Anda di halaman 1dari 20

I.

Judul Percobaan

Identifikasi karbohidrat

II. Tujuan Percobaan

1. Untuk membedakan gula pereduksi dengan bukan

pereduksi

2. Membedakan antara disakarida yang mempunyai kumpulan

(hemiasetal) atau keton (hemiasetal) bebas dan tidak bebas

III. Landasan Teori

A. Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hamper

seluruh penduduk dunia. Karbohidrat mempunyai gugus fungsi

yang sangat penting berdasarkan gugus yang ada pada molekul

karbohidrat, maka karbohidrat dapat didefenisikan sebagai

polihidroksildehida serta senyawa yang termasuk karbohidrat

terdapat gugus fungsi –OH aldehid dan keton (Poejadi, 2005).

Karbohidrat adalah salah satu dari tiga substansi penghasil

energy utama yang kita konsumsi, sedangkan dua lainnyya

adalah lemak dan protein. Tanpa karbohidrat, kita akan

kelaparan dan mati. Pada makhluk hidup, hamper 90% terdiri

dari karbohidrat dan diperkirakan 70% hingga 80% dari semua

kalori yang dikonsumsi manusia diseluruh dunia (Hyman,2006).

B. Jenis-jenis karbohidrat
Menurut Poedjadi(2005), berdasarkan sifat-sifatnya

terhadap zat-zat terhidrolisis karbohidrat terdiri dalam 4 jenis

utama, yaitu:

1. Monosakarida, yaitu karbohidrat yang tidak dapat

dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih sederhana terdiri

dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang

terdapat didalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan

galaktosa.

2. Disakarida, yaitu senyawa yang terbentuk dari gabungan

dua molekul atau lebih monosakarida. Contoh dari

disakarida ialah sukrosa, maltose, dan laktosa.

3. Glikosida, yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan

molekul gula dan molekul non gula.

4. Polisakarida yaitu polimer yang tersusun oleh lebih dari

15 monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu

homopolisakarida dan heteropolisakarida.

Adanya karbohidrat dalam suatu sampel dapat diidentifikasi

secara kualitatif maupun kuantitatif. Ujia kualitatif karbohidrat

yang mendasarkan pada pembentukan warna dapat

dilakukan dengan cara:

Menurut Abdul Rahman (2007)


a. Uji molish

Karbohidrat ditambah H2SO4 melalui dinding-dinding

tabung. Asam sulfat akan menyerap air dan membentuk

furfural yang selanjutnya dikopling dengan alfa-naphtol

membentuk senyawa gabungan berwarna ungu

b. Uji benedict

Uji ini positif untuk gula pereduksi/gula inversi seperti

glukosa dan fruktosa. Caranyya gula reduksi

ditambahkan dengan campuran CuSO4, NaSO3 dan

NaCO3 lalu dipanaskan maka akan terbentuk endapan

kupro oksida (Cu2O) yang berwarna merah bata, dari

disakarida berwarna biru.

c. Uji barfoed

Uji ini bertujuan untuk mengetahui atau menunjukkan

adanya monosakarida dalam sampel. Reaksi positif pada

uji barfoed ditandai dengan bentuknya endapan berwarna

merah bata.

d. Uji iodium

Berdasarkan penambahan iodium pada suatu

polisakarida yang menyebabkan terbentuknya kompleks

akorpsi berwarna spesifik. Amilum dengan iodium

menghasilkan warna merah anggur, glikogenyang


terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna

merah cokelat (Sumardjo. 2006)

IV. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Batanng pengaduk

2. Cawan porselin

3. Gegep

4. Gelas kimia

5. Gelas ukur

6. Korek api

7. Lempeng porselin

8. Penangas air

9. Pipet tetes

10. Rak tabung reaksi

11. Spritus

12. Tabung reaksi

b. Bahan

1. Asam sulfat pekat

2. Aquadest

3. Larutan dekstrosa

4. Larutan glukosa

5. Larutan kanji
6. Larutan sukrosa

7. Pereaksi benedict

8. Pereaksi berfoed

9. Pereaksi molish

10. Pereaksi iodium

V. Prosedur Kerja

1. Uji molish

a) Menambahkan 5 tetes pereaksi molish dalam 2 ml larutan

karbohidrat

b) Memiringkan tabung reaksi lalu 2-4 tetes asam sulfat pekat

dialirkan lewat dinding tabung reaksi, sehingga terbentuk dua

lapisan

2. Uji benedict

a) Memasukkan 2 ml larutan benedict dan 7 tetes larutan

karbohidrat dalam porselin (dicampurkan)

b) Dipanaskan dalam api spirtus selama kurang lebih 5 menit

c) Didinginkan kembali dan diamati perubahan warna yang terjadi

3. Uji Barfoed

a) Memasukkan 2 ml larutan barfoed dam 1 ml larutan karbohidrat

b) Larutan dicampurkan lalu dipanakan diatas api spirtus dengan

digoyang-goyangkan selama 5 menit


c) Didinginkan dan diamati perubahan warna yang terjadi

4. Uji Iodium

a) Menambahkan 2 tetes larutan iodium kedalam lempengan

porselin

b) Mengamati perbedaan warna dengan larutan iodium

VI. Uraian Bahan

1. Aquadest (Ditjen POM, 1979: 96)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau

Penyimpanan : Dalam penyimpanan wadah tertutup baik

2. Glukosa (Ditjen POM, 1979: 96)

Nama resmi : GLUKOSUM

Nama lain : Glukosa

RM/BM : C6H12O6/ 198,17

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau

butiran putih, tidak bau, rasa manis.

Kelarutan : mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut

dalam etanol (95%) P mendidih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

3. Dekstrosa (Ditjen POM, 1979: 300)

Nama resmi : DEXROSUM

Nama lain : dekstrosa

RM/BM : C6H12O6/ 180,16

Pemerian : hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk

granul putih, tidak berbau, rasa manis

Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam

air mendidih, sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik


Kegunaan : sebagai sumber karbon

4. Larutan kanji (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : STARCH

Nama lain : amilum/ pati/ kanji

Pemerian : serbuk putih, hablur

Kelarutan : larut dalam lebih kurang 3500 bagian air dalam

12 bagian etanol (96%)P, dalamlebih kurang 80

bagian gliseriol dalam kloroform P.

5. Iodium (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : IODIUM

Nama lain : iodium

BM : 126, 91

Pemerian : keeping atau butir, berat, mengkilat, seperti

logam, hitam kelabu, bau khas.

Kelarutan : larut dalam lebih kurang 3600 bagian air, lebih

kurang 80 bagian gliserol P dan dalam lebih

kurang 4 bagian karbodil sulfat P ; laruta dalam

kloroform P dan dalam karbontetra klorida P.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : anti septikumenkstern; antijamur

6. Sukrosa (Ditjen POM, 1995)

Nama resmi : SUKROSA


Nama lain : gula, sakarosa

Pemerian ; hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur

atau berbentuk kubus atau serbuk hablur putih;

tidak berbau

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut

dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak

larut dalam kloroform dan dalam eter.

7. Asam sulfat pekar (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama lain : asam sulfat

RM/BM : H2SO4/ 98,07

Pemerian : cairan kental seperti minyak korosif, tidak

berwarna; jika ditambahkan kedalam air

menimbulkan panas.

Kegunaan : zat tambahan

8. Benedict

Nama resmi : BENEDICT

RM : CUSO4/ 5H2O

Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dengan bantuan

pemanasan

Kegunaan : sebagai pereaksi kualitatif untuk uji glukosa

9. Amilum (Ditjen POM, 1979; 720)


Nama resmi : AMYLUM

Nama lain : Amilum

Pemerian : serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan

kecil, tidak berbau

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam

etanol 95% P

Penyimpana : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan

kering

Kegunaan : sebagai sampel

VII. Hasil Pengamatan

uji
Molish Benedict Barfoed Iodium
Karbohidrat
Glukosa Larutan ungu Biru muda Bening Cokelat
kemerahan

dengan Biru muda  larutan


muda
lapisan cincin  BIru muda bening

ungu
Larutan ungu
Biru muda
kemerahan Keruh Larutan
Biru muda
Kanji dengan  kuning bening
 gel biru
lapisan cincin keruh orange
muda
ungu
Larutan
Larutan ungu Biru muda +
bening Orange
kemerahan biru muda
Larutan bening
Dekstrosa dengan  merah
bening  larutan
lapisan cincin bata cokelat
 larutan bening
ungu tua
bening
Tidak

terbentuk
Biru muda Larutan
lapisan Larutan
Amilum + biru muda bening
cincin. Warna keruh
 biru tua hitam
larutan ungu

kemerdekaan

VIII. Pembahasan
Percobaan identifikasi karbohidrat yang bertujuan untuk

membedakan gula pereduksi dengan gula bukan pereduksi dan

membedakan antara disakarida yang mempunyai kumpulan aldehid

(hemiasetal) atau ketone(hemasetal) bebas atau tidak bebas,

pengujian dilakukan dengan melarutkan senyawa-senyawa

karbohidrat kedalam pereaksi, memanaskan larutan dengan spiritus,

pengujian dengan cara mengamati pereaksi yang telah ditambahkan

larutan uji mengalami perubahan atau tidak. Sebelum memulai

praktikum, semua alat dicuci agar steril.

Pada praktikum ini dilakukan empat uji molish, uji benedict, uji

barfoed dan uji iodium. Pertama yang dilakukan yaitu memberikan

label dengan nama yang sesuai dengan uji yang akan dilakukan pada

tabung reaksi. Pada tabung reaksi uji molish dimasukkan 2 ml larutan

karbohidrat kedalam tabung reaksi yang berbeda lalu ditambahkan

larutan molish ke empat tabung reaksi yang sudah di isi larutan

karbohidrat. Kemudian ditambahkan 2-4 tetas asam sulfat pekat

melalui dinding tabung reaksi denagn perlahan. Menurut (Zulfa, dkk.

2014) reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin ungu

dipermukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel. Dari hasil

pengamatan pengujian glukosa pada uji molish menghasilkan larutan

ungu kemerahan dengan lapisan cincin ungu. Hasil tabung reaksi

dekstrosa menghasilkan larutan ungu kemerahan dengan lapisan


cincin ungu. Hasil dari tabung reaksi janji pada uji molish

menghasilkan larutan ungu kemerahan dengan cincin ungu. Dan hasil

dari amilum pada uji molish tidak menghasilkan terbentuknya lapisan

cincin ungu. Dari hasil keempat larutan karbohidrat tersebut

menunjukkan bahwa larutan glukosa, dekstrosa dan kanji pada uji

molish bereaksi positif, sesuai dengan teori. Sedangkan, larutan

amilum pada uji molish menunjukkan reaksi negative, tidak sesuai

dengan teori karena kemungkinan alat yang dipakai tidak steril atau

pada saat pencampuran bahan tidak sesuai dengan jumlah yang

diharuskan.

Prinsip kerja percobaan uji benedict dilakukan untuk

membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan karbohidrat

ditambahkan pereaksi benedict sebanyak 2ml. menurut (zulfa, dkk.

2014) reaksi positif karbohidrat ketika ada endapan biru kehijauan,

merah atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. Dari

hasil pengamatan pengujian glukosa pada pereaksi benedict diperoleh

larutan warna biru muda dengan endapan biru muda. Hasil dari kanji

pada pereaksi benedict menghasilkan gel biru muda. Hasil dari

dekstrosa dengan pereaksi benedict diperoleh hasil biru muda setelah

dipanaskan menjadi merah bata cokelat tua. Amilum dengan pereaksi

benedict menghasilkan warna biru muda. Hal ini menunjukkan

keempat larutan karbohidrat terhadap pereaksi benedict bereaksi


positif. Karena menghasilkan endapan berwarna biru dan merah

sesuai dengan teori

Prinsip percobaan barfoed dilakukan untuk membedakan antara

monosakarida dan disakarida. Larutan karbohidrat dicampurkan

dengan pereaksi barfoed kemudian dipanaskan. Menurut (zulfa, dkk.

2014) reaksi positif jika terbentuk endapan merah bata. Larutan

barfoed 2ml dimasukkan ke tabung reaksidan ditambahkan masing-

masing 1ml larutan karbohidrat yaitu glukosa, kanji, dekstrosa,amilum

kemudian dipanaskan diatas api bunsen sambil digoyangkan kurang

lebih 5 menit. Dari hasil yang didapatkan larutan glukosa pada

pereaksi baerfoed berwarna bening dengan pemanasan tetap bening,

larutan kanji dengan pereaksi barfoed menghasilkan larutan keruh,

pada larutan dekstrosa dengan pereaksi berfoed,menghasilkan larutan

bening dan larutan amilum dengan pereaksi barfoed menghasilkan

larutan keruh. Keempat tabung reaksi pada pengujian ini menunjukkan

hasil negative, tidak sesuai dengan teori. Kemungkinan disebabkan

karena pemanasan yang dilakukan tidak sesuai dengan waktu yang

ditentukan atau teknik pengerjaanya yang salah.

Prinsip percobaa iodium dilakukan untuk menetukan

polisakarida, larutan karbohidrat dicampurkan dengan larutan iodium.

Menurut (Zulfa dkk. 2014) reaksi positif jika amilum pada iodium

menghasilkan warna ungu kehitaman,sedangkan glukosa


menghasilkan warna merah sampai cokelat, dekstrosa dengan larutan

iodium menghasilkan warna merah.

Dari hasil pengamatan keempat tabung reaksi menunjukkan

pada glukosa menghasilkan warna cokelat kehitaman, kanji

menghasilkan larutan bening dan setelah pemanasan menjadi orange.

Dekstrosa menghasilkan warna orange dan setelah pemanasan

manjadi bening. Dan pada amilum menghasilkan larutan bening dan

setelah pemanasan menjadi warna ungu kehitaman. Dapat

disimpulkan pada percobaan glukosa dengan larutan iodium beraksi

positif, sesuai dengan teori. Pada amilum bereaksi positif, sesuai teori

sedangkan pada dekstrosa tidak bereaksi positif, kemungkinan karena

disebabkan pemanasan yang dilakukan tidak sesuai dengan waktu

yang ditentukan atau teknik pengerjaan salah.


IX. Kesimpulan

1. Dalam uji molish larutan glukosa, kanji dan dekstrosa

menghasilkan dua lapisan dengan larutan berwarna ungu

kemerahan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang di dapatkan

sesuai dengan teori. Namun pada uji molish dengan larutan amilum

tidak menunjukkan sesuai dengan teori karena larutan tidak

membentuk lapisan cincin

2. Dalam uji benedict larutan glukosa, kanji, dekstrosa dan amilum

menghasilkan warna biru muda. Hal ini meunjukkan bahwa uji

benedict yang didapatkan sesuai dengan teori


3. Dalam uji berfoed, larutan glukosa, kanji, dekstrosa dan amilum

menghasilkan larutan berwarna kuning dan kuning keruh. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan

teori

4. Dalam uji iodium, larutan glukosa, kanji, dekstrosa dan amilum

menghasilkan cokelat muda orange dan bening. Hal ini

menunjukkan tidak sesuai dengan teori.

X. Saran

Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan harus mengetahui

materi dan memahami langkah kerja dengan baik sehingga hasil praktikum

tidak berbeda dengn teori yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman dan Sumantri, 2007. Analisis makanan.

Gadja Mada Univercitynya Press. Youjakarta


Ditjen POM.1979, Farmakope Indoresia edsi III. Departemen Kesehatan RI.

Jakarta

Ditjen POM.1995, Farmakope Indoresia edsi V. Departemen Kesehatan RI.

Jakarta

Hart, Harold. 2003. Kimia Organik Suatau Kulaih Singkat. Erlangga: Jakarta

Lehninger, 1982. Dasar-dasar Biokimia edisi revisi. Jakarta Universitas

Indonesia

Poedjiadi. A. 2005. Dasar-dasar Biokimia. UI Press Jakarta

Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka

Utama.

LAMPIRAN
Gambar 1.1 Gambar 1.2
Hasil pengujian uji molish Hasil pengujian uji
benedict

Gambar 1.4
Hasil pengujian uji iodium
Gambar 1.3
Hasil pengujian uji barfoed

Anda mungkin juga menyukai