Anda di halaman 1dari 32

1

ANALISIS KINERJA KEMANDIRIAN


PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2012-2014

Iming Pryyanti
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Umiversitas Muhammadiyah Kendari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kemandirian Pemerintah Privinsi
Sulawesi Tenggara berdasarkan rasio tingkat kemandirian keuangan daerah, rasio efektifitas PAD,
rasio efisiensi PAD dan rasio pertumbuhan dari tahun 2012 sampai tahun 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengumpulan data
menggunakan metode dokumentasi dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah
metode deskriptif dengan menggunakan rasio tingkat kemandirian keuangan daerah, rasio
efektivitas PAD, rasio efesiensi PAD dan rasio pertumbuhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kemandirian pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2012-2014 dilihat dari (1) rasio tingkat kemandirian keuangan daerah tergolong
pola hubungan konsultatif dengan rata-rata sebesar 35,91%, (2) rasio efektivitas PAD pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara cukup efektif karena rata-rata presentase sebesar 96,05%, (3) rasio
efisiensi PAD pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dikatakan sangat efisien dengan rata-rata
presentasenya sebesar 1,91%, (4) rasio pertumbuhan yang terdiri dari rasio pertumbuhan PAD
rata-rata sebesar 16,88%, rasio pertumbuhan total pendapatan rata-rata sebesar 9,93%, rasio
pertumbuhan belanja rutin rata-rata sebesar -1,935% yang mengalami pertumbuhan negatif dan
rasio pertumbuhan belanja pembangunan rata-rata sebesar 69,72%, yang mengalami pertumbuhan
positif.

Kata kunci : Kinerja Kemandirian, Rasio Tingkat Kemandirian Keuangan daerah, Rasio
efektifitas, Rasio Efisiensi dan Rasio Pertumbuhan.

ABSTRACT

This study aims to determine the performance of the independence of South East
Sulawesi Government Privinsi based ratio of local financial independence, PAD effectiveness
ratio, efficiency ratio and the ratio of revenue growth from 2012 to 2014.
This research is descriptive. This research was conducted at the Office of Financial
Management Board and the Regional Asset (BPKAD) Southeast Sulawesi Province. Collecting
data using the method of documentation and interviews. Data analysis method used is descriptive
method using the ratio of the level of local financial independence, effectiveness ratio PAD, PAD
efficiency ratio and growth ratios.
The results showed that the performance of the Southeast Sulawesi provincial
government independence years 2012-2014 seen from (1) the ratio of the level of local financial
2

independence classified consultative relationship patterns with an average of 35.91%, (2) the ratio
of the effectiveness of PAD Southeast Sulawesi provincial government effective enough because
the average percentage of 96.05%, (3) the efficiency ratio PAD Southeast Sulawesi provincial
government is said to be very efficient with an average percentage of 1.91%, (4) the ratio of the
growth which consists of revenue growth rate by an average of 16.88%, the ratio of total revenue
growth on average by 9.93%, routine expenditure growth rate by an average of -1.935%
experiencing negative growth and development spending growth rate by an average of 69.72 % ,
which is experiencing positive growth
Keywords: Performance of Independence, Financial Independence Ratio Levels area, the
effectiveness ratio, efficiency ratio and Growth Ratio

PENDAHULUAN upaya yang dilakukan pemerintah daerah,


Lembaga pemerintah merupakan yaitu mewujudkan akuntabilitas dan
organisasi yang diberikan kekuasaan untuk transparansi di lingkungan pemerintahan.
mengatur kepentingan bangsa dan Negara. Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan dan
Lembaga pemerintah dibentuk umumnya dilakukan dalam pengelolaan keuangan
untuk menjalankan aktifitas layanan terhadap daerah yaitu harus mengandung nilai-nilai
masyarakat luas. Sebagai organisasi nirlaba, kewajiban anggaran atas beban kerja dan
pemerintah mempunyai tujuan bukan biaya terhadap setiap kegiatan.
mencari keuntungan, tetapi semata-mata Di era reformasi saat ini di segala
untuk menyediakan layanan dan kemampuan bidang, termasuk dalam bidang pemerintahan
meningkatkan layanan tersebut di masa yang mendorong pemerintah untuk mempunyai
akan datang. Tujuan yang ingin dicapai kinerja yang lebih efektif dan efisien dari
biasanya ditentukan dalam bentuk kualitatif, tahun-tahun sebelumnya. Tuntutan
misalnya peningkatan keamanan dan masyarakat yang tinggi terhadap terwujudnya
kenyamanan, mutu pendidikan, mutu pemerataan pembangunan memaksa
kesehatan dan keamanan. pemerintah merubah tatanan lembaga publik
Dalam rangka pelaksanaan di Indonesia. Untuk mewujudkan hal itu,
kewenangan pemerintah daerah sebagaimana pemerintah mengeluarkan UU No. 22 tahun
diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 1999 yang kemudian berubah menjadi UU
Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Tahun 2004, yang mana timbul hak dan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 yang
kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan kemudian berubah menjadi UU No. 33
uang sehingga perlu dikelola dalam suatu Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
system pengelolaan keuangan daerah. antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana Undang-undang ini memberikan peluang
dimaksud merupakan subsistem dari system bagi daerah untuk menggali potensi lokal dan
pengelolaan keuangan Negara dan meningkatkan kinerja keuangannya dalam
merupakan elemen pokok dalam rangka mewujudkan kemandirian daerah.
penyelenggaraan Pemerintahan daerah. Saat ini tuntutan akan Akuntabilitas
Pemerintahan daerah dituntut untuk publik oleh organisasi sektor publik semakin
meningkatkan pelayanan publik dan menguat. Tuntutan akuntabilitas sektor
memajukan perekonomian daerah. Salah satu publik terkait dengan perlunya dilakukan
3

transparasi serta pemberian informasi kepada 6,26%. Kondisi tersebut lebih tinggi dari
publik dalam hal pemenuhan hak-hak publik. rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional
Informasi mengenai Sektor keuangan dalam satu tahun terakhir yang hanya 5,02%.
tentunya menjadi hal yang sangat penting Meski demikian pertumbuhan tersebut terjadi
karena menyangkut pengelolaan keuangan perlambatan jika dibandingkan tahun 2013
Negara dan daerah yang akibatnya dapat yang mencapai 7,51%. Seiring dengan
langsung dirasakan oleh masyarakat. pelemahan sektor pertambangan yang selama
Sulawesi Tenggara adalah daerah yang ini menjadi penopang perekonomian daerah.
kaya akan sumber daya alam dan memiliki Oleh karena itu, diperlukan system
sumber daya manusia yang berkualitas. Daya pengelolaan keuangan daerah yang baik
saing mengandung makna memiliki dalam rangka mengelola dana APBD secara
kemampuan dan atau kekuatan, adalah satu transparan, efisien, efektif dan akuntabel.
kemampuan berdasarkan kompentensi yang Berkaitan dengan hal itu, analisis terhadap
ada untuk bersaing, memiliki keunggulan kinerja kemandirian pemerintah daerah
komparatif dan kompetitif. Dalam konteks Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan
pembangunan Sulawesi Tenggara maka informasi yang penting terutama untuk
produk yang dihasilkan harus dapat unggul membuat kebijakan dalam pengelolaan
secara regional, nasional dan internasional. keuangannya dengan baik, serta memberikan
Kelancaran penyelenggaraan dampak yang positif terhadap kesejahteraan
pemerintahan dan pembangunan daerah masyarakat. Analisis kinerja keuangan pada
sangat bergantung dari tersedianya sumber- Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
sumber pendapatan daerah baik yang berasal dilakukan dengan cara membandingkan hasil
dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dicapai dari periode dengan periode
maupun sumber dana yang berasal dari sebelumnya, sehingga dapat diketahui
bantuan pemerintah pusat. Sumber-sumber bagaimana kecenderungan yang terjadi.
pembiayaan pembangunan dan rutin dalam Salah satu elemen dari Anggaran
penyelenggaraan pemerintahan Daerah Pendapatan dan Belanja Daerah adalah
Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan
bagian sisa lebih perhitungan anggaran tahun daerah adalah semua hak daerah yang diakui
yang lalu, bagian pendapatan asli daerah sebagai penambah nilai kekayaan bersih
sendiri, dana perimbangan dan dana lain-lain dalam periode anggaran tertentu (Undang-
dari pendapatan yang sah. Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Lahirnya Undang-Undang Otomoni pemerintah daerah), pendapatan daerah
Daerah dan Undang-Undang Perimbangan berasal dari penerimaan dari dana
Ekonomi Pusat dan Daerah, memungkinkan perimbangan pusat dan daerah, juga yang
bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan
penggalian sumber-sumber pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang
daerah. Upaya peningkatan melalui investasi sah.
atau penanaman modal yang memiliki share Salah satu alat ukur yang dapat
dan prospektif untuk dikembangkan meski digunakan untuk menganalisis kinerja
terbatas pada sektor pertanian dan sektor jasa kemandirian pemerintah daerah Provinsi
lainnya. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Sulawesi Tenggara dalam mengelola
Tenggara sepanjang tahun 2014 mencapai keuangan daerahnya adalah analisis rasio
4

keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Daerah yang telah ditetapkan dan (APBD) yang menggambarkan kemampuan
dilaksanakan (Halim, 2007 : 231). pemerintah daerah dalam membiayai
Menurut Mardiasmo, (2002 : 169) kegiatan pelaksanaan tugas pembangunan.
penggunaan analisis rasio keuangan sebagai Pengukuran kinerja keuangan untuk
alat analisis kinerja keuangan secara luas kepentingan publik dapat dijadikan evaluasi
telah diterapkan pada lembaga perusahaan dan memulihkan kinerja dengan pembanding
yang bersifat komersial, sedangkan pada skema kerja dan pelaksanaannya. Selain itu
lembaga publik khususnya pemerintah dapat juga digunakan sebagai tolak ukur
kabupaten masih sangat terbatas sehingga untuk peningkatan kinerja khususnya
secara teoritis belum ada kesepakatan yang keuangan pemerintah daerah pada periode
bulat mengenai nama dan kaidah berikutnya. Analisis keuangan adalah suatu
pengukurannya. usaha mengidentifikasi ciri-ciri keuangan
Berdasarkan prinsip transparansi dan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia.
akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran Analisis rasio keuangan terhadap APBD
daerah juga memperlihatkan perbaikan yang (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
ditandai dengan opini Badan Pemeriksa dilakukan dengan cara membandingkan hasil
Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan yang dicapai oleh suatu daerah dari satu
Pemerintah Daerah (LKPD) dimana Laporan periode terhadap periode-periode
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun sebelumnya, sehingga dapat diketahui
2012 mendapat predikat Wajar Dengan bagaimana kecenderungan yang terjadi.
Pengecualian (WDP). Selanjutnya Laporan Analisis rasio keuangan Anggaran
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
2014 dengan kerja keras Pemerintah Provinsi diharapkan dapat menjadi suatu alat ukur
Sulawesi Tenggara berhasil meraih predikat untuk menilai kemandirian keuangan daerah
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Sehingga dalam menghargai penyelenggaraan otomoni
ini merupakan tantangan dan motivasi bagi daerah serta dapat melihat pertumbuhan dan
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara perkembangan pendanaan pendapatan dan
untuk lebih baik dalaam menyajikan Laporan pengeluaran yang dilakukan selama periode
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) agar waktu tertentu.
opini yang telah diraih tidak menurun. Kedudukan faktor keuangan dalam
Penilaian kinerja terhadap lembaga penyelenggaraan suatu pemerintahan sangat
atau orang tidak hanya pada lembaga atau penting, karena pemerintah daerah tidak akan
orang yang berorientasi profit saja, dapat melaksanan fungsinya dengan efektif
melainkan juga perlu dilakukan pada dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk
lembaga atau orang non komersial. Hal ini memberikan pelayanan pembangunan dan
dimaksudkan agar dapat diketahui sejauh keuangan inilah yang merupakan salah satu
mana pemerintah menjalankan tugasnya dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata
dalam roda pemerintahan, pembangunan, dan kemampuan daerah dalam mengatur dan
pelayanan masyarakat dengan mengurus rumah tangganya sendiri.
menyampaikan laporan keuangan. Dalam rangka pengelolaan keuangan
Kemampuan pemerintah daerah dalam daerah yang transparan, jujur, demokratis,
mengelola keuangan termuat dalam efektif, efisien, dan akuntabel Pemerintah
5

Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi


perencanaan keuangan untuk memenuhi Tenggara dari tahun 2012-2014 sebagai
kebutuhan dana operasionalnya. Berikut berikut.
gambaran anggaran penerimaan dan

Tabel 1.1 : Perkembagan Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2012-2014
Tahun Penerimaan Perubahan (%) Pengeluaran Perubahan (%)
2012 1.811.984.327.624,41 40,58 1.714.896.024.366,29 29,13
2013 1.972.559.882.627,96 8,86 1.812.944.606.734,13 5,72
2014 2.189.559.757.998,23 11,00 2.088.599.724.021,53 15,20
Rata-Rata 20,14 16,68
Sumber : Data diolah (BPKAD Prov. Sultra)
Berdasarkan data diatas menunjukkan A. Kinerja Keuangan Daerah
bahwa perkembangan penerimaan dan Pengertian Kinerja Keuangan Daerah
pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Kinerja (performance) dapat
Tenggara mengalami fluktuasi dari tahun ke diartikan sebagai aktivitas terukur dari
tahun. Di mulai pada tahun 2012 suatu unit organisasi selama periode
perkembangan penerimaan mengalami tertentu sebagai bagian dari tolak ukur
peningkatan sebesar 40,58%, begitu pula keberhasilan pekerjaan. Pengukuran
dengan perkembangan pengeluaran yang kinerja merupakan suatu indikator
mengalami peningkatan sebesar 29,13%. keuangan atau non keuangan dari suatu
Kemudian pada tahun 2013 penerimaan pekerjaan yang dilaksanakan atau hasil
mengalami penurunan dari 40,58% menjadi yang dicapai dari suatu aktivitas, suatu
8,86%, begitu juga dengan sisi pengeluaran proses, atau suatu unit organisasi (Ardi,
mengalami penurunan dari 29,13% menjadi 2011).
5,72%. Namum pada tahun 2014 dari sisi Kinerja keuangan pemerintah daerah
penerimaan maupun sisi pengeluaran adalah keluaran/hasil dari
mengalami peningakatan. Dari sisi kegiatan/program yang akan atau telah
penerimaan peningkatan yang terjadi sebesar dicapai sehubungan dengan penggunaan
11,00% dan dari sisi pengeluaran yang terjadi anggaran daerah dengan kuantitas dan
sebesar 15,20%. Sehingga dengan demikian kualitas yang telah diukur kemampuan
selama periode 2012-2014 penerimaan daerah dapat diukur dengan menilai
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara efisiensi atas pelayanan yang diberikan
mengalami perkembangan rata-rata sebesar pada masyarakat (Hendro Sumarjo,
20,14% dengan penerimaan teringgi terdapat 2010).
di tahun 2012. Dan dari sisi pengeluaran Kinerja keuangan pemerintah daerah
selama periode 2012-2014 total pengeluaran adalah tingkat pencapaian dari suatu
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara hasil kerja di bidang keuangan daerah
mengalami perkembangan rata-rata sebesar meliputi pendapatan dan belanja daerah
16,68%, dengan pengeluaran tertinggi dengan menggunakan indikator
terdapat pada tahun 2012. keuangan yang ditetapkan melalui suatu
kebijakan atau ketentuan perundang-
undangan selama satu periode anggaran.
TINJAUAN PUSTAKA
6

Bentuk dari pengukuran kinerja tersebut karena adanya kebijakan atau program
berupa rasio keuangan yang terbentuk yang lebih baik atas sumber daya
dari unsur laporan pertanggungjawaban manusia yang ada dalam organisasi.
oleh kepala daerah berupa Laporan Pengukuran Kinerja
Realisasi Anggaran (LRA) (Ardi, 2011). Pengukuran kinerja adalah proses
Kinerja merupakan suatu kondisi penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
yang harus diketahui dan tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu sebelumnya, termasuk informasi atas :
untuk mengetahui tingkat pencapaian efisiensi penggunaan sumber daya dalam
hasil suatu instansi dihubungkan dengan menghasilkan barang dan jasa; kualitas
visi yang diemban suatu organisasi atau barang dan jasa (seberapa baik barang
perusahaan serta mengetahui dampak dan jasa diserahkan kepada pelanggan
positif dan negatif dari suatu kebijakan dan sampai seberapa jauh pelanggan
operasional. terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan
Pemerintah daerah sebagai pihak dengan maksud yang diinginkan, dan
yang diserahi tugas menjalankan roda efektivitas tindakan dalam mencapai
pemerintahan, pembangunan, dan tujuan (Muhammad Mahsun, 2006 : 25)
layanan sosial masyarakat wajib Pengukuran adalah suatu proses atau
menyampaikan laporan system yang digunakan untuk
pertanggungjawaban keuangan menentukan nilai kuantitatif suatu
daerahnya untuk dinilai apakah benda/objek, perkara, atau keadaan.
pemerintah daerah berhasil menjalankan Nilai kuantitatif ini biasanya dinyatakan
tugasnya dengan baik atau tidak. Adanya dalam suatu unit angka yang tetap
tuntutan pertanggungjawaban kinerja dengan menggunakan alat pengukuran
keuangan oleh masyarakat yang berkaitan.
mengharuskan pemerintah daerah untuk Pengukuran kinerja sektor publik
memberikan gambaran yang jelas dilakukan untuk memenuhi tiga maksud.
tentang kinerjanya. Penilaian kinerja Pertama, pengukuran kinerja sektor
tersebut harus dapat memberikan publik dimaksudkan untuk membantu
informasi yang transparan kepada memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran
masyarakat, sehingga masyarakat dapat kinerja dimaksud untuk dapat membantu
ikut mengontrol kinerja keuangan daerah pemerintah berfokus pada tujuan dan
tersebut. Untuk mewujudkan transparasi sasaran program unit kerja. Hal ini pada
dan akuntabilitas dalam pengelolaan akhirnya akan meningkatkan efisiensi
keuangan daerah, laporan dan efektivitas organisasi sektor publik
pertanggungjawaban keuangan dalam pemberian pelayanan publik.
pemerintah daerah perlu disampaikan Kedua, ukuran kinerja sektor publik
secara tepat waktu dan disusun digunakan untuk pengalokasian sumber
mengikuti standar akuntansi pemerintah. daya dan pembuat keputusan. Ketiga,
Penilaian kinerja ( performance ukuran kinerja sektor publik
appraisal ) pada dasarnya merupakan dimaksudkan untuk mewujudkan
faktor kunci guna mengembangkan suatu pertanggungjawaban publik dan
organisasi secara efektif dan efisien,
7

memperbaiki komunikasi kelembagaan efisien dan akuntabel, analisis rasio


(Mardiasmo, 2009 : 121). terhadap laporan keuangan daerah perlu
Ada beberapa aspek pengukuran dilaksanakan meskipun kaidah
kinerja organisasi sektor publik menurut pengakuntansian dalam laporan keuangan
Mahsun (2006 : 31), antara lain : daerah berbeda dengan laporan keuangan
1. kelompok masukan (input) adalah perusahaan swasta (Ilyaul Ulum, 2009).
segala sesuatu yang dibutuhkan agar Tujuan Pengukuran Kinerja
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan Tujuan pokok pengukuran kinerja
untuk menghasilkan keluaran. adalah untuk memotivasi karyawan
2. Kelompok proses (proses) adalah dalam mencapai tujuan organisasi dan
ukuran kegiatan baik dari segi dalam memenuhi standar perilaku yang
kecepatan, ketepatan, maupun tingkat telah ditetapkan sebelumnya agar dapat
ukuran pelaksanaan kegiatan tersebut. mencapai hasil yang diinginkan.
3. Kelompok keluaran (output) adalah Secara umum menurut Mardiasmo
sesuatu yang diharapkan langsung (2009 : 122) tujuan pengukuran kinerja
dapat dicapai dari sesuatu kegiatan adalah :
yang dapat berwujud (tangible) 1. Untuk mengkomunikasikan strategi
maupun yang tidak berwujud secara lebih baik (top down dan
(intangible). bottom up)
4. Kelompok hasil (outcome) adalah 2. Untuk mengukur kinerja finansial dan
segala sesuatu yang mencerminkan non-finansial secara berimbang
berfungsinya keluaran kegiatan pada sehingga dapat ditelusuri
jangka menengah yang mempunyai perkembangan pencapaian
efek. strateginya.
5. Kelompok manfaat (benefit) adalah 3. Sebagai alat untuk mencapai
sesuatu yang terkait dengan tujuan kepuasan berdasarkan individual dan
akhir dari pelaksaaan kegiatan. kemampuan kolektif yang rasional.
6. Kelompok dampak (inpact) adalah Pada dasarnya pengukuran kinerja
pengaruh yang ditimbulkan baik sektor publik dilakukan untuk memenuhi
positif maupun negatif. tiga tujuan yaitu :
Salah satu alat untuk menganalisis 1. Untuk membantu memperbaiki
kinerja pemerintah daerah dalam kinerja pemerintah.
mengelola keuangan daerahnya adalah 2. Untuk pengalokasian sumber daya
dengan melaksanakan analisis rasio dan pembuatan keputusan.
terhadap APBD yang telah ditetapkan dan 3. Untuk mewujudkan
dilaksanakannya. Penggunaan analisis pertanggungjawaban publik dan
rasio pada sektor publik belum banyak memperbaiki komunikasi
dilakukan, sehinggga secara teori belum kelembagaan.
ada kesepakatan secara bulat mengenai Manfaat Pengukuran Kinerja
nama dan kaidah pengukurannya. Pengukuran kinerja mempunyai
Meskipun demikian, dalam rangka manfaat yang banyak bagi organisasi.
pengelolaan keuangan daerah yang Secara umum menurut Mardismo (2009 :
transparan, jujur, demokratis, efektif,
8

122) manfaat pengukuran kinerja adalah publik. Akuntansi dan laporan keuangan
sebagai berikut : mengandung pengertian sebagai suatu
a. Memberikan pemahaman mengenai proses pengumpulan, pengolahan, dan
ukuran yang digunakan melalui pengkomunikasian informasi yang
kinerja manajemen. bermanfaat untuk pembuatan keputusan
b. Menunjukkan arah pencapaian target dan untuk menilai kinerja organisasi.
kinerja yang telah ditetapkan. Menurut Munawir (2002 : 31)
c. Memonitor dan mengevaluasi kinerja laporan keuangan merupakan alat yang
dengan membandingkan skema kerja sangat penting untuk memperoleh
dan pelaksanaannya. informasi sehubungan dengan posisi
d. Membantu mengungkap dan keuangan dan hasil-hasil yang telah
memecahkan masalah yang ada. dicapai oleh perusahaan.
e. Membantu memahami proses Tujuan Laporan Keuangan
kegiatan instansi pemerintah. Menurut Mardiasmo (2002 : 163-
f. Memastikan bahwa pengambilan 164) secara rinci tujuan akuntansi dan
keputusan dilakukan secara objektif. laporan keuangan organisasi
B. Laporan Keuangan pemerintahan adalah :
Pengertian Laporan Keuangan 1. Memberikan informasi keuangan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 untuk menentukan dan memprediksi
tahun 2005 tentang Standar Akuntansi aliran kas, saldo neraca, dan
Pemerintahan (SAP) mendefinisikan kebutuhan sumber daya finansial
laporan keuangan adalah suatu jangka pendek unit pemerintah.
penyajian data keuangan termasuk 2. Memberikan informasi keuangan
catatan yang menyertainya (bila ada), untuk menentukan dan memprediksi
yang dimaksudkan untuk kondisi ekonomi suatu unit
mengkomunikasikan sumber daya pemerintahan dan perubahan-
ekonomi (aktiva) dan/atau kewajiban perubahan yang terjadi didalamnya.
suatu entitas pemerintah pada saat 3. Memberikan informasi keuangan
tertentu atau perubahan atas aktiva untuk memonitor kinerja,
dan/atau kewajiban selama suatu kesesuaiannya dengan Peraturan
periode tertentu sesuai dengan standar Perundang-Undangan, kontrak yang
akuntansi pemerintah. Peraturan telah disepakati, dan ketentuan lain
Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 yang disyaratkan.
tentang Standar Akuntansi Pemerintah 4. Memberikan informasi untuk
menjelaskan bahwa laporan keuangan perencanaan dan penganggaran, serta
merupakan laporan yang terstruktur untuk memprediksi pengaruh akuisisi
mengenai posisi keuangan dan dan alokasi sumber daya terhadap
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pencapaian tujuan operasional.
suatu entitas pelaporan. 5. Memberikan informasi untuk
Menurut Mardiasmo (2002 : mengevaluasi kinerja manajerial dan
159) laporan keuangan organisasi sektor organisasi, seperti :
publik merupakan komponen penting a. Untuk menentukan biaya program,
untuk menciptakan akuntabilitas sektor fungsi, dan aktivitas sehingga
9

memudahkan analisis dan periode tahun anggaran yang


melakukan perbandingan dengan bersangkutan yang menjadi hak
kriteria yang telah ditetapkan, pemerintah daerah, dan tidak perlu
membandingkan dengan kinerja dibayar kembali oleh pemerintah
periode-periode sebelumnya, dan daerah. Pendapatan dibagi menjadi
dengan kinerja unit pemerintahan 3 kategori :
lain. a. Pendapatan asli daerah
b. Untuk mengevaluasi tingkat merupakan semua penerimaan
ekonomi dan efisiensi operasi, yang berasal dari sumber
program, aktivitas, dan fungsi ekonomi asli daerah.
tertentu di unit pemerintah. b. Dana Perimbangan merupakan
c. Untuk mengevaluasi hasil suatu dana yang bersumber dari
program, aktivitas dan fungsi serta penerimaan anggaran
efektifitas terhadap pencapaian pendapatan belanja Negara yang
tujuan dan target. dialokasikan pada daerah untuk
d. Untuk mengevaluasi tingkat membiayai kebutuhan dananya.
pemerataan (equality) dan keadilan c. Lain-lain pendapatan yang sah
(equity). adalah pendapatan lain-lain
Komponen Laporan Keuangan yang dihasilkan dari dana
Peraturan Pemerintah Nomor 24 bantuan dan dana penyeimbang
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi dari pemerintah pusat.
Pemerintahan, menyebutkan bahwa 2. Belanja adalah semua pengeluaran
komponen-komponen yang terdapat kas daerah yang mengurangi
dalam suatu laporan keuangan ekuitas dana dalam periode tahun
pemerintah pusat (LKPP) adalah : anggaran yang bersangkutan, dan
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) tidak akan diperoleh kembali
mengungkapkan kegiatan keuangan pembayarannya oleh pemerintah
pemerintah pusat/daerah yang daerah. Belanja dibagi menjadi 3
menunjukkan ketaatan terhadap jenis yaitu :
APBN/APBD. Laporan Realisasi a. Belanja aparatur daerah,
Anggaran menyajikan ikhtisar merupakan belanja yang
sumber, aplikasi dan penggunaan manfaatnya tidak secara
sumber daya ekonomi yang dikelola langsung dinikmati oleh
oleh pemerintah pusat/daerah dalam masyarakat tetapi dirasakan
satu periode pelaporan. Dalam secara langsung oleh aparatur,
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 contohnya pembelian kendaraan
tentang Pedoman Pengelolaan dinas, pembelian bangunan
Keuangan Daerah disebutkan unsur gedung dan lain sebagainya.
yang dicakup dalam Laporan b. Belanja pelayanan publik,
Realisasi Anggaran terdiri dari : merupakan belanja yang
1. Pendapatan adalah semua manfaatnya dapat dinikmati
penerimaan kas daerah yang secara langsung oleh
menambah ekuitas dana dalam masyarakat umum, contohnya
10

pembangunan jembatan dan pelaporan. Arus masuk dan keluar


jalan raya dan sebagainya. diklasifikasikan berdasarkaan
c. Belanja bagi hasil dan bantuan aktivitas operasi, investasi asset non-
keuangan. keuangan, pembiayaan, dan non
3. Pembiayaan adalah setiap anggaran (SAP, 2005).
penerimaan yang perlu dibayar d. Catatan atas Laporan Keuangan
kembali dan/atau pengeluaran yang (CaLK) meliputi penjelasan atau
akan diterima kembali, baik pada daftar terinci atau analisis atau nilai
tahun anggaran yang bersangkutan suatu pos yang disajikan dalam
maupun tahun-tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
berikutnya, yang dalam dan Laporan Arus Kas, catatan atas
penganggaran pemerintah daerah laporan keuangan juga mencakup
terutama dimaksudkan untuk informasi tentang kebijakan
menutupi deposit atau akuntansi yang dipergunakan oleh
memanfaatkan surplus anggaran. entitas pelaporan dan informasi lain
Pembiayaan dikelompokan yang diharuskan dan dianjurkan
menjadi : untuk diungkapkan di dalam Standar
a. Sumber penerimaan daerah, Akuntansi Pemerintahan serta
yaitu : ungkapan-ungkapan yang diperlukan
1. Sisa lebih anggaran untuk menghasilkan penyajian
penerimaan tahun lalu laporan keuangan secara wajar.
2. Penerimaan pinjaman dan C. Pengertian Keuangan Daerah
obligasi. Menurut Peraturan Pemerintah
3. Hasil penjualan asset daerah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
yang dipisahkan. 2005, tentang Pengelolaan keuangan
4. Transfer dari dana cadangan. Daerah dalam ketentuan umumnya
b. Sumber pengeluaran daerah, menyatakan bahwa keuangan daerah
yaitu : adalah semua hak dan kewajiban daerah
1. Pembayaran hutang pokok dalam rangka penyelenggaraan
yang telah jatuh tempo. pemerintah daerah yang dapat dinilai
2. Penyertaan modal. dengan uang termasuk didalamnya
3. Transfer ke dana cadangan. segala bentuk kekayaan daerah tersebut.
4. Sisa lebih anggaran tahun Menurut Mamesh dalam Halim
sekarang. (2007:23) menyatakan bahwa
b. Neraca menggambarkan posisi “Keuangan Daerah dapat diartikan
keuangan suatu entitas pelaporan sebagai semua hak dan kewajiban yang
mengenai asset, kewajiban, dan dapat dinilai dengan uang, demikian pula
ekuitas dana pada tanggal tertentu. segala sesuatu baik berupa uang maupun
c. Laporan Arus Kas (LAK) menyajikan barang yang dapat dijadikan kekayaan
informasi mengenai sumber daerah sepanjang belum dimiliki oleh
penggunaan perubahan kas dan setara Negara atau daerah yang lebih tinggi
kas selama satu periode akuntansi dan serta pihak-pihak lain sesuai peraturan
saldo kas dan setara kas pada tanggal perundangan yang berlaku.”
11

Menurut Rahardjo (2011) daerah yang diakui sebagai penambahan


menyatakan bahwa “keuangan daerah nilai kekayaan bersih.
merupakan semua hak dan kewajiban Dalam Peraturan Menteri Dalam
daerah dalam rangka penyelenggaraan Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun
pemerintah daerah yang dapat dinilai 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
dengan uang termasuk di dalamnya Keuangan Daerah, disebutkan bahwa
segala bentuk kekayaan yang kelompok Pendapatan Asli Daerah
berhubungan dengan hak dan kewajiban (PAD) dibagi menurut jenis pendapatan
daerah tersebut, dalam kerangka yang terdiri atas :
Anggaran Pendapatan dan Belanja a. Pajak Daerah
Daerah.” Pajak daerah merupakan salah satu
Pemerintah daerah selaku pengelola bentuk pendapatan daerah berupa
yang harus menyediakan informasi iuran wajib yang dilaksanakan oleh
keuangan yang diperlukan secara akurat, orang pribadi maupun badan kepada
relevan, tepat waktu, dan dapat pemerintah daerah tanpa adanya
dipercaya. Untuk itu, pemerintah daerah imbalan langsung yang seimbang
dituntut untuk memiliki sistem informasi yang dapat dipaksakan berdasarkan
akuntansi yang handal. Peraturan Perundang-Undangan yang
D. Sumber Pendapatan Daerah berlaku yang digunakan untuk
Pendapatan Asli Daerah (PAD) membiayai penyelenggaraan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemerintah daerah dan pembangunan
adalah penerimaan yang diperoleh dari daerah.
sumber-sumber dalam wilayahnya b. Retribusi Daerah
sendiri yang dipungut berdasarkan Retribusi daerah merupakan
Peraturan Daerah sesuai dengan pungutan daerah atas jasa atau
Peraturan Perundang-Undangan yang pemberian izin tertentu yang secara
berlaku. khusus disediakan atau diberikan oleh
Menurut Mardiasmo (2002 : 132) pemerintah daerah untuk kepentingan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah orang pribadi maupun badan.
penerimaan daerah dari sektor pajak Retribusi daerah dapat dibagi ke
daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan dalam beberapa kelompok, yaitu :
milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan a. Retribusi jasa umum, merupakan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain retribusi atas jasa yang disediakan
pendapatan asli daerah (PAD) yang sah. atau diberikan oleh pemerintah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) daerah untuk tujuan kepentingan
merupakan salah satu komponen utama dan kemanfaatan umum serta dapat
dalam kelompok pendapatan daerah dinikmati oleh orang pribadi atau
yang tercantum dalam rancangan badan;
Anggaran Pendapatan dan Belanja b. Retribusi jasa usaha, merupakan
Daerah (APBD). Dalam Undang-Undang retribusi atas jasa yang disediakan
Nomor 17 Tahun 2003, pendapatan oleh pemerintah daerah dengan
daerah merupakan hak pemerintah menganut prinsip komersial karena
12

pada dasarnya dapat pula hasil pengelolaan kekayaaan daerah


disediakan oleh sektor swasta. yang dipisahkan dirinci menurut
c. Retribusi perizinan tertentu, objek pendapatan yang mencakup :
merupakan retribusi atas kegiatan a. Hasil penjualan kekayaan daerah
tertentu pemerintahan daerah yang tidak dipisahkan
dalam rangka pemberian izin b. Jasa giro
kepada orang pribadi maupun c. Pendapatan bunga
badan yang dimaksudkan untuk d. Penerimaan atas tuntutan ganti rugi
pembinaan, pengaturan, dan daerah
pengawasan atas kegiatan e. Penerimaan komisi, potongan, atau
pemanfaatan ruang, penggunaan bentuk lain sebagai akibat dari
sumber daya alam, barang, sarana penjualan dan/atau pengadaan
dan prasarana, atau fasilitas barang dan/atau jasa oleh daerah
tertentu guna melindungi f. Penerimaan keuntungan dari
kepentingan umum dan menjaga selisih nilai tukar rupiah terhadap
kelestarian lingkungan. mata uang asing
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah g. Pendapatan denda atas
yang Dipisahkan keterlambatan pelaksanaan
Kontribusi yang diberikan BUMD pekerjaan
kepada pemerintah daerah dalam h. Pendapatan denda pajak
rancangan Anggaran Pendapatan dan i. Pendapatan denda retribusi
Belanja Daerah termaksud dalam j. Pendapatan hasil eksekusi atas
komponen pendapatan asli daerah atas jaminan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah k. Pendapatan dari pengembalian
yang Dipisahkan mencakup : l. Fasilitas sosial dan fasilitas umum
1. Bagian laba atas penyertaan modal m. Pendapatan dari penyelenggaraan
pada perusahaan milik pemerintah pendidikan dan pelatihan, dan
daerah/BUMD. n. Pendapatan dari angsuran / rincian
2. Bagian laba atas penyertaan modal penjualan.
pada perusahaan milik swasta atau Dana Perimbangan
BUMD. Komponen pendapatan daerah selain
3. Bagian laba atas penyertaan modal PAD dalam rancangan Anggaran
pada perusahaan milik swasta atau Pendapatan dan Belanja daerah juga
kelompok usaha masyarakat atau terdiri atas dana Perimbangan dan lain-
BUMS. lain pendapatan daerah yang sah.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Kelompok pendapatan dan perimbangan
yang Sah merupakan transfer dana dari pemerintah
Jenis pendapatan asli daerah pusat kepada daerah guna mendukung
berupa lain-lain pendapatan asli peningkatan pelayanan pemerintah
daerah yang sah disediakan untuk kepada masyarakat. Dan kebijakan atas
menganggarkan penerimaan daerah penggunaan seluruh dana tersebut
yang tidak termaksud dalam jenis diserahkan kepada pemerintah daerah
pajak daerah, retribusi daerah, serta dengan harapan agar pemerintah daerah
13

