw. 20:22. Di sini jelas bahwa Yosafat mengandalkan kuasa Tuhan dalam berperang. Bahkan
dalam ayat 21 disebutkan bahwa ia menempatkan para penyanyi di depan pasukan bersenjata.
Dalam ayat 22 disebutkan bahwa ketika orang-orang itu mulai menyanyi, Tuhan membuat
penghadangan terhadap lawan mereka. Sehingga akhirnya mereka menuai kemenangan bahkan
tanpa berperang.
Itulah yang dimaksudkan dengan Maz. 22:4-5, bahwa Tuhan bersemayam di atas puji-pujian dan
Ia akan meluputkan umatNya yang berseru kepada Dia.

B. kebebasan
Pola yang hampir mirip dengan metode Yosafat dapat dijumpai pada kisah Paulus dan Silas di
penjara Filipi (Kis. 16:19-40). Saat mereka menaikkan pujian dan doa sekalipun mereka baru

113
dihukum cambuk, maka terjadilah gempa dan pintu pintu penjara terbuka.
Yang menarik di sini adalah Paulus dan Silas tidak mengeluh atau bersungut-sungut atas
peristiwa buruk yang menimpa mereka? Apakah adik-adik pernah sedikit merasakan dianiaya
karena menjadi orang Kristen? Jangan mengeluh, tapi bersukacitalah. Yesus juga mengatakan:
berbahagialah orang yang dianiaya karena Aku, bersukacitalah karena demikian juga yang
dialami nabi-nabi sebelum kamu. (Mat. 5:11-12).

C. Keberanian
Namun demikian, Tuhan memang tidak selalu membebaskan kita dari kesulitan. Namun dengan
pujian dan ucapan syukur, kita akan diberikan keberanian dan kekuatan untuk menjalani setiap
pencobaan. Salah satu penyebab mengapa jemaat Kristen perdana bertumbuh pesat adalah karena
orang orang Romawi tidak dapat percaya, bagaimana orang-orang Kristen yang dianiaya, diadu
dengan gladiator atau singa, dapat menghadapi maut sambil menyanyikan pujian. Akhirnya
banyak orang bertobat.

D. Terobosan
Saat kita memuji dan menyembah Tuhan, kita akan mengalami suatu terobosan dalam hidup. Hal
ini terjadi karena semua hambatan dan rintangan yang menghalangi berkat akan disingkirkan,
sehingga berkat Tuhan akan mengalir deras. Sebagai ilustrasi, saat bangsa Israel yang dipimpin
Yoshua akan menduduki kota Yerikho, mereka mengelilingi benteng selama 6 hari, dan pada
hari ketujuh mereka berteriak keras saat selesai melakukan putaran terakhir. Demikianlah firman
Tuhan, dan demikianlah yang diperbuat bangsa Israel (Yos. 6:5). Maka iman mereka membuat
semua hambatan runtuh, dan mereka dapat menaklukkan Yerikho yang terkenal kokoh.

E. Kelepasan dari kuasa si jahat


Ada suatu ayat yag menarik, yaitu saat Daud memainkan musik dengan kecapinya, maka roh
jahat yang menghinggapi Saul itu undur daripadanya. Lihat 1 Sam. 16:23.
Memang dalam jaman sekarang semakin jarang kita jumpai orang yang kerasukan setan. Tapi di
daerah daerah tertentu kuasa kegelapan masih kuat, misalnya di Bali. toraja dll. Tentunya untuk
mengusir roh jahat diperlukan latihan khusus. Dan mesti disertai doa, tapi pujian memainkan
peranan penting.

114
F. Wahyu dan penglihatan
Saat kita memuji dan menyembah Tuhan, kita akan memperoleh wahyu dan penglihatan akan
rencana dan maksud Tuhan. Saat Elisa diminta untuk memberikan jalan keluar akan kesulitan
air, ia minta dibawakan seorang pemain kecapi. Lihat 2 Raja 3:15-20. Demikianlah pujian
membawa atmosfer yang baik bagi datangnya penglihatan yang dari Tuhan.

G. Mukjizat dan Penyembuhan


Saat kita memuji dan menyembah Tuhan, kita akan mengalami juga kesembuhan dan mukjizat
dalam hidup kita. Seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, tidak ada yang mustahil bagi orang
percaya. Lihat Mark 9:23, Luk. 1:37. Sebagai ilustrasi, seorang lepra yang menyembah Yesus
disembuhkan, juga seorang wanita Kanaan yang menyembah Yesus menerima mukjizat berupa
kebebasan bagi anaknya dari belenggu setan. Lihat juga Mat. 8:1-3, 15:21-28. Perhatikan di sini
ayat 15:25, perempuan itu mendekat dan menyembah Yesus. Jadi sebelum kita menerima
mukjizat atau kesembuhan, kita perlu datang mendekat dan menyembah Yesus.

Landasan pemikiran berdasarkan Yoh. 1:1 dan fisika


Yoh. 1:1 sangat terkenal dengan kalimat pembuka yaitu: pada mulanya adalah Firman (Logos),
Firman itu bersama sama dgn Allah dan Firman itu adalah Allah. Jadi jika segala sesuatu berasal
dari Firman, dan Firman berarti ucapan Tuhan, dan ucapan itu berbentuk bunyi atau frekuensi,
maka kita dapat menafsirkan ayat ini sebagai suatu ungkapan bahwa segala sesuatu di alam
semesta berasal dari gelombang dan frekuensi (Everything is formed by wave and frequency).
Sementara itu, dari sudut pandang linguistik, kata lain untuk Logos adalah Dabar (Ibr.) atau
Memra (Aram) atau Kalimat (Arab). Itulah sebabnya Isa dalam Quran memiliki gelar khusus
yaitu Kalimatullah (Firman dari Allah). Dengan demikian jelas bahwa Yesus sebagai Dabar
Yahweh atau Kalimatullah berperan penting baik pada saat penciptaan alam semesta maupun
pada penghakiman terakhir pada Akhir Zaman. Itulah yang dimaksudkan Paulus dalam surat
Kolose 1:16-17 ("segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.")
Dari sudut pandang fisika, segala hal yang ada di bumi memiliki frekuensi natural. Bahkan
menurut teori kuantum, energi dapat dinyatakan dalam frekuensi, atau dapat ditulis

115
E = h. f , (1)

di mana h adalah tetapan Planck, dan f adalah frekuensi cahaya. Jika kita ingat hukum
kesetaraan massa dan energi dari Einstein:

E = m.c 2 , (2)

maka kita dapat menyamakan kedua persamaan dasar tersebut menjadi:

h. f = m.c 2 , (3)

atau dapat ditulis sebagai berikut:

h. f
m= . (4)
c2

Itulah persamaan dasar gelombang materi dari Louis De Broglie. Jadi dapat disimpulkan bahwa
segala sesuatu termasuk atom dan bumi dapat bersifat sebagai partikel maupun gelombang. Salah
satu buktinya adalah frekuensi resonansi Schumann, yang telah diamati sejak 1950an oleh para
ahli fisika di Jerman (silakan cari di google dengan keyword: Schumann resonance).
Penerapan konsep frekuensi ini sangat luas, misalnya: sebuah jembatan yang besar bisa runtuh
karena derap kaki prajurit yang lewat, atau kita dapat memanaskan segelas air hanya dengan
frekuensi suara. Juga kita dapat memisahkan hidrogen dan oksigen dari air (elektrolisis)
menggunakan frekuensi. Meskipun penelitian mengenai hal ini masih jarang tapi jika ditekuni
dapat menghasilkan terobosan baru dalam energi yang bukan fosil.
Sementara itu, dalam dunia spiritual pun pujian mengambil peran penting, karena pujian terdiri
juga atas gelombang bunyi dan frekuensi yang ditujukan untuk memuliakan Tuhan. Karena itu
dari ayat-ayat yang kita pelajari di atas, jelas tampak bahwa para nabi dan orang-orang kudus
seperti Elisa, Daud, Yosua, Yosafat, Paulus, Silas dan lain lain menggunakan pujian dan
penyembahan untuk mencari jawaban Tuhan atas persoalan mereka. Misalnya Yosafat dan
Yosua jelas mengutamakan mencari perkenan Tuhan sebelum maju bertempur. Dari ayat ayat ini
kita dapat menyimpulkan bahwa kemenangan ditentukan oleh penggunaan frekuensi dengan
benar, yaitu dengan cara menaikkan puji-pujian kepada Tuhan.

116
Penutup: untuk direnungkan
Bagaimana dengan adik-adik, sudahkah kita memuji dan menyembah Tuhan dengan tulus dan
sepenuh hati dan dalam segala situasi? Sudahkah kita menyembah Tuhan dalam roh dan
kebenaran?
Marilah kita angkat pujian bagi Tuhan di setiap waktu, dengan nyanyian baru. Lihat Maz. 149:1-
5
Sebagai penutup, mari kita angkat pujian: Tuhanlah kekuatan dan mazmurku/hatiku percaya.

Amin

Hatiku percaya
Lirik: Sari Simorangkir
song: Handy Iskandar

Tuhanlah kekuatan dan mazmurku


Dia gunung batu dan keslamatanku
Hanya padaMu hatiku percaya
Kaulah menara dan kota perlindungan

Reff:
Ku mau slalu bersyukur
Sbab cintaMu padaku
Takkan pernah berubah
Hatiku percaya

Walau bumi berguncang


Gunung gunung beranjak
Namun kasih setiaMu
Tak pergi dariku

Url: http://www.kidung.com/id/h/hatiku_percaya.htm

117
Sumber:
(1) dikembangkan dari The power of praise and worship, Dr. Stanley Vasu,
www.sermoncentral.com
(2) Bob Sorge, Mengungkap segi-segi pujian dan penyembahan. Yogyakarta: Penerbit Andi,
1991. Hal. 1-10.

Version 1.0: 8 juli 2014


Victor Christianto
Email: victorchristianto@gmail.com
Http://www.sciprint.org
Http://independent.academia.edu/vchristianto
Http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto

118
Biografi singkat penulis

Victor Christianto lahir di Jawa Timur, Indonesia, dan menempuh pendidikan dasar
hingga universitas di Malang. Ia mengalami lahir baru pada tahun 1987. Ia menyelesaikan studi
di Fakultas Teknik - Universitas Negeri Brawijaya pada bulan September 1992. Selanjutnya ia
bekerja sebagai insinyur dari 1993-2000 dalam pelbagai proyek di Jakarta dan luar Jawa. Pada
tahun 2000 dia kembali ke Jakarta dan beralih profesi menjadi webdeveloper yang ditekuninya
hingga 2008. Saat ini ia adalah staf pengajar di Institut Pertanian Malang.
Ia pernah menempuh studi gravitasi dan kosmologi di Institute of Gravitation and
Cosmology di Peoples’s Friendship University of Russia, Moscow (Desember 2008-Juni 2009),
sebelum beralih fokus ke teologi. Saat ini ia baru menyelesaikan studi pascasarjana (MTh.) di
Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti (www.sttsati.org) pada September 2014. Bidang minatnya
meliputi antara lain: teologi, sejarah Kekristenan Perdana, Naskah-naskah Laut Mati, energi
terbarukan dan kosmologi.
Ia telah menerbitkan 3 buku spiritual, yaitu: Grace for you: 44 Guides for Living Inspired
by Jesus Christ (2013), A.L.I.C.E. with Jesus: A LIfe-Changing Experience with Jesus (2014),
dan Drink the New Wine (2014). Ketiga buku tersebut diterbitkan oleh Blessed Hope Publishing,
Germany, dan dapat diperoleh di http://www.morebooks.de atau http://www.amazon.com.
Aktivitas lain di antaranya adalah kegiatan gerejawi di samping mengelola situs jejaring
sosial untuk pengembangan energi terbarukan (www.sciprint.org). Hingga Pebruari 9, 2014, situs
jejaring sosial tersebut telah memiliki lebih dari 30.000 anggota terdaftar dari seluruh dunia.
Dalam kurun waktu 2005-2013 ia telah menerbitkan lebih dari 12 buku baik bersama-
sama dengan Prof. Florentin Smarandache dan ilmuwan lainnya, maupun sendiri, termasuk:
a. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Multi-Valued Logic, Neutrosophy, and
Schrödinger Equation. USA: Hexis-Phoenix, 2006.
b. Florentin Smarandache, Victor Christianto, Radi Khrapko, Fu Yuhua, John Hutchison.
Unfolding the Labyrinth: Open Problems in Physics, Mathematics, Astrophysics and other Areas
of Science. USA: Hexis-Phoenix, 2006. (Koleksi paper-paper ilmiah)

119
c. Florentin Smarandache & Victor Christianto (editors). Quantization in Astrophysics,
Brownian Motion and Supersymmetry. Chennai, Tamil Nadu, India: MathTiger, 2007. (Koleksi
paper-paper ilmiah)
d. Florentin Smarandache & Victor Christianto (editors). Hadron Models and related
New Energy issues (2008). (Koleksi paper-paper ilmiah)
e. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Cultural Advantage for Cities: An
alternative for developing countries (2008).
f. Fu Yuhua, Florentin Smarandache & Victor Christianto (editors). Cultural Advantages
in China: Tale of Six Cities (2009). (Koleksi paper-paper tentang kebudayaan Cina.)
g. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Neutrosophic Logic, Wave Mechanics,
and Other Stories: Selected Works 2005-2008 (2009). (Koleksi paper-paper ilmiah.)
h. Florentin Smarandache, Victor Christianto & Pavel Pintr (editors). Quantization and
Discretization at Large Scales. Columbus, Ohio: ZIP Publishing, 2012. (Koleksi paper-paper
ilmiah tentang astrofisika.)
i. Victor Christianto. Some Problems of Nuclear Energy Development in Asia. Amazon
Kindle Digital Publishing, 2013. URL: http://www.amazon.com/dp/B00B4LW5ZW or:
http://www.amazon.co.jp/problems-nuclear-energy-development-ebook/dp/B00B4LW5ZW
j. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Clan Capitalism, Graph Distance, and
Other Issues. Bucharest: Kogaion Editions, 2013. URL:
http://www.gallup.unm.edu/~smarandache/ClanCapitalism.pdf
k. Florentin Smarandache , Victor Christianto. A Journey into Quantization in
Astrophysics: A Collection of Scientific Papers. Gallup, New Mexico, USA: Multimedia Larga,
2013. (Koleksi paper-paper ilmiah tentang astrofisika dan kosmologi.)
l. Victor Christianto. Grace for you: 44 Guides for Living inspired by Jesus Christ.
Saarbrucken, Germany: Blessed Hope Publishing, 2013. URL:
https://www.morebooks.de/store/gb/book/grace-for-you/isbn/978-3-639-50070-7
m. Victor Christianto. A.L.I.C.E. with Jesus: A Life-Changing Experience with Jesus.
Saarbrucken, Germany: Blessed Hope Publishing, 2014. URL:
https://www.morebooks.de/store/gb/book/a-l-i-c-e-with-jesus/isbn/978-3-639-50080-6
n. Victor Christianto. Drink the New Wine: Experience God in your daily life.
Saarbrucken, Germany: Blessed Hope Publishing, 2014. http://www.morebooks.de

120
o. Victor Christianto Seeking a Theory for the End of the World: Introduction to Fractal
Vibrating String. Saarbrucken, Germany: Lambert Academic Publishing, 2014.
http://www.morebooks.de
Dia juga telah menulis lebih dari 50 paper fisika maupun ekonomi dan diterbitkan di
http://vixra.org, misalnya:
n. www.vixra.org/abs/0912.0036
o. www.vixra.org/abs/0912.0037
p. www.vixra.org/abs/1001.0005
q. www.vixra.org/abs/1001.0003
r. www.vixra.org/abs/0912.0053
Saat ini dia berbicara secara aktif tentang Yesus Kristus dan bagaimana Tuhan mengasihi
dunia. Dia senang menceritakan apa yang Yesus telah perbuat dalam hidupnya, dan apa yang
Yesus ingin perbuat dalam hidupmu juga. Penulis sangat senang untuk menjawab panggilan
telepon atau email mengenai buku ini. Silakan mengirim email ke victorchristianto@gmail.com
atau menelepon ke +062-87859937095 atau +062-341403205. Atau Anda dapat juga
menghubungi dia melalui skype dengan userid: vic1043.
Ia juga senang menjawab pertanyaan-pertanyaan melalui email atau sms:

Hubungi: Ir. Victor Christianto, MTh.


Cellular phone: 0878-59937095 / 0341-403205
Email: victorchristianto@gmail.com / admin@sciprint.org
URL: http://www.sciprint.org
http://independent.academia.edu/VChristianto
http://www.vixra.org/author/Victor_Christianto
http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
Http://www.facebook.com/vchristianto
Http://www.twitter.com/christianto2013
Skype: vic1043

121
MUTIARA DI
LADANG
Victor Christianto

Penerbit Graha Ilmu


Desember 2014

1
“Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang
pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya
mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya
lalu membeli mutiara itu.” (Matius 13:45-46)

Buku ini dipersembahkan bagi semua orang yang ingin menemukan


mutiara terindah dalam dunia ini, yaitu Isa (Yesus Kristus).

2
Mutiara di Ladang

Daftar Isi

Persembahan 2
Daftar Isi 3
Kata Pengantar 4
Menuju Teologi Anti-Korupsi: Refleksi atas Narasi Kejadian 3:1-8 8
Paskah dan Kemerdekaan 24
Abraham diuji imannya 29
Merdeka dari kemarahan (Freedom from anger) 34
Yusuf dibuang ke dalam sumur 42
Yusuf menafsir mimpi Firaun 47
Sudahkah Anda menjadi penjala orang? 53
Renungan: Hati yang mengampuni 65
Hebat bersama Tuhan 70
Ester menyelamatkan Israel 75
Renungan: Kekuatan Iman (The Power of Faith) 79
Renungan: Orang benar akan hidup oleh percayanya (Habakuk 2) 87
Isa dalam Qur’an 91
Biografi singkat penulis 102

3
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah Bapa yang Maha Pengasih, yang telah menyertai saya dalam
segala suka dan duka serta melepaskan saya dari segala problem yang pernah saya alami dalam
hidup. Ia adalah Bapa yang penuh kasih dan rahmat. Terpujilah Bapa di Sorga!
Buku ini merupakan kumpulan artikel yang ditulis dalam rentang waktu April 2014-
November 2014 saat saya menempuh pendidikan pascasarjana di STT Satyabhakti, Malang
(www.sttsati.org) maupun setelah selesai menempuh pendidikan tersebut. Sebagian adalah
makalah yang ditulis untuk keperluan jurnal teologi (meskipun belum diterima) dan sebagian
lainnya adalah tulisan-tulisan lepas yang dipersiapkan untuk mengisi berbagai kesempatan dalam
lingkungan gereja. Harapan saya adalah artikel-artikel yang dikumpulkan di sini akan berguna
bagi para pembaca yang lebih luas, khususnya dalam rangka membangun iman dan pemahaman
akan ajaran Kristen yang sehat.
Artikel pertama merupakan hasil pergumulan untuk menjawab pertanyaan: bagaimana
ajaran Alkitab dapat digunakan untuk memberikan respons atas permasalahan korupsi yang
begitu menggurita dalam hidup sehari-hari? Penulis menemukan bahwa Alkitab memberikan
petunjuk untuk etika pemerintahan (good governance) yang berakar dalam etika Kerajaan Surga.
Dari pengamatan dan pengalaman penulis, penulis berkesimpulan bahwa Yesus Kristus
(Isa Al Masih) merupakan mutiara yang indah dan sangat berharga dalam dunia ini. Bukan saja
Dia menjanjikan jalan kebenaran untuk memperoleh hidup yang kekal kelak di sorga, namun ada
banyak hal lainnya seperti:
a. Etika pemerintahan;
b. Etika dalam dunia kerja dan bisnis;
c. Sumber kesembuhan Ilahi;
d. Kunci untuk meraih hidup yang bahagia dan berkelimpahan.
Itulah sebabnya Ia mengatakan: “Carilah dahulu Kerajaan Allah serta kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat. 6:33) Penulis sendiri mengalami
sendiri, bahwa dengan bertekun dalam pengenalan yang akrab dengan Yesus Kristus (Isa Al
Masih), penulis menemukan berbagai kebenaran baru khususnya dalam hubungannya dengan
sains maupun sejarah gereja perdana (lihat paper no. 2). Mengenai sains, sebagaimana telah

4
diulas dalam buku sebelumnya1 bahwa gejala pengaturan diri (self-organization) berhubungan
erat dengan peristiwa para tokoh besar yang dikisahkan dalam Alkitab. Itulah yang disebut
bahwa kebenaran Allah adalah bagaikan mutiara yang tersembunyi di ladang, yang menunggu
untuk digali dan ditemukan.
Harapan saya adalah buku ini akan dapat memberikan motivasi bagi siapa saja yang ingin
menemukan kebenaran-kebenaran kerajaan Sorga dalam kehidupan, berdasarkan konsep-konsep
Alkitabiah.
Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih yang tulus kepada:
a. Yth. Para dosen di STT Satyabhakti yang telah membimbing saya dalam berbagai
kuliah.
b. Segenap mahasiswa S1 maupun pascasarjana STT Satyabhakti yang telah berbagi
pengalaman selama proses belajar.
c. Dr. Bambang Noorsena, S.H. dan Mbak Shafa Noorsena, yang telah memberikan
banyak wawasan baru seputar makna Isa Al Masih.
d. Seluruh rekan-rekan di gereja, khususnya rekan-rekan penatua dan pelayan jemaat
anak yang telah berbagi kesaksian mereka.
e. Semua saudara-saudari saya yang telah banyak memberikan dukungan dan perhatian
baik secara moril maupun materiil selama ini, termasuk David Handriyanto, Denok
Indiarti, Eva Handriyantini, Sonny Agustinus, (Alm.) Daniel Firmanto, dan Fransisca
Sinaga. Tuhan kiranya akan memberikan upah yang berlipat ganda.
Akhirnya, terimakasih dan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan nyawa-Nya untuk menyelamatkan saya. Soli Deo Gloria.

Versi 1.0: 26 November 2014

Victor Christianto
Cellular phone: 0878-59937095
Email: victorchristianto@gmail.com
URL: http://www.IsaAlMasih.co.nr
http://www.sciprint.org
http://independent.academia.edu/VChristianto
http://www.vixra.org/author/Victor_Christianto
1
Victor Christianto. Teologi Gundukan Pasir dan kisah-kisah lainnya. Akan terbit segera. 2014.

5
http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
Http://www.facebook.com/vchristianto
Http://www.twitter.com/christianto2013
Skype: vic1043

6
7
Menuju Teologi Anti-korupsi:
Refleksi terhadap
2
Narasi Kejadian 3:1-8
Victor Christianto , email: victorchristianto@gmail.com

“A major fact of our present civilization is that more and more sin becomes collective,
and the individual is forced to participate in collective sin.”(Suatu fakta besar dari peradaban
kita kini adalah semakin banyak dosa kolektif dan individu digiring untuk mengambil bagian di
dalamnya.) – Jacques Ellul

Abstract
Corruption is an epidemic, systemic, and persistent problem in many countries including
Indonesia. Despite news about political corruption that has dominated Indonesia’s media
recently, most people agreed that significant improvement has been achieved; even though
corruption is still prevalent. In the present article, I discuss some progress to curb corruption by
some local governments in Indonesia. These efforts may be copied by other cities too in order to
reduce the impact of corruption and to improve public service and transparency. Another
possible approach to reduce the desire for corruption is to formulate a theology of anti-
corruption. Since most of Indonesia’s people belong to religious people, then a theology-based
ethics is likely to be considered seriously by most of Indonesia’s people rather than a
philosophical-based ethics which often lack moral basis. It is my hope that a more realistic
theology of anti-corruption will be developed in the near future, and that it can be promoted by
many spiritual and religious leaders in Indonesia.

1. Pendahuluan

Korupsi merupakan suatu persoalan yang epidemik, sistemik, dan persisten di banyak

negara termasuk Indonesia. Menurut suatu survei, korupsi justru cenderung tinggi di negara-

negara yang religius, termasuk di antaranya India, Nigeria dan Indonesia. Mengutip Heather

Marquette: “… the fact that many of the most corrupt countries in the world also rank highly in

terms of religiosity.”3 Dengan kata lain, religiusitas dari kebanyakan warga negara tampaknya

tidak memberikan kontribusi untuk mencegah korupsi. Karena itu tampaknya cukup beralasan
2
URL: http://sciprint.org or http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
3
Heather Marquette, “Finding God or Moral Disengagement in the fight against corruption in developing
countries? Evidence from India and Nigeria,”Public. Admin. Dev. 2011, DOI: 10.1002/pad.1605 [jurnal on-line];
diambil dari http://r4d.dfid.gov.uk/pdf/outputs/religiondev_rpc/marquette-12.pdf; Internet; diakses 23 April 2014.
Lihat juga Heather Marquette, “Corruption, Religion and Moral Development,” Working Paper 42 – 2010, Religions
and Development [artikel on-line], diambil dari
http://www.religionsanddevelopment.org/files/resourcesmodule/@random454f80f60b3f4/1274702497_Working_Pa
per_42_complete_for_web.pdf; Internet; diakses 23 April 2014.

8
untuk mengkaji bagaimana dan sejauh mana religiusitas dapat berkontribusi bagi pencegahan

tindakan korupsi. Biasanya memang pencegahan korupsi dihubungkan dengan kesadaran moral

dan kesadaran etis, tapi persoalannya adalah bahwa kesadaran moral dan etis cenderung berbeda-

beda untuk setiap orang dan agak subyektif. Jadi perlu dicari landasan moral yang lebih kokoh,

yaitu teologi. Karena itu dalam makalah ini akan dirumuskan suatu kerangka (draft) konsep

teologi anti-korupsi, berdasarkan narasi Kejadian 3:1-8. Karena teks ini membahas mengenai

asal-usul dosa maka kiranya cocok untuk dihubungkan dengan asal-usul serta motivasi orang

untuk melakukan korupsi.

2. Definisi Korupsi dan Hubungannya dengan Teologi

Salah satu definisi tentang korupsi diberikan oleh Volster (2011) sebagai berikut:

“corruption is the misuse of a public office or a position of authority for private material or

social gain at the expense of other people.” (Terjemahan bebasnya: korupsi adalah penggunaan

yang salah dari kantor publik atau jabatan yang berkuasa untuk memperoleh manfaat material

atau sosial atas biaya yang dipikul oleh orang lain.)4

Definisi lain tentang korupsi yang agak lebih lengkap diberikan oleh WordWeb

dictionary meliputi beberapa kemungkinan arti yaitu:5

a. Lack of integrity or honesty (especially susceptibility to bribery); use of a position of

trust for dishonest gain;

b. In a state of progressive putrefaction;

4
J.M. Vorster, “Managing corruption in South Africa: The ethical responsibility of Churches,” Scriptura 109(2012),
133−147 as quoted in Petria M. Theron, “Corruption in Sub-Saharan Africa: A practical theology response,” In die
Skriflig/ In Luce Verbi 47(1), Art. #676, 8 pages [jurnal on-line]; diambil dari
http://www.indieskriflig.org.za/index.php/skriflig/article/download/676/2385; Internet; diakses 23 April 2014.
5
Antony Lewis, WordWeb Dictionary software, 2010.

9
c. Decay of matter (as by rot or oxidation);

d. Moral perversion; impairment of virtue and moral principles;

e. Destroying someone’s (or some group’s) honesty or loyalty; undermining moral integrity;

f. Inducement (as of public official) by improper means (as bribery) to violate duty (as by

committing a felony);

g. (linguistics) a word adopted from another language in an altered form.

Jelas dari d dan e, bahwa korupsi berkaitan erat dengan prinsip-prinsip moral dan

integritas moral. Di sinilah tampaknya teologi dapat berperan, yaitu memberikan arahan untuk

tindakan dan pertimbangan moral. Tentunya rumusan teologi anti-korupsi tidak dimaksudkan

untuk menggantikan langkah-langkah kebijakan untuk mengurangi korupsi seperti kerangka

kerja anti-korupsi nasional, pemantauan dan evaluasi dari status implementasi, hukuman yang

keras bagi pelanggar (koruptor), dan keterlibatan dan dukungan masyarakat secara aktif.6

Dalam beberapa tahun terakhir ini telah muncul beberapa studi yang membahas

hubungan antara teologi dan gerakan anti-korupsi. Misalnya Geo-Sung Kim menulis disertasinya

tentang bagaimana membangun hubungan antara Kekristenan dengan gerakan anti-korupsi.7

Dalam ranah teologi praktis, Coetzer & Snell mengusulkan penggunaan Terapi Perilaku-Kognitif

Religius (Religious Cognitive-Behavioral Therapy) dalam konseling pastoral, dengan harapan

dapat mendorong perilaku etis.8

Sementara itu Theron menyoroti peran yang mungkin dimainkan kebudayaan dalam

mendorong perilaku korupsi. Ia juga menyatakan bahwa “it is possible to use the reformed

6
Hae-yong Song, “Anti-Corruption Policy Implementation in Korea,” [artilkel on-line], diambil dari
http://www.nacf.org.za/global_forum5/CVs/009%20e%20Song.pdf; Internet; diakses 14 April 2014.
7
Geo-Sung Kim, “Bridging Christianity and Anti-corruption Movement: Christian Ethical Reflections on
Sustainable Integrity System” (Ph.D. diss, Yonsei University, 2009), 217 pp.
8
W. Coetzer & L.E. Snell, “A Practical-Theological Perspective on Corruption: Towards a Solution-Based
Approach in Practice,” Acta Theologica 2013 33(1):29-53 [jurnal on-line]; diambil dari
www.ajol.info/index.php/actat/article/download/92852/82276; Internet; diakses 23 April 2014.

10
theological paradigm to evaluate cultural aspects in Sub-Saharan African context.” (adalah

mungkin untuk menggunakan paradigma teologi reformed untuk mengevaluasi aspek-aspek

kultural dalam konteks Afrika Sub-Sahara.)9 Theron juga menyatakan bahwa masyarakat Afrika

memiliki pandangan hidup spiritual, yaitu bahwa setiap peristiwa memiliki penyebab spiritual.

Karena dunia spiritual tidak dapat diprediksi, maka banyak orang hidup dalam ketakutan dan

mereka mencoba untuk mengendalikan dunia spiritual melalui ritual-ritual. Pandangan dunia

spiritual juga memberikan semacam pelarian terhadap perilaku yang tidak etis, karena seolah-

olah dunia spiritual dapat disalahkan untuk tindakan-tindakan seseorang.10 Menurut Theron

warisan kultural tersebut mesti dievaluasi secara kritis dalam terang ajaran Alkitab. Selanjutnya

Theron mengusulkan bahwa nilai-nilai kultural komunal seperti Ubuntu dapat dibandingkan

dengan koinonia. Ubuntu memuat gagasan-gagasan antara lain kemanusiaan, perilaku moral

yang baik, simpati dalam suka dan duka, murah hati dan perasaan cukup sebagai manusia, dan

suatu kapasitas untuk berkorban demi orang lain.11

Meskipun beberapa pendapat tersebut patut diperhatikan, namun diskusi dalam makalah

ini akan mengambil pendekatan yang berbeda dengan Kim, Coetzer & Snell atau Theron.

Sebelum membahas tentang konsep teologi anti-korupsi, akan dipaparkan sekilas situasi korupsi

di Indonesia saat ini.

9
Theron, 4.
10
Ibid, 5.
11
Ibid. 7.

11
3. Sekilas tentang Situasi Korupsi di Indonesia saat ini

Dalam artikelnya berjudul The truth about corruption in Indonesia,12 Wijayanto

melaporkan tentang hasil wawancara yang dilakukan oleh Prof. Robert Klitgaard dengan para

pembuat kebijakan, LSM, dan kalangan pengusaha sekitar tahun 2011. Secara mengejutkan,

meskipun berita-berita seputar korupsi politik cenderung mendominasi media nasional, banyak

orang sepakat bahwa ada perbaikan signifikan yang telah dicapai, sekalipun korupsi masih

merupakan problem yang meluas. Prof. Klitgaard setuju bahwa upaya-upaya untuk

menanggulangi korupsi telah menunjukkan kemajuan.

Pendapat tersebut cukup konsisten dengan survei-survei yang dilakukan oleh berbagai

institusi, misalnya Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Indonesia dari tahun 2001 hingga 2010

meningkat dari 1.7 menjadi 2.8, hal ini tentu saja cukup menggembirakan.13 Peningkatan ini

dianggap merupakan salah satu yang paling progresif di Asia, dan mungkin disumbangkan

setidaknya sebagian oleh media massa yang aktif serta kerja keras dari Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK).

Data dari TI juga menunjukkan bahwa pada tahun 2001 hanya 3% dari 91 negara yang

lebih buruk daripada Indonesia, sementara tahun 2010 persentil ini meningkat menjadi 40% dari

178 negara. Jelas hal ini cukup membanggakan, walaupun bukan berarti bahwa persoalan

korupsi sudah selesai di Indonesia.

Sekalipun sudah cukup banyak peniup peluit (whistle blower) yang tampil ke media,14

dan juga gencarnya liputan berbagai media akan masalah korupsi, tampaknya korupsi masih

12
Wijayanto, “The truth about corruption in Indonesia,” The Jakarta Globe, Jul. 31, 2011 [artikel on-line];
diambil dari http://www.thejakartaglobe.com/archive/the-truth-about-corruption-in-indonesia/; Internet; diakses
April 23, 2014.
13
Ibid.
14
K. Bertens, Whistle-blowing dan pemberantasan korupsi, dalam Perspektif Etika Baru: 55 esai tentang
Masalah Aktual (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009), 39-42

12
merajalela di mana-mana. Sebagai misal, seorang teman lama penulis, yang bekerja sebagai

salah satu staf di sebuah Departemen di Jakarta, menceritakan bagaimana seorang eselon

meminta jatah “setoran” lebih dari 100 juta sebulan dari para bawahannya. “Setoran” tersebut

kemudian sebagian akan diserahkan kepada pejabat di atasnya. Demikianlah korupsi antara lain

dipicu oleh berbagai “setoran wajib” yang harus diberikan layaknya upeti dari pejabat yang lebih

rendah kepada pejabat yang lebih tinggi. Mungkin sudah menjadi rahasia umum, bahwa setoran

semacam ini lazim dijumpai di berbagai departemen, termasuk mungkin juga di institusi

kepolisian.

Demikian pula situasi di institusi pengadilan negeri, publik umumnya cukup paham

bahwa di negeri ini berbagai keputusan dapat dibelokkan dan dipelintir demi keuntungan dari

pihak “pemesan”, bukan demi keadilan. Fenomena ini mungkin dapat dianggap sebagai

pembenaran terhadap pengamatan Pengkotbah (Kohelet) lebih dari 2000 tahun lalu, sebagaimana

tertulis dalam Pengkhotbah 3:16 dan 5:7 sebagai berikut:

“Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situ pun terdapat

ketidakadilan, dan di tempat keadilan, di situ pun terdapat ketidakadilan.” (3:16)

“Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta

keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu

mengawasi pejabat tinggi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi

mengawasi mereka.” (5:7)

Kedua ayat di atas tampaknya mencerminkan dosa sosial yang terjadi di banyak negara

sejak jaman dahulu, dan kiranya cukup mencerminkan situasi di berbagai institusi di negeri ini.

Dosa sosial tersebut bisa dihubungkan dengan kategorisasi dosa sosial-struktural oleh Gregory

Baum dalam Theology and Society. Menurutnya, pertama adalah ketidakadilan dan arus

13
dehumanisasi yang termanifestasi dalam macam-macam institusi sosial, politis, ekonomis, dan

religius. Kedua, simbol-simbol kultural-religius yang melegitimasikan dan mendesakkan situasi

tidak adil. Ketiga, kesadaran yang keliru yang terciptakan oleh institusi dan ideologi sedemikian

rupa hingga rakyat secara kolektif terlibat tindakan destruktif. Keempat, keputusan kolektif yang

lahir dari kesadaran yang rusak dan menyimpang, yang menambah ketidakadilan dalam

masyarakat dan mengintensifkan arus dehumanisasi.15

Dosa kolektif ini dapat dilihat dampaknya misalnya dalam peredaran volume kendaraan.

Penulis mendengar bahwa ada semacam kesepakatan (MOU) berjangka waktu 20 tahun antara

Menperdag dan para pedagang mobil dan motor di Indonesia, yang intinya memberikan suatu

kuota untuk menjual mobil dan motor di Indonesia sebanyak sekian juta unit dalam jangka waktu

tersebut. Jika benar ada MOU semacam itu, maka mungkin itu ada kaitannya atau mungkin

justru salah satu penyebab kenapa kemacetan semakin parah di banyak kota besar Indonesia. Jika

tidak ada kemauan baik dari pemerintah untuk mengendalikan volume peredaran dan

perdagangan mobil dan motor maka jelas bahwa 5 tahun dari sekarang problem kemacetan

tersebut mungkin sudah tidak akan dapat ditanggulangi lagi karena begitu parahnya. Selain itu

meningkatnya secara drastis volume mobil dan motor mengakibatkan keharusan untuk impor

BBM yang melonjak secara signifikan terutama sejak 2012. Jadi dapat disimpulkan bahwa

problem kemacetan yang semakin parah serta impor BBM yang meningkat secara signifikan

antara lain dipicu oleh kebijakan yang menyerahkan peredaran mobil dan motor kepada

mekanisme pasar secara tidak terkendali (akibat prinsip neoliberalisme). Bahkan impor BBM

tersebut kemungkinan besar akan terus memburuk di tahun-tahun mendatang. Yang diperlukan

tampaknya adalah itikad kolektif terutama dari pemerintah untuk memprioritaskan transportasi

15
Piet Go O.Carm, Teologi Moral Dasar (Malang: Penerbit Dioma, 2007), 93-94.

14
masal di kota-kota besar di Indonesia, dan tidak menyerah kepada bujukan para pedagang dan

produsen mobil dan motor.

Namun, bukan berarti tidak ada kisah-kisah keberhasilan menanggulangi korupsi di

Indonesia, meskipun kisah-kisah ini cenderung bersifat lokal dan bukan nasional. Misalnya,

akhir bulan Desember tahun lalu penulis mengurus SIM baru, dan ternyata dalam waktu 2 hari

sejak pertama kali mengisi formulir, SIM tersebut sudah jadi dan hanya memerlukan biaya 170

ribu rupiah saja, tanpa pungutan lain-lain dan tanpa proses yang berbelit. Padahal 5-10 tahun

lalu, boleh dibilang untuk mengurus SIM di kota yang sama, mungkin mesti lewat jalur calo atau

titipan kalau ingin SIM segera jadi dan tidak dipersulit. Mungkin ini salah satu contoh yang baik

bagaimana salah satu institusi di kota penulis berhasil menyediakan layanan publik yang cepat,

murah, efisien dan dapat diandalkan. Contoh kemudahan mengurus SIM ini mungkin belum

dapat dijumpai di semua kota di Indonesia.

Contoh yang kedua, masih mengutip Wijayanto, pada tahun 2010 Transparency

International (TI) melakukan survei terhadap tingkat korupsi di 50 kota di Indonesia. Yang

menarik dari survei ini adalah bahwa terdapat perbedaan besar antara kota-kota di Indonesia.

Misalnya Denpasar, Tegal, Yogyakarta dan Solo adalah termasuk kota-kota yang paling bersih

(dari segi korupsi), dengan skor yang yang kurang lebih setara dengan Spanyol, Taiwan, Portugis

dan UEA, jika CPI negara dan kota dapat dibandingkan.16

Perbedaan besar tersebut sebenarnya menunjukkan suatu peluang besar bagi pemerintah

daerah untuk menjadi bersih dari segi korupsi. Pemerintah daerah dapat mencontoh praktek-

praktek terbaik yang dapat mengurangi tingkat korupsi di daerahnya masing-masing. Sebagai

contoh, berbagai inovasi telah diterapkan di Yogya dan Solo, termasuk kemudahan menjalankan

16
Wijayanto.

15
usaha, di antaranya ijin mendirikan bangunan, membayar pajak lokal, dan memperoleh ijin

usaha. Proses pengurusan dilakukan di bawah satu atap dengan cara yang transparan.17

Dua kota di antara yang disebut di atas menerapkan sistem penghargaan (merit system)

untuk para pegawainya. Dengan kata lain, pegawai-pegawai pemerintahan dianggap akuntabel

untuk melakukan tugas mereka. Selanjutnya, walikota dari dua kota yang disebut tadi

menggunakan mobil-mobil yang sederhana sehingga menjadi contoh bagi para pegawai

pemerintahan yang lain. Tentunya contoh yang baik tersebut dapat juga ditiru dan diterapkan di

kota-kota lain.

Dari dua contoh yang diberikan di atas, jelas bahwa terdapat berbagai peluang bagi

pemerintah daerah dan instansi di daerah untuk meningkatkan layanan publik yang akuntabel dan

transparan, serta dapat diandalkan. Persoalannya adalah apakah ada komitmen dari para

pimpinan di daerah untuk mulai mengurangi korupsi dan memperbaiki layanan publik tersebut.

Di sinilah letak persoalannya, dari mana orang akan memperoleh komitmen dan motivassi

tersebut, jika ternyata banyak juga contoh buruk dari pemerintah pusat yang cenderung men-

demotivasi pemerintah daerah? Mungkin kuncinya adalah pertimbangan etika, moral dan

teologis. Tapi sebelum kita mempertimbangkan masalah etika dan landasan teologis, ada baiknya

kita menyimak sebentar beberapa mitos dan fakta seputar korupsi.

4. Beberapa Mitos dan Fakta seputar Korupsi18

Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta seputar korupsi berdasarkan suatu situs dari

Irlandia:

17
Ibid.
18
Dochas, Corruption: Myths and Facts, URL:
http://www.dochas.ie/pages/resources/documents/Corruption_Myths_and_Facts.pdf (accessed at April 23, 2014)

16
Mitos: Korupsi terutama adalah problem Afrika

Fakta: Korupsi terjadi di mana-mana di mana risiko ketahuan kecil, dan peluang akan

hasil (rewards) adalah besar. Korupsi pada skala yang mengancam hak-hak manusia dan

pembangunan ekonomi kemungkinan besar terjadi di mana struktur-struktur negara lemah, telah

rusak atau sedang berubah cepat.

Mitos: Korupsi adalah problem yang terkait dengan bantuan pembangunan (development

aid)

Fakta: Ada 2 sisi dari korupsi: sisi permintaan dan sisi penawaran. OECD

memperkirakan bahwa perusahaan-perusahaan multinasional (MNC) membayar suap hingga

sekitar 80 milyar US dollar setiap tahun. Institusi-institusi finansial di negara-negara maju juga

berperan dalam memfasilitasi pembayaran yang korup. Bank Dunia memperkirakan bahwa

jumlah uang yang dicuci (money laundering) oleh institusi-institusi finansial negara-negara Utara

mencapai 1 triliun US dollar setiap tahun.

Mitos: Kebanyakan negara Afrika diperintah oleh diktator yang korup

Fakta: Demokrasi telah mengubah banyak wajah diktator pemerintahan di Afrika dalam

dua dekade terakhir.

Mitos: Para donor, seperti Irish Aid, menggelontorkan uang ke negara-negara

berkembang tanpa memonitor bagaimana dana-dana tersebut digunakan

Fakta: Semua donor memiliki sistem manajemen dan audit untuk memonitor penggunaan

bantuan (aid).

Mitos: Adalah lebih baik untuk menyalurkan bantuan melalui LSM (NGO) daripada

pemerintah, yang mungkin akan memboroskannya

17
Fakta: Sebuah studi yang dilakukan OECD pada 2006 menemukan tidak ada bukti bahwa

bantuan yang disalurkan melalui pemerintah di negara-negara berkembang adalah lebih arau

kurang rawan dibandingkan bantuan yang diberikan melalui saluran-saluran lain.

Mitos: Korupsi adalah masalah kultural

Fakta: Korupsi terjadi di mana saja di tempat terdapat campuran yang tepat dari

kesempatan dan kecenderungan, khususnya di mana mereka yang ada dalam posisi yang

berkuasa dan berpengaruh dapat mengambil keuntungan atas orang-orang lainnya demi

kepentingan mereka sendiri.

Mitos: Korupsi bukanlah isyu pembangunan yang penting

Fakta: Kaitan antara pembangunan dan korupsi telah diketahui selama lebih dari 20

tahun.

Mitos: Masyarakat di negara-negara berkembang hanya dapat melakukan sedikit untuk

menanggulangi korupsi

Fakta: Transparansi adalah musuh terbesar dari korupsi: Jika diberikan informasi dan

dukungan yang tepat, partai-partai politik dan organisasi-organisasi lokal dapat melakukan

pekerjaan besar untuk memantau pengeluaran publik dan administrasi yang akuntabel.

Setelah kita mempertimbangkan berbagai mitos dan fakta di atas, maka kini kita akan

membahas suatu kerangka pemikiran teologis berdasarkan narasi Kejadian 3:1-8 yang kiranya

akan bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran moral dan etis untuk mencegah tindakan

korupsi. Karena Kitab Kejadian diterima baik oleh umat Kristen, Katolik dan Muslim, maka

pengaruhnya mungkin akan cukup luas dibandingkan jika kita mengutip Perjanjian Baru.

18
5. Menuju Teologi Anti-Korupsi: Renungan terhadap narasi Kejadian 3:1-8

Pernahkah kita merasa bahwa Tuhan tidak adil dan tidak baik kepada kita? Mungkin kita

melihat bahwa banyak orang lain yang hidup berkelimpahan walaupun hidupnya tidak mengenal

Tuhan, kita lalu ingin protes terhadap Tuhan atau ingin meniru perbuatan banyak orang yang

jahat yang cenderung korup atau mencari jalan pintas dalam memperkaya diri. Ada beberapa

filsuf dan teolog yang membahas pertanyaan berikut: Jika Tuhan itu Mahabaik dan Mahakuasa,

mengapa Ia membiarkan penderitaan di dunia? Semua ini berasal dari gagasan bahwa Tuhan itu

tidak baik kepada kita. Kita akan menyoroti persoalan ini dalam terang narasi Kejadian 3:1-8.

Kita membaca dalam Kejadian 3:1, bahwa ular membuka percakapan dengan perempuan

di taman Eden. Disebutkan bahwa ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah

berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Di sini kita

mendapati bagaimana ular itu berupaya menipu perempuan itu dengan cara mengganti firman

Allah menjadi berkesan bahwa seolah-olah Allah melarang manusia memakan buah dari semua

pohon dalam taman Eden. Padahal Allah tidak pernah melarang manusia untuk memakan buah

dari semua pohon di dalam taman itu. Di sinilah terletak kecerdikan ular, yang disebut sebagai

yang paling cerdik dari segala binatang di darat. Dalam kalimat pertama pada Kejadian 3 ini ular

telah dengan cerdik menanamkan gagasannya bahwa Allah tidak baik dan murah hati kepada

manusia.

Perempuan itu, yang mulai terpengaruh dengan bujukan ular, menjawab bahwa buah

pohon-pohonan dalam taman Eden boleh dimakan, kecuali buah pohon yang di tengah-tengah

taman.

19
Ular kemudian melancarkan tipuannya yang kedua, yaitu bahwa mereka tidak akan mati

ketika makan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat, melainkan menjadi seperti Allah,

mengetahui apa yang baik dan yang jahat.

Di sini ular tidak saja membelokkan perintah Allah, melainkan ia membantah perintah

Allah seolah-olah manusia tidak akan mati ketika makan buah pohon pengetahuan yang baik dan

yang jahat. Ular juga memberikan impian bahwa manusia akan menjadi seperti Allah. Dengan

kata lain, ular mengatakan bahwa Allah berbohong kepada manusia dan menyembunyikan

kebenaran.

Di sini lalu perempuan itu mempercayai perkataan ular bahwa mereka akan menjadi

seperti Allah. Lalu disebutkan bahwa perempuan itu mulai melihat bahwa buah pohon itu baik

untuk dimakan dan sedap kelihatannya, dan menarik hati karena memberi pengertian.

Itulah kisah kejatuhan manusia dalam dosa menurut narasi Kejadian 3:1-8. Beberapa

teolog mengatakan bahwa kisah ini mewakili pengalaman manusia jatuh dalam dosa sepanjang

sejarah. Ada beberapa ciri dari bujukan ular yang mewakili Iblis, yang dapat membawa manusia

kepada dosa:

- Anggapan bahwa Allah itu tidak baik dan cenderung selalu melarang manusia.

- Anggapan bahwa manusia tidak akan mati ketika melawan perintah Allah.

- Anggapan bahwa Allah berbohong kepada manusia dan menyembunyikan kebenaran.

- Anggapan bahwa menjadi seperti Allah adalah suatu keinginan yang wajar.

- Anggapan bahwa memiliki pengertian dan pengetahuan itu selalu baik, tidak peduli

apakah caranya melanggar perintah Allah.

Di antara kelima anggapan tersebut, tampaknya yang paling menentukan adalah

anggapan bahwa Allah itu tidak baik kepada manusia. Bukankah kerap terjadi bahwa jika kita

20
merasa tidak dipedulikan oleh Allah, maka kita merasa berhak untuk melakukan apa saja,

termasuk berbuat dosa? Jadi perasaan sebagai orang yang paling sengsara itulah yang mendorong

kita untuk mengabaikan Tuhan dalam hidup kita, padahal Tuhan senantiasa mengasihi dan

melimpahkan kebaikan kepada kita. Karena itu kita mesti waspada jika kita mulai merasa

sebagai orang yang paling menderita di dunia, dan bahwa banyak orang lain yang lebih

beruntung. Itu adalah tanda-tanda bujukan Iblis agar kita lalu jatuh dalam dosa, misalnya mulai

korupsi, mencuri, menyerobot hak orang lain dst. Bahkan boleh dikatakan bahwa kejatuhan

manusia yang pertama dalam dosa disebabkan oleh korupsi, jika korupsi dapat diartikan

termasuk dalam mengambil apa yang bukan hak sebenarnya.

Sebaliknya, daripada bersikap seolah-olah Allah tidak mempedulikan kita, lebih baik jika

kita terus bersyukur atas kebaikan dan pemeliharan Tuhan dalam hidup kita. Dengan sikap

bersyukur kita akan terus menjaga iman kita bahwa Tuhan sungguh-sungguh baik kepada kita

dan mempedulikan kita, betapapun kesulitan yang kita alami. Lihatlah misalnya kisah Ayub yang

tidak mau mengumpat Tuhan sekalipun seluruh harta dan anak-anaknya direnggut daripadanya,

dan ia juga mendapat penyakit kulit yang parah di sekujur tubuhnya. Itulah sebabnya dalam

banyak bagian di Alkitab ditekankan untuk senantiasa bersyukur kepada Tuhan. Sikap bersyukur

ini berhubungan erat dengan sukacita yang dari Tuhan. Itulah sikap iman yang sejati.

Memang tidak setiap kali Tuhan melepaskan kita dari semua kesulitan dan problem yang

kita hadapi, tapi kita bisa berdoa kepada Tuhan agar diberikan kekuatan dan ketabahan dalam

menjalani setiap kesulitan tersebut. Itulah sebabnya kita patut senantiasa bersyukur kepada

Tuhan, dan tidak sekali-kali berpikiran bahwa Tuhan tidak baik dan tidak mempedulikan kita.

Sebagai penutup, perkenankan saya mengajak kita semua merenung: Sudahkah kita mengucap

syukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya hari ini?

21
6. Implikasi: 5 perintah untuk Etika bisnis

Setelah kita memahami bagaimana seharusnya kita bersyukur atas kebaikan Tuhan alih-

alih mencurigai bahwa Tuhan bertindak tidak adil kepada kita, maka ada baiknya sebagai

penutup tulisan ini kita mengutip 5 perintah untuk Etika bisnis menurut Jerry White, sebagai

berikut:19

a. Batu timbangan yang benar: “Haruslah ada padamu batu timbangan yang utuh dan

tepat…” (Ul. 25:35-15)

b. Kejujuran total: hal ini dapat dikaitkan dengan integritas karakter pejabat publik.

c. Hukum melayani: dalam bidang layanan publik perlu diterapkan prinsip kepemimpinan

pelayan (servant leadership). Lihat Mark. 9:35; juga Luk. 22:26 (“….yang terbesar di

antara kamu hendaklah menjadi sebagain yang paling muda dan pemimpin sebagai

pelayan.”). Dalam bidang kepemimpinan pelayan ini ada buku yang baik ditulis oleh

Greenleaf.

d. Tanggungjawab pribadi: setiap aspek dari layanan publik mesti akuntabel dan dapat

dipertanggungjawabkan.

e. Keuntungan yang wajar: dalam dunia usaha maupun BUMN, tidak etis untuk

menerapkan target keuntungan yang spektakuler hanya untuk mencapai target laba

tahunan tertentu, bahkan sekalipun perusahaan atau BUMN tersebut mencapai situasi

monopolis atau oligopolis dalam bidang industri tertentu.

Demikianlah beberapa pokok pemikiran penulis, dengan harapan akan dapat memotivasi

karya-karya berikutnya dalam rangka merumuskan teologi anti-korupsi khususnya untuk konteks

Indonesia.

19
Jerry White, Kejujuran, Moral dan Hati Nurani. Diterjemahkan oleh Soetarto (Jakarta, BPK Gunung
Mulia, 1979), 59-66.

22
7. Penutup

Dalam makalah ini, penulis membahas beberpa kemajuan yang beberapa dicapai

pemerintahan daerah di Indonesia dalam menanggulangi masalah korupsi. Langkah-langkah

tersebut dapat dicontoh oleh kota-kota lain untuk mengurangi dampdak dari korupsi dan juga

memperbaiki layanan publik dan transparansi birokrasi. Pendekatan lain yang mungkin

dilakukan adalah dengan cara mengurangi niat untuk korupsi dengan cara merumuskan dan

mempromosikan suatu teologi anti-korupsi. Karena kebanyakan masyarakat Indonesia adalah

religius, maka etika anti-korupsi yang berdasarkan teologi dan keyakinan religius mungkin lebih

akan dipertimbangkan secara serius oleh masyarakat Indonesia, daripada etika yang dirumuskan

berdasarkan pemikiran filsafat etika. Adalah merupakan harapan penulis bahwa teologi anti-

korupsi akan dapat dikembangkan dalam waktu dekat, dan kemudian disosialisasikan oleh

banyak pemimpin religius dan spiritual di Indonesia. Makalah ini adalah salah satu upaya awal

ke arah itu.

Document history: Versi 1.0: 26 Februari 2014; versi 1.1: 30 April 2014; versi 1.2: 11
Mei 2014

Victor Christianto
Cellular phone: 0878-59937095
Email: victorchristianto@gmail.com
URL: http://www.sciprint.org
URL: http://independent.academia.edu/VChristianto
URL: http://www.vixra.org/author/Victor_Christianto
URL: http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto

23
Paskah dan Kemerdekaan
By Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Bahan ajar Sekolah Minggu 17 Agustus 2014

Tema: Paskah dan Kemerdekaan


Teks: Kel. 12:43-50

1. Fokus

Hari ini bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaan yang ke-69. Meskipun bukan tanpa

pelbagai masalah, ternyata Tuhan tetap mengijinkan bangsa ini dalam kondisi persatuan dan

kedamaian yang baik. Anak-anak juga akan belajar menghubungkan kemerdekaan dengan

peristiwa Paskah bangsa Israel, sebagaimana dikisahkan dalam Kel. 12.

2. Tujuan:

2.a. Mengajak anak-anak untuk menghargai kemerdekaan yang telah dianugerahkan

Tuhan kepada bangsa Indonesia.

2.b. Mengajak anak-anak untuk memahami pentingnya mengisi kemerdekaan dengan ha-

hal yang memuliakan Tuhan.

3. Penjelasan bahan:

3.a. Paskah yang telah diperingati beberapa bulan lalu sebenarnya berakar pada hari

pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Melalui tangan Tuhan yang kuat, bangsa

Israel dilepas pergi oleh Firaun setelah semua anak sulung di Mesir dibunuh oleh malaikat

Tuhan.

24
3.b. Paskah juga disebut Pascha atau Passover. Passover atau pass over memiliki berbagai

arti, di antaranya adalah “bypass” atau “fly over.” Artinya kira-kira adalah bahwa malaikat

Tuhan melompati bangsa Israel dan tidak membunuh anak-anak sulung mereka, karena di

ambang pintu orang-orang Israel mereka telah menaruh tanda berupa darah anak domba Paskah.

Anak domba Paskah yang membuat umat Israel terbebas dari maut itu melambangkan penebusan

Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah yang menyelamatkan seluruh dunia.

3.c. Dalam konteks bangsa Indonesia, kita juga mengingat akan jasa para pahlawan yang

telah mengorbankan diri mereka agar bangsa Indonesia terbebas dari perbudakan. Dan kita juga

tergugah untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa Indonesia dan bagi kemuliaan Tuhan.

4. Pelajaran untuk anak kelas besar (4-6 sd) dan kelas tengah (1-3 sd)

4.a. Bacalah teks Kej. 12:43-50 secara bergantian.

4.b. Pendahuluan: tanyakan kepada anak-anak apa yang biasa mereka lakukan di bulan agustus

dalam rangka menyongsong Hari Kemerdekaan Indonesia? Mungkin ada yang wajib ikut

upacara di sekolah atau ada yang ikut lomba di rt/rw? Biarkan anak-anak mendiskusikan

jawaban yang diberikan.

4.c. Ilustrasi: Dedi sering merasa bersalah karena ibunya meninggal ketika melahirkannya. Ia

merasa bahwa ialah yang membunuh ibunya, sehingga ia merasa rendah diri dan ia sering

mengucilkan diri. Suatu kali ketika ia sedang berulang tahun ke-17, ia berkunjung ke makam

ibunya. Ketika ia sedang merenung, tiba-tiba ia seperti mendengar Tuhan menegur dia:

“Lihatlah, ibumu rela mengorbankan nyawanya untuk melahirkanmu, itu karean engkau adalah

orang yang penting untuk dunia. Jadi sebaiknya mulailah melakukan sesuatu dengan itu.” Sejak

itu, Dedi berubah dari polapikir yang lama, ia sekarang bersemangat untuk menjadi manusia

25
yang berguna bagi masyarakat, karena ia berpikir: “Karena ibu saya telah mati untuk melahirkan

saya, saya harus menjadi orang yang berguna.”

4.d. Untuk mempersiapkan bangsa Israel dari tulah kesepuluh yang akan dilaksanakan oleh

Tuhan kepada bangsa Mesir, Musa memerintahkan umat Israel untuk mengambil darah anak

domba Paskah lalu dioleskan di ambang pintu rumah mereka masing-masing. Musa juga

memerintahkan umat Israel untuk mempersiapkan roti tidak beragi.

4.e. jelaskan pelajaran dari teks ini:

Ada setidaknya 2 pelajaran yang bisa dipetik dari teks yang kita baca hari ini, antara lain:

- adik-adik mesti belajar mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memberikan

kemerdekaan kepada bangsa Indonesia 69 tahun lalu, sehingga kita sekarang bisa hidup bebas

dengan pemerintahan yang dipilih secara demokratis.

- adik-adik mesti belajar untuk peduli terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi

oleh bangsa Indonesia termasuk lingkungan sekitar adik-adik, misalnya krisis air minum, krisis

listrik, kemacetan yang semakin parah dan seterusnya. Jika besar nanti, belajarlah untuk menjadi

seorang penyelesai masalah (problem solver) bukan pembawa masalah. Banyak krisis yang

dihadapi bangsa ini, misalnya: krisis pertumbuhan penduduk, krisis pangan, krisis energi, krisis

listrik, krisis impor bbm dan seterusnya. Uluran tangan untuk membantu masyarakat yang

tertinggal juga perlu diberikan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain: naiklah

angkutan umum jika mungkin, matikan air dan lampu jika tidak perlu.

4.f. Tutuplah dengan pesan agar anak-anak berdoa agar bangsa Indonesia dapat menjaga

persatuan dan kedamaian di semua daerah, dan khususnya agar pemerintahan dan presiden yang

baru dapat membawa banyak perubahan ke arah kebaikan bagi bangsa Indonesia.

26
4.g. Penerapan:

- hendaknya kita terus berdoa bagi kesejahteraan bangsa Indonesia dan bagi presiden dan

wakil presiden yang baru terpilih agar dapat menjalankan tugas mereka dengan baik untuk

memimpin bangsa Indonesia menjadi lebih sejahtera dan lebih beriman kepada Tuhan.

- hendaknya kita belajar melakukan sesuatu yang berguna bagi keluarga dan lingkungan

sekitar.

- Pertanyaan: apakah yang adik-adik bisa lakukan untuk memuliakan Tuhan dan

membantu sesama di rumah dan di sekolah?

4.h. Saran lagu penutup: Pelangi KasihNya.

5. Pelajaran untuk kelas kecil (1-5 tahun)

5.a. Tidak usah membacakan teks Keluaran 12:43-50.

5.b. ceritakanlah tentang bangsa Israel yang dibebaskan dari perbudakan oleh Firaun.

5.c. Pertanyaan: apakah yang adik-adik bisa lakukan untuk memuliakan Tuhan di rumah dan di

sekolah?

5.d. Ajak anak-anak menyanyi: Pelangi KasihNya.

Version 1.0: 13 Agustus 2014

Victor Christianto

Email: victorchristianto@gmail.com

URL: http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
URL: http://independent.academia.edu/VChristianto

27
Pelangi KasihNya

Apa yang kau alami kini


Mungkin tak dapat engkau mengerti
Satu hal tanamkan dalam hati,
Indah semua yang Tuhan bri

Tuhanmu tak akan member


Ular beracun pada yang minta roti
Cobaan yang kau alami,
Tak melebihi kekuatanmu

Reff.:
Tangan Tuhan sedang merenda
Suatu karya yang agung mulia
Saatnya kan tiba nanti,
Kau lihat pelangi kasihNYA.

28
Abraham diuji imannya
By Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Bahan ajar Sekolah Minggu 13 juli

Tanggal: Minggu II, 13 juli 2014

Tema: Abraham diuji imannya

Teks: Kej. 22:1-19

1. Fokus

Salah satu tema yang cukup menonjol dalam Alkitab adalah tentang orang-orang besar yang diuji

iman dan kesetiaan mereka kepada Tuhan, misalnya bisa disebut di sini Abraham dan Ayub.

Anak-anak akan diajak untuk merenungkan bagaimana mengambil sikap yang benar jika

menghadapi ujian atau masalah yang melibatkan hal-hal yang mereka cintai.

2. Tujuan:

2.a. Mengajak anak-anak untuk mengutamakan Tuhan dalam hidup mereka di atas segala hal.

2.b. Mengajak anak-anak untuk percaya bahwa Tuhan tidak pernah mencobai lebih dari

kemampuan kita, dan Ia senantiasa memberikan jalan keluar dari persoalan kita asal kita tetap

percaya kepadaNya.

3. Penjelasan bahan:

3.a. Dalam tradisi banyak agama kuno di dunia ini, terdapat ritual mengenai persembahan kepada

dewa-dewa untuk meredakan kemarahan para dewa tersebut. Persembahan itu mungkin berupa

hewan seperti kambing dan domba, tapi juga tidak jarang berupa manusia. Misalnya ritual suku

29
Maya dan Inca di amerika latin, pada jaman dulu mereka sering melakukan upacara persembahan

korban manusia, yang diabadikan dalam teks teks kuno atau pahatan di piramida-piramida

mereka. Demikian juga dengan suku-suku asli di pedalaman Papua, praktek praktek semacam ini

pernah dijumpai.

3.b. karena itu jika kita membaca teks Kejadian 22:1-19 maka mau tidak mau teks ini

mengingatkan kita akan ritual kuno persembahan kurban manusia tersebut. Benarkah Tuhan

menghendaki Abraham untuk mempersembahkan anaknya sendiri sebagai kurban bakaran?

3.c. Dari teks ini kita belajar bahwa ternyata Tuhan tidak menghendaki persembahan amak

Abraham, sebaliknya Tuhan menyediakan sendiri anak domba untuk dijadikan korban. Karena

itu Abraham mengatakan: “Tuhan menyediakan” (Jehovah Jireh). Hal ini juga merupakan

simbol bagi pengorbanan Yesus di atas kayu salib bagi penebusan dosa manusia, ternyata Tuhan

tidak menghendaki umat manusia mati, dan karena itu Ia mengutus AnakNya sendiri sebagai

Anak Domba Allah untuk menghapus doss dunia (lihat Yoh. 1:29,1:36 ).

4. Pelajaran untuk anak kelas besar (4-6 sd) dan kelas tengah (1-3 sd)

4.a. Bacalah teks Kej. 22:1-19 secara bergantian.

4.b. pendahuluan: tanyakan kepada anak-anak apa yang akan mereka lakukan jika ada orang

yang meminta barang-barang yang mereka cintai, misalnya mainan kesayangan, sepeda, tas atau

lainnya? Maukah mereka memberikannya?

4.c. Ilustrasi: Rita adalah seorang anak kelas 3 sd, dia mempunyai sebuah boneka beruang yang

sangat dia sukai, dan setiap malam boneka itu menemani dia di tempat tidur. Suatu kali seorang

guru sekolah minggu menanyakan kepada Rita apakah bonekanya boleh dipinjam oleh guru-guru

sekolah minggu untuk digunakan dalam pertunjukan panggung boneka. Bagaimana sikap adik-

30
adik jika menjadi Rita, akan memberikan boneka kesayangan atau tidak?

4.d. Abraham juga memiliki sesuatu yang sangat disayanginya selain istrinya, yaitu anaknya

yang telah ditunggunya selama 25 tahun. Tuhan juga menjanjikan bahwa anaknya itu akan

menjadi bangsa yang besar. Tetapi Abraham kaget mendengar perintah Tuhan supaya dia

mempersembahkan anaknya yang tunggal itu. Namun ia tidak bertanya: mengapa saya,Tuhan?

Tetapi keesokan harinya ia langsung berkemas untuk pergi ke gunung bersama Ishak dan

bujangnya. Ketika Ishak bertanya kepada ayahnya: Di manakah domba untuk persembahan? ( ay.

7) Maka Abraham dengan penuh iman menjawab bahwa Tuhanlah yang akan menyediakan (ay.

8). Mungkin juga Abraham menjawab anaknya itu dengan nada agak putus asa. Tapi yang jelas

is berjalan terus ke atas gunung, dan ternyata pada menit terakhir sebelum ia menyembelih

anaknya, ternyata Tuhan menyetop dia dan memang ada anak domba di belakangnya yang telah

disiapkan Tuhan.

4.e. jelaskan pelajaran dari teks ini:

- kata mencoba dalam ayat 1 merupakan pengaruh King James Version dalam alkitab LAI.

Dalam KJV kej. 22:1 menggunakan kata "tempt" atau mencobai, padahal Tuhan tidak pernah

mencobai. Kata yang lebih tepat adalah menguji atau "test."

- Tuhan kadang mendidik anak-anakNya dengan cara menguji iman mereka dengan tujuan agar

iman mereks bertumbuh. Karena itu anggaplah ujian adalah suatu tanda bahwa adik adik akan

naik kelas.

- Tuhan melarang manusia untuk mempersembahkan anak-anaknya, jadi Tuhan tdsk seperti

dewa dewa kuno yang menuntut persembahan anak. Baca Imamat 18:21, 20:2. Bahkan menurut

Imamat, jika ada orang yang mempersembahkan kurban anaknya sendiri kepada Molokh, maka

ia harus dihukum mati. Jelas bahwa Tuhan tidak ingin ada manusia yang mati untuk menebus

31
dosa yang lainnya, karena itu Tuhan mengutus AnakNya yang tunggal untuk menjadi Anak

domba Allah yang menebus dosa manusia (Yoh. 1:29, 1:36).

- ada suatu pola dalam hidup orang beriman khususnya dalam hidup Abraham, yaitu di mana ada

suatu situasi krisis, ia tidak menyerah tapi terus melangkah dan berjalan dengan iman hingga

Tuhan membuka jalan keluar. Ini dapat kita amati ketika ia meninggalkan sanak familinya,

memasuki tanah mesir dst. Abraham terus berjalan bersama Tuhan. Dalam kalimat Prof.

Yohanes Surya, kita perlu menerapkan krilangkun. Kri artinya setiap krisis pasti memiliki jalan

keluar. Lang artinya melangkah terus dengan iman dan doa. Kun artinya tekun dalam

menempuh perjalanan bersama Tuhan hingga Tuhan menggerakkan alam semesta untuk

menolong kita menemukan jalan keluar. Itulah prinsip Mestakung (semesta mendukung). Situasi

kritis bisa berasal dari orang lain, situasi, Tuhan, atau kita menciptakan sendiri situasi kritis,

misalnya adik-adik memasang suatu target untuk tampil sebagai penyanyi lagu rohani yang

populer di youtube.com. Maka itu juga suatu kondisi kritis atau tantangan untuk dicapai.

4.f. Tutuplah dengan pesan agar anak-anak semakin mempercayai dan mengasihi Tuhan di atas

segalanya. Yakinlah bahwa Tuhan senantiasa menyediakan jalan keluar dari masalah-masalah

kita. Ajak anak-anak berdoa agar Tuhan menguatkan dan memampukan adik-adik untuk tetap

setia dan mengasihi Tuhan apapun yang terjadi.

4.g. Penerapan:

- hendaknya kita dengar-dengaran kepada perintah orangtua, guru dan Tuhan

- hendaknya kita mengasihi Tuhan di atas segala hal

- hendaknya kita yakin untuk berjalan dengan iman sampai Tuhan membukakan jalan keluar atas

masalah kita

- percayalah bahwa Tuhan menyediakan apa yang kita perlukan (Jehovah Jireh).

32
4.h. Tutup dengan lagu: Kutahu Tuhan pasti buka jalan.

5. Pelajaran untuk kelas kecil (1-5 tahun)

5.a. Tidak usah membacakan teks Kejadian 22:1-19

5.b. ceritakanlah tentang Abraham yang diminta oleh Tuhan untuk mempersembahkan anaknya

yang tunggal yaitu Ishak, ternyata Abaham menurut dan tidak membantah Tuhan.

5.c. Pertanyaan: apakah adik-adik mau menurut perintah orang tua, guru dan Tuhan Yesus?

5.d. Ajak anak-anak menyanyi: kutahu Tuhan pasti buka jalan.

Version 1.0: 2 juli 2014

Victor Christianto

Email: victorchristianto@gmail.com

URL: http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
URL: http://independent.academia.edu/VChristianto

33
Merdeka dari kemarahan
(Freedom from anger)

Waktu: 17 agustus 2014 (HUT RI, tapi batal karena upacara)

Ayat: Mat. 5:22

Waktu: jam 7:30-9:30

Pendahuluan

Selamat pagi bapak-bapak dan saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Hari ini kita memperingati

hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke68, jadi saya akan serukan kata "Merdeka". Tolong

disambut dengan seruan "Merdeka" juga dengan suara keras. Mari kita serukan: Merdeka!

Merdeka! Merdeka!

Di hari kemerdekaan yang indah ini, saya kira ada baiknya kita belajar untuk merdeka juga dari

kemarahan. Karena itu saya memberi judul kotbah pagi ini: "Merdeka dari kemarahan" atau

Freedom from anger.

Tentu bukan berarti kita tidak boleh marah sama sekali, tapi sebagai umat kristen kita mesti

menuruti perintah Yesus, yaitu: kita tidak boleh dikuasai oleh rasa marah itu. Sebelum saya

melanjutkan, izinkan saya bertanya kepada bapak-bapak sekalian: Siapa yang pernah marah?

Silakan angkat jari. Ya, saya kira kita semua pernah marah.

Lalu pertanyaan berikutnya: apakah bapak-bapak pernah melakukan suatu tindak kekerasan

karena marah? Mungkin sebagian ada yang pernah, atau malah ada yang justru masuk ke tempat

ini karena tidak dapat mengendalikan amarah.

Ya, kita perlu untuk mengendalikan kemarahan, karena kemarahan dapat menghancurkan rumah

34
tangga, keluarga, atau bahkan hidup orang lain. Kemarahan juga bisa muncul kepada diri sendiri,

kepada pemerintah atau bahkan kepada Tuhan.

Mungkin ada baiknya kita merenung sejenak selama 3 menit, apakah sikap bapak-bapak selama

menunggu hari kebebasan yang mungkin akan datang 1 tahun, 2 tahun atau bahkan 10 tahun

lagi?. Saya membayangkan bahwa ada beberapa kemungkinan sikap:

A. Penuh kemarahan. Bersumpah akan membalas orang-orang yang menyebabkan kita masuk

penjara,

B. menyalahkan aparat negara yang menangkap kita, serta hakim yang memvonis kita.

C. Menerima hukuman untuk memperbaiki sikap kita, dan berjanji untuk berbuat lebih baik

setelah keluar dari lp,

D. Marah kepada Tuhan yang memberikan nasib buruk kepada kita,

E. bertobat dan berjanji untuk hidup sebagai orang kudus.

Tentunya kita perlu belajar untuk tidak menyalahkan orang lain atau menyalahkan keadaan atau

dunia yang tidak adil, tapi kita perlu belajar berdamai dengan diri sendiri dan mulai memperbaiki

kelakuan kita.

3 jenis respons: agresif, pasif, asertif

Yang perlu diingat, kemarahan adalah sesuatu yang wajar, tapi respons yang destruktif (merusak)

terhadap rasa marah itu yang tidak wajar. Secara garis besar, ada tiga jenis respons dalam

menanggapi kemarahan, yaitu: agresif, pasif, atau asertif. Misalnya setelah keluar dari ruangan

ini, ada seseorang yang menampar wajah bapak-bapak, lalu bagaimana respons kita? Kalau kita

agresif, kita mungkin akan naik pitam lalu mungkin memukul atau menghajar orang yang

memukul kita. Kalau kita pasif, mungkin kita akan pasrah atau "nrimo" dalam bahasa jawa. Atau

35
kita bisa juga mengambil sikap asertif, yaitu mengikuti ajaran Yesus: "jika orang menampar pipi

kananmu, berikanlah juga kepadanya pipi kirimu." (Matius 5:39)

Jadi bukan tindakan orang yang memancing marah itu yang penting, tapi respons atau sikap kita

terhadap tindakan tersebutlah yang menentukan.

Perlu diperhatikan bahwa sikap agresif atau pasif itu keduanya tidak baik, karena jika kita

"agresif" maka kita cenderung melampiaskan marah dengan cara yang merusak, mungkin

merusak benda-benda di sekitar kita atau bahkan melukai orang-orang di sekitar kita. Sebaliknya,

jika kita "pasif" maka energi kemarahan itu akan kita serap, dan akibatnya suatu saat mungkin

akan meletus, seperti balon yang ditiup terus maka akan meledak. Atau jika tidak meletus maka

tubuh kita tidak akan sanggup menampung energi kemarahan itu, dan energi itu lalu berubah jadi

penyakit jantung, sakit lever, atau sakit kepala.

Sikap yang sehat dalam menunjukkan kemarahan adalah "asertif." Asertif artinya dapat

menunjukkan sikap yang terkendali dan tenang sambil mengemukakan persoalan sebenarnya.

Lebih baik lagi, jika sikap asertif itu kita tunjukkan dengan cara memberi pipi kiri kita, jika pipi

kanan kita ditampar. Hal ini akan mendorong orang lain untuk berubah sikap, dan lalu kita dapat

berdamai dengan dia.

Pentingnya mengendalikan marah

Menurut sebuah studi, rata-rata orang dewasa terpicu kemarahannya sekitar 6 kali sehari, mulai

dari merasa dilecehkan hingga amarah yang meledak. Jadi ini merupakan suatu masalah yang

penting. Bahkan seorang psikolog mengatakan bahwa banyak kasus yang dihadapi laki-laki

dewasa yang datang kepada konselor, pada intinya berasal dari marah dan seks. Jadi marah

bukanlah hanya masalah perempuan, tapi juga laki-laki, meskipun perempuan mungkn lebih

36
ekspresif dalam menunjukkan kemarahan.

Landasan Alkitab

Bapak-bapak serta saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Dalam alkitab LAI ada 46 kali disebut

kata "marah, meski saya belum cek bahasa asli yang digunakan. Salah satu ayat yang terkenal

adalah ucapan Yesus: "setiap orang yang marah kepada saudaranya harus dihukum." (Mat. 5:22)

Apakah ayat ini mengajarkan bahwa kita sama sekali tidak boleh marah? Atau marah adalah

sejenis kejahatan?

Kemarahan adalah sejenis alarm yang mengingatkan manusia akan bahaya yang mungkin akan

menimpa dirinya, sehingga dia bereaksi secara instingtif. Jika alarm tersebut berbunyi, maka

secara tidak sadar akan timbul respons defensif yaitu terpicunya otak reptil (reptilian brain) yang

ada di belakang kepala kita. Respons defensif itu akan membuat kita melakukan salah satu di

antara 3 pilihan berikut:

- fight ( lawan )

- flight ( lari )

- freeze ( diam secara kaku )

Ketiganya adalah respons dasar manusia terhadap ancaman.

Yang menjadi persoalan adalah bahwa mungkin alarm itu terlalu sensitif dan tidak pernah disetel

sebelumnya, sehingga terlalu cepat berbunyi walau pun tidak ada bahaya. Jadi cara

menanggulanginya adalah kita perlu memeriksa pola pikir kita yang menyebabkan bahaya itu

dari mana asalnya atau kapan mulai terbentuk.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa otak reptil kita hanya dapat mengatur respons seketika

terhadap problem, tapi tidak dapat mengambil keputusan rasional, karena keputusan rasional

37
dilakukan oleh otak frontal di bagian depan (frontal lobe). Karena itulah tujuan utama

pengendalian kemarahan adalah mengembalikan proses kontrol perilaku dari otak reptil ke otak

frontal kita, caranya adalah dengan melakukan pengelolaan tensi (tension management). Baru

setelah tensi atau suhu dapat dikelola, kita dapat memecahkan masalah sebenarnya (problem

solving).

Langkah-langkah mengendalikan marah

Menurut Fredric Provenzana, ada 2 tahapan utama untuk mengendalikan marah yaitu

pengelolaan suhu atau tensi (tension management) dan pemecahan masalah (problem solving).

Yesus sendiri tercatat pernah marah beberapa kali menurut PB, lihat Mark. 3:5 dan 10:14. Jadi

agaknya kesimpulan sederhana bahwa Alkitab melarang orang untuk marah kurang tepat, yang

betul adalah Alkitab mengajarkan bagaimana mengelola kemarahan secara positif dan untuk

tujuan kreatif. Misalnya Yesus menggunakan kemarahan-Nya untuk menyembuhkan orang

(Mark. 3:5).

Petunjuk ini dapat kita lihat dalam Ef. 4:26 : "apabila kamu marah, jangan berbuat dosa". Jadi

bukan marahnya yang keliru, tapi bagaimana kita dapat terhindar dari perilaku destruktif seperti

membanting piring, merusak tv atau kulkas, melukai orang, membalas dendam dst.

Petunjuk lain adalah dari Yakobus 1:19 "hendaklah kamu ... Lambat untuk marah."

Jika kita membaca ayat ini dalam terang psikologi, maka mungkin yang dimaksud adalah

pengelolaan tensi.

A. Pengelolaan tensi

Langkah 1. Akui kemarahanmu. Cek tanda-tanda dalam tubuh. Rasakanlah di mana kemarahan

38
itu terjadi dalam tubuhmu, mungkin di perut, mungkin di leher, mungkin di kepala dst.

Langkah 2. Stop dari aksimu. Tenangkan dirimu, dan katakan kepada dirimu: "Tenang!"

Langkah 3. Relaks (de-eskalasi). Salah satu cara adalah bernafaslah perlahan melalui hidung, dan

lepaskan perlahan juga. Cara lain adalah berbicara dengan dirimu sendiri.

Langkah 4. Cek tingkat kontrol dirimu. Tanyakan pada dirimu: "apakah aku tuan atas tubuhku?"

Periksa apakah tanda-tanda kemarahan dalam tubuhmu sudah menurun. Jika belum, ulangi

langkah 3 atau pergilah menjauh dari situasi stress tersebut.

Note: menurut Dr. Tom Dooley, jika kita mulai marah, perlu ambil waktu sejenak untuk

menenangkan diri yang disebut "time out." Waktunya bisa berkisar antara 20 menit sampai 60

menit, menurut situasi.

B. Pemecahan masalah

Jika tensi Anda sudah menurun, Anda dapat mulai memecahkan masalah dengan empat langkah

berikut:

Langkah 1. Definisikan masalah Anda.

Langkah 2. Buatlah rencana. Rencana sebaiknya mencakup apa yang ingin Anda capai dan apa

yang Anda ingin hindari. Pikirkan juga rencana cadangan, untuk jaga jaga jika rencana awal

tidak berhasil.

Langkah 3. Laksanakan rencana itu. Jika rencana Anda tidak berhasil, tanyakan apakah itu

karena Anda kurang memberi waktu cukup untuk melaksanakan, atau karena itu memang

waktunya untuk beralih ke rencana cadangan?

Langkah 4. Evaluasilah rencana tersebut. Jangan lupa memberi hadiah pada diri Anda sendiri

39
atas keberhasilan Anda mengelola amarah, meskipun mungkin semuanya tidak berjalan sesuai

keinginan Anda.

Ilustrasi

Berikut ini saya ingin menceritakan pengalaman saya sendiri minggu lalu. Beberapa tahun lalu,

saya merasa sulit mengendalikan kemarahan saya. Kadang saya agak emosional.

Tapi kira-kira 2 minggu yang lalu, ada seorang teman dari Jakarta yang menulis sms kepada saya

bertulisan: "bodo".

Saya seketika itu marah dan ingin membalas sms itu dengan ejekan atau balasan yang lebih hebat

lagi, tapi kemudian saya menyadari bahwa cara itu tidak berguna dan hanya akan mengurangi

teman saya di dunia. Jadi sepanjang malam itu saya hampir tidak bisa tidur, memikirkan

bagaimana cara saya mengirim tanggapan yang baik, tapi juga menunjukkan bahwa saya agak

tersinggung dengan sms tersebut.

Paginya sekitar jam 6, baru saya membalas sms balasan yang bunyinya seperti ini: "Kamu selalu

merendahkan saya. Tidak jadi masalah, saya mengampuni kamu. Tapi kamu sedang sakit."

Kira-kira dua jam kemudian baru dia membalas sms saya lagi, mengatakan bahwa dia minta

maaf dan dia tidak bermaksud untuk menghina atau mengejek, tapi lebih seperti ungkapan orang

betawi: bodo amat atau peduli amat. Jadi tidak ada maksud merendahkan saya. Dia juga

mengatakan bahwa dia tidak sakit.

Jadi saya merasa lega dapat menangani kemarahan saya, dan tidak perlu kehilangan seorang

teman gara-gara respons saya yang terlalu emosional.

Pelajaran penting di sini adalah bahwa kita akan dapat bersikap lebih tenang dan asertif jika kita

mengambil waktu yang cukup untuk "time out", kalau perlu 1 sampai 3 jam, sebelum kita

40
menunjukkan reaksi kita. Setelah waktu time out tersebut, maka kita dapat bereaksi dengan

kepala dingin. Ingat pepatah yang mengatakan: "hati boleh panas, tapi kepala mesti tetap dingin."

Penerapan

Bagaimana dengan bapak-bapak serta saudara-saudara sekalian? Apakah punya cerita juga

tentang bagaimana mengendalikan kemarahan?

Tuhan kiranya memberikan kita kekuatan untuk mengendalikan kemarahan kita, sehingga itu

tidak merusak hidup kita sehingga kita menyesalinya kemudian. Jika kita dapat mengendalikan

kemarahan kita, maka itu akan dapat menjadi suatu kesaksian yang baik di antara saudara-

saudara kita yang belum beriman kepada Yesus. Namun jika kita masih sulit mengendalikan

kemarahan kita, mintalah pertolongan Roh Kudus. Kiranya damai sejahtera Allah menyertai

Anda semua.

Amin.

Version 1.0: 9 agustus 2014, version 1.1: 14 agustus 2014


Victor Christianto
Email: victorchristianto@gmail.com
Http://independent.academia.edu/VChristianto
Http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto

41
Yusuf dibuang ke dalam sumur
By Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Bahan ajar Sekolah Minggu 3 Agustus 2014

Tema: Yusuf dibuang ke dalam sumur

Teks: Kej. 37:1-36

1. Fokus

Salah satu tema yang sangat menarik untuk dipelajari dalam Alkitab khususnya Perjanjian Lama

adalah mengenai perjalanan iman seorang tokoh Alkitab. Dalam 2 minggu ini anak-anak akan

diajak untuk merenungkan perjalanan iman Yusuf, salah satu tokoh besar dan penyelamat

keluarga Yakub.

2. Tujuan:

2.a. Mengajak anak-anak untuk saling menghargai dan mengasihi dalam anggota

keluarga meskipun memang tidak mungkin menghilangkan persaingan antara saudara (sibling

rivalry).

2.b. Mengajak anak-anak untuk memahami pentingnya suatu visi atau mimpi dalam

hidup, khususnya visi yang diberikan oleh Tuhan kepada kita untuk dilaksanakan.

3. Penjelasan bahan:

3.a. Dalam tradisi kuno banyak bangsa di dunia termasuk di Jawa, mimpi memiliki peran

yang khas dan agak misterius, kadang mimpi dihubungkan dengan ramalan akan masa depan

42
atau nasib yang akan menimpa seseorang. Di Jawa bahkan ada sebuah buku yang khusus

membahas mengenai tafsir mimpi, dan kabarnya banyak orang yang diam-diam menafsirkan

mimpi-mimpi mereka menurut buku tersebut.

3.b. Dalam Alkitab memang tidak dijelaskan apakah dahulu juga ada semacam pakem

untuk meramalkan arti mimpi, namun yang jelas mimpi atau visi seseorang dapat menimbulkan

kecemburuan sosial di antara saudara-saudara sekandung, sebagaimana yang dialami Yusuf.

Bahkan ia nyaris dibunuh oleh saudara-saudaranya sendiri gara-gara mimpinya yang radikal

tersebut.

3.c. Selain karena mimpi, Yusuf dibenci oleh kakak-kakaknya karena Yakub mengasihi

dia lebih dari saudara-saudaranya yang lain. Memang jika orangtua cenderung pilih kasih maka

akan mudah terjadi perselisihan dalam keluarga.

4. Pelajaran untuk anak kelas besar (4-6 sd) dan kelas tengah (1-3 sd)

4.a. Bacalah teks Kej. 37:1-36 secara bergantian.

4.b. pendahuluan: tanyakan kepada anak-anak apa yang akan mereka lakukan jika ada seorang

temanmu di kelas yang bercerita kalau dia bermimpi tinggal di istana? Bisa dipahami bahwa

sebagian anak akan merasa iri hati.

4.c. Ilustrasi: Andi adalah seorang anak yang sangat cerdas di sekolah, dan menjadi murid

kesayangan dari semua guru di sekolahnya. Namun banyak teman sekelasnya yang agak iri hati

dengan perhatian lebih yang diterima Andi dari para guru, sehingga suatu hari mereka menaruh

serbuk gatal di bangku Andi. Akibatnya Andi mengalami gatal-gatal sepanjang hari itu.

Bagaimana menurut adik-adik, bolehkah kita “mengerjai” seorang anak yang dikasihi oleh para

guru?

43
4.d. Yakub memiliki seorang anak yang sangat dikasihinya melebihi semua anaknya yang lain,

yaitu Yusuf. Yakub mengasihi Yusuf karena ia lahir pada masa tuanya, dan lalu Yakub

membuatkan jubah yang maha indah untuk Yusuf. Namun itu belum seberapa, yang membuat

kakak-kakak Yusuf jengkel kepada anak remaja ini (usia baru 17 tahun) adalah karena ia

bercerita tentang mimpinya bahwa semua berkas akan menyembah kepada berkasnya. Ada

mimpi lain tentang matahari, bulan dan sebelas bintang yang menyembah bintangnya, yang

membuat iri hati kakak-kakaknya memuncak. Akibatnya Yusuf hampir dibunuh karena

mimpinya itu.

4.e. jelaskan pelajaran dari teks ini:

Ada setidaknya 4 pelajaran yang bisa dipetik dari teks yang kita baca hari ini, antara lain:

- perilaku orangtua atau guru yang pilih kasih kadang memang tidak terelakkan,

walaupun sebagai akibatnya akan muncul suasana yang tidak enak di antara saudara (sibling

rivalry). Karena itu orangtua mesti sedapat mungkin bersikap adil dalam menyayangi anak-

anaknya, meski itu tidak berarti harus selalu menyamakan dalam memberikan hadiah.

- kadang-kadang rasa iri hati atau jengkel dengan saudara sendiri menimbulkan

keinginan kita untuk menyingkirkan saudara kita, apalagi kalau dia lebih muda dan lemah dari

usia kita. Sehingga kita mencari jalan untuk melenyapkan adik kita yang menjengkelkan itu. Di

sini kita mesti belajar untuk mengendalikan emosi dan menyayangi saudara-saudara sekandung.

- mungkin adik-adik pernah merasakan di-bully (disakiti atau diancam) oleh kakak-kakak

kelas di sekolah? Adik-adik perlu belajar sabar namun tegas dalam menghadapi para pem-bully

tersebut.

- memiliki mimpi atau visi tentang masa depan memang berresiko bahwa kita akan

diolok-olok, misalnya jika kita bermimpi akan jadi menteri atau presiden, maka banyak teman

44
yang tidak akan senang. Tapi jika kita serius menekuni mimpi atau visi kita, apalagin jika mimpi

itu untuk kemuliaan Tuhan, maka pasti Tuhan akan melapangkan jalan. Tapi bersiap-siaplah

untuk menghadapi berbagai kejutan dalam mewujudkan mimpi tersebut, seperti Yusuf yang jalan

hidupnya susah ditebak. Beranikah adik-adik bermimpi seperti Yusuf?

4.f. Tutuplah dengan pesan agar anak-anak semakin mempercayai dan mengasihi Tuhan di atas

segalanya, dan berani meminta kepada Tuhan akan menumbuhkan visi atau mimpi yang besar.

Yakinlah bahwa Tuhan senantiasa menyediakan jalan keluar dari masalah-masalah kita

khususnya dalam mewujudkan mimpi kita. Ajak anak-anak berdoa agar Tuhan menguatkan dan

memampukan adik-adik untuk tetap tekun dalam menekuni mimpi dan visi yang diberikan

Tuhan. Jadilah manusia yang berani bermimpi seperti Yusuf, dalam bahasa sekarang ia disebut

sebagai contoh manusia yang visioner. Seorang misonaris pelopor dari abad 18, William Carey

pernah mengatakan: Mintalah hal-hal besar dari Tuhan, kerjakanlah hal-hal besar untuk Tuhan.

(“Expect great things from God. Attempt great things for God.”) Lihat:

www.goodreads.com/quotes/154702

4.g. Penerapan:

- hendaknya kita berani memiliki mimpi dan visi yang besar untuk kemuliaan Tuhan. Dunia

memerlukan orang-orang yang berani bermimpi besar untuk kemajuan umat manusia.

- hendaknya kita berani menekuni mimpi dan visi yang besar tersebut, bersama Tuhan tidak ada

yang mustahil.

- hendaknya kita yakin untuk berjalan dengan iman sampai Tuhan membukakan jalan keluar atas

masalah kita

4.h. Tutup dengan lagu: Tuhan adalah Gembalaku (Mazmur 23).

45
5. Pelajaran untuk kelas kecil (1-5 tahun)

5.a. Tidak usah membacakan teks Kejadian 37:1-36

5.b. ceritakanlah tentang Yusuf yang dimusuhi saudara-saudaranya karena mimpinya, namun ia

tidak takut untuk bermimpi. Akhirnya ia dibuang ke dalam sebuah sumur dan dijual menjadi

budak di Mesir.

5.c. Pertanyaan: apakah adik-adik mau mengerjakan yang terbaik untuk memuliakan Tuhan?

5.d. Ajak anak-anak menyanyi: Jalan serta Yesus.

Version 1.0: 31 juli 2014

Victor Christianto

Email: victorchristianto@gmail.com

URL: http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
URL: http://independent.academia.edu/VChristianto

46
Yusuf menafsir mimpi Firaun
By Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Bahan ajar Sekolah Minggu 10 Agustus 2014

Tema: Yusuf menafsir mimpi Firaun

Teks: Kej. 41:1-36

1. Fokus

Jika minggu lalu anak-anak telah diajak merenungkan bagaimana Yusuf berani bermimpi, dalam

minggu ini anak-anak akan belajar bagaimana Yusuf membantu Firaun, seorang penguasa besar

pada jamannya, untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana di masa depan. Anak-anak akan

belajar bahwa masa depan perlu dipersiapkan tidak saja secara pribadi tapi juga dalam lingkup

nasional.

2. Tujuan:

2.a. Mengajak anak-anak untuk menghargai pemerintahan yang bertugas mengatur

jalannya suatu negara.

2.b. Mengajak anak-anak untuk memahami pentingnya mempersiapkan dan

mengantisipasi masa depan, khususnya dalam lingkup pribadi dan keluarga.

3. Penjelasan bahan:

3.a. Sejak zaman dahulu para raja dan pemerintahan yang berkuasa selalu berupaya untuk

mengantisipasi masa depan sejauh mungkin. Hal ini tercermin antara lain dalam sistem irigasi

47
yang telah dikenal orang sejak dahulu. Demikian juga saat ini, masalah energi dan pertumbuhan

penduduk merupakan masalah nasional yang perlu dipikirkan oleh segenap bangsa Indonesia.

3.b. Sebagai umat Kristen di tengah-tengah bangsa Indonesia, kita perlu belajar bersikap

seperti Yusuf yang tidak berdiam diri melihat Mesir akan menghadapi bencana kelaparan.

4. Pelajaran untuk anak kelas besar (4-6 sd) dan kelas tengah (1-3 sd)

4.a. Bacalah teks Kej. 41:1-36 secara bergantian.

4.b. pendahuluan: tanyakan kepada anak-anak apa yang akan mereka lakukan jika mereka diberi

kesempatan untuk menjadi menteri di Indonesia? Biarkan anak-anak mendiskusikan jawaban

yang diberikan.

4.c. Ilustrasi: Desa tempat Hadi tinggal sedang mengalami krisis air minum, karena sumur yang

digunakan mengalami kekeringan akibat kemarau. Hadi dan teman-temannya di sekolah

kemudian berinisiatif untuk menggalang dana dari masyarakat untuk membangun saluran pvc

untuk mengambil air dari sungai ke desanya.

4.d. Setelah sebelumnya menolong mengartikan mimpi juru minuman Firaun, ternyata juru

minuman itu lupa akan pertolongan Yusuf. Namun ia baru teringat lagi dua tahun kemudian, saat

Firaun kebingungan mengartikan mimpinya sendiri. Akhirnya Yusuf dipanggil untuk

menafsirkan mimpi Firaun. Tidak hanya itu, Yusuf juga memberikan saran-saran bagaimana agar

Firaun dapat memimpin Mesir menghadapi bahaya kelaparan selama 7 tahun. Karena Firaun

terkesan dengan penjelasan Yusuf, maka Yusuf diangkat sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.

4.e. jelaskan pelajaran dari teks ini:

Ada setidaknya 2 pelajaran yang bisa dipetik dari teks yang kita baca hari ini, antara lain:

- adik-adik mesti belajar bersandar pada Tuhan yang memiliki kemampuan yang tidak

48
terbatas, karena Dialah yang akan menolong kita dalam setiap persoalan, seperti Ia

memberitahukan rahasia mimpi Firaun kepada Yusuf.

- adik-adik mesti belajar untuk peduli terhadap problem yang dihadapi oleh lingkungan

sekitar, misalnya krisis air minum, krisis listrik, kemacetan yang semakin parah dan seterusnya.

Jika besar nanti, belajarlah untuk menjadi seorang penyelesai masalah (problem solver) bukan

pembawa masalah. Banyak krisis yang dihadapi bangsa ini, misalnya: krisis pertumbuhan

penduduk, krisis pangan, krisis energi, krisis listrik, krisis impor bbm dan seterusnya. Uluran

tangan untuk membantu masyarakat yang tertinggal juga perlu diberikan.

4.f. Tutuplah dengan pesan agar anak-anak semakin mempercayai dan mengasihi Tuhan dalam

segala hal, dan berani memohon kepada Tuhan agar memberikan kemampuan dan kekuatan

untuk menjadi penyelesai masalah seperti Yusuf.

4.g. Penerapan:

- hendaknya kita berani bersandar pada kekuatan Tuhan yang memampukan kita menjadi

penyelesai masalah bukan pembuat masalah. Sudahkah adik-adik menjadi penyelesai masalah di

rumah dan di sekolah?

- hendaknya kita yakin untuk berjalan dengan iman sampai Tuhan membukakan jalan

keluar atas masalah kita.

- Pertanyaan: apakah yang adik-adik bisa lakukan untuk memuliakan Tuhan dan

membantu sesama di rumah dan di sekolah?

4.h. Tutup dengan lagu: Mengikut Yesus keputusanku.

4.i. Area: berikanlah selembar kertas kepada setiap anak, lalu minta mereka membagi kertas

menjadi 2 kolom. Di kolom kiri minta mereka menuliskan masalah-masalah yang mereka jumpai

49
di sekolah atau rumah, di kolom kanan minta mereka menuliskan apa yang bisa mereka lakukan

untuk memecahkan masalah tersebut.

5. Pelajaran untuk kelas kecil (1-5 tahun)

5.a. Tidak usah membacakan teks Kejadian 41:1-36

5.b. ceritakanlah tentang Yusuf yang diminta untuk menafsirkan mimpi Firaun.

5.c. Pertanyaan: apakah yang adik-adik bisa lakukan untuk memuliakan Tuhan di rumah dan di

sekolah?

5.d. Ajak anak-anak menyanyi: Mengikut Yesus keputusanku.

5.e. Area: ajak anak-anak untuk menempel gambar sapi gemuk dan sapi kurus.

Version 1.0: 31 juli 2014

Victor Christianto

Email: victorchristianto@gmail.com

URL: http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
URL: http://independent.academia.edu/VChristianto

Lampiran : Masalah-masalah yang dihadapi anak-anak di rumah dan sekolah

1. Nama: Iyos
Masalah Apa yang bisa saya lakukan
1. Diganggu oleh adik teman 1. Tidak membalasnya
2. Selalu bangun siang 2. Meminta orangtua untuk
membangunkan

2. Nama: Richard
Masalah Apa yang bisa saya lakukan
1. Jalan ke sekolah selalu macet 1. Mencoba bangun lebih pagi
2. Waktu istirahat cuma sebentar 2.Mencoba terbiasa dengan istirahat
50
yang sebentar
3. Sulit berkumpul dengan 3.Mengajak rekreasi
keluarga
4. Susah mendapatkan air panas 4.Merebus air dingin
5. Susah untuk berdoa bersama 5.Mengajak berdoa bersama-sama

3. Nama: Jerry
Masalah Apa yang bisa saya lakukan
1. Piring sering pecah
2. Minuman tumpah
3. Jalanan macet
4. Listrik mati

4. Nama: Raka
Masalah Apa yang bisa saya lakukan
1.Mau cuci piring air mati 1.Kita harus mencuci piring lebih pagi
2.Lampu di rumah mati 2.Kita harus memanggil PLN untuk
memperbaiki lampu
3.Kebakaran rumah tetangga 3.Kita harus membantu memadamkan
apinya
4.Air minum habis waktu haus 4.Kita harus beli air minum lagi
5.Mau pergi selalu macet jalannya 5.Harusnya berangkat lebih pagi

5. Nama: Naomi
Masalah Apa yang bisa saya lakukan
1.Sering macet waktu mau berangkat 1.Bangun dan berangkan lebih pagi
sekolah
2.Air mati saat mencuci piring 2.Menyediakan air sebelum air mati
3.Lampu mati saat belajar 3.Belajar lebih awal
4.Listrik mati saat mau menonton tv 4.Menunggu listrik hidup kembali

6. Nama: Nadine
Masalah Apa yang bisa saya lakukan
1.Saat ke sekolah suka macet 1.Berangkat sekolah lebih awal
2.Kesulitan mengerjakan ujian di 2.Belajar lebih giat dan berdoa minta
sekolah bantuan Tuhan
3.Di rumah banyak nyamuk 3.Merapikan barang-barang agar tidak
menjadi sarang nyamuk
4.Saat mati lampu kesulitan mencari 4.Mencari korek api pakai sinar HP
lilin atau korek api mama atau sinar HP papa
5.Kadang lupa sarapan 5.Bangun lebih pagi agar sempat
sarapan

7. Nama: Rasna

51
Masalah Apa yang bisa saya lakukan
1.Listrik sering mati 1.Diperiksakan oleh PLN
2.Bangun tidur mau mandi airnya mati 2.Sebelum tidur harus diisi dulu
3.Terlambat ke sekolah karena telat 3.Kalau tidur jangan terlalu malam agar
bangun tidak terlambat bangun

8. Nama: Rachel
Masalah Apa yang bisa saya lakukan
1.Kalau pagi pompa air sering mati 1.Hanya menyalakan satu keran saja
(kalau dua pompa mati)
2.Jika bangun pagi susah bangun 2.Tidur lebih awal
3.Kalau ke sekolah kadang-kadang 3.Berangkat lebih awal
macet
4.Listrik sering turun voltasenya 4.Lapor ke PLN

52
Sudahkah Anda menjadi penjala orang?

Teks: Yohanes 1:35-51; Mark. 1:17; Mat. 13:47

Waktu: sabtu, 23 agustus 2014, pk. 18:00

Waktu: sabtu 30 agustus 2014, pk. 18.00

Pendahuluan

Selamat malam bapak ibu sekalian yang dikasihi Tuhan, terimakasih atas kesempatan yang

diberikan untuk menyampaikan renungan pada malam hari ini. Dalam kesempatan yang baik ini,

saya ingin mengajak bapak ibu sekalian untuk merenungkan Yoh. 1:35-51 bersama-sama dengan

Mark. 1:17 dan Mat. 13:47. Renungan ini antara lain berangkat dari keprihatinan saya akan

situasi pertumbuhan gereja kita yang cenderung stagnan. Saya terinspirasi artikel Joseph

Castleberry yang judulnya "The Kingdom Net: Learning to network like Jesus" atau belajar

membangun jaringan seperti Yesus.[1]

Sebelum saya melanjutkan, saya ingin menanyakan 2 hal:

1. Sudah berapa orang yang selama ini telah kita bawa kepada Tuhan?

2. Maukah kita belajar bagaimana cara menjadi penjala orang?

Jaring jaring nelayan, jaringan dan menjala manusia

Jika kita membaca Mat. 13:47 maka kita akan lebih memahami konteks kehidupan nelayan.

Terjemahan versi KJV berbunyi: "The kingdom of heaven is like unto a net." Di laut nelayan

menebarkan pukat untuk menangkap ikan. Apa itu pukat? Yang dimaksud dengan pukat itu

seperti jaring biasa, hanya diikat di kerangka yang terbuat dari bambu atau kayu. Setelah pukat

53
berisi ikan, maka pukat akan diangkat dan ikan akan dipilah-pilah.

Yang perlu diperhatikan adalah hubungan antara menjala manusia dan menjala ikan. Orang

menjala ikan menggunakan jaring-jaring, dan Tuhan Yesus mengajarkan kita menjala manusia,

artinya jangan menggunakan pancing, karena banyak orang tidak suka dipancing menjadi

kristen. Misalnya dipancing dengan sembako, dengan ibadah yang diiringi artis terkenal dst. Tapi

kalau kita menggunakan jaringan (network) yang kita kenal, maka akan lebih mudah untuk

menjala manusia.

Ada sebuah contoh dari catatan sejarah. Seorang penginjil di jawa timur pada abad 19 yang kerap

disebut dengan akrab sebagai mbah Cullen memperkenalkan syahadat Kristen di antara orang-

orang Jawa. Bunyi syahadat tersebut mirip dengan syahadat biasa tapi diganti sedikit, menjadi:

"lha ilaha illallah, Isa putra Maryam Rohullah." Pada waktu itu sebutan untuk Yesus Kristus di

jawa timur adalah Isa ruhullah (sekarang Isa Almasih). Dengan cara itu, umat yang belum

percaya mudah untuk mengikuti karena syahadat Kristen itu sangat sederhana dan juga mereka

tidak perlu harus dibaptis. Tambahan lagi, gelar Isa Almasih sebagai Ruhullah dan

Kalimatullah memang ada disebut dalam Quran (QS Al Anbiyaa' ayat 21). [2]

Pesan cerita ini kiranya adalah orang yang belum percaya akan lebih mudah diajak menjadi

pengikut Tuhan jika : 1. Diperkenalkan oleh orang-orang yang mereka kenal dan dengan bahasa

yang mereka pahami, 2. Tidak memerlukan proses yang ribet. Saya kira kita perlu banyak belajar

dari mbah Cullen tentang menjala manusia. Kita juga perlu belajar tentang riwayat para penginjil

di tanah jawa seperti Kiai Sadrach [3][5] dan Kiai Ibrahim Tunggul Wulung. [4]

Pelajaran yang lain tentang menjaring manusia dapat kita peroleh dari Injil Yohanes 1:35-51.

Kalau kita pilah prosesnya, maka ada 3 langkah di situ:

54
Yohanes pembaptis -> Andreas -> Yesus

Andreas->Simon Petrus-> Yesus

Yesus-> Filipus -> Natanael

Jadi dari Andreas yang mendengar tentang kesaksian Yohanes pembaptis tentang Yesus, maka ia

membawa seekor ikan tangkapan baru yaitu Simon Petrus. Sedangkan Filipus memperkenalkan

Natanael kepada Yesus. Itulah prinsip kerja jaringan, yaitu mulailah dengan orang-orang di

lingkaran pergaulan Anda, karena lebih mudah membawa seorang teman kepada Yesus daripada

seorang yang belum kita kenal. Lihat Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Penafsiran Yoh. 1:35-51 sebagai diagram jaringan (node diagram).[6]

Pekerjaan Rumah (PR)

Untuk menjadi penjala orang kita perlu ingat untuk mengerjakan 3 hal ini:

A. Network (jaringan)

B. Teamwork (kerja tim)

55
C. Prayerwork (berdoa)

Yang dimaksud dengan network adalah, kita mesti mulai membentuk jaringan orang. Jaringan

bisa terdiri dari orang percaya dan orang yang belum percaya. Cara yang mudah adalah misalnya

berkomunikasi dan menjaring teman baru via bbm, twitter atau facebook. Untuk memulai kita

bisa mencatat nanti di rumah, nama-nama 10 orang yang kita kenal (termasuk teman dan

keluarga) yang belum percaya Tuhan. Jika kita mau mendoakan 10 orang tadi selama kira kira 2

minggu maka Roh Kudus akan bekerja dalam hatinya, lalu kita bisa mulai bercakap-cakap

tentang pengalaman kita bersama Yesus. Tidak perlu berusaha menggurui, cukup ceritakan

pengalaman Bapak ibu saja. Ceritakanlah apa yang telah Tuhan kerjakan dalam hidup anda,

bandingkan dengan kesaksian orang buta yang disembuhkan (Yoh. 9:25).

Jika kita mendoakan 10 orang tersebut mulai besok, maka dalam setahun mungkin 5 diantaranya

akan mau ikut Tuhan. Jika ada 10 orang dari bapak ibu yang memenangkan 5 orang dalam

setahun, maka jemaat Gereja kita akan bertambah 50 orang dalam setahun. Itu sekitar 30 persen

dari jumlah jemaat sekarang yang aktif. Fantastis bukan? Metode jaringan ini istilah jawanya

yaitu "gethok tular."

Selanjutnya teamwork, artinya perlu kita bekerja sebagai tim yang solid. Mungkin ada di antara

bapak ibu yang lebih tekun berdoa, ada yang pandai mengajar, ada yang bisa memasak. Jika

kemampuan yang beraneka ragam tersebut dikombinasikan, akan dapat menjangkau orang-orang

secara lebih efektif dengan cara saling mengisi.

Prayerwork berarti terus menerus mendoakan ke10 orang tadi selama setahun. Ya kalau tidak

bisa tiap hari, minimal seminggu sekali kita bawa mereka dalam doa syafaat. Saya percaya

bahwa Roh Kudus akan bekerja jika kita meminta dalam doa. (Mat. 7:7) Dengan berdoa berarti

56
kita melibatkan kuasa Tuhan dalam penginjilan kita, bukan sekedar usaha manusia. Penginjilan

dengan kuasa telah terbukti efektif di banyak daerah (Dalam konteks pekabaran Injil, hal ini

kerap disebut sebagai “power evangelism”).

A. Kalau mendoakan 10 orang rasanya berat, ada cara lain yang lebih mudah: buatlah

artikel renungan seminggu sekali dan posting di facebook.com, saya yakin dalam waktu relatif

singkat artikel artikel tersebut akan dibaca banyak orang. Tentunya kalau di facebook, anda

tinggal klik add friend untuk menambah teman anda minimal 50 orang, baru posting anda akan

dibaca orang. Kalau anda merasa tidak atau kurang berbakat menulis artikel, anda bisa mengutip

ayat Alkitab atau ucapan tokoh-tokoh Kristen yang dapat memotivasi. Mengklik add friend di

facebook tidak perlu ongkos dan tenaga, hanya perlu dua detik untuk mengklik Enter.

B. Atau ibu-ibu mungkin dapat mengundang beberapa anak di lingkungan sekitar untuk

bermain di rumah atau datang ke acara pesta ulang tahun anak Anda. Kemudian dalam acara

pesta bisa disisipkan lagu pujian dan renungan singkat. Cara lain yang sedikit lebih sulit dan

perlu keberanian adalah bersaksi saat datang ke acara kumpul-kumpul seperti arisan.

D. Cara lain yang bisa dicoba adalah sering menyanyikan lagu pujian rohani di manapun

bapak ibu berada, dan kalau ada uang lebih, mungkin bisa membelikan dvd atau kaset musik

rohani bagi orang-orang yang anda cintai tersebut. Alasannya adalah kemauan untuk bertobat

adalah soal emosi, dan ini lebih mudah dipicu oleh musik, daripada secara nalar atau kognitif.

Adalah suatu kebenaran yang perlu diingat: tidak ada orang yang menjadi Kristen karena kalah

berdebat.

E. Metode pelayanan alternatif lainnya antara lain adalah mengembangkan sekolah

minggu tambahan atau menjadi ketua kelompok tumbuh bersama. Adakah di antara anda yang

berminat menjadi ketua kelompok tumbuh bersama?

57
Ilustrasi

Dalam kesempatan sebelumnya saya pernah ceritakan bagaimana saya pada tahun 2009 pulang

ke Jakarta dari Moskow dengan hanya berbekal 100 dolar di saku dan tiket Moscow-Singapore,

akibatnya saya hampir tersangkut di Bandara Changgi dan tidak bisa pulang ke Jakarta. Sekarang

saya mau mengisahkan kelanjutan cerita itu. Kira kira dua bulan setelah itu, saya mengalami

sakit di dada pada malam hari, saya tidak tahu entah itu serangan jantung atau masuk angin tapi

yang jelas sakit sekali. Terus saya berdoa kepada Tuhan agar disembuhkan, ternyata Tuhan

menjawab doa saya dan mengatakan bahwa saya mesti bertobat dan mengaku dosa.

Karena itu keesokan harinya saya minta diantar ke seorang pendeta untuk mengaku dosa dan

dilayani doa pelepasan. Kira kira 30 menit setelah saya didoakan oleh pendeta dengan tumpang

tangan, saya mendengar Tuhan berbicara dalam hati saya: "Victor, apakah engkau mengasihi

Aku?" Saya menjawab: "Ya, Tuhan, Engkau tahu aku mengasihi-Mu." Lalu Tuhan menjawab

saya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kemudian pertanyaan itu diulang sampai 3 kali,

sehingga saya jadi teringat akan dialog Yesus dengan Petrus.

Kira kira 2 atau 3 malam berselang, saya kemudian mendengar Tuhan berbicara lagi kepada

saya, intinya adalah bahwa seharusnya saya dihukum karena selama saya bekerja, saya tidak

menghasilkan buah apapun, aktif di gereja juga tidak. Tuhan juga memanggil saya untuk

melayani Dia secara penuh. Karena itu saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan lalu mulai

pergi ke jalan-jalan di jakarta untuk mulai mempedulikan orang orang miskin. Tapi karena saya

tidak bekerja, maka tidak ada penghasilan jadi akhirnya beberapa minggu kemudian saya

putuskan untuk pulang ke kota asal saya. Ongkos transport saya peroleh dari melego laptop yang

saya beli di Moskow, dan hasilnya pas untuk beli tiket bis.

58
Sesampai di kota asal tersebut, saya belum tahu apa yang saya akan lakukan untuk menjawab

panggilan Tuhan tersebut. Jadi saya menemui pak Pendeta di gereja setempat untuk tanya daftar

jemaat yang sudah jarang hadir di kebaktian, dan saya mulai mengunjungi mereka satu per satu.

Memang tidak semua mau kembali ke gereja.

Selanjutnya, saya mulai menulis artikel-artikel dalam bahasa inggris dan saya taruh di beberapa

situs blog serta saya kirim ke berbagai koran (online) di luar negeri, tapi banyak yang ditolak.

Setelah mengumpulkan lebih dari seratus artikel, saya mulai bukukan dan terbitkan di sebuah

situs online. Tapi memang waktu itu (2010) saya belum menemukan penerbit di luar negeri yang

bersedia menerbitkan kumpulan artikel tersebut. Saya juga mencoba menerjemahkan sebagian

artikel tersebut ke dalam bahasa Indonesia dan mengirimkannya ke beberapa penerbit di

Indonesia, tapi tidak ada respons.

Saya juga mulai melibatkan diri di gereja, antara lain dalam tim pokja dan juga menjadi guru

sekolah minggu (gsm). Tentunya selama keterlibatan dalam tim pokja dan gsm saya belajar

untuk menggembalakan domba-domba yang dipercayakan kepada para gsm, yaitu anak-anak.

Lalu saya tergerak untuk mengambil kuliah teologi sebagai bekal untuk pelayanan ke depan, jadi

setelah saya berdoa mohon petunjuk Tuhan, kemudian saya kuliah lagi mulai agustus 2011

sampai sekarang. Syukurlah saat ini sudah selesai dengan hasil yang baik. Setelah ini masih

belum jelas Tuhan ingin saya melayani di mana, tapi prinsip saya adalah kalau tidak menjadi

pendeta, menjadi pengajar atau dosen juga tidak apa. Prinsip kedua adalah pelayanan yang baik

mesti berbuah, tapi karena saya masih kuliah, ditambah lagi dana penginjilan tidak ada, maka

cara terbaik adalah melayani umat Tuhan secara online, antara lain dengan cara menerbitkan

artikel-artikel saya di www.academia.edu. Beberapa di antara artikel tersebut saat ini sudah

dilihat lebih dari 800 orang, ada yang 500an dst. Malah ada dua artikel yang telah dilihat oleh

59
lebih dari 1000 orang. Kalau ditotal jumlah orang yang melihat tulisan saya lebih dari 11000

orang (viewer). Jumlah viewer rata rata di atas 50 orang per hari, atau sekitar 1500 orang per

bulan, bahkan dua hari terakhir pengunjung mencapai lebih dari 100 orang per hari dan halaman

saya masuk dalam top 1% sejak minggu lalu (bisa dilihat di

http://independent.academia.edu/VChristianto). Itu adalah hasil kerja selama lebih kurang 2

tahun. Mungkin itulah yang dimaksud dengan berbuah 100 kali lipat, dan 60 kali lipat. (Mat.

13:8)

Selain itu artikel artikel yang saya kumpulkan dari 2010 hingga 2012 saat ini sudah diterima oleh

salah satu penerbit Kristen di Jerman (Blessed Hope Publishing, Saarbrucken,

http://www.blessedhope-publishing.com), dan menjadi 3 buku yang saya rilis dengan modal nol,

alias hanya modal laptop dan email. Itulah cara Tuhan bekerja melalui saya, paling tidak sampai

saat ini. Segala puji syukur bagi kemuliaan Tuhan. Soli Deo gloria!

Selain buku-buku kristen, kebetulan saya juga berminat pada bidang sains terutama kosmologi,

mungkin karena kosmologi memiliki kedekatan dengan teologi. Bulan lalu ada buku saya yang

baru rilis juga di Jerman (LAP Academic Publishing, Saarbrucken, http://www.lap-

publishing.com), yang intinya membahas bagaimana kita dapat menerapkan Yohanes 1:1 dalam

bidang kosmologi.[7] Dalam penafsiran saya, Yoh. 1:1 menunjukkan bahwa Logos itu memiliki

pra-eksistensi, atau keberadaan sebelum penciptaan. Karena Logos adalah Kristus, maka saya

menyebut teori ini sebagai Kristogenesis. Itu adalah upaya saya menjangkau beberapa orang

ilmuwan bagi Kristus, dan sejauh ini ada 2 orang ilmuwan senior dari India yang berminat untuk

menulis tinjauan ilmiah terhadap buku saya tersebut. Kedua ilmuwan India itu bukan kristen, tapi

mereka dapat memahami keyakinan saya.

Saya menceritakan kisah saya ini bukan untuk membanggakan diri saya sendiri, sebaliknya saya

60
hanya menceritakan apa yang sudah saya lakukan dalam 5 tahun terakhir dengan biaya relatif

kecil. Saya senang bisa berkenalan dan melayani bersama dengan bapak ibu sekalian di sini.

Saya sendiri masih terus belajar bagaimana bisa berbuah dan menjala manusia di tengah konteks

masyarakat yang majemuk. Tapi saya yakin, jika kita mau membuka mata dan telinga untuk

melihat berbagai peluang di sekeliling kita serta berpikir sedikit lebih kreatif, maka banyak yang

bisa dikerjakan asal kita mau. Saya yakin bapak ibu sekalian yang dikasihi Tuhan juga memiliki

kerinduan untuk mengembangkan lebih lanjut pelayanan untuk memuliakan Tuhan khususnya

untuk menjadi penjala manusia.

Beberapa pandangan yang keliru

Mungkin ada di antara bapak ibu yang dikasihi Tuhan yang membatin: "Kok mau maunya

sekolah teologi yang tidak ada duitnya, kerja di luar kan enak." Ya mungkin bagi sebagian orang,

studi teologi itu tidak banyak gunanya. Tapi saya selalu mengingat Yoh. 15:2 yang intinya setiap

ranting yang tidak berbuah akan dipotong oleh Tuhan, dan ranting yang berbuah akan

dibersihkan. Saya sering terpikir tentang pohon ara yang dikutuk oleh Yesus karena tidak ada

buahnya (lihat Mat. 21:19). Mungkin akan seperti itu jugalah nasib orang orang Kristen yang

terlalu santai dan tidak mengerjakan keselamatannya dengan takut dan gentar.

Mungkin ada juga yang berpikir: "Kan tugas mencari domba itu pekerjaan pak pendeta yang

dibayar fulltime untuk melayani jemaat." Jawaban saya adalah kita semua adalah ranting-ranting

yang diharapkan untuk berbuah. Yang tidak berbuah nanti akan dipotong, jadi tugas menjala

manusia adalah tugas kita semua umat Kristiani, apalagi yang menjabat jadi penatua.

Mungkin ada juga yang bertanya: "Kan saya belum kaya, bagaimana mungkin saya bisa menjala

orang?" Ijinkan saya mengutip Theodore Roosevelt: lakukan apa yang anda bisa, dengan apa

61
yang anda miliki, di tempat anda berada. ("Do what you can, with what you have, where you

are.") Artinya jangan menunggu sampai situasi kondusif, atau tunggu kalau bapak ibu sekalian

mendapat rejeki nomplok baru bersaksi, tapi carilah kesempatan bersaksi di manapun dan kapan

saja. Ingatlah, Yesus mengatakan bahwa bukan orang yang sering berseru Tuhan, Tuhan, yang

akan diterima dalam kerajaan surga, tapi yang mau melaksanakan kehendak Tuhan, walaupun

sulit. (Mat. 7:21)

Dari pengalaman saya, tampaknya ada dua jenis orang Kristen: jenis pertama, orang kristen yang

sering bertanya: "Apalagi yang Tuhan atau gereja bisa lakukan untuk saya?" Jenis yang kedua

agak berbeda, mereka sering bertanya: "Apalagi yang saya bisa lakukan untuk Tuhan?" Menurut

pendapat bapak ibu, manakah umat Kristen yang sebenarnya?

Penutup

Kita telah melihat bagaimana Yesus merintis gerejaNya sebagai sebuah jaringan, dan memang

gereja pada hakikatnya adalah jaringan orang-orang percaya untuk menjangkau orang-orang lain

yang belum percaya. Jika gereja tidak mau menjangkau orang-orang yang belum percaya, maka

tentu tidak akan berbuah.

Jadi, pertanyaan terakhir untuk kita renungkan:

- sudahkah kita mengerjakan pr kita untuk menjala manusia?

- Sudahkah kita menjangkau orang-orang di lingkaran terdekat kita? 10 orang saja kalau kita

kerjakan dengan tekun akan membuahkan hasil yang membawa sukacita.

Tuhan kiranya menolong bapak ibu sekalian menjadi penjala manusia di lingkungan

masing-masing. Tuhan memberkati bapak ibu sekalian.

Mungkin ada yang ingin memberikan komentar atau tanggapan? Silakan.

62
Amin

Ver. 1.0: 21 aug. 2014, ver. 1.1: 26 aug. 2014, ver. 1.2: 31 aug. 2014, ver. 1.3: 8 sept. 2014

Victor Christianto

Hp: (062) 0878-59937095

Email: victorchristianto@gmail.com

Url: http://independent.academia.edu/VChristianto

Url: http//www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto

Url: http://www.facebook.com/vchristianto

Url: http://www.twitter.com/christianto2013

Skype, userid: vic1043

Line, username: Vic1043

Referensi:

[1] Joseph Castleberry, "The Kingdom Net: learning to network like Jesus," Enrichment

Journal, january 2014,

http://enrichmentjournal.ag.org/201401/201401_036_Network_LikeJesus.cfm

[2] tentang gelar Rohullah bagi Isa, lihat mis. Http://id.wikipedia.org/wiki/Isa

[3] biografi Kiai Sadrach, lihat http://biokristi.sabda.org/kiai_sadrach

[4] biografi Kiai Ibrahim Tunggul Wulung, lihat

http://id.wikipedia.org/wiki/Kiai_Ibrahim_Tunggul_Wulung

[5] Komunitas Kyai Sadrach, http://karangyoso.blogspot.com/2008/12/kyai-sadrach.html

[6] Victor Christianto, “How you can do evangelism with social network,” in V. Christianto,
Grace for you: 44 Guides for Living Inspired by Jesus Christ (Saarbrucken, Germany: Blessed

63
Hope Publishing, 2013), p. 171-175. Bisa diperoleh di http://www.morebooks.de atau
http://www.amazon.com.
[7] Victor Christianto, Seeking a Theory for the End of the World: Introduction to Fractal
Vibrating String (Saarbrucken, Germany: LAP Academic Publishing, 2014). Bisa diperoleh di
http://www.morebooks.de atau http://www.amazon.com.

64
Renungan: Hati yang mengampuni

Teks: Mat. 18:21-35

Waktu: 6 sept. 2014

Pendahuluan

Adik-adik yang dikasihi Tuhan, mengampuni teman yang bandel itu sulit atau gampang? Pasti

sulit ya. Petang ini kita akan belajar mengapa Tuhan ingin kita mengampuni saudara atau teman

kita yang berbuat salah kepada kita.

Konteks

Konteks bacaan petang ini adalah pertanyaan Petrus: berapa kali saya harus mengampuni saudara

saya? Tuhan Yesus menjawab : bukan tujuh kali, tapi tujuhpuluh kali tujuh kali. Selanjutnya

Yesus memberikan perumpamaan tentang hamba yang tidak mau mengampuni.

Ringkasan cerita

Dalam perumpamaan yang terkenal ini, seorang hamba berutang 10000 talenta, yang merupakan

bilangan terbesar dalam alam pemikiran Yunani waktu itu. Artinya suatu hutang yang terlalu

besar yang tidak mungkin dilunasi. Tapi raja itu tergerak oleh belaskasihan, dan mengampuni

semua hutang hamba itu. Sebaliknya hamba itu, tidak mau mengampuni hutang temannya yang

jauh lebih kecil.

Akibatnya, raja mencabut kembali pengampunan yang diberikan, dan hamba yang tidak mau

mengampuni ini harus masuk penjara dan mengalami hukuman yang berat.

65
Pesan moral yang disampaikan Yesus cukup jelas, yaitu bahwa kita harus belajar untuk

mengampuni saudara kita dengan melimpah dan murah hati, sama halnya dengan Tuhan yang

telah mengampuni semua dosa kita. Dan hanya jika kita mau mengampuni saudara kita, maka

dosa-dosa kita pun akan diampuni. Itulah yang Yesus ajarkan dalam doa Bapa Kami. (mat.

6:12,14-15)

Logika pengampunan

Kunci untuk memahami teks ini adalah kata belaskasihan (18:33). Tuhan ingin kita berbelas

kasihan sama seperti Dia mengasihani kita, bandingkan dengan Mat. 9:13; 12:7 (yang

Kukehendaki adalah belaskasihan bukan persembahan). Jadi belaskasihan memiliki tingkatan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan persembahan, apalagi persembahan yang diberikan

dengan bersungut-sungut.

Jika kita menyimak juga Luk. 6:36, maka jelas bahwa Tuhan murah hati, dan karena itu kita juga

diminta untuk mengubah hidup kita menjadi murah hati sama seperti Dia.

Di sini kita menjumpai paralelisme yang mencolok:

A. Tuhan berbelas kasihan --> kita juga mesti berbelas kasihan kepada sesama

B. Tuhan bermurah hati --> kita juga mesti bermurah hati kepada sesama

C. Tuhan mengampuni --> kita juga mesti mengampuni sesama

Artinya kemurahhatian dan belaskasihan serta pengampunan yang diberikan Tuhan

sesungguhnya adalah suatu panggilan bagi kita untuk berubah, bertobat dan meneladani Dia.

Sesungguhnya dosa terbesar adalah penolakan kita untuk berbelaskasihan kepada sesama,

walaupun Tuhan telah begitu bermurahhati kepada kita.

66
Ilustrasi

Ada sebuah film baru yang sangat menarik yang mengisahkan tentang pengampunan ini, yaitu

Malevicent yang diperankan oleh Angelina Jolie.

Kisahnya sudah sering kita dengar, yaitu tentang seorang peri yang mengutuk seorang bayi

bahwa kalau dia sudah berumur 16 tahun, maka ia akan tertusuk jarum pemintal benang dan akan

tertidur sampai ada seorang pemuda yang mau memberikan ciuman yang tulus.

Namun film ini mengisahkan latar belakang cerita kutukan tadi, yaitu bahwa peri itu

(Malevicent) mengalami kisah tragis yaitu pernah dikhianati oleh seorang pemuda sehingga

kehilangan kedua sayapnya. Pemuda yang mengkhianati Malevicent kemudian menjadi raja,

sehingga Malevicent sangat membenci manusia terutama raja itu. Akhirnya waktu raja memiliki

seorang bayi, Malevicent datang dan memberikan kutukannya.

Malevicent yang penuh kebencian selalu mengawasi si bayi yang dijaga oleh ketiga peri lainnya.

Namun dengan kepolosan si bayi yang tumbuh menjadi anak kecil, akhirnya Malevicent jatuh

hati dan menyesal telah memberikan kutukannya. Namun kutukan tidak dapat dicabut oleh

siapapun termasuk dia sendiri.

Tepat pada hari ulang tahun yang ke 16, putri raja itu mendengar cerita tentang kutukan itu, dan

lalu mencari sebuah jarum pemintal, lalu mencucukkan jarinya untuk melihat efeknya. Akhirnya

dia jatuh tertidur.

Lalu seorang pangeran datang dari negeri lain, lalu mendekati putri yang tertidur tadi lalu

mencium putri tadi. Tapi tidak ada efeknya, dan sang putri tidak bangun.

Akhirnya, Malevicent datang mendekat dan mengaku sangat menyesal telah membiarkan dirinya

dikuasai kebencian. Kemudian dengan meneteskan air mata, Malevicent mencium dahi sang

putri. Ternyata kemudian sang putri terbangun. Malevicent sangat senang karena ia telah pulih

67
dari kebenciannya, dan ia dapat mengampuni orang lain. Kini ia memiliki hati yang gembira

seperti dulu ketika dia muda.

Akhir cerita bisa ditebak, Malevicent memperoleh sayapnya kembali, lalu ia kembali ke hutan

dan hidup bahagia.

Penerapan

Jika kita tidak mau mengampuni sesama kita, maka kita akan dipenuhi kebencian dan hati kita

akan membatu.

Sebaliknya jika kita mau mengampuni, maka hati kita akan dilembutkan seperti hati Yesus.

Sudahkah adik adik belajar mengampuni orang orang yang menyakiti adik adik, termasuk teman,

saudara, orangtua, atau guru?

Tuhan akan menolong kita semua untuk mau mengampuni sesama kita.

Amin.

Version 1.0: 5 sept 2014

Victor Christianto

Email: victorchristianto@gmail.com

Http://www.sciprint.org

Http://www.facebook.com/vchristianto

Http://www.twitter.com/christianto2013

Phone: (62) 341-403205

Papers and books can be found at: http://independent.academia.edu/VChristianto

68
Http://independent.academia.edu/VictorChristianto

Http://vixra.org/author/victor_christianto

Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/

Http://id.linkedin.com/pub/victor-christianto/b/115/167

Http://www.academicroom.com/article/how-you-can-get-closer-jesus-christ

Http://barnesandnoble.com/s/victor-christianto

http://academic.research.microsoft.com/Author/18116142/vic-christianto

http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E

http://www.amazon.com/Jesus-Christ-Evangelism-Difficult-ebook/dp/B00AZDJCLA

http://www.scribd.com/victorchristianto

http://issuu.com/christianto2013/docs

Http://gospel.16mb.com

Http://www.slideshare.com/guidetorepent

69
Hebat bersama Tuhan

Waktu: Sabtu, 13 September 2014

Teks: Ef. 1:15-23

Pendahuluan

Selamat sore adik-adik yang dikasihi Tuhan, bagaimana kabar? Semoga semua dalam keadaan

sehat. Apakah adik-adik ingin mengetahui resep menjadi hebat bersama Tuhan? Sore in kita akan

membahas topik tersebut, berdasarkan Ef. 1:15-23.

Efesus 1

Surat kepada jemaat Efesus ini menurut tradisi ditulis oleh Rasul Paulus. Pada ayat 16 dijelaskan

bahwa Paulus mendoakan jemaat Efesus. Isi doanya adalah agar jemaat di Efesus agar:

- memperoleh Roh hikmat dan wahyu

- memiliki mata hati yang terang

- mengerti akan kekayaan kemuliaan yang disediakan Tuhan bagi semua orang kudus

- mengalami betapa hebat kuasa Tuhan

Keempat hal tersebut mungkin tidak dialami oleh semua umat Kristen. Lalu apa kuncinya agar

kita mengalami hal-hal yang luarbiasa tersebut?

Menurut pengalaman saya, untuk dapat mengalami kuasa Tuhan dalam hidup kita, kita perlu

belajar untuk:

A. Mengakui di hadapan Tuhan dan bertobat dari semua dosa (1 Yoh. 1:9)

B. memohon agar hidup kita dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus (Kis. 1:8)

70
C. Senantiasa menjalin komunikasi yang akrab dengan Tuhan, usahakan untuk mendengar suara

Tuhan

D. Belajar menjadi saluran berkat bagi orang lain dan melaksanakan perintah Tuhan

Kalau kita mulai dapat berkomunikasi dengan Roh Kudus, maka kuasaNya yang hebat akan kita

alami sehari-hari.

Kuasa Tuhan

Kehebatan kuasa Tuhan yang dapat kita alami tersebut sifatnya tidak terbatas, jadi sebenarnya

kita dapat menyelesailan apa saja, karena Roh Kudus akan memampukan kita. Karena itu

beranikah dirimu untuk memiliki mimpi yang besar untuk memuliakan Tuhan, maka niscaya

Tuhan alan memberikan pertolonganNya. Jadi bayangkan bahwa adik-adik bisa melakukan apa

saja, lalu apa yang adik-adik ingin capai dalam hidup? William Carey mengatakan: "upayakan

hal-hal besar untuk Tuhan, dan harapkanlah hal-hal besar dari Tuhan." (Attempt great things for

God, expect great things from God).

Kuasa Tuhan itu bahkan lebih besar daripada kuasa apa saja termasuk maut sekalipun, sehingga

kita dapat yakin bahwa kita akan terlindungi dari marabahaya. Percayalah bahwa malaikat Tuhan

diutus untuk menjaga kita dari berbagai gangguan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Namun, untuk dapat mengerjakan hal-hal yang hebat bersama Tuhan, kita juga perlu

memperhatikan karakter kita sendiri. Menurut penelitian Daniel Goleman, hal yang sangat

penting untuk dimiliki dalam meniti karier dalam bidang apapun adalah: kecerdasan emosi.

Kecerdasan emosi seringkali lebih menentukan dibandingkan dengan kemampuan logika

71
intelektual yang diasah di sekolah. [1]

Kecerdasan emosi terdiri dari 2 kelompok, yaitu: kecakapan pribadi dan kecakapan sosial.

A. Kecakapan pribadi meliputi antara lain:

- kesadaran emosi

- percaya diri

- dapat dipercaya

- adaptibilitas atau keluwesan dalam menghadapi perubahan

- dorongan prestasi

- komitmen

- inisiatif

- optimisme

B. kecakapan sosial meliputi:

- Memahami orang lain

- berorientasi melayani

- komunikasi

- kepemimpinan

- kooperatif

- kemampuan kerja tim

Kecerdasan emosi ini dalam bahasa sederhananya mungkin adalah kedewasaan dan integritas. Di

dalamnya termasuk: jujur, dapat dipercaya, mau melayani, berinisiatif dan lain-lain.

Tentang sifat "dapat dipercaya" merupakan karakter yang dicari di manapun, bahkan sejak jaman

72
dahulu. Misalnya kita baca dari Kel. 18:21, "kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang

cakap, takut akan Tuhan, dapat dipercaya dan benci kepada pengejaran suap."

Jadi sifat dapat dipercaya disandingkan dengan takut akan Tuhan dan benci kepada pengejaran

suap.

Amsal 28:20 juga menegaskan bahwa orang yang dapat dipercaya akan mendapat banyak berkat.

Penutup

Demikianlah bahwa kuasa Tuhan yang hebat tersedia untuk diakses oleh semua orang percaya,

asal kita mau datang kepada Tuhan dan memintanya. Tapi kuasa yang hebat perlu juga

diimbangi dengan karakter yang kuat serta kecerdasan emosi. Itulah resep untuk menjadi hebat

bersama Tuhan.

Pesan terakhir: no matter what you do, fear God, have a passion, and follow the rhythm of your

heart.

Versi 1.0: 13 sept. 2014

Victor Christianto

Email: victorchristianto@gmail.com

Referensi:

[1] Daniel Goleman, Working with emotional intelligence (1999)

[2] John Piper, "The immeasurable greatness of His power toward us," in John Piper's

sermons.

73
Victor Christianto

Http://www.sciprint.org

Http://www.facebook.com/vchristianto

Http://www.twitter.com/christianto2013

Phone: (62) 341-403205

Papers and books can be found at: http://independent.academia.edu/VChristianto

Http://independent.academia.edu/VictorChristianto

Http://vixra.org/author/victor_christianto

Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/

Http://id.linkedin.com/pub/victor-christianto/b/115/167

Http://www.academicroom.com/article/how-you-can-get-closer-jesus-christ

Http://barnesandnoble.com/s/victor-christianto

http://academic.research.microsoft.com/Author/18116142/vic-christianto

http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E

http://www.amazon.com/Jesus-Christ-Evangelism-Difficult-ebook/dp/B00AZDJCLA

http://www.scribd.com/victorchristianto

http://issuu.com/christianto2013/docs

Http://gospel.16mb.com

Http://www.slideshare.com/guidetorepent

74
Ester menyelamatkan
20
Israel
Oleh Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Bahan ajar sekolah minggu: minggu ke 3, 21 sept 2014

Teks: Ester 5:1-9

1. Fokus

Kerapkali perempuan diperlakukan kurang adil dalam masyarakat, bahkan kadang

juga di dalam gereja. Dalam tradisi jawa ada pepatah yang mengatakan bahwa

perempuan adalah “konco wingking” alias teman di belakang (dapur). Namun dalam

kisah Ester ini anak-anak akan belajar bahwa perempuan juga dapat berperan penting

dalam menyelamatkan sebuah bangsa yang besar, yaitu umat Israel yang sedang dalam

pembuangan.

2. Tujuan

a. Mengajak anak-anak untuk menghargai peran perempuan terutama ibunya dalam

keluarga

b. Mengajak anak-anak untuk bernisiatif dan bertindak jika menjumpai masalah

ketidakadilan dalam masyarakat

3. Penjelasan bahan:

20
URL: http://www.sciprint.org, http://independent.academia.edu/VChristianto

75
a. Pada jaman dahulu, raja memiliki kekuasaan yang sangat besar bahkan nyaris

tanpa kontrol, sehingga akan sangat berbahaya jika disalahgunakan, misalnya

untuk memunahkan suatu bangsa yang tidak bersalah.

b. Sebagai umat Kristen, anak-anak diajak untuk berperan aktif jika terdapat

ketidakadilan dalam masyarakat, tentunya dengan melibatkan orangtua dan para

guru. Perlu belajar melatih kepekaan dan kepedulian.

4. Bahan untuk kelas besar (4-6 SD) dan kelas tengah (1-3 sd)

a. Bacalah teks Ester 5:1-9 secara bergantian

b. Pendahuluan: tanyakan kepada anak-anak, apa sikap mereka jika mendengar

berita tentang anak-anak di pedalaman Papua yang tidak dapat bersekolah karena

tidak ada guru? Ajaklah anak-anak untuk mendiskusikan jawaban-jawaban yang

diberikan.

c. Ilustrasi: seorang guru perempuan menyediakan diri untuk dikirim mengajar di

salah satu sekolah dasar di Papua. Sebelumnya ia mempersiapkan diri dengan

baik termasuk mencari gereja sponsor untuk membiayai perjalanan ke lokasi

sekolah.

d. Mordekhai berusaha membujuk Ester agar mau berbuat sesuatu untuk mencegah

pembantaian orang Yahudi di seluruh kerajaan. Meskipun awalnya Ester enggan,

namun kemudian ia mau bertindak dengan cara menghadap raja, sekalipun itu

berresiko hukuman mati. Sebelum ia menghadap raja, Ester minta semua orang

Yahudi untuk berpuasa dan mendoakan dia.

e. Pelajaran dari teks:

76
i. Adik-adik mesti belajar memiliki hati yang penuh dengan belaskasihan

dan kepedulian terhadap ketidakadilan dalam masyarakat. Dalam ayat

Mat. 9:13; 12:7 Yesus menyampaikan tafsiranNya terhadap Kitab Suci:

“Yang Kukehendaki adalah belaskasihan dan bukan persembahan.” Jadi

seandainya adik-adik sedang berangkat ke sekolah minggu, lalu di tengah

jalan menjumpai orang miskin. Dalam kantong ada uang 10rb rupiah yang

rencananya untuk persembahan, maka mana yang lebih baik: memberikan

semuanya untuk persembahan atau memberikannya kepada orang miskin

tersebut?

ii. Setelah memiliki kepedulian, maka langkah selanjutnya adalah

KriLangKun menurut Prof. Yohanes Surya. Kri artinya dalam kondisi

kritis pasti ada jalan keluar. Lang artinya mulai melangkah. Kun artinya

terus melangkah dengan tekun sampai Tuhan membuka jalan keluar. Jika

kita terus maju bersama Tuhan, maka akhirnya alam semesta akan

mendukung tercapainya tujuan kita (itulah yang disebut Mestakung).

iii. Demikian juga dengan Ester, setelah ia membulatkan tekadnya, ia

berpuasa beberapa hari, lalu mulai melangkah. Akhirnya raja (alam

semesta) mendukung rencananya. Perlu dicatat bahwa pada jaman dahulu

perempuan kerap tidak diperhitungkan, tapi Ester dengan cerdik dapat

menyelamatkan sebuah bangsa yang besar.

f. Penerapan:

77
i. Hendaknya adik-adik belajar menghargai dan berterimakasih kepada ibu

dan guru-guru perempuan termasuk para guru sekolah minggu yang telah

mendidik dengan sabar.

ii. Hendaknya anak-anak laki belajar memperlakukan teman-teman dan

saudara perempuan dengan sopan

iii. Hendaknya adik-adik belajar untuk memiliki kepekaan, kepedulian dan

belaskasihan terhadap ketidakadilan dan penderitaan sesama.

iv. Hendaknya kita yakin untuk berjalan dengan iman sampai Tuhan

membukakan jalan keluar.

g. Tutuplah dengan pertanyaan: apakah adik-adik melihat adanya ketidakadilan di

sekolah atau di dekat rumah? Apa yang bisa dilakukan?

h. Saran lagu penutup: kutahu Tuhan pasti buka jalan.

5. Bahan untuk kelas kecil (1-5 thn)

a. Tidak perlu membacakan teks Ester 5:1-9

b. Ceritakanlah bagaimana akal Ester untuk menyelamatkan bangsanya.

c. Pertanyaan: maukah adik-adik berterimakasih kepada ibu dan para guru?

d. Ajak anak-anak menyanyi: kutahu Tuhan pasti buka jalan.

Version 1.0: 5 sept 2014; Victor Christianto, Email: victorchristianto@gmail.com

78
Renungan: Kekuatan Iman (The Power of Faith)
Teks: Matius 8:13

Waktu: 18 oktober 2014, pk. 18:00 (acara dibatalkan)

Pendahuluan

Selamat sore adik-adik yang dikasihi Tuhan, tema kita sore ini adalah tentang kekuatan iman,

atau mungkin dalam bahasa Inggris bisa dibuat judul: The power of faith.

Memang sebagai orang Kristen modern, kita cenderung menilai segala sesuatu menurut akal atau

rasio kita. Dan karena iman itu tidak rasional, maka kita juga cenderung tidak mengerti makna

frase "kekuatan iman." Tapi justru tema tentang kekuatan iman ini seringkali ditekankan oleh

Yesus, khususnya dalam Injil Matius dan Markus.

Dalam perjanjian lama kita juga dapat melihat Ayub yang akhirnya melihat kemuliaan Tuhan

dan kemudian menarik kembali ucapannya. Meskipun ia sangat beriman, tapi sebelum melihat

Tuhan imannya berdasarkan kata orang, bukan karena pengalamannya sendiri melihat Tuhan

yang penuh kuasa.

Karena itu sore ini kita akan mendiskusikan bersama tentang kekuatan iman menurut beberapa

teks dalam perjanjian baru.

Beberapa teks dan penafsiran bebas

Berikut ini adalah beberapa teks yang sering dijadikan rujukan tentang kekuatan iman dan

kemungkinan penafsiran yang bisa ditarik dari teks-teks tersebut:

A. Mat. 8:13 -- "jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Konteks dekat ayat ini adalah

79
Mat. 8:5-12, yang mengisahkan tentang seorang perwira (mungkin Romawi) yang merasa tidak

layak menerima Yesus, dan hanya meminta Yesus bersabda saja supaya hambanya sembuh.

Intinya adalah ia percaya bahwa Yesus dapat menyembuhkan dengan bersabda saja, artinya ia

meyakini kuasa dalam sabda Yesus.

Kalau kita merenungkan perkataan Yesus dalam ayat 13 ini, maka jelas sekali bahwa Yesus

ingin menekankan bahwa apa yang kita percayai maka itulah yang akan terjadi dalam hidup kita.

Atau dalam kalimat yang lebih ringkas: "Jadilah padamu sesuai imanmu." Dalam terminologi

psikologi modern, ada setidaknya 2 konsep yang menarik dalam hubungan dengan ini yaitu:

- efek placebo: sebuah percobaan yang menarik pernah dilakukan di Amerika Serikat, yaitu dua

kelompok pasien di rumah sakit yang penyakitnya sama dikumpulkan dan kepada dua kelompok

itu diberikan pil yang netral (tidak ada obatnya), tapi kepada kelompok yang satu diberitahukan

bahwa pil itu adalah obat mujarab hasil temuan terbaru, sedangkan kepada kelompok kedua tidak

diberitahukan apa-apa.

Ternyata kelompok yang pertama lebih menunjukkan kemajuan dibandingkan kelompok kedua,

padahal pil yang diberikan sama. Kesimpulannya adalah kelompok yang pertama "percaya"

sungguh-sungguh akan obat tersebut, sedangkan kelompok kedua tidak. Demikian juga

seringkali kita dengar cerita tentang seseorang yang sakit kanker kronis atau lumpuh tapi bisa

sembuh karena semangat hidup dan kemauan kuat untuk sembuh.

- Mestakung: konsep semesta mendukung atau mestakung ini diajukan oleh Prof. Yohanes

Surya, intinya adalah jika seseorang percaya bahwa ia bisa mengatasi situasi atau kondisi kritis

misalnya persoalan akademis atau dunia kerja atau penyakit, maka jika ia terus melangkah

dengan tekun, maka alam semesta akan mendukung dia untuk mencapai tujuannya. Gagasan

tentang mestakung ini diadopsi dari pengamatan tentang gejala pengaturan diri dalam berbagai

80
disiplin ilmu, misalnya pasir yang membentuk gundukan dengan sudut 38-43 derajat yang

disebut dengan sudut lereng kritis.

Ilustrasi: Salah satu ilustrasi yang diberikan Prof. Yohanes Surya adalah seseorang yang dikejar

anjing, lalu mendadak dia mampu melompati pagar setinggi satu setengah meter, padahal

biasanya ia tidak akan sanggup. Itu bisa terjadi karena tubuhnya menyesuaikan diri dengan

keadaan darurat, atau dengan kata lain "alam semesta mendukung" upayanya untuk

menyelamatkan diri dari kejaran anjing. (Lihat www.yohanessurya.com)

Kiranya kedua konsep di atas dapat membantu kita memahami pentingnya menerapkan ajaran

Yesus tentang kekuatan iman. Artinya adalah bahwa ilmu pengetahuan mulai menyingkapkan

misteri tentang pengaturan diri yang dipicu oleh kemauan dan harapan serta iman.

Namun kiranya perlu ditegaskan di sini bahwa kekuatan iman yang diajarkan Yesus tidak sama

dengan kekuatan batin atau kekuatan berpikir positif, bedanya adalah jika kekuatan iman

mengandalkan kuasa Tuhan, maka teori kekuatan pikiran mengajarkan bahwa kita mesti

membangkitkan kekuatan besar dalam diri kita sendiri. Jadi ajaran tentang kekuatan pikiran yang

tersembunyi lebih dekat dengan New Age. Menurut sejarah, ajaran New Age didahului dengan

ajaran New Mind. Lihat juga misalnya tulisan-tulisan Tentang Neuro-Linguistic Progamming

atau Human Potential Movement (http://www.huffingtonpost.com/debra-ollivier/the-esalen-

institute-and-the-human-potential-movement-turn-50_b_1536989.html).

B. Mat. 17:20 -- "...sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja ...takkan ada yang

mustahil bagimu." Konteks dekat ayat ini adalah teks 17:14-19, yang mengisahkan seseorang

yang datang kepada Yesus karena anaknya sakit ayan dan tidak dapat disembuhkan oleh murid-

muridNya. Yang menarik adalah di sini kita membaca penegasan Yesus sekali lagi akan

81
kekuatan iman bagi orang percaya. Menurut Yesus, iman sebesar biji sesawi saja tidak hanya

mampu menyembuhkan sakit ayan tapi juga dapat memindahkan gunung. Meski demikian besar

kekuatan iman, perlu juga diingat catatan dalam ayat 17:21, yaitu bahwa dalam beberapa kasus

seperti pengusiran setan diperlukan doa yang tekun dan puasa.

Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud Yesus dengan kekuatan iman berbeda dengan

konsep kekuatan batin yang diajarkan banyak guru meditasi modern. Bagi Yesus, kekuatan iman

diperoleh dari doa dan puasa yang sungguh-sungguh, bukan dengan membangunkan kekuatan

batin manusia yang luar biasa seperti diajarkan para guru New Age (seperti Anand Krishna).

Sejauh yang saya ketahui, masih sedikit yang disingkapkan oleh ilmu pengetahuan modern

tentang misteri kekuatan iman tersebut, dan bagaimana sebenarnya iman dapat mempengaruhi

peristiwa alam seperti memindahkan gunung. Tapi saya yakin Yesus tidak sedang bercanda.

Ilustrasi: salah satu kisah yang bisa kita pelajari adalah tentang Yosua yang suatu kali

menghentikan gerak matahari dan bulan (Yos. 10:13), yang bunyinya "Maka berhentilah

matahari dan bulanpun tidak bergerak." Para ilmuwan berusaha menjelaskan bahwa mungkin

waktu itu sedang ada fenomena alam yang luar biasa terjadi, sehingga waktu siang menjadi

mulur, tapi yang jelas Alkitab mencatat bahwa itu adalah fenomena kuasa iman.

Ilustrasi lain yang dapat diajukan di sini adalah doa Elia yang membuat api Tuhan turun dari

langit menyambar korban bakaran (I Raja 18:36-38), dan juga doa Elia yang mendatangkan

hujan setelah bertahun-tahun Israel tanpa hujan.

Ilustrasi dalam sejarah: di Mesir ada sebuah bukit di mana dibangun Gereja yang besar disebut

Gereja Sampah. Kisahnya adalah pada Kekhalifahan pertama, orang-orang kristen (koptik)

dituduh pembohong buktinya ada ayat bahwa orang bisa memindahkan gunung. Kalifah lalu

memerintahkan orang-orang kristen koptik untuk membuktikan ayat ini atau mereka harus pergi

82
dari mesir atau dibunuh. Maka patriarkh berdoa dan lalu memperoleh petunjuk, meminta semua

orang kristen untuk puasa 3 hari, kemudian patriarkh meminta bantuan dari seorang bernama

Samaan yang mengikuti ajaran Alkitab sungguh-sungguh. Maka semua orang kristen dipimpin

Samaan berdoa sambil menangis mengelilingi bukit, sampai akhirnya kalifah menyuruh berhenti

karena ada gempa besar dan gunung itu bergerak beberapa puluh kilometer, yang disebut

Taharakh. Kisah ini dicatat oleh sejarawan muslim di mesir waktu itu, dan sampai sekarang

Gereja Sampah banyak dikunjungi wisatawan yang mengharapkan mukjizat. Di gereja gereja

oriental banyak kisah seperti itu.

C. Mat. 21:21 -- "jika kamu percaya dan tidak bimbang..." Konteks ayat ini adalah Yesus

mengutuk pohon ara. Yesus menegaskan sekali lagi tentang kuasa iman yang dapat

memindahkan gunung. Namun jelas bahwa iman yang dimaksudkan di sini tidak sama dengan

kekuatan pikiran, karena di ayat 21 Yesus bersabda: "apa saja yang kamu minta dalam doa

dengan penuh kepercayaan, maka kamu akan menerimanya."

Jika kita boleh menyimpulkan ketiga ayat di atas, maka ajaran Yesus untuk memiliki kuasa

dalam permohonan kita adalah 5 faktor ini:

- iman sebesar biji sesawi

- percaya dengan penuh

- doa kepada Tuhan yang Mahakuasa bahwa Ia akan mengabulkan

- didukung oleh puasa

- didukung oleh lebih dari 2 orang

Ilustrasi: sekitar akhir juni 2009 saya pulang dari moskow, waktu itu saya hampir tersangkut di

bandara changgi karena uang di saku tidak cukup buat beli tiket ke jakarta. Saya berangkat dari

83
moskow ke singapore hanya berbekal tiket pesawat ke singapore dan uang di saku 100 dolar.

Sesampai di singapore saya mencari penerbangan termurah ke jakarta, ternyata harga tiket

termurah adalah $105, jadi saya kurang $5. Kemudian saya berjalan ke bagian cargo flight,

maunya cari penerbangan yang murah via cargo, tapi hari itu pas tidak ada flight ke jkt hari itu.

Lalu saya kembali ke bagian tadi, dan menuju atm. Saya berdoa supaya Tuhan menolong saya

agar saya tidak tersangkut di bandara seperti kisah dalam film The Terminal.

Setelah berdoa, saya coba memasukkan kartu atm ke mesin, padahal saya tahu sudah tidak ada

tabungan saya, dan ternyata memang tidak keluar uang. Saya ulangi lagi dan masih tidak keluar

uang. Terus saya berjalan jalan sebentar sambil berdoa dengan sungguh sungguh agar Tuhan

memberikan jalan keluar, lalu saya putuskan untuk mencoba sekali lagi. Pada kali ketiga,

ternyata mesin atm mengeluarkan uang pas $5, sehingga saya bisa beli tiket ke jakarta.

Sampai sekarang saya tidak pernah tahu siapa yang mengirimkan uang $5 tersebut, mungkin

malaikat Tuhan. Itulah salah satu dari banyak kisah yang pernah saya alami bersama Tuhan.

Masih banyak kisah lain, tapi yang jelas adalah bahwa sabda Yesus tentang kuasa iman adalah

benar.

D. I Pet. 1:8 -- "Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya." Yang

sebenarnya ingin dikatakan oleh Petrus di sini adalah bahwa untuk mempercayai Tuhan yang

tidak kelihatan diperlukan iman. Itulah sebabnya orang-orang yang hidup atas dasar iman disebut

sebagai anak-anak Abraham, sebab Abrahamlah bapak orang beriman.

Ilustrasi: perhatikan bagaimana Abraham menuruti perintah Tuhan untuk meninggalkan tanah

kelahirannya dan merantau hingga ke tanah Kanaan (Kej. 12:4). Sekalipun tanah itu belum

menjadi miliknya, namun ia percaya bahwa suatu hari kelak Tuhan akan menggenapi janjiNya

84
untuk memberikan Kanaan kepada kaum keturunannya.

Kesimpulan

Demikianlah doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak. 5:16).

Itulah kiranya pesan inti dari keempat ayat yang kita bahas di atas.

Untuk membantu kita memahami cara kerja otak dan keajaiban iman, kita dapat menggunakan

dua konsep yang telah diakui dalam dunia ilmu pengetahuan:

- efek placebo

- Konsep Mestakung.

Yang jelas, iman tidaklah rasional karena ia adalah fenomena otak kanan (right brain). Karena itu

jika kita hanya menggunakan otak kiri, maka itu berarti kita tidak akan pernah dapat melangkah

dengan iman. Belajarlah untuk mengembangkan pemikiran yang seimbang antara otak kiri dan

otak kanan. Para perempuan biasanya lebih seimbang dalam menggunakan kedua bagian otak

daripada laki-laki, karena itulah perempuan cenderung lebih peka dan sensitif.

Kiranya renungan ini akan mendorong kita untuk semakin tekun berdoa dan bersandar kepada

Tuhan saja. Beranikah kita untuk melangkah dengan iman seperti Ayub, Abraham, Musa, Elia,

Daud dan tokoh tokoh iman lainnya? Bagaimana dengan Anda?

Amin

Victor Christianto

Email: victorchristianto@gmail.com

Url: http://independent.academia.edu/VChristianto

85
Url: http://researchgate.net/profile/victor_christianto

Http://www.sciprint.org

Http://www.facebook.com/vchristianto

Http://www.twitter.com/christianto2013

Phone: (62) 341-403205 or cellular: (62) 87859937095

Http://vixra.org/author/victor_christianto

Http://id.linkedin.com/pub/victor-christianto/b/115/167

Http://www.academicroom.com/article/how-you-can-get-closer-jesus-christ

Http://barnesandnoble.com/s/victor-christianto

http://academic.research.microsoft.com/Author/18116142/vic-christianto

http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E

http://www.amazon.com/Jesus-Christ-Evangelism-Difficult-ebook/dp/B00AZDJCLA

http://www.scribd.com/victorchristianto

http://issuu.com/christianto2013/docs

Http://gospel.16mb.com

Http://www.slideshare.com/guidetorepent

Donate to our new energy initiative: http://www.gofundme.com/4rixkk

https://www.academia.edu/5130389/A_Journey_into_Quantization_in_Astrophysics_A_collection_of_s

cientific_papers

http://fs.gallup.unm.edu/JOurneyIntoQuantization.pdf

86
Renungan: Orang benar akan hidup karena
percayanya21 (Habakuk 2)
Oleh Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com

Bahan ajar sekolah minggu: minggu ke 3, 16 November 2014

Teks: Habakuk 2:1-5

1. Fokus

Kerapkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari bahwa keadilan hanya berlaku

untuk yang kuat, sementara mereka yang lemah seringkali sulit memperoleh keadilan.

Apakh memang Tuhan menutup mata atas berbagai aniaya dan ketidakadilan? Tema

minggu ini akan mengajak anak-anak untuk merenungkan bagaimana seharusnya

bersikap di tengah-tengah ketidakadilan.

2. Tujuan

a. Mengajak anak-anak untuk mengutamakan ketaatan kepada Tuhan di tengah-

tengah masyarakat dan sekolah.

b. Mengajak anak-anak untuk bertekun dalam iman percaya mereka kepada Yesus

Kristus.

c. Mengajak anak-anak untuk bernisiatif mendoakan upaya-upaya menegakkan

keadilan di Indonesia.

21
URL: http://www.sciprint.org, http://independent.academia.edu/VChristianto

87
3. Penjelasan bahan:

a. Pada jaman nabi Habakuk hidup, kalau kita perhatikan konteks bacaan kita pada

ayat 1:3-4, rupanya banyak terjadi kelaliman, aniaya, dan ketidakadilan di tengah-

tengah bangsa Israel. Sehingga Habakuk kemudian bertanya dengan nada

mengeluh: “Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku

memandang kelaliman?”

b. Demikian pula kita sebagai masyarakat modern mungkin sering melihat

kenyataan pahit bahwa justru orang-orang kuatlah yang kerap melakukan

ketidakadilan dalam masyarakat. Sehingga keadilan kerap dijungkirbalikkan. Lalu

bagaimana sebaiknya sikap kita?

4. Bahan untuk kelas besar (4-6 SD) dan kelas tengah (1-3 sd)

a. Bacalah teks Habakuk 2:1-5 secara bergantian

b. Pendahuluan: tanyakan kepada anak-anak, apa sikap mereka jika mendengar

berita di televisi atau koran tentang seorang koruptor yang ternyata dibebaskan

oleh pengadilan? Ajaklah anak-anak untuk mendiskusikan jawaban-jawaban yang

diberikan.

c. Ilustrasi: ada seorang akrobat bernama Blondin yang di depan orang banyak

menunjukkan kehebatannya menyeberangi air terjun Niagara di atas seutas

tambang baja. Setelah selesai menyeberangi air terjun tsb, ia kemudian

mengulangi aksinya kali ini dengan mendorong sebuah gerobak. Setelah sampai

di seberang, ia menanyakan kepada penonton: “Apakah Anda semua yakin bahwa

saya bisa mendorong seseorang di atas gerobak ini sampai di seberang dengan

88
selamat?” Semua orang menjawab: “Yakin.” Blondin lalu bertanya lagi: “Apakah

ada seseorang yang bersedia naik ke gerobak ini untuk saya dorong melintasi air

terjun?” Ternyata tidak ada yang mau naik ke gerobak itu, kecuali seorang anak

kecil. Setelah ia naik ke gerobak lalu didorong oleh Blondin sampai di seberang

dengan selamat. Ternyata si anak kecil itu adalah anak dari Blondin.

d. Nabi Habakuk mengemukakan keluhannya dalam Hab. 1:3-4. Dalam Hab. 2

Tuhan berfirman untuk menjawab keluhan tersebut, antara lain disebutkan bahwa

orang yang membusungkan dadanya tidak lurus hatinya, dan juga orang sombong

dan khianat ia tidak akan tetap ada. Namun Tuhan menegaskan bahwa orang yang

benar akan hidup oleh percayanya.

e. Pelajaran dari teks:

i. Adik-adik mesti belajar memiliki hati yang penuh iman dan yakin bahwa

Tuhan senantiasa mendengar keluhan umatNya, meski mungkin jawaban

Tuhan terasa lambat menurut ukuran kita.

ii. Setelah memiliki iman yang kuat, maka langkah selanjutnya adalah hidup

bersandar kepada Tuhan (disebut sebagai berjalan dengan iman). Ada

perbedaan besar antara iman yang hanya sebatas pengetahuan bahwa

Tuhan berkuasa, dengan iman yang bersedia menyerahkan diri untuk

dipimpin oleh Tuhan seperti kisah Blondin dan anaknya di atas. Jadi yang

penting adalah hidup berjalan dengan iman, artinya menyerahkan diri

dipimpin oleh Tuhan. Itulah yang dimaksud oleh firman Tuhan dalam

Hab. 2:4.

f. Penerapan:

89
i. Hendaknya adik-adik belajar untuk berjalan dengan iman dan

menyerahkan diri untuk dipimpin oleh Tuhan.

ii. Sudahkah adik-adik menyerahkan hidup adik-adik kepada Tuhan Yesus?

g. Tutuplah dengan pertanyaan: Apakah adik-adik mau mendoakan keluarga atau

sahabat-sahabat yang belum mengenal Yesus Kristus secara teratur mulai hari ini?

h. Saran lagu penutup: Dalam Yesus ada kemenangan.

5. Bahan untuk kelas kecil (1-5 thn)

a. Tidak perlu membacakan teks Habakuk 2:1-5

b. Ceritakanlah bagaimana Tuhan menjawab pertanyaan nabi Habakuk tentang

mengapa terjadi banyak penindasan di sekitarnya.

c. Pertanyaan: maukah adik-adik mendoakan keluarga atau sahabat-sahabat yang

belum mengenal Yesus Kristus secara teratur mulai hari ini?

d. Ajak anak-anak menyanyi: Dalam Yesus ada kemenangan.

Version 1.0: 11 November 2014;


Victor Christianto, Email: victorchristianto@gmail.com

90
Isa dalam Qur’an
By Victor Christianto,22 email: victorchristianto@gmail.com

Qur’an menempatkan Isa sebagai tokoh yang sangat penting. Qur’an memberikan

berbagai gelar kepada Isa yang lebih tinggi daripada para tokoh lainnya dalam Qur’an. Beberapa

gelar tersebut antara lain adalah: Mesias, Putra Maryam, Yang Diutus (Messenger), Nabi,

Kalimatullah (Firman Allah), dan Roh dari Tuhan (Rohullah). Dia adalah satu-satunya nabi yang

lahir dari seorang perawan dan Dia melakukan lebih banyak mukjizat dibandingkan dengan para

nabi lainnya. Isa juga disebut dalam sekitar 90 ayat dalam 15 surah dalam Qur’an.23

Berikut adalah beberapa petikan ayat tentang Isa dengan maksud agar pembaca dapat

mempelajari sendiri apa yang tertulis tentang Isa menurut Qur’an. Sumber yang digunakan di

sini adalah Al Qur’an Digital.

1. An Nisaa’ 157

157. dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa

putra Maryam, Rasul Allah[378]", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)

menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi

mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa,

benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai

keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka

tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
22
URL: http://www.IsaAlMasih.co.nr dan http://independent.academia.edu/VChristianto
23
http://www.debate.org.uk/debate-topics/theological/qur-jes/

91
2. Az Zukruf 58

58. Dan mereka berkata: "Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?"

Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud

membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.

3. Al Ma’aidah 112

112. (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putera Maryam,

sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?." Isa

menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman."

4. An Nisaa’ 159

159. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa)

sebelum kematiannya[380]. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi

terhadap mereka.

5. An Nisaa’ 171

171. Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[383], dan

janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al

Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan)

92
kalimat-Nya[384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh

dari-Nya[385]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan

janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu)

lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah

dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.

Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

6. Al Baqarah 87

87. Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa,

dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan

telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan

Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus[69]. Apakah setiap datang kepadamu

seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu

lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan

beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?

7. Al Maa’idah 110

110. (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku

kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus.

Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah

dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan

Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang

berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu

93
menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu

menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang

berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan

orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku

menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu

mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang

kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata."

8. Al Maa’idah 116

116. Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu

mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain

Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa

yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah

Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada

pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-

ghaib."

9. An Nisaa’ 158

158. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[379]. Dan

adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

10. Ali Imran 45

94
45. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah

menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan

kalimat[195] (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam,

seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan

(kepada Allah),

11. Az Zukruf 57

57. Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamnaan tiba-tiba kaummu

(Quraisy) bersorak karenanya.

12. Maryam 34

34. Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka

berbantah-bantahan tentang kebenarannya.

13. Maryam 30:

30. Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil)

dan Dia menjadikan aku seorang nabi,

14. Ali Imran 84:

84. Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan

kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-

anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka.

95
Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-

Nyalah kami menyerahkan diri."

15. Al An’aam 85:

85. dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.

16. Al Maa’idah 114

114. Isa putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami

suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami

yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi

tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki Yang

Paling Utama."

17. Ali Imran 55:

55. (Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan

menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta

membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang

mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya

kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang

selalu kamu berselisih padanya."

18. Al Maa’idah 75:

96
75. Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah

berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-

duanya biasa memakan makanan[433]. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan

kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah

bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).

19. Al Maa’idah 72:

72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah

ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,

sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang

mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan

kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu

seorang penolongpun.

20. Ash Shaff 6:

6. Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku

adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan

memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang

sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang

kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah

sihir yang nyata."

21. Az Zukruf 59:

97
59. Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat

(kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani

lsrail[

22. An Nisaa’ 163:

163. Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami

telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami

telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak

cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada

Daud.

23. Az Zukruf 61:

61. Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari

kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku.

Inilah jalan yang lurus.

24. Al Baqarah 253:

253. Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di

antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya

Allah meninggikannya[158] beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera

Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus[159]. Dan

kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang

datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam

98
keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman

dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah

mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

25. Al Baqarah 136:

136. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa

yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il,

Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta

apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan

seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

26. Al Ahzab 7:

7. Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu

(sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil

dari mereka perjanjian yang teguh[1202].

27. Al Maa’idah 46:

46. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera

Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah

memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya

(yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan

menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.

99
28. Ash Shaff 14:

14. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah

sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia:

"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama)

Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong

agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir;

maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-

musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

29. Az Zukruf 63:

14. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah

sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia:

"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama)

Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong

agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir;

maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-

musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

30. Al Hadid 27:

27. Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami

iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami

jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang.

Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah[1460] padahal kami tidak mewajibkannya

100
kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari

keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang

semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka

pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.

31. Al Mu’minuum 50:

50. Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang

nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi

yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air

bersih yang mengalir[1005].

32. Asy Syuura 13:

13. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-

Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah

Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan

janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik

agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang

yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang

kembali (kepada-Nya).

Document history: Version 1.0: 26 Nov. 2014


VC, email: victorchristianto@gmail.com

101
Biografi singkat penulis

Victor Christianto lahir di Jawa Timur, Indonesia, dan menempuh pendidikan dasar
hingga universitas di Malang. Ia mengalami lahir baru pada tahun 1987. Ia menyelesaikan studi
di Fakultas Teknik - Universitas Brawijaya pada bulan September 1992. Selanjutnya ia bekerja
sebagai insinyur dari 1993-2000 dalam pelbagai proyek di Jakarta dan luar Jawa. Pada tahun
2000 dia kembali ke Jakarta dan beralih profesi menjadi webdeveloper dan database designer
yang ditekuninya hingga 2008.
Ia pernah menempuh studi gravitasi dan kosmologi di Institute of Gravitation and
Cosmology di Peoples’s Friendship University of Russia, Moscow (Desember 2008-Juni 2009),
sebelum beralih fokus ke teologi. Ia telah menyelesaikan studi pascasarjana (MTh.) di Sekolah
Tinggi Teologi Satyabhakti (www.sttsati.org) pada September 2014. Saat ini ia adalah staf
pengajar di Institut Pertanian Malang. Bidang minatnya meliputi antara lain: teologi, sejarah
Kekristenan Perdana, Naskah-naskah Laut Mati, energi terbarukan dan kosmologi.
Ia telah menerbitkan 3 buku spiritual, yaitu: Grace for you: 44 Guides for Living Inspired
by Jesus Christ (2013), A.L.I.C.E. with Jesus: A LIfe-Changing Experience with Jesus (2014),
dan Drink the New Wine (2014). Ketiga buku tersebut diterbitkan oleh Blessed Hope Publishing,
Germany, dan dapat diperoleh di http://www.morebooks.de atau http://www.amazon.com.
Aktivitas lain di antaranya adalah kegiatan gerejawi di samping mengelola situs jejaring
sosial untuk pengembangan energi terbarukan (www.sciprint.org). Hingga Pebruari 9, 2014, situs
jejaring sosial tersebut telah memiliki lebih dari 30.000 anggota terdaftar dari seluruh dunia.
Dalam kurun waktu 2005-2013 ia telah menerbitkan lebih dari 12 buku baik bersama-
sama dengan Prof. Florentin Smarandache dan ilmuwan lainnya, maupun sendiri, termasuk:
a. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Multi-Valued Logic, Neutrosophy, and
Schrödinger Equation. USA: Hexis-Phoenix, 2006.
b. Florentin Smarandache, Victor Christianto, Radi Khrapko, Fu Yuhua, John Hutchison.
Unfolding the Labyrinth: Open Problems in Physics, Mathematics, Astrophysics and other Areas
of Science. USA: Hexis-Phoenix, 2006. (Koleksi paper-paper ilmiah)

102
c. Florentin Smarandache & Victor Christianto (editors). Quantization in Astrophysics,
Brownian Motion and Supersymmetry. Chennai, Tamil Nadu, India: MathTiger, 2007. (Koleksi
paper-paper ilmiah)
d. Florentin Smarandache & Victor Christianto (editors). Hadron Models and related
New Energy issues (2008). (Koleksi paper-paper ilmiah)
e. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Cultural Advantage for Cities: An
alternative for developing countries (2008).
f. Fu Yuhua, Florentin Smarandache & Victor Christianto (editors). Cultural Advantages
in China: Tale of Six Cities (2009). (Koleksi paper-paper tentang kebudayaan Cina.)
g. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Neutrosophic Logic, Wave Mechanics,
and Other Stories: Selected Works 2005-2008 (2009). (Koleksi paper-paper ilmiah.)
h. Florentin Smarandache, Victor Christianto & Pavel Pintr (editors). Quantization and
Discretization at Large Scales. Columbus, Ohio: ZIP Publishing, 2012. (Koleksi paper-paper
ilmiah tentang astrofisika.)
i. Victor Christianto. Some Problems of Nuclear Energy Development in Asia. Amazon
Kindle Digital Publishing, 2013. URL: http://www.amazon.com/dp/B00B4LW5ZW or:
http://www.amazon.co.jp/problems-nuclear-energy-development-ebook/dp/B00B4LW5ZW
j. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Clan Capitalism, Graph Distance, and
Other Issues. Bucharest: Kogaion Editions, 2013. URL:
http://www.gallup.unm.edu/~smarandache/ClanCapitalism.pdf
k. Florentin Smarandache , Victor Christianto. A Journey into Quantization in
Astrophysics: A Collection of Scientific Papers. Gallup, New Mexico, USA: Multimedia Larga,
2013. (Koleksi paper-paper ilmiah tentang astrofisika dan kosmologi.)
l. Victor Christianto. Grace for you: 44 Guides for Living inspired by Jesus Christ.
Saarbrucken, Germany: Blessed Hope Publishing, 2013. URL:
https://www.morebooks.de/store/gb/book/grace-for-you/isbn/978-3-639-50070-7
m. Victor Christianto. A.L.I.C.E. with Jesus: A Life-Changing Experience with Jesus.
Saarbrucken, Germany: Blessed Hope Publishing, 2014. URL:
https://www.morebooks.de/store/gb/book/a-l-i-c-e-with-jesus/isbn/978-3-639-50080-6
n. Victor Christianto. Drink the New Wine: Experience God in your daily life.
Saarbrucken, Germany: Blessed Hope Publishing, 2014. http://www.morebooks.de

103
o. Victor Christianto Seeking a Theory for the End of the World: Introduction to Fractal
Vibrating String. Saarbrucken, Germany: Lambert Academic Publishing, 2014.
http://www.morebooks.de
Dia juga telah menulis lebih dari 50 paper fisika maupun ekonomi dan diterbitkan di
http://vixra.org, misalnya:
n. www.vixra.org/abs/0912.0036
o. www.vixra.org/abs/0912.0037
p. www.vixra.org/abs/1001.0005
q. www.vixra.org/abs/1001.0003
r. www.vixra.org/abs/0912.0053
Saat ini dia berbicara secara aktif tentang Yesus Kristus dan bagaimana Tuhan mengasihi
dunia. Dia senang menceritakan apa yang Yesus telah perbuat dalam hidupnya, dan apa yang
Yesus ingin perbuat dalam hidupmu juga. Penulis sangat senang untuk menjawab panggilan
telepon atau email mengenai buku ini. Silakan mengirim email ke victorchristianto@gmail.com
atau menelepon ke +062-87859937095 atau +062-341403205. Atau Anda dapat juga
menghubungi dia melalui skype dengan userid: vic1043.
Ia juga senang menjawab pertanyaan-pertanyaan melalui email atau sms:

Hubungi: Ir. Victor Christianto, MTh.


Cellular phone: 0878-59937095 / 0341-403205
Email: victorchristianto@gmail.com
URL: http://www.IsaAlMasih.co.nr
http://www.sciprint.org
http://independent.academia.edu/VChristianto
http://www.vixra.org/author/Victor_Christianto
http://www.researchgate.net/profile/Victor_Christianto
Http://www.facebook.com/vchristianto
Http://www.twitter.com/christianto2013
Skype: vic1043

104
X-Files dalam Alkitab
dan kisah-kisah lainnya
Victor Christianto

24 Mei 2015

1
Prakata

Buku ini dipersiapkan secara kilat, dalam hanya satu jam saja di depan layar PC di warnet.
Tujuan utama buku ini lebih untuk mensyukuri hari Pentakosta, 24 Mei 2015. Isi buku ini adalah
beberapa artikel dari blog ditambah 3 buah paper yang lebih panjang, yaitu: (a) refleksi terhadap
Injil Lukas, (b) Telaah eksegetis terhadap Hymne Yesus dalam Yoh. 1:1-18, dan (c) Tinjauan
kritis terhadap Eisenman tentang kontradiksi antara Paulus dan Yakobus.
Harapan penulis adalah kiranya buku kecil ini dapat menolong untuk menguatkan iman kita
khususnya berkaitan dengan beberapa isyu kontemporer seperti Naskah Laut Mati, UFO,
pemanasan global serta beberapa isyu lainnya yang sempat disoroti oleh penulis. Sebenarnya
masih banyak topik lain yang ingin dibahas, seperti ateisme, Raelianisme, atau Flying Spaghetti
Monster yang kabarnya cukup banyak penganutnya di negara-negara maju, tapi belum sempat
ditulis.
Kritik dan saran dari pembaca akan diterima dengan senang hati, terutama jika ada penerbit yang
berminat untuk mencetak buku ini.
Kiranya artikel-artikel ini menolong kita semua untuk mempersiapkan diri menjelang kedatangan
Yesus yang kedua kali.
Selamat membaca. Soli Deo Gloria

Hari Pentakosta, 24 mei 2015

Victor Christianto
Cellular phone: 0878-59937095
Email: victorchristianto@gmail.com
Twitter: @christianto2013
Skype: vic1043
Line: Vic1043
WeChat: christianto2014
URL: http://www.sabdaspace.org/victorc
URL: http://independent.academia.edu/VChristianto
URL: http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto

2
Daftar Isi

1. Judul
2. Prakata
3. Daftar Isi
4. Refleksi terhadap Injil Lukas
5. Telaah Eksegetis terhadap Hymne Yesus dalam Yoh. 1:1-18
6. Pagar
7. Puasa
8. Antropogenik
9. Transformers
10. Kecanduan?
11. Sunyi
12. Tercerabut
13. Kala
14. Gamelan
15. Apakah Tipe Spritualitas Anda?
16. Seputar Piagam Bumi, Agama Bumi, dan URI: Beware Gaia Strikes back!
17. Bagaimana memilih pertanyaan pembuka untuk pekabaran Injil pribadi?
18. Keunggulan kultural dan perencanaan kota
19. Manakah yang lebih penting: IQ, EQ, SQ, AQ atau xQ?
20. Apakah Holy Grail sudah ditemukan?
21. X-Files dalam Alkitab (?)
22. Renungan dari Mazmur 1
23. Bagaimana menjalani masa remaja bersama Tuhan
24. Tinjauan Kritis terhadap pandangan Eisenman tentang kontradiksi antara Paulus
dan Yakobus

3
Refleksi terhadap Injil Lukas

Judul film: That you may be certain: Gospel of Luke (dvd)


Produser: Day of Discovery/Discovery House
Narator: Michael Card
Durasi: 120 menit (4x30')
Link: http://dhp.org/dv770.html

Abstrak

Minggu lalu (April 2015) saya baru menyelesaikan review terhadap Injil Lukas versi Alkitab

Yang Terbuka, kemudian kami berkesempatan menonton sebuah film berjudul That you may be

certain: Gospel of Luke berdurasi 4x30menit dengan narator musisi Michael Card. Latar

belakang film adalah Palestina khususnya lokasi-lokasi yang bernilai historis seperti sungai

Yordan, danau Galilea, hotel King David di Yerusalem dan lain-lain. Berikut ini adalah

sekelumit kesan-kesan yang saya peroleh dari film tersebut, ditambah dengan refleksi pribadi

terhadap Injil Lukas secara keseluruhan. Semoga refleksi ini berguna bagi para pembaca

sekalian, sekalipun saya tidak merujuk pada buku-buku tafsir seperti Matthew Henry.

Pendahuluan

Menurut tradisi gereja kuno, Injil Lukas diyakini ditulis oleh Lukas yang merupakan salah satu

murid setia Paulus. Diduga ia adalah seorang dokter yang menyertai perjalanan Paulus. Menurut

teks, Lukas menulis Injilnya berdasarkan wawancara dan mengumpulkan fakta berdasarkan

laporan para saksi mata. Karena itu kemungkinan besar ia mengenal sejumlah saksi mata yang

4
masih hidup pada waktu itu, termasuk keduabelas murid Yesus. Bahkan mungkin ia mengenal

secara dekat Maria ibu Yesus, sehingga ia dapat mengisahkan secara mendetil berbagai peristiwa

termasuk perjumpaan Maria dengan Malaikat Gabriel maupun kisah Yesus yang hilang di

Yerusalem waktu berusia 12 tahun. Menurut para ahli biblika, Lukas juga mungkin

menggunakan sumber-sumber yang sudah ada waktu itu misalnya Injil Markus dan juga sumber

lain yang disebut Q (quelle : sumber).

Diperkirakan Lukas menulis Injilnya sekitar 30 tahun setelah Yesus diangkat ke surga, jadi

banyak para saksi mata yang masih hidup. Ia menulis Injilnya dan juga Kisah Para Rasul untuk

seseorang bernama Teofilus (1:1). Sebagian ahli menganggap Teofilus adalah seorang pejabat

Romawi yang dikenal Lukas (Lukas juga orang non-Yahudi), tapi ada juga yang berpendapat

bahwa theophilus adalah nama samaran untuk semua orang yang mencintai Tuhan (theo: Tuhan,

philus: mencintai). Jadi bisa diartikan bahwa Lukas menulis Injilnya untuk semua orang percaya,

termasuk Anda dan saya.

Semoga pendahuluan singkat ini cukup, dan sekarang kita mulai dengan kesan-kesan.

Pujian

Michael Card memulai narasinya dengan menyatakan bahwa Injil Lukas memiliki ciri yang khas

dibandingkan dengan ketiga Injil yang lain, yaitu banyaknya pujian yang bertebaran dalam Injil

Lukas. Ada pujian Maria, pujian Zakharia, pujian malaikat di padang, dan juga pujian Simeon.

Tidak hanya itu, Injil Lukas juga memiliki pesan sosial yang kuat. Mari kita lihat lebih jauh

tentang pesan sosial dalam Injil ini.

5
Injil Sosial

Salah satu kalimat dalam pujian Maria adalah tentang Tuhan yang "mengenyangkan orang yang

lapar dan membiarkan orang kaya pergi dengan tangan kosong." (1:53)

Tampaknya hal ini merupakan salah satu tema yang secara konsisten ingin disampaikan oleh

Lukas. Dan tema ini secara berulang ditegaskan juga oleh Yesus sendiri. Misalnya, ada

perbedaan dalam ucapan berbahagia: dalam Matius disebutkan berbahagialah orang yang miskin

di hadapan Allah (yang bisa ditafsirkan sebagai miskin rohani atau rendah hati), tapi dalam

Lukas 6:20 Yesus tampak secara sengaja menujukan kalimatnya kepada orang-orang yang

memang miskin secara harafiah: "berbahagialah, hai kamu yang miskin karena kamulah yang

empunya Kerajaan Allah."

Pesan Yesus ini tampak konsisten sepanjang injil Lukas, misalnya dalam 4:18 disebutkan bahwa

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk memberitakan kabar baik

kepada orang-orang miskin." Demikian juga ketika Yesus menjawab murid-murid Yohanes yang

bertanya kepada-Nya, Ia mengatakan: "...dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik."

(7:22)

Begitu pula dengan perumpamaan tentang Lazarus si pengemis yang boroknya dijilati anjing,

ketika ia mati ia duduk di pangkuan Abraham, sementara orang kaya yang tidak bernama itu

harus menderita dalam neraka. (Luk. 16:22-24)

Jadi, benarkah bahwa Injil Lukas ingin menyatakan bahwa (nyaris) tak ada harapan bagi orang-

orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga? Atau bahwa menjadi miskin adalah prasyarat

untuk menjadi murid Yesus? Saya kira ini merupakan pertanyaan yang menarik untuk

direnungkan.

6
Tersisih

Michael Card juga menjelaskan bahwa ada kontras yang mencolok antara para pemimpin yang

gagal menangkap pesan Yesus, dan orang-orang sederhana yang tersisih dari masyarakat justru

menangkap pesan Yesus. Orang-orang yang tersisih itu termasuk para gembala, pemungut cukai,

orang samaria, dan juga para perempuan. Dengan kata lain, para pahlawan dalam Injil Lukas

adalah orang-orang yang tersisih dalam masyarakat, jadi seperti melihat drama anti-hero yang

ditujukan untuk menghibur orang-orang miskin dan tersisih (outcast). Mungkin Injil Lukas dapat

disebut sebagai Injil untuk kaum yang tersisih (Gospel for the outcast). Baiklah kita menyimak

beberapa contoh di sini:

a. Zakharia: ia merupakan seorang imam keturunan Harun, tapi justru tidak percaya akan berita

yang disampaikan malaikat Gabriel (1:5-18). Hal ini kontras dengan Maria yang adalah

perempuan desa sederhana tapi justru menanggapi Gabriel dengan penuh iman: "Aku ini adalah

hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu." (1:38) Jadi ada kontras antara sikap para

pemimpin yang cenderung kurang menanggapi kabar baik dengan serius dan orang-orang

sederhana yang justru menangkap pesan dengan baik. Kontras-kontras semacam ini terjadi di

sepanjang Injil Lukas, bahkan Yesus sendiri ditolak oleh para pemimpin Israel hingga akhirnya

mati di kayu salib.

b. Tiberius: Lukas 3:1 menyebut 5 orang pemimpin di masa itu, yaitu Tiberius, Herodes, Pontius

Pilatus, Filipus dan Lisanias. Ada yang kaisar, wali negeri atau raja wilayah. Ayat 3:2 juga

menyebut dua orang Imam Besar. Namun yang mencolok dalam ayat 3:3-10 adalah bahwa tidak

satupun dari mereka yang menanggapi kabar baik yang disampaikan Yohanes (dan kemudian

7
Yesus). Tapi justru orang-orang sederhana seperti pemungut cukai dan para prajuritlah yang

bertobat mendengar kotbah Yohanes. Kontras ini menjadi semakin mencolok ketika Michael

Card menjelaskan bahwa di usia lanjut, Tiberius mengasingkan diri ke sebuah pulau dan

menghabiskan waktunya berfoya-foya (mungkin karena ia berfilsafat hedonisme). Sungguh

seorang yang bejat dan tidak bermoral.

c. Orang Samaria: kontras yang lain adalah perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati,

yang diceritakan Yesus untuk menjawab pertanyaan seorang ahli Taurat tentang: siapakah

sesamaku? Ahli Taurat ini sudah tahu jawabannya, tapi itu tidak terhubung dengan hatinya.

Karena itu Yesus menggunakan perumpamaan untuk menghubungkan kembali pikirannya dan

hatinya. Memang perumpamaan memicu imajinasi, dan imajinasi itulah yang dapat

menghubungkan kembali logika dan hati. Di akhir cerita Yesus menanyakan kepada ahli Taurat

itu: menurutmu siapakah sesama dari orang yang dirampok itu? Jadi melalui perumpamaan ini,

Yesus menyingkapkan kontras yang lain lagi, bahwa mungkin orang Samaria yang dianggap

tidak layak menjadi umat Allah bisa memahami pesan Yesus tentang mengasihi sesama,

sementara ahli Taurat itu gagal memahami pesan Yesus. (Luk. 10:33). Demikian pula, Lukas

mencatat bahwa di antara 10 orang kusta yang disembuhkan, hanya satu yang kembali untuk

mengucap syukur, dan itu adalah orang Samaria! Betapa kontrasnya dengan sembilan orang

yahudi yang juga disembuhkan! (Luk. 17:16)

d. Zakheus: dalam Lukas 19:2-8 dikisahkan tentang seorang pemungut cukai bernama Zakheus.

Dia juga orang yang tersisih meskipun dia kaya, dan jelas bahwa dia dibenci oleh banyak orang

Yahudi. Tapi dalam penuturan Lukas, dia justru menangkap pesan Yesus, dan bersedia

mengembalikan sebagian hartanya kepada orang-orang yang dirugikan. Di sini jelas bahwa

8
Lukas ingin menyampaikan bahwa bukan kekayaan yang menjadi penghalang kepada Allah, tapi

sikap hati kita akan kekayaan itu.

Karismatik

Injil Lukas bersifat multidimensi, tidak saja ia memiliki pesan sosial yang kuat, tapi juga

berkarakter karismatik. Misalnya kita baca bahwa Bapa di surga akan memberikan Roh Kudus

kepada mereka yang meminta (11:13), padahal di teks paralelnya di Matius hanya disebutkan

bahwa Bapa akan memberikan "yang baik" kepada mereka yang meminta. Frasa Roh Kudus

disebut 14 kali dalam Lukas, dan hanya 6 kali dalam Matius, 4 kali dalam Markus dan 3 kali

dalam Yohanes.

Hal ini tidak saja muncul dalam Injilnya, tapi juga diteruskan dalam Kisah Para Rasul. Ini

terlihat dari Kisah 1:8 yang menegaskan bahwa Roh Kudus akan memampukan para murid untuk

memberitakan Injil sampai ke ujung bumi. Bahkan sebagian orang menyebut Kisah Para Rasul

sebagai Kisah Roh Kudus. Salah satu karya penting tentang Luke-Acts ditulis oleh Roger

Stronstad, berjudul The Charismatic Theology of St. Luke [1]. Memang buku ini sangat favorit di

kalangan para teolog karismatik, tapi saya kira juga baik dibaca kalangan reformed dan katolik.

Kalau kita mau berintrospeksi sejenak, memang banyak perdebatan klasik di antara kalangan

karismatik, injili, dan reformed yang berpangkal pada kegemaran masing-masing terhadap kitab

tertentu. Martin Luther misalnya sangat memuji Surat Roma tapi tidak menyukai Surat Yakobus,

yang disebutnya sebagai surat jerami. Lalu muncul istilah "kanon di dalam kanon". Tapi

kecenderungan serupa ini agaknya masih sering menjangkiti para penganut injili dan reformed.

9
Di sisi lain, para tokoh karismatik dan Pentakosta cenderung menjunjung tinggi Kisah Para

Rasul, tapi ini juga berpotensi menimbulkan semacam kanon di dalam kanon. Saya kira prinsip

yang baik adalah mengikuti anjuran Yesus: "yang satu harus dilakukan, tapi yang lain jangan

diabaikan." (Mat. 23:23)

Salah satu asumsi yang sering dipegang oleh para teolog injili seperti Gordon Fee adalah bahwa

kitab-kitab narasi tidak boleh menjadi sumber dari ajaran-ajaran didaktis, hanya surat-suratlah

yang boleh.[5] Implikasinya adalah bahwa sampai sekitar tahun 90an para teolog Pentakosta

cenderung dipandang sebelah mata oleh rekan-rekannya yang injili atau reformed, karena kaum

teolog Pentakosta cenderung mendasarkan teologi mereka terutama pada Kisah Para Rasul.

Tapi kemudian muncul dua bantahan terhadap asumsi tersebut, yaitu:

A. Karya monumental Ian Howard Marshall dari Aberdeen University yang menandaskan bahwa

Kisah Para Rasul dapat dipertanggungjawabkan baik secara historis maupun teologis.[4]

B. bantahan lain berasal dari logika sederhana: jika semua narasi tidak boleh menjadi dasar untuk

ajaran didaktis, maka itu berarti hampir 60% kitab dalam Alkitab juga harus diabaikan, termasuk

kita tidak boleh membuat ajaran berdasarkan Kejadian, Keluaran, Hakim-hakim, Raja-raja,

Tawarikh, bahkan keempat Injil. Tentunya reduksi semacam ini tidak masuk akal dan justru

bertentangan dengan pesan Injil itu sendiri.

Dari bantahan-bantahan semacam itu, maka akhir-akhir ini para teolog pentakosta mulai

memperoleh perhatian secara serius. Salah satu pemikir pentakosta yang cukup diperhitungkan

adalah Amos Yong, yang dulu mengajar di Regent University lalu pindah ke Fuller Seminary.

Salah satu konsep yang diperkenalkan beliau adalah teologi hospitalitas. Karena itu berikut ini

adalah interpretasi saya terhadap Injil Lukas menggunakan lensa hospitalitas. Saya memang

10
belum membaca buku Amos Yong, kecuali sebuah paper beliau [2]. Jadi mohon dimaafkan

apabila interpretasi ini mungkin kurang pas dengan konsep asli beliau.

Hospitalitas

Hospitalitas di sini dapat dipahami sebagai keramahtamahan yang khas murid Yesus. Dalam

lensa hospitalitas, pesan kabar baik yang disampaikan oleh Yesus kiranya dapat dirangkum

menjadi satu kalimat berikut: "sebagaimana Bapa menunjukkan belaskasihan dan keramahan

kepada kita, maka demikian pula kita mesti menunjukkan belaskasihan dan keramahtamahan

kepada sesama kita, khususnya mereka yang paling tersisihkan dalam masyarakat." Itulah inti

dari berita Injil.

Dalam Lukas 7:13 misalnya dikisahkan, bahwa Yesus bertemu dengan seorang janda yang

anaknya meninggal, lalu Yesus tergerak oleh belaskasihan, sehingga Ia mengulurkan tangan-Nya

dan menolong.

Demikian juga dalam perumpamaan orang Samaria yang baik hati, dikisahkan bahwa ia tergerak

oleh belaskasihan (10:33), lalu turun dari keledainya dan menolong orang yang dirampok itu.

Perumpamaan tentang anak yang hilang juga menunjukkan bagaimana bapanya setia menunggu

anaknya yang bungsu kembali, dan begitu anaknya pulang, ia langsung tergerak oleh

belaskasihan, lalu menyambut anaknya dan mengadakan pesta. (15:20)

Jika perumpamaan tadi dimaksudkan Yesus untuk menggambarkan Bapa yang di surga, tentu

ada pesan yang jelas tentang begitu besar kasih dan keramahan yang ditunjukkan Bapa kepada

semua orang berdosa yang datang kepada-Nya dengan penuh rasa sesal dan mohon ampun, dan

itulah hospitalitas yang surgawi.

11
Pertanyaan bagi kita untuk direnungkan: sudahkah kita menunjukkan belaskasihan dan

keramahan kepada sesama yang paling miskin dan hina yang kita jumpai di jalan? Menurut

Yesus, sikap kita entah ramah atau acuh kepada sesama yang paling hina itulah yang akan

menentukan apakah kelak kita akan diterima di surga atau tidak. (Mat. 25) Itulah sikap

spiritualitas kristiani yang sejati.

Holistik

Jika semua pesan Yesus dalam Injil Lukas digabungkan, maka Lukas tampaknya memberikan

penekanan pada kesembuhan melalui Yesus, pentingnya memperhatikan orang miskin dan

tersisih, lalu juga penekanan pada aspek Roh Kudus. Jadi kesembuhan, pesan sosial dan

hospitalitas serta aspek karismatik ditekankan sekaligus dalam Injil Lukas. Lalu bagaimana

dengan gereja masa kini? Sudahkah kita mempraktekkan pesan utama Injil Lukas tersebut?

Inilah yang dimaksud dengan pelayanan holistik, jadi bukan hanya memberitakan kabar baik

untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, tapi juga memperhatikan kebutuhan manusia secara utuh. Jadi

Injil Lukas juga dapat disebut sebagai Injil yang Holistik. Lihat ref. [3].

Berikut ini beberapa pertanyaan sederhana untuk menolong kita merenungkan penerapan Injil

Lukas melalui pelayanan holistik:

- sudahkah kita memperhatikan kesehatan masyarakat di sekitar kita?

- sudahkah kita melakukan apa yang kita bisa untuk menolong lingkungan yang kumuh dan

tersisih?

12
- sudahkah kita melakukan hospitalitas kepada sesama yang membutuhkan? (misalnya

menyambut tamu yang baru pertama datang dalam ibadah, atau ramahtamah secukupnya

sepulang ibadah).

- sudahkah kita melibatkan Roh Kudus dalam setiap keputusan di gereja kita?

Kiranya pertanyaan-pertanyaan tadi akan menolong kita untuk mewujudkan pelayanan Gereja

yang Holistik yang merupakan pesan Injil Lukas bagi zaman ini.

Demikian refleksi saya terhadap film the Gospel of Luke.

Versi 1.0: 3 mei 2015, pk. 12:48; versi 1.1: 22 mei 2015, pk. 07:02
VC, email: victorchristianto@gmail.com

Note:
Terimakasih kepada Pdt. Welko Marpaung dan Pdt. Dr. Joas Adiprasetya yang memperkenalkan
saya pada pemikiran Amos Yong, khususnya mengenai hospitalitas.

13
Referensi:
[1] Roger Stronstad, The Charismatic theology of st. Luke, Hendrickson Publisher, url:
http://media.sabda.org/alkitab-
2/PDF%20Books/00060%20Stronstad%20The%20Charismatic%20Theology%20of%20St%20L
uke.pdf
[2] Amos Yong. The Spirit of Hospitality: Pentecostal Perspectives toward a performative
theology of interreligious encounter. Missiology, an international review vol. XXXV no. 1,
January 2007. URL: http://mis.sagepub.com/content/35/1/55.full.pdf
[3] Reinhard Jeffray Berhitu, Peran Gembala jemaat terhadap pengembangan pelayanan holistik
di gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Yegar Sahaduta Jayapura. Jurnal Jaffray, Vol. 12 no. 2,
2014. Url: http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV71/article/view/19
[4] Ian Howard Marshall. Luke: Historian and Theologian, Exeter: Paternoster Press, 1970, 1989
[5] Gordon Fee. How to read the Bible for all its worth. Zondervan 1981

14
Telaah Eksegetis atas Hymne Yesus dalam Yohanes 1:1-18

Pendahuluan

Dalam kalimat-kalimat pembuka keempat Injil, masing-masing penulis Injil memberikan

petunjuk akan minat khusus yang mewarnai penuturan mereka akan hidup dan karya Yesus. 1

Pembukaan Injil Markus adalah yang paling singkat, hanya menuturkan baptisan Yesus untuk

menegaskan bahwa Ia adalah Anak Allah. Pembukaan Matius berisi silsilah Yesus untuk

menegaskan bahwa Ia adalah keturunan Abraham dan Daud, sekaligus memberikan legitimasi

bahwa Ia adalah Raja Mesianik yang dinantikan. Pembukaan Lukas menceritakan kelahiran

Yohanes Pembaptis dan Yesus dalam konteks pemerintahan Romawi masa itu. Di antara

keempatnya, Yohanes memberikan pembukaan yang paling dramatis yaitu dengan memberikan

penekanan Kristologis terhadap misi Yesus. Menurut R. Alan Culpeper2, deskripsi Yesus sebagai

Logos dalam Prolegomena Injil Yohanes memberikan dampak yang abadi terhadap teologi

Kristen.

Hymne Yesus3 dalam Yohanes 1:1-18 merupakan salah satu perikop yang sangat terkenal dan

telah banyak dibahas dalam berbagai literatur. Namun demikian interpretasi atas Hymne Yesus

tersebut dalam konteks kosmologi tampaknya belum mendapat banyak perhatian. Motivasi

1
Richard Van Egmond. An exegetical study of the Prologue of John.
2
R. Alan, Culpepper. The Gospel and Letters of John. Nashville: Abingdon, 1998
3
Sebagaimana dijelaskan dalam Ridderbos, masih terdapat ketidaksepakatan di antara para ahli tentang asal-usul
Hymne Yesus tersebut. Sebagian menyatakan bahwa Hymne ini berasal dari suatu puisi dari Gereja Purba,
semerntara Bultmann menduga bahwa hymne ini berasal dari dunia Gnostik. Namun demikian Ridderbos
menjelaskan bahwa karya penebusan yang ditegaskan dalam Hymne Yesus jauh berbeda dan tidak dapat dikaitkan
dengan ajaran Gnostik. Ridderbos, Herman. Injil Yohanes: suatu Tafsiran Theologis. Surabaya: Penerbit
Momentum, 2012. Lihat juga Richard Van Egmond. An exegetical study of the Prologue of John.

15
penulis untuk meneliti Hymne Yesus ini adalah untuk menggali apakah mungkin mengembang-

kan kosmologi bertolak dari Hymne Yesus tersebut.

Karena itu dalam makalah ini penulis bermaksud melakukan analisis eksegetis atas Yohanes 1:1-

18 untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Adakah gagasan kosmologi dalam Injil ini?

Seandainya ada, dalam pengertian apakah kosmos menurut Injil Yohanes? Bagaimanakah peran

dan karakter kosmos? Sejauh manakah pengaruh gagasan filsafat keagamaan Gnostikisme atas

terminologi-terminologi dan “bahasa” kosmologis Injil Yohanes?

Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menolong pembaca agar memahami apakah Hymne

Yesus dalam Injil Yohanes dapat memberikan petunjuk untuk mengembangkan suatu model

kosmologi.

Lingkup Pembahasan

Dalam makalah ini penulis hanya akan meneliti 18 ayat pertama dalam Injil Yohanes.

16
Analisis

a. Analisis Historis

Penulis

Injil keempat tidak menyebutkan secara jelas siapakah penulisnya. Seperti Ketiga Injil Sinoptik,

secara formal Injil ini ditulis secara anonim. Namun demikian menurut tradisi gereja kuno, Injil

Yohanes bersama-sama dengan surat-surat I-II Yohanes ditulis oleh Rasul Yohanes, salah satu

dari kedua belas rasul Yesus Kristus dan merupakan murid yang paling dekat dengan Yesus.

Tulisan-tulisan Rasul Yohanes merupakan tulisan yang diakui oleh bapa-bapa gereja abad-abad

pertama, terutama oleh Irenaeus, Tertullianus dan Justynus Martir. Meskipun ada beberapa

dokumen lainnya, penulis pertama yang mengutip dari Injil Keempat dengan menyebutnya

sebagai karya Rasul Yohanes adalah Theophilus dari Antiokhia (181 M). Bagaimanapun,

sebelum tahun tersebut, beberapa penulis seperti Tatian (murid dari Justin Martyr), Claudius

Apollinaris, dan Athenagoras juga menyebut Injil Keempat sebagai dokumen yang otoritatif.4

Salah satu peneliti yang menegaskan dugaan bahwa Rasul Yohaneslah penulis Injil Keempat

dikemukakan adalah Brooke Foss Westcott (1825-1901). Westcott mengemukakan argumen

yang menjadi klasik bahwa penulis Injil Keempat adalah seorang Yahudi, berasal dari Palestina,

seorang saksi mata, seorang rasul, dan ia adalah St. Yohanes.5

Tetapi banyak ahli modern meragukan keotentikan Injil Yohanes sebagai Injil yang ditulis oleh

saksi mata dari perbuatan Yesus. Karena itu kebanyakan ahli cenderung menganggap bahwa Injil

Yohanes tersebut kurang bernilai historis dibandingkan dengan ketiga Injil Sinoptik. Meskipun
4
D.A. Carson & Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament, Second Edition. (Grand Rapids:
Zondervan. AER Edition, 2009), p. 229.
5
John Painter, "Johannine Literature: The Gospel and Letters of John," in David E. Aune (ed.) The Blackwell
Companion to the New Testament (Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell, 2010), pp. 345.

17
demikian, beberapa penelitian misalnya oleh C.H. Dodd justru menunjukkan bahwa Injil

Yohanes memiliki sumber-sumber yang berasal dari tradisi gereja yang lebih kuno, sehingga

tidak lebih rendah nilai historisnya dibandingkan ketiga Injil Sinoptik.6

Penerima

Tidak ada penerima yang secara jelas disebutkan dalam Injil Keempat. Diduga, jika Yohanes

anak Zebedeus yang menulis Injil Keempat tersebut ketika ia tinggal di daerah Efesus, maka

kemungkinan ia menulisnya untuk para pembaca di sekitar wilayah kerajaan tersebut.7

Waktu Penulisan

Selama 150 tahun terakhir, banyak usulan tentang tanggal penulisan Injil Keempat ini telah

diajukan, mulai dari sekitar 70M hingga seperempat bagian terakhir dari abad kedua M. Namun

tidak ada argumen yang sangat meyakinkan, sehingga para ahli menduga bahwa tahun berapapun

di antara 55 dan 95 M semuanya mungkin.8

6
C. H. Dodd, Historical Tradition in the Fourth Gospel (Cambridge: Cambridge University Press, 1963) as cited in
D.A. Carson, "Historical Tradition in the Fourth Gospel: After Dodd, What?" R.T. France & David Wenham, eds.,
Gospel Perspectives, Vol. 2: Studies of History and Tradition in the Four Gospels. Sheffield: JSOT Press, 1981.
pp.83-145.
7
D.A. Carson & Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament, Second Edition. (Grand Rapids:
Zondervan. AER Edition, 2009), p. 267.
8
Ibid, 264.

