Anda di halaman 1dari 21

TELAAH KURIKULUM DAN

PERENCANAAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Intan Rahma Syafitri (1605122695)


Mia Permata Musva (1605111213)
Nurhafizah Hayati (1605122043)
Nurul Zahara (1605115133)
Parsaoran Selpanri Sitorus (1605123345)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

Dr. Atma Murni, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Telaah Kurikulm dan Perencanaan Pembelajaran Matematika” ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Kurikulum
Pendidikan di Indonesia. Makalah ini kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, baik dari internet maupun dari buku.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Riau. Kami sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada para
pembaca kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan pembuatan makalah ini.

Pekanbaru, September 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Kurikulum Matematika........................................................................ 6
2.1.1 Kurikulum 1968 ............................................................................................... 6
2.1.2 Kurikulum 1975 ............................................................................................... 6
2.1.3 Kurikulum 1984 ............................................................................................... 7
2.1.4 Kurikulum 1994 ............................................................................................... 8
2.1.5 Kurikulum 2004 ............................................................................................... 9
2.1.6 Kurikulum 2006 ............................................................................................... 10
2.1.7 Kurikulum 2013 ............................................................................................... 12
2.2 Kesamaan Kurikulum Matematika ............................................................................ 13
2.3 Perbedaan Kurikulum Matematika ............................................................................ 15
2.4 Penekanan Kurikulum Matematika ........................................................................... 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan dalam sejarah peradaban anak manusia adalah salah satu
komponen kehidupan yang paling penting. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
di Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang
pendidikan. Dan sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan sebuah
kurikulum.
Matematika adalah salah satu komponen dalam pendidikan yang harus dipelajari
siswa karena kegunaannya penting dalam kehidupan sehari-hari. Kline (dalam Karso,
1994: 3) mengungkapkan “Matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam”. Seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penerapan serta pembelajaran matematika
harus disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum
mata pelajaran matematika pun hendaknya dirancang dan dipersiapkan dengan matang
sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Sukmadinata (2008:5), “Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana


yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar”.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam sebuah
kurikulum memuat suatu tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem pendidikan. Untuk
itu tujuan dalam suatu kurikulum memegang peranan yang sangat penting, karena tujuan
mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum
lainnya.
Hudojo (2005: 3) menyatakan “Kurikulum matematika adalah suatu kurikulum
yang berhubungan dengan matematika dan cara mengorganisasikan materi matematika
menggunakan jawab pertanyaan: mengapa, apa, bagaimana, dan kepada siapa matematika
diajarkan disekolah”. Dengan demikian perlu kiranya dipikirkan bagaimana model
pengembangan kurikulum matematika yang cocok dan sesuai di Indonesia.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik dari setiap Kurikulum Matematika?
2. Apa kesamaan Kurikulum Matematika 1968 dan Kurikulum Matematika 1975, 1984,
1994, 2004 dan 2006?
3. Apa perbedaan Kurikulum Matematika 1968 dan Kurikulum Matematika 1975, 1984,
1994, 2004 dan 2006?
4. Apa saja penekanan dari setiap Kurikulum Matematika?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan karakteristik setiap Kurikulum Matematika.
2. Menjelaskan kesamaan Kurikulum Matematika 1968 dan Kurikulum Matematika
1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006.
3. Menjelaskan perbedaan Kurikulum Matematika 1968 dan Kurikulum Matematika
1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006.
4. Menjelaskan penekanan dari setiap Kurikulum Matematika.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Kurikulum Matematika


2.1.1 Kurikulum 1968
Perkembangan pendidikan matematika itu sendiri pada kurikulum tahun 1968
mempunyai ciri-ciri sebagaimana dikemukan oleh Ruseffendi yang dikutip Supriadi
yaitu:
a. Dalam pengajaran Geometri, penekanan lebih pada keterampilan berhitung. Misalnya
menghitung luas bangun geometri datar atau volume bangun geometri ruang bukan
pada penngertian bagaimana rumus-rumus untuk perhitungan itu di peroleh.
b. Lebih mengutamakan hafalan yang sifatnya mekanis daripada pengertian.
c. Program berhitung kurang memperhatikan aspek kontinuitas dengan materi pada
jenjang berikutnya, serta kurang terkait dengan dunia.
d. Penyajian materi kurang memberikan peluang untuk tumbuhnya motivasi serta rasa
ingin tahu anak .
Dari ciri-ciri yang dikemukakan oleh Ruseffendi, kurikulum matematika tahun 1968 lebih
menekankan pada perhitungan dan hasil dari perhitungan, tidak pada pemahaman konsep
dari suatu materi sehingga hanya menggunakan sistem hafalan. Hal inilah yang dapat
dijadikan alasan kurang efektifnya penerapan kurikulum tahun 1968 ini sehingga
dilakukan perubahan kurikulum yang selanjutnya diterapkan yaitu kurikulum 1975.

