Tema : Kesabaran
Alur : Alur maju
Latar : Di Ruang Kelas
Genre : Komedi,Drama,Tragedi
Pemain :
Ananda Sekar Mayang sebagai Teman jahat
Dwiarti Rahma Utami sebagai Murid baru
Husna Syafira M. sebagai Teman baik Dwiarti
Shinta Nurhadhila sebagai Teman jahat Mayang
Pembaca Naskah : Shafira Farah R.
Pembaca amanat (Ending) : Shafira Farah R.
Penulis : Dwiarti Rahma Utami
Pagi hari di sebuah sekolah Elite di daerah Bekasi yang terkenal dan biasa disebut dengan
MTsN 1 Bekasi. (Madrasah Tsanawiyah Negeri Bekasi). Dari luar pagar sekolah ini saja sudah
terlihat akan kemewahan sekolah ini. Tentu saja sekolah ini berbeda dari sekolah lainnya, karena
bangunan sekolah yang bagus serta fasilitas yang cukup memadai membuat bayaran terbilang
cukup mahal untuk setiap bulannya. Sehingga,rata-rata siswa yang bersekolah disini cukup
mampu di bidang ekonomi keluarganya.
Husna pun langsung membagikan kertas ulangan itu. Semua murid di kelas itupun mengerjakan
soal-soal ulangan itu,tapi hanya Mayang dan Shinta yang tidak mengerjakan justru malah
memainkan ponsel mereka.
Husnapun mengambil hasil ulangan semua murid di kelasnya dan pergi memberikan ke
Ruang guru.
Mayang : “Eh anak idiot! Kasian banget sih hidup lo. Udah yatim piatu,miskin, idiot pula..”
Shinta : “Tau lu! Idiot aja sok-sok an masuk ke kelas ini.” Sambung Shinta.
Dwiarti :“Emangnya s-salah aku tuh apa? k-k-kenapa kalian ngejek aku mulu.” runtuk Dwiarti.
Mayang : “Salah lo apa? gara-gara lo masuk kelas ini,nama kelas kita jadi jelek nanti!
Kelas 8.2 yang tadinya murid-murid kaya malah menampung murid bodoh,idiot,cacat dan miskin
kaya lo!” Marah Mayang.
Dwiarti : “T-tapi,inikan baru pertama kalinya aku masuk sekolah disini.”
Mayang : “Ya,emangnya lo kira gue ini peduli gitu,terus merasa iba sama lo?” ucap Mayang.
Shinta : “Tau lo! Lo mau di kasianin sama sekolah ini buat ngasih uang buat kematian orang
tua lu emang?” sambung Shinta.
Dwiarti : “E-enggak kok, aku nggak perlu itu semua.”
Husnapun datang masuk ke kelasnya melihat teman barunya di maki-maki oleh Mayang dan
Shinta.
Husna sebagai ketua kelaspun memimpin do’a pulang dan para murid di kelas itu satu per
satu pergi termasuk Husna. Jadi,disana hanya tinggal Dwiarti, Mayang dan Shinta.
Mayang : “Eh,lo mau pergi kemana?” ucap Mayang seraya memukul meja di depan Dwiarti.
Dwiarti : “A-a-aku mau pulang.” Jawab Dwiarti ketakutan.
Shinta : “Bagus deh,kalau lo mau pulang, ambil tuh..” ucap Mayang memberikan dua buku
LKS miliknya dan milik Shinta.
Dwiarti : “K-kenapa k-kamu ngasih ke aku?” Tanya Dwiarti.
Shinta : “Alah,masa beginian doang nggak ngerti sih?” sambung Shinta.
Mayang : “Lo bawa tuh LKS dan pokoknya besok buku itu harus udah selesai semua!!”
Dwiarti : “M-maksudnya?”
Shinta : “Alah nggak usah sok lugu deh, lo kerjain tuh LKS punya gue sama punya Mayang.”
Dwiarti : “T-taapi ini kan…” ucapnya terpotong.
Mayang : “Lo mau cari masalah sama gue? Hah??!!”ucap Mayang.
Dwiarti : “I-iya deh. Besok aku kasih ke kalian udah selesai semua. Aku pergi dulu.”
(Ucap pasrah Dwiarti yang langsung pergi membawa kedua buku LKS itu di
tangannya.)
Mayang : “Hahahahhh… Sekarang kita bisa manfaatin dia. Iya,nggak Shin?” tawa jahatnya.
Shinta : “Iyalah.jadi kita nggak usah repot buat ngerjain PR.” Jawab Shinta.
Mayang : “Iya. Udah ahh,yuk pulang.” Ajak Mayang.
***************************************************************************
Keesokan harinya.
Terlihat sudah beberapa murid berada di dalam kelasnya. Termasuk Dwiarti,Mayang dan Shinta.
Namun Husna dan beberapa murid lainnya belum datang.
Shintapun mengambil buku LKS yang berada di dalam tas Dwiarti, dan ia mencocokan hasil
jawaban yang tertera pada jawaban Dwiarti dan yang ada di buku mereka berdua.
Shinta : “May, liat nih, di LKS dia jawabannya itu A sedangkan dia jawab di LKS kita B.”
Mayang : “Tuh kan,bener dugaan gue! Lo sengaja ya,mau cari rebut sama gue? Hah? Lo udah
berani sekarang? Udah,Shin. Coret-coret aja bukunya, kalau perlu di sobek.” perintah Mayang.
Shinta : “Iya, iya.” Ucap Shinta yang langsung mencoret-coret buku Dwiarti
Dwiarti : “Jangan, buku aku jadi rusakkan?” ucap kecewa Dwiarti yang melihat bukunya telah
di rusak Shinta.
Mayang : “Emangnya gue peduli gitu? Lo udah berani sama kita? Hah? Lo sengaja kan
ngebedain jawabannya?” Tuntut Mayang.
Dwiarti : “E-enggak gitu kok, A-aku cuma takut,kalau jawaban kita s-sama persis nanti dikira
nyontek. Tapi jawaban yang bener itu B kok, bukan A.” jawab Dwiarti yang sebenarnya.
Mayang : “Udah deh, nggak usah banyak bacot sama gue. Lo kira gue gampang di tipu apa?.”
Ucap Mayang yang langsung mendorong Dwiarti sehingga ia terjatuh ke lantai. Kursi dan meja
yang berada di dekatnya juga ikut terjatuh.
Dwiarti : “T-tapi, a-aku nggak bohong kok.” Ucap Dwiarti.
Shinta : “Alah! Lo udah miskin aja belagu banget sih!” ucap Shinta.
Dwiarti : “T-tapi, a-aku beneran.”
Mayang : “Terus lo kira gue mudah ditipu sama lo gitu?” tanya Mayang.
Dwiarti : “T-t-tapi a-aku udah berkata jujur.”
Mayang : “Lo itu miskin, bodoh, idi…” ucap Mayang terpotong.
The End.
Amanat :
“Sabar artinya Tahan dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Orang yang sabar
hatinya akan teguh dan berusaha mencari jalan keluar dari cobaan tersebut.
Dalam cerita ini maksud sabar yang di maksud adalah sabar menghadapi cobaan.
dan janganlah kita terlalu membentak,Menghina,Menjahili bahkan Meledek teman kita hanya
karena keterbatasan kemampuan,dia berbeda dari orang lain atau tidak sempurna dari orang lain.
Karena sesungguhnya Kesempurnaan hanya milik Allah semata.”