18
Tujuan Penulisan

Diskusi sepanjang abad keduapuluh mengenai tujuan penulisan Injil Keempat ini secara garis

besar dapat dibagi menjadi 4 kelompok:9

- Banyak usulan di sepanjang abad ke-20 yang berupaya menunjukkan bahwa tujuan Injil

Keempat dapat ditemukan dengan membandingkannya dengan ketiga Injil Sinoptik. Ada

yang mengatakan bahwa Yohanes menulis sebuah Injil spiritual, atau dia menulis untuk

untuk melengkapi apa yang masih belum ada dalam ketiga Injil Sinoptik, atau bahkan

untuk menggantikan atau mengoreksinya. Teori-teori ini menolak untuk membiarkan

Yohanes menjadi Yohanes, dan karenanya akhir-akhir ini pendekatan ini ditinggalkan.

- Banyak proposal modern yang berawal dari upaya rekonstruksi komunitas Yohanin yang

diduga meminta ditulisnya Injil Keempat tersebut. Meeks misalnya berargumen bahwa

komunitas Yohanin itu adalah sectarian dan terkucil dari sinagoge-sinagoge yang

berkuasa. Namun hipotesis ini memiliki kelemahan: dugaan bahwa komunitas Yohanin

itu terkucil dan sectarian mengabaikan fakta adanya visi besar dalam Yohanes 17, dan

juga parallel-paralel yang antara pembukaan Yohanes dengan Hymne lainnya seperti Kol.

1:15-20 dan Flp. 2:5-11.

- Beberapa pernyataan tentang tujuan penulisan Injil Yohanes bertumpu pada tema tunggal

atau bahkan perangkat sastra.

- Akhirnya, beberapa komentator mengadopsi apa yang disebut sebagai pendekatan sintetik

atau aditif. Apa yang tampak sebagai usulan-usulan terbaik digabungkan menjadi satu,

sehingga tujuan penulisan Injil Yohanes adalah menginjili kaum Yahudi, menginjili

9
Ibid, 268.

19
kaum Helenis, memperkuat gereja, mengkatekisasi para petobat baru, menyediakan

bahan-bahan untuk menginjili kaum Yahudi dsb.

b. Analisis Kultural

Bangsa Yahudi merupakan suatu bangsa yang percaya dan menaruh harapan kepada Hukum

Taurat, sebagai hukum yang bisa menyelamatkan mereka. Bangsa Yahudi berpikir bahwa

dengan melakukan hukum Taurat mereka bisa diselamatkan. Jadi orang Yahudi beranggapan

bahwa mereka bisa diselamatkan dengan melaksanakan hukum Taurat sepenuhnya.

Di samping itu, ada juga keyakinan tradisional misalnya dari Targum Onkelos tentang Memra10

YHWH yang berkuasa dan berperan dalam penciptaan alam semesta, dan beberapa ahli menduga

bahwa gagasan tentang Memra YHWH itulah yang kemudian diadopsi oleh penulis Injil

Keempat ini untuk memperkenalkan konsep Logos yang menjadi manusia. Jadi gagasan tentang

Logos itu meskipun di permukaan tampaknya dipinjam dari filsafat Helenis, kemungkinan

berakar pada tradisi Yudaisme itu sendiri.

Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa rasul Yohanes menggunakan kata logos, dengan

cara mengutipnya dari PL. Asumsi bahwa Yohanes mengambil PL sebagai referensinya muncul

karena Yohanes sering mengutip PL dalam tulisannya. Hal ini telah diamati oleh beberapa ahli

10
Targum ialah PL yang diterjemahkan ke dalam bahasa Aram. Di dalam Targum orang PL (Yahudi), digunakan
kata „memra‟ untuk menerjemahkan kata firman, yang dapat dikenakan untuk diri Allah. Memra adalah sebutan
biasa untuk nama khusus Allah, YHWH (adonai). Dan istilah memra dalam bahasa Aram sama dengan pengertian
Firman Allah (lihat Targum Kel. 19:17; Targum Ul. 9:3; Targum Yes. 48:13). „Kata‟ atau „firman‟ dapat selalu
menjadikan atau mengerjakan sesuatu; jadi bukan hanya mengatakan sesuatu, tetapi „kekuatan‟ atau „kuasa‟ Allah
untuk menciptakan. Jadi, firman dalam Yudaisme tradisi Targumik menunjukkan suatu „aktivitas mencipta‟, bukan
hanya perkataan. Barrett, kadang-kadang memperkirakan bahwa memra adalah sebuah hipotasis ilahi yang mampu
memperlengkapi sebuah persamaan yang benar pada pemikiran Yohanes dari suatu pribadi inkarnasi logos dalam
Yesus. Lihat Marta Sembiring, Konsep Logos menurut Injil Yohanes 1:1-18 suatu penelitian Naratif. Jumat, 23
April 2010. URL: http://sababalatblog.blogspot.com

20
seperti Delbert Burkett , C.K. Beale , dan F.W. Hengstenberg . Selain itu, kata “Firman” juga

sering kita temukan dalam PL. Dalam PL kata Firman Allah terlibat dalam proses penciptaan

segala sesuatu (misalnya dalam Maz. 33:6), pewahyuan (Yer. 1:4; dan Yes. 9:7), dan

keselamatan (Maz. 107:20; dan Yes. 55:11).11

c. Analisis Konteks Sastra

- Konteks dekat:

Perikop Yoh. 1:1-18 dilanjutkan dengan kesaksian Yohanes Pembaptis bahwa dia

bukanlah Mesias yang akan datang, melainkan ada Seseorang yang lebih besar dari dia

yang akan datang. Selanjutnya ayat 29 berisi kesaksian Yohanes Pembaptis tentang

Yesus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Tema bahwa Yesus

adalah Firman Allah yang turun ke dunia untuk menghapus dosa dunia itu diulangi di

beberapa bagian, misalnya dalam Yoh. 3:16.

- Konteks jauh:

Pasal 1 dilanjutkan dengan Pasal 2 yang berisi dua peristiwa yaitu: a. mukjizat yang

pertama oleh Yesus dengan cara mengubah air menjadi anggur, dan b. Yesus mengusir

para pedagang di pelataran Bait Suci. Kedua peristiwa ini tampaknya menegaskan misi

Yesus yakni memberitakan bahwa diri-Nya adalah Anak Allah yang turun dari surga

untuk membereskan semua kekacauan dalam peribadatan di masa itu. Dalam konteks

yang lebih luas, Injil Yohanes menggambarkan konflik yang terbentuk antara Yesus dan

para pemimpin Yahudi selama pelayanan Yesus. Tidak seperti dalam Injil Sinoptik, tidak

ada konflik mengenai tidak membasuh tangan dll. Konflik yang terjadi dalam Injil
11
Marta Sembiring, Konsep Logos menurut Injil Yohanes 1:1-18 suatu penelitian Naratif. Jumat, 23 April 2010.
URL: http://sababalatblog.blogspot.com

21
Yohanes digambarkan dipicu oleh penyembuhan yang dilakukan Yesus pada hari Sabat

dan juga bahwa Yesus tidak membela diri-Nya tentang pelanggaran tersebut, tetapi malah

membuat klaim diri-Nya sebagai Anak Allah yang hidup; hal ini bagi orang Yahudi

berarti hujat yang sangat serius. ("Bapa-Ku terus bekerja hingga sekarang, dan Aku pun

juga bekerja." – Yoh. 5:17).12

1212
John Painter, "Johannine Literature: The Gospel and Letters of John," in David E. Aune (ed.) The Blackwell
Companion to the New Testament (Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell, 2010), p. 351.

22
d. Eksegesis Yohanes 1:1-18

1. Prolog: Bagian Prolegomena (1:1-18) memberikan pembukaan yang kuat dan

dramatis terhadap Injil ini. Yohanes meneguhkan inkarnasi Logos menjadi Yesus

dari Nazaret, sebagai seseorang yang menyatakan hati dan pikiran Tuhan. Melalui

hal ini Yohanes membuat jelas tujuan Allah yang penuh kasih.13 Prolog tersebut

juga menampilkan suatu paradoks dari dunia, yang diciptakan oleh Tuhan, tapi

berkonflik dengan Tuhan yang datang untuk menyelamatkan dunia. Dilema ini

ditampilkan dalam bentuk struktur simbolik yang dominan dalam Injil Keempat

yakni pertentangan antara kegelapan dunia dalam konflik dengan terang dari

Logos yang ilahi.

2. Ayat 1: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan

Allah dan Firman itu adalah Allah (TB).

Puisi ini dimulai dengan kalimat yang tidak dapat tidak mengingatkan pembaca

pada kalimat pertama dalam Kitab Kejadian. Melalui rujukan terhadap Kejadian

1:1 penulis Injil Yohanes menarik pembacanya ke periode sebelum penciptaan,

yaitu pada keberadaan yang kekal dari Logos atau Firman Allah.Yohanes

menggunakan tradisi penafsiran yang memandang tindakan Allah yang berfirman

(Kejadian 1) menjadi Firman Tuhan yang hidup. Menurut tradisi Yahudi, Firman

Allah itu juga dikenal sebagai Memra. Dan tampaknya penulis Injil Yohanes

memperkenalkan Firman Allah yang dipersonifikasikan menjadi manusia.

13
John Painter, "Johannine Literature: The Gospel and Letters of John," in David E. Aune (ed.) The Blackwell
Companion to the New Testament (Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell, 2010), p. 354.

23
Kata-kata penting: logov disebutkan 3 kali dalam ayat 1. Penggunaan istilah

Logos dalam ayat 1 terus memicu perdebatan sejak dahulu. Suatu survei terhadap

berbagai komentar menunjukkan istilah tersebut berakar pada Perjanjian Lama,

dan sedikit hubungannya dengan istilah logos yang digunakan oleh Heraclitus.14

Namun demikian antara Hikmat dan Logos tidak sepenuhnya bisa disamakan,

karena Hikmat diciptakan oleh Allah, sementara Logos menunjuk pada eksistensi

yang kekal sebelum alam semesta diciptakan. Mungkin yang dimaksud penulis

Injil Yohanes adalah bahwa sebagaimana perkataan seseorang menyatakan hati

dan pikirannya, maka Kristus sebagai Sabda Allah juga menyatakan hati dan

pikiran Allah.

3. Ayat 2: Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah (TB).

Kalimat ini menegaskan kembali ayat 1, bahwa Logos itu sudah ada sebelum

alam semesta diciptakan, dan eksistensinya kekal.

Kata-kata penting: απχη (permulaan).

Ini menegaskan bahwa Kristus tidak diciptakan, dan memiliki pra-eksistensi

bersama-sama dengan Bapa sendiri. Dia abadi dan senantiasa berada dalam

persekutuan kasih dengan Bapa.

14
Sekitar tahun 500 BC seorang filsuf yang bernama Heraclitus menjadi filsuf pertama yang mengembangkan kata
Firman. Ide dasar Heraclitus adalah bahwa segala sesuatu ada di dalam keadaan berubah-ubah. Namun perubahan
itu bukanlah suatu kebetulan, semua perubahan itu terkemudikan dan diatur, mengikuti pola yang terus-menerus
sepanjang waktu. Dan yang mengendalikan pola tersebut adalah logos, firman dan nalar atau pikiran Allah. Bagi
Heraclitus, logos adalah dasar keteraturan yang menyebabkan alam semesta ini tetap ada, dan hanya logos itulah
yang tidak berubah. Bagi Heraclitus, logos selalu ada dan segala sesuatu terjadi melalui logos ini. Menurutnya di
dunia ada suatu „akal‟ atau „pikiran‟ yang bekerja secara ilahi, yaitu logos ilahi atau akal Allah sendiri yang mutlak
dalam ekspresi diri-Nya, namun tidak berpribadi. Logos adalah „ekspresi‟ dari Yang Maha Tinggi, di mana ia
memperkenalkan dirinya sendiri dalam dunia dengan „percikan kecil‟ dan „terbatas‟ dalam apa yang disebut „prinsip
spermatikos logos‟ pada tiap-tiap manusia. Prinsip logos seperti inilah yang membuat keteraturan dunia, sehingga
tidak kacau. Baginya Firman adalah akal ilahi, atau rencana ilahi yang mengatur semesta alam. Lihat: Marta
Sembiring, Konsep Logos menurut Injil Yohanes 1:1-18 suatu penelitian Naratif. Jumat, 23 April 2010. URL:
http://sababalatblog.blogspot.com

24
4. Ayat 3: Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang

telah jadi dari segala yang telah dijadikan. (TB).

Kata-kata penting: εγενεηο (terjadi).

Ayat ini menegaskan peran penting Kristus Sang Firman itu dalam proses

penciptaan. Ia hadir dan ikut berperan aktif untuk menjadikan segala sesuatu ada.

Tampaknya ayat ini melengkapi penuturan Kejadian 1, kalau dalam Kejadian 1

dikisahkan bahwa Allah adalah Roh yang melayang-layang, maka dalam ayat 4

ini dikisahkan bahwa Firman Allah itu turut berperan aktif. Ayat ini

menggambarkan peran sentral Kristus di tengah-tengah alam semesta, Ia adalah

pusat dari alam semesta, seperti ditegaskan dalam Hymne yang lain dalam Kol.

1:15-18.

5. Ayat 4: Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Kata-kata penting: ζωη (hidup).

Ayat ini menegaskan bahwa dalam Kristus ada hidup yang benar dan sejati. Dan

hidup yang ditawarkan oleh Kristus adalah hidup dalam kebenaran dan

persekutuan dengan Allah Bapa, dan siapa saja yang memiliki hidup yang

ditawarkan oleh Kristus maka ia memperoleh terang karena Kristus itulah Terang

itu sendiri.

6. Ayat 5: Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak

menguasainya.

Kata-kata penting: θωζ (terang).

Yohanes hendak menegaskan setidaknya 3 hal: a. terang itu senantiasa bercahaya

karena berasal dari Allah sendiri, b. terang itu tidak dapat bercampur dengan

25
kegelapan, dan c. sekuat apapun kegelapan itu, ia tidak dapat mengalahkan terang.

Konflik antara terang dan gelap dalam Yohanes diduga oleh sebagian ahli biblika

dipinjam dari terminologi dalam beberapa Naskah Laut Mati (DSS), namun akhir-

akhir ini ada bantahan terhadap dugaan tersebut, karena dalam DSS konflik antara

terang dan gelap itu bersifat abadi dan belum jelas siapa pemenangnya, sementara

dalam Yohanes jelas ditegaskan bahwa sampai kapanpun kegelapan tidak akan

menang. Dengan kata lain, Yohanes lebih optimis dibandingkan penulis DSS.

Perlu dicatat juga, bahwa konflik abadi antara terang dan gelap juga dikenal

dalam beberapa tradisi atau ritual suku-suku di dunia, misalnya sampai sekarang

orang Bali masih mempercayai adanya konflik antara kebaikan dan kejahatan,

hanya saja ada perbedaan yang dalam yaitu dalam kepercayaan tradisional Bali,

selalu diupayakan untuk menjaga keseimbangan antara gelap dan terang, antara

baik dan jahat. Jadi sekali lagi Yohanes jauh lebih optimis dibandingkan dengan

tradisi kuno di Bali.

7. Ayat 6: Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;

Kata-kata penting: apostello (diutus).

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa Yohanes Pembaptis hanyalah utusan Allah

untuk memperkenalkan Yesus kepada umat Israel. Diduga ayat 6-9 merupakan

sisipan terhadap Hymne Yesus yang bermula dari ayat 1.

8. Ayat 7: ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu,

supaya oleh dia semua orang menjadi percaya

Kata-kata penting: marturia (saksi)

26
Menegaskan ayat 6, Yohanes datang untuk memberikan kesaksian tentang Sang

Terang yang sejati itu, yaitu Yesus.

9. Ayat 8: Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.

Kata-kata penting: martureo (memberikan kesaksian)

Ayat ini mempertegas dua ayat sebelumnya, bahwa Yohanes Pembaptis bukanlah

Mesias itu sendiri, tapi ia harus memberikan kesaksian tentang Yesus.

10. Ayat 9: Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang

ke dalam dunia.

Kata-kata penting: photizo (menerangi)

Ayat ini mengulangi ayat 5 tentang Kristus yang datang sebagai Terang dari

Allah. Tidak dapat tidak Ia akan bersinar menerangi kegelapan di dunia.

11. Ayat 10: Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia

tidak mengenal-Nya.

Kata-kata penting: κοζμοζ (dunia).

Yang dimaksud dengan "dunia" di sini adalah masyarakat secara keseluruhan

yang terorganisir dan terlepas dari Allah, Firman dan pemerintahan-Nya. Dunia

ini tidak akan pernah mengakui Kristus tetapi akan bersikap acuh tak acuh dan

memusuhi Kristus dan Injil-Nya hingga kesudahan zaman. Bagi Yohanes, dunia

adalah lawan terbesar dari Juruselamat dalam sejarah keselamatan.

12. Ayat 11: Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-

Nya itu tidak menerima-Nya.

Kata-kata penting: ιδια (milik sendiri).

27
Dua kali kata idia digunakan dalam ayat ini, menegaskan bahwa Kristus datang

kepada dunia yang diciptakan-Nya sendiri, dank arena itu adalah milik-Nya.

Namun dunia tidak mau menerima-Nya. Itulah paradoks terbesar dari inkarnasi

Firman Allah ke dalam dunia, yaitu justru milik-Nya sendiri tidak bersedia

menerima tuan-Nya, bahkan termasuk orang-orang Yahudi yang merupakan

bangsa pilihan Allah.

13. Ayat 12: Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya

menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.

Kata-kata penting: lambano (menerima).

Dalam ayat ini, penulis Injil Yohanes sepertinya menyatakan bahwa sekalipun

secara umum dunia tidak mau menerima kedatangan Kristus, ada sebagian orang

yang mau menerima Kristus sebagai Anak Allah yang hidup, mereka itulah yang

akan diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah.

14. Ayat 13: orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging,

bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Kata-kata penting: gennao (melahirkan)

Jadi orang-orang yang menerima Kristus sebagai Anak Allah yang hidup,

sesungguhnya dilahirkan kembali oleh Allah yang hidup, jadi mereka tidak lagi

dilihat sebagai anak-anak dunia yang lahir dari daging dan darah melainkan

dilahirkan oleh roh. Lihat percakapan Yesus dengan perempuan Samaria.

15. Ayat 14: Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah

melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai

Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

28
Kata-kata penting: λογοζ., ζαπξ (firman, daging).

Di sinilah kontras terbesar antara konsep Logos dalam Heraclitus maupun Filo

dengan Injil Yohanes. Firman itu telah berinkarnasi menjadi daging dan tinggal di

antara manusia, jadi Logos bukan sekadar konsep abstrak tentang keteraturan.

Inilah paradoks terbesar dalam Kristologi, yaitu bahwa Logos itu sekaligus Allah

(1:1) dan sekaligus juga daging/manusia (1:14).

16. Ayat 15: Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah

Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang

Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."

Kata-kata penting: protos (yang terdahulu).

Dalam ayat ini, Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian tentang Yesus sebagai

Dia yang akan datang dan telah ada sejak dahulu kala. Jelas bahwa Yohanes

Pembaptis menyadari betul tentang asal-usul Yesus yang dari surga.

17. Ayat 16: Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia

demi kasih karunia;

Kata-kata penting: pleroma (kepenuhan)

Kepenuhan Kristus yang dimaksud adalah persekutuan dengan Bapa serta hidup

kekal yang dimiliki bersama Bapa, itulah yang Yesus hendak bagikan kepada

semua orang yang percaya kepada-Nya.

18. Ayat 17: sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan

kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Kata-kata penting: charis (anugerah).

29
Di sini Yohanes membuat kontras bahwa hukum datang oleh Musa, tapi Yesus

menawarkan anugerah yaitu karunia Allah berupa pembenaran dan pengampunan

dosa kepada siapa saja yang percaya kepada Yesus. Frase charitos kai aletheias

tampaknya memiliki parallel dengan frase Yahudi yaitu hesed dan emet (steadfast

love and truth). Kedua kata itu juga merupakan dua sifat Allah yang sangat

menonjol dalam diri dan karya Yesus.

19. Ayat 18: Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak

Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Kata-kata penting: monogenes (Anak Tunggal)

Ayat ini menegaskan bahwa Yesuslah yang menyatakan Bapa kepada manusia di

dunia, karena Dia adalah Anak Tunggal Bapa. Kata monogenes menyiratkan anak

dari jenis yang sama, yang menegaskan kesamaan sebagai Tritunggal.

30
Evaluasi

Pertanyaan dan jawaban:

a. Adakah gagasan kosmologi dalam Injil ini?

Berdasarkan eksegesis di atas, ada beberapa gagasan kosmologi yang dapat ditarik dari

Hymne Yesus, misalnya: a. Logos yang berperan penting dalam penciptaan kosmos, dan

hal ini agak berbeda dengan penuturan Kejadian 1, b. Logos itu menjadi terang dunia, c.

adanya pertentangan antara terang dan gelap, d. Dunia cenderung menolak kehadiran

Terang yang turun dari Sorga. Konflik abadi antara terang dan gelap tersebut juga

diungkapkan oleh Edward Klink III, yang menyatakan bahwa Yohanes memulai Injilnya

dengan kalimat "pada mulanya" untuk menempatkan keseluruhan narasi Yohanin dakam

suatu peristiwa kosmologis yang berakar pada permulaan kehidupan.15

b. Seandainya ada, dalam pengertian apakah kosmos menurut Injil Yohanes?

Kata kosmos digunakan secara intensif dalam Injil Yohanes, yakni sebanyak 78 kali, 102

kali dalam seluruh literatur Yohanin, dan 185 kali di seluruh Perjanjian Baru. Jika

dibandingkan dengan 14 kali penggunaan kata kosmos dalam Injil Sinoptik, maka akan

tampak penggunaan yang jauh lebih banyak dalam Injil Yohanes. The Theological

Dictionary of the New Testament mencatat 46 kali penggunaan kosmos dalam Corpus

Paulinum, sehingga Paulus menaruh perhatian yang sama dengan Yohanes terhadap kata

15
Edward W. Klink III, "Light of the World: Cosmology and the Johannine Literature," In Jonathan T. Pennington
and Sean M. McDonough, Cosmology and New Testament Theology (London: T&T Clark International, 2008), 74.

31
kosmos ini. Kata kosmos ini diduga berasal dari: a. agama Yahudi, atau b. tradisi

Helenistik.16

Dalam konteks Helenistik, kata kosmos berakar pada kecantikan dan ornamentasi, karena

itu kosmos berkaitan dengan kosmetik. Dari pemahaman tentang kecantikan yang teratur

itu diduga lalu berkembang menjadi gagasan tentang keteraturan dalam alam semesta.17

Dalam hubungan ini, ada beberapa konotasi yang mungkin, di antaranya adalah: a.

keteraturan yang inheren dalam sistem kosmik (sebelum Pithagoras), b. totalitas dari

segala hal yang tercakup bersama-sama dalam keteraturan kosmik (setelah Pithagoras), c.

alam semesta (Plato), d. konsep Helenistik tentang kosmos sebagai alam semesta, dunia

dan masyarakat kemudian mempengaruhi pemikiran Yudaisme Palestina, misalnya dalam

pemikiran Philo. Jika konsep Helenistik tentang kosmos mempengaruhi pemikiran

Yahudi dengan cara tersebut, maka mungkin juga konsep tersebut berpengaruh dalam

pemikiran penulis Injil Yohanes.18

Namun demikian, diduga oleh para ahli bahwa Yohanes sendiri tidak menggunakan kata

kosmos tersebut secara konsisten dalam Injilnya. Kysar misalnya mencatat adanya

pergeseran makna yang signifikan, kadang-kadang kosmos menunjuk secara netral atau

positif kepada seluruh ciptaan (Yoh. 1:10, 3:16), dan Yesus datang ke dunia bukan untuk

menghukumnya tapi untuk menyelamatkannya (3:17). Fakta ini membantah semua

penafsiran docetis yang menyatakan bahwa dunia cenderung jahat semata-mata.

Namun demikian, memang ada penggunaan kata kosmos dalam Yohanes yang

berkonotasi negatif dalam konteks dualisme Yohanin. Dualisme antara atas/bawah

16
Buhro, Bradley. Cosmos and Microcosm in the Fourth Gospel: A world order overcome by a new paradigm.
Bourbonnais, Illinois: 2000.
17
Seumas Macdonald. What role does the world play in the narrative of the Fourth Gospel? URL: http://
jeltzz.com/Essays/KosmosJohn.rtf
18
Ibid., 2.

32
memimpin kita untuk berpikir bahwa secara kosmik ada dualisme vertikal. Dalam

hubungan ini, Grohar mengusulkan pengertian alternatif terhadap kata kosmos, yaitu

masyarakat yang gelap dan berkonflik dengan Sang Pencipta, karena seluruh masyarakat

terpisah dari Tuhan akibat dosa.19

Klink III memberikan perspektif yang agak berbeda tentang pengertian kosmos dalam

Injil Yohanes. Menurutnya, kosmos tidak perlu terbatas pada alam semesta fisis, tapi juga

dapat merujuk pada entitas personal, atau pada masyarakat secara keseluruhan.

Singkatnya pemahaman akan kosmos ini bersifat relasional, dan inilah yang sering

membingungkan para ahli.20

c. Bagaimanakah peran dan karakter kosmos?

Firman (Word) berhubungan dengan dunia (World) dalam tiga relasi yang berbeda: 1.

Ciptaan, 2. Masyarakat, 3. Anak-anak Allah. Firman adalah Pencipta dari segala sesuatu,

sumber dari semua sumber, awal dari segala awal. Ciptaan itu sendiri membawa cap dari

Sang Firman. Sang Anak adalah asal mula kehidupan, dan hidup yang Ia berikan adalah

terang bagi manusia. Tapi Terang itu tidak bersifat stagnan, melainkan selalu bergerak,

datang dan menerangi dunia yang gelap.21

Peran kosmos: tampaknya kosmos berperan sebagai panggung di mana drama ilahi

ditampilkan. Tentunya, dalam konteks kosmologi, maka panggung itu adalah seluruh

sejarah alam semesta itu sendiri.22 Konsep tentang dunia (kosmos) sebagai panggung

berkaitan erat dengan ide datang dan mengutus. Yesus diidentifikasikan sebagai Dia yang

19
Ibid., 3-4.
20
Edward W. Klink III, "Light of the World: Cosmology and the Johannine Literature," In Jonathan T. Pennington
and Sean M. McDonough, Cosmology and New Testament Theology (London: T&T Clark International, 2008), 75.
21
Ibid., 85.
22
Seumas Macdonald. What role does the world play in the narrative of the Fourth Gospel? URL: http://
jeltzz.com/Essays/KosmosJohn.rtf

33
Diutus, Diutus oleh Bapa, dan Datang ke dalam dunia. Jadi dunia sebagai panggung

bersifat pasif, yang aktif mengutus dan datang ke dunia adalah Allah sendiri.

d. Sejauh manakah pengaruh gagasan filsafat keagamaan Gnostikisme atas terminologi-

terminologi dan “bahasa” kosmologis Injil Yohanes?

Keterbatasan tempat tidak memungkinkan diskusi yang mendalam tentang dugaan

pengaruh Gnostikisme terhadap bahasa kosmologis Injil Yohanes. Namun demikian

sebagai ringkasan, dapatlah dikemukakan di sini bahwa terdapat perbedaan antara

Platonisme dan Stoia dibandingkan dengan Gnostikisme. Platonisme dan Stoia

mengajarkan konsep bahwa pikiran mengatasi materi, sementara Gnostikisme

mengajarkan adanya dualisme radikal antara roh dan materi dan bahwa pengetahuan

(gnosis) adalah medium untuk mencapai keselamatan. (Barrett 1952).23

Kedekatan antara Injil Yohanes dengan vokabulari Gnostik memang memotivasi banyak

peneliti untuk mengajukan teori bahwa "penulis Injil Keempat adalah seorang petobat

dari sekte baptisan Gnostik." (Bultmann dalam Yamauchi 1973, 30).24 Namun, kini teori

tersebut kurang dapat diterima tanpa adanya dokumen sejarah yang kuat. Salah satu

bantahan terhadap teori tersebut adalah fakta bahwa dokumen-dokumen Gnostik tidak

dapat diberi tanggal penulisan lebih awal daripada Injil Keempat. Bahkan seperti

dinyatakan oleh Ridderbos,25 dokumen yang digunakan oleh Bultmann bertanggal

beberapa abad setelah masa penulisan Injil Yohanes, dan tidak ada bukti bahwa dokumen

Gnostik itu berasal dari era yang lebih awal. Sehingga teori itu menjadi lemah.

23
Zeltmacher, The Gospel of John and Gnosticism, URL: http://zeltmacher.eu/wp-
content/uploads/2014/04/The_Gospel_of_John_and_Gnosticism.pdf
24
Ibid.
25
Herman Ridderbos. Injil Yohanes: suatu Tafsiran Theologis. (Surabaya: Penerbit Momentum, 2012), 33-35.
Diterjemahkan dari Ridderbos, Het Evangelie naar Johannes. Kampen: J.H. Kok, 1987.

34
Kesimpulan

Tinjauan ini masih jauh dari lengkap, namun demikian ada beberapa hal yang dapat disimpulkan.

Studi-studi terhadap Hymne Yesus tampaknya membuka kemungkinan untuk mengembangkan

model kosmologi teoretis yang bertolak dari beberapa pemahaman:

a. Peran Sang Logos (Firman Allah) yang sentral dalam proses penciptaan alam semesta,

hal ini dapat dikaitkan dengan Hymne lainnya dalam Kol. 1:15-17.

b. Sang Firman yang datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia.

c. Sang Firman sekaligus adalah Terang bagi manusia, meskipun memang ada konflik

antara terang dan gelap dalam dunia.

d. Kegelapan itu tidak dapat mengalahkan Terang.

Aplikasi

Sebagai penerapan dari tinjauan eksegetis ini adalah perlu dilakukan beberapa hal:

a. Studi yang lebih mendalam tentang kemungkinan-kemungkinan teoretis yang tersedia

untuk mengembangkan konsep kosmologi berdasarkan Hymne Yesus.

b. Studi yang mendalam untuk membandingkan kosmologi yang bertolak dari Kejadian 1

dan Hymne Yesus, serta bagaimana keduanya dapat dimengerti secara komplementer

(saling melengkapi).

Demikianlah studi yang singkat ini kiranya berguna bagi para pembaca.

Versi 1.0: 20 Mei 2015, pk. 22.10

Victor Christianto

35
Daftar Pustaka

1. Aune, David E. (ed.) The Blackwell Companion to the New Testament. Chichester, West
Sussex: Wiley-Blackwell, 2010. pp. 344-372.
2. Boyarin, Daniel. The Gospel of the Memra: The Jewish Binitarianism and the Prologue
to John. The Harvard Theological Review, Vol. 94 no. 3 (2001) pp. 243-284.
3. Buhro, Bradley. Cosmos and Microcosm in the Fourth Gospel: A world order overcome
by a new paradigm. Bourbonnais, Illinois: 2000. URL:
http://www.samplertosower.com/wp-content/uploads/2009/10/KOSMOS.PDF
4. Carson, D.A. & Douglas J. Moo. An Introduction to the New Testament, Second Edition.
Grand Rapids: Zondervan. AER Edition, 2009.
5. Carson, D.A. "Historical Tradition in the Fourth Gospel: A Response to J.S. King," JSNT
23 (1985) 73-81.
6. Coyne, George V., & Michael Heller. A comprehensible Universe: The Interplay of
Science and Theology. New York: Springer-Verlag, 2008.
7. Culpepper, R. Alan. The Gospel and Letters of John. Nashville: Abingdon, 1998.
8. Dodd, C. H. Historical Tradition in the Fourth Gospel. Cambridge: Cambridge
University Press, 1963 as cited in D.A. Carson, "Historical Tradition in the Fourth
Gospel: After Dodd, What?" R.T. France & David Wenham, eds., Gospel Perspectives,
Vol. 2: Studies of History and Tradition in the Four Gospels. Sheffield: JSOT Press,
1981. pp.83-145.
9. Fee, Gordon D. New Testament Exegesis: A Handbook for Students and Pastors.
Philadelphia: The Westminster Press, 1983.
10. Klink III, Edward W. "Light of the World: Cosmology and the Johannine Literature," In
Jonathan T. Pennington and Sean M. McDonough, Cosmology and New Testament
Theology. London: T&T Clark International, 2008.
11. Macdonald, Seumas. What role does the world play in the narrative of the Fourth Gospel?
URL: http:// jeltzz.com/Essays/KosmosJohn.rtf
12. Ridderbos, Herman. Injil Yohanes: suatu Tafsiran Theologis. Surabaya: Penerbit
Momentum, 2012. Diterjemahkan dari Ridderbos, Het Evangelie naar Johannes.
Kampen: J.H. Kok, 1987.
13. Sembiring, Marta. Konsep Logos menurut Injil Yohanes 1:1-18 suatu penelitian Naratif.
Jumat, 23 April 2010. URL: http://sababalatblog.blogspot.com
14. Supelli, Karlina dkk. Dari kosmologi ke dialog. Bandung: Mizan, 2010.
15. Tollefsen, Torstein Theodor. The Christocentric Cosmology of St. Maximus the
Confessor. Oxford: Oxford University Press, 2008.
16. Van Egmond, Richard. An exegetical study of the Prologue of John. URL:
http://www.scribd.com/doc/43467252/Exegetical-Paper-Prologue-of-John-s-Gospel
17. Zeltmacher, The Gospel of John and Gnosticism, URL: http://zeltmacher.eu/wp-
content/uploads/2014/04/The_Gospel_of_John_and_Gnosticism.pdf

36
Pagar

Shalom saudaraku,

Pagar adalah sejenis rintangan yang dibuat untuk melindungi apa yang ada di dalamnya.

Rintangan itu bisa terbuat dari tembok, besi, atau kawat berduri. Tentunya diandaikan bahwa apa

yang dilindungi itu cukup bernilai, misalnya rumah atau gudang. Yang menjadi aneh adalah

apabila pagar dibuat begitu tinggi dan kokohnya padahal yang dilindungi itu tidak seberapa.

Hal ini mungkin aneh di dunia nyata, tapi bukankah kehidupan rohani kita kerap kali juga terlalu

sibuk membuat pagar sehingga malah menjauhkan gereja dari problem-problem keseharian yang

dihadapi masyarakat? Akibatnya gereja tidak memberi dampak nyata dalam kehidupan

masyarakat sekitar, tapi malah menimbulkan keresahan.

Sebagai contoh, akhir-akhir ini ada suatu fenomena yang layak dicermati yaitu adanya beberapa

gereja yang berramai-ramai mengusung Yahweisme. Pada intinya mereka tampaknya ingin

mengajukan gagasan bahwa Tuhan dalam PL dan Yesus dalam PB itu satu dan sama, dan

keduanya bernama Yahweh. Doktrin kelompok ini bisa disebut Christian Judeo Unitarian

Modalism. Secara keseluruhan, gerakan ini berakar dari Yudaisme ortodoks, dan di Indonesia

dapat ditelusuri pada kelompok Pemuja Nama Yahweh dan Pengagung Nama Yahweh. (Secara

teologis, pemahaman kelompok ini cenderung ke arah Sabellianisme atau Arianisme, lihat ref.

(1)).

Kelompok ini cukup gencar berpromosi entah dengan dana dari mana, bahkan di kota kami dulu

37
saya mendengar kelompok ini sampai menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat karena

membuat baliho-baliho yang besar di jalan-jalan utama yang isinya menyatakan bahwa: "Yang

menyebut nama Allah itu kafir." Tidak heran jika saya mendengar bahwa banyak orang non-

kristen yang merasa resah karena promosi besar-besaran yang bernada mengejek tersebut.

Bahkan di forum Sabdaspace ini beberapa hari lalu juga ada artikel yang bernada membela

gerakan Unitarian/Yahweisme itu. Saya bukan ahli biblika, hanya saja ada dua argumen

sederhana yang bisa diajukan:

(1) Yesus memang beberapa kali mengatakan bahwa diri-Nya dan Bapa adalah satu, tapi Ia juga

kerap menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia atau Anak Allah, artinya tetap ada perbedaan.

Di salah satu ayat Ia mengatakan tentang hari penghakiman terakhir: tidak ada malaikat yang

tahu kapan itu terjadi, Anak pun tidak, hanya Bapa saja. Di taman Getsemani Yesus juga berdoa:

jadilah kehendak-Mu. Ini menegaskan bahwa tetap ada perbedaan sekalipun ada relasi yang

intens antara Anak Allah dan Bapa. Jadi Yesus sekaligus berbeda tapi juga sama dengan Allah,

seperti dapat dibaca pada Yoh. 1:1 "pada mulanya bersama-sama dengan Allah dan adalah

Allah." Jadi ajaran Kristen yang sehat menolak dua ekstrim baik Unitarian maupun Saksi

Jehovah, yang mengatakan bahwa Yesus adalah "a son of God." Yang betul Ia adalah "the Son of

God," bahkan "the only begotten Son of God." Dalam Yoh. 3:16 jelas disebutkan bahwa peran

Bapa sebagai inisiator penyelamatan yang mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia

untuk melaksanakan penyelamatan tersebut.

(2) Argumen sederhana yang kedua adalah: jika kita belajar bahasa Ibrani kuno, hal pertama

yang harus diingat adalah bahwa tetragrammaton itu tidak boleh diucapkan. Kalau kita

menjumpai tetragrammaton itu maka biasanya kita mengucapkan Adonai. Lalu bagaimana bisa

38
para pendukung Yahweisme itu mengajarkan bahwa nama Yahweh itu harus diucapkan oleh

orang kristen? Saya mendapat kesan bahwa mereka kurang mau belajar tata krama bahasa Ibrani.

Kesan tersebut semakin menguat ketika saya mendengar bahwa kelompok Yahweisme/Unitarian

ini menggunakan Alkitab terjemahan mereka sendiri yang menulis kata Yahweh untuk setiap

kata TUHAN dalam alkitab versi LAI. Kalau itu hanya di PL masih mendingan karena memang

teks aslinya berbunyi YHWH (tetragrammaton), tapi kalau di PB juga akan menggunakan kata

YHWH menjadi tidak jelas darimana sumber yang digunakan, karena teks asli PB dalam bahasa

yunani tidak satupun menyebutkan tetragrammaton. (Silakan cari di google Alkitab PB bahasa

Yunani).

Saya tidak tahu persis tentang kelompok ini, jadi tidak akan berkomentar lebih jauh. Hanya saja

perkenankan saya menghimbau dua hal kepada para tokoh dari kelompok Unitarian ini, yaitu :

(a) silakan saja Anda mengklaim ini dan itu sepanjang itu terbatas untuk forum internal gereja

Anda, tapi jangan membuat promosi besar-besaran melalui baliho di jalan atau via radio atau

televisi yang mengundang keresahan dalam masyarakat.

(b) Lagipula, jika Anda memang mau bertanggungjawab atas kesahihan teologi Anda, kenapa

cenderung menghindar jika akan dipertemukan dalam seminar dengan ahli biblika yang

kompeten?

Demikian sekelumit catatan kecil kiranya dapat menolong para pembaca sekalian agar dapat

bersikap bijaksana dalam membaca setiap posting artikel yang bernuansa Yahweisme/Unitarian

tersebut. Lebih lanjut semoga kita dapat membantu menjelaskan jika ada masyarakat non-kristen

yang resah akibat ungkapan kafir-mengkafirkan dari kelompok Yahweisme tersebut. Jika Anda

39
ingin lebih mengetahui tentang aliran unitarianisme termasuk yang modalis dan lain-lain, silakan

lihat ref. (2).

Catatan: kepada para tokoh pendukung Yahweisme, jika Anda bersedia untuk seminar bersama,

saya kenal beberapa ahli biblika yang cukup kompeten yang dapat menanggapi dengan baik jika

Anda berkeberatan terhadap artikel ini. Silakan menghubungi email:

victorchristianto@gmail.com

40
Puasa

Shalom saudaraku,

Siang ini saya mau berbagi sedikit tentang puasa. Menurut Alkitab, merupakan tradisi Gereja

zaman dahulu untuk berpuasa secara rutin. Selanjutnya ada yang tetap memelihara puasa dua kali

seminggu, atau menjelang hari-hari raya Gerejawi. Bahkan kabarnya Wesley menghidupkan

kembali tradisi puasa, dan tidak lama berselang terjadi Kebangunan Rohani yang Pertama. (lihat

ref. [1]) Bahkan ada seorang teman saya yang masih sanggup berpuasa selama 40 hari.

Tapi dalam dunia modern tradisi ini sudah mulai luntur. Bahkan saya sendiri sudah lama tidak

berpuasa. Terakhir saya puasa adalah sekitar 2009, waktu saya baru menyerahkan diri untuk

melayani Tuhan Yesus.

Menjelang hari Pentakosta, ada tradisi yang saya dengar bahwa orang Kristen biasa berpuasa 7

hari atau 10 hari sebelum Pentakosta. Saya mulai kemarin malam juga memutuskan untuk puasa,

walau memang agak terlambat. Menurut petunjuk seorang pendeta yang mengajari saya cara

berpuasa Kristiani, saya masih makan malam dan minum sampai jam 22.00 wib, tapi kemudian

stop makan dan minum sampai tadi jam 12.00 wib (siang). Jadi bukan puasa dari jam 4.00

sampai jam 18.00.

Pengalaman puasa hari pertama memang ada godaan untuk minum sebelum jam 12.00. Tapi

syukurlah Tuhan menguatkan saya. Semoga saya bisa terus berpuasa sampai hari Pentakosta

tanggal 24 mendatang.

41
Bagaimana dengan Anda? Apakah puasa masih perlu bagi kehidupan rohani Anda? Apakah

Anda juga biasa berpuasa?

Tuhan kiranya senantiasa memberkati Anda. Jika ada komentar atau saran, silakan kirim email

ke victorchristianto@gmail.com

19 Mei, 2015. pk. 12.48

VC

Ref.:

[1] http://www.rlhymersjr.com/Online_Sermons_Indonesian/2009/071909PM_WhenYouFast.ht

ml

42
Antropogenik

Shalom saudaraku,

Sore ini saya ingin berbagi sedikit tentang salah satu isyu yang akhir-akhir ini cukup sering

diliput oleh berbagai media massa. Yaitu tentang perubahan iklim dan pemanasan global.

Bagi Anda yang belum tahu tentang istilah pemanasan global antropogenik (inggris:

Anthropogenic Global Warming/AGW), yang dimaksud dengan AGW adalah klaim bahwa CO2

yang diproduksi oleh manusia sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim di bumi. Dengan

kata lain, umat manusia menjadi sang tertuduh dalam skenario AGW yang diusung oleh banyak

ilmuwan dan politikus tersebut.

Apa maksudnya dengan tuduhan antropogenik tersebut? Intinya adalah tuduhan bahwa penyebab

utama dari proses pemanasan global itu bukanlah polusi industrial atau sejenisnya tapi proses

alamiah dari tubuh manusia itu sendiri.

Lalu apa solusi yang mereka tawarkan? Di balik bahasa ilmiah yang tinggi dan berkesan netral,

sebenarnya ada misi tersembunyi yaitu memaksakan dua hal: a. Orde Global Baru (New World

Order) dan juga b. reduksi populasi secara drastis.

Salah satu bantahan terhadap teori pemanasan global antropogenik itu diajukan oleh penasihat

dari PM Australia.

Top adviser to Australia PM: Global warming is a NWO fraud led


by UN (1)

43
Untuk lebih jelasnya, banyak prediksi sejak tahun 70an yang telah dibuat dengan begitu agresif

yang intinya meramalkan bahwa peradaban manusia terancam punah dalam waktu 10-20 tahun,

karena pemanasan global dan perubahan iklim yang ekstrim. Tapi kenyataannya pemanasan

global sudah berhenti sejak 2002, dan saat ini kita malah memasuki fase pendinginan. Hal ini

dikarenakan aktivitas matahari yang cenderung berkurang produksi solar flare dan sunspotnya.

(Anda bisa cari di google tentang data sunspot dan solar flare matahari dalam 10 tahun terakhir).

Jelas bahwa aktivitas sunspot matahari itulah yang lebih berpengaruh terhadap temperatur bumi,

bukan produksi CO2 oleh manusia.

Lebih lanjut, salah satu pelopor teori Gaia sejak 70an yaitu James Lovelock, baru-baru ini

mengakui bahwa banyak ramalannya yang tidak terbukti.

Kesimpulan: jangan terlalu cepat percaya dengan prediksi katastropik bahkan yang dirilis oleh

IPCC sekalipun. Mereka mempunyai misi politis, dan menutupi data-data ilmiah. Jauh lebih

mungkin bahwa aktivitas matahari akan terus berkurang dalam 10-20 tahun terakhir sehingga

bisa saja matahari menjadi gelap seperti dinubuatkan oleh nabi Yoel dll.

Bagaimana pendapat Anda?

Jika ada pendapat dan saran, silakan kirim ke victorchristianto@gmail.com

13 mei 2015, pk. 18:16

44
VC

Referensi:

(1) http://fellowshipoftheminds.com/2015/05/09/top-adviser-to-australia-pm-global-warming-is-
a-nwo-fraud-led-by-un/comment-page-1/#comment-414974

(2) http://www.inquisitr.com/224934/global-warming-scientist-james-lovelock-admits-to-being-
an-alarmist/

45
Transformers

Shalom saudaraku,

Apakah Anda atau anak-anak Anda menggemari serial film The Transformers? Seru ya? Banyak

adegan yang sulit dibayangkan bagaimana membuatnya. Saya juga menonton hampir semua seri

film ini, termasuk dua yang terakhir: Revenge of the Fallen (2011) dan juga The Age of

extinction (2014). Tapi pernahkah kita merenungkan apakah film ini memiliki pesan khusus di

balik serunya aksi para jagoan melawan para Decepticon dan Megatron?

X-Files

Seorang pengamat menulis bahwa ide dasar The Transformers memiliki kemirioan yang

mencolok dengan episode Biogenesis dan The sixth extinction dari serial the X-files yang dulu

pernah populer sekitar tahun 1999-2000.(1) Biogenesis itu sendiri merupakan salah satu

pengembangan dari Teori Panspermia, yang intinya mengatakan bahwa kehidupan berasal dari

kehidupan, jadi kehidupan di bumi berasal dari luar angkasa. (2) Para pendukung teori ini

berpendapat bahwa ada sekelompok makhluk angkasa luar yang pada jaman dahulu kala

menyebarkan benih kehidupan di bumi. Meskipun demikian ada beberapa variasi dari teori ini di

antara beberapa film:

- menurut X-files, makhluk alien sudah ada sebelum manusia,

- menurut The Independence Day, makhluk alien itu berniat jahat kepada manusia,

- menurut Indiana Jones: The Crystal Skulls, makhluk alien itu mungkin tinggal di dalam

beberapa piramid kuno di Peru.

46
- menurut The Transformers, mahluk alien yang sangat merusak bernama Megatron tersimpan di

salah satu piramid kuno di Giza, dan menunggu hari pembalasan.

Nephilim?

Sebagian orang pendukung teori alien mengacu pada ayat misterius dalam Kejadian 6 yang

menyebut tentang Nephilim yang konon merupakan hasil kawin silang antara para malaikat yang

jatuh ke bumi dengan anak-anak Hawa. Mungkinkah itu sebabnya Yohanes pembaptis dan Yesus

sendiri menyebut orang Israel sebagai keturunan ular beludak?

Konon memang ada kepercayaan Yahudi kuno, bahwa pasca Kejadian 3, memang ular dan Hawa

melahirkan keturunan mereka. Mungkinkah itu yang disebut dengan Nephilim? Menarik untuk

dicatat bahwa istilah Nephilim juga disebut dalam Kitab Henokh (3).

Saya belum memperoleh referensi yang tepat tentang motivasi di balik skenario The

Transformers, tapi sekilas sepertinya film ini hanya ingin menegaskan keunggulan teori

panspermia tapi dibungkus dengan terminologi-terminologi Alkitab, misalnya The Fallen

mungkin dikutip dari tokoh Setan yang jatuh dari langit. Optimus Prime mungkin diambil dari

figur malaikat Michael, sementara itu pertarungan antara para jagoan yang dipimpin oleh

Optimus Prime melawan Megatron, Decepticon dan pasukannya mungkin mengambil inspirasi

dari kitab Wahyu. Tapi secara keseluruhan konsep yang ada di balik film ini tampaknya

mengembangkan Teori Panspermia.

Penutup

Jadi bagaimana sikap kita terhadap film ini? Tampaknya sebagai hiburan oke-oke saja, tapi

jangan terlalu dipercaya sebagai sebuah kisah akhir jaman. Pemusnahan massal oleh alien

47
(extinction) tidak lebih dari fiksi belaka.

Bagaimana pendapat Anda? Jika ada komentar dan saran, silankan kirim ke email:

victorchristianto@gmail.com

10 mei 2015, pk. 10:36

VC

Ref.

(1) http://secretsun.blogspot.com/2009/01/transformers-revenge-of-nephilim.html

(2) Panspermia, url: http://panspermia.org/

(3) The Book of Enoch, url: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Book_of_Enoch

48
Kecanduan?

Shalom saudaraku,

Apakah Anda sudah mendengar berita baru-baru ini tentang facebook? Kabarnya suatu survei

kepada sekitar 2000 responden menunjukkan bahwa cukup banyak pasangan yang menikah

menjadi kurang harmonis hubungannya gara-gara facebook. Banyak pertengkaran terjadi karena

hal-hal sepele misalnya seperti invite seorang mantan pacar dari jaman sma atau mengubah

status dll. Bahkan lebih dari 15% pasangan bertengkar setiap hari karena facebook. Lihat ref. (1)

Tapi persoalan itu belum seberapa, ada penyakit yang disebut IAD (Internet Addiction Disorder :

gangguan kecanduan internet) yang kabarnya mulai mewabah di antara banyak remaja dan

pemuda tidak saja di negara-negara Eropa dan Amerika tapi juga di Cina atau Korea. Mungkin di

Indonesia juga ada yang mengalami gangguan ini.

