Iming Pryyanti
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Umiversitas Muhammadiyah Kendari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kemandirian Pemerintah Privinsi
Sulawesi Tenggara berdasarkan rasio tingkat kemandirian keuangan daerah, rasio efektifitas PAD,
rasio efisiensi PAD dan rasio pertumbuhan dari tahun 2012 sampai tahun 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengumpulan data
menggunakan metode dokumentasi dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah
metode deskriptif dengan menggunakan rasio tingkat kemandirian keuangan daerah, rasio
efektivitas PAD, rasio efesiensi PAD dan rasio pertumbuhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kemandirian pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2012-2014 dilihat dari (1) rasio tingkat kemandirian keuangan daerah tergolong
pola hubungan konsultatif dengan rata-rata sebesar 35,91%, (2) rasio efektivitas PAD pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara cukup efektif karena rata-rata presentase sebesar 96,05%, (3) rasio
efisiensi PAD pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dikatakan sangat efisien dengan rata-rata
presentasenya sebesar 1,91%, (4) rasio pertumbuhan yang terdiri dari rasio pertumbuhan PAD
rata-rata sebesar 16,88%, rasio pertumbuhan total pendapatan rata-rata sebesar 9,93%, rasio
pertumbuhan belanja rutin rata-rata sebesar -1,935% yang mengalami pertumbuhan negatif dan
rasio pertumbuhan belanja pembangunan rata-rata sebesar 69,72%, yang mengalami pertumbuhan
positif.
Kata kunci : Kinerja Kemandirian, Rasio Tingkat Kemandirian Keuangan daerah, Rasio
efektifitas, Rasio Efisiensi dan Rasio Pertumbuhan.
ABSTRACT
This study aims to determine the performance of the independence of South East
Sulawesi Government Privinsi based ratio of local financial independence, PAD effectiveness
ratio, efficiency ratio and the ratio of revenue growth from 2012 to 2014.
This research is descriptive. This research was conducted at the Office of Financial
Management Board and the Regional Asset (BPKAD) Southeast Sulawesi Province. Collecting
data using the method of documentation and interviews. Data analysis method used is descriptive
method using the ratio of the level of local financial independence, effectiveness ratio PAD, PAD
efficiency ratio and growth ratios.
The results showed that the performance of the Southeast Sulawesi provincial
government independence years 2012-2014 seen from (1) the ratio of the level of local financial
2
independence classified consultative relationship patterns with an average of 35.91%, (2) the ratio
of the effectiveness of PAD Southeast Sulawesi provincial government effective enough because
the average percentage of 96.05%, (3) the efficiency ratio PAD Southeast Sulawesi provincial
government is said to be very efficient with an average percentage of 1.91%, (4) the ratio of the
growth which consists of revenue growth rate by an average of 16.88%, the ratio of total revenue
growth on average by 9.93%, routine expenditure growth rate by an average of -1.935%
experiencing negative growth and development spending growth rate by an average of 69.72 % ,
which is experiencing positive growth
Keywords: Performance of Independence, Financial Independence Ratio Levels area, the
effectiveness ratio, efficiency ratio and Growth Ratio
transparasi serta pemberian informasi kepada 6,26%. Kondisi tersebut lebih tinggi dari
publik dalam hal pemenuhan hak-hak publik. rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional
Informasi mengenai Sektor keuangan dalam satu tahun terakhir yang hanya 5,02%.
tentunya menjadi hal yang sangat penting Meski demikian pertumbuhan tersebut terjadi
karena menyangkut pengelolaan keuangan perlambatan jika dibandingkan tahun 2013
Negara dan daerah yang akibatnya dapat yang mencapai 7,51%. Seiring dengan
langsung dirasakan oleh masyarakat. pelemahan sektor pertambangan yang selama
Sulawesi Tenggara adalah daerah yang ini menjadi penopang perekonomian daerah.
kaya akan sumber daya alam dan memiliki Oleh karena itu, diperlukan system
sumber daya manusia yang berkualitas. Daya pengelolaan keuangan daerah yang baik
saing mengandung makna memiliki dalam rangka mengelola dana APBD secara
kemampuan dan atau kekuatan, adalah satu transparan, efisien, efektif dan akuntabel.
kemampuan berdasarkan kompentensi yang Berkaitan dengan hal itu, analisis terhadap
ada untuk bersaing, memiliki keunggulan kinerja kemandirian pemerintah daerah
komparatif dan kompetitif. Dalam konteks Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan
pembangunan Sulawesi Tenggara maka informasi yang penting terutama untuk
produk yang dihasilkan harus dapat unggul membuat kebijakan dalam pengelolaan
secara regional, nasional dan internasional. keuangannya dengan baik, serta memberikan
Kelancaran penyelenggaraan dampak yang positif terhadap kesejahteraan
pemerintahan dan pembangunan daerah masyarakat. Analisis kinerja keuangan pada
sangat bergantung dari tersedianya sumber- Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
sumber pendapatan daerah baik yang berasal dilakukan dengan cara membandingkan hasil
dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dicapai dari periode dengan periode
maupun sumber dana yang berasal dari sebelumnya, sehingga dapat diketahui
bantuan pemerintah pusat. Sumber-sumber bagaimana kecenderungan yang terjadi.
pembiayaan pembangunan dan rutin dalam Salah satu elemen dari Anggaran
penyelenggaraan pemerintahan Daerah Pendapatan dan Belanja Daerah adalah
Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan
bagian sisa lebih perhitungan anggaran tahun daerah adalah semua hak daerah yang diakui
yang lalu, bagian pendapatan asli daerah sebagai penambah nilai kekayaan bersih
sendiri, dana perimbangan dan dana lain-lain dalam periode anggaran tertentu (Undang-
dari pendapatan yang sah. Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Lahirnya Undang-Undang Otomoni pemerintah daerah), pendapatan daerah
Daerah dan Undang-Undang Perimbangan berasal dari penerimaan dari dana
Ekonomi Pusat dan Daerah, memungkinkan perimbangan pusat dan daerah, juga yang
bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan
penggalian sumber-sumber pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang
daerah. Upaya peningkatan melalui investasi sah.
atau penanaman modal yang memiliki share Salah satu alat ukur yang dapat
dan prospektif untuk dikembangkan meski digunakan untuk menganalisis kinerja
terbatas pada sektor pertanian dan sektor jasa kemandirian pemerintah daerah Provinsi
lainnya. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Sulawesi Tenggara dalam mengelola
Tenggara sepanjang tahun 2014 mencapai keuangan daerahnya adalah analisis rasio
4
keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Daerah yang telah ditetapkan dan (APBD) yang menggambarkan kemampuan
dilaksanakan (Halim, 2007 : 231). pemerintah daerah dalam membiayai
Menurut Mardiasmo, (2002 : 169) kegiatan pelaksanaan tugas pembangunan.
penggunaan analisis rasio keuangan sebagai Pengukuran kinerja keuangan untuk
alat analisis kinerja keuangan secara luas kepentingan publik dapat dijadikan evaluasi
telah diterapkan pada lembaga perusahaan dan memulihkan kinerja dengan pembanding
yang bersifat komersial, sedangkan pada skema kerja dan pelaksanaannya. Selain itu
lembaga publik khususnya pemerintah dapat juga digunakan sebagai tolak ukur
kabupaten masih sangat terbatas sehingga untuk peningkatan kinerja khususnya
secara teoritis belum ada kesepakatan yang keuangan pemerintah daerah pada periode
bulat mengenai nama dan kaidah berikutnya. Analisis keuangan adalah suatu
pengukurannya. usaha mengidentifikasi ciri-ciri keuangan
Berdasarkan prinsip transparansi dan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia.
akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran Analisis rasio keuangan terhadap APBD
daerah juga memperlihatkan perbaikan yang (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
ditandai dengan opini Badan Pemeriksa dilakukan dengan cara membandingkan hasil
Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan yang dicapai oleh suatu daerah dari satu
Pemerintah Daerah (LKPD) dimana Laporan periode terhadap periode-periode
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun sebelumnya, sehingga dapat diketahui
2012 mendapat predikat Wajar Dengan bagaimana kecenderungan yang terjadi.
Pengecualian (WDP). Selanjutnya Laporan Analisis rasio keuangan Anggaran
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
2014 dengan kerja keras Pemerintah Provinsi diharapkan dapat menjadi suatu alat ukur
Sulawesi Tenggara berhasil meraih predikat untuk menilai kemandirian keuangan daerah
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Sehingga dalam menghargai penyelenggaraan otomoni
ini merupakan tantangan dan motivasi bagi daerah serta dapat melihat pertumbuhan dan
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara perkembangan pendanaan pendapatan dan
untuk lebih baik dalaam menyajikan Laporan pengeluaran yang dilakukan selama periode
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) agar waktu tertentu.
opini yang telah diraih tidak menurun. Kedudukan faktor keuangan dalam
Penilaian kinerja terhadap lembaga penyelenggaraan suatu pemerintahan sangat
atau orang tidak hanya pada lembaga atau penting, karena pemerintah daerah tidak akan
orang yang berorientasi profit saja, dapat melaksanan fungsinya dengan efektif
melainkan juga perlu dilakukan pada dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk
lembaga atau orang non komersial. Hal ini memberikan pelayanan pembangunan dan
dimaksudkan agar dapat diketahui sejauh keuangan inilah yang merupakan salah satu
mana pemerintah menjalankan tugasnya dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata
dalam roda pemerintahan, pembangunan, dan kemampuan daerah dalam mengatur dan
pelayanan masyarakat dengan mengurus rumah tangganya sendiri.
menyampaikan laporan keuangan. Dalam rangka pengelolaan keuangan
Kemampuan pemerintah daerah dalam daerah yang transparan, jujur, demokratis,
mengelola keuangan termuat dalam efektif, efisien, dan akuntabel Pemerintah
5
Tabel 1.1 : Perkembagan Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2012-2014
Tahun Penerimaan Perubahan (%) Pengeluaran Perubahan (%)
2012 1.811.984.327.624,41 40,58 1.714.896.024.366,29 29,13
2013 1.972.559.882.627,96 8,86 1.812.944.606.734,13 5,72
2014 2.189.559.757.998,23 11,00 2.088.599.724.021,53 15,20
Rata-Rata 20,14 16,68
Sumber : Data diolah (BPKAD Prov. Sultra)
Berdasarkan data diatas menunjukkan A. Kinerja Keuangan Daerah
bahwa perkembangan penerimaan dan Pengertian Kinerja Keuangan Daerah
pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Kinerja (performance) dapat
Tenggara mengalami fluktuasi dari tahun ke diartikan sebagai aktivitas terukur dari
tahun. Di mulai pada tahun 2012 suatu unit organisasi selama periode
perkembangan penerimaan mengalami tertentu sebagai bagian dari tolak ukur
peningkatan sebesar 40,58%, begitu pula keberhasilan pekerjaan. Pengukuran
dengan perkembangan pengeluaran yang kinerja merupakan suatu indikator
mengalami peningkatan sebesar 29,13%. keuangan atau non keuangan dari suatu
Kemudian pada tahun 2013 penerimaan pekerjaan yang dilaksanakan atau hasil
mengalami penurunan dari 40,58% menjadi yang dicapai dari suatu aktivitas, suatu
8,86%, begitu juga dengan sisi pengeluaran proses, atau suatu unit organisasi (Ardi,
mengalami penurunan dari 29,13% menjadi 2011).
5,72%. Namum pada tahun 2014 dari sisi Kinerja keuangan pemerintah daerah
penerimaan maupun sisi pengeluaran adalah keluaran/hasil dari
mengalami peningakatan. Dari sisi kegiatan/program yang akan atau telah
penerimaan peningkatan yang terjadi sebesar dicapai sehubungan dengan penggunaan
11,00% dan dari sisi pengeluaran yang terjadi anggaran daerah dengan kuantitas dan
sebesar 15,20%. Sehingga dengan demikian kualitas yang telah diukur kemampuan
selama periode 2012-2014 penerimaan daerah dapat diukur dengan menilai
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara efisiensi atas pelayanan yang diberikan
mengalami perkembangan rata-rata sebesar pada masyarakat (Hendro Sumarjo,
20,14% dengan penerimaan teringgi terdapat 2010).
di tahun 2012. Dan dari sisi pengeluaran Kinerja keuangan pemerintah daerah
selama periode 2012-2014 total pengeluaran adalah tingkat pencapaian dari suatu
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara hasil kerja di bidang keuangan daerah
mengalami perkembangan rata-rata sebesar meliputi pendapatan dan belanja daerah
16,68%, dengan pengeluaran tertinggi dengan menggunakan indikator
terdapat pada tahun 2012. keuangan yang ditetapkan melalui suatu
kebijakan atau ketentuan perundang-
undangan selama satu periode anggaran.
TINJAUAN PUSTAKA
6
Bentuk dari pengukuran kinerja tersebut karena adanya kebijakan atau program
berupa rasio keuangan yang terbentuk yang lebih baik atas sumber daya
dari unsur laporan pertanggungjawaban manusia yang ada dalam organisasi.
oleh kepala daerah berupa Laporan Pengukuran Kinerja
Realisasi Anggaran (LRA) (Ardi, 2011). Pengukuran kinerja adalah proses
Kinerja merupakan suatu kondisi penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
yang harus diketahui dan tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu sebelumnya, termasuk informasi atas :
untuk mengetahui tingkat pencapaian efisiensi penggunaan sumber daya dalam
hasil suatu instansi dihubungkan dengan menghasilkan barang dan jasa; kualitas
visi yang diemban suatu organisasi atau barang dan jasa (seberapa baik barang
perusahaan serta mengetahui dampak dan jasa diserahkan kepada pelanggan
positif dan negatif dari suatu kebijakan dan sampai seberapa jauh pelanggan
operasional. terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan
Pemerintah daerah sebagai pihak dengan maksud yang diinginkan, dan
yang diserahi tugas menjalankan roda efektivitas tindakan dalam mencapai
pemerintahan, pembangunan, dan tujuan (Muhammad Mahsun, 2006 : 25)
layanan sosial masyarakat wajib Pengukuran adalah suatu proses atau
menyampaikan laporan system yang digunakan untuk
pertanggungjawaban keuangan menentukan nilai kuantitatif suatu
daerahnya untuk dinilai apakah benda/objek, perkara, atau keadaan.
pemerintah daerah berhasil menjalankan Nilai kuantitatif ini biasanya dinyatakan
tugasnya dengan baik atau tidak. Adanya dalam suatu unit angka yang tetap
tuntutan pertanggungjawaban kinerja dengan menggunakan alat pengukuran
keuangan oleh masyarakat yang berkaitan.
mengharuskan pemerintah daerah untuk Pengukuran kinerja sektor publik
memberikan gambaran yang jelas dilakukan untuk memenuhi tiga maksud.
tentang kinerjanya. Penilaian kinerja Pertama, pengukuran kinerja sektor
tersebut harus dapat memberikan publik dimaksudkan untuk membantu
informasi yang transparan kepada memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran
masyarakat, sehingga masyarakat dapat kinerja dimaksud untuk dapat membantu
ikut mengontrol kinerja keuangan daerah pemerintah berfokus pada tujuan dan
tersebut. Untuk mewujudkan transparasi sasaran program unit kerja. Hal ini pada
dan akuntabilitas dalam pengelolaan akhirnya akan meningkatkan efisiensi
keuangan daerah, laporan dan efektivitas organisasi sektor publik
pertanggungjawaban keuangan dalam pemberian pelayanan publik.
pemerintah daerah perlu disampaikan Kedua, ukuran kinerja sektor publik
secara tepat waktu dan disusun digunakan untuk pengalokasian sumber
mengikuti standar akuntansi pemerintah. daya dan pembuat keputusan. Ketiga,
Penilaian kinerja ( performance ukuran kinerja sektor publik
appraisal ) pada dasarnya merupakan dimaksudkan untuk mewujudkan
faktor kunci guna mengembangkan suatu pertanggungjawaban publik dan
organisasi secara efektif dan efisien,
7
122) manfaat pengukuran kinerja adalah publik. Akuntansi dan laporan keuangan
sebagai berikut : mengandung pengertian sebagai suatu
a. Memberikan pemahaman mengenai proses pengumpulan, pengolahan, dan
ukuran yang digunakan melalui pengkomunikasian informasi yang
kinerja manajemen. bermanfaat untuk pembuatan keputusan
b. Menunjukkan arah pencapaian target dan untuk menilai kinerja organisasi.
kinerja yang telah ditetapkan. Menurut Munawir (2002 : 31)
c. Memonitor dan mengevaluasi kinerja laporan keuangan merupakan alat yang
dengan membandingkan skema kerja sangat penting untuk memperoleh
dan pelaksanaannya. informasi sehubungan dengan posisi
d. Membantu mengungkap dan keuangan dan hasil-hasil yang telah
memecahkan masalah yang ada. dicapai oleh perusahaan.
e. Membantu memahami proses Tujuan Laporan Keuangan
kegiatan instansi pemerintah. Menurut Mardiasmo (2002 : 163-
f. Memastikan bahwa pengambilan 164) secara rinci tujuan akuntansi dan
keputusan dilakukan secara objektif. laporan keuangan organisasi
B. Laporan Keuangan pemerintahan adalah :
Pengertian Laporan Keuangan 1. Memberikan informasi keuangan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 untuk menentukan dan memprediksi
tahun 2005 tentang Standar Akuntansi aliran kas, saldo neraca, dan
Pemerintahan (SAP) mendefinisikan kebutuhan sumber daya finansial
laporan keuangan adalah suatu jangka pendek unit pemerintah.
penyajian data keuangan termasuk 2. Memberikan informasi keuangan
catatan yang menyertainya (bila ada), untuk menentukan dan memprediksi
yang dimaksudkan untuk kondisi ekonomi suatu unit
mengkomunikasikan sumber daya pemerintahan dan perubahan-
ekonomi (aktiva) dan/atau kewajiban perubahan yang terjadi didalamnya.
suatu entitas pemerintah pada saat 3. Memberikan informasi keuangan
tertentu atau perubahan atas aktiva untuk memonitor kinerja,
dan/atau kewajiban selama suatu kesesuaiannya dengan Peraturan
periode tertentu sesuai dengan standar Perundang-Undangan, kontrak yang
akuntansi pemerintah. Peraturan telah disepakati, dan ketentuan lain
Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 yang disyaratkan.
tentang Standar Akuntansi Pemerintah 4. Memberikan informasi untuk
menjelaskan bahwa laporan keuangan perencanaan dan penganggaran, serta
merupakan laporan yang terstruktur untuk memprediksi pengaruh akuisisi
mengenai posisi keuangan dan dan alokasi sumber daya terhadap
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pencapaian tujuan operasional.
suatu entitas pelaporan. 5. Memberikan informasi untuk
Menurut Mardiasmo (2002 : mengevaluasi kinerja manajerial dan
159) laporan keuangan organisasi sektor organisasi, seperti :
publik merupakan komponen penting a. Untuk menentukan biaya program,
untuk menciptakan akuntabilitas sektor fungsi, dan aktivitas sehingga
9
menggunakan dana transfer dari selain Pendapatan Asli Daerah dan dana
pemerintah pusat tersebut secara efektif perimbangan, yang meliputi hibah, dana
dan efisien guna meningkatakan darurat, dan lain-lain pendapatan yang
pelayanannya kepada masyarakat. ditetapkan pemerintah.
Dana perimbangan adalah dana yang a. Hibah merupakan penerimaan daerah
berasal dari penerimaan anggaran yang berasal dari pemerintah Negara
pendapatan belanja Negara yang asing badan/lembaga asing,
dialokasikan kepada daerah untuk badan/lembaga internasional,
membiayai kebutuhan daerah. pemerintah, badan lembaga dalam
Sebagaimana tercantum dalam negeri atau perseorangan, baik dalam
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, bentuk devisa, rupiah maupun barang
pemerintah memberi dana bantuan dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli
berupa dana perimbangan yang terdiri : dan pelatihan yang tidak perlu dibayar
a. Dana bagi hasil adalah dana yang kembali.
bersumber dari pendapatan Anggaran b. Dana darurat adalah dana yang
Pendapatan dan Belanja Daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dialokasikan kepada daerah dan Belanja Daerah yang dialokasikan
berdasarkan angka presentase untuk kepada daerah yang mengalami
mendanai kebutuhan daerah dalam bencana nasional, peristiwa luar biasa,
rangka pelaksanaan desentralisasi, dan/atau krisis solvabilitas.
yang dirinci menurut obyek
E. Analisis Rasio Keuangan Berdasarkan
pendapatan mencakup :
Anggaran Pendapatan Belanja
1. Dana bagi hasil bersumber dari
Daerah
pajak
Menurut Halim (2007 : 231) analisis
2. Dana bagi hasil bersumber dari
keuangan adalah usaha mengidentifikasi
bukan pajak
ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan
b. Dana Alokasi Umum (DAU) adalah
keuangan yang tersedia. Dalam
dana yang bersumber dari pendapatan
menganalisis laporan keuangan
APBD yang dialokasikan dengan
pemerintah daerah digunakan analisis
tujuan pemerataan kemampuan
rasio keuangan, khususnya pada
keuangan antar daerah untuk
Anggaran Pendapatan dan Belanja
mendanai kebutuhan daerah.
