Anda di halaman 1dari 2

Nama: Alfi Nurwahidah

 System Filogenetik (sering dipadankan dengan filetik) yang pertama dalam klasifikasi
tumbuhan dibuat oleh August Wilhelm Eichler (1839-1887). Ia mengelompokkan
dunia tumbuhan menjadi beberapa anak divisi, sperti Cryptogamae yang mencakup
Thallophyta (ganggang dan jamur), Bryophyta, Pteridophyta, dan Phanerogamae yang
mencakup Gymnospermae dan Angiospermae. Dari sudut evolusi, Tahllophyta
dipandang lebih primitive dari Bryophyta, Bryophyta lebih primitive dari
Pteridophyta lebih primitif dari Phanerogamae. Berdasarkan system yang dibuat oleh
Eichler, system filetik baru yang lebih terinci dibuat pula oleh ahli tumbuhan bangsda
jerman, Heinrich Gustav Engeler (1844-1930) dan teman sekerjanya, Karl Anton
Eugen Prantl (1849-1893). System filogenetik untuk pertama kali diterbitkan pada
tahun 1886, dimana dunia tumbuhan belah (Schizophyta) sampai tingkat lebih tinggi
yaitu tumbuhan biji (Embryophyta Siphonogama) dalam bukunya, “De Natullichen
flanzenfamilien” yang pada dasarnya memuat flora dunia pada tingkat marga.

 Kunci determinasi analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara


penempatan bait-baitnya yaitu kunci determinasi bertakik dan kunci determinasi
paralel.

1. Kunci determinasi bertakik

Pada kunci determinasi bertakik penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan


pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir),
tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait
takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pada takik awal
atau pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama dari baik penuntun
pertama maupun penuntun yang dipisahkan berjauhan. Dengan demikian
maka unsur-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu
sehingga bisa terlihat sekaligus. Kunci bertakik ini efisien untuk bahan yang
sedikit, tetapi apabila bahan (takson) yang digunakan sangat banyak dapat
dibayangakan bahwa terlalu banyak memakan tempat, oleh karena itu ada
alternatif kunci lain, yaitu kunci paralel.

2. Kunci determinasi paralel

Berbeda dengan kunci bertakik, penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait


ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam
atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti
dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan
yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat dibandingkan dengan
kunci bertakik. Kunci ini lebih efisien untuk bahan takson yang banyak,
sehingga banyak digunakan dalam buku-buku yang berjudul Flora.
Buku Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink
semuanya ditulis dalam bentuk kunci paralel. Kerugiannya adalah kita tidak
dapat melihat langsung sifat-sifat takson dalam satu deretan seperti pada kunci
bertakik.

Anda mungkin juga menyukai