Kabarnya di Korea ada seorang pecandu game online yang tewas setelah main game online terus

menerus selama tiga hari tanpa berhenti. Lalu kita juga mendengar seorang pelajar yang

menembaki guru dan teman-teman sekolahnya di Amerika. Ketika ditanyai polisi kenapa ia

melakukan hal itu, ia menjawab : "Kan saya juga sering menembaki orang setiap hari di

komputer saya." Tampaknya orang yang kecanduan game tidak dapat lagi membedakan antara

realitas dan ilusi.

Ada lagi kisah yang agak lucu. Saya membaca baru-baru ini bahwa seorang pria di Filipina

49
menunda datang ke acara pemberkatan nikahnya dengan seorang gadis karena ingin

menyelesaikan sebuah game di warnet. Tentu saja sang gadis menunggu-nunggu, sampai

akhirnya mertua pemuda tadi menyusul ke warnet lalu memukuli pemuda tadi. Singkat cerita, ia

dimasukkan ke rumah sakit untuk rehabilitasi akibat kecanduan internet.

Tidak hanya mengganggu perilaku, tapi menurut sebuah penelitian yang dilakukah terhadap para

mahasiswa di Amerika, terlalu banyak bermain game juga dapat mengubah struktur otak

seseorang secara permanen. Jadi sepertinya, otak kita menyesuaikan diri dengan berbagai

permainan yang kita lakukan. Bahaya bukan? Jadi kita mesti berhati-hati apakah kita bermain

game yang mendidik atau yang merusak struktur otak kita.

Bagaimana mendeteksi?

Menurut beberapa ahli, ada beberapa indikator yang dapat menunjukkan apakah Anda sudah

tergolong kecanduan atau masih dalam batas normal. Di antaranya adalah:

- jika Anda cenderung berbohong tentang waktu yang Anda gunakan bermain internet

- jika Anda tidak mampu lagi melakukan tugas-tugas rutin Anda, misalnya mengerjakan peer,

belajar untuk ujian dst.

- dan beberapa indikator lainnya. Lihat ref. (2)

Jadi jika Anda sudah merasakan gangguan akibat kecanduan internet, mungkin Anda perlu

berkonsultasi dengan seorang konselor atau psikolog. Memang di Indonesia belum ada rumah

sakit rehabilitas kecanduan internet, tapi psikolog akan dapat membantu Anda.

Bagaimana pendapat Anda? Tuhan kiranya memberkati Anda sekalian.

50
Jika ada saran dan komentar, silakan kirim ke email: victorchristianto@gmail.com

10 mei 2015, pk. 10:05

VC

Ref.

(1) http://www.huffingtonpost.com/2015/04/30/way-to-ruin-marriages-

facebook_n_7183296.html

(2) Victor Christianto, Kecanduan Internet dan Terapi Kognitif

Perilaku, http://www.academia.edu/8385036/Kecanduan_Internet_dan_Terapi_Kognitif_Perilak

u_Internet_Addiction_Disorder_

51
Sunyi

Shalom saudaraku...

Apakah Anda sering mengalami bahwa Tuhan tidak menjawab apa pun terhadap doa dan

permohonan Anda? Apakah doa-doa Anda hanya menemukan kesunyian, justru ketika Anda

paling mengharapkan pertolongan-Nya?

Jangan berkecil hati, Yesus juga mengalami hal yang serupa. Waktu Dia memulai pelayanan-

Nya, segalanya tampak sangat baik. Buktinya, ketika Ia dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan,

langit terbelah dan ada suara dari langit yang menegaskan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi."

Lalu waktu Dia berada di puncak gunung bercakap-cakap dengan Musa dan Elia, langit terbelah

juga dan ada suara yang berkata:"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Akan

tetapi, sewaktu Dia bergumul dalam kesedihan di taman Getsemani, dan memohon supaya cawan

penderitaan itu dijauhkan, tidak ada jawaban. Demikian juga sewaktu Dia disalibkan, Yesus

berseru: "Eli, Eli, lama sabakhtani." Namun, tidak ada jawaban dari langit.

Bukankah kita sering mengalami hal yang serupa? Waktu kita dipanggil, mungkin kita

mengalami penglihatan yang khusus dari Tuhan, sehingga kita membuat sebuah keputusan untuk

melayani Dia. Namun, di tengah kesulitan sepertinya Tuhan tidak menjawab apa-apa.

Sunyi.

52
Kemarin ada dua orang teman saya yang mengalami kedukaan, yang satu kehilangan ibunya

yang dipanggil Tuhan. Dan teman yang satu lagi, adiknya meninggal kemarin pagi karena mobil

yang ditumpanginya terguling di jalan tol Jakarta-Bandung. Padahal dia sedang menuju ke

sebuah gereja untuk melayani dengan bermain musik. Dan juga beberapa waktu lalu dalam

musibah jatuhnya pesawat Airasia jurusan Surabaya-Singapore, banyak di antara korban yang

kristen, malahan beberapa di antaranya anggota gereja kami.

Lalu bagaimana sikap kita: Apakah Tuhan juga membiarkan orang-orang benar untuk tertimpa

musibah seperti tabrakan dll? Bukankah seringkali kita beranggapan bahwa Tuhan senantiasa

melindungi orang-orang percaya dari berbagai musibah dalam perjalanan? Tapi sepertinya

"formula" seperti itu kadang tidak berlaku. Musibah bisa menimpa siapa saja.

Kisah penderitaan yang penuh kesunyian diceritakan secara sangat apik dalam buku karya

Susaku Endo berjudul Sunyi (Silence). Endo adalah seorang novelis Jepang yang bergumul

dengan iman katoliknya, dan novel Sunyi adalah buah pergumulannya untuk menjawab

pertanyaan kenapa Injil tidak mudah diterima dalam "lumpur yang pekat" yaitu budaya Jepang.

(Tentu cerita Endo ini mesti dimengerti pada saat itu, sekarang saya mengenal beberapa

misionaris dari Jepang yang melayani di luar negeri, yang tergabung dalam persekutuan VIP).

Dikisahkan bahwa sekitar akhir abad 16, kaisar muda yang baru naik takhta berubah sikap.

Tadinya ia bersimpati pada orang-orang Kristen di Jepang, tapi kemudian berbalik menganggap

bahwa kekristenan adalah produk impor yang dibawa masuk oleh para misionaris dari Spanyol

dan negara-negara Eropa lainnya. Akibatnya semua orang Kristen di Jepang dikejar-kejar untuk

53
dianiaya. Jika tertangkap mereka dimasukkan ke dalam suatu lubang, dengan tergantung secara

terbalik. Pelipis mereka disobek sedikit sehingga darah menetes perlahan-lahan. Mereka

digantung seperti itu selama berhari-hari sampai mereka menyangkal iman mereka atau mati

dengan cara yang amat menderita. Banyak orang kristen yang mati digantung seperti itu. (1)

Suatu kali, seorang misionaris juga tertangkap lalu ia digantung terbalik. Ia diberitahu bahwa jika

ia mau menyangkal imannya, maka tidak saja ia akan dibebaskan tapi juga teman-temannya umat

Kristen yang lain juga akan dibebaskan. Tapi tidak hanya menyangkal, ia juga harus menginjak-

injak gambar Yesus di depan umum. Kemudian, selama berhari-hari dalam lubang, misionaris ini

bergumul dalam doa mencari kehendak Tuhan. Haruskah ia bertahan sampai mati? Atau

bolehkah ia menyangkal imannya supaya orang-orang lain dibebaskan dari penderitaan tersebut?

Tapi ia tidak mendengar jawaban apapun terhadap doanya. Tuhan cenderung diam seribu

bahasa.

Sunyi.

Di akhir cerita, toh akhirnya Yesus menjawab misionaris tadi. Yesus berkata: "Sangkallah,

sangkallah! Aku memang datang untuk diinjak-injak."

Penutup

Kita mesti beryukur bahwa kebanyakan di antara kita tidak mengalami nasib buruk seperti yang

dikisahkan Endo. Tapi di beberapa negara kita mendengar bahwa banyak orang Kristen yang

dianiaya, misalnya beberapa waktu lalu kita mendengar ada 21 orang Kristen Koptik asal Mesir

54
yang dipenggal oleh ISIS. Di tempat lain ada juga yang disalibkan sampai mati karena tidak mau

menyangkal iman mereka. Kita perlu berdoa untuk saudara-saudara kita tersebut agar mereka

dapat bertahan dengan tabah dalam iman mereka.(2)

Bagaimana pendapat Anda? Tuhan memberkati Anda sekalian.

Jika ada komentar dan saran silakan kirim ke victorchristianto@gmail.com

10 mei 2015, pk. 9:46

VC

Note:

(1) Saya belum selesai membaca novel Sunyi ini, karena hanya sempat membaca satu atau dua

jam. Saya mengenal buku ini dari seorang teman adik saya.

(2) lihat misalnya situs www.persecution.org

55
Tercerabut

Shalom saudaraku...

Dalam tulisan kali ini, perkenankan saya mengangkat keprihatinan banyak orang bahwa proses

pendidikan formal saat ini cenderung membuat anak-anak tercerabut dari akar budaya mereka.

Saya bisa berikan dua contoh yang mudah, misalnya anak-anak jarang atau tidak pernah

diajarkan tembang-tembang dolanan. Contoh lain: anak-anak mungkin diajak ritret atau ke

museum, tapi apakah pernah diajak berbelanja di pasar? Mungkin itu sebabnya banyak anak

yang hanya mau bermain di mal atau supermarket.

Ada contoh lain yang bisa diberikan mengenai pendidikan yang justru mencerabut anak-anak

dari realitas masyarakat. Misalnya banyak anak-anak yang bermimpi studi sampai tingkat s3 di

amerika atau di eropa, lalu kemudian bekerja di luar negeri. Apakah ada yang salah dengan

pendidikan kita? Mengapa putra-putra terbaik tidak terpanggil untuk kembali ke desa asal

mereka dan melakukan sesuatu di sana? Bisa jadi jawabannya adalah urbanisasi, tapi saya kira

pola pendidikan juga ikut berperan membentuk sikap mental anak-anak apakah cenderung

eskapisme atau tidak.

Meski saya bukan ahli pendidikan, tapi kalau tidak salah saya pernah membaca entah di mana

bahwa pendidikan formal di negeri ini adalah warisan dari produk kolonialisme. Waktu itu

diperkenalkan sekolah-sekolah sebagai bagian dari politik balas budi, dengan tujuan mendidik

anak didik untuk menjadi klerk di perkebunan atau untuk tugas-tugas administratif lainnya. Jadi

56
pendidikan formal tidak dirancang untuk membentuk kepribadian yang mandiri dan dapat

membangun di desanya sendiri, karena itulah jarang diberikan ketrampilan praktis. Saya tidak

tahu, tapi mungkin pola semacam itu masih banyak berpengaruh di berbagai sekolah di negeri

ini, termasuk sekolah-sekolah kristen dan katolik yang dianggap bermutu.

Lalu bagaimana solusinya? Mungkin perlu solusi yang agak radikal, misalnya mengembalikan

fungsi pendidikan kepada masyarakat dan anak-anak itu sendiri. Kemarin saya mendengar dari

sepupu saya adanya sekolah alternatif bernama Qaryah Tayyibah di sebuah desa bernama

Kalibening di Salatiga. Sekolah itu dirintis di sebuah rumah sederhana, dan bertujuan melibatkan

anak-anak dalam seluruh proses pendidikan, termasuk urunan untuk biaya internet dan juga

merumuskan kurikulum. Dan kabarnya sekolah alternatif tersebut sudah mulai ditiru di beberapa

kota di seluruh indonesia. Semoga inisiatif yang mulia tersebut dapat semakin berkembang,

sehingga akses kepada pendidikan yang baik terbuka untuk semua lapisan masyarakat.

Solusi yang lain adalah memperkenalkan sejak dini kepada anak-anak berbagai problem yang

muncul dalam masyarakat. Lalu ajak mereka untuk menemukan solusi kreatif versi mereka

sendiri. Biarkan mereka berani berpikir sendiri, cukuplah nanti diarahkan dalam proses

penelitian yang lebih serius. Kiranya dengan cara itu anak-anak tergerak untuk berbuat sesuatu

yang baik bagi desa dan kotanya masing-masing. Bukankah nabi Yeremia menulis pesan:

"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kesejahteraan

kota itu...". (Yer. 29:7)

Memang kehidupan modern cenderung membuat orang tercerabut dari akar-akarnya. Misalnya

57
tidak jauh-jauh, banyak mal-mal di kota-kota besar yang menyediakan toilet kering saja, artinya

hanya ada kertas tissue gulungan. Padahal kebanyakan orang Indonesia lebih suka toilet basah,

karena mereka terbiasa menggunakan air yang banyak untuk membersihkan pantat (maaf). Ada

seorang pendeta muda di salah satu kota di Jawa Timur yang bercerita menegaskan masalah ini.

Suatu kali ia dirawat di salah satu rumah sakit di Singapore, dan salah satu kesulitan adalah jika

harus ke toilet, karena semua toilet di sana adalah toilet kering. Jadi ia terpaksa menyediakan

sebuah botol air khusus jika akan buang air. Problem yang mirip juga saya jumpai waktu tinggal

selama 6 bulan di Moskow sekitar tahun 2009. Saya tinggal di sebuah kamar apartemen bersama

2 orang, yang satu dari Rusia dan satu lagi dari Ukraina. Saya juga membawa botol air setiap kali

saya ke toilet, dan akibatnya toilet selalu basah setiap kali ke belakang. Dua teman saya tidak

habis pikir kenapa toilet itu jadi basah setiap kali saya gunakan, dan beberapa kali mereka tanya

saya kenapa begitu. Saya hanya menjawab ringan: "You never know."

Apakah Anda memiliki pengalaman yang unik tentang tercerabut dari akar budaya? Jika ada

komentar dan saran, silakan kirim ke victorchristianto@gmail.com

10 mei 2015, pk. 8:43

VC

58
Kala

Shalom sobatku,

Pagi ini saya mau berbagi sedikit refleksi saya tentang kala atau waktu, dengan harapan kiranya

kita akan dapat belajar menghargai setiap menit waktu yang diberikan Tuhan.

Apakah waktu itu?

Kala dalam kosmogoni masyarakat Jawa di masa dahulu adalah nama seorang dewa yang disebut

Batara Kala yang merupakan dewa yang hobi merusak banyak hal. Saking takutnya maka

masyarakat desa di jaman dahulu secara rutin mengadakan acara ruwatan untuk menolak bala

yang didatangkan oleh Batara Kala. Dengan kata lain kala atau waktu dianggap sebagai perusak

hidup manusia.

Demikian juga dalam persepsi Yunani kuno, waktu dapat dinyatakan dalam dua kata, yang satu

chronos dan yang satu kairos. Seperti yang mungkin sudah kita dengar, chronos menyatakan

waktu yang berurutan (yang kemudian membentuk kata kronologi), sementara kairos

menyatakan waktu sebagai kesempatan. Yang menarik di sini adalah bahwa Kronos itu juga

nama dewa yang merupakan ayah dari Zeus, Poseidon dan Hades, dan juga merupakan dewa

yang suka merusak dan menelan anak-anak manusia, sampai akhirnya Zeus dan Hades

mengalahkannya. lihat ref. (1)

Jika benar bahwa Kronos dapat disamakan dengan chronos, maka tampaknya dalam mitologi

Yunani, orang zaman dahulu berpendapat bahwa kronos atau waktu itu suka menelan orang. Kini

kita mungkin menyebutnya secara lebih santun dengan ungkapan: tertelan dalam pusaran waktu.

59
Bukankah kita semua pada akhirnya tertelan dalam pusaran waktu dan menuju ajal?

Istilah pusaran waktu mungkin memperoleh makna yang tersendiri. Dari sudut pandang fisika,

waktu terjadi karena revolusi bumi terhadap matahari secara teratur, yang disebut satu tahun

(tidak persis sebenarnya). Jadi waktu berkaitan dengan gerakan benda planet, tanpa adanya

gerakan maka tidak akan ada waktu. Lalu muncul pertanyaan filosofis: lalu siapakah gerangan

yang menggerakkan bumi pertama kali beredar mengelilingi matahari dalam waktu yang

senantiasa tetap? Ini yang disebut dengan pertanyaan tentang Prime Mover (penggerak pertama),

dan iman kita mengatakan bahwa Bapalah yang menjadi penggerak pertama seluruh alam

semesta dengan keteraturan yang sedemikian luarbiasa mirip detak jarum jam.

Bagaimana menggunakan waktu?

Kalau kita meneliti penggunaannya dalam Alkitab, kata waktu disebutkan 1000 kali dalam TB

1974 sebagian besar dalam PL. Sementara itu dalam PB kata waktu hanya disebutkan 48 kali

dalam Matius dan 36 kali dalam Markus, dan tidak disebutkan dalam kitab-kitab lainnya. Salah

satu ungkapan Yesus yang menarik tentang waktu adalah: karena orang-orang pilihan maka

waktunya dipersingkat. (Mat. 24:22).

Apa maksudnya dipersingkat? Jika dimengerti secara harfiah, maka mungkin yang dimaksud

adalah Tuhan berkuasa membuat suatu masa menjadi lebih pendek atau lebih panjang, demi

orang-orang pilihan-Nya. Padahal siapa di antara manusia yang sanggup mempersingkat waktu?

Bahkan para fisikawan pun tidak. O betapa mahakuasanya Tuhan. Tidak hanya itu, Ia juga

mengatur waktu sedemikian rupa untuk kebaikan kita.

Lalu bagaimana sebaiknya kita menggunakan waktu yang diberikan Tuhan? Apakah perlu selalu

bergegas dan terburu-buru?

60
Paulus menasihati: pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat (Ef. 5:16).

Hal ini diulanginya dalam Kolose 4:5.

Apa artinya? Mungkin yang dimaksud adalah bahwa karena kita hidup di zaman di mana banyak

orang meninggalkan Tuhan dan enggan bertobat, maka itu berarti semakin banyak kesulitan yang

dihadapi orang yang mengaku percaya kepada Yesus. Artinya kita mesti hidup dengan bijak,

khususnya dalam menggunakan waktu sedemikian rupa sehingga berdampak jangka panjang.

Hidup kita sangat singkat di bumi, mirip seperti rumput. Dan waktu terus berlari. Ungkapan latin

mengatakan: "tempus fugit" yang artinya: waktu seperti terbang.

Penutup

Menutup renungan kita, izinkan saya mengutip sebuah baris dari puisi Rudyard Kipling yang

berjudul If: "Seandainya engkau dapat mengisi setiap menit, dengan enampuluh detik lari jarak

jauh..." Puisi ini saya baca pertamakali dalam buku berjudul Anak Perdamaian, yang

mengisahkan tentang perjalanan seorang anak bernama Stanley yang tumbuh besar menjadi

seorang misionaris yang tangguh di Irian Jaya. Putra dari Stanley itulah yang menuliskan buku

tersebut.

Kutipan itu mengingatkan kita untuk menganggap setiap menit yang diberikan Tuhan begitu

berharga, sehingga bukan saja kita mesti menghematnya tapi juga kita mesti belajar

menggunakannya sedemikian rupa sehingga berdampak untuk jangka panjang. Yesus sendiri

konon hanya melayani sekitar tiga tahun namun Ia hidup sedemikian rupa sampai memiliki

dampak hingga dua ribu tahun kemudian hingga sekarang. Benar-benar teladan yang luarbiasa

dalam menggunakan waktu!

Untuk direnungkan: sudahkah kita menggunakan waktu sebaik mungkin bagi kemuliaan Tuhan?

61
Tuhan kiranya memberkati Anda semua. Amin.

Jika Anda ada komentar dan saran, silakan kirim ke email: victorchristianto@gmail.com

6 mei, pk. 5:37

VC

Ref.

(1) "But Chronos does appear in the cosmogony of the sixth century BCE writer Pherekydes of

Syros. Pherekydes posits three primordial deities: Chronos, proto-Zeus figure Zas, and proto-

Gaia figure Chthonie." http://www.waggish.org/2013/father-time-chronos-and-kronos/

62
Gamelan

Shalom, saudaraku

Saat ini jam saya menunjukkan waktu pk. 21.59, menjelang pukul 22.00 wib. Menurut kebiasaan

orang Jawa yang saya dengar, kalau akan membicarakan hal-hal yang bernuansa filosofis,

sebaiknya di atas jam 12 malam. Semoga jam 22.00 belum terlalu sore...

Dalam tiga minggu terakhir, saya dua kali diajak teman-teman sekerja untuk ikut latihan

gamelan. Awalnya saya agak ragu-ragu, karena sudah lama sekali tidak pernah berlatih

memainkan alat musik gamelan. Terakhir saya ikut berlatih gamelan adalah waktu di sma pada

pelajaran ekskul karawitan, tapi jujur saja sudah lupa semua :-)

Waktu latihan pertama, saya cukup senang karena ternyata latihan gamelan tidak sesulit yang

saya alami waktu sma dulu. Guru gamelan yang sekarang sangat penyabar, sehingga tidak cepat

gusar waktu menegur peserta yang keliru-keliru. Dan untungnya saya hanya memainkan kenong

yang tidak begitu sulit.

Apa itu gamelan Jawa?

Kalau tidak salah gamelan ada beberapa jenis, ada yang disebut gamelan Jawa, gamelan Sunda

dan gamelan Bali. Tapi esensinya sama, yaitu seperangkat alat musik perkusi yang dimainkan

bersamaan untuk menciptakan harmoni suara. Gamelan Jawa itu sendiri memiliki riwayat yang

63
cukup panjang, dan konon (menurut legenda) diciptakan oleh Sang Hyang Guru sendiri di

Gunung Lawu. Lihat ref. [1]

Dari latihan dua kali tersebut, saya jadi teringat kembali nama-nama beberapa alat yang termasuk

dalam gamelan Jawa, misalnya:

- Gong

- Saron

- Saron penerus

- Kenong

- Slenthem

- Kempul

- Kendhang

Terus saya juga belajar tangga nada Pelog dan Slendro:

 Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu: 1 2 3 5 6 [C-D E+ G A] dengan perbedaan

interval kecil.

 Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu: 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E F#G#A B] dengan

perbedaan interval besar

Selama dua kali latihan masing-masing sekitar 90 menit, guru gamelan kami sudah melatih

beberapa lagu, misalnya Srikaton dan beberapa lagu lain yang saya tidak sanggup mengingat.

64
Refleksi

Selama saya berlatih, saya belajar tidak hanya menghitung ketukan untuk mengetahui kapan

harus memukul kenong, tapi saya juga belajar menikmati lagu yang dimainkan. Rasanya seperti

sedang istirahat minum wedang di tengah sawah, diiringi gemericik sungai kecil yang mengalir.

Itulah kesan yang saya dapat dari berlatih musik gamelan. Menurut ref. [1] itu yang disebut

harmoni yang lembut yang merupakan ciri khas musik gamelan Jawa. Gamelan Sunda dan

gamelan Bali mungkin memiliki ciri yang agak berbeda, misalnya gamelan Bali bertempo lebih

cepat dan bersemangat, sementara gamelan Jawa lebih lembut.

Sepulang dari latihan tadi sore, saya jadi merenung. Mungkin Tuhan sedang mengajar sesuatu

melalui latihan gamelan selama tiga minggu terakhir ini. Kalau kita mengingat bahwa alam

semesta (Kosmos dengan huruf K besar) juga terdiri dari milyaran elemen yang saling berjejalin

rapi membentuk tata surya, galaksi-galaksi dan juga memungkinkan kehidupan. Fisikawan

menyebutnya sebagai prinsip antropik (anthropic principle), yang artinya: seluruh alam semesta

diatur sedemikian sehingga memungkinkan manusia hidup di dalamnya. Tapi kita juga dapat

memberikan tafsiran yang lebih filosofis, yaitu: seluruh alam semesta merupakan sebuah musik

yang padu dan harmonis yang diciptakan untuk memuliakan Tuhan. Bukankah pemazmur

menulis puisi tentang: Langit menceritakan kemuliaan Tuhan, dan cakrawala mengisahkan

pekerjaan tangan-Nya?

Dan keteraturan dalam alam semesta itu tidak hanya kita jumpai pada skala astronomi saja, tapi

juga pada skala mikro. Misalnya struktur DNA manusia menunjukkan harmonisasi yang rapi.

65
Sehingga para ilmuwan berusaha menghubungkan kompleksitas dengan kesatuan di antara

berbagai cabang ilmu pengetahuan.

Jadi saya kira memainkan alat musik etnis seperti gamelan yang tenang dan lembut bisa

mengingatkan kita pada rasa kesatuan (unity) dengan Sang Pencipta. Mungkin itulah yang para

pemeluk mistisisme Jawa menyebutnya sebagai: Unio Mystica. (Memang perlu diberi catatan

bahwa Unio Mystica sebagaimana diyakini oleh para pemeluk mistisisme Jawa berbeda

karakternya dengan Unio Mystica yang diajarkan Alkitab, tapi itu topik tersendiri).

Atau mungkin saya berrefleksi terlalu jauh? Bagaimana pendapat Anda?

Jika ada saran atau komentar, silakan kirim ke email: victorchristianto@gmail.com

28 april 2015, pk. 22:24

VC

Note: terimakasih kepada Benny, Hadi, Ody, dan Tika

Ref:

[1] http://kitunjungseta.blogspot.com/2012/04/sejarah-gamelan-makna.html

[2] Eric Chaisson. Using complexity for searching unity in all sciences. URL:

https://www.cfa.harvard.edu/~ejchaisson/reprints/ASUessay_revised_for_CUP_old.pdf

66
Apakah tipe spiritualitas Anda?

Shalom, saudaraku.

Pagi ini saya akan berbagi sedikit tipe-tipe spiritualitas yang sering dijumpai di sekitar kita.

Mengetahui tentang tipe-tipe spiritualitas penting agar kita dapat memahami kenapa seorang

melakukan sesuatu.

Topik ini saya peroleh dari diskusi dengan seorang teman yang kemarin (25 april) mengikuti

suatu persekutuan pemuda, dan mendengar tentang 9 tipe spiritualitas, lalu saya gabungkan

dengan artikel Jim Kennedy. Tentunya pembaca dapat menambahkan sendiri jika menemukan

tipe yang belum ada.

Dari riset psikologi kita ketahui bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi paling sedikit oleh

dua faktor: a. temperamen bawaan sejak lahir, dan b. pengalaman di waktu di masa kecil.

Memang faktor lingkungan juga berpengaruh, tapi dua faktor tadi sangat mendominasi tipe

kepribadian seseorang. Dan tipe kepribadian itu berpengaruh juga terhadap tipe spiritualitas.

Pembicaraan tentang spiritualitas mengandaikan bahwa tujuan hidup seseorang bukan sekadar

untuk mencari kesenangan, melakukan hal-hal besar atau mencapai aktualisasi diri, tapi untuk

menggapai pertumbuhan rohani. Untuk itu kita mesti belajar mencari saat-saat yang tenang.

Dalam Alkitab disebutkan bahwa Yesus juga sering mencari saat tenang di tempat yang sunyi di

tengah kesibukan melayani (Mark. 1:35 dll). Istilah yang digunakan adalah Heremon. Lalu

bagaimana kita memproleh ketenangan (heremon) itu? Berikut ini adalah beberapa

kemungkinan.

67
Sekarang, mari kita mulai dengan tipe yang pertama. OK?

1. Naturalis: Menemukan heremon di tempat terbuka dan bersentuhan dengan alam. Mereka

dapat merasa tenang dan menemukan Allah di alam ciptaan-Nya.

2. Indrawi: Menemukan heremon dan berjumpa dengan Tuhan ketika pemandangan, suara, dan

wewangian melingkupi mereka. Mereka suka dengan ibadah yang liturgis, agung, mulia.

3. Tradisional: Menemukan heremon dan berjumpa dengan Tuhan melalui ritual dan simbol. (

lilin, icon Jesus, Salib, doa Taize , doa labirin, dsb)

4. Askese: Menemukan heremon dan berjumpa dengan Tuhan dalam keheningan dan

kesederhanaan. ( Doa Puasa, dsb)

5. Aktifis: Menemukan heremon dan berjumpa dengan Tuhan ketika mereka bergerak membela

keadilan, kebenaran, berinteraksi dengan orang.

6. Pemerhati: Menemukan heremon dan berjumpa dengan Allah ketika mereka melayani

sesama. Tokoh yang terkenal: Mother Theresa.

7. Antusias: Menemukan heremon dan berjumpa dengan Tuhan dengan ibadah yang meriah,

bertepuk tangan, dan bersorak sorai, menyelami misteri Allah dengan perasaan meluap.

8. Kontemplatif: Menemukan heremon dan berjumpa dengan Tuhan dalam doa/ritual dan

aktifitas yang sifatnya pemujaan kepada Tuhan.

68
9. Intelektual:Menemukan heremon dan berjumpa dengan Tuhan ketika mereka menelaah topik-

topik yang berkaitan dengan ajaran dan kehidupan gereja, membaca tafsiran Alkitab, ajaran bapa

bapa gereja. Sangat baik menjadi ilmuwan atau sejarawan.

Lalu saya hendak menambahkan 3 tipe lagi (Jim Kennedy):

10. Mistik: ini adalah orang yang sangat mengandalkan perasaan/intuisi. Dia berupaya masuk ke

dalam batin untuk memahami dirinya sendiri dan Tuhan. Dan kadang-kadang dia juga

bermaksud menjangkau lebih jauh baik ke masa lalu atau masa depan.

11. Sosial: cenderung bergabung dan mengasosiasikan diri dengan kelompok atau grup dengan

minat khusus, misalnya kelompok pendaki gunung, kelompok baca buku dll.

12. Otoriter: ciri khas tipe ini adalah ketaatan penuh kepada otoritas. Jika otoritas itu adalah

KItab Suci atau seorang guru, maka semua orang dianggap wajib menaati Kitab Suci. Misalnya

seorang fundamentalis yang ekstrem cenderung menganggap bahwa ketaatan total terhadap

KItab Suci adalah suatu harga mutlak, jadi semua orang lain di luar kelompoknya dianggap kafir.

Saya suatu kali berdialog dengan saudara saya yang mengatakan bahwa bagi para teroris, bahkan

pemerintahan yang sah mesti dilawan karena pemerintah dianggap kompromistis terhadap ajaran

Kitab Suci.

Demikianlah beberapa tipe spiritualitas, kiranya dapat sedikit membantu kita dalam memahami

diri sendiri maupun orang-orang di sekitar kita. Tipe manakah Anda?

Bagaimana menjaga keintiman dengan Allah?

- Ingat dan carilah heremon di tengah kesibukan kita.

69
- Kenali dan rawatlah kebutuhan spiritualitas.

- Saling menjaga dalam kehidupan komunitas.

Selamat mengembangkan spiritualitas. Bagaimana pendapat Anda?

Jika ada komentar dan saran, kirimkan ke victorchristianto@gmail.com.

26 april 2015, pk. 10:25, revisi: pk. 14:29

VC

Note: Trimakasih kepada Eben telah berbagi 9 tipe spiritualitas.

Ref.:

[1] Jim Kennedy. Spiritual Views of Life. http://jeksite.org/integrate/spiritualview.htm

70
Seputar piagam Bumi, agama Bumi dan URI:

Beware Gaia strikes back!

Shalom, sobat-sobatku yang dikasihi Tuhan, dalam kesempatan ini saya ingin membahas sedikit

seputar kecenderungan atau trend yang akhir-akhir ini kian ramai menjadi topik di beberapa

negara maju, yaitu seputar kesadaran akan bumi yang satu. Memang kesadaran bahwa kita

semua tinggal di pesawat terbang yang sama yang bernama bumi itu tidak keliru. Tapi

bagaimanakah kalau kesadaran itu lalu dibelokkan menjadi sesuatu yang lebih ekstrem yaitu

pemujaan terhadap bumi? Itulah topik yang ingin saya angkat kali ini.

Pendahuluan

Kisah ini bermula dari email-email yang dikirimkan oleh salah seorang kenalan saya di internet,

yaitu Prof. Oliver K. Manuel, beliau antara lain menulis dalam emailnya bahwa ada beberapa

inisiatif seperti Agenda 21 yang menggiring banyak negara untuk secara bertahap menyetujui

atau meratifikasi semacam pemerintahan global yang tunggal. Jadi dari One World menjadi One

Government.

Semula saya tidak terlalu ambil pusing dengan email-email tersebut, tapi kira-kira sebulan yang

lalu (maret 2015) saya iseng melihat-lihat link url tentang Agenda 21 yang diberikan beliau, lalu

saya kaget karena Agenda 21 itu dihubungkan dengan apa yang dikenal sebagai Piagam Bumi

(Earth Charter). Lalu saya jadi penasaran ingin tahu tentang apa motivasi sebenarnya di balik

Piagam Bumi.

Berikut ini adalah apa yang saya peroleh dari hasil penelitian singkat saya, dengan harapan dapat

membuka sedikit wawasan kita tentang pelbagai kesulitan yang bakal kita hadapi jika Piagam

71
Bumi ini benar-benar diimplementasikan di banyak negara.

Apakah itu Piagam Bumi (Earth Charter)?

Kalau saya tidak keliru memperoleh informasi, Piagam Bumi sudah mulai digagas sejak sekitar

tahun 1990an, dengan tujuan meningkatkan kepedulian akan pelbagai masalah lingkungan.

Kemudian dibentuklah Dewan Bumi (Earth Council) yang antara lain dipimpin oleh Maurice

Strong dan Mikhail Gorbachev (dulu pemimpin Uni Sovyet sebelum tembok Berlin runtuh).

Maurice Strong sendiri pernah menyatakan bahwa salah satu fungsi Piagam Bumi adalah mirip

dengan Dasasila yang diberikan Tukan kepada Musa (The Ten Commandments). Lihat ref. (1)

Sekitar 2001-2002 Piagam Bumi mulai diperkenalkan kepada PBB dan akhirnya disetujui untuk

diterima sebagai prinsip panduan (guiding principles) untuk banyak organisasi di bawah PBB.

Selanjutnya Piagam Bumi tersebut diperjelas ke dalam bahasa hukum yang lugas dalam

dokumen Agenda 21. Dengan kata lain, Piagam Bumi dan Agenda 21 berfungsi sebagai

konstitusi baru untuk suatu pemerintahan global yang akan dibentuk dalam waktu dekat.

Tidak hanya itu, Piagam Bumi juga diperkuat dengan peresmian The Ark of Covenant (Tabut

Perjanjian), di mana dokumen Piagam Bumi tersebut disimpan sebagai tanda bagi umat manusia

di masa depan. Lihat ref. (1).

Motivasi di balik Piagam Bumi

Jika inti masalahnya adalah keprihatinan akan pelbagai problem kerusakan lingkungan, krisis

energi, krisis populasi atau krisis bahan pangan, tentu kita setuju untuk meningkatkan kesadaran

umat manusia akan bumi yang satu.

Tapi masalahnya lebih dalam dan serius daripada sekadar krisis ekologi atau krisis energi.

72
Seperti yang dipapatkan oleh Bron Taylor dalam papernya yang diterbitkan oleh jurnal Religion

(2), ada pergeseran pemikiran dari ekologi dalam (deep ecology) menjadi kepedulian lingkungan

yang radikal (radical environmentalism). Para pengikut radical environmentalism ini berupaya

untuk memasukkan nilai-nilai spiritualitas baru, yang mungkin lebih tepat disebut Spiritualitas

berbasis bumi (Earth-based spirituality). Nah ini lalu berkaitan dengan gejala bangkitnya Agama

Bumi (Earth religion), yang perlu kita cermati sebagai umat Kristiani. Untuk deskripsi singkat

tentang Earth religion ini, silakan lihat di wikipedia. Ref. (5).

Mungkin timbul pertanyaan: mengapa kita perlu mencermati Agama Bumi? Bukankah

kepedulian akan lingkungan itu suatu hal yang baik? Bukankah gereja juga mesti peduli akan

keutuhan ciptaan? Ya, kepedulian lingkungan dan keutuhan ciptaan itu memang baik, tapi jika

sampai memuja dan menyembah bumi sebagai sesuatu yang sakral, itu bertentangan dengan

Dasasila yaitu: "Janganlah ada ilah lain di hadapan-Ku" (Kel. 20).

Dan justru persis di situlah tampaknya pengikut Agama Bumi ini hendak mendesakkan kepada

banyak bangsa agar menerima Piagam Bumi sebagai pengganti Dasasila yang sudah dikenal

dalam Taurat sejak ribuan tahun yang lalu. Bagi saya, ini adalah bentuk penolakan manusia

secara halus terhadap Dasasila yang merupakan perintah Tuhan sendiri. Ini mirip dengan upaya

membangun menara Babel di zaman dahulu, yang akhirnya diporak-porandakan oleh Tuhan.

Untuk lebih jelasnya silakan lihat buku Bron Taylor yaitu Dark Green Religion, di mana dia juga

membahas tentang Earth Charter di bab penutup. (3)

United Religion Initiative (URI)

Kalau para pembaca masih kurang yakin bahwa Piagam Bumi memuat motivasi yang tidak

kristiani, boleh cari di google tentang Gaia religion. Gaia itu sendiri adalah dewi bumi dalam

73
kepercayaan pagan Romawi kuno. Salah satu keyakinan tentang Gaia adalah bahwa bumi itu

hidup. Dan inilah yang justru ditekankan secara eksplisit dalam Piagam Bumi: "Earth, our home,

is alive with a unique community of life." (1)

Anggapan bahwa bumi itu hidup tentunya bertentangan dengan Kejadian 1 bahwa baik benda-

benda penerang di langit maupun bumi itu sendiri adalah ciptaan Allah yang Mahakudus.

Jika masih ingin tahu lebih lanjut, cobalah menengok situs United Religion Initiative (lihat ref.

4), di situs itu dijelaskan berbagai hal tentang rencana menyatukan berbagai agama di dunia ini

menjadi semacam Agama Tunggal.

Dengan kata lain, mungkin dalam waktu dekat akan ada upaya ke arah Satu Bumi, Satu

Pemerintahan dan Satu Agama (yaitu Agama Gaia). One World, One Government, One

Religion.

Penutup

Jika semua ini benar adanya, maka tampaknya itu berarti kita hidup di akhir zaman, dan sebentar

lagi mungkin akan muncul berbagai penganiayaan terhadap umat percaya yang tidak mau

menerima Piagam Bumi dan Agama Gaia. Mungkin itukah yang dimaksud dengan binatang

dalam Wahyu 12–13?

Bagaimana pendapat Anda?

25 april 2015, pk. 12:45

VC

74
Referensi:

(1) www.green-agenda.com/earthcharter.html

(2) Bron Taylor. From deep ecology to radical environmentalism. Religion 31 (2001).

Url: http://www.brontaylor.com/environmental_articles/pdf/Taylor--Religion31(2).pdf

(3) Bron Taylor. Dark Green Religion. Url: www.brontaylor.com

(4) www.uri.org

(5) http://en.m.wikipedia.org/wiki/Earth_religion

75
Bagaimana memilih pertanyaan pembuka untuk

pekabaran Injil pribadi?

Shalom, sobat-sobat yang dikasih Tuhan.

Pagi ini saya akan berbagi pengalaman sedikit mengenai beberapa aspek dalam pekabaran Injil

pribadi. Salah satu pertanyaan yang mengusik pikiran saya sejak remaja adalah bagaimana

memulai percakapan yang bermakna untuk memperkenalkan Injil kepada teman-teman saya?

Dulu saya bersekolah di SMA negeri dan universitas negeri, tapi jarang saya memperoleh

kesempatan untuk berdialog terbuka tentang kebenaran Injil dalam suatu percakapan pribadi.

Memang sekali duakali ada teman yang bertanya tentang iman saya, tapi seringkali justru

berujung pada debat kusir yang tidak berujung pangkal. Karena itu dalam artikel singkat ini saya

akan menyampaikan beberapa alternatif kalimat pertanyaan pembuka yang mungkin menolong

jika kita sedang berjumpa dengan teman yang membutuhkan Injil tapi kita tidak tahu bagaimana

memulainya.

Sekilas tentang prinsip-prinsip dasar Amanat Agung

Sebelum kita membahas tentang beberapa kalimat pembuka, mungkin saya perlu mengulangi

suatu prinsip bahwa gereja terpanggil untuk melakukan tiga tugas di dunia: koinonia, diakonia,

dan marturia. Koinonia artinya persekutuan, diakonia artinya pelayanan (sosial), dan marturia

artinya kesaksian. Kesaksian merupakan panggilan setiap umat percaya untuk memberitakan

Kabar Baik kepada setiap orang. Ayat yang sering dikutip untuk menegaskan tentang Amanat

76
Agung adalah Mat. 28:18-20, dan Kis. 1:8.

Tentunya banyak orang yang bertanya: apakah pekabaran Injil itu berarti mesti siap berdebat

dengan semua orang? Jawabnya: tidak selalu. Memang kita mesti menyiapkan diri untuk

menjawab keraguan dan pertanyaan yang mungkin muncul dalam dialog pekabaran Injil, tapi itu

bukan berarti harus menjadi ahli debat untuk memenangkan setiap argumen. Harus diingat

bahwa tidak ada orang yang menjadi Kristen karena kalah berdebat. Jadi semestinya debat

argumentatif menjadi cara terakhir.

Lalu bagaimana semestinya pekabaran Injil pribadi? Menurut hemat saya, lebih baik percakapan

untuk memperkenalkan Injil ditempatkan sebagai percakapan untuk saling bertukar pengalaman

rohani (spiritual conversation). Jika memang rekan dialog kita lalu tergerak untuk menanyakan

lebih lanjut tentang iman kita, ya kita bisa lanjutkan, tapi kalau tidak ya percakapan bisa ditunda

untuk waktu lain.

Lalu mengenai prinsip-prinsip yang perlu diingat, ada beberapa hal yang penting:

1. Prinsip komunikasi:

Dalam komunikasi apapun dan kepada siapapun, ada 4 hal yang perlu diperhatikan: Pembawa

pesan, penerima pesan, pesan itu sendiri dan medium. Pembawa pesan adalah tentang Anda,

apakah sudah bersikap dengan benar, ramah dan sopan. Misalnya jangan mengajak bicara

tentang Injil dengan orang yang lagi sibuk mau pergi ke luar kota misalnya. Atau mungkin Anda

mau membawa Injil tapi berpakaian yang tidak sesuai dengan budaya di tempat itu, misalnya

semua orang pakai baju sederhana, tapi Anda datang pakai jas, maka it akan menciptakan jarak

komunikasi. Terus ada masalah budaya, bahasa, usia, gender dll yang jugs perlu diperhatikan. Itu

baru tentang pembawa pesan. Tentang hal-hal lain seperti penerima pesan, medium dan pesan itu

77
sendiri mungkin saya akan bahas dalam kesempatan lain, karena akan terlalu panjang. Satu hal

saja, tentang medium misalnya Anda mau mengirim pesan Alkitab tertentu jika hanya untuk satu

orang maka lebih baik gunakan sms (hp), tapi jika Anda mau banyak orang membaca maka bisa

gunakan Twitter atau Facebook atau lainnya.

2. Moto yang perlu diingat: tiga S (simple, slow, smile)

Moto ini saya kutip dari salah satu buku John C. Maxwell yang judulnya: Everyone

communicate, few connect. Artinya untuk membawa pesan Injil, Anda perlu menggunakan

kalimat-kalimat yang sederhana, jangan dibumbui banyak istilah atau jargon yang hanya orang

kristen yang paham, misalnya jangan buru-buru pakai istilah pembenaran oleh iman atau

predestinasi. Terus gunakan tempo pengucapan yang agak lambat, supaya penerima pesan dapat

mencerna dengan baik kalimat Anda. Lalu tetaplah tersenyum, bahkan jika penerima pesan

menolak atau mengejek Anda. Jadi Anda perlu tetap mengendalikan diri dalam kondisi dan

situasi apapun.

3. Pentingnya humor

Humor juga penting untuk membuka percakapan atau mencairkan suasana. Tapi jangan

menceritakan humor yang melecehkan gender atau berkonotasi jorok atau menyindir penerima

pesan. Gunakan humor yang netral dan tidak menyinggung topik-topik yang sensitif.

Beberapa kalimat pertanyaan

a. Sudahkah kamu mendengar bahwa Allah mengasihimu?

Kalau tidak keliru, pertanyaan ini bisa digabungkan dengan metode 4 hukum rohani yang sering

78
digunakan di kalangan kampus. Meskipun pertanyaan ini bisa langsung dikaitkan dengan Yoh.

3:16, tapi Anda mesti ingat bahwa pertanyaan ini hanya klik dengan penerima pesan jika dia

merasa kurang perhatian atau kurang disayangi oleh orangtuanya. Tapi jika dia adalah seorang

penggila pesta (party animal) yang tidak punya masalah dengan rasa percaya diri, maka agaknya

pertanyaan ini akan kurang menyentuh.

b. Seandainya Anda mati besok, ke mana Anda akan pergi? Ke surga atau neraka?

Pertanyaan seperti ini dianjurkan dalam beberapa metode, misalnya EE (evangelism explosion)

yang beberapa tahun terakhir ini berkembang pesat. Tapi minggu ini saya berkesempatan ikut

sebuah seminar di mana pembicara menyinggung bahwa pertanyaan pembuka model EE akan

lebih pas jika disampaikan kepada orang yang sakit atau hampir mati, karena mereka lebih serius

memikirkan hidup mereka. Tapi mungkin pertanyaan ini kurang cocok ditanyakan kepada remaja

usia 18 yang bahkan belum terpikir bahwa dia akan mati.

c. Apakah Anda mengerti apa yang Anda baca? (Kis. 8:30)

Pertanyaan ini diajukan Filipus kepada sida-sida dari Etiopia yang sedang membaca kitab

Yesaya. Memang jika seseorang belum percaya dan mengenal Tuhan, maka seperti ada selubung

yang menutupi pikirannya, sehingga ia sulit mengerti berita Injil. Untuk orang-orang yang haus

akan kebenaran tersebut maka pertanyaan Fillipus ini mungkin lebih cocok.

d. Menurut pendapatmu, siapakah Isa? (Mat. 16:15)

Kemarin (24 april 2015) saya terlintas ide ini, yaitu mungkin kita perlu belajar untuk bersikap

lebih demokratis dalam memberitakan Injil. Ketimbang membombardir penerima pesan dengan

79
berbagai doktrin yang ruwet, mungkin kita bisa mulai dengan apa yang sudah mereka tahu

tentang Isa Almasih, dan baru dari sana kita mulai membangun pemahaman yang baru. Hal ini

juga sesuai dengan salah satu prinsip dalam pendidikan: selalu mulai dengan apa yang sudah

diketahui pelajar, baru kemudian perkenalkan pengetahuan baru bertolak dari pemahaman itu.

Saya kira kita perlu belajar dari Yesus sendiri dalam mengajukan pertanyaan untuk pekabaran

Injil.

e. Pengalaman rohani apakah yang paling berkesan dalam hidup Anda? Lihat ref. (1)

Pertanyaan ini bisa digunakan jika Anda berdialog dengan orang yang lebih senior, misalnya.

Anda bisa mulai dengan mendengar kisah dia selama 5-10 menit sebelum menyampaikan Kabar

Baik. Ada juga pertanyaan-pertanyaan lain yang bisa digunakan, bisa dilihat misalnya di ref. (1).

Itulah beberapa pertanyaan pembuka untuk menolong kita melakukan pekabaran Injil pribadi,

kiranya dapat membantu. Bagaimana pendapat Anda? Jika ada saran dan komentar, silakan kirim

ke victorchristianto@gmail.com

25 april, 2015, pk. 10:40

VC

Ref.:

(1) http://home.snu.edu/~hculbert/starters.htm

80
Keunggulan kultural dan perencanaan kota

Shalom,

Selamat malam sobat-sobat yang dikasihi Tuhan, kemarin saya mengunjungi saudara sepupu

saya yang kebetulan seorang arsitek. Dulu dia pernah menempuh studi tingkat pascasarjana di

Undip, dan tesisnya mengambil topik seputar arsitektur kota. Jadi saya senang berdiskusi dengan

dia tentang banyak hal, khususnya yang berkaitan dengan perencanaan kota. Saya menyarikan

hasil diskusi kami kemarin dalam artikel singkat ini dengan harapan agar bermanfaat sebagai

bahan pemikiran lebih lanjut.

Motivasi

Blog ini memang berfokus pada ajaran kristiani, tapi menurut hemat saya masalah kesejahteraan

kota juga merupakan suatu hal yang menjadi tanggung jawab kita sebagai umat Kristen.

Bukankah ada ayat tertulis: "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan

berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah

kesejahteraanmu."(Yer. 29:7) Jadi menurut hemat saya membicarakan tentang kota tetap relevan

dengan iman kristen. Itulah motivasi saya.

Problem perkotaan di Indonesia

Dari diskusi saya dengan sepupu saya, ada beberapa hal penting yang bisa saya tulis di sini,

misalnya tentang problem perkotaan yang umum terjadi di manapun di Indonesia. Beberapa di

81
antara problem tersebut cukup jelas, misalnya:

a. Problem melonjaknya populasi di kota-kota

b. problem infrastruktur: air minum, jalan, listrik, sampah, dan lain lain

c. Problem lunturnya identitas kultural kota karena kota terlalu terseret arus kapitalisme,

misalnya banyak mal dll.

d. Problem hilangnya sifat ramahtamah dan ciri khas yang wajar di antara warga kota

e. problem sosial dan kriminal di perkotaan

Salah satu yang perlu digarisbawahi di sini adalah hilangnya identitas kultural di kota-kota di

Indonesia. Kota-kota banyak yang berubah wajah menjadi ajang papan reklame dan mal di

mana-mana, sementara bangunan-bangunan peninggalan bersejarah yang bernilai budaya

semakin tergusur.

Alternatif solusi

Alternatif solusi yang bisa ditawarkan adalah memulihkan identitas kultural tersebut, dengan

meningkatkan mutu perencanaan kota. Memang urban design masih sering tampak berkompromi

dengan kepentingan dan agenda bisnis dan politis, tapi sudah saatnya kita belajar untuk berpikir

makro dengan kerangka waktu 20-25 tahun ke depan. Karena itu perencanaan kota perlu

mengembangkan pendekatan kultural yang sesuai dengan budaya setempat.

Lalu saya teringat dengan sebuah buku tipis yang saya tulis sekitar tahun 2008 yang membahas

tentang keunggulan kultural. Buku itu berjudul: Cultural advantage for cities, dan dapat dicari di

academia.edu, lihat ref. [4]. Waktu itu saya berusaha mencari tentang topik ini di google, tapi

tidak banyak artikel atau paper yang mengupas tentang keunggulan kultural dalam perencanaan

kota. Jadi saya memutuskan menulis apa yang ada di dalam benak saya tentang topik keunggulan

82
kultural ini.

Sewaktu menulis buku tersebut, yang saya bayangkan hanyalah mengembangkan kerangka

konsep keunggulan yang tidak bernuansa kompetitif seperti keunggulan kompetitif yang digagas

oleh Michael Porter, seorang profesor ahli strategi bisnis dari Harvard University. Lihat ref. [1]

Sekitar tahun 1990 dia menulis sebuah buku yang berjudul Keunggulan Kompetitif Bangsa-

bangsa (Competitive Advantage for Nations) yang segera menjadi istilah populer di kalangan

bisnis maupun akademis,khususnya program studi MBA.

Namun dalam perkembangannya, banyak studi empiris yang telah dilakukan ternyata

menunjukkan bahwa kerangka kerja yang diusulkan oleh Porter tidak sesuai dengan fakta di

lapangan. Dalam bagian berikut saya akan mencoba mengulas sedikit beberapa aspek yang

menyebabkan kegagalan model kompetitif Porter.

Kegagalan model kompetitif Porter

Faktor pertama, adalah bahwa model Porter dikembangkan awalnya pada lingkup perusahaan-

perusahaan industri di negara maju, jadi sangat tidak tepat jika rekomendasi-rekomendasi yang

diberikan akan dianjurkan juga untuk negara-negara berkembang yang sulit bersaing dari segi

modal dan teknologi. Lihat ulasan dalam ref. [2]. Karena itu perlu dikembangkan model yang

bisa diterapkan bagi negara-negara berkembang. Salah satu contoh adalah India, yang alhir-akhir

ini sering diulas di berbagai majalah karena adanya problem leher botol (India's bottleneck). Inti

persoalannya adalah pembangunan di India mengambil model lompatan quantum dari pertanian

ke informatika. Memang banyak muncul orang kaya baru di India, yang menjadi besar karena

bisnis sebagai pengembang rekayasa peranti lunak, tapi itu paling-paling hanya 5-10% dari

seluruh populasi yang terangkat ekonomi. Sementara itu mayoritas penduduk masih terjebak

83
dalam kemiskinan yang parah. Dalam metafora, ini mirip seperti lokomotif kereta api yang

terputus dari gerbing-gerbong di belakangnya, sehingga gerbong-gerbong itu tetap tertinggal.

Jadi pertanyaannya: apakah Indonesia sudah memiliki srategi agar tidak mengalami problem

leher botol tersebut?

Faktor kedua, dan lebih mendasar adalah model kompetitif itu sudah agak usang dari sudut

pandang teori permainan (game theory). Sudah banyak perkembangan dalam teori permainan

yang menggunakan model kooperatif atau ko-opetitif. Lihat ref. [3]. Permasalahan utama dalam

model kompetitif adalah mengabaikan fakta bahwa seringkali kerjasama menjanjikan hasil atau

gain yang lebih baik dibandingkan bersaing sampai mati. Sebagai misal, salah satu dalil

mendasar dalam teori ekonomi apapun adalah bahwa setiap orang akan berusaha

memaksimalkan utilitasnya,dan diasumsikan bahwa dengan sendirinya kesejahteraan

keseluruhan masyarakat akan tercapai dengan sendirinya. Dalil yang berasal dari ideologi laissez

faire Adam Smith ini sepintas terkesan indah dan manis, tapi kalau direnungkan sebenarnya

adalah suatu kontradiksi dalam logika. Bayangkan jika setiap pelaku pasar hanya memikirkan

keuntungannya sendiri tanpa memikirkan kepentingan bersama, maka jelas sendi-sendi

kehidupan dalam masyarakat itu akan hancur.

Dengan kata lain, pendekatan kompetitif itu gagal baik sebagai suatu dalil dalam ilmu ekonomi

maupun dalam bidang strategi bisnis. Tampaknya di masa mendatang, teori permainan

kooperatif akan banyak membantu merumuskan ulang dasar-dasar ilmu ekonomi.

Bagaimana dengan Indonesia?

Kembali pada buku kami yang membahas tentang keunggulan kultural. Kita sebagai bangsa

Indonesia perlu menyadari beberala fakta:

84
a. bahwa sebagai negara berkembang kita akan sulit mengejar ketertinggalan kita dari negara-

negara maju lainnya. Bahkan membuat mobil atau mesin jahit saja kita masih kesulitan. Jadi

model kompetitif yang dikembangkan untuk masyarakat industri tampaknya bukan pendekatan

yang cocok.

b. bangsa Indonesia memiliki karunia berupa alam yang indah dan warisan budaya yang

melimpah. Aset tersebut dapat segera dikonversi menjadi keunggulan kultural baik melalui

wisata budaya maupun melalui industri fashion misalnya.

c. Tentunya pengembangan industri tertap perlu dilakukan untuk menunjang kebutuhan lokal.

d. Dalam mewujudkan keunggulan kultural itu, perku melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(stakeholder) terutama para arsitek perencana kota yang berperan mengubah wajah kota menjadi

kota-kota yang berciri budaya yang kuat.

E. para perumus kebijakan ekonomi perlu mengembangkan keunggulan kultural ini dalam

strategi jangka panjang, sedemikian sehingga sebagian besar gerbong dapat bergerak maju.

Catatan penutup

Buku kami yang berjudul Cultural advantage for cities (2008) pernah dipresentasikan kepada

para mahasiswa Program Pascasarjana Studi Pembangunan di UKSW, Salatiga, sekitar Oktober

2008. Sebagai penyanggah adalah Dr. David Widihandojo, yang kini menjabat sebagai dekan

Fakultas Ekonomi di Universitas Pelita Harapan, Tangerang. Terimakasih kepada Prof. Kutut

Suwondo (alm.) yang waktu itu memberi kesempatan kepada saya untuk mempresentasikan buku

tersebut.

Begitulah kira-kira rangkuman diskusi saya kemarin dengan sepupu saya, bagaimana pendapat

85
Anda?

Jika ada saran dan komentar, silakan kirim ke email: victorchristianto@gmail.com. Terimakasih.

19 april 2015, pk. 21:51

VC

Referensi:

[1] Michael Porter. What is strategy? Harvard Business Review, 1996.

[2] Davies & Ellis. Porter's Competitive advantage of nations: the final judgment? Journal of

Management Studies, 2000. URL: https://effectsizefaq.files.wordpress.com/2011/03/davies-and-

ellis-2000-porters-final-judgment-joms-378.pdf

[3] David Yeung & Leon Petrosyan. Subgame Consistent Economic Optimization. Birkhauser,

2012.

[4] Florentin Smarandache & Victor Christianto. Cultural advantage for cities: Alternative

framework for developing countries, 2008, Available at url:

http://independent.academia.edu/VChristianto

=======

POST SCRIPTA

86
Hari ini (21-04-2015) ada sebuah pesan email yang masuk memberikan komentar tentang artikel

di atas. Begini isinya:

Salam Sejahtera,

Perkenalkan saya Erman Siregar, saya tertarik membaca tulisan bapak

di http://sabdaspace.org/keunggulan_kultural_dan_perencanaan_kota

Saya memang tidak sepenuhnya memahami tentang Model Kompetitif Porter. Namun bila

diperhatikan dikehidupan sehari-hari sistem persaingan sudah menjadi kultur (budaya)yang

mengakar. Pilihannya adalah MENYINGKIRKAN atau DISINGKIRKAN.

Saya sangat setuju dengan pendapat Bapak tentang model kooperatif. Namun suatu saat ketika

tujuan mulia dari model kooperatif dicapai atau dalam perjalanan mencapai tujuannya Karakter

Manusia akan menjadi faktor penting sebagai penentu. Iblis tidak akan tinggal diam mengganggu

manusia, Sikap serakah ingin memiliki apa yang didunia ini adalah salah satu karyanya.

Dari mana seharusnya kita mulai? karena membangun sebuah Kultur tidak bisa diwujudkan

dalam sehari. bahkan untuk menggantikan sebuah kultur lama dengan kultur yang baru

membutuhkan periode beberapa generasi. Bagaimana menurut pendapat Bapak? Terima kasih.

Tuhan memberkati kita semua.

-----

Dan berikut ini tanggapan saya kepada Erman:

87
Shalom Erman,

terimakasih emailmu. Memang tidak mudah membuat gerakan counter terhadap persaingan, tapi

setidaknya kita bisa mulai dengan membangun kesadaran kritis bahwa kerjasama (kooperatif)

seringkali lebih bermakna baik dari segi hasil akhir maupun sebagai manusia yang bermartabat.

Bahkan UUD 1945 pasal 33 disebutkan bahwa landasan ekonomi.adalah asas kekeluargaan dan

kebersamaan. Di sini saya memaknai kekeluargaan dan kerjasama (koperasi) bukan hanya dari

organisasinya, tapi justru dari "co-operation" yang dikenal dalam game theory.

Btw, saya memang bukan ahli ekonomi atau matematikawan, tapi hanya menuangkan

kegelisahan saya dalam bentuk blog, Andapun dapat menulis di blog sabdaspace.net tentang

pengalaman atau refleksi sehari-hari.

O ya, kalau ingin membaca buku saya tentang Keunggulan Kultural, siakan

visit: http://www.academia.edu/4302554/Cultural_Advantage_for_Cities_An_alternative_for_de

veloping_countries

Shalom,

Victor

88
Apakah itu formula Drake?

Shalom,

Selamat pagi sobat-sobat yang dikasihi Tuhan, jam di ipad saya sekarang menunjukkan pukul

1:45 pagi. Jadi ini sudah hari minggu. Karena saya tidak bisa tidur karena batuk, jadi saya

memutuskan untuk menulis sedikit tentang formula atau persamaan Drake.

Persamaan Drake

Persamaan Drake diusulkan pertama kali oleh Frank Drake sekitar tahun 1960an dalam sebuah

konferensi SETI untuk memicu debat seputar kemungkinan mendeteksi makhluk dari luar

angkasa. Persamaan itu sendiri sebenarnya lebih merupakan argumen statistikal untuk

memperkirakan jumlah peradaban yang mungkin bisa dijumpai dalam sistem galaksi Bima Sakti

kita.[1] Dalam bentuknya yang disederhanakan, persamaan Drake bisa ditulis sebagai berikut:

N=R.f.l. Lihat ref. [2]

Jadi persamaan itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk membuat perkiraan jumlah makhluk

asing yang bisa ditemui di galaksi kita, melainkan hanya merupakan argumen hipotetis. Namun

toh argumen ini cukup mendorong terbentuknya lembaga-lembaga penelitian seperti SETI

(Search of ExtraTerrestrial Intelligence), atau pencarian kecerdasan di luar bumi.

Paradoks Fermi

Mesti diakui bahwa penelitian SETI tidak hanya dipicu oleh formula Drake saja, tapi juga oleh

suatu paradoks yang disebut sebagai Paradoks Fermi, yang dicetuskan oleh fisikawan pemenang

Nobel asal Itali, Enrico Fermi. Paradoks Fermi itu bunyinya kira-kira adalah seperti berikut:
89
"Jika memang ada makhluk dari luar angkasa, lalu di manakah mereka?"

Maksud dari pertanyaan Fermi itu adalah untuk menggarisbawahi bahwa makhluk luar angkasa

sulit atau malah belum pernah ditemukan. Dengan kata lain, kalau memang mereka ada, belum

ada yang tertangkap basah sedang keluyuran menggunakan senapan listrik atau sejenisnya.

Dari sudut pandang astronomi, memang banyak kesulitan untuk mendeteksi keberadaan makhluk

asing atau alien tersebut, misalnya suatu kali para ilmuwan meluncurkan wahana ke luar angkasa

yang dilengkapi dengan berbagai rekaman lagu sampa ayat-ayat suci, tapi toh tidak ada respon

balasan yang diterima sejauh ini. Itulah yang disebut sebagai : The Great Silence (kesunyian

besar).

Roswell, 1947

Mungkin satu-satunya perkecualian terhadap paradoks Fermi yang terkenal itu adalah apa yang

disebut sebagai peristiwa Roswell, 1947. Waktu itu sekelompok tentara menemukan puing-puing

piring terbang yang jatuh di gurun dekat Roswell, New Mexico. Esok harinya koran-koran

setempat menberitakan besar-besaran bahwa telah ditemukan makhluk luar angkasa. Namun,

beberapa hari kemudian pihak militer membantah. Mereka menyatakan bahwa temuan itu tidak

lain hanyalah balon udara untuk keperluan eksperimen. Maka topik UFO lalu menjadi topik

bawah tanah yang secara resmi dibantan oleh pihak pemerintah mana pun.

Kelanjutan cerita

Cerita tentang Roswell tidak berhenti sampai di situ. Beberapa tahun lalu saya membaca artikel

bahwa seorang staf militer yang pernah bertugas di Roswell waktu terjadinya temuan tersebut

memberikan kesaksian waktu dia akan meninggal, bahwa yang ditemukan itu benar-benar piring

90
terbang lengkap dengan 1 atau 2 jasad makhluk luar angkasa. Lihat ref. [3] Jadi kisah kesaksian

staf militer ini lalu menjadi hangat diperbincangkan kembali oleh para penggemar isyu-isyu

seputar UFO dan SETI.

Prospek

Tampaknya aktivitas SETI belum akan surut, meskipun sejauh ini masih menemui tembok yang

tebal dan terjal. Di sisi pemerintah, sejak 2005 ada keputusan dari pemerintah A.S., Inggris, dan

beberapa negara Eropa lainnya untuk merilis secara publik sebagian besar laporan tentang UFO.

Anda bisa mencarinya melalui google. Tentunya, laporan masyarakat tentang UFO juga tidak

semuanya bisa dipercaya, bahkan ada perkiraan yang menyatakan bahwa sekitar 80-90%

laporan-laporan tersebut hanyalah omongkosong, salah identifikasi atau masih terjelaskan secara

ilmiah. Hanya sekitar 10% saja yang benar-benar dapat dikategorikan sebagai laporan yang

memang tidak terjelaskan (UFO=unidentified flying object, atau obyek terbang yang tidak

terjelaskan).

Dengan kata lain, mungkin saja bisa disarankan kepada SETI: daripada mengirimkan berbagai

wahana ke luat angkasa tanpa ada balasan, mungkin lebih baik meneliti 10% laporan yang

memang valid tersebut. Mungkin saja itu akan membuka kesempatan untuk berkomunikasi

dengan makhluk luar angkasa.

Exoplanet

Selain itu, topik lain yang juga semakin hangat dibahas di berbagai forum adalah tentang

pencarian planet seperti bumi (English: Earth-like planet), baik dengan tujuan untuk

memindahkan sebagian besar populasi bumi ke sana, atau hanya mencari kemungkinan adanya

91
kehidupan di planet lain. Lihat misalnya film Interstellar.

Pencarian planet seperti bumi tersebut tidak dapat dilepaskan dari pencarian akan exoplanet.

Exoplanet adalah singkatan dari extrasolar planets yang artinya planet-planet di luar tata surya.

Inti penelitian di sini adalah menggunakan teleskop yang berdaya sangat kuat untuk mendeteksi

adanya planet-planet di sistem tata surya lain di luar tata surya yang kita diami sekarang. Bahkan

ada astronom Indonesia yang memimpin tim dan mereka berhasil menemukan salah satu planet

ekso. Hingga kini kalau tidak keliru telah diidentifikasikan atau diduga lebih dari 500 exoplanet,

dan jumlah ini tentunya akan terus bertambah.

Penutup

Demikianlah uraian singkat saya yang serba terbatas seputar formula Drake dan hubungannya

dengan pencarian akan makhluk angkasa luar. Mungkin kita memang tidak sendirian di jagad

raya ini. Dan mengutip motto X-Files movie: "kebenaran ada di luar sana." (the truth is out

there).

Bagaimana pendapat Anda?

19 april 2015, pk. 2:18

VC

Ref. :

[1] http://en.wikipedia.org/wiki/drake_equation

[2] http://arxiv.org/pdf/1301.6411.pdf

[3] http://www.warwickassociates.net/pdfs/witnessnr.pdf

92
Manakah yang lebih penting bagi pemimpin:

IQ, EQ, SQ, AQ, atau xQ?

Shalom,

Malam ini saya ingin berbagi renungan sedikit tentang berbagai paradigma tentang kecerdasan

yang dianggap dapat menentukan keberhasilan seorang pemimpin. Dulu dianggap bahwa

kecerdasan logikalah yang paling menentukan keberhasilan seorang muda sebagai pemimpin di

masa depannya. Tapi kini mulai ada pergeseran pemikiran. Berikut adalah rangkuman saya,

dengan harapan akan dapat memicu diskusi lebih lanjut khususnya untuk konteks Indonesia.

A. IQ

Dulu dianggap bahwa skor IQ merupakan salah satu indikator yang baik akan peluang

keberhasilan seorang muda dalam karirnya sebagai pemimpin. Kalau tidak keliru skor ini

dikembangkan menurut kebutuhan kala itu untuk merekrut orang-orang muda dalam kemiliteran.

Dan sampai sekarang dianggap merupakan salah satu indikator penting, meskipun bukan lagi

indikator satusatunya.

B. EQ (Emotional Quotient)

Sejak Daniel Goleman menulis bukunya yanh berjudul Emotional Intelligence, maka EQ telah

menjadi tolok ukur baru untuk menilai bagaimana seorang pemimpin dapat berhasil untuk

93
mengembangkan diri dan bawahannya di tengah-tengah dunia yang makin kompetitif. Inti dari

EQ adalah ketrampilan sosial dan ketrampilan emosional atau mungkin kerap disebut sebagai

soft skill. Menurut riset Goleman, soft skill tersebut lebih menentukan keberhasilan seorang

pemimpin ketimbang hanya kecerdasan logika saja.

C. SQ

SQ atau kecerdasan spiritual kalau tidak salah dicetuskan oleh Ary Ginandjar untuk melengkapi

tolok ukur IQ dan EQ. Menurutnya, dengan adanya SQ maka energi dari seorang pemimpin

dapat dilipatgandakan.

D. AQ (Adversity Quotient)

Saya agak lupa siapa yang pertama kali mencetuskan gagasan kecerdasan adversity ini, tapi yang

jelas adversity berarti kesulitan. Jadi intinya adalah bagaimana seorang pemimpin dapat

menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan yang terjadi itulah yang akan menentukan

kematangannya sebagai seorang pemimpin. Jadi semakin baik seorang pemimpin

mengembangkan diri dalam menghadapi kesulitan, maka semakin ia trampil mengemudikan

organisasinya di tengah badai.

E. xQ

xQ merupakan singkatan dari Execution Quotient, berarti kecerdasan pelaksanaan. Kalau tidak

salah konsep ini dikembangkan oleh Franklin Covey dengan bapaknya, Stephen Covey. Lihat

misalnya ref. [1]. Sejauh yang saya bisa pahami, inti gagasannya adalah seorang pemimpin yang

baik harus bisa mengembangkan ketrampilan tidak saja dalam hal visi tapi justru sampai

94
menerapkan visi tersebut menjadi suatu tindakan yang jelas di lapangan, itulah yang seringkali

membedakan antara organisasi yang berhasil dan yang tidak. Jadi xQ mungkin akan berperan

sangat penting di masa masa mendatang yang semakin tidak pasti.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Kalau menilik beberapa perusahaan besar di Indonesia, sepertinya memang kemampuan

melaksanakan suatu gagasan dengan baik semakin penting dirasakan. Apalagi kita semua sudah

maklum bahwa banyak orang Indonesia yang hanya trampil dalam membua konsep, tapi ketika

diterapkan di lapangan menjadi kacau balau. Ambil contoh pepatah klasik di Indonesia: "ganti

menteri ganti peraturan, ganti presiden gangi kebijakan." Jadi seringkali visi yang besar tidak

dapat dilaksanakan, dan kemudian mentok karena menteri atau presiden selanjutnya tidak

melanjutkan visi tersebut. Saya alan memberikan dua contoh saja untuk melukiskan buruknya

pelaksanaan berbagai hal di negeri ini:

1. Bongkar pasang jalan: ini merupakan hal yang sering terjadi di negeri ini, misalnya hari ini

ada galian jalan untuk pasang kabel, terus bulan depan jalan yang sama dibongkar lagi untuk

pasang pipa air minum, terus bulan depannya lagi dibongkar untuk kabel telpon dst. Bagaimana

koordinasi antara instansi dapat dilakukan dengan baik? Itu juga bagian dari xQ.

2. Kurikulum 2014: meskipun kurikulum ini digembar-gemborkan bertujuan untuk

meningkatkan kebudayaan Indonesia, gapi yang jelas tidak hanya murid yang bingung, para

gurupun masih banyak yang bingung bagaimana sapat menjalankan kurikulum ini dengan baik.

Saya bukan ahli pendidikan, tapi dari memberikan les kepada kemenakan saya, saya jadi tahu

bahwa modul-modul yang diberikan agak kurang jelas. Sebagian pertanyaan tidak jelas

jawabannya, dan sebagian lagi terlalu gampang. Mungkin kelemahan Kurikulum ini adalah

95
terlalu cepat diluncurkan sebelum diuji dulu beberapa tahun. Tapi entahlah, mungkin para

pembuat kebijakan punya alasan tersendiri.

Penutup

Lalu bagaimana dengan kita sendiri ? Sudahkah kita menerapkan dan menggabungkan berbagai

jenis kecerdasan tersebut mulai dari IQ hingga xQ? Tentunya jawaban terbaik bukanlah memilih

salah satu saja, tapi mengembangkan sekaligus berbagai kecerdasan itu dalam organisasi kita.

Semoga bangsa ini akan bertumbuh ke arah yang lebih baik dengan memperhatikan

perkembangan pemikiran tentang kecerdasan tersebut. Jika di antara pembaca ada yang ingin

menyampaikan refleksi atau pendapatnya tentang konsep kecerdasan ini, silakan kirim email ke

victorchristianto@gmail.com. Terimakasih.

Selamat malam

18 april 2015, pk. 23:23

VC

Ref.:

[1] Franklin Covey, The Execution Quotient white paper, Url:

http://www.franklincoveyresearch.org/catalog/xQ_White_Paper_3.0.pdf

96
Apakah Holy Grail sudah ditemukan?

Shalom,

Artikel berikut ini masih kelanjutan dari posting saya sebelumnya tentang berbagai misteri dalam

Alkitab. Kali ini saya akan fokus pada salah satu pertanyaan yang membuat banyak umat Kristen

penasaran, yaitu tentang misteri Holy Grail. Yang dimaksud dengan Holy Grail adalah cawan

suci yang konon digunakan oleh Yesus dan murid-murid-Nya pada malam Kamis Putih

menjelang Dia disalibkan, atau lebih dikenal sebagai Perjamuan Terakhir (The Last Supper).

Meskipun perdebatan tentang lokasi cawan suci ini sudah terjadi sejak berabad-abad tapi menjadi

hangat lagi terutama sejak buku Da Vinci Codenya Dan Brown. Karena itu saya akan mulai

dengan novel ini.

Da Vinci Code

Meskipun Dan Brown di awal bukunya sudah menegaskan bahwa semuanya adalah fiksi, kecuali

lokasi dan ritus-ritus adalah nyata, tidak terelakkan bahwa sebagian umat Kristen terpengaruh

juga oleh penjelasannya tentang Holy Grail. Menurut Brown, yang dimaksud dengan Holy Grail

sebenarnya merupakan permainan kata dari Holy Graal, yang berarti darah kudus. Brown lalu

menyitir pandangan penulis amatir lainnya (Baigent dan Leigh, yang disindirnya menjadi nama

tokoh Leigh Teabing dalam Da Vinci Code) yang pernah menulis bahwa Holy Graal sebenarnya

bukanlah cawan tembaga, tapi garis keturunan sedarah dari Yesus Kristus. Brown menjelaskan
97
bahwa Yesus Kristus menikah dengan Maria Magdalena, lalu punya beberapa anak. Anak-anak

mereka lalu memjadi buyut dari raja-raja Merovingian di perancis. Tentang benarkah garis

keturunan itu, yang kita dapat katakan adalah itu banyak dosis spekulasi ketimbang ilmiahnya.

Apalagi sumber yang merujuk pada pernikahan Yesus dan Maria itu adalah Injil Filipus dan Injil

Maria Magdalena, yang tidak merupakan bagian dari Alkitab kanonik. Dengan kata lain,

penjelasan Dan Brown tidak berdasar dan sulit diterima, sehingga memang lebih cocok

dikategorikan fiksi sejarah saja.

Indiana Jones

Dalam salah satu film Indiana Jones dikisahkan bahwa dia bertemu dengan ayahnya yang juga

arkeolog, dan kemudian mereka berpetualang mencari Holy Grail. Akhirnya mereka menemukan

Holy Grail itu di salah satu ceruk di Petra, yaitu bangunan yang dipahat pada gunung karang

yang sangat besar. Tentunya penjelasan ini juga lebih bernuansa fiksi petualangan, dan tidak

perlu terlalu dirisaukan.

Moskow

Seperti yang saya jelaskan di posting saya sebelumnya, ada orang yang menyebut bahwa

kemungkinan lokasi cawan suci itu ada di salah satu gereja di Moskow. Tapi sejauh pengamatan

saya, tidak ada tanda-tanda yang jelas mengenai lokasi yang persis di gereja mana di moskow.

Selama kurang lebih 4 bulan sekitar tahun 2009, hampir setiap minggu siang saya berkeliling ke

gereja-gereja di berbagai penjuru Moskow untuk mencari cawan suci tersebut. Memang ada

beberapa gereja atau kapel yang memiliki koleksi cawan tembaga, tapij tidak ada yang

menyebutkan bahwa itulah cawan suci yang pernah dipakai Yesus. Jadi kesimpulan sementara

98
saya, kemungkinan ini masih merupakan tanda tanya besar.

Infanta Donna Urraca

Namun berita terakhir ini cukup mengejutkan saya. Ada dua orang sejarawan yang menulis buku

sekitar tahun 2011 bahwa lokasi cawan suci itu terletak di lapisan dasar dari sebuah cawan yang

dikenal sebagai the goblet of Infanta Donna Urraca yang sekarang disimpan di salah satu

museum di Spanyol. Lihat ref. (1). Jika temuan ini dapat dipertanggungjawabkan dengan riset

lanjutan yang mendalam, misalnya menggunakan uji carbon dating, maka mungkin akan

menjawab persoalan yang merisaukan banyak orang sejak berabad-abad silam.

Itulah sekelumit kisah tentang cawan suci Yesus. Bagaimana pendapat Anda?

Mungkin saja bacaan saya kurang mutakhir (update). Jadi sekiranya ada di antara pembaca yang

memiliki informasi yang lebih keren, silakan kirim ke email saya: victorchristianto@gmail.com

18 aprl 2015, pk. 22:36.

VC

Ref.

(1) http://www.huffingtonpost.com/2014/04/01/holy-grail-spanish-museum_n_5072155.html

99
X-Files dalam Alkitab (?)

Sore ini saya mau cerita diskusi saya dengan beberapa sahabat pagi tadi. Usai menikmati sarapan

pagi di warung ijo, kami berlima terlibat diskusi tentang berbagai hal. Diskusi itu berawal dari

cetusan saya yang mengatakan bahwa sekitar tahun 2009 saya berkesempatan studi di moskow,

tapi hampir setiap hari minggu saya selalu berusaha menyempatkan diri untuk berkeliling dari

satu gereja ke gereja lainnya di moskow untuk melihat-lihat suasana di tiap gereja. Memang di

moskow ada banyak sekali gereja atau kapel milik Gereja Ortodoks, hampir tiap 500 meter pasti

ada sebuah kapel, entah besar atau kecil.

Holy grail

Lalu saya menambahkan bahwa motivasi saya berkeliling melihat gereja-gereja itu bukan karena

saya terlalu rohani, tapi karena rasa penasaran sebab waktu masih di jakarta, saya membaca

sebuah buku berbahasa indonesia yang mengatakan bahwa diduga Holy Grail atau cawan suci

Yesus tersimpan di salah satu gereja fi moskow. Sayangnya waktu itu saya tidak membeli buku

itu. Jadi saya ingin tahun benarkah ada Cawan suci di salah satu kapel di Moskow. Memang

selama beberapa bulan saya berkeliling, kadang ada beberapa gereja yang menyimpan banyak

cawan tembaga, tapi saya kira usianya masih agak muda, belum sampai dua ribu tahun. Jadi

kesimpulan saya mungkin cerita dalam buku yang saya baca itu tidak benar.

Tombak

Salah satu misteri lain adalah di manakah letak tombak yang konon digunakan untuk menikam

100
lambung Yesus. Kabarnya tombak itu dimiliki oleh Hitler pada saat perang dunia kedua. Lalu

juga ada kabar tentang kain kafan yang digunakan untuk membungkus tubuh Yesus, konon

dikenal sebagai Shroud Of Turin, meskipun yang terakhir saya dengar lukisan wajah dalam kain

kafan itu adalah hadil rekayasa cermat dari Leonardo Da Vinci.

X-Files

Lalu saya menambahkan kepada mereka bahwa rasa penasaran saya tentang berbagai misteri

dalam Alkitab itu bukan dipicu oleh kisah-kisah novel Dan Brown atau Indiana Jones, meskipun

mereka mungkin memicu rasa ingin tahun yang lebih, tapi terutama dari serial X-Files yang

diputar berseri sekitar tahun 1997-2000. Waktu itu saya rajin menonton setiap episode, bahkan

saya pernah punya dvd lengkap seluruh episode X-Files.

Yang menarik adalah banyak kisah-kisah misteri yang dapat ditemukan dalam Alkitab, baik

Perjanjian Lama atau Baru. Beberapa bulan lalu saya ada ide untuk suatu kali mengumpulkan

fakta fakta lalu menulis sebuah buku berjudul X-Files in the Bible. Mungkin ada rekan-rekan

pembaca yang dapat menolong dengan daftar misteri dalam Alkitab? Silakan kirim ke email

saya: victorchristianto@gmail.com Saya mencoba browsing sebentar di google, dan hanya

menemukna beberapa entri untuk keyword x files in the bible, misalnya: http://www.bible-

uk.com/xfiles1.htm

Untuk memperjelas maksud saya dengan X-Files dalam Alkitab, perkenankan saya menulis

daftar sementara problem problem misteri yang belum tuntas terjelaskan, hanya sebagai pemicu

atau trigger bagi diskusi lebih lanjut:

a. The speaking serpent: siapa sebenarnya yang dimaksud dengan ular yang berbicara dalam

101
Kejadian 3? Apakah itu hanya kisah dongeng atau kiasan, ataukah memang ada ras ular pada

jaman dahulu? Kalau kita hubungkan dengan Buku Enoch dan juga X-Files, maka kesimpulan

sementara adalah: malaikat yang jatuh mengambil bentuk ular yang berbicara, dan mungkin

dapat berjalan. Itulah mungkin sebabnya di berbagai negara ada ritual pemujaan terhadap

(serpent cult). Bahkan dalam x Files serta kisah-kisah UFO lainnya disebutkan bahwa ras alien

yang terdiri dari reptil abuabu dan reptil hijau. Konon reptil abuabu lebih kejam dan bermaksud

membinasakan manusia sementara reptil hijau lebih ramah dan membela manusia.

b. Henokh yang terangkat ke sorga: apakah kisah ini membenarkan kisah kisah mistis spiritual

yang mengatakan bahwa orang-orang yang suci tidak akan mati tapi moksa? Kita juga tahu

bahwa makam Musa tidan dapat ditemukan demikian juga Elia terangkat ke surga?

c. Nephilim: siapakah sebenarnya kaum Nephilim yang merupakan hasil kawin silang antara

para malaikat yang jatuh dengan para perempuan keturunan hawa? (Kej. 6) Kalau dihubungkan

dengan Kitab Enoch, apakah itu yang disebut dengan The watchers? (lihat misalnya film Noah).

Ataukah kaum Nephilim itu ada hubungannya dengan legenda Anunaki, yang merupakan tokoh

hebat yang konon mengajarkan manusia tentang teknologi pertanian? Apakah Anunaki ini

merupakan seorang yang datang dari luar angkasa (alien)?

d. Menara Babel: apakah menara tersebut ada hubungannya dengan piramida yang tidak saja

ditemukan di Giza tapi juga di Peru, dan beberapa daerah lainnya termasuk China? Apakah

piramida piramida tersebut menunjukkan hasil pengaruh dari kaum alien yang datang ke bumi?

(lihat misalnya film Indiana Jones yang terakhir, The Crystal Skull)

102
e. jembatan ke surga: konon dikisahkan bahwa Yakub tidur di suatu tempat di Betel, dan malam

hari ia bermimpi ada tangga atau jembatan menuju surga. Jika mimpi itu dapat dipercaya, apakah

hal itu menunjukkan bahwa tangga ke surga itu mirip dengan lubang cacing ? (wormhole)

Benarkan ada jalan tembus menuju surga? Apakah lubang cacing itu memang mungkin terdapat

dalam alam semesta? Lihat misalnya film Interstellar.

f. Keledai yang berbicara: ketika bangsa Israel sedang berjalan di gurun, Bileam diminta

mengutuki mereka. Tapi keledai Bileam ternyata menolak dan akhirnya berbicara kepada

tuannya. Bagaimana mungkin itu terjadi?

g. Masih banyak yang lain yang belum yang ingat, jadi kalau ada yang mengingatnya, tolong

email ke saya ya. Sebagai tips terakhir, saya kira akan menarik untuk menyimak Wahyu 12:7-9

bahwa ada peperangan di surga antara Mikhael dan pasukannya serta Satan dan balatentaranya.

Apakah hal itu mengindikasikan semacam perang di luar galaksi kita? Mungkinkah ada

peperangan abadi, mirip dengan yang dikisahkan dalam Star Wars? Kalau itu benar, maka berarti

kita yang di bumi sebagai pengikut Kristus juga mesti hidup dalam spiritual warfare dengan roh-

roh jahat. Mungkinkah itu yang dimaksud oleh Rasul Paulus yang menulis agar kita mengenakan

baju zirah rohani?

Demikian beberapa butir pemikiran yang masih kasar, belum dipoles lagi. Tapi kiranya dapat

berguna sebagai bahan diskusi lebih lanjut.

103
Penutup

Maksud penulisan ini bukanlah untuk membingungkan para pembaca dengan berbagai fakta

yang tidak berhubungan. Melainkan saya hanya berusaha jujur dengan diri sendiri, bahwa

meskipun saya telah menjadi orang kristen selama lebih dari 40 tahun, tapi masih saja ada

banyak pertanyaan yang belum tuntas terjawab, bahkan setelah saya menyelesaikan studi

pascasarjana dalam bidang teologi. Mungkin di antara pembaca bisa menemukan jawaban atas

berbagai misteri yang saya sebutkan di atas, silakan kirim email ke victorchristianto@gmail.com.

Terimakasih.

18 april 2015. Pk. 19:06

VC

Catatan: terimakasih kepada Eben, Tika, Khenny, Ody

104
Renungan dari Mazmur 1

Saudara saudari yg dikasihi Tuhan, sy yakin kita semua telah cukup sering mendengar atau

membaca Mazmur pasal 1 ini. Ini adalah sebuah syair yang sangat terkenal, karena membantu

kita memahami bagaimana menjadi orang yang berhasil di jalan Tuhan.

Ayat 1. Tidak berjalan, tidak berdiri dan tidak duduk bersama orang fasik. Itulah peringatan

pertama untuk kita semua yang hobi nongkrong dan kong kouw untuk urusan yang tidak jelas,

misalnya gosip, mengecam pemerintahan, merencanakan hal hal yang tidak baik dll. Seringkali

secara tidak sadar lalu kita mungkin akan terbawa arus pemikiran orang orang fasik dan mereka

yang membenci Tuhan, lalu terjerumus dalam suatu kejahatan atau mungkin jadi ikut minum

ecstasy atau mabuk dan madat dst. Orang jawa punya filosofi sekaligus petuah agar kita

menghindari molimo: mabuk, maling, madat, main, madon. Dan semua ini tampaknya mudah

terjadi apabila kita cenderung bergaul dengan orang orang yang tidak baik. Bahasa gaulnya:

tertular atau terinfeksi. Memang kejahatan itu cenderung menular, misalnya rame rame korupsi

karena satu kantor korupsi semua.

Tentunya ayat ini tidak bermaksud mengatakan bahwa kita sama sekali tidak boleh bercakap-

cakap dengan orang yang berdosa atau tidak seiman. Jika memang perlu, misalnya untuk

memberitakan Injil atau menasihati , tentunya tidak keliru untuk berbicara dengan orang yang

belum seiman, seperti yang juga sering dilakukan oleh Yesus semasa hidupNya. Bahkan Yesus

mendapat julukan: sahabat pemungut cukai dan orang berdosa (Matius 11:19, Lukas 7:34).

105
Ayat 2. Merenungkan Taurat Tuhan. Taurat di sini mungkin kurang tepat untuk zaman sekarang,

kini mungkin lebih tepat menyebutnya: Kitabsuci. Maksudnya di sini adalah ketimbang

menghabiskan waktu untuk nongkrong yang tidak jelas dengan orang orang yang tidak baik,

sebaiknya kita memberikan waktu yang lebih banyak untuk membaca dan merenungkan kitab

suci. Kedengarannya mungkin ini hal yang sepele, tapi kalau kita ingat Mzm 119:105 yang

berbunyi: firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku, maka jelas bahwa dengan

merenungkan firman Tuhan kita akan belajar banyak bagaimana mengatur langkah kita di jalan

Tuhan dan mengenali kehendakNya. Dan bila kita berjalan selalu dalam kehendakNya, kiranya

kita boleh yakin bahwa Tuhan senantiasa akan menyertai langkah kita.

Ayat 3. Maksudnya di sini adalah kita akan menjadi seperti pohon yang sehat, kuat, berakar,

hidup dan subur. Jelas ayat ini berkaitan dengan ayat 2, yaitu jika kita berjalan di jalan Tuhan

dan setia dengan firmanNya, maka Tuhan berjanji bahwa apa saja yang kita perbuat akan

berhasil. Penting di sini untuk menjadi seperti pohon yang berakar dan subur, karena banyak

orang saat ini seperti hidup tercerabut dari akarnya, artinya mereka menjalani hidup semau

mereka sendiri tanpa menyadari bahwa mereka tidak memiliki hubungan yang akrab dengan

Tuhan sang Pencipta Alam. Jadi untuk menjadi orang yang berhasil, kita perlu berakar kuat di

dalam Tuhan. Hal ini menjadi jelas dari ucapan Yesus: Akulah pokok anggur dan kamulah

carangnya, di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa apa.

Ayat 4-6. Seperti sekam ditiup angin, tidak bertahan dalam penghakiman dan menuju

kebinasaan. Ketiga ayat ini mengingatkan kita akibat dari hidup yang tidak berakar di dalam

Tuhan, yaitu kita akan menjadi rapuh, goyah dan mudah digoyangkan oleh angin yang bertiup.

106
Lebih buruk lagi, jika ada orang yang menuntut kita di depan pengadilan, kita akan mudah

dibuktikan bersalah, dan akibat terakhirnya adalah menuju kebinasaan yang kekal. Demikian

pula nasib orang yang sering menghabiskan waktu secara tidak jelas dengan orang fasik akan

mengalami hal yang sama.

Sebagai pertanyaan refleksi: sudahkah kita merenungkan dan memperkatakan firmsn Tuhan

dalam kehidupan kita sehari hari? Selamat merenungkan.

Kiranya Tuhan menolong dan memberkati kita semua.

Amin.

27 maret 2014

107
Bagaimana menjalani masa remaja bersama Tuhan

Apakah kalian kadang merasa kurang dimengerti dan didengar oleh orang dewasa termasuk

orangtua? Atau kalian tidak memperoleh rasa aman dari orang tua?

Masa remaja memang merupakan masa yang paling sulit dalam kehidupan seseorang. Mereka

sering merasa tidak dimengerti, kurang dicintai dan didengar oleh orang-orang dewasa. Mereka

berjuang terhadap depresi dan tekanan sosial, dan sebagai akibatnya mereka bisa melakukan

tindakan- tindakan yang keliru.

Kenakalan dan kejahatan remaja

Mungkin ada perbedaan antara kenakalan dan kejahatan, misalnya kenakalan belum tentu

menjadi tindak kriminal. Tapi jika sudah menjadi kriminalitas remaja maka istilah yang tepat

adalah "juvenile delinquency." Juvenile delinquent adalah seseorang yang masih di bawah umur

18 tahun, tapi melakukan tindakan yang seharusnya dikategorikan sebagai tindak kejahatan. Hal

ini mencakup perampokan, pemerkosaan, vandalisme, gang, napza, dll.

Ada beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi resiko seorang remaja menunjukkan

gejala juvenile delinquency:

- faktor sosial. Ingat juga I Kor. 15:33 "pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang

baik..."

- faktor individual

- faktor tingkat sosioekonomi yang rendah

- faktor penolakan teman

108
- faktor pencapaian atau kegagalan dalam belajar

- faktor biologis, misalnya tingginya kadar serotonin dalam otak dapat memicu agresivitas.

Sebaliknya, tingkat serotonin yang rendah mungkin berhubungan dengan gejala depresi.

- faktor attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)

- faktor keluarga, misalnya gaya orangtua mendidik (otoriter dll)

Lihat misalnya http://en.m.wikipedia.org/wiki/Juvenile_delinquency.

Beberapa contoh problem yang kerap dialami remaja:

A. Merokok ( sering mulanya karena ikut ikutan)

B. Bullying

C. Mengutil ( shoplifting)

D. depresi

E. pergaulan bebas dan pornografi

F. Obesitas

G. Anorexia

H. Bulimia

I. Minum alkohol

J. Obat-obatan (napza)

Beberapa problem lain sifatnya kurang kentara dari luar, tapi bisa berdampak buruk, misalnya:

K. Kurang pede (low self-esteem)

J. Isolasi diri (antisosial), ada kecenderungan psikopatik

K. Keinginan bunuh diri yang kuat (meskipun temporer)

109
L. Ingin melawan orangtua, guru dan semua otoritas lainnya

M. Sulit percaya dan menyerahkan diri kepada Tuhan

N. Problem cinta, pacaran, putus dan galau

O. Problem menganggur dan waktu luang

P. mungkin adik-adik ada saran problem yang lain?

Salah satu alasan munculnya berbagai problem remaja tersebut adalah adanya hubungan yang

kurang harmonis dengan orang tua. Bill Sanders mengungkapkan berbagai keluhan remaja

terhadap orang tua mereka, antara lain:

- orang tua sering bertengkar

- orang tua tidak memupuk kasih dalam keluarga

- orang tua tidak punya waktu bersama untuk mendengar anak-anak mereka

- orang tua tidak menunjukkan kasih yang tidak bersyarat

- orang tua tidak dapat menjadi contoh

- orang tua tidak memiliki keberanian untuk berkata tidak

- orang tua tidak membantu anak-anak untuk membangun di atas dasar yang benar

- orang tua tidak membantu anak-anak menemukan bakat khusus mereka

- orang tua tidak pernah memeluk anak-anak mereka

- orang tua tidak pernah menunjukkan rasa bangga akan anak-anak

- orang tua tidak menyediakan waktu untuk belajar tentang kepribadian anak-anak

- orang tua cenderung melakukan segala sesuatu untuk anak-anak

- orang tua tidak memberi pertolongan kepada anak-anak untuk mengendalikan hidup

- orang tua tidak membantu anak-anak menemukan idola-idola

110
- orang tua tidak melatih anak-anak dalam mengambil keputusan yang baik

- orang tua tidak melatih anak-anak untuk mengatakan segala hal kepada orang tua

Meskipun orang tua kalian tidak sempurna dan memiliki banyak kelemahan, kalian mesti belajar

untuk mengasihi mereka, karena orang tua juga mengasihi kalian dalam segala kelemahan

mereka. Mintalah kepada Tuhan untuk melengkapi apa yang tidak diajarkan dan tidak diberikan

oleh orang tua kalian.

Sebagai tambahan, salah satu faktor yang mungkin menyebabkan perilaku kenakalan remaja

adalah karena kurangnya rasa aman akibat hubungan yang buruk dengan ibu saat masih bayi.

Jika seorang bayi ditinggalkan atau diabaikan oleh ibunya, maka kemungkinan ia akan menjadi

seorang pembangkang. Di sini kita perlu memperhatikan, bahwa sekalipun orangtua kita

mungkin gagal memberikan rasa aman yang cukup, kita dapat terus bersandar kepada Tuhan,

Sang sumber rasa aman yang sejati. Lihat Maz. 4:8.

Penutup

Sebagai pesan terakhir, memang dalam masa muda yang penuh gairah, banyak remaja memilih

untuk menuruti bujukan teman untuk hidup berresiko, seperti minum alkohol, mencoba obat-

obatan, pergaulan bebas dll, tapi sebaiknya kita mengambil jalan yang sempit dan menjaga

tingkah laku kita sesuai dengan Maz. 119:9. Bersama kita Tuhan kita tidak akan goyah di tengah

badai apapun hingga memasuki masa dewasa. Maz. 112:6; 121:3.

Tugas untuk dikerjakan

111
Sebagai penutup, kadang-kadang sebagai remaja sulit untuk mengungkapkan isi hati kita kepada

orang tua. Nah sekarang kalian diberi kesempatan selama 10 menit untuk mengungkapkan apa

yang kalian rasa perlu diperbaiki dari orang tua kalian. Tolong jangan lupa berikan nama kalian,

sehingga jika saya ketemu dengan mereka, saya dapat menyampaikan saran dan keluhan kalian.

Selamat menulis!

Tuhan kiranya senantiasa menyertai kalian semua.

25 juni 2014

112
Tinjauan Kritis terhadap Pandangan Eisenman
tentang Kontradiksi antara Paulus dan Yakobus

Abstrak
Dalam artikel ini penulis memberikan sanggahan dan kritik terhadap pandangan Robert
Eisenman dalam bukunya James the Brother of Jesus, khususnya yang berkaitan dengan
identifikasi Eisenman bahwa Guru Kebenaran yang disebut dalam naskah Pesher Habakuk
adalah Yakobus saudara Yesus (James the Just). Beberapa kelemahan argumentasi Eisenman
dipaparkan dengan tujuan agar pembaca memahami bahwa pandangan Eisenman tersebut sangat
lemah dan dipaksakan kepada teks baik Naskah-naskah Laut Mati maupun kanon Perjanjian
Baru. Artikel ini merupakan petikan dari tesis penulis dengan judul yang sama.

Keywords: Eisenman, Qumran, Yakobus, James the Just, Dead Sea Scrolls, Naskah Laut Mati,
4Q246, 4QAramaic Apocalypse, Bereh di El, Perjanjian Baru.

A. Pendahuluan

Dalam dua dekade terakhir ini telah terbit banyak buku yang menyemarakkan diskusi di

kalangan para ahli maupun awam seputar penafsiran Naskah-naskah Laut Mati (Dead Sea

Scrolls). Memang Naskah-naskah Laut Mati telah menimbulkan perdebatan sejak pertama kali

ditemukan lebih dari 6 dekade yang lalu pada tahun 1947 di Qumran oleh para gembala suku

Bedouin. Pada umumnya di antara para ahli terdapat kesepakatan bahwa Naskah-naskah Laut

Mati menguatkan keyakinan iman Kristen akan keaslian naskah-naskah Alkitab, seperti misalnya

kitab Yesaya versi Naskah-naskah Laut Mati yang ditemukan ternyata nyaris sama dengan yang

dijumpai pada versi 1000 tahun setelahnya.

Namun demikian ada sementara ahli seperti Robert Eisenman yang mengajukan

argumentasi bahwa Naskah-naskah Laut Mati menunjukkan adanya kontradiksi di antara jemaat

Kristen mula-mula, khususnya antara Yakobus dan Paulus. Dalam hal ini, Yakobus

113
diidentifikasikan sebagai Guru Kebenaran dan Paulus sebagai Sang Pendusta.26 Selain

pandangan tersebut, Eisenman juga memaparkan hipotesisnya bahwa Paulus adalah seorang

Herodian dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Journal of Higher Criticism, 1996.27

Eisenman menyuarakan pandangan-pandangannya dalam beberapa bukunya, di antaranya The

Dead Sea Scrolls Uncovered (1993) yang ditulisnya bersama Michael Wise, James The Brother

of Jesus (1997), dan juga The Dead Sea Scrolls and the First Christians (2004). Salah satu

implikasi dari pandangan Eisenman tersebut adalah munculnya tuduhan bahwa gereja mula-mula

mengalami perpecahan antara aliran Kekristenan Yudea (Judeo Christianity) dan Kekristenan

Paulus (Pauline Christianity). Selain itu, pandangan Eisenman tersebut tampaknya menguatkan

persepsi sebagian pemikir Islam (termasuk di Indonesia) yang berpendapat bahwa “agama

Nasrani itu lebih tepat dinamakan paulinisme (agama Paulus).”28 Karena itu makalah ini ditulis

dengan tujuan untuk memberikan sanggahan terhadap pandangan Eisenman tersebut.

B. Garis Besar Pandangan Eisenman

Robert Eisenman mengembangkan lebih lanjut gagasan S.G.F. Brandon, bahwa

Kekristenan Yakobus yang asli terdiri dari menaati Taurat dan nasionalisme Yahudi yang tidak

26
Anthony J. Saldarini, “Freedom Fighters,” The New York Times, April 27, 1997 [artikel on-line]; diambil dari
http://www.nytimes.com/books/97/04/27/reviews/970427.27saldart.html; Internet; diakses 17 Februari 2014.

27
Robert Eisenman, “Paul as Herodian”, JHC 3/1 (Spring):110-122 [jurnal on-line]; diambil dari
http://www.depts.drew.edu/jhc/eisenman.html; Internet; diakses 17 Februari 2014.

28
Tom Jacobs, Paulus – Hidup, Karya dan Teologinya. Cet.-2 (Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius, 1983;
Jakarta: B.P.K. Gunung Mulia, 1984), 110-113.

114
percaya akan kebangkitan.29 Kitab-kitab Injil dipandangnya sebagai pro-nonYahudi (Gentile),

pro-fiksi Romawi yang menampilkan Yesus sebagai sosok Mesias yang pasifis dan spiritual,

sedangkan sosok Yesus yang sebenarnya ditutupi untuk alasan-alasan politis.30 Dalam rangka

merekonstruksi Yakobus historis, Eisenman menyelidiki teks-teks yang kita miliki untuk

memperoleh sumber dari teks-teks tersebut; misalnya Kisah Para Rasul dan Pseudo-Clementine

Recognitions dianggap bergantung pada suatu sumber lain yang telah hilang, yang dipelihara

dengan lebih baik dalam Pseudo-Clementine. Menurut Eisenman, Kisah Para Rasul dan Pseudo-

Clementines tidaklah bebas atau saling tergantung di antara mereka, tetapi merujuk ke sumber

yang sama.31

Eisenman juga menolak menggunakan Surat-surat Klemens dari Roma.32 Dari fakta

historis kita tahu bahwa Klemens dari Roma adalah salah satu Bapa Gereja yang hidup sekitar

30-97 M, merupakan salah satu penerus Rasul Petrus, dan menghormati baik ajaran Petrus

maupun Paulus. Sedangkan Pseudo-Clementine merupakan kisah roman (fiksi) yang ditulis pada

abad ke-4. Eisenman sendiri mengakui bahwa Pseudo-Clementine lebih cocok disebut sebagai

Klemens-Palsu (False-Clement).33 Di antara para ahli, telah diketahui bahwa Pseudo-

Clementine merupakan dokumen yang kurang memiliki nilai sejarah serta cenderung anti-Paulus

(Ebionit). Karena itu jika Eisenman memilih untuk merujuk pada Pseudo-Clementine daripada

29
Peter Kirby, “Historical Jesus Theories: Robert Eisenman”, Early Christian Writings [artikel on-line]; diambil
dari http://www.earlychristianwritings.com/jesus/roberteisenman.html; Internet; diakses 17 Februari 2014.

30
Ibid.
31
Robert Eisenman, James the Brother of Jesus: The Key to Unlocking the Secrets of Early Christianity and the
Dead Sea Scrolls (Middlesex, England: Penguin Books, 1997), 78-79.
32
J.B. Lightfoot & J.R. Harmer, The Apostolic Fathers. Rev. GreekTexts with introductions and English translations
(Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1984).

33
Eisenman, James the Brother of Jesus.

115
Surat-surat Klemens, hal ini jelas menunjukkan sikapnya yang condong untuk meremehkan nilai

historis dari dokumen-dokumen tersebut, demi memperoleh pembenaran atas hipotesisnya.

Eisenman juga mengatakan bahwa revolusi Yahudi yang pertama kemungkinan besar

dipicu oleh eksekusi yang tidak adil atas Yakobus yang Adil (James the Just). Menurut

Eisenman, dalam rangka membedakan Yakobus yang Adil dengan Yesus, saudaranya, Injil

memisahkan mereka menjadi dua: (a) di satu sisi, keluarga Yesus yang berpikir Yesus adalah

orang gila; dan di sisi lain, (b)Yakobus anak Zebedeus adalah salah satu dari murid inti Yesus,

yaitu trio Petrus, Yakobus dan Yohanes sebagaimana dijumpai dalam Kitab-kitab Injil Sinoptik

(Mat. 17:1; Mrk. 5:37; 9:14; 14:33; Luk. 8:51; 9:28). Jadi jelas bahwa Injil Sinoptik

membedakan antara Yakobus anak Zebedeus dan Yakobus saudara Yesus.

Namun, menurut Eisenman deskripsi mengenai trio murid inti dalam Injil Sinoptik

tersebut adalah tidak benar, khususnya jika dibandingkan dengan surat-surat Paulus yang awal.

Menurut Gal. 2:9 trio ini adalah Yakobus saudara Yesus, Petrus (Kefas) dan Yohanes. Eisenman

berpendapat bahwa Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul penuh dengan informasi yang keliru

semacam ini yang dirancang dengan suatu kepentingan yaitu untuk mengaburkan arti penting

dari faksi Yakobus dan untuk menyiapkan Kekristenan yang cocok bagi kaum non-Yahudi

(Gentile).34

Menurut Eisenman (a) gerakan Kekristenan Perdana yang dipimpin Yakobus adalah

suatu gerakan perlawanan nasionalis Yahudi dan (b) Paulus mengubahnya menjadi suatu

pemujaan Helenistik (Hellenistic cult). Selain itu Eisenman mengajukan sebuah teori tambahan,

yaitu ia berupaya untuk memasukkan Naskah-naskah Laut Mati ke dalam kerangka teorinya.

Hal ini mungkin telah memicu penjualan bukunya dan menuai protes dari para ahli lainnya.

34
Kirby.

116
Eisenman juga mengidentifikasikan Yakobus sang Adil dengan Guru Kebenaran dan Paulus

dengan Sang Pendusta, tokoh-tokoh yang secara kabur disebut dalam beberapa bagian dari

Naskah-naskah Laut Mati. Bagaimanapun, dalam melakukan hal ini Eisenman mesti

berargumentasi secara panjang lebar melawan konsensus para ahli dalam penggunaan metode-

metode penanggalan karbon (C-14) dan paleografi yang menyarankan bahwa dokumen-dokumen

tersebut ditulis sebelum era Kristen. Namun, menurutnya identifikasi tokoh-tokoh tersebut

tidaklah esensial bagi tesisnya.35

Eisenman menyuarakan pandangannya yang anti-Paulus tersebut dalam beberapa

bukunya, di antaranya Maccabees, Zadokites, Christians, and Qumran (1983), The Dead Sea

Scrolls Uncovered (1993) yang ditulisnya bersama Michael Wise, dan James The Brother of

Jesus (1997). Salah satu implikasi dari dugaan Eisenman tersebut adalah munculnya tuduhan

bahwa Gereja Perdana mengalami perpecahan antara aliran Kekristenan Yahudi (Judeo

Christianity) dan Kekristenan Paulus (Pauline Christianity). Bukunya yang pertama:

Maccabees, Zadokites, Christians, and Qumran (1983) kemudian dikutip dan dikembangkan

oleh Baigent & Leigh (1991) yang menyatakan bahwa Vatikan telah menyembunyikan

kebenaran tentang Naskah-naskah Laut Mati dari publik, karena berpotensi akan menggoyang

sendi-sendi agama Kristen.36 Dari buku-buku tersebut jelas bahwa baik Eisenman (1997)

maupun Baigent & Leigh (1991) masing-masing mengembangkan semacam “teori konspirasi”

melawan konsensus para sarjana Qumran. Namun dalam tesis ini yang akan disoroti hanyalah

pandangan Eisenman.

35
Ibid.
36
Michael Baigent & Richard Leigh, The Dead Sea Scrolls Deception (New York: Touchstone Book, 1991).

117
Untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap, berikut ini adalah beberapa aspek dari

pandangan Eisenman tersebut: (1) Menurut Eisenman, praanggapan dari grup peneliti yang

dipimpin oleh Bapa Roland De Vaux yang pertama bekerja pada Naskah-naskah Laut Mati telah

memimpin mereka pada suatu penanggalan yang keliru terhadap Naskah-naskah Laut Mati pada

periode Makabe; (2) Eisenman cenderung bersikap kritis dan mempertanyakan kesimpulan dari

berbagai uji carbon dating dan paleografi; (3) Menurutnya, Eseni adalah orang Kristen di

Palestina sebelum gerakan itu menyeberangi lautan dan mengalami Paulinisasi; (4) Bagi

Eisenman, Yakobus sang Adil (James the Just) yang disebut oleh Paulus sebagai “saudara

Yesus” atau “saudara Tuhan” adalah seorang tokoh dalam sejarah yang memiliki kemiripan

dengan “Guru Kebenaran” sebagaimana digambarkan oleh Qumran; (5) Bersama dengan teori-

teori di atas, Eisenman juga menyatakan bahwa Paulus adalah seorang agen dari kelompok

Herodian yang disusupkan ke dalam Gereja Perdana.37 Menurut Eisenman, salah satu bukti akan

hal ini dapat ditemukan dari tulisan Paulus sendiri ketika ia mengirim salam kepada “Herodion,

temanku sebangsa,” “kinsman Herodion,” yaitu “the Littlest Herod” (Rm. 16:11), dan ucapan

salamnya kepada “mereka yang termasuk isi rumah Aristobulus” (Rm. 16:10).

Kiranya uraian di atas cukup mewakili pokok-pokok pandangan Eisenman secara garis

besar sebagaimana dipaparkannya dalam berbagai makalah dan bukunya. Tinjauan atas

pandangan Eisenman ini akan dilakukan dalam 2 aspek, yaitu: (a) Tinjauan Tekstual berdasarkan

Naskah-naskah Laut Mati; (b) Tinjauan Historis berdasarkan pandangan para Bapa Rasuli.

Dalam naskah tesis aslinya juga disertakan aspek ketiga yaitu (c) Tinjauan Biblika berdasarkan

tulisan Paulus dan Yakobus. Namun karena keterbatasaan ruang, maka aspek ketiga tidak

dibahas di sini.

37
Eisenman, “Paul as Herodian.”

118
C. Tinjauan Tekstual terhadap Pandangan Eisenman berdasar Naskah Laut Mati

Sebagai salah satu pembahasan terhadap proposal yang diajukan oleh Eisenman, berikut ini

dipaparkan argumentasi Larson.38 Pandangan Eisenman sebagian besar bertumpu pada

penafsirannya atas sekelompok teks yang ditemukan di Qumran yang disebut pesharim (tunggal:

pesher). Kata “pesher” berarti interpretasi, dan pesharim adalah kumpulan komentar kuno atas

beberapa bagian dari Kitab Suci seperti Kejadian, Mazmur, dan Nabi-nabi tertentu.

Salah satu aspek yang menonjol dari kebanyakan eksegesis dalam pesharim adalah bahwa

konteks sejarah asli dari teks biblikal sepenuhnya diabaikan dan teks tersebut dipandang sebagai

rujukan langsung dan satu-satunya kepada masa hidup kaum Qumran. Misalnya, ketika Alkitab

menyebut Asyur, istilah tersebut tidak dipahami sebagai merujuk kepada bangsa Asyur kuno

yang menghancurkan Kerajaan Israel pada tahun 722 SM, melainkan kepada bangsa Yunani dan

Romawi, musuh-musuh kaum Qumran saat itu. Dengan cara ini, teks-teks Alkitab dipandang

sebagai semacam kode, yang kuncinya telah ditemukan oleh kelompok Qumran. Sebagai

hasilnya, pesharim adalah salah satu sumber terbaik untuk mempelajari sejarah orang-orang yang

menulis Naskah-naskah Laut Mati.39

Mengenai penyebutan Guru Kebenaran dan Imam Jahat dalam Pesher Habakuk, Eisenman

memandang Naskah-naskah Laut Mati menampilkan tulisan-tulisan Yakobus dan para


38
Erik W. Larson, “Are the Dead Sea Scrolls Christian?” Near Eastern Archaeology 63:3 (2000): 168 [jurnal on-
line]; diambil dari http://nelc.ucla.edu/Faculty/Schniedewind_files/DSS/Larson_DSS_Christian.pdf; Internet;
diakses 21 Februari 2014.
39
Ibid., 168.

119
pengikutnya dan menampilkan sejarah Kekristenan perdana yang cukup berbeda dari apa yang

ditampilkan oleh Perjanjian Baru. Sebagaimana disebutkan sebelumnya Eisenman juga

mengajukan identifikasi bahwa Guru Kebenaran tersebut adalah Yakobus saudara Yesus,

sementara Imam Jahat adalah Imam Ananus ben Ananus (yang memutuskan hukuman mati bagi

Yakobus yang Adil pada tahun 62 M.) dan Manusia Pendusta adalah Rasul Paulus.40

Eisenman juga mengklaim bahwa sentimen anti-Romawi yang kuat dari Naskah-naskah Laut

Mati dan kehancuran mereka yang diramalkan akan segera terjadi dalam perang eskatologis Hari

Terakhir menunjukkan bahwa Kekristenan perdana adalah lebih militeristik daripada yang

ditunjukkan oleh Perjanjian Baru. Bagi Eisenman Kekristenan Perdana adalah bagian dari apa

yang dilihatnya sebagai gerakan militan yang disebut Zealot. Sikap Paulus yang menerima

orang-orang non-Yahudi (Gentile) sebagai anggota Gereja membuatnya berseberangan dengan

Yakobus yang Adil. Menurut Eisenman, perpecahan antara kedua orang itu ditunjukkan oleh

pernyataan-pernyataan dalam pesharim yang menyebutkan persengketaan antara Guru

Kebenaran dan Manusia Pendusta. Perjanjian Baru mengecilkan semua ini, misalnya dalam

mengisahkan Sidang di Yerusalem dalam Kisah Para Rasul 15. Bagi Eisenman Kisah Para Rasul

15 ditulis dari sudut pandang Paulus dan para pengikutnya, sehingga kisah tersebut ditulis

sedemikian rupa untuk menggambarkan bahwa Paulus, Yakobus, dan Petrus bersepakat untuk

bersikap akomodatif terhadap orang-orang Kristen dari bangsa non-Yahudi dan tidak

mewajibkan mereka untuk menaati Taurat.41

Perlu dicatat di sini, beberapa gagasan Eisenman mengenai peran sentral Yakobus saudara

Yesus tidaklah sama sekali baru, karena beberapa ahli lainnya telah mengemukakan gagasan

40
Ibid., 168-169.
41
Ibid., 169.

120
yang mirip, misalnya S.G.F. Brandon. Yang baru oleh Eisenman adalah sintesisnya yang

mencakup banyak elemen yang berbeda dan klaimnya bahwa Naskah-naskah Laut Mati

memberikan bukti akan hal tersebut.42

Namun demikian ada beberapa alasan mengapa argumentasi Eisenman tersebut pada

akhirnya gagal, antara lain sebagai berikut:

1. Bukti-bukti yang ditemukan menunjukkan bahwa Guru Kebenaran hidup sekitar abad

kedua SM, dan bukan abad pertama Masehi. Misalnya, Dokumen Damaskus

menyatakan bahwa Guru Kebenaran mulai memimpin kelompok Qumran 410 tahun

setelah penghancuran Yerusalem oleh bangsa Babilonia pada tahun 586 SM.

Penanggalan sekitar abad kedua SM juga didukung oleh penggalian-penggalian

arkeologis di Qumran, yang menunjukkan bahwa masyarakat itu mulai muncul

sekitar pertengahan abad kedua SM (150 SM).43

2. Kedua, memang ada beberapa sarjana yang mencoba mengklaim sejak dulu bahwa

Yesus dalam salah satu cara terhubung dengan gerakan Zealot, namun ada kesulitan

besar untuk membuktikan hubungan ini. Salah satu teks yang sering dikutip untuk

mendukung pandangan ini adalah adanya murid Yesus yang bernama “Simon orang

Zelot” (Luk. 6:15; Kis. 1:13; Mrk. 3:18; Mat. 10:4). Tetapi, ada kesulitan di sini yaitu

bahwa semua teks tersebut menunjukkan bahwa Simon adalah pengikut Yesus, dan

bukan sebaliknya. Lebih lanjut, ada beberapa peneliti yang menyatakan bahwa

Zealot sebagai sebuah partai yang terorganisir baru terjadi pada Revolusi Besar (66-

73 M). Selain itu ada kemungkinan bahwa sebutan “orang Zealot” dalam Perjanjian

42
Ibid., 169.
43
Ibid., 169.

121
Baru hanya mengindikasikan bahwa Simon adalah orang yang bersungguh-sungguh

(zealous) dalam melayani Tuhan.44

3. Ketiga, teori Eisenman menimbulkan banyak pertanyaan baru yang sulit dijawab.

Misalnya, jika benar Yakobus Sang Adil adalah Guru Kebenaran, mengapa Naskah-

naskah Laut Mati sama sekali tidak menyebutkan tentang Yesus saudaranya (padahal

dokumen-dokumen non-Biblika seperti Josephus dan Tacitus menyebut Yesus)? Hal

ini benar-benar sulit dipahami, khususnya jika komunitas Yakobus tersebut menerima

klaim-klaim mesianik Yesus – seperti yang diterima oleh Eisenman. Sejalan dengan

itu, jika Paulus adalah betul-betul seorang agen Romawi (Herodian), mengapa mereka

menahannya selama tiga tahun pada puncak pelayanannya dan kemudian

mengeksekusinya? Atas dasar alasan-alasan tersebut maka seluruh bangunan teori

Eisenman tampak tidak konsisten dan dengan sendirinya menjadi runtuh.45 Selain itu

dapat ditambahkan sebuah pertanyaan lain: Naskah-naskah Laut Mati tampaknya

menunjukkan bahwa penulisnya menantikan kedatangan dua Mesias.46 Lalu

bagaimana hal ini akan didamaikan dengan keyakinan umat Kristen Perdana akan

satu Mesias saja yaitu Yesus Kristus?

4. Keempat, dapat dikemukakan di sini suatu sanggahan lain terhadap tesis utama

Eisenman, yaitu bahwa Kekristenan Perdana dariYakobus adalah gerakan perlawanan

nasionalis Yahudi dan bahwa Paulus mengubahnya menjadi suatu pemujaan

44
Ibid., 169.
45
Ibid., 170.
46
Dalam 1QS 9:11 (atau disebut Manual of Dicipline) tertulis tentang pengharapan penulis Qumran akan dua
Mesias, yaitu Mesias Harun dan Mesias Israel:”…but they shall be governed by the first regulations, by which the
men of the community began to be instructed until the coming of a prophet and the Messiahs of Aaron and Israel.”
Lihat Joseph A. Fitzmyer, S.J., The Dead Sea Scrolls and Christian Origins (Grand Rapids, Michigan: Wm B.
Eerdmans Publ. Co., 2000), 82.

122
Helenistik (Hellenistic cult). Sanggahan itu ialah bahwa terdapat bukti dari Naskah-

naskah Laut Mati (4Q246) yang menunjukkan kepercayaan kaum Qumran akan

Mesias yang Ilahi dan yang merupakan Anak Allah. Jika kaum Qumran dianggap

mewakili setidaknya sebagian masyarakat Yahudi, maka hal ini menunjukkan bahwa

pengharapan akan Mesias tersebut berakar dalam masyarakat Yahudi dan bukan

diimpor oleh Paulus dari tradisi pagan Helenistik. Dapat disebutkan di sini setidaknya

dua bukti: (a) sosok Sang Mesias dalam naskah-naskah Qumran diharapkan akan

datang sebagai sosok Sang Mesias Ilahi, yang berkuasa di surga dan di bumi, disebut

Putra Allah Yang Mahatinggi (4Q246). Sosok Mesias dalam pengharapan mesianik

mazhab Eseni ini secara mencengangkan sangat dekat dengan pandangan Kristiani

mengenai Yesus Kristus. Bagian yang memuat paham mesianik dalam bahasa

Aramaik itu dikenal sebagai “Naskah Putra Allah” (Bereh di El), yang ditemukan di

Gua ke-4 dan untuk pertama kali diumumkan pada tanggal 6 September 1992.47 (b)

Pengharapan akan Mesias dalam kitab Yesaya juga menunjukkan pengharapan Israel

akan sosok Mesias Ilahi.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah transkrip dalam bahasa Ibrani serta terjemahan dari

kolom 1 dan 2 Naskah 4Q246 dalam bahasa Indonesia, baris demi baris:

47
Bambang Noorsena, The Dead Sea Scrolls: Mengguncang atau Mendukung Kekristenan? Cet.I (Malang: Roemah
Boekoe – ISCS, 2013), 141-142.

123
Gambar 1. Transkrip 4Q246 dalam bahasa Ibrani48

48
Jin Yang Kim, “4Q246: 4QAramaic Apocalypse,” [artikel on-line]; diambil dari
http://otstory.wordpress.com/2008/02/27/4q246-4qaramaic-apocalypse/; Internet; diakses 24 Februari 2014.

124
Pembacaan teks 4Q246 itu adalah sebagai berikut:49

Col I.

1. [Ruah El „a] luhe sharat

naqal qedem kursha

2. [mal] kha le‟alama attah rugzâ shanekha

3. … ukalâ attah „ad „alama

4. … „aqah tatâ „al „arua,‟

5. unahshirîn raba di yoneta [yaqum]

6. malka athur [umi]tsyaryim

7. rab lihweh „al „aru-â

8. yashta „abedun ukalâ yash [ma]shun leh

9. Ken Bereh rabba yitqere ubismeh

yitkanneh

Col II.

1. Bereh di El yit „amar/ubar „El yon yiqroneh keziqia

2. Di nazita ken malkutahan tahun shenin yemalkhun „al

3. ar‟a ukala yidshun „am le „am yidus umadinah le wa dîneh;

4. „ad yaqum „am El ukala yinit man harav

5. walkuteh walkut „olam

ukal arhateh beqasut yadîn.

49
Berdasarkan teks 4Q246 yang diberikan oleh Florentino Garcia Martinez, The Dead Sea Scrolls Translated: The
Qumran Texts in English, second ed. (Leiden: E.J. Brill, 1996; Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1996), 138.

125
6. ar‟ā beqasat ukala yi‟abed shalam

harav min ar‟ā yishek

7. ukal wadineh lah yishgaden, El Raba beilah

8. Hu yi‟abed lah qerev „amimin yinaten

be yadeh ukalehen

9. yirmeh qadmohe sultuneh sultan „alama ukal tehomi.

Terjemahan 4Q246 tersebut dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

Kolom I

A []

[roh Tuhan] turun atas Dia

B Dia jatuh di depan takhta

[ra]ja

C Kepada dunia (?) murka sedang datang

Dan tahun-tahunmu []

D []penglihatanmu

Dan semua sedang datang ke atas dunia (?)

E []besar

Kesengsaraan akan datang ke atas bumi

F []

[] dan para pembinasa

G Seorang pangeran dari bangsa-bangsa [akan bangkit]

[]

126
H Raja Asyur dan Mesir

[]

I []

Dia akan menjadi besar di bumi

J [] akan diperbudak

Dan semua akan melayani Dia

K [Demikianlah anaknya] akan disebut Yang Agung

Dan dengan nama-Nya Dia akan dinyatakan.

Kolom II

A Dia akan disebut Putra Allah,

Dan mereka akan memanggil-Nya Putra dari Yang Mahatinggi.

B Seperti meteor-meteor yang kamu lihat,

Demikianlah akan jadi kerajaan mereka.

C (Beberapa) tahun mereka akan berkuasa atas bumi,

Dan mereka akan melawan semua orang (atau segala hal)

D Kaum bangkit melawan kaum,

Bangsa (akan melawan) bangsa.

E Sampai umat Allah bangkit,

Dan semua akan berhenti menggunakan pedang.

F Kerajaan-Nya (mereka) adalah Kerajaan yang kekal,

Dan semua jalan-jalan-Nya (mereka) adalah dalam kebenaran.

G Dia (mereka) akan mengadili bumi dalam kebenaran,

Dan semua akan hidup dalam damai.

127
H Pedang akan lenyap dari bumi,

Dan segala bangsa akan menghormati Dia di sana.

I Allah yang Besar adalah pertolongan-Nya (mereka)

Ia (Allah) sendiri akan berperang untuk-Nya (mereka).

J Dia (Allah) akan menaruh bangsa-bangsa dalam kekuasaan-Nya (mereka),

Dan segalanya akan diletakkan di hadapan-Nya (mereka).

K Kekuasaan-Nya adalah suatu kekuasaan yang kekal,

Dan segala tempat yang paling dalam [bumi adalah milik-Nya].50

Salah satu pertanyaan yang muncul mengenai 4Q246 adalah siapakah yang dimaksud dengan

Putra Allah dan Putra Yang Mahatinggi tersebut. J.T. Milik menekankan bahwa “Putra Allah”

merujuk pada seorang raja Seleukid, mengacu pada Antiokhus IV Epiphanes. Florentino Garcia

Martinez menyarankan bahwa itu adalah malaikat penyelamat seperti Michael, Melkisedek, dan

Pangeran Terang. Kebanyakan sarjana lainnya melihat tokoh ini sebagai penebus mesianik yang

akan mengalahkan musuh-musuh Tuhan dan akan memantapkan kerajaan umat Tuhan.

Komentar yang agak berbeda diberikan oleh Edward M. Cook, yang menyatakan bahwa ada

kemungkinan-kemungkinan lain di luar interpretasi Perjanjian Baru tentang Anak Allah.

Misalnya, Cook menunjuk pada nubuat-nubuat Akkadian sebagai latar belakang 4Q246.

Meskipun demikian, Cook juga mengutip Collins yang menyatakan: “The Son of God may be

50
Terjemahan teks 4Q246 dalam bahasa Indonesia ini dibuat oleh penulis berdasarkan terjemahan bahasa Inggris
yang diberikan Edward M. Cook, ”4Q246,” Bulletin for Biblical Research 5 (1995): 43-66. Terjemahan bahasa
Inggris tersebut cukup bersesuaian dengan terjemahan 4Q246 yang diberikan oleh Florentino Garcia Martinez, The
Dead Sea Scrolls Translated: The Qumran Texts in English, second ed. (Leiden: E.J. Brill, 1996; Grand Rapids:
William B. Eerdmans, 1996), 138; lihat juga Florentino Garcia Martinez & Eibert J.C. Tigchelaar, The Dead Sea
Scrolls Study Edition, Vol. 1 (Leiden: E.J. Brill, 1999), 495. Untuk terjemahan alternatif, lihat Geza Vermes, “An
Aramaic Apocalypse,” in The Complete Dead Sea Scrolls in English. Rev. ed. (London: Penguin Books Ltd., 2004),
673, atau Kim.

128
identified with confidence as a messianic figure.” (Putra Allah mungkin dapat diidentifikasikan

sebagai seorang tokoh mesianik dengan cukup yakin).51 Selain itu Cook juga mengakui adanya

kemiripan antara teks ini dengan Lukas 1:32-33.52 Sedangkan Fitzmyer mengajukan argumen

bahwa yang dimaksud dengan “Anak Allah” bukanlah mesias, tapi mungkin seorang anggota

dari dinasti Hasmonean.53 Sebaliknya Martin Hengel menyarankan bahwa tokoh ini serupa

dengan gambaran “seorang seperti anak manusia” dalam Dan. 7:13-14.54 John J. Collins juga

menyarankan bahwa latarbelakang utama dari 4Q246 adalah literatur apokaliptik Yahudi

khususnya Kitab Daniel.55

Mengenai naskah Putra Allah (4Q246) tersebut, Eisenman dan Wise berkomentar sebagai

berikut:

A key phrase in the text is, of course, the reference to calling the coming kingly or Messianic figure,
whose 'rule will be an eternal rule', 'the son of God' or 'the son of the Most High', … Other imagery
in the Biblical Daniel also helped define our notions about Jesus as a Messianic figure, imagery relating
to the 'Son of Man coming on the clouds of Heaven' (Dan. 7:13). This imagery is strong in the War
Scroll … There can be no denying the relation of allusions of this kind to the Lukan prefiguration
of Jesus … (Luke 1:32-35).56

Dengan kata lain, Eisenman dan Wise jelas mengakui bahwa penggunaan “Anak Allah” merujuk

pada istilah dalam Perjanjian Baru (khususnya Lukas) dan digunakan untuk merujuk kepada

51
Cook, 60.
52
Ibid., 60. Paralel antara 4Q246 dan Lukas 1:32-35 juga dicatat oleh George J. Brooke, “Qumran: The Craddle of
the Christ?” in The Dead Sea Scrolls and the New Testament (Minneapolis: Fortress Press, 2005), 263-264.
53
Kim. Lihat juga Fitzmyer, Semitic Background, 102-107.
54
Kim.
55
John J. Collins, The Background of the “Son of God” Text, Bulletin of Biblical Research 07:1 (NA 1997): 51, 60.
56
Robert Eisenman & Michael Wise, Dead Sea Scrolls Uncovered: The First Complete Translation and
Interpretation of 50 Key Documents withheld for Over 35 Years (New York: Penguin Books, 1993), 64.

129
Yesus sebagai Mesias, walaupun ada kemungkinan bahwa istilah ini dapat digunakan untuk

seorang raja besar yang akan datang.

5. Ada teks lain yang dikenal sebagai Messianic Anthology atau Testimonia

(4QTest/4Q175) yang juga menyebutkan nubuat tentang tokoh mesianik. Testimonia

ditemukan di Gua ke-4, dekat situs Khirbet Qumran dekat pantai Laut Mati sekitar

awal 1950an. Naskah tersebut pendek dan lengkap kecuali sudut kanan bawah yang

hilang. Nama “Testimonia” berasal dari jenis awal dari tulisan Kristen, yang mirip

dalam gaya sastra. Testimonia Kristen adalah kumpulan ayat dari Alkitab mengenai

Mesias, yang digabungkan untuk membuktikan suatu hal. Testimonia dari Qumran

bukanlah sebuah dokumen Kristen, namun mirip dengan Testimonia Kristen Perdana

karena menggunakan sejumlah ayat yang menunjukkan suatu tema.57 Diskusi yang

menarik seputar konsep Mesianisme dalam Qumran diberikan oleh Joseph A.

Fitzmyer, SJ.58 Menurut Fitzmyer, teks 4QTestimonia ini menunjukkan bahwa

konsep Mesianisme berakar kuat pada Yudaisme (Old Testament), meskipun naskah

Manual of Discipline mengindikasikan pengharapan penulis Qumran akan munculnya

seorang nabi dan dua Mesias, yaitu Mesias Harun (imam) dan Mesias Israel (rajani).59

Kutipan atas Ulangan 18:18 dan Bilangan 24:17 dalam naskah Testimonia tersebut

mengungkapkan pengharapan Mesianik masyarakat Qumran yang berakar dari teks

57
Marylin J. Lundberg, “Testimonia”, West Semitic Research Project website [artikel on-line]; diambil dari
http://www.usc.edu/dept/LAS/wsrp/educational_site/dead_sea_scrolls/4QTestimonia.shtml; Internet; diakses 24
Februari 2014.
58
Fitzmyer, Semitic Background , Part 1, 129-140.
59
Fitzmyer, The Dead Sea Scrolls and Christian Origins, 82-83.

130
Perjanjian Lama. Hal ini menunjukkan bahwa pengharapan Mesianik memiliki akar

dalam tradisi Yudaisme. Selain teks “Putra Allah” yang ditemukan di Gua ke-4,

masih ada teks-teks lain yang juga menegaskan kelahiran Ilahi Sang Mesiah dari

Allah. Misalnya, Dr. R. Gordis, dalam penelitiannya atas Naskah-naskah Laut Mati,

mengutip suatu ungkapan dari naskah gua ke-I (IQsa2:12) dan menarik kesimpulan

bahwa pengharapan mesianik Qumran mengakui konsep kelahiran ilahi Sang Mesiah,

yang akhirnya ditekankan Rasul Yohanes dalam pembukaan Injil yang ditulisnya

(Yoh. 1:1-18).60 Pendapat ini didukung banyak peneliti senior Qumran, yang intinya

seperti ditulis Hershel Shanks: “Inilah kali pertama ungkapan „Anak Allah‟

ditemukan di sebuah teks Palestina di luar Alkitab. Teks ini luar biasa pentingnya

bagi semua ahli Perjanjian Baru untuk memahami latar belakang istilah-istilah dari

Injil Lukas, seperti „Anak Yang Mahatinggi‟ dan „Anak Allah‟ (dan juga ditemukan

di sepanjang ayat-ayat Perjanjian Baru). Sebelumnya, beberapa ahli menyangka

bahwa istilah „Anak yang Mahatinggi‟ dan „Anak Allah‟ berasal dari filsafat helenis

di luar Palestina, dan menentukan perkembangan doktrin Kristen selanjutnya.

Sekarang kita mengetahui, bahwa istilah-istilah seperti itu ternyata bagian dari ajaran

Kristen asli yang berakar pada lingkungan Yahudi sendiri.”61

Data-data dari Naskah-naskah Laut Mati ini meruntuhkan tuduhan Eisenman bahwa gagasan

Mesianik yang Ilahi serta gagasan Mesias yang dilahirkan oleh Allah (Divinely Begotten

Messiah) berasal dari konsep pagan Helenistik yang diimpor oleh Paulus.

60
Noorsena, 149, quoting R. Gordis, The Begotten of Messiah in the Qumran Scrolls (Jerusalem: Vet. Test, 1957),
191-194. Lihat juga komentar “it is possible that one text speaks of God begetting the Messiah…” dalam Fitzmyer,
Semitic Background, Part 1, 121.
61
Ibid., 148, quoting Hershel Shanks, in The Scepter and the Star (New York: Doubleday, 1995), 203-204.

131
D. Tinjauan Historis berdasarkan Tulisan Para Bapa Rasuli (Apostolic Fathers)

Selanjutnya akan diberikan beberapa argumentasi untuk menyanggah pandangan Eisenman

berdasarkan tinjauan historis menurut pandangan para Bapa Rasuli (Apostolic Fathers). Menurut

tradisi Gereja, para Bapa Rasuli merupakan murid langsung atau memiliki hubungan langsung

dengan kedua belas murid Yesus, sehingga dapat dikatakan bahwa ajaran-ajaran mereka sangat

dekat dengan ajaran Yesus yang asli. Dari dokumen-dokumen yang ada, tampak jelas bahwa

para Bapa Rasuli tidak pernah mempermasalahkan kerasulan baik Petrus, Yohanes, Yakobus

saudara Yesus, maupun Paulus. Keempat tokoh Gereja Perdana ini diterima sebagai rasul hingga

masa para Bapa Rasuli.

1. Eisenman berpendapat bahwa jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem yang ada di

bawah pimpinan Yakobus identik dengan Ebionit.62 Pandangan ini tidak berdasar

karena kaum Ebionit baru muncul setelah terjadinya revolusi yang dipimpin oleh Bar

Kokhba (132-135 M), ketika orang Kristen Yahudi pindah ke Pella. Setelah terjadi

perpecahan antara Gereja Yerusalem dengan kaum Ebionit, barulah kerasulan Paulus

dipertanyakan oleh kaum Ebionit tersebut. Jadi Ebionisme merupakan salah satu

sempalan dari Gereja Yerusalem. Dengan demikian, cukup jelas bahwa sebelum ada

62
Untuk diketahui, hipotesis bahwa sekte Qumran adalah Ebionit diajukan pertama kali oleh J.L. Teicher dari
Cambridge pada tahun 1951. Lihat J.L. Teicher, „The Dead Sea Scrolls – Documents of the Jewish Christian Sect of
Ebionites‟, JJS 2 (1951): 67-99, cited by Fitzmyer, Semitic Background, Part 1, 435.

132
kaum Ebionit, tidak ada yang mempersoalkan kerasulan Paulus dalam Gereja

Perdana. Meskipun dari beberapa surat Paulus yang membela kerasulannya tersirat

ada sekelompok orang yang mempertanyakan hal tersebut, namun dapat diduga

bahwa orang-orang tersebut hanyalah sebagian kecil dari Gereja Perdana yang disebut

kaum Judaizer atau golongan Farisi yang menjadi Kristen. (Lihat misalnya 1 Kor.

9:2; 2 Kor. 11:5; 12:11; 1 Tim. 2:7). Karena Naskah-naskah Laut Mati ditulis jauh

sebelum munculnya kaum Ebionit tersebut, maka tidaklah masuk akal bahwa penulis

Komentar atas Habakuk misalnya memaksudkan Guru Kebenaran sebagai Yakobus

dan Manusia Pendusta sebagai Rasul Paulus. Hal ini didukung oleh Fitzmyer, yang

menyatakan: “…tampaknya hanya ada sedikit alasan untuk menghubungkan mereka

dengan cara apa pun dengan Saduki, Zealot, atau Ebionit.”63 Hal ini cocok dengan

fakta bahwa para Bapa Rasuli tidak pernah mempermasalahkan kerasulan Paulus.

Jika benar bahwa terjadi pertentangan yang tajam antara Paulus dan Yakobus saudara

Yesus, sebagaimana dituduhkan Eisenman, tentulah jejak pertentangan tersebut dapat

dilacak dalam tulisan-tulisan para Bapa Rasuli, namun hal tersebut tidak dapat

ditemukan.

2. Eisenman menggunakan naskah Pseudo-Clementine yang berasal dari abad ke-4

untuk mengidentifikasi Simon Magus sebagai Paulus. Dugaan ini tidak berdasar,

lagipula dokumen ini sudah diketahui oleh para ahli sebagai dokumen sastra yang

kurang bernilai historis,64 tidak seperti tulisan para Bapa Rasuli. Penggunaan

Pseudo-Clementine serta identifikasi Simon Magus sebagai Paulus tersebut pertama

63
Fitzmyer, Semitic Background , Part 1, 272.
64
Saldarini, “Freedom Fighters.”

133
kali diusulkan oleh Ferdinand C. Baur kira-kira seabad yang lalu,65 dan kini telah

ditinggalkan orang. Fitzmyer juga menyatakan bahwa naskah yang termasuk dalam

Pseudo-Clementine Homilies dan Recognitions, yang sering disebut sebagai Pseudo-

Clementines saja (PsC), digolongkan sebagai literatur Ebionit.66 Sebaliknya, apabila

kita merujuk pada tulisan para Bapa Rasuli yang berasal dari abad I dan II Masehi

dan lebih bernilai sejarah, maka jelas akan tampak bahwa mereka bisa menerima baik

Petrus, Yakobus, Yohanes maupun Paulus sebagai para rasul. Para Bapa Rasuli

adalah sekelompok penulis Kristen perdana yang tulisannya berasal dari sekitar 80-

150 Masehi. Termasuk dalam Bapa-bapa Rasuli tersebut adalah St. Klemens dari

Roma (d. 96), Ignatius dari Antiokhia (d. 107), St. Polikarpus dari Smirna (d. 155),

Didache (pertengahan 100an), Barnabas dari Alexandria (70-100 M), Gembala dari

Hermas (tahun meninggal tidak diketahui), dan Diognetus (pertengahan 100an).67

Meski tulisan-tulisan mereka tidak disertakan dalam kanon Perjanjian Baru, para

pemimpin Kristen ini dipercayai memiliki hubungan langsung dengan kedua belas

murid Yesus.68 Bahkan dalam lingkungan Gereja Ortodoks, terdapat studi khusus

yang mempelajari tulisan para Bapa Rasuli tersebut, yang disebut sebagai

65
M.B. Riddle, “Introduction Notice to Pseudo-Clementine Literature,” The Recognitions of Clement [artikel on-
line]; diambil dari http://www.compassionatespirit.com/Recognitions-and-Homilies-home.htm; Internet; diakses 24
Februari 2014.
66
Fitzmyer, Semitic Background, Part 1, 447.
67
Tarikh waktu berdasarkan Mark Nickens, “Apostolic Fathers,” 2011 [artikel on-line]; diambil dari
http://www.christiantimelines.com/apostolicfathers.html; Internet; diakses 9 Juni 2014.
68
Kirsopp Lake, The Apostolic Fathers: I Clement, II Clement, Ignatius, Polycarp, Didache, Barnabas, The
Shepherd of Hermas, The Martyrdom of Polycarp, The Epistle of Dionetus (Grand Rapids, MI: Christian Classics
Ethereal Library), i.

134
Patrology.69 Untuk memperjelas pembahasannya, berikut ini adalah beberapa

cuplikan surat dari para Bapa Rasuli yang menyebut Yakobus dan Paulus:

a. Klemens dari Roma. Klemens menulis surat kepada jemaat Korintus sekitar tahun

95 M ketika terjadi pembangkangan jemaat kepada kepemimpinan uskupnya. Ia

menulis dalam Surat kepada Jemaat Korintus 5:5-6 sebagai berikut: δηὰ δῆινλ θαὶ ἔξηλ

Παῦινο ὑπνκνλῆο βξαβεῖνλ ὑπέδεημελ, 6. ἑπηάθηο δεζκὰ θνξέζαο, θπγαδεπζείο,

ιηζαζζείο, θήξπμ γελόκελνο ἔλ ηε ηῇ ἀλαιῇ θαὶ ἐλ ηῇ δύζεη, ηὸ γελλαῖνλ ηῆο πίηεωο

αὐηνῦ θιένο ἔιαβελ.70 (“Menghadapi iri hati dan perselisihan, maka Paulus telah

memberikan contoh yang telah ditunjukkannya dengan membayar harga bagi

ketaatannya. Setelah ia tujuh kali diikat, dibuang ke pengasingan, dilempari batu,

tetapi Paulus terus mengabarkan Injil ke Timur dan ke Barat, sampai mencapai

kemenangan yang mulia dan menjadi hadiah dari imannya.”)71

b. Ignatius adalah murid Rasul Yohanes yang diangkat menjadi pemimpin Gereja

pertama di Antiokhia oleh Rasul Petrus. Sebelum kematian syahidnya di Roma pada

tahun 100 M, ia menulis dalam Surat kepada Jemaat Roma 4:3 sebagai berikut: 3. νὐρ

ὡο Πέηξνο θαὶ Παῦινο δηαηάζζνκαη ὑκῖλ. ἐθεῖλνη ἀπόζηνινη, ἐγὼ θαηάθξηηνο· ἐθεῖλνη

ἐιεύζεξνη, ἐγώ δέ κέρξη λῦλ δνῦινο. ἀιι’ ἐὰλ πάζω, ἀπειεύζεξνο γελἡζνκαη Ἰεζνῦ

Χξηζηνῦ θαὶ ἀλαζηήζνκαη ἐλ αὐηῷ ἐιεύζεξνο. λῦλ καλζάλω δεδεκέλνο κεδὲλ

ἐπηζπκεῖλ.72 (“Aku tidak sebanding dengan apa yang sudah diperbuat oleh Petrus dan

69
Fr. Tadros Y. Malaty, Lectures in Patrology: The Apostolic Fathers (Sporting – Alexandria: St. George‟s Coptic
Orthodox Church, 1993).
70
Lake, 4-5.
71
Noorsena, 180-181.
72
Lake, 48. Lihat juga: http://www.textexcavation.com/greekignatiusromans.html

135
Paulus. Mereka adalah rasul-rasul, sedangkan aku adalah hamba pelayanan, dan

sekarang aku adalah murid pertama mereka. Mereka adalah orang merdeka, aku

adalah budak setiap saat. Mereka telah menderita, tetapi aku orang yang terbebas

dalam Yesus Kristus, aku akan bebas dalam Dia. Sekarang ini aku belajar dari

belengguku untuk mencapai segala kebahagiaan.”)73 Di sini kita dapat melihat bahwa

sampai pada zaman Ignatius tidak ada yang menolak kerasulan Paulus, sebaliknya

kehidupan Rasul Paulus yang saleh menjadi teladan iman bagi Gereja Kristus pada

zamannya.

c. Polikarpus dari Smirna. Dalam surat Polikarpus kepada jemaat Filipi, murid Rasul

Yohanes tersebut menyebut Rasul Paulus sebagai “Paulus yang diberkati.” Berikut ini

adalah petikan dari Surat Polikarpus kepada Jemaat Filipi 11.3: Ego autem nihil tale

sensi in vobis vel audivi, in quibus laboravit beatus Paulus, qui estis in principio

episulae eius. De vobis etenim gloriatur in omnibus ecclesiis, quae dominum solae

tunc cognoverant; nos autem nondum cognoveramus.74 (“Namun demikian, belum

pernah aku lihat dan aku dengar terjadi dari antara kalian, bahwa Paulus yang

diberkati itu pernah melayani di tengah-tengah kalian, seperti yang dinyatakannya

dalam permulaan suratnya. Sebab Paulus membanggakan kalian di antara semua

gereja, sebagai satu-satunya yang waktu itu mengenal Allah, ketika kami sendiri

belum mengenal-Nya.”)75 Bukti bahwa Polikarpus murid Rasul Yohanes, yang oleh

Sang Rasul ditahbiskan sendiri menjadi uskup Smirna, meneladani Rasul Paulus,

73
Noorsena, 181-182.
74
Lake, 63. Lihat juga: http://www.textexcavation.com/greekpolycarp.html
75
Noorsena, 183.

136
telah mematahkan teori-teori yang mengatakan bahwa ada pertentangan antara Rasul

Paulus dengan Kekristenan Yahudi pada awal zaman Rasuli.

d. Bukti lain yang menunjukkan bahwa Rasul Yakobus tidak pernah dipertentangkan

dengan Rasul Paulus, misalnya pada Liturgi Suci Mar Ya‟qub. Hal ini menunjukkan

bahwa Yakobus saudara Yesus dianggap sebagai panutan bagi seluruh gereja kuno.

Malahan Gereja Syria Ortodoks, Gereja Katolik Maronit, dan gereja-gereja Assyria

Timur masih melestarikan liturgi suci yang dibawa dari Yerusalem pada abad

pertama ini dalam bentuk aslinya dalam bahasa Aramaik sampai sekarang.76

Dari bukti-bukti di atas jelas bahwa tuduhan Eisenman, bahwa Perjanjian Baru termasuk kitab

Kisah Para Rasul berusaha mengaburkan sejarah yang sebenarnya mengenai peran Yakobus

saudara Yesus sebagai pemimpin utama Gereja Yerusalem sebelum 62 M., tidaklah berdasar

sama sekali.

E. Penutup

Artikel ini merupakan cuplikan dari tesis tentang sejarah Kekristenan Perdana. Sebelum

mengakhiri dengan catatan penyimpul, akan dikutip pendapat dari Anthony J. Saldarini yang

mengomentari buku Eisenman, James the Brother of Jesus, sebagai berikut: “He will not

persuade many, because his conclusions are improbable, his arguments incoherent and his prose

76
Noorsena, 185-186, quoting Matti Mousa, “The History of Saint James Liturgy”, in Mar Athanasius Samuel,
Anaphora: The Divine Liturgy of Saint James the First Bishop of Jerusalem According to the Rite of Syrian
Orthodox Church of Antioch (Damascus: Syrian Orthodox Church, 1967), 87-91.

137
impossible. Many chapters read like rough notes taken from a file drawer.”77 (Ia [Eisenman]

tidak akan meyakinkan banyak orang, karena kesimpulan-kesimpulannya mustahil dan

argumentasi-argumentasinya tidak koheren. Banyak bab terbaca seperti catatan-catatan kasar

yang diambil dari laci.)

Menurut Eisenman (a) gerakan Kekristenan Perdana dariYakobus adalah suatu gerakan

perlawanan nasionalis Yahudi dan (b) Paulus mengubahnya menjadi suatu pemujaan Helenistik

(Hellenistic cult). Eisenman juga mengidentifikasi Guru Kebenaran yang disebut dalam Pesher

Habakuk sebagai Yakobus saudara Yesus, dan Sang Pendusta sebagai Paulus.

Sebagai ringkasan, sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya pandangan Eisenman dapat

dipatahkan berdasarkan beberapa argumen antara lain sebagai berikut:

1. Secara tekstual. Guru Kebenaran yang disebut dalam Dokumen Damaskus telah

meninggal kira-kira seabad sebelum era Kekristenan perdana, berdasarkan carbon

dating, paleografi maupun penggalian-penggalian arkeologis di seputar Naskah-

naskah Laut Mati. Sehingga identifikasi Eisenman bahwa Guru Kebenaran adalah

Yakobus saudara Yesus tidaklah masuk akal.

2. Sangat sulit menemukan hubungan antara gerakan Zealot dengan Naskah-naskah

Laut Mati maupun Perjanjian Baru.

3. Teori Eisenman menimbulkan banyak pertanyaan baru, misalnya mengapa Yesus

tidak disebut-sebut dalam Naskah-naskah Laut Mati, jika memang dokumen-

dokumen tersebut berasal dari era Kekristenan perdana (padahal dokumen-

dokumen non-Biblika seperti Josephus dan Tacitus menyebut tentang Yesus).

77
Saldarini.

138
4. Naskah Putra Allah (4Q246) menunjukkan bahwa ide tentang Putra Allah dan

Putra yang Mahatinggi berasal dari kepercayaan asli Yudaisme dan bukan

diimpor oleh Paulus dari kepercayaan Helenisme.

5. Dokumen Testimonia (4QTest/4Q175) menunjukkan bahwa kaum Qumran

mempercayai nubuat Mesianik dari Perjanjian Lama, yang digenapi dalam

Perjanjian Baru.

6. Secara historis. Pandangan Eisenman bahwa jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem

di bawah pimpinan Yakobus adalah identik dengan kaum Ebionit adalah tidak

berdasar, karena kaum Ebionit baru muncul setelah terjadinya revolusi yang

dipimpin oleh Bar Kokhba (132-135 M).

7. Secara historis. Eisenman mengidentifikasikan Simon Magus sebagai Paulus

berdasarkan pada naskah Pseudoclementine yang berasal dari abad ke-4; padahal

naskah tersebut dipandang sebagai kurang bernilai historis oleh banyak ahli.

Sebaliknya dapat ditunjukkan bahwa tidak terdapat keraguan terhadap kerasulan

Paulus dalam tulisan para Bapa Rasuli.

Terimakasih

Tulisan ini merupakan cuplikan dari tesis Magister Teologi di STT Satyabhakti (September

2014) dengan judul yang sama dengan judul artikel ini. Penulis ingin menyampaikan terimakasih

kepada Dr. Paskalis Edwin Nyoman Paska yang telah membimbing penulis dan memberikan

saran-saran yang berharga, serta kepada Drs. Gani Wiyono, M.Th, Th.M. yang telah memberikan

beberapa referensi yang bermanfaat. Secara khusus penulis berterimakasih kepada Dr. Bambang

Noorsena, S.H., M.H. atas diskusi dengan penulis serta saran-saran yang diberikan.
139
140
Data penulis

Ir. Victor Christianto, MTh. saat ini lulusan program pascasarjana dari Sekolah Tinggi Teologi

Satyabhakti, Malang (www.sttsati.org). Ia pernah menempuh studi gravitasi dan kosmologi di

Institute of Gravitation and Cosmology di Peoples‟s Friendship University of Russia, Moscow

(Desember 2008-Juni 2009), sebelum beralih fokus ke teologi. Bidang minatnya meliputi antara

lain: teologi, sejarah Kekristenan Perdana, Naskah-naskah Laut Mati, energi dan kosmologi.

Ia telah menerbitkan 3 buku spiritual, yaitu: Grace for you: 44 Guides for Living Inspired by

Jesus Christ (2013), A.L.I.C.E. with Jesus: A LIfe-Changing Experience with Jesus (2014), dan

Drink the New Wine (2014). Ketiga buku tersebut diterbitkan oleh Blessed Hope Publishing,

Germany, dan dapat diperoleh di http://www.morebooks.de.

Aktivitas saat ini di antaranya adalah sebagai editor Alkitab yang Terbuka di Yayasan Lembada

SABDA, menulis blog atau paper ilmiah, dan mengelola situs jejaring sosial untuk

pengembangan energi terbarukan di Indonesia dan Asia: http://www.sciprint.org.

Versi 1.0: 11 Mei 2014, versi: 1.1: 10 September 2014, versi 1.2: 24 Mei 2015
Victor Christianto, email: victorchristianto@gmail.com
Cellular phone: 0878-59937095
Email: victorchristianto@gmail.com
Twitter: @christianto2013
Skype: vic1043
Line: Vic1043
weChat: christianto2014
URL: http://independent.academia.edu/VChristianto
URL: http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto

141

Anda mungkin juga menyukai