Anda di halaman 1dari 2

1.

Darah
Setelah sampel diambil, maka harus dikemas sebaik-baiknya, sesuai dengan bentuk
sediaan sampel. Sediaan darah kering sebaiknya ditempatkan pada plastik obat
kemudian dimasukkan ke amplop. Jangan menggunakan amplop berperekat
kecuali benar-benar perlu, dan hanya diizinkan untuk membasahi bagian
berperekat dengan air steril. Sediaan darah cair sebaiknya diambil dengan pipet,
ditempatkan pada tabung dan dimasukkan ke dalam tas tertutup dengan
penghangat, dan dibawa dengan hati-hati untuk menghindari pecahnya tabung.
Untuk noda darah yang menempel pada benda-benda tertentu seperti pakaian
ataupun senjata maka benda tersebut harus dikemas dalam kantung kertas bersih
dalam keadaan kering. Perlu diingat, bukan hanya tentang darah siapa pada
pakaian tersebut penting, namun letak noda darahpun penting untuk
didokumentasikan. Jangan melipat pakaian tersebut tetapi gunakan kertas untuk
membatasi tiap lipatan.
2. Swap Vagina
Keringkan kapas lidi dengan cara diangin-anginkansebelum dimasukan ke dalam
amplop, dan beri label. Jika ingin mengambil sampel untuk membuat slide
pemeriksaan mikroskopis, setelah melakukan usapan pada dinding vagina, usapkan
kapas lidi pada object glasssambil diputar perlahan dan ditutup dengan deck glass.
3. Swap bukal
Tempatkan kapas lidi dalam amplop kecil.Tempatkan amplop kecil berisi empat
kapas tip aplikator dalam amplop yang lebih besar dan beri label
4. Urin
 Korban hidup : urine ditampung pada wadah plastik yang telah diberi label.
Edukasi pasien untuk mengambil urine porsi tengah (midstream urine)
 Korban mati : sampel diambil dengan kateter atau aspirasi suprapubik. Setelah
mendapat volume yang dibutuhkan, pindahkan urine ke dalam wadah yang
bersih dan beri label.
Tidak diperlukan pengawet kecuali jika sampel tidak segera dikirim ke
laboratorium. Pengawet yang diperlukan adalah sedikit sodium azide.
5. Muntahan/isi lambung
Masukkan sampel cairan lambung ke dalam wadah steril yang telah disiapkan,
tutup rapat dan beri label.
6. Air liur dan bekas gigitan
Basahi cutton bud dengan setetes air steril, kemudian usapkan pada area yang akan
diidentifikasi. Tempatkan pada wadah berlabel. Kemudian ambil cutton bud yang
tidak dibasahi dan usapkan pada area yang sama. Selanjutnya dilakukan prosedur
yang sama seperti pada cutton bud pertama. Tak perlu dibedakan swab mana yang
dibasahi atau yang mana yang tidak dibasahi. Usapan dilakukan dua kali dengan
maksud unttuk menemukan sel yang lebih banyak. Setelah dibasahi, air akan
merehedrasi kembali sel-sel yang sudah kering, sehingga akan labih banyak sel
yang melekat pada swab.
7. Rambut
Potong area yang diperlukan dan ditempatkan pada lipatan kertas. Bila didapati
rambut pada tempat kejadian perkara, maka haruslah barang bukti ini difoto, dan
diambil dengan menggunakan sarung tangan. Gunakan Post It Notes untuk
mengambil rambut atau gunakan cotton bud kemudian tempatkan ke dalam jilidan
kertas. Hindarkan menggunakan penjepit atau memungut rambut dengan rambut,
karena rambut tersebut dapat jatuh dan hilang.
8. Dental floss dalam kasus kopulasi oral
Usapkan dental floss pada sela-sela gigi korban, keringkan dan tempatkan pada
amplop kecil atau dalam lipatan kertas.
9. Hati, empedu, dan organ dalam lainnya
Kandung empedu beserta isinya langsung dimasukkan botol tanpa diaspirasi
dengan spuit. Diberikan bahan pengawet alkohol 96% atau formalin 10%. Dan
diberi label.
10. Feses
Feses dimasukkan dalam wadah tertutup yang bersih dan kering, kemudian diberi
label.
11. Jaringan tubuh
Masing-masing jaringan tubuh dimasukkan ke dalam wadah yang berbeda dan
diberi pengawet formalin 10% untuk pemeriksaan histopatologi. Masing-masing
wadah diikat, dilak, disegel, dan diberi label
12. Tulang dan gigi
Sampel tulang dan gigi tidak perlu menggunakan bahan pengawet. Masing-masing
sampel dimasukkan ke dalam wadah yang berbeda lalu diikat, dilak, disegel, dan
diberi label

Anda mungkin juga menyukai