Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

ILMU DASAR KEPERAWATAN I

“SISTEM PERSARAFAN”

DISUSUN OLEH :

RIRIN SOVIA

1710142010034

PRODI S1 KEPERAWATAN

Dosen pembimbing :Reni Chaidir,M.Kep

STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan 1 ini.
Didalam makalah ini berisi tentang “Sistem Persarafan”. Makalah ini dibuat sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah.
Kami menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan, hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman yang kami miliki. Namun demikian banyak pula pihak yang sudah membantu
dengan menyediakan sumber-sumber informasi serta memberikan masukan pemikiran.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang, Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bukittinggi, 24 Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Pengertian Sistem Saraf.............................................................................
2.3 Fungsi Sistem Saraf...................................................................................
2.4 Pembagian Susunan Saraf.........................................................................
2.5 Mekanisme Penghantar Impuls ................................................................
2.6 Komponen Saraf .......................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan
interaksi antara seseornga individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur aktivitas sebagian besar sistem tubuh lainnya.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan
hubungan saraf diantara berbagai system. Fenomena mengenai kesadaraan, daya pikir, daya
ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh, karena itu,
kemampuan untuk memahami, belajar dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil
dari integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2. Apa saja fungsi sistem saraf ?
3. Bagaimana pembagian susunan saraf pada tubuh manusia?
4. Bagaimana mekanisme penghantaran impuls pada tubuh manusia?
5. Apa saja komponen saraf pada tubuh manusia?
1.3. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi sistem saraf
3. Untuk mengetahui bagaimana pembagian susunan saraf pada tubuh manusia
4. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme penghantaran impuls pada tubuh manusia
5. Untuk mengetahui apa saja komponen saraf pada tubuh manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf merupakan salah
satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi
dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan
pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga
komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
1) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
3) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar.
2.2. Fungsi Sistem Saraf
1) Untuk mengetahui kejadian atau perubahan yang terjadi di sekitar kita, dilakukan
melalui alat indera.
2) Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh
kita.
3) Mengendalikan kerja organ-organ tubuh
2.3. Pembagian Susunan Saraf
Sistem saraf adalah sistem organ pada manusia yang terdiri atas sel neuron yang
mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan
dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron yang
diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi.
Secara garis besar, susunan saraf dibagi atas 2, yaitu:
a. Sistem Saraf Pusat (SSP)
1. Otak
1) Otak Besar (Cerebrum)
2) Otak Kecil (Cerebellum)
3) Batang Otak (Brainstem)
4) Limbic System
2. Medula spinalis
b. Sistem saraf tepi / sensorik (SST)
Terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh
lain. SST di bagi menjadi devisi aferen dan eferen. Aferen membawa informasi ke SSP
sedangkan eferen membawa instruksi dari SSP ke organ.
Sistem saraf eferen di bagi 2 bagian:
1) Sistem saraf somatic (neuron motorik yg mempersarafi otot2 rangka), dan
2) Sistem saraf otonom ( yg mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar) dibagi 2,
yaitu:
a. Simpatis
b. Parasimpatis.
a. Sistem Saraf Pusat
1. Otak
Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang dewasa sudah tidak dapat lagi
membesar, sehingga bila terjadi penambahan komponen rongga kepala akan meningkatkan
tekanan intra cranial.
Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar, yakni belahan kiri dan
belahan kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada tali spinal, belahan otak kiri
mengendalikan sistem bagian kanan tubuh, sebaliknya belahan kanan mengendalikan sistem
bagian kiri tubuh. Tali spinal (sumsum tulang belakang) merupakan tali putih kemilau yang
berasal dari dasar otak hingga tulang belakang.
Korteks serebri atau substansia grisea dari serebrum mempunyai banyak lipatan yang
disebut giri (tunggal girus). Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah diketahui
memiliki fungsi spesifik. Pada tahun 1909, Korbinian brodmann, seorang ahli neurologis
Jerman membagi korteks serebri menjadi 47 area. Telah dilakukan banyak upaya untuk
menjelaskan berbagai makna fungsional tertentu dari area-area tersebut, tetapi dalam banyak
keadaan ternyata fungsi spesifik area-area ini saling tumpang tindih. Kendatipun memiliki
keterbatasan, peran Brodmann tetap merupakan petunjuk umum yang sangat berguna bagi
pembahasan fungsi-fungsi korteks.
Tabel fungsi area utama korteks menurut Brodmann:

Area Nama Fungsi Akibat Lesi Keterangan


1, 2, Korteks Memproses dan Gangguan Terletak pada
3 parietalis area mengintegrasi sensorik girus
somestetik informasi sensorik kontralateral. postsentralis,
primer yang lebih tinggi pararel
(somatosenso tingkatannya. Sensasi terhadap
rik) umum ini mencakup korteks
nyeri, suhu, raba, motorik, dan
tekan, dan posterior dari
proprioseptor. siklus
sentralis.
4 Korteks Gerakan-gerakan Hemiplegia Terletak di
frontalis volunteer kontralateral. girus
merupakan prasentalis (d
area motorik depan siklus
primer sentralis)
5& Asosiasi Menerima dan Lesi pada area Terletak di
7 somestetik mengintegraasi ini lobus
berbagai modalitas menyebabkan parietalis
sensorik: kualitas, penurunan superior dan
bentuk, tekstur, berat pengindraan meluas
dan suhu. Kesadaran sebagai sampai
akan bentuk tubuh, modalitas dari permukaaan
latak berbagai bagian fungsi medial
tubuh, sikap tubuh dan sensorik. hemisfer.
kesadaran akan diri
sendiri juga
merupakan fungsi area
ini.
6 Korteks Gerakan terlatih: Hilangnya
pramotorik menulis, mengemudi, kemampuan
atau mengetik. menulis,
agrafia.
8 Lapang Mendeteksi gerakan Lesi Gerakan mata
pandang volunter dan deviasi menyebabkan volunter
frontal konjugat dari mata penurunan mendapat
dan kepala. kemampuan input dari
gerakan mata area 4,6, 8, 9,
untuk dan 46
berdeviasi
9& Korteks Melakukan kegiatan Lesi Berkaitan
12 prafrontalis intelektual kompleks, menyebabkan dengan
menerima informasi penurunan kepribadian.
pengelihatan dan pengindraan
menyadari sensasi dari kegiatan
warna. intelektual
secara umum.
17 Korteks Membuat informasi- Gangguan Terletak di
pengelihatan informasi lapang lobus
primer pengelihatan menjadi pandang oksipitalis.
berarti. Area ini juga
memegang peranan
dalam refleks gerakan
mata apabila sedang
memandang/mengikut
i suatu objek.
18 & Korteks Area penerimaan Kerusakan Korteks
19 visual primer visual. pada sisi yang asosiasi
dan asosiasi dominan visual
visual. mengakibatkan terletak
kehilangan disebelah
kemampuan area no. 39
mengenali lobus
benda-benda. temporalis.
22 Korteks Berfungsi sebagai Gangguan Lobus
pendengaran penerima suara dan pendengaran temporalis
primer menjadi korteks merupakan
asosiasi pendengaran  area sensorik
(daerah penerima reseptif untuk
pendengaraan) impuls
pendengaran.
39 Pusat Pengenalan dan Lesi pada Lesi pada
persepsi pengertian segala temporoparieta area ini
visio-lesik sesuatu yang l kiri. disebut
bersangkutan dengan Gangguan disfasia
bahasa tulis atau interpretasi nominal
isyarat visual. bahasa tulis.
41 & Area Pusat persepsi Lesi akan Nama lain
42 wernicke auditoro-lesik, yaitu mengakibatkan afasia
pengertian dan afasia wernicke
pengenalan bahasa wernicke. adalah afasia
lisan (verbal). Daerah sensorik
interpretasi (afasia
pendengaran. reseptif)
44 & Area broca Pelaksanaan motorik Akibat lesi Lesi pada
45 berbicara. pada area ini daerah ini
menyebabkan dapat
kesulitan mengakibatk
dalam an gangguan
artikulasi kesadaraan
(afasia motorik tubuh pada
atau afasia sisi
ekspresif). kontralateral
lesi.

a. Selaput otak :
1. Durameter
Lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat tidak kenyal.lapisan ini
melekat langsung dengan tulang tengkorak berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan
yang halus dari otak dan medula spinalis.
2. Arakhnoid
Lapisan ini yang berada di bagian tengah dan terdiri dari lapisan yang berbentuk
jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut ruangan subaraknoiddan memiliki cairan
yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi otak dan medulla
spinalis dari guncangan.
3. Piameter
Lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat langsung pada otak. Lapisan
ini banyak memiliki pembuluh darah.Berfungsi untuk melindungi otak secara langsung.
4. Bagian-bagian otak :
1) Serebrum (Otak Besar)
Merupakan bagian otak terbesar serta paling menonjol dari otak manusia, bagian luar
dari otak besar ini dilindungi oleh lapisan tipis jaringan abu-abu yang disebut kortek cerebral.
Secara garis besar, otak besar berfungsi untuk memproses semua kegiatan intelektual seperti
menentukan kecerdasan, menentukan kepribadian, untuk berfikir, mengingat,
membayangkan, merencanakan sesuatu serta sensasi sentuhan.
Cereberum memiliki 2 bagian belahan otak :
a) Otak besar belahan kiri berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kanan.
b) Otak besar belahan kanan berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri.
Bagian korteks cerebrum berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel
saraf.Dibagi menjadi 3 area :
a) Area sensorik : menerjemahkan impuls menjadi sensasi.
b) Area motorik : mengendalikan koordinasi kegiatan otot kerangka.
c) Area asosiasi : berkaitan dengan ingatan , memori, kecerdasan, nalar/logika, kemauan.
Terdiri atas 2 hemisfer, yang dihubungkan oleh bagian putih yang disebut korpus kolosum.
Setiap hemisfer terbagi menjadi 4 lobus, yaitu :
1) Lobus Frontal
a. Lobus pre frontal :
Berfungsi mengontrol emosi, kepribadian, penilaian, penafsiran, tingkah laku yang
dipelajari danperkembangan pikiran
b. Area pre sentral (korteks motorik utama ) :
Terletak persis di bagian anterior sulkus sentral. Rangsangan menimbulkan
pergerakan otot yang spesifik di sisi tubuh yanglain.
c. Lobus Perietal
1) Area sensoric somatic primer :
Menempati area setelah gyrus sentral, area ini menerima input sensori mayor, seperti
rasa nyeri, suhu, sentuhan, fibrasi dan posisi dari sisi kontra leteral tubuh
2) Area yang berhubungandengan sensori :
Fungsi utama dari area ini adalah mengintegrasikan informasi sensori, misalnya,
ukuran, bentuk dan tekstur dari obyek
d. Lobus Temporal
Area ini memungkinkan kita menerima dan mengintepretasikan pendengaran,
pembauan dan rasa, dan juga menerima serta menyimpan memori yang singkat, memberikan
integrasi somatic area auditori dan area yang berhubungan dengan penglihatan. Jenis
pemikiran yang dialami merupakan memori pengalaman masa lalu yang sangat terperinci,
seni, musik dan rasa.
e. Lobus Oksipital
1) Area visual primer
Menerima input dari sebagian ipsilateral retina bagian temporal dan sebagian
konralateral retina bagian basal
2) Area visual sekunder
1) Serebellum (Otak Kecil)
Yang mengelilingi area visual primer, memungkinkan kita menginterpertasikan apa
yang kita lihat dan mengenali makna kerja Setiap hemisfer serebral/serenrum memproses
informasi terhadap sisi tubuh yang berlawanan, misalnya kortSerebelum (Otak Kecil)
Sebagai pusat reflek yang berfungsi memepertahankan keseimbangan dan sikap badan.
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Cerebellum memiliki 2 bagian belahan yaitu :
1) Belahan cerebellum bagian kiri
2) Belahan cerebellum bagian kanan
Keduanya dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi untuk menghantarkan
impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan.eks serebral kiri mengontrol pergerakan tangan
kanan.
1. Batang Otak (Brainstem)
Merupakan bagian otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang.
Terletak didasar rongga kepala yang memanjang hingga ke sumsum tulang belakang (tulang
punggung). Tempat melekatnya keseluruhan saraf kranial, kecuali saraf I dan saraf II yang
letaknya menempel pada otak besar (cerebrum). Dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
2. Medulla oblongata
Merupakan pusat refleks pada jantung, pernafasan, bersin/batuk, menelan, dan
pengeluaran air liur dan muntah
3. Pons
Sebagai penghubung antara hemisfer serebri, serebelum dan mensensepalon dan
penghubung kortikosereberalis, yaitu menghubungkan antara hemisfer serebri dengan
serebelum.
4. Mensefalon
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak
tengah terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan
kolikulus inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls
antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata.
Mensefalon merupakan bagian pendek batang otak yang terletak di atas spons, yang
terbagi atas dua bagian, yaitu :
1) Bagian anterior
2) Bagian posterior
Bagian ini bercabang mejadi dua lagi, yaitu : Kolikulus inferior dan kolikulus
superior. Kolikulus superior mengurusi masalah penglihatan dan koordinasi gerakan
penglihatan
1. Sistem Limbic
Berfungsi dalam hal yang berkaitan dengan pengalaman, ekspresi kejiwaan dan emosi
serta ingatan.
Terdiri atas 4 bagian, yaitu :
a. Talamus   
Merupakan stasiun penerima yang penting dalam otak dan pengintegrasian. Fungsi
bagian ini yaitu menyampaikan signal sensorik dan motorik kepada kortek cerebral dan
mengatur kesadaran, kewaspadaan, serta tidur.
b. Hipotalamus
Merupakan bagian otak yang tersusun atas sejumlah nucleus yang memiliki berbagai
macamfungsi peka terhadap suhu, glukosa, steroid, serta glukokortikoid. Terletak dibagian
batang otak yaitu di diancephalon. Bertindak sebagai pusat kontrol autonom, dimana ia
memiliki fungsi yang terkait sistem saraf dan kelenjar hipofisis.
c. Amigdala
Merupakan bagian dari bangsal ganglia serta bagian dari sistem limbik yang memiliki
peran untuk mengolah ingatan, reaksi emosi, serta pengambilan keputusan.
d. Hipocampus
Merupakan komponen utama dari otak yang memiliki peranan yang sangat penting
dalam konsolidasi informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjangserta
berperan dalam navigasi spasial.

a. Medulla Spinalis
Disebut juga dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas tulang
belakang yaitu ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang yang kedua.
Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantrakan impuls dari
organ ke otak dan dari otak ke organ tubuh.
1. Sistem Saraf Tepi (SST)
Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan
otot dan organ tubuh.Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi
tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan
saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung,
gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. 

Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya


A. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.Sistem saraf sadar (somatik)mengandung saraf eferen sehingga mampu
menghasilkan gerakan di jaringan otot rangka. Sistem saraf ini bekerja sesuai dengan
kesadaran kita, misalnya saat makan, mencuci baju, membajak sawah dll. Sistem saraf sadar
akan meneruskan impuls dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat dan meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh.Sistem saraf sadar tersusun atas saraf
kranial dan saraf spinal :
a. Saraf kranial
Saraf kranial manusia ada 12 pasang saraf yang mencuat keluar dari otak. Saraf ini
terletak di kranium/tengkorak, sebuah letak yang dekat dengan sistem saraf pusat manusia.
Sistem saraf kranial terhubung dengan organ yang berada di seputar kepala dan leher seperti
telinga, mata, hidung, mulut dan lidah. Ini tidak termasuk saraf terminal yang kecil.Saraf otak
ada 12 pasang yang terdiri dari:
a) Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
b) Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
c) Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk
bagian saraf otonom.Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus
disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
a. Saraf spinal
Urat saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang (8 nervi
cervicales/leher,12nervithoracici/punggung,5nervi lumbales/pinggang, 5 nervi
sacrales/pinggul dan 1 nervus coccygeus/ekor) yang terdapat di dalam tulang belakang. Saraf
ini merupakan gabungan dari neuron sensorik dan motorik. Semua saraf sensorik masuk ke
dalam sumsum tulang belakang melalui akar dorsal dan semua dendritnya berasal dari
reseptor sedangkan semua saraf motorik keluar dari sumsum tulang belakang melalui akar
ventral dan semua neuritnya menuju ke efektor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebutpleksus. Ada
3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
1) Pleksus cervicalis  merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian
leher, bahu, dan diafragma.
2) Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
3) Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
b. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion
pendek,  sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion  yang panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya
ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
a. Parasimpatik
Saraf parasimpatik memiliki fungsi kebalikannya dari saraf simpati
1) Mengecilkan pupil
2) Menstimulasi aliran ludah
3) Memperlambat denyut jantung
4) Memperkecil bronkus
5) Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan 
6) Mengerutkan kantung kemih
b. Simpatik
Saraf simpatik terletak di depan ruas tulang belakang. Adapun fungsi dari organ ini
antara lain memacu dan menghambat kinerja organ tubuh.
1) Memperbesar pupil
2) Menghambat aliran ludah
3) Mempercepat denyut jantung
4) Memperbesar bronkus
5) Menghambat sekresi kelenjar pencernaan 
6) Menghambat kontraksi kandung kemih
2. Cairan Serebrospinalis
Merupakan cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau yang terdapat dalam
ventrikel dan mengelilingi otak serta medulla spinalis (spinal cord). Berfungsi sebegai
peredam bantingan dan bantalan otak dan spinal cord terhadap perlukaan akibat gerakan
Komponen:
Air, sejumlah kecil protein, oksigen dan CO2. Elektrolit seperti natrium, klorida. Glukosa dan
kadang-kadang limfosit. Tekanan normal 60 – 180 mmH20.
Sirkulasi cairan serebro spinalis Sering disebut sirkulasi ke 3 sistem tertutup:
a) Cairan serebra spinalis dibentuk dalam kedua ventrikel lateral.
b) Masuk ke ventrikel ke-3 melalui foramen montro.
c) Masuk ke ventrikel ke-4 melalui aquaduktus sylvii.
d) Masuk ke ruang sub arakhnoid otak danmedulla spinalis melalui sepasang foramen
Lucchca di bagian lateral dan foramen Magendi di bagian medial.
B. Jaringan Saraf
a. Neuron (sel saraf)
Merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafanbagian-bagian dari neuron :
1) Badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
2) Dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
3) Akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel

Klasifikasi neuron berdasarkan bentuk :


1. Neuron unipolar
Terdapat satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu cabang menuju
perifer & cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf spinal).
2. Neuron bipolar
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit.
3. Neuron multipolar
Terdapat beberapa dendrit dan 1 akson yg dapat bercabang-cabang banyak sekali.
Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada sitoplasma badan sel. Fungsi neuron :
menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral).
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron
(celah sinap / cleft sinaptik). Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung
akson disebut neurotransmiter yang dapat menyalurkan impuls. Contoh neurotransmiter :
asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-aminobutirat (GABA)
a. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4 neuroglia:
1. Mikroglia : berperan sbg fagosit.
2. Ependima : berperan dlm produksi CSF.
3. Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial
biolelektrik.
4. Oligodendrosit : menghasilkan mielin pada SSP yg merupakan selubung neuron.
b. Mielin
1. Komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf (neuron)
2. Menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
3. Daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier
4. Transmisi impuls pada saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin,
karena adanya loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi
saltatorik)
2.4. Mekanisme Penghantaran Impuls
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang
memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion lainnya.
Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma
menuju cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+
jauh lebih besar daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (refluks) pasif
ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan
perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang membran plasma
karena bagian dalam membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal
sebagai potensial istirahat (resting potential). (Snell. 2007).
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang
cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran
plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami
depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial
aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung
selama sekitar 5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera
menghilang dan diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+
mulai mengalir dari sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke
potensial istirahat.
Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls
menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera
dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang ini disebut periode refrakter.
Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl-
melalui membran plasma ke dalam neuron sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan
mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007).
2.5. Komponen Saraf Kranial
1. Komponen sensorik somatik : N I, N II, N VIII.
2. Komponen motorik omatik : N III, N IV, N VI, N XI, N XII.
3. Komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik : N V, N VII, N IX, N X.
4. Komponen motorik viseral
Eferen viseral merupakan  otonom mencakup  N III, N VII, N IX, N X. Komponen
eferen viseral yang 'ikut' dengan beberapa saraf kranial ini, dalam  sistem saraf otonom
tergolong pada divisi parasimpatis kranial.
1. N. Olfactorius
Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak dibagian atas dari
mukosa hidung di sebelah atas dari concha nasalis superior.
2. N. Optikus
Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen sensori khusus.
Pada dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.
3. N. Oculomotorius
Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensephalon. Saraf ini berfungsi
sebagai saraf untuk mengangkat bola mata
4. N.  Trochlearis
Pusat saraf ini terdapat pada mesencephlaon. Saraf ini mensarafi muskulus oblique
yang berfungsi memutar bola mata
5. N. Trigeminus
Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, saraf maxilaris dan  saraf
mandibularis yang merupakan gabungan saraf sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini
mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi
dan meningen.
6. N. Abducens
Berpusat di pons bagian bawah. Saraf ini menpersarafi muskulus rectus lateralis.
Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan bola mata dapat digerakan ke lateral dan sikap bola
mata tertarik ke medial seperti pada Strabismus konvergen.
7. N. Facialias
Saraf ini merupakan gabungan saraf aferen dan eferen. Saraf aferen  berfungsi untuk
sensasi umum dan pengecapan sedangkan saraf eferent untuk otot wajah.
8. N. Statoacusticus
Saraf ini terdiri dari komponen saraf  pendengaran dan saraf  keseimbangan
9. N. Glossopharyngeus
Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut sensori
khusus. Komponen motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing untuk menghasilkan gerakan
menelan. Serabut sensori khusus mengurus pengecapan di lidah. Disamping itu juga
mengandung serabut sensasi umum di bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan
telinga tengah.
10. N. Vagus
Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang mempersarafi otot-
otot pharing yang  menggerakkan pita suara, b) komponen sensori yang mempersarafi bagian
bawah pharing, c) komponen saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam
tubuh.
11. N. Accesorius
Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan
komponen spinal yang dari nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mempersarafi
muskulus Trapezius dan Sternocieidomastoideus.
12. Hypoglosus
Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-otot lidah.
Nukleusnya terletak pada medulla di dasar ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada
trigonum hypoglosi.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem
saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf
perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
3.2. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi
dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan
materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan
akan selalu diingat.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/397589218/Makalah-Sistem-Persarafan
https://www.scribd.com/doc/283771705/Makalah-Sistem-Saraf

Anda mungkin juga menyukai