Anda di halaman 1dari 7

Paper Praktikum Ke- 1 Rabu, 22 Januari 2020

Mata Kuliah: Manajemen Perjalanan

PERJALANAN DARI JAKARTA KE PULAU HARAPAN

Disusun Oleh:
Amalia Putri Lucky Amahsyi (J3B918149)

Dosen :
Insan Kurnia, S.Hut, M.Si

Asisten Dosen :
Shinta Amalia, S.Tr.Par
Finna Fazriani Purnama, A.Md

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SUKABUMI
2020
Perjalanan ini dimulai dengan perjalanan menuju Pulau Harapan yang
merupakan salah satu wilayah di kawasan Kepulauan Seribu. Perjalanan ini
dilakukan untuk merileksasikan fikiran setelah penat melakukan aktivitas sehari –
hari yang cukup monoton. Saya menikmati moment ini dengan baik walaupun
hanya berlibur beberapa hari saja itu sudah lebih dari cukup daripada saya harus
selalu terbebani dengan pekerjaan yang tiada usai tersebut. Saya mengikuti
program open trip ke Kepulauan Seribu yang memiliki harga open trip murah.
Saya merencanakan kegiatan ini beberapa minggu yang lalu saat sedang
berbincang dengan teman – teman karena kebetulan beberapa minggu yang akan
datang ada tanggal merah yang menandakan libur kerja. Alhasil saya dan teman
saya tersebut mencari beberapa opsi untuk liburan. Opsi liburan yang didapatkan
yaitu menuju Lembang untuk menikmati suasana di farmhouse, dan Pulau
Harapan. Saya dan teman saya pun memutuskan untuk berlibur ke Pulau Harapan.
Saat mencari paket – paket yang terdapat di website google saya tidak
menemukan paket yang pas untuk saya dan teman saya dan akhirnya saya
menyudahi pencarian tersebut. Saat setelah pulang kerja saya asyik memainkan
instagram dan ada beberapa teman atau kenalan yang membuat insta story berupa
open trip ke Pulau Harapan dan pas sekali dengan budget yang tidak terlalu besar
sehingga uang saya bisa disimpan untuk oleh – oleh. Saya pun mengabarkan ke
teman saya yang akan ikut, setelah mendapat persetujuan akhirnya saya booking
dan menunggu hari keberangkatan.

Gambar 1 Pulau Harapan

Beberapa hari sebelum keberangkat saya pergi berbelanja beberapa


kebutuhan seperti, baju, sendal santai dan makanan yang menghabiskan dana
tidak terlalu banyak hanya sekitar Rp 150.000 dan tibalah dihari keberangkatan ke
Pulau Harapan. Program perjalanan ke Kepulauan Seribu memiliki biaya sekitar
Rp 380.000 per orang. Program ini merupakan program yang pertama kali saya
ikuti jadi saya merasa cukup bingung dengan bagian mana yang telah diurus dan
yang belum diurus dari pihak pengelola jasa ini. Biaya Rp 380.000 tersebut
termasuk biaya tiket kapal pulang dan pergi dari Muara Angke nenuju Pulau
Harapan, tour guide selama perjalanan, dan homestay, biaya akomodasi seperti
makan sebanyak tiga kali, sewa boat, dan sewa peralatan snorkeling. Pengalaman
pertama mengikuti open trip ini cukup membuat saya terkejut dengan masalah
homestay karena kamar tidur menjadi satu dengan peserta lain dan itu sedikit
membuat saya risih, namun ternyata pengelola memiliki pelayanan untuk
mengupgrade kamar jika ingin bersama dengan orang terdekat, jadi saya dapat
memilih kamar saya dengan teman saya yang juga ikut open trip ini dengan
membayar uang tambahan Rp 350.000 per kamar.
Saya berangkat dari rumah saya di Cikini menuju ke Muara Angke pukul
05.30 WIB karena kebetulan keberangkatan hari sabtu jadi jalanan di Jakarta tidak
terlalu padat sehingga perjalanan menuju Muara Angke kurang lebih 60 menit
sehingga saya kira – kira sampai 06.30 dengan menggunakan mobil. Saya sampai
di Muara Angke 1 jam lebih cepat sehingga saya bisa melihat pemandangan
lautan di Jakarta ini, karena terlalu asyik melihat – lihat hingga waktu
keberangkatan kapal pada jam 07.30 saya tidak membeli sarapan, kebetulan
dirumah tadi hanya meminum energen saja alhasil saya takut jika saya mabuk
laut. Saat telah menaiki kapal saya mengambil posisi duduk di dek bawah kapal
dan hal tersebut merupakan kesalahan yang sangat fatal untuk saya yang tidak
terbiasa menaiki kapal dan mengambil tempat di dek kapal yang sangat terasa
guncangan dari gelombang air laut. Perjalanan open trip ini menurut saya kurang
persiapan karena saya lupa tidak menyiapkan hal – hal kecil yang patut dibawa
untuk mencegah masalah – masalah sepele yag akan terjadi seperti mabuk laut ini,
saya lupa membawa antimo beserta minyak angin sehingga saya saat dalam
perjalanan benar – benar sangat lemas karena merasa tidak enak badan.

Gambar 2 Kapal yang menuju Pulau Harapan


Perjalanan dari Muara Angke menuju Pulau Harapan saya hadapi dengan
bersabar dengan mabuk laut ini selama 3 jam.Dermaga Pulau Harapan saya
menyambut saya dengan pedagang makanan yang cukup banyak sehingga untuk
menghilangkan mabuk laut ini saya langsung membeli telur gulung, dan es
kelapa. Hal tersebut membuat saya langsung kembali ceria setelah menahan
mabuk selama 3 jam. Perjalanan dilanjutkan menuju homestay yang diantar
langsung oleh tour guide. Kesan pertama saya melihat homestay yang saya sewa
yaitu rapih, bersih, sejuk, tersedia makan siang dan yang paling penting memiliki
pendingin ruangan, berbeda jauh dengan bayangan saya ketika saya belum
menyewa kamar tambahan yang berbeda dengan peserta yang lain. Waktu telah
menunjukkan waktu untuk makan siang sehingga para peserta pun memakan
makanan yang telah disediakan di homestay masing – masing. Kegiatan yang
dilakukan setelah makan siang yaitu snorkling. Saya dan peserta yang lain menuju
dernaga untuk menaiki kapal kecil dengan mesin. Snorkling juga merupakan
pengalaman pertama untuk saya karena saya sejujurnya takut dengan laut – laut.
Pulau Harapan ini memiliki beberapa spot untuk melakukan snorkling,
namun menurut saya dibawa untuk snorkling ke spot yang mana saja tidak apa –
apa karena itu merupakan hal baru untuk saya. Saya dan peserta lain menikmati
pemandangan bawah laut yang indah, terdapat banyak sekali ikan – ikan kecil dan
bintang laut, dan pasti bulu babi sehingga jangan menuju tempat yang terlalu
dangkal, setelah beberapa saat saya dan peserta lain menaikki kapal kembali dan
menuju spot kedua yang ternyata banyak sekali ikan nemo dan terumbu karang
yang lebih banyak dan indah. Tour guide yang telah disediakan menanyakan
untuk kegiatan selanjutnya ingin menuju spot kedua untuk snorkling atau
langsung menuju pantai. Respon dari para peserta yaitu menuju pantai karena
telah merasa lelah. Saya dan peserta lain pun dibawa ke sebuah pulau tidak jauh
dari Pulau Harapan untuk beristirahat sambil menyantap cemilan yang telah
disediakan. Pulau tersebut ternyata bernama Pulau Dolphin. Pulau yang memiliki
pasir putih yang bersih. Pulau Dolphin tidak terlalu ramai, sehingga saya bisa
lebih bebas mengexplore pulau ini dengan puas. Ada beberapa penyedia jasa
water sport seperi bananat dengan harga Rp 75000/ orang. Saya, teman saya, dan
beberapa peserta yang lain menaikki banana boat ini. Pengalaman ini sangat
menyenangkan ketika banana boat telah dibawa ke tengah laut sambil berputar –
putar terbawa ombak, setelah beberapa saat dibawa memutari laut tibalah saat
banana boat diputar balikkan sehingga para peserta jatuh kelaut. Saat dijatuhkan
jujur saya merasa deg – deg an karena saya berfikir kemana – mana tentang laut
seperti adanya ikan hiu atau yang lainnya sehingga saya cukup takut walaupun
tetap menikmati, namun rasa takut ini cukup menggangu saya, lagi lagi secara
tidak sadar ternyata jam tangan saya terlepas ketika banana boat dibalikkan, saya
mengikhlaskan saja karena ya sudah tidak bisa dicari karena terdapat di laut.
Perjalanan dilanjutkan dengan kembali ke Pulau Harapan untuk
beristirahat diperjalanan saya menikmati suara air laut dan sinar matahari yang
mulai redup, namun ternyata saya dan peserta lainnya menuju pulau keluarga
cendana yang tidak terurus kembali. Saat sampai ke Pulau Cendana tersebut
waktu menunjukkan pukul 17.30 WIB dan terbentuk warna mega merah di langit,
moment tersebut sangat bagus sehingga saya dan teman saya mengabadikan langit
merah tersebut sambil tersenyum. Matahari telah terbenam saat nya kembali ke
pulau. Saya pun sudah mulai mengantuk saat perjalanan, setelah sampai di Pulau
Harapan saya segera menuju ke homestay dan membersihkan diri. Pada saat saya
ingin beristirahat terdapat notifikasi di handphone saya bahwa ada acara bakar –
bakar sosis di Taman Terpadu Pulau Harapan. Saya pun memaksakan diri untuk
bangun kembali dengan memakai baju santai, ternyata baru saja beberapa menit di
dermaga saya sudah kedinginan karena angin laut dan juga saya ternyata masuk
angin, sangat tidak menyenangkan sekali dan hal tersebut membuat saya harus
kembali ke kamar lagi dan tertidur pulas hingga pagi.
Pagi harinya saya harus bangun dan menikmati liburan ini. Hari kedua
dimulai dengan makan telur dan ikan dan dilanjutkan perjlanan ke Pulau Dolphin
lagi. Saya cukup bingung mengapa mengunjungi Pulau Dolphin lagi dan ternyata
pemandangan disekitar pulau tidak kalah indah engan langit merah yang
disuguhkan kemarin akhirnya saya mengambil foto kembali, ternyata banyak
pengunjung yang mulai berdatangan untuk camping di Pulau tersebut, dan hal
tersebut bisa menjadi ide selanjutnya untuk liburan. Perjalanan masih dilanjutkan
menuju pulau Tongkek atau Pulau Cendana yang kemarin juga sudah disinggahi
dan ternnyata saat pagi hari terdapat bapak dan ibu penjual es kelapa yang sangat
sear dan enak sekali dengan penampilan es kelapa yang unik dengan tidak
menggunakan sendok namun kulit kepala yang dibentuk menyerupai sendok
dengan harga Rp 10.000. Saya pun mengabadikan moment langka es kelapa
tersebut.
Waktu menunjukkan pukul 12 siang dan waktunya untuk pulang ke Pulau
Harapan untuk berkemas pulang ke Jakarta. Rasanya tidak ingin kembali ke
rutinitas yang membosankan akhirnya saya selesai membereskan segala
kebutuhan yang saya bawa dan pada pukul 14.00 WIB saya dan teman saya
menuju dermaga namun sebelumnya saya membeli beberapa pakaian pantai yang
bisa digunakan untuk tidur dan pergi untuk keluarga dan harga satu baju kira –
kira Rp 35.000 sehingga saya tidak membeli banyak baju. Waktu menunjukkan
pukul 15.00 WIB saya pun menaikki kapal namun tidak di dek bawah karena
takut mabuk laut dan saya membeli salonpas di warung dekat homestay sehingga
tidak akan terkena mabuk laut lagi. Saya pun tertidur selama perjalanan dari Pulau
Harapan menuju Muara Angke. Saat perjalanan saya dibangunkan ketika sudah
ingin sampai ke Muara Angke dan ternyata sudah cukup gelap dan terlihat warna
merah di langit dan tak lupa saya mengambil gambar tersebut untuk kenang –
kenangan jika merindukan suasana pantai. Pukul 18.00 saya sampai di Muara
Angke. Saat tiba di Muara Angke ternyata telah datang keluarga untuk menjemput
sehingga saya tidak perlu capek menaikki angkutan umum. Perjalanan menuju
rumah pun tidak terlalu padat sehingga tiba dengan cepat dan ketika sampai
rumah saya langsung makan dan membersihkan diri, sangat menyenagkan
kembali liburan singkat disela kesibukkan seperti ini. Saya pun bersiap untuk tidur
dan sebelum itu saya melihat galeri handphone saya sambil mengenang beberapa
saat yang lalu di Pulau Harapan.
DAFTAR PUSTAKA

