TUGAS MAKALAH
4143131014
JURUSAN KIMIA
MEDAN
2016
2
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
Abstrak ..................................................................................................i
Absract..................................................................................................ii
Daftar isi...............................................................................................iii
Daftar gambar.......................................................................................iv
I Pendahuluan..........................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................3
II Tinjauan umum.......................................................................................4
III Kesimpulan..........................................................................................20
Daftar Pustaka.....................................................................................21
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti : glukosa, asam
amino, dan asam lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses
kehidupan seperti : sumber energi (ATP). Energi antara lain berguna untuk
aktivitas otot, sekresi kelenjar memelihara membran potensial sel saraf dan sel
otot, sintesis substansi sel. Hasil metabolisme tersebut kemudian dimanfaatkan
oleh tubuh untuk berbagai keperluan antara lain: sumber energi, mengganti
jaringan yang rusak, pertumbuhan, dsb.
2
daur kreb (daur asam trikarboksilat) dan rantai respirasi untuk menghasilkan ATP
yang lebih banyak. Proses metabolisme yang berlangsung pada tiap organisme,
bergantung kepada aktivitas sistem enzim yang dimiliki oleh organisme tersebut
(Arbianto, 1998).
4. Organ apa sajakah yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat dalam tubuh?
1.3. Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
4
mempunyai arti penting dalam mempertahankan keseimbangan energi dan materi
didalam tubuh (Wirahadikusumah, 1985).
Dalam tahap persiapan ini, reaksi reaksi yang tejadi merupakan proses
pencernaan diluar sel,dimana senyawa-senyawa kompleks (polimer) diubah oleh
enzim ekstra sel menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana sehingga senyawa-
senyawa monomer tersebut dapat masuk kedalam sel melalui membran
sitoplasma. Pada manusia, reaksi-reaksi persiapan ini berlangsung pada sistem
pencernaan.
Pencernaan karbohidrat dimulai dari dalam mulut oleh enzim dari air liur.
Enzim ini merupakan endo enzim α-1,4 glikosidik sehingga produk akhir enzim
ini adalah campuran dektrin an monosakarida. Polisakarida yang mempunyai
glikosakarida ikatan selain α-1,4 glikosidik, misalnya selulosa dengan ikatan β-1,4
glikosidik tidak akn dipecah oleh enzim ini. Selanjutnya produk enzim ini akan
disempurnakan pemecahannya ketika memasuki lambung (dengan asam lambung)
dan oleh enzim α-amilase dari usus halus menjadi monomer-monomernya
(Arbianto, 1998).
5
berbagai faktor dan hormon insuln yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas, hati
dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar gukosa dalam darah
meningkatsebagai akibat naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat,
sintesi glikogen, dari glukosa ke hati akan naik. Sebaliknya bila kadar glukosa
menurun, umpamanya akibat latihan olah raga, glikogen diuraikan menjadi
glukosa untuk selanjutnya mengalami proses katabolisme menghasilkan energi
(dalam bentuk energi kimia, ATP) yang dibutuhkan oleh kegiatan olahraga
tersebut (Wirahadikusumah, 1985).
Proses penguraian glukosa menjadi piruvat, alkohol, laktat, atau CO2 dan
air dapat berlangsung melalui beberapa jalan metabolisme, tergantung dari
keadaan lingkungan, keadaan dalam sel, atau macam jasadnya. Satu macam jasad
hidup dapat melakukan satu atau lebih jalur metabolisme penguraian glukosa
tergantung pada diperlukan atau tidaknya proses penguraian tersebut. Dalam hal
ini tiap jasad hidup mempunyai sistem kontrolnya sendiri.
2.3.1.1 Glikolisis
6
- Reaksi tahap pertamanya adalah pemasukan satu gugus fosfat kedalam molekul
glukosa menghasilkan glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikalisis oleh glukokinase yang
2+
memerlukan ion Mg sebagai kofaktornya. Sedangkan gugus fosfat dan energi
yang diperlukannya didapat dari penguraian ATP menjadi ADP.
- Reaksi tahap ketiga adalah memasukkan gugus fosfat dari ATP, dikatalisis oleh
2+
fosfofruktokinase dengan ion Mg sebagai kofaktornya menghasilkan 1,6-
difosfat
7
- Gambar 2.3 Reaksi tahap ketiga jalur glikolisis (Admin, 2016).
- Reaksi tahap keempat adalah pemecahan senyawa karbohidrat beratom enam
menjadi dua senyawa beratom tiga, gliserida 3-fosfat dan dihidroksiaseron
fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh aldolase yang juga bekerja untuk reaksi
berkebalikannya . Selanjutnya terjadi isomerasi bolak balik antara kedua
senyawa beratom tiga ini dikatalisis oleh triosafosfat isomerase.
Gambar 2.4 Reaksi tahap keempat dan lima jalur glikolisis (Admin, 2016).
8
Gambar 2.5 Reaksi tahap keenam jalur glikolisis (Admin, 2016).
- Reaksi tahap kedelapan adalah isomerisasi asam gliserat 3-fosfat menjadi asam
gliserat 2-fosfat, dikatalisis oleh fosfogliserat mutase
9
- Reaksi tahap kesembilan, enzim enolase melepaskan satu molekul H 2O dari
asam fosfoenol piruvat. Kedua enzim ini memerlukan adanya ion magnesium
(atau ion mangan) sebagai kofaktor.
