Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang


Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit yang
mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang
menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan
mortalitasnya (kematian) yang tinggi.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai
faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan antara berbagai
faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka kejadian)
hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang
dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8-28,6% penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah
penderita hipertensi.
Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan  lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan
dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi
seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan makan makanan
yang tinggi kadar lemaknya.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah,
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai
usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
1.2    Rumusan Masalah
a.     Bagaimana definisi hipertensi ?
b.     Bagaimana mengukur tekanan darah ?
c.     Menjelaskan penyebab hipertensi ?
d.     Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi ?
e.     Menjelaskan akibat dari hipertensi ?
f.      Bagaimana pencegahan hipertensi ?
g.     Menjelaskan pengobatan hipertensi ?

1
1.3    Tujuan
a.     Untuk mengetahui definisi hipertensi.
b.     Untuk mengetahui cara mengukur tekanan darah.
c.     Untuk mengetahui penyebab hipertensi.
d.     Untuk mengetahui gejala yang di timbulkan.
e.     Untuk mengetahui akibat dari hipertensi.
f.      Untuk mengetahui pencegahan hipertensi.
g.     Untuk mengetahui pengobatan hipertensi.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI HIPERTENSI

The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High
Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society of
Hipertention membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya
140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti
hipertensi.
Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat
dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada
pengukuran yang terpisah.
2.1.1. Insiden Hipertensi
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh
perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon.
Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner
dan kematian prematur (Tambayong, 2000)
2.1.2. Penyebab Hipertensi secara Epidemiologi
Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat
memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal jantung congestive, gagal ginjal, dan penyakit
vaskuler. Hipertensi disebut “silent killer” karena sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun
menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapat diobati, pencegahan dan
penatalaksanaan dapat menurunkan kejadian hipertensi dan penyakit yang menyertainya.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%)
penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau
lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun
ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada
jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.2 Pada orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar
20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
Berdasarkan American Heart Association (AHA, 2001), terjadi peningkatan rata-rata
kematian akibat hipertensi sebesar 21% dari tahun 1989 sampai tahun 1999. Secara keseluruhan
kematian akibat hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.1 Data Riskesdas menyebutkan

3
hipertensi sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai
6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.
Hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tidak ada gejala atau
tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu, banyak orang merasa sehat dan
energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,
sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.
Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa,
sehingga darah terus mengalir dalam pembuluh darah. Kekuatan itu mendorong dinding pembuluh
arteri atau nadi. Tekanan darah diperlukan agar darah tetap mengalir dan mampu melawan gravitasi
serta hambatan dalam dinding arteri. Tanpa adanya kekuatan secara terus – menerus dalam sistem
peredaran, darah segar tidak dapat terbawa ke otak dan jaringan seluruh tubuh.
Tekanan darah yang paling rendah terjadi saat tubuh dalam keadaan istirahat atau tidur dan
akan naik sewaktu latihan atau berolahraga. Hal ini disebabkan dalam latihan atau olahraga
diperlukan aliran darah dan oksigen yang lebih banyak untuk otot – otot.3 Jika terdapat hambatan
misalnya karena penyempitan pembuluh arteri, tekanan darah akan meningkat dan tetap pada tingkat
yang tinggi,3,4 semakin besar hambatan tekanan darah akan semakin tinggi.4
.
2.2.    ETIOLOGI
Penyebab yang dapat menyebabkan hipertensi
Ada 2 macam hipertensi, yaitu esensial dan sekunder.
a.     Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui penyebabnya. Ada 10-
16% orang dewasa mengidap takanan darah tinggi.
b.     Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui sebab-sebabnya. Hipertesnsi jenis ini
hanya sebagian kecil, yakni hanya sekitar 10%.
Beberapa penyebab hipertensi, antara lain :
2.2.1.   Keturunan

Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang
memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar.
Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada
yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan
untuk masalah tekanan darah tinggi.

4
 2.2.2.   Usia

Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang
bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan
darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan
agar jangan melewati batas atas yang normal.

 2.2.3.   Garam

Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada
beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia
tua, dan mereka yang berkulit hitam.

2.2.4.   Kolesterol

Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh
darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini
mungkin.

 2.2.5.   Obesitas/Kegemukan

Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan
ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.

2.2.6.   Stres

Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu
tekanan darah tinggi.

2.2.7.   Rokok

Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena
itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan
kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
jantung dan darah.

2.2.8.   Kafein

Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa


menyebabkan peningkatan tekanan darah.

5
2.2.9.   Alkohol

Faktor ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan
darah tinggi.

2.2.10. Kurang Olahraga

 Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah
dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah

2.3. Proses penyakit hipertensi


Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut,atau tekanan darah tinggi ialah melalui terbentuknya
angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang
diproduksi di hati.

Kemudian oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I.
Oleh ACE yang terdapat dalam paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin
II itulah yang mempunyai peranan penting dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

Aksi yang pertama ini adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa
haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur
osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, jadi sangat sedikit urin yang
diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari
bagian intraseluler, dan akibatnya, volume darah meningkat, yang akhirnya akan meningkatkan
tekanandarah.

Aksi yang kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
adalah hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal kita. Untuk mengatur volume
cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada akhirnya akan meningkatkan volume dan
tekanan darah.
6
2.4. Tanda Dan Gejala Hipertensi

Menurut dokter, gejala hipertensi biasanya tidak dirasakan, sehingga penyakit ini disebut
silence diaseas. Banyak orang yang menganggap tekanan darah tinggi itu pasti menyebabkan pusing.
Karena kekeliruan itu, tidak semua pasien berobat, karena memang tidak mengeluh pusing. Bagi
orang sehat paling tiap tahun sekali memeriksa tekanan darah, sedang yang sakit setiap bulan sekali.

Hipertensi sulit disadari karena tidak memiliki gejala khusus. Namun demikian, ada beberapa
hal yang setidaknya dapat dijadikan indikator, sebab berkaitan langsung dengan kondisi fisik.
Misalnya, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah,
telinga berdenggung, susah tidur, sesak napas, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan.

Gejala lainnya yang dapat dikenali dari tejadinya serangan hipertensi pada kita tersebut ialah
pandangan menjadi kabur. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan
ginjal. Penderita hipertensi berat dapat mengalami penurunan kesadaran bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensi yang memerlukan penanganan
segera.

Penyakit hipertensi yang sering kali terjadi umumnya tidak menimbulkan gejala yang mudah
dikenali. Sementara tekanan darah terus meningkat meski dalam jangka waktu yang cukup lama
hingga menimbulkan komplikasi adanya suatu penyakit bawaan dari hipertensi. Oleh karenanya
hipertensi harus selalu dicek untuk mengetahui tekanan darah secara berkala. Seseorang yang
dikatakan menderita darah tinggi apabila dalam beberap pemeriksaan tekanan darah diketahui
memiliki tekanan darah hingga diatas 130/90 mmHg.

Hipertensi menyebabkan timbulnya suatu penyakit yang dibawa akibat tekanan darah yang
tinggi seperti menimbulkan resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
gagal ginjal. Penyakit hipertensi tak mengenal batas usia seseorang dan jenis kelamin, semua orang
memiliki resiko yang sama terhadap hipertensi tanpa harus menimbulkan ciri atau gejala terlebih
dahulu.

7
Tekanan darah dalam setiap kehidupan seseorang berbeda-beda secara alamiah. Bayi dan
anak-anak yang secara normal pun memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dibanding orang
dewasa. Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti aktivitas fisik yang dilakukan
sehari-hari, tekanan darah akan mengalami peningkatan ketika melakukan aktivitas sehari-hari dan
akan menurun ketika beristirahat. Tekanan darah dapat meningkat ketika di pagi hari dan akan lebih
rendah ketika tidur/istirahat di malam hari.

2.5. PATOFISIOLOGI HIPERTENSI

Patofisiologi hipertensi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

Patofisiologi Hipertensi Darah Tinggi

Meningkatnya tekanan darah di dalam saluran arteri bisa terjadi melalui beberapa cara, yaitu :
jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri
besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut, karena-nya darah pada setiap denyut jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. Inilah yang biasa terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arteriosklerosis.

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu
jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon
di dalam darah.

Patofisiologi Hipertensi Darah Menurun

Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah, hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air
dari dalam tubuh, volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat,
sebaliknya jika : aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak cairan
keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun

Penyesuaian terhadap faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi
ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari system saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara
otomatis).

8
Patofisiologi Hipertensi Kaitannya Dengan Ginjal

Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat,
ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan
darah kembali normal. Jika tekanan darah menururn, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan
air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa
meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut rennin, yang memicu
pembentukan hormone angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena inti berbagai penyakit
dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.

Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa
menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa
menyebabkan naiknya tekanan darah.

Patofisiologi Hipertensi Kaitan Dengan Sistem Saraf

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom, yang untuk sementara
waktu akan : meningkatkan tekanan darah selama respon fight – or – flight (reaksi fisik tubuh
terhadap ancaman dari luar). Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga
mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot
rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak). Mengurangi pembuangan air dan
garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh. Melepaskan hormone
epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah

9
2.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tingkat magnesium

Magnesium adalah dilator otot polos dan membantu menjaga pembuluh darah lentur. Cobalah
untuk menjaga tingkat Magnesium darah setidaknya 2,2-2,3 dalam kisaran mg / dL.

Tingkat asam urat

Tingkat asam urat tinggi (hyperuricemia) lebih dari sekedar menjadi faktor risiko terkena gout
encok. Kadar asam urat yang tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan sindrom metabolik yang
secara signifikan meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi.

Hyperuricemia juga terkait dengan risiko terkena gagal jantung kongestif (juga merupakan
konsekuensi tekanan darah tinggi yang tidak diobati lama). Secara umum, tingkat asam urat
memberikan panduan umum untuk kesehatan sel-sel Anda.

Tingkat protein urin (albumin)

Banyak dokter, termasuk dokter ahli jantung (spesialis yang mempelajari jantung) akan
melakukan tes urine ini. Jika Anda terkena diabetes, Anda mungkin sudah biasa melakukan
pemeriksaan kadar protein dalam urin. Dokter akan melakukan tes ini pada setiap penderita tekanan
darah tinggi walaupun tidak memiliki diabetes. Alasannya adalah bahwa peningkatan kadar protein
dalam urin merupakan cara tidak langsung memeriksa pembuluh darah atau kesehatan darah. Adanya
protein dalam urin merupakan faktor risiko terkena disfungsi endotel dan tekanan darah tinggi.

Potassium/kalium

Seperti magnesium, penting untuk menjaga pembuluh darah tetap halus dan lentur. Juga
penting untuk menjaga jantung Anda tetap sehat. Kadar kalium yang normal yaitu antara 4-5 meq / L.

Tingkat kreatinin

Tingkat kreatinin dalam darah mencerminkan seberapa baik ginjal Anda bekerja. Tekanan
darah tinggi adalah penyebab kedua terjadinya penyakit ginjal di negara-negara industri, sedangkan
diabetes adalah penyebab utama.

10
Tingkat glukosa

Tingkat glukosa darah normal adalah 70-100 g / L. Tes ini penting karena dua alasan:
pertama, tingkat glukosa darah yang lebih dari 126 mg / dL pada dua kesempatan terpisah merupakan
salah satu kriteria untuk mendiagnosis seseorang terkena diabetes. Kedua, tingkat glukosa antara
100-126 adalah kriteria untuk kondisi yang disebut impaired fasting glucose (IFG). IFG dikaitkan
dengan resistensi insulin, sindrom metabolik (lebih tinggi dari kadar asam urat normal) yang mana
semuanya meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi.

2.7. PENCEGAHAN HIPERTENSI

 Makanan. Konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya serat, seperti roti dari biji-
bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran. Kurangi konsumsi garam dalam makanan
Anda, setidaknya tidak lebih dari 6 gram garam per hari (sekitar satu sendok teh).
 Berat Badan. Meski hanya beberapa kilo, menurunkan berat badan akan membuat perbedaan
besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.
 Olahraga. Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta pembuluh darah
dalam kondisi baik, olahraga dan rutin beraktivitas perlu dilakukan. Bagi orang dewasa,
beraktivitas dengan intensitas menengah ( bersepeda atau jalan cepat) setidaknya harus
dilakukan selama 2 hingga 3 jam setiap minggu
 .Terapi relaksasi, seperti yoga atau meditasi. Terapi-terapi tersebut dapat membantu Anda
untuk mengendalikan stres.
 Minuman keras. Batas konsumsi minuman keras yang dianjurkan dalam sehari adalah 2
hingga 2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7persen untuk pria. Dan maksimal 2 kaleng bir
berkadar alkohol 4,7 persen untuk wanita. Risiko hipertensi akan meningkat jika Anda
mengonsumsi minuman keras terlalu sering dan berlebihan.
 Merokok. Rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tapi akan mempertinggi
risiko serangan jantung dan stroke karena dapat memicu penyempitan arteri. Kombinasi
merokok dan hipertensi akan meningkatkan risiko penyakit jantung atau paru-paru secara
drastis.
 Kafein. Kurangi konsumsi minuman yang mengandung banyak kafein seperti kopi, teh, cola
serta minuman berenergi. Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan
risiko hipertensi.

