Anda di halaman 1dari 55

PENGEMBANGANMEDIA KARTU BILANGAN MELALUI METODE

MAKE A MATCH UNTUKMENINGKATKAN MINAT BELAJAR


MATERI BILANGAN BULAT
(PADA SISWAKELAS IV MI DARUS SA’ADAH DAYU 02 KABUPATEN
BLITAR)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metode Penelitian Kualitatif


Dosen Pengampu Mohammad Fatih, M.Pd

Disusun Oleh :
Ahmad Arifin NIM :1786206142
Nawang Al Zahro M NIM :1786206211
Rahma Maulidina Rizqia NIM : 1786206128

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BLITAR
2020
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
SK KEMENRISTEKDIKTI Nomor 302/KPT/I/2016
STATUS : TERAKREDITASI BAN-PT
Jl. Masjid No. 22 Kota Blitar, Telp. (0342) 801120
Website: www.unublitar.ac.id, E-mail: humas@unublitar.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU BILANGAN MELALUI METODE MAKE A


MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATERI BILANGAN
BULAT
(PADA SISWA KELAS IV MI DARUS SA’ADAH DAYU 02 KABUPATEN
BLITAR)

Disusun Oleh:

1) Nama : Ahmad Arifin


NIM : 1786206142
Progam Studi : PGSD
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial (FIPS)
2) Nama : Nawang Al Zahro Mulyaningtyas
NIM : 1786206211
Progam Studi : PGSD
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial (FIPS)
3) Nama : Rahma Maulidina Rizqia
NIM : 1786206128
Progam Studi : PGSD
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial (FIPS)

Proposal ini telah disetujui pada tanggal . . . . . . . . . . . . .oleh Dosen Pembimbing


Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif Prodi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan dan
Sosial Universitas Nahdlatul Ulama Blitar.

Peneliti I Peneliti II Peneliti III

Ahmad Arifin Nawang Alzahro Rahma Maulidina


1786206142 1786206211 1786206128

Dosen Pembimbing

Mohamad Fatih, M.Pd


NIDN. 001604860
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya pada penulis. Sehigga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian kelas yang berjudul “Pengembangan Media
Bottle Waste Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Materi Volume Benda Untuk
Menigkatkan Hasil Belajar ( Siswa Kelas III C MI Miftahussalimin Kecamatan
Garum Kabupaten Blitar )”, untuk memenuhi tugas matakuliah Metode Penelitian
Kualitatif.

Tidak lupa peneliti menyampaikan terima kasih kepada.

1. Bapak Moh. Fatih, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode
Penelitian Kualitatif.
2. Bapak Misbakhul Munir, S.Pd. Selaku guru matematika kelas I MI Darus
Sa’adah 02 Dayu Nglegok Blitar.
3. Seluruh guru Mi Darus Sa’adah 02 Dayu Nglegok Kabupaten Blitar.
4. Siswa Siswi kelas IV MI Darus Sa’adah 02 Dayu sebagai subjek penelitian.
5. Teman-teman PGSD B angkatan 2017 atas kerjasamanya
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
demi terselesaikannya penyusunan laporan inidengan lancar. Semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan kalian, aamin.

Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini masih jauh dari


kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan proposal
selanjutnya. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada
kita sekalian.

Blitar, 13 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... ii
EMBAR PENGESAHAN ................................................................. iii
KATA PENGANTAR ....................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................
B. Rumusan Judul ...............................................................
C. Rumusan Masalah ..........................................................
D. Tujuan Penelitian ...........................................................
E. Manfaat Penelitian .........................................................
F. Spesifikasi Produk ..........................................................
G. Asumsi Keterbatasan Pengembangan ............................
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ....................................................................
1. Media Pembelajaran.................................................
2. Metode Make A Macth .............................................
3. Media Kartu Bilangan .............................................
4. Minat Belajar ...........................................................
5. Materi (Bilangan Bulat) ..........................................
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...............................
C. Matrik Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................
D. Kerangka Berpikir ..........................................................
E. Bagan Kerangka Berpikir................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan ....................................................
B. Prosedur Pengembangan.................................................
C. Sumber Data dan Subjek Penelitian ...............................
D. Teknik dan Indtrumen Pengumpulan Data ....................
E. Teknik Analisis Data ......................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
LAMPIRAN - LAMPIRAN .............................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1...........................................................................................
Gambar 1.2...........................................................................................

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Yang Relevan ....................................................


Tabel 1.2 Kisi – Kisi Wawancara .......................................................
Tabel 1.3 Kisi – Kisi Observasi ..........................................................
Tabel 1.4 Kisi – Kisi Angket Penelitan ..............................................
Tabel 1.5 Kriteria Penilaian Ideal ......................................................
Tabel 1.6 Konveksi Data Kuantitatif Menjadi Data Kualitatif ..........
Tabel 1.7 Kriteria Penilaian Hasil Pos-Test .......................................
Tabel 1.8 Klasifikasi Ketuntasan Belajar ...........................................
BAB I
PENDAHLUAN

A. Latar Belakang Masalah

1. Pembelajaran matematika umum


Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia peranan
matematika sangat penting, karena matematika merupakan ilmu dasar
yang berkaitan dengan ilmu-ilmu yang lain. Semua ilmu yang dipelajari
mengandung unsur matematika, baik itu dari bilangan maupun operasi
yang melibatkan matematika itu sendiri. Karena merupakan ilmu dasar,
maka matematika harus dipelajari dan dikuasai untuk lebih mudah dalam
mempelajari ilmu-ilmu lainnya.1
Dalam pembelajaran matematika ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan supaya materi dapat disampaikan dan dimengerti oleh siswa,
yaitu sebagai seorang guru harus dapat menguasai materi pelajaran dengan
baik dan sesuai dengan rencana serta kurikulum terbaru.Penguasaan materi
pada pembelajaran matematika tentu saja erat kaitannya dengan bagaimana
daya upaya komponen saling berpengaruh dalam memahami matematika,
maka peningkatan mutu pengajaran matematika harus selalu diupayakan,
sehingga mampu mengatasi permasalahan pendidikan seiring dengan
tuntutan jaman.Orang tua menganggap bahwa matematika merupakan
pelajaran paling berat dan sebagai pelajaran yang menakutkan bagi
siswa.Bahkan orang tua juga mengeluhkan pelajaran matematika ini,
sehingga banyak orang tua mengupayakan anaknya untuk diberi les atau
pelajaran tambahan pada mata pelajaran matematika.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan pada semua siswa
melalui proses pembelajaran mulai dari Sekolah Dasar, untuk membekali
siswa dengan Kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif serta
mempunyai kemampuan bekerja sama. Hal tersebut diperlukan agar
siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, dan tidak pasti. Materi pembelajaranmatematika yang sering
dianggap sulit oleh anak sekolah dasar salah satunya adalahpembelajaran
matematika bab bilangan bulat. Hal tersebut membuat materi tersebut
terasa semakin sulit karena tidak menggunakan media dan metode yang
menyenangkan..
Bilangan bulat merupakan salah satu materi yang dipakai dalam
kehidupan sehari-hari.Bilangan bulat adalah materi yang pertama kali
diajarkan pada kelas IV (Permendikbud,2016). Setyaningsih (2014)
menjelaskan bahwa bilangan bulat meliputi bilangan bulat negatif,nol,
dan bilangan bulat positif. Operasi hitung bilangan bulat meliputi
penjumlahan,pengurangan, perkalian, dan pembagian. Namun, pada kelas
IV operasi hitung yang diajarkanmeliputi pengurangan dan penjumlahan
saja. Meskipun hanya meliputi pengurangan danpenjumlahan, peserta
didik masih sering mengalami kebingungan ketika peserta
didikdihadapkan pada suatu permasalahan. Hal tersebut mengakibatkan
rendahnya hasil belajarpeserta didik. Menurut Eliana (2016), hasil belajar
matematika pada materi operasipenjumlahan bilangan bulat pada peserta
didik kelas IV sangat rendah. Banyak peserta didikyang belum mampu
menentukan hasil akhir dengan benar. Mereka hanya menebak hasil
akhirbertanda positif atau negatif. Hal tersebut dikarenakan strategi
pembelajaran yang diterapkankurang menarik minat peserta didik.

2. Pembelajaran matematika di SD/MI


Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti baik dari para
siswa maupun dari beberapa dewan guru di MI Darus Sa’adah Dayu,
Nglegok yang menyatakan masih rendahnya minat belajar matematika
para siswa, perlu dilakukan perubahan metode penyampaian
pembelajaran matematika diantaranya menggunakan metode make a
match dan media kartu bilangan yang dapat di peruntukan pada materi
bilangan butat.
MI Darus Sa’adah Dayu, Nglegok sampai saat ini telah
menggunakan kurikulum k13. Namun guru di MI Darus Sa’adah Dayu
dalam pembelajaran matenatika hanya menerapkan metode
ceramah.Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan
konvensional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai
alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa.Dalam penerapannya,
proses belajar mengajar lebih terpusat pada guru, siswa hanya
mendengarkan, menulis dan menghafal materi yang diajarkan.
Berdasarkan hal ini jugapeneliti akan melakuakan penelitian di MI Darus
Sa’adah Dayu, Nglegok. Peneliti menerapkan metode make a match dan
media kartu bilangan yang dapat di peruntukan pada materi bilangan butat
agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan siswa bisa
lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan penyebaran angket
dengan guru mata pelajaran matematika dan siswa kelas IV MI Darus
Sa’adah Dayu Nglegok pada bulan Maret 2020, terdapat beberapa
permasalahan mengenai pembelajaran matematika diantaranya adalah
sebagai berikut:
Proses pembelajaran yang kami dapat dari 8 aspek instrumen
observasi terstruktur di siswa kelas IV MI Darus Sa’adah Dayu sudah di
laksanakan sebagaimana mestinya, siswa masuk kelas pukul 07.15.
Setelah memasuki kelas guru mengintruksikan untuk berdoa sebelum
pelajaran di mulai. Guru tidak menanyakan kabar siswa, namun guru
langsung melakukan absensi dengan memangili nama anak satu-persatu.
Guru tidak melakukanpengulangan tentang pembelajaran kemarin, tetapi
guru langsung melanjutkan pembelajaran.Guru kemudian
menjelaskanmateri dengan metode ceramah. Guru hanya menggunakan
media buku tulis sehingga siswa banyak menemukan materi yang tidak
dipahami. Siswa cenderung diam dalam pembelajaran, kami rasa siwa
malu dalam bertanya tentang materi yang belum di pahami. Kemudian
guru langsung memberi soal tentang materi yang di ajarkan lalu memberi
penilaian. Sehingga tidakada pemantapan materi terhadap siswa yang
salah dalam mengerjakan. Ketidakadaan pemantapan pada pembelajaran
di karnakan waktu belajar yang telah habis.Hal itu terjadi karena waktu
habis untuk mengerjakan soal. Dan di tutup dengan guru mengucapkan
salam.
Metode dan model yang di gunakan meliputi metode ceramah
yang mana pembelajaran hanya berpusat pada guru. Guru menjelaskan
materi tanpa memberi pertanyaan pada siswa. Setelah menjelaskan materi
guru mengintruksikan siswa untuk mengerjakan soal.
Sumber dan media yang di gunakan selama pembelajaran hanya
mengunakan buku paket dan ringkasan materi yang di buat oleh
guru.Media yang di gunakan adalah lembar kerja siswa.
Gaya belajar yang di lakukan menggunakan auditori, dan visual.
Karena proses pembelajaranya hanya dengan metode ceramah sehingga
gaya belajar audio dan kinestetik tidak di gunakan dalam pembelajaran.
Gaya mengajar yang menyenangkan tidak dilaksanakan pada
kegiatan pembelajaran namun siswa hanya di suruh untuk mengerjakan
soal yang di buat oleh guru. Tidak ada pembelajaran secara game
sehingga suasana di kelas teggang. Pembelajaran tidak mengunakan
batuan media sehingga monoton hanya ceramah saja.
Karakteristik pada pembelajaranya hanya berpusat pada guru
sehingga pembelajaran kurang menyenangkan bahkan menegangkan.
Guru memiliki pribadi yang baik namun kurang memiliki inovasi
pembelajaran. Sebenarnya pengajaran materi sudah cukup memahamkan,
karena jumlah murid yang sedikit. Namun hal ini juga berpengaruh pada
suasana kelas yang sepi sehingga membuat cangung para siswa.
Penilaian disana hanya di ambil dari soal yang di buat oleh
guru.Tidak ada penilaian secara otentik dan portofolio.Hal itu terjadi
karena guru belum terbiasa dengan penilaian tersebut sehingga tidak
diadakan.
Adminitrasi dari segi kelengkapanya cukup lumayan baik yaitu
adanya RPP, Silabus, dan Absensi siswa. Namun ketiganya belum
digunakan sebagaimana mestinya.
Materi atau pokok pembahasan di sampaikan guru sesuai bahan
ajar yaitu dengan buku paket pegangan gurudan di sampaikan dengan
penjelasan kemudian di lajutkan dengan mengerjakan soal. Sehingga
siswa terkadang kurang memahami dari soal yang agak sulit.

3. Faktor masalah
Dari hasil observasi di atas maka kami menyimpulkan fokus
masalah yang terjadi di Pada Siswa Kelas IV Mi Darus Sa’adah Dayu 02
Kabupaten Blitar yaitu,banyak siswa yang masih belum faham dengan
materi bilangan bulat karena mereka belum faham konsep bilangan bulat .
Salah satu masalah yang sering dihadapi siswa adalah dalam
menggunakan proses yang tepat dalam penyelesaian soal bilangan bulat.
Dikarenakan siswa belum menguasai konsep bilangan bulat, maka siswa
kebingungan untuk menentukan proses yang tepat dalam penyelesaian
masalah. Hal ini di jelaskan langsung oleh guru yang bersangkutan di MI
Darus Sa’adah Dayu Nglegok 02 ini.
Kurangnya motivasi belajar siswa, karena sebagian besar siswa
masih memerlukan bantuan guru dalam menyelesaikan soal yang
diberikan, kurangnya motivasi belajar siswa ini tercermin dari masih
banyak siswa yang memperoleh nilai kurang.Sebagai gambaran dari
situasi tersebut guru menjelaskan bahwa siswa kelas IV MI Darus Sa’adah
Dayu memiliki nilai rata-rata pada pembelajaran matematika hanya
sebatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Siswa masih malu untuk bertanya kepada guru jika mengalami
kesulitan mengerjakan soal. Hal ini terlihat dari suasana belajar dikelas,
dimana siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang di sampaikan
guru.
Pembelajaran matematika yang digunakan oleh guru matematika di
MI Daus Sa’adah Dayu 02 Nglegok khususnya kelas IV masih
menggunakan metode ceramah dan dilaksanakan pada jam siang. Dalam
metode ini pembelajaran hanya berpusat pada guru, siswa hanya
mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan guru dikelas.
Akibatnya ketika pembelajaran matematika dilaksanakan pada jam siang,
siswa tidak minat belajar lagi karena suasana menjadi ngantuk dan lemas
belum lagi dengan metode yang di gunakan guru tidak menyenangkan
sehingga menambah ketidak semangatan siswa dalam pembelajaran.

4. solusi
Pentingnya pemahama konsep bilangan bulat bagi siswa dan masih
banyaknya kesulitan yang dihadapi siswa maka perlu untuk dilakukan
suatu pengkajian atau penelitian mengenai metode apa yang tepat dalam
menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa pada materi
bilangan bulat. Agar pembelajaran matematika dapat mencairkan suasana
dan melibatkan kreatifitas serta meningkatkan keaktifan siswa maka
diperlukan suatu pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan,
yaitu penerapan metode make a macth dan kartu biangan.

5. Teori ahli
Menurut Marti (Rostina, 2016), guru juga mengalami kendala
dalam mengajarkanmatematika terkait sifatnya yang abstrak
tersebut. Terutama gambaran konkret dari materiyang disampaikan,
sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada rendah dan
tidakmeratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para peserta didik. Hikmah
(2016) jugamenambahkan bahwa peran guru dalam menyediakan dan
memberikan pengalaman belajaryang bermakna sangat
diperlukan. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru
masihmenganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi peserta
didik dan mengabaikanperan media dan metode pembelajaran.
Seperti yang dinyatakan oleh Rohman, Mardiyana, dan
Triyanto(2013) tentang cara mempelajari operasi bilangan bulat dimana
guru masih menggunakanpembelajaran konvensional serta kurang dalam
penggunaan alat peraga yang ada dilingkungan sekitar dalam menjelaskan
operasi bilangan bulat. Selain itu, guru juga kurang mengaitkan
pembelajaran operasi bilangan bulat dengan bentuk konkret atau nyata
dalamkehidupan sehari-hari.
Padahal Kustianti (2014) menjelaskan bahwa salah satu upaya
untukmengatasi segala bentuk kesulitan yang timbul dalam proses
pembelajaran terutamamenyangkut daya serap peserta didik adalah
penggunaan media dan metode pembelajaran. Konsep dalammatematika
tidak semuanya dapat dijelaskan secara teoritis, matematika membutuhkan
alatpendukung untuk menjelaskan materi yang tidak dapat dijelaskan
secara teori salah satunyamenggunakan media pembelajaran.
Olehkarena itu,perludisediakansebuahkartu bergambaryang
dapatmembantusiswamempelajaribab bilangan bulat denganmedia dan
metodeyang menarik.Mediapembelajaranberupa kartu bilangan dan
metode make a macth jarangdigunakan dalam sebuah pembelajaran di
sekolah.

B. Rumusan judul
Oleh karenaitu, seperti yang diungkapkan tersebut maka peneliti
ingin mengamati dan meneliti lebih dalam lagi mengenai
“PENGEMBANGAN MEDIA KARTU BILANGAN MELALUI
METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR MATERI BILANGAN BULAT“ Peneliti memilih metode
make a macth dan media pembelajaran kartu bilangan, karena perlunya
pengembangan kartu bilangan untuk pengenalan materi bilangan bulat
dan metode make a match agarsiswa lebih leluasa mengembangkan
kreativitasnya dalam memecahkan masalah matematika dalam hal ini
adalah materi bilangan bulat. Selain mudah dibawa kamana-mana,
kartu bilangan juga didesain secara menarik sehingga siswa merasa
tartarik mempelajarinya, sedangkan metode make a macth dapat melatih
kreatifitas siswa dalam hal kekompakan dalam penyelesaian masalah.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan peneliti pada latar belakang masalah diatas maka
rumusan masalah yang diajukan adalah:
1. Bagaimana pengembangan metode make and macth pada materi bilangan
bulat kelas IV MI Darus Sa’adah Dayu Nlegok pada tahun ajaran 2019/2020
sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa?
2. Bagaimana pengembangan media kartu bilangan pada materi bilangan bulat
kelas IV MI Darus Sa’adah Dayu Nlegok pada tahun ajaran2019/2020
sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa?
3. Bagaimana pengembangan metode make and macth dan media kartu
bilangan pada materi bilangan bulat kelas IV MI Darus Sa’adah Dayu
Nglegok pada tahun ajaran 2019/2020 sehingga dapat meningkatkan minat
belajar siswa?

D. TujuanPenelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas penelituian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui penerapan metode make and macth pada materi
bilangan bulat kelas IV MI Darus Sa’adah Dayu Nlegok pada tahun
ajaran 2019/2020 sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.
2. Untuk mengetahui penerapan media kartu bilangan pada materi
bilangan bulat kelas IV MI Darus Sa’adah Dayu Nlegok pada tahun
ajaran 2019/2020 sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.
3. Untuk meningkatkanminat belajar materi bilangan bulat siswa kelas
IV MI Darus Sa’adah Dayu Nlegok pada tahun ajaran 2019/2020
setelah diterapkan metode make and machdan media kartu bilangan

E. Manfaat Penelitian
Penelitian pengembangan ini mempunyai beberapa manfaat baik
secara teoritis maupun praktis.
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sumbangan media
dan metode pembelajaran dalam materi bilangan bulat.
2. Praktis
a. Bagi anak didik, dengan menggunakan kartu bilangan akan lebih
tertarik dalam mempelajari materi bilangan bulat dan dengan
metode make a macth dapat melatih kreatifitas peserta didik.
b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai media dan metode
pembelajaran siswa mengenai bilangan bulat.
c. Bagi orang tua, dapat menambah wawasan mengenai materi
bilangan bulat.
d. Bagi sekolah, menambah refrensi mengenai media dan metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar.

F. Spesifikasi Produk
Adapun spesifikasi prosuk yang dikembangkan pada penelitian
pengembangan ini adalah sebagai berikut :
1. Produk yang dikembangkan dan dihasilkan dalam penelitian ini
adalah alat peraga yang berupa alat peraga matematika kartu
bilangan
2. Alat peraga SD/MI ini digunakan bagi sisiwa dalam pembelajaran
matematika khususnya pada materi bilangan bulat kelas IV SD/
MI
3. Alat peraga matematika ini berisi tentang materi bilangan bulat
4. Pada produk alat peraga ini dilengkapi dengan petunjuk dan soal
latihan
5. Kriteria penilaian meliputi komponen materi, kepraktisan dan
keluwesan, tampilan, ketercapaiannya tujuan pengembangan yang
dijabarkan ke dalam indikator – indikator.
6. Dibuat dengan alat dan bahan yang sederhana seperti, kertas lipat /
bufallo, lem, gunting.

G. Asumsi Keterbatasan Pengembangan


1. Alat peraga kartu bilangan adalah sebagai alat untuk menjelaskan
materi bilangan bulat disertai dengan latihan soal sehingga
kegiatan belajar mengajar menimbulkan kesan yang
menyenangkan dan menarik serta memberikan pengalaman yang
menarik siswa.
2. Pembatasan pengembangan ini berfokus pada pembuatan alat
peraga kartu bilangan dengan materi bilangan bulat dengan catatan
pengurangan sama dengang penjumlahan dengan lawan untuk
kelas IV SD/MI.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah adalah alat yang dapat membantu
proses belajar mengajar sehingga makna pesan yang disampaikan menjadi
lebih jelas dan tujuan pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai dengan
efektif dan efisien. Hasil belajar adalah hasil yang diberikan kepada siswa
berupa penilaian setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menilai
pengetahuan, sikap, ketrampilan pada diri siswa dengan adanya perubahan
tingkah laku. Media pembelajaran berfungsi sebagai salah satu sumber
belajar bagi siswa untuk memperoleh pesan dan informasi yang berikan
oleh guru sehingga materi pembelajaran dapat lebih meningkat dan
membentuk pengetahuan bagi siswa.
Pengertian media pembelajaran ini adalah alat yang dapat
membantu proses belajar mengajar yang berfungsi untuk memperjelas
makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Dari keseluruhan
pengertian di atas secara umum dapat dikatakan bahwa subtansi dari media
pembelajaran adalah:
1) Bentuk saluran yang digunakan menyalurkan pesan, informasi atau
bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar
2) Berbagai jenis komponen dalam lingkngan pembelajar yang dapat
merangsang pembelajar untuk belajar
3) Bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
pembelajar untuk belajar
4) Bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk
belajar, baik cetak maupun audio, visual dan audio visual.
b. Tujuan Media dan Manfaat Media Pembelajaran
1) Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan media pembelajaran sebagai alat pembelajaran, adalah sebagai
berikut:
a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
c) Menjaga relevensi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.
d) Membantu konsentrasi pembelajaran dalam proses pembelajaran.
2) Manfaat Media Pembelajaran
a) memberikan pedoman bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
sehingga dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan urutan yang
sistematis dan membantu dalam penyajian materi yang menarik untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
b) dapat meningkatkan motivasi dan minat belajara siswa sehingga siswa
dapat berpikir dan menganalisis materi pelajaran yang diberikan oleh
guru dengan baik dengan situasi belajar yang menyenangkan dan
siswa dapat memahami materi pelajaran dengan mudah.
c) Metode pembelajaran berfariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak
bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga
aktifitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.
c. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada
berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara
lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa
kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran
termasuk karakteristik siswa. Oleh sebab itu, media pembelajaran dalam
pendidikan mempunyai fungsi yang cukup berarti di dalam proses belajar
mengajar, seperti yang diungkapkan oleh beberapa ahli berikut:
a) Menurut Asnawir dan M. Basyiruddin Usman (dalam Wiwin dan Firdausi
2016:120) menjelaskan bahwa fungsi media pada awalnya yaitu sebagai
alat bantu dalam kegiatan belajar yakni berupa sarana yang dapat
memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong
motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks
dan abstak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami.
Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap
dan retensi terhadap materi pembelajaran.
b) Levie dan Lentz (dalam Wiwin dan Firdausi 2016:120) menemukakan
empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual yaitu:
1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan
atau menyertai teks materi pelajaran. Sering kali pada awal
pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran yang tidak
disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.
2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar
atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima
dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
disajikan secara verbal.
c) Azhar Arsyad (dalam Wiwin dan Firdausi 2016:120) menjelaskan betapa
pentingnya media pengajaran karena media pengajaran membawa dan
membangkitkan rasa senang dan gembira bagi siswa dan memperbaharui
semangat mereka, membantu memantapkan pengetahuan pada benak para
siswa serta menghidupkan pelajaran. Dalam proses pemebelajaran, media
memliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju
penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu
siswa dalam meneria dan mengelolah informasi guna mencapai tujuan
pembelajaran.
d) Menurut Kemp dan Dayton (dalam Wiwin dan Firdausi 2016:120), media
pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu
digunakan untuk perorangan, kelompok, atau yang besar jumlahnya. Yaitu
dalam hal, memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi,
memberi intruksi.Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran
dapat direlisasikan dengan teknik drama atau hiburan.Sedangkan untuk
tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka
pnyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian
besifat sangat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan,atau
pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan,
drama, atau teknik motivasi.
Dapat disimpulkan dari keterangan mengenai media pembelajaran
di atas yaitu peningkatkan minat belajar siswa dengan adanya media
pembelajaran adalah proses belajar mengajar menjadi mudah dan menarik
sehingga siswa dapat mengerti dan memahami pelajaran dengan mudah,
efisiensi belajar siswa dapat meningkat karena sesuai dengan tujuan
pembelajaran, membantu konsentrasi belajar siswa karena media
pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa,
meningkatkan motivasi belajar siswa karena perhatian siswa terhadap
pelajaran dapat meningkat, memberikan pengalaman menyeluruh dalam
belajar sehingga siswa dapat memahami secara nyata dari materi yang
diberikan lebih mengerti materi secara keseluruhan, siswa terlibat dalam
proses pembelajaran sehingga siswa aktif mengikuti dan terlibat dalam
proses pembelajaran dan siswa memiliki kesempatan melakukan
kreativitas dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

2. Metode Make A Mact


a. PengertianMetode Make A Macth
Make a Macth merupakan suatu model pembelajaran yang
mengajak peserta didik mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau
pasangan dari satu konsep melalui suatu permainan kartu pasangan.Hal-
hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan
Make a Macth adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari
kartuberisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainya berisi jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Mulyantiningsih (2013: 248) menyatakan bahwa Model
pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran kelompok
yang memiliki dua orang anggota. Masing-masing anggota kelompok
tidak diketahui sebelumnya tetapi dicari berdasarkan kesamaan pasangan
misalnya pasangan soal dan jawaban.Setelah menjelaskan materi, guru
membuat dua kotak undian, kotak pertama berisi soal dan kotak kedua
berisi jawaban.Peserta didik yang mendapat soal mencari peserta didik
yang mendapat jawaban yang cocok, demikian pula sebaliknya, metode ini
dapat digunakan untuk membangkitkan aktivitas peserta didik belajar dan
cocok digunakan dalam bentuk permainan.
Rusman (2012: 223-224) menyatakan model make a match
(membuat pasangan) merupakan salah satu jenis model dalam
pembelajaran kooperatif. Model ini dikembangkan oleh Lorna Curran
(1994).Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topikdalam suasana yang
menyenangkan.Penerapan model ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa
diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum
batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartunya diberi poin.
b. Langkah Langkah-langkah pembelajarannya model kooperatif tipe
make a match
Langkah-langkah pembelajarannya model kooperatif tipe make a
match menurut Rusman (2012: 225) adalah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik
yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi
sebaliknya berupa kartu jawaban.
2) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang. Siswa mencari pasangan yang mempunyai
kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban).
3) Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
4) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
c. Langkah-langkah Make a Macth
Langkah-langkah pembelajaran Make a Macth adalah sebagai
berikut:
1) Membuat potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada
dalam kelas
2) Membagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama
3) Menulis pertanyaan-pertanyaan tentang metri yang telah diberikan
sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan setiap
kertas berisi satu pertanyaan.
4) Pada sebagian kertas yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang tadi dibuat
5) Mengocok semua kertas, ssehingga akan tercampur antara soal dan
jawaban
6) Memberi setiap peserta didik satu kertas. Menjelaskan bahwa ini
adalah aktifitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta
didik akan mendapatkan soal dan sebagian yang lainnya akan
mendapatkan jawabannya.
7) Meminta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika
sudah ada yang menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk
yang berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu
materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
8) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk
membacakan soal yang diperoleh dengan kertas kepada teman-
teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-
pasangan yang lain.
d. Kelebihan dan Kelemahan Make a Macth
1) Kelebihan Make a Macth adalah:
a) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran
b) Kerjasama antar sesame peserta didik terwujud dengan dinamis
c) Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh peserta
didik
2) Kelemahan Make a Macth adalah
a) Jika kelas yang jumlah peserta didiknya banyak (lebih dari dari 30
orang/ kelas) berhati-hatilah. Karena jika anda kurang bijaksana,
maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian
yang tak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan mengganggu
ketenangan belajar kelas. Apalagi jika gedung kelas tidak kedap
suara. Tapi jangan khawatir, hal ini dapat diantisipasi dengan
menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan peserta didik
sebelum pelajaran dimulai.
b) Peneliti diharapkan meluangkan waktu untuk mempersiapkan
kartu-kartu tersebut sebelum masuk ke kelas.

3. Media Kartu Bilangan


a. Pengertian Kartu Bilangan
Kartu menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kertas
tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir
sama dng karcis). Bilangan menurut bahasa adalah Mat ide yg bersifat
abstrak yg bukan simbol atau lambang, yang memberikan keterangan
mengenai banyaknya anggota himpunan.Alat peraga kartu bilangan ini
termasuk alat peraga jenis gambar garis yang diterapkan pada flashcard
(kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang
mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan
dengan gambar itu).
Menurut (azhar arsyad,2011:120) Flashcard biasanya
berukuran 8 X 12cm atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas
yang dihadapi . Flashcard yang berbentuk kartu bilangan ini berukuran
6 X 6 cm yang didalamnya bergambarkan simbol positif dan Negatif (-
). Kartu-kartu tersebut menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa
untuk memberikan respons yang diinginkan
1) Fungsi Alat :
Alat ini di gunakan untuk menghitung penjumlahan bilangan bulat
2) Alat dan Bahan :
a) Alat : Gunting, pisau, penggaris, sepidol / pulpen
b) Bahan : kertas manila warna merah 2 buah, kertas manila kuning
2 buah, kaleng trasparan 1 buah
3) Cara membuat
a) Langlah pertama
Ambil kertas manila kita buat bentuk persegi ukuran 5 cm dan kita
garis-sehingga bentuknya
b) Langkah Kedua
Kertas manila tadi kita beri tanda positip maupun negatip dengan
sepidol
c) Lagkah ke tiga
Ambil gunting untuk memotong kartu positip dan negatip tadi lihat
gambar
4) Cara mengunakan alat.
Dalam peroses belajar mengajar dengan media yang sederhana ini
hendaknya didemontrasikan dilakukan oleh siswa dan guru pembibing dan
menjelaskan konsep yang perlu dipahami oleh siswa dengan bantuan alat
ini ada 2 peranan penting yaitu
a) Agar siswa terampil menggunakan suatu alat atau media yang ada
diligkungan agar bisa memanfaatkan kekayaan alam yang ada
disekitarnya untuk bisa membantu memecahkan masalah sehari-hari.
b) Untuk mengetahui tehnik penjumlahan bilangan bulat dengan media
dengan konsep ini siswa bisa menemukan rumus sendiri.
b. Kekurangan dan kelebihan Kartu Bilangan
1) Kelebihan
a) Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih
menarik
b) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah
memahaminya
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan
mudah bosan
d) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti,
mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
2) Kelemahan
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran
alat peraga itu, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan peraganya
sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan desain, pengembangan. produksi, evaluasi, dan
pengelolaan bahan-bahan itu. Kelemahan lain adalah alat peraga
dipandang sebagai‟alat Bantu‟semata -mata bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan mengajarnya sehingga keterpaduan antara
bahan pelajaran dan alat peraga tersebut diabaikan.

4. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Hilgard dalam Daryanto (2010: 38) menyatakan “interest
ispersisting tendency to pay attention to and enjoy same activity or
content”. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikandan mengenang beberapa kegiatan.Kegiatan yang diminati
seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
senang.Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara
(tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan
senang dan dari situ diperoleh keputusan. Minat (interest), yaitu
kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu perbuatan.Minat adalah
aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang melakukan aktivitas
tertentu (Wina Sanjaya, 2008: 71).
Peningkatan motivasi dipengaruhi oleh minat. Dengan
meningkatkan minat, maka motivasi seseorang/siswa untuk melakukan
suatu kegiatan akan meningkat. Minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
(Baharuddin & Wahyuni, 2010: 24). Keinginan yang besar terhadap
sesuatu akan mendorong seseorang/siswa untuk melakukan kegiatan
tersebut secara sadar. Minat yang tinggi, menjadikan seseorang tertarik
sehingga terdorong untuk melakukan kegiatan yang diminati, dorongan
yang dimaksimalkan membuat pencapaian hasil dapat maksimal.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Minat belajar dapat di artikan sebagai kecenderungan siswa
untuk memusatkan sesuatu objek atau situasi tertentu. Menurut
Moh.Surya dalam skripsi Sariatulisma, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi minat belajar siswa yaitu :
1) Bersumber pada siswa itu sendiri.
2) Bersumber dari lingkungan sekolah.
3) Bersumber dari lingkungan keluarga dan masyarakat
c. Ciri-Ciri Siswa Memili Minat Belajar
Ciri-ciri adanya minat belajar pada siswa dapat dilihat dari
beberapa hal, seperti adanya perasaan senang, adanya perhatian, dan
aktifitas yang yang disukai. Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah
dalam skripsi Sariatulisma, mengungkapkan bahwa minat belajar dapat
diekspresikan siswa melalui
1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu dibanding yang lain
2) Partisipasi aktif dalam sesuatu kegiatan yang diminati
3) Memberikan perhatian yang lebih terhadap sesuatu yang
diminatinya atau focus

5. Materi
a. Pengertian Bilangan Bulat
Dari nama nya yaitu bulat bilangan ini tidak terpecah atau pun
terpotong. Bilangan ini utuh baik negatif atau positif dan merupakan
kelipatan dari angka 1 atau -1.Kumpulan bilangan yang habis di bagi 1
seperti angka 100, 40, dan -7.Bilangan Bulat Pada Garis Bilangan Secara
grafis, jika kalian tulis pada baris bilangan akan tampak seperti pada
gambar di bawah ini:
Bilangan Bulat Pada Garis Bilangan

Di lihat dari garis bilangan di atas, bilangan 1, 2, 3, 4, 5, … di namakan


bilangan bulat positif dan letak nya di bagian sebelah kanan angka 0.
Bilangan -1, -2, -3, -4, -5, … disebut dengan bilangan bulat negatif dan
letak nya di sebelah kiri angka 0.

Hubungan Antara 2 Bilangan Bulat

Jika kalian amati pada garis bilangan di atas, jika ada 2 buah bilangan A
dan B di tuliskan pada garis bilangan seperti di atas akan berlaku
hubungan:

a. jika A terletak di sebelah kiri B maka nilai A lebih kecil dari nilai
B(A<B)
b. Jika A terletak di sebelah kanan B maka nilai A lebih besar dar
nilaii B ( A > B )

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan


Wahdah M. Tahir (2012) Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Menggunakan Media Kartu Bilangan Pada Pembelajaran Matematikayang
menggunakan metode observasi, wawancara, angket dengan hasil
Perencanaan pembelajaran tentang penjumlahan dua kali menyimpan
dengan menggunakan media kartu bilangan pada pembelajaran
matematika dikelas tiga Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa ini berdasarkan langkah-langkah
perencanaan yang telah dibuat antara lain membuat rancangan pelaksanaan
pembelajaran, memilih teman sejawat, menentukan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang mempunyai skor rata-rata mencapai 3,76 pada
siklus I dan 3,94 pada siklus II hal tersebut menunjukkan peningkatan
sebesar 0,18. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan sebesar 0,51,
(3) Peningkatan aktivitas pembelajaran tentang penjumlahan dua kali
menyimpan dengan menggunakan media kartu bilangan pada
pembelajaran matematika di kelas tiga Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak
Barat telah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa berdasarkan hasil
observasi aktivitas siswa pada siklus I aktivitas siswa mencapai 66% dan
pada siklus II aktivitas siswa mencapai 88% hal tersebut menunjukkan
peningkatan sebesar 22%. Ini dapat di kategorikan meningkat sangat baik
dan sudah di anggap tinggi.
Gusti Ayu Made(2014) Penerapan model make a match berbantuan
media kartu angka untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak ditk
buana sutha nugraha selemadegyang menggunakan metode observasi,
wawancara, angket dengan hasilBerdasarkan hasil analisis data
sebagaimana yang disajikan dalam BAB IV di depan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.Terdapatpeningkatan perkembangan kognitif
setelah diterapkan model make a match berbantuan media kartu angka
pada anak kelompok B Semester II TK Buana Sutha Nugraha Selemadeg
Kabupaten Tabanan sebesar 21,4% yang berada pada kategori sangat
rendah. Ini terlihat dari peningkatan rata-rata persentase perkembangan
anak pada Siklus I sebesar 61,6% yang berada pada kategori rendah
menjadi sebesar 82,95% pada Siklus II yang ada pada kategori tinggi.
Ruswita Elisa (2014) berjudul peningkatan minat pembelajaran
matematika menggunakan media kartu bilanganpada siswa kelas
IVMenggunakan metode observasi, Wawancar, angket dengan hasil minat
siswa dalam memperhatikan pelajaran pada siklus 1 mencapai 46%
mendapat peningkatan pada siklus 2 menjadi 67%. Minat siswa dalam
ketertarikan dalam pembelajaran pada siklus 1 mencapai 51% mendapat
peningkatan pada siklus 2 menjadi 67%. Dan minat siswa dalam kemauan
untuk mengikuti pelajaran pada siklus 1 mencapai 58% mendapat
peningkatan pada siklus 2 menjadi 60%.
Nasrul Nisan (2014) Penerapan Model Pembelajaran Make a
Macth Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas IV MI PSM
Sukowiyono Karangrejo Tulungagung menggunakan metode Observasi,
Wawancara, dengan hasil pembelajaran dengan menggunakan model
Make a Macth dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil belajar siswa pada tes awal nilai rata-rata yang diperoleh
siswa adalah 7,69% (sebelum diberi tindakan) menjadi 53,84% (setelah
diberi tindakan siklus I) dan 84,61% (siklus II) berdasarkan hasil
penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model
Make a Macth dapat meningkatkan hasil belajar PKN siswa kelas IV.
Asih Mardati (2015)Pengembangan media permainan kartu
gambardengan teknik make a match untuk kelas I SDMenggunakan
metode observasi, Wawancar, angket dengan hasilproduk yang dihasilkan
berupa media permain-an kartu gambar dengan teknik make a match yang
terdiri atas 7 set kartu subtema 1 tentang “Benda hidup dan benda tak
hidup”, 8 set kartu subtema 2 tentang “Hewan di sekitarku”, 3 set kartu
subtema 3 tentang “Tumbuhan di sekitar-ku” dan 5 set kartu subtema 4
tentang “Bentuk, warna, ukuran dan permukaan benda”; pro-duk tersebut
dinyatakan layak digunakan pada pembelajaran tematik-integratif untuk
kelas 1 SD N Percobaan 3 Pakem. Hal ini ditunjukkan pada hasil penilaian
ahli media yang diperoleh rerata nilai 4,37 dengan kriteria nilai “Sangat
Baik”. Sedangkan hasil dari penilaian ahli ma-teri, praktisi dan teman
sejawat diperoleh rerata nilai 4,25 dengan kriteria nilai Sangat Baik.
Ahmad Arifin , Nawang Az Zahro’, Rahma Maulidina (2020)
Pengembangan Media Kartu bilangan Melalui Model Make a MacthUntuk
meningkatkan minat belajar materi bilangan bulat pada siswa kelas IV MI
Darus Sa’adah Dayu 02 Kabupaten Blitar, menggunakan metode
observasi, wawancara, angket dengan hasil Pembelajaran yang efektif,
suasana baru yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran
matematika tanpa menghilangkan tujuan belajar dan diharapkan mampu
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran
matematika terutama materi bilangan bulat melalui metode make and
macth dan media kartu bilangan sehingga tujuan pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.
C. Matrik Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1 Tabel Penelitian terdahulu yang relevan.

Penulis Persamaa
No Variabel Sub Variabel Metode Hasil Perbedaan
Tahun n
1 Wahdah M.  V. Bebas Dengan Observasi, Perencanaan pembelajaran tentang Penggunaa  Subjek
Tahir2012 : Menggunakan peningkatan Wawancar penjumlahan dua kali menyimpan media  Tempat
Media Kartu aktivitas a, angket dengan menggunakan media kartu penerapan penelitian
Bilangan belajar siswa bilangan pada pembelajaran  Tujuan
 V. menggunakan matematika dikelas tiga Sekolah  Materi
Terikat : media kartu Dasar Negeri 18 Pontianak Barat penerapan
Peningkatan bilangan pada dapat meningkatkan aktivitas
Aktivitas pembelajaran belajar siswa ini berdasarkan
Belajar matematika langkah-langkah perencanaan yang
SiswaPada telah dibuat antara lain membuat
Pembelajaran rancangan pelaksanaan
Matematika pembelajaran, memilih teman
sejawat, menentukan standar
kompetensi dan kompetensi dasar
yang mempunyai skor rata-rata
mencapai 3,76 pada siklus I dan
3,94 pada siklus II hal tersebut
menunjukkan peningkatan sebesar
0,18,
Penulis Sub Persamaa
No Variabel Metode Hasil Perbedaan
Tahun Variabel n
2 Gusti Ayu  V. Bebas : Denagn Observasi, Berdasarkan hasil analisis data Penggunaa  Subjek
Made2014 Penerapan model penerapan Wawancar sebagaimana yang disajikan dalam n model  Tempat
make a match model Make a a, tes tulis BAB IV di depan, maka dapat ditarik penerapan penelitian
berbantuan media Macth kesimpulan sebagai  Tujuan
kartu angka berbantuan berikut.Terdapatpeningkatan Materi penerapan
 V. Terikat : media kartu perkembangan kognitif setelah
meningkatkan angka diterapkan model make a match
perkembangan siswa dapat berbantuan media kartu angka pada
kognitif anak ditk meningkatka anak kelompok B Semester II TK
buana sutha n prestasi Buana Sutha Nugraha Selemadeg
nugraha selemadeg belajar. Kabupaten Tabanan sebesar 21,4%
yang berada pada kategori sangat
rendah. Ini terlihat dari peningkatan
rata-rata persentase perkembangan
anak pada Siklus I sebesar 61,6%
yang berada pada kategori rendah
menjadi sebesar 82,95% pada Siklus
II yang ada pada kategori tinggi.
No Penulis Variabel Sub Metode Hasil Persamaa Perbedaan
Tahun Variabel n
3 Ruswita  V. Bebas peningkatan Observasi, minat siswa dalam memperhatikan Penggunaa  Subjek
Elisa : minat Wawancar pelajaran pada siklus 1 mencapai 46% n media  Tempat
2014 media kartu pembelajaran , angket mendapat peningkatan pada siklus 2 penerapan penelitian
bilangan matematika menjadi 67%. Minat siswa dalam  Tujuan
 V. menggunaka ketertarikan dalam pembelajaran pada Materi penerapan
Terikat n media kartu siklus 1 mencapai 51% mendapat
peningkatan bilangan peningkatan pada siklus 2 menjadi
minat pada siswa 67%. Dan minat siswa dalam kemauan
pembelajaran kelas IV untuk mengikuti pelajaran pada siklus
matematika 1 mencapai 58% mendapat
pada siswa kelas peningkatan pada siklus 2 menjadi
IV 60%.

Penulis Sub Persamaa


No Variabel Metode Hasil Perbedaan
Tahun Variabel n
4 Nasrul  V. Bebas Penerapan Observasi, pembelajaran dengan menggunakan Penggunaa  Subjek
Nisan Model Model Wawancar model Make a Macth dapat n model  Tempat
2014 Pembelajaran Pembelajaran a. meningkatkan hasil belajar siswa. Hal penerapan penelitian
Make a Macth Make a ini ditunjukkan dengan hasil belajar  Tujuan
 V. Terikat Macth Untuk siswa pada tes awal nilai rata-rata Materi penerapan
Meningkatkan Meningkatka yang diperoleh siswa adalah 7,69%
Hasil Belajar PKN n Hasil (sebelum diberi tindakan) menjadi
Siswa Kelas IV Belajar PKN 53,84% (setelah diberi tindakan siklus
Siswa Kelas I) dan 84,61% (siklus II) berdasarkan
IV MI PSM hasil penelitian, maka dapat
Sukowiyono disimpulkan bahwa dengan
Karangrejo menggunakan model Make a Macth
Tulungagung dapat meningkatkan hasil belajar PKN
siswa kelas IV

Penulis Persamaa
No Variabel Sub Variabel Metode Hasil Perbedaan
Tahun n
5 Asih  V. Bebas : Pengembangan Observasi, produk yang dihasilkan berupa media Penggunaa  Subjek
Mardati Pengembangan media permainan Wawancar permain-an kartu gambar dengan teknik n model  Tempat
2015 media permainan kartu a, angket make a match yang terdiri atas 7 set kartu penerapan penelitian
kartu gambardengan subtema 1 tentang “Benda hidup dan benda Tujuan Materi
tak hidup”, 8 set kartu subtema 2 tentang
gambardengan teknik make a penerapan
“Hewan di sekitarku”, 3 set kartu subtema
teknik make a match untuk kelas I
3 tentang “Tumbuhan di sekitar-ku” dan 5
match SD set kartu subtema 4 tentang “Bentuk,
 V. Terikat : warna, ukuran dan permukaan benda”; pro-
Peningkatanhasil duk tersebut dinyatakan layak digunakan
Belajar kelas I SD pada pembelajaran tematik-integratif untuk
kelas 1 SD N Percobaan 3 Pakem. Hal ini
ditunjukkan pada hasil penilaian ahli media
yang diperoleh rerata nilai 4,37 dengan
kriteria nilai “Sangat Baik”. Sedangkan
hasil dari penilaian ahli ma-teri, praktisi
dan teman sejawat diperoleh rerata nilai
4,25 dengan kriteria nilai “Sangat Baik”

Penulis Persamaa
No Variabel Sub Variabel Metode Hasil Perbedaan
Tahun n
6 Ahmad  V. Bebas : Pengembangan Observasi, Pembelajaran yang efektif, suasana Penggunaa  Subjek
Arifin Model Make a Media kartu Wawancar baru yang menyenangkan dalam n model  Tempat
Nawang Az Macth bilangan melalui a, angket kegiatan pembelajaran matematika dan media penelitian
Zahro’ dan media kartu model make a tanpa menghilangkan tujuan belajar penerapan Tujuan Materi
Rahma bilangan macth untuk dan diharapkan mampu meningkatkan penerapan
Maulidina  V. Terikat : meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terhadap
2020 Minatbelajar materi minat belajar mata pelajaran matematika terutama
bilangan bulat siswa kelas IV materi bilangan bulat melalui metode
Siswa kelas IV make and macth dan media kartu
bilangan sehingga tujuan
pembelajaran dapat berjalan dengan
baik
D. Kerangka Berfikir
Pembelajaran Matematika selama ini dilakukan dengan metode
ceramah, Tanya jawab, dan penugasan yang dilakukan secara individu
maupun kelompok. Pembelajaran Matematika cenderung membosankan,
tidak adanya rasa minat siswa akhirnya menyebabkan siswa menjadi bosan
dan tidak tertarik selain itu matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang susah untuk siswa sehingga siswa tidak tertarik dengan
matematika. Selain dampak tersebut siswa juga malas untuk bertanya dan
tidak berperan aktif di kelas sehingga akan Mempengaruhi nilai siswa.
Adanya kondisi tersebut perlu adanya perubahan atau
pengembangan dalam proses pembelajaran untuk lebih meningkatkan
motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan media kartu bilangan
melalui metode make a macth.Kartu bilangan merupakan kartu yang berisi
ini berukuran 6 X 6 cm yang didalamnya bergambarkan simbol positif dan
Negatif (-).Kartu-kartu tersebut menjadi petunjuk dan rangsangan bagi
siswa untuk memberikan respons yang diinginkan.
Setelah menggunakan media kartu bilangan agar siswa tertarik
dengan pembelajaran matematika peneliti juga menggunakan metode
Make a Macth, metode ini merupakan Make a Macth merupakan suatu
model pembelajaran yangmengajak peserta didik mencari jawaban
terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari satu konsep melalui suatu
permainan kartu pasangan.Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika
pembelajaran dikembangkan dengan Make a Macth adalah kartu-kartu.
Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartuberisi pertanyaan-pertanyaan dan
kartu-kartu lainya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dengan media ini proses pembelajaran akan lebih menyenangkan
karena peserta didik diajak belajar sambil bermain. Selain itu rasa minta
siswa untuk belajar bilangan bulat meningkat serta mempermudah siswa
mempelajari bilangan bulat sehingga terciptanya proses pembelajaran yang
efektif Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berpikir dalam penelitian
dan pengembangan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
E. Bagan Kerangka Berfikir

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berfikir

Tidak Menggunakan Media Analisis Potensi dan


dalam Pembelajaran Masalah

Pengembangan Media
Pembelajaran Menggunakan
Pengumpulan Data
Kartu Bilangan Melalui
Metode Make a Macth

Media Pembelajarana
Menggunakan Kartu Bilangan Uji Coba Media
Melalui Metode Make a
Macth

Produk Media
Pembelajaran yang
Baik
BAB III

METODE PENGEMBANGAN

A. Model Pengembangan
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research
and Development (R & D). Menurut Sugiono (2008 : 297), penelitian dan
pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut.Dalam research and development setidaknya ada tiga hal
yang harus dipahami yakni; 1) tujuan akhir research and development
adalah suatu produk yang andal karena melewati pengkajian terus
menerus; 2) produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan lapangan; 3)
proses pengembangan produk dari mulai pengembangan produk awal
sampai produk jadi yang sudah divalidasi.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan
untuk mengembangkan media pembelajaran matematika berupa Kartu
bilangan melalui metode make a macth pada materi bilangan bulat untuk
SD kelas IV yang sesuai dengan Kurikulum K13.
1. Pengembangan program Media
Pengembangan program media adalah suatu upaya untuk
mempersiapkan dan merencanakan secara seksama dalam
mengembangkan, memproduksi, dan memvalidasi suatu program
media.
2. Media pembelajaran kartu bilangan pada materi bilangan bulat
Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan/informasi dari pengajar kepada anak didik
yang bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat,
dan perhatian anak didik mengikuti kegiatan pembelajaran media
pembelajaran kartu bilangan melalui metode make a macth pada
materi bilangan bulat dalam pengembangan ini adalah media
sederhana dua dimensi yang menyajikan gambar-gambar materi
pengenalan materi bilangan bulat, didesain agar peserta didik
tertarik dan termotivasi untuk belajar. Hasil dari produk
pengembangan ini nantinya berupa kartu bilangan pengenalan
bilangan bulat dalam pembelajaran matematika untuk siswa SD.

B. Prosedur Pengembangan
Prosedur yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini mengadopsi
dari model menurut Sugiyono. Menurut Sugiyono (2012: 298), langkah-
langkah penelitian pengembangan dapat dijelaskan melalui bagan
seperti di bawah ini
Potensi dan
Masalah
produksi
Pengumpul
masal/hasil
an data
akhir

revisi Desain
produk produk

uji coba Validasi


pemakaian desain

revisi revisi
produk desain

Uji coba
produk

Gambar 1.2. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D (Sumber: Sugiyono, 2012:


298

Langkah-langkah yang telah dikemukakan di atas bukanlah


langkah baku yang harus diikuti, oleh karena itu dalam pengembangan
ini peneliti hanya memilih beberapa langkah. Langkah yang diambil
dalam penelitian ini juga akan disesuaikan dengan keterbatasan waktu
penelitian.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari identifikasi potensi dan
masalah kemudian dilanjutkan ke tahap pengumpulan informasi, peneliti
kemudian membuat rancangan dan desain produk yang berupa kartu
bilangan untuk kemudia digunakan dalam penerapan metode make a macth
pada materi bilangan bulat pelajaran matematika untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar. Sebelum diuji cobakan, produk harus direview terlebih
dahulu dan harus melewati tahap validasi ahli. Setelah produk dinyatakan
valid dan reliabel, kartu bilangan kemudian diuji coba secara bertahap,
yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.
Berikut ini adalah diagram alur jalannya dan langkah-langkah
dalam penelitian ini:
Identifikasi
Potensi dan revisi produk produk akhir
Masalah

uji coba produk


Pengumpulan •uji coba
bahan validasi ahli kelompok kecil
•uji coba
kelompok besar

desain produk pembuatan


produk

Gambar 1.2. Model Pengembangan Kartu Bilangan melalui metode make a


macth

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan yang


dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 298) maka prosedur penelitian
pengembangan ini dapat diringkas ke dalam tahap-tahap berikut ini:
1) Identifikasi Potensi dan Masalah
Pada tahap ini, peneliti melakukan studi literatur dengan mencari
referensi-referensi melalui berbagai macam sumber diantaranya adalah
penggunaan media kartu bilangan pada materi bilangan bulat melalui
buku dan internet. Tujuan dari tahap ini adalah agar wawasan dan
pengetahuan tentang materi cukup.
2) Pengumpulan Bahan
Dalam tahap ini pembuat melakukan pengumpulan bahan melalui
beberapa cara diantaranya mencari informasi dengan melakukan
observasi untuk mengetahui faktor apa yang mendasari terjadinya
masalah. Selain itu peneliti mengumpulkan bahan materi yang
dibutuhkan yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku. Selain itu
pengumpulan materi juga dilakukan melalui akses internet.
3) Desain Produk
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap sebelumnya, peneliti
merancang draft desain produk yang sesuai, peneliti juga melakukan
analisis materi yang akan dibahas. Analisis ini mencakup analisis struktur
isi, materi yang dibahas disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Hasil analisis yang telah diperoleh digunakan sebagai acuan untuk
menentukan desain produk. Proses pembuatan desain yang meliputi
warna kartu bilangan, background, ukuran kartu bilangan, jenis dan
warna tulisan serta tampilan kartu bilangan.
4) Pembuatan Produk
Tahap selanjutnya adalah pembuatan produk yang berupa kartu bilangan
berjumlah 10 buah. Semua dicetak sesuai ukuran yang telah ditentukan
yaitu panjang 9 cm dan lebar 7,5 cm. Hasil cetakan kartu bilangan ini
menggunakan warna penuh (full colour).
5) Validasi Produk
Setelah tahap penyusunan desain produk selesai maka dilanjutkan ke
tahap selanjutnya yaitu tahap validasi desain dan materi mengenai
produk. Produk berupa kartu bilangan pengenalan materi bilangan bulat
dalam pembelajaran matematika yang akan dikembangkan dilakukan
penilaian kelayakan oleh penelaah untuk mendapatkan nilai dan masukan.
Penilaian kelayakan diperoleh dari dua ahli, yaitu:
a) Ahli Materi
Ahli materi menilai aspek yang berupa kelayakan isi dari kartu
bilangan, untuk mengetahui kualitas materi.
b) Ahli Media
Ahli media menilai beberapa aspek diantaranya aspek desain cover,
desain isi, ukuran kartu, gambar, font, dan warna kartu.
6) Revisi Produk
Revisi dilakukan berdasarkan hasil penilaian kelayakan ahli pada produk
awal sehingga menghasilkan produk yang lebih baik selanjutnya.
7) Produk Akhir
Produk akhir dihasilkan setelah melalui beberapa tahap revisi dan
dinyatakan layak pada saat validasi ahli tahap kedua.
8) Uji Coba Produk
Tahap uji coba produk dilakukan setelah produk mendapatkan penilaian
kelayakan oleh ahli materi dan media bahwa produk yang sedang
dikembangkan sudah layak untuk diujicobakan di lapangan.
Peneliti menggunakan 2 kali uji coba yaitu uji coba kelompok kecil dan
uji coba kelompok besar. Tujuan dilakukannya uji coba ini adalah untuk
memperoleh data yang dapat digunakan sebagai dasar menetapkan
kualitas kartu bilangan dalam materi bilangan yang dihasilkan. Data yang
diperoleh dari uji coba ini digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki
dan menyempurnakan kartu bilangan yang merupakan produk akhir
dalam penelitian ini. Dengan dilakukan uji coba ini kualitas kartu
bilangan yang dikembangkan benar-benar telah teruji secara empiris dan
layak untuk dijadikan sebagai media pembelajaran siswa.
a) Subyek Uji Coba
Penelitian pengembangan ini menggolongkan subyek uji coba
menjadi dua, yaitu:
1) Subyek uji coba ahli
 Ahli materi
Ahli materi yang dimaksud adalah dosen yang berperan untuk
menentukan apakah materi yang dikemas dalam kartu bergambar
pengenalan sinyal wasit dalam permainan bolabasket sudah sesuai
tingkat kedalaman materi dan kebenaran materi yang digunakan atau
belum.
 Ahli media
Ahli media yang dimaksud adalah dosen atau pakar yang bisa
menangani dalam hal media pembelajaran.
2) Subyek uji coba kelompok kecil dan kelompok besar
Subyek uji coba dalam penelitian pengembangan ini adalah
peserta didik MI DARUS SA’ADAH DAYU kelas IV. Uji coba tersebut
dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah uji coba
kelompok dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 4 peserta didik,
tahap kedua adalah uji coba kelompok besar dengan jumlah subyek
penelitian sebanyak 14 peserta didik.
Teknik penentuan subyek uji coba dalam penelitian
pengembangan ini adalah dengan metode simple random sampling.
Menurut Sugiyono (2012: 218), simple random sampling adalah teknik
pengambilan sampel atau subyek yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel atau subyek.