2.1.2 Kurikulum 1975


Dalam bidang matematika sendiri pada tahun 1975 ini terjadi perubahan dalam
pengajaran matematika di Indonesia. Menurut Ruseffendi yang dikutip oleh Supriadi,
adapun karakteristik pengajaran matematika pada kurikulum 1975 adalah sebagai berikut:
a. Terdapat topik-topik baru yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri, bidang dan
ruang, statistika dan probalitas, relasi, sistem numerasi kuno,dan penulisan lambang
bilangan non desimal. Selain itu diperkenalkannya pula konsep-konsep baru seperti
penggunaan himpunan, pendekatan pengajaran matematika secara spiral , dan
pengajaran geometri dimulai dengan lengkungan.

6
b. Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan
kepengajaran yang bersifat rutin.
c. Soal-soal yang diberikan lebih diutamakan yang bersifat pemecahan masalah
daripada yang bersifat rutin.
d. Adanya kesinambungan dalam penyajian bahan ajar antara Sekolah Dasar dan
Sekolah lanjutan.
e. Terdapat penekanan pada struktur.
f. Program pengajaran pada matematika modern lebih memperhatikan adanya
keberagaman antar siswa.
g. Terdapat upaya-upaya penggunaan istilah yang tepat.
h. Ada pergeseran dari pengajaran yang berpusat pada guru ke pengajaran yang
berpusat pada siswa.
i. Sebagai akibat dari pengajaran yang berpusat pada siswa, maka metode pengajaran
banyak digunakan penemuan dan pemecahan masalah dengan teknik diskusi.
j. Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan dengan cara menarik,
misalnya melalui permainan, teka-teki atau kegiatan lapangan.
Dari karakteristik pengajaran matematika di atas, tampak ada kemajuan diantaranya
dari system pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa serta
adanya pengenalan dengan materi matematika yang selama ini tidak dimasukkan ke
dalam kurikulum sebelumnya.

2.1.3 Kurikulum 1984


Pada kurikulum 1984, CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menjadi karakter yang begitu
melekat erat dalam kurikulum tersebut. Perkembangan matematika di luar negeri tersebut
berpengaruh terhadap matematika dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah
melaunching kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam menerapkan
kurikulum baru tersebut antara lain:
 Adanya sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi
teknologi

7
 Adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan
pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi
kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik.
 Dalam kurikulum ini siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial,
sementara untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi baru seperti komputer.
Adapun karakteristik dari kurikulum 1984 ini, yaitu:
 Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemajuan teknologi
muthakir seperti kalkulator dan komputer.
 Hal lain yang menjadi perhatian dalam kurikulum tersebut, adalah bahan bahan baru
yang sesuai dengan tuntutan di lapangan, permainan geometri yang mampu
mengaktifkan siswa juga disajikan dalam kurikulum ini.
 Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA).
 Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral.
 Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
 Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
 Menggunakan pendekatan keterampilan proses.

2.1.4 Kurikulum 1994


Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang
khas, yakni:
 Struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak
 Materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran
matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan.
 Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi namun
tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi.
 Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan
dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan
yang dihadapi sehari-hari.
 Kajian materi pada SD: aritmatika (berhitung), pengantar aljabar,
geometri, pengukuran, pengantar statistik.

8
 Kajian materi pada SMP: aritmatika, aljabar, peluang, geometri, dan statistika.
 Kajian materi pada SMA: Pengenalan teori grafik
Dikarenakan munculnya keprihatinan pada kurikulum sebelumnya dikarenalan para
lulusan kurang mampu dalam menyelsaikan problem-problem kehidupan dan lain
sebagainya. Dengan dasar inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru
yang mampu membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Lahirlah
kurikulum tahun 1994.
Setelah beberapa dekade dan secara khusus sepuluh tahun berjalan dengan kurikulum
1994, pola-pola lama bahwa guru menerangkan konsep, guru memberikan contoh, murid
secara individual mengerjakan latihan, murid mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah
hanya kegiatan rutin saja disekolah, sementara bagaimana keragaman pikiran siswa dan
kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasannya kurang menjadi perhatian.
Para siswa umumnya belajar tanpa ada kesempatan untuk mengkomunikasikan
gagasannya, mengembangkan kreatifitasnya. Jawaban soal seolah membatasi kreatifitas
dari siswa karena jawaban benar seolah-lah hanya otoritas dari seorang guru.
Pembelajaran seperti paparan di atas akhirnya hanya menghasilkan lulusan yang kurang
terampil secara matematis dalam menyelesaikan persoalah-persoalan seharai-hari.
Bahkan pembelajaran model di atas semakin memunculkan kesan kuat bahwa
matematika pelajaran yang sulit dan tidak menarik.

2.1.5 Kurikulum 2004


Pada tahun 2004, Pusat Kurikulum mengeluarkan dokumen kurikulum baru yang
disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Beberapa ciri penting maupun karakteristik
dari Kurikulum 2004 (KBK) dalam mata pelajaran Matematika yang dikemukakan oleh
Supriadi adalah:
 Pembelajaran berpusat pada anak sebagai pengembang pengetahuan.
 Terdapat penekanan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah; kemampuan
berpikir logis,kritis, erta penalaran dan komunikasi.
 Cakupan materi untuk SD meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan
data, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.

9
 Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran,
peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
 Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri,
peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran
dan komunikasi.
 Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan,
konsistensi dan inkonsistensi
 Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan
dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan
dugaan, serta mencoba-coba.
 Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
 Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam
menjelaskan gagasan.
 Kurikulum berbasis kompetensi ini secara garis besarnya mencakup tiga kompenen
yaitu kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar.
 Kemampuan pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi bukan merupakan
pokok bahasan tersendiri, melainkan harus dicapai melalui proses belajar dengan
mengintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.

2.1.6 Kurikulum 2006


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Adapun karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang dikemukakan Supriadi pada pendidikan matematika saat ini
adalah:
 Berpusat pada anak sebagai pengembang pengetahuan.
 Terdapat penekanan pada pengembangkan kemampuan pemecahan masalah,
kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif serta kemampuan mengkomunikasikan
matematika.

10
 Cakupan materi sekolah dasar meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan
data, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
 Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran,
peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
 Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri,
peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran
dan komunikasi.
 Kurikulum ini mencakup kompetensi dasar, materi pokok dan indikator hasil pencapaian
belajar
 Kemampuan pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi bukan merupakan
pokok bahasan tersendiri,melainkan harus dicapai melalui proses belajar dengan
menintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.
 Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas.
 Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan
matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan
dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
 Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang
mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak
tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami
masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan
solusinya.
 Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan
pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan
mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk
menguasai konsep matematika.
 Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.
 Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika banyak diterapkan
dalam teknologi informasi sebagai perluasan pengetahuan peserta didik.

11
2.1.7 Kurikulum 2013
Pada perubahan Kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 terdapat beberapa elemen
perubahan kurikulum, yaitu:
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hards skillsdengan mengasah
3 aspek, yaitu : sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Standar Isi (SI)
Pada perubahan SI dimana pada KTSP 2006 kompetensi diturunkan
dari mata pelajaran, pada kurikulum 2013 mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi. Sedangkan pendekatannya sama-sama dilakukan melalui pendekatan
mata pelajaran.
3. Standar Proses (SP)
Awalnya terfokus pada eksplorasi,elaborasi dan konfirmasi, pada kurikulum 2013
dilengkapi dengan pendekatan scientific yaitu mengamati (observing), menanya
(questioning), mengeksplorasi (eksploring), mengasosiasi (associating), dan
mengkomunikasikan (communicating).
Terkait dengan beberapa perubahan di atas, maka pada mata pelajaran matematika juga
terjadi perubahan-perubahan, antara lain:
a) Pada proses pembelajaran mulai dari masalah konkrit kemudian semi konkrit dan
akhirnya abstraksi permasalahan.
b) Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan
oleh siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
menggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya).
c) Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa angka (gambar, grafik, pola,
dsb).
d) Matematika dirancang supaya siswa berpikir kritis untuk menyelesaikan
permasalahan yang diajukan.
e) Membiasakan siswa berpikir algoritmis.
f) Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan.

12
2.2 Kesamaan Kurikulum Matematika

Kesamaan Kurikulum Matematika 1968 dan 1975 :


Sama-sama memperkenalkan topik Geometri. Pada tahun 1968 pengajaran geometri lebih
menekankan pada keterampilan menghitung luas bangun geometri datar atau volume bangun
geometri ruang dan pada tahun 1975 juga memperkenalkan topik geometri bidang dan
ruang.

Kesamaan Kurikulum Matematika 1975 dan 1984 :


Sama-sama menyajikan materi geometri (sama juga halnya dengan kurikulum 1968).
Hanya saja pada tahun 1984 penyajian geometri dalam bentuk permaianan agar mampu
mengaktifkan siswa khususnya dalam hal teknologi.

Kesamaan Kurikulum Matematika 1994 dengan kurikulum sebelumnya:


 Materi geometri lagi-lagi menjadi topik yang selalu disajikan dalam kurikulum, mulai
dari kurikulum tahun1968, 1975, 1984 juga 1994.
 Materi pengantar statistik dan statistika juga disajikan pada kurikulum 1975 dan 1994.
 Selanjutnya, Pada kurikulum 1984 pengajaran matematika telah mengalami kemajuan
teknologi yang mutakhir seperti kalkulator dan komputer dan pada kurikulum 1994
disajikan materi keahlian komputer untuk sekolah menengah yang dikembangkan
semakin mendalam.
 Materi aritmatika juga menjadi kesamaan dalam kurikulum 1984 dan 1994. Bedanya,
jika pada kurikulum 1984 materi aritmatika hanya disajikan untuk SD, sedangkan pada
kurikulum tahun 1994 materi aritmatika disajikan di SD dan SMP.
 Pada kurikulum 1975 soal-soal yang diberikan lebih diutamakan yang bersifat
pemecahan masalah dan metode pengajaran banyak digunakan penemuan dan
pemecahan masalah. Hal ini sama halnya dalam kurikulum 1994, yang mana soal cerita
berupa pemecahan masalah menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal
ini diberikan dengan tujuan dapat membekali siswa berkaitan dengan problem-solving
kehidupan.

13
Kesamaan Kurikulum Matematika 2004 dengan kurikulum sebelumnya:
 Materi geometri sebagai topik yang selalu disajikan dalam kurikulum, mulai dari
kurikulum tahun1968, 1975, 1984, 1994 dan 2004.
 Materi pengukuran sama-sama disajikan dalam kurikulum 1994 dan 2004. Bedanya
pada kurikulum 1994 materi pengukuran hanya disajikan di SD, sedangkan pada
kurikulum 2004 disajikan di SD,SMP dan SMA
 Materi aljabar sama-sama disajikan dalam kurikulum 1994 dan 2004. Bedanya pada
kurikulum 1994 materi aljabar disajikan di SD dan SMP, sedangkan pada kurikulum
2004 disajikan di SMP dan SMA.
 Materi peluang dan statistika juga disajikan dalam kurikulum 1994 dan 2004. Bedanya
pada kurikulum 1994 hanya disajikan di SMP, sedangkan pada kurikulum 2004
disajikan di SMP dan SMA.
 Pengenalan teori grafik menjadi materi yang disajikan di SMA dalam kurikulum 1994
dan pada kurikulum 2004 juga mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi
melalui grafik.
 Pengajaran yang berpusat pada siswa menjadi kesamaan antara kurikulum 1975 dan
2004
 Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah sama-sama menjadi fokus pada
kurikulum 1975, 1994 dan 2004 dengan berbagai macam pendekatan dan teknik.

Kesamaan Kurikulum Matematika 2006 dengan kurikulum sebelumnya:


 Materi geometri sebagai topik yang selalu disajikan dalam kurikulum, mulai dari
kurikulum tahun 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 serta 2006.
 Materi pengukuran sama-sama disajikan dalam kurikulum 1994, 2004 dan 2006.
Bedanya pada kurikulum 1994 materi pengukuran hanya disajikan di SD, sedangkan
pada kurikulum 2004 dan 2006 disajikan di SD,SMP dan SMA
 Materi aljabar sama-sama disajikan dalam kurikulum 1994, 2004 dan 2006. Bedanya
pada kurikulum 1994 materi aljabar disajikan di SD dan SMP, sedangkan pada
kurikulum 2004 dan 2006 disajikan di SMP dan SMA.

14
 Materi peluang dan statistika juga disajikan dalam kurikulum 1994, 2004 dan 2006.
Bedanya pada kurikulum 1994 hanya disajikan di SMP, sedangkan pada kurikulum
2004 dan 2006 disajikan di SMP dan SMA.
 Salah satu tujuan kurikulum 2006 adalah mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah, hal ini juga menjadi fokus dengan berbagai pendekatan dan teknik pada
kurikulum 1975, 1994 dan 2004.
 Cakupan materi SD meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data,
pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
(Kesamaan Kurikulum 2004 dan 2006)
 Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran,
peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
(Kesamaan Kurikulum 2004 dan 2006)
 Cakupan materi untuk SMU meliputi: aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri,
peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran
dan komunikasi. (Kesamaan Kurikulum 2004 dan 2006)
 Secara garis besarnya mencakup tiga kompenen yaitu kompetensi dasar, materi pokok,
dan indikator pencapaian hasil belajar. (Kesamaan Kurikulum 2004 dan 2006)
 Pada kurikulum 2006 semua sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi seperti komputer dan matematika juga banyak diterapkan dalam teknologi
informasi. Hal ini juga sudah diterapkan pada kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum
1984 dan 1994, hanya saja pada kurikulum sebelumnya terjadi perbedaan kemajuan
pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara
program dengan kebutuhan lapangan, serta belum sesuainya materi kurikulum dengan
taraf kemampuan anak didik.

2.3 Perbedaan Kurikulum Matematika

No. Tahun kurikulum Perbedaan


1. Kurikulum 1968  Kurikulum 1968 lebih menekankan pada perhitungan dan
hasil dari perhitungan, tidak pada pemahaman konsep.
 Program berhitung kurang memperhatikan aspek kontinuitas.

15
 Lebih mengutamakan hafalan yang sifatnya mekanis
daripada pengertian.
 Dalam proses pengajaran pengerjaan soal-soal latihan
merupakan kegiatan yang diutamakan dengan maksud untuk
memberi penguatan pada apa yang sudah dicontohkan guru
di depan kelas.
2. Kurikulum 1975  Terdapat topik-topik baru yang diperkenalkan yaitu
himpunan, statistika dan probabilitas, relasi, sistem numerasi
kuno, dan penulisan lambang bilangan nondesimal. Selain
itu diperkenalkan pula konsep-konsep baru seperti
penggunaan himpunan, pendekatan pengajaran matematika
secara spiral, dan pengajaran geometri dimulai dengan
lengkungan.
 Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan
pada hafalan ke pengajaran yang mengutamakan pengertian.
 Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan
dengan cara menarik, misalnya melalui permainan, teka-teki
atau kegiatan lapangan.
 Sistem pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
berpusat pada siswa.
3. Kurikulum1984 Perubahan dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984 sebenarnya
tidak terlalu banyak baik dari sisi materi maupun cara
pengajarannya. Perbedaan utama dengan kurikulum
sebelumnya, pada Kurikulum 1984 ini materi pengenalan
komputer mulai diberikan.
4. Kurikulum 1994 Pada bidang matematika, terdapat beberapa perubahan baik dari
sisi materi maupun pengajarannya.
 Pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas,
struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi
perkembangan anak.

16
 Bahan kajian inti untuk matematika SD adalah aritmetika
(berhitung), pengantar aljabar, geometri, pengukuran, dan
kajian data (pengantar statistika) dan terdapat penekanan
khusus pada penguasaan bilangan (number sense) termasuk
di dalamnya berhitung.
 Untuk SLTP, bahan kajian intinya mencakup aritmetika,
aljabar, geometri, peluang, dan statistika. Dalam kurikulum
ini terdapat upaya untuk menanamkan pemikiran deduktif
yang ketat melalui struktur deduktif terbatas pada sebagian
bahan geometri.
 Untuk SMU terdapat sedikit perubahan yakni dimasukannya
pengenalan teori grafik yang merupakan bagian dari
matematika diskrit.
 Pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual
materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang
berkaitan dengan materi.
5. Kurikulum 2004 Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum
berbasis kompetensi ini memuat perubahan yang cukup
mendasar.
 Penerapan pandangan bahwa dalam proses belajar, anak
dianggap sebagai pengembang pengetahuan.
 Adanya penekanan pada pengembangan kemampuan
pemecahan masalah; berfikir logis, kritis, dan kreatif; serta
mengkomunikasikan gagasan secara matematik.
 Dalam penerapannya, guru harus mampu menciptakan suatu
kondisi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara
efektif. Selain itu, guru juga harus memperhatikan adanya
keberagaman kemampuan di antara siswa sehingga dengan
kondisi tertentu yang diciptakan guru, maka potensi masing-
masing siswa dapat berkembang secara optimal.

17
 Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik
kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan,
eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan,
konsistensi dan inkonsistensi
 Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen,
orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta
mencoba-coba.
6. Kurikulum 2006  Pada proses pembelajaran langsung masuk kepada materi
abstrak.
 Permasalahan matematika selalu diasosiasikan (direduksi)
dengan angka.
 Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam
dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan menggunakan matematika
dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau
gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan
media lain.
 Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup
dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak
tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian.
 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain.
 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.

18
2.4 Penekanan Kurikulum Matematika
1. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 lebih menekankan pada perhitungan dan hasil dari perhitungan,
tidak pada pemahaman konsep dari suatu materi sehingga hanya menggunakan sistem
hafalan.
2. Kurikulum 1975
Kurikulum 1968 lebih menekankan pada perhitungan dan hasil dari perhitungan,
tidak pada pemahaman konsep dari suatu materi sehingga hanya menggunakan sistem
hafalan.
3. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach.
4. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 menekankan unsur atau asas kebermaknaan sedangkan CBSA
menekankan keaktifan siswa.
5. Kurikulum 2004
Kurikulum 2004 lebih dikenal dengan kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
6. Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 perubahan pada kegiatan pembelajaran yang lebih berpusat pada
peserta didik. Penekanan pada pengembangkan kemampuan pemecahan masalah,
kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif serta kemampuan mengkomunikasikan
matematika.
7. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter.
Pada proses pembelajaran mulai dari masalah konkrit kemudian semi konkrit dan
akhirnya abstraksi permasalahan.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kurikulum dapat diartikan secara luas merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus
diseleseikan oleh siswa, serta rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dan sejumlah
pembelajaran belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun
1968, kurikulum matematika telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1975, 1984, 1994,
2004, 2006, dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Perubahan
demi perubahan kurikulum yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia semata-mata
disebabkan oleh ketidaksesuaian kurikulum itu sendiri bagi guru maupun pesertadidik serta
perkembangan zaman yang tidak lagi sama. Perubahan ini dilakukan tentunya untuk
memperbaiki sistem pendidikan Indonesia agar lebih baik lagi

Dari paparan di atas terlihat bagaimana lika-liku perkembangan matematika mulai dari
matematika tradisional yang begitu sederhana, hanya sekedar melatih hafalan dan melatih
kemampuan otak. Kemudian berkembang agak maju lagi dengan munculnya terori pembelajaran
dari para ahli psikologi. Teori ini mempengaruhi pembelajaran matematika dalam negeri yang
akhirnya pemerintah mengeluarkan kurikulum baru, yang disesuaikan dengan penemuan teori
pembelajaran yang muncul.
Tidak hanya sampai disitu perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi internasional. Terbukti diera 1980-an dengan merebak dan maraknya teknologi
kalkulator dann komputer akhirnya memaksa pemerintah melaunching kurikulum baru yang
sesuai dengan perkembangan jaman, lahirlah kurikulum 1984. Prinsip dasar dari kurikulum
tersebut adalah bahwa setiap siswa mampu mempelajari apa saja hanya waktu yang membedakan
mereka dalam ketuntasan belajar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hudojo, Herman. 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan


Kelas. Surabaya: Usaha Nasional.
Ruseffendi. 1996. Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Balitbang Puskur. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. Jakarta:
Depdiknas.
Dr. Didi Suryadi, M.Ed. 2011. Jurnal Pendidikan Matematika.

Jainuri, M. Kurikulum Matematika di Indonesia.


(dalam: file:///D:/Downloads/Kurikulum_Matematika_di_Indonesia.pdf)
Rahmawati, Ruzi. 2012. Perkembangan Kurikulum Matematika.
(dalam:Ruzirahmawati.blogspot.com/2012/04/perkembangan-kurikulum-matematika-di.html)

21

Anda mungkin juga menyukai