11
2.8. PENGOBATAN HIPERTENSI

 Jika tekanan darah Anda sangat tinggi (160/100 mmHg atau lebih), harus dilakukan
perawatan secepatnya.
 Jika tekanan darah Anda mencapai 140/90 mmHg atau lebih dan Anda dinilai memiliki risiko
penyakit kardiovaskular pada jangka waktu 10 tahun, Anda perlu mengonsumi obat-obatan
serta mengubah gaya hidup agar lebih sehat.
 Jika tekanan darah Anda sedikit lebih tinggi dari 130/80 mmHg dan memiliki risiko penyakit
kardiovaskular yang rendah, Anda bisa menurunkan tekanan darah cukup dengan mengubah
gaya hidup Anda.

Perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah bisa terlihat dampaknya dalam
beberapa minggu. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara-cara sederhana seperti:

 Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak, dan seimbang. Misalnya, nasi merah, buah,
serta sayur.
 Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
 Aktif berolahraga. Aktif secara fisik adalah hal paling penting yang bisa Anda lakukan untuk
mencegah atau mengendalikan hipertensi.
 Menurunkan berat badan.
 Berhenti merokok. Merokok akan meningkatkan peluang Anda menderita penyakit jantung
dan paru-paru secara drastis.
 Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman keras.
 Mengurangi konsumsi minuman kaya kafein, seperti kopi, teh, atau cola.
 Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.

Disiplin tinggi dalam menerapkan gaya hidup sehat akan memberikan dampak positif yang
signifikan pada tekanan darah Anda. Beberapa penderita bahkan menjadi tidak perlu mengonsumsi
obat-obatan karena berhasil menerapkan perubahan gaya hidup untuk menormalkan tekanan
darah.

12
Penggunaan Obat-obatan
Dalam beberapa kasus hipertensi, pasien kadang perlu mengonsumsi obat-obatan seumur
hidup. Namun, jika tekanan darah telah terkendali dalam bertahun-tahun, Anda mungkin boleh
menghentikan pengobatan.

Ada juga sebagian penderita yang harus mengonsumsi lebih dari satu jenis obat. Kombinasi
ini biasanya diperlukan untuk mengatasi hipertensi yang lebih sulit dikendalikan. Beberapa jenis obat
yang umumnya diberikan adalah:

Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor

Dengan membuat dinding pembuluh darah lebih rileks, obat-obatan ACE inhibitor –
penghambat enzim pengubah angiotensin – akan menurunkan tekanan darah.

Efek samping obat ini adalah batuk kering berkelanjutan. Jika efek samping ini sangat
mengganggu, ada obat lain dengan fungsi sama seperti Antagonis reseptor angiotensin-2 yang
kemungkinan akan disarankan. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi
obat apa pun selama mengonsumsi ACE inhibitor.

Calcium channel blockers

Agar kalsium tidak memasuki sel-sel otot jantung dan pembuluh darah, obat-obatan calcium
channel blockers (penghambat kanal kalsium) bisa digunakan. Obat ini akan mengendurkan arteri
dan menurunkan tekanan darah. Risiko efek samping calcium channel Blockers akan meningkat jika
Anda minum jus grapefruit selagi mengonsumsi obat ini.

Diuretik

Diuretik juga dikenal sebagai “pil air” yang berfungsi untuk membuang sisa air dan garam
dari dalam tubuh melalui urine.

Beta-blockers

Jantung akan berdetak lebih lambat dan dengan tenaga lebih sedikit jika Anda mengonsumsi
obat-obatan jenis beta-blockers (penghambat beta) sehingga akan mengurangi tingkat tekanan darah.

13
Senantiasa bicarakan dengan dokter Anda sebelum berhenti mengonsumsi beta-blockers. Efek
samping yang berbahaya bisa muncul jika konsumsi dihentikan secara tiba-tiba. Contoh efek
sampingnya adalah peningkatan tekanan darah atau serangan angina (angin duduk).

Alpha-blockers

Alpha-blockers (penghambat alfa) digunakan untuk melemaskan pembuluh darah sehingga


darah mengalir lebih mudah dalam pembuluh darah. Efek samping yang umumnya muncul meliputi
pingsan saat penggunaan pertama, sakit kepala, pusing-pusing, kelelahan, serta pergelangan kaki
membengkak.

14
BAB 3

KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.J

DENGAN HIPERTENSI DIRUANG KELAS X-A

SMK KESEHATAN HUSADA PRATAMA SERANG

I. PENGKAJIAN

A.Identitas pasien

Nama : Ny.j

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Alamat : cikulur jelawe

Agama : islam

Status perkawinan : menikah

Pekerjaan : karyawan swasta

Pendidikan : SI

Suku bangsa : indonesia

No. Rekam medis :13010018

Tanggal masuk :18 februari 2017

Tanggal pengkajian : 19 februari 2017

15
B. Identitas penanggung jawab

Nama : Yusmita

Alamat : lampung selatan bakauheuni

Umur : 62 tahun

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Pendidikan : SLTA

Hubungan dengan pasien : Ibu

II.RIWAYAT KESEHATAN

A.Keluhan utama

Pasien datang ke igd dengan keluhan sakit kepala dan kaku leher.

B. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang kerumah sakit pada tanggal 18 februari 2017 , dengan keluhan sakit kepala dan
kaku leher , nyeri dirasakan seperti tertimpah benda berat , nyeri dirasakan dibagian kepala bagian
belakang , nyeri dirasakan pada saat beraktivitas , skala nyeri 5 (sedang)

C. Riwayat penyakit masalalu

Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami gejala yang sama dan tidak pernah dirawat.
Pasien mengakui memiliki riwayat alergi terhadap obat nyeri (antalgin)

D. Riwayat penyakit keluarga

Pasien megatakan bahwa dikeluarga ada yang memiliki gejala yang sama yaitu sang ayah , pasien
memiliki penyakit keturunan (hipertensi)

16
III.Data spritual dan psikososial

A.Identitas diri : pasien merupakan seorang wiraswasta

B. Konsep diri :pasien mengatakan bahwa penyakit ini karna pola hidup yang tidak
sehat

C. Citra tubuh : pasien menyukai seluruh anggota tubuhnya

D. Ideal diri : pasien mengatakan bahwa ingin segera sembuh

E. Gaya komunikasi :pasien berbicara menggunakan bahasa indonesia

F. Pola koping : bila ada masalah pasien menyelesaikan dengan keluarga

G. Pola interaksi : pasien kooperatif

H. Data sosial : pasien dapat berhubungan baik dengan lingkungan sekitarnya

IV.PEMERIKSAAN FISIK

A.Keadaan umum : Baik

B.Tingkat kesadaran :Composmetis

C.Tanda-tanda vital

TD :160/90 MmHg

N : 98x/menit

R : 20x/menit

S :37ºC

17
D. Pemeriksaan head to toe

1. Kepala

Kepala berbentuk bulat , tidak ada lesi , tidak terdapat nyeri benjolan , berambut pendek
berwarna hitam keputihan faktor usia , permukaan kepala lembab , terdapat nyeri tekan

2. Mata

Mata simetris , tidak strambimus , matanya bulat , sklera interik , konjungtiva merah muda ,
pupil berwarna hitam , respon pupil.

3. Hidung

Lubang hidung simetris , tidak ada secret , hidung terlihat bersih , tidak ada benjolan , tidak
ada nyeri tekan , fungsi penciuman baik.

4. Mulut

Bentuk mulut simetris , mukosa bibir kering ,tidak ada stomatitis , tidak ada pembengkakan
tonsilotis , tidak ada karies gigi , jumlah gigi lengkap , tidak bau ,mulut.

5. Telinga

Bentuk telinga simetris , telinga terlihat bersih , tidak ada serumen , tidak ada lesi , fungsi
pendengaran baik.

