Anda di halaman 1dari 25

KERUKUNAN UMAT

BERAGAMA
OLEH KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK
Intan Nabila Nurazizah 15000119130096

Hasna Nabiilah Putri 15000119130140

Sheila Rizki Arbianti 15000119130150

Rana Umairah 15000119130180

Nur Laili Lathifah 15000119130195


POKOK BAHASAN
Islam sebagai Agama Rahmatan lil 'Alamin

Dialog Umat Beragama (inter/antar)

Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah

Kebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan Sosial


ISLAM RAHMATAN LIL 'ALAMIN
Secara bahasa,

‫ اﻟﺮﱢ ﱠﻗ ُﺔ واﻟ ﱠﺘ َﻌ ﱡﻄ ُﻒ‬:‫ﺣﻤﺔ‬


ْ ‫اﻟﺮﱠ‬
rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul

Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan

dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi

Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.


Pernyataan bahwa Islam adalah agama

yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah

kesimpulan dari firman Allah Ta’ala,

َ ْ ً
َ ِ‫ﺣ َﻤ ﺔ ﻟِﻠ ﻌﺎﻟ ﻤ‬
‫ﻴﻦ‬ ‫ﱠ‬ َ ْ َ
ْ ‫ﺳ ﻠ ﻨﺎك ِإ ﻻ َر‬
َ ‫َو ﻣﺎ أ ْر‬
“Kami tidak mengutus engkau, wahai

Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh

manusia” (QS. Al Anbiya: 107)


Pemaknaan yang salah terkait ayat tersebut
1. Berkasih sayang dengan orang kafir

2. Berkasih sayang dengan kemungkaran

3. Berkasih sayang dalam penyimpangan agama

4. Menyepelekan masalah aqidah

Pemaknaan yang benar terkait ayat tersebut


1. Di utusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai Rasul Allah adalah bentuk kasih

sayang Allah kepada seluruh manusia.

2. Seluruh manusia di muka bumi diwajibkan memeluk agama Islam.

3. Rahmat yang sempurna hanya didapatkan oleh orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa

oleh Nabi Muhammad SAW.

4. Sebagain ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini hanya diberikan orang mu’min.

5. Sebagian ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini diberikan juga kepada orang kafir namun

mereka menolaknya. Sehingga hanya orang mu’min saja yang mendapatkannya.


HAMBATAN DALAM IMPLEMENTASI ISLAM SEBAGAI RAHMATAN

LIL ALAMIN

- Diganggu oleh subjektifitas kepentingan pribadi.

- Pelaksanaan Islam rahmatan lil alamin sering diganggu oleh mereka yang ingin menjadikan Islam

sebagai ideologi.

- Islam rahmatan lil alamin sering diganggu oleh gambaran negatif atau stigma yang diberikan pihak

lawan untuk memberi citra ajaran Islam sebagai ajaran yang keras, kejam dan diskriminatif.
ASPEK-ASPEK YANG DIATUR DALAM ISLAM SEBAGAI
RAHMATAN LIL ALAMIN
1. Aspek teologi (keagamaan).

2. Aspek ritual ibadah.

3. Aspek sosial dan muamalah.

4. Kemanusiaan.
DIALOG INTER DAN
ANTAR AGAMA
DIALOG INTER AGAMA

Menjaga kerukunan sesamat umat islam dapat dilakukan dengan dialog inter agama. Dialog ini dapat

kita lakukan dengan cara mencari kesamaan dalam memahami ajaran

Islam. Kita harus menyamakan pola pikir bahwa esensi dalam ajaran Islam pada dasarnya berprinsip

pada ketauhidan, yakni mengesakan Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa yang berhak untuk

disembah serta menisbikan semua makhluk ciptaan-Nya.


DIALOG ANTAR AGAMA

Perbedaan agama, aliran kepercayaan, dan sekte agama adalah sebuah entitas yang tidak

dapat dipisahkan dari bangsa yang plural ini.

Hans Kung mengungkapkan bahwa : “Tak ada perdamaian dunia tanpa perdamaian Antar

Agama”.  Dalam pernyataan ini, kita melihat bahwa perdamaian antar agama menjadi

sebuah prasyarat bagi perwujudan perdamaian dunia.


Untuk mencapai perubahan dari kehidupan yang egosentris ke

kehidupan yang dialogis, dialog antar agama menjadi sebuah solusi

dan titik inti. Salah satu metode yang digunakan dalam dialog antar

agama adalah metode fenomenologis Tetapi dalam prakteknya, dialog

antar agama selama ini kurang berhasil karena masih adanya

eksklusivitas. Untuk itu, dalam sebuah dialog antar agama dibutuhkan

keterbukaan tanpa prasangka agar dialog tersebut dapat berhasil

(Rifa’I, 2017).
Ukhuwah Islamiyah

dan Ukhuwah

Insaniyah
PENGERTIAN UKHUWAH ISLAMIYAH
Ukhuwah islamiyah terdiri dari dua kata yaitu “ukhwah” yang

berarti persaudaraan dan “islamiyah” yang berarti berkenaan

dengan agama islam, sehingga ketika digabungkan mengandung

arti persaudaraan islam. Namun, jika dimaknai secara mendalam

ukhwah islamiyah tidak hanya persaudaraan antar umat islam,

namun juga persaudaraan yang didasarkan pada keterikatan hati

dan aqidah ( Imam Hasan Al Banna ). Sehingga tidak hanya

sekadar memaknai bahwa setiap orang islam itu bersudara, namun

persaudaraan yang terjalin juga berdasarkan aqidah dan islam.


DASAR UKHUWAH ISLAMIYAH
QS. Al-Hujurat ayat 10      

َ َ
 

َ‫ﺣ ُﻤ ْﻮ ن‬ ُ ‫ﱠ‬ َ
َ ‫ َو ا ﺗ ﻘ ْﻮ ا ﷲَ ﻟ َﻌ ﻠ ﻜ ْﻢ ﺗ ْﺮ‬  ‫ﺧ َﻮ ٌة َﻓ ﺄ ْﺻ ِﻠ ﺤُ ْﻮ ا ﺑ َ ْﻴ ﻦ أ ﺧ َﻮ ْﻳ ﻜ ْﻢ‬
ُ ُ ‫ﱠ‬ ُ َ َ ْ ‫إ ﻧ ﱠ َﻤ ﺎ‬
َ ‫اﻟ ًﻤ ْﺆ ﻣِ ُﻨ ْﻮ‬
ْ ‫ن ِإ‬ ِ
                                                          

                

“Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara. Karena

itu, damaikanlah kedua saudara kalian,  dan bertakwalah kalian 

kepada Allah supaya kalian  mendapatkan rahmat.” (QS al

Hujurat :10).
HIKMAH UKHUWAH ISLAMIYAH
1) Terciptanya solidaritas yang kuat antar umat muslim.

Dengan adanya saling tepa selira, merasakan kebahagiaan ketika orang lain bahagia dan meresakan

kesedihan ketika orang lain ditimpa musibah, akan membuahkan sikap solidaritas yang kuat diantara

sesama muslim.

2) Terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa.

Apabila seorang muslim mampu memberikan kasih sayang terhadap muslim lainnya, dan kasih sayang itu

diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, kita akan merasakan betapa nikmatnya kebersamaan

sebagai umat Islam dan bangsa yang kuat dan kukuh dan tidak muda di adu domba yang sarat akan

perpecahan.

3) Terciptanya kerukunan hidup antara sesame warga masyarakat.

Apabila seorang muslim mampu menghargai dan menghormai orang lain dalam berbagai hal, kita akan

merasakan betapa nikmatnya hidup rukun dalam sebuah perbedaan yang dibingkai atas dasar ukhuwah

Islamiyah dengan menganggap perbedaan sebagai rahmat atas kasih sayang Allah kepada semua

hamba-Nya.
PENGERTIAN UKHUWAH INSANIYAH

Ukhuwah Insaniyah berasal dari gabungan dua kata yaitu “Ukhuwah” yang berarti

persaudaraan dan “Insaniyah” yang berarti berkaitan dengan umat manusia. Sehingga

ukhwah insaniyah dapat didefinisikan sebagai persaudaraan yang terjalin antar umat

manusia di seluruh dunia. Rasulullah SAW mengatakan bahwa, kita semua (umat

manusia) berasal dari satu ayah dan ibu, yaitu adam dan hawa.
DASAR UKHUWAH INSANIYAH
‫ﺚ ﻣِ ْﻨ ُﻬ َﻤﺎ‬ ‫ﺟ َﻬﺎ َوﺑ َ ﱠ‬ ‫و‬
َ ْ َ
‫ز‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬َ ْ
‫ﻨ‬ ِ‫ﻣ‬ ‫ﻖ‬َ َ ‫ﻠ‬‫ﺧ‬ َ ‫و‬‫ﱠ‬ ‫ة‬
ٍ ‫ﺪ‬
َ ِ‫اﺣ‬‫و‬‫ﱠ‬ ‫ﺲ‬ ٍ ‫ﻔ‬ْ ‫ﱠ‬ ‫ﻧ‬ ‫ﻦ‬ْ ‫ﻣ‬‫ْ ﱢ‬‫ﻢ‬ ُ ‫ﻜ‬ ‫ﻘ‬َ َ ‫ﻠ‬‫ﺧ‬َ ‫ِي‬‫ﺬ‬‫ﱠ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻢ‬ُ ‫ﻜ‬‫ﱠ‬
ُ َ ْ ‫ﺑ‬‫ر‬ ‫ا‬‫ﻮ‬ ُ
‫ﻘ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﺗ‬‫ا‬ ‫ﺎس‬ ُ ‫ﱠ‬
‫ﻨ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬َ ‫ﱡ‬ ‫ﻳ‬َ ‫ﺎ‬ٓ ‫ٰﻳ‬
ْ
‫ﺎن َﻋﻠَ ْﻴﻜُ ْﻢ َر ِﻗ ْﻴ ًﺒﺎ‬
َ ‫ِن ﷲﱣَ َﻛ‬ ‫ﺎم ۗ ا ﱠ‬َ ‫ﺣ‬ ْ ‫ن ﺑِﻪٖ َو‬
َ ‫اﻻ َ ْر‬ َ ‫ﺴﺎۤءَﻟ ُ ْﻮ‬ َ َ‫ِي ﺗ‬ ‫ﺬ‬ ‫ِﺴﺎ ۤ ًء ۚ َواﺗﱠ ُﻘﻮا ﷲﱣَ اﻟ ﱠ‬َ ‫ﻧ‬ ‫و‬
‫ﱠ‬ ‫ا‬‫ﺮ‬
ً ‫ﻴ‬
ْ ‫ﺜ‬
ِ َ
‫ﻛ‬ ً
‫ﺎﻻ‬ ‫ﺟ‬
َ ِ‫ ر‬ 
ْ
Artinya:

“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan

kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya

(Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan

laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang

dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan

kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”

(QSAl-Nisa [4 ]1)
HIKMAH UKHUWAH INSANIYAH

1) Menciptakan iklim persaudaraan yang kondusif dan jauh dari pertikaian.

2) Meningkatkan rasa toleransi tanpa mencampuradukan urusan agama.

3) Mencapai persatuan dan kesatuan.

4) Memunculkan rasa empati sehingga saling tolong menolong.

5) Menciptakan kerukunan hidup antar warna negara dan masyarakat.


KEBERSAMAAN

UMAT BERAGAMA

DALAM KEHIDUPAN

SOSIAL
PENGERTIAN

Manusia merupakan makhluk yang tidak bisa lepas dari berinteraksi dengan orang lain.

Sistem interaksi pada manusia diatur sedemikian rupa dengan nilai atau norma yang telah

ditanam yang bertujuan untuk meciptakan ketentraman. Norma agama dan norma hukum

dijadikan pedoman umat beragama untuk saling menghormati. Begitu juga yang diajarkan

agama Islam untuk manusia hendaklah saling bekerja sama dan tolong menolong (ta’awun).

Dalam kondisi ini, kehidupan sosial, umat Islam dapat menjalin interaksi dengan siapa saja

tanpa memandang agama.


INTERN UMAT BERAGAMA

Di kalangan umat muslim, sering terdapat perbedaan penafsiran atau pendapat

dalam menyikapi sesuatu hal. Untuk menghindari perpecahan di kalangan umat

muslim dan untuk tetap berpegang pada ukhuwah Islamiyah, maka para ahli

mengemukakan:

a. Konsep tanawwul al ‘ibadah (keragaman cara beribadah)

b. Konsep al mukhtiu fi al ijtihadi lahu ajrun (yang salah dalam berijtihad pun

mendapat ganjaran)

c. Konsep la hukma lillah qabla ijtihadi al mujtahid (Allah belum menetapkan suatu

hukum sebelum upaya ijtihad dilakukan seorang mujtahid

Ketiga konsep di atas menekankan bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang harus

melahirkan pertentangan dan permusuhan, umat Islam harus mempunyai rasa

toleransi yang tinggi agar dapat saling menghormati.


KONSEP TANAWWUL AL ‘IBADAH (KERAGAMAN CARA BERIBADAH).

Keragaman cara ibadah muncul karena bedanya interpretasi dalam perilaku Rasul yang ditemukan dalam hadist. Umat

muslim diminta untuk menghadapi perbedaan ini dengan cara mencari rujukan yang menurut para ahli lebih dekat

kepada masksud sebenarnya, diiringi dengan toleransi yang tinggi.

KONSEP AL MUKHTIU FI AL IJTIHADI LAHU AJRUN (YANG SALAH DALAM

BERIJTIHAD PUN MENDAPAT GANJARAN).

Mengandung makna bahwa walaupun terdapat kekeliruan, selama orang tersebut mengikuti pendapat seorang ulama, ia

tidak akan berdosa dan bahkan tetap diberi ganjaran oleh Allah SWT. Maka, perlu ditegaskan bahwa yang memiliki

wewenang untuk menentukan benar atau salahnya hanyalah Allah SWT. bukan lah manusia. Perbedaan dalam berijtihad

merupakan hal yang wajar, maka dari itu dalam menghadapi perbedaan ini hendaknya tetap mengedepankan ukhuwa

Islamiyah.

KONSEP LA HUKMA LILLAH QABLA IJTIHADI AL MUJTAHID (ALLAH BELUM

MENETAPKAN SUATU HUKUM SEBELUM UPAYA IJTIHAD DILAKUKAN SEORANG

MUJTAHID).

Mengenai permasalahan-permasalahan yang belum ditetapkan hukumnya dalam agama, para mujtahid diminta untuk

menetapkannya melalui ijtihad. Hasil jtihad itu dapat saja berbeda-beda, tapi tetap ditetapkan menjadi hukum Allah bagi

masing-masing mujtahid.
ANTAR UMAT BERAGAMA
Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara

kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.49:13)

Hubungan umat muslim dengan umat agama lain tidak dilarang dalam ajaran Islam,

hanya saja tidak diperbolehkan dalam berkerja sama untuk persoalan aqidah dan

ibadah. Kedua hal tersebut merupakan hak intern umat Islam dan masing-masing umat

beragama yang tidak boleh diikutcampuri agama lain. Di kehidupan sosial, umat Islam

tetap diminta untuk bertoleransi, tidak diskriminasi, dengan siapapun agar dapat

bersatu dan menjalin kerja sama yang baik sehingga tercipta kedamaian dan

kerukunan. Kerukunan yang terwujud antar umat agama bukanlah hal yang berarti

melebur agama-agama menjadi satu totalitas (sinkretisme agama), melainkan dengan

adanya kerukunan umat beragama ini diharapkan dapat terjalin hubungan yang baik

sehingga terwujud persatuan.


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai