Artinya : “Dan Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagai mana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-
Qoshosh : 77)
Muamalah dalam ilmu ekomi Islam memiliki makna hukum yang bertalian dengan harta,
hak milik, perjanjian,jual beli, utang piutang, sewa menyewa, pinam-meminjam dan
semacamnya. Juga hukum yang mengatur keuangan serta segala hal yang merupakan
hubungan manusia dengan sesamanya, baik secara individu maupun masyarakat.
Tujuannya adalah agar tercapai suatu kehidupan yang tentram, damai, bahagia dan
sejahtera. Adapun transaksi-transaksi ekonomi dalam Islam tersebut antara lain :
1. JUAL BELI
Jual beli dalam bahasa arab terdiri dari dua kata yang mengandung makna berlawanan
yaitu al-bai’ yang artinya jual dan asy-syira’a yang artinya beli. Menurut istilah hukum
syara, jual beli ialah menukar suatu barang/uang dengan barang yang lain dengan cara
aqad (ijab/qobul). Di zaman yang modern seperti sekarang ini transaksi jual beli dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti lewat internet, telpon dan lain sebagainya.
Demikian juga sistem pembayarannya bisa lewat cek, surat berharga dan semacamnya.
Allah swt berfirman :
Artinya : "Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”, (Al-Baqoroh
:275)
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (An-Nisa :29)
Sikap jujur pedagang dapat dicontohkan seperti dengan menjelaskan cacat barang
dagangan, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Sabda Nabi
Muhammad SAW yang artinya :
“Muslim itu adalah saudara muslim, tidak boleh seorang muslim apabila ia
berdagang dengan saudaranya dan menemukan cacat, kecuali diterangkannya.”
Lawan sifat jujur adalah menipu atau curang, seperti mengurangi takaran,
timbangan, kualitas, kuantitas, atau menonjolkan keunggulan barang tetapi
menyembunyikan cacatnya. Hadis lain meriwayatkan dari umar bin khattab r.a
berkata seorang lelaki mengadu kepada rasulullah SAW sebagai berikut “
katakanlah kepada si penjual, jangan menipu! Maka sejak itu apabila dia
melakukan jual beli, selalu diingatkannya jangan menipu.”(HR Muslim)
4) Khiar
Khiar artinya boleh memilih satu diantara dua yaitu meneruskan kesepakatan
(akad) jual beli atau mengurungkannya (menarik kembali atau tidak jadi
melakukan transaksi jual beli). Ada tiga macam khiar yaitu sebagai berikut.
* ) Khiar Majelis adalah si pembelian penjual boleh memilih antara meneruskan
akad jual beli atau mengurungkannya selama keduanya masih tetap ditempat jual
beli. Khiar majelis ini berlaku pada semua macam jual beli.
*) Khiar Syarat adalah suatu pilihan antara meneruskan atau mengurungkan jual
beli setelah mempertimbangkan satu atau dua hari. Setelah hari yang ditentukan
tiba, maka jual beli harus ditegaskan untuk dilanjutkan atau diurungkan. Masa
khiar syarat selambat-lambatnya tiga hari
*) Khiar Aib (cacat) adalah si pembeli boleh mengembalikan barang yang
dibelinya, apabila barang tersebut diketahui ada cacatnya. Kecacatan itu sudah ada
sebelumnya, namun tidak diketahui oleh si penjual maupun si pembeli. Hadis nabi
Muhammad SAW. Yang artinya : “Jika dua orang laki-laki mengadakan jual
beli, maka masing-masing boleh melakukan khiar selama mereka belum berpisah
dan mereka masih berkumpul, atau salah satu melakukan khiar, kemudian mereka
sepakat dengan khiar tersebut, maka jual beli yang demikian itu sah.” (HR
Mutafaqun alaih)