Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN MUSKULOSKELTAL

PADA NY. S DENGAN MASALAH ASTRITIS GOUT

Disusun oleh :
ARTIANI WIDYAWATI
2019040752

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI

2019/2020
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 50 th
Alamat : semarang
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 16 April 2020
No. Register : 207XXX
Dx. Masuk :Atritis Gout
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 57 Tn
Alamat : Semarang
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : islam
Hub dengan klien : suami
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di tumit kaki kiri
2. Riwayat Kesesahatan Sekarang
Pasien datang dari IGD jam 03.25 wib 17 april 2020. Pasien
mengatakan tumit kaki kirinya sakit sejak 3 hari yang lalu. Karena
tidak tahan dengan sakit yang dirasakan dan kakinya semakin
membengkak kemudian pasien mengajak suaminya untuk ke Rumah
Sakit. Pasien tiba di RSUD Lokmono Hadi pukul 23.40 WIB 16 april
2020, hasil pengkajian dari IGD didapatkan TD : 130/80mmHg, RR :
30x/m, N : 90x/m, S : 37,50C, pengkajian skala nyeri P: bengkak, Q:
seperti ditusuk, R: tumit kaki kiri, S: 6, T: terus menerus. Kemudian
pasien mendapat terapi infuse RL 20 tpm dan injeksi Ketorolac 10
mg.dexametasone 5 mg.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah opnam di RSUD
loekmono hadi sekitar 8 buln yang lalu dengan mengalami penyakit
yang sama
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang
sama dengan pasien dan tidak ada penyakit keturunan lainnya, seperti
Hipertensi, DM, HIV.
C. PENGKAJIAN POLA FUNSIONAL
1. Pola Persepsi dan Managemen Nyeri
Pasien mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit segera
memeriksakan ke dokter / puskesmas terdekat, anggota keluarga
selalu merawat dan memperhatikan saat ada anggota keluarga yang
sakit.
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum Sakit : klien mengatakkan makan sehari makan 3x
sehari dengan sayur dan lauk – pauk yang
bergizi, klien menghabiskan 1 porsi penuh
Antrophometri : -
Biochemical : -
Clinical :-
Diit : nasi, sayur, dan lauk pauk
Selama Sakit : klien mengatakan makan sehari 3 kali 1 porsi habis
Antrophometri : -
Biochemical : -
Clinical : TD : 120/90 mmHg, RR : 26 x/m,
N : 89 x/m, S : 37,50C
Diit : nasi, sayur, dan lauk pauk
minum ± 900cc / hari
3. Pola eliminasi dan Metabolik
Sebelum Sakit : Pasien BAB 1 hari 1x, dengan bau khas, konsisten,
lunak kuning tidak ada darah. Pasien BAK sehari
5x kurang lebih 500 ml, warna jernih, bau
amoniak dan tidak ada gangguan selama BAK
Selama Sakit : Pasien BAB 1 hari 1x dengan bau khas konsisten,
lunak kuning tidak ada darah. Pasien BAK sehari
3x Kurang lebih 500 ml, warna jernih, bau amoniak
tidak ada gangguan, tidak terpasang DC.
4. Pola Aktivitas dan Kebersihan Diri
Sebelum Sakit :

Kemampuanperawatandiri 0 1 2 3 4

Makan / minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilisasi di tempattidur 
Berpintah 
Ambulasi rom

Selama Sakit :

Kemampuanperawatandiri 0 1 2 3 4

Makan / minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilisasi di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi rom 

Keterangan :
0 : mandiri 2 : dibantu orang 4 : tergantung total
1: alat bantu 3 : orang lain + alat
5. Pola Itirahat dan Tidur
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidur ± 8 jam pada malam dan 2
jam siang hari dengan insentisitas baik
jam tidur siang
Selama Sakit : Klien tidur 4 jam pada malam hari, siang 1 jam
dengan insentisitas buruk
6. Pola Kognitif dan Persepsi Sensori
a. Pengelihatan : Pasien mengatakan pandangannya masih baik
dalam jarak ±3meter, dapat membedakan warna dengan baik,
pasien tampak tidak menggunakan kacamata
b. Pendengaran : Pasien mengatakan dapat mendengar dengan baik
dalam jarak ±1meter, tidak menggunakan alat bantu dengar
c. Pengecapan : Pasien mengatakan masih dapat merasakan rasa
manis, asin, pahit dan asam dengan baik
d. Penciuman : Pasien mengatakan masih dapat mencium berbagai
macam bau, harum dll
e. Sensasi : Pasien mengatakan bisa merasakan rangsang
dicubit, diraba, ditepuk, dingin dll dengan baik
7. Pola Konsep Diri
a. Gambaran diri : Pasien menerima dengan keadaan yang ada
b. Hargadiri : Pasien dapat disayangi oleh anggota keluarganya saat
sakit keluarga dating menjenguk
c. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang
kerumah
d. Perandiri : Pasien mengatakan sebagai ibu dan istri kalau dirumah
bekerja untuk melayani kebutuhan suami dan anaknya
8. Pola Peran – Hubungan
Pasien mengatakan memiliki hubungan baik dengan keluarga,
masyarakat pada umumnya, perawat dan tim kesehatan lain.
9. Pola Sexsual dan Sexsualitas
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan mempunyai 2 anak laki-laki
dan 1 anak perempuan.
Selama Sakit : Pasien mengatakan selama sakit semua anaknya
datang menjenguk dan merawat pasien.
10. Pola Mekanisme Koping
Sebelum sakit : Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu
Bercerita kepada keluarga
Selamasakit : Pasien mengatakan keluhan sakit kepada keluarga
Perawat dan dokter
11. Pola Nilai Kepercayaan
Sebelumsakit : Pasien mengatakan rajin beribadah 5x sehari di
rumah
Selamasakit : Pasien terbaring di rumah sakit hanya bisa berdoa
dan keluarga pasien juga mendoakan untuk
kesembuhan pasien
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Lemah
a. Kesadaran : Composmentis

b. GCS : E4 M6V5

2. Tanda – tanda Vital


a. Tekanan Darah :120/90 mmhg,
b. Respiratori Rate :26 x/m,
c. Nadi :89 x/m
d. Temperatur :37,50C,
3. Skala nyeri :
P: peradangan
Q: seperti ditusuk
R: tumit kaki kiri
S: 6
T: terus menerus
4. Berat Badan :55 Tinggi Badan : 157
5. Hasil laboratorium asam urat 9 mg/dl
6. Kepala
a. Bentuk kepala : mesochepal,
b. Rambut : pendek, banyak uban, bersih, mudah dicabut.
c. Mulut : mukosa bibir lembab
d. Mata : simetris, kojungtiva tidak anemis
e. Hidung : simetris kanan kiri, tidak ada polip hidung
f. Telinga : simetris kanan kiri, bersih tidak ada serumen
g. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis
7. Dada
a. Paru – paru
Inspeksi : kembang kempis paru sama kanan kiri
Palpasi :vocal fremitus teraba kanan dan kiri sama
Perkusi :Sonor
Auskultasi :Terdapat suara vesikuler pada paru kanan kir
b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi :ictus cordis teraba pada intercosta ke 5 midklavicula
sinistra
Perkusi : redup
Auskultasi : suara jantung 1 dan 2 tidak ada suara tambahan
8. Abdomen
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada benjolan, tidak
ada lesi
Auskultasi : peristaltik usus 18x/menit
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9. Genetalia : bersih tidak terpasang DC
10. Anus : tidak hemoroid
11. Ekstremitas
Superior : tangan kanan dan kiri tidak da kelainan bawaan, tidak
ada varises, tangan kiri infus RL 20tpm, akral hangat, tidak ada oedem
Inferior : kaki kanan tidak ada kelainan bawaan, akral hangat,
tidak ada oedem, tidak varises, kaki kiri tampak bengkak dan warna
kemerahan

Kekuatan otot 5 5

12. Kuku dan Kulit 5: kuku 5pendek, bersih, turgor kulit baik, tekstur kulit
elastis, CRT kembali dalam 2 detik.
E. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium : Asam urat 9 mg/dl
2. Terapi
- Inf RL 20 tpm
- Inj ketorolac 10 mg
- Inj dexametason 5 mg
- Inj ceftriaxon 10 mg
F. ANALISA DATA

NO HARI/TGL DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM TTD


1 Jumat, 17 DS : Pasien mengatakan nyeri pada tumit kaki kirinya Agens cedera Nyeri akut
April 2020 P: Peradangan biologis
Q: seperti ditusuk
R: tumit kaki kiri
S: 6
T: terus menerus
DO : pesien tampak meringis kesakitan, gelisah
a. Tekanan Darah :120/90 mmhg,
b. Respiratori Rate :26 x/m,
c. Nadi :89 x/m
d. Temperatur :37,50C
e. Hasil lab asam urat 9 mg/dl

2 Jumat, 17 DS : Pasien mengatakan tidak bisa aktivitas karena meraskan sakit di tumit Intoleran aktivitas Hambatan
April 2020 kaki kirinya mobilitas fisik

DO :
Kemampuanperawatandiri 0 1 2 3 4

Makan / minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilisasi di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi rom 

G. DIAGNOSA KEPERRAWATAN

NO HARI/TGL DX KEPERAWATAN TGL TERATASI TTD

1 Jumat, 17 April Nyeri Akut (00132) 18, april 2020


2020

2 Jumat, 17 April Hambatan Mobilitas Fisik (00085) 18, april 2020


2020
H. RENCANA KEPERAWATAN

No. Hari/ Tujuan (NOC) NIC Rasional


Tanggal
Mayor Disarankan
1. jumat Setelah dilakukan Pain 1. Monitor 1. Mengetahui
17-04- asuhan keperawatan management TTV kondisi pasien
2020 selama 2x24 jam 2. Lakukan 2. Mengetahui
diharapkan nyeri pengkajian nyeri penyebab dan
dapat berkurang secara skala nyeri
dengan komprehensif untuk tindakan
termasuk lokasi, selanjutnya
Kriteria Hasil : karakteristik, 3. Kemampuan
1. Mampu durasi frekuensi, untuk
mengontrol nyeri kualitas dan menurunkan
(tahu penyebab faktor presipitasi nyeri
nyeri, mampu 3. Pilih dan 4. Untuk
menggunakan lakukan mengurangi
tehnik penanganan nyeri skala nyeri
nonfarmakologi 4. Ajarkan 5. Ketepatan
untuk mengurangi tentang teknik dalam
nyeri, mencari non farmakologi pemberian
bantuan) 5. Kolaborasi terapi
2. Melaporkan dengan tim medis
bahwa nyeri pemberian
berkurang dengan anaIgetik untuk
menggunakan mengurangi nyeri
manajemen nyeri Evaluasi
Mampu mengenali keefektifan
nyeri (skala, kontrol nyeri
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
3. Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang dengan
skala 2
2 Jumat, Setelah dilakukan Exercise therapy : 1. Monitor vital 1. Mengetahui
17 april asuhan keperawatan ambulation sign keadaan
2020 selama 2x24 jam sebelum/sesudah pasien
diharapkan pasien latihan dan lihat 2. Ketepatan
dapat mengalami respon pasien saat implementas
peningkatan aktivitas latihan i
2. Konsultasika 3. Pencegahan
Kriteria hasil: n dengan terapi injury
1. Klien fisik tentang 4. Meningkatk
meningkat dalam rencana ambulasi an
aktivitas fisik  sesuai dengan kemandirian
2. Mengerti kebutuhan pasien untuk
tujuan dari 3. Damping aktivitas
peningkatan dan bantu pasien
mobilitas saat mobilisasi
3. Memverbalis dan bantu  penuhi
asikan  perasaan kebutuhan)
dalam 4. Latih pasien
meningkatkan dalam pemenuhan
kekuatan dan kebutuhan secara
kemampuan mandiri sesuai
berpindah kemampuan
4. Memperagak
an penggunaan
alat bantu untuk
mobilisasi
I. IMPLEMENTASI KEPERAWTAN

No. Hari Tindakan Respon Hasil TTD


dx /Tanggl
1,2 Jumat, Memonitor TTV, Ds: pasien mengatakan kakinya sakit
april 2020 KU P: peradangan
03.25 wib Q: seperti ditusuk
R: tumit kaki kiri
S: 6
T: terus menerus

Do : Ku :lemah, gelisah
Tekanan Darah :120/90 mmhg,
Respiratori Rate :26 x/m,
Nadi :89 x/m
Temperatur :37,50C
1 03.35 Mengajari dan Ds: pasien mengatakan iya mbak…bersedia
melakukan nafas Do: pasien tampak mengikuti arahan dengan baik
dalam
03.40 kolaborasi Ds: pasien mengatakan iya bersedia
dengan tim Do: di injeksikan lewat iv ketorolac 10mg
medis
memberikanan
terapi analgesik
1 06.00 wib Mengkaji skala Ds: pasien mengatakan nyeri berkurang
nyeri P: peradangan
Q: senut senut
R: tumit kaki kiri
S: 3
T: hilang timbul
Do: pasien gelisah
06.05 Menganjurkan Ds: pasien mengatakan iya mbak..
untuk nafas Do:pasen terlihat melakukan nafas dalam saat meraskan sakit
dalam
1,2 07.00 Memberikan Ds: pasien mengatakan bersedia
terapi injeksi Do: pasien tampak menahan sakit
Masuk cetorolac iv 10 mg,dexametason 5mg. ceftriaxone 50mg
2 11.00 Memonitor ttv Ds: pasien mengatakan bersedia
Do:
Tekanan Darah :110/80 mmhg,
Respiratori Rate :17 x/m,
Nadi :81 x/m
Temperatur :36,30C

2 12.05 Melatih teknik Ds: pasien mengatakan bersedia


ROM Do: pasien tampak mengikuti dengan baik
1,2 12.30 Memonitor TTV Ds: pasien mengatakan iya
Do: Tekanan Darah :123/90 mmhg,
Respiratori Rate :22 x/m,
Nadi :90 x/m
Temperatur :36,70C

Sabtu, 18 Memonitor ttv Ds: pasien mengatakan sudah tidak nyeri


april 2020 dan ku P: peradangan
08.00 Q: senut senut
R: tumit kaki kiri
S: 2
T: hilang timbul
Do: pasien terlihat segar dan ceria
Tekanan Darah :120/80 mmhg,
Respiratori Rate :20 x/m,
Nadi :71 x/m
Temperatur :36,00C
09.10 Menganjurkan Ds: pasienmengatakan bersedia
untuk nafas Do: pasien terlihat melakukan nafas dalam
dalam
12.35 Melatih dan Ds: pasien mengatakan bersedia
mendampingi Do: pasien terlihat sangat baik melakukannya
pasien untuk Kemampuanperawatandiri 0 1 2 3 4
mobilisasi Makan / minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilisasi di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi rom 

17.00 Memberikan Ds: pasien mengatakan bersedia


terapi injeksi
Do: pasien tampak menahan sakit
Masuk cetorolac iv 10 mg,dexametason 5mg. ceftriaxone 50mg
19.00 Memonitor ttv Ds: pasien mengatakan sudah tidak sakit
dan ku P: peradangan
Q: senut senut
R: tumit kaki kiri
S: 1
T: hilang timbul
Do: pasien terlihat gelisah
Tekanan Darah :118/80 mmhg,
Respiratori Rate :18 x/m,
Nadi :81 x/m
Temperatur :36,00C
J. EVALUASI KEPERAWATAN

NO
HARI/TGL/JAM EVALUASI TTD
dx

1 Sabtu ,18 april S: pasien mengatakan masih sedikit nyeri


2020. P: peradangan
19.00 wib Q: senut senut
R: tumit kaki kiri
S: 1
T: hilang timbul
O: pasien terlihat gelisah
Tekanan Darah :118/80 mmhg,
Respiratori Rate :18 x/m,
Nadi :81 x/m
Temperatur :36,00C
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
Monitor ttv,
2 Sabtu, 18 april S: pasien mengatakan sudah tidak nyeri
2020. P: peradangan
19.00 Q: senut senut
R: tumit kaki kiri
S: 1
T: hilang timbul
O:
Kemampuanperawatandiri 0 1 2 3 4

Makan / minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilisasi di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi rom 

A: masalah teratasi sebagian

P: pertahankan intervensi
Monitor aktivitas pasien, kolaborasi dengan tim ambulasi
LATIHAN RELAKSASI

STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR

Teknik relaksasi otot progresif adalah memusatkan perhatian


pada suatu aktifitas otot, dengan mengidentifikasi otot yang
PENGERTIAN tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan
teknik relaksasi untuk mendapakan perasaan relaks
(Purwanto, 2013)
1. Menurunkan tekanan darah
TUJUAN 2. Membuat lebih relaks
3. Mengurangi nyeri.
KEBIJAKAN Pasien dengan arthritis gout dan sedang mengalami nyeri
PETUGAS Perawat
PERALATAN Kursi
A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan
satu tangan di abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas
PROSEDUR
dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut
PELAKSANAA
tetap tertutup)
N
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya
abdomen (cegah lengkung pada punggung)
6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3
hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen
dan kontraksi dari otot
9. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
STANDARD INJEKSI INTRAVENA (IV)
OPERSIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Memasukan obat ke dalam tubuh melalui suntikan ke dalam
pembuluh darah vena yang dilakukan pada vena anggota
gerak.
GAMBAR

TUJUAN 1. Memasukan obat secara cepat.


2. Mempercepat penyerapan obat.
LOKASI 1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena
chepalica)
2. Pada tungkai (vena saphenosus).
3. Pada kepala (vena frontalis atau vena
temporalis) khusus pada anak.
PERALATAN 1. Hanschoon
2. Spuit steril sesuai kebutuhan.
3. Bak spuit.
4. Kom berisi kapas alkohol.
5. Perlak dan pengalas.
6. Bengkok.
7. Torniquet.
8. Obat injeksi sesuai kebutuhan.
PROSEDUR A. Tahap pra interaksi
PELAKSANAA 1. Cek catatan keperawatan
N 2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan

B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan
namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada klien dan keluarga.
C. Tahap kerja
1. Siapkan obat.
2. Pasang sarung tangan.
3. Pilih area penyuntikan.
4. Lakukan pembendungan ± 5 cm di atas
daerah penyuntikan.
5. Pasang perlak dan pengalas. Dan dekatkan
bengkok.
6. Permukaan kulit didesinfeksi.
7. Jarum ditusukkan ke vena yang dimaksud
dengan lubang yang menghadap atas.
8. Penghisap spuit ditarik sedikit. Bila jarum
berhasil masuk ke dalam vena, darah akan
masuk ke dalam spuit ataumengalir sendiri.
Tapi jika tidak ada darah yang keluar, brarti
jarum tidak berhasil, dan penyuntikan harus
dipindah ke bagian lain. Setelah berhasil
segeralah buka torniquet. Dan obat
dimasukan perlahan-lahan.
9. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut
dengan cepat.
10. Bekas tusukan jarum di tekan dengan kapas
alkohol.
11. Bereskan alat.
12. Lepas sarung tangan.
13. Cuci tangan.
D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Catat tindakan.
3. Kontrak yang akan datang .
4. Berpamitan.

SOP ROM (RANGE OF MOTION)

No Prosedur Nilai
Tahap pra interaksi

1 Cek kebutuhan klien


2 Beri penjelasan prosedur yang akan dilakukan
3 Persiapan alat:

 Sarung tangan
Tahap Interaksi

5 Perawat cuci tangan

Tutup sampiran

Tahap Kerja

Bagian tubuh Gerakan Cara Latihan Aktif

6 Leher Fleksi dan ekstensi Tekuk kepala kedepan


sehingga dagu
menempel

Fleksi Lateral Tekuk kepala kearah


samping(kearah bahu)
kanan dan kiri
bergantian
Rotasi lateral Hadapkan muka
kenarah samping kanan
dan kiri secara
bergantian

7 Bahu Fleksi dan ekstensi Angkat lengan dari


posisi disamping tubuh
menjadi di samping
kepala, kembalikan ke
posisi semula

Hiperekstensi Menggerakan lengan


ke belakang tubuh, siku
tetap lurus.

Adduksi dan Jauhkan lengan dari


abduksi tubuh dan gerakan
lengan dari posisi di
samping kepala
menurun hingga
menyilang di depan
tubuh sejauh mungkin.
Rotasi internal dan Rentangkan lengan ke
eksternal samping setinggi bahu
dan bengkokan
membentuk sudut 90

Gerakan lengan ke atas


sehingga ujung jari
mengarah ke atas
kemudian gerakan
lengan ke bawah
sehingga ujung jari
menghadap ke bawah

Sirkumduksi Gerakan lengan ke


depan, ke atas,
belakang, dan turun
dalam satu lingkaran
penuh

8 Siku Fleksi dan ekstensi Gerakan lengan ke


bagian bawah ke depan
dan ke atas, menuju
bahu dan kemudian
lurus

9 Lengan bawah Supinasi Putar tangan bagian


bawah sehingga telapal
tangan menghadap ke
Pronasi atas.

Putar tangan bagian


bawah sehingga
telapak tangan
menghadap ke bawah

10 Pergelangan Tangan Fleksi-Ekstensi Gerakan telapak tangan


ke arah bagian dalam,
lengan bawah dan
luruskan kembali

Kepalkan tangan dan


luruskan kembali

Hiperekstensi Bengkokan telapak


tangan ke bagian luar
lengan bawah sejauh
mungkin
Abduksi-Adduksi Bengkokan
pergelangan tangan ke
samping ke arah ibu jari
dan luruskan

Bengkokan telapak
tangan kesamping ke
arah kelingking/lima
jari.

12 Jari-jari tangan Abduksi-adduksi Kembangkan jari-jari


tangan dan kemudian
dekatkan kembali.

Oposisi Sentuhkan ujung jari-


jari lainnya secara
bergantian.
Fleksi-ekstensi Gerakan ujung ibu jari
menyilang di
permukaan telapak
tangan mengarah ke
lima jari, kemudian
gerakan ibu jari
menjauh dari telapak
tangan.

13 Panggul Fleksi-ekstensi Gerakan salah satu kaki


ke depan dan ke atas.
Posisi lutut dalam
keadaan di tekul,
kemudian luruskan dan
turunkan kembali.

Hiperekstensi Gerakan kaki


kebelakang melebihi
garis tengah tubuh.

Abduksi-adduksi Gerakan salah satu ke


samping luar, dan
kembalikan dari posisi
tersebut hingga kaki
menyilang kaki lain nya
ke depan
Sirkumduksi Gerakan salah satu kaki
ke belakang kemudian
putar keatas, samping
dan bawah. Membuat
satu lingkaran penuh.

Rotasi internal Putar kaki ke arah garis


tengah bawah

Rotasi eksternal Putar kaki ke arah


samping menjauhi garis
tengah tubuh.

14 Lutut Fleksi-ekstensi Tekuk lutut kebelakang


sehingga betis
mendekat ke paha,
kemudian luruskan
kembali.
15 Pergelangan kaki Dorsi fleksi Gerakan telapak kaki ke
atas sehingga jari jari
mengarah ke atas

Plantar fleksi Gerakan telapak kaki ke


bawah sehingga jari jari
mengarah ke bawah

Eversi Balikan telapak kaki ke


arah lateral
Inversi Balikan telapak kaki ke
arah medial

16 Jari-jari kaki Fleksi-ekstensi Tekuk jari-jari ke bawah


dan kemudian luruskan
kembali

Abduksi-adduksi Rentangkan jari-jari


kaki dan kemudian
rapatkan kembali.

17 Tubuh Fleksi-ekstensi Tekuk tubuh sehingga


jari-jari tangan
mengarah ke jari-jari
kaki kemudian luruskan
kembali.

Fleksi lateral Tekuk tubuh ke


samping kanan dan kiri.

Rotasi Hadapkan bagian batas


tubuh ke kanan dan ke
kiri

18 Kembalikan pasien ke posisi semula.

19 Buka sampiran

Tahap terminasi
20 Buka sarung tangan
21
Tanyakan respon klien
22
Kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
23
Cuci tangan
24
Dokumentasikan semua tindakan yang telah di lakukan.

HASIL

Anda mungkin juga menyukai