Anda di halaman 1dari 17

Pendidikan Kewarganegaraan

“PENDIDIKAN ANTI KORUPSI”

KELOMPOK 9:
1. ELA NOVA RINDIANI
2. HILDA SAFITRI
3. YULIA SESTRI
DEFINISI KORUPSI
Korupsi dalam bahasa latin: corruptio dari kata kerja corrumpere (busuk, rusak,
menggoyahkan, memutar balik, menyogok).

Menurut Transparency International (TI) adalah perilaku pejabat publik, baik


politikus maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal
memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Singkatnya korupsi adalah memperkaya diri dengan tidak wajar.

Suap dalam bahasa arab dikenal dengan istilah risywah, yaitu “pemberian yang
diberikan seseorang kepada hakim, pejabat atau lainnya untuk memenangkan
perkaranya dengan cara yang tidak dibenarkan atau untuk memperoleh
kedudukan” (Abdullah bin Abd Muhsin, 2001:45). Dalam arti yang luas korupsi
adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. (Wikipedia,
2009:1)
Penyebab Terjadinya Korupsi

DUA FAKTOR PENYEBAB KORUPSI FAKTOR EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL

Faktor penyebab
Faktor internal terjadinya
merupakan penyebab korupsi karena
korupsi yang datang sebab-sebab dari
dari diri pribadi luar.

Ketika perilaku materialistik dan konsumtif masyarakat serta sistem


politik yang masih "mendewakan“ materi maka dapat "memaksa" terjadinya
permainan uang dan korupsi (Ansari Yamamah : 2009). Korupsi akan terus
berlangsung selama masih terdapat kesalahan tentang cara memandang
kekayaan.
PENDAPAT YANG MENGARAH PDA
FAKTOR INTERNAL

1. Menurut Isa Wahyudi, yaitu:


a. Sifat tamak manusia.
b. Moral yang kurang kuat menghadapi godaan.
c. Gaya hidup konsumtif.
d. Tidak mau (malas) bekerja keras.
2. Menurut M. Arifin, yaitu:
a. Aspek perilaku individu
b. Aspek organisasi, dan
c. Aspek masyarakat tempat individu dan organisasi berada.

4
PENDAPAT YANG MENGARAH PDA
FAKTOR EKSTERNAL
1. Menurut Erry Riyana Hardjapamekas, yaitu:
a. Kurang keteladanan dan kepemimpinan elite bangsa,
b. Rendahnya gaji Pegawai Negeri Sipil,
c. Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum dan peraturan perundangan,
d. Rendahnya integritas dan profesionalisme,
e. Mekanisme pengawasan internal di semua lembaga perbankan, keuangan, dan birokrasi belum
mapan,
f. Kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan, dan lingkungan masyarakat, dan
g. Lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, moral dan etika
2. Menurut Indonesia Corruption Watch | ICW, yaitu:
a. Faktor politik,
b. Faktor hukum,
c. Faktor ekonomi dan birokrasi
d. Faktor transnasional.
5
Bentuk-Bentuk Korupsi
1. Penyuapan (Bribery)
Penyuapan merupakan sebuah perbuatan kriminal dimana seseorang dilimpahi pemberian
dengan maksud agar penerima pemberian tersebut mengubah perilaku sedemkian rupa
sehingga bertentangan dengan tugas dan tanggung jawabnya.

2. Pemerasan (Ekstortion)
Bentuk korupsi ini mengandung arti penggunaan ancaman kekerasan atau penampilan
informasi yang menghancurkan guna membujuk agar mau bekerja sama dalam hal ini
pemangku jabatan bisa menjadi pemeras atau korban pemerasan.

6
3. Nepotisme
Kata nepotism berasal dari kata bahasa latin nepos yang berarti nephew
(keponakan). Istilah ini pertama kali dikatkan dengan praktik pengangkatan keponakan
sendiri atau keluarga dekat oleh pemimpin tertinggi gereja Katolik di Abad pertengahan
untuk menduduki jabatan Kardinal. Hal tersebut dilakukan dalam rangka melanjutkan
“dinasti” kepausan.
Nepotisme berarti memilih keluarga atau teman dekat berdasarkan pertimbangan
hubungan, bukan karena kemampuannya. Misalnya, seorang dapat mempekerjakan seorang
kerabat menjadi dosen, padahal kemampuannya biasa-biasa saja dibanding yang lainnya,
maka seseorang tersebut telah mempraktikkan nepotisme.

7
Prinsip-Prinsip Anti Korupsi
1. Akuntabilitas
Prinsip ini pada dasarnya dimaksudkan agar segenap kebijakan dan langkah-langkah
yang dijalankan sebuah lembaga dapat dipertanggung jawabkan secara sempurna.
2. Transparansi
Transparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan
secara terbuka sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik.
3. Kewajaran
Fairness (kewajaran) merupakan salah satu prinsip antikorupsi yang mengedepankan
kepatutan dan kewajaran. Prinsip fairness sesungguhnya lebih ditujukan untuk mencegah
terjadinya manipulasi.
8
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betulbetul
efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk kontrol kebijakan
berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.

9
Nilai-Nilai Anti Korupsi
1. Kejujuran
Kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur
adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa.
2. Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
3. Kemandirian
Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan. Dalam mengatur kehidupan kampus
baik akademik maupun sosial mahasiswa perlu hidup disiplin.
5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa
boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung
jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik.
6. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Didalam kata ”kemauan” terkandung
ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian, keberanian, ketabahan, keteguhan
dan pantang mundur. Penting sekali bahwa kemauan mahasiswa harus berkembang ke taraf
yang lebih tinggi karena harus menguasai diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai
orang lain.
7. Kesederhanaan
Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yang penting dalam interaksi dengan masyarakat di
sekitarnya. Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa
mengenyam masa pendidikannya.
8. Keberanian
Mahasiswa memerlukan keberanian untuk mencapai kesuksesan. Tentu saja
keberanian mahasiswa akan semakin matang jika diiringi dengan keyakinannya.
Keyakinan akan kuat jika pengetahuannya juga kuat.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.
Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar
mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil
dan benar.
Kesadaran Moralitas Anti Korupsi
Etika adalah berbicara tentang sopan santun, tata krama dan lain sebagainya. Begitulah
dalam bayangan kita selama ini. Etika berasal dari bahasa Yunani dengan kata ethos yang
berarti adat kebiasaan. Akan tetapi, ada yang memaki istilah lain, yaitu moral dari bahasa
Latin, yakni jamak dari kata nos yang berarti adat kebiasaan.
Akan tetapi, pengertian etika dan moral memiliki perbedaan satu sama lain. Etika
bersifat teori, sedangkan moral bersifat praktik. Etika mempersoalkan bagaimana
semestinya manusia bertindak, sedangkan moral mempersoalkan bagaimana semestinya
tindakan manusia itu. Secara singkat, definisi etika dan moral adalah suatu teori mengenai
tingkah laku manusia, yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal.

13
Dalam kajian antikorupsi, kesadaran moralitas sangat penting bahkan diperlukan.
Karena tanpa adanya kesadaran moralitas antikorupsi, sangat banyak orang yang
melakukan korupsi. Menurut Paul Suparno, ada tiga unsur yang memacu orang untuk
berbuat korupsi, yaitu: sistem pemerintahan yang memungkinkan orang melakukan korupsi,
moralitas yang rendah, dan kontrol masyarakat yang kurang (Suparno, 2004: 192).
Karena kesadaran moralitas antikorupsi rendah, penting sekali proses internalisasi
diri. Apabila sudah memiliki internalisasi nilai-nilai islami, yang tampak bukan hanya luarnya
saja, melainkan sudah masuk ke dalam diri. Ketika kita melihat orang lain berjalan, tidak
hanya ragu saja yang tampak, akan tetapi dohirnya juga tampak. Sesuatu yang dilihat
adalah kejujuran yang sedan berjalan. Inilah makna pencerahan kesadaran moralitas yang
sudah mengalami proses internalisasi diri dari nilai-nilai islami.

14
PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI

a. Mahasiswa memiliki karakteristik: intelektualitas, jiwa muda, dan idealisme


Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang
murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan
bangsa ini.
b. Mahasiswa didukung oleh modal dasar yang mereka miliki, yaitu: intelegensia,
kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran.
Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen
perubahan, mampu menyuarakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang
koruptif, dan mampu menjadi watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.
“Tantangan pemuda masa lalu adalah perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan memerangi
penjajah.....tantangan generasi muda Indonesia saat ini adalah memerangi korupsi!”
15
c. Keterlibatan Mahasiswa Dalam Gerakan Antikorupsi
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
empat wilayah, yaitu:
▪ Lingkungan keluarga
▪ Lingkungan kampus
▪ Masyarakat sekitar
▪ Tingkat lokal/nasional

16
TERIMA KASIH!

17

Anda mungkin juga menyukai