Damara. (2015, Februari 17). Hilang Sudah Rasa Penasaran Akan Pulau
Harapan. Diambil kembali dari
http://damarapri.blogspot.com/2015/02/hilang-sudah-rasa-penasaran-akan-
pulau.html?m=1
Marga. (2018, Februari 11). PENGALAMAN SERU OPEN TRIP PULAU
HARAPAN (2 HARI 1 MALAM). Diambil kembali dari Margas's Bucket
List: https://www.margaapsari.com/2018/02/pengalaman-seru-open-trip-
pulau-harapan-2-hari-1-malam.html
Ningtyas. (2018, November 3). Open Trip ke Pulau Harapan – Kepulauan Seribu.
Diambil kembali dari https://n1ngtyas.com/2018/11/03/open-trip-ke-
pulau-harapan-kepulauan-seribu/
PUTRI, R. R. (2018, Februari 9). OPEN TRIP KE PULAU HARAPAN. Diambil
kembali dari https://www.putrizkiani.com/2018/02/open-trip-ke-pulau-
harapan.html?m=1
setyawan, D. (2017, Maret 25). Ceerita Pengalaman Liburan Ke Pulau Harapan.
Diambil kembali dari Deddi's Blog:
http://dediisetywan.blogspot.com/2017/03/cerita-pengalaman-liburan-ke-
pulau.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai