PERENCANAAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik dari setiap Kurikulum Matematika?
2. Apa kesamaan Kurikulum Matematika 1968 dan Kurikulum Matematika 1975, 1984,
1994, 2004 dan 2006?
3. Apa perbedaan Kurikulum Matematika 1968 dan Kurikulum Matematika 1975, 1984,
1994, 2004 dan 2006?
4. Apa saja penekanan dari setiap Kurikulum Matematika?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
b. Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan
kepengajaran yang bersifat rutin.
c. Soal-soal yang diberikan lebih diutamakan yang bersifat pemecahan masalah
daripada yang bersifat rutin.
d. Adanya kesinambungan dalam penyajian bahan ajar antara Sekolah Dasar dan
Sekolah lanjutan.
e. Terdapat penekanan pada struktur.
f. Program pengajaran pada matematika modern lebih memperhatikan adanya
keberagaman antar siswa.
g. Terdapat upaya-upaya penggunaan istilah yang tepat.
h. Ada pergeseran dari pengajaran yang berpusat pada guru ke pengajaran yang
berpusat pada siswa.
i. Sebagai akibat dari pengajaran yang berpusat pada siswa, maka metode pengajaran
banyak digunakan penemuan dan pemecahan masalah dengan teknik diskusi.
j. Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan dengan cara menarik,
misalnya melalui permainan, teka-teki atau kegiatan lapangan.
Dari karakteristik pengajaran matematika di atas, tampak ada kemajuan diantaranya
dari system pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa serta
adanya pengenalan dengan materi matematika yang selama ini tidak dimasukkan ke
dalam kurikulum sebelumnya.
7
Adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan
pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi
kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik.
Dalam kurikulum ini siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial,
sementara untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi baru seperti komputer.
Adapun karakteristik dari kurikulum 1984 ini, yaitu:
Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemajuan teknologi
muthakir seperti kalkulator dan komputer.
Hal lain yang menjadi perhatian dalam kurikulum tersebut, adalah bahan bahan baru
yang sesuai dengan tuntutan di lapangan, permainan geometri yang mampu
mengaktifkan siswa juga disajikan dalam kurikulum ini.
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA).
Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral.
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
8
Kajian materi pada SMP: aritmatika, aljabar, peluang, geometri, dan statistika.
Kajian materi pada SMA: Pengenalan teori grafik
Dikarenakan munculnya keprihatinan pada kurikulum sebelumnya dikarenalan para
lulusan kurang mampu dalam menyelsaikan problem-problem kehidupan dan lain
sebagainya. Dengan dasar inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru
yang mampu membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Lahirlah
kurikulum tahun 1994.
Setelah beberapa dekade dan secara khusus sepuluh tahun berjalan dengan kurikulum
1994, pola-pola lama bahwa guru menerangkan konsep, guru memberikan contoh, murid
secara individual mengerjakan latihan, murid mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah
hanya kegiatan rutin saja disekolah, sementara bagaimana keragaman pikiran siswa dan
kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasannya kurang menjadi perhatian.
Para siswa umumnya belajar tanpa ada kesempatan untuk mengkomunikasikan
gagasannya, mengembangkan kreatifitasnya. Jawaban soal seolah membatasi kreatifitas
dari siswa karena jawaban benar seolah-lah hanya otoritas dari seorang guru.
Pembelajaran seperti paparan di atas akhirnya hanya menghasilkan lulusan yang kurang
terampil secara matematis dalam menyelesaikan persoalah-persoalan seharai-hari.
Bahkan pembelajaran model di atas semakin memunculkan kesan kuat bahwa
matematika pelajaran yang sulit dan tidak menarik.
9
Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran,
peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri,
peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran
dan komunikasi.
Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan,
konsistensi dan inkonsistensi
Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan
dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan
dugaan, serta mencoba-coba.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam
menjelaskan gagasan.
Kurikulum berbasis kompetensi ini secara garis besarnya mencakup tiga kompenen
yaitu kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar.
Kemampuan pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi bukan merupakan
pokok bahasan tersendiri, melainkan harus dicapai melalui proses belajar dengan
mengintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.
10
Cakupan materi sekolah dasar meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan
data, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran,
peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri,
peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran
dan komunikasi.
Kurikulum ini mencakup kompetensi dasar, materi pokok dan indikator hasil pencapaian
belajar
Kemampuan pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi bukan merupakan
pokok bahasan tersendiri,melainkan harus dicapai melalui proses belajar dengan
menintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas.
Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan
matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan
dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang
mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak
tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami
masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan
solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan
pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan
mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk
menguasai konsep matematika.
Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.
Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika banyak diterapkan
dalam teknologi informasi sebagai perluasan pengetahuan peserta didik.
11
2.1.7 Kurikulum 2013
Pada perubahan Kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 terdapat beberapa elemen
perubahan kurikulum, yaitu:
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hards skillsdengan mengasah
3 aspek, yaitu : sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Standar Isi (SI)
Pada perubahan SI dimana pada KTSP 2006 kompetensi diturunkan
dari mata pelajaran, pada kurikulum 2013 mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi. Sedangkan pendekatannya sama-sama dilakukan melalui pendekatan
mata pelajaran.
3. Standar Proses (SP)
Awalnya terfokus pada eksplorasi,elaborasi dan konfirmasi, pada kurikulum 2013
dilengkapi dengan pendekatan scientific yaitu mengamati (observing), menanya
(questioning), mengeksplorasi (eksploring), mengasosiasi (associating), dan
mengkomunikasikan (communicating).
Terkait dengan beberapa perubahan di atas, maka pada mata pelajaran matematika juga
terjadi perubahan-perubahan, antara lain:
a) Pada proses pembelajaran mulai dari masalah konkrit kemudian semi konkrit dan
akhirnya abstraksi permasalahan.
b) Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan
oleh siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
menggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya).
c) Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa angka (gambar, grafik, pola,
dsb).
d) Matematika dirancang supaya siswa berpikir kritis untuk menyelesaikan
permasalahan yang diajukan.
e) Membiasakan siswa berpikir algoritmis.
f) Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan.
12
2.2 Kesamaan Kurikulum Matematika
13
Kesamaan Kurikulum Matematika 2004 dengan kurikulum sebelumnya:
Materi geometri sebagai topik yang selalu disajikan dalam kurikulum, mulai dari
kurikulum tahun1968, 1975, 1984, 1994 dan 2004.
Materi pengukuran sama-sama disajikan dalam kurikulum 1994 dan 2004. Bedanya
pada kurikulum 1994 materi pengukuran hanya disajikan di SD, sedangkan pada
kurikulum 2004 disajikan di SD,SMP dan SMA
Materi aljabar sama-sama disajikan dalam kurikulum 1994 dan 2004. Bedanya pada
kurikulum 1994 materi aljabar disajikan di SD dan SMP, sedangkan pada kurikulum
2004 disajikan di SMP dan SMA.
Materi peluang dan statistika juga disajikan dalam kurikulum 1994 dan 2004. Bedanya
pada kurikulum 1994 hanya disajikan di SMP, sedangkan pada kurikulum 2004
disajikan di SMP dan SMA.
Pengenalan teori grafik menjadi materi yang disajikan di SMA dalam kurikulum 1994
dan pada kurikulum 2004 juga mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi
melalui grafik.
Pengajaran yang berpusat pada siswa menjadi kesamaan antara kurikulum 1975 dan
2004
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah sama-sama menjadi fokus pada
kurikulum 1975, 1994 dan 2004 dengan berbagai macam pendekatan dan teknik.
14
Materi peluang dan statistika juga disajikan dalam kurikulum 1994, 2004 dan 2006.
Bedanya pada kurikulum 1994 hanya disajikan di SMP, sedangkan pada kurikulum
2004 dan 2006 disajikan di SMP dan SMA.
Salah satu tujuan kurikulum 2006 adalah mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah, hal ini juga menjadi fokus dengan berbagai pendekatan dan teknik pada
kurikulum 1975, 1994 dan 2004.
Cakupan materi SD meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data,
pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
(Kesamaan Kurikulum 2004 dan 2006)
Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran,
peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
(Kesamaan Kurikulum 2004 dan 2006)
Cakupan materi untuk SMU meliputi: aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri,
peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran
dan komunikasi. (Kesamaan Kurikulum 2004 dan 2006)
Secara garis besarnya mencakup tiga kompenen yaitu kompetensi dasar, materi pokok,
dan indikator pencapaian hasil belajar. (Kesamaan Kurikulum 2004 dan 2006)
Pada kurikulum 2006 semua sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi seperti komputer dan matematika juga banyak diterapkan dalam teknologi
informasi. Hal ini juga sudah diterapkan pada kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum
1984 dan 1994, hanya saja pada kurikulum sebelumnya terjadi perbedaan kemajuan
pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara
program dengan kebutuhan lapangan, serta belum sesuainya materi kurikulum dengan
taraf kemampuan anak didik.
15
Lebih mengutamakan hafalan yang sifatnya mekanis
daripada pengertian.
Dalam proses pengajaran pengerjaan soal-soal latihan
merupakan kegiatan yang diutamakan dengan maksud untuk
memberi penguatan pada apa yang sudah dicontohkan guru
di depan kelas.
2. Kurikulum 1975 Terdapat topik-topik baru yang diperkenalkan yaitu
himpunan, statistika dan probabilitas, relasi, sistem numerasi
kuno, dan penulisan lambang bilangan nondesimal. Selain
itu diperkenalkan pula konsep-konsep baru seperti
penggunaan himpunan, pendekatan pengajaran matematika
secara spiral, dan pengajaran geometri dimulai dengan
lengkungan.
Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan
pada hafalan ke pengajaran yang mengutamakan pengertian.
Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan
dengan cara menarik, misalnya melalui permainan, teka-teki
atau kegiatan lapangan.
Sistem pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
berpusat pada siswa.
3. Kurikulum1984 Perubahan dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984 sebenarnya
tidak terlalu banyak baik dari sisi materi maupun cara
pengajarannya. Perbedaan utama dengan kurikulum
sebelumnya, pada Kurikulum 1984 ini materi pengenalan
komputer mulai diberikan.
4. Kurikulum 1994 Pada bidang matematika, terdapat beberapa perubahan baik dari
sisi materi maupun pengajarannya.
Pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas,
struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi
perkembangan anak.
16
Bahan kajian inti untuk matematika SD adalah aritmetika
(berhitung), pengantar aljabar, geometri, pengukuran, dan
kajian data (pengantar statistika) dan terdapat penekanan
khusus pada penguasaan bilangan (number sense) termasuk
di dalamnya berhitung.
Untuk SLTP, bahan kajian intinya mencakup aritmetika,
aljabar, geometri, peluang, dan statistika. Dalam kurikulum
ini terdapat upaya untuk menanamkan pemikiran deduktif
yang ketat melalui struktur deduktif terbatas pada sebagian
bahan geometri.
Untuk SMU terdapat sedikit perubahan yakni dimasukannya
pengenalan teori grafik yang merupakan bagian dari
matematika diskrit.
Pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual
materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang
berkaitan dengan materi.
5. Kurikulum 2004 Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum
berbasis kompetensi ini memuat perubahan yang cukup
mendasar.
Penerapan pandangan bahwa dalam proses belajar, anak
dianggap sebagai pengembang pengetahuan.
Adanya penekanan pada pengembangan kemampuan
pemecahan masalah; berfikir logis, kritis, dan kreatif; serta
mengkomunikasikan gagasan secara matematik.
Dalam penerapannya, guru harus mampu menciptakan suatu
kondisi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara
efektif. Selain itu, guru juga harus memperhatikan adanya
keberagaman kemampuan di antara siswa sehingga dengan
kondisi tertentu yang diciptakan guru, maka potensi masing-
masing siswa dapat berkembang secara optimal.
17
Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik
kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan,
eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan,
konsistensi dan inkonsistensi
Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen,
orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta
mencoba-coba.
6. Kurikulum 2006 Pada proses pembelajaran langsung masuk kepada materi
abstrak.
Permasalahan matematika selalu diasosiasikan (direduksi)
dengan angka.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam
dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan menggunakan matematika
dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau
gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan
media lain.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup
dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak
tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian.
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
18
2.4 Penekanan Kurikulum Matematika
1. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 lebih menekankan pada perhitungan dan hasil dari perhitungan,
tidak pada pemahaman konsep dari suatu materi sehingga hanya menggunakan sistem
hafalan.
2. Kurikulum 1975
Kurikulum 1968 lebih menekankan pada perhitungan dan hasil dari perhitungan,
tidak pada pemahaman konsep dari suatu materi sehingga hanya menggunakan sistem
hafalan.
3. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach.
4. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 menekankan unsur atau asas kebermaknaan sedangkan CBSA
menekankan keaktifan siswa.
5. Kurikulum 2004
Kurikulum 2004 lebih dikenal dengan kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
6. Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 perubahan pada kegiatan pembelajaran yang lebih berpusat pada
peserta didik. Penekanan pada pengembangkan kemampuan pemecahan masalah,
kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif serta kemampuan mengkomunikasikan
matematika.
7. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter.
Pada proses pembelajaran mulai dari masalah konkrit kemudian semi konkrit dan
akhirnya abstraksi permasalahan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum dapat diartikan secara luas merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus
diseleseikan oleh siswa, serta rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dan sejumlah
pembelajaran belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun
1968, kurikulum matematika telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1975, 1984, 1994,
2004, 2006, dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Perubahan
demi perubahan kurikulum yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia semata-mata
disebabkan oleh ketidaksesuaian kurikulum itu sendiri bagi guru maupun pesertadidik serta
perkembangan zaman yang tidak lagi sama. Perubahan ini dilakukan tentunya untuk
memperbaiki sistem pendidikan Indonesia agar lebih baik lagi
Dari paparan di atas terlihat bagaimana lika-liku perkembangan matematika mulai dari
matematika tradisional yang begitu sederhana, hanya sekedar melatih hafalan dan melatih
kemampuan otak. Kemudian berkembang agak maju lagi dengan munculnya terori pembelajaran
dari para ahli psikologi. Teori ini mempengaruhi pembelajaran matematika dalam negeri yang
akhirnya pemerintah mengeluarkan kurikulum baru, yang disesuaikan dengan penemuan teori
pembelajaran yang muncul.
Tidak hanya sampai disitu perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi internasional. Terbukti diera 1980-an dengan merebak dan maraknya teknologi
kalkulator dann komputer akhirnya memaksa pemerintah melaunching kurikulum baru yang
sesuai dengan perkembangan jaman, lahirlah kurikulum 1984. Prinsip dasar dari kurikulum
tersebut adalah bahwa setiap siswa mampu mempelajari apa saja hanya waktu yang membedakan
mereka dalam ketuntasan belajar.
20
DAFTAR PUSTAKA
21