Anda di halaman 1dari 16

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
Nama: Johana de Fretes
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuio
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

1. Masker
Ada 2 jenis masker yang umumnya digunakan sebagai APD dalam penanganan pasien
COVID-19 atau orang yang dicurigai terinfeksi virus Corona, yaitu masker bedah dan masker
N95.
Masker bedah merupakan masker penutup wajah yang terdiri dari 3 lapisan bahan yang
digunakan sekali pakai. Masker ini dinilai efektif untuk mencegah masuknya virus Corona
melalui mulut atau hidung, ketika ada percikan ludah penderita COVID-19 saat ia batuk,
bersin, atau bicara.
Masker yang lebih efektif untuk mencegah virus Corona adalah masker N95. Masker ini
terbuat dari bahan polyurethane dan polypropylene yang mampu menyaring hampir 95%
partikel berukuran kecil. Masker N95 memiliki bentuk yang dapat menutup area mulut dan
hidung dengan lebih rapat, bila ukurannya sesuai.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa masker N95 hanya diperuntukkan bagi tenaga medis
yang sedang menangani pasien dengan penyakit menular tertentu, termasuk pasien COVID-
19.
Untuk mengurangi risiko penularan dan mencegah penularan kepada orang lain, pemerintah
menyarankan masyarakat yang bukan tenaga medis untuk menggunakan masker kain.
2. Pelindung mata
Pelindung mata atau google terbuat dari bahan plastik transparan yang berfungsi untuk
melindungi mata dari paparan virus yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata. Alat
pelindung ini harus pas menutupi area mata, serta tidak mudah berkabut atau mengganggu
penglihatan.

3. Pelindung wajah
Sama halnya dengan pelindung mata, pelindung wajah juga terbuat dari bahan plastik jernih
dan transparan. Jenis APD ini dapat menutupi seluruh area wajah, mulai dari dahi hingga
dagu.
Bersama masker dan pelindung mata, pelindung wajah mampu melindungi area wajah dari
percikan air liur atau dahak saat pasien COVID-19 batuk atau bersin.
4. Gaun medis
Gaun medis digunakan untuk melindungi lengan dan area tubuh dari paparan virus selama
tenaga medis melakukan prosedur penanganan dan perawatan pasien.
Berdasarkan penggunaannya, terdapat dua jenis gaun medis, yaitu gaun sekali pakai dan
gaun yang bisa dipakai ulang. Gaun sekali pakai adalah gaun yang dirancang untuk dibuang
setelah satu kali pakai. Jenis gaun ini terbuat dari bahan serat sintetis, seperti polypropylene,
poliester, dan polyethylene, yang dikombinasikan dengan plastik.
Sedangkan gaun yang bisa dipakai ulang adalah gaun yang dapat digunakan lagi setelah
dicuci atau dibersihkan. Pemakaiannya bisa hingga maksimal 50 kali, selama gaun tidak
robek atau rusak. Gaun ini terbuat dari bahan katun atau poliester, atau kombinasi
keduanya.
Gaun medis juga perlu dilengkapi dengan celemek atau apron untuk melapisi bagian luar
gaun. Apron tersebut umumnya terbuat dari plastik yang tahan terhadap disinfektan.
5. Sarung tangan medis
Sarung tangan medis digunakan untuk melindungi tangan para petugas medis dari cairan
tubuh pasien selama merawat pasien COVID-19. Sarung tangan ini idealnya tidak mudah
sobek, aman digunakan, dan ukurannya pas di tangan.
Sarung tangan yang sesuai standar penanganan COVID-19 harus terbuat bahan lateks atau
karet, polyvynil chloride (PVC), nitrile, dan polyurethane.
6. Penutup kepala
Penutup kepala berfungsi untuk melindungi kepala dan rambut para petugas medis dari
percikan air liur atau dahak pasien selama mereka merawat atau memeriksa pasien.
Penutup kepala harus terbuat dari bahan yang dapat menahan cairan, tidak mudah robek,
dan ukurannya pas di kepala. Jenis APD ini umumnya bersifat sekali pakai.

7. Sepatu pelindung
Sepatu pelindung digunakan untuk melindungi bagian kaki petugas medis dari paparan
cairan tubuh pasien COVID-19. Sepatu pelindung umumnya terbuat dari karet atau kain
yang tahan air dan harus menutup seluruh kaki hingga betis.
RAMBU-RAMBU K3 DI LABORATORIUM

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja (laboran/analis)
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.

• Tujuan
Setiap tenaga kerja/laboran dan orang lainnya yang berada di laboratorium mendapat
perlindungan atas keselamatannya.
Setiap bahan kimia atau peralatan dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien.
Proses pengujian berjalan lancar.
Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk kebakaran,
peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi

•Hakikat higiene laboratorium dan kesehatan kerja adalah dua hal :


1). Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan laboran/analis yang setinggi-tingginya,
dengan maksud untuk kesejahteraan laboran.
2). Sebagai alat untuk meningkatkan analisis, yang berlandaskan kepada meningginya
effisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam analisis atau pengujian.

