Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS RASIO KEUANGAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Matakuliah Analisis Laporan Keuangan (kelas B)

Disusun oleh:

Fresya Dara Rahmatika 180803102028

Galuh Dhindang Kinanti 180803102044

Alisa Qottrun Nada Rozana 180803102055

Bryan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2020

1.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah disusun untuk
salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Makalah ini berjudul Analisis
Rasio Keuangan. Adapun pembuatan makalah ini sebagai tugas makalah pertama dengan tujuan
pembelajaran untuk menentukan kinerja dalam konteks tujuan dan strategi perusahaan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya. Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan penulis memohon maaf. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat diharapkan demi peningkatan karya ini.

Jember, 3 Maret 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang


menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditunjukan untuk menunjukan
perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu
menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan
peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio
keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya dilakukan dan dalam konteks apa analisis
tersebut diaplikasikan.

Pesatnya perkembangan yang terjadi telah mendorong dilakukannya studi-studi yang


menghubungkan rasio keuangan, dengan harapan akan dapat ditemukan berbagai kegunaan
objektif rasio keuangan. Beberapa yang telah dilakukan diantaranya adalah yang menguji
kegunaan rasio untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan, memprediksi keuntungan saham,
dan memprediksi perubahan laba, akan tetapi berbagai temuan dari penelitian terdahulu yang
telah dilakukan sebenarnya masih jauh dari memadai jika yang diinginkan adalah sebuah
konstruksi formal teori analisis rasio keuangan. Ini terlihat dari hasil-hasil penelitian yang masih
cenderung tidak konsisten untuk waktu dan tempat yang berbeda. Beberapa di antaranya
bahkan kontradiktif terhadap yang lainnya. bahwa perusahaan dalam membuat keputusan
pembagian dividen harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan
perusahaan. Laba yang diperoleh sebaiknya tidak dibagikan hanya untuk dividen karena
sebagian harus harus diberikan kepada pemegang obligasi yang dapat mempengaruhi besarnya
dividen kas yang dibagikan.

Leverage operasi mencerminkan pengaruh besarnya biaya tetap terhadap laba


perusahaan. Dalam hal ini perubahan biaya tetap yang kecil akan mengakibatkan perubahan
laba yang besar. Biaya tersebut misalnya; biaya administrasi, penyusutan, advertensi dan pajak
yang besarnya tetap. Sedangkan leverage yang ditentukan oleh finansial disebut leverage
finansial, yaitu perubahan biaya finansial (yang sifatnya tetap) yang lebih kecil akan
mengakibatkan perubahan laba yang besar. Misalnya; biaya bunga, biaya pinjaman dan lain-lain
yang berhubungan dengan hutang.

Besar kecilnya leverage sangat tergantung pada kondisi ekonomi. bila kondisi ekonomi
bagus sangat memungkinkan perusahaan dapat menutupcost of capital dari hutang, maka
leverage yang tinggi akan lebih menguntungkan. Sedangkan pada kondisi kontraksi ekonomi,
penggunaan leverage yang tinggi tentu merugikan. Dengan demikian bila retun on
assetsmelebihi cost of debt, maka leverage menguntungkan dan semakin tinggi leverage factor
maka akan semakin tinggi rate of return bagi pemegang saham biasa. bila leverage operasi dan
leverage finansial digabung disebut total leverage, yaitu perubahan earning untuk pemegang
saham yang dipengaruhi oleh perubahan penjualan. Secara umum total leverage dihitung
dengan membagi kontribusi margin dengan laba operasi dikurangi bunga.
1.2 rumusan masalah

1. Apa definisi dari Rasio keuangan?


2. Apa bentuk-bentuk Rasio Keuangan?
3. Apa pembanding rasio keungan?
4. Bagaimana keterbatasan rasio keuangan?
5. Bagaimana hubungan antarberbagai rasio?
6. Bagaimana kondisi keuangan dalam rasio keuangan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari rasio keuangan


2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk rasio keuangan
3. Untuk mengetahui pembanding rasio keuangan
4. Untuk mengetahui keterbatasan rasio keuangan
5. Untuk mengetahui hubungan antarberbagai rasio
6. Untuk mengetahui kondisi keuangan dalam rasio keuangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan untuk
memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Rasio keuangan atau
rasio finansial merupakan suatu alat dalam menganalisa dan mengukur kinerja perusahaan yang
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Dengan menggunakan
parameter kondisi atau data keuangan perusahaan tersebut. Data-data keuangan tersebut
biasanya diambil dari laporan keuangan yang ada seperti neraca, laporan laba rugi, laporan arus
kas, dll.

Analisis rasio keuangan digunakan oleh dua pengguna utama, yakni investor dan
manajemen. Investor menggunakan rasio keuangan untuk melihat apakah perusahaan itu
investasi yang bagus atau tidak. Dengan membandingkan rasio keuangan antar perusahaan dan
antar industri, investor dapat menentukan investasi mana yang paling baik. Sedangkan
manajemen menggunakan rasio keuangan untuk menentukan seberapa baik kinerja perusahaan
untuk mengevaluasi kemana perusahaan dapat memperbaiki diri. Misalnya, jika perusahaan
memiliki margin kotor yang rendah, manajer dapat mengevaluasi bagaimana meningkatkan
margin kotor mereka.

Dalam praktiknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi
sebagai berikut:

1. Rasio neraca, yaitu perbandingan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca
2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingakan angka-angka yang hanya bersumber dari
laporan laba rugi
3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran)
baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.

B. Bentuk-bentuk rasio keuangan


Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memilki
tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian setiap hasil dri rasio yang diukur
diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Secara umum, rasio
keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan
rasio profitabilitas.
1. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas atau sering juga di sebut rasio modal kerja merupaka rasio yang di
gunakan ntuk mengukur seberapa liquidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan
membandingkan seluruh kompunen yang ada di aktiva lancar dengan kompunen di passiva
lancar (utang jangka pendek). Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menujukkan atau
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya yang jatuh tempo, baik
kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam
perusahaan (likuiditas perusahaan). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (kurang dari satu tahun). Menurut Munawir
(2004), rasio likuiditas dapat dibagi menjadi tiga:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau
membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya. Sebagai ilustrasi,
apabila perbandingannya adalah 1:1 dimana artinya Current Ration-nya adalah 100%,
berarti aktiva lancarnya memiliki jumlah yang sama banyak untuk melunasi semua
kewajiban lancarnya. Semakin lebih besar dari 100% artinya semakin baik.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau
membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memasukan nilai
persediaannya.

c. Rasio Kas (Cash Ratio)


Digunakan untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara kas dengan
kewajiban lancar. Yang dimaksud dengan aktiva lancar setara kas adalah aktiva yang
dapat dengan mudah dan segera diuangkan.

2. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan
yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Rasio-rasio solvabilitas
digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka panjangnya, atau dengan kata lain financial leverage. Banyaknya hutang yang dimiliki
suatu perusahaan menggambarkan jumlah uang dari luar perusahaan yang digunakan untuk
menghasilkan profit. Semakin tinggi jumlah hutang suatu perusahaan, maka semakin tinggi
pula risiko yang harus ditanggung dan return yang harus dibayarkan. Berikut ini beberapa
analisa dalam mengukur ratio solvabilitas yang dapat digunakan, yaitu :
a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang,
baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin rendah rasio ini artinya
semakin baik bagi keuangan perusahaan, sebab keamanan dananya semakin baik.

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)


Digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri. Semakin
kecil ratio ini maka akan semakin baik untuk perusahaan. Sebaiknya besarnya hutang
tidak melebihi modal perusahaan itu sendiri.

3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur tingkat afisien
pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan,persediaan, enagihan piutang,dan lainya)
atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.
Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau
sebaliknya dalam mengelola aset yng di miikinya. Berikut ini beberapa analisa dalam
mengukur ratio aktivitas yang dapat digunakan, yaitu :
a. Rasio Perputaran Piutang
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi
perputarannya maka semakin baik pula bagi perusahaan.

b. Rasio Perputaran Persediaan


Rasio ini digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan. Semakin tinggi
rasio perputaran persediaan maka semakin baik pula pengelolaan persediaannya.
c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan
penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki. Semakin besar rasio maka semakin baik
bagi perusahaan.

d. Rasio Perputaran Total Aktiva


Hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, hanya saja yang bedakan adalah
pada perhitungan kali ini, yang dihitung adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan.

4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kEmampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektifitas manajemen perusahaan yang di tunjukan dari laba yang di
hasilkan dalam penjualan atau dari pendapatan investasi. Di katakan perusahaan
pentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah di tetapkan dengan
menggunakan aktiva atau modal yang dimiliki.
Rasio profitabilitas atau rasio pentabilitas di bagi dua yaitu sebaga berikut:
 Rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba usaha dengan seluruh modal
(modal sendiri atau asing).
 Rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disediakan untuk
pemiik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang
besar.

Berikut ini beberapa ukuran ratio profitabilitas yang digunakan, diantaranya adalah :

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Membandingkan Laba Kotor dengan Penjualan. Semakin besar persentase atau
rasionya, artinya semakin baik kondisi keuangan perusahaan.

b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)


Ukuran dari Laba yang telah dikurangi dengan semua biaya dan pengeluaran kecuali
bunga dan pajak, dibagi dengan Pendapatan. Hasil dari perhitungan tersebut merupakan
gambaran laba bersih sebelum bunga dan pajak yang didapat dari setiap rupiah
penjualan atau pendapatan.
c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Digunakan untuk mengukur persentase atau rasio laba bersih setelah dikurangi
bunga dan pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan. Semakin
tinggi rasionya berarti semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Return On Assets (ROA)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva atau asset yang dimilikinya. Laba yang dihitung adalah laba
sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).

e. Return On Investment (ROI)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
terhadap investasi yang telah dikeluarkan. Laba yang digunakan adalah laba yang telah
dikurangi pajak atau EAT ( Earning After Tax ).

C. Pembanding Rasio Keuangan


Analisis laporan keuangan tidak akan berarti apabila tidak ada pembandingnya. Data
pembanding untuk rasio keuangan mutlak ada sehingga dapat dilakukan perhitungan terhadap
rasio yang dipilih. Dengan adanya data pembanding, kita dapaat melihat perbedaan angka-
angka yang ditonjolkan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan dari periode sebelumnya.
Dengan kata lain, laporan keuangan tersebut memiliki makna tertentu jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya.
Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan di dalammembandingkan rasio
keuangan perusahaan, yaitu “Cross-sectionalapproach” dan “Time series analysis” (Syamsuddin,
2001:39)
1. Cross-sectional approach
Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan
rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lain yang sejenis pada saat yang
bersamaan. Melalui pendekatan ini, dimaksudkan untuk mengetahui seberapa baik atau
buruk kondisi perusahaan dibandingkan perusahaan sejenis yang lain. Perbandingan dengan
cross-sectional approach ini juga dapat dilakukan dengan jalan membandingkan rasio
keuangan perusahaan dengan rasio rata-rataindustri.
2. Time series analysis
Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio keuangan
perusahaan dari satuperiode ke periode lain. Perbandingan antara rasio yang dicapai saat ini
dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperlihatkan apakah perusahaan mengalami
kemajuan ataukah sebaliknya. Perkembangan perusahaan dapat dilihat pada trend dari
tahun ketahun, sehingga dengan melihat perkembangan ini perusahaan dapat membuat
rencana-rencana untuk masa yang akan datang. Perbandingan dengan cara time series
analysis sangat membantu dalam menilai kewajaran (reasonableness) dari laporan-laporan
keuangan yang diproyeksikan. Dengan menggunakan rasio keuangan dari tahun-tahun
sebelumnya sebagai ’standart of comparison’ banyak dilakukan terutama oleh para investor
dan para calon investor. Dengan mempelajari perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun,
kita dapat menarik kesimpulan apakah keadaan perusahaan dalam keadaan yang
menguntungkan ataukah dalam keadaan memprihatinkan.

D. Keterbatasan Rasio Keuangan


Raiso keuangan digunakan untuk mengetahui dan memahami posisi keuangan
perusahaan ,analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok utama yaitu
1) Manager ,yang menggunakan rasio untuk membantu menganalisis dan mengendalikan serta
memperbaiki operasi perusahaan
2) Analisis kredit seperti ,pegawai bank bagian kredit atau analisis peringkat obligasi yang
menganalisis rasio untuk membantu menentukan kemampuan perusahaan membayar utang
dan
3) Analisis saham ,yang berkepentingan dengan efisiensi resiko dan prospek pertumbuhan.

Meskipun analisis rasio dapat memberikan informasi yang berguna tentang operasi dan
kondisi keuangan perusahaan namun penggunaan rasio ini bukannya tanpa kelemahan dan
keterbatasan, beberapa keterbatsan dalam menghitung dan menginterpretasikan analisis rasio
keuangan antara lain:

1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan
pemakainya
2) Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti:
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang
dapat dinilai biasa atau objektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan (cost)
bukan harga pasar.
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda
oleh perusahaan yang berbeda.
3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio.
4) Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.
5) Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda
maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan.

Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa
keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari
penfsiran dengan cara menggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi suatu model
peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini
menghasilkan suatu index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu
kelompok yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur
prospek sutu perusahaan.

E. Hubungan Antarberbagai Rasio


Hubungan ini bisa merupakan hubungan rasio antara laporan keuangan yang satu
laporan dengan yang lain atau hubungan dalam komponen dalam satu laporan keuangan.
Hubungan tersebut dapat bersifat positif maupun negative tergantung rasio keuangannya.
Sebagai contoh hubungan antarberbagai rasio keuangan, yaitu:
a. Hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri;
b. Hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri.
Misalnya hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri
bersifat positif. Semakin besar rentabilitas ekonomi, akan berakibat besar pula rentabilitas
modal sendiri. Tentu saja dengan asumsi ceteris paribus, yaitu faktor-faktor lain tidak lain tidak
berubah seperti bunga, pajak, dan rasio utang-modal sendiri.
Kemudian, dapat dikatakan pula bahwa hubungan rentabilitas ekonomi dengan modal
sendiri pada berbagai tingkat pengguna modal asing cukup berpengaruh. Berbeda dengan
hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri yang selalu bersifat
positif, hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri. Dalam pratiknya
rentabilitas modal sendiri, selain dipengaruhi oleh rentabilitas ekonomi, juga dipengaruhi oleh
rasio utang.

F. Kondisi Keuangan
Guna menggambarkan perkembangan keuangan atau financial sebuah perusahaan,
penting untuk dilakukan analisa atau interpretasi semua data yang berhubungan dengan
keuangan atau financial. Data financial dapat dengan mudah ditemui pada laporan keuangan
perusahaan. Dalam menganalisa keadaan kondisi keuangan perusahaan tersebut biasanya
menggunakan rasio keuangan perusahaan. Sebelum itu, perusahaan harus mengetahui terlebih
dahulu kesehatan kondisi keuangan perusahaan. Agar suatu perusahaan dikatakan dalam
kondisi keuangan yang aman perusahaan tersebut harus menunjukkan:
 Tingkat pengembalian yang rendah;
 Dasar modal yang besar;
 Pertumbuhan yang lambat;
 Utang dan aktiva jangka pendek sedikit.

Setelah mengetahui ada di mana posisi keuangan perusahaan, maka perusahaan tinggal
memperbaiki rasio keuangan yang masih buruk. Untuk memeriksa kesehatan keuangan,
perusahaan perlu menghitung semua aset dan kewajibannya, baik aset lancar dan tidak lancar
serta utang jangka pendek dan jangka panjang. Setelah itu, bisa menghitung apakah rasio-rasio
keuangan tersebut sudah mencapai level ideal atau tidak. Ada beberapa rasio keuangan yang
bisa di jadikan patokan untuk menilai kondisi kesehatan keuangan perusahaan. Kelima rasio
tersebut adalah rasio likuiditas, rasio tabungan, rasio utang terhadap aset, rasio kemampuan
melunasi utang dan rasio solvabilitas.

 Pertama, rasio likuiditas. Rasio ini mengindikasikan berapa lama perusahaan dapat bertahan
hidup dan memenuhi kebutuhan jika tidak ada penghasilan sama sekali. Rasio ini diperoleh
dari nilai kas dan setara kas dibagi pengeluaran bulanan. Besaran nilai kas tersebut juga
ditentukan berapa banyak orang yang keuangannya ditanggung perusahaan.
 Kedua, rasio tabungan. Rasio ini mengindikasikan persentase pendapatan kotor yang
disisihkan untuk konsumsi di masa depan. Nilainya diperoleh dengan cara membagi nilai
tabungan terhadap pendapatan kotor.
 Ketiga, rasio utang terhadap aset. Ini adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan seseorang atau perusahaan membayar utang. Cara menghitungnya, total utang
dibagi total aset. Ukuran idealnya, total utang harus di bawah 50% dari total aset. Kalau
total utang sudah mencapai 50% dari total aset, perusahaan harus waspada dan segera
mengurangi utang.
 Keempat, rasio kemampuan melunasi utang. Rasio ini bisa dibagi lagi menjadi dua macam.
Ada rasio kemampuan melunasi utang secara umum. Rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar pendapatan digunakan untuk membayar utang.
 Kelima, rasio kebangkrutan atau rasio solvabilitas. Rasio ini menunjukkan persentase
kemungkinan seseorang atau perusahaan bangkrut. Dihitung dengan cara menjumlahkan
seluruh kekayaan, dibagi dengan total aset, baik ekuitas maupun kewajiban.

Rasio-rasio tersebut penting untuk diperhatikan dengan cara melakukan pengecekan rasio
yang sudah tercapai, dan mana yang masih belum tercapai. Dari situ, perusahaan bisa
menentukan kondisi keuangan perusahaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan untuk
memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Rasio keuangan atau
rasio finansial merupakan suatu alat dalam menganalisa dan mengukur kinerja perusahaan yang
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Dengan menggunakan
parameter kondisi atau data keuangan perusahaan tersebut.

Analisis laporan keuangan digunakan oleh dua pengguna utama, yakni investor dan
manajemen. Investor menggunakan rasio keuangan untuk melihat apakah perusahaan itu
merupakan perusahaan yang bagus untuk investasi atau tidak. Dengan membandingkan rasio
keuangan antar perusahaan dan antar industry, investor dapat menentukan investasi mana yang
paling baik. Sedangkan manajemen menggunakan rasio keuangan untuk menentukan seberapa
baik kinerja perusahaan untuk mengevalusi kemana perusahaan dapat memperbaiki diri.

Bentuk-bentuk Rasio Keuangan:

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan,


dengan beberapa cara, yaitu :

1. Rasio Likuiditas atau Liquidity Ratio


Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya.
Dalam rasio likuiditas, analisis dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
 Rasio Lancar atau Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat
menutupi semua utang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau
diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar (Harahap,
2002)
 Rasio Cepat atau Quick Ratio/Acid Test Ratio merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan
aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini
semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak
mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat (Harahap, 2002).
 Cash Ratio membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang
kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di
kantor dan di bank dalam bentuk rekening koran. Sedangkan harta setara kas (near
cash) adalah harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali,
dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara yang menjadi domisili perusahaan
bersangkutan. Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick
Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap, 2002:302).
2. Rasio Aktivitas atau Activity Ratio
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas
aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam
padaaktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada
aktiva lain yang lebih produktif.
 Perputaran Piutang, merupakan cara mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang
yang dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi
perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya.
 Perputaran Persediaan, menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara
mengukurefisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki
oleh perusahaan. Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan.
 Perputaran Aktiva Tetap, merupakan cara mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva
tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut.

 Perputaran Total Aktiva, meurpakan rasio yang menghitung efektivitas penggunaan


total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya
rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya,
dan pengeluaran investasi atau modalnya
3. Rasio Solvabilitas atau Solvability Ratio
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan
yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Ada 2 macam rasio
solvabilitas, yaitu:
 Rasio Utang terhadap Aktiva atau Total Debt to Asset Ratio adalah mengukur seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
 Rasio Utang terhadap Ekuitas atau Total Debt to Equity Ratio menunjukkan hubungan
antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh
pemilik perusahaan yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
kreditur dengan pemilik perusahaan. Bagi perusahaan, besarnya utang tidak boleh
melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil porsi
utang terhadap modal, semakin aman.
4. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas atau Profitability Ratio
Merupakan rasio yang menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan)
dibanding penjualan atau aktiva. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio
sebagai berikut:
 Margin Laba Kotor atau Gross Profit Margin merupakan ukuran persentase dari setiap
hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
 Margin Laba Operasi atau Operating Profit Margin merupakan ukuran persentase dari
setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali
bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
 Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin merupakan ukuran persentase dari setiap
hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga
dan pajak.
 Return On Investment (ROI) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang
digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT
 Rentabilitas Ekonomis atau Return On Assets merupakan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini
mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang digunakan.
5. Rasio Investasi atau Investment Ratio
Rasio investasi merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memberikan kembalian atau imbalan kepada para pemberi dana, khususnya investor yang
ada di pasar modal dalam jangka waktu tertentu. Rasio tersebut memiliki nilai manfaat bagi
para investor sesuai fungsi laporan keuangan bagi investor untuk menilai kinerja sekuritas
saham di pasar modal.

Anda mungkin juga menyukai