6. Leher

Bentuk leher simetris , pergerakan leher baik , tidak ada lesi , tidak ada benjolan , ada nyeri
tekan dileher bagian belakang

7. Dada

Bentuk dada normal , tidak ada nyeri tekan , tidak ada benjolan respirasi : 20x/menit

18
8. Abdomen

Bentuk datar , tidak ada nyeri tekan , tidak ada pembesaran pada kelenjar hati , bising
12x/menit , bunyi perkusi normal.

9. Punggung dan tulang belakang

Tulang belakang normal , tidak ada nyeri tekan , tidak ada lesi atau edema

10. Ekstremitas

 Atas

Bentuk tangan simetris , jari jari lengkap , fungsi pergerakan normal , kekuatan otot baik ,
keadaan kuku tangan bersih , terpasang infus disebelah kanan

 Bawah

Bentuk kaki simetris , jari jari lengkap , fungsi pergerakan normal , kekuatan otot baik ,
keadaan kuku kaki bersih

11. Kulit

Warna kulit kuning langsat, turgor kulit baik, tidak ada lesi atau edema suhu 37ºC, elastisitas
baik, keadaan kulit bersih.

12. Genetalia dan anus

Tidak terkaji

19
V. POLA AKTIVITAS

No AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Nutrisi
A.Makan
Jenis Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk pauk, sayur
Frskuensi 3 × 1 hari 2 × 1 hari
1. 1
Porsi 1 porsi /2 porsi
B.Minum
Jenis Air putih, susu, teh Air putih
Frekuensi 7 - 8 gelas 6 - 7 gelas
Eliminasi
A.BAB
Frekuensi 1 × 1 hari 1× 1 hari
Warna normal Normal
Bau khas Khas
2.
Kosistensi Lunak Lunak
B.BAK
Frekuensi 5 – 6 kali / hari 7-8 kali / hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau khas Khas
Personal hygine
A.mandi 3×1 hari 2×1 hari
3. B.sikat gigi 3×1 hari 2×1 hari
C.cuci rambut 2×1 hari Masih bersih
D.gunting kuku 1 minggu Masih pendek
Istirahat
4. A.siang 3 jam 2 jam
B.malam 7 jam 6 jam
5 Aktivitas bekerja Istirahat dan tidur

20
VI. ANALISA DATA

No Data Senjang Etiologi Masalah


Data subjektif Hipertensi

-pasien mengatakaan
terasa sakit kepala, dan
kaku leher Peningkatan tekanan
vaskular selebral
Data Objektif
1. Nyeri
-sekala nyeri 5
Nyeri
-TD : 160/90 MmHg

Pasien meringis
menahan nyeri
Data Subjektif Peningkatan tekanan
vaskular selebra
-pasien mengatakan
kurang istirahat dan
lemas
2. Nyeri kepala Intolerasi aktivitas
Data Objektif

-pasien tampak pucat


Intoleransi aktivitas
-konjungtiva anemis

21
BAB 4

(PENUTUP)

A.    KESIMPULAN
Hipertensi ini dapat didefinisikan tekanan darah sistolik dan diastolik, hipertensi juga dapat
menyebabkan kecelakaan dalam meningkatkan aktivitas saraf yaitu seperti meningkatkan tekanan
darah tinggi.juga dapat memeproduksi tinggi kanar rennin,hipertensi ini dapat mengembangkan
kontribusi.

Didalam penyakit hipertensi ini juga kita mengenal berbagai macam gangguan yang dikenal
dengan meningkatnya tekanan darah tinggi,stroke,aneurisme,gagal jantung dan serangan
jantung,yang kita kenal dengan tekanan darah tinggi sistolik dan tekanan darah diastolik.

B.     SARAN

1. Bagi masyarakat ; lebih memperhatikan pola hidup, agar terhindar dari penyakit.
2. Bagi institusi ; menambah buku-buku tentang “Hipertensi” untuk menambah
pengetahuan mahasiswa dan mempermudah dalam pengerjaan tugas.

22
DAFTAR PUTAKA

Anonim.2010.”ISO INDONESIA Volume 5”Penerbit ISFI : Jakarta


Canobbi,M.M.1990.”Cardiovascular Disorders”Mosby’s Clinical Nursing Series, Toronto
Theodorus.1996.”Penuntun Praktis Peresepan Obat”Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Tjay,Tan Hoan dan Rahadjah, Kirana. 2007. “Obat-Obat Penting Edisi IV”Alex Media Komputindo :
Jakarta

23

Anda mungkin juga menyukai