• Kondisi-Kondisi Kesehatan Yang Menyebabkan Rendahnya Produktivitas Kerja


1. Penyakit Umum
2. Penyakit Akibat Kerja
3. Kondisi Gizi
4. Lingkungan Kerja
5. Beban Kerja

• Terdapat 5 (lima) faktor penyebab penyakit akibat kerja


– Golongan fisik (keadaan suhu, kelembaban, suara kebisingan, radiasi, tekanan udara,
penerangan, getaran dan gerak udara yang memberikan suhu efektif diluar kenikmatan
kerja.
– Golongan kimia
– Golongan biologi
– Golongan fisiologi/ergonomi
– Golongan Psikologi

• Sanitasi Ruang Dan Peralatan Laboratorium


- Kondisi lantai secara umum harus bersih, kedap air, tidak licin, rata sehingga mudah
dibersihkan dan tidak ada genangan air.
- Dinding tembok, jendela, langit-langit, kerangka bangunan, perpipaan, lampu-lampu dan
benda lain yang berada di sekitar ruang pengujian harus dalam kondisi bersih.
- Kondisi umum bangunan harus memperhatikan aspek pencahayaan dan ventilasi yang
baik. Ventilasi harus tersedia dengan cukup dan berfungsi dengan baik. Pencahayaan atau
penerangan hendaknya tersebar secara merata dan cukup di semua ruangan, namun
hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan
- Semua peralatan yang digunakan untuk pengujian harus selalu diperhatikan
kebersihannya, dan juga penanganannya harus hati-hati karena kebanyakan peralatan
laboratorium mudah pecah.
- Setelah penggunaan alat gelas dan non gelas selesai atau pekerjaan telah selesai semua
peralatan tersebut dibersihkan dan ruangan yang digunakan harus dibersihkan dengan
bahan saniter. Saniter adalah senyawa kimia yang dapat membantu membunuh bakteri dan
mikroba. Air yang digunakan dalam pencucian alat hendaknya air yang bersih yang
memenuhi persyaratan sanitasi, sehingga mencegah kontaminasi. Air bersih mempunyai
ciri-ciri antara lain tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau

• Pengendalian Ruang Penyimpanan Bahan Kimia


- Ruang penyimpanan bahan kimia di laboratorium harus dikendalikan sehingga temperatur,
kelembaban, dan sirkulasi udara sesuai dengan yang diharapkan, Jika temperatur dalam
ruang penyimpanan bahan kimia tersebut tingga dan terasa pengap, maka exhaust fan (alat
sejenis kipas angin) dihidupkan dan ventilasi atau pintu dibuka agar terjadi sirkulasi udara,
sehingga dapat menurunkan temperatur dan kelembaban.
- Pada saat akan mengambil bahan kimia harus memakai alat keselamatan kerja. Sebelum
masuk ruang penyimpanan bahan kimia, harus memeriksa suhu dan kelembaban ruangan
apakah sesuai dengan persyaratan, baru melakukan pengambilan atau penempatan bahan
kimia

• Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Kesehatan


- Iritasi, yaitu terjadinya luka bakar setempat akibat kontak bahan kimia dengan bagian
tubuh.
- Korosif kerusakan jaringan.
- Timbulnya alergi nampak sebagian bintik-bintik merah kecil atau gelembung berisi cairan
atau gangguan pernafasan (tersumbat dan pendek-pendek)
- Pernafasan terganggu, seperti sulit bernafas sehingga terasa tercekik atau aspiksian karena
kekurangan oksigen akibat diikat olah gas thinner seperti : nitrogen dan karbon dioksida.
- Timbulnya keracunan sistemik, yaitu bahan kimia yang dapat mempengaruhi bagian-
bagian tubuh seperti merusak hati, ginjal, susunan syaraf dan lain-lain.
- Kanker, akibat paparan bahan kimia sehingga merangsang pertumbuhan sel-sel yang tidak
terkendali dalam bentuk tumor ganas.
- Kerusakan atau kelainan janin yang ditandai oleh kelahiran dalam keadaan cacat atau
kemandulan.
- Phemokoniosis, yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga kemampuan paru-paru
untuk menyerap oksigen menjadi kurang akibatnya penderita mengalami nafas pendek.

• Pembuangan Limbah
- Saluran pembuangan limbah bahan kimia dalam bentuk cair harus dikonstruksi dengan
baik sehingga proses pembuangan limbah cair tidak terhambat.
- Tempat penampungan hendaknya dibuat, jangan langsung dibuang ketempat umum
karena akan mengganggu dan mencemari lingkungan umum.
- Jika produksi sampah/limbah cair ternyata cukup tinggi, atau telah mengakibatkan
ganggguan pencemaran adalah indikasi awal bahwa masalah pencemaran di lingkungan
telah terjadi, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan badan pengelolaan limbah

• Fasilitas Penggudangan
- Ruangan, dinding, bangunan dan pekarangan bangunan harus selalu bersih, bebas sampah
dan kotoran.
- Barang barang yang disimpan dalam gudang harus diatur dan disusun secara baik dan
teratur, dengan menyisakan jarak yang cukup, baik jarak antar tumpukan maupun dengan
dinding tembok
- Barang yang telah rusak atau bahan baku yang telah busuk, hendaknya diambil dan
dipisahkan dari barang-barang yang masih baik
- Untuk sampah yang kering dan padat perlu disediakan tempat pembuangan sampah padat
yang cukup, baik kebersihannya maupun ukurannya sesuai dengan jumlah sampah
diproduksi

• Pengertian Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan

• Tujuan keselamatan kerja adalah


- Melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas .
- Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja (laboratorium).
- Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien
• Metoda Pencegahan Kecelakaan
1. Peraturan perundangan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan
tentang pagar pengaman, Riset medis
5. Penelitian psikologis
6. Penelitian syarat statistik
7. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik
8. Latihan-latihan
9. Penggairahan
10. Asuransi
11. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan

• Pencegahan dan penanggulangan Keadaan Darurat di Laboratorium


1. Menggunakan Akal Sehat
2. Kacamata Pengaman
3. Bahan Kimia di Mata
4. Asam dan Basa
5. Luka karena Bahan Kimia
6. Luka Bakar
7. Tergores atau Teriris
8. Menghirup Bahan Beracun
9. Menghindari Kebakaran
10. Memadamkan Api
11. Memadamkan Api yang Membakar Pakaian
12. Menangani Pelarut

Anda mungkin juga menyukai