menggunakan dana transfer dari selain Pendapatan Asli Daerah dan dana
pemerintah pusat tersebut secara efektif perimbangan, yang meliputi hibah, dana
dan efisien guna meningkatakan darurat, dan lain-lain pendapatan yang
pelayanannya kepada masyarakat. ditetapkan pemerintah.
Dana perimbangan adalah dana yang a. Hibah merupakan penerimaan daerah
berasal dari penerimaan anggaran yang berasal dari pemerintah Negara
pendapatan belanja Negara yang asing badan/lembaga asing,
dialokasikan kepada daerah untuk badan/lembaga internasional,
membiayai kebutuhan daerah. pemerintah, badan lembaga dalam
Sebagaimana tercantum dalam negeri atau perseorangan, baik dalam
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, bentuk devisa, rupiah maupun barang
pemerintah memberi dana bantuan dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli
berupa dana perimbangan yang terdiri : dan pelatihan yang tidak perlu dibayar
a. Dana bagi hasil adalah dana yang kembali.
bersumber dari pendapatan Anggaran b. Dana darurat adalah dana yang
Pendapatan dan Belanja Daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dialokasikan kepada daerah dan Belanja Daerah yang dialokasikan
berdasarkan angka presentase untuk kepada daerah yang mengalami
mendanai kebutuhan daerah dalam bencana nasional, peristiwa luar biasa,
rangka pelaksanaan desentralisasi, dan/atau krisis solvabilitas.
yang dirinci menurut obyek
E. Analisis Rasio Keuangan Berdasarkan
pendapatan mencakup :
Anggaran Pendapatan Belanja
1. Dana bagi hasil bersumber dari
Daerah
pajak
Menurut Halim (2007 : 231) analisis
2. Dana bagi hasil bersumber dari
keuangan adalah usaha mengidentifikasi
bukan pajak
ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan
b. Dana Alokasi Umum (DAU) adalah
keuangan yang tersedia. Dalam
dana yang bersumber dari pendapatan
menganalisis laporan keuangan
APBD yang dialokasikan dengan
pemerintah daerah digunakan analisis
tujuan pemerataan kemampuan
rasio keuangan, khususnya pada
keuangan antar daerah untuk
Anggaran Pendapatan dan Belanja
mendanai kebutuhan daerah.
Daerah belum banyak dilakukan
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah
penggunaan analisis rasio, sehingga
dana yang bersumber dari pendapatan
secara teori belum ada kesepakatan
APBD yang dialokasikan kepada
secara bulat mengenai nama dan kaidah
daerah tertentu dengan tujuan untuk
pengukurannya. Meskipun demikian,
membantu mendanai kegiatan khusus
dalam rangka pengelolaan keuangan
yang merupakan urusan daerah dan
daerah yang transparan, jujur,
sesuai dengan prioritas nasional.
demokratis, efektif, efisien, dan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
akuntabel, analisis rasio terhadap
Sah
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Lain-lain pendaptan daerah yang sah
Daerah perlu dilaksanakan meskipun
merupakan seluruh pendapatan daerah
14

kaidah pengakuntasian dalam Anggaran kemampuan pemerintah daerah dalam


Pendapatan dan Belanja Daerah berbeda membiayai sendiri kegiatan
dengan laporan keuangan yang dimiliki pemerintahan, pembangunan dan
perusahaan swasta. pelayanan kepada masyarakat yang telah
Analisis rasio keuangan pada membayar pajak dan retribusi sebagai
Anggaran Pendapatan dan Belanja sumber pendapatan yang diperlukan
Daerah dilakukan dengan daerah. Kemandirian keuangan daerah
membandingkan hasil yang dicapai dari ditunjukan oleh besar kecilnya
suatu periode dengan periode pendapatan asli daerah dibandingakan
sebelumnya sehingga dapat diketahui dengan pendapatan daerah yang berasal
bagaimana kecenderungan yang terjadi. dari sumber yang lain, misalnya bantuan
Selain itu, dapat pula dilakukan dengan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman.
cara membandingkan dengan rasio Rasio kemandirian menggambarkan
keuangan yang dimiliki pemerintah ketergantungan daerah terhadap sumber
daerah tertentu dengan rasio keuangan dana eksternal. Semakin tinggi rasio
daerah lain yang terdekat ataupun yang kemandirian mengandung arti bahwa
potensi daerahnya sama untuk melihat tingkat ketergantungan daerah terhadap
bagaimana posisi keuangan pemerintah bantuan pihak eksternal (Pemerintah
tersebut terhadap pemerintah daerah pusat atau provinsi) semakin rendah, dan
lainnya. demikian pula sebaliknya. Rasio
Adapun pihak-pihak yang kemandirian juga menggambarkan
berkepentingan dengan rasio keuangan tingkat partisipasi masyarakat dalam
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja membayar pajak dan retribusi daerah
Daerah adalah : yang merupakan komponen utama
a. DPRD sebagai wakil dari pemilik pendapatan asli daerah. Semakin tinggi
daerah (masyarakat) masyarakat membayar pajak dan
b. Pihak eksekutif sebagai landasan retribusi daerah akan menggambarkan
dalam penyusunan APBD berikutnya. tingkat kesejahteraan masyarakat yang
c. Pemerintah pusat/provinsi sebagai semakin tinggi. Rasio kemandirian dapat
bahan masukan dalam membina diformulasikan sebagai berikut :
pelaksanaan pengelolaan keuangan
pendapatanasli daera h ( P
daerah. Rasio Kemandirian=
pu sat
d. Masyarakat dan kreditur, sebagai bantuan pemerinta h da
provinsi
pihak yang akan turut memiliki saham
pemerintah daerah, bersedia member Sebagai pedoman dalam melihat
pinjaman ataupun membeli obligasi. pola hubungan dengan kemampuan
Beberapa jenis rasio yang dapat daerah (dari sisi Keuangan) dapat
dikembangkan berdasarkan data dikemukakan tabel sebagai berikut :
keuangan yang bersumber dari APBD
menurut Halim (2007 : 232), antara lain:
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kemandirian keuangan daerah
(otonomi fiskal) menunjukan
15

Tabel 2.1 Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan daerah dalam


Kemampuan Daerah menjalankan tugas dikategorikan efektif
Kemampuan Kemandirian (%) Pola Hubungan
Keuangan
apabila rasio yang dihasilkan mencapai
Rendah sekali 0 % - 25 % Instruktif minimal sebesar 1 (satu) atau 100%.
Rendah 25 % - 50 % Konsultatif Semakin tinggi efektivitas
Sedang 50 % - 75 % Partisipatif
Tinggi 75 % - 100 % Delegatif menggambarkan kemampuan daerah yang
Sumber : Halim (2007 : 232) semakin baik.
1) Pola hubungan instruktif, dimana Adapun kriteria efektifitas
peranan pemerintah pusat lebih perbandingannya diukur dengan kriteria
dominan dari pada kemandirian penilaian kinerja dalam tabel 2.2 Berikut
pemerintah daerah. ini :
2) Pola hubungan konsultatif, yaitu Tabel 2.2 Kriteria efektifitas Pendapatan
campur tangan pemerintah pusat Asli Daerah
sudah mulai berkurang karena daerah Kriteria Efektifitas Presentase Efektifitas
dianggap sedikit lebih mampu Sangat efektif Di atas 100 %
Efektif 100 %
melaksanakan otonomi daerah. Cukup efektif 90 % – 99 %
3) Pola hubungan partisipatif, peranan Kurang efektif 75 % - 89 %
pemerintah pusat sudah mulai Tidak efektif Kurang dari 75 %
berkurang mengingat daerah yang Sumber : Mahmudi (2011)
bersangkutan tingkat kemandirian Rasio Efesiensi Pendapatan Asli
mendekati mampu melaksanakan Daerah
unsur otomoni daerah. Rasio efisiensi adalah rasio yang
4) Pola hubungan delegatif, yaitu menggambarkan perbandingan antara
campur tangan pemerintah pusat besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
sudah tidak ada karena telah benar- memperoleh pendapatan dengan realisasi
benar mampu dan mandiri dalam pendapatan yang diterima. Kinerja
melaksanakan urusan otonomi daerah. pemerintah daerah dalam melakukan
pemungutan pendapatan dikategorikan
Rasio Efektivitas Pendapatan Asli
efisien apabila rasio yang dicapai kurang
Daerah
dari 1 (satu) atau dibawah 100%. Semakin
Rasio efektivitas menggambarkan
kecil rasio efisiensi berarti kinerja
kemampuan pemerintah daerah dalam
pemerintah daerah semakin baik.
merealisasikan Pendapatan Asli Daerah
Untuk itu pemerintah daerah perlu
(PAD) yang direncanakan dibandingkan
menghitung secara cermat berupa besar
dengan target yang ditetapkan
biaya yang dikeluarkan untuk
berdasarkan potensi riil daerah. Semakin
merealisasikan seluruh pendapatan yang
tinggi rasio efektivitas, maka semakin
diterimanya sehingga dapat diketahui
baik kinerja pemerintah daerah. Formula
apakah kegiatan pemungutan
untuk menghitung rasio efektifitas
pendapatannya tersebut efisien atau tidak.
anggaran suatu pemerintah daerah adalah
Hal itu perlu dilakukan karena meskipun
:
pemerintah daerah berhasil merealisasikan
realis asi penerimaan PAD
Rasio Efektivitas= x 100 % target penerimaan pendapatan sesuai
target penerimaan PAD
dengan target yang ditetapkan. Namun
16

keberhasilan itu kurang memiliki arti Pertumbuhan sumber pendapatan


apabila ternyata biaya yang dikeluarkan dan pengeluaran tahun berjalan
untuk merealisasikan target penerimaan dikurangi dengan tahun sebelumnya dan
pendapatannya itu lebih besar daripada dibandingkan dengan pendapatan dan
realisasi pendapatan yang diterimanya pengeluaran tahun sebelumnya agar
(Halim, 2007 : 234). Rumus yang diketahui seberapa besar
digunakan untuk menghitung rasio pertumbuhannya. Dengan diketahuinya
efisiensi adalah : tingkat pertumbuhan sumber pendapatan
Biaya memperoleh PAD dan pengeluaran suatu daerah selama
rasio efisiensi= x 100 %
realisasi penerimaan PAD beberapa periode tahun anggaran, maka
Tabel 2.3. Kriteria Efisiensi Pendapatan data tersebut dapat digunakan untuk
Asli Daerah mengetahui bagian-bagian atau potensi-
Kriteria Efisiensi Presentase Efisiensi potensi mana yang perlu mendapat
< 5% Sangat Efisien perhatian khusus bagi pemerintah daerah
5% - 10 % Efisien sehingga pemerintah daerah tersebut
11% - 20% Cukup Efisien
dapat memperbaiki kinerjanya menjadi
21% - 30% Kurang Efisien
>30% Tidak Efisien lebih baik untuk kedepannya (Halim,
(Sumber : Mahmudi, 2011 : 171) 2008 : 241).
Rasio Pertumbuhan METODE PENELITIAN
Rasio pertumbuhan (growth Ratio) Lokasi Penelitian
mengukur seberapa besar kemampuan Penelitian ini dilaksanakan untuk
pemerintah daerah dalam memperoleh data-data yang menunjukkan
mempertahankan dan meningkatkan gambaran tentang kinerja kemandirian
keberhasilan yang telah dicapai dari satu terhadap rasio-rasio keuangan yang
periode ke periode berikutnya. Rasio digunakan dalam Anggaran dan Pendapatan
pertumbuhan dikatakan baik, jika setiap Belanja Daerah (APBD). Penelitian ini
tahunnya mengalami pertumbuhan dilakukan pada Kantor Badan Pengelola
positif atau mengalami peningkatan. Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
Formula untuk menghitung rasio Provinsi Sulawesi Tenggara untuk
pertumbuhan suatu pemerintah daerah mengetahui laporan realisasi Anggaran
adalah : Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
X −X t 0 selama tiga tahun dari tahun 2012-2014 yang
rasio pertumbu h an= t 1 x 100 %
X t0

beralamat di Kompleks Bumi Praja
Keterangan : Xt0 = Data variabel X Anduonohu Kota Kendari.
pada tahun t0 Jenis dan Sumber Data
Xt1 = Data variabel X pada tahun t1 Jenis Data
Untuk mengukur rasio pertumbuhan Jenis data yang digunakan dalam penelitian
suatu daerah dapat dilihat dari : ini adalah :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh
b. Total pendapatan daerah dari wawancara dengan pihak-pihak yang
c. Belanja rutin daerah bersangkutan dan berkompeten dalam
d. Belanja pembangunan daerah memberikan informasi yang dibutuhkan.
17

2. Data kuantitatif yaitu data yang Analisis data merupakan proses


dinyatakan dalam bentuk angka, dapat mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
diukur dan dilakukan perhitungan serta dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar
ditafsirkan terlebih dahulu sebagai sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
informasi. Dalam penelitian ini data dirumuskan hipotesis kerja. Analisis data
kuantitatif adalah Laporan Realisasi bertujuan untuk mensederhanakan data ke
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam bentuk yang lebih mudah dipahami
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan diinterpretasikan.
periode 2012 sampai dengan tahun 2014. Analisis kinerja keuangan adalah usaha
Sumber Data mengidentifikasi ciri-ciri keuangan
Sumber data yang digunakan dalam berdasarkan laporan keuangan yang tersedia.
penelitian ini adalah data primer, baik secara Dalam menganalisis data yang telah
kuantitatif maupun kualitatif yang diolah dan dikumpulkan, penulis menggunakan metode
diinterpretasikan secara deskriptif. deskriptif dengan menganalisis rasio
1. Data primer yaitu data yang diperoleh keuangan daerah, yaitu dengan meneliti dan
secara langsung dari sumber asli atau membahas data yang ada.
pihak pertama. Data dalam penelitian ini 1. Analisis deskriptif
diperoleh dari Kantor Badan Pengelola Metode deskriptif ini memiliki tujuan
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
Provinsi Sulawesi Tenggara. Data yang secara sistematis, faktual dan akurat
digunakan adalah Laporan Realisasi mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah hubungan antar fenomena yang telah
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara diteliti. Analisis bertujuan untuk
dari tahun 2012 sampai dengan tahun mengetahui kondisi gambaran umum
2014. lokasi penelitian.
Teknik Pengumpulan Data 2. Analisis rasio keuangan daerah
Teknik pengumpulan data yang Beberapa analisis rasio yang digunakan
dilakukan dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini adalah :
diperoleh dengan teknik sebagai berikut : 1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
1. Teknik dokumentasi yaitu dengan Formula Rasio kemandirian sebagai
mencatat atau mengcopy dokumen- berikut :
dokumen, arsip-arsip maupun data lain
pendapatan asli daera h
yang terkait dengan masalah yang diteliti. Rasio Kemandirian=
pusat
Dokumen yang diperlukan dalam bantuan pemerinta h d
provinsi
penelitian ini adalah Laporan Realisasi (Sumber : Abdul Halim 2007 : 232)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sebagai pedoman dalam melihat
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. pola hubungan dengan kemampuan
2. Teknik wawancara yaitu pengumpulan daerah (dari sisi Keuangan) dapat
data yang dilakukan dengan cara dikemukakan tabel sebagai berikut :
mewawancarai pihak-pihak yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Metode Analisis Data
18

Tabel 3.1 Pola Hubungan dan Tingkat Formula untuk menghitung rasio
Kemampuan Daerah pertumbuhan suatu pemerintah daerah
Kemampuan Kemandirian Pola Hubungan adalah :
Keuangan (%) X −X t 0
Rendah sekali 0 % - 25 % Instruktif rasio pertumbu h an= t 1 x 100 %
Rendah 25 % - 50 % Konsultatif X t0 ❑

Sedang 50 % - 75 % Partisipatif (Sumber : Abdul Halim 2007 : 241)


Tinggi 75 % - 100 % Delegatif
Keterangan: Xt0 = Data Variabel X
Sumber : Halim (2007 : 232)
pada tahun t0
2. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli
Xt1 = Data Variabel X
Daerah
pada tahun t1
Formula untuk menghitung rasio
efektivitas anggaran suatu pemerintah
HASIL PENELITIAN DAN
daerah adalah :
PEMBAHASAN
realisasi penerimaan PAD Hasil Analisis Data Dan Pembahasan
Rasio Efektivitas= x 100 %
target penerimaan PAD Dalam mengukur suatu keberhasilan
(Sumber : Abdul Halim 2007 : 234) atau kegagalan suatu organisasi, maka perlu
Adapun kriteria efektivitas perbandingannya dilakukan pengukuran kinerja. Alasannya
diukur dengan kriteria penilaian kinerja dalam karena dengan pengukuran kinerja secara
tabel 3.2 Berikut ini : berkelanjutan akan mempengaruhi umpan
Table 3.2 Kriteria Efektivitas Pendapatan Asli balik, hal ini dilakukan sebagai upaya
Daerah perbaikan secara terus menerus guna
Kriteria Efektifitas Presentase Efektivitas menunjang keberhasilan di masa yang akan
Sangat efektif Di atas 100 %
Efektif 100 % datang.
Cukup efektif 90 % – 99 % Salah satu cara yang dilakukan dalam
Kurang efektif 75 % - 89 % mengukur kinerja pemerintahan daerah
Tidak efektif Kurang dari 75 %
dalam mengelolah keuangannya, dalam hal
Sumber : Mahmudi (2011)
ini menggunakan beberapa rasio keuangan
3. Rasio Efesiensi Pendapatan Asli terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Daerah yang telah dilakukan dan ditetapkan
Rumus yang digunakan untuk oleh pemerintah daerah. Dalam mengukur
menghitung rasio efisiensi adalah : kinerja kemandirian Pemerintah Provinsi
Biaya memperoleh PAD
rasio efisiensi= x 100 % Sulawesi Tenggara dari tahun 2012 sampai
realisasi penerimaan PAD dengan tahun 2014 menggunakan beberapa
(Sumber : Abdul Halim 2007 : 234) rasio. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
Tabel 3.3 Kriteria Efisiensi sebagai berikut :
Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kriteria Efisiensi Target Efisiensi
< 5% Sangat Efisien Rasio kemandirian keuangan daerah
5% - 10% Efisien atau yang sering disebut sebagai otonomi
11% - 20% Cukup efisien fiskal menunjukkan kemampuan pemerintah
21% - 30% Kurang Efisien
>30% Tidak Efisien daerah dalam membiayai sendiri kegiatan
(Sumber : Mahmudi, 2011 : 171) pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan
kepada masyarakat yang telah membayar
4. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) pajak dan retribusi sebagai sumber
19

pendapatan yang diperlukan daerah. Semakin b. Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2013
tinggi rasio kemandirian maka tingkat pendapatan asli daerah ( PAD )
x 100
ketergantungan daerah terhadap pemerintah bantuan pemerintah pusat / provinsi dan pinjaman
pusat semakin rendah, dan demikian pula 514.857 .031.059,96
¿ x 100 %
sebaliknya. 1.451.899 .059.568,00
a. Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2012 ¿ 35,46 %
pendapatan asli daerah ( PAD ) c. Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2014
x 100 %
bantuan pemerintah pusat / provinsi dan pinjaman pendapatan asli daerah ( PAD )
439.184 .485.917,41 bantuan pemerintah pusat / provinsi dan pi
¿ x 100 %
1.308.767 .073 .981,00 599.942.751 .257,23
¿ x 100 %
¿ 33,57 % 1.549.728 .926 .741,00
¿ 38,71 %
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi Sultra
Tahun Anggaran 2012-2014
Tahun Pendapatan Asli Bantuan Pemerintah Rasio % Pola
Daerah (Rp) Pusat/Provinsi dan Pinjaman (Rp) Kemandirian (%) Pertum. Hubungan
2012 439.184.485.917,41 1.308.767.073.981,00 33,57 % - Konsultatif
2013 514.857.031.059,96 1.451.899.059.568,00 35,46 % 1,89% Konsultatif
2014 599.942.751.257,23 1.549.728.926.741,00 38,71 % 3,25% Konsultatif
Rata-rata 35,91% Konsultatif

Sumber data : BPKAD Prov. Sultra (diolah)


Berdasarkan pada tabel 4.1 dapat Daerah (PAD) yang diperoleh pemerintah
dilihat bahwa secara rata-rata rasio Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar
kemandirian pemerintah Provinsi Sulawesi Rp 514.857.031.059,96 dari total pendapatan.
Tenggara selama tahun 2012 sampai dengan Adapun pos-pos Pendapatan Asli Daerah
tahun 2014 sebesar 35,91% yang berarti yang mengalami peningkatan berupa :
bahwa anggaran yang diperoleh pemerintah pendapatan pajak daerah sebesar Rp
Provinsi Sulawesi Tenggara selama tiga 408.107.145.035,00, kemudian pendapatan
tahun berasal dari hasil Pendapatan Asli retribusi daerah sebesar Rp
Daerah (PAD) dan sisanya sebesar 64,09% 24.471.158.962,00 dan lain-lain pendapatan
anggaran yang diperoleh berasal dari bantuan asli daerah yang sah sebesar Rp
pemerintah pusat. Rasio kemandirian 58.434.932.207,96. Dan pada tahun 2014
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang rasio kemandirian mengalami peningkatan
terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar lagi dan merupakan yang tertinggi sebesar
33,57%. Kemudian pada tahun 2013 38,71%. Hal ini dikarenakan adanya
mengalami peningkatan sebesar 35,57%. Dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)
pada tahun 2014 mengalami peningkatan lagi sebesar Rp 599.942.751.257,23. Adapun pos-
dan merupakan yang tertinggi sebesar pos Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh
38,71%. pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
Berdasarkan pada tabel 4.1 berupa : pendapatan pajak daerah sebesar Rp
menunjukkan bahwa rasio kemandirian 457.838.379.627,00 dan lain-lain pendapatan
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara pada pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp
tahun 2013 mengalami peningkatan 100.544.796.794,23.
dikarenakan meningkatnya Pendapatan Asli
20

Berdasarkan pada tabel 4.1 yang tidak mampu melaksanakan otonomi


menunjukkan bahwa pendapatan dari bantuan daerah).
pemerintah pusat juga selalu mengalami 2. Pola hubungan konsultatif, campur tangan
peningkatan. Pada tahun 2012 sebesar Rp pemerintah pusat sudah mulai berkurang,
1.308.767.073.981,00, kemudian pada tahun karena daerah dianggap sedikit lebih
2013 mengalami peningkatan sebesar Rp mampu melaksanakan otonomi atau
1.451.899.059.568,00. Dimana pos-pos kemampuan pemerintah daerah telah
bantuan dari pemerintah pusat yang mulai meningkat.
mengalami peningkatan berupa dana 3. Pola hubungan partisipatif, peranan
perimbangan seperti dana bagi hasil bukan pemerintah pusat semakin berkurang,
pajak (sumber daya alam) sebesar Rp mengingat daerah yang bersangkutan
59.378.657.077,00, dana alokasi umum tingkat kemandiriannya mendekati mampu
(DAU) sebesar Rp 961.035.741.000,00 dan melaksanakan urusan otonomi.
dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 4. Pola hubungan delegatif, campur tangan
53.266.770.000,00. Serta pendapatan lainnya pemerintah pusat sudah tidak ada karena
yang berupa dana penyesuaian sebesar Rp telah benar-benar mampu dan mandiri
291.003.205.000,00. Dan pada tahun 2014 dalam melaksanakan urusan otonomi
kembali mengalami peningkatan sebesar Rp daerah.
1.549.728.926.741,00 yang dikarenakan Berdasarkan teori tersebut, karena
meningkatnya pos-pos pada dana adanya potensi sumber daya alam dan
perimbangan yang berupa : dana bagi hasil sumber daya manusia yang berbeda, maka
bukan pajak (Sumber daya alam) sebesar Rp akan terjadi pula perbedaan pola hubungan
61.153.215.149,00, Dana Alokasi Umum dan tingkat kemandirian suatu daerah.
(DAU) sebesar Rp Berdasarkan hasil perhitungan pada
1.053.636.011.000,00, dan Dana Alokasi tabel 4.1 kemampuan keuangan Pemerintah
Khusus (DAK) sebesar Rp Provinsi Sulawesi Tenggara tergolong rendah
58.750.010.000,00. Serta dana pemerintah dengan pola hubungan yang terjadi bersifat
pusat lainnya yang berupa dana penyesuaian konsultatif. Pola hubungan konsultatif adalah
sebesar Rp 39.888.088.000,00. hubungan yang terjadi antara pemerintah
Secara teori pola hubungan antara pusat dan daerah, dimana peranan (campur
pemerintah pusat dan daerah harus dilakukan tangan) pemerintah pusat sudah mulai
sesuai dengan kemampuan keuangan dalam berkurang karena kemampuan pemerintah
membiayai pelaksanaan pemerintahan dan daerah sudah mulai meningkat, meskipun
pembangunan, walaupun pengukuran peranan pemerintah pusat masih cenderung
kemampuan keuangan daerah yang terjadi besar. Sehingga pemerintah daerah masih
akan menimbulkan perbedaan. Ada empat memerlukan arahan, bimbingan serta bantuan
macam pola hubungan tingkat kemandirian dari pemerintah pusat dalam menjalankan
keuangan daerah dalam melaksanakan roda pemerintahan, pembangunan dan
otonomi daerah antara lain : pelayanan kepada masyarakat.
1. Pola hubungan instruktif, peranan Dilihat dari rata-rata presentase rasio
pemerintah pusat lebih dominan daripada kemandirian keuangan pemerintah Provinsi
kemandirian pemerintah daerah (daerah Sulawesi Tenggara selama tahun 2012-2014
sudah berada pada interval 25%-50%. Hal ini
21

