TINJAUAN TEORI
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode di
mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau
beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Secara biologis lansia adalah proses penuaan
secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian (Wulansari, 2011).
2. Batasan Lansia
Secara lebih detail, kebutuhan lansia terbagi atas (Subijanto et al, 2011):
a.Kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan, papan, kesehatan.
b.Kebutuhan psikis yaitu kebutuhan untuk dihargai, dihormati dan mendapatkan
perhatian lebih dari sekelilingnya.
e.Kebutuhan spiritual, spiritual adalah kebutuhan dasar dan pencapaian tertinggi seorang
manusia dalam kehidupannya tanpa memandang suku atau asal-usul. Kebutuhan spiritual
diidentifikasi sebagai kebutuhan dasar segala usia. Fish dan Shelly mengidentifikasi
kebutuhan spiritual sebagai kebutuhan akan makna dan tujuan, akan cinta dan keterikatan
dan akan pengampunan (Stanley, 2008).
a.Perubahan Fisik
1. Perubahan penampilan Saat seseorang memasuki usia lanjut, penampilan secara fisik
akan berubah. Misalnya sudah mulai terlihat kulit keriput, bentuk tubuh berubah, rambut
mulai menipis.
2. Perubahan fungsi fisiologis Perubahan pada fungsi organ juga terjadi pada lansia.
Perubahan fungsi organ ini yang menyebabkan lansia tidak tahan, terhadap temperatur
yang terlalu panas atau terlalu dingin, tekanan darah meningkat, berkurangnya jumlah
waktu tidur.
3. Perubahan panca indera Perubahan pada indera berlangsung secara lambat dan
bertahap, sehingga setiap individu mempunyai kesempatan untuk melakukan penyesuain
dengan perubahan tersebut. Misalnya, kacamata dan alat bantu dengar hampir sempurna
untuk mengatasi penurunan kemampuan melihat atau kerusakan pendengaran.
4. Perubahan seksual Pada lansia, terjadi penurunan kemampuan seksual karena pada fase
ini klimakterik pada lansia laki – laki dan menopause pada wanita. Tapi, hal itu juga tidak
membuat potensi seksual benar–benar menurun. Ini disebabkan penurunan atau
peningkatan potensi seksual juga dipengaruhi oleh kebudayaan, kesehatan dan
penyesuain seksual yang dilakukan di awal.
Domain 7 :
Hubungan Peran Kelas 1 : - Ketegangan peran pemberi asuhan resiko ketegangan
Peran peran pemberi asuhan
Caregiver - Ketidakmampuan menjadi orang tua
- Kesiapan meningkatkan peran menjadi orang tua
- Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua
Kelas 3 :
Performan
Peran - Ketidakefektifan hubungan
- Kesiapan meningkatkan hubungan
- Resiko ketidakefektifan hubungan
- Konflik peran orang tua
- Ketidakefektifan performa peran
- Hambatan interaksi sosial
Domain 9 : Kelas 2 :
- Penurunan koping keluarga
Koping/Toleransi Respon
- Ketidakmampuan koping keluarga
Stres Kopling
- Kesiapan meningkatkan koping keluarga
- Ketidakefektifan perencanaan aktivitas
- Resiko ketidakefektifan perencanaan aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainidin. 2010.”Pengantar Keperawatan Keluarga”. Jakarta: EGC
Kurniawan, Ade. 2013. “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia dalam
Pemenuhan Aktifitas Sehari-Hari di Posyandu Cempaka Putih Timur-Jakarta Pusat”.
(Skripi)Universitas Muhamadiyah Jakarta