Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH BERKUMUR AIR REBUSAN DAUN KEMANGI TERHADAP

PH SALIVA PADA SISWA/I SDN 060933 SIMPANG POS PADANG BULAN


MEDAN TAHUN 2017

Ngena Ria
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Medan

Abstrak

Kemangi mengandung senyawa flavonoid, eugenol, arginin, etanol, boron, dan minyak atsiri. Kandungan
minyak atsiri pada kemangi mampu memberikan rasa khas yang dapat merangsang sekresi saliva saat
berkumur air rebusan daun kemangi. Kecepatan sekresi saliva dipengaruhi oleh sifat rangsangan. Sedangkan
naik turunnya pH saliva bergantung pada kecepatan sekresi, dimana penurunan pH saliva merupakan faktor
pendukung terjadinya karies gigi. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Berkumur Air
Rebusan Daun Kemangi Terhadap pH Saliva Pada Siswa/I kelas V SDN 060933 Simpang Pos Padang
Bulan Medan Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. Metode yang digunakan quaisi
experiment, dengan pendekatan cross sectional. Rancangan dalam penelitian ini adalah time design series.
Adapun cara pengambilan sampel dengan Purposive Sampling, menggunakan siswa/i kelas V SDN 060933
Simpang Pos Padang Bulan Medan sebanyak 33 siswa, dengan menggunakan Test Paper Dental Saliva pH
Indikator untuk mengetahui kriteria pH saliva. Penelitian ini mengunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test
dan uji Paired T-test. Hasil penelitian diketahui terjadi perubahan criteria pH saliva yaitu asam dari 39,39%
menjadi 9,09, basa dari 39,39% menjadi 54,54% dan netral darri 21,21% menjadi 36,36%. Menunjukkan
bahwa ada pengaruh berkumur air rebusan daun kemangi terhadap pH saliva. Hasl uji statistik dengan
menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test dihasilkan nilai signifikasi 0,004 (p-value <0,05). Disarankan
kepada siswa untuk berkumur menggunakan rebusan daun kemangi sebagai alternatif tindakan pencegahan
terjadinya karies.

Kata kunci : Air rebusan daun kemangi, pH saliva

Latar Belakang Di pulau Jawa persentase penduduk karies aktif


Tujuan pembangunan kesehatan mengacu pada tertinggi pada Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Undang-undang No.36 tahun 2009 pasal 3 tentang yaitu 52,3%. Karies gigi merupakan penyakit yang
kesehatan yang menjelaskan bahwa pembangunan paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-sama
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap masalah utama kesehatan gigi dan mulut. Proses karies
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat dan penyakit periodontal disebabkan karena adanya
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi interaksi antara tiga faktor yaitu host (gigi, gingiva,
pembangunan sumber daya manusia yang produktif saliva), penjamu (bakteri/plak) dan makanan kariogenik
secara sosial dan ekonomi. (sukrose).
Pembangunan bidang kesehatan merupakan Dalam keadaan normal, gigi geligi selalu
bagian integral dari pembangunan nasional, termasuk dibasahi oleh saliva. Ludah atau saliva adalah cairan
bidang kesehatan gigi yang tidak boleh ditinggalkan kental yang diproduksi oleh kelenjar ludah. Ludah
karena kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi terdiri dari 99,5% air, sisanya adalah zat-zat seperti
kesehatan secara keseluruhan. Untuk mewujudkan Kalsium, Fosfor, Natrium, Magnesium dan lain-lain.
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat Kerentanan gigi terhadap karies banyak
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan bergantung kepada lingkungannya. Bila seseorang
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), mengkonsumsi makanan dan minuman yang
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan mengandung karbohidrat maka beberapa bakteri
penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan penyebab karies dirongga mulut akan memulai
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh memproduksi asam, sehingga terjadi demineralisasi
terpadu dan berkesinambungan. yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Diantara periode makan, saliva akan bekerja
(RISKESDAS) tahun 2007 diketahui bahwa prevalensi menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi.
karies aktif pada penduduk Indonesia mencapai 72,1%. Peran saliva sangat penting sekali. Kandungan ion

127
Kalsium dan Fosfat pada saliva mampu Tujuan Penelitian
meremineralisasikan karies yang masih dini. Mengetahui pengaruh berkumur air rebusan daun
Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi kemangi terhadap pH saliva pada siswa/i kelas V SDN
dipengaruhi oleh pHnya. Semakin asam suatu pH saliva 060933 Simpang Pos Padang Bulan Medan.
maka semakin mudah terjadinya karies. Sistem buffer
asam karbonat-bikarbonat, serta kandungan amonia dan Tujuan Khusus
urea dalam saliva dapat menyangga dan menetralkan 1. Mengetahui pH saliva pada siswa/i sebelum berkumur
penurunan pH yang terjadi saat bakteri plak sedang air rebusan daun kemangi.
memetabolisme gula. Kapasitas penyangga dan pH 2. Mengetahui pH saliva pada siswa/i sesudah
saliva erat hubungannya dengan kecepatan sekresinya. berkumur air rebusan daun kemangi.
Penurunan kecepatan sekresi saliva dapat diikuti 3. Mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah
oleh peningkatan jumlah Streptococcus Mutans dan berkumur air rebusan daun kemangi terhadap pH
kuman-kuman Laktobasilus. Dengan demikian, saliva.
aktivitas karies yang tinggi dapat terjadi apabila
kecepatan sekresi ludah berkurang. Kecepatan sekresi Kerangka Konsep
jenis kelenjar sangat tergantung pada sifat rangsangan
(stimulasi). Kelenjar ludah dapat dirangsang dengan V. Independen V. Dependen
berbagai cara, misalnya secara mekanis dengan
mengunyah makanan keras atau permen karet dan
Berkumur air pH saliva
kimiawi, oleh rangsangan rasa seperti asam, manis,
rebusan daun
asin, pahit dan pedas.
kemangi
Rangsangan kimiawi juga dapat dilakukan
dengan berkumur air rebusan daun kemangi.
Kandungan minyak atsiri yang ada pada kemangi
mampu memberikan rasa khas yang dapat merangsang Definisi Operasional
serta mempercepat keluarnya saliva dan diduga dapat Berkumur air rebusan daun kemangi
berpengaruh terhadap pH saliva. Kemangi merupakan Berkumur air rebusan daun kemangi adalah tindakan
salah satu tanaman yang baik untuk kesehatan gigi. berkumur dengan menggunakan air rebusan daun
Kemangi mengandung senyawa Flavonoid dan kemangi.
Eugenol, Arginin, Anetol, Boron, dan minyak Atsiri.
Minyak Atsiri dan ekstrak Etanol dalam daun kemangi pH saliva
mampu menghambat pertumbuhan bakteri yang ada di Derajat pH adalah derajat keasaman saliva.
dalam mulut terutama bakteri Streptococcus Mutans pH saliva netral adalah derajat keasaman saliva pada pH 7.
yang merupakan salah satu bakteri penyebab karies. pH saliva asam adalah derajat keasaman saliva pada pH
Sifat antibakteri yang ada pada kemangi dapat <7.
dimanfaatkan sebagai obat kumur tradisional guna pH basa adalah derajat keasaman saliva pada pH >7.
mencegah pertumbuhan bakteri dan dalam mulut.
Salah satu upaya pencegahan penyakit gigi dan Hipotesis
mulut adalah dengan menjaga kebersihan gigi dan Ho : Tidak ada pengaruh berkumur air rebusan daun
mulut agar bakteri tidak tumbuh dan mencegah kemangi terhadap pH saliva pada siswa/i SDN
tertimbun plak lebih lama. Upaya kesehatan gigi pada kelas V 060933 Simpang Pos Padang Bulan
anak-anak harus dilakukan sedini mungkin, karena gigi Medan tahun 2017.
anak-anak usia sekolah dasar mudah terkena karies. Ha : Ada pengaruh berkumur air rebusan daun
Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih kemangi terhadap pH saliva pada siswa/i SDN
jelek dibandingkan dengan orang dewasa karena pola kelas V SDN 060933 Simpang Pos Padang
makan anak yang sering makan makanan dan minuman Bulan Medan tahun 2017.
yang bersifat kariogenik. Anak usia sekolah dasar
memiliki periode gigi bercampur yaitu terdapatnya gigi Jenis dan Desain Penelitian
sulung dan gigi permanen. Pada masa ini dioerlukan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik.
pencegahan sedini mungkin. Dari latar belakang, maka Metode yang digunakan dalam penelitian adalah quaisi
peneliti ingin mengetahui pengaruh berkumur air eksperimen atau sering disebut dengan eksperimen semu
rebusan daun kemangi terhadap pH saliva pada siswa/i yaitu suati penelitian dengan adanya suatu perlakuan
SDN 060933 Simpang Pos Padang Bulan Medan. terhadap kelompok sampel tetapi tidak ada kelompok
kontrol (semua sampel mendapat perlakuan).
Perumusan Masalah (Notoatmodjo, 2005)
Perumusan masalah penelitian adalah : Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan
―Bagaimanakah pengaruh berkumur air rebusan daun pendekatan Cross Sectional yang merupakan penelitian
kemangi terhadap pH saliva pada siswa/i kelas V SDN sesaat, dimana pengambilan data variabel pengaruh dan
060933 Simpang Pos Padang Bulan Medan ?‖ variabel terpengaruh dilakukan pada waktu yang
bersamaan. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan

128
rancangan pre-test and post-test (Arikunto, 2006). Pelaksanaan Kegiatan
Didalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali, 1. Peneliti melakukan perkenalan dengan seluruh
yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. pH sampel.
saliva diukur sebelum dan sesudah berkumur dengan air 2. Sampel diinstruksikan meludah ke dalam cawan
rebusan daun kemangi. plastik A, kemudian diukur pH saliva dengan
Rancangan penelitian ini secara sistematis dapat ditulis menggunakan kertas indikator.
sebagai berikut : 3. Setelah itu setiap sampel diberi air rebusan daun
kemangi sebanyak 20 ml yang sudah disiapkan
Pre-test Perlakuan Post-test untuk berkumur. Sampel diinstruksikan untuk
01 X 02 berkumur air rebusan daun kemangi selama 30 detik
dengan gerakan yaitu pipi kiri dan kanan secara
Keterangan : teratur dan kepala menunduk. Kemudian dibuang ke
01 = Pengambilan dan pengukuran pH saliva dalam ember yang telah disediakan.
sebelum berkumur air rebusan daun kemangi. 4. Setelah berkumur sampel diinstruksikan meludah
X = Perlakuan berkumur air rebusan daun kedalam cawan plastik B, kemudian diukur pH
kemangi. saliva dengan menggunakan kertas indikator.
02 = Pengambilan dan pengukuran pH saliva 5. Membandingkan pH saliva sebelum dan sesudah
setelah berkumur air rebusan daun kemangi. berkumur air rebusan daun kemangi.
Dalam penelitian ini yang diukur adalah pH saliva
sebelum dan sesudah berkumur dengan air rebusan Pengolahan dan Analisis Data
daun kemangi. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu dengan
Populasi computer yang disajikan dalam tabel distribusi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi frekuensi.
dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas 060933
Simpang Pos Padang Bulan Medan yang berjumlah 368 Analisa Data
orang. Analisa data dilakukan setelah pengolahan data dari hasil
penelitian eksperimen sebelum dan sesudah berkumur air
Sampel rebusan daun kemangi terhadap pH saliva pada siswa
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. SDN. 060933 Medan. Uji ini menggunakan aplikasi SPSS.
Pengambilan sampel secara purposive sampling sampel
diambil berdasarkan tujuan tertentu. Sampel penelitian Hasil Penelitian
adalah siswa kelas V yang berjumlah 33 orang. Hasil penelitian yang telah dikumpulkan terhadap
siswa/i kelas V SDN 060933 Simpang Pos Padang
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Bulan Medan Tahun 2017. Setelah seluruh data
Jenis data yang digunakan ada dua yaitu data primer terkumpul, membuat analisa data dengan cara membuat
dan data sekunder. Data primer yaitu data tentang tabel distribusi frekuensi untuk masing-masing sampel.
pengaruh saliva yang telah diambil dengan teknik Kemudian dilakukan pengolahan data secara statistik,
pemeriksaan langsung ke mulut siswa/I yang menjadi yaitu menggunakan uji satistik Wilcoxon Signed Ranks
sampel. Sedangkan data sekunder adalah data yang Test.
dibutuhkan sebagai pelengkap didalam penelitian yang
didapat dari pihak sekolah yaitu data tentang jumlah Tabel 4.1
siswa/i kelas V SDN 060933 Simpang Pos Padang Distribusi pH Saliva Sebelum Berkumur Air
Bulan Medan. Rebusan Daun Kemangi Pada Siswa/I Kelas V SDN
060933 Simpang Pos Padang Bulan Medan
D.1. Prosedur Penelitian Tahun 2017.
Persiapan Sebelum berkumur
Kriteria
Alat terdiri dari : Jumlah Persentase
pH saliva
1. Kertas lakmus (n) (%)
2. Cangkir plastik Asam 13 39,39
3. Alat tulis Netral 7 21,21
4. Ember 39,39
Basa 13
5. Hasil pengukuran
6. Stopwatch
Tabel 1 terlihat bahwa dari penelitian sebelum
Bahan terdiri dari : berkumur air rebusan daun kemangi frekuensi pH
saliva terbesar adalah kriteria asam dan basa dengan
1. Air rebusan daun kemangi
persentase sama yaitu 13 orang (39,39%). Sedangkan
2. Tissu
frekuensi pH saliva paling sedikit adalah kriteria netral
dengan persentase 7 orang (21,21%).

129
Tabel 4.3
Uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test pH saliva
sebelum dan sesudah berkumur air rebusan daun
kemangi pada siswa/i kelas V
SDN 060933 Simpang Pos Padang Bulan Medan
Tahun 2017.
pH sesudah berkumur - pH sebelum
berkumur
Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Dari tabel 3. dapat dilihat bahwa uji statistik


Grafik 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan nilai
pH saliva sebelum berkumur air rebusan daun signifikasi (2-tailed) sebesar 0,007. Nilai ini <0,05
kemangi pada siswa/i kelas V SDN 060933 Simpang sehingga dapat dinyatakan distribusi data normal.
Pos Padang Bulan Medan Tahun 2017. Karena distribusi data normal, maka
selanjutnya dilakukan uji statistik Paired T-test untuk
Tabel 4.2 melihat hubungan pada dua sampel yang
Distribusi pH Saliva Sesudah Berkumur Air berhubungan/berpasangan.
Rebusan Daun Kemangi Pada Siswa/I Kelas V SDN
060933 Simpang Pos Padang Bulan Medan Tabel 4.4
Tahun 2017 Uji statistik Paired T-test pH saliva sebelum dan
Sesudah berkumur sesudah berkumur air rebusan daun kemangi
Kriteria
pH saliva Jumlah Persentase pada siswa/i kelas V SDN 060933 Simpang
(n) (%) Pos Padang Bulan Medan Tahun 2017.
Asam 3 9,09
Netral 12 36,36 Sig.
Basa 18 54,54 t df (2-tailed)

Tabel 2 terlihat bahwa, kriteria pH setelah Pair 1 pH sebelum berkumur - pH sesudah


berkumur air rebusan daun kemangi terjadi penurunan Berkumur -3.116 32 004
jumlah asam dari 13 orang (39,39%) menjadi 3 orang
(9,09). Kriteria pH saliva netral terjadi kenaikan dari 7 Dari tabel 4.dapat dilihat bahwa uji statistik
orang (21,21%) menjadi 12 orang (36,36%). Kriteria Pairet T-test didapatkan nilai t hitung sebesar -3,116, df
basa dari 13 orang (39,39%) menjadi 18 orang (derajat kebebasan) sebesar 32 dan signifikasi (2-tailed)
(54,54%). sebesar 0,004 (p-value <0,05). Karena nilai signifikasi (2-
tailed) <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

20
Sesudah berkumur
20
15
15
10
10 Sebelum
5 Sesudah
5
0
Asam Netral Basa 0
Grafik 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah Asam Netral Basa
pH saliva sesudah berkumur air rebusan daun
kemangi pada siswa/i kelas V SDN 060933 Simpang Grafik 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah
Pos Padang Bulan Medan Tahun 2017. pH saliva sebelum dan sesudah berkumur air
rebusan daun kemangi pada siswa/i kelas V SDN
Pengujian Hipotesis 060933 Simpang Pos Padang Bulan Medan Tahun
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan 2017.
bantuan program statistika pada komputer
menggunakan uji satistik Wilcoxon Signed Ranks Test Grafik diatas terlihat bahwa, kriteria pH setelah
untuk menguji distribusi data. berkumur air rebusan daun kemangi terjadi penurunan
jumlah asam dari 13 orang (39,39%) menjadi 3 orang

130
(9,09). Kriteria pH saliva netral terjadi kenaikan dari 7 oleh sifat rangsangan. Kenaikan pH saliva setelah
orang (21,21%) menjadi 12 orang (36,36%). Kriteria berkumur dikarenakan rangsangan kimiawi dan
basa dari 13 orang (39,39%) menjadi 18 orang mekanis yang didapatkan saat berkumur air rebusan
(54,54%). daun kemangi.

Pembahasan Simpulan
Hasil penelitian tentang pengaruh berkumur Berdasarkan dari hasil penelitian Pengaruh Berkumur
air rebusan daun kemangi terhadap pH saliva diperoleh Air Rebusan Daun Kemangi Terhadap pH Saliva Pada
data perubahan responden yang memiliki kriteria pH Siswa/I kelas V SDN 060933 Simpang Pos Padang
saliva asam yang mengalami penurunan sebanyak Bulan Medan dapat diuraikan sebagai berikut :
9,09%, kriteria pH saliva netral mengalami 1. Frekuensi pH saliva terbesar sebelum berkumur air
peningkatan menjadi 36,36% dan kriteria pH saliva rebusan daun kemangi adalah kriteria asam dan
basa mengalami peningkatan menjadi 54,54%. Dari basa dengan jumlah persentase sama yaitu 39,39%.
data tersebut diketahui bahwa dengan berkumur air 2. Frekuensi pH saliva terbesar sesudah berkumur air
rebusan daun kemangi terjadi perubahan kriteria pH rebusan daun kemangi adalah kriteria basa dengan
saliva, hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor yang jumlah persentase 54,54%.
terdapat di rongga mulut yang mempengaruhi pH 3. Dari hasil uji statistik Paired T-test diperoleh nilai
saliva. Menurut pendapat Amerongen (1991) yang signifikasi 0,004 karena p-value <0,05 berarti
menyatakan bahwa pH saliva tergantung dari terdapat pengaruh berkumur air rebusan daun
perbandingan asam dan basa. pH saliva dan kapasitas kemangi terhadap pH saliva. Dimana dengan
buffer saliva selalu dipengaruhi oleh perubahan- berkumur air rebusan daun kemangi pH saliva
perubahan diantaranya irama siang dan malam, cenderung ke kriteria basa.
perangsang kecepatan sekresi, sifat dan kekuatan
rangsangan, diet, kadar hormon dan gerakan mulut. Saran
Saliva juga dapat bertindak sebagai buffer yang Berkaitan dengan hasil penelitian diatas, maka peneliti
menetralkan kembali keadaan asam dan mulut (Afrilina memberikan saran sebagai berikut :
dan Gracinia, 2006) Hal ini sesuai juga dengan 1. Bagi siswa/I kelas V SDN 060933 Simpang Pos
penelitian Frida (2009) pada 38 orang sampel. Pada Padang Bulan Medan untuk berkumur dengan obat
hasil nya diketahui dengan berkumur air rebusan daun kumur yaitu menggunakan air rebusan daun
kemangi terjadi perubahan pH saliva. Dengan kemangi yang berfungsi untuk menetralkan atau
berkumur air rebusan daun kemangi pH saliva meningkatkan pH saliva sehingga proses gigi
cenderung kriteria basa. berlubang dapat terhambat. Berkumur dilakukan
Hasil pengolahan statistik pada penelitian ini, sebanyak 2 kali sehari selama 30 detik.
menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dan uji 2. Kepada Jurusan Keperawatan Gigi diharapkan agar
Paired T-test menunjukkan hasil signifikasi dari analisa hasil penelitian dapat digunakan sebagai materi
data pada pH saliva sebelum dan sesudah berkumur air penyuluhan alternatif tindakan pencegahan
rebusan daun kemangi diperoleh nilai signifikasi 0,004 terjadinya karies.
(p-value <0,05). Diketahui hipotesis penelitian bahwa,
hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) DAFTAR PUSTAKA
diterima. Yang berarti ada pengaruh berkumur air
rebusan daun kemangi terhadap pH saliva pada siswa/i Amerongen, A.V.N., 1991, Ludah dan Kelanjar Ludah
SDN kelas V SDN 060933 Simpang Pos Padang Bulan Arti Bagi Kesehatan Gigi, Gadjah Mada University
Medan tahun 2017. Press : Yogyakarta.
Saliva membantu pertahanan email terhadap Anonim, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia
asam dengan cara menarik ion fluoride dan kalsium ke Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 3.
dalam emai (Afrilina dan Gracinia, 2006). Pendapat Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Pratiwi (2007) saliva berfungsi sebagai cairan Praktek, PT Rineka Cipta : Jakarta.
pembersih dalam mulut sehingga dibutuhkan dalam Candra, Asep, 2011, Memetik Manfaat Daun Kemangi,
jumlah yang cukup, tetapi kekurangan saliva akan www.health.kompas.com/memetik.manfaat.daun.ke
membuat tingginya jumlah plak dalam mulut. mangi.html.
Tingkat keasaman saliva juga berpengaruh http//:www.frida.wordpress.com./kesehatangigimulut/kum
terhadap timbulnya karies pada gigi, semakin asam urkemangisehatgigi.com download 20 Januari 2017
suatu pH saliva seseorang maka, semakin mudah Depkes RI, 2004, Pedoman Upaya Kesehatan Gigi
terkena karies (Pratiwi, 2007). Pada umumnya, normal Masyarakat (UKGM), Depkes RI : Jakarta.
pH saliva sedikit asam yaitu 6,5. pH saliva totalnya Hariana, Arief, 2008, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri
yang tidak dirangsang biasanya agak asam, bervariasi 2, Swadaya : Jakarta.
dari 6,4 sampai 6,9. pH saliva setelah berkumur Hendrawati, A.R.E., 2009, Uji Toksisitas Akut Ekstrak
cenderung menjadi basa, sehingga terjadi kenaikan Etanol Daun Kemangi (Ocimum sactrum Linn.)
dengan kriteria basa. pH saliva bergantung pada Terhadap Larva Artemia salina Learch dengan
kecepatan sekresi, dan kecepatan sekresi dipengaruhi Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST), Fakultas

131
Kedokteran Universitas Diponegoro : Semarang , Suwelo, I.S., 1992, Karies Gigi pada Anak dengan
http://eprints.undip.ac.id/8087/1/Anindita_Rosenda_ Pelbagai Faktor Etiologi, EGC : Jakarta.
Eka_Hendrawati.pdf, download 14 Maret 2017. Waid, Abdul, 2011, Dahsyatnya Khasiat Daun-Daun Obat
Ircham, 1995, Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut, Liberty di Sekitar Pekaranganmu, Laksana : Jogjakarta.
: Yogyakarta. Winanto, Puguh, 2011, Info Kesehatan Daun Kemangi,
Kidd, E.A.M., dan Bechal, S.J., 1991, Dasar – Dasar http://forum.uii.ac.id/info-kesehatan-daun-
Karies Penyakit dan Penanggulangannya, EGC : kemangi.html
Jakarta.
Notoamodjo, Soekidjo, 2005, Metodologi Penelitian
Kesehatan, PT Rineka Cipta : Jakarta.
Prasko, 2011, Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi, E-Book,
www.ebook-prasko.blogspot.com, download 3
Januari 2012.
Pratiwi, Donna, 2007, Gigi Sehat Perwatan Gigi Sehari-
hari, Kompas : Jakarta.
Simanjuntak, C.M.K, 2009, Hubungan Keadaan Saliva
Dengan Resiko Karies Pada Siswa Kelas X SMK
Negeri 9 Medan, Universitas Sumatera Utara :
Medan,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2530
0/4/chapter%2011.pdf.

132

Anda mungkin juga menyukai