menunjukkan bahwa tingkat kemandirian Sulawesi Tenggara tahun anggaran 2012-


keuangan pemerintah Provinsi Sulawesi 2014 :
Tenggara dalam mencukupi kebutuhan a. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah
pembiayaan untuk memaksimalkan tugas- Tahun Anggaran 2012
tugas pemerintahan, pembangunan dan Realisasi Penerimaan PAD
x 100 %
pelayanan masyarakat masih tergolong Target Penerimaan PAD
rendah atau ketergantugan pemerintah 439.184 .485 .917,41
¿ x 100 %
Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap 545.728 .695.356,00
pemerintah pusat kecenderungannya masih ¿ 80,48 %
besar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya b. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah
kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran 2013
dalam hal kesadaran masyarakat dalam Realisasi Penerimaan PAD
x 100 %
membayar pajak belum maksimal. Kondisi Target Penerimaan PAD
ini juga menunjukkan bahwa ketergantungan 514.857.031 .059,96
¿ x 100 %
502.594 .985.095,00
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
¿ 102,44 %
terhadap pemerintah pusat masih lumayan
c. Rasio efektivitas Pendapatan Asli Daerah
besar. Terlebih lagi pada pendapatan retribusi
Tahun Anggaran 2014
daerah serta pendapatan hasil pengelolaan
Realisasi Penerimaan PAD
kekayaan daerah yang belum stabil karena x 100 %
Target Penerimaan PAD
setiap tahunnya pada dua sumber pendapatan
599.942.751 .257,23
tersebut selalu mengalami kenaikan maupun ¿ x 100 %
570.190.905 .024,00
penurunan yang berdampak pada Pendapatan
¿ 105,22 %
Asli Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah
Rasio efektivitas menggambarkan
kemampuan pemerintah dalam
merealisasikan Pendapatan Asli Daerah yang
direncanakan dibandingkan dengan target
yang ditetapkan berdasarkan potensi rill.
Semakin tinggi rasio efektivitas, maka
semakin baik kinerja pemerintah daerah.
Berikut ini perhitungan rasio efektivitas
Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Efektivitas PAD Pemerintah Provinsi Sultra Tahun
Anggaran 2012-2014
Tahun Target Penerimaan PAD Realisasi Penerimaan PAD Rasio Efektivitas (%) Kriteria
2012 545.728.695.356,00 439.184.485.917,41 80,48% Kurang efektif
2013 502.594.985.095,00 514.857.031.059,96 102,44% Sangat Efektif
2014 570.190.905.024,00 599.942.751.257,23 105,22% Sangat Efektif
Rata-rata 96,05% Cukup Efektif
Sumber data : BPKAD Prov. Sultra (diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan pada rata rasio efektivitas pemerintah Provinsi
tabel 4.2 dapat diketahui bahwa secara rata- Sulawesi Tenggara dari tahun 2012-2014
22

sebesar 96,05% yang berarti bahwa realisasi 23.843.794.855,00. Dan pada tahun 2014
penerimaan Pendapatan Asli Daerah penerimaan dari sektor pajak daerah sebesar
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Rp 457.838.379.672,00 dan lain-lain
terhadap target penerimaan Pendapatan Asli pendapatan asli daerah yang dipisahkan
Daerah yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 100.544.796.794,23 melebihi dari
Provinsi Sulawesi Tenggara telah terealisasi target yang telah dianggarkan sebelumnya.
atau tercapai. Sementara sisanya sebesar Berdasarkan uraian dari hasil
3,95% belum terealisasi. Rasio efektivitas perhitungan tabel 4.2 bahwa rata-rata
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang presentase rasio efektivitas pemerintah
terendah terjadi pada tahun anggaran 2012 Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012-2014
rasio efektivitas sebesar 80,48%. Kemudian sebesar 96,05% yang berada pada pada
pada tahun anggaran 2013 rasio efektivitas tingkat 90%-99%. Hal ini menunjukkan
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi
mengalami peningkatan sebesar 102,44%. Tenggara sudah cukup efektif dalam
Dan pada tahun anggaran 2014 rasio melaksanakan tugasnya untuk merealisasikan
efektivitas pemerintah Provinsi Sulawesi sumber pendapatan asli daerahnya yaitu
Tenggara mengalami peningkatan lagi dan dalam melakukan pemungutan pajak dan
merupakan yang teringgi sebesar 105,22%. retribusi daerah, pengelolaan kekayaan
Berdasarkan pada tabel 4.2 daerah yang dipisahkan dan lain-lain
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 rasio pendapatan asli daerah yang sah. Pemerintah
efektivitas pemerintah Provinsi Sulawesi Provinsi Sulawesi Tenggara juga dapat
Tenggara kurang efektif dikarenakan realisasi dikatakan memiliki kinerja yang baik dalam
penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebesar hal merealisasikan Pendapatan Asli Daerah
Rp 439.184485.917,41 tidak mencapai target yang telah direncanakan. Hal ini bahwa
penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
telah dianggarkan yaitu sebesar Rp sudah cukup memiliki kemampuan dalam
545.728.695.356,00. Hal ini disebabkan mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerahnya
penerimaan dari sisi pendapatan retribusi apabila didukung dengan kinerja pemerintah
daerah, pendapatan hasil pengelolaan daerah.
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain- Jadi untuk meningkatkan pendapatan
lain pendapatan asli daerah yang sah tidak asli daerah pemerintah Provinsi Sulawesi
mencapai target yang telah dianggarkan. Tenggara harus mengoptimalkan penerimaan
Sementara pada tahun 2013 dan tahun 2014 dari potensi pendapatannya yang telah ada.
rasio efektivitasnya sudah sangat efektif. Hal Inisiatif dan kemauan Pemerintah Provinsi
ini disebabkan realisasi penerimaan Sulawesi Tenggara sangat diperlukan dalam
Pendapatan Asli Daerah melebihi dari target upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
yang telah dianggarkan. Dimana pada tahun Pemerintah daerah harus mencari alternatif-
2013 penerimaan dari sektor pajak dan alternatif yang memungkinkan untuk dapat
retribusi daerah serta pengelolaan kekayaan mengatasi kekurangan pembiayaannya. Dan
daerah yang dipisahkan melebihi target yang hal ini memerlukan kreatifitas dari aparat
telah dianggarkan dengan nilai masing- pelaksanaan keuangan daerah untuk mencari
masing sebesar Rp 408.107.145.035,00, sumber-sumber pembiayaan baru baik
Rp 24.471.158.962,00 serta Rp melalui program kerjasama pembiayaan
23

dengan pihak swasta dan juga program 7.441.324 .539,00


¿ x 100 %
peningkatan Pendapatan Asli Daerah. 439.184 .485 .917,41
Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah ¿ 1,69 %
Rasio efisiensi menggambarkan b. Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
kemampuan pemerintah daerah dalam Tahun Anggaran 2013
meminimumkan biaya yang dikeluarkan Biaya Memperole h P AD
x 100 %
untuk memperoleh Pendapatan Asli Daerah. Realisasi Penerimaan P AD
Hasil perhitungan rasio efisiensi 11.536 .431 .650,00
¿ x 100 %
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemerintah 514.857.031 .059,96
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun anggaran ¿ 2,24 %
c. Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
2012-2014 sebagai berikut :
a. Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2014
Tahun Anggaran 2012 Biaya M emperole h P AD
x 100 %
Biaya Memperoleh PAD Realisasi Penerimaan P AD
¿ x 100 % 10.824 .750 .813,00
Realisasi PenerimaanPAD ¿ x 100 %
599.942.751.257,23
¿ 1,80 %
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Efisiensi PAD Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun Anggaran 2012-2014
Tahun Biaya Pemperoleh PAD Realisasi Penerimaan PAD Rasio Efisiensi (%) Kriteria
2012 7.441.324.339,00 439.184.485.917,41 1,69 % Sangat Efisien
2013 11.536.431.650,00 514.857.031.059,96 2,24 % Sangat Efisien
2014 10.824.750.813,00 599.942.751.257,23 1,80 % Sangat Efisien
Rata-rata 1,91% Sangat Efisien
Sumber Data : BPKAD Prov. Sultra (diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan pada Sulawesi Tenggara untuk merealisasikan
tabel 4.3 dapat dilihat bahwa secara rata-rata target penerimaan Pendapatan Asli Daerah
rasio efisiensi Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan sebesar
(PAD) Pemerintah Provinsi Sulawesi Rp 11.536.431.650,00 atau sebesar 2,24%
Tenggara tahun 2012 sampai dengan tahun dan pada tahun 2014 biaya yang dikeluarkan
2014 adalah sebesar 1,91% yang berarti oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
bahwa sebesar 1,91% anggaran/biaya yang untuk merealisasikan target penerimaan
dikeluarkan oleh pemerintah Provinsi Pendapatan Asli Daerah mengalami
Sulawesi Tenggara dialokasikan untuk penurunan sebesar Rp
merealisasikan target penerimaan Pendapatan 10.824.750.813,00 atau sebesar 1,80%.
Asli Daerah. Pada tahun 2012 biaya yang Berdasarkan pada tabel 4.3 rasio
dikeluarkan oleh pemerintah Provinsi efisiensi Pendapatan Asli Daerah pemerintah
Sulawesi Tenggara untuk merealisasikan Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami
target penerimaan Pendapatan Asli Daerah kenaikan dan penurunan yaitu pada tahun
(PAD) sebesar Rp 2012 sebesar 1,69%. Pada tahun 2013
7.441.32244.339,00 atau sebesar 1,69%, mengalami peningkatan sebesar 2,24%. Dan
kemudian pada tahun 2013 biaya yang pada tahun 2014 kembali mengalami
dikeluarkan oleh pemerintah Provinsi penurunan sebesar 1,80%. Hal ini berarti
24