Daerah belum banyak dilakukan
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah
penggunaan analisis rasio, sehingga
dana yang bersumber dari pendapatan
secara teori belum ada kesepakatan
APBD yang dialokasikan kepada
secara bulat mengenai nama dan kaidah
daerah tertentu dengan tujuan untuk
pengukurannya. Meskipun demikian,
membantu mendanai kegiatan khusus
dalam rangka pengelolaan keuangan
yang merupakan urusan daerah dan
daerah yang transparan, jujur,
sesuai dengan prioritas nasional.
demokratis, efektif, efisien, dan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
akuntabel, analisis rasio terhadap
Sah
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Lain-lain pendaptan daerah yang sah
Daerah perlu dilaksanakan meskipun
merupakan seluruh pendapatan daerah
14
Tabel 3.1 Pola Hubungan dan Tingkat Formula untuk menghitung rasio
Kemampuan Daerah pertumbuhan suatu pemerintah daerah
Kemampuan Kemandirian Pola Hubungan adalah :
Keuangan (%) X −X t 0
Rendah sekali 0 % - 25 % Instruktif rasio pertumbu h an= t 1 x 100 %
Rendah 25 % - 50 % Konsultatif X t0 ❑
pendapatan yang diperlukan daerah. Semakin b. Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2013
tinggi rasio kemandirian maka tingkat pendapatan asli daerah ( PAD )
x 100
ketergantungan daerah terhadap pemerintah bantuan pemerintah pusat / provinsi dan pinjaman
pusat semakin rendah, dan demikian pula 514.857 .031.059,96
¿ x 100 %
sebaliknya. 1.451.899 .059.568,00
a. Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2012 ¿ 35,46 %
pendapatan asli daerah ( PAD ) c. Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2014
x 100 %
bantuan pemerintah pusat / provinsi dan pinjaman pendapatan asli daerah ( PAD )
439.184 .485.917,41 bantuan pemerintah pusat / provinsi dan pi
¿ x 100 %
1.308.767 .073 .981,00 599.942.751 .257,23
¿ x 100 %
¿ 33,57 % 1.549.728 .926 .741,00
¿ 38,71 %
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi Sultra
Tahun Anggaran 2012-2014
Tahun Pendapatan Asli Bantuan Pemerintah Rasio % Pola
Daerah (Rp) Pusat/Provinsi dan Pinjaman (Rp) Kemandirian (%) Pertum. Hubungan
2012 439.184.485.917,41 1.308.767.073.981,00 33,57 % - Konsultatif
2013 514.857.031.059,96 1.451.899.059.568,00 35,46 % 1,89% Konsultatif
2014 599.942.751.257,23 1.549.728.926.741,00 38,71 % 3,25% Konsultatif
Rata-rata 35,91% Konsultatif
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Efektivitas PAD Pemerintah Provinsi Sultra Tahun
Anggaran 2012-2014
Tahun Target Penerimaan PAD Realisasi Penerimaan PAD Rasio Efektivitas (%) Kriteria
2012 545.728.695.356,00 439.184.485.917,41 80,48% Kurang efektif
2013 502.594.985.095,00 514.857.031.059,96 102,44% Sangat Efektif
2014 570.190.905.024,00 599.942.751.257,23 105,22% Sangat Efektif
Rata-rata 96,05% Cukup Efektif
Sumber data : BPKAD Prov. Sultra (diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan pada rata rasio efektivitas pemerintah Provinsi
tabel 4.2 dapat diketahui bahwa secara rata- Sulawesi Tenggara dari tahun 2012-2014
22
sebesar 96,05% yang berarti bahwa realisasi 23.843.794.855,00. Dan pada tahun 2014
penerimaan Pendapatan Asli Daerah penerimaan dari sektor pajak daerah sebesar
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Rp 457.838.379.672,00 dan lain-lain
terhadap target penerimaan Pendapatan Asli pendapatan asli daerah yang dipisahkan
Daerah yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 100.544.796.794,23 melebihi dari
Provinsi Sulawesi Tenggara telah terealisasi target yang telah dianggarkan sebelumnya.
atau tercapai. Sementara sisanya sebesar Berdasarkan uraian dari hasil
3,95% belum terealisasi. Rasio efektivitas perhitungan tabel 4.2 bahwa rata-rata
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang presentase rasio efektivitas pemerintah
terendah terjadi pada tahun anggaran 2012 Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012-2014
rasio efektivitas sebesar 80,48%. Kemudian sebesar 96,05% yang berada pada pada
pada tahun anggaran 2013 rasio efektivitas tingkat 90%-99%. Hal ini menunjukkan
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi
mengalami peningkatan sebesar 102,44%. Tenggara sudah cukup efektif dalam
Dan pada tahun anggaran 2014 rasio melaksanakan tugasnya untuk merealisasikan
efektivitas pemerintah Provinsi Sulawesi sumber pendapatan asli daerahnya yaitu
Tenggara mengalami peningkatan lagi dan dalam melakukan pemungutan pajak dan
merupakan yang teringgi sebesar 105,22%. retribusi daerah, pengelolaan kekayaan
Berdasarkan pada tabel 4.2 daerah yang dipisahkan dan lain-lain
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 rasio pendapatan asli daerah yang sah. Pemerintah
efektivitas pemerintah Provinsi Sulawesi Provinsi Sulawesi Tenggara juga dapat
Tenggara kurang efektif dikarenakan realisasi dikatakan memiliki kinerja yang baik dalam
penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebesar hal merealisasikan Pendapatan Asli Daerah
Rp 439.184485.917,41 tidak mencapai target yang telah direncanakan. Hal ini bahwa
penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
telah dianggarkan yaitu sebesar Rp sudah cukup memiliki kemampuan dalam
545.728.695.356,00. Hal ini disebabkan mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerahnya
penerimaan dari sisi pendapatan retribusi apabila didukung dengan kinerja pemerintah
daerah, pendapatan hasil pengelolaan daerah.
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain- Jadi untuk meningkatkan pendapatan
lain pendapatan asli daerah yang sah tidak asli daerah pemerintah Provinsi Sulawesi
mencapai target yang telah dianggarkan. Tenggara harus mengoptimalkan penerimaan
Sementara pada tahun 2013 dan tahun 2014 dari potensi pendapatannya yang telah ada.
rasio efektivitasnya sudah sangat efektif. Hal Inisiatif dan kemauan Pemerintah Provinsi
ini disebabkan realisasi penerimaan Sulawesi Tenggara sangat diperlukan dalam
Pendapatan Asli Daerah melebihi dari target upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
yang telah dianggarkan. Dimana pada tahun Pemerintah daerah harus mencari alternatif-
2013 penerimaan dari sektor pajak dan alternatif yang memungkinkan untuk dapat
retribusi daerah serta pengelolaan kekayaan mengatasi kekurangan pembiayaannya. Dan
daerah yang dipisahkan melebihi target yang hal ini memerlukan kreatifitas dari aparat
telah dianggarkan dengan nilai masing- pelaksanaan keuangan daerah untuk mencari
masing sebesar Rp 408.107.145.035,00, sumber-sumber pembiayaan baru baik
Rp 24.471.158.962,00 serta Rp melalui program kerjasama pembiayaan
23
Adhiantoro, Hony. 2013. “Analisis Kinerja Keuangan Pemerimtah Kabupaten Blora (Studi Kasus
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Blora Tahun 2007-2011).”
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pembiayaan Pembangunan Daerah, Edisi Pertama. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Ardi, Riza Dewi Al. 2011. Analisis Kesehatan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung
Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember).
Skripsi. Universitas Jember.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba
Empat.
Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM.
Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik. UII Press : Yogyakarta.
Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi II. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan Edisi Kedua. Yogyakarta : YPKN.
Nurulafifah, Tyas. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Sleman Tahun 2006-2010. Jurnal. Kajian Pendidikan & Akuntansi
Indonesia Edisi I Volume I / Tahun 2012.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Pratama, Vicca Yulian. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Kota Bandar
Lampung (Tahun 2006-2013).” Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Rima, Epifani De Villanova. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Gunungkidul Periode 2009-2012.” Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Sumarjo, Hendro. 2010. “Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah.” Skripsi Fakultas Ekonomi Sebelas Maret.
Ulum, Ihyaul M.D. 2009. Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara.
Umar, Farni. 2014. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Gorontalo (Studi Kasus Pada
DPPKAD Kota Gorontalo). Jurnal. Jurusan Akuntansi. Universitas Negeri Gorontalo.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Daerah.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat
dan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah .
32
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat
dan Daerah.