- Reaksi tahap akhir glikolisis adalah pembentukan asam piruvat dari asam
fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara asam enolpiruvat. Dalam reaksi yang
dikatalisis oleh piruvat kinase ini (dengan ion magnesium sebagai kofaktor)
gugus fosfat yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat dipakai untuk mensintesis
ATP dari ADP. Perubahan enolpiruvat ke asam piruvat terjadi secara spontan
10
Adapun Reaksi glokolisis tersebut dapat dirangkai sebagai berikut :
11
reaksi reduksi 2 molekul asa piruvat menjadi asam laktat. Jadi pada glikolisis
anaerob ini energi yang dihasilkan hanya 2 molekul ATP saja. Jumlah ini jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan energi yang dihasilkna oleh glikolisis aerob,
yaitu 8 ATP.
Berikut adalah reaksi glikolisis anaerob yakni perubahan piruvat ke laktat
dalam proses fermentasi asam laktat.
Gambar 2.11 Reaksi perubahan piruvat menjadi asam laktat dalam proses
fermentasi asam laktat (Wirahadikusumah, 1985).
12
Gambar 2.10 Reaksi keseluruhan fermentasi alkohol (Wirahadikusumah,
1985).
Respirasi adalah proses reaksi kimia yang terjadi bila sel menyerap
oksigen, menghasilkan CO2 dan air. Sumber karbon yang dipakai dalam proses
ini tidak khusus. Pernafasan dala arti yang lebih khusus adalah proses penguraian
glukosa dengan menggunakan oksigen, menghasilkan CO2, air, dan energi (dalam
bentuk energi kimia, ATP) yang melibatkan jalan metabolisme glikolisis, daur
krebs, dan fosforilasi bersifat oksidasi
Siklus asam sitrat (Siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat) merupakan
lints umum terakhir bagi oksidasi gugus asetil, tempat bertemunya molekul bahan
bakar organik sel, karbohidrat, asam lemak, dan asam amino, selama katabolisme
(Lehninger, 1990).
13
Gambar 2.11 Tahap – Tahap respirasi sel (Lehninger, 1990).
Berikut ini adalah tahap-tahap siklus asam sitrat,yang terdiri dari 8 tahapan :
Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil Ko-A dengan oksalasetat
membentuk sitrat, dikatalisis oleh sitrat sintase. Pada reaksi ini, karbon metil
gugus asetil dari asetil Ko-A berkondensasi dengan gugus karbonil pada
okasloasetat: secara serentak ikatan tioester dipecahkan untuk membebaskan
koenzim A bebas ( Simorangkir, 2016).
14
penambahan H2O secara dapat balik kepada ikatan ganda pada sis-akonitat yang
terikat oleh enzim dalam dua cara yang berbeda, yang satu menuju ke
pembentukan sitrat, dan yang lain ke pembentukan isositrat
15
- Malat mengalami dehidrogenasi membentuk oksaloasetat
Pada reaksi terakhir siklus asam sitrat, L-malat dehidrogenase yang mengikat
NAD, yang terdapat didalam matriks mitokondria, mengkatalisis dehidrogenase
L-malat menjadi oksaloasetat. ( Lehninger, 1990)
2.3.3.5.Glukoneogenesis
16
Glukoneogenesis terkait dengan banyak enzim yang sama dengan
glikolisis, tetapi glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisiskarena
terdapat tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya perlu
enzim lain untuk kebalikannnya, yaitu glukokinase, fosfofruktokinase, dan
piruvatkinase. Glukagon meransang glukoneogenesis dengan meransang enzim-
enzim tersebut terutama fosfoenol piruvat karboksikinase. Biosintesis enzim-
enzim tersebut juga dipengaruhi oleh insulin dan hormon glukokortiroid. Defek
enzim glikoneogenesis menimbulkan hipoglikemia dan asidosis laktat.
17
berurusan dengan ekspor unit-unit heksosa untuk mempertahankan glukosa darah,
khususnya diantara waktu makan.
2.3.2.1 Glikogenesis
2.3.2.2 Glikogenolisis
18
mengubah struktur bercabang glikogen menjadi lurus, yang membuka jalan untuk
pemecahan selanjutnya oleh fosforilase dan menghasilkan glukosa 1 fosfat.
Glukosa 1 fosfat secepatnya diubah menjadi glukosa 6 fosfat di hepar dan ginjal.
Glukosa 6 fosfate mengeluarkan fosfat dari glukosa 6 fosfat sehingga glukosa
berdifusi dari sel ke darah yang berakibat kenaikan gula darah (Djakani dkk.,
2013).
2.4.1. Hati
2.4.2. Pankreas
19
- Glukagon, disekresikan oleh sel α pankreas, berperan sebagai faktor
hiperglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya
kadar glukosa darah
- Insulin, disekresikan oleh sel β pankreas, merupakan faktor hipoglikemik
artinya sebagai faktor yang menyebabkan penurunan kadar glukosa darah.
Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Djakani, H., Masinem, T.V., Mewo, Y.M. 2013. Gambaran kadar gula darah
puasa pada laki-laki usia 40-59 tahun. Jurnal e-Biomedik, 1 : 71-75.
Mihardja, L. 2012. Sistem energi dan zat gizi yang diperlukan pada olahraga
aerobik dan anaerobik. Jurnal kesehatan, 1: 1-10.
22