KEPERAWATAN KELUARGA
“KONSEP KELUARGA”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
PRODI S1 KEPERAWATAN
TA 2019/2020
KONSEP KELUARGA
Definisi Keluarga
Keluarga adalah 2 atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah
hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi, satu sama lain didalam perannya masing – masing menciptakan
serta mempertahankan Kebudayaan (Friedman,2010)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena darah, perkawinan
dan adopsi dalam satu rumah tangga , yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dan
peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali,2010)
Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota
dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stres. Dalam
keluarga adanya saling menghargai dan kasih sayang.
2. Fungsi Sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain
diluar rumah. Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap
dan mekanisme koping : memberikan feedback, memberikan petunjuk dalam
pemecahan masalah dan untuk sosialisasi primer anak-anak yang bertujuan
untuk membantu mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif dan juga
sebagai penghargaan status anggota keluarga
3. Fungsi Reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
kehidupan masyarakat seperti keluarga melahirkan anaknya.
4. Fungsi Ekonomi
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi, keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan
kepentingan di masyarakat serta keluarga merupakan tempat mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
5. Fungsi Perawatan Keluarga
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktifitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga dibidang kesehatan yang meliputi 5 tugas keluarga dibidang
kesehatan meliputi : mengenal masalah kesehatan keluarga, memutuskan
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, merawat keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan untuk menjamin
kesehatan keluarga dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tepat
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 tertulis fungsi keluarga
dalam delapan bentuk yaitu :
a. Fungsi Keagamaan
1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga
2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada
seluruh anggota keluarga
3) Memberikan contoh kongkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman
dari ajaran agama
4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau masyarakat
5) Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai
pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
b. Fungsi Budaya
1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-
norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan
2) Membina tuga-tugas keluarga sebagai lembaga unuk menyaring norma dan
budaya asing
3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative globalisasi dunia
4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat
berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia
dalam menghadapi tantangan globalisasi
5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan
budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma
keluarga kecil sejahtera
e. Fungsi Reproduksi
1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat
baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
2) Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental
3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan
waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak yang
diinginkan dalam keluarga
4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
f. Fungsi Sosialisasi
1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
wahan pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama
2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai
pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan
permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun
masyarakat
3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang
diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan
mental), yang kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun
masyarakat
4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua,
dalam rangka perkembanagan dan kematanga hidup bersama menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera
g. Fungsi Ekonomi
1) Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun di dalam lingkungan
keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan
kehidupan keluarga
2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan
keseimbanagn antara pemasukan dan pengeluaran keluarga
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi , selaras dan
seimbang
4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil dan bahadia sejahtera
a. Tipe-tipe keluarga
Tipe keluarga menurut konteks keilmuan dan pengelompokan orang
1. Traditional nuclear.
Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh saksi-saksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya
dapat bekerja diluar rumah.
2. Reconstituted nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami
atau istri, tinggal dalam pembentukan suatu rumah dengan anak-anaknya,
baik itu dari perkawinan lama maupun hasil perkawinan yang baru. Satu
atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3. Middle age atau aging couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah, atau keduanya bekerja diluar
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sudah sekolah,
perkawinan, atau meniti karier.
4. Dyadic nuclear
Pasangan suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak.
Keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.
5. Single parent
Keluarga dengan satu orang tua sebagai akibat perceraian atau akibat
kematian pasangannya, anak-anaknya dapat tinggal di dalam rumah atau
diluar rumah.
6. Commuter married
Pasangan suami istri atau keduanya sama-sama bekerja dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
7. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
8. Three generation
Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.
9. Institusional
Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam satu panti.
10. Communal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan
anak-anaknya dan sama-sama berbagi fasilitas.
11. Groub marriage
Satu rumah terdiri dari orang tua dan satu kesatuan keluarga.
12. Unmarried parent and child
Ibu dan anak pernikahannya tidak dikehendaki dan kemudian anaknya
diadopsi.
13. Cohabitating coupl
Dua orang tua atau satu pasangan yang bersama tanpa menikah.
14. Extended family
Nuclear family dan anggota keluaraga yang lain tinggal dalam satu rumah
dan berorientasi pada satu kepala keluarga (Effendi, 2009).
b. Bentuk-bentuk keluarga
Pembagian tipe atau bentuk keluarga menurut Anderson carter
1. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
2. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakan,
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga berantai (serial family).
keluarga ynag terdiri atas wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga duda atau janda (single family)
Keluarga ini terjadi karena adanya perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-
sama.
6. Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
Struktur Keluarga
a. Struktur komunikasi
2. Karakteristik pendengar
- Siap mendengarkan
- Melakukan validasi
b. Struktur peran
c. Struktur kekuatan
Norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu,
lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
a. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal
dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta
beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur,
bangun pagi dan sebagainya. Tugas perkembangan
Membina hubungan intim danmemuaskan.
Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami,
keluarga istri dan keluarga sendiri.
b. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Tugas perkembangan kelurga yang penting
pada tahap ini adalah:
Persiapan menjadi orang tua
Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan.
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan
berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua
dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan
orang tua dapat tercapai.
a. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan
keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut
Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunganya.
Ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak –
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial
serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya, disamping itu juga ibu
perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Anak
Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
b. Tugas Keluarga
Pada dasarnya keluarga mempunyai delapan tugas pokok yaitu:
Memelihara fisik keluarga dan para anggota keluarga
Memelihara sumber daya yang ada dalam keluarga
Membagi tugas masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannya masing-
masing
Bersosialisasi dengan anggota keluarga
Mengatur jumlah anggota keluarga
Memelihara ketertiban anggota keluarga
Menempatkan anggota keluarga didalam masyarakat yang lebih luas
Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
a. Pendidikan kesehatan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan satu dari pendekatan
intervensi keperawatan keluarga yang utama. Pendidikan dapat mencakup
berbagai bidang, isi dan fokus, termasuk promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit, masalah kesakitan/disabilitas dan dampaknya, serta dinamika
keluarga. (Friedman, 2010)
b. Konseling
Konseling adalah suatu proses bantuan interaktif antara konselor dan klien
yang ditandai oleh elemen inti penerimaan, empati, ketulusan, dan
keselarasan. Hubungan ini terdiri dari serangkaian interaksi sepanjang waktu
berupa konselor yang melalui berbagai teknik aktif dan pasif berfokus pada
kebutuhan, masalah atau perasaan klien yang telah memengaruhi perilaku
adaptif klien. (Bank, 1992 dalam Friedman 2010)
Elemen inti konseling adalah empati atau menyelami atau merasakan perasaan
dan perilaku orang lain; penerimaan positif terhadap klien; dan selaras atau
tulus, tidak berpura-pura dan jujur dalam hubungan klien-perawat.
( Friedman, 2010)
c. Membuat kontrak
Suatu cara efektif bagi perawat yang berpusat pada keluarga agar dapat
dengan realistik membantu individu dan keluarga membuat perubahan
perilaku adalah dengan cara membuat kontrak.
d. Menejemen kasus
Menejemen kasus memiliki riwayat perkembangan sebagai bagian dari peran
perawat kesehatan masyarakat; terakhir dugunakan di tatanan layanan
kesehatan yang bersifat akut. (Carry 1996 dalam Friedman 2010).
e. Menejemen kasus
Menejemen kasus memiliki riwayat perkembangan sebagai bagian dari peran
perawat kesehatan masyarakat; terakhir dugunakan di tatanan layanan
kesehatan yang bersifat akut. (Carry 1996 dalam Friedman 2010).
f. Advokasi klien
Peran sebagai advokat klien melibatkan pemberian informasi kepada klien dan
kemudian mendukung mereka apapun keputusan yang mereka buat (Bramlett,
Gueldener, dan Sowell, 1992; Kohnke, 1982 dalam Friedman 2010)
Perawat keluarga dapat menjadi advokat klien dengan sedikitnya empat cara,
yaitu :
Dengan membantu klien memperoleh layanan yang mereka butuhkan dan
menjadi hak mereka
Dengan melakukan tindakan yang menciptakan sistem layanan kesehatan
yang lebih responsif terhadap kebutuhan klien
Dengan memberikan advokasi untuk memasukan pelayanan yang lebih
sesuai dengan sosial-budaya.
Dengan memberikan advokasi untuk kebijakan sosial yang lebih
responsive (Canino dan Spurlock, 1994 dalam Friedman, 2010).
g. Koordinasi
Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak
terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
h. Kolaborasi
Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayan rumah
sakit, puskesmas, dan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal.
Kolaborasi tidak hanya dialukakan sebagai perawat di rumah sakit tetapi juga
dikeluarga dan komunitaspun dapat dilakukan. Kolaborasi menurut Lamb dan
Napadano (1984) dalam Friedman (2010) adalah proses berbagi perencanaan
dan tindakan secara berkelanjutan disertai tanggng jawab bersama terhadap
hasil dan kemampuan bekerjasama untuk tujuan sama menggunakan teknik
penyelesaian maslaah.
i. Konsultasi
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat pada perawat maka hubungan
perawat dan keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap
terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan demikian, harus ada Bina
Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga.
Konsultasi termasuk sebagai intervensi keperawatan keluarga karena perawat
keluarga sering berperan sebagai konsultan bagi perawat, tenaga profesional,
dan para profesional lainnya ketika informasi klien dan keluarga serta bantuan
diperlukan. (Friedman, 2010).
SOAL KONSEP KELUARGA
1. Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-
anaknya dan sama-sama berbagi fasilitas. Merupakan tipe keluarga yaitu …
a. Communal
b. Single Adult
c. Groub Marriage
d. Traditional Nuclear
e. Single Parent
2. Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga
disebut
a. Keluarga Berantai
b. Keluarga Kabitas
c. Keluarga Inti
d. Keluarga Berkomposisi
e. Keluarga Besar
4. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena darah,
perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga , yang berinteraksi satu dengan
yang lainnya dan peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
Merupakan definisi keluarga dari
a. Dian 2010
b. Fiedman 2010
c. Ali 2010
d. Ali 2012
e. Yulianto 2012
a. Struktur komunikasi
b. Struktur peran
c. Struktur kekuatan
d. Struktur nilai
e. Struktur norma
10. Keluarga Tn O terdiri dari empat orang yaitu Tn O,Ny. S dan serta kedua anak
tuan T dan an N. Sejak kemarin an T diare dan Ny. S memanggil perawat.
Perawat I memberikan oralit sebagia pertolongan pertama namun an T tampak
mengalami syok hipovolemik sehingga perawat membantu keluarga untuk
merujuk ke rumah sakit. Pada kasus diatas apakah peran perawat keluarga
yang telah dilakukan oleh Ns. I?
a. Educator dan fasilitator
b. Caregiver dan advokasi
c. Advocat dan fasilitator
d. Caregiver dan fasilitator
e. Advocat dan koordinator