Hiperglikemia atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi dimana jumlah glukosa
yang melebihi normal dalam plasma darah yang akhirnya akan menjadi penyakit Diabetes
Melitus (DM) yaitu suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh kekurangan hormon insulin,
akibatnya glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan sukar menembus dinding sel.
Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stres, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
Estimasi terakhir IDF (Internasional of Diabetes Ferderation), terdapat 382 juta orang yang
hidup dengan DM di dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035 jumalah tersebut diperkirakan
akan meningkat menjadi 592 juta orang. Istilah diabetes melitus berasal dari bahasa Yunani
yaitu diabetes yang berarti “sypon” menunjukan pembentukan urine yang berlebihan, dan
melitus berasal dari kata “meli” yang berarti madu. DM adalah penyakit gangguan yang
terjadi secara kronis atau menahun karena tubuh tidak mempunyai insulin yang cukup akibat
gangguan pada sekresi insulin, hormone insulin yang tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Diabetes Melitus Tipe 1 Disebut sebagai “Diabetes Melitus yang Tergantung pada
Insulin”. Terkait dengan faktor genetik dan sistem kekebalan tubuh, Diabetes Melitus Tipe 2
Disebut “Diabetes Melitus yang Tidak Tergantung pada Insulin” Terkait dengan faktor pola
makan yang tidak sehat, obesitas, dan kurangnya olahraga. Diabetes Melitus Gestasional:
Terutama disebabkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan selama kehamilandan biasanya
berkurang atau menghilang setelah melahirkan
Gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul seketika dan berkembang dengan cepat dalam waktu
beberapa minggu. Sedangkan pada diabetes tipe 2, awalnya gejala tidak tampak jelas, tapi
secara perlahan gejala akan memburuk. Tidak jarang penderita diabetes tipe 2 baru
menyadari penyakitnya setelah mengalami komplikasi yang serius.
Penderita diabetes tipe 1 tidak dapat menghasilkan hormon insulin. Hal ini menyebabkan
penderita diabetes tipe 1 bergantung mutlak pada pemberian insulin dari luar. Penderita
diabetes tipe 1 perlu menyuntikkan insulin ke tubuhnya beberapa kali sehari dan memantau
kadar gula darahnya secara ketat.
Sementara penderita diabetes tipe 2 biasanya tidak membutuhkan insulin di tahap awal
penyakit, karena tubuhnya masih menghasilkan insulin. Diabetes tipe 2 yang masih berada
dalam tahap awal dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup, seperti menghindari konsumsi
makanan yang tinggi kalori, rutin berolahraga, serta menjaga berat badan ideal.
Kondisi Diabetes yang tidak tertangani dengan baik secara progresif dapat menyebabkan
kerusakan berbagai sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah. Berikut ini yang
merupakan beberapa kosekuensi / komplikasi DM :
3. Vitamin C : Vitamin C ternyata juga penting untuk diabetes karena memiliki banyak
antioksidan. Untuk diketahui, antioksidan penting untuk membakar timbunan lemak
serta memperbaiki kadar gula dan lemak darah. Anda bisa menemukan vitamin C
dari buah dan sayur seperti jeruk, jambu merah, stroberi, brokoli, kentang,
bayam,dan tomat
4. Vitamin B12 : Vitamin B12 penting untuk kesehatan saraf dan otak, serta
pembentukan sel darah merah. Jadi sangat penting memenuhi vitamin B12 bagi Anda
yang mengalami diabetes. Anda bisa mendapatkan vitamin B12 dari daging merah,
ayam, ikan, hati sapi, telur, dan produk susu.
6. Zink : Mineral zink atau sering disebut seng bisa membantu produksi dan
pengeluaran insulin. Pada penderita diabetes, kadar zink menjadi rendah karena
dikeluarkan melalui urin ketika kadar gula darah tinggi. Jadi sangat penting untuk
memenuhi mineral ini. Anda bisa menemukan mineral ini di daging merah, ayam,
kacang-kacangan, serealia, serta produk susu. serta produk susu.