bahwa biaya yang dikeluarkan untuk Pertumbuhan sumber pendapatan dan


memperoleh pendapatan dengan realisasi pengeluaran tahun berjalan dikurangi dengan
pendapatan yang diterima Pemerintah tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan
Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2012 pendapatan dan pengeluaran tahun
sampai dengan tahun 2014 dapat dikatakan sebelumnya agar diketahui seberapa besar
sangat efisien karena biaya yang dikeluarkan pertumbuhannya. Dengan diketahuinya
untuk memungut Pendapatan Asli Daerah tingkat pertumbuhan sumber pendapatan dan
(PAD) lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran suatu daerah selama beberapa
realisasi yang diperoleh pemerintah (realisasi periode tahun anggaran, maka data tersebut
penerimaan Pendapatan Asli Daerah). dapat digunakan untuk mengetahui bagian-
Dimana rata-rata presentase rasio efisiensi bagian atau potensi-potensi mana yang perlu
yang diperoleh sebesar 1,91% yang kurang mendapat perhatian khusus bagi pemerintah
dari 5% yang menunjukkan bahwa semakin daerah. Sehingga pemerintah daerah tersebut
kecil biaya yang dikeluarkan untuk dapat memperbaiki kinerjanya menjadi lebih
merealisasikan target penerimaan baik untuk kedepannya.
pendapatannya daripada realisasi pendapatan Hasil perhitungan rasio pertumbuhan
yang diterimanya maka semakin efisien. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
Hal ini menggambarkan bahwa tahun anggaran 2012-2014 sebagai berikut :
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Rasio Pertumbuhan Pendapatan Asli
sudah sangat efisien dalam melakukan Daerah dan Rasio Total Pendapatan
pemungutan sumber pendapatan daerah a. Rasio Pertumbuhan Pendapatan Asli
disebabkan karena biaya yang dikeluarkan Daerah
lebih kecil daripada realisasi pendapatan Realisasi PAD tahun t 1−Realisasi PAD tahun t 0
x 100 %
daerah yang diperoleh Pemerintah Provinsi Realisasi PAD tahun t 0
Sulawesi Tenggara. Jadi kinerja kemandirian 1. Rasio Pertumbuhan Pendapatan Asli
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Daerah Tahun 2012-2013
dalam meminimumkan atau mengefisienkan 514.857.031 .059,96−439.184 .485 .917,41
x 100 %
biaya adalah baik. 439.184 .485.917,41
Rasio Pertumbuhan 75.672.545 .142,55
¿ x 100 %
Rasio pertumbuhan dapat dihitung dengan 439.184 .485 .917,41
menggunakan rumus sebagai berikut : ¿ 17,23 %
Xt 1−X t 0 2. Rasio Pertumbuhan Pendapatan Asli
¿ x 100 % Daerah Tahun 2013-2014
Xt 0
599.942.751 .257,23−514.857 .031.
Keterangan : 514.857 .031.059,96
Xt0 = Data variabel X pada tahun t0 85.085.720 .197,27
¿ x 100 %
514.857.031 .059,96
X t1 = Data variabel X pada tahun t1
¿ 16,53 %
Untuk mengukur rasio pertumbuhan suatu
Berdasarkan hasil perhitungan diatas
daerah dapat dilihat dari :
rasio pertumbuhan Pendapatan Asli
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Daerah pemerintah Provinsi Sulawesi
b. Total Pendapatan Daerah
Tenggara tahun anggaran 2012 sampai
c. Belanja Rutin Daerah
dengan tahun anggaran 2014 mengalami
d. Belanja Pembangunan Daerah
25

penurunan. Dimana rasio perumbuhan ¿ 8,86 %


Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2012- 2. Rasio Pertumbuhan Total Pendapatan
2013 sebesar 17,23%, dan pada tahun Tahun 2013-2014
2013-2014 rasio pertumbuhan Pendapatan 2.189.559 .757 .998,23−1.972 .559 .
Asli Daerahnya mengalami penurunan 1.972.559 .882 .627,96
sebesar 16,53%. Hal ini disebabkan 216.999 .875 .370,27
¿ x 100 %
turunya realisasi penerimaan retribusi 1.972.559 .882.627,96
daerah dan pengelolaan kekayaan daerah ¿ 11,00 %
yang dipisahkan. Berdasarkan hasil perhitungan
b. Rasio Pertumbuhan Total Pendapatan diatas rasio pertumbuhan total
Daerah pendapatan pemerintah Provinsi
Sulawesi
Realisasi Total Pendapatan thnt 1−Realisasi TotalTenggara
Pendapatan selama
thnt 0tahun 2012
sampai x 100 %
Realisasi Total Pendapatan tahun t tahun
0 2014 mengalami
1. Rasio Pertumbuhan Total Pendapatan peningkatan yaitu pada tahun 2012-
Daerah Tahun 2012-2013 2013 rasio pertumbuhan total
1.972.559 .882.627,96−1.811 .984 .327 pendapatannya
.624,41 sebesar 8,86%. Dan
x 100 %
1.811 .984 .327 .624,41 pada tahun 2013-2014 mengalami
160.575 .555 .003,55 peningkatan sebesar 11,00%
¿ x 100 %
1.811.984 .327 .624,41
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rasio Pertumbuhan Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun Anggaran 2012-2014
Tahun Pendapatan Asli Daerah Total Pendapatan (Rp) Rasio Pertumbuhan Rasio Pertumbuhan
(PAD) (Rp) PAD (%) Total Pendapatan(%)
2012 439.184.485.917,41 1.811.984.327.624,41 - -
2013 514.857.031.059,96 1.972.559.882.627,96 17,23 % 8,86 %
2014 599.942.751.257,23 2.189.559.757.998,23 16,53 % 11,00 %
Rata-rata 16,88 % 9,93 %
Sumber Data : BPKAD Prov. Sultra
2012 Pendapatan Asli Daerah pemerintah
Analisis rasio pertumbuhan (Growth
Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp
Ratio) mengukur seberapa besar
439.184.485.917,41 atau sebesar 24,24%
kemampuan pemerintah daerah dalam
dari total pendapatan. Pada tahun 2013
tahun anggaran yang bersangkutan untuk
realisasi Pendapatan Asli Daerahnya
mempertahankan dan meningkatkan
mengalami kenaikan sebesar Rp
keberhasilannya yang telah dicapai dari
514.857.031.059,96 atau sebesar 26,10%
periode ke periode berikutnya. Dengan
dari total pendapatan. Dan pada tahun
diketahuinya pertumbuhan untuk masing-
2014 Pendapatan Asli Daerahnya
masing komponen sumber pendapatan dan
mengalami kenaikan lagi sebesar Rp
pengeluaran, dapat digunakan untuk
599.942.751.257,23 atau sebesar 27,40%
mengevaluasi potensi-potensi mana yang
dari total pendapatan.
perlu mendapatkan perhatian lebih.
Berdasarkan hasil perhitungan pada
Realisasi Pendapatan Asli Daerah
tabel 4.4 menunjukkan bahwa secara rata-
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
rata rasio pertumbuhan Pendapatan Asli
dari tahun 2012 sampai dengan tahun
Daerah pemerintah Provinsi Sulawesi
2014 mengalami kenaikan. Pada tahun
26

Tenggara selama tahun 2012 sampai Dilihat dari perkembangan rasio


dengan tahun 2014 sebesar 16,88% yang pertumbuhan pendapatan Pemerintah
berarti bahwa kemampuan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun
Provinsi Sulawesi Tenggara dalam 2012 sampai dengan tahun 2014 sudah
merealisasikan Pendapatan Asli Daerah bisa dikatakan baik yaitu rasio
yang diperolehnya adalah sebesar 16,88%. pertumbuhannya mengalami pertumbuhan
Berdasarkan hasil perhitungan pada secara positif. Upaya pemerintah Provinsi
tabel 4.4 diketahui bahwa rasio Sulawesi Tenggara untuk meningkatkan
pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah pendapatan daerahnya dapat dikatakan
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berhasil meskipun sebagian besar
pada tahun 2013 sebesar 17,23% dan pada pendapatannya masih bersumber dari
tahun 2014 mengalami penurunan sebesar bantuan pemerintah pusat, dimana
16,53%. Hal ini disebabkan menurunnya Pendapatan Asli Daerahnya masih kecil
penerimaan retribusi daerah dari Rp dibandingkan dengan bantuan dari
24.471.158.962,00 menjadi Rp pemerintah pusat. Untuk kedepannya
18.244.034.338,00, dan menurunnya kinerja daerah bisa lebih meningkat dan
realisasi penerimaan pendapatan hasil optimal maka pemerintah Provinsi
pengelolaan kekayaan daerah yang Sulawesi Tenggara harus lebih
dipisahkan dari Rp 23.843.794.855,00 mengoptimalkan pendapatan daerahnya
menjadi Rp 23.315.540.453,00. Oleh dalam pengelolaan sumber daya yang ada
karena itu, pemerintah Provinsi Sulawesi yaitu pembayaran pajak dan retribusi
Tenggara harus lebih meningktkan daerah dan pendapatan pengelolaan
Pendapatan Asli Daerah dengan cara lebih kekayaan daerah yang dipisahkan yang
mengoptimalkan berbagai sumber potensi- dapat meningkatkan Pendapatan Asli
potensi daerah yang dimiliki. Daerahnya, terutama pertumbuhan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Pendapatan Asli Daerah yang berdampak
tabel 4.4 diketahui bahwa secara rata-rata pada pembangunan daerah, dimana
rasio pertumbuhan total pendapatan semakin meningkatnya pertumbuhan
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Pendapatan Asli Daerah dari tahun ke
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 tahun menandakan semakin tumbuhnya
adalah sebesar 9,93% yang berarti bahwa pembangunan di daerah tersebut sehingga
kemampuan pemerintah Provinsi Sulawesi semakin banyak juga pemasukan yang
Tenggara dalam merealisasikan total didapat oleh Pemerintah Provinsi
pendapatan baik itu yang berasal dari Sulawesi Tenggara.
Pendapatan Asli Daerah maupun dari Rasio Pertumbuhan Belanja Rutin Daerah
bantuan pemerintah pusat sebesar 9,93%. dan Rasio Pertumbuhan Belanja Modal
Dimana pada tahun 2013 rasio Daerah
pertumbuhan total pendapatan sebesar a. Rasio Pertumbuhan Belanja Rutin
8,86%, dan pada tahun 2014 mengalami Daerah
peningkatan sebesar 11,00%. Hal ini Realisasi Belanja Rutin thnt 1−Realisa
disebabkan meningkatnya pendapatan Realisasi Belanja Rutin
baik dari Pendapatan Asli Daerahnya 1. Rasio Pertumbuhan Belanja Rutin
maupun dari bantuan pemerintah pusat. Daerah Tahun 2012-2013
27

1.163.460 .225 .475,82−1.406 .345.186 .352,46


1. Rasio Pertumbuhan Belanja Modal
x 100 %
1.406 .345.186 .352,46 Daerah Tahun 2012-2013
−242.884 .960 .876,64
¿ x 100 % 430.716 .881.967,00−204.203 .183.045,00 x 100 %
1.406.345 .186 .352,46 204.203 .183 .045,00
¿−17,27 % 226.513.698 .922,00
¿ x 100 %
2. Rasio Pertumbuhan Belanja Rutin 204.203.183 .045,00
Tahun 2013-2014 ¿ 110,93 %
1.331.888 .616 .706,78−1.163 .4602..225.475,82
Rasio Pertumbuhan Belanja Modal
x 100 %
1.163 .460.225 .475,82 Daerah Tahun 2013-2014
168.428 .391.230,96 553.493.129 .799,00−430.716 .881.
¿ x 100 %
1.163.460 .225 .475,82 430.716 .881 .967,00
¿ 14,48 % 122.776.247 .832,00
¿ x 100 %
Berdasarkan hasil perhitungan diatas 430.716 .881.967,00
rasio pertumbuhan belanja rutin pemerintah ¿ 28,51 % %
Provinsi Sulawesi Tenggara selama tahun Berdasarkan hasil perhitungan diatas
2012-2014 mengalami peningkatan yaitu rasio pertumbuhan belanja modal
pada tahun 2012-2013 sebesar -17,27%. Hal pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
ini disebabkan belanja rutin pada tahun 2012 selama tahun 2012 sampai dengan tahun
lebih besar daripada belanja rutin pada tahun 2014 mengalami penurunan. Dimana pada
2013. Kemudian pada tahun 2013-2014 tahun 2012-2013 rasio pertumbuhan
mengalami peningkatan sebesar 14,48%. Hal belanja modal sebesar 110,93%, dan pada
ini dikarenakan belanja rutin pada tahun 2014 tahun 2013-2014 mengalami penurunan
kembali meningkat, namun masih lebih besar sebesar 28,51%. Meskipun rasio
dari pada belanja rutin tahun 2012. pertumbuhan belanja modalnya
b. Rasio Pertumbuhan Belanja Modal mengalami penurunan namun realisasi
Daerah belanja modalnya terus mengalami
Realisasi Belanja Modal thn t 1−Realisasi Belanja Modal thnt 0
peningkatan. x 100 %
Realisasi Belanja Modal thn t 0
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Pertumbuhan Belanja Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun Anggaran 2012-2014
Tahun Belanja Rutin/Operasi Belanja Rasio Pertumbuhan Rasio Pertumbuhan
(Rp) Pembangunan/Modal (Rp) Belanja Rutin (%) Belanja Modal (%)
2012 1.406.345.186.352,46 204.203.183.045,00 - -
2013 1.163.460.225.475,82 430.716.881.967,00 -17,27 % 110,93 %
2014 1.331.888.616.706,78 553.493.129.799,00 14,48 % 28,51 %
Rata-rata -1,395% 69,72 %
Sumber data : BPKAD Prov. Sultra
Rp 1.406.345.186.352,46;
Total realisasi Belanja Rutin Daerah Rp 1.163.460.225.475,82; dan
yang terdiri atas : belanja pegawai, belanja Rp 1.331.888.616.706,78.
barang, belanja bunga, belanja hibah, Berdasarkan hasil perhitungan pada
belanja bantuan sosial, belanja bantuan tabel 4.5 diketahui bahwa secara rata-rata
keuangan dari tahun 2012 sampai dengan rasio pertumbuhan Belanja Rutin Daerah
tahun 2014 terjadi penurunan dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
kenaikan. Masing-masing sebesar pada tahun 2012 sampai dengan tahun
28