C. Sumber Data dan Subjek Penelitian


1. Sumber Data
Penelitian ini dilakukan di MI Darus Sa’adah Dayu 02 Nglegok
Kabupaten Blitar. Sedangkan materi yang digunakan untuk penelitian
yaitu salah satu materi yang terdapat pada semester II kelas IV
mengenai bilangan bulat. Dalam hal ini peneliti bekerjasama dengan
teman sejawat dan guru yang bersangkutan yang akan bertindak
sebagai observer. Penelitian ini dilakukan pada semester II Tahun
Pelajaran 2019/2020 tepatnya pada bulan Maret thun 2020.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV MI Darus Sa’adah
02 Dayu Nglegok yang berjumlah 14 siswa, yang terdiri dari 6 siswa
laki-laki dan 8 siswa perempuan.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
tentang keberhasilan peneliti dalam menggunakan suatu metode
pembelajaran. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut:
a. Wawancara
Dalam pelaksanaan teknik wawancara diperlukan instrumen
penelitian berupa pedoman wawancara sebagai alat untuk mengumpulkan
data melalui teknik tersebut. Pedoman wawancara ini digunakan untuk
memperoleh data dari narasumber diantaranya yaitu guru dan siswa.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data observasi dilakukan dengan teknik
pengamatan, yaitu ketika pelaksanaan pembelajaran peneliti mengamati
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pengamatan difokuskan
pada keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada materi lingkaran
dan aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Dalam
pengamatan nilai diperoleh dalam bentuk skor kemudian perolehan skor
tersebut dikumpulkan untuk dianalisa.
c. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.
Angket merupakan kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri
pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Isi teks angket mengandung
pertanyaan minat belajar siswa tentang materi bilangan bulat
menggunakan metode Make A Matchdan media kartu bilangan serta 8
aspek sebagai pedoman wawancara.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Sugiyono (2006:307) mengemukakan bahwa dalam penelitian
kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya
setelah fokus penelitian menjadi jelas maka kemungkinan akan
dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan dapat
melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Wawancara
Dalam wawancara ini yang menjadi obyek penelitian adalah guru
matematika dan siswa untuk menanyakan bagaimana proses pembelajaran
di dalam kelas setelah menggunakan media pembelajaran kartu bilangan
melalui metode make a macth. Pertanyaan-pertanyaan itu berpedoman
pada penggunaan media pembelajaran dengan media kartu biangan
Adapun kisi-kisi nya sebagai berikut:
Tabel 1.2 Kisi-kisi wawancara Guru.
No Aspek Indikator Jumlah
1 Proses a.Ketepatan waktu pembelajaran 3
Pembelajaran b. Respon siswa
c. Pemahaman siswa
2 Metode dan Model a.Pemilihan Metode yang sesuai 3
b. Pemilihan model yang sesuai
dengan karakteristik
c. Pemilihan model yang
kreatif
3 Sumber dan Media a. Pemilihan sumber belajar 3
b. Cara memperoleh sumber
belajar
c. Pengadaan media
pembelajaran
4 Karakteristik Siswa a. Pemahaman karakteristik 3
siswa
b. Antusiasme siswa
c. Keterampilan Tanya jawab
5 Gaya Belajar a. Penggunaan gaya belajar 3
b. Pemahaman siswa terhadap
gaya belajar
c. Kreativitas pemilihan gaya
belajar
6 Gaya Mengajar a. Cara mengajar guru 3
b. Gaya mengajar terhadap
penggunaan media
c. Keaktifan siswa
7 Administrasi a. Penggunaan RPP 3
Pembelajaran b. Kegiatan rapat semester
c. Pengawasan kepala sekolah
8 Penilaian a. Peningkatan prestasi belajar 3
b. Motivasi
c. Evaluasi pembelajaran

b. Observasi
Dalam observasi ini peneliti mengamati dan mencatat, proses pembelajarn
dikelas yang meliputi guru matematika, siswa, media pembelajaran yang
digunakan. Adapun kisi-kisi observasi sebagai berikut

Tabel 1.3 Kisi – Kisi Observasi

No Aspek Indikator Jumlah

1 Proses Pembelajaran a. Guru menyampaikan tujuan 7


pembelajaran
b. Guru menyiapkan media
c. Guru mengenalkan media
d. Guru menjelaskan langkah-langkah
penggunaan media
e. Guru melakukan demonstrasi
f. Guru terampil menggunakan media
g. Siswa berpatisipasi aktif
2 Metode dan Model a. Guru menggunakan metode dan 4
model yang menarik
b. Guru berusaha menerapkan metode
dan model yang sesuai dengan karakter
siswa
c. Keaktifan guru menggunakan
model
d. Antusiasme siswa saat diterapkan
model/metode
3 Sumber dan Media a. Guru menggunakan aneka sumber 4
belajar
b. Guru memanfaatkan media
pembelajaran dalam meningkatkan dan
efektivitas kegiatan belajar mengajar
c. Media dan sumber belajar relevan
dengan materi
d. Sumber dan media sesuai dengan
tingkat kemampuan berfikir siswa
4 Karakteristik Siswa a. Guru mengajar dengan memahami 3
karakter siswa
b. Keaktifan siswa dalam bertanya
jawab
c. Antusias siswa dalam penggunaan
media
5 Gaya Belajar a. Siswa memiliki gaya belajar yang 3
berbeda
b. Guru memahami gaya belajar siswa
c. Guru memiliki kreatifitas dan
inovasi untuk memahami gaya belajar
siswa
6 Gaja Mengajar a. Gaya mengajar tepat dan sesuai 3
dengan tujuan pembelajaran
b. Guru berperilaku baik saat
mengajar
c. Guru menumbuhkan semangat dan
keceriaan pada siswa
7 Administrasi a. Guru membuat silabus dan rpp 2
Pembelajaran b. Guru menggunakan silabus dan rpp
pada saat pembelajaran
8 Penilaian Guru melakukan penilaian sesuai dengan 1
tujuan yang dicapai

c. Angket
Isi teks angket mengandung pertanyaan minat belajar siswa tentang materi
bilangan bulat menggunakan metode Make A Match dan penggunaan media
kartu bilangan.
Kisi-kisi angket:
Tabel.1.4 Kisi-kisi angket:

NO VARIABLE / INDIKATOR NO SOAL

Proses Pembelajaran dan penjelasan materi


1 1
pada guru terhadap siswa

2 Metode dan Model pembelajaran 2

3 Sumber dan Media yang di gunakan oleh guru 3

4 Minat Belajar Matematika 4

5 Gaya Belajar yang di senangi siswa 5

Bagaimana cara menyampaikan materi oleh


6 6
guru

7 Kesipan guru tentang administras 7

8 Hasil belajaar siswa 8

E. Teknik Analisis Data


Analisa data dilakukan pada waktu data diperoleh dari hasil
tindakan oleh peneliti. Teknik analisa data digunakan untuk mengetahui
peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi
bilangan bulat setelah menerapkan penggunaan media bilangan kartu
melalui metode make a macth materi bilangan bulat.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Teknik Analisis Data Wawancara
Pendapat guru dan siswa mengenai pembelajaran perlu dianalisis
peneliti untuk dapat ditindak lanjuti oleh peneliti sesuai dengan hasil yang
diperoleh. Tindak lanjut diperlukan untuk melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
Dalam wawancara akan di bahas tentang keberhasilan pembelajaran
menurut para guru dan siswa melalui keterangan dari jawaban setiap guru
dan siswa
2. Teknik Analisis Data Observasi
Pengamatan langsung terhadap objek-objek yang diteliti. Data
yang diperoleh dari observasi berupa catatan lapangan selama proses
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data yang
sederhana, analisis data tersebut dimaksudkan untuk membantu peneliti
dalam menyimpulkan hasil penelitian.
Untuk mengetahui sejauh mana peneliti dan peserta didik
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media bilangan kartu
melalui metode make a macth, maka peneliti membuat dua lembar
pengamatan, yaitu lembar pengamatan untuk guru dan lembar pengamatan
untuk peserta didik sebagai berikut:
a. Lembar pengamatan aktivitas guru
Ketuntasan dalam pemberian skor terhadap aktivitas peneliti selama
pembelajaran dengan media bilangan kartu melalui metode make a
macth dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.5 Skor Observasi Aktivitas Guru
Kriteria Skor

Jika indikator sangat sesuai dan tepat 4


yang dilakukan oleh guru
Jika indikator cukup sesuai dan
cukup tepat yang dilakukan oleh 3
guru.
Jika indikator kurang sesuai dan
kurang tepat yang dilakukan oleh 2
guru.
Jika indikator sangat kurang sesuai
dan sangat kurang tepat dilakukan 1
oleh guru.

Nilai dalam setiap indikator dalam lembar pengamatan aktivitas guru


dapat dirumuskan dengan rumus yang digunakan untuk
memprosentasikan hasil yang diambil dari Purwanto (1990: 102-103)
yaitu sebagai berikut:
= X 100%
Keterangan:
NP : nilai persen yang dicari atau yang diharapkan
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM : skor maksimum ideal dari observasi yang bersangkutan
100 : bilangan tetap

Tabel 1.6 Taraf Keberhasilan


Interval Kategori

85% < NP ≤ 100% Sangat Baik

75% < NP ≤ 85% Baik

60% < NP ≤ 75% Cukup Baik

55% < NP ≤ 60% Kurang

0% < NP ≤ 55% Sangat Kurang

b. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa


Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran,
ditentukan dengan pemberian skor terhadap siswa dalam proses
pembelajaran dengan media kartu bilangan melalui metode make a
macth dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 1.7 Skor Observasi Aktivitas Siswa
Kriteria Skor

Jika indikator sangat sesuai dan tepat 4


yang dilakukan siswa
Jika indikator cukup sesuai dan 3
cukup tepat yang dilakukan siswa.
Jika indikator kurang sesuai dan
kurang tepat yang dilakukan 2
siswa.
Jika indikator sangat kurang sesuai
dan sangat kurang tepat dilakukan 1
siswa.

Nilai dalam setiap indikator dalam lembar pengamatan siswa dapat


dirumuskan dengan rumus yang digunakan untuk memprosentasikan
hasil yang diambil dari Purwanto (1990: 102-103) yaitu sebagai
berikut:
= X 100%
Keterangan:
NP : nilai persen yang dicari atau yang diharapkan
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM : skor maksimum ideal dari observasi yang bersangkutan
100 : bilangan tetap
Tabel 1.8 Taraf Keberhasilan
Interval Kategori

Sangat
85% < NP ≤ 100% Baik

75% < NP ≤ 85% Baik

60% < NP ≤ 75% Cukup Baik

55% < NP ≤ 60% Kurang

Sangat
0% < NP ≤ 55% Kurang

3. Teknik Analisis Data Angket


Menghitung hasil angket minat siswa
Indikator minat yang dinilai berjumlah 4, Setiap sub indikator
minat nilai maksimal adalah 5 dan nilai minimal adalah 1. Minat setiap
siswa dihitung dengan:
=
4

nilai minimal minat adalah 4 : 4 = 1. Dengan kriteria:

1 ≤ 1,8 = siswa sangat tidak berminat

1,8 ≤ 2,6 = siswa tidak berminat

2,6 ≤ 3,4 = siswa kurang berminat

3,4 ≤ 4,2 = siswa berminat

4,2 ≤ 5 = siswa sangat berminat

Menghitung presentas siswa berminat

jumlahsiswaber min at
Minat = x100
jumlahseluruhsiswa

Siswa dikatakan tuntas klasikal jika lebih dari atau sama dengan 75%
siswa telah tuntas (Depdiknas, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.


Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Baharuddin, Imam (2009).Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-


RuzzMedia

Baharuddin, & Wahyuni, Safa (ed). (2010). Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Fatih, Mohamad. 2010. Skill Level Reading Comprehension With Talking Stick
atStudent V Class Kepanjenkiul 3 Elementary School of Blitar City.
Malang:Universitas Negeri Malang.
http://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-make-
match (online). Diakses pada tanggal 05 maret 202, Pukul 13.06 WIB
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva
Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (online). Diakses pada tanggal 11 Maret
2020, pukul 12.35 WIB.
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Karya.
Penerjemah: Narulita Yusron. Bandung: Nusamedia.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Slavin E, Robert. (2008). Cooperative Learning (Teori, Riset dan
Praktik).
Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan
kuantitatif,kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2016). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Thobroni, M & Mustofa A, Sandra (ed). (2013). Belajar dan
Pembelajaran(Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran
dalam Pembangunan Nasional). Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Yaumi, Muhammad. 2018. Media & Teknologi Pembelajaran. Jakarta.
Lampiran 1. Surat Izin melakukan Observasi
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi
Lampiran 4 . Administrasi Sekolah
1. RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
2. SILABUS

3. KALENDER PENDIDIKAN UMUM DAN YASAYAN


4. ABSENSI

5. NILAI
Lampiran 5 Profil Sekolah

PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : MI Darus Sa’adah Dayu 02


2. NPSN : 111235050029/60714633
3. Provinsi : Jawa Timur
4. Kabupaten : Blitar
5. Kecamatan : Nglegok
6. Desa : Dayu
7. Status Sekolah : Swasta
8. Akreditasi Sekolah : Terakreditasi B
9. Naungan : Kantor Kementrian Agama
10. Terletak di kawasan : Desa
11. Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
12. Luas Bangunan : L: 15m P : 60 m
13. Email : midarussaadahdayu2@yahoo.co.id
14. No Telp. :085733770523
Lampiran 6. Foto Kegiatan Belajar Mengajar Di Kelas

Proses Kegiatan Pembelajaran Proses Kegiatan Pembelajaran

Penjelasan media pembelajaran Media kartu bilanagan

Pengejaan evaluasi Pengejaan evaluasi


Foto Bersama Siswa & Guru
MI Darus Sa’adah Dayu 02
Lampiran. 7 Biodata Pembimbing dan Penulis

1. DATA DOSEN PEMBIMBING

Data Pribadi

a. Nama Lengkap : Mohamad Fatih, M.Pd.


b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Jabatan : ekan FIPS
d. NIDN : 0016048606
e. Tempat dan Tanggal Lahir : Blitar, 16 April 1986
f. Email : fatih.azix@gmail.com
mohamadfatih@unublitar.ac.id
g. Nomor Telepon/HP : 0856 5550 4443
: Jl. Masjid Nomor 22 Kelurahan
h. Alamat Kantor Kauman,
Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar
i. Nomor Telepon/Faks : (0341) 801120

Riwayat Pendidikan

D2 S1 S2

Nama Perguruan Universitas Universitas Negeri Universitas Negeri


Tinggi Negeri Malang Malang Malang
Bidang Ilmu PGSD PGSD DIKDAS

Tahun Masuk –
2004-2007 2008-2011 2011-2013
Lulus
2. DATA PENULIS

A. Data Penulis 1
Nama : Ahmad Arifin
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Program Study : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
NIM : 1786206142
Tempat Tanggal Lahir : Blitar, 10 November 1997
Alamat Rumah : Dsn. Sumberarum RT 02 RW 13 Kel. Tegalasri
Kec. Wlingi Kab. Blitar
Riwayat Pendidikan : SDN Tegalasri 01 (2004 - 2010)
MTs As – Salam Jambewangi (2010 - 2012)
MA As – Salam Jambewangi (2012 - 2015)

A. Data Penulis 2
Nama : Nawang Az Zahro’ Mulyaningtyas
Jenis Kelamin : Perempuan
Program Study : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
NIM : 1786206211
Tempat Tanggal Lahir : Blitar, 10 November 1997
Alamat Rumah : Dsn. Sidodadi RT. 01RW.10 Ds. Kedawung
Kec. Nglegok Kab. Blitar
Riwayat Pendidikan : SDN Kedawung 02 (2004 - 2010)
MTs Ma’arif NU Kabupaten Blitar (2010 - 2012)
MA Ma’arif NU Kota Blitar (2012 -2015)
A. Data Penulis 3
Nama : Rahma Maulidina Rizqia
Jenis Kelamin : Perempuan
Program Study : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
NIM : 1786206128
Tempat Tanggal Lahir : Blitar, 11 Juli 1999
Alamat Rumah : Dsn. Pesantren RT. 04 RW.04 Ds. Ngoran
Kec. Nglegok Kab. Blitar
Riwayat Pendidikan : MI Hidayatul Ulum Dayu 01 (2005-2011)
MTs Ma’arif NU Kota Blitar (2011-2014)
MA Ma’arif NU Kota Blitar (2014-2017)

Anda mungkin juga menyukai