Anda di halaman 1dari 3

1.

Mekanisme Pasar

Abu Yusuf membahas mengenai mekanisme pasar dan harga. Tulisan pertamanya menguraikan
tentang naik dan turunnya produksi yang dapat mempengaruhi harga. Abu Yusuf yang petama
kali berbicara teori mengenai jumlah permintaan dan persediaan (demand and supply) dan
pengaruhnya terhadap harga. “Tidak ada batasan pasti dari harga murah dan pengeluaran yang
bisa dipastikan. Itu adalah mattet yang diputuskan dari surga; prinsipnya tidak diketahui.
Murahnya bukan karena kelimpahan makanan, atau kemahalan karena kelangkaan. Mereka
tunduk pada perintah dan keputusan Allah. Kadang-kadang makanan berlimpah tetapi masih
sangat sayang dan kadang-kadang terlalu sedikit tetapi murah.”1

Sedangkan menurut Ibnu Khaldun, beliau membagi barang-barang menjadi dua katagori,
yaitu barang pokok dan barang mewah. Menurutnya jika suatu kota berkembang dan jumlah
penduduknya semakin banyak, maka harga barang-barang pokok akan semakin menurun
sementara harga barang mewah akan naik. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penawaran
barang pangan dan barang pokok lainnya sebab barang ini sangat penting dan dibutuhkan oleh
setiap orang, sehingga pengadaannya akan diprioritaskan. Sementara itu, harga barang mewah
akan naik sejalan dengan meningkatnya gaya hidup yang mengakibatkan peningkatan
permintaan barang mewah ini. Di sini, Ibnu Khaldun sebenarnya menjelaskan pengaruh
permintaan dan penawaran terhadap tingkat harga. Secara lebih rinci ia menjelaskan pengaruh
persaingan antara para konsumen dan meningkatnya biaya-biaya akibat perpajakan dan
pungutan-pungutan lain terhadap tingkat harga. Pengaruh tinggi rendahnya tingkat keuntungan
terhadap perilaku pasar, khususnya produsen, juga mendapat perhatian dari Ibnu Khaldun.
Menurutnya tingkat keuntungan yang wajar akan mendorong tumbuhnya perdagangan,
sementara tingkat keuntungan yang terlalu rendah akan membuat lesu perdagangan. Para
pedagang dan produsen lainnya akan kehilangan motivasi bertransaksi. Sebaliknya jika tingkat
keuntungan terlalu tinggi perdagangan juga akan melemah sebab akan menurunkan tingkat
permintaan konsumen. Ibnu Khladun sangat menghargai harga yang terjadi dalam pasar bebas,
namun ia tidak mengajukan saran-saran kebijakan pemerintah untuk mengelola harga. Ia lebih
banyak memfokuskan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi harga.2
1
Dedi, Syarial. "Ekonomi Dan Penguasa (Pemikiran Ibn Taimiyah Tentang Mekanisme Pasar)." AL-FALAH:
Journal Of Islamic Economics 3.1 (2018): 73-92.
2
Amalia, Euis. "Mekanisme Pasar Dan Kebijakan Penetapan Harga Adil Dalam Perspektif Ekonomi Islam." Al-
Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah 5.1 (2013). 
Beberapa faktor menurut Ibnu Khaldun yang dijadikan indicator dalam kegiatan suatu
perekonomian di suatu pasar adalah : a) Kekuatan Permintaan dan Penawaran; b) Tinggi
rendahnya suatu pajak (bea cukai); c) Biaya Produksi; d Perilaku penimbuan (Monopoli). Secara
umum dapat disampaikan bahwa kemunculan pesan moral Islam dan pencerahan teori pasar,
dapat dikaitkan sebagai bagian dari reaksi penolakan atas sistem sosialisme dan sekularisme.
Meskipun tidak secara keseluruhan dari kedua sistem itu bertentangan dengan Islam. Namun
Islam hendak menempatkan segala sesuatu sesuai pada porsinya, tidak ada yang dirugikan, dan
dapat mencerminkan sebagai bagian dari kehidupan duniawi dan ukhrowi manusia. Oleh sebab
itu, sangat utama bagi umat Islam untuk secara kumulatif mencurahkan semua dukungannya
kepada ide keberdayaan, kemajuan dan kecerahan peradaban bisnis dan perdagangan. Islam
secara ketat memacu umatnya untuk bergiat dalam aktivitas keuangan dan usaha-usaha yang
dapat meningkatkan kesejahteraan social. Berdagang adalah aktivitas yang paling umum
dilakukan di pasar. Untuk itu teks-teks Al Qur’an selain memberikan stimulasi imperative untuk
berdagang, di lain pihak juga mencerahkan aktivitas tersebut dengan sejumlah rambu atau aturan
main yang bisa diterapkan di pasar dalam upaya menegakkan kepentingan semua pihak, baik
individu maupun kelompokKonsep Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri di atas prinsip
persaingan bebas (perfect competition). Namun demikian bukan berarti kebebasan tersebut
berlaku mutlak, akan tetapi kebebasan yang dibungkus oleh frame syari’ah. Dalam Islam,
transaksi terjadi secara sukarela (antaradim minkum/mutual goodwill, sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an surah An Nisa’ ayat 29. 3

Ayatnya

Selanjutnya, dalam Al-Qur’an juga menjelaskan pasar yang adil akan melahirkan harga
yang wajar dan juga tingkat laba yang tidak berlebihan, termasuk riba yang diharamkan oleh
Allah SWT. Yaitu dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 275.

Ayat

Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama

3
Amalia, Euis. "Mekanisme Pasar Dan Kebijakan Penetapan Harga Adil Dalam Perspektif Ekonomi Islam." Al-
Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah 5.1 (2013). 
dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang
yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah: 275).4

Adapun menurut Al-Ghazali mekanisme pasar adalah harga yang berlaku, ditentukan
oleh praktek-praktek pasar, yamg dibentuk oleh teori permintaan dan penewaran. Teori
permintaan al-Ghazali yang turun dari kiri atas ke kanan bawah, dijelaskannya ”harga dapat
diturunkan dengan mengurangi permintaan”. Sedangkan teori penawaran al-Ghazali, yaitu naik
dari kiri bawah ke kanan atas, yang dinyatakannya ”jika petani tidak mendapatkan pembeli
barangnya, ia akan menjual pada harga yang lebih murah”. Bagi al-Ghazali, keuntungan (ribh)
atau laba, merupakan kompensasi dari kesulitan perjalanan, resiko bisnis dan ancaman
keselamatan si pedagang. Meskipun al-Ghazali menyebut keuntungan dalam tulisannya, tetapi
kita bisa paham, bahwa yang dimaksudkannya adalah harga. Artinya, harga bisa dipengaruhi
oleh keamanan perjalanan, resiko, sebagainya. Perjalanan yang aman akan mendorong masuknya
barang impor dan menimbulkan peningkatan penawaran, akibatnya harga menjadi turun.
Keseimbangan pasar bagi al-Ghazali, terjadi ketika penawaran dan permintaan terhadap produk
petani dalam keadaan rela sama rela (ridho).5

4
Al-Qur’an
5
Rianto, Misdi. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Mekanisme Pasar Dalam Islam. Diss. Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau, 2010.

Anda mungkin juga menyukai