2014 sebesar -1,395% yang berarti bahwa sebesar Rp 38.122.950.685,00, belanja


sebesar -1,395% anggaran yang digunakan jalan, irigasi dan jaringan sebesar
oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Rp 328.429.408.526,00 dan belanja asset
Tenggara dialokasikan untuk belanja rutin tetap lainnya sebesar Rp
daerah. Rasio pertumbuhan belanja rutin 590.097.000,00. Meskipun realisasi total
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara belanja modal mengalami peningkatan.
pada tahun 2013 sebesar -17,27%. Hal ini Dimana dari rata-rata rasio
disebabkan belanja rutin pada tahun 2013 pertumbuhan belanja rutin (belanja
sebesar Rp 1.163.460.225.475,82 lebih operasi) pemerintah Provinsi Sulawesi
kecil daripada belanja rutin pada tahun Tenggara tahun 2012-2014 yang
2012 sebesar Rp 1.406.345.186.352,46. mengalami pertumbuhan secara negatif
Pada tahun 2014 rasio pertumbuhan karena terjadi pengurangan pengalokasian
belanja rutin mengalami peningkatan penggunaan dana pada belanja
sebesar 14,48%. Hal ini disebabkan operasi/rutin meskipun kembali
meningkatnya belanja rutin pada tahun mengalami peningkatan. Sedangkan rata-
2014 yaitu sebesar Rp. rata rasio pertumbuhan belanja modal
1.331.888.616.706,78. (belanja pembangunan) pemerintah
Berdasarkan hasil perhitungan pada Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami
tabel 4.5 diketahui bahwa secara rata-rata pertumbuhan yang positif.
rasio pertumbuhan belanja modal Dilihat dari perkembangan rasio
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara pertumbuhan Belanja Rutin dan Belanja
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 Modal pemerintah Provinsi Sulawesi
sebesar 69,72% yang berarti bahwa Tenggara dari tahun 2012 sampai dengan
sebesar 69,72% anggaran yang digunakan tahun 2014 bisa dikatakan baik.
oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
Tenggara dialokasikan untuk belanja mulai meningkatkan pengalokasian
modal. Dimana pada tahun 2013 rasio anggaran dana pada belanja modal yaitu
pertumbuhan belanja modal mengalami belanja tanah, belanja peralatan dan
pertumbuhan sebesar 110,93%. Hal ini mesin, belanja bangunan dan gedung,
disebabkan meningkatnya pengalokasian belanja jalan, irigasi dan jaringan, serta
penggunaan dana pada belanja modal dari belanja asset tetap lainnya meskipun
Rp 204.203.183.045,00 pada tahun 2012 jumlahnya masih lebih kecil dibandingkan
menjadi Rp. 430.716.881.967,00 pada dengan jumlah belanja operasi. Hal ini
tahun 2013. Adapun belanja modal yang menunjukkan Pemerintah Provinsi
mengalami peningkatan terdiri dari : Sulawesi Tenggara mulai berusaha
belanja peralatan dan mesin sebesar pengurangan penggunaan dana belanja
Rp 39.484.200.237,00 dan belanja jalan, rutin (belanja operasi), dan Pemerintah
irigasi dan jaringan sebesar Rp Provinsi Sulawesi Tenggara secara
343.494.897.430,00. Dan pada tahun 2014 bertahap mulai memprioritaskan belanja
rasio pertumbuhan belanja modal pembangunan untuk memperbaiki
mengalami penurunan sebesar 28,51%. infrastruktur daerah.
Hal ini disebabkan menurunnya Berdasarkan hasil perhitungan,
pengalokasian belanja peralatan dan mesin pertumbuhan kinerja pemerintah Provinsi
29

Sulawesi Tenggara sudah menunjukkan diperoleh dari pembahasan. Saran merupakan


perkembangan yang baik karena anjuran yang disampaikan kepada pihak yang
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berkepentingan terhadap hasil penelitian.
mulai meningkatkan Pendapatan Asli Kesimpulan
Daerah dan pendapatan daerahnya. Selain Berdasarkan hasil pembahasan dan
itu, rasio pertumbuhan belanja rutin yang analisis dari perhitungan rasio kemandirian,
mengalami pertumbuhan negatif, dimana rasio efektifitas, rasio efisiensi dan rasio
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara pertumbuhan pemerintah Provinsi Sulawesi
mulai meminimalkan anggaran untuk Tenggara dari tahun 2012-2014 dapat
belanja rutin dan mulai memprioritaskan diambil kesimpulan sebagai berikut :
mengalokasikan anggaran untuk belanja 1. Tingkat kemandirian keuangan daerah
modal (belanja pembangunan) sehingga pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
kesejahteraan masyarakat lebih terjamin dari tahun 2012-2014 tergolong kedalam
dengan adanya ketersediaan sarana dan hubungan konsultatif dengan rata-rata
prasarana. Pertumbuhan suatu daerah sebesar 35,91%. Artinya ketergantungan
dapat dikatakan baik karena pemerintah pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
daerah dapat mengefisienkan biaya yang terhadap pemerintah pusat masih
dikeluarkan untuk belanja rutin dan dan cenderung besar yaitu dalam hal dana
lebih mengefektifkan penggunaan bagi hasil bukan pajak (sumber daya
pendapatan yang diperoleh daerah untuk alam), Dana Alokasi Umum (DAU),
sektor pembangunan yang dapat Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana
mendukung peningkatan penerimaan penyesuaian.
Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah 2. Rasio Efektifitas Pendapatan Asli
Provinsi Sulawesi Tenggara terus Daerah pemerintah Provinsi Sulawesi
berusaha untuk meningkatkan Tenggara dapat dikatakan cukup efektif
pertumbuhan ekonomi, terutama karena pemerintah Provinsi Sulawesi
diharapkan dari sumbangan beberapa Tenggara sudah cukup memiliki
sektor dominan seperti sektor pertanian, kemampuan dalam mengoptimalkan
kehutanan dan perikanan, pertambangan, Pendapatan Asli Daerahnya dengan rata-
kontruksi serta sektor jasa lainnya. Hal ini rata sebesar 96,05%.
menunjukkan komitmen pemerintah 3. Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara untuk pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
menciptakan sarana untuk melakukan dalam mengelola Pendapatan Asli
penanaman modal dan investasi yang Daerahnya dapat dikatakan sangat
semakin terbuka, sehingga akan menjadi efisien karena biaya yang dikeluarkan
daya tarik para investor untuk untuk merealisasikan target penerimaan
menanamkan modalnya di Provinsi pendapatannya lebih kecil daripada
Sulawesi Tenggara. realisasi pendapatan yang diterimanya
dengan rata-rata 1,91%.
KESIMPULAN DAN SARAN
4. Rasio pertumbuhan Anggaran
Terdiri dari kesimpulan dan saran dari
Pendapatan dan Belanja Daerah, kinerja
hasil penelitian. Kesimpulan merupakan
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
penyajian singkat tentang apa yang telah
menunjukkan perkembangan yang baik
30

karena pemerintah Provinsi Sulawesi Provinsi Sulawesi Tenggara untuk


Tenggara mulai meminimalkan anggaran lebih meningkatkan pendapatan asli
untuk belanja rutin dan mulai daerahnya dengan mengoptimalkan
memprioritaskan anggaran untuk belanja sumber daya yang ada dan memperluas
modal (belanja pembangunan) guna sektor-sektor lain yang dimiliki
memperbaiki infrastruktur daerah demi Pemerintah Provinsi Sulawesi
kesejahteraan masyarakat Provinsi Tenggara yang mempunyai dampak
Sulawesi Tenggara dengan menyediakan besar bagi masyarakat yang berpotensi
sarana dan prasaran ekonomi. menambah Pendapatan Asli Daerah.
5. Secara umum kinerja kemandirian Apabila pemerintah Provinsi Sulawesi
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara mampu mengoptimalkan
terus membaik. Hal ini dapat dilihat dari sumber daya yang ada maka pajak yang
beberapa rasio yaitu rasio kemandirian merupakan pendapatan yang paling
keuangan daerah, rasio efektivitas, rasio dominan dalam peningkatan
efisiensi dan rasio pertumbuhan yang pendapatan asli daerah akan meningkat.
terus meningkat dan berpengaruh baik 2. Pemerintah Provinsi Sulawesi harus
terhadap kemandirian daerah walaupun lebih mengoptimalkan sumber
pada rasio pertumbuhan belanja rutin pendapatan asli daerahnya dalam hal
mengalami trend negatif. Hal ini pembayaran pajak dan retribusi daerah,
menunjukkan bahwa pemerintah hasil pengelolaan kekayaan daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara mulai yang dipisahkan dan pendapatan lain-
mengurangi ketergantungan kepada lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
pemerintah pusat meskipun masih dengan cara melakukan pengawasan
cenderung besar dengan cara dan pengendalian secara benar dan
mengurangi pengalokasian dana pada berkelanjutan untuk menghindari
belanja rutin dan mulai meningkatkan terjadinya penyimpangan dan
pengalokasian dana pada belanja penyalahgunaan dalam pemerolehan
pembangunan, meskipun dalam Pendapatan Asli Daerah oleh yang
pengelolaan kekayaan sumber daya yang bersangkutan.
tersedia belum optimal, namum untuk 3. Pemerintah Provinsi Sulawesi
pendapatan asli daerah yang diterima Tenggara harus lebih meningkatkan
sebagian besar mulai dimanfaatkan belanja pembangunan (belanja modal)
dengan baik untuk pertumbuhan sehingga pembangunan di Provinsi
ekonomi daerah. Sulawesi Tenggara semakin baik serta
Saran meningkatkan penyediaan sarana dan
Berdasarkan hasil penelitian dari prasarana umum untuk meningkatkan
pembahasan tersebut, maka hal-hal yang kegiatan perekonomian masyarakat
disarankan adalah sebagai berikut : yang mampu meningkatkan
a. Bagi Pemerintah Daerah kesejahteraan masyarakat.
1. Ketergantungan Pemerintah Provinsi b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sulawesi Tenggara yang masih Bagi peneliti selanjutnya yang akan
cenderung besar terhadap pemerintah melakukan penelitian sama diharapkan
pusat mengharuskan Pemerintah untuk lebih mendalam mengenai kinerja
31

kemandirian pada Pemerintah Daerah penelitian oleh penulis ini serta


dengan menggunakan lebih banyak rasio menambah jumlah periodenya agar
lagi sehingga hasil penelitiannya bisa penelitian ini dapat lebih berkembang.
lebih andal dan akurat daripada
DAFTAR PUSTAKA

Adhiantoro, Hony. 2013. “Analisis Kinerja Keuangan Pemerimtah Kabupaten Blora (Studi Kasus
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Blora Tahun 2007-2011).”
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pembiayaan Pembangunan Daerah, Edisi Pertama. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Ardi, Riza Dewi Al. 2011. Analisis Kesehatan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung
Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember).
Skripsi. Universitas Jember.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba
Empat.
Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM.
Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik. UII Press : Yogyakarta.
Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi II. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan Edisi Kedua. Yogyakarta : YPKN.
Nurulafifah, Tyas. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Sleman Tahun 2006-2010. Jurnal. Kajian Pendidikan & Akuntansi
Indonesia Edisi I Volume I / Tahun 2012.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Pratama, Vicca Yulian. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Kota Bandar
Lampung (Tahun 2006-2013).” Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Rima, Epifani De Villanova. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Gunungkidul Periode 2009-2012.” Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Sumarjo, Hendro. 2010. “Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah.” Skripsi Fakultas Ekonomi Sebelas Maret.
Ulum, Ihyaul M.D. 2009. Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara.
Umar, Farni. 2014. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Gorontalo (Studi Kasus Pada
DPPKAD Kota Gorontalo). Jurnal. Jurusan Akuntansi. Universitas Negeri Gorontalo.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Daerah.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat
dan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah .
32

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat
dan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai