Anda di halaman 1dari 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN


KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Oleh:

Yosephin Nugrahanti Handayani

NIM : 131434013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN


KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Oleh:

Yosephin Nugrahanti Handayani

NIM : 131434013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN


KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)

Yang diajukan oleh :


Yosephin Nugrahanti Handayani
NIM : 131434013

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ.) Tanggal : 14 Juni 2017


NIP/NPP : P.2237

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN


KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Yosephin Nugrahanti Handayani

NIM : 131434013

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji

Pada Tanggal : 24 Juli 2017

dan dinyatakan memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ......................

Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. ......................

Anggota : Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ. ......................

Anggota : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. ......................

Anggota : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. ......................

Yogyakarta, 24 Juli 2017

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Rohandi, Ph.D

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini Kupersembahkan untuk:

 Keluarga tercinta, Ibu, Bapak, Mba Ajeng, Mba Vivin Mas Ari, dan Mikaela

yang tak pernah lelah selalu mendukung moril maupun materiil.

 Kekasih hati Yulius Anggit Dwi Kuncara yang selalu membantu dan

mendukung dalam pembuatan skripsi ini.

 Sahabat tersayang dan semua teman-teman Pendidikan Biologi Angkatan 2013

yang membantu dengan candaan ringan yang menenangkan hati saat pikiran

sudah buntu.

 Almamaterku

 USD dan Pendidikan Biologi.

Motto :

“Don’t be afraid about the RISK, every step you take, the RISK always following

behind”

“Intelligence without ambition is a bird without wings - Salvador Dali 1904-

1989”

“Konsisten tidak mungkin ditiru -Kristian Hornsleth-“

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2017

Penulis,

(Yosephin Nugrahanti Handayani)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK


KEPERLUAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma

Nama : Yosephin Nugrahanti Handayani

Nomor Induk Mahasiswa : 131434013

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN


KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang telah saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 24 Juli 2017

Yang menyatakan

Yosephin Nugrahanti Handayani

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN


KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)”

Yosephin Nugrahanti Handayani


NIM: 131434013

ABSTRAK

Penggunaan pupuk anorganik sebagai salah satu penunjang untuk


meningkatkan produksi tanaman khususnya sayuran, masih sering dilakukan di
Indonesia. Padahal hal tersebut dapat merusak kesuburan tanah jika dipakai terus-
menerus. Pupuk organik sebagai alternatif dari pupuk anorganik, sebenarnya
mudah dan murah untuk dibuat. Salah satunya daun ketapang (Terminalia
catappa) yang memiliki kandungan unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman.
Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos
berbahan daun ketapang (Terminalia catappa), pupuk kandang, dedak dan
dolomite terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah)
bayam cabut (Amaranthus tricolor).
Dalam penelitian ada 4 kelompok yang dibandingkan yaitu dari 3
kelompok perlakuan (P1, P2, P3) dan 1 kelompok kontrol. Analisa data kuantitatif
dilakukan dengan uji Anova. Analisa data kualitatif dilakukan berdasarkan data
hasil perhitungan uji Anova dan data hasil pengamatan serta ditunjang dengan
data sekunder yang selama penelitian juga diukur yaitu suhu udara, kelembaban
udara, pH tanah, kelembaban tanah dan kandungan N, P dan K pada tanah dan
pupuk ketapang. Pupuk kompos daun ketapang diaplikasikan pada saat awal
sebelum penanaman dengan komposisi P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman bayam meliputi
tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman bayam cabut (Amaranthus
tricolor).
Hasil analisa statistik pertumbuhan tinggi tanaman dan berat basah
menunjukkan beda nyata. Perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman dan berat basah
ditemukan antara masing-masing perlakuan dengan kontrol. Kontrol justru
menunjukkan pertumbuhan paling baik. Pada pengukuran parameter jumlah daun
tidak menunjukkan adanya beda nyata.

Kata Kunci : Daun ketapang (Terminalia catappa), bayam cabut (Amaranthus


tricolor), pupuk kompos.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE COMPOSITION EFFECT OF


KETAPANG LEAVES (Terminalia catappa), MANURE, BRANS
AND DOLOMITE AS COMPOST FERTILIZER TO THE GROWTH OF
PULLED UP SPINACH (Amaranthus tricolor)

Yosephin Nugrahanti Handayani


Student Number: 131434013

ABSTRACT

The use of unorganic fertilizer as one of the subtances to improve the


product of plant specially vegetables is frequently used in Indonesia, infact it can
damage the soil fertility, if it is used continously. Organic fertilizer as an
alternative of unorganic fertilizer, basically is easy and cheap to make. One of
them is ketapang leaf (Terminalia catappa) which has nutrient subtances useful
for plants. This experimental research aims to know the effect of compost fertilizer
made of ketapang leaves,manure, brans and dolomite to the growth (plant height,
the sum of leaves and the wet weight) of the pulled spinach (Amaranthus tricolor).
In this research, there are four groups (P1, P2, P3) and one controlled
group. Quantitative data analysis is carried out with Anova test. Qualitative data
analysis is carried out based on the data of calculation result og Anova test and
the data of perception result, and is also added with secunder data which is in this
research is also measured, namely air temperature, air humidity, soil pH, soil
humidity and the subtancesof N, P and K in soil and ketapang fertilizer. Ketapang
compost fertilizer is applied in the begining before planting with the composition
P1 (30%), P2 (50%), P3 (70%). Tied variable in this research is the growth of
spinach, including the height of plant, the sum of leaves and the wet weight of
spinach (Amaranthus tricolor).
The statistic analysis result of the height growth of plant and the wet
weight of plant show real differences. The difference of height growth of plant and
the wet weight are found between each treatments controlly. The control shows
the best growth in parameter measurement, the sum of leaves doesn’t show the
real difference.

Key words : Ketapang leaves (Terminalia catappa), pulled up spinach


(Amaranthus tricolor), compost fertilizer.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat dan rahmat-NYA, kami dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Komposisi Pupuk Kompos Berbahan Daun Ketapang (Terminalia
Catappa), Pupuk Kandang, Dedak, Dan Dolomite Terhadap Pertumbuhan
Bayam Cabut (Amaranthus Tricolor)”.

Laporan penelitian ini merupakan salah satu prasyarat untuk


menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana pada Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Tuhan yang Maha Esa.


2. Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dengan
sadar dari awal penyusunan sampai terselesaikannya skripsi ini.
4. Orang tua tersayang, yang selalu memberi kasih sayang, cinta, motivasi
dan doanya. Kakak-kakak, keponakan dan sepupu yang selalu
menyemangati dan menghibur saat penulis sedang jenuh.
5. Teman-teman angkatan 2013 tersayang yang selalu memberi motivasi,
dukungan dan semangat. Terimakasih atas pertemanan dan kebersamaan
dalam suka dan duka.
6. Pak Slamet sebagai penjaga Kebun Percobaan Biologi, yang telah
membantu peneliti selama proses penelitian di kebun.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh darisempurna. Oleh karena itu,
saran, dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar skripsi ini menjadi
lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Yogyakarta, 24 Juli 2017

(Penulis)

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................iii

HALAMAN MOTO ..................................................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................v

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK .............vi

ABSTRAK .................................................................................................................vii

ABSTRACT .................................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ...............................................................................................ix

DAFTAR ISI ..............................................................................................................x

DAFTAR TABEL ......................................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian .........................................................................................5

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................5

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tanaman Bayam ..........................................................................................7

1. Amaranthus tricolor ............................................................................10

B. Morfologi Pada Tanaman Bayam ................................................................11

1. Akar .....................................................................................................10

2. Batang..................................................................................................10

3. Daun ....................................................................................................10

4. Bunga ..................................................................................................10

5. Biji .......................................................................................................11

C. Varietas Bayam ............................................................................................11

D. Hama dan Penyakit ......................................................................................12

1. Hama ...................................................................................................12

a. Ulat Daun (Spodoptera sp.) .....................................................12

b. Siput.........................................................................................12

c. Lalat (Liriomyza sp.)................................................................13

d. Kutu Daun (Myzus persicae, Thrips sp.) .................................13

e. Cacing Liang (Radhopolus similis) .........................................13

f. Uret (Exopholishypoleuca, leucopholis rorida, phyllophaga


helleri) .........................................................................................14

g. Gulma ......................................................................................14

2. Penyakit ...............................................................................................15

a. Kekurangan Mangan (Mn) ......................................................15

b. Jamur Downy Mildew ..............................................................15

c. Spinach Blight .........................................................................16

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Noda Daun ...............................................................................16

e. Orange Rust .............................................................................16

f. Bercak dan Busuk Daun ...........................................................16

g. Busuk akar ...............................................................................17

h. Busuk Batang dan Cabang ......................................................18

i. Karat Putih................................................................................18

j. Mosaik ......................................................................................19

E. Morfologi Tanaman Ketapang (Terminalia catappa) ..................................19

1. Batang..................................................................................................21

2. Daun ....................................................................................................21

3. Bunga ..................................................................................................22

4. Buah ....................................................................................................22

F. Kandungan Kimia Pada Daun Ketapang ......................................................23

G. Pupuk Kompos.............................................................................................23

H. Manfaat Kompos..........................................................................................26

1. Aspek Ekonomi ...................................................................................26

2. Apek Lingkungan ................................................................................26

3. Bagi Tanah dan Tanaman ....................................................................26

I. Penelitian Relevan .........................................................................................27

J. Kerangka Berfikir..........................................................................................30

K. Hipotesa .......................................................................................................31

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................32

B. Batasan Penelitian ........................................................................................34

C. Alat dan Bahan .............................................................................................35

D. Cara Kerja ....................................................................................................36

1. Desain Penelitian .................................................................................36

2. Persiapan Tempat Penelitian ...............................................................37

3. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian ..................................................37

4. Pembuatan Pupuk Kompos Padat Berbahan Dasar Daun Ketapang ...37

5. Penimbangan Media Tanam ................................................................38

6. Penanaman Bayam Cabut....................................................................39

a. Seleksi Biji ...............................................................................39

b. Pembenihan Bayam Cabut dan Penyemaian ...........................40

c. Seleksi Bibit Bayam Cabut dan Pemindahan ..........................40

7. Aklimatisasi.........................................................................................41

8. Pemeliharaan Tanaman Bayam Cabut ................................................41

a. Penyiraman ..............................................................................41

b. Penyiangan Gulma ..................................................................41

9. Pengambilan Data ...............................................................................42

a. Tinggi Tanaman .......................................................................42

b. Jumlah Daun ............................................................................42

c. Berat Basah ..............................................................................43

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Metode Analisis Data ...................................................................................43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil .............................................................................................................46

1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut .....................................46

2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut...........................53

3. Berat Basah Tanaman Bayam Cabut ...................................................58

4. Analisis Pupuk Kompos dan Tanah Penelitian ...................................62

B. Pembahasan ..................................................................................................65

C. Keterbatasan Penelitian dan Kendala ...........................................................78

D. Implementasi Hasil Penelitian Dalam Pembelajaran Biologi ......................79

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................81

B. Saran.............................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................83

LAMPIRAN ...............................................................................................................86

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Bayam Dalam 100 gram Bahan ......................................8

Tabel 2.2 Varietas Bayam ..........................................................................................11

Tabel 3.1 Rincian Dosis Tiap Kelompok Perlakuan ..................................................33

Tabel 3.2 Komposisi Pupuk dan Tanah Dalam Poly Bag ..........................................34

Tabel 4.1 Selisih Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Pada Kontrol dan Tiga
Perlakuan Lain ...........................................................................................46

Tabel 4.2 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Tinggi Tanaman........................................49

Tabel 4.3 Hasil Uji Post Hoc Tinggi Tanaman ..........................................................50

Tabel 4.4Selisih Pertambahan Daun Bayam Tiap Perlakuan.....................................53

Tabel 4.5 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Jumlah Daun .............................................56

Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Berat Basah Tiap Perlakuan ..............................................58

Tabel 4.7 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Berat Basah ...............................................60

Tabel 4.8 Hasil Uji Post Hoc Berat Basah .................................................................61

Tabel 4.9 Kandungan Ideal Hara Kompos .................................................................66

Tabel 4.10 Perbandingan Kandungan Unsur Hara Pupuk Penelitian, Tanah


Penelitian dan Pupuk Kompos Ideal ..........................................................67

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kenampakan Pohon Ketapang (Terminalia catappa) ............................20

Gambar 2.2 Literatur Map..........................................................................................29

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir .......................................................................30

Gambar 3.1 Denah Penelitian ....................................................................................36

Gambar 4.1 Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Cabut .............................48

Gambar 4.2 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut ..............................54

Gambar 4.3 Rata-rata Berat Basah Tiap Perlakuan ...................................................59

Gambar 4.4 Hama Ulat yang Menyerang Tanaman Bayam Cabut ............................70

Gambar 4.5 Hama Belalang yang Menyerang Tanaman Bayam Cabut ....................71

Gambar 4.6 Daun yang Terjangkit Penyakit Downy Mildew ....................................73

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Selisih Tinggi Tanaman Tiap perlakauan ..............................................86

Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tinggi Tanaman .....................87

Lampiran 3. Data Mentah Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan ...............88

Lampiran 4. Data Mentah Jumlah Daun Tiap Perlakuan ...........................................92

Lampiran 5. Data selisih Jumlah Daun Tiap Perlakuan .............................................96

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah Daun ..........................97

Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Berat Basah Tiap Perlakuan ............................98

Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Berat Basah ............................99

Lampiran 9. Data Hasil Uji Laboratorium Pupuk dan Tanah ....................................100

Lampiran 10. Data Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara..................................102

Lampiran 11. Data Pengukuran pH Tanah .................................................................103

Lampiran 12. Data Pengukuran Kelembaban Tanah .................................................105

Lampiran 13. Silabus .................................................................................................107

Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran (RPP) .......................................115

Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) ...........................................................123

Lampiran 16. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2) ...........................................................122

Lampiran 17. Lembar Pengukuran Suhu dan Kelembaban Tanaman .......................127

Lampiran 18. Lembar Penilaian Sikap Sosial ............................................................128

Lampiran 19. Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi ................................................130

Lampiran 20. Lembar Penilaian Kegiatan Percobaan ................................................131

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21. Lembar Penilaian Laporan Percobaan .................................................132

Lampiran 22. Lembar Penilaian Tingkat Pengetahuan Siswa Terhadap


Pembelajaran (Pos Test) .....................................................................134

Lampiran 23. Panduan Penilaian Akhir Aspek Kognitif ...........................................136

Lampiran 24. Gambar Alat, Bahan dan Proses Pembuatan Pupuk Kompos..............137

Lampiran 25. Alat yang Digunakan Selama Penelitian dan Lokasi Penelitian..........139

Lampiran 26. Proses Pemindahan Bayam Cabut Ke Polybag ...................................141

Lampiran 27. Beberapa Proses yang Dilakukan Selama Penelitian dan Pada Saat
Panen ..................................................................................................142

Lampiran 28. Pengukuran pH Pupuk Ketapang ........................................................143

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang

melimpah. Salah satu kekayaan di Indonesia yang banyak dikembangkan adalah

budidaya sayuran. Sayuran adalah tumbuh-tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan

dimanfaatkan oleh manusia karena kandungan vitamin, mineral dan seratnya yang

baik bagi kesehatan manusia. Sayuran di Indonesia memang bukan sebagai

makanan pokok, namun sebagai makanan pelengkap, walaupun hanya sebagai

makanan pelengkap, sayuran tetap digemari di kalangan masyarakat dengan

tingkat ekonomi tinggi, sedang dan rendah dengan beragam usia. Salah satu

sayuran yang banyak digemari adalah bayam (Amaranthus sp.), terbukti dari

banyaknya jenis bayam yang ditanam di Indonesia sekurang-kurangnya terdapat

13 spesies tanaman bayam salah satunya yaitu bayam cabut (Amaranthus

tricolor).

Tanaman bayam merupakan komoditas sayuran yang terpenting dan

bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Tanaman bayam mengandung serat yang

tinggi, sehingga bayam sangat dianjurkan untuk pasien penderita kanker usus

besar dan untuk orang-orang yang memiliki kesusahan buang air besar. Selain itu,

bayam termasuk sayuran yang sangat kaya nutrisi, rendah kalori, namun sangat

tinggi vitamin, mineral dan fitonutrien lainnya. Bayam mengandung flavonoid

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang berfungsi sebagai antioksidan, yang dapat melindungi tubuh dari radikal

bebas. Produksi bayam di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Pada tahun 2010 produksinya mencapai 152.334 ton dan meningkat menjadi

160.513 ton pada tahun 2011 (BPS, 2012). Berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik di atas, tidak mengherankan bila bayam disebut sebagai tanaman

komoditas sayuran yang sangat digemari di Indonesia.

Salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan budidaya tanaman

bayam adalah aplikasi penggunaan pupuk. Pupuk merupakan sumber nutrisi

utama bagi tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi

setiap hari, tumbuhan memerlukan beberapa nutrisi seperti mineral dan air. Nutrisi

tersebut diserap oleh akar, batang dan daun. Nutrisi yang dibutuhkan oleh

tumbuhan tidak terlepas dari tiga unsur hara, yaitu nitrogen (N), fosfor (P) dan

kalium (K). Peranan ketiga unsur hara tersebut sangat penting dan mempunyai

fungsi yang saling mendukung satu sama lain dalam proses pertumbuhan dan

produksi tanaman (Wididana, 1993).

Pupuk yang beredar di masyarakat saat ini belum cukup memiliki standar

kualitas yang baik. Seringnya penggunaan pupuk anorganik dapat menyebabkan

turunnya senyawa atau bahan di dalam tanah, sehingga kehidupan berbagai

mikroba dalam tanah menjadi terdesak. Sementara keberadaan berbagai mikrobia

sesungguhnya sangat diperlukan karena membantu menguraikan bahan organik

yang ada dalam tanah sehingga mudah diserap tumbuhan, oleh sebab itu

diharapkan petani dapat beralih untuk menggunakan pupuk organik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya berasal

dari bahan organik yakni tumbuhan, hewan dan bakteri yang telah melalui proses

rekayasa, dapat berupa padat atau cair yang digunakan untuk menyuplai bahan

organik dan baik untuk pertumbuhan tanaman bayam. Keuntungan utama

menggunakan pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik,

dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman. Pupuk organik juga

dapat membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan permeabilitas tanah

dan dapat untuk memulihkan kondisi ketergantungan lahan pada pupuk anorganik.

Produk pupuk organik juga lebih sehat, dan ramah lingkungan serta mengurangi

dampak negatif dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan

(Susetya, 2012).

Peneliti tertarik untuk menjadikan daun ketapang (Terminalia catappa)

sebagai bahan utama dalam penelitiannya karena daun ketapang mudah

didapatkan di lingkungan sekitar. Menurut Orwa (2009) daun ketapang memiliki

kandungan nitrogen sebesar 3,92 % sebelum dilakukan pengomposan. Selain itu

di lingkungan kampus banyak terdapat pohon ketapang yang daunnya hanya

dicampur menjadi satu dengan daun lainnya dalam bak penampungan dan

dijadikan pupuk, namun tidak murni daun ketapang. Hal ini yang menjadi alasan

utama peneliti memilih daun ketapang sebagai bahan utama untuk pembuatan

pupuk kompos. Selain itu, pemilihan bayam sebagai tanaman percobaan karena

umur panen bayam yang pendek yaitu sekitar 1 bulan, dan juga bayam menjadi

komoditas sayuran yang memiliki banyak penggemar di Indonesia, terutama ibu-

ibu hamil, karena kandungan zat besi yang ada pada daun bayam baik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dikonsumsi ibu-ibu hamil. Selain itu kandungan nitrogen (N) pada sampah

organik dalam daun ketapang yang sudah gugur dapat dimanfaatkan sebagai

penyubur tanaman melalui proses pengomposan agar mudah diserap oleh

tanaman.

Pemanfaatan sampah organik daun ketapang sebagai pembuatan pupuk

juga dilatarbelakangi oleh program NAWACITA (sembilan cita) yang ingin di

wujudkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan wakilnya Jusuf

Kalla yang dalam salah satu program kerjanya, yaitu pada NAWACITA 7 yang

berbunyi “Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan sektor - sektor strategis ekonomi domestik”. Pada NAWACITA 7

tersebut terdapat target yang ingin dicapai yaitu “Membangun Kedaulatan

Pangan”. Salah satu program kerja dari Kementrian Pertanian yaitu 1000 desa

pertanian organik yang memiliki 2 program yaitu 1) Program Peningkatan

Produksi dan Produktivitas Hortikultura Ramah Lingkungan, 2) Penyediaan dan

Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan kegiatan Perluasan Areal,

Pengelolaan Lahan Pertanian dan fasilitasi Pupuk serta pestisida. Dengan

indikator kegiatannya adalah Jumlah Pengembangan Unit Pengolah Pupuk

Organik (UPPO) (Unit). Oleh karena itu peneliti memilih topik seputar pembuatan

pupuk dari sampah organik daun ketapang, dengan judul “PENGARUH

KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN KETAPANG (Terminalia

catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK, DAN DOLOMITE TERHADAP

PERTUMBUHAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun

ketapang (Terminalia catappa) terhadap pertumbuhan bayam cabut

(Amaranthus tricolor)?

2. Komposisi pupuk kompos manakah yang paling optimal untuk

pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun

ketapang (Terminalia catappa) terhadap pertumbuhan bayam cabut

(Amaranthus tricolor)

2. Mengetahui komposisi pupuk kompos yang paling optimal bagi

pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang

pembuatan pupuk dan aplikasinya pada tanaman bayam cabut

(Amaranthus tricolor), serta memberi kesadaran baru bagi peneliti untuk

menggunakan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan

sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan pengetahuan baru seputar bahan baku dasar

pembuatan pupuk kompos yang bisa diperoleh dari lingkungan sekitar

sehingga dapat menghemat biaya pembuatan pupuk kompos.

3. Bagi Dunia Pendidikan

Dapat mengenalkan kepada siswa-siswi tentang pengolahan pupuk

kompos yang bermanfaat bagi tanaman, dan mengaplikasikannya pada

tanaman, serta dapat menjadi bahan pembelajaran mengenai cara bercocok

tanam, yang nantinya disesuaikan dengan materi pembelajaran di kelas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tanaman Bayam

Bayam (Amaranthus sp.) adalah salah satu jenis sayuran daun dari

famili Amaranthaceae yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Kata

"amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Rasa pada

tanaman bayam yang enak, teksturnya lunak dan dapat memberikan rasa dingin

dalam perut serta dapat memperlancar pencernaan. Tanaman bayam

merupakan tanaman semusim berbentuk perdu (semak). Daun berbentuk bulat

telur dengan ujung agak meruncing dan urat – urat daun yang jelas. Bunga

tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman maupun

ketiak – ketiak daun. Bentuk malai bunga memanjang mirip ekor kucing.

Ukuran biji sangat kecil dan berbentuk bulat. Batangnya banyak mengandung

air (herbaceus), tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Sistem perakarannya

menyebar dangkal pada kedalaman antara 20 – 40 cm dan memiliki akar

tunggang karena termasuk kelas Dycotyledonae (Rukmana, 1994). Bayam

banyak mengandung vitamin dan garam-garam mineral penting yang

diperlukan tubuh seperti dapat dilihat pada tabel berikut :

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 2.1. Kandungan gizi bayam dalam 100 gram bahan

Kandungan gizi Jumlah

Kalori 36 Kal

Protein 3,5 g

Lemak 0,5 g

Hidrat arang 6,5 g

Vitamin B1 908 mg

Vitamin A 6.090 S.I.

Vitamin C 80 mg

Kalsium 267 mg

Fosfor 67 mg

Besi 3,9 mg

Air 86,9 g

Sumber : Nazaruddin, 1994

Tanaman bayam pada mulanya dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam

perkembangan selanjutnya, tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan

pangan sumber protein, terutama di negara-negara berkembang. Bayam

merupakan salah satu sayuran daun terpenting di Asia dan Afrika. (Rukmana,

1994). Menurut Heyne (1987), klasifikasi dalam tata nama tanaman bayam

termasuk kedalam :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Familia : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus tricolor

Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah

sampai dataran tinggi (pegunungan). Tanaman ini dapat diusahakan secara

komersil di sawah, kebun/tegalan, namun bisa pula secara sambilan untuk

kebutuhan sehari-hari di pekarangan yang sempit sekalipun. Derajat keasaman

tanah (pH) yang diinginkan untuk pertumbuhannya adalah antara 6-7. Lahan

pertanaman dengan pH yang kurang dari 6 akan menyebabkan penurunan

ketersediaan unsur hara bagi tanaman, sedangkan pH di atas 7 menyebabkan

tanaman mengalami klorosis (daun bewarna putih kekuning-kuningan,

terutama pada daun-daun yang masih muda). Pada tanah yang asam, bayam

akan sukar tumbuh. (Hukum, dkk, 1990).

Secara umum penjelasan mengenai bayam cabut (Amaranthus

tricolor) yang dibudidayakan di Indonesia menurut Rukmana (1994) adalah :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

1. Amaranthus tricolor

Bayam tipe ini tergolong bayam cabut. Warna daun hijau dan ada yang

berwarna kemerah-merahan. Bunganya kecil dan berkelompok pada ketiak

daun dan ujung batang. Bayam ini banyak diusahakan oleh petani karena

pertumbuhannya cepat dan cepat berbunga.

B. Morfologi Tanaman Bayam

1. Akar

Bentuk tanaman bayam adalah terna (perdu), tinggi tanaman dapat

mencapai 1,5 sampai 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran

menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm dan berakar tunggang.

2. Batang

Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air,

tumbuh tinggi diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang

yang keras, berkayu dan bercabang banyak.

3. Daun

Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat

daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua,

hijau keputih-putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya

kasap (kasar) dan kadang berduri.

4. Bunga

Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga

4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Bunga keluar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

ujung-ujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang

tumbuh tegak. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya

bersifat uniseksual, yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk

silang. Penyerbukan berlangsung dengan bantuan angin dan serangga.

5. Biji

Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna

cokelat tua sampai mengkilap sampai hitam kelam. Namun ada beberapa

jenis bayam yang mempunyai warna biji putih sampai merah.

C. Varietas Bayam

Ada beberapa varietas bayam yang dapat tumbuh di Indonesia, berikut ini

adalah tabel varietas bayam yang dapat tumbuh di Indonesia:

Tabel 2.2 Varietas Bayam

Varietas Ciri Tanaman


Raja Bercabang banyak, batang dan daun berwarna hijau
kekuning-kuningan.
Giti Hijau Sedikit bercabang, batang dan daun berwarna hijau
muda.
Giti Merah Sedikit bercabang, batang berwarna kemerah-
merahan, dan daunnya belang merah.
Sumber : Rukmana, 1994
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

D. Hama dan Penyakit

Pengertian hama secara luas yaitu organisme yang mengurangi

ketersediaan, mutu, dan jumlah sumber daya tanaman bagi manusia. Pengertian

lain yaitu semua binatang atau serangga yang dalam aktvitas hidupnya

memakan tanaman yang dibudidayakan sehingga merugikan kepentingan hidup

mausia dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan. Dalam pengertian

tersebut istilah hama dilihat dari segi kepentingan manusia, bukan merupakan

istilah ekologi. Kebanyakan binatang hama adalah serangga. (Suyanto, 1994).

1. Hama yang dapat menyerang tanaman bayam menurut Anonim (2015)

antara lain :

a. Ulat Daun (Spodoptera sp.)

Ulat daun adalah yang paling rawan muncul di tanaman bayam. Hama

ini memakan daun bayam sehingga meninggalkan bekas gigitan

berlubang-lubang. Untungnya perlindungan untuk hama ini cukup

mudah, yaitu dengan menggoyangkan tanaman atau menyemprotkan air

hingga hama tersebut jatuh. Penggunaan pestisida kimia juga dapat

mengatasi hama ini, hanya saja tidak disarankan karena akan

memberikan dampak buruk kepada konsumen.

b. Siput

Siput tergolong jarang untuk menyerang bayam, tetapi dalam beberapa

kasus, siput juga tergolong sebagai hama untuk tanaman bayam. Hama

ini akan memakan daun bayam sehingga mengakibatkan bayam

menjadi tidak sehat serta kualitasnya menurun. Cara mengatasinya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

dapat dengan penyiraman rutin. Jika diperlukan, dapat menggunakan

pellet besi fosfat sebagai jebakan untuk membunuh hama.

c. Lalat (Liriomyza sp.)

Serangga ini sangat mengganggu untuk kehidupan bercocok tanam para

petani. Lalat dapat menyebabkan daun rusak, berlubang, hingga layu.

Serangga ini cukup menyusahkan karena tidak cukup dengan

menggoyangkan tanaman saja seperti ulat daun, memang dengan

menggoyangkannya lalat akan pergi, tetapi lalat dapat dengan cepat

kembali sehingga metode ini tergolong tidak efektif. Terdapat metode

tradisional mengusir lalat yaitu dengan menggantungkan plastik berisi

air di sekitar tanaman. Menggunakan pestisida kimia juga bisa namun

sebaiknya dihindarkan.

d. Kutu Daun ( Myzus persicae, Thrips sp.)

Hama ini sulit terlihat karena efek yang diberikan pun tidak begitu

terlihat jika dalam skala kecil. Kutu Daun menyerap cairan daun bayam

sehingga daun menjadi tidak sehat. Jika sudah parah, daun akan

berbentuk melengkung dan berpilin, bahkan daun akan rontok dan

pertumbuhan bayam akan sangat lambat. Hama ini dapat diatasi dengan

penyemprotan air secara rutin (menyiram).

e. Cacing Liang (Radhopolus similis)

Hama ini menghisap cairan pada akar tanaman, ciri-ciri tanaman yang

terserang hama ini adalah pertumbuhan tanaman menjadi lambat,

tanaman menjadi kerdil, serta menghasilkan bunga yang kecil.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Pengendalian untuk hama ini adalah dengan menggunakan nematisida

seperti furadan G yang ditaburkan pada media tanam sesuai aturan yang

tertera dalam kemasan. Aplikasi furadan G juga harus diperhatikan,

karena furadan adalah pestisida kimia dan memiliki residu yang kurang

baik. (Sugiarto, 2011).

f. Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri)

Hama uret merupakan Famili Scarabaeidae Sub Famili Melolonthinae

dari ordo Coleoptera yang mempunyai siklus hidup sempurna

(metamorfose sempurna) dari telur, larva (uret), kepompong dan

serangga dewasa/kumbang (puthul). Hama uret yang paling merugikan

pada fase larva karena pada fase ini aktif menyerang perakaran

tanaman. Gejala serangan yang ditimbulkan hama uret yaitu tanaman

kelihatan layu dan tanaman mudah dicabut karena sebagian atau seluruh

akar dimakan. Pengendalian hama ini dapat dilakukan penangkapan

massal, melakukan pengolahan tanah dengan kedalaman 30 cm

sehingga larva dan kepompong dapat keluar, dikumpulkan serta

dimusnahkan sehingga akan mengurangi populasi hama uret. Di

samping itu hama uret akan terkena alat pengolah lahan dan kena sinar

matahari sehingga akan mati. (Nur, 1999).

g. Gulma

Jenis gulma yang menyerang tanaman bayam biasanya berupa rumput

– rumputan seperti rumput teki dan alang-alang, gulma biasa dibawa

oleh burung yang tidak sengaja menjatuhkan biji dari tanaman gulma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

tersebut ke lokasi penelitian. Ciri – ciri dari gulma sendiri tumbuh

mengganggu tanaman budidaya, dengan gejala yaitu lahan banyak

ditumbuhi tanaman liar. Pencegahan dengan menggunakan bioherbisida

yang ramah lingkungan atau herbisida sintetis.

2. Penyakit - penyakit yang sering menyerang tanaman bayam

menurut Anonim (2015) adalah sebagai berikut:

a. Kekurangan Mangan (Mn)

Seringkali pada musim kemarau atau cuaca yang sangat panas, bintik-

bintik kuning pada tulang daun tanaman bayam akan bermunculan. Hal

ini menandakan bayam tersebut tidak sehat, yaitu kekurangan zat Mn.

Penyakit ini akan menyebabkan pertumbuhan bayam jauh lebih lambat

karena tepi-tepi daun akan mengering. Penyakit ini dapat dihindari

dengan memberikan zat kapur pada tanah sekitar bayam tersebut. Untuk

penyembuhannya dapat menggunakan multitonik mengandung zat

mangan yang diberikan ke dalam tanah.

b. Jamur Downy Mildew

Serangan penyakit bayam ini dapat terlihat dengan ditandai munculnya

penguningan pada daun bagian atas dimana bagian bawah daun

berwarna hijau keunguan. Jika dibiarkan, seluruh daun pada bayam

akan berubah warna menjadi cokelat. Hal ini disebabkan karena kondisi

lingkungan yang basah atau cuaca yang terlalu dingin. Pemetikan daun

harus dilakukan untuk mencegah menyebarnya penyakit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

c. Spinach Blight

Penyakit ini ditandai dengan kemunculan permukaan daun muda yang

menguning disertai dengan daun yang menyempit dan menggulung.

Penyebabnya adalah virus Mozaik Cucumber. Jika ada bayam yang

terinfeksi, lebih baik segera dicabut dan dihancurkan untuk

menghindari penyebaran. Dapat dicegah dengan pembersihan gulma di

sekitar tanaman bayam dengan rutin.

d. Noda Daun

Gejala penyakit ini dapat terlihat dengan adanya noda-noda berwarna

cokelat pada sebagian daun. Jika tidak diberikan perawatan, noda

tersebut akan meluas merusak daun bahkan menghancurkannya. Daun

yang terinfeksi harus segera dipetik dan dibakar agar penyakit tidak

menyebar.

e. Orange Rust

Gejala penyakit ini berupa bintik kuning terang pada permukaan bawah

daun yang kemudian akan tampak jelas sorus-sorusnya yang berwarna

kuning terang sampai orange. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan

jenis Puccinia aristidae. (Tim Penyususn Kamus PS, 1997).

f. Bercak dan Busuk Daun

Di Irian Jaya terdapat bercak dan busuk daun yang disebabkan oleh

Rhizoctonia solani Kühn. Jamur ini mempunyai beberapa nama lain

(sinonim) antara lain Corticum solani dan Thanatephorus cucumeris.

Daun bayam yang tua kadang-kadang membusuk dan berjamur hitam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

mengkilat yang terdiri atas konidiofor dan konidium jamur

Choanephora cucurbitarum. Penyakit ini sama dengan yang oleh

Hadisoeganda (1996) disebut sebagai penyakit busuk basah. Pada daun

bayam sering terdapat bercak daun yang disebabkan oleh Cercospora

beticola Sacc. (Hadisoeganda, 1996), seperti yang terdapat pada daun

bit. (Semangun, 2000).

g. Busuk Akar

Di daerah tembakau Besuki, bayam (Amaranthus lividus L.) sering

terjangkit busuk akar dan busuk pangkal batang yang disebabkan oleh

Pythium aphanidermatum Fitz. Dari bayam, jamur dapat menular ke

tembakau di pembibitan. Di bogor, bayam (Amaranthus tricolor)

terserang oleh Pythium butleri Subr. yang menyebabkan penyakit rebah

semai (damping off). Pythium butleri Subr dianggap sinonim dengan

Pythium aphanidermatum Fitz. Jamur penyebab penyakit ini

mempunyai miselium yang kasar, kadang-kadang lebarnya sampai

7μm. Suatu hal yang menarik pada Pythium aphanidermatum Fitz

adalah terdapatnya sporangium yang bentuknya tidak teratur, seperti

batang atau bercabang-cabang, yang dipisahkan dari ujung hifa. Alat ini

sering disebut “prasporangium”, ukurannya dapat sampai 800 x 20

μm.jamur ini juga dapat membentuk sporangium yang bulat atau

jorong. Oospora halus dengan dinding yang agak tebal, bergaris tengah

17-19 μm. (Semangun, 2000).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

h. Busuk Batang dan Cabang

Di Jawa terdapat busuk batang dan cabang yang disebabkan oleh

kapang Rhizopus sp. kapang ini lebih bersifat saprofitik, sehingga pada

umumnya hanya menyerang tanaman yang sangat lemah, atau hidup

pada jaringan yang sudah diserang oleh organisme lain. bagian tanaman

yang terserang diliputi oleh lapisan seperti beledu bewarna kelabu

hitam. (Semangun, 2000).

i. Karat Putih

Pada bermacam-macam bayam sering terdapat karat putih (white rust),

yang disebabkan oleh jamur Albugo candida yang memiliki sinonim

Cystopus candidus Lev. Adanya jamur ini di jawa sudah dilaporkan

oleh Raciborski pada tahun 1900 dengan nama Cystopus bliti. Penyakit

ini juga terdapat di Singapura, Malaysia dan Thailand. Di Singapura

jamurnya dideterminasi sebagai Cystopus bliti. Karat putih membentuk

bercak-bercak putih yang agak melepuh pada daun, terutama pada sisi

bawah. Batang muda dan bunga dapat terserang juga. Penyakit dapat

menghambat pertumbuhan tanaman. Spora jamur dipencarkan oleh

angin, hujan dan serangga. Penyakit ini dibantu oleh cuaca yang sejuk

dan basah. Pada umumnya penyakit tidak perlu dikendalikan. Jika

penyakit selalu timbul dengan merugikan, tanaman-tanaman yang sakit

dibongkar dan dibakar. Lahan jangan ditanami dahulu dengan bayam.

Tanaman dapat disemprot dengan fungisida tembaga sesuai takaran.

(Semangun, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

j. Mosaik

Pada tanaman bayam di sekitar Bandung terdapat gejala klorotik

sistemik pada daun, daun menjadi tidak rata, terdapat bagian yang

bewarna hijau tua seperti melepuh. Tanaman terhambat

pertumbuhannya. Penyakit mosaik ini terbukti disebabkan oleh virus

mosaik mentimun (Cucumber Mosaic Virus, CMV) (Sutarya, 1990).

E. Morfologi Tanaman Ketapang (Terminalia catappa)

Pohon ketapang adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang

yang memiliki nama latin Terminalia catappa. Terminalia catappa merupakan

pohon besar dengan tinggi mencapai 25 m dan gemang batang sampai 1.5 m.

Bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan

bertingkat-tingkat. Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara. Namun

pada wilayah Sumatra dan Kalimantan pohon ketapang jarang ditemukan.

Pohon ini biasa ditanam di Australia bagian utara dan Polinesia, India,

Pakistan, Madagaskar, Afrika Timur dan Afrika Barat, Amerika Tengah, serta

Amerika Selatan. Pohon ketapang kerap ditanam sebagai pohon peneduh di

taman ataupun pinggir jalan. Pohon ketapang mempunyai bentuk cabang dan

tajuk yang khas. abangnya mendatar dan tajuknya bertingkat-tingkat mirip

struktur pagoda. Terminalia catappa cocok dengan iklim pesisir dan dataran

rendah hingga ketinggian sekitar 400 m.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Ketapang menggugurkan daunnya dua kali dalam satu tahun, sehingga

tumbuhan ini bisa bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Buahnya

yang memiliki lapisan gabus dapat terapung-apung di air sungai dan laut

hingga berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat yang cocok. Buahnya juga

disebarkan oleh kelelawar. Secara umum bentuk dari ketapang dapat dilihat

pada gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1. Kenampakan Pohon Ketapang (Terminalia catappa)


Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Menurut Heyne (1987), tanaman ketapang dalam sistematik tumbuhan

(taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Ordo : Myrtales

Famili : Combretaceae

Genus : Terminalia

Spesies : Terminalia catappa

Menurut Lemmens (1992), mendeskripsikan Tanaman Ketapang

(Terminalia catappa) sebagai berikut :

1. Batang

Batangnya memiliki diameter sampai 1,5 m, memiliki batang yang

berkayu (lignosus) yaitu batang yang keras dan kuat. Sifat permukaan batang

beralur (sulcatus) yaitu jika membuju batang terdapat alur-alur yang jelas.

Arah tumbuhnya batang tegak lurus ke atas atau erectus. Percabangan pada

tanaman ini termasuk simpodial karena batang pokok sukar untuk ditentukan,

sedangkan arah tumbuh cabangnya mendatar atau horizontalis yaitu antara

cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 90ᵒC.

2. Daun

Daun lengkap adalah daun yang terdiri atas pelepah daun (vagina),

tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun ketapang (Terminalia

catappa) termasuk daun yang tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai

daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Terminalia catappa memiliki

bentuk tangkai daun seperti bentuk tangkai daun tumbuhan pada umumnya,

yaitu berbentuk silinder dengan sisi agak pipih dan menebal pada pangkalnya.

Ketapang memiliki helaian daun bundar telur terbalik. Helaian di pangkal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

berbentuk jantung, pangkal dengan kelenjar di kiri-kanan ibu tulang daun di

sisi bawah. Daun ketapang memiliki daun berambut halus di sisi bawah dan

berbentuk lebar dibagian tengah daun, ujung daun meruncing, tepi daun yang

merata, daging daun tipis dan memiliki tulang daun menyirip.

3. Bunga

Berukuran sangat kecil, berwarna kuning atau putih terkumpul dalam

bulir yang berada dekat ujung ranting dengan panjang 8 – 25 cm. Bunga

Terminalia catappa tidak memiliki mahkota, memiliki kelopak berjumlah 5

yang memiliki bentuk seperti piring atau lonceng ukuran 4 – 8 mm dan

berwarna putih atau krem. Benang sari berada dalam 2 lingkaran yang tersusun

masing – masing 5. Buah batu berbentuk bulat telur gepeng, bersegi atau

bersayap sempit denga ukuran 2,5 - 7 x 4 – 5,5 cm berwarna hijau-kuning-

merah atau ungu kemerahan saat telah masak.

4. Buah

Bentuk dari buah pohon katapang ini seperti buah almond. Besar

buahnya kira-kira 4 – 5,5 cm. Buah katapang berwarna hijau tetapi ketika tua

warnanya menjadi merah kecokelatan. Kulit terluar dari bijinya licin dan

ditutupi oleh serat yang mengelilingi biji.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

F. Kandungan Kimia Pada Daun Ketapang

Salah satu bahan alami yang berpotensi sebagai bahan antibakteri

adalah daun ketapang (Hardhiko et al., 2004). Daun ketapang mengandung

beberapa kandungan kimia. Ketapang mengandung senyawa seperti flavonoid

(Lin dkk., 2000), triterpenoid (Gao dkk., 2004), tanin (Ankamwar, 2010),

alkaloid (Mandasari, 2006), steroid (Babayi dkk., 2004), asam lemak (Jaziroh,

2008), diterpen, saponin, dan senyawa fenolik (Pauly, 2001). Tumbuhan

Ketapang memiliki kandungan tanin terhidrolisis dengan konsentrasi tinggi

(Howell, 2004). Zat kimia yang terkandung dalam ekstrak daun ketapang yang

diduga bersifat sebagai antibakteri adalah tanin (Chee Mun, 2003).

Menurut Orwa, et al (2009) daun ketapang juga memiliki kandungan

nitrogen (N) sebesar 3,92 % sebelum dilakukan pengomposan. Kandungan N

dalam daun ketapang sebesar 3,92% ini berpotensi untuk penyubur tanaman

melalui proses pengomposan.

G. Pupuk Kompos

Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sisa-sisa tanaman atau sisa

hasil panen yang dibusukkan pada suatu tempat, terlindungi dari matahari dan

hujan, serta diatur kelembabannya dengan menyiram air apabila terlalu kering

(Hardjowigeno, 1989). Proses pengomposan bisa berlangsung apabila bahan-

bahan mentah telah dicampur secara merata, pengomposan dapat dibagi

menjadi 2 tahap yaitu : tahap aktif, dan tahap pematangan. Pada tahap awal

proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik, yang mengakibatkan suhu tumpukan

kompos akan tinggi dan pH kompos meningkat. Suhu akan meningkat menjadi

50 – 70ᵒC, dan akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang berperan

aktif pada kondisi ini adalah mikroba termofilik yaitu mikroba yang aktif pada

suhu yang tinggi. Pada saat terjadi proses ini, maka proses dekomposisi bahan

organik juga berlangsung (Isroi, 2007).

Dekomposisi secara aerob adalah modifikasi yang terjadi secara

biologis pada struktur kimia atau biologi bahan organik dengan kehadiran

oksigen. Dalam proses ini banyak koloni bakteri yang berperan akibat dan

ditandai dengan adanya perubahan temperatur 35ᵒC bakteri yang berperan

adalah Phsycrophile. Antara termperatur 35-55ᵒC yang berperan adalah bakteri

mesofilik. Pada temperatur tinggi (di atas 85ᵒC) yang banyak berperan adalah

bakteri termofilik. Hasil dari dekomposisi bahan organik secara aerobik adalah

CO2, H2O (air), Humus, dan energi. Proses dekomposisi bahan organik secara

aerobik disajikan sebagai berikut:

mikroba aerob
Bahan organik CO2 +H2O + Humus + Hara + Energi

Hasil dari proses pengomposan secara aerobik berupa bahan kering

dengan kelembaban 30-40%, bewarna cokelat gelap, dan remah. (Djuarnani

dkk, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Sedangkan Dekomposisi secara anaerob adalah modifikasi yang

terjadi secara biologis pada struktur kimia atau biologi bahan organik tanpa

oksigen. Berikut mekanisme pengomposan secara anaerob:

Mikroba anaerob

Bahan Organik CH4 + hara + humus

Pada proses anaerob reaksi berlangsung secara bertahap. Tahap

pertama, beberapa jenis bakteri fakultatif akan menguraikan bahan organik

menjadi asam lemak. Kemudian diikuti tahap kedua, dimana kelompok

mikroba lain akan mengubah asam lemak menjadi amoniak, metan,

karbondioksida dan hidrogen. Panas yang dihasilkan dalam proses anaerobik

lebih rendah dibanding aerobik. Pengomposan anaerob akan menghasilkan gas

mentah (CH4), karbondioksida (CO2), dan asam organik yang memiliki bobot

molekul rendah seperti asam asetat, asam propionate, asam butirat, asam laktat,

dan asam suksinat. Gas metan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar

alternative (biogas). Sisanya berupa lumpur yang mengandung bagian padatan

dan cairan. Bagian padatan ini yang disebut kompos. Namun, kadar airnya

masih tinggi sehingga sebelum digunakan harus dikeringkan. (Djuarnani dkk,

2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

H. Manfaat Kompos

Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Rachman

Sutanto (2002) mengemukakan bahwa dengan pupuk organik sifat fisik, kimia

dan biologi tanah menjadi lebih baik. Selain itu Kompos memiliki banyak

manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

1. Aspek Ekonomi

a. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

b. Mengurangi volume/ukuran limbah dan memiliki nilai jual yang lebih

tinggi dari pada bahan asalnya.

2. Aspek Lingkungan

a. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas

metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen

di tempat pembuangan sampah

b. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

3. Bagi Tanah dan Tanaman

a. Meningkatkan kesuburan tanah

b. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah - Meningkatkan kapasitas

penyerapan air oleh tanah - Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

c. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).

d. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

e. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

f. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

I. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang terkait adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2008) dalam skripsinya yang

berjudul Pengaruh Kompos dan Pupuk Anorganik Terhadap

Pertumbuhan dan Serapan N, P, K Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada

Tanah Alluvial Karawang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak

Lengkap Faktor Tunggal dengan 6 perlakuan yaitu kontrol, kompos,

anorganik, (kompos + ½ anorganik), (½ kompos + ½ anorganik), dan

(kompos + anorganik). Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa

Pengaruh pemberian kompos pada umumnya menghasilkan tinggi

tanaman, bobot basah tanaman, bobot tongkol dan bobot biji jagung,

serta K-tersedia, serapan K dan N tanaman lebih tinggi daripada

pengaruh pupuk anorganik. Bobot tongkol dan bobot biji jagung

tertinggi dicapai pada perlakuan kompos.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2011) dalam skripsinya yang

berjudul Kajian Pupuk Organik Enceng Gondok Terhadap Pertumbuhan

dan Hasil Bayam Putih dan Bayam Merah (Amaranthus tricolor).

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap

(RAKL) terdiri 2 faktor perlakuan dengan 3 kali ulangan. Faktor

pertama adalah varietas tanamn bayam yang terdiri dari 2 varietas yaitu

bayam putih dan bayam merah. Faktor kedua adalah dosisi pupuk

kompos enceng gondok yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 ton/ ha, 5

ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, dan 20 ton/ha. Data dianalisis dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

analisis ragam berdasarkan uji F pada taraf 5% dan apabila perlakuan

berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dari

bahan dasar enceng gondok dengan dosis 20 ton/ha berpengaruh nyata

terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar

tanaman per petak, berat tanaman segar per tanaman, dan berat tanaman

kering per tanaman.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Suleiman, et.al (2015) dalam

International Journal of Advance Agricultural Research yang berjudul

Effects of tillage and Terminalia catappa L. leaf compost on soil

properties and performance of Capsicum chinense Jacq. Penelitian ini

menggunakan Randomised Complete Block Design (RCBD) dengan

empat replikasi. Penelitian ini menggunakan rasio campuran 1:1

menggunakan metode pengomposan statis. Penelitian ini menunjukkan

hasil kenaikan unsur hara pada tanah dan meningkatkan pertumbuhan

dan hasil panen Capsicum chinense Jacq menjadi sangat baik dibanding

perlakuan kontrol yang tidak menggunakan aplikasi pupuk kompos.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Aiyelari, et.al (2015) dalam skripsinya

yang berjudul Effects of Terminalia Catappa Leaves with Poultry

Manure Compost, Mulching and Seedbed Preparation on the Growth

and Yield of Okra (Abelmoschus esculentus l. Moench). Penelitian ini

menggunakan Randomized Complete Block Design (RCBD) dengan

tiga replikasi. Penelitian ini menggunakan rasio campuran 1:1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

menggunakan metode pengomposan statis. Hasil dari penelitian ini

tanah yang dicampur dengan pupuk kompos daun ketapang dapat

meningkatkan produksi tanaman okra, dibanding dengan kontrol yang

hanya memakai tanah tanpa pupuk kompos daun ketapang.

Penelitian oleh Simbolon (2008) Penelitian oleh Aiyelari, et.al


menunjukkan hasil pemberian (2015). Hasil dari penelitian ini
kompos berpengaruh pada tinggi tanah yang dicampur dengan
tanaman, bobot basah tanaman, pupuk kompos daun ketapang
bobot tongkol dan bobot biji meningkatkan produksi tanaman
jagung, serta K-tersedia, serapan K okra, dibanding dengan kontrol.
dan N tanaman lebih tinggi
daripada pengaruh pupuk Penelitian oleh Nugroho (2011).
anorganik. Hasil penelitian menunjukkan
pemberian pupuk organik dari
Penelitian oleh Suleiman (2015). bahan dasar enceng gondok
Hasil penelitian ini kenaikan unsur dengan dosis 20 ton/ha
hara pada tanah dan meningkatkan berpengaruh nyata terhadap tinggi
pertumbuhan dan hasil panen tanaman, jumlah daun, luas daun,
Capsicum chinense Jacq menjadi berat segar tanaman per petak,
sangat baik dibanding kontrol. berat tanaman segar per tanaman,
dan berat tanaman kering per
tanaman.

Mencoba memanfaatkan daun ketapang


untuk dijadikan pupuk kompos yang nantinya
akan diaplikasikan pada tanaman bayam
cabut (Amaranthus tricolor)

Diharapkan mampu meningkatkan


pertumbuhan tanaman bayam cabut
(Amaranthus tricolor).

Gambar 2.2 Literatur Map


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

J. Kerangka Berfikir

Pemanfaatan daun ketapang yang kurang maksimal dan kandungan

nitrogen yang terdapat pada daun ketapang sebesar 3,92%, dan penelitian

sebelumnya yang pernah memanfaatkan daun ketapang sebagai pupuk kompos

dan mengaplikasikannya ke tanaman okra dan Capsicum chinense,

menunjukkan hasil yang baik pada pertumbuhan dan hasil panennya,

dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang berupa tanah tanpa pupuk

kompos ketapang. Hal ini menyebabkan peneliti memutuskan untuk memilih

daun ketapang sebagai bahan pembuatan pupuk kompos. Dengan kandungan

dari daun tanaman ketapang itu sendiri, dan ditambah beberapa campuran lain

dalam pembuatan pupuk kompos padat diharapkan mampu untuk menyuburkan

tanaman, khususnya pada tanaman bayam cabut. Berikut ini adalah bagan

kerangka berfikir :
Penelitian terdahulu menggunakan
Kandungan N (3,92%) dan daun ketapang sebagai bahan
ketersediaan daun ketapang pembuatan pupuk kompos dan
(Terminalia catappa) yang mengaplikasikannya pada
melimpah. tanaman.

Dimanfaatkan dengan mengolah


daun ketapang (Terminalia Hasil dari penelitian sebelumnya
catappa) menjadi pupuk kompos menunjukkan bahwa penggunaan
organik. pupuk kompos dari daun ketapang
menyebabkan pertumbuhan dan
hasil panen menjadi lebih baik dari
Diharapkan mampu menyuburkan kontrol.
tanaman, khususnya tanaman
bayam cabut (Amaranthus
tricolor).

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

K. Hipotesa

Hipotesa dari penelitian ini adalah :

1. Perbedaan komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang

memiliki pengaruh berbeda terhadap pertumbuhan tanaman bayam

cabut (Amaranthus tricolor).

2. Kelompok perlakuan yang dapat memberikan pengaruh paling optimal

terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)

adalah perlakuan 2 (P2), yaitu 50% pupuk ketapang, dan 50 % tanah

(1:1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi pemberian pupuk

kompos berbahan dasar daun ketapang (Terminalia catappa) terhadap

pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor). Adapun tiga variabel

dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi pemberian pupuk

kompos berbahan daun ketapang, pupuk kandang, dolomite, dan dedak,

dengan 3 komposisi pupuk kompos yang berbeda-beda yang pertama yaitu

30% daun ketapang, 35% pupuk kandang, 28% dedak, 7% dolomite (P1),

50% daun ketapang, 25% pupuk kandang, 20% dedak, 5% dolomite (P2),

70% daun ketapang, 15% pupuk kandang, 12% dedak, 3% dolomite (P3).

Variabel bebas dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan penggunaan

pupuk kompos daun ketapang menurut Yuh-Minghuang (2011) dalam

penelitian milik Aiyelari (2015) dan Suleiman (2015) yaitu 1 : 1 yang

dibuat variasi perbandingan dari komposisi normal tersebut.

2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman bayam

meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman bayam

cabut (Amaranthus tricolor).

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

3. Variabel kontrol meliputi : semaian bayam berumur 14 hari dan frekuensi

penyiraman dengan air sumur sebanyak 300 ml dilakukan tiap hari pada

pagi hari dan sore hari, namun penyiraman dapat disesuaikan dengan

keadaan cuaca. Jika hujan turun penyiraman tidak dilakukan karena dapat

menyebabkan busuk akar.

Penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 kelompok, yaitu 3 kelompok

perlakuan dan 1 kelompok kontrol, masing-masing 10 kali pengulangan pada tiap

kelompok. Kelompok perlakuan tersebut yaitu kelompok perlakuan 1 (P1),

perlakuan 2 (P2), perlakuan 3 (P3) dan kontrol. Rincian dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.1 Rincian Dosis Tiap Kelompok Perlakuan

No Unsur Kontrol P1 P2 P3

1 Daun ketapang 0 30% 50% 70%

2 Pupuk kandang 0 35% 25% 15%

3 Dedak 0 28% 20% 12%

4 Dolomite 0 7% 5% 3%

5 EM-4 0 Tetap Tetap Tetap

6 Air Tetap Tetap Tetap Tetap

Total 100% 100% 100% 100%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Tabel 3.2 Komposisi Pupuk dan Tanah Dalam Poly Bag

No Komposisi Pupuk Ketapang Tanah Total

(per polybag) (per polybag)

1 30% 0,6 kg 1,4 kg 2 kg

2 50% 1 kg 1 kg 2 kg

3 70% 1,4 kg 0,6 kg 2 kg

4 Kontrol 0 2 kg 2 kg

Kegiatan penelitian meliputi : persiapan peralatan dan bahan, pembuatan

pupuk kompos, persiapan media tanam dalam polybag, pembenihan / penyemaian,

penanaman, pemeliharaan yang termasuk di dalamnya penyiraman, penyiangan

gulma dan penanggulangan hama.

B. Batasan Penelitian

Dalam penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa batasan

penelitian antara lain sebagai berikut :

1. Sampel tanaman bayam cabut berjumlah 40 tanaman yang didapatkan

dengan cara menyemai di dalam pot yang telah diisi tanah yang

didapatkan di kebun percobaan biologi.

2. Bibit bayam yang digunakan adalah varietas giti hijau, yang merupakan

jenis bayam cabut asal Thailand, umur panen 30 hari. Tinggi pada saat

panen sekitar 20-30 cm. Dengan sedikit percabangan. Batang bewarna

hijau muda dan daun bewarna hijau. (Nazaruddin, 1994).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

3. Daun ketapang yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk

kompos diperoleh dari lingkungan Universitas Sanata Dharma Kampus III

Paingan. Pengumpulan daun ketapang dilakukan dengan berkoordinasi

dengan petugas kebersihan Universitas Sanata Dharma dan dibantu oleh

beberapa teman.

4. Waktu pelaksanaan dilakukan selama 3 bulan pada tahun 2017, dari bulan

Februari sampai Mei. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Program

Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

5. Variabel pertumbuhan yang diukur dan diamati meliputi tinggi tanaman,

jumlah daun dan berat basah tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)

C. Alat dan Bahan

Penelitian ini menggunakan alat dan bahan yang dipinjam dari

Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma dan beebrapa adalah milik

pribadi, diawali dengan pembuatan proposal dan daftar alat dan bahan beserta

jumlah yang ingin dipinjam di Laboratorium Biologi, setelah itu diserahkan

kepada Kepala Laboratorium. Alat yang digunakan selama penelitian berupa

terpal ukuran 4x6 meter, cangkul, karung, pisau, golok, polybag, sekop, spidol

permanen, tali rafia, termohigrometer digital, timbangan digital, timbangan

gantung, pH meter, kamera, pot, ember, label, soil tester dan gelas ukur plastik.

Bahan yang digunakan selama penelitian adalah daun ketapang, dolomite, tanah,

air, dedak, kotoran sapi, EM-4, tetes tebu, air sumur, dan benih bayam cabut

(Amaranthus tricolor).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

D. Cara Kerja

1. Desain Penelitian

Rancangan Acak Lengkap (Complete Randomized Design)

merupakan salah satu rancangan paling sederhana dalam rancangan

percobaan. Rancangan ini disebut rancangan acak lengkap, karena

pengacakan perlakuan dilakukan di seluruh unit percobaan. RAL

digunakan pada percobaan yang media tanam dan tempat penelitiannya

sama / homogen (Tanujaya, 2013).

Gambar 3.3 Denah Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

2. Persiapan Tempat Penelitian

Tempat penelitian berada di Kebun Percobaan Program Studi

Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Tempat penelitian

terbagi menjadi dua yaitu tempat pembuatan pupuk kompos padat yang

sekaligus digunakan sebagai tempat fermentasi pupuk kompos dan

tempat penanaman dan pengaplikasian pupuk kompos terhadap bayam

cabut. Pada tempat penanaman berbentuk balok dan berukuran 1,5x2

meter. Ruangan tersebut sudah di pasangi paranet putih untuk

meminimalisir hama pengganggu tanaman penelitian dan mengontrol

curah hujan yang menetes pada tanaman penelitian.

3. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian

Alat penelitian yang digunakan meminjam dari Laboratorium

Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sedangkan beberapa

bahan penelitian dibeli di toko pertanian daerah Maguwoharjo yang

lokasinya terdekat dari tempat penelitian. Namun, bahan utama yaitu

daun ketapang didapatkan dari sampah daun ketapang yang banyak

terdapat di dalam Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan.

4. Pembuatan Pupuk Kompos Padat Berbahan Dasar Daun Ketapang

Proses pengomposan adalah proses dekomposisi materi organik

menjadi pupuk kompos melalui reaksi biologis mikroorganisme secara

aerobik dalam kondisi terkendali. Pengomposan sendiri merupakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam sisa-sisa

bahan organik (seperti jerami, daun-daunan, dansampah rumah tangga)

dengan suatu perlakuan khusus. Hampir semua bahan yang pernah

hidup, tanaman atau hewan akan membusuk dalam tumpukan kompos.

(Outterbridge, 1991). Cara pembuatan pupuk kompos padat adalah

dengan cara mencampurkan bahan organik seperti daun ketapang,

dedak, dolomite dan pupuk kandang secara merata sesuai ketentuan

dosis yang telah ditentukan sebelumnya, setelah itu melarutkan EM-4

dengan air, lalu disiramkan ke bahan organik tadi secara merata sambil

diaduk menggunakan cangkul dan garpu, lalu disiram dengan air untuk

menjaga kelembaban, kemudian tutup adonan pupuk kompos dengan

terpal penutup, perhatikan suhu adonan, suhu ideal proses

pengkomposan adalah maksimal 45ᵒC. Jika suhu naik, buka terpal

beberapa saat untuk menurunkan suhu adonan, jika suhu turun

tambahkan dan perhatikan penutup agar suhu dan kelembaban tetap

terjaga. Pupuk dicek secara berkala 3 hari sekali. Proses fermentasi

dilakukan selama 1 bulan.

5. Penimbangan Media Tanam

Media tanam digunakan sebagai tempat tanaman tumbuh.

Penimbangan media tanam memerlukan alat dan bahan seperti cangkul,

terpal, sekop, polybag, tanah, air, dan pupuk kompos. Prosesnya adalah

dengan mencampurkan tanah dengan pupuk kompos berbahan dasar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

daun ketapang yang sudah matang sesuai komposisi perlakuan yang

telah ditentukan. Kemudian semua bahan media tanam disiapkan, tanah

dan pupuk kompos ditimbang dengan timbangan digital sesuai

komposisi pada tabel 3.2. Setiap polybag berisi 2 kg media tanam yang

sudah dicampur sebelumnya. Selain membagi media tanam dalam

polybag untuk pemindahan hasil semaian, media tanam juga ditaruh

pada pot ukuran kecil sebagai tempat untuk penyemaian bibit bayam

cabut, media tanam dalam pot ukuran kecil hanya berupa tanah yang

terdapat di sekitar lokasi penelitian yang dicampur sekam agar saat

pemindahan meminimalisir akar yang patah.

6. Penanaman Bayam Cabut

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penanaman

tanaman adalah biji bayam cabut, air, tanah, pupuk kompos, dan wadah.

Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan antara lain sebagai

berikut:

a. Seleksi Biji

Bertujuan untuk mendapatkan biji dengan kualitas cukup

baik untuk di jadikan bahan tanam. Langkah yang dilakukan

adalah memasukkan biji bayam cabut ke dalam wadah berisi

air, di diamkan selama 1 malam lalu menyisihkan biji bayam

cabut yang terapung. Biji bayam cabut yang terapung tidak

digunakan sebagai bahan untuk bertanam karena tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

memiliki isi lembaga yang penuh sehingga biji yang terapung

dibuang. Biji bayam cabut yang dapat ditanam adalah biji yang

tenggelam dalam air.

b. Pembenihan bayam cabut dan penyemaian

Pembenihan bayam cabut menggunakan biji bayam cabut

yang tenggelam. Biji bayam cabut di benihkan dalam pot yang

telah berisi campuran tanah yang berasal dari sekitar lokasi

penelitian yang dicampur dengan sekam. Penambahan sekam

bertujuan agar saat pemindahan tanaman bayam lebih mudah

mencabutnya sehingga dapat meminimalisir patahnya akar.

Benih bayam cabut di siram seperlunya dan diletakkan pada

tempat yang terhindar dari hama, atau tempat dengan intensitas

matahari cukup baik agar proses pembenihan dapat berjalan

dengan baik. Kegiatan penyiraman pada tahap penyemaian

dilakukan setiap pagi dan sore hari (Pitojo, 2003).

c. Seleksi bibit bayam cabut dan pemindahan

Bibit bayam cabut yang sudah berumur ± 2 minggu setelah

semai di seleksi dengan ketentuan : tinggi sama yaitu antara 7-

10 cm. Memiliki jumlah daun 4-7 helai daun. Bibit bayam

yang layak dipindahkan ke media yang lebih besar (polybag)

sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan. Bibit yang

dipindah adalah bibit yang memenuhi kriteria tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

7. Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah proses penyesuaian bibit tanaman pada media

tanam baru. Proses ini dilakukan selama 3 hari setelah melakukan

pemindahan bibit bayam cabut (Amaranthus tricolor) pada media yang

lebih besar yaitu polybag.

8. Pemeliharaan tanaman bayam cabut

Pemeliharaan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)

dilakukan untuk menjaga kondisi tanaman. Peralatan dan bahan yang

digunakan adalah alat siram berupa gelas ukur agar pemberian airnya

dapat diatur sesuai takaran.

a. Penyiraman

Penyiraman tanaman bayam cabut menggunakan air sumur yang

terdapat pada lokasi penelitian dengan pH 7,1 dan dilakukan setiap

hari pada pagi dan sore hari, dengan menyesuaikan cuaca. Jika

hujan, maka penyiraman tidak dilakukan.

b. Penyiangan gulma

Penyiangan terhadap gulma bertujuan agar pertumbuhan tanaman

bayam cabut tidak terganggu. Penyiangan tanaman bayam cabut

dilakukan setiap hari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

9. Pengambilan Data

Pengambilan data dimulai setelah bibit dipindah ke polybag yang

sudah diberi perlakuan pupuk sesuai komposisi yang telah ditentukan.

Pengambilan data dilakukan tiap 2 hari sekali. Pengambilan data yang

dilakukan meliputi :

a. Tinggi tanaman

Pengukuran tinggi tanaman agar tetap sama setiap hari dilakukan

dengan menancapkan lidi di samping tanaman yang telah diberi

tanda menggunakan tipex, tanda tersebut diberikan pada lidi di

samping pangkal akar. Pengukuran menggunakan penggaris atau

mistar berukuran 50 cm. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan

setiap 2 hari sekali, dimulai sejak pemindahan bibit tanaman ke

media polybag, yaitu pada saat bibit berumur 5 hari setelah dipindah

di dalam polybag (setelah aklimatisasi).

b. Jumlah Daun

Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung semua daun

yang tumbuh pada batang pokok tanaman, dan pada cabang batang

tanaman. Perhitungan jumlah daun dilakukan setiap 2 hari sekali

dimulai sejak pemindahan bibit tanaman ke polybag, yaitu pada saat

tanaman berumur 3 hari setelah dipindah di dalam polybag (setelah

aklimatisasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

c. Berat Basah

Perhitungan berat basah dilakukan dengan menggunakan alat

timbang berupa timbangan digital. Perhitungan berat basah bayam

cabut tiap perlakukan dilakukan saat masa panen bayam cabut yaitu

sebulan setelah aklimatisasi.

E. Metode Analisis Data

Analisa data secara kuantitatif menggunakan uji F atau uji Anova

(Analysis of Variance) uji ini digunakan untuk mengetes kelompok lebih dari 2,

misalnya 3 kelompok, 4 kelompok atau lebih. (Suparno Paul, 2011). Uji Anova

yang digunakan adalah One Factor Between Subject Design. Uji Anova jenis ini

digunakan untuk mengetes tiga atau lebih kelompok yang terpisah secara

independen.

Berikut ini adalah langkah dalam analisa data secara manual : Data hasil

pengamatan kondisi tanaman untuk setiap aspek (jumlah daun, tinggi tanaman,

dan berat basah) akan dimasukkan pada tabel seperti di bawah ini :

Ulangan P1 P2 P3 K

dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Rumus statistik ditemukan oleh Ronald A. Sehingga disebut statistik F

(Suparno Paul, 2011), rumus uji Anova independen sebagai berikut :

Ho : μ1=μ2=μ3

Hi : non Ho

F observe

Mean Square

MS between

MS within

SS total = SS between + SS within

Untuk menghitung kebebasan, menggunkan rumus :

Df untuk SS between = (K-1)

Df untuk SS within = (N-K)

Df untuk SS total = N-1

K = jumlah kelompok treatment

N = jumlah seluruh sampel


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Selanjutnya dapat dibuat tabel yang menunjukkan hubungan angka-angka tersebut

yaitu :

Sumber SS Df MS=SS/df F=Msbetween

Variasi / MS within

Between

Within

Total

Setelah numerator atau Df between dan denumerator atau Df within

ditemukan, maka cocokkan pada gambar tabel nilai kritikal untuk α = .05 untuk

mencari Fcritical. Jika Fobserve > Fcritical maka signifikan. Maka H0 ditolak, dan H1

diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut

Analisis statistik dilakukan berdasarkan pertambahan tinggi tanaman

bayam dilihat dari hasil perhitungan rata-rata pada setiap pengukuran dari

data tersebut dapat dilihat pertambahan tingi tanaman bayam cabut. Rata-

rata pertambahan tinggi tanaman bayam cabut pada kontrol, P1 (30%), P2

(50%) dan P3 (70%) tiap kali dilakukan pengukuran dan pengamatan dapat

dilihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4.1. Selisih Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Pada Kontrol


dan Tiga Perlakuan Lain.

Pengukuran Perlakuan dan Ulangan


Ke-
Kontrol P1 (30%) P2 (50%) P3 (70%)

1 35.5 31.5 15 14.5

2 29 19 16.5 25.5

3 33.5 36 19 22.5

4 37 26 19.5 14

5 22.5 19 22.9 22.5

6 33.8 23.4 26 14

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7 23.2 26.5 14.5 18.7

8 28.8 16.5 13.8 22

9 30 26 16.2 17.7

10 29.5 22.7 19.2 15.8

Tinggi tanaman penelitian merupakan salah satu paramater yang dapat

diukur untuk mengetahui adanya pertumbuhan pada suatu tanaman. Tabel 4.2

menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tinggi tanaman penelitian pada kontrol,

P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%). Pada pengukuran ke-12 dapat dilihat yang

memiliki rata-rata tinggi tanaman secara berturut-turut adalah perlakuan kontrol

yaitu sebesar 36,7 tertinggi kedua yaitu perlakuan 1 sebesar 31,8 tertinggi ketiga

adalah perlakuan 3 sebesar 25,15 dan yang terendah adalah perlakuan 2 sebesar

24,6. Pertambahan tinggi tanaman bayam cabut pada 4 perlakuan yang diamati

dan diukur pertumbuhannya dapat dilihat pada gambar 4.1. Pertumbuhan tinggi

tanaman pada bayam cabut merupakan pertumbuhan primer yang dipengaruhi

oleh aktifitas sel meristem apikal yang memanjang dan membelah. Aktifitas

pembelahan sel meristem apikal tersebut memerlukan zat-zat hasil dari

fotosintesis sebagai sumber energi. Berikut ini adalah gambar 4.1:

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

PERTAMBAHAN TINGGI TANAMAN


BAYAM CABUT
Perlakuan Kontrol Perlakuan P1 (30%)
Perlakuan P2 (50%) Perlakuan P3 (70%)
40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 4.1 Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Cabut

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa kontrol maupun P1 (30%), P2 (50%) dan

P3 (70%), mengalami laju pertambahan tinggi yang naik secara perlahan tanpa

terjadi lonjakan. Terdapat perbedaan pada tingkat laju pertumbuhan paling tinggi

yaitu pada kontrol, dan diikuti oleh P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%).

Media tanam dengan pupuk daun ketapang diduga baru siap digunakan

saat berusia minimal 2 bulan setelah fermentasi, sehingga dapat memaksimalkan

pertumbuhan tinggi tanaman bayam cabut.

Hasil uji normalitas pada aspek tinggi tanaman bayam cabut

menghasilkan p value (sig) = 0,598 > 0,05 yang berarti H0 diterima dan bahwa

data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas juga

dilakukan pada aspek tinggi tanaman bayam cabut dan didapatkan hasil p value

(sig) = 0,664 > 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa data

sampel tanaman bayam cabut berasal dari populasi yang memiliki variasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

sama (homogen). Setelah uji normalitas dan homogenitas dilakukan, dilanjutkan

dengan uji Anova, hasil uji normalitas dan homogenitas tinggi tanaman dapat

dilihat pada lampiran no 2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Tinggi Tanaman

ANOVA
Tinggi_Tanaman
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 965.384 3 321.795 14.086 .000
Within Groups 822.420 36 22.845
Total 1787.804 39

Hasil uji analisa varian pada tabel 4.4 memperlihatkan bahwa p value (sig)

tinggi tanaman 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan

kesimpulan bahwa ada perbedaan tinggi tanaman pada setiap kelompok perlakuan

dengan kelompok kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan tinggi

antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah ada perbedaan tinggi antar

kelompok perlakuan dan kontrol. Adanya perbedaan tinggi tanaman pada tiap

kelompok perlakuan dan kontrol dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi

pupuk, faktor eksternal dan internal dari tanaman itu sendiri (data selisih tinggi

tanaman dapat dilihat pada lampiran no. 1, sehingga harus dilakukan uji post hoc,

ada banyak macam uji post hoc, namun yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Tukey yang sering disebut sebagai Honesty Significant Difference (HSD).

Hasil post hoc yang telah dilakukan yaitu kelompok kontrol berbeda nyata dengan

kelompok P1 dengan beda nyata sebesar 5.62000, kelompok kontrol berbeda


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

nyata dengan kelompok P2 dengan beda nyata sebesar 12.02000 dan berbeda

nyata dengan kelompok P3 dengan beda nyata sebesar 11.56000. Data tinggi

tanaman tiap pengukuran dapat dilihat pada lampiran no. 3. Berikut ini adalah

hasil uji Post Hoc tinggi tanaman :

Tabel 4.3 Hasil Uji Post Hoc Tinggi Tanaman.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Tinggi_Tanaman
Tukey HSD

95% Confidence Interval

Mean
(I) (J) Difference (I-
Bayam Bayam J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

Kontrol P1 5.62000 2.13752 .058 -.1368 11.3768

P2 12.02000* 2.13752 .000 6.2632 17.7768

P3 11.56000* 2.13752 .000 5.8032 17.3168

P1 Kontrol -5.62000 2.13752 .058 -11.3768 .1368

P2 6.40000* 2.13752 .024 .6432 12.1568

P3 5.94000* 2.13752 .041 .1832 11.6968

P2 Kontrol -12.02000* 2.13752 .000 -17.7768 -6.2632

P1 -6.40000* 2.13752 .024 -12.1568 -.6432

P3 -.46000 2.13752 .996 -6.2168 5.2968

P3 Kontrol -11.56000* 2.13752 .000 -17.3168 -5.8032

P1 -5.94000* 2.13752 .041 -11.6968 -.1832


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

P2 .46000 2.13752 .996 -5.2968 6.2168

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

Tinggi_Tanaman

Tukey HSDa

Subset for alpha =


0.05

Bayam N 1 2

P2 10 18.2600

P3 10 18.7200

P1 10 24.6600

Kontrol 10 30.2800

Sig. .996 .058

Means for groups in homogeneous


subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size =


10.000.

Kelompok kontrol (tanah 2kg) menunjukkan rerata tinggi tanaman yang

paling baik, hal ini dipengaruhi oleh kandungan unsur nitrogen yang diperoleh

dari kondisi tanah penelitian yang unsur-unsurnya sudah tersebar cukup merata

sehingga memudahkan tanaman untuk menyerap unsur-unsur tersebut dan

menyebarkannya ke seluruh bagian tubuhnya.

Menurut Lingga dan Marsono (2008) peran utama nitrogen (N) bagi

tanaman adalah yakni meningkatkan pertumbuhan bagian vegetatif tanaman yakni


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

pertumbuhan organ akar, batang dan daun. Adapun hasil uji tanah mengandung

unsur N sebesar 0,20%. Selain mengandung N, tanah penelitian juga mengandung

unsur P sebesar 492 mg/100g dan K sebesar 43 mg/100g.

Nitrogen merupakan unsur penting dalam pembentukan klorofil,

protoplasma, protein, dan asam-asam nukleat. Unsur ini mempunyai peranan yang

penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan hidup (Brady and

Weil, 2002). Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+ atau

NO3-, yang dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis tanaman dan tahapan dalam

pertumbuhan tanaman. Pada tanah dengan pengaturan yang baik, N diserap

tanaman dalam bentuk ion nitrat, karena sudah terjadi perubahan bentuk NH4+

menjadi NO3-, sebaliknya pada tanah tergenang tanaman cenderung menyerap

NH4+ (Havlin et al., 2005). N adalah unsur yang mobile, mudah sekali terlindi dan

mudah menguap, sehingga tanaman seringkali mengalami defisiensi.

Fosfor (P) merupakan komponen penting penyusun senyawa untuk

transfer energi (ATP dan nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetik

(DNA dan RNA), untuk membran sel (fosfolipid), dan fosfoprotein (Gardner et

al., 1991; Lambers et al, 2008). Tanaman menyerap P dalam bentuk ortofosfat

primer (H2PO4) dan sebagian kecil dalam bentuk ortofosfet sekunder (HPO4)

(Barker and Pilbeam, 2007). Bentuk P dalam tanah dapat dibagi dalam dua

kategori, yaitu organik dan anorganik. Proporsi kedua bentuk P tersebut sangat

bervariasi. (Richardson et al, 2005; Hao et al, 2008).

Menurut Simamora dan Salundik (2006) unsur K ini berfungsi untuk

memperkuat jaringan tanaman, selain itu juga berfungsi untuk mengatur berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

proses fisiologi tanaman seperti mengatur kondisi air di dalam sel dan jaringan.

Jika air dan unsur hara terpenuhi maka pembelahan di ujung meristem dapat

bekerja dengan baik dan berdampak pada perolehan tinggi tanaman.

Menurut Lakitan (1996) terjadinya pertambahan tinggi tanaman karena

adanya sel-sel meristem apikal yang selalu membelah. Pembelahan sel yang

dihasilkan dari pembelahan sel dapat menyebabkan pertambahan ukuran tanaman.

2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut

Berikut ini adalah tabel pertambahan jumlah daun tanaman bayam cabut

tiap kali dilakukan pengamatan :

Tabel 4.4 Selisih Pertambahan Jumlah Daun Bayam Tiap Perlakuan

Pengukuran Perlakuan
ke-
Kontrol P1 (30%) P2 (50%) P3 (70%)

1 80 67 46 50

2 48 40 42 58

3 58 80 42 55

4 87 43 53 39

5 33 56 63 55

6 69 64 100 33

7 101 45 36 47

8 65 53 45 45

9 52 65 55 43

10 58 62 48 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Salah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya

fotosintesis adalah daun, karena terdapat zat hijau daun. Salah satu aspek yang

dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan suatu tanaman adalah jumlah daun

pada setiap tanaman. Pada tabel 4.5 dapat dilihat pada pengukuran ke-12 rata-rata

jumlah daun secara berturut-turut adalah yang paling tinggi dimiliki oleh

perlakuan kontrol yaitu sebesar 72,3 tertinggi kedua adalah perlakuan 1 sebesar

65,5 tertinggi ketiga adalah perlakuan 2 sebesar 60,2 dan yang terendah dimiliki

oleh perlakuan 3 yaitu sebesar 53,2. Pertambahan jumlah daun setiap pengukuran

dapat dilihat pada gambar 4.2 :

PERTAMBAHAN JUMLAH DAUN


TANAMAN BAYAM CABUT
Perlakuan Kontrol Perlakuan P1 (30%)
Perlakuan P2 (50%) Perlakuan P3 (70%)
80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 4.2 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut

Pada gambar 4.2 terlihat grafik pertambahan jumlah daun pada kontrol dan

3 perlakuan lain. Pada kontrol, titik awal pertambahan jumlah daun pada

pengukuran ke-3, saat umur bayam cabut 4 hari setelah pengukuran pertama. Pada

perlakuan satu (30%), titik awal pertambahan jumlah daun terjadi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

pengukuran ke-2 saat tanaman bayam cabut berumur 4 hari setelah pengukuran

pertama. Pada perlakuan dua (50%), titik awal pertambahan jumlah daun terjadi

pada pengukuran ke-3 pada saat tanaman bayam cabut berumur 4 hari setelah

pengukuran pertama. Pada perlakuan ketiga (70%) titik awal pertumbuhan jumlah

daun terjadi pada pengukuran ke-4 pada saat tanaman bayam cabut berumur 6 hari

setelah pengukuran pertama.

Lonjakan pertambahan jumlah daun terjadi pada kontrol di pengukuran ke-

5 saat umur bayam cabut 8 hari. Lonjakan pertumbuhan terjadi lagi pada

perlakuan 1 (30%) pada pengukuran ke 5 saat umur bayam cabut 8 hari. Lonjakan

juga terjadi pada perlakuan ketiga (70%) saat umur tanaman bayam cabut 20 hari.

Dari gambar 4.2 yang berisi pertambahan jumlah daun bayam cabut dapat

disimpulkan bahwa media tanam dengan pupuk daun ketapang diduga baru siap

digunakan saat berusia minimal 2 bulan setelah fermentasi, sehingga dapat

memaksimalkan pertumbuhan tanaman bayam cabut.

Dilakukan uji normalitas pada jumlah daun tanaman bayam cabut dan

hasilnya adalah p value = 0,438 > 0,05. Artinya H0 diterima, data diambil dari

populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas yang telah dilakukan pada

jumlah daun tanaman bayam cabut menunjukkan hasil p value (sig) = 0,300 >

0,05. Dengan kata lain H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan data

sampel tanaman bayam cabut berasal dari populasi yang memiliki variansi yang

sama atau setiap kelompok tanaman bayam cabut homogen. Setelah dilakukan uji

normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan uji anova. Hasil uji normalitas,

homogenitas jumlah daun dapat dilihat pada lampiran no 6.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Tabel 4.5 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Jumlah Daun

ANOVA

Jumlah_Daun
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1926.200 3 642.067 2.667 .062
Within Groups 8665.400 36 240.706
Total 10591.600 39

Hasil uji analisa varian memperlihatkan bahwa p value (sig) jumlah daun

0,062 > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan kesimpulan yaitu tidak

ada perbedaan pada pertumbuhan jumlah daun tanaman bayam cabut pada setiap

kelompok perlakuan dengan kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan

pertumbuhan jumlah daun antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah ada

perbedaan pertumbuhan jumlah daun tanaman pada setiap kelompok perlakuan

dan kontrol dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi pupuk yang telah

ditentukan pada awal penelitian dan juga oleh karena faktor internal dan eksternal

dari tanaman itu sendiri. Karena hasil uji Anova tidak signifikan pada

pertumbuhan jumlah daun, maka tidak dilanjutkan dengan uji post hoc. Data

jumlah daun tiap perlakuan dapat dilihat pada lampiran no. 4 dan data selisih

jumlah daun dapat dilihat pada lampiran no. 5.

Komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang tidak diberikan

pada perlakuan kontrol sehingga pada perlakuan kontrol media tanamnya hanya

berupa tanah sebanyak 2 kg, dan memberikan hasil yang paling baik dibandingkan

dengan perlakuan yang lain. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

(tanah 2 Kg) mengandung unsur hara nitrogen dan kalium yang cukup untuk

merangsang pertumbuhan daun, dimana unsur nitrogen dan kalium menurut

Lingga dan Marsono (2008) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan daun serta

berperan untuk memperkuat daun agar tidak gugur. Berdasarkan hasil uji analisis

tanah mengandung N sebesar 0,20 dan K sebesar 43. Hal ini dipengaruhi oleh

ketiga unsur-unsur yang terkandung dalam tanah sudah terurai secara merata

sehingga mudah diserap oleh tanaman. Sedangkan pada perlakuan lainnya, pupuk

kompos jika menurut pengamatan sudah cukup matang, tetapi ternyata jika

diaplikasikan langsung pada tanaman bayam, pupuk belum dapat diserap dengan

maksimal dan menyebabkan tanaman kelompok perlakuan kontrol yang media

tanamnya tidak menggunakan pupuk sama sekali menjadi lebih baik

pertumbuhannya dibanding kelompok perlakuan lain.

Daun merupakan organ yang sangat penting bagi tanaman yakni sebagai

tempat untuk fotosintesis. Jumlah daun yang banyak menyebabkan fotosintesis

menjadi lancar. Unsur nitrogen yang terdapat di dalam pupuk kompos berbahan

dasar daun ketapang dan tanah menyebabkan daun menjadi lebih besar dan

berwarna hijau. Unsur magnesium merupakan unsur hara makro yang diperlukan

tanaman sebagai unsur pembentuk klorofil. Pada perlakuan kontrol (tanpa

kompos) rerata jumlah daun semakin meningkat, hal ini disebabkan karena

tercukupinya jumlah air dan unsur hara yang diserap secara merata sehingga tidak

menghambat proses fotosintesis dan transpirasi daun, hal ini akan berdampak baik

pada kenaikan jumlah daun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

3. Berat Basah Tanaman Bayam Cabut

Berat basah tanaman menurut Lakitan (1996), merupakan berat segar

tanaman pada saat tanaman masih hidup dan ditimbang secara langsung

sesaat setelah dipanen, sebelum tanaman menjadi layu akibat kehilangan air.

Berat basah tanaman berkurang pada siang hari karena laju transpirasi

meningkat sehingga kadar air menurun. Pengukuran berat basah tanaman

dilakukan sesaat setelah bayam dicabut pada saat panen, karena jika

dibiarkan terlalu lama maka bayam hijau (Amaranthuss tricolor) akan

kehilangan banyak air. Rata-rata hasil pengukuran berat basah tanaman

bayam cabut dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Berat Basah Tiap Perlakuan

Perlakuan Kontrol P1 (30%) P2 (50%) P3 (70%)

Rata-rata 60,1 g 40,8 g 38,4 g 29,6 g

Rata-rata hasil berat basah tanaman bayam cabut yang tertinggi

adalah pada perlakuan kontrol sebesar 60,1 g, tertinggi kedua adalah

perlakuan 1 sebesar 40,8 g, tertinggi ketiga adalah perlakuan 2 sebesar 38,4

g dan terendah adalah perlakuan 3 sebesar 29,6 g (data hasil pengukuran

berat basah tiap perlakuan dapat dilihat pada lampiran no. 6). Hasil tersebut

dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Gambar 4.3 Rata-rata Berat Basah Tiap Perlakuan

Berdasarkan gambar 4.3 rata-rata berat basah tanaman bayam cabut diatas

dapat dilihat jelas bahwa berat basah tanaman bayam cabut paling tinggi, untuk

itu dilakukan uji normalitas, homogenitas dan anova, dengan hasil uji normalitas

pada berat basah tanaman bayam cabut adalah p value = 0,4384> 0,05. Artinya H0

diterima, data H0 diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji

homogenitas yang telah dilakukan pada jumlah daun tanaman bayam cabut

menunjukkan hasil p value (sig) = 0,961 > 0,05. Dengan kata lain H0 diterima dan

H1 ditolak. Hal ini menunjukkan data sampel tanaman bayam cabut berasal dari

populasi yang memiliki variansi yang sama atau homogen. Setelah dilakukan uji

normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan uji anova. Hasil uji normalitas,

homogenitas dapat dilihat pada lampiran no 8.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Tabel 4.7 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Berat Basah

ANOVA
Berat_Basah

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4955.675 3 1651.892 7.417 .001
Within Groups 8017.300 36 222.703
Total 12972.975 39

Hasil uji analisa varian memperlihatkan bahwa p value (sig) berat basah

0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kesimpulan yaitu ada

perbedaan pada berat basah tanaman bayam cabut pada setiap kelompok

perlakuan dengan kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan berat

basah antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah adanya perbedaan

pertumbuhan berat basah tanaman pada setiap kelompok perlakuan dan kontrol

hal ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi pupuk ketapang yang telah

ditentukan pada awal penelitian dan juga oleh karena faktor internal dan eksternal

dari tanaman itu sendiri. Hasil uji Anova pada berat basah adalah signifikan

sehingga harus dilanjutkan oleh uji post hoc atau uji lanjutan untuk mengetahui

kelompok mana yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hasil uji post

hoc pada berat basah yaitu kelompok kontrol berbeda nyata dengan kelompok P1

dan beda nyatanya sebesar 19.30000, kontrol juga berbeda nyata dengan

kelompok P2 dengan besar beda nyata sebesar 21.70000. Kelompok kontrol juga

berbeda nyata dengan P3 dengan beda nyata sebesar 30.50000. Hasil uji post hoc

sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Tabel 4.8 Hasil Uji Post Hoc Berat Basah

Multiple Comparisons
Berat_Basah
Tukey HSD
95% Confidence Interval
Mean
(I) (J) Difference (I-
Bayam Bayam J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Kontrol P1 19.30000* 6.67387 .031 1.3257 37.2743
*
P2 21.70000 6.67387 .013 3.7257 39.6743
P3 30.50000* 6.67387 .000 12.5257 48.4743
P1 Kontrol -19.30000* 6.67387 .031 -37.2743 -1.3257
P2 2.40000 6.67387 .984 -15.5743 20.3743
P3 11.20000 6.67387 .350 -6.7743 29.1743
P2 Kontrol -21.70000* 6.67387 .013 -39.6743 -3.7257
P1 -2.40000 6.67387 .984 -20.3743 15.5743
P3 8.80000 6.67387 .557 -9.1743 26.7743
*
P3 Kontrol -30.50000 6.67387 .000 -48.4743 -12.5257
P1 -11.20000 6.67387 .350 -29.1743 6.7743
P2 -8.80000 6.67387 .557 -26.7743 9.1743
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Homogeneous Subsets

Berat_Basah

Tukey HSDa

Subset for alpha =


0.05

Bayam N 1 2

P3 10 29.6000

P2 10 38.4000

P1 10 40.8000

Kontrol 10 60.1000

Sig. .350 1.000

Means for groups in homogeneous


subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size =


10.000.

4. Analisis Pupuk Kompos dan Tanah Penelitian

Hasil analisis kandungan unsur yang terdapat dalam kompos

berbahan dasar daun ketapang (Terminalia catappa) dengan memasukkan

sampel pupuk kompos dan tanah pada Laboratorium Penguji Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta yang berada di timur Stadion

Maguwoharjo dan tidak terlalu jauh dari lokasi penelitian, hasil keluar 2

minggu setelah memasukkan sampel. Parameter yang ingin diuji

kandungannya dalam pupuk kompos dan tanah adalah unsur N, P dan K


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

karena keterbatasan dana dan unsur tersebut merupakan unsur makro yang

paling banyak dibutuhkan oleh tanaman. Hasil pengujian pupuk kompos

adalah sebagai berikut N (Nitrogen) total sebesar 0,88 %, P (Phospor) total

sebesar 0,97 % dan K (Kalium) total sebesar 0,81 %. Pada hasil uji sampel

tanah didapatkan hasil yaitu N (Nitrogen) total sebesar 0,20 %, P (Phospor)

potensial sebesar 492 mg/100g dan K (Kalium) potensial sebesar 43

mg/100g.

Menurut Lingga dan Marsono (2008) peran utama nitrogen bagi

tanaman adalah yakni meningkatkan pertumbuhan bagian vegetatif tanaman

yakni pertumbuhan organ akar, batang dan daun. Adapun hasil uji kompos

daun ketapang mengandung unsur N sebesar 0,88%. Selain mengandung N

kompos daun ketapang juga mengandung unsur K sebesar 0,81%.

Menurut Simamora dan Salundik (2006) unsur K ini berfungsi untuk

memperkuat jaringan tanaman, selain itu juga berfungsi untuk mengatur

berbagai proses fisiologi tanaman seperti mengatur kondisi air di dalam sel

dan jaringan. Jika air dan unsur hara terpenuhi maka pembelahan di ujung

meristem dapat bekerja dengan baik dan berdampak pada perolehan tinggi

tanaman.

Menurut Lakitan (1996) terjadinya pertambahan tinggi tanaman

dikarenakan adanya sel-sel meristem apikal yang selalu membelah. Hasil

dari pembelahan sel pada tanaman ini dapat menyebabkan pertambahan

ukuran tanaman. Data hasil pengujian pupuk dan tanah di Laboratorium

BPTP dapat dilihat pada lampiran no 9.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Dalam pembuatan pupuk kompos terdapat bahan utama yaitu daun

ketapang, dalam pembuatan pupuk kompos daun ketapang memiliki 3

komponen utama yaitu sumber karbohidrat dan sumber glukosa, sumber

karbohidrat didapatkan dari dedak, dan sumber glukosa didapatkan dari cairan

molase atau tetes tebu. Sumber karbohidrat dan glukosa sangat bermanfaat bagi

mikroorganisme. Mikroorganisme membutuhkan glukosa dan karbohidrat

sebagai sumber metabolisme energi (Juanda, 2011).

Pembuatan pupuk kompos dilakukan selama 1 bulan mulai dari tanggal

28 Februari 2017 sampai dengan 28 Maret 2017, artinya selama itulah

mikroorganisme melakukan aktivitas. Yuwono (2009) menjelaskan proses

pembentukan humus sebagai kompos alami yang tertumpuk di dalam tanah

hingga bertahun-tahun. Pada saat pertama bahan kompos tertumpuk, suhu dan

pHnya masih sama dengan kondisi lingkungan yaitu pH 6 dan suhu rata-rata

18-25ᵒC, tergantung pada lokasi pembuatannya. Masing-masing bahan organik

yang bertumpuk ini mengeluarkan panas atau masih bernafas secara alami.

Panas tertinggi akan berada atau terkumpul pada bagian tengah tumpukan

bahan atau disebut hot spot. Panas yang menyebar mengakibatkan keluarnya

kandungan air pada bahan dan Kelembaban meningkat, sehingga membantu

menciptakan kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi aktivitas

mikroorganisme dalam bahan yang berdampak pada suhu meningkat dan pH

turun (menjadi asam). Jika suhu lebih dari 40ᵒC, kegiatan bakteri mesofilik

akan terhenti dan diganti dengan jamur termofilik, pada kenaikan temperatur

ini, bahan akan semakin memadat karena air dalam bahan keluar (berkeringat).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Akibatnya suplai oksigen lama kelamaan akan berkurang. Kondisi kekurangan

oksigen ini akan menyebabkan bakteri aerobik dan organisme lainnya terbunuh

secara bertahap, sehingga pengomposan berangsur-angsur akan diambil alih

oleh mikroorganisme anaerob yang bekerja tanpa oksigen. Kondisi pH akan

meningkat menjadi basa kembali. Bersamaan dengan ini berbagai gas akan

dihasilkan seperti amonia, gas nitrogen, metan dan lain sebagainya. Jika suhu

mencapai 60ᵒC jamur termofilik akan mati dan perannya digantikan oleh

bakteri aktinomisetes termofilik hingga temperatur 86ᵒC. Penguapan air pada

bahan terjadi pada suhu tinggi sehingga mengakibatkan kadar air bahan akan

turun. Pada temperatur maksimum semua organisme akan mati kemudian

temperatur akan berangsur normal. Bahan yang semula padat menjadi longgar,

menyebabkan oksigen tersirkulasi dengan baik sehingga mikroorganisme

aerobik memulai aktivitasnya kembali untuk merombak sisa-sisa bahan organik

yang masih belum menjadi kompos.

B. Pembahasan

Setiap tanaman membutuhkan nutrisi (makanan) untuk kelangsungan

hidupnya. Tanah sebagai media tanam utama, harus mempunyai unsur hara

yang dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Berdasarkan jumlah yang

dibutuhkan tanaman, dibagi menjadi tiga golongan.

Unsur hara makro primer, yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam

jumlah banyak seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Unsur hara

makro sekunder sedang, yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

seperti sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Dan yang ketiga adalah

unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,

seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (Cl), boron (B), mangan (Mn),

dan molibdenum (Mo) (Yuwono, 2009). Kompos yang sudah jadi atau siap

digunakan untuk memupuk tanaman mengandung sebagian besar unsur hara

makro primer, makro sekunder dan unsur hara mikro yang sangat dibutuhkan

tanaman. Berikut ini adalah unsur hara ideal yang terkandung di dalam pupuk

kompos :

Tabel 4.9 Kandungan Ideal Hara Kompos

No Komponen Kandungan (%)

1 Kadar Air 41,00 - 43,00

2 C-Organik 4,83 - 8,00

3 N 0,10 - 0,51

4 P2O5 0,35 - 1,12

5 K2O 0,32 - 0,80

6 Ca 1,00 - 2,09

7 Mg 0,10 - 0,19

8 Fe 0,50 - 0,64

9 Al 0,50 - 0,92

10 Mn 0,02 - 0,04

Sumber : Effi (dalam Yuwono, 2009)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Kesalahan dosis pemberian salah satu unsur tersebut sebenarnya akan

menyebabkan kurang optimumnya hasil yang diperoleh sebab salah jika N

diberikan kurang maka N akan menjadi pembatas dari P dan pada kondisi yang

demikian, tanggapan tanaman terhadap pemupukan P sangat tergantung pada

tersedianya unsur N di dalam tanah (Havlin et al, 2005). Menurut Wang et al.

(2007) dan Homer (2008) bahwa kondisi pertumbuhan tanaman yang baik akibat

tercukupinya hara N akan menyebabkan tanaman mampu menyerap P lebih

efektif. Pada umumnya tanggapan tanaman terhadap suatu unsur hara bisa

berubah-ubah tergantung pada status ketersediaan unsur hara lainnya dan adanya

pengaruh dari lingkungan(Fahmi dkk., 2010). Hasil pengujian pupuk dan tanah

penelitian yang dijadikan sebagai media tanam, menunjukkan perbandingan

sebagai berikut:

Tabel 4.10 Perbandingan Kandungan Unsur Hara Pupuk Penelitian, Tanah

Penelitian dan Pupuk Kompos Ideal

Unsur Pupuk Ketapang Tanah Penelitian Pupuk Kompos Ideal

N 0,88 % 0,20 % 0,10-0,51 %

P 0,97 % 492 mg/100g 0,35-1,12 %

K 0,81 % 43 mg/100g 0,32-0,80 %

Dari tabel 4.10 menunjukkan bahwa kandungan unsur nitrogen (N) dalam

pupuk daun ketapang melebihi batas kandungan nitrogen pada pupuk kompos

ideal sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman bayam terutama pada jumlah

daun. Dari hasil uji statistik jumlah daun juga menunjukkan bahwa hasilnya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

signifikan, sehingga diduga bahwa yang menyebabkan jumlah daun tidak berbeda

nyata adalah unsur nitrogen yang terlalu banyak pada pupuk kompos daun

ketapang. Jika tanaman kelebihan unsur N, maka dapat menyebabkan

terhambatnya pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat terlihat pada rata-rata

pengukuran jumlah daun pada perlakuan 3 dengan komposisi pupuk yang

diberikan sebesar 70% (1,4 kg) hasilnya paling kecil dibandingkan dengan

kontrol. Pada kontrol hanya menggunakan tanah yang terdapat di sekitar lokasi

penelitian dan setelah dilakukan uji di laboratorium, hasil kandungan unsur N

pada tanah yang digunakan pada kontrol yaitu sebesar 0,20 % dan masuk ke

dalam kandungan ideal. Hasil pengukuran pada tinggi tanaman, rata-rata tertinggi

diperoleh oleh kontrol hal ini juga dapat disebabkan oleh jumlah N yang terlalu

banyak dapat menyebabkan unsur N akan mengikat unsur hara lain, sehingga akan

sulit diserap tanaman dan pertumbuhan tanaman bayam cabut pada perlakuan P1,

P2 dan P3 terhambat pertumbuhannya.

Pertumbuhan tanaman bayam cabut dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada

beberapa faktor yang berpotensi menghambat proses pertumbuhan tanaman yaitu :

1. Serangan Hama dan Penyakit

Pertumbuhan tanaman bayam cabut antar perlakuan sangat

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah

hormon dan gen pada tanaman tersebut. Sedangkan faktor eksternal adalah

air, cahaya, nutrisi, Kelembaban, suhu, oksigen, dan pH. Selain faktor-

faktor tersebut, pertumbuhan bayam cabut juga dipengaruhi oleh hama atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

penyakit bawaan dari biji yang mengganggu pertumbuhan tanaman bayam

cabut sejak dibeli dari toko pertanian. Serangan hama dan penyakit yang

berasal dari luar, serta iklim.

a. Hama

1) Ulat (Spodoptera sp.)

Ulat yang menyerang tanaman bayam adalah jenis ulat

grayak yang memiliki ciri-ciri, tubuhnya bewarna hijau tua, hijau

muda dan ada juga yang bewarna putih agak bening jika masih

kecil. Ulat ini memakan daun tanaman bayam cabut, sehingga

meninggalkan bekas berupa daun yang rombeng dan bolong. Saat

ditemukan ulat ini sedang bersembunyi dengan menempel pada

bagian bawah daun dan batang daun. Warna tubuh yang seperti

warna lingkungan sekitarnya membuat ulat ini sangat sulit

ditemukan jika tidak mengamati tanaman dengan jeli.

Pengendalian hama ulat ini dilakukan dengan mengambil

ulat tersebut dan dimusnahkan, jika sudah terlalu parah, dibasmi

dengan petisida organik yang telah dipersiapkan sebelumnya yang

terbuat dari air sari tembakau, daun mindi, daun pepaya, laos,

kunyit, jahe, bawang putih, gadung dan daun sirih yang

difermentasi selama 2 minggu dari tanggal 1 April 2017 sampai

tanggal 15 April 2017. Sebelum digunakan, pestisida sebanyak

500ml dicampur air sebanyak 300ml agar tidak terlalu pekat.

Adanya hama ulat menyebabkan pertumbuhan jumlah daun pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

tanaman bayam cabut terganggu karena daun menjadi bolong dan

ada pula yang dimakan ulat hingga habis. Penggunaan pestisida

organik digunakan sejak tanaman berumur 2 hari setelah dipindah

ke dalam polybag yaitu pada tanggal 16 April 2017 karena pada

tanggal ini tanaman belalang sudah diserang oleh hama ulat dan

belalang. Penyemprotan pestisida terakhir dilakukan dua hari

sebelum panen yaitu tanggal 4 Mei 2017 karena dirasa sudah tidak

ada serangan hama yang begitu berarti lagi. Penyemprotan

pestisida alami seharusnya dilakukan setiap didapati adanya hama,

namun hal itu menyesuaikan dengan cuaca yang cukup labil,

karena mengingat penyemrotan hama dilakukan pada pagi atau sore

hari tergantung cuaca, jika hujan tidak dilakukan penyemprotan

pestisida.

Gambar 4.4 Hama Ulat yang menyerang tanaman bayam cabut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

2) Belalang (Valanga nigricornis, Oxya chinensis, Locusta

migratoria)

Belalang menyerang tanaman bayam cabut pada bagian

daun dengan ciri-ciri belalang ada yang bewarna cokelat, kuning

dan hijau muda, kebanyakan belalang meninggalkan bekas pada

daun berupa daun yang rombeng dan bolong-bolong yang cukup

besar. Belalang ini hinggap dan berpindah-pindah sehingga sulit

sekali dibasmi. Pembasmian terhadap hama belalang ini dilakukan

sama dengan pembasmian hama ulat yaitu dengan pestisida

organik. Yang membedakan adalah jika ditemukan belalang hanya

diusir keluar dari lokasi penlitian karena penangkapan belalang

cukup sulit dilakukan. Pada saat ditemukan belalang sedang

bertengger pada batang daun, ada pula yang kedapatan sedang

memakan tanaman penelitian hingga daunnya habis tanpa tersisa.

Gambar hama belalang dapat dilihat pada gambar 4.5, sebagai

berikut :

Gambar 4.5 Hama belalang yang menyerang tanaman bayam cabut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

b. Penyakit

Penyakit yang menjangkit tanaman bayam cabut selama masa

penelitian berlangsung yaitu serangan bulai atau downy mildew,

dengan gejala yaitu pada daun timbul bercak warna putih kekuningan,

umumnya bulat dengan batas yang jelas seperti mengikuti alur tulang

daun (Nurasanah dkk, 2016). Kadang-kadang bercak menyatu

membentuk bercak lebih lebar yang selanjutnya dapat menyebabkan

bentuk daun abnormal, kaku, mengering dan mudah hancur. Pada pagi

hari yang dingin timbul miselium dan konidium (Pratama dkk, 2013).

Daun yang terjangkit penyakit downy mildew telah terlihat sejak hari

ke 16 yaitu pada tanggal 30 April 2017, namun karena dirasa belum

terlalu parah dan masih berupa bercak kekuningan akhirnya dibiarkan

dulu sambil melihat perkembangan selanjutnya. Namun setelah

didiamkan hingga keesokan hari, dan semakin parah karena

permukaan daun yang semakin cokelat karena mengering dan terkena

air hujan ditumbuhi oleh jamur. Akhirnya dilakukan pencegahan

penyebaran dengan cara memetik daun yang terjangkit penyakit

downy mildew. Pemetikan daun dimulai dari batang daun. Penyakit

downy mildew ini disebabkan oleh kondisi lingkungan sekitar tempat

penelitian yang terlalu lembab sehingga menyebabkan tumbuhnya

jamur pada permukaan daun yang terjangkit penyakit ini. Gambar

daun yang terjangkit penyakit downy mildew dapat dilihat pada

gambar 4.6 sebagai berikut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Gambar 4.6 Daun yang terjangkit penyakit downy mildew

2. Faktor-Faktor Lain

a. Iklim

Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan

Biologi Universitas Sanata Dharma yang berlokasi di desa Paingan,

Kabupaten Depok, Sleman, Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan

mulai dari pembuatan pupuk hingga panen dari tanggal 28 Februari

2017 sampai dengan 6 Mei 2017 (2 bulan 8 hari). Menurut Badan

Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG), musim kemarau

tahun ini mundur 1-2 dasarian (sepuluh hari) dari kondisi normal dan

akan terjadi secara bertahap mulai April 2017 mulai dari Kabupaten

Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, Kabupaten

Kulonprogo, hingga Kabupaten Sleman bagian Utara. Setelah itu,

kemarau akan terjadi secara total di DIY mulai Mei hingga Oktober
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

2017. Suatu wilayah dikatakan telah memasuki musim kemarau

apabila intensitas curah hujan telah tercatat kurang dari 50 milimeter

perdasarian. Pada Maret 2017, curah hujan di DIY mulai mengalami

penurunan dari rata-rata harian saat musim hujan. Sedangkan masa

transisi pergantian musim atau pancaroba baru terjadi pada awal

April. Adapun pada pertengahan Februari hingga 22 Februari,

kondisi curah hujan di DIY masih cukup tinggi dengan rata-rata

lebih kurang 150 milimeter perminggu. Terjadinya anomali cuaca ini

menyebabkan curah hujan yang tidak menentu selama masa

penelitian (Sigit, 2017).

b. Suhu Udara

Suhu udara juga dipengaruhi oleh cuaca. Hujan yang sering

turun selama masa penelitian menyebabkan suhu udara pada tempat

penelitian berada antara 26,1ᵒC – 35,4ᵒC. Pengukuran Suhu udara

menggunakan alat yaitu termohigrometer yang diletakkan di tengah-

tengah tempat penelitian dan ditunggu selama ± 5 menit. Menurut

Warisno dan Kres (2010), suhu udara pada kisaran tersebut termasuk

suhu yang panas. Tanaman bayam cabut yang merupakan tanaman

sayuran hijau akan dapat tumbuh dengan optimal pada suhu udara

20-30ᵒC. Kenaikan suhu yang drastis hingga mencapai 35,4ᵒC karena

pengukuran dilakukan pada pagi hari setiap pukul 08.00 WIB dan

terkadang suhu di tempat penelitian tidak stabil bisa optimal bisa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

juga hingga 35,4ᵒC. Data pengukuran suhu udara selama penelitian

dapat dilihat pada lampiran no 10.

c. Kelembaban Udara

Pada saat penelitian dilakukan pengukuran Kelembaban

udara menggunakan termohigrometer dengan cara menyimpannya di

tengah-tengah tempat penelitian dan ditunggu selama ± 5 menit.

Kelembaban udara tempat penelitian berkisar anatara 50-92%.

Kondisi lembab menyebabkan banyaknya air yang diserap ke dalam

tanaman sehingga mendukung aktivitas pemanjangan sel-sel.

Kelembaban yang optimum untuk pertumbuhan bayam cabut adalah

40-60% (Anonim, 2011). Menurut Yusni B (2001) tanaman bayam

cabut cocok bila ditanam di lahan terbuka dengan sinar matahari

penuh atau berawan dan tidak tergenang air / becek.

Jika dilihat dari hasil pengukuran Kelembaban udara pada

tempat penelitian, sudah dapat dikatakan baik karena saat

Kelembaban udara terendah 50% hanya terjadi pada 1 kali saja yaitu

pada tanggal 16 April 2017 yaitu pada hari kedua setelah bayam

dipindah ke polibag. Keadaan saat pengukuran hari itu dapat

dikatakan suhu cukup panas sebesar 35,5ᵒC, sehingga mempengaruhi

pengukuran Kelembaban yang mencapai 50%. Kelembaban udara

sebesar 50% masih masuk dalam Kelembaban udara ideal bagi

tanaman bayam, namun seterusnya Kelembaban udara di tempat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

penelitian mencapai hingga 92%. Menurut Cahyono (2003)

Kelembaban udara yang lebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap

pertumbuhan tanaman, yakni tanaman tumbuh tidak sempurna,

tanaman tidak subur serta kualitas daun akan jelek. Sebaliknya jika

Kelembaban terlalu rendah akan menyebabkan kenaikan suhu dan

dehidrasi pada tanaman. Kelembaban udara tinggi menyebabkan

transpirasi menjadi lambat, sehingga penyerapan unsur hara juga

akan lambat. Kelembaban udara yang tinggi dapat menstimulir

pertumbuhan jamur, fungi, bakteri, yang dapat merugikan tanaman.

Data Kelembaban dan suhu udara secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran no 10.

d. pH Tanah dan pH Pupuk Ketapang

Pada saat pengukuran pH tanah dilakukan dengan cara

memilih 3 polybag dari tiap kelompok perlakuan dengan cara

pengamatan dan dipilih mana yang terlihat basah, sedang dan kering

setelah itu baru dilakukan pengukuran pH tanah dengan

menggunakan alat yaitu soil tester dengan cara menusukkannya ke

dalam tanah yang ada di polybag dan ditunggu selama ± 5 menit.

Hasil pengukuran pH tanah adalah pH terendah didapat 4,4 dan yang

tertinggi mencapai 6,3. Menurut Rukmana (2010), kisaran pH yang

baik sebagai syarat tumbuh tanaman bayam cabut adalah 6-7.

Derajat keasaman (pH) sangat penting bagi pertumbuhan tanaman


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

bayam cabut, menurut Rukmana (2010) bila pH tanah di atas 7

pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih

kekuning-kuningan (klorosis) akibat ketersediaan unsur nitrogen,

besi, mangan, borium dan tembaga relatif sedikit. Sebaliknya pada

pH dibawah 6 pertumbuhan tanaman bayam cabut akan menurun

akibat unsur fosfor, kalium, belerang, kalsium dan magnesium

menurun dengan cepat. Terjadinya kelainan pada tanah yang

memiliki pH di bawah 6 karena unsur alumunium, besi dan mangan

merupakan racun bagi tanaman tersebut. Hasil pengukuran pH tanah

yang lengkap dapat dilihat pada lampiran no. 11.

Saat pembuatan pupuk ketapang, dilakukan pula

pengukuran pH pupuk secara berkala tiap 3 hari sekali dan didapati

hasil pengukuran terakhir pada tanggal 28 Maret 2017, didapati hasil

pengukuran pH pupuk ketapang sebesar 6. Menurut Yuwono (2009),

pH pupuk optimal untuk digunakan pada tanaman berkisar antara 6-

8. Dapat disimpulkan bahwa pupuk ketapang yang dibuat telah

memenuhi standar pH pupuk yang telah siap digunakan. Pengukuran

pH pupuk ketapang dapat dilihat pada lampiran no. 28.

e. Kelembaban Tanah

Pada saat penelitian juga dilakukan pengukuran

Kelembaban tanah dengan menggunakan alat soil tester dengan cara

menusukkannya ke tanah pada polybag yang ingin diukur dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

ditunggu selama ± 5 menit. Pengukruan Kelembaban tanah sama

seperti pengukuran pH tanah yaitu dipilih 3 polybag tiap kelompok

perlakuan dan diobservasi mana yang basah, sedang dan kering

setelah itu baru dilakukan pengukuran Kelembaban tanah. Pada

pengukuran Kelembaban tanah cukup sulit karena jika dilihat dari

permukaan tanah terlihat kering tapi jika digali sedikit kedalam,

tanahnya cukup lembab dan basah, sehingga pengukuran

Kelembaban tanah bisa dibilang cukup sulit. Hasil pengukuran

Kelembaban tanah terendah yaitu 2% dan tertinggi yaitu 6%. Hal ini

juga dapat dipengaruhi oleh alat yang error karena satu alat dipakai

oleh seluruh mahasiswa lain yang juga penelitian di kebun percobaan

dan dikalibrasi hanya seminggu sekali, sehingga bisa saja alat error

karena kurang dikalibrasi secara rutin. Hasil pengukuran kelembaban

tanah dapat dilihat pada lampiran no. 12.

C. Keterbatasan Penelitian dan Kendala

1. Penelitian ini hanya mengukur beberapa parameter pertumbuhan yaitu

tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman.

2. Hama yang menyerang tanaman penelitian cukup banyak sehingga

mempengaruhi hasil penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3. Penelitian ini dilakukan pada musim kemarau, seharusnya panas, namun

masih turun hujan pada saat proses pengambilan data sehingga

mempengaruhi hasil penelitian.

4. Pengomposan pupuk ketapang dilakukan selama satu bulan.

D. Implementasi Hasil Penelitian Dalam Pembelajaran Biologi

Hasil penelitian ini dapat diterapkan dan dikembangkan dalam

pembelajaran biologi untuk kelas XII. Materi pokok “Pertumbuhan dan

Perkembangan Tumbuhan” menggunakan kurikulum 2013. Khususnya pada

kompetensi dasar 3 “Memahami, menerapkan, menganalisis dan

mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah”.

Pada pembelajaran untuk materi pokok “Pertumbuhan dan Perkembangan

Tumbuhan” siswa dapat melaksanakan percobaan sederhana sesuai dengan

kompetensi dasar 4.1 yang berbunyi “Menyusun laporan hasil percobaan

tentang pengaruh faktor eksternal terhadap proses pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.”. Percobaan yang dilakukan siswa berkaitan dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Saat melakukan pengamatan di luar kelas maupun melakukan percobaan, siswa

akan dibentuk ke dalam kelompok agar lebih mudah mengorganisirnya. Siswa

diajak untuk mengamati tumbuhan yang ada di dalam lingkungan sekolah dan

mencari faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman yang diamati tersebut. Contoh percobaan sederhana yang dapat

dilakukan siswa adalah membuat pupuk kompos dari sampah organik yang

tersedia di sekitar lingkungan. Hasil percobaan siswa berupa laporan kelompok

dan presentasi singkat mengenai hasil percobaan tersebut. Instrumen

pembelajaran dapat dilihat pada lampiran no.13.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Pupuk kompos berbahan daun ketapang, pupuk kandang, dedak dan

dolomite berpengaruh pada tinggi dan berat basah tanaman bayam

cabut, terutama pada media yang komposisinya paling kecil yaitu P1

(30%). Hal ini karena pupuk yang dihasilkan belum cukup matang.

2. Pertumbuhan optimal bayam cabut (Amaranthus tricolor) ada pada

media tanam dengan pupuk berkomposisi daun ketapang (Terminalia

catappa) paling kecil yaitu P1 (30%).

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

B. Saran

Berikut ini adalah saran-saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dari

penulis :

1. Hendaknya memilih bahan utama untuk membuat pupuk kompos

yang cepat terurai agar masa fermentasi pupuk berjalan cepat agar

tidak memakan waktu banyak.

2. Fermentasi pupuk berbahan dasar daun ketapang (Terminalia

catappa) sebaiknya dilakukan minimal 2 bulan atau lebih, karena

selulosa pada daun ketapang termasuk tebal sehingga memakan waktu

yang cukup lama untuk diurai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Aiyelari, E.A., Ogunsesi, A., Oluwa, Ade, O.O., 2015, Effects of Terminalia
Catappa leaves with Poultry Manure compost, Mulching and Seedbed
preparation on the Growth and Yield of okra (Abelmoschus esculentus l.
Moench), Skripsi, University of Ibadan.
Ankamwar, B., 2010, Biosynthesis of Gold Nanoparticles (Green- Gold) Using
Leaf Extract of Terminalia catappa, E-J. Chem., 7(4): 13341339.
Anonim, 2011, http://koperasitanituwed.blogspot.com/2011/12/budidaya-tana-
manbayam.html, Diakses tanggal 24 Mei 2017.
Anonim, 2015, Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Bayam,
http://agroteknologi.web.id/cara-pengendalian-hama-dan-penyakit-
tanaman-bayam/, diakses tanggal 28 Mei 2016.
Babayi, H., Kolo, I., Okogun, J.I., Ijah, U.J.J., 2004, The antimicrobial Activities
of Methanolic Extract of Eucalyptus camaldulensis and Terminalia
catappa Againt some Pathogenic Microorganisms, An Int. J. Niger.
Soc. for Experiment. Bio, 16(2): 106-111.
Barker, A.V., dan D.J, Pilbeam, 2007, Hand Book of Plant Nutrition, CRC Press,
New York.
BPS. 2012. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. www.bps.go.id.
Diakses tanggal 5 Januari 2013.
Brady, N.C., dan R.R, Weil, 2002, The Nature and Properties of Soils, 13 Edition,
Upper Saddle River, New Jersey.
Cahyono, Bambang, 2003, Tekhnik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau, Yayasan
Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Chee Mun, F, 2003, Ketapang (Cattapa) LeavesBlack Water : Understanding
Black Water. I N B S F o r u m I n d e x, Http://www.joyabetta.com/.,
diakses tanggal 28 Mei 2016.
Djuarnani, Nan, Kristian, Setiawan, Budi, 2005, Cara Cepat Membuat Kompos,
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Fahmi, Arifin, Syamsudin, Sri, Nuryani, H, Utami dan Radjagukguk, Bostang,
2010, Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L) Pada Tanah Regosol dan
Latosol, Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, Volume 10, Nomor 3/2010.
Gao, J., Tang, X., Dou, H., Fan, Y., Zhao, X., Xu, Q., 2004, Hepatoprotective
Activity of Terminalia catappa L. Leaves and Its Two Triterpenoids, J.
Pharm and Pharmacol, 56(1): 17.
Gardner, F.P., R.B, Pearce dan R.L, Mitchell, 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya
- (Physiology of Crop Plants), Ul-Pres, Jakarta.
Hadisoeganda, 1996, Bayam Sayuran Penyangga Petani di Indonesia. Monograft,
Bandung.
Hao, X., F, Godlinski dan C, Chang, 2008, Distribution of phosphorus forms in
soil following long-term continuous and discontinuous cattle manure
applications, So/7 Science Society of America Journal, 72, 90-97.

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hardhiko, R.S., Suganda, A.G dan Sukandar, E.Y. ( 2004) Aktivitas


Antimikroba Ekstrak Etanol, Ekstrak Air Daun yang Dipetik dan Daun
Gugur Pohon Ketapang (Terminalia cattapa). Acta Pharamaceutica
Indonesia. XXIX :129-133.
Hardjowigeno, S, 1989, Ilmu Tanah, Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Homer, E.R., 2008, The effect of nitrogen application timing on plant available
phosphorus, Thesis, Graduate School of The Ohio State University,
USA.
Howell, A.B, 2004, Hydrozable Tannin Extracts from Plants Effective at
Inhibiting Bacterial Adherence to Surfaces. United States Patent
Application no.
20040013710.http://www.worldagroforestry.org/treedb2/AFTPDFS/Ca
esalpinia_sappan.pdf, diakses 25 Juli 2017.
Isroi, 2007, Pengomposan Limbah Padat Organik,
www.ipard.com/artperkebunan/komposisilimbahpadatorganik.pdf,
diakses tanggal 28 Mei 2016
Kate, 2013, Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kritis, www.kajianteori.com, diakses
tanggal 25 April 2017.
Lakitan, B., 1996, Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lemmens, R.H.M.J., 1992, Prosea, Plant Resources of South-East Asia 3, Dye
and Tannin-Producing Plants, diterjemahkan oleh N. Wulijarni-
Soetjipto, Prosea, Bogor.
Lin, Y., Kuo, Y., Shiao, M., Chen, C., Ou, J., 2000, Flavonoid Glycocides from
Terminalia catappa L, J. Chin. Chem. Soc., 47(1): 253-256.
Lingga dan Marsono, 2008, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Mandasari, I., 2006, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Ekstrak
Kloroform Daun Ketapang (Terminalia catappa Linn), Skripsi tidak
diterbitkan, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Diponegoro, Semarang.
Nazaruddin, 1994, Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah,
PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Nugroho, Delta Setya, 2011, Kajian Pupuk Organik Enceng Gondok Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Bayam Putih dan Bayam Merah (Amaranthus
tricolor L.), Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Nur, Tjahjadi, 1999, Hama dan Penyakit Tanaman, Kanisius, Yogyakarta.
Nurasanah., Kurniawan, Hendra, Bettiza, Martaleli, 2016, Identifikasi dan
Klasifikasi Jenis Penyakit Pada Daun Tanaman Semangka Berdasarkan
Tekstur Gray Level Cooccurrence Matrix dan Warna HSV
Menggunakan Metode Probabilistic Neural Network Pada Perkebunan
Semangka di Galang Batang Bintan, Artikel Ilmiah Fakultas Teknik
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Orwa.,et al., 2009, Caesalpiniasappan Linn. Agroforestry Database 4.0.
Pauly, G., 2001, Cosmetic, Dermatologycal And Pharmaceutical Use of An
Extract of Terminalia catappa, United State Patent Application.

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pitojo, Setijo, 2003, Benih Cabai, Kanisius, Yogyakarta.


Pratama, Wirandha Ryan, Jusak, Sudarmaningtyas, Pantjawati, 2013, Jurnal
Sistem Informasi, Volume 2, Nomor 2, 2338-137X.
Rahayu, D.S., Kusrini, D., Fachriyah, E., 2008, Penentuan Aktivitas Antioksidan
dari Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) dengan Metode 1,1-,
Difenil-2- Pikrilhidrazil (DPPH), Laboratorium Kimia Organik, Jurusan
Kimia Universitas Diponegoro.
Rukmana, Rahmat, 1994, Bayam Bertanam & Pengolahan Pascapanen, Kanisius,
Yogyakarta.
Rukmana, Rahmat, 2010, Bayam, Penebar Swadaya, Jakarta.
Semangun, Haryono, 2000, Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sigit, Agus, 2017, Musim Kemarau Diprediksi Mulai April, KR Jogja,
http://www.krjogja.com/web/news/read/25009/Musim_Kemarau_Dipre
diksi_Mulai_April, diakses 22 Mei 2017.
Simamora, Suhut dan Salundik, 2006, Meningkatkan Kualitas Kompos,
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Simbolon, Indra Gunawan, 2008, Pengaruh Kompos dan Pupuk Anorganik
Terhadap Pertumbuhan dan Serapan N, P, K Tanaman Jagung (Zea
mays L.) Pada Tanah Alluvial Karawang, Skripsi, Institut Pertanian
Bogor.
Sugiarto, 2011, Macam-Macam Hama dan Penyakit Pada Tanaman Serta Cara
Pengendaliannya,
https://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2011/01/20/macam-macam-
hama-dan-penyakit-pada-tanaman-serta-cara-pengendaliannya/, diakses
tanggal 4 Mei 2016.
Suleiman, A.A., E.A., Aiyelari, I.J.J., Otene, 2015, Effects of tillage and
Terminalia catappa L. leaf compost on soil properties and performance
of Capsicum chinense Jacq., International Journal of Advance
Agricultural Research, 73-82.
Suparno, Paul, 2011, Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Susetya, S.P, 2001, Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik, Pustaka Baru,
Yogyakarta.
Sutanto, Rachman, 2002, Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan, Kanisius, Yogyakarta.
Sutarya, Rahmat, 1990, Identifikasi Penyakit Mosaik pada Tanaman Bayam;
Suyanto, Agus, 1994, Hama Sayur dan Buah, Penebar Swadaya, Jakarta.
Tanujaya, B., 2013, Penelitian Percobaan, Rosda, Jakarta.
Tim Penyusun Kamus PS, 1997, Kamus Pertanian Umum, Penebar Swadaya
Grup, Jakarta.
Wididana, G. N. , 1993, Peranan Effective Microorganism 4 Dalam
Meningkatkan Kesuburan dan Produktivitas Tanah, Dalam Seminar
Indonesia Kyusei Nature Farming Societies, Jakarta, hal. 17.
Yusni, B., Nurudin, Azis, 2001, Bayam, Penebar Swadaya, Jakarta.
Yuwono, Dipo, 2009, Kompos, Penebar Swadaya, Jakarta

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Selisih Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan

Selisih Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan

Ulangan K P1 P2 P3 K2 P12 P22 P32


1 35.5 31.5 15 14.5 1260.25 992.25 225 210.25
2 29 19 16.5 25.5 841 361 272.25 650.25
3 33.5 36 19 22.5 1122.25 1296 361 506.25
4 37 26 19.5 14 1369 676 380.25 196
5 22.5 19 22.9 22.5 506.25 361 524.41 506.25
6 33.8 23.4 26 14 1142.44 547.56 676 196
7 23.2 26.5 14.5 18.7 538.24 702.25 210.25 349.69
8 28.8 16.5 13.8 22 829.44 272.25 190.44 484
9 30 26 16.2 17.7 900 676 262.44 313.29
10 29.5 22.7 19.2 15.8 870.25 515.29 368.64 249.64
∑ 302.8 246.6 182.6 187.2 9379.12 6399.6 3470.68 3661.62
2
∑ 91687.84 60811.56 33342.76 35043.84

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tinggi Tanaman

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Tinggi_Tanaman
N 40
a,,b
Normal Parameters Mean 22.9800
Std. Deviation 6.77061
Most Extreme Absolute .121
Differences Positive .121
Negative -.088
Kolmogorov- .768
Smirnov Z
Asymp. Sig. (2- .598
tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances

Tinggi_Tanaman
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.531 3 36 .664
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Data Mentah Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan

Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan Kontrol

Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
K1 8 9 10,5 13,5 16,5 20 25,5 27,5 30,5 34,5 39 43,5
K2 6,5 7 8,6 11,3 13,3 16,3 18,5 21,3 24,5 27 28 35,5
K3 7,5 8 10,5 12,5 16 20 23,5 26,5 29 30 35 41
K4 6 6,4 8,3 10,5 12,3 16 19,2 23,5 27 31,5 36 43
K5 5,5 5,6 6,1 6,1 6,5 7,1 9 10,7 13 17,5 23 28
K6 6,2 7,5 8,3 10,3 13 15,6 18 22,5 26 29 34,5 40
K7 8,3 9 11,5 12,5 14,2 16,5 19 21,5 23 25,2 29 31,5
K8 4,2 4,8 5,5 7 8,8 11,8 14,7 17,7 21,5 24 28 33
K9 7,5 9 9,9 12 14 16,7 18,7 22,5 26 28,5 33 37,5
K10 4,5 6,5 7 8,3 9,7 12 14 18 21 25 30 34
Jumlah 64,2 72,8 86,2 104 124,3 152 178,1 211,7 241,5 272,2 315,5 367
Rata-rata 6,42 7,28 8,62 10,4 12,43 15,2 17,81 21,17 24,15 27,22 31,55 36,7

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan 1 (30%)

Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P1-1 8,5 9,5 10,5 12 13,3 16,5 19,5 22,5 26 30 34,5 40
P1-2 7,5 8,3 10 10,5 12 13,1 14,2 17 18,5 20,5 22,6 26,5
P1-3 9 9,8 11,5 13,5 16,5 19,1 22,2 26 28,5 32 36,5 45
P1-4 6 7,5 9 8,3 11 13 15 17,5 20,5 22,8 27,5 32
P1-5 6,5 9 10 10 11,2 12,3 13,7 15 18 21,2 23 25,5
P1-6 7,6 8,5 10,3 11,3 14 15,5 17 18,5 21 23,5 26,5 31
P1-7 5 7 8,2 9 10 12,5 14,2 17,5 21,5 23,5 27 31,5
P1-8 7 7,5 8 8 9,8 10,5 11,7 14,2 16 18,2 20,5 23,5
P1-9 7 7,7 9 9 10,6 12,3 14,7 17,7 20,5 23,5 27 33
P1-10 7,3 8,5 9,9 10,5 11,5 12,5 15,2 17 18 21,5 26 30
Jumlah 71,4 83,1 96,4 104,1 119,9 137,3 157,4 182,9 208,5 236,7 271,1 318
Rata-rata 7,14 8,31 9,64 10,41 11,99 13,73 15,74 18,29 20,85 23,67 27,11 31,8

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan 2 (50%)

Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P2-1 5,5 6,2 7,5 7,2 8,5 9,5 11,3 11,7 15 15,6 17,7 20,5
P2-2 6,5 7,5 7,8 9 10,3 11 12,5 14 16,5 18 20 23
P2-3 6,5 7,5 7,8 8,5 9 10,3 12,4 15 17,5 19,3 22 25,5
P2-4 8,5 9,1 10,2 10,2 12,5 12,7 14,2 16,5 18,5 22,5 25,5 28
P2-5 6,6 7,3 7,6 8,5 9,5 11,2 13 15,3 18 21 24,3 29,5
P2-6 5 5,8 6 8 9 10,3 13,5 16,5 20,7 24 28,5 31
P2-7 5,5 6,1 6,2 6,5 7,8 8,5 9,5 10,5 12,5 14,5 16,5 20
P2-8 5,2 6 6,2 6,5 7,8 8,5 9,5 10,5 12,5 14 15,5 19
P2-9 7,3 6,2 7,3 7,6 9,3 10 11 12 14,5 17 20 23,5
P2-10 6,8 8 7,9 8,8 10 12 13,5 16 18,5 19,7 23,5 26
Jumlah 63,4 69,6 74,5 80,8 93,7 104 120,4 138 164,2 185,6 213,5 246
Rata-rata 6,34 6,96 7,45 8,08 9,37 10,4 12,04 13,8 16,42 18,56 21,35 24,6

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan 3 (70%)

Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P3-1 4,5 5 5,5 6,2 6,5 8 8,5 9 12 13 15 19
P3-2 5 6,2 6,7 7,5 10,2 11,5 13,5 15,5 19 21 26 30,5
P3-3 6,5 7,3 7,5 8 9,2 10,8 12 15,3 17,5 20,5 23,5 29
P3-4 6 7,3 7,5 7,5 8,2 9,3 9,5 10,7 12,2 14 16 20
P3-5 7,5 8 9,2 9 11,2 13,5 15 15,5 21 22,6 25,5 30
P3-6 7 7,7 8,5 9 11 10,7 11,2 12,5 14,5 15,5 18 21
P3-7 6,3 8 8,5 8,8 9,8 10,5 12,5 14 16 19 21 25
P3-8 7 7,3 8,3 9 11 12,5 13,5 15 17,5 20,5 24 29
P3-9 7,3 7,2 8 8,8 9,5 10,8 12 13,5 16 18 20,5 25
P3-10 7,2 7,5 7,6 8,7 9,2 10,3 11,2 13,5 15 17 19 23
Jumlah 64,3 71,5 77,3 82,5 95,8 107,9 118,9 134,5 160,7 181,1 208,5 251,5
Rata-rata 6,43 7,15 7,73 8,25 9,58 10,79 11,89 13,45 16,07 18,11 20,85 25,15

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Data Mentah Jumlah Daun Tiap Perlakuan

Pertumbuhan Jumlah Daun Bayam Cabut Perlakuan Kontrol

Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
K1 8 9 15 24 30 48 63 72 73 85 85 88
K2 8 9 12 17 19 29 30 40 43 46 49 56
K3 7 7 13 16 23 42 51 52 52 57 61 65
K4 8 10 14 22 26 43 59 65 79 82 87 95
K5 6 1 3 4 5 7 9 15 18 21 28 39
K6 7 8 10 16 20 37 44 45 82 83 83 76
K7 8 11 19 24 37 49 65 68 70 103 103 109
K8 7 7 8 11 18 36 41 46 56 60 60 72
K9 8 9 14 16 21 30 39 54 54 57 53 60
K10 5 6 7 8 10 27 31 48 49 59 62 63
Jumlah 72 77 115 158 209 348 432 505 576 653 671 723
Rata-rata 7,2 7,7 11,5 15,8 20,9 34,8 43,2 50,5 57,6 65,3 67,1 72,3

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan Jumlah Daun Bayam Cabut Perlakuan 1 (30%)

Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P1-1 8 10 11 11 17 32 46 51 54 60 70 75
P1-2 8 9 10 10 16 22 30 36 39 45 46 48
P1-3 8 9 11 19 30 45 51 55 57 63 69 88
P1-4 8 11 10 10 12 25 28 35 39 39 47 51
P1-5 7 8 9 11 15 31 40 46 53 54 61 63
P1-6 8 9 10 11 14 24 36 38 49 51 61 72
P1-7 9 9 10 10 14 25 35 37 47 49 52 54
P1-8 8 7 8 8 11 21 33 35 41 44 50 61
P1-9 7 7 7 9 11 25 32 37 40 46 55 72
P1-10 9 10 12 17 14 33 45 49 52 62 70 71
Jumlah 80 89 98 116 154 283 376 419 471 513 581 655
Rata-rata 8,0 8,9 9,8 11,6 15,4 28,3 37,6 41,9 47,1 51,3 58,1 65,5

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan JumlahDaun Bayam Cabut Perlakuan 2 (50%)

Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P2-1 8 9 8 9 13 23 31 31 43 45 50 54
P2-2 7 7 8 10 15 23 27 33 33 40 47 49
P2-3 8 8 7 13 17 19 31 34 40 43 50 50
P2-4 7 8 10 9 12 20 27 25 41 47 52 60
P2-5 7 8 8 8 11 23 30 31 33 47 57 70
P2-6 7 9 13 16 30 45 56 62 62 90 86 107
P2-7 7 7 6 6 7 12 21 24 35 36 38 43
P2-8 7 8 7 8 11 20 31 35 40 43 51 52
P2-9 7 8 9 9 15 17 24 34 40 43 50 62
P2-10 7 7 7 8 16 30 35 36 45 48 50 55
Jumlah 72 79 83 96 147 232 313 345 412 482 531 602
Rata-rata 7,2 7,9 8,3 9,6 14,7 23,2 31,3 34,5 41,2 48,2 53,1 60,2

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan Jumlah Daun Bayam Cabut Perlakuan 3 (70%)

Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P3-1 6 7 7 7 9 16 21 23 28 33 34 56
P3-2 8 9 10 10 16 35 38 43 46 53 64 66
P3-3 7 7 7 7 11 23 20 38 40 46 56 62
P3-4 7 8 6 6 8 13 28 24 28 34 39 46
P3-5 7 8 9 9 15 24 29 39 43 46 49 62
P3-6 8 9 9 9 13 12 25 30 32 29 29 41
P3-7 8 9 10 8 9 19 25 33 35 38 43 55
P3-8 7 8 10 9 13 21 26 33 37 44 45 52
P3-9 7 7 9 8 14 18 19 28 30 34 40 50
P3-10 7 7 7 7 13 20 27 28 35 37 30 42
Jumlah 72 79 84 80 121 201 258 319 354 394 429 532
Rata-rata 7,2 7,9 8,4 8,0 12,1 20,1 25,8 31,9 35,4 39,4 42,9 53,2

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Data Selisih Jumlah Daun Tiap Perlakuan

Selisih Jumlah Daun Tiap Perlakuan

Ulangan K P1 P2 P3 K2 P12 P22 P32


1 80 67 46 50 6400 4489 2116 2500
2 48 40 42 58 2304 1600 1764 3364
3 58 80 42 55 3364 6400 1764 3025
4 87 43 53 39 7569 1849 2809 1521
5 33 56 63 55 1089 3136 3969 3025
6 69 64 100 33 4761 4096 10000 1089
7 101 45 36 47 10201 2025 1296 2209
8 65 53 45 45 4225 2809 2025 2025
9 52 65 55 43 2704 4225 3025 1849
10 58 62 48 35 3364 3844 2304 1225
∑ 651 575 530 460 45981 34473 31072 21832
2
∑ 423801 330625 280900 211600

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah Daun

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jumlah_Daun
Test of Homogeneity of Variances
N 40
Jumlah_Daun
Normal Parametersa,,b Mean 55.4000

Std. Deviation 16.47967 Levene


Statistic df1 df2 Sig.
Most Extreme Differences Absolute .137
1.268 3 36 .300
Positive .137

Negative -.087

Kolmogorov- .868
Smirnov Z

Asymp. Sig. .438


(2-tailed)

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Berat Basah Tiap Perlakuan

Berat Basah Bayam Cabut Tiap Perlakuan (gram)

Ulangan KONTROL P1 P2 P3
1 72 53 20 18
2 43 64 30 41
3 61 64 24 39
4 70 32 54 17
5 27 35 55 19
6 83 31 72 47
7 65 36 28 24
8 54 24 30 42
9 69 36 34 36
10 57 33 37 13
∑ 601 408 384 296
Rerata 60,1 40,8 38,4 29,6

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Berat Basah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berat_Basah
N 40
Normal Parametersa,,b Mean 42.2250
Std. Deviation 18.23843
Most Extreme Differences Absolute .138
Positive .138
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .871

Asymp. Sig. (2-tailed) .434


a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances

Berat_Basah

Levene Statistic df1 df2 Sig.


.098 3 36 .961
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Lampiran 9. Data Hasil Uji Laboratorium Pupuk dan Tanah

Hasil Uji Pupuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Hasil Uji Tanah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Lampiran 10. Data Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara

Hari Tanggal Keterangan


Suhu Kelembaban
Udara Udara
11/4 28,2 ᵒC 81 %
14/4 30,8 ᵒC 72 %
16/4 35,5 ᵒC 50 %
18/4 28,4 ᵒC 82 %
20/4 34,4 ᵒC 64 %
22/4 30 ᵒC 80 %
24/4 33,8 ᵒC 68 %
26/4 32,1 ᵒC 68 %
28/4 33,2 ᵒC 77 %
30/4 33 ᵒC 71 %
2/5 35,4 ᵒC 60 %
4/5 26,1 ᵒC 92 %
6/5 26,3 ᵒC 92 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11. Data Pengukuran pH Tanah

Hari, tanggal Keterangan

14/4 K1:5 P1 5 : 5,1 P2 3 : 5,2 P3 2 : 5,3

K 5 : 5,1 P1 9 : 5,4 P2 5 : 5,4 P3 5 : 6,1


K 9 : 5,2 P1 10: 5,2 P2 9 : 6 P3 9 : 5,3
16/4 K6:5 P1 4 : 5,4 P2 3 : 5,4 P3 7 : 5,2
K 2 : 4,3 P1 5 : 6,1 P2 4 : 5,4 P3 1 : 5,2
K 7 : 4,4 P1 9 : 6,1 P2 2 : 5,4 P3 3 : 5,2
18/4 K 1 : 5,4 P1 6 : 6 P210 : 6 P3 2 : 5,4
K 3 : 5,1 P1 2 : 6 P2 7 : 5,3 P3 9 : 5,4
K 7 : 5,1 P1 1 : 6 P2 4 : 6 P3 5 : 5,25
20/4 K 10 : 5,1 P1 3 : 6 P2 6 : 5,4 P3 2 : 5,4
K 5 : 5,3 P1 7 : 6 P2 8 : 5,4 P3 1 : 6
K 4 : 5,2 P1 10 : 6 P2 5 : 5,4 P3 8 : 5,1
22/4 K 7 : 5,1 P1 8 : 5 P2 3 : 5,4 P3 6 : 6,1
K 10 : 4,4 P1 6 : 5,4 P2 4 : 5,2 P3 1 : 5,3
K 1 : 5,2 P1 10 : 5 P2 9 : 5,3 P3 4 : 6,1

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24/4 K 10 : 5,3 P1 9 : 5,4 P2 3 : 5,4 P3 1 : 5,2


K 1 : 5,3 P1 3 : 5,3 P2 1 : 6 P3 7 : 5,4

K3:5 P1 10 : 6 P2 7 : 6 P3 3 : 6,2
26/4 K 5 : 5,1 P1 7 : 6 P2 4 : 5,3 P3 4 : 5,3
K 8 : 5,1 P1 4 : 5,3 P2 6 : 5,3 P3 5 : 5,3

K 1 : 4,4 P1 10 : 5,3 P2 1 : 5,3 P3 1 : 5,1

28/4 K5:5 P1 2 : 5,4 P2 1 : 6 P3 10 : 6


K2:5 P1 4 : 5,4 P2 10 : 6,1 P3 6 : 6,1
K 7 : 5,2 P1 10 : 6 P2 2 : 6,1 P3 9 : 6
30/4 K 5 : 5,1 P1 2 : 5,4 P2 1 : 6,1 P3 2 : 6,2
K6:6 P1 10 : 6,1 P2 10 : 6 P3 9 : 6,2
K 9 : 5,2 P1 1 : 6 P2 2 : 6 P3 1 : 6,2
2/5 K 2 : 5,3 P1 2 : 6 P2 3 : 6,2 P3 6 : 6,2
K 6 : 5,4 P1 6 : 6,1 P2 1: 6,2 P3 4 : 6,2
K1:6 P1 1 : 6,1 P2 2: 6,2 P3 2 : 6,3
4/5 K 10 : 5,3 P1 6 : 6,2 P2 4 : 6,2 P3 2 : 6,1
K 6 : 5,1 P1 10 : 6,3 P2 2 : 6,2 P3 8 : 6,2
K 7 : 5,3 P1 1 : 6,3 P2 9 : 5,4 P3 4 : 6,3
6/5 K 5 : 5,3 P1 7 : 6,2 P2 1 : 6,3 P3 1 : 6,2
K 10 : 5,2 P1 4 : 6,1 P2 8 : 6,3 P3 2 : 6,2
K 8 : 5,3 P1 1 : 6,2 P2 2 : 6,2 P3 5 : 6,2

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12. Data Pengukuran Kelembaban Tanah

Hari, tanggal Keterangan

14/4 K1:5 P1 5 : 5 P2 3 : 4 P3 2 : 4

K5:5 P1 9 : 4 P2 5 : 4 P3 5 : 4
K9:4 P1 10: 4 P2 9 : 3 P3 9 : 4
16/4 K6:5 P1 4 : 4 P2 3 : 4 P3 7 : 4
K2:6 P1 5 : 3 P2 4 : 4 P3 1 : 4
K7:6 P1 9 : 3 P2 2 : 4 P3 3 : 4
18/4 K1:4 P1 6 : 4 P210 : 3 P3 2 : 4
K3:5 P1 2 : 3 P2 7 : 4 P3 9 : 3
K7:5 P1 1 : 4 P2 4 : 3 P3 5 : 4
20/4 K 10 : 5 P1 3 : 3 P2 6 : 4 P3 2 : 3
K5:4 P1 7 : 3 P2 8 : 4 P3 1 : 3
K4:4 P1 10 : 4 P2 5 : 4 P3 8 : 4
22/4 K7:5 P1 8 : 5 P2 3 : 4 P3 6 : 2
K 10 : 6 P1 6 : 3 P2 4 : 4 P3 1 : 4
K1:4 P1 10 : 5 P2 9 : 4 P3 4 : 2
24/4 K 10 : 4 P1 9 : 4 P2 3 : 4 P3 1 : 4

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

K1:4 P1 3 : 4 P2 1 : 3 P3 7 : 4

K3:5 P1 10 : 3 P2 7 : 3 P3 3 : 2
26/4 K5:5 P1 7 : 3 P2 4 : 4 P3 4 : 4
K8:5 P1 4 : 4 P2 6 : 4 P3 5 : 4

K1:5 P1 10 : 4 P2 1 : 4 P3 1 : 5

28/4 K5:6 P1 2 : 4 P2 1 : 3 P3 10 : 3
K2:5 P1 4 : 4 P2 10 : 2 P3 6 : 2
K7:4 P1 10 : 3 P2 2 : 2 P3 9 : 3
30/4 K5:5 P1 2 : 4 P2 1 : 3 P3 2 : 2
K6:3 P1 10 : 3 P2 10 : 2 P3 9 : 2
K9:4 P1 1 : 3 P2 2 : 3 P3 1 : 2
2/5 K2:4 P1 2 : 3 P2 3 : 2 P3 6 : 2
K6:4 P1 6 : 3 P2 1: 2 P3 4 : 2
K1:3 P1 1 : 2 P2 2: 2 P3 2 : 1
4/5 K 10 : 4 P1 6 : 2 P2 4 : 2 P3 2 : 2
K6:5 P1 10 : 2 P2 2 : 2 P3 8 : 2
K7:4 P1 1 : 2 P2 9 : 4 P3 4 : 2
6/5 K5:4 P1 7 : 2 P2 1 : 2 P3 1 : 2
K 10 : 4 P1 4 : 3 P2 8 : 2 P3 2 : 2
K8:4 P1 1 : 2 P2 2 : 2 P3 5 : 2

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13. Silabus

Silabus

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas : XII

Semester : Gasal

Kompetensi Inti :

KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.

KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI. 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengarang, dan menggambar) terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar


Waktu
Pertumbuhan dan Perkembangan
1.1 Mengagumi, 1. Pertumbuhan 1. Konsep Pertumbuhan dan Observasi 6 JP  Buku Biologi
menjaga, dan Perkembangan  Kerja ilmiah, SMA kelas X
melestarikan Perkembangan Mengamati sikap ilmiah,  Internet
keteraturan dan  Faktor luar  Mengamati tanaman di dan  Artikel tentang
kompleksitas dan faktor lingkungan sekitar dan keselamatan pertumbuhan
ciptaan Tuhan dalam pada menonton video tentang kerja dan
tentang ruang pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar


Waktu
lingkup, objek dan 2. Merencanakan perkembangan tumbuhan Portofolio tumbuhan
permasalahan dan Menanya (siswa dimotivvasi  Laporan  Video tentang
Biologi menurut Merancang untuk membuat pertanyaan Percobaan pertumbuhan
agama yang Percobaan tentang pertumbuhan dan dan
dianutnya.  Membuat perkembangan tumbuhan) Tes perkembangan
rancangan  Apa yang dimaksud  Post Test tumbuhan.
2.1 Berperilaku ilmiah percobaan pertumbuhan dan
(jujur, disiplin, pembuatan perkembangan?
tanggung jawab, pupuk  Faktor apa sajakah yang
peduli, santun, kompos mempengaruhi
ramah lingkungan, dengan pertumbuhan dan
gotong royong, mengkaji perkembangan pada
kerjasama, cinta artikel dan tumbuhan?
damai, responsif video tentang  Mengapa tumbuhan
dan proaktif) pembuatan mengalami pertumbuhan
dalam melakukan pupuk dan perkembangan?
percobaan dan kompos.

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar


Waktu
diskusi di dalam Mencoba
kelas maupun di  Mencari tumbuhan di
luar kelas. sekitar lingkungan untuk
diamati dan mencoba
3.1 Menjelaskan mengkaitkannya dengan
pengaruh faktor faktor internal dan eksternal
internal dan faktor yang mempengaruhi
eksternal terhadap pertumbuhan dan
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
perkembangan Menalar
makhluk hidup.  Menganalisis faktor internal
dan eksternal yang
4.1 Menyusun laporan mempengaruhi
hasil percobaan pertumbuhan dan
tentang pengaruh perkembangan tumbuhan.
faktor eksternal  Menarik kesimpulan
terhadap proses

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar


Waktu
pertumbuhan dan tentang konsep
perkembangan pertumbuhan dan
tanaman. perkembangan serta faktor-
faktor yang mempengaruhi.
Mengkomunikasikan
 Mempresentasikan hasil
kajian dan diskusi tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan.

2. Melakukan Percobaan
Tentang Pertumbuhan
Dan Perkembangan
Tumbuhan.
Mengamati
 Membaca artikel tentang
pembuatan pupuk kompos

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar


Waktu
dan menonton video
pembuatan pupuk kompos
Menanya
Guru memancing siswa
bertanya seputar faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan
tumbuhan:
 Apa hubungan faktor-faktor
internal dan eksternal
dengan pertumbuhan dan
perkembangan?
 Bagaimana langkah-
langkah melakukan
percobaan/ eksperimen
penelitian?

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar


Waktu
 Apa hubungan antara pupuk
kompos dengan
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan?
Mencoba
 Membuat rancangan
percobaan penanaman dan
pengaplokasian pupuk
kompos.
 Melakukan percobaan
penanaman dan
pengaplikasian pupuk
kompos.
 Melakukan pengamatan dan
pengambilan data.

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar


Waktu
Menalar
 Mengolah data hasil
percobaan.
 Menjawab permasalahan
dan mencari hubungan
faktor-faktor terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan.
 Menarik kesimpulan dari
percobaan yang telah
dilakukan.
Mengkomunikasikan
 Melaporkan hasil percobaan
secara lisan (presentasi) dan
secara tertulis (laporan).

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XII
Alokasi Waktu : 6 JP
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

A. Kompetensi Inti
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.

KI. 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengarang, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

menggambar) terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di


sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut
agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif)
dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar
kelas.
3.1 Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
4.1 Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

C. Indikator

1.1.1 Menjaga kesehatan dan kebersihan dalam diri siswa.


2.1.1 Bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok dan kegiatan
percobaan.
2.1.2 Bersikap kritis, responsif dan proaktif dalam melakukan kegiatan diskusi
kelompok dan melakukan percobaan.
2.1.3 Santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dalam kegiatan
diskusi dan presentasi.

3.1.1 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan.
3.1.2 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

4.1.1 Merancang desain percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap


pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dan mempresentasikan hasil
diskusi.
4.1.2 Melaksanakan percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
4.1.3 Melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan tata cara
penulisan laporan ilmiah yang benar.

D. Tujuan Pembelajaran

1.1.1.1 Selama proses pembelajaran siswa mampu menjaga kebersihan dan


kesehatan lingkungan.
2.1.1.1 Siswa mampu bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok
dan melakukan percobaan.
2.1.2.1 Siswa mampu bersikap kritis, responsif dan proaktif dalam melakukan
kegiatan diskusi kelompok dan melakukan percobaan.
2.1.3.1 Siswa dapat bersikap santun dan bertanggung jawab dalam
berargumentasi dalam kegiatan diskusi dan presentasi.

3.1.1.1 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan melalui kegiatan diskusi kelompok.

3.1.2.1 Siswa mampu, mengidentifikasi hubungan antara faktor internal dan


eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk
hidup melalui kegiatan percobaan berdasarkan hasil percobaan.

4.1.1.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa mampu merancang desain


percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dan mempresentasikan hasil diskusi secara
singkat di depan kelas.

4.1.2.1 Setelah merancang desain percobaan, siswa mampu melaksanakan


percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

4.1.3.1 Siswa mampu melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan
tata cara penulisan laporan ilmiah yang benar dalam bentuk laporan
tertulis.

E. Materi Pembelajaran

 Pertumbuhan dan perkembangan.


 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.

F. Model dan Metode Pembelajaran

 Model pembelajaran kooperatif.


 Metode pembelajaran : diskusi, eksperimen, presentasi.

G. Sumber Belajar/ Alat dan Bahan


Sumber belajar : Buku Biologi SMA kelas X, hasil karya ilmiah, laporan
hasil penelitian, internet, LKS.

Alat:

1. Kertas
2. Pensil / Ballpoint
3. LCD
4. Laptop
5. Polybag
6. Mistar
7. Termometer

Bahan:

1. Pupuk Kompos berbahan daun ketapang (Terminalia catappa), pupuk


kandang, dolomite dan dedak
2. Bibit tanaman bayam dan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


Pertemuan Pertama (2x45 menit)
Pendahuluan Menyiapkan kondisi 1. Guru memulai pelajaran dengan
15 menit belajar mengucapkan salam, mengecek
kehadiran siswa, dan berdoa
bersama.
Apersepsi 2. Guru menampilkan gambar tentang
pertumbuhan dan perkembangan.
Motivasi 3. Guru memberikan pertanyaan
tentang proses apa yang terjadi
pada video tersebut?
Orientasi 4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
5. Guru membagi siswa dalam
kelompok.
Inti 60 Menit Mengamati 6. Mengamati video tentang
pertumbuhan dan perkembangan
7. Membaca artikel tentang
pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan.
Menanya 8. Siswa dibimbing untuk membuat
pertanyaan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan.
Mencoba 9. Guru membagikan LKS 1.
10. Menggali informasi tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan melalui tayangan
video/ gambar/ animasi, buku,
dan sumber lain.
11. Diskusi tentang konsep
pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup.
12. Diskusi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
Menalar 13. Siswa diminta untuk mengaitkan
faktor-faktor yang mempengaruhi
dengan pertumbuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


perkembangan.
Mengkomunikasikan 14. Presentasi hasil diskusi tentang
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
Evaluasi 15. Guru memberi pertanyaan secara
lisan berkaitan dengan materi
pembelajaran yang telah
disampaikan.
Penutup 15 Rangkuman 16. Guru membimbing siswa
menit merangkum hasil pembelajaran.
Refleksi 17. Guru mengajak siswa
merefleksikan hasil belajar.
Tindak Lanjut 18. Guru menugaskan siswa untuk
mencari artikel tentang langkah-
langkah melakukan percobaan dan
penyusunan laporan hasil
percobaan.

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


Pertemuan Kedua (2x45 menit)
Pendahuluan Menyiapkan kondisi 1. Guru memulai pelajaran dengan
10 menit belajar mengucapkan salam, mengecek
kehadiran siswa, dan berdoa
bersama.
Apersepsi 2. Guru mengingatkan tugas yang
pada pertemuan sebelumnya.
3. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok untuk mengambil LKS
2.
Motivasi 4. Guru membawa hasil pupuk
kompos yang telah matang dan
siap pakai. Guru menunjuk
beberapa perwakilan siswa untuk
mengamati warna, aroma dan
tektur pada pupuk kompos
tersebut.
Orientasi 5. Guru menyampaikan materi dan
tujuan pembelajaran.
Inti 65 Menit Mengamati 6. Siswa diajak untuk mengamati
video pembuatan pupuk kompos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Menanya 7. Memberikan pertanyaan tentang


langkah-langkah melakukan
percobaan/eksperimen.
Mencoba 8. Siswa dibagi ke dalam kelompok,
dan berdiskusi dalam kelompok
untuk membuat rancangan
percobaan
Menalar 9. Siswa berdiskusi merancang
percobaan tentang pertumbuhan
dan perkembangan bersama
kelompoknya.
Mengkomunikasikan 10. Mempresentasikan hasil
rancangan percobaan.
Evaluasi 11. Guru memberikan pertanyaan
secara lisan berkaitan dengan
materi pembelajaran yang telah
disampaikan.
Penutup 15 Rangkuman 12. Guru membimbing siswa
menit merangkum hasil pembelajaran.
Refleksi 13. Siswa diajak untuk melakukan
refleksi dari hasil pembelajaran
yang telah dilakukan.
Tindak Lanjut 14. Siswa diminta untuk menyiapkan
alat dan bahan dan LKS 2 yang
dibutuhkan dalam pembuatan
pupuk kompos untuk pertemuan
berikutnya.

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


Pertemuan Ketiga (2x45 menit)
Pendahuluan Menyiapkan kondisi 1. Guru memulai pelajaran dengan
10 menit belajar mengucapkan salam, mengecek
kehadiran siswa, dan berdoa
bersama.
Apersepsi 2. Guru mengingatkan siswa
mengenai tugas untuk membawa
alat dan bahan dan LKS 2 yang
digunakan untuk penanaman.
Motivasi 3. Guru bertanya, apa kegunaan dari
alat dan bahan yang dibawa
tersebut? Agar pikiran siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

terpancing.

Orientasi 4. Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran.
Inti 65 Menit Mengamati 5. Siswa diajak untuk menonton
video pengaruh faktor eksternal
dan internal pada tanaman.
Menanya 6. Siswa dipancing untuk bertanya
tentang faktor eksternal dan
internal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
Mencoba 7. Siswa berkumpul dengan anggota
kelompoknya dan mulai
melakukan rancangan percobaan
yang telah dibuat sebelumnya.
Menalar 8. Siswa diminta menghubungkan
pengaruh faktor eksternal dan
internal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.
Mengkomunikasikan 9. Setiap kelompok
mempresentasikan secara singkat
hasil diskusi.
Evaluasi 10. Guru memberikan post test.
Penutup 15 Rangkuman 11. Guru membimbing siswa
menit merangkum materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
Refleksi 12. Guru mengajak siswa untuk
melakukan refleksi.
Tindak lanjut 13. Guru meminta siswa untuk
membaca materi pembelajaran
selanjutnya.

I. Penilaian

 Jenis penilaian : Tes (post test), dan Non-test (lembar observasi : lembar
penilaian sikap sosial, lembar penilaian presentasi, lembar penilaian
kegiatan percobaan, lembar penilaian laporan percobaan,
 Instrumen : soal post test, dan rubrik penilaian (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1)

LEMBAR KERJA SISWA 1 (LKS 1)

Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

A. Tujuan
3.1.1.1 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan melalui kegiatan diskusi
kelompok.

B. Alat dan Bahan


Alat tulis, video tentang proses pertumbuhan dan perkembangan pada
makhluk hidup

C. Cara Kerja
1. Ambillah LKS dan bacalah dengan cermat
2. Lakukan pengamatan terhadap tumbuhan yang ada di sekitar
lingkungan dan diamati faktor apa saja yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman tersebut.
3. Catat dan diskusikanlah hal tersebut dengan teman kelompokmu.
4. Presentasikan secara singkat hasil diskusi di depan kelas.

D. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud pertumbuhan dan perkembangan?
2. Tumbuhan apa saja yang kamu amati di lingkungan sekitar?
3. Sebutkan 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan!
4. Bagian tumbuhan manakah yang dipengaruhi oleh faktor tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

5. Bagaimana hubungan faktor-faktor tersebut terhadap perkembangan


dan pertumbuhan tanaman yang diamati?

Jawaban:

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
............................................................................................................................

E. Kesimpulan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Lampiran 16. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2)

LEMBAR KERJA SISWA 2 (LKS 2)

Judul : Merancang Percobaan Penanaman dan Pengaplikasian Pupuk

A. Tujuan
3.1.2.1 Siswa mampu, mengidentifikasi hubungan antara faktor internal
dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
pada makhluk hidup melalui kegiatan percobaan berdasarkan
hasil percobaan.
4.1.1.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa mampu merancang
desain percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan
mempresentasikan hasil diskusi secara singkat di depan kelas.
4.1.2.1 Setelah merancang desain percobaan, siswa mampu
melaksanakan percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
4.1.3.1 Siswa mampu melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan
dengan tata cara penulisan laporan ilmiah yang benar dalam
bentuk laporan tertulis.

B. Alat dan Bahan

Alat tulis, bibit bayam, polybag, air, pupuk kompos berbahan daun
ketapang, pupuk kandang, dedak dan dolomite.

C. Instruksi
1. Tanaman bayam dapat dilihat pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Tanaman bayam juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

3. Buatlah langkah kerja percobaan penanaman dan pengamatan


tanaman bayam berdasarkan video dan artikel tentang pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan yang telah dicari sebelumnya.
4. Aplikasikan pupuk daun ketapang yang telah pada tanaman bayam,
dan diamati faktor internal dan eksternal yang ada.

D. Hasil Rancangan

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Lampiran 17. Lembar Pengukuran Suhu dan Kelembaban Tempat


Percobaan

Pengukuran Aspek yang diamati


Ke-
Suhu Kelembaban

dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Lampiran 18. Lembar Penilaian Sikap Sosial

Lembar Penilaian Sikap Sosial

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ semester : X/ 1

Indikator :

2.1.1 Bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok dan


kegiatan percobaan.

2.1.2 Bersikap kritis, responsif dan proaktif dalam melakukan kegiatan


diskusi kelompok dan melakukan percobaan.

2.1.3 Santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dalam kegiatan


diskusi dan presentasi.

Rubrik Penilaian Sikap Sosial


Aspek Skor Indikator
3 1. Aktif dalam kegiatan kelompok,
Bekerjasama 2. Mau melakukan tugas sesuai dengan
kesepakatan
3. Sering membantu/ menolong sesama yang
kesulitan
2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator
1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator
3 1. Selalu menanggapi permasalahan dengan
Kritis masuk akal
2. Selalu mampu menarik kesimpulan dari data
yang telah ada (Cece, 1996 dalam Kate, 2013).
2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator
1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator
3 Suka melakukan sesuatu tanpa diminta terlebih
Proaktif dahulu
2 Terkadang melakukan sesuatu tanpa diminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Rubrik Penilaian Sikap Sosial


Aspek Skor Indikator
terlebih dahulu
1 Melakukan sesuatu dengan diminta terlebih dahulu
(Pasif)
3 1. Segera melakukan sesuatu yang diminta oleh
Responsif sesama dengan baik
2. Melakukan sesuatu sesuai dengan instruksi
3. Suka menanggapi pertanyaan dan pendapat
sesama
2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator
1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator
3 1. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan
Bertanggungjawab baik
2. Menerima resiko dari tindakan yang
dilakukan, dan tidak malu meminta maaf.
3. Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang
akurat
2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator
1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator
3 1. Tidak berkata-kata kotor dan kasar
Santun 2. Tidak menyela pembicaraan orang lain
3. Menghormati orang yang lebih tua.
2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator
1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator
Skor Maksimal : 18

Nilai akhir = x 100

Kriteria Penilaian Afektif

Rentang Nilai Kriteria


≥ 75 A
65 – 74 B
56 – 64 C
50 – 55 D
≤ 50 E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Lampiran 19. Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi

Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ semester : X/ 1

Indikator :

4.1.1 Merancang desain penelitian mengenai pengaruh faktor luar terhadap


pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dan mempresentasikan hasil
diskusi.

Aspek Penilaian
No Kelompok Penggunaan Kekompakan Isi Skor
Bahasa Presentasi
1
2
Dst

Rubrik Penilaian Kegiatan Presentasi


Aspek Skor Kriteria
Penggunaan 3 Penyampaian presentasi menggunakan bahasa yang
Bahasa baik, jelas, dan sopan
2 Memenuhi 2 dari 3 kriteria
1 Memenuhi 1 dari 3 kriteria
Kekompakan 3 Saat presentasi tidak bergantung pada satu orang saja
saat presentasi, seluruh anggota kelompok
berkontribusi dalam presentasi, contohnya dalam
menjawab pertanyaan, saling percaya antar anggota
kelompok, contohnya tidak meremehkan
kemampuan antar anggota kelompok.
2 Memenuhi 2 dari 3 kriteria
1 Memenuhi 1 dari 3 kriteria
Isi Presentasi 3 Sesuai dengan permasalahan, dan jelas
2 Memenuhi 2 dari 3 kriteria
1 Memenuhi 1 dari 3 kriteria
Skor Maksimal : 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Lampiran 20. Lembar Penilaian Kegiatan Percobaan

Lembar Penilaian Kegiatan Percobaan

Topik kegiatan :
Hari/ tanggal :
Kelas :

No Nama Aspek Penilaian Jumlah Nilai


Persiapan Pelaksanaan Hasil Skor
1
2
Dst

Rubrik Penilaian Kegiatan Percobaan


Aspek Skor Kriteria
Persiapan 3 Pemilihan alat dan bahan sesuai kebutuhan,
menggunakan alat keselamatan kerja, alat dan bahan
yang dibawa lengkap (tidk ada yang lupa dibawa saat
hari H percobaan)
2 Telah melakukan 2 dari 3 kriteria
1 Telah melakukan 1 dari 3 kriteria
Pelaksanaan 3 Bekerja sesuai langkah kerja yang telah dirancang
bersama, antar anggota kelompok kompak, tidak
bergantung pada satu orang dalam kelompok.
2 Telah melakukan 2 dari 3 kriteria
1 Telah melakukan 1 dari 3 kriteria
Hasil 3 Data dan kesimpulan yang ada faktual, akuran dan jelas.
2 Telah melakukan 2 dari 3 kriteria
1 Telah melakukan 1 dari 3 kriteria
Skor Maksimal : 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Lampiran 21. Lembar Penilaian Laporan Percobaan

Lembar Penilaian Laporan Percobaan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester :X/1

No Langkah Skor Kriteria


1 Tujuan 3 Penulisan sesuai dengan rumusan masalah,
berkaitan dengan isi
2 Memenuhi 2 dari 3 kriteria
1 Memenuhi 1 dari 3 kriteria
0 Tidak ditulis
1 Tujuan 2 Penulisan sesuai dengan
2 Alat dan Bahan 3 Pengelompokkan alat dan bahan sesuai,
penulisan sesuai dengan judul
2 Pengelompokkan alat dan bahan kurang sesuai,
penulisan alat dan bahan terkadang sesuai
dengan judul
1 Pengelompokkan alat dan bahan tidak sesuai,
penulisan alat dan bahan tidak sesuai dengan
judul
0 Tidak ditulis
3 Waktu dan 3 Penulisan sesuai dengan kenyataan
Tempat
4 Cara Kerja 5 Penulisan selalu menggunakan kalimat pasif,
tulisan sistematis, alat dan bahan sesuai, jelas
dan tidak ambigu.
4 Memenuhi 4 dari 5 kriteria
3 Memenuhi 3 dari 5 kriteria
2 Memenuhi 2 dari 5 kriteria
1 Memenuhi 1 dari 5 kriteria
0 Tidak ditulis
5 Data 10 Penulisan data lengkap, jelas dan data sesuai
dengan lembar observasi, sesuai dengan isi
laporan, sesuai dengan kaidah penulisan dan
penyusunan laporan
8 Memenuhi 4 dari 5 kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

No Langkah Skor Kriteria


6 Memenuhi 3 dari 5 kriteria
4 Memenuhi 2 dari 5 kriteria
2 Memenuhi 1 dari 5 kriteria
0 Tidak ditulis
6 Hasil dan 30 Menyajikan data dalam bentuk tabulasi, grafik
Pembahasan atau diagram, ada keterkaitan antara uraian, isi,
contoh, dengan bukti, penulisan menggunakan
tata bahasa dan ejaan yang betul, sesuai dengan
tujuan percobaan, menjelaskan rumusan
masalah, menggunakan landasan teori yang
dicantumkan sumbernya, menggunakan
landasan teori yang relevan, penulisan
menggunakan bahasa sendiri, penulisan sesuai
dengan EYD
7 Kesimpulan 3 Penulisan singkat, jelas dan ditulis berdasarkan
hasil penelitian.
2 Memenuhi 2 dari 3 kriteria.
1 Memnuhi 1 dari 3 kriteria.
0 Tidak ditulis.
8 Kedisiplinan 3 Pengumpulan hasil kerja sebelum waktu yang
telah disepakati, atau tepat waktu.
1 Pengumpulan hasil kerja sesudah waktu yang
telah disepakati bersama
0 Tidak mengumpulkan hasil kerja
Skor Maksimal : 62

x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Lampiran 22. Lembar Penilaian Tingkat Pengetahuan Siswa Terhadap


Pembelajaran (Post test)

Lembar Penilaian Tingkat Pengetahuan Siswa


Terhadap Pembelajaran (Post test)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester :X/1

Kisi-kisi soal :

Indikator Nomor Soal dan Tingkat Pembelajaran


Mengi Memah Menerap Mengan Mengeva Mencipta
ngat ami kan alisis luasi kan
3.1.1 1 3
Menjel
askan faktor-
faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
3.1.2 2 4
Menga
nalisis
hubungan
antara faktor
internal dan
eksternal
dengan proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada makhluk
hidup
berdasarkan
hasil
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Soal dan Rubrik Penilaian Post Test


No Soal Jawaban Skor
1 Sebutkan dan Siswa dapat menjawab dengan tepat, 20
jelaskan 2 faktor mencakup semua poin.
yang Siswa dapat menjawab walaupun kurang 10
mempengaruhi mencakup semua poin.
pertumbuhan dan Tidak menjawab sama sekali. 0
perkembangan
pada tumbuhan?

2 Berdasarkan soal Siswa mampu menyebutkan hubungan antara 20


nomor 2, jelaskan faktor internal dan eksternal terhadap
pengaruh dan pertumbuhan tanaman dengan lengkap dan
hubungan dari jelas.
faktor-faktor Siswa mampu menjawab hubungan faktor 15
tersebut terhadap internal terhadap pertumbuhan.
tumbuhan. Siswa dapat menjawab hubungan faktor 10
eksternal terhadap pertumbuhan
Tidak menjawab sama sekali. 0
3 Apa yang terjadi Siswa dapat menjawab dengan tepat 20
pada tanaman jika Siswa dapat menjawab walaupun kurang tepat 10
salah satu dari Tidak menjawab sama sekali. 0
faktor-faktor
tersebut tidak
terpenuhi?
4 Bagaimana Siswa dapat menjawab dengan tepat 20
langkah-langkah Siswa dapat menjawab walaupun kurang tepat 15
melakukan Tidak menjawab sama sekali. 0
percobaan dari
hasil rancangan
yang telah kamu
buat?

Skor Maksimal : 80

x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Lampiran 23. Panduan Penilaian Akhir Aspek Kognitif

Lembar Panduan Penilaian akhir Aspek Kognitif

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester :X /1

No Nama Siswa Nilai Nilai Akhir


Post Test Laporan
Percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Lampiran 24. Gambar Alat, Bahan dan Proses Pembuatan Pupuk Kompos

S
e
m
u
Semua Bahan Padat (daun ketapang, a Semua bahan cair (tetes
dedak, dolomit, dan kotoran sapi) b tebu, EM4, air)ditakar
ditimbang menggunakan timbangan a menggunakan gelas ukur
gantung h
a
n
c
ai
r
(tS
ete
esm
Lalu dimasukkan ke dalam
teu
Semua bahan cair dicampur dalam tempat siram.
ba
satu tempat dan dicampur air 10 liter.
u,b
Ea
Mh
4,a
ain
r)c
diai
tarS
k (t
e
Setelah itu disiram
aret
m
menggunakan bahan cair
mesu
yang sudah dicampur air
Semua bahan padat dicampur jadi e te
a
dan diaduk kembali.
satu di atas terpal dan diaduk hingga n bb
rata g u,
a
gE h
uM a
n 4,
n
a ai
c
k r)
ai
di
r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

S
e
m
u
a
Setelah itu pupuk diungkep
Pupuk dikeringkan dibawah
selama bulan. Setiap 2 hari
b sinar matahari sampai
sekali pupuk diukur suhu dan
a benar-benar kering
kelembaban pupuk, juga suhu
h
dan kelembaban udara jika
a
terlalu panas, terpal dapat
n
dibuka, jika terlalu kering
dapat dilakukan penyiraman
c
dengan air pada pupuk dan
a
diaduk.
i
r

(
t
e
t
e
s

t
Setelah sebulan pupuk siap e
digunakan. b
u
,

E
M
4
,

a
i
r
)
d
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Lampiran 25. Alat Yang Digunakan Selama Penelitian dan Lokasi Penelitian

A.Soil tester B. Termohigrometer digital

A B

C. pH meter dan gelas ukur Plastik D. Mistar / Penggaris (50cm)

C D

E.Timbangan digital dan timbangan gantung F.Pacul, Ember dan Termometer

E
F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

G. Lokasi Penanaman Bayam cabut di dalam paranet yang ada di Kebun


Percobaan sedangkan lokasi Pembuatan pupuk di rumah sawah yang ada di
Kebun Percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Lampiran 26. Proses Pemindahan Bayam Cabut ke Polybag

A. Bayam Cabut yang sudah disemai B. Dicabut perlahan dengan


dicongkel menggunakan jari
tangan agar akar tidak patah
C

C. Ditanamn dalam polibag dengan

kedalaman 4 cm diberi anjir

dan diikat dengan tali rafia D. Bayam Cabut yang sudah


dipindah ke polibag.

.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Lampiran 27. Beberapa Proses yang Dilakukan Selama Penelitian dan Pada
Saat Panen

A B

B. Penyemprotan dengan pestisida

A. Penyiraman dilakukan Pagi C


dan Sore Tergantung Cuaca,

Air yang digunakan sebanyak 300 ml.

C. Menyiapkan bahan untuk


pembuatan pestisida

E
D

D. Pada awal Penelitian dilakukan

persiapan media dengan

melakukan penimbangan

E. Penimbangan berat basah saat


Panen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Lampiran 28. Pengukuran pH Pupuk Ketapang

Tanggal/bulan pH Pupuk Ketapang

28/2 4

3/3 4,3

4/3 4,3

6/3 4,3

9/3 6

12/3 6,1

15/3 6,5

18/3 6,5

21/3 6,3

24/3 6,3

28/3 6

Anda mungkin juga menyukai