Anda di halaman 1dari 2

Nama :Nawang Alzahro Mulyaningtyas

NIM :1786206211

PENUGASAN INDIVIDU
PENDIDIKAN KARAKTER
DOSEN :CINDYA ALFI, M. Pd
1. Pendidikan Karakter (PPK) dalam implementasinya dilakukan dengan
Berbasis Budaya Sekolah.. Adapun Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) Berbasis Budaya Sekolah dilakukan dengan cara:
 Integrasi proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum
dalam mata pelajaran, baik secara tematik maupun terintegrasi.
 Memperkuat manajemen kelas dan pilihan metodologi dan evaluasi
pengajaran yang tepat.
 Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
a) PPK berbasis budaya sekolah menurut urgensi penidikan masa kini
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang berkarakter. Namun, Tujuan pendidikan
nasional tidak dapat dipenuhi jika terdapat permasalahan dalam proses
mencapainya. Permasalahan yang terjadi adalah adanya penurunan nilai
karakter peserta didik. Indikasi adanya penurunan nilai karakter di sekolah
adalah sikap tidak etis terhadap guru dan berbagai bentuk pelanggaran
tata tertib. Urgensi pendidikan pada masa kini adalah usaha dasar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dalam hal
pengendalian diri, keterampilan, kecerdasan, mempunyai kekuatan spiritual
keagamaan serta membentuk kepribadian yang diperlukan masyarakat dan
bangsa.
b) Sekolah berkarakter adalah upaya sekolah untuk menanamkan nilai-nilai
budaya karakter dalam diri setiap warga sekolah melalui berbagai kegiatan
baik dalam proses pembelajaran intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun
penciptaan suasana lingkungan sekolah sehingga budaya karakter menjadi
sikap batin (believe system) serta menjadi landasan dalam bersikap dan
bertingkah laku.
c) Mutu sekolah dapat dilihat dari budaya yang hidup dan dikembangkan
warga sekolah. Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi
perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan symbol-simbol yang
dipraktekkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa dan
masyarakat sekitar sekolah. Nilai-nilai dalam budaya sekolah mencakup:
kebiasaan hidup, etika, kejujuran, kasih sayang, mencintai belajar,
bertanggung jawab, menghormati hukum dan peraturan, menghormati
orang lain, mencintai pekerjaan, suka menabung, suka bekerja keras, tepat
waktu. Tahapan pengembangan model budaya sekolah meliputi: nilai,
pengembangan tataran teknis, pengembangan tataran sosial,
pengembangangan budaya sekolah di kalangan siswa, dan evaluasi budaya
sekolah. program ini harus ada untuk menuju sekolah yang berbudaya dan
berkakter. Pengembangan nilai-nilai di kalangan siswa meliputi: keimanan
Nama :Nawang Alzahro Mulyaningtyas
NIM :1786206211

dan ketaqwaan, nilai kebersamaan, nilai saling menghargai, nilai tanggung


jawab, keamanan, kebersihan, ketertiban dan keindahan, dan hubungan
antar siswa dengan seluruh warga sekolah. Semangat siswa dalam
menjalankan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan cukup tinggi dan baik
(Yusuf: 2008:129).
d) PPK
 Peran Keluarga
Dalam keluarga anak akan mengikuti sikap dan sifat yang mirip
dengan orang tuanya jika pendidikan di rumah baik ketika anak
masuk ke sekolah mengikuti pendidikan formal, dasar-dasar
karakter baik seperti jujur, menghormati, disiplin sudah
terbentuk. Anak yang sudah memiliki watak yang baik biasanya
memiliki achievement motivation yang lebih tinggi karena
perpaduan antara intelligence quotient, emosional
quotient dan spiritual quotient sudah terformat dengan baik.
 Peran Sekolah
Jika dilingkungan rumah/ keluarga, anak dapat dikatakan
“menerima apa adanya” dalam menerapkan sesuatu perbuatan, maka
dilingkungan sekolah sesuatu hal menjadi “mutlak”adanya, sehingga
kita sering mendengar anak mengatakan pada orang tuanya “Ma, Pa,
kata Bu guru/ Pak guru begini bukan begitu “Ini menunjukkan
bahwa pengaruh sekolah sangat besar dalam membentuk pola pikir
dan karakter anak, namun hal ini pun bukanlah sesuatu yang mudah
tercapai tanpa ada usaha yang dilakukan. Untuk menjadi 'Bapak dan
Ibu' guru seperti dalam ilustrasi diatas butuh keteladanan dan
konsistensi perilaku yang patut diteladani.
 Peran Masyarakat Masyarakat pun memiliki peran yang tidak kalah
pentingnya dalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. Dalam
hal ini yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah orang yang
lebih tua yang “ tidak dekat “, “ tidak dikenal “ “ tidak memiliki
ikatan famili “ dengan anak tetapi saat itu ada di lingkungan sang
anak atau melihat tingkah laku si anak. Orang-orang inilah yang
dapat memberikan contoh, mengajak, atau melarang anak dalam